BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas karakteristik subjek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, serta teknik pengolahan data. 3.1
Karakteristik Subjek Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Karakteristik subjek penelitian adalah menggambarkan bagaimana populasi
penelitian, sampel penelitian, serta pengambilan data dalam penelitian. 3.1.1 Populasi Sugiyono
(2010)
mengatakan
bahwa
populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam hal ini berkaitan dengan penelitian yaitu siswa SMA di Pekanbaru. 3.1.2 Sampel Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : • Siswa SMA Swasta berakreditasi A yang berada di kota Pekanbaru. • Terdiri dari siswa kelas X – XII. Alasan peneliti menentukan karakteristik tersebut adalah karena peneliti memiliki asumsi bahwa sekolah dengan akreditasi yang baik akan memiliki
26
27
peraturan yang lebih ketat terkait dengan perilaku mencontek siswanya. Banyaknya sekolah yang akan digunakan untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 sekolah, dengan target masing-masing sekolah adalah 180 orang siswa untuk menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini, sehingga total responden yang diperoleh adalah 720 orang siswa. 3.1.3 Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling maksudnya adalah pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap bahwa unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. (Nasution, 2003). Bahwa dalam penelitian ini sampel telah ditargetkan berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu siswa dari SMA Swasta di Pekanbaru yang berakreditasi A. Peneliti memilih beberapa SMA Swasta di kota Pekanbaru lalu mengambil sample dari masing-masing sekolah tersebut.
3.2
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian kuantitatif ini menggunakan analisis korelasional antara variabel, yang tujuannya adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2012).
28
3.3
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut yang akan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). 3.3.1 Variabel Terikat Variabel terikat dari penelitian ini adalah perilaku mencontek. Mencontek adalah perilaku yang tidak beretika dimana seorang siswa melihat jawaban siswa lain, mengambil jawaban siswa lain, serta membawa materimateri yang tidak diijinkan kedalam ruangan ujian. Pengukuran yang akan digunakan untuk mengukur perilaku mencontek ini adalah berdasarkan 4 klasifikasi perilaku mencontek berdasarkan Heterington dan Feldman (dalam Anderman dan Murdock, 2007), yaitu social active, social passive, indiviudalistic opportunistic, dan indepencent planned. Dalam pengukurannya klasifikasi perilaku mnecontek ini akan memiliki skor total masing-masing, skor yang paling tinggilah yang merupakan perilaku mencontek siswa tersebut. 3.3.2 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konformitas teman sebaya yang merupakan perilaku individu dengan mengadaptasi, meniru atau mengikuti perilaku kelompok, bertindak sesuai dengan standar maupun harapan yang dibentuk kelompok agar individu dapat diterima di dalam kelompok tersebut yang dilakukan karena tekanan kelompok secara nyata maupun hanya merupakan persepsi individu akan keberadaan tekanan kelompok. Yang membentuk konformitas teman sebaya ini adalah tindakan antisosial dan tindakan yang netral (Brendt dalam (Santor, Messervey, dan Kusumakar, 2000)). Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa berarti semakin
29
tinggi pula konformitas dari siswa tersebut, begitu pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah konformitas pada siswa tersebut.
3.4
Instrumen Penelitian Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat, dan akurat
karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) serta sumber data dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diharapkan mendapatkan gambaran yang mendekati dengan kebenaran yang ada, sehingga dari kuesioner ini diharapkan data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat terpecahkan. Kuesioner yang digunakan menggunakan skala likert. Djaali dan Muljono (2007) menjelaskan bahwa skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Terdapat dua jenis pernyataan yang digunakan dalam skala likert, yaitu pernyataan positif untuk mengukur sikap positif, dan pernyataan negatif untuk mengukur sikap negatif. Dalam menjawab pernyataan dalam skala likert ini, responden hanya perlu memberi tanda checklist ( ) atau tanda silang ( ) pada item pernyataan yang diaanggap paling sesuai atau paling mendekati dengan keadaan responden. Selanjutnya kuesioner yang telah diisi oleh responden perlu diberikan skor. Untuk pemberian skor sesuai dengan pernyataan positif dan negatif yang sudah ditentukan sebelumnya.
30 Tabel 3.1 Skor Kategori Skala Likert
Arah Pernyataan Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai (SS) (S) (TS) (STS) 4 3 2 1 Positif 1
Negatif
2
3
4
3.4.1 Blue Print Alat Ukur Mencontek Alat ukur perilaku mencontek yang digunakan adalah klasifikasi perilaku mencontek berdasarkan Heterington dan Feldman (dalam Anderman dan Murdock,
2007),
yaitu
social
active,
social
passive,
indiviudalistic
opportunistic, dan indepencent planned. Blue print dari skala perilaku mencontek adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Mencontek
NO
DIMENSI
1
Social Active
INDIKATOR
NO. ITEM
Meminta jawaban kepada siswa lain
1, 17, 8, 13, 21.
Mengandalkan orang lain 2
Social Passive
Diandalkan oleh siswa lain dan memberikan contekan
9, 2, 25, 14, 29 7, 22, 10, 18, 15, 3, 23.
3
Individualistic Opportunistic
Tidak merencanakan dan melakukan dengan tiba-tiba
26, 12, 28, 30, 6, 19
4
Independent Planned
Merencanakan untuk mencontek
24, 4, 16, 27, 5, 20, 11. 30
TOTAL
Nomor item yang berwarna merah merupakan item unfavorable. 3.4.2 Blue Print Konformitas Teman Sebaya Alat ukur konformitas yang digunakan adalah mengadaptasi alat ukur Peer Conformity Vignettes yang dikembangkan oleh Brent (1979). Skala ini dikonstruk berdasarkan aktifitas antisosial seperti mencuri, mencontek pada
31
saat ujian, dan juga aktifitas yang lebih netral seperti merokok, diet, dan menjadi anggota sebuah klub. Versi original dari Peer Conformity Vignettes diukur dalam 6 skala poin, mulai dari “sangat setuju” tidak konformitas sampai dengan “sangat setuju” konformitas. Santor, Messevery, dan Kusumkar (2000) mempermudah skoringnya, sehingga situasi-situasi tersebut diukur berdasarkan skala dikotomus (hanya dua pilihan) untuk mempermudah mengerjakannya. Sampel akan diberikan 15 situasi yang terdiri dari 7 situasi netral dan 8 situasi antisosial, contohnya : • Aktifitas netral : Besok anggota kelas akan mengadakan piknik. Kamu ingin datang lebih cepat, namun teman-teman menginginkan kamu untuk datang agak terlambat bersama mereka. • Aktifitas antisosial : Suatu hari saat pulang sekolah, kamu dan teman-teman sedang berada tidak jauh dari sekolah. tidak ada orang lain di sekitar dan teman-teman mu memutuskan untuk mencoret-coret dinding sekolah. Menurut kamu itu sebenarnya bukanlah hal yang baik, namun teman-teman meminta kamu untuk melakukannya. Diakhir dari setiap situasi yang diberikan, terdapat pertanyaan “apa yang akan kamu lakukan?”. Pilihan yang diberikan adalah melakukan apa yang benar-benar ingin dilakukannya atau mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Santor, Messevery, dan Kusumkar (2000), peer conformity vignettes memiliki nilai alpha cronbach antara 0.69 sampai dengan 0.91.
32 Tabel 3.3 Blue Print Alat Ukur Konformitas Teman Sebaya
NO
DIMENSI
INDIKATOR
NO. ITEM
1
Antisocial
2
Netral
Melanggar peraturan-peraturan yang ada Melakukan aktifitas bersama teman-teman
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15. 15
TOTAL
3.5
Teknik Pengolahan Data Aedi (2010) mengatakan bahwa pengolahan data dilakukan setelah peneliti
menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan penelitian baik dari mulai observasi, penyebaran instrumen penelitian, serta pengumpulan sebaran hasil penelitian yang bertujuan untuk mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan program komputerisasi SPSS (Statiscal Product And Service Solution) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugiyanto, 2010). Pengolahan data menurut Aedi (2010) meliputi: 1. Pengeditan Data (Editing) Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi. 2. Coding dan Transformasi Data
33
Coding atau pengkodean data adalah memberikan kode-kode tertentu pada tiap-tiap data termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang sama, seperti memberikan simbol-simbol tertentu dalam bentuk huruf dan angka. 3. Tabulasi Data Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuattabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat sebaiknya mempu meringkas semua data yang akan dianalisis. 3.5.1 Validitas Validitas dari sebuah pengukuran adalah untuk melihat sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengukur variabel yang ingin di ukur. Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan uji validitas pearson product moment, karena dapat mengukur hubungan antara dua variabel (Sugiyono, 2012). 3.5.2 Reliabilitas Reliabilitas dari sebuah alat ukur adalah untuk melihat kestabilan atau konsistensi dari pengukuran tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach karena dapat digunakan untuk mengukur item-item dengan pilihan jawaban yang banyak seperti likert. Alpha cronbach dapat melihat internal consistency dari sebuah alat ukur, dengan nilai 0 sampai 1.00. Semakin tinggi nilai yang didapat, maka semakin reliabel (Graveter & Forzano, 2012). 3.5.3 Uji Hipotesis Sugiyono (2012) mengatakan hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang
34
akan digunakan adalah pearson product moment karena teknik uji hipotesis ini dapat mengukur hubungan antara dua hipotesa serta menentukan hasil yang positif atau negatif Sugiyono (2012). Namun, diakrenakan sebaran data dalam penelitian ini tidak normal (pambahasan ditampilkan pada bab 4) maka uji hipotesa dalam penelitian ini menggunakan statistik nonparametrik spearman, karena statistik nonparametrik tidak menetapkan parameter, ukuran maupun syarat-syarat tertentu mengenai sebaran data harus normal, linier maupun homogen (Nisfianoor, 2009). 3.6
Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti melakukan persiapan dengan cara mencari fenomena
terlebih
dahulu.
Setelah
menemukan
fenomena
peneliti
menghubungkannya dengan variabel penelitian, kemudian mencari literatur untuk memperkuat variabel dari penelitian ini. Setelah menemukan beberapa literatur yang di anggap tepat, peneliti mencari alat ukur untuk penelitian ini. Alat ukur dalam penelitian ini terdiri dari dua alat ukur, yang sesuai dengan jumlah variabel dalam penelitian ini. Setelah melalui beberapa pertimbangan, peneliti memutuskan untuk mengadaptasi satu alat ukur yang sebelumnya sudah pernah digunakan dan menyusun sendiri sebuah alat ukur untuk satu variabel. Untuk alat ukur yang di adaptasi, peneliti menterjemahkan alat ukur yang berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dengan beberapa situasi yang di ubah. Setelah menterjemahkan dan menyusun alat ukur tersebut, peneliti melakukan expert judgement kepada 2 orang yang dianggap ahli. Setelah mendapatkan alat ukur untuk penelitian, peneliti menghubungi beberapa sekolah di Pekanbaru untuk meminta ijin melakukan penelitian, dan
35
menentukan tanggal melakukan penelitian. Setelah itu peneliti melakukan uji keterbacaan (face validity) untuk mengetahui bagaimana evaluasi dari subjek pengenai alat ukur penelitian ini. 3.6.2 Uji Keterbacaan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan uji keterbacaan terlebih dahulu kepada 4 orang yang dilakukan pada tanggal 31 Mei 2013. Evaluasi yang diberikan adalah sebagai berikut : • Instruksi yang diberikan cukup jelas. • Seluruh item dapat dimengerti dengan baik, tidak ada bahasa yang tidak dapat dimengerti. • Jumlah item juga tidak terlalu banyak. • Tulisan dapat dilihat dengan jelas. Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa alat ukur ini dapat dimengerti dengan baik. 3.6.3 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3, 4, 5 dan 7 Juni 2013 di 4 sekolah di Pekanbaru, yaitu SMA Muhammadiyah, SMA As-Shofa, SMA PGRI, dan SMA Seri Rama. Waktu penelitian berlangsung selama 6 bulan dimulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juli 2013.