BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Sebelum membahas desain penelitian pada penulisan tugas akhir ini, penulis akan mengutip beberapa definisi penelitian. Dr. Sue Greener (2008:10), metode penelitian adalah aktifitas-aktifitas yang didesain secara khusus untuk menghasilkan data seperti kuesioner dan interview. Dan metodologi penelitian adalah pendekatan dan pemahaman pada penelitian tersebut dan strategi yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian” Lebih lanjut Dr. Sue Greener (2008:10) mengemukakan “Mengerti dengan baik metode penelitian membantu kita dalam menjadi lebih spesifik dalam penelitian yang kita bahas, dan untuk memastikan bahwa penelitian tersebut dihasilkan dari sumber yang valid dan dikumpulkan dan dianalisa secara benar.” Dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu usaha memecahkan masalah atau menemukan suatu pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan dengan menerapkan metodologi penelitian. Dan metode penelitian adalah pendekatan, strategi yang digunakan untuk menghasilkan data dan informasi yang diperlukan. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini adalah penelitian Deskriptif. 3.1
Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
47
48 Ranjit Kumar (2011:10) menjelaskan bahwa “penelitian yang diklasifikasikan sebagai deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis sebuah situasi, masalah, fenomena, layanan atau program atau menyediakan informasi mengenai kondisi kehidupan dari sebuah komunitas atau menggambarkan pendekatan terhadap sebuah permasalahan” Jonathan Sarwono menjelaskan bahwa riset deskriptif berfungsi untuk menggambarkan karakteristik/gejala/fungsi suatu populasi dan metode yang biasa digunakan adalah survei dan observasi (Jonathan Sarwono, 2006:81). Dan Sugiyono (2010:54) menjelaskan bahwa dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak membuat perbandingan variabel dan mencari hubungan variabel satu dengan variabel lain. Mengenai pendekatan yang akan dilakukan, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2010:12) mengemukakan bahwa metode kuantitatif menghasilkan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic. Singkat kata, Penulis akan menggunakan metodologi deskriptif dalam meneliti dan menjelaskan konsep Green Business yang diterapkan dan pengaruhnya terhadap operasional Departement Engineering Novotel Jakarta Mangga Dua Square dengan melakukan penyebaran kuesioner, interview dan dokumentasi. 3.2
Lokasi Penelitian Lokasi pengumpulan data dan penulisan tugas akhir ini akan dilakukan pada: Lokasi : Novotel Jakarta Mangga Dua
49 Alamat : Jl. Gunung Sahari Raya 1, 14420, Indonesia Telp.
: +62 21 62312800
Fax
: +62 2162312900
Web
: http://www.novotel.com/gb/hotel-5704-novotel-jakarta-manggadua-square.room.shtml
3.3
Jadwal Penulisan Penulis membuat jadwal penelitian tugas akhir ini sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penulisan Tugas Akhir Bulan
No
Tahapan
Maret
1
Persiapan
2
Pengumpulan
2
3
4
v
v
v
April
Mei
4
1
2
3
v
v
v
v
v
v
v
v
4
1
2
3
v
v
v
v
v
v
v
Juni 4
1
v
v
2 3 4
Data 3
Penulisan Buku
4
Mendesain Buku
5
Editing
6
Cetak
v Tugas
v
v
Akhir
Melihat jadwal penelitian yang telah penulis rencanakan di atas, maka penulis akan menyelesaikan penulisan pada pertengahan Juni dan melakukan print soft cover pada minggu ke-2 Juni.
50 3.4
Variabel Penelitian Sugiyono mengemukakan bahwa variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:58). Menurut Davis, variabel “is simply symbol or a concept that can assume any one of a set of values” (seperti dikutip Jonathan Sarwono, 2006:53).
3.4.1 Variabel Independen Karena jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah penelitian deskriptif, maka hanya ada satu jenis variabel operasional, yaitu variabel independen. Dan dalam tugas akhir ini, terdapat 2 variabel independen. Variabel Independen
sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent dan variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010:59). Jonathan (2006:54) mengemukakan bahwa, “variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi”. Dalam penelitian Deskriptif, peneliti tidak membuat perbandingan variabel independen pada sampel lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain (Sugiyono, 2009:35)
51 Dalam penelitian ini, variabel independen pertama adalah Konsep Green Business yang diterapkan Novotel Jakarta Mangga Dua Square dan
variabel
Engineering
independen Novotel
kedua
Jakarta
adalah Mangga
Peranan Dua
Departemen
Square
pada
pengimplementasian tersebut.
3.5
Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian deskriptif yang dilakukan oleh penulis, terdapat 2 variabel yang independen yang diteliti.
3.5.1 Variabel Konsep Green Business Yang akan penulis teliti dalam variabel konsep green business adalah semua program, kegiatan, aktivitas, usaha yang dilakukan oleh Novotel Jakarta Mangga Dua Square dalam usaha mendapatkan sertifikasi green.Variabel ini memiliki 3 dimensi, yang diambil berdasarkan pada fokus konsep green business, yaitu keberlanjutan/sustainability. Ke-3 dimensi tersebut adalah lingkungan, ekonomi dan sosial (lihat Bab II). Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Variabel Green Business Dimensi
Indikator
Lingkungan
•
natural resource use
•
environmental management
•
pollution prevention
52 Sosial
Ekonomi
•
standard of living
•
education
•
community equal opportunity
•
cost saving
•
profit
•
economic growth
•
research & development
3.5.2 Variabel Peran Departemen Engineering Yang penulis teliti dalam variabel peran departemen engineering adalah tingkat keterlibatan dan kontribusi dari staff departemen engineering dalam proses pengimplementasian konsep green business pada Novotel Jakarta Mangga Dua Square. Tingkat kontribusi ini dinilai dari semua kegiatan, aktivitas, program dan usaha yang dilakukan oleh staff engineer yang berkaitan dengan konsep green business. Dan semua kegiatan yang dilakukan oleh departemen engineering dalam mendukung pengimplementasian konsep green pada sebuah hotel dapat dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan energy, kegiatan yang berhubungan dengan water, kegiatan yang berhubungan dengan recycle, dan kegiatan yang berhubungan dengan clean technology (lihat Bab II). Sugiyono (2010 : 148) mengemukakan bahwa, dalam menetapkan indikator dari variabel yang diteliti, diperlukan wawasan luas tentang
53 variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya. Caranya dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi (seperti buku, jurnal), membaca hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, dan konsultasi pada orang yang dipandang ahli. Oleh karena, penelitian peranan departemen engineering pada green hotel adalah sesuatu yang sangat baru, penulis menetapkan indikatornya berdasarkan analisa penulis dari subbab karakteristik green business, departemen engineering di green hotel dan juga berdasarkan observasi lapangan pada departemen engineering Novotel Jakarta Mangga Dua Square secara langsung. Jika melihat variable konsep green business yang memiliki dimensi, variabel peran departemen engineering menggunakan indikator. Berdasarkan Sugiyono (2010:149-162), penulis mengambil kesimpulan bahwa tidak semua variabel harus dilihat berdasarkan dimensi, indikator dan sub-indikator. Hal tersebut tergantung pada seberapa dalam penelitian yang akan dilakukan. Tabel 3.3 Tabel Indikator Variabel Peran Departemen Engineering
Indikator 1.
Energy
2.
Water
3.
Recycle
4.
Clean Technology
54 3.6
Objek Penelitian 3.6.1 Populasi Sugiyono (2010:389) mengemukakan bahwa, “Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Jonathan (2006:111), populasi adalah seperangkat unit analisis yang lengkap yang sedang diteliti. Populasi dalam penulisan tugas akhir ini adalah Staff pada Departemen Engineering Novotel Jakarta Mangga Dua Square yang berjumlah 12 orang.
3.6.2
Sampel Sugiyono (2010:389) mengemukakan “sampel adalah sebagian dari populasi”. Dan menurut Jonathan (2006:112), sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Jika populasi adalah sebuah unit, maka sampel adalah sub-unitnya. Teknik Pengambilan Sampel
55 Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah Sampling Jenuh. Sugiyono (2010:122) mengemukakan bahwa Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Lebih lanjut lagi, Sugiyono (2010:122) mengemukakan bahwa teknik ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Karena populasi dari penelitian ini adalah staff Departemen Engineering yang hanya berjumlah 12 orang. Maka penulis akan menggunakan teknik Sampling Jenuh.
3.7
Sumber Data 3.7.1 Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010: 193). Dan Jonathan (2006:123) mengemukakan bahwa “data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli atau pertama”. Lebih jauh, Jonathan (2006:130) mengemukakan, bahwa untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode yang disebut survei dan menggunakan instrument tertentu. Dalam usaha untuk mengumpulkan data primer, penulis melakukan observasi, dokumentasi, wawancara dan pembagian kueisoner.
56 Data primer yang dikumpulkan oleh penulis adalah mengenai informasi mengenai Earthcheck dan Planet 21, dokumentasi kegiatan green, dan informasi-informasi mengenai kegiatan green yang sedang berjalan. 3.7.2 Data Sekunder Sue Greener (2008:73) mengemukakan bahwa data sekunder adalah data yang tidak dikumpulkan dari responden secara langsung oleh peneliti. Lebih lanjut, Sue menjelaskan, It may have been collected: • By other researchers, perhaps in the process of academic studies (could be available in journal articles, or published doctoral theses or conference proceedings) • In the process of normal operations (e.g. an organisation’s “grey” material – information it publishes internally such as sales figures, information about product launches, company minutes etc, or an individual’s personal diary or learning log) • By institutions, whose job is to collect data (e.g. government
or
regional
offices
of
statistics
and
information, international bodies whose purpose is information collection, academic media and professional bodies set up for the purpose of collecting information and data directly and from these government or international bodies)
57 (Sue Greener, 2008:73) Data sekunder yang dikumpulkan oleh penulis bersumber dari buku, e-book, jurnal dan website. Salah satu kekurangan dari data sekunder adalah kualitas data yang diberikan. Oleh karena itu, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah memastikan kredibilitas dan profesionalisme dari institusi yang menghasilkan data tersebut (Sue Greener, 2008:77). Walaupun penulis menggunakan data sekunder dari website, penulis memilih web yang memiliki kredibilits tinggi, seperti website pemerintah dan website koran-koran nasional.
3.8
Metode Pengumpulan Data Sugiyono (2010:193) menjelaskan, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan dari ketiganya. Walaupun penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan dokumentasi dan menyebarkan kuesioner untuk menghasilkan data utama, penulis juga menggunakan teknik interview dan juga observasi untuk menghasilkan data pendukung.
3.8.1 Interview (Wawancara)
58 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010:194). Menurut Ranjit Kumar (2011:123), “Any person-to-person interaction between two or more individuals with specific purpose in mind is called an interview” Lebih jauh lagi, Ranjit Kumar mengemukakan, bahwa pada satu sisi, interview dapat sangat flexible, dimana interviewer dapat menanyakan pertanyaan yang diformulasikan pada saat itu juga, dan di sisi lain, interview juga dapat menjadi sangat tidak flexible, dimana si penanya hanya bisa menanyakan pertanyaan yang sudah disetujui sebelumnya (Ranjit Kumar, 2011:123) Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah sebagai berikut: 1.
Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling
tahu tentang dirinya sendiri 2.
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada
peneliti adalah benar dan dapat dipercaya 3.
Bahwa
interpretasi
subjek
tentang
pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
59 (seperti yang dikutip oleh Sugiyono, 2010:194)
a.
Wawancara Terstruktur Structured interview, yaitu peneliti menanyakan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, menggunakan kata-kata dan urutan yang sama seperti yang tertulis di ‘scheduled interview’. Ranjit Kumar (2011:145). Interview schedule adalah sebuah daftar atas pertanyaanpertanyaan, baik open-ended atau closed, yang disiapkan oleh interviewer dalam interaksi langsung. (Ranjit Kumar 2011:145). Penulis melakukan wawancara terstruktur dengan Bapak Tommy A. Wun, selaku Chief Engineering dan juga Chief Coordinator Program Green di Novotel Jakarta Mangga Dua Square.
b.
Wawancara Tidak Terstruktur Sugiyono (2010:197), menjelaskan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Sugiyono (2010:197) juga mengemukakan bahwa wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
60 atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Ranjit Kumar (2011:123), mengemukakan bahwa kelebihan dari wawancara
tidak
terstruktur
adalah
kebebasan
dalam
menanyakan pertanyaan. Kita bisa menanyakan pertanyaan yang muncul di pikiran pada saat itu juga. Wawancara tidak terstruktur dilakukan oleh penulis dalam kegiatan observasi tidak terstruktur yang ditemani oleh Ibu Cindhy Novita Angelia (Training Administration) dan Ibu Hesti (Engineering Coordinator) dan Iskandar (Engineer).
3.8.2 Kuesioner (Angket) Sugiyono (2010:199) mengemukakan bahwa kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau
pernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya. Lebih lanjut, Sugiyono (2010:199) menjelaskan bahwa dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data objektif dan cepat. Kuesioner yang penulis sebarkan pada penelitian di Novotel Jakarta Mangga Dua Square akan menerapkan Format Likert Rating Scale.
61 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2010:132). Sugiyono (2010:133) juga mengemukakan bahwa untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dapat diberi skor, misalnya: Sangat setuju (5), Setuju (4), Ragu-ragu (3), Tidak setuju (2), Sangat tidak setuju (1). Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda (Sugiyono, 2010:133). Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan menggunakan bentuk checklist dalam kuesioner yang disebarkan kepada 12 staff Departemen Engineering Novotel Jakarta Mangga Dua Square.
3.8.3 Observasi dan Dokumentasi Phyllis, Ross dan Brian (2007:124) menjelaskan bahwa “The techniques of observation and documentation analysis may be used singly, as primary sources of data in their own right, or as part of a multimethod study. Observation and documentation can be used in any research design, including correlational field studies (surveys) and experiments. Jonathan
Sarwono
(2006:224)
mengemukakan
bahwa
kegiatan
observasi meliputi pencatatan kejadian-kejadian, perilaku objek-objek
62 yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Penulis melakukan 2 tahap observasi dalam penelitian yang dilakukan. 1. Observasi Terstruktur adalah observasi yang telah dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2010:204). Penulis melakukan observasi terstruktur untuk mendapatkan gambaran kondisi Hotel Novotel Jakarta Mangga Dua Square dan konsep green business yang telah
diimplementasikan, secara
internal. Observasi ini sangat membantu penulis dalam menentukan siapa
nara
sumber
yang
akan
diinterview,
siapa
yang
bertanggungjawab atas data-data pergerakan kegiatan green hotel dan hal lainnya. Observasi terstruktur dilakukan oleh penulis pada tanggal 12 April, 2013. Dan melalui observasi tersebut, penulis menemukan fokus penelitian yang akan diteliti lebih lanjut, yaitu operasional departemen engineering Novotel Jakarta Mangga Dua Square. 2. Observasi Terus Terang. Sugiyono (2010:405) mengemukakan bahwa peneliti dalam melakukan pengumumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
63 Observasi terus terang dilakukan oleh penulis pada tanggal 16 April, 2013. Dalam kegiatan observasi ini, penulis mengamati operasional staff engineering sembari melakukan dokumentasi. Selain melakukan observasi, penulis juga meggunakan metode dokumentasi dalam mengumpulkan data. Phyllis, Ross dan Brian (2007: 124) mengemukakan “Document analysis involves the study of public and private documents such as the minutes of meetings, newspapers and personal journals, diaries, and letters”. Cresswell
(2003)
mengemukakan
bahwa
dokumen-dokumen
memperbolehkan peneliti untuk mendapatkan bahasa dan kata-kata atas informant. Dokumen mewakili data yang penting, karena organisasi mengalokasi sumber daya mereka dan informan telah menggunakan waktu mereka dalam mengkompilasi data-data yang menjadi dokumen tersebut (dikutip Phyllis, Ross dan Brian, 2007:125). Although documentation often yields data suitable for qualitative analysis, it is also used in studies that seek to quantify relationships (Phyllis, Ross dan Brian, 2007:125). Forster (1994) mengemukakan dokumentasi dapat digunakan dalam penelitian organisasi untuk: 1. Memberitahukan peneliti jenis image dan budaya, yang sebuah perusahaan
ingin
sampaikan
secara
internal
kepada
64 karyawannya dan secara eksternal kepada konsumen atau competitor potensialnya; dan 2. Melihat proses sejarah dan perkembangan dalam organisasi dan membantu informan dalam mencatat ulang sejarah
3.9
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.9.1 Uji Validitas Sugiyono (2010:172) mengemukakan bahwa hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Lebih jauh lagi, Sugiyono (2010:172) menjelaskan bahwa instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang akan digunakan adalah uji validitas konstruk. Syofian (2013:77) mengemukakan bahwa validasi konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding validasi lainnya. Validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukur (Syofian, 2013:77). Pada penelitian ini, penulis akan menguji validitas kontruk dengan perhitungan Korelasi Product Moment Pearson dan menggunakan alat bantu program SPSS versi 20 for windows.
65 Sugiyono dalam Syofian (2013:77) mengemukakan bahwa dalam uji validitas kontruk perhitungan Korelasi Product Moment Pearson, instrumen penelitian dikatakan valid, bila Koefisien korelasi product moment
melebihi 0,3. Rumus Korelasi Product Moment Pearson
(Syofian, 2013:77) adalah:
Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah responden x = skor variabel (jawaban responden) y = skor total dari variabel untuk responden ke-n
3.9.2 Uji Realiabilitas Syofian (2013:87) mengemukakan “Realibilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula. Dalam penelitian ini, metode perhitungan realibilitas yang akan digunakan adalah internal consistency.
66 Syofian (2013:89) menjelaskan bahwa pengujian realibilitas alat ukur internal consistency dilakukan dengan cara mencoba alat ukur cukup sekali, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang akan digunakan dalam menghitung realibilitas kontruk di penelitian ini adalah metode Alpa Cronbach dengan bantuan program SPSS versi 20. Metode Alpa Cronbach yang digunakan untuk menghitung realibilitas suatu tes tidak mempunyai pilihan ‘benar’ atau ‘salah’, maupun ‘ya’ atau ‘tidak’, melainkan digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku. Kriteria
suatu
instrumen
penelitian
dikatakan
reliabel
dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitasnya r11 > 0.6 (Syofian, 2013:90) Rumus Alpha Cornbach dikemukakan oleh Syofian (2013:90):
Keterangan: r11
= Koefisien realibilitas instrument
k
= Jumlah butir pertanyaan = Jumlah varian butir = Varian total
67
3.10 Teknik Analisa Data Menurut Sugiyono (2010:206), teknik analisa data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dan terdapat dua macam statistik yang akan digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan menggunakan teknik analisa data Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010:206). Selain itu, Sugiyono (2010:206) juga menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya), jelas akan menggunakan Statistik Deskriptif. Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, media, mean dan perhitungan persentase (Sugiyono, 2010:207) Lebih lanjut lagi, Sugiyono (2010:207) menjelaskan bahwa dalam dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
68 Penulis menggunakan Statistik Deskriptif sebagai teknik analisa data karena sifat penelitian ini adalah untuk mencari tahu dan kemudian mendeskripsikan apa yang telah diketahui secara tepat, tanpa ada generalisasi. Teknik analisa data yang akan digunakan adalah perhitungan persentase dan perhitungan mean. Hasil dari kedua analisa data itu akan dideskripsikan sehingga mudah dimengerti.
3.10.1
Perhitungan Persentase Analisa data dilakukan teknik persentase pada hasil kuesioner yang sudah dilakukan pengkodean. Rumus dari perhitungan persentase akan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hartono (2002), yaitu:
Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah sample yang diolah
(seperti dikutip oleh Yudin Wibisono, 2013:5)