BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik
praktis
maupun
teoritis
(Semiawan,
2010).
Sekaran
dalam
Semiawan(2010), juga mendefinisikan penelitian sebagai suatu kegiatan terorganisir, sistematis, berdasarkan data yang dilakukan secara kritis, objektif, ilmiah untuk mendapatkan jawaban dan pemahaman yang lebih mendalam atas suatu masalah. 3.1
Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan perencanaan penelitian yang lebih terkait dengan sampel, yaitu kelompok kecil dari populasi, yang akan digunakan dalam penelitian (Semiawan, 2010). Subjek penelitian kualitatif adalah subjek yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan bisa memberikan sebanyak mungkin data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti memilih responden remaja merokok berumur 11-22 tahun yang memiliki orangtua/pengasuh yang merokok. Peneliti memilih usia remaja sebagai responden, karena mengacu dari data yang dilansir oleh Susenas selaku lembaga yang melakukan survei tembakau di Indonesia, yang menyebutkan tingginya peningkatan pengguna rokok pada usia remaja setiap tahunnya.
27
3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Adapun karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan diteliti: A. Jenis kelamin laki-laki B. Remaja berumur 12 – 22 tahun C. Berperilaku merokok (perokok sedang atau perokok berat, dikarenakan hasil survey yang peneliti dapatkan lebih dari 50% remaja menjadi perokok sedang dan berat) D. Memiliki orangtua yang merokok 3.1.2
Jumlah Subjek Penelitian Penelitian
kualitatif
tidak
mementingkan
jumlah
subjek
penelitian, yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah subjek yang bisa sebanyak mungkin memberikan informasi yang ingin didapatkan, artinya tidak menekankan pada jumlah keterwakilan, tetapi lebih kepada kualitas informasi (Semiawan, 2010). Pada penelitian ini jumlah subjek atau partisipan yang diambil adalah sebanyak 3 orang remaja yang memiliki orangtua merokok. Dengan pertimbangan 3 orang subjek tersebut dapat mengwakili tujuan penelitian agar hasil penelitian dapat lebih bervariasi.
28
3.1.3
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu sampel sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian (Semiawan, 2010). Sampel tidak menekankan pada jumlah dan keterwakilan, akan tetapi sampel harus sesuai dengan konteks dalam penelitian.
3. 2
Desain Penelitian. Pendekatan
yang
peneliti
pakai
dalam
penelitian ini
adalah
pendekatan menggunakan metode kualitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengekplorasi dan memahami suatu gejala sentral, dan untuk memahami gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan (Creswell dalam Semiawan, 2010). Metode menggunakan pertanyaan terinci dan mendetail. Dengan tujuan mencari pengertian yang mendalam tentang suatu gejala, fakta atau realita. Fakta gejala atau realita hanya dapat dipahami jika peneliti menelusuri secara mendalam dan tidak hanya terbatas di permukaan saja. Kedalaman ini menjadi keunggulan dan ciri khas metode kualitatif, oleh karena itu pengertian yang mendalam tidak akan mungkin tanpa wawancara, observasi dan pengalaman langsung. Pendekatan kualitatif partisipan
mengungkapkan
memberikan peluang seluas-luasnya pada pikiran
pendapat
dan
informasi
tanpa
pembatasan oleh peneliti. Informasi partisipan atau subjek tersebut kemudian 29
diperuncing oleh peneliti sehingga terpusat sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek atau partisipan dalam kualitatif berbeda dengan kuantitatif karena turut aktif memberikan informasi, sedangkan dalam metode/pendekatan kuantitatif responden hanya menjawab kuisioner atau pertanyaan yang sudah disiapkan peneliti beserta dengan jawabannya. Dalam
metode
ini,
Tipe
penelitian
yang
digunakan
adalah
fenomenologi. Willig (2010) mengatakan bahwa pengertian fenomenologi adalah gambaran akan pengalaman individu atau kelompok akan suatu fenomena. Tujuan dari tipe penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, member gambaran dan memahami pengalaman individu atau kelompok dalam suatu fenomena. Dalam penelitian ini fenomena yang ingin diteliti adalah perilaku merokok. Pengalaman subjek yang ingin digali adalah pengalaman saat mengambil keputusan untuk merokok. 3.2.1
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Semiawan (2010) yang mengatakan bahwa ada tiga bentuk dasar metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: observasi, wawancara dan analisa dokumen. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ketiga bentuk metode tersebut untuk mengumpulkan data.
30
3.2.1.1 Wawancara Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara. Peneliti menggunakan metode wawancara ini agar dapat mengetahui
secara
mendalam
informasi
yang
dibutuhkan.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner. Tidak semua data dapat diperoleh dengan obeservasi. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab antara pewawancara dengan subjek atau partisipan (Semiawan, 2010). Wawancara yang dilakukan dengan tidak terstruktur, waktu bertanya dan cara memberikan respon
bebas
dan
berbeda
dengan
wawancara
terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur memberi kesempatan lebih banyak terhadap subjek untuk mengeluarkan pengalaman, pendapat dan informasi. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview). Tahap-tahap wawancara dalam penelitian adalah : 1. Menyusun teori dan dasar dari pertanyaan yang digunakan dalam wawancara/pedoman wawancara. 2. Menyusun pertanyaan yang akan diajukan kepada subjek. Pertanyaan dapat mengalami revisi jika ternyata pertanyaan kurang jelas dan tidak dimengerti oleh subjek 3. Menghubungi
subjek
dan
melakukan
konfirmasi
akan
kesediaan subjek untuk diwawancarai. 31
4. Memastikan subjek mengetahui apa tujuan dari wawancara, kerahasiaan profil, data subjek dan percakapan akan direkam sebagai bukti dan pencatatan verbatim guna membantu penelitian. 5. Menyiapkan alat atau instrumen yang akan dipakai pada pada saat wawancara bersama subjek berlangsung (recorder, tape). 6. Pertanyaan
wawancara
dapat
direvisi
atau
terjadi
penambahan disesuaikan dengan keadaan dan jawaban yang diinginkan dari subjek. 7. Melakukan pencatatan verbatim berdasarkan wawancara dengan subjek Konfirmasi
kepastian
dan
kesediaan
subjek
untuk
diwawancara dilakukan melalui pesan singkat telepon (SMS), blackberry messenger (BBM), dan melalui telepon. Setelah subjek menyetujui, maka dilakukan konfirmasi kedua dengan menemui subjek sesuai dengan tempat yang subjek inginkan. Table 3.1 Kegiatan Wawancara Subjek R, C dan A No
Tempat
Waktu
Subjek
1
Rumah R
Senin 13/06/11
R
23.00-00.00 2
Rumah R
Selasa ,14/06/2011
R 32
18.00 – 20..00 3
Rumah R
Rabu ,15/06/2011
R
18.00– 21.00 4
Teras rumah C
Kamis,16/06/2011 18.00 – 19.00
5
Teras rumah C
Jumat,17/06/2011 18.00 – 20.00
6
Ruang tamu A
C
Sabtu,18/06/2011
C A
22.00 – 23.00 7
Ruang tamu A
Minggu,19/06/2011
A
14.00-17.00
3.2.1.2 Observasi Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan (semiawan, 2010). Data yang di observasi dapat berupa gambaran sikap, kelakuan perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. data observasi juga dapat berupa intraksi dalam suatu organisasi atau pengalaman. Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti, siapa yang akan di observasi, kapan, berapa lama dan bagaimana. Dengan observasi peneliti menangkap hal yang tidak diungkapkan oleh subjek, hal tersebut biasa tidak 33
diungkapkan kepada orang asing akan tetapi dapat ditangkap peneliti dengan perasaan dan kepekaan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan wawancara. 3.3 Setting lokasi dan instrumen penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Lokasi
penelitian
dilakukan
diJakarta,
karena
peneliti
menyebarkan survey awal pada remaja Jakarta, yang dilakukan di 4 universitas
berbeda,
yaitu
universitas
Esa
Unggul,
Trisakti,
Tarumanegara dan BINUS. Lokasi penelitian dapat dirubah sewaktuwaktu dan disesuaikan dengan keinginan dari partisipan agar partisipan merasa nyaman. Table 3.2 Lokasi Penelitian Subjek R, C dan A NO
Lokasi penelitian
1.
Rumah R dan kamar R (daerah Tomang)
2.
Rumah C, teras dan saung depan rumah C
Subjek R C
(daerah Cengkareng) 3.
Rumah A, teras rumah C (daerah kosambi)
3.3.2
A
Instrumen penelitian Alat atau instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah alat perekam (recorder). Karena pencatatan data sangat penting dalam penelitian, karena data adalah dasar bagi peneliti 34
untuk menganalisa. Oleh karena itu pencatatan data harus dilakukan dengan cara yang tepat dan sebaik mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, untuk itu diperlukan instrument atau
alat
penelitian
agar
dapat
membantu
peneliti
dalam
pengumpulan data. Alat perekam memudahkan peneliti untuk mengingat kembali apa yang dikatakan oleh subjek. Peneliti menggunakan alat perekam dengan izin dari subjek. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Semiawan (2010), bahwa wawancara harus direkam sebagai nilai tambah, yaitu sebagai bukti asli bahwa peneliti melakukan wawancara dan bukti otentik jika terjadi salah penafsiran. Hasil wawancara yang telah direkam akan ditulis kembali
berupa
verbatim.
Peneliti
menggunakan
pedoman
wawancara sebagai panduan untuk melakukan wawancara pada subjek. Subjek diberikan lampiran informed conscent, agar subjek mengetahui identitas peneliti, tujuan serta kode etik dalam penelitian, lampiran juga digunakan sebagai pernyataan setuju subjek untuk menjadi responden penelitian. 3.4 Pengukuran 3.4.1 Validitas Dalam metode kualitatif akan lebih tepat jika menggunakan istilah “autentisitas” dari pada validitas. Karena autentisitas lebih berarti memberikan deskripsi, keterangan, informasi yang adil dan jujur (Semiawan, 2010). Harus dijamin bahwa hasil yang diperoleh 35
dan intrepretasi adalah tepat, dan berdasarkan informasi yang disampaikan
oleh
pertisipan
dan
bukan
karangan
sendiri.
Memvalidasi hasil penelitian berarti peneliti menentukan akurasi dan kredibiltas hasil melalui strategi yang tepat, seperti member checking dan triangulasi. Member checking adalah bahwa hasil wawancara kemudian dikonfrontasikan kembali dengan partisipan atau pemberi informasi.
Partisipan
harus
membaca
atau
mengoreksi
hasil
wawancara yang dibuat peneliti. Sedangkan proses triangulasi, adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Semiawan, 2010). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan autentisitas, Member checking, dan triangulasi. 3.4.2 Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan kepada
tingkat konsistensi bila
penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti yang lain atau oleh peneliti yang sama ditempat yang berbeda. Ada 3 macam reliabilitas, yaitu quixotic reliability dimana lingkungan penelitian dari observasi menghasilkan hasil penelitian yang tidak berubah. Diachronic reliability dimana stabilitas observasi seluruh waktu. Synchronic reliability yaitu kesamaan observasi dalam waktu yang sama (Semiawan, 2010). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Synchronic reliability.
36
3.5
Teknik analisis data. Dalam metode kualitatif mengubah data menjadi sebuah temuan, tidak ada alat ukur untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Metode kualitatif bersifat induktif yaitu dimulai dari fakta, realita dan gejala, masalah yang diperoleh melalui observasi secara khusus. Analisis data disini berarti mengatur secara sistematis bahan hasil wawancara dan observasi, menafsirkan dan menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan baru dan inilah yang disebut temuan. Analisis dilakukan setelah pengumpulan data. Analisa data dalam penelitian ini dengan beberapa tahap: a. Reduksi data Dalam tahap ini peneliti melakukan pemusatan dan memilih data kasar dari hasil wawancara dengan subjek. Dengan reduksi dapat dihasilkan pemilihan data informasi yang relevan dan yang tidak relevan dengan penelitian dengan demikian data yang didapatkan dari lapangan dapat dikelompokkan dan digunakan sesuai dengan penelitian untuk menghasilkan suatu kesimpulan. b. Penyajian data Seluruh
data
yang
telah
dipilih sesuai
dengan
penelitian kemudian dikelompokkan dan ditulis dalam bentuk narasi. Penyajian data yang bersifat naratif dimaksudkan agar data tidak terlepas dari konteksnya, Selain itu dalam penelitian 37
akan dilampirkan tabel waktu wawancara dan lampiran verbatim untuk memberikan informasi mengenai konteks penelitian yang dilakukan. Data yang ditampilkan dan dianalisa persubjek untuk melihat perbedaan dan persamaan informasi pada subjek. Dan kemudian ditampilkan dan dianalisa antar subjek untuk memperoleh kesimpulan.
c. Menarik kesimpulan Sesuai dengan maksud penelitian maka akan ditarik kesimpulan dari data yang telah telah dikelompokkan dengan cara
membandingkan
data
verbatim
yang
didapatkan
dilapangan. Sehingga kesimpulan akhir dapat menjawab maksud dari penelitian. 3.6 Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam penelitian ini dimulai dengan pencarian topik yang akan diteliti, lalu mencari data-data yang sesuai dengan topik penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan proposal penelitian berupa BAB I sampai BAB 3. Setelah proposal penelitian disetujui dan diterima peneliti mulai membuat pedoman wawancara yang akan digunakan untuk melakukan wawancara. peneliti mencari dan melakukan raport dengan beberapa calon subjek yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian.peneliti mendapat calon subjek melaui teman-teman dan 38
remaja yang mengisi kuesioner survei awal yang dilakukan oleh peneliti kepda 60 responden remaja. peneliti juga mempersiapkan informed consent setelah mempersiapkan pedoman wawancara. 2. Tahap pelaksanaan. Setelah membuat kesepakatan dengan ketiga subjek, peneliti melakukan perjanjian untuk melakukan wawancara persubjek pada hari yang berbeda-beda. Peneliti tetap memperdalam rapport dengan subjek. Informed consent juga dilakukan sebelum wawancara dimulai. Peneliti merekam pembicaraan dengan subjek agar dapat melakukan pencatatan verbatim, sehingga peneliti tidak melewatkan informasi yang peneliti butuhkan, peneliti melakukan wawancara sesuai dengan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Tahap Penyelesaian Setelah wawancara telah selesai dilakukan, peneliti mulai membuat verbatim dari hasil wawancara dan menyusun bab 4. Hasil dari analisa setiap subjek wawancara disusun dalam BAB 4. Kemudian dibuat kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab tujuan dan masalah penelitian. Pada BAB 5 selain kesimpulan disampaikan juga diskusi untuk menambah hasil penelitian.
39