BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Strategi Menurut Ward dan Peppard (2002,p69) strategi adalah kumpulan dari beberapa tindakan yang terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan jangka panjang lebih baik dan juga meningkatkan kekuatan secara relatif antara beberapa perusahaan dengan kompetitor. Menurut Wheelen dan Hunger (2008,p14) strategi adalah perencanaan lengkap yang menyimpulkan bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian dari Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2.2 Pengertian Bisnis Menurut Allan Afuah (2004), bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan
untuk
menciptakan
dengan
cara
mengembangkan
dan
mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen. Dapat diambil kesimpulan bahwa Bisnis adalah suatu organisasi yang menghasilkan dan menjual product atau jasayang dibutuhkan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu.
9
10
2.3 Pengertian Teknologi Menurut richard C. Dorf dan Thomas H. Byers dalam Technology Ventues from Idea to Entreprise (2008, p8) teknologi termasuk perangkat, artefak, proses, peralatan, metode, dan bahan-bahan yang dapat diterapkan untuk industri dan komersial. Dapat diambil kesimpulan bahwa Teknologi adalah keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. 2.4 Pengertian Enterprise Menurut Bernard (2005, p55), enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan umum dalam sebuah organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya yang di pertukarkan. Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertical, horizontal, dan extended. Komponen vertikal (juga dikenal sebagai Line of bussiness
atau
segments) adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris bisnis (misalnya, penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (juga dikenal sebagai crosscutting enterprise) adalah
daerah yang lebih umum dari aktivitas yang
melayani beberapa baris bisnis. Extended components terdiri lebih dari satu organisasi (misalnya, extranets dan supply chain). Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian dari Enterprise adalah sebuah sistem usaha bisnis dalam lingkungan bisnis tertentu.
11
2.4.1 Enterprise Architecture Enterprise Architecture menurut Bernard (2005, p31), merupakan suatu pekerjaan dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja dari suatu Enterprise yaitu dengan cara membuat perusahaan tersebut agar mampu secara keseluruhan dalam mengintegrasikan strategi, praktekpraktek bisnisnya, alur-slur informasinya, dan sumber daya teknologi yang digunakannya. Dengan mengembangkan pandangan yang terintegrasi dari versi sekarang dan masa depan, perusahaan dapat lebih baik mengelola transisi mencakup identifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan, dan semua sumber daya modal dan manusia (termasuk teknologi informasi) yang akan meningkatkan keuangan baris bawah dan misi kinerja. Komponen Enterprise Architecture : EA = S + B + T Enterprise Architecture = Strategy + Bussiness + Technology 2.4.2 Menghubungkan Enterprise Architecture dan Strategi Menurut Bernard (2005, p72), kerangka dan metodologi enterprise architecture mengatur dokumentasi enterprise architecture dengan cara mengijinkan strategi yang berpengaruh pada perencanaan bisnis dan teknologi, serta pengambilan keputusan. Ini penting khususnya didalam dokumentasi dari gambaran dari masa depan enterprise architecture.
12
Pertama, mengidentifikasi apa yang akan dirubah dan diantisipasi didalam sasaran dan inisiatif strategi, dokumentasi yang berikutnya dari aktivitas bisnis
dan
sumberdaya
teknologi
dapat
diselesaikan
dengan
cara
mempromosikan keselarasan, efisien, dan efektif. Strategi dokumentasi melibatkan identifikasi dari sasaran (goals), inisiatif (initiatives), dan ukuran hasil (outcome measures). 2.4.3 Menghubungkan Enterprise Architecture dan Perencanaan Bisnis Menurut Bernard (2005, p73), seperti yang tercermin dalam desain dari enterprise architecture framework dalam membuat strategi, persyaratan bisnis, dan dukungan solusi untuk memenuhi kebutuhan teknologi. Dokumen Enterprise Architecture terdiri dari 3 masalah utama pada tingkatan bisnis yaitu :
Dukungan sasaran strategi (Supporting strategic goals). Sasaran utama dari perusahaan. Tujuan strategi biasanya membutuhkan beberapa tahun untuk selesai. Perubahan didalam tujuan strategi dibentuk sebagai reaksi atas internal dan eksternal bisnis serta arahan teknologi dan atau didalam hukum dan regulasi.
Dokumentasi dari aktivitas bisnis (Documentation of Business Activity). Aktivitas dari bisnis dan teknologi, program, dan proyek yang memungkinkan tercapainya tujuan strategi, sehingga mereka dapat memberikan pengaruh arahan fundamental kepada perusahaan.
13
Identifikasi dukungan teknologi (identifiying supporting technologies). Hasil tindakan yang teridentifikasi ketika inisiatif strategi telah sukses mencapai tujuan strategi. Hasil tujuan terjelaskan ketika perusahaan telah menyelesaikan misinya.. ketika ia ‘menang’.
2.5 Enterprise Architecture Sebagai Program Manajemen Menurut Bernard (2005, p34), EA mendukung perencanaan strategi dan proses perencanaan sumber daya operasional melalui pandangan dari makro dan mikro tentang bagaimana sumber daya dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan. EA membantu memaksimalkan efesiensi dan efektivitas dari sumber daya perusahaan yang dapat membantu untuk menunjukkan kemampuan kompetitif perusahaan. EA sebagai Program Management terdiri dari : 2.5.1 Resource Alignment Pada Gambar 2.1 ditunjukkan bagaimana IT project (penghubung sumberdaya) yang sejalan dengan tujuan dan inisiatif per bagian perusahaan maupun tujuan dan inisiatif utama perusahaan. Serta apakah sumber daya yang digunakan suatu perusahaan sudah efektif dan efisien dalam mendukung strategi perusahaan.
14
Gambar 2.1 Resource Aligment Sumber : Bernard (2005, p34) 2.5.2 Standarized Policy EA
mendukung
implementasi
kebijakan
manajemen
yang
terstandar yang berhubungan dengan pengembangan dan utilisasi teknologi informasi dan sumber daya lainnya. Dengan menyediakan sebuah pandangan holistic dan hirarkis dari sumber daya saat ini dan masa yang akan datang, EA mendukung penetapan kebijakan untuk: •
Mengidentifikasi kebutuhan strategis dan operasional
•
Menentukan arah strategis dari aktivitas dan sumber daya
•
Mengembangkan bisnis dan sumber daya teknologi perusahaan secara keseluruhan
•
Memprioritaskan pendanaan terhadap program dan proyek
•
Mengawasi pengelolaan program dan proyek
15
•
Mengidentifikasi performa metric untuk program dan proyek
•
Mengidentifikasi dan menegakkan standar dan manajemen konfigurasi
Dokumen kebijakan termasuk hal yang bisa dikategorikan sebagai panduan umum, panduan program yang spesifik, dan panduan secara proses. Dengan menggunakan kategori hirarkis dari dokumen ini, kebijakan yang ringkas dan memiliki arti dibuat. Hal ini dilakukan karena untuk memastikan bahwa tidak ada sebuah dokumen kebijakan yang terlalu panjang dan sulit untuk dibaca. Merupakan hal yang penting untuk mengerti bagaimana berbagai area kebijakan saling berhubungan
sehingga
implementasi
program
tersebut
terkoordinasi di seluruh perusahaan. Kebijakan EA harus terintegrasi dengan kebijakan lain di dalam semua area kepemimpinan, sehingga menciptakan
manajemen
sumber
daya
yang
efektif
secara
keseluruhan dan kemampuan untuk mengawasi. 2.5.3 Decision Support EA menyediakan dukungan untuk pengambilan keputusan sumber daya teknologi informasi bagi prusahaan ditingkat eksekutif, manajemen dan staff. Pada tingkat eksekutif, EA menyediakan kemampuan penglihatan untuk inisiatif teknologi informasi yang besar dan mendukung penentuan arah strategis. Pada tingkat manajemen, EA mendukung desain dan pengaturan keputusan manajemen, serta penyelarasan inisiatif teknologi informasi dengan standar teknikal untuk suara, data, video dan keamanan. Pada tingkat staff, EA mendukung keputusan yang berhubungan dengan operasi,
16
perawatan, dan pengembangan sumber daya dan pelayanan teknologi informasi. 2.5.4 Resource Development Menggambarkan
seberapa
jauh
perusahaan
mengembangkan
atau
meningkatkan sumber daya yang ada di dalam perusahaan. 2.6 Enterprise Architecture Sebagai Metode Dokumentasi Menurut Bernard (2005, p37) dokumentasi EA dicapai melalui 6 elemen utama :
Gambar 2.2 Elemen Dokumentasi Enterprise Architecture Sumber : Bernard (2005, p37)
17
2.6.1 Enterprise Architecture Documentation Framework Kerangka dokumentasi EA mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur untuk di dokumentasikan dan menetapkan hubungan antara area arsitektur.
Gambar 2.3 EA3 Cube Documentation Framework Sumber : Bernard (2005, p38) Goals and initiatives. Ini adalah kekuatan pendorong dibalik arsitektur. Level atas dari kerangka kerja EA mengidentifikasi arahan strategi, tujuan dan inisiatif dari perusahaan dan menyediakan penjelasan jelas kontribusi IT terhadap pencapaian tujuan. Perencanaan strategis berawal dari pernyataan yang jelas dari tujuan perusahaan dan atau misi, dilengkapi dengan pernyataan singkat dari pendangan untuk sukses.
18
Products and Services. Sebuah arsitektur yang dimaksudkan sebagai area pengaruh utama. Level kedua dari kerangka kerja EA mengidentifikasikan pelayanan bisnis produk dari sebuah perusahaan dan kontribusi IT untuk mendukung proses tersebut. Yang dimaksud “pelayanan bisnis” adalah digunakan untuk mengartikan proses dan prosedur yang menyelesaikan misi dan tujuan perusahaan. Data and Information. Mengoptimalisasi data dan informasi adalah tujuan kedua dari perusahaan. Level ketiga dari kerangka kerja EA ini dimaksudkan untuk mengdokumentasikan bagaimana informasi yang sekarang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana alur informasi masa depan dapat terlihat. Tingkatan ini dapat tercerminkan dari perencanaan strategi dan atau perencanaan bisnis. Tujuan dari Strategi IT adalah untuk menetapkan
pendekatan
tertinggi
untuk
pertemuan,
penyimpanan,
perubahan dan menyebarkan informasi diseluruh perusahaan. Systems and Application. Level keempat dari kerangka kerja EA ini dimaksudkan untuk mengorganisasi dan mendokumentasi pengelompokan sekarang dari sistem informasi dan aplikasi yang digunakan perusahaan untuk mengirimkan kapabilitas IT. Networks and Infrastructure. Ini adalah tulang punggung dari arsitektur. Kelima dan level terakhir dari kerangka kerja EA ini dimaksudkan untuk mengorganisasi dan dokumentasi dari pandangan sekarang dan masa depan dari suara , data, dan video jaringan yang perusahaan gunakan untuk sistem host, aplikasi, website dan database.
19
2.6.2 Enterprise Architecture Component Tujuan, proses, standar dan sumber daya yang dapat diubah yang dapat memperluas perusahaan Contoh komponennya terdiri dari Strategic Goal and Initiatives;
business
product/services;
information
flows,
knowledge
warehouses, and data objects; information systems, software applications, enterprise resources program, and web sites (Bernard, 2005, p.40).
Gambar 2.4 Contoh EA Component Sumber : Bernard (2005, p40) 2.6.3 Enterprise Architecture Current Architecture Current architecture berisi komponen - komponen EA yang ada pada saat ini pada suatu perusahaan pada tiap tingkatan dari kerangka. pandangan saat ini dari EA berfungsi untuk membuat sebuah dasar inventaisasi dari sumberdaya dan aktivitas saat ini yang didokumentasikan dengan cara yang konsisten
20
dengan pandangan masa depan EA sehingga analis dapat melihat kesenjangan dalam kinerja antara rencana masa depan dan kemampuan saat ini. Pandangan saat ini dari EA terdiri dari 'artifact' (document, diagaram, data, lembar kerja, grafik.dll) pada tiap tingkatan kerangka, yang mana diarsipkan dalam repositori on-line untuk membuat mereka bisa digunakan oleh berbagai pemegang kepentingan EA. 2.6.4 Enterprise Architecture Future Architecture Mendokumentasikan EA baru atau memodifikasi komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerja yang kurang baik atau mendukung sebuah inisiatif strategi baru, kebutuhan operasional atau solusi teknologi.
Gambar 2.5 Pendorong Perubahan Sumber : Bernard (2005, p41) Gambar tersebut menjelaskan future architecture didorong baik pada tingkat strategis dan taktis dalam tiga cara : arah baru dan tujuan; prioritas bisnis berubah; dan teknologi (Bernard, 2005, p.41).
21
2.6.5 Enterprise Architecture Management Plan Menggambarkan arsitektur saat ini dan di masa yang akan datang dan perencanaan secara berkala untuk mengelola perubahan bisnis atau teknologi di masa yang akan datang. Bagaimana perusahaan akan terus bergerak dari arsitektur saat ini ke arsitektur masa depan adalah perencanaan yang signifikan dan tantangan manajemen, terutama jika sumber daya TI yang mendukung fungsi bisnis utama sedang diganti atau ditingkatkan. 2.6.6 Enterprise Architecture Planning Threads Dokumentasi enterprise architecture termasuk urutan dari aktivitas umum yang hadir didalam semua tingkatan framework. Urutan itu termasuk TI yang berhubungan dengan keamanan (security), standard, dan pertimbangan tenaga kerja (workforce consideration). -
Keamanan TI (IT Security) Keamanan merupakan bagian integral dari program manajemen enterprise architecture dan metodologi dokumentasi. Kompherensif keamanan program teknologi informasi telah berfokus di beberapa area termasuk informasi, orang, operasi, serta fasilitas.
-
Standard TI Merupakan sesuatu fungsi yang paling penting dari enterprise architecture yaitu menyediakan teknologi dengan stantar terkait pada semua tingkatan dari framework enterprise architecture.
22
-
Tenaga kerja TI (IT workforce) Kemungkinan sumber daya terbesar yang dimiliki suatu perusahaan yaitu orang-orang. Karena itu penting untuk memastikan bahwa staff TI saling berhubungan, memiliki keterampilan, dan persyaratan pelatihan yang mendukung identifikasi untuk LOB (line of business) dan kegiatan dukungan layanan. Di setiap tingkat pada kerangka enterprise architecture dan solusi tepat yang tercermin untuk arsitektur saat ini dan dimasa depan.
2.7 The Structure & Culture Menurut Bernard (2012, p51), Structure and Culture cukup penting disertakan dalam EAdengan maksud untuk secara akurat mencerminkan hakikat tujuan organisasi, proses, dan stuktur informal yang mempengaruhi pandangan saat ini dan masa depan arsitektur. Pemahaman structure dan culture dalam bekerjasama dengan para stakeholders untuk mendapatkan dukungan dan mengelola ekspetasi untuk pengembangan dan pelaksanaan program EA. 2.7.1 The Structure of Enterprise Organisasi dan perusahaan adalah kedua jenis entitas social yang memiliki budaya, struktur formal dan struktur informal, tujuan, kegiatan, dan sumberdaya. Perbedaannya adalah bahwa perusahaan dapat diartikan sebagai bagian dari suatu organisasi atau juga melibatkan beberapa organisasi lain. Perusahaan biasanya terdiri dari sisi vertical dan horizontal dan sebuah komponen yang diperluas. Komponen vertical atau biasa disebut Lines of business atau segment adalah area aktifitas khusus dalam perusahaan.
23
Horizontal komponen juga dikenal sebagai crosscuttingkegiatan aktifitas yang lebih umum dalam perusahaan.
Gambar 2.7 Relating Functional Teams to EA Lines Of Business Sumber: Bernard, 2012, p58 Pandangan komponen vertical dari EA adalah arsitektur yang berdiri sendiri dan berisikan domumentasi dari semua tingkat kerangka EA. Komponen vertical
ini
juga
disebut
“segment”.
Ketika
segment
vertical
di
dokumentasikan menggunakan kerangka kerja EA yang sama, mereka dapat dikumpulkan menjadi sebuah gambar arsitektur yang lebih besar dan dapat menutupi beberapa lines of business. Ini mugkin cara yang lebih baik untuk mengembangkan versi EA dari sebuah perusahaan, karena memungkinkan mereka untuk melakukan lebih banyak pekerjaan yang dapat dikelola dan mengurangi
biaya
awal.
“segment
approach”digunakan
untuk
mendokumentasikan kesuluruhan kegiatan EA. Segment Approach juga
24
berguna dalam perusahaan besar atau desentralisasi dimana bagian dari arsitektur perlu dikembangkan dan dipelihara oleh sejumlah kelompok yang berbeda. 2.7.2 Understanding Culture Memahami budaya perusahaan sangat penting untuk mengembangkan pandangan yang realistis tentang bagaimana tujuan strategis ditetapkan, bagaimana proses fungsi, dan bagaimana sumberdaya yang digunakan. Setiap perusahaan berbeda dalam beberapa cara seperti vertical, horizontal atau subenterprises. Hal ini disebabkan budaya perusahaan menjadi sebuah penggabungan dari nilai-nilai, keyakinan, kebiasaan, dan preferensi dari semua orang untuk keluar dari perusahaan atau sub-enterprises. 2.8 Enterprise Architecture Artefact Menurut Bernard (2005, p112), EA Artifact adalah jenis dokumentasi yang menggambarkan komponen, termasuk laporan, diagram, grafik, spreadsheet, file video, dan jenis-jenis informasi yang dicatat. Tingkat tinggi (High-Level) pada EA Artifact adalah teks dokumen atau diagram yang menggambarkan keseluruhan strategi, program, dan hasil yang diinginkan. Tingkat menengah (Mid-Level) EA Artifact adalah dokumen, diagram, grafik, spreadsheet, dan briefing yang menjelaskan proses organisasi, proyek-proyek berkelanjutan, rantai pasokan, sistem yang besar, arus informasi, jaringan, dan situs web. Tingkat rendah (Low-Level) EA Artifact menggambarkan aplikasi khusus, kamus data, standar teknis, interface, komponen jaringan, dan tanaman kabel. Ketika EA Artifact diselaraskan melalui taksonomi penyelenggaraan kerangka EA (EA Framework), baru dan pandangan
25
yang lebih berguna tentang fungsi komponen EA yang dihasilkan. Ini adalah salah satu nilai terbesar dari EA sebagai proses dokumentasi, penciptaan kemampuan untuk melihat hirarki pandangan dari perusahaan yang dapat diperiksa dari berbagai perspektif.
2.8.1 Goals and Initiatives Menurut Bernard (2005, p106), Goals & Initiatives berada pada Level atas dari EA3 Framework yang memperkenalkan perusahaan dalam menentukan arah stategis (strategic direction), tujuan (goals), Initiatives, serta memberikan penjelasan yang jelas mengenai kontribusi bahwa TI akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan itu. Perencanaan strategis dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas dari tujuan dan/atau misi perusahaan, pernyataan singkat dan jelas dari keberhasilan visi. 2.8.2 Product and Services Menurut Bernard (2005, p122), kunci bisnis perusahaan dan dukungan proses didokumentasikan pada tingkat bisnis dari EA framework. Komponen EA pada tingkat ini meliputi dokumentasi proses bisnis dan perencanaan modal TI portofolio yang berisi dokumentasi kasus bisnis pada setiap investasi di bidang TI yang meliputi operasional dan keuangan. Hubungan antara peserta dalam kegiatan E-Commerce dan E-Government ini sering disebut sebagai "B" untuk bisnis, "G" untuk Government (pemerintah), dan "C" untuk citizen (warga negara), sehingga akronim seperti B2B untuk business-to-business dan G2C bagi Government-to-citizen.
26
Menurut Bernard (2005, p106), Product & Services berada pada level kedua dari EA3 Framework yang mengidentifikasi bisnis produk dan jasa dari Enterprise dan merupakan kontribusi dari dari teknologi yang mendukung proses bisnis perusahaan. Istilah “Business Services” digunakan untuk proses yang berarti dan prosedur untuk menyelesaikan misi dan tujuan dari perusahaan, apakah itu untuk bersaing disektor swasta, menyediakan pelayanan umum, edukasi, memberikan pelayanan medis, memberikan kemampuan pertahanan. Perencanaan strategis membantu secara langsung dan memprioritaskan berbagai layanan bisnis dan aktivitas pengiriman produk didalam perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan bergerak secara kolektif berdasarkan arah strategis yang sudah ditetapkan dalam rencana strategis. 2.8.2.1 Business Plan Menurut
Bernard
(2005,
p122),
Merupakan
aktivitas
bisnis
perusahaan yang secara langsung berkontribusi pada tercapainya misi perusahaan. Contohnya layanan, menufaktur, pengiriman barang, financial, akunting, adminstrasi, dll. Business plan adalah deskripsi tingkat atas dari fungsi lini bisnis, dan strategi finansial yang akan menyelesaikan strategic goals dan initiatives. Item berikut ini sering di temukan dalam rencana bisnis : 1. Business overview 2. Executive team profile
27
3. Relationship of business activities to strategic goals 4. Organizational structure 5. Market outlock and competitive strategy 6. Business cycles 7. Capitalization summary 8. Financial strategy 9. Current financial status summary 10. Business partnership and alliances 2.8.2.2 Business Process Diagram Menurut Bernard
(2005,
p.300),
Business Process Diagram
memperlihatkan detail dari rincian suatu kegiatan, termasuk bagaimana setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan yang lain. Diagram digambarkan dengan model IDEF-0 untuk melihat input, kontrol, output dan mekanisme dari masing-masing langkah di dalam proses. Model aktivitas IDEF-0 cocok untuk dokumentasi proses bisnis karena menyediakan dua pandangan konteks tingkat tinggi dan pandangan yang lebih rinci dari setiap langkah dalam format kegiatan yang dapat lebih diurai dan saling terkait dengan proses lain untuk menunjukan keterkaitan. Diagram ini berguna dalam menunjukan hubungan antara langkah-langkah dan pengaruh internal atau eksternal, tapi mungkin tidak berdasarkan urutan waktu.
28
2.8.2.3 Swin Lane Process Diagram Menurut Bernard (2005, p299), Swim Lane Process Diagram merupakan
suatu
diagram
aktivitas
pemangku
kepentingan
(Stackholder) dimana menunjukan kegiatan apa saja yang dilakukan pemangku kepentingan (orang-orang dengan kepentingan dalam perusahaan) yang terlibat dengan garis dari proses bisnis dan waktu dari interaksi. Diagram menggunakan format dari “Swim Lane” Stackholder diatur dalam baris, kerangka waktu (Timeframes) diatur dalam kolom, lalu gambaran aktivitas digambarkan dengan simbol flowchart.
Gambar 2.8 Swim Lane Diagram Sumber : Bernard (2005, p299)
29
2.8.2.4 Use Case Narrative & Diagram Menurut Bernard (2005, p302), Use Case Narrative mengikuti format Unified
Modeling
Language
(UML)
untuk
mengidentifikasi
persyaratan bisnis, konteks, Stackholder (Aktor), dan garis bisnis untuk bertinteraksi dengan sistem, layanan, dan applikasi yang diidentifikasi sebagai solusi yang membutuhkan perkembangan. Jadi use case menjelaskan interaksi antara pengguna dengan sistem applikasi.
Participation
Gambar 2.9 Use Case Narrative & Diagram Sumber : Bernard (2005, p302)
Gambar 2.10 Contoh Use Case Narrative & Diagram
30
2.8.3 Data dan Informasi Menurut Bernard (2005, p123), Data & Information adalah bagaimana suatu perusahaan menggunakan data dan informasi untuk didokumentasikan di Level ‘Data & Information’ pada EA3 framework. Komponen EA pada tingkat ini meliputi dokumentasi pada desain, fungsi, dan pengelolaan sistem informasi, database, gudang pengetahuan, dan data mart. Hal ini juga termasuk dokumentasi rinci tentang struktur dan logika pengolahan data. Menurut Bernard (2005, p106), Data & Information berada pada level ketiga dari EA3 Framework merupakan maksud untuk mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini yang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana arus informasi masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui dokumen strategi teknologi informasi yang diikat kedalam perencanaan strategi teknologi informasi atau perencanaan bisnis. Tujuan strategi teknologi informasi adalah untuk membangun sebuah pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah dan menyebarkan informasi ke seluruh perusahaan. 2.8.3.1 Object State Transition Diagram Menurut Bernard (2005, p306), sebuah state transition diagram menggunakan
notasi
Unified
Modeling
Language
untuk
memperlihatkan bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek secara spesifik. Diagram ini memperlihatkan perubahan artibut, link, atau
31
behavior dari “on-line order” objek yang hasilnya dari sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan keadaan. Menurut Satzinger (2005, p237), sebuah statechart diagram tersusun dari oval-oval yang mewakili status dari sebuah objek dan panah yang mewakili transisinya. Gambar 2.11 mengilustrasikan sebuah statechart simpel dari sebuah printer. Selama mudah mempelajari statechart dengan menggunakan item yang terlihat, ada baiknya memulainya dengan beberapa contoh dari computer hardware. Ketika dasarnya dijelaskan, kita akan mengilustrasikan pemodelan software objek di dalam problem domain. Starting point dari statechart adalah dot hitam, yang disebut pseudostate. oval pertama setelah dot hitam adalah state pertama dari printer. Pada kasus ini, printer dimulai dengan keadaan off state. Sebuah state diwakili oleh sebuah kotak dengan bagian tepi bulat (seperti sebuah oval namun lebih persegi), dengan nama sebuah state didalamnya.
Gambar 2.11 statechart sederhana untuk printer Sumber : Satzinger (2005, p237)
32
Didefinisikan secara akurat, sebuah state dari sebuah objek adalah suatu kondisi yang terjadi selama berlangsung ketika memenuhi beberapa kriteria, melakukan beberapa tindakan, atau menunggu untuk sebuah event. Setiap state yang unik memiliki nama yang unik. State adalah sebuah semipermanen kondisi dari sebuah objek, seperti On, Working, atau Loading Equipment. State dideskripsikan sebagai kondisi
semipermanen
karena
eksternal
event
dapat
menginterupsikannya. Sebuah objek akan tetap dalam sebuah state selama beberapa event menyebabkan objek itu bergerak ke state lainnya. Ketentuan penamaan untuk kondisi status membantu mengidentidikasi state secara valid. Sebuah state boleh memiliki nama dari sebuah kondisi spesifik seperti On, atau In repair. State lainnya lebih aktif, dengan nama terdiri dari gerund atau verb phrases (frase kata kerja) seperti Being Shipped atau Working. Untuk contoh, sebuah objek Order spesifik ada ketika seorang customer memesan sesuatu, tepat setelah dibuatkan, objek tersebut di dalam state seperti Adding new order items, kemudian Waiting for items to be shipped, dan akhirnya order state selesai ketika semua item telah dikirim. Seperti terlihat pada gambar 2.11, panah yang meninggalkan Off state disebut transition. Pembuatan transition mengakibatkan objek untuk meninggalkan Off state dan membuat sebuah transition ke On state. Sebuah transitionadalah pergerakan dari sebuah objek dari satu state
33
ke state lainnya. Ini adalah mekanisme yang mengakibatkan sebuah objek meninggalkan state dan berganti ke state baru. State adalah kondisi semipermanen. State semipermanen karena transisi menyela state dan menyebabkan state ke akhir kondisi. Pada umumnya, transisi disadari singkat pada durasinya, dibandingkan dengan state, dan tidak bisa diinterupsikan. Dengan kata lain, sekali transisi dimulai, akan berjalan ke kompleksitas dari mengambil objek ke state baru, disebut destination state. Sebuah transisi diwakili dengan panah dari sebuah origin state-state yang lebih dulu ke transition-untuk sebuah destinasi state dan pelabelan dengan sebuah string untuk menjelaskan komponen dari transition. Label transition terdiri dari tiga komponen : Transition-name
(parameters,...)
[guard-condition]
/
action-
expression Pada gambar 2.11, nama transisi di onButtenPhushed. Transisi seperti trigger yang akan menembak atau sebuah event yang terjadi. Name akan menggambarkan action dari triggering event. Pada gambar 2.11, tidak ada parameter yang dikirim ke printer. Kondisi guard aman tercover. Untuk melepaskan transition, guard harus benar. Slash depan dibagi mekanisme firing dari action atau proses. Ekspresi action mengindikasikan beberapa proses yang harus terjadi sebelum transisi selesai dan objek tiba di dalam state tujuan. Pada kasus ini, printer akan berjalan sebagai sebuah self-test sebelum beralih ke On state.
34
Nama transition adalah nama dari sebuah message event yang memicu transition dan menyebabkan objek meninggalkan state aslinya. Perhatikan bahwa format sangat mirip ke sebuah message dalam sebuah sistem sequence diagram. Pada faktanya, kita akan menemukan bahwa message names dan transition-names hampir menggunakan syntax yang sama. Satu relationship lainnya ada diantara messages dan transitions; transitions disebabkan oleh messages datang ke objek. Porsi parameter dari message name datang langsung dari message parameter. Guard-condition adalah kualifikasi atau test pada transition, dan itu adalah sebuah true/false kondisi yang simpel yang harus dipenuhi sebelum transition bisa dinyalakan. Untuk sebuah transition ke dalam keadaan menyala, pertama, trigger harus terjadi, dan kemudian guard harus dievaluasi ke true. Terkadang transition hanya memiliki sebuah guard-condition dan tidak ada triggering event. Pada kasus ini, trigger secara terus-menerus menyala (firing), dan kapan saja ketika the guard menjadi true, transition terjadi. True/false kondisi ini adalah sebuah test pada sisi pengiriman dari message. Dan sebelum message dapat dikirim, kondisi true/false harus true. Pada perbedaannya, guard condition ada pada receiving side dari message. Message bisa diterima, tapi transition fires hanya jika guard-condition juga true. Kombinasi dari tests, messages, dan
35
transition memberikan fleksibilitas yang sangat luar biasa dalam mendefinisikan behavior kompleks. Action-expression adalah ekspresi procedural yang disahkan ketika transition dilecutkan. Dengan kata lain, itu menjelaskan action dilakukan. Beberapa dari tiga komponen-transition-name, guardcondition, atau action-expression-mungkin kosong. Jika salah satu dari transition-name atau guard-condition kosong, maka akan otomatis dievaluasikan ke true. Salah satunya bisa berarti kompleks, dengan AND atau OR konektifitas. 2.8.3.2 Logical Data Model Menurut
Bernard (2005, p308), Model data sematik yang dapat
dikembangkan
dengan
menggunakan
metode
dan
simbologi
tradisional terstuktur (Entity Relationship Diagram), atau dapat menggunakan metode berorientasi objek dan simbologi dari Unified Modeling Language (UML), yang menghasilkan Class Diagram dan/atau Object Diagram. Notasi Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger (2005, p185-186), pada class diagram, kotak mewakili classes, dan lines menghubungkan kotak memperlihatkan suatu hubungan antarclasses. Gambar 2.15 menunjukkan suatu contoh dari simbol untuk satu kelas: Customer. The class symbol adalah kotak dengan tiga bagian. Bagian paling atas berisi nama dari class, bagian
36
tengah berisi attributes dari class, dan bagian bawah berisi methods penting dari class. Methods tidak diperlihatkan pada domain model class diagram. Faktanya, the class symbol sering diperlihatkan dengan hanya terdiri dari dua bagian untuk menunjukkan bahwa itu adalah domain model.
Gambar 2.12 UML class symbol dengan 3 bagian untuk nama, attributes, dan methods Sumber : Satzinger (2005, p185) Gambar 2.12 memperlihatkan sebuah contoh dari sebuah domain class diagram yang simpel dengan dua class, Customer dan Order. Disini class symbol hanya terdapat dua bagian. UML membutuhkan nama class agar dapat digunakan. Di dalam notasi diagram, kita dapat melihat setiap Customer bisa berasosiasi dengan banyak Order, dan setiap Order dihubungkan oleh satu Customer; asosiasinya dapat digambarkan pada diagram agar lebih jelas, tapi itu sebuah opsional. Multiplicity adalah one to many pada satu arah hubungan dan one to one dalam arah hubungan lainnya. Notasi multiplicity, diperlihatkan
37
sebagai sebuah asterisk (bintang) pada garis setelah class Order, menunjukkan “banyak” order. Lihat pada gambar 2.17 untuk kesimpulan dari notasi multiplicity. Model pada gambar 2.16 menyatakan bahwa Customer terhubung ke minimum dari nol dan maksimum dari banyak order (0..*). Pada arah hubungan lainnya, class Order dinotasikan pada paling sedikit satu dan hanya satu Customer. Notasi ini menjelaskan detil yang tepat tentang sebuah system (Satzinger, 2005, p185-186).
Gambar 2.13 domain class diagram yang sederhana tetapi tidak dengan attributes Sumber : Satzinger (2005, p186)
Gambar 2.14 Multiplicity dari asosiasi Sumber : Satzinger (2005, p186)
38
Gambar 2.14 menunjukkan model diperluas untuk mencakup OrderItems-satu atau lebih item spesifik termasuk order di dalamnya. Setiap order berisikan minimum dari satu dan maksimum dari banyak item karena tidak akan ada sebuah order tanpa setidaknya satu item. Sebagai contoh, sebuah order boleh berisi sebuah baju, sepasang sepatu, dan tali pinggang, dan setiap item ini diasosiasikan dengan order. Contoh ini juga menunjukkan beberapa tambahan UML notasi class: sebuah atribut dimulai dengan lowercase letter.Customer memiliki sebuah customer number (custNumber), nama (name), billing
address
(homePhone,
(billAddress),
officePhone).
dan
Setiap
beberapa Order
nomor
memiliki
telepon orderID,
orderDate, dan jumlah. Setiap orderItem memiliki itemID, quantity, dan price. Atribut-atribut dari class tersebut tercantum dibawah nama class di bagian bawah dari kotak class symbol, biasanya dengan key identifier listed.
Gambar 2.15 class diagram yang menampilkan atributSumber : Satzinger (2005, p187)
39
Gambar
2.15
memperlihatkan
bagaimana
objek-objek
yang
sebenarnya di dalam beberapa transaksi yang mungkin terlihat. John adalah customer yang menempatkan 2 order. Order pertama, terjadi pada tanggal 4 februari, adalah 2 pasang kaos dan tali pinggang. Order yang kedua, terjadi pada tanggal 29 maret, sepasang boots dan 2 pasang sandal. Mary adalah customer yang belum menempatkan order. Customer boleh tidak menempatkan order (zero) atau boleh lebih dari satu. Maka Mary tidak berasosiasi dengan order. Pada akhirnya Sara meletakkan order pada 30 Maret untuk 3 pasang sandal. Selama membuat model, analis sering memperbagus domain model class diagram. Satu contoh pada proses refine adalah menganalisis asosiasi many-to-many. Gambar 2.16 memperlihatkan sebuah contoh dari many-to-many asosiasi. Dengan simbol asteriks pada tiap akhir garis asosiasi. Di Universitas, pelajaran (course) ditawarkan sebagai course section, dan pelajar mengikuti banyak course ini. Setiap course section berisikan banyak murid. Maka, asosiasi antara course section dan murid adalah many to many. Asosiasi many-to-many terjadi secara natural, dan mereka dapat dimodelkan seperti yang terlihat, dengan asteriks pada akhir dari garis asosiasi. Pada analisis yang lebih jelas, namun, analis sering menemukan many-to-many asosiasi melibatkan tambahan data yang harus dicatat. Sebagai contoh, pada class diagram dalam gambar 2.16, dimana grade yang setiap murid terima untuk catatan course. Ini adalah data
40
yang penting, dan walaupun model menunjukkan dimana course section yang murid ambil, model ini tidak menaruh grade. Solusinya adalah menambahkan sebuah class untuk mewakili asosiasi antara murid dan course section, yang disebut association class. Association class ini diberikan atribut yang hilang. Gambar 2.17 memperlihatkan pelebaran class diagram dengan association class bernama Course Pendaftaran, yang memiliki sebuag atribut untuk grade murid. Sebuah association class terhubung untuk many-to-many asosiasi dengan garis putus-putus (Satzinger, 2005, p.187).
Gambar 2.16 customers, orders, dan order items konsisten dengan perluasan domain model class diagram Sumber : Satzinger (2005, p188)
41
Gambar 2.17 sebuah domain model class diagram course pendaftaran (enrollment) dengan asosiasi many-to-many Sumber : Satzinger (2005, p188)
Gambar 2.18 sebuah domain model class diagram course pendaftaran yang diperbagus dengan asosiasinya Sumber : Satzinger (2005, p189)
42
Berdasarkan asosiasi pada gambar 2.18 dari kiri ke kanan, class diagram menjelaskan bahwa satu course section memiliki banyak course pendaftaran, tiap-tiapnya dengan grade miliknya masingmasing, dan setiap course pendaftaran berlaku untuk satu murid khusus. Jika dibaca dari kanan ke kiri, setiap course pendaftaran berlaku untuk course section yang spesifik. Sebuah sistem diimplementasikan pada dasar dari domain model ini akan dapat memproduksi grade list yang memperlihatkan seluruh murid dan grade mereka dalam setiap course section, serta grade transkrip memperlihatkan seluruh grade-grade yang diperoleh dari setiap murid. Hirarki dalam Notasi Class Diagram Ada 2 cara tambahan yang orang gunakan untuk menyusun penyelesaian masalah pada class domain dalam dunia nyata: generalisasi/spesialisasi hirarki dan seluruh bagian hirarki. Notasi Generalisasi/Spesialisasi Generalisasi/spesialisasi didasari dari ide yang orang kelompokkan dalam
suatu
kesamaan
dan
perbedaan.
Generalisasi
mempertimbangkan kelompok/grup yang memliki sesuatu yang sama; sebagai contoh, ada banyak tipe dari kendaraan bermotor-mobil, truk, traktor, dan sebagainya. Semua kendaraan bermotor sama-sama memiliki karakteristik umum tertentu, jadi sebuah kendaraan bermotor adalah general class yang banyak. Spesialisasi mempertimbangkan
43
perbedaan dalam suatu tipe katagori sebagai contoh, tipe khusus dari mobil termasuk mobil sport, sedan, dan kendaraan sport lainnya. Tipetipe mobil ini memiliki kesamaan dalam sudut pandang yang sama, namun berbeda dalam sudut pandang lainnya. Maka mobil sport adalah tipe khusus dari mobil. Sebuah generalisasi/spesialisasi hirarki biasanya digunakan untuk menstruktur atau mengurutkan masalah-masalah ini dari sifat yang general yang lebih spesifik. Seperti yang telah didiskusikan, klasifikasi atau pengelompokkan menunjukkan untuk mendefinisikan class. Setiap class dari suatu masalah dalam sebuah hirarki boleh memiliki general class yang lebih di atasnya, ini disebut superclass. Pada waktu yang sama, sebuah class boleh memiliki banyak class spesialisasi di bawahnya, ini disebut subclass. Pada gambar 2.19, sebuah mobil memiliki 3 subclass (MotorVihicle). UML class diagram notasi untuk sebuah superclass dan subclass adalah segitiga kecil pada garis yang menunjuk ke superclasss (Satzinger, 2005, p189).
44
Gambar 2.19 sebuah notasi hirarki generalisasi/spesialisasi dari kendaraan bermotor Sumber : Satzinger (2005, p190) Orang akan mempelajari dari pengelompokkan yang telah mereka buat dengan ringkas sebagai peta pengetahuan. Banker yang berpengetahuan luas dapat berbicara banyak tentang tipe khusus dari pinjaman dan Account deposito. Merchandiser yang berpengetahuan luas seperti John Blankens pada Rocky Mountain Outfitters dapat berbicara banyak tentang tipe-tipe khusus dari produk aktvitas outdoor dan pakaian-pakaian. Maka ketika analis menanyakan user tentang pekerjaan,
dimana
analis
dapat
menggambarkan
sebuah
generalisasi/spesialisasi hirarki. Pada beberapa tingkatan, motivasi untuk customer support system pada RMO dimulai dengan pengenalan John bahwa Rocky Mountain Outfitters dapat menangani banyak pesanan tipe khusus dengan sebuah sistem baru (Web, telephone, dan mail order). Tipe-tipe khusus order ini dapat dilihat pada gambar 2.20.
45
Inheritance memperbolehkan subclass-subclass untuk memiliki karakteristik dari superclass mereka. Kembali pada gambar 2.19, sebuah mobil adalah keseluruhan dari kendaraan bermotor lainnya tapi juga sesuatu yang khusus. Sebuah mobil sport adalah semua dari mobil lainnya dengan karakteristik khusus tambahan. Dari sudut pandang ini, subclass “inherit (mewarisi)” karakteristik. Dalam pendekatan object-oriented, inheritance adalah konsep kunci yang mungkin yang disebabkan oleh generalisasi/spesifikasi hirarki. Terkadang
hirarki-hirarki
ini
disebut
inheritance
hierarchies
(Satzinger, 2005, p190). Whole-part dari Sebuah Notasi Hirarki Cara lain dalam menyusun informasi tentang suatu masalah adalah dengan mendefinisikan masalah tersebut dalam batas-batas dari bagian masalah itu. Sebagai contoh, jika mempelajari tentang sistem komputer akan menyadari bahwa komputer sebenarnya adalah kumpulan dari bagian-bagian processor, memory utama, keyboard, disk storage, dan monitor. Sebuah keyboard bukan sebuah tipe khusus dari komputer; hanya bagian dari sebuah komputer. Namun, itu adalah suatu bagian yang terpisah dari komputer itu sendiri. Bagian lengkap dari
sebuah
notasi
hirarki
menangkap
sebuah
relasi
yang
diidentifikasikan ketika orang mempelajari untuk membuat suatu asosiasi antara sebuah objek dan komponen-komponennya.
46
Gambar 2.20 sebuah hirarki generalisasi/spesialisasi dari Order Sumber : Satzinger (2005, p191) Ada 2 tipe dari bagian lengkap notasi hirarki; agregasi dan komposisi. Batasan agregasi biasanya digunakan untuk menjelaskan seluruh bagian asosiasi antara agregat (whole) dan komponen-komponennya (parts) dimana parts dapat berwujud terpisah. Gambar 2.21 menjelaskan konsep dari agregasi pada sebuah sistem komputer, menggunakan simbol diamond (mutiara) untuk mewakili agregasi. Batasan composisi biasanya digunakan untuk menjelaskan whole-part asosiasi yang lebih kuat, dimana parts, asosiasi sekali, tidak bisa terpisah. Simbol diamond diisi untuk mewakili komposisi (tidak diperlihatkan). Whole-part hierarchies, agregasi dan komposisi, melayani untuk mengizinkan analis untuk mengungkapkan perbedaan yang halus tentang asosiasi diantara class. Selama dengan beberapa relasi asosiasi, multiplicity dapat digunakan-sebagai contoh, ketika sebuah komputer memiliki satu atau lebih disk storage divice.
47
Mendesain notasi class diagram Contoh UML class diagram yang telah kita lihat sejauh ini adalah domain model class diagram. Desain class diagram digunakan untuk mewakili class software yang didalamnya ada sistem baru. Desain class diagram sebenarnya lebih memperlihatkan tentang desain software. Class diagam pada gambar 2.22 berisi beberapa method untuk memperkuat ide atribut dan method yang class software miliki. Gambar 2.22 memperlihatkan bagian dari sebuah desain class diagram untuk sebuah sistem yang mempertahankan Account bank dan
berisikan
class
Customer
software.
Diagram
ini
tidak
memperlihatkan method dari class Customer karena cukup standart. Beberapa
class
diasumsikan
untuk
mengetahui
bagaimana
menambahkan sebuah instance baru, mengupdate values, dan melaporkan
informasi
tentang
itu
sendiri.
Class
Account
mencantumkan satu pasang method karena method-method itu unik untuk bank accounts dan central untuk memproses sistem. Termasuk makeDeposit() dan makeWithdrawal() (Satzinger, 2005, p191).
48
Gambar 2.21 Whole-Part (agregasi) antara sebuah Computer dan bagian-bagiannya Sumber : Satzinger (2005, p192) Sistem Bank Account berisikan sebuah generalisasi/spesialisasi hirarki.; Account adalah superclass, dan Saving/Account dan CheckingAccount adalah dua subclass. Simbol segitiga digambarkan pada sebuah garis yang menghubungkan class yang menunjukkan inheritance. Subclass mewarisi atribut-atribut dan behavior-behavior dari superclass. Maka, CheckingAccount mewarisi dua method ditambah seluruh atribut dari Account. Sama halnya, SavingsAccount mewarisi method dan atribut yang sama. Tetapi SavingsAccount juga mengetahui bagaimana untuk menghitung bunga; CheckingAccount tidak. Hasilnya adalah beberapa atribut dan method yang umum untuk dua tipe dari account. Tetapi atribut dan method lain tidak.
49
Pada
contoh
ini,
inheritance
berarti
bahwa
ketika
sebuah
SavingAccount diciptakan (atau telah tersedia), akan membutuhkan value (nilai) untuk 5 atribut. Objek CheckingAccount dapat untuk membuat deposito, sama seperti objek SavingAccount. Objek SavingAccount dapat menghitung bunga, tapi objek CheckingAccount tidak. Setiap objek, atau instansi, mengurus informasi dan dapat melibatkan satu method. Class Customer dan class Account memiliki asosisasi. Setiap customer dapat memiliki nol (0) atau lebih account. Perhatikan bahwa diagram menunjukkan minimum dan maksimum multiplicity pada garis yang menghubungkan class. Asteriks berarti “banyak”, jadi multiplicity antara Customer dan Account adalah minimum dari nol dan maksimum dari banyak (0..* biasanya hanya *). Untuk menunjukkan relasi yang wajib, diagram harus akan diganti untuk mengindikasi minimum dari 1 dan maksimum dari banyak (1..*). Pada contoh ini setiap account dimiliki oleh satu atau hanya satu Customer (1). Diagram bisa diganti untuk menunjukkan sebuah opsional asosiasi one-to-one sebagai minimum dari nol dan maximum dari satu (0..1) (Satzinger, 2005, p192).
50
Gambar 2.22 Desain class diagram sistem bank account (dengan method) Sumber : Satzinger (2005, p193) Perhatikan juga class SavingAccount dan CheckingAccount mewarisi asosiasi dengan Customer, jadi seorang customer sebenarnya berasosiasi dengan sebuah checkin account atau saving account, seperti yang seharusnya. Pada dasarnya bank tidak menawarkan sesuatu seperti class Account yang simpel; class hanya ada untuk memperbolehkan tipe khusus dari account untuk mewarisi attribut, method, dan asosiasi. Class Account adalah abstract class,class itu tidak dapat diinstansikan. Pada class diagram, abstract class memiliki nama
dengan
huruf
miring,
seperti
pada
gambar
2.22.
CheckingAccount, SavingAccount, dan Customer adalah contoh dari concrete class yang dapat diinstansikan.
51
Gambar 2.23 menunjukan contoh course pendaftaran sebagai desain class diagram dengan method-method. Course memiliki method untuk menambahkan
course.
Course
Sections
dapat
dibuka
untuk
pendaftaran dan kemudian ditutup. Seorang murid dapat diterima dan kemudian menerima gelar. Sekali semester berakhir, sebuah course pendaftaran dapat memposting grade. Tidak ada generalisasi/spesialisasi yang diperlihatkan pada contoh ini, tapi ada tipe khusus dari murid (undergraduate dan graduate) atau tipe khusus courses (credit dan noncredit) pada sistem pendaftaran di universitas. Gambar 2.24 memperlihatkan versi perluasan dari contoh course pendaftaran. Semester ditambahkan, karena sebuah course section ditawarkan dalam 1 semester khususnya. Diagram juga menunjukkan
generalisasi/
spesialisasi
dari
murid
untuk
UnderGraduateStudent dan GraduateStudent. Sebagai contoh, setiap objek yang UnderGraduateStudent adalah tipe khusus dari murid. Spesialisasi class mewarisi semua atribut, asosiasi, dan method dari generalisasi class. Tulisan murid sekarang bercetak miring sebab itu adalah abstract class (Satzinger, 2005, p193).
52
Gambar 2.23 Desain class diagram course enrollment (pendaftaran) dengan method Sumber : Satzinger (2005, p194) Beberapa notasi tambahan pada atribut juga diperlihatkan. Ketika memodelkan class, penting untuk mengidentifikasikan primary key field atau field-field. Pada UML, properti properti dari atribut-atribut diperlihatkan
dengan
kurung
kurawal,
seperti
terlihat
pada
courseNumber {key} di dalam Course class. Class lainnya juga memiliki key. Atribut numberOfSections digarisbawahi untuk menunjukkan bahwa itu adalah class-level atribut. Biasanya sebuah atribut memiliki value yang unik untuk setiap objek. Walaupun, sebuah atribut class-level memiliki satu value yang berlaku untuk semua objek dari class. Di dalam Java ini diimplementasikan sebagai atribut static, dan di VB.NET ini diimplementasikan sebagai shared
53
atribut. Pada contoh ini, sistem perlu untuk menyimpan satu value yang mewakili sejumlah course section. Setiap waktu additional section ditambahkan, value bertambah satu (Satzinger, 2005, p194).
Gambar 2.24 perpanjangan course enrollment class diagram (dengan methods) Sumber : Satzinger (2005, p195)
54
2.8.3.3 Activity/Entity Matrix (CRUD) Menurut Bernard (2005,p310) Activity/Entity Matrix dikembangkan dengan pemetaan entitas data yang dipengaruhi dari hubungan bentuk aktivitas bisnis. Sering disebut sebagai matriks ‘CRUD’ karena teridentifikasi sebagai tipe dasar perubahan yang dilakukan data (Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis. Dibawah ini adalah contoh yang menggambarkan Activity/Entity Matriks.
Gambar 2.25 Activity/Entity Matrix Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p310
55
2.8.4 Enterprise Architecture System and Application Menurut Bernard (2005, p126), System & Applications yang digunakan perusahaan untuk mendukung bisnis jasa, proses pengiriman produk, dan arus informasi didokumentasikan di Level ‘System & Applications’ pada EA3 framework. Salah satu tujuan dari EA adalah untuk meningkatkan integrasi dan efisiensi dukungan sistem dan aplikasi perangkat lunak di seluruh perusahaan. Duplikasi fungsi dan kurangnya interoperabilitas dapat diatasi melalui pembentukan standar teknis dan produk untuk perangkat lunak. Komponen ini di berbagai tingkat dalam ukuran dan kompleksitas dari multifungsi ERP yang diperluas di seluruh perusahaan untuk single-user yang meningkatkan produktivitas. Menurut (Bernard, 2005, p107), System & Applications berada pada level keempat
dari
EA3
Framework
dimaksudkan
untuk
mengatur
dan
mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan applikasi yang digunakan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan TI tergantung pada perubahan di tingkat atas dari EA3 Framework
(Business Services atau
Information Flows) mungkin ada rencana perubahan pada sistem
atau
aplikasi yang tercermin dalam arsitektur masa depan. 2.8.4.1 System Communication Description Menurut Bernard (2005,p313) artifak S-2 memberikan diagram antarmuka sistem S-1 dengan menyediakan penjelasan dari bagaimana data terkomunikasi antara sistem diseluruh perusahaan, dan termasuk spesifik mengenai hubungan, jalan, jaringan dan media.
56
Dibawah
ini
adalah
contoh
yang
menggambarkan
Sytem
Communication Description
Gambar 2.26 Sytem Communication Description Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p313 2.8.4.2 System Data Flow Diagram Menurut Bernard (2005, p315), System Data Flow Diagram lebih dikenal
sebagai
‘Data
Flow
Diagram’
dimaksudkan
untuk
menunjukan proses dalam sistem pertukaran data dan bagaimana pertukaran itu terjadi. Langkah – langkah dalam membuat Data Flow Diagram : 1. Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan aliran data antara mereka.
57
2. Sistem dokumen hieraki fungsional. 3. Tujuan utama adalah untuk : - Mengembangkan gambaran yang jelas dari arus data sistem yang diperlukan yang di input dan output oleh masing-masing sistem. - Memastikan konektivitas fungsional selesai. - Mendukung dari dekomposisi fungsional untuk detail tambahan. 2.8.5 Enterprise Architecture Network and Infrastructure Menurut Bernard (2005, p129), Level Infrastruktur Teknologi pada fungsi EA3 framework untuk mengintegrasikan dan menghubungkan sumber daya TI perusahaan di level aplikasi dan informasi. Integrasi sumber daya suara, data, video, dan transportasi (kabel/nirkabel) adalah salah satu kunci untuk menciptakan infrastruktur TI yang efektif dan hemat biaya secara operasional. Menurut (Bernard, 2005, p.107), Network & Infrastucture berada pada level kelima dan merupakan level bawah dari EA3 Framework dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari jaringan suara, data, dan video yang perusahaan gunakan untuk host sistem, applikasi,website, dan database.
58
2.8.5.1 Network Connectivity Diagram Menurut
Bernard
(2005,p321)
Diagram
konektivitas jaringan
menampilkan koneksi fisik antara suara, data, jaringan video perusahaan. Termasuk eksternal Wide Area Networks (WANs) dan Local Area Networks (LANs). Atau disebut juga dengan ‘extranets’ dan ‘intranets’
Gambar 2.27 Network Connectifity Diagram Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p321
59
2.9 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis Perusahaan 2.9.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan menelaah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, baik yang dapat memberikan peluang pada perusahaan, maupun yang menjadi ancaman bagi perusahaan. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analisis 5 Daya Persaingan Porter dan analisis PEST. 2.9.1.1 Analisis Lima Daya Porter Lima Daya Persaingan Porter menurut Fred R. David (2006, p131) adalah alat untuk menganalisis lingkungan persaingan industri. Industri dapat didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang memproduksi produk atau jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat.
60
Gambar 2.28 Lima Daya Persaingan Porter Sumber : David (2006, p131) Lima kekuatan persaingan tersebut adalah : Persaingan diantara Perusahaan Sejenis Persaingan antarperusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam 5 kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan
kompetitif
dibanding
strategi
yang
dijalankan
perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
61
Intensitas persaingan di antara perusahaan sejenis yang bersaing cenderung meningkat karena jumlah pesaing semakin bertambah, karena pesaing semakin seragam dalam hal ukuran dan kemampuan, karena permintaan untuk produk industri menurun, dan karena pemotongan harga menjadi semakin umum. Persaingan juga meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah; ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi; ketika biaya tetap tinggi; ketika produk mudah rusak; ketika perusahaan pesaing berbeda strategi; tempat mereka berasal, dan budaya; serta ketika merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industri. Ketika persaingan
antarperusahaan
sejenis
semakin
intensif,
laba
perusahaan menurun, dalam beberapa kasus bahkan membuat suatu industri menjadi sangat tidak menarik. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Ketika perusahaan baru dapat dengan dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Tetapi, hambatan untuk masuk, dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang
62
menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah mapan, dan potensi kejenuhan pasar. Disamping berbagai hambatan masuk, perusahaan baru kadangkadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Dengan demikian, tugas penyusunan strategi adalah untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini. Potensi Pengembangan Produk Subtitusi Dalam banyak industri perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk subtitusi dalam industri yang berbeda. Contohnya adalah produsen container plastik berkompetisi dengan produsen kaca, paperboard, dan kaleng almunium, dan produsen acetaminophen bersaing denga produsen obat pengurang rasa sakit kepala dan nyeri. Keberadaan produk subtitusi menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk subtitusi. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk subtitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk subtitusi dan sejalan dengan biaya kosumen untuk beralih ke produk lain menurun. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif prosuk subtitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh
63
produk-produk
tersebut,
juga
dengan
memantau
rencanan
perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. Kekuatan Tawar - menawar penjual/ pemasok Kekuatan tawar - menawar pemasok (bargaining power of supplier) mempengaruhi
intensitas
persaingan
dalam
suatu
industri,
khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki, kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang (Backward
integration)
untuk
mendapatkan
kendali
atau
kepemilikan dari pemasok. Strategi ini efektif khususnya ketika pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Perusahaan umumnya dapat menegosiasikan syarat yang lebih menguntungkan bagi pemasok ketika terintegrasi ke belakang merupakan strategi yang digunakan secara umum di antara perusahaan – perusahaan yang bersaing dalam suatu industri.
64
Kekuatan tawar – menawar pembeli/Konsumen Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar – menawar mereka menjadi kekuatan utama yang memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar – menawar konsumen (bargaining power of consumer) cukup besar. Kekuatan tawar – menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Bagi perusahaan besar sekalipun seperti Wal-Mart, peningkatan drastis dalam kekuatan tawar menawar konsumen karena penggunaan Internet merupakan ancaman eksternal yang besar. 2.9.1.2 Analisis PEST Menurut Ward & Peppard (2002, p70), dalam melakukan pengolahan suatu bisnis atau suatu badan usaha, terdapat cakupan yang luas sekali jika ingin membahas faktor eksternalnya karena terdapat enam faktor utama yang biasanya dianalisis oleh perusahaan. Faktor - faktor tersebut, biasanya dipertimbangkan bersamaan pada tingkat sejak dari pemikiran strategi, dengan
65
menggunakan metode pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi). Dua pendekatan lainnya, yaitu faktor legal normalnya sudah termasuk didalam faktor politik dan faktor ekonomi normalnya sudah termasuk didalam faktor sosial. Dengan demikian faktorfaktor tersebut dapat memberikan kesempatan bisnis yang lebih signifikan agar dapat juga mengidentifikansikan ancaman-ancaman yang mungkin terjadi, sehingga perusahaan dapat menyediakan waktu dalam mengatasi aksi dan meminimalisasi dampak yang akan terjadi. Politik Aspek politik dalam metode PEST menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap proses bisnis perusahaan. Faktor legal yang dapat digolongkan ke dalam aspek politik merupakan hukum atau undang-undang yang berkaitan dengan proses bisnis. Ekonomi Aspek ekonomi memberikan pengaruh terhadap proses bisnis perusahaan, seperti kebijakan moneter, standar nilai inflasi dan deflasi negara, serta keadaan ekonomi global.
66
Sosial Aspek sosial juga ikut memberikan dampak terhadap strategi perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek sosial tersebut adalah kebudayaan, tenaga kerja, lingkungan kerja, serta lingkungan hidup. Teknologi Aspek Teknologi yang terus berkembang juga memberikan pengaruh pada perusahaan. Maka perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan produk dan jasa agar mendapatkan keuntungan yang banyak dalam waktu singkat. 2.9.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. 2.9.2.1 Analisis SWOT Menurut Bernard (2005, p118), salah satu kegiatan awal perusahaan adalah melakukan pengembangan strategic plan yaitu ‘Strength, Weakness, Opportunity, Threat’ (SWOT) Analisis. Analisis ini terlihat pada faktor internal dan eksternal untuk menentukan daerah perusahaan
yang
harus
difokuskan
dalam
meningkatkan
survivabilitas dan kesuksesan, serta daerah yang harus dihindari, atau dikurangi. Hasil Analisis SWOT harus diringkas dalam Strategic Plan, dan Analisis SWOT penuh diarsipkan dalam EA
67
Repository sebagai artefak sederhana yang terpisah. Gambar 2.8 memberikan contoh cara untuk meringkas dan menyajikan hasil Analisis SWOT.
Gambar 2.29 Contoh Tabel Ringkasan Analisis SWOT Sumber : Bernard (2005, p118) Menurut Rangkuti (2004, p.20), ada 4 kuadran dalam diagram analisis SWOT, berikut penjelasnnya :
68
Gambar 2.30 Diagram Analisis SWOT Sumber : Rangkuti (2004, p19) Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan . Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented Strategy) Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka
panjang
dengan
cara
strategi
diversifikasi
(Produk/pasar) Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi
di
lain
pihak,
ia
menghadapi
beberapa
kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip
69
dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan produk – produk baru dalam industry microcomputer. Kuadran
IV
:
Ini
merupakan
situasi
yang
sangat
tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. 2.9.2.1.1 Matrix SWOT Menurut Fred. R. David (2006, p284) Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi : SO
(Strengths-Opportunities),
Opportunities)
ST
WO
(Weakness-
(Strengths-Threats),
WT
(Weaknesses-Threats). Mencocokkan faktor eksternal dan internal adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada pencocokan yang terbaik. Menurut Rangkuti (2004, p31), matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan. Matriks ini menggambarkan bagaimana
70
peluang
dan
ancaman.
Eksternal
yang
dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Tabel 2.1 Matrix SWOT IFAS
Oppurtunity ( O ) 5-10
peluang eksternal
internal perusahaan
eksternal perusahaan
Strategi SO
Strategi WO
faktor Ciptakan
strategi
menggunakan untuk
Threats ( T ) Tentukan
Weakness ( W )
Tentukan 5-10 faktor-faktor Tentukan 5-10 faktor-faktor
EFAS
Tentukan
Strength ( S )
5-10
ancaman ekternal
yang Ciptakan
strategi
kekuatan meminimalkan memanfaatkan untuk
peluang.
peluang.
Strategi ST
Strategi WT
faktor Ciptakan
strategi
menggunakan
yang Ciptaakan
Sumber : Rangkuti (2004, p31)
kelemahan
memanfaatkan
strategi
kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi ancaman.
yang
yang
kelemahan
dan menghindari ancaman.
71
•
Strategi SO
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semau manajer akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada posisi di mana kekuatan internal dapat memanfaatkan trend dan kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO, ST atau WT agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi
SO.
Ketika
suatu
perusahaan
memiliki
kelemahan utama, Ia akan berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah orgganisasi menghadapai
ancaman
utama,
ia
akan
berusaha
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluangnya (David, 2006, p285). •
Strategi WO
Strategi WO internal
bertujuan untuk memperbaiki kekuatan
dengan
memanfaatkan
peluang
eksternal.
Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi perusahaan
memiliki
kekuatan
internal
yang
menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut. Sebagai contoh, mungkin ada permintaan yang tinggi untuk alat elektronik guna mengontrol jumlah dan waktu injeksi bahan bakar di mesin mobil (peluang), tetapi
72
manufaktur komponen mobil tertentu tidak memiliki teknologi untuk yang dibutuhkan untuk memproduksi alat tersebut (kelemahan). Satu strategi WO adalah membeli teknologi ini dengan membentuk join venture dengan perusahaan yan gmemiliki kompetensi dala area ini. Alternatiff strategi WO adalah merekrut dan melatih staf dengan kemampuan teknis yang dibutuhkan (David, 2006, p285). •
Strategi ST
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurnagi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berate bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung. Contoh dari strategi ST terjadi
ketika
Texas
Instrumentsmenggunakan
departemen legal yang sanagat bagus (kekuatan) untuk menagih hamper $700 juta untuk kerusakan dan royalty dari Sembilan perusahaan Jepang dan Korea yang melanggar paten untuk memory chip semikonduktor (ancaman). Perusahaan pesaing yang meinru ide, inovasi, dan produk yang dipatenkan adalah ancaman utama di banyak industry. Hal ini masih menjadi masalah utama
73
perusahaan AS yang menjual produknya di Cina (David, 2006, p285). •
Strategi WT
Strategi WT adalah taktif defensif yang diarahkan pada pengurangan ancaman
kelemahan
eksternal.
internal
Sebuah
dan
menghindari
organisasi
meghadapi
berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada posisi tidak aman. Kenyataanya, perusahaan seperti itu meungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung,
mengurangi
ukuran,
mendeklarasikan
kebangkrutan, atau memilih likuidasi (David, 2006, p286). 2.9.2.1.2 Matrix EFAS Menurut Rangkuti (2006,p22-23) sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor strategi eksternal (EFAS). Tabel susunan strategi eksternal digambarkan pada tabel berikut Tabel 2.2 EFAS FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL
BOBOT RATING BOBOT X RATING
KOMENTAR
74
PELUANG Total Peluang ANCAMAN Total Ancaman TOTAL EFAS
Sumber: Rangkuti, 2006, p24 Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) : a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang ancaman). b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. c. Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing faktor
dengan
memberikan
skala
mulai
dari
4
(outsanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor
75
peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi nilai +1).
Pemberian
nilai
rating
ancaman
adalah
kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor
yang
nilainya
bervariasi
mulai
dari
4,0
(outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor bagi perusahaaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan kelompok industri yang sama. 2.9.2.1.3 Matrix IFAS Menurut Rangkuti (2006,p24-25) setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu
76
tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun
untuk
internal
tersebut
merumuskan dalam
faktor-faktor
kerangka
strategis
kekuatan
dan
kelemahan perusahaan. Tabel susunan strategi internal digambarkan pada tabel berikut Tabel 2.3 IFAS FAKTOR STRATEGI
BOBOT RATING
INTERNAL
BOBOT X
KOMENTAR
RATING
KEKUATAN Total Kekuatan KELEMAHAN Total Kelemahan TOTAL IFAS
Sumber: Rangkuti, 2006, p25 Tahapnya adalah a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1. b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak
77
penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00) c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan
memberikan
skala
mulai
dari
4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya
dengan
rata-rata
industri
atau
dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
Contohnya, jika
kelemahan
perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4. 2.9.2.2 Value Network Menurut Ward and Peppard (2002, p267), value network adalah analisa bisnis yang menyediakanpertukaran dan sarana antara pembeli dan penjual, memungkinkan adanya suatu hubungan atau relasi yang harus di bangun dari awal.
78
2.9.2.4 Critical Success Factor (CSF) and Key Performance Indicator (KPI) Tabel 2.5 CSF & KPI Sasaran Strategis CSF
KPI
(Objectives) Meningkatkan
Menjadi mitra perusahaan
Jumlah pendapatan tiap
Keuntungan
minyak yang ada dalam negeri
tahun
Meningkatkan
Memiliki reputasi perusahaan
Jumlah Penjualan tiap
Penjualan
yang baik
tahun
Memperluas Pangsa
- Strategi promosi yang efektif
Pasar
Jumlah pelanggan tiap tahun
- Pemasaran yang ahli dalam hal menawarkan produk ke pelanggan Memberikan
- Ketepatan Waktu pengiriman
- Persentase
kepuasan kepada - Meningkatkan
layanan - Berkurangnya
keluhan
pelanggan customer service
pelanggan - Banyaknya keluhan
jumlah yang
terselesaikan - Lamanya waktu dalam
79
menyelesaikan
keluhan
pelanggan - Jumlah
keluhan
pelanggan terhadap suatu produk Memilliki kualitas
Menseleksi dengan tepat dan
Standart Kualitas Pasokan
produk yang baik
ketat perusahaan distributor
Barang
sebagai pemasok Meningkatkan kinerja dan kemampuan
- SDM yang berpengalaman Lamanya waktu dalam dalam bidang expor - impor pemrosesan suatu transaksi barang
perusahaan - Pemanfaatan
Teknologi
Informasi mempercepat
dalam penyampaian
informasi Meningkatkan
Training secara periodik
Jumlah Training per
Ketrampilan
kepada para karyawan.
karyawan
Karyawan
2.9.2.5 CONOPS 2.9.2.5.1 CONOPS Scenario
80
Menurut Bernard (2005,p118-119) perusahaaan mungkin merasa perlu untuk mengembangkan secara detail skenario ‘Concept of Operations’ (CONOPS) yang mencakup aktivitas operasi selama beberapa tahun, dan yang memperhitungkan kombinasi yang berbeda dari penggerak internal dan eksternal yang didentifikasi didalam
analisis
SWOT.
Didalam
pengerjaannya,
perusahaan mengevaluasi asumsi perencanaan dan hasil yang diharapkan di setiap skenario dan mengevaluasi manfaat relatif dan bahaya dari mengejar tindakan tertentu.
Sebagai
tambahan,
perusahaan
dapat
memperbaiki dan menjaga data yang sedang berlangsung dari informasi dalam beberapa skenario yang paling masuk akal agar dapat ‘menggolongkan’ berbagai strategi dan tujuan yang cocok untuk kompetisi yang sukses. 2.9.2.5.2 CONOPS Diagram Menurut Bernard (2005,p295) sebuah diagram CONOPS adalah penggambaran tingkat tinggi dari bagaimana fungsi sebuah perusahaan, atau kedalam area tertentu yang menarik. Dibawah ini adalah contoh dari diagram CONOPS
yang
menunjukkan
pada
tingkat
tinggi
bagaimana sistem samaran yang disebut ‘Sistem Penanda Badai’
yang
misi
utamanya
adalah
menyediakan
81
koordinat pengawasan cuaca dan melaporkan kapabilitas berdasarkan tanah, laut, udara dan sumber berbasis luar angkasa.
Gambar 2.32 Concepts of Operations Diagram Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p295 2.9.2.6 Strategic 2.9.2.6.1
Security Plan Menurut Bernard (2005,p328) perencanaan keamanan menyediakan baik tingkat tinggi dan penjelasan program keamanan yang berpengaruh diseluruh bagian perusahaan. Perencanaan ini termasuk fisik, data, personal serta elemen keamanan operasional dan prosedur.
82
2.9.2.6.2
Technology Forecast Menurut Bernard (2005,p334) peramalan teknologi mendukung dan berhubungan dengan profil standar teknologi
ST-1.
Dokumen
peramalan
teknologi
diharapkan menggantikan semua daftar standar didalam artifak ST-1, dimana perubahan dimasa depan telihat akan terjadi atau sebentar lagi terjadi. Dibawah ini adalah contoh yang menjelaskan peramalan teknologi.
Gambar 2.33 Technology Forecast Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p334 2.9.2.6.3
Workforce Plan
83
Menurut Bernard (2005,p335) perencanaan tenaga kerja menyediakan bagaimana
penjelasan pekerja
tingkat
dapat
tinggi
mengenai
terorganisir
diseluruh
perusahaan. Perencanaan tenaga kerja termasuk strategi untuk memperkerjakan, menyimpan dan pengembangan profesional pada eksekutif, manajemen dan tingkat staff pada perusahaan. 2.9.2.6.4
Sequencing plan diagram Menurut Bernard (2005,p335) sequencing plan diagram menunjukkan evolusi sistem termasuk hubungan dan waktu instalasi konsolidasi, upgrade, dan pensiun, kadang-kadang menunjukkan dalam konteks perubahan pada sistem lain, aplikasi, situs web, dan database.
Gambar 2.34 Sequencing Plan Diagram