7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Demografi Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafein” yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau penduduk. Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demografi adalah : Demografi is the scientific study of human populations in primarly with the respect to their size, their structure (compotition) and their development ( change). Dalam Bahasa Indonesia terjemahan kurang lebih sebagai berikut : Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi) penduduk dan perkembangannya (perubahannya). Philip M. Hauser dan Dudley Ducan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena fertilitas, mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
7 Universitas Sumatera Utara
8
Dari kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari strukur dan proses penduduk suatu wilayah. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebuat disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk. Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk dari hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang dapat pada hari dilakukan sensus dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus penduduk tersebut dilakukan maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur-unsur yang dinamis yang terdiri kelahiran, kematian, dan migrasi. Proses perubahan tersebut disebut pula dengan proses yang dinamis. Masalah kependudukan sangat mempengaruhi kesejahteraan dan perkem bangan suatu daerah dan negara. Pada tahun 1973 di Paris selama kongres masalah kependudukan dilangsungkan, Aldhope Laundrey telah membuktikan adanya hubungan antara unsur-unsur demografi secara kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Ia menyarankan penggunaan istilah “PURE DEMOGRAPHY” untuk cabang ilmu demografi yang bersifat deskriptif. Pure Demography (demografi umum) atau juga disebut demografi formal menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik tersebut dapat diperoleh perkiraan keadaan penduduk dimasa depan atau masa lampau. Studi kependudukan (Population Study) mempunyai kajian yang lebih luas dari kajian demografi murni, karena dalam memahami struktur dan proses kependudukan di suatu daerah, faktor-faktor non demografis ikut dilibatkan. Kammeyer (1971) memperjelas perbedaan antara demografi formal dengan studi kependudukan lewat perbedaan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Jika variabel pengaruh dan variabel terpengaruh keduaduanya terdiri dari variabel demografi maka tipe studi adalah demografi murni.
8 Universitas Sumatera Utara
9
Apabila salah satu variabelnya adalah variabel non demografi, maka kajian tersebut adalah studi kependudukan.
2.2 Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk adalah perkiraan yang menunjukkan keadaan mortalitas, fertilitas dan migrasi pada masa-masa yang akan datang. Pada dekade akhir-akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya melalui pengembangan yang terencana. Mengingat semua rencana-rencana pembangunan baik ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karakteristik dari pada penduduk dimasa mendatang, proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai pernyataan minimum untuk proses perencanaan pembangunan.
2.3 Angka Pertumbuhan Penduduk Angka pertumbuhan penduduk (r) menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan persen. Ada beberapa macam ukuran untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk yaitu: 1.
Pertumbuhan Aritmatika
Pertumbuhan penduduk secara aritmatika ialah pertumbuhan penduduk dengan jumlah adalah sama setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Pn = Po (1+rn) dimana : Pn = Jumlah Penduduk pada n Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal r = Tingkat Pertumbuhan Penduduk n = Periode waktu dalam tahun
9 Universitas Sumatera Utara
10
2. Pertumbuhan Geometri Pertumbuhan Geometri adalah pertumbuhan penduduk berskala atau bertahap dalam selang waktu tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Pn = Po (i+r)
n
dengan : Pn = Jumlah Penduduk pada n Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal r = Tingkat Perumbuhan Penduduk n= Periode waktu dalam tahun
3. Pertumbuhan Eksponensial Pertumbuhan eksponensial merupakan pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus menerus dalam suatu daerah atau wilayah tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Pt = Po. ert dengan :
e = jumlah konstanta yang besarnya 2,718282 Pt = jumlah penduduk pada tahun t PO= jumlah penduduk pada tahun dasar r= tingkat pertumbuhan penduduk t= jangka waktu antara PO dan Pt
10 Universitas Sumatera Utara
11
2.4 Rasio Jenis Kelamin Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu dan biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan : SR=
x 100
Rasio jenis kelamin (SR) menurut kelompok umur dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut : SRi =
xk
Dengan : SRi = Rasio Jenis Kelamin pada golongan umur i tahun Mi = Jumlah Penduduk Laki-laki pada golongan umu i tahun Fi = Jumlah Penduduk Perempuan pada golongan umur i tahun K = Konstanta, biasanya 100
Besar kecilnya rasio di suatu daerah dipengaruhi oleh : 1. Sex Rasio at Birth Di beberapa Negara umumnya berkisar antara 103-105 bayi laki-laki per 100 perempuan. 2. Pola Mortalitas antara Penduduk Laki-laki dan perempuan Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.
11 Universitas Sumatera Utara
12
3. Pola Migrasi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Jika suatu daerah SR > 100 berarti daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-lakinya dan sebaliknya jika SR < 100 di daerah tersebut lebih banyak perempuan daripada laki-laki
12 Universitas Sumatera Utara