BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1
Penyajian Data Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
wawancara
(in-depth-interview)
dimana
penulis
melakukan
wawancara secara langsung dengan tiga (3) informan yaitu Trisna Prandawa Putra selaku reporter Jurnal 19 dan dua (2) informan lainnya yaitu Ichsan Firmansyah selaku kameramen Jurnal 19, dan Dyah Prajnaparamita selaku produser program Jurnal 19. Peneliti juga melakukan observasi partisipan dengan melakukan kerja praktek dengan menjadi reporter Jurnal 19, sehingga dapat mengamati langsung dan menghimpun data dan mengembangkan hasil penelitian melalui pengamatan yang telah dilakukan. Selain itu penulis juga melakukan pengumpulan data dengan mengumpulkan dokumen dari pihak Binus TV, rundown program, sturuktur Binus TV. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model triangulasi dengan sumber. Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik dengan mengumpulkan seluruh hasil wawancara dengan 3 informan.
4.1.1 Deskripsi Identitas Informan Wawancara penelitian dilakukan kepada karyawan BINUS TV yang bertugas pada program Jurnal 19,. Wawancara dilakukan secara langsung (tatap muka). Adapun profile informan penelitian akan diuraikan: 1.
Dyah Prajnaparamita Seorang produser Jurnal 19 yang juga masih merupakan mahasiswa Marketing Communication di Bina Nusantara ini sudah bergabung dengan BINUS TV sejak tahun 2011.
2.
Trisna P. Putra Reporter yang merupakan sekaligus manajer news di Jurnal 19 ini bergabung dengan BINUS TV sejak awal tahu 2010.
3.
Ichsan Firmansyah Seorang kameramen yang sudah hampir 3 tahun menjadi kameramen di program Jurnal 19 ini, juga sekaligus sebagai station managaer di Binus TV.
4.2
Standart Oprasional Procedure Liputan 6 SCTV 4.2.1 Proses Pra Peliputan 1. Sampai di kantor reporter akan membuka jadwal peliputan (plotting) untuk melihat peristiwa apa yang akan reporter liput pada hari itu. 2. Plotting ditentukan oleh Koordinator Liputan. 3. Reporter mempersiapkan bahan liputan sesuai dengan plotting, dengan cara mencari dab membaca materi berita yang akan diliput pada hari itu dari Koran, internet, atau dokumen – dokumen. 4. Reporter
mulai
mencari
siapa
narasumber
yang
berkompeten untuk dimintai informasi, menghubungi (bila perlu) untuk membuat janji pertemuan. 5. Mempersiapkan daftar pertanyaan sesuai dengan isu yang mau diangkat. 6. Mempersiapkan peralatan peliputan (kamera, mic, tripod) bersama kameramen. 7. Memesan driver pada devisi transportasi dan, 8. Menulis surat jalan sebelum berangkat meliput sebagai arsip bahwa hari itu reporter sedang ditugaskan untuk meliput.
4.2.2
Proses Peliputan 1. Mencari informasi selengkap – lengkapnya di tempat kejadian. 2. Mewawancari narasumber.
4.2.3 Proses Pasca Peliputan 1. Pembuatan naskah berita untuk dibacakan oleh news presenter. 2. Setiap informasi yang didapatkan di lapangan diolah sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
4.3
Hasil Penelitian Masalah akan penulis bahas pada bab ini berdasarkan hasil penelitian
penulis selama di lapangan. Dari hasil penelitian penulis menemukan berbagai kendala dalam meliput sebagai reporter, tidak hanya itu saja penulis juga akan membahas tugas reporter mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Dari hasil observasi yang dilakukan, penulis mendapatkan jawaban bahwa produser, reporter dan kameramen memiliki keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat terpisahkan. Tugas utama dari produser adalah mencari ide berita yang akan diliput oleh reporter yang akan terjun secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi berita. Sedangkan kameramen memiliki fungsi untuk merekam informasi yang akan diliput oleh reporter.
“ya..jadi awalnya, awalnya di certain dulu ya misalnya, kita terima liputan ni, terus (ee..) kita nysusun agenda liputan udah gitu misalnya liputan hari itu si reporter sama si kameramen kan ada bagian bagi, ada tugas – tugasnya hari itu siapa yang liputan. Nah reporter dan cameramen pada hari itu di kasih tugas liputan, terus dia meliput, ketika dia ngeliput hari itu…” (P)
4.2.1 Analisis Peran Reporter Pada Tahapan Pra Produksi Proses pra produksi merupakan tahap awal proses produksi. Tahap pra produksi sangat penting dan akan menentukan lancar atau tidaknya proses produksi nanti. Pada tahapan pra produksi sebelum reporter melakukan liputan, reporter akan mendapatkan agenda liputan terlebih dahulu,
“ya..jadi awalnya, awalnya di certain dulu ya misalnya, kita terima liputan ni, terus (ee..) kita nysusun agenda liputan udah gitu misalnya liputan hari itu si reporter sama si kameramen kan ada bagian bagi, ada tugas – tugasnya hari itu siapa yang liputan….”(P)
Setelah mengetahui agenda atau bahan liputan reporter menyiapkan hal – hal yang diperlukan sebelum melakukan peliputan, ” persiapannya tentunya pas dia lagi di kantor itu dia harus siapin peralatan tulis itu udah bener – bener jadi e.. soulmatenya si seorang reporter, dia harus siapin note book – nya atau di catatan kecil gitu, bawa pulpen dan bawa mic. Itu tuh udah bener – bener e… sahabatnya banget, soulmatenya dari seorang reporter, itu persiapannya. Dan sebelum berangkat dia juga harus tahu, dia mau meliput apa gitu, jangan sampai nanti dia udah nyampe TKP dia baru mencari tahu dia mau ngeliput apa? Jangan sampai seperti itu, jadi di kantor dia udah harus tahu dlu dia mau ngeliput apa.” (R)
Berdasarkan
kutipan
tersebut,
dengan
membandingkan
observasi selama penulis menjadi reporter program Jurnal 19, reporter
memiliki tugas untuk menyiapkan perlengkapan yang diperlukan, serta menyiapkan daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk mewawancarai narasumber. Hal ini guna menghindari kemungkinan untuk kehilangan informasi penting dari narasumber.. Pada tahapan pra produksi, produser akan memberikan pengarahan terhadap reporter dan kameramen mengenai berita yang akan diangkat. Seorang reporter harus mengetahui terlebih dahulu apa yang akan diliput. Reporter juga harus mengerti berita yang akan diangkat nantinya.
4.2.2 Analisis Peran Reporter Pada Tahapan Produksi Setelah tahap pra produksi selesai dipersiapkan secara baik, barulah tahap produksi dimulai. Pada tahapan produksi, reporter bertugas
melakukan peliputan serta membawakan naskah berita yang telah dia buat sebelum peliputan dimulai. Saat melakukan peliputan, reporter akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah ia siapkan sebelumnya kepada narasumber untuk di wawancara sehingga mendapatkan informasi – informasi yang dibutuhkan untuk bahan berita yang akan diangkat. Berita yang ditulis berdasarkan pada situasi atau kondisi yang terjadi di sekitar, serta untuk memperkuat informasi yang
dibutuhkan
reporter
melakukan
wawancara
terhadap
narasumber. ” Udah dari situ sampai di TKP yang kameramen cari gambar yang reporter itu tugasnya mencari berita, dia bisa mencari dengan cara observasi, dia cari di lingkungan
sekitarnya dia ya kan? Dia melihat keadaannya di lingkungan sekitar dia itu apa? Dia bisa tulis dari situ ya kan? Nanti untuk tambahan – tambahannya untuk memperkuat dari e… berita yang dia, si reporter tulis ini informasi yang reporter tulis itu bisa dilakukan dengan wawancara, gitu. Jadi dia bisa wawancara sama siapa aja yang ada di sekitar di linkungan sekitarnya yang dia ketemuin, yang menurut dia oke ini cocok ni buat e.. apa nambahin informasi gue, misalnya kayak gitu.” (R)
Setelah melakukan peliputan selesai, reporter kembali recheck lagi data – data narasumber, setelah semua sudah lengkap reporter kembali ke kantor untuk membuat naskah. “Nanti sampai di… sebelum dia balik ke kantor, dy re-check lagi, udah bener apa belum beritanya yang dia tulis gitu kan? Sesuai fakta apa enggak gitu? Terus udah selesai semua, jangan lupa nama narasumber juga, itu wajib jangan sampai salah tulis gitu. Nah udah sampai situ, udah lengkap semua dia balik ke kantor, langsung buat naskah, gitu”. (R)
Dalam melakukan produksi liputan reporter sudah pasti menemukan beberapa kendala di lapangan. Kendala yang sering kali reporter hadapi dalam menjalankan tugas sebagai reporter Jurnal 19 adalah, ”kendala? Kalau di tanya kendala paling e.. susahnya orang untuk di wawancarai,biasanya seperti itu. Orang yang di wawancarai susah, tapi kita harus jadi reporter harus tahu caranya gimana untuk kita bisa menggali si sumber, si narasumber ini. Jadi kita buat dia nyaman dulu sama kita, jangan – jangan sampai kita datengin langsung “pak, bagaimana tanggapan bapak tentang e.. kasus ini” jangan langsung gitu. Kita ajak ngobrol dulu, kita basa basi dulu gitu. Kayak pembukaannya lah gitu. Jadi buat lu nya juga di ajak wawancara jadi nyaman, gitu. Terus e….. tadi blg apa? Kendala ya? Terus lingkungan sekitar enggak mendukung, kondisi atau keadaan sekitar enggak ngedukung. Itu aja sih.” (R)
Selama penulis melakukan observasi pada program Jurnal 19, kendala yang di hadapai bukan hanya itu saja. Kendala lainnya adalah butuhnya surat ijin peliputan. Ini yang terkadang tidak miliki oleh Binus TV dalam melakukan peliputan. Tidak adanya surat ijin mempersulit reporter dalam mencari mencari berita, di karenakan ada berberapa tempat yang meminta surat ijin untuk meliput.
4.2.3 Analisis Peran Reporter Pada Tahapan Pasca Produksi Pada tahapan pasca produksi, reporter selalu melakukan evaluasi dengan tim produksi Jurnal 19 “Terus di olah, terus langsung naik kan di produksinya Jurnal 19 jam 7 malem itu, setelah itu kita ada evaluasi. Nah di evaluasi ini kita ee…. Mengevaluasi apa ee… kegiatan – kegiatan yang, kegiatan news yang kita lakukan selama sehari itu.” (P)
Selama proses pasca produski . evaluasi, yang dibahas adalah tahapan pra produksi sampai dengan pasca produksi. Evaluasi berguna untuk meminimalisir kesalahan pada tahapan-tahapan produksi mendatang, sehingga produksi Jurnal 19 semakin berkualitas.