38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional variabel, instrumen, uji coba instrumen, teknik analisis, populasi dan sampel, serta prosedur penelitian.
A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006). Jadi, pendekatan ini memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan peneliti dalam proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi dalam satu hal berkaitan dengan variasi dalam hal lain berdasarkan koefisien korelasi (Suryabrata, 2002). Dengan kata lain, peneliti bermaksud untuk melihat keterkaitan antara dua variabel, dalam hal ini adalah kontrol diri dan kecenderungan perilaku konsumtif. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
39
B. Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono, 2005: 2). Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel kontrol diri sebagai variabel X. 2. Variabel kecenderungan perilaku konsumtif sebagai variabel Y.
C. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Kontrol Diri Definisi konseptual kontrol diri adalah kemampuan individu untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi yang positif (Goldfried dan Merbaum), yang meliputi aspek-aspek: kontrol perilaku (behavioral control), kontrol kognitif (cognitive control), dan kontrol keputusan (decisional control). Definisi operasional kontrol diri yaitu perilaku remaja yang menggambarkan kontrol diri yang dimilikinya dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Kontrol perilaku (behavioral control); kemampuan remaja untuk mengontrol perilakunya dan kemampuan untuk mengontrol stimulus. b. Kontrol
kognitif
(cognitive
control);
kemampuan
remaja
untuk
mengantisipasi peristiwa dan kemampuan untuk menafsirkan suatu peristiwa. c. Kontrol keputusan (decisional control), yaitu kemampuan remaja untuk mengambil keputusan.
40
2. Kecenderungan Perilaku Konsumtif Definisi konseptual perilaku konsumtif berdasarkan teori dari Sumartono adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi, serta pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor kebutuhan (need) tetapi sudah kepada faktor keinginan (want). Definisi operasional perilaku konsumtif yaitu perilaku remaja yang menggambarkan kecenderungan perilaku konsumtif yang dimilikinya dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Pembelian produk berdasarkan fungsi simbolik yang dimiliki suatu produk, yaitu pembelian yang dilakukan oleh seorang remaja yang lebih didasarkan untuk meningkatkan status individu seperti untuk menjaga penampilan dan gengsi, pertimbangan pada harga dan bukan pada kegunaan, untuk menjaga simbol status, dan untuk meningkatkan rasa percaya diri. b. Pembelian produk tanpa pertimbangan yang rasional dan cenderung berlebihan yaitu merupakan suatu perilaku ketika seorang remaja mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan untuk memenuhi keinginannya dan bukan untuk suatu kebutuhan seperti karena iming-iming hadiah, kemasan yang menarik, konformitas terhadap model, dan mencoba berbagai merek produk.
41
D. Instrumen Instrumen merupakan suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket atau kuesioner yang mengukur kontrol diri dan kecenderungan perilaku konsumtif. 1. Instrumen Kontrol Diri Instrumen kontrol diri ini mengungkap seberapa besar kontrol diri pada subjek penelitian yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kontrol diri menurut Averill (Sumhartono, 2006) yang meliputi tiga aspek, yaitu kontrol perilaku (behavioral control), kontrol kognitif (cognitive control), dan kontrol keputusan (decisional control), lalu diuraikan dalam lima indikator dan dijadikan acuan dalam membuat item. Skala kontrol diri ini terdiri dari 50 item, meliputi 25 item favourable dan 25 item unfavourable.
Tabel 3.1 Blue Print Skala Kontrol Diri
Nomor Item No 1.
Aspek Kontrol perilaku (Behavioral control)
Indikator 1.1 Mampu mengontrol perilaku 1.2 Mampu mengontrol stimulus
Fav
Unfav
1,11,21,
6,16,26,
31,41
36,46
2,12,22,
7,17,27,
32,42
37,47
42
2.
Kontrol kognitif
2.1 Mampu mengantisipasi
(Cognitive control)
peristiwa 2.2 Mampu menafsirkan peristiwa
3.
Kontrol keputusan
3.1 Mampu mengambil
(Decisional
keputusan
3,13,23,
8,18,28,
33,43
38,48
4,14,24,
9,19,29,
34,44
39,49
5,15,25,
10,20,30
35,45
,40,50
25
25
control) Total
2. Instrumen Kecenderungan Perilaku Konsumtif Instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dari Sumartono (2002), yaitu pembelian produk berdasarkan fungsi simbolik yang dimiliki suatu produk dan pembelian produk tanpa pertimbangan yang rasional dan cenderung berlebihan, yang diuraikan dalam delapan indikator dan dijadikan acuan dalam membuat item. Skala ini terdiri dari 64 item yaitu 32 item favourable dan 32 item unfavourable. Tabel 3.2 Blue Print Skala Kecenderungan Perilaku Konsumtif
No
Aspek
1.
Pembelian produk berdasarkan fungsi
Indikator 1.1 Menjaga penampilan dan
Nomor Item Fav
Unfav
1,17,33,49
9,25,41,57
2,18,34,50
10,26,42,58
gengsi 1.2 Pertimbangan harga, bukan kegunaan
simbolik yang
1.3 Menjaga simbol status
3,19,35,51
11,27,43,59
dimiliki suatu
1.4 Meningkatkan rasa percaya diri
4,20,36,52
12,28,44,60
produk.
43
2.
Pembelian
2.1 Iming-iming hadiah
5,21,37,53
13,29,45,61
produk tanpa
2.2 Kemasan menarik
6,22,38,54
14,30,46,62
pertimbangan
2.3 Konformitas terhadap model
7,23,39,55
15,31,47,63
yang rasional
2.4 Mencoba berbagai merek 8,24,40,56
16,32,48,64
32
32
dan cenderung
produk
berlebihan. Total
Instrumen kontrol diri dan kecenderungan perilaku konsumtif ini meminta subjek untuk menilai kesesuaian sikap atau perilaku dirinya dengan pernyataan yang terdapat pada angket. Penggunaan angket dalam penelitian ini memiliki kelebihan untuk memberikan kemudahan pada subjek dalam memberikan jawaban, yakni hanya jawaban mana yang sesuai dengan keadaan dirinya dan waktu yang diperlukan untuk memberikan jawaban cukup singkat. Menurut Hadi (2004: 177), penggunaan metode angket atau kuesioner ini harus dilandasi anggapan-anggapan dari peneliti bahwa: 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. 2. Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Instrumen yang dijadikan bahan penelitian dirancang sebaik mungkin dengan menggunakan skala Likert. Pada skala Likert, pilihan jawaban terdiri atas lima alternatif jawaban, yaitu “Sangat Sesuai (SS)”, “Sesuai (S)”, “Netral (N)”, “Tidak Sesuai (TS)”, dan “Sangat Tidak Sesuai (STS).”
44
Untuk pernyataan favourable, subjek yang menjawab sangat sesuai (SS) akan mendapatkan nilai 5, nilai 4 untuk jawaban sesuai (S), nilai 3 untuk jawaban netral (N), nilai 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Sebaliknya, untuk pernyataan unfavourable subjek yang menjawab sangat sesuai (SS) mendapat nilai 1, nilai 2 untuk jawaban sesuai (S), nilai 3 untuk jawaban netral (N), nilai 4 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan nilai 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Untuk lebih jelasnya, cara pemberian nilai yang digunakan dalam pernyataan yang bersifat mendukung (favourable) dan dalam bentuk pernyataan yang bersifat tidak mendukung (unfavourable) diuraikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Tabel Pemberian Nilai Menurut Skala Likert Alternatif Jawaban
Favourable
Unfavourable
SS
5
1
S
4
2
N
3
3
TS
2
4
STS
1
5
3. Kategorisasi Skala Kategorisasi ini bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah. Pengkategorisasian dilakukan dengan menggunakan teknik persentil (Nunnally, 1979). Dalam hal ini data dibagi ke
45
dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah, baik pada variabel kontrol diri maupun pada variabel kecenderungan perilaku konsumtif. Pengkategorisasian ini dilakukan dengan mencari nilai persentil 50 pada masing-masing data.
E. Uji Coba Instrumen Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang tidak menyesatkan apabila telah memenuhi beberapa kriteria, yaitu valid dan reliabel. Oleh sebab itu, agar kesimpulan penelitian tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya maka diperlukan uji coba instrumen penelitian dengan maksud untuk menyeleksi itemitem mana saja yang sahih untuk kemudian digunakan dalam penelitian. Instrumen kontrol diri dan kecenderungan perilaku konsumtif ini diujicobakan kepada 30 siswa-siswi kelas XI yang mengikuti program bimbingan belajar di Sony Sugema College. Pengolahan dan analisis data untuk uji validitas dan uji reliabilitas pada kedua instrumen dilakukan dengan program SPSS (Statistical Packages for Social Science) versi 16.0. 1. Uji Validitas Arikunto (2006: 168) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas
46
yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas konstruk (construct validity). Dalam penelitian ini, pada kedua instrumen terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi yaitu pengujian validitas instrumen terhadap isi instrumen yang dilakukan melalui analisis rasional atau melalui professional judgment (Azwar, 2004), dan pengujian validitas isi ini dilakukan oleh lima professional judgment. Selain dilakukan pengujian validitas isi, dilakukan juga uji validitas konstruk untuk melihat sejauh mana instrumen mengungkap suatu konstruk teoritik yang hendak diukur, dengan cara melakukan uji coba instrumen kepada sasaran dalam penelitian dan melakukan perhitungan derajat validitas. Pengujian validitas setiap item pada instrumen kontrol diri dan kecenderungan perilaku konsumtif dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment melalui soft ware SPSS 16.0. Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment yang digunakan adalah sebagai berikut:
r xy
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) N X 2 − X 2 N Y 2 − Y 2 ∑ ∑ ∑ ∑ (Arikunto, 2006: 170)
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi skor item dengan skor total
N
: Jumlah subjek penelitian
∑XY
: Jumlah hasil perkalian antara item total
47
∑X
: Jumlah nilai tiap item
∑Y
: Jumlah nilai konstan
Azwar (2008) mengatakan bahwa syarat minimum untuk suatu item pernyataan dianggap valid adalah r ≥ 0,3. Namun, apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan saat uji coba instrumen terhadap 30 subjek, didapatkan hasil sebagai berikut: a. Instrumen Kontrol Diri Setelah dilakukan uji validitas, didapatkan 35 item valid dan 15 item tidak valid. Adapun item-item tersebut sebagai berikut:
Item Valid
Item Tidak Valid
1,3,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,17,
2,4,11,20,21,25,28,30,31,37,40,41,
18,19,22,23,24,26,27,29,32,33,34,
45,46,47
35,36,38,39,42,43,44,48,49,50
Namun, untuk mendapatkan jumlah item yang seimbang pada tiap indikator, ada beberapa item yang dikurangi dan diperbaiki sehingga didapatkan 40 item yang dapat digunakan dan 10 item gugur. Item-item tersebut di antaranya:
48
Item Tidak Gugur
Item Gugur
1,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17,
2,3,4,9,28,31,40,45,46,47
18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,29, 30,32,33,34,35,36,37,38,39,41,42, 43,44,48,49,50
Dari hasil tersebut, sebaran item pada masing-masing indikator adalah: Nomor Item No 1.
Aspek Kontrol perilaku (Behavioral control)
Indikator 1.1 Mampu mengontrol perilaku 1.2 Mampu mengontrol stimulus
2.
Kontrol kognitif (Cognitive control)
2.1 Mampu mengantisipasi peristiwa 2.2 Mampu menafsirkan peristiwa
3.
Kontrol keputusan (Decisional
3.1 Mampu mengambil keputusan
Fav
Unfav
1,11,
6,16,
21,31
26,36
2,12,
7,17,
22,32
27,37
3,13,
8,18,
23,33
28,38
4,14,
9,19,
24,34
29,39
5,15,
10,20,
25,35
30,40
20
20
control) Total
b. Instrumen Kecenderungan Perilaku Konsumtif Setelah dilakukan uji validitas, didapatkan 53 item valid dan 11 item tidak valid. Adapun item-item tersebut sebagai berikut:
49
Item Valid
Item Tidak Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16
13,17,32,33,37,38,42,45,48,56,64
,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28, 29,30,31,34,35,36,39,40,41,43,44, 46,47,49,50,51,52,53,54,55,57,58, 59,60,61,62,63
Namun, untuk mendapatkan jumlah item yang seimbang pada tiap indikator, ada beberapa item yang dikurangi dan diperbaiki sehingga didapatkan 48 item yang dapat digunakan dan 16 item gugur. Item-item tersebut di antaranya:
Item Tidak Gugur
Item Gugur
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16
11,28,31,33,34,37,38,39,41,42,45,
,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,
51,52,56,62,64
29,30,32,35,36,40,43,44,46,47,48, 49,50,53,54,55,57,58,59,60,61,63
Dari hasil tersebut, sebaran item pada masing-masing indikator adalah:
No
Aspek
1.
Pembelian produk berdasarkan fungsi simbolik yang dimiliki suatu produk.
Indikator
Nomor Item Fav
Unfav
1,17,33
9,25,41
2,18,34
10,26,42
1.3 Menjaga simbol status
3,19,35
11,27,43
1.4 Meningkatkan rasa percaya
4,20,36
12,28,44
1.1 Menjaga penampilan dan gengsi 1.2 Pertimbangan harga, bukan kegunaan
diri
50
2.
Pembelian produk
2.1 Iming-iming hadiah
5,21,37
13,29,45
tanpa
2.2 Kemasan menarik
6,22,38
14,30,46
pertimbangan
2.3 Konformitas terhadap model
7,23,39
15,31,47
yang rasional dan
2.4 Mencoba berbagai merek
8,24,40
16,32,48
24
24
produk
cenderung berlebihan.
Total
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Sebagai tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan klasifikasi:
Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
(Sugiyono, 2005: 216)
51
Dalam penelitian ini reliabilitas instrumen diukur dengan menggunakan Cronbach Alpha melalui soft ware SPSS 16.0. Adapun rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:
∑σ 2 b r = 1− 11 (k - 1) 2 σ t
(k )
(Arikunto, 2006: 196)
Keterangan: r11
:
k
: Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
∑σb2
:
σ
2 t
:
Reliabilitas instrumen
Jumlah varians butir Varians total
Reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal rxx= 0,900. Namun, jika koefisien reliabilitas yang didapat tidak setinggi itu, masih dapat cukup berarti dalam kasus tertentu (Azwar, 2008: 96). Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan kepada 30 subjek, didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,861 untuk instrumen kontrol diri dan koefisien reliabilitas sebesar 0,949 untuk instrumen kecenderungan perilaku konsumtif.
F. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan hasil uji normalitas. Jika hasil uji normalitas tersebut memiliki distribusi normal
52
maka teknik statistik yang digunakan adalah parametrik dengan jenis data interval. Sedangkan jika uji normalitas tersebut berdistribusi tidak normal maka teknik yang digunakan adalah nonparametrik. 1. Uji Normalitas Uji normalitas instrumen kontrol diri dan kecenderungan perilaku konsumtif menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov melalui software SPSS 16.0. Apabila nilai sig lebih besar dari nilai α= 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai sig lebih kecil dari nilai α= 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal (Soleh: 2005). Adapun rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
D = Supx[Fn( x ) − Fo( x )] (Wikipedia)
Keterangan: D
: Koefisien Kolmogorov-Smirnov
Supx
: Supremum
Fn(x)
: Fungsi distribusi empiris
Fo(x)
: Fungsi x
53
Setelah dilakukan uji normalitas, didapatkan hasil sebagai berikut: a. Instrumen Kontrol Diri Tabel 3.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kontrol Diri N
146
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
88.5068 13.03589
Absolute
.056
Positive
.056
Negative
-.030
Kolmogorov-Smirnov Z
.673
Asymp. Sig. (2-tailed)
.756
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, dapat dilihat bahwa instrumen kontrol diri berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang lebih besar dari nilai α= 0,05, yaitu 0,756. b. Instrumen Kecenderungan Perilaku Konsumtif Tabel 3.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kecenderungan Perilaku Konsumtif N Normal Parametersa Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
146 64.6781 19.02809 .081 .045 -.081 .980 .292
54
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, dapat dilihat bahwa instrumen kecenderungan perilaku konsumtif berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig yang lebih besar dari nilai α= 0,05, yaitu 0,292.
2. Uji Linieritas Regresi Uji linieritas regresi dilakukan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel X (kontrol diri) dan variabel Y (kecenderungan perilaku konsumtif). Dalam hal ini uji linieritas regresi yang digunakan adalah regresi linier sederhana karena hanya melibatkan satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Perhitungan regresi linier sederhana adalah perhitungan yang digunakan untuk melihat hubungan fungsional antara variabel X terhadap variabel Y. Hasil perhitungan yang diperoleh dengan bantuan SPSS Versi 16.0, menunjukkan F hitung sebesar 88,498 dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas 0,000 < α = 0,05 menunjukkan bahwa kontrol diri linier terhadap kecenderungan perilaku konsumtif.
3. Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment Pada penelitian ini, analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment melalui software SPSS 16.0. Korelasi Pearson Product Moment digunakan apabila data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis berdistribusi normal (Sugiyono, 2005). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
55
r xy
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) N X 2 − X 2 N Y 2 − Y 2 ∑ ∑ ∑ ∑
(Arikunto, 2006: 170)
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi skor item dengan skor total
N
: Jumlah subjek penelitian
∑XY
: Jumlah hasil perkalian antara item total
∑X
: Jumlah nilai tiap item
∑Y
: Jumlah nilai konstan
Setelah melakukan uji koefisien korelasi Pearson Product Moment didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7 Korelasi Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Kecenderungan Perilaku Kontrol Diri Konsumtif Kontrol Diri
Pearson Correlation
1.000
Sig. (2-tailed) N Kecenderungan Pearson Perilaku Konsumtif Correlation
-.617** .000
146.000
146
-.617**
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
N
146
146.000
56
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa koefisien korelasi antara variabel X yaitu kontrol diri dan variabel Y yaitu kecenderungan perilaku konsumtif adalah sebesar -0,617.
Dengan koefisien korelasi tersebut, tingkat
hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah kuat. Tanda minus (-) pada koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa variabel X dan variabel Y memiliki hubungan negatif. Artinya, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel yang lain (Sugiyono, 2005).
4. Uji Signifikansi Uji signifikansi digunakan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang diteliti berkorelasi dengan signifikan atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment melalui software SPSS 16.0. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
r xy
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) N X 2 − X 2 N Y 2 − Y 2 ∑ ∑ ∑ ∑ (Arikunto, 2006: 170)
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi skor item dengan skor total
N
: Jumlah subjek penelitian
∑XY
: Jumlah hasil perkalian antara item total
∑X
: Jumlah nilai tiap item
∑Y
: Jumlah nilai konstan
57
Dasar pengambilan keputusan apakah kedua variabel signifikan atau tidak, didasarkan pada probabilitas sebagai berikut: a. Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima b. Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak (Santoso, 1999)
5. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang dikalikan dengan 100. Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X turut menentukan variabel Y. Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus: KD = r 2 x 100%
(Soleh, 2005: 167) Hasil kuadrat dari koefisien korelasi diperoleh 0,381. Ini berarti bahwa variabel X yaitu kontrol diri turut menentukan variabel Y yaitu kecenderungan perilaku konsumtif sebesar 38,1%.
G. Populasi dan Sampel Setiap penelitian sesuai dengan masalah yang ingin diteliti mempunyai populasi tertentu dan dibatasi pula oleh ruang lingkup penelitian yang telah ditentukan dan dapat mendukung penelitian tersebut. Sugiyono (2005: 55) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
58
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMAN 68 Jakarta Pusat yang secara keseluruhan terdiri dari tujuh kelas dengan populasi sebanyak 289 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Sugiyono (2005: 57-58) mengemukakan bahwa simple random sampling merupakan pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Jadi dengan teknik ini, sampel diambil secara acak sehingga seluruh unit populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Berdasarkan nomogram Harry King (Sugiyono, 2005), untuk populasi sebanyak 289 siswa dan dengan menggunakan tingkat kesalahan 5% maka diperoleh sampel sebanyak 146 siswa. Untuk menentukan berapa banyak anggota sampel yang akan diambil dari tiap-tiap subpopulasi maka digunakan rumus sebagai berikut:
ni =
Ni ⋅n N (Riduwan, 2003: 25)
Keterangan: ni
: Jumlah sampel menurut stratum i
n
: Jumlah sampel seluruhnya
Ni
: Jumlah populasi menurut stratum i
N
: Jumlah populasi seluruhnya
59
Maka jumlah sampel dari tiap-tiap subpopulasi berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Sampel Siswa Kelas XI SMAN 68 Jakarta Pusat Kelas
Jumlah Populasi
Jumlah Sampel
XI IPA I
43
43/289 X 146 = 22
XI IPA II
43
43/289 X 146 = 22
XI IPA III
42
42/289 X 146 = 21
XI IPA IV
42
42/289 X 146 = 21
XI IPS I
40
40/289 X 146 = 20
XI IPS II
40
40/289 X 146 = 20
XI IPS III
39
39/289 X 146 = 20
Jumlah
289
146
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam melaksanakan suatu penelitian. Prosedur dalam penelitian ini berupa tahap persiapan, tahap uji coba instrumen, tahap pelaksanaan, tahap pengolahan data, dan tahap penyelesaian. 1. Tahap persiapan Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan, yaitu: a. Pemilihan masalah yang akan diungkap dalam penelitian dengan melakukan studi pendahuluan berupa observasi dan wawancara.
60
b. Menentukan rumusan masalah, variabel, hipotesis, metode penelitian, dan sumber data. c. Pembuatan proposal penelitian melalui proses bimbingan. d. Penyusunan instrumen penelitian. e. Pembuatan surat izin penelitian kepada pihak-pihak yang terkait dan surat izin pengambilan data kepada tempat penelitian, dalam hal ini SMAN 68 Jakarta Pusat.
2. Tahap uji coba instrumen Pada tahap ini dilakukan uji coba instrumen kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel. Tahap ini bertujuan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen.
3. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dilakukan pengumpulan data dengan cara penyebaran instrumen penelitian kepada sampel penelitian yaitu siswa kelas XI SMAN 68 Jakarta Pusat yang disertai dengan penjelasan maksud dan tujuan penelitian.
4. Tahap pengolahan data Pada tahap pengolahan data dilakukan skoring untuk setiap sampel dengan aturan yang telah ditentukan sebelumnya, dilakukan uji validitas dan reliabilitas, serta analisis data dengan metode korelasional yaitu korelasi
61
Pearson Product Moment. Selain itu, dilakukan interpretasi data, pembahasan, dan penarikan kesimpulan dari data yang telah diperoleh.
5. Tahap penyelesaian Tahap penyelesaian merupakan tahap terakhir yang dilakukan oleh peneliti dimana semua data telah terkumpul. Dalam tahap penyelesaian dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan melalui proses bimbingan dengan para ahli.