BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan unsur kemajuan peradaban manusia yang sangat penting, oleh karena itu kemampuan iptek nasional perlu terus dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa untuk mempercepat pencapaian tujuan negara, turut berkontribusi mencapai kesejahteraan rakyat, serta memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional. Pembangunan iptek ditujukan untuk membantu pemecahan persoalan kekinian dan mengantisipasi masalah masa depan. Masalah terkini dan juga masalah yang timbul di masa depan yang menjadi pusat perhatian adalah upaya pencarian alternatif teknologi melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek di bidang pangan, kesehatan, energi, pertahanan, transportasi, serta informasi dan telekomunikasi.
I.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan iptek secara garis besar adalah sebagai berikut. Pertama, masih lemahnya sinergi kebijakan iptek dengan bidang pembangunan lainnya seperti pendidikan dan industri, sehingga iptek belum memberikan hasil yang signifikan. Sebagai contoh adalah belum tertatanya mekanisme intermediasi iptek yang menjembatani interaksi antara penghasil iptek dan pengguna. Akibatnya adalah penyebaran iptek ke masyarakat dan dunia usaha belum efektif. Kedua, belum berkembangnya budaya iptek di kalangan masyarakat sehingga belum menciptakan iklim inovasi yang menjadi landasan bagi tumbuhnya kreativitas sumber daya manusia. Ketiga, masih rendahnya sumber daya yang dialokasikan baik oleh pemerintah maupun swasta dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek. United Nation Education Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyarankan agar pengeluaran suatu bangsa terhadap iptek tidak kurang dari 1 persen dari GDP. Tantangan utama yang sangat mengharapkan kontribusi iptek adalah kenyataan bahwa lebih dari 60 persen ekspor produk industri manufaktur masih tergolong produk berkandungan teknologi rendah. Di samping itu kejadian bencana gempa dan tsunami serta bencana alam lainnya yang menimbulkan banyak korban membutuhkan penguasaan dan penerapan iptek untuk upaya-upaya pencegahan dan rehabilitasi. Tantangan lain yang membutuhkan kontribusi penguasaan iptek adalah: (a) swasembada pangan dan distribusinya; (b) tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) yang menuntut ketersedian sumber-sumber energi alternatif; (c) penyebaran penyakit menular seperti flu burung dan demam berdarah; (d) perlunya penguasaan teknologi sistem pertahanan; (e) perlunya penguasaan teknologi transportasi; serta (f) penguasaan teknologi informasi dan telekomunikasi.
22 - 2
II.
LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN DAN HASILHASIL YANG DICAPAI
Untuk mengatasi dan mengurangi berbagai permasalahan di atas, beberapa kebijakan telah diterapkan antara lain (1) peningkatan fokus, kualitas, dan kapasitas penelitian dan pengembangan iptek melalui pengembangan bidang-bidang unggulan yang mencakup (a) teknologi pangan, (b) teknologi energi, (c) teknologi transportasi, (d) teknologi informasi dan komunikasi, (e) teknologi pertahanan, dan (f) teknologi kesehatan dan obat-obatan; (2) pengembangan berbagai skema insentif; (3) percepatan proses difusi, pengembangan mekanisme intermediasi dan pemanfaatan iptek yang lebih efektif; (4) penguatan kelembagaan iptek dengan mendorong mobilitas peneliti, peningkatan kerja sama vertikal dan horizontal, menciptakan sinergisme kebijakan dan keterpaduan program iptek dengan sektor lainnya; dan (5) pemantapan sistem nasional inovasi. Berbagai hasil dari pelaksanaan program pembangunan iptek dalam kurun waktu 2005 sampai dengan Juni 2006 sebagai berikut: Melalui Program Penelitian dan Pengembangan Iptek telah berhasil ditingkatkan fokus dan mutu kegiatan riset iptek dan rekayasa teknologi pada beberapa lembaga litbang; pelaksanaan penelitian dan pengembangan program prioritas di bidang pangan, energi, transportasi, kesehatan dan obatobatan, serta manufaktur; pelaksanaan litbang program tematis dan unggulan (big view program) serta program kompetitif untuk pengembangan kompetensi. Dalam upaya penguatan kapasitas riset, terus dikembangkan pelaksanaan berbagai skema riset unggulan seperti (1) Riset Unggulan Terpadu Internasional (RUTI), sejak tahun 2002 sampai tahun 2006 telah mendanai 37 penerima hibah RUTI yang terdiri dari beberapa bidang penelitian yaitu: Pertanian dan Pangan, Kesehatan, Lingkungan, Kelautan, Energi dan bidang Teknologi Informasi dan Mikroelektronika; (2) Riset Unggulan Terpadu (RUT) dari 22 - 3
sejak 1993 telah mencapai 1871 topik penelitian. Sangat disadari bahwa belum banyak yang teradopsi secara ekonomis, karena hasil penelitian tersebut masih bersifat antara. Oleh karenanya, upaya mempercepat proses teradopsinya penelitianpenelitian di dalam negeri ke dalam industri terus dilakukan. Dalam pengembangan program prioritas bidang energi alternatif telah dirintis pengujian, penerapan bioenergi yang berbahan bakar nabati, terdiri dari biodiesel dan biofuel untuk kebutuhan konsumen kendaraan bermotor dengan menggunakan campuran biodiesel B10 dan bioetanol E10, penguasaan dan pemanfaatan teknologi sistem konversi energi angin (SKEA), dan pemanfaatan batubara untuk elektrifikasi kereta api dengan mengganti lokomotif diesel menjadi lokomotif listrik. Di samping itu juga telah berhasil dikembangkan Electric Fuel Treatment (EFT) yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar serta sel tunam (fuel cell) yang diterapkan pada motor “Versa”. Dalam bidang teknologi dirgantara dan transportasi sedang ditingkatkan penguasaan pembuatan mini satelit, teknologi peroketan, kapal penumpang bersayap dengan teknologi Wing in Suface Effect (WISE), kendaraan berbahan bakar fuel cell dengan teknologi Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC). Dalam bidang penguasaan teknologi pertahanan, sedang dikembangkan berbagai peralatan taktis dan kendaraan angkut personil, rancang bangun wahana pesawat udara dan kapal selam tanpa awak. Di samping itu, LIPI telah berhasil menghidupkan kembali Radar Geraffee milik Arhanud TNI Angkatan Darat, serta prototip mobil robot penjinak bom yang diberi nama Morolipi Versi Pertama. Dalam bidang pangan dan obat-obatan sedang dikembangkan obat-obatan herbal untuk anti kanker, dan pengembangan pangan alternatif, pengembangan riset nuklir untuk obat-obatan, kesehatan dan pangan. Selain itu untuk memberikan kontribusi pada upaya ketahanan pangan, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) telah menyumbangkan 1 persen varietas unggul tanaman pangan nasional dan 22 - 4
penambahan jenis suplemen pakan ternak serta kesediaannya secara berkelanjutan telah ditemukan antara lain 14 varietas padi unggul, 4 varietas kedelai dan 1 varietas kacang hijau dan dalam riset peternakan telah diluncurkan pula formulasi ternak generasi 2 yaitu suplemen pakan Multinutrien (SPM) dan High Quality Feed Supplement (HQFS) serta complete feed dan radio vaksin. Selain itu, LIPI telah berhasil mengembangkan antara lain Bahan Makanan Campuran (BMC) dari bahan dasar tempe untuk makanan bayi; benih padi Rojo Lele yang tahan terhadap hama penggerek batang; benih padi yang tahan terhadap kekeringan; penggunaan Barley Stripe Mosaic Virus (BSMV) sebagai vektor untuk memproduksi Human Erythroprotein (Human Epo). Di bidang teknologi kedirgantaraan dalam penguasaan teknologi satelit pada tahun 2006 LAPAN telah menghasilkan diantaranya prototipe satelit mikro nasional yang siap diluncurkan; prototipe roket balistik RX-1110.01.01, RX1512.02.02, RX-2728.01.01, RX-2428.03.01 dan 2 jenis roket RX-70. dengan jarak jangkau 7-53,5 km dengan bobot lebih dari 300 kg; prototipe roket kendali; prototipe sistem pelacak posisi wahana bergerak berbasis GPS dengan kecepatan 1200 bps dan menggunakan frekuensi tunggal pada band VHF yang telah dimanfaatkan dalam operasi divisi Raider KODAM III di NAD; model jaringan distribusi data sistem pelacak posisi wahana bergerak berbasis GPS; dan peningkatan SDM yang menguasai teknologi satelit dan peroketan. Di bidang survei dan pemetaan telah diselenggarakan penelitian dan pengembangan dalam rangka: (i) mengantisipasi perkembangan teknologi survei dan pemetaan, (ii) menjawab berbagai masalah teknologi yang sedang/akan diaplikasikan bagi penyelenggaraan survei dan pemetaan nasional yang lebih efisien dan efektif serta (iii) memberi kontribusi kepada pengambil kebijakan. Dari kegiatan tersebut diperoleh antara lain: model penelitian dalam membantu penanganan bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, dan longsor melalui pembangunan sistem informasi penanggulangan 22 - 5
bencana alam yang terintegrasi dan terinterkoneksi. Dalam hal penyebaran informasi, disajikan berbagai informasi melalui media atlas baik berskala nasional maupun provinsi serta atlasatlas pariwisata dalam rangka menarik investor dalam dan luar negeri. Hasil yang diperoleh dalam 10 bulan terakhir adalah: Atlas pariwisata Bangka Belitung, dan NTB; Basisdata peta dinding kewilayahan; Atlas sumber daya ekonomi; Atlas curah hujan; Multimedia potensi regional; dan digital global mapping. Dalam rangka penelitian dan pengembangan kehutanan telah dilaksanakan kegiatan pokok berupa: a) pengembangan Iptek tepat guna bagi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan; b) penelitian dan pengembangan untuk peningkatan pemahaman terhadap fenomena alam, karakteristik ekosistem daratan dan perairan serta keragaman sumberdaya alam baik sumberdaya hayati maupun non hayati di darat dan laut. Dalam rangka pengembangan Iptek tepat guna bagi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan telah dikembangkan sistem silvikultur tanaman prioritas, pengembangan teknik pemanenan ramah lingkungan, pengembangan teknik konservasi flora dan fauna di beberapa kebun raya dan taman nasional, pengembangan dan penelitian hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan, pengembangan teknik budidaya hasil hutan non kayu, pengembangan pemanfaatan kayu jenis fast growing species, serta pengembangan teknologi pembuatan biodiesel dari tanaman jarak pagar. Sedangkan dalam rangka penelitian dan pengembangan untuk peningkatan pemahaman terhadap fenomena alam, karakteristik ekosistem daratan dan perairan serta keragaman sumberdaya alam baik sumberdaya hayati maupun non hayati di darat dan laut telah dikembangkan teknik rehabilitasi lahan terdegradasi dan bekas tambang, pengembangan teknik rehabilitasi hutan mangrove dan lahan gambut, pengembangan kebijakan kelembagaan dan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Jawa dan Sulawesi, serta penelitian pengembangan kebijakan hutan lindung.
22 - 6
Melalui Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek, telah mulai dimanfaatkan rangkaian teknologi pemantau dini bencana alam tsunami (Tsunamy Early Warning System, TEWS) yang merupakan kolaborasi berbagai instansi pemerintah (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, BPPT, LIPI, LAPAN, BMG, Bakorsutanal, Pemda dan Perguruan Tinggi). Dengan dukungan beberapa negara yaitu Pemerintah Jerman, China, Perancis, Jepang dan Amerika Serikat (NOAA), perintisan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang signifikan seperti kemampuan deteksi terjadinya gempa bumi secara real time dalam kurun waktu 10–15 menit (sebelumnya sekitar 30 menit); pemasangan stasiun pengamatan pasang surut secara real time di empat lokasi (Sabang, Sibolga, Padang, BenoaBali); pemasangan dua DART Buoy di Pantai Barat Sumatera. Sistem tersebut telah diujicoba pada tanggal 26 Desember 2005 dengan Simulasi Sistem Peringatan Dini Tsunami di Padang yang dimulai dengan penyampaian informasi dari National Center (BMG – Jakarta) kepada Walikota Padang yang kemudian diikuti dengan diseminasi informasi ke poskoposko di Kota Padang dan proses evakuasi masyarakat. Disamping itu program-program aplikatif lainnya seperti Iptekda terus digalakkan diberbagai tempat untuk menerapkan berbagai penemuan rekayasa teknologi dari lembaga-lembaga iptek. Sebagai lanjutan program Indonesia Go Open Source (IGOS) kantor Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) sebagai salah satu deklarator IGOS sejak tanggal 15 Juni 2006 telah menyatakan diri menggunakan software legal berbasis Open Source di lingkungannya. Hal ini merupakan salah satu perwujudan komitmen KNRT dalam menegakkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Di samping itu, pemanfaatan teknologi informasi bagi penyebaran iptek di perdesaan telah dilanjutkan melalui warung informasi dan teknologi (Warintek). Jaringan WARINTEK yang telah dibangun dan dikembangkan selama ini di daerah-daerah telah berhasil menjadi sarana bagi masyarakat dalam pemanfaatan
22 - 7
teknologi informasi serta menghilangkan rasa canggung di masyarakat. Hasil lain yang juga tercakup dalam program ini antara lain adalah peningkatan dorongan pendayagunaan hasil litbang iptek ke dunia usaha dan industri melalui peningkatan dukungan penyediaan informasi teknologi; penyediaan jasa konsultasi dan asistensi teknis melalui Techno Agropark; penyebaran Teknologi Tepat Guna (TTG); dan kemitraan lembaga litbang dan industri, seperti Riset Unggulan Kemitraan untuk meningkatkan kapasitas iptek di industri. Melalui Program Kelembagaan Iptek telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Dengan Peraturan Pemerintah ini, diharapkan lembaga penelitian lebih leluasa dalam memberikan layanan teknologi bagi industri pengguna dan langsung dapat mengelola imbalan yang diterima. Melalui program ini juga telah dikembangkan berbagai fasilitas laboratorium. Salah satunya adalah lanjutan pengembangan Laboratorium Biologi Molekuler Eijkman ke arah peningkatan kemampuan di bidang bio-forensik dan penanganan penyakit menular. Di samping itu, telah diperkuat fasilitas-fasilitas yang ada di berbagai pusat-pusat iptek dan unit pelayanan teknis. Sebagai pelaksanaan undang-undang (UU) 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Pengembangan, Penelitian, dan Penerapan Iptek telah dilaksanakan pemantapan kelembagaan Dewan Riset Daerah (DRD) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda). Kegiatan-kegiatan lain dalam rangka memperkuat kelembagaan iptek yang telah dilaksanakan antara lain penguatan kelembagaan dan fungsi pengawasan untuk kegiatan riset dan penerapan teknologi berisiko tinggi termasuk nuklir dan bioteknologi; penyempurnaan peraturan yang mendukung komersialisasi hasil litbang; peningkatan manajemen pengelolaan HKI; standar mutu; keamanan
22 - 8
produksi dan lingkungan; peningkatan keterlibatan organisasi profesi ilmiah, perguruan tinggi serta masyarakat dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan program iptek; penyusunan indikator dan statistik iptek nasional; dan peningkatan kuantitas dan kualitas peneliti, serta optimalisasi dan mobilisasi potensi SDM iptek. Melalui Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi, telah dilaksanakan pola-pola insentif untuk mendorong peningkatan kapasitas teknologi industri di dunia usaha, diantaranya Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) dan Start-Up Capital Program (SUCP). Pada tahun 2005 Rusnas membiayai 6 buah topik yang merupakan kegiatan lanjutan, yaitu: pengembangan Wireless Multimedia Internet, Mikrosistem Sensor (Radiosonde dan Pemantauan Lingkungan), Infrastruktur Ekonomi Internet, dan Elektronika Industri; pengembangan varietas buah tropis yaitu pepaya, nenas, pisang, dan manggis; perbaikan mutu genetika induk dan benih, pengembangan pakan buatan dan nutrisi, dan pembuatan vaksin vibrio untuk pencegahan penyakit vibriosis pada kerapu; diversifikasi pangan pokok pengembangan produk berbasis sagu dan jagung; formulasi pelumas berbasis minyak sawit untuk industri pangan, pengembangan Standar Biodiesel Indonesia, optimasi produksi surfaktan metil ester sulfonat/MES skala pilot menggunakan system Batch); dan perbaikan proses manufaktur dan pengembangan lanjut engine 500 cc. Adapun pelaksanaan SUCP dimaksudkan untuk menstimulasi partisipasi berbagai pihak dalam berinvestasi untuk pengembangan Industri Kecil Menengah Berbasis Teknologi (IKMT) melalui sistem pendanaan modal ventura. Program ini pada tahun 2005 membiayai beberapa kegiatan diantaranya : metode deteksi kebuntingan ternak melalui identifikasi ion fenol dalam urine dengan nama “DEEA Gestdect”; pengembangan produksi Microcontroller & Software Remote Engineering Consultative System di perumahan dan industri, sebuah sistem yang dapat melakukan monitoring asset dari jarak jauh secara real time yang dapat 22 - 9
diaplikasikan pada perumahan dan industri; pengembangan Mesin Pencacah dan Pembalik Mekanis untuk Pengomposan Limbah Tandan Kosong Sawit/Limbah Agro Industri; agribisnis untuk produksi pepaya Arum Bogor (IPB-1) dan pepaya Prima Bogor (IPB-2), serta pepaya Wulung Bogor (IPB-10), dan pengembangan fasilitas produksi minyak atsiri yang dihasilkan dari pala agar lebih efisien dan sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan konsumen. III.
TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN
Tindak lanjut lainnya mencakup (1) mengembangkan aplikasi teknologi pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan; (2) memperluas pusat-pusat iptek di pelosok Tanah Air, mengaktualisasikan peran unit inkubator dalam fungsi intermediasi; (3) meningkatkan efektivitas mekanisme intermediasi untuk meningkatkan difusi hasil riset ke dalam kegiatan ekonomi; (4) meningkatkan efektivitas peran Dewan Riset Daerah dan Balitbangda dalam perumusan kebijakan dan pembangunan iptek di daerah; (5) mengembangkan intensitas dukungan pranata regulasi dan kebijakan yang kondusif, antara lain dalam bentuk insentif pajak; (6) memperluas jejaring kerja (net working) antara lembaga iptek, baik di pusat maupun di daerah, termasuk penguatan kerjasama tripartit Academician Business Government (ABG) dalam pembangunan iptek; (7) meningkatkan apresiasi berbagai kalangan terhadap pentingnya peran strategis iptek; (8) meningkatkan kemampuan usaha kecil, menengah dan koperasi berbasis pengetahuan; (9) pengembangan sistem deteksi dini untuk multi hazard yang mencakup longsor, banjir, kebakaran, dan gempa, dan tsunami, termasuk rencana percepatan pembangunan infrastruktur Tsunamy Early Warning Systems (TEWS); (10) mengembangkan kelembagaan untuk meningkatkan kapasitas lembaga litbang dan memperlancar transaksi hasil litbang, (11) mengembangkan dan menyempurnakan instrumen analisis pencapaian teknologi dalam bentuk statistik dan indikator iptek
22 - 10