BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Untuk penelitian ini akan digunakan metodologi dan pendekatan secara kuantitatif, setiap metode penelitian selalu dimulai dengan adanya masalah pada objek yang akan kita teliti, hanya saja akan ada perbedaan dalam menentukan masalahnya saja. Menurut Sugiyono (2009: 47) mengemukakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, masalah yang yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Namun ketika berbicara tentang definisi tentang penelitian kuantitatif, maka Ardianto (2010: 47) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angkaangka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial (yang menggunakan rumus-rumus statistik nonparametrik). Kesimpulan hasil penelitian pun berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variabel. 3.2 Metode dan Tipe Riset Karena penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian Kuantitatif maka metode yang digunakan adalah metode eksplanasi korelasional. Penelitian ekplanasi adalah penelitian untuk menguji hubungan antarvariabel yang dihipotesiskan, ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan
33
34
hubungan antara dua atau lebih variabel; untuk mengetahui apakah suatu variabel disebabkan/dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya. Menurut Husein Umar, (2003: 47-48) dalam buku “Metode Riset Bisnis” menjelaskan bahwa suatu metode riset yang disusun untuk menentukan tingkat hubungan antar variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi disebut korelasi. Perbedaan utama dibandingkan dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekadar deskripsi. Kemudian dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Riset ini sangat digemari dikalangan mahasiswa
sarjana
dan
pascasarjana
karena
mudah
merancangnya
dan
mengumpulkan datanya. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada. Sampel perlu mewakilli seluruh rentang nilai yang ada. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antaravariabel. Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang lain. Dengan demikian, pada rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan minimal dua variabel. Penelitian korelasional biasanya dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti dapat diukur secara serentak dari suatu kelompok subjek. Hubungan antarvariabel ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang bergerak dari -1 sampai dengan +1. Korelasi -1 berarti korelasi negatif sempurna, sedangkan korelasi +1 berarti positif sempurna. Variabel dikatakan berkorelasi positif apabila variasi suatu variabel diikuti sejajar oleh variabel yang lain (Nursalam, 2008: 82)
35
Pendekatan yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode survey, karena penelitian dilakukan kepada populasi besar, dan data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2007: 7). Pendekatan survey ini melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada pelanggan. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para pengguna untuk semua tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap pelanggan PT Living Social dan memperlakukan respon pelanggannya sebagai sumber data individual. Untuk waktu penelitian atau Time Horizon dalam penelitian ini adalah menggunakan data Cross Sectional, yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja, misalnya data hasil pengisian kuesioner tentang kualitas pelayanan terhadap citra perusahaan dalam kasus studi diambil adalah perusahaan PT Living Social. berikut adalah tabel yang menunjukkan desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini :
36
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Desain Penelitian Jenis Penelitian
Metode Penelitian
Unit Analisis
Time Horizon
T1
Eksplanatif
Survey
Individu→ Pelanggan
Cross-Sectional
T2
Eksplanatif
Survey
Individu→ Pelanggan
Cross-Sectional
Sumber : Penulis, 2013
Keterangan : T-1
Menggambarkan hubungan dan pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Citra Perusahaan PT Living Social.
T-2
Mengetahui sejauhmana dan seberapa besar kualitas pelayanan perusahaan dapat memberikan pengaruh terhadap citra perusahaan PT Living Social.
37
3.3 Operasional Konsep 3.3.1 Variabel Penelitian Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981 yang dikutip oleh Sugiyono 2009: 58). variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Variabel dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan. b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan. Data kontrol yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa, jenis kelamin, usia, semester perkuliahan, dan pelanggan perusahaan sebagai data kontrol yang digunakan peneliti sebagai informasi tambahan.
38
3.3.2 Definisi Operasional 3.3.2.1 Definisi Operasional Variabel Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah suatu ukuran dimana sebuah pelayanan atau jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen mereka sehingga mendapatkan umpan balik yang berbanding lurus dengan pelayanan yang diberikan, jika pelayanannya buruk maka akan mendapatkan umpan balik yang buruk pula, begitu juga ketika perusahaan memberikan pelayanan yang baik, maka akan mendapatkan umpan balik yang baik pula. Indikator dalam mengukur kualitas pelayanan itu sendiri adalah menurut Parasuraman et al, dalam jurnal “Measuring Quality of Bank Services in Jordan: Gap analysis” yang ditulis oleh Mualla (2011: pp.52) mengidentifikasi lima kriteria atau indikator yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan yakni: 1. Reliability, yang mengacu pada kemampuan perusahaan untuk melakukan layanan yang dijanjikan dan akurat. 2. Responsiveness, yang mengacu pada kesediaan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat. 3. Assurance, mengacu pada pengetahuan karyawan dan kesopanan dan kemampuan mereka untuk menginspirasi kepercayaan dan kepercayaan diri. 4. Empathy, itu berarti peduli, perhatian individual yang diberikan kepada pelanggan. 5. Tangibles, ini menunjukkan penampilan unsur lingkungan fisik, peralatan, personil, dan komunikasi materi (laporan, tagihan).
39
3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel Citra Perusahaan. Citra perusahaan didefinisikan sebagai sebuah cerminan diri dari sebuah perusahaan atau lembaga oleh konsumen atau masyarakat. Dalam hal ini citra bagi perusahaan sangatlah penting, karena citra akan menyangkut dan memberikan pengaruh pada segala atribut yang ada pada perusahaan tersebut. berdasarkan teori Kasali (2003: 28) yang mengatakan, “pemahanan yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna”. Dia juga mengemukakan, informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat element sebagai berikut : 1.
Personality Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial.
2.
Reputation Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank.
40
3.
Value Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan keluhan pelanggan.
4.
Corporate Indentity Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
3.3.2.3 Rincian Tabel Operasional Variabel Penelitian Berikut rincian tabel operasional variabel penelitian sesuai dengan penjelasan diatas. Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Indikator
Konsep Variabel
Ukuran
Skala Pengukuran
Kualitas
• Tangibles
• Fasilitas fisik
Interval
Likert
Interval
Likert
Interval
Likert
Pelayanan (Bukti Fisik) (X1)
• Penampilan Karyawan.
• Reabilitas
• Ketepatan waktu
(Kehandalan) • Keakuratan pelayanan. • Responsivitas (Ketanggapan)
• Kecepatan pelayanan. • Penyampaian
41
informasi secara jelas • Assurance (Jaminan)
• Memberikan jaminan
Interval
Likert
Interval
Likert
Interval
Likert
Interval
Likert
kepada
konsumen pelanggan. • Memberikan kredibilitas kepada konsumen • Empathy (Empati)
• Karyawan melayani pelanggan dengan tulus dan sabar • Karyawan menanggapi keluhan pelanggan
Citra
• Personality
Perusahaan
• Dapat
menepati
Janji
(Y) • Pemahaman mengenai sejarah / riwayat hidup perusahaan • Reputation
• Bertanggung jawab • Pemahaman konsumen terhadap reputasi perusahaan sebagai perusahaan commerce
e-
42
• Value
• Inovatif
Interval
Likert
Interval
Likert
• Produk/jasa yang dipromosikan sesuai kebutuhan • Corporate Identity
• Logo
yang
mudah dikenali • Logo
yang
mudah dibedakan
43
3.4 Perumusan Hipotesis Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta emipiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan maslaah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono 2009: 93). Hipotesis dalam penelitian kali ini adalah : H0: Tidak ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Perusahaan terhadap Citra Perusahaan PT Living Social H1: Ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Perusahaan terhadap Citra Perusahaan PT Living Social H0: Kualitas Pelayanan Perusahaan tidak cukup untuk mempengaruhi Citra Perusahaan PT Living Social H1: Kualitas Pelayanan Perusahaan cukup untuk mempengaruhi Citra Perusahaan PT Living Social
44
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Menurut Sugiyono (2009: 115) dalam buku “Metode Penelitian Bisnis” mengatakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, perusahaan PT Living Social memiliki member sebanyak 984.271 member aktif yang akan menjadi populasi pada penelitian ini. Sedangkan populasi yang akan diteliti adalah seluruh konsumen atau pelanggan dari perusahaan PT Living Sosial dalam periode bulan April dan Mei 2013 yang bertempat di Plaza UOB Lantai 42 jl. M.H. Thamrin kav 8-9, Jakarta.
3.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu(Sugiyono 2009: 116). Sampel dalam penelitian ini akan diambil berdasarkan jumlah populasi yang dipunyai oleh PT Living Social dengan menggunakan rumus Slovin (umar 2003: 146) N n = ------------------------1 + N.e2
45
n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan Populasi telah diketahui bahwa perusahaan PT Living Social memiliki jumlah member aktif sebanyak 984.271 yang akan dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini dengan tingkat kesalahan yang dapat ditolerir adalah sebesar 10% dengan tujuan agar pendekatan metode yang digunakan lebih akurat. Dengan data di atas, maka perhitungan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 984.271 n = ------------------------1 + 984.271 . 0,12
n = 984.271 / 9.843.71 n = 99.9 dibulatkan menjadi 100
46
Jadi ukuran sampel yang akan diambil adalah sebesar 100 orang. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Roscoe dalam buku “Research Methods For Business” (1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini. 1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. 2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30. 3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumalh variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50. 4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 20. Dalam buku “Metode Penelitian Binsis” yang ditulis oleh sugiyono (2009: 129-130)
47
3.6 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah: 1. Primary Data Merupakan data yang didapatkan oleh peneliti secara langsung melalui Hasil penyebaran kuesioner yang berkaitan dengan judul penelitian diatas dan diisi langsung oleh pelanggannya dalam periode bulan April dan Mei 2013 yang bertempat di Plaza UOB Lantai 42 jl. M.H. Thamrin kav 8-9, Jakarta. 2. Secondary Data Merupakan data informasi yang didapatkan dari buku-buku, jurnal dan skripsi terdahulu yang dapat mendukung serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Untuk itu penulis memerlukan teori mengenai Kualitas Pelayanan dan teori yang berhubungan dengan Citra Perusahaan serta hubungan yang saling berkaitan satu sama lainnya.
3.7 Teknik Pengumpulan Data Sepintas, teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif tidak begitu berbeda dengan penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data penelitian ini melalui angket atau kuesioner serta bersumber pada data primer dan data sekunder. Dalam penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah angket, sedangkan wawancara dan dokumenter adalah teknik penunjang data saja.
48
3.7.1 Angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikembalikan ke petugas atau peneliti. Angket terdiri dari angket langsung tertutup, angket langsung terbuka, angket tak langsung tertutup, angket tak langsung terbuka. Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden. Semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut. Angket langsung terbuka adalah daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab keadaan yang dialami responden, tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti. Angket tak langsung tertutup dikonstruksikan untuk menggali atau merekam data mengenai apa yang diketahui responden perihal objek dan subjek tertentu, serta data tersebut tidak dimaksud perihal diri responden bersangkutan. Di samping itu, alternatif jawban telah disiapkan sehingga responden tinggal memilih jawaban mana yang sesuai untuk dipilih. Angket tak langsung terbuka, serta disediakan kemungkinan atau alternatif jawaban sehingga responden harus memformulasikan sendiri jawaban yang dipandang sesuai (Bungin, 2005: 123-126). Angket atau kuesioner bisa dikirim melalui pos atau peneliti mendatangi secara langsung responden. Angket bisa diisi saat peneliti datang sehingga pengisiannya dapat didampingi peneliti, bahkan peneliti bisa bertindak sebagai pembaca pertanyaan dan responden tinggal menjawab berdasarkan jawaban yang disediakan. Angket juga bisa diisi oleh responden tanpa kehadiran peneliti, kemudian hasilnya bisa dikirim atau diambil sendiri oleh peneliti. Tujuan penyebaran angket adalah
49
mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Krisyantono, 2006: 93).
3.7.2 Observasi Menurut Sugiyono (2009: 403) dalam buku “Metode Penelitian Bisnis” yang dikutip dari Nasution (1988) yang menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. 3.7.2.1 Observasi terus terang atau tersamar Dijelaskan Sugiyono (2009: 405-406) dalam buku “Metode Penelitian Bisnis”, Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melalukan observasi.
50
3.8 Skala Pengukuran Skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dimana menurut Sarwono (2009: 96) digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. Yang dimaksud dengan sikap menurut Thurstone ialah “1) pengaruh atau penolakan, 2) penilaian, 3) suka atau tidak suka 4) kepositifan atau kegenegatifan terhadap suatu obyek psikologis”. Biasanya sikap dalam skala Likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif, netral sampai ke yang paling positif dalam bentuk sbb: sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu (netral), setuju, dan sangat setuju. Dalam penelitian ini, digunakan pertanyaan tertutup dengan rentang skala penilaian, yaitu: Sangat Tidak Setuju : 1 Tidak Setuju : 2 Cukup : 3 Setuju : 4 Sangat Setuju : 5
51
3.9 Teknik Analisis dan Interpretasi Data 3.9.1 Teknik Analisis Data Analisis data penelitian ini akan dimulai dengan melakukan uji valditas dan reabilitas pada kuesioner yang telah didapatkan dari responden yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner. Dari hasil kuesioner yang didapatkan akan dianalisis menggunakan pengolahan data dengan komputer melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.0.
3.9.1.1 Uji Validitas Menurut Sarwono (2007: 100) dalam buku “Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif” mengatakan bahwa Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu: 1. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya, karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional.
52
2. Validitas Konstruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berpedan sebagai konsep yang sedang diukur. Dua aspek pokok dalam validitas konstruk ialah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik. 3. Validitas Kriteria (Criterion Validity) Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variabel yang dirancang sebagai kriteria. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004: 104110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesasihan suatu alat ukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment :
Keterangan : r
=
Koefisien korelasi
∑X
=
Jumlah skor item X
∑Y
=
Jumlah skor total (seluruh item)
n
=
Jumlah responden
53
3.9.1.2 Uji Reabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali-untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Berhubungan gejala sosial tidak semantap gejala fisik, dalam pengukuran gejala sosial selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial, kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu, untuk mengetahui hasil pengukuran ini sangat diperhitungkan. Setiap hasil pengukuran sosial selalu merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang sesungguhnya ditambah dengan kesalahan pengukuran. Makin kecil kesalah pengukuran, makin reliabel alat ukur. Sebaliknya, makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat ukur tersebut. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara hasil pengkuran pertama dan kedua (Ancok, dalam Singarimbun dan Effendi. 1989: 140-141) yang dikutip dan dimuat dalam buku ”Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif” oleh Ardianto (2010: 189-190). Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data (instrumen) yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (α). Berikut rumus dari Alpha :
54
Keterangan : r11 = Nilai reliabilitas ∑ Si = Jumlah varians skor setiap item St = Total Varian K = Jumlah item Dasar pengembalian keputusannya adalah sebagai berikut : •
Bila Cronbach’s alpha > rtabel, maka variabel tersebut dinyatakan reliabel.
•
Bila Cronbach’s alpha < rtabel, maka variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.
55
3.9.1.3 Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal atau dengan kata lain sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Menurut Sunyoto (2007: 104-105), uji normalitas akan menguji data variable bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis (titik-titik) data rill mengikuti garis diagonal. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan alat tes Kolmogorov-Smirnov yang terdapat pada SPSS 17.0 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05%. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut: •
Jika nilai absolute (D) > 0.05 atau nilai Sig. Maka data berdistribusi normal.
•
Jika nilai absolute (D) < 0.05 atau nilai Sig. Maka data tidak berdistribusi normal.
3.9.1.4 Analisis Korelasi dan Regresi Untuk jenis penelitian Eksplanatif, metode analisis yang akan digunakan adalah metode analisis korelasi, regresi sederhana dan regresi berganda. 1.
Analisis Korelasi Sebelum dilakukan pengujian regresi, dilakukan uji korelasi terlebih dahulu untuk mengentahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen. Teknik analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu (Kuncoro dan Riduwan, 2007: 61-62)
56
• Rumus Korelasi Sederhana
Keterangan : Rxy = Koefisien Korelasi X = Skor Item X Y = Skor Item Y n = banyaknya sampel dalam penelitian • Rumus Korelasi Ganda
Korelasi Perason Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤r≤+1). Apabila r=-1 artinya korelasi negatif sempurna, r=0 artinya tidak ada korelasi, dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:
57
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
2.
Interbal Koefisien
Tingkat Hubungan
0,8-1
Sangat Kuat
0,6-0,799
Kuat
0,4-0,599
Cukup Kuat
0,2-0,399
Rendah
0,0-0,199
Sangat Kuat
Analisis Regresi Regresi adalah suatu proses memperkuat secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya untuk meramalkan (memprediksikan) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui (Kuncoro dan Riduwan, 2007: 83-84). Asumsi-asumsi model regresi terpusat pada: • Data yang dianalisis jenis data interval dan rasio • Data yang dipilih secara acak • Data yang dihubungkan berdistribusi normal • Data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama
58
Untuk T-1 dan T-2, digunakan analisis regresi sederhana yaitu: •
Persamaan regresi sederhana Y = a + bX Keterangan: Y = Variabel tidak bebas (Dependent Variabel) X = Variabel bebas (Independent Variabel) a = nilai konstanta b = Koefisien Regresi
•
Untuk mencari koefisien regresi (b)
•
Untuk mencari Koefisien a , di mana, dan