BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori Dasar / Umum
2.1.1 Sistem Informasi Menurut Bower yang dikutip dari buku Wahyono (2004, p17), sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan. Menurut O,Brien (2005, p5), sistem informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari orang – orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber – sumber daya dengan mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
2.1.2 Kepuasan Pengguna 2.1.4.1 Pengertian Kepuasan
Menurut Kotler (2003, P61), Satisfaction is person’s feeling of pleasure or
disappointment result from comparing a product’s perceived performance (or outcome) in reliation to his expectation ( kepuasan adalah perasaan senang atau 9
10
kecewa seseorang yang hasilkan dari kemampuan suatu produk dalam memenuhi harapan user tersebut). Menurut Supranto (2003, P396 ), Kepuasan adalah sesuatu yang bersifat abstrak, sukar untuk diukur serta sangat objektif sifatnya. Dari berbagai definisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan seseorang dipenuhi setelah mereka membandingkannya dengan berbagai hal yang serupa. Suatu pelayanan dinilai memuaskan apabila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan user. Pengukuran kepuasan merupakan elemen yang penting dalam memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih efektif, dan lebih efisien. Apabila pengguna merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang diberikan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan efisien dan begitu pula sebaliknya.
2.1.2.2 Pengertian Pengguna Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengguna atau pemakai berarti yang memakai atau menggunakan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa pengguna dalam skripsi ini yaitu siapa saja yang menggunakan sistem informasi.
11
2.1.2.3 Pengertian Kepuasan Pengguna Kepuasan user secara umum dianggap sebagai hasil dan perbandingan antara harapan user dari sistem informasi dengan kemampuan (kinerja) yang dirasakan terhadap sistem informasi, menurut Remenyi, Money dan Smith (2000, p153). Hasil dari suatu sistem informasi merupakan keluaran yang diharapkan oleh user. Hasil sangat menentukan kepuasan user. Apabila hasil yang di keluarkan oleh sebuah sistem informasi tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka user akan merasa tidak puas. Sebaliknya jika hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka user merasa puas terhadap sistem informasi tersebut. Kepuasan yang diperoleh dari seorang user sistem informasi sangat tergantung pada tingkat harapannya. Apabila sistem informasi yang digunakan oleh user sesuai dengan yang diharapkan oleh user itu sendiri, maka user akan merasa puas terhadap sistem informasi yang dijalankannya. Kepuasan user juga ditentukan oleh kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis merupakan keadaan mental atau jiwa seseorang. User akan puas bila dalam menjalankan sistem informasinya, user dalam keadaan yang sehat dan stabil. Sedangkan jika emosi jiwa seseorang tidak stabil, maka semua pekerjaan yang dilakukannya akan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
12
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna adalah perbandingan antara apa yang diharapkan terhadap keandalan sistem informasi dengan kinerja sistem informasi tersebut. Kepuasan user adalah penjumlahan dari perasaan (feeling) atau sikap (attitude) seseorang terhadap beberapa faktor yang mempengaruhinya. http://www.freewebs.com/frans
2.1.2.4 Kualitas Perlayanan Menurut Zeithaml et al. (1994, p160 ) yang dikutip dari buku Supranto (2003, p395-396), terdapat lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa yaitu: 1.Kehandalan (Reliability) Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat. 2.Cepat Tanggap (Responsiveness) Kemauan/respon untuk membantu pengguna dan memberikan jasa dengan cepat tanggap, yang meliputi: kesigapan, kecepatan, penanganan keluhan dan saran. 3.Kepastian (Assurance) Kesopanan dan pengetahuan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Meliputi: Pengetahuan terhadap
13
aplikasi secara tepat, kualitas aplikasi perhatian dan kesopanan dalam memberikan jasa, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan menanamkan kepercayaan pengguna terhadap perusahaan. 4.Empati (Empahaty) Merupakan kepedulian atau ketersediaan atau kesediaan untuk peduli, memberikan perhatian pribadi bagi user. 5.Berwujud (Tangibles) Meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi.
2.1.3
Use Interface Satisfaction (UIS) Menurut Remenyi, Money & Smith (2000, pp153-157), kerangka referensi IS, kepuasan pengguna menunjuk pada respon pengguna terhadap penggunaan output suatu IS. Kepuasan pengguna secara umum dianggap merupakan hasil dari perbandingan harapan (atau kebutuhan) pengguna terhadap SI dengan performa (atau kapabilitas) IS yang dirasakan pada sejumlah sisi IS yang berbeda. Ini dianggap sebagai pendekatan holistik terhadap efektifitas sistem ketika ia menyoroti fungsi IS daripada sistem – sistem individual. Secara lebih spesifik, keseluruhan sifat untuk fungsi IS dapat dianggap dipengaruhi oleh ukuran dan arah ketidakcocokan (atau celah) antara harapan
14
dan performa. Sebagai varian pendekatan diatas bisa digunakan korelasi antara skor harapan dan skor performa sebagai ukuran ‘kesesuaian’. Beberapa penelitian mengajukan model – model konseptual untuk menjelaskan kepuasan pengguna, dengan cara demikian menambahkan kepercayaan pada instrumen – instrumen yang dikembangkan dari mereka. Model – model ini memiliki akar dalam teori tentang organisasi dan perilaku konsumen. Ini akan mudah dipahami jika seseorang menerima jika fungsi IS
berdampak pada organisasi secara
keseluruhan dan bertujuan untuk memuaskan pengguna (dalam hal ini konsumen) yang bisa berada didalam maupun diluar organisasi. Ada dua model yang digunakan dalam User Interface Satisfaction dalam melakukan analisis gap, yaitu: 1. Model Kim Keistimewaan model ini adalah UIS tidak dipengaruhi oleh pengalaman setelah implementasi IS. UIS diukur menurut perbedaan antara nilai persepsi pemakai terhadap kinerja IS dengan nilai harapan pemakai terhadap IS. 2. Model Miller & Doyle Dari banyak instrumen yang diusulkan untuk pengukuran kepuasan pemakai terhadap IS, salah satunya digunakan dalam model ini. Instrumen ini sudah banyak digunakan oleh berbagai perusahaan, dalam berbagai sektor, dan hasilnya menyediakan bukti dari reabilitas dan validitas instrumen. Instrumen
15
dirancang untuk mengukur efektivitas yang dirasakan dari fungsi IS keseluruhan dan melibatkan pengunaan kuesioner. Dalam penelitian kami, metode analisis gap yang digunakan adalah model Miller & Doyle. 2.1.4
Parameter Uji Menurut Remenyi, Money, dan Sherwood (2001, p346), parameter dari kepuasan pengguna adalah: 7 dimensi kepusan pengguna adalah: 1. Hubungan proses strategis dalam organisasi. 2. Jumlah dan kualitas keterlibatan pengguna. 3. Komunikasi antara IS dengan managemen pengguna. 4. Tanggapan kebutuhan akan sistem baru. 5. Kemampuan merespon kebutuhan komputerisasi end user (pengguna akhir). 6. Kualitas staf sistem informasi. 7. Kehandalan layanan. Menurut Remenyi, Money, Dan Sherwood (2001, P346), ke-tujuh dimensi diatas dapat dijabarkan lagi menjadi:
16
1. Hubungan proses strategis perusahaan (linkages to strategic processes in the organization) a. Keterlibatan top management (top management involvement) b. Perencanaan strategi sistem informasi (strategic IS planing) c. Hubungan bisnis (business related systems priorities) d. Menggunakan teknologi basis data (using database technology) e. Keefektifan biaya sistem informasi secara keseluruhan (overall costeffectiveness of IS) f. Kegunaan sistem komite (use of steering committee) 2. Jumlah dan kualitas keterlibatan pengguna (amount and quality of user involvement) a. Pengguna merasa ikut berpartisipasi (users’ felling of participation) b. Kontrol user terhadap sistem informasi (users’ control over IS service) 3. Komunikasi antara IS dan manajemen user (communication between IS and user management) a. Pengertian user terhadap sistem (users’ understanding of systems) b. Kepercayaan user terhadap sistem (users’ in system)
17
4. Tanggung jawab kebutuhan sistem baru (responsiveness to new systems needs) a. Pemrosesan yang tepat terhadap perubahan permintaan (prompt processing of change request) b. Membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk membangun sistem baru/mengembangkan sistem lama (short lead time, new systems development) c. Tanggap
dalam
merespon
perubahan
kebutuhan
pengguna
(responsiveness to change user needs) d. Dukungan sistem informasi untuk persiapan user terhadap proposal sistem baru (IS support when users prepare new systems proposals) e. Data dan laporan bersifat fleksibel (flexibility of data and report) 5. Kemampuan merespon kebutuhan komputasi pengguna akhir (end user computing) a. Banyaknya analisis sistem (more analist systems) b. Banyaknya penelitian sistem (more enquiry systems) c. Pelatihan pengguna yang efektif (efective training of users) d. Pengguna mudah untuk mengakses sistem (ease of user access to systems)
18
6. Kualitas staf sistem informasi (quality of IS staff) a. Analisis sistem berorientasi pada user (user-oriented systems analist) b. Kompetensi dari sistem analist (competence systems analist) c. Staff sistem informasi kompeten secara teknikal (technical competence of IS staff) d. Upaya sistem informasi yang lebih besar untuk membuat sistem yang lebih baru (large IS effort to create new system) e. Pengguna memiliki sifat yang baik terhadap sistem informasi (positive attitude to IS by users) 7. Kehandalan layanan (Reliability of service) a. Perangkat keras dan perangkat lunak jarang error (low percentage of hardware and systems downtime) b. Efisiensi dari berjalannya sistem yang ada (efficient running of current systems) c. Kerahasiaan dan keamanan data (data security and privacy) 2.1.5
Penelitian Menurut Supranto (2003, p15), penelitian adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data atau informasi yang sangat berguna untuk mengetahui sesuatu,
19
untuk memecahkan persoalan (masalah), atau untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Sekaran (2006, p6), penelitian adalah suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesifik yang dihadapi dalam konteks dunia kerja, yang membutuhkan solusi. Penelitian terdiri atas serangkaian langkah yang direncanakan dan dilakukan, dengan tujuan untuk menemukan jawaban terhadap isu – isu yang menjadi perhatian manager dalam lingkungan kerja. 2.1.6
Data 2.1.6.1 Pengertian Data Menurut Mcleod yang dikutip dari buku Umar (2003, p83), data dari sudut ilmu sistem informasi adalah suatu fakta dan data yang secara relatif belum dapat dimanfaatkan bagi pemakai. Oleh karena itu, data harus diolah terlebih dahulu. 2.1.6.2 Jenis – jenis data Menurut Supranto (2003, pp20-21), data dapat dibagi – bagi antara lain sebagai berikut: 1.
Berdasarkan sifatnya, data dibagi dua, yaitu: a. Data kualitatif
20
Merupakan data yang tidak berbentuk angka. b. Data kuantitatif Merupakan data yang berbentuk angka. 2.
Berdasarkan sumber data, dibagi dua, yaitu: a. Data internal Merupakan data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. b. Data eksternal Merupakan data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor – faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi.
3.
Berdasarkan cara memperolehnya, dibagi dua, yaitu: a. Data primer Yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung melalui objeknya. b. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.
21
4.
Berdasarkan waktu pengumpulannya, dibagi dua yaitu: a. Data cross section Ialah data yang dikumpulkan suatu waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. b. Data berkala (time series) Ialah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kegiatan / kejadian selama periode tersebut.
2.1.7 Kuesioner Menurut Umar (2003, p101), kuesioner adalah sebuah alat pengumpulan data yang nantinya data tersebut akan diolah untuk menghasilkan informasi tertentu. Menurut
Sugiyono
(2004,
p162),
kuesioner
merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Ada dua tipe kuesioner, yaitu: 1. Kuesioner dengan pertanyaan terbuka Pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang suatu hal.
22
2. Kuesioner dengan pertanyaan tertutup Pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio. Menurut Arikunto (2002, p128), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang ia ketahui. Tujuan pokok dari penyusunan kuesioner adalah: 1. Memberikan informasi yang relevan dengan tujuan survei. 2. Memberikan urutan pertanyaan yang logis dan terarah pada pokok persoalan kepada responden. 3. Memberikan format standar pencatatan fakta, pendapat dan sikap. 4. Memudahkan pengolahan data.
2.1.8
Kisi- Kisi Dalam menentukan kualitas jasa (dapat diterapkan untuk mengukur penggunaan sistem informasi) digunakan 5 dimensi dengan indikatornya dan
23
yang menjadi variabel pengukuran adalah kepuasan user. Dalam penelitian ini pengguna dari Kios Informasi yang menjadi pokok penelitian.
Variabel Kepuasan User
Dimensi 1. Keandalan (Reliability)
Indikator Keandalan Kemudahan
2. Daya Tanggap (Responsiveness)
Kecepatan
3. Jaminan (Assurance)
Kemampuan Keamanan
4. Empati (Emphaty)
Ketersediaan Kenyamanan
5. Berwujud (Tangible)
Tampilan
Tanggap
Tjiptono. F, Chandra. G ( 2005, p157)
Tabel 2.1 Tabel Kisi-Kisi
2.2
Teori – Teori Khusus
2.2.1
Penelitian Menurut Woody (1927), penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis, penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang – kurangnya mengadakan pengujian yang hati – hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis.
24
Menurut Sugiyono (2004, p1), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara – cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara – cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis.
2.2.1.1 Jenis – Jenis Penelitian Jenis – jenis penelitian menurut Moh. Nazir dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (Basic research) dan penelitian terapan (applied research). 1.
Penelitian dasar (Basic research) Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Penelitian dasar tidak dibayang – bayangi oleh pertimbangan
25
penggunaan dari penemuan tersebut untuk masyarakat. Perhatian utama adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan fisologi. 2. Penelitian terapan (applied research) Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati – hati, sistematik dan terus – menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu temuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik – praktik yang ada. Menurut Suharsini Arikunto (1992) mambagi jenis – jenis penelitian berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, kehadiran variabel. 1. Penelitian menurut tujuan a. Penelitian Eksploratori Penelitian digunakan untuk melakukan pencarían jawaban mengapa muncul kejadian – kejadian tertentu, misalnya munculnya bencana alam di daerah tertentu terus – menerus. b. Penelitian Verifikatif
26
Penelitian digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikatif kebenaran hasil penelitian sebelumnya tersebut. c. Penelitian Pengembangan Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model atau hal – hal yang inovatif, biasanya dilakukan di suatu perusahaan dalam rangka mengembangkan produk atau layanan baru. 2. Penelitian menurut Pendekatan a.
Pendekatan Longitudinal Penelitian dilakukan berdasarkan pada periode waktu tertentu, biasanya waktunya lama, misalnya seorang peneliti melakukan penelitian pengembangan kemampuan berbicara anak mulai umur 10 bulan sampai dengan umur 24 bulan.
b.
Cross – Sectional (silang) Penelitian dilakukan secara serentak pada waktu bersamaan.
3. Penelitian menurut bidang ilmu Penelitian ini dibagi berdasarkan disiplin ilmu masing – masing, misalnya penelitian pendidikan, penelitian teknik, penelitian ekonomi dan lain-lain.
27
4.
Penelitian menurut tempat a.
Penelitian Laboratorium Penelitian ini biasanya dilakukan dalam bidang ilmu eksakta, misalnya penelitian kedokteran , elektro, sipil, dan lain-lain.
b.
Penelitian Lapangan Penelitian ini biasanya dilakukan oleh ilmuwan sosial dan ekonomi dimana lokasi penelitiannya berada di masyarakat atau kelompok manusia tertentu atau obyek tertentu sebagai latar dimana peneliti melakukan penelitian.
c.
Penelitian Perpustakaan Penelitian ini dilakukan di perpustakaan dengan melakukan kajian terhadap literatur, penelitian sebelumnya, jurnal dan sumber-sumber lainnya yang ada di perpustakaan.
5.
Penelitian menurut kehadiran variabel Penelitian menurut dari kehadiran variabel merupakan kategori dalam penelitian yang obyeknya merupakan variabel masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Penelitian yang obyeknya variabel masa lalu dan saat ini disebut juga penelitian deskriptif atau mengambarkan variabel-variabel yang sedang diteliti. Sedang penelitian yang obyeknya variabel yang akan datang, maka
28
variabelnya belum ada tetapi sengaja diciptakan oleh peneliti dengan memberikan perlakuan (treatment). Penelitian jenis ini bisa disebut penelitian eksperimen yang tujuannya digunakan untuk mencari hubungan kausal antar variabel yang diteliti.
2.2.1.2 Macam-macam Data Penelitian Menurut Sugiyono (2004, p14), macam data ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring : baik sekali = 4, baik = 3, kurang baik = 2, dan tidak baik = 1). Macam – macam data kuantitatif : a. Data diskrit / nominal Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong – golongkan secara terpisah, secara diskrit atau ketegori. Data ini diperoleh dari hasil menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 50 mahasiswa, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Dalam suatu kelompok terdapat 1000 orang suku Jawa dan 500 suku Sunda dll.
29
b. Data Kontinum Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini diperoleh dari hasil pengukuran. 1) Data Ordinal Data ordinal merupakan data yang berbentuk rangking atau peringkat. Misalnya juara I, II, III dan seterusnya. Data ini, bila dinyatakan dalam skala maka jarak satu data dengan data yang lain tidak sama. 2) Data Interval Data interval merupakan data yang jaraknya sama tetapi mempunyai nilai nol (0) absolut / mutlak. Contoh skala thermometer, walaupun ada nilai 0° C, tetapi tetap ada nilainya. Data – data yang diperoleh dari pengukuran dengan instrumen sikap dengan skala Likert misalnya adalah berbentuk data interval. 3) Data Ratio Data ratio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak. Misalnya data tentang berat, panjang, dan volume. Berat 0 kg berarti tidak ada bobotnya, panjang 0 m berarti tidak ada panjangnya. Data rasio adalah data yang paling teliti.
2.2.2
Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir (2005, p123), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam – macam nilai. Variabel dapat dibagi menjadi :
30
a. Variabel Continue Variabel Continue adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. b. Variabel Descrete Variabel Descrete adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal di belakang koma. Variabel ini sering juga dinyatakan sebagai variabel kategori. c. Variabel dependen dan variabel bebas Variabel bebas adalah antecedent dan variabel dependen adalah konsekuensi. d. Variabel moderator dan variabel random Variabel moderator adalah variabel yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependent, tetapi tidak memiliki pengaruh utama. Variabel random adalah variabel yang pengaruhnya dapat dilihat berdasarkan error yang timbul dalam mengadakan estimasi. Pada hubungan – hubungan yang stockhastik, variabel random ini selalu diestimasikan sebagai pertinggal dari estimasi variabel – variabel independent terhadap variabel dependent.
31
e. Variabel aktif Variabel aktif adalah variabel yang dimanipulasikan oleh peneliti. f. Variabel atribut Variabel atribut adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasikan ataupun sukar dimanipulasikan.
2.2.3
SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Menurut Triton (2005, p15), SPSS adalah salah satu software yang dikhususkan untuk analisis statistik. Menurut Alhasin (2003, p1), SPSS adalah salah satu program Olah Data Statistik yang paling banyak diminati oleh para peneliti. Sejarah SPSS seperti yang dikutip dari buku Triton (2005, p1), dimulai pada tahun 1968. Ketika itu tiga orang mahasiswa Stanford University membuat dan mengoperasikan SPSS pada komputer mainframe. Selanjutnya, secara konsisten SPSS mengalami perkembangan hingga pada tahun 1984 muncul pertama kali SPSS dengan versi personal computer (PC) dengan nama SPSS/PC+, versi ini masih menggunakan sistem operasi berbasis under DOS. Popularitas sistem operasi Windows pada era awal 1990-an ikut berpengaruh terhadap perkembangan versi terbaru SPSS, hingga lahirlah SPSS versi windows pertama kali pada tahun 1992.
32
2.2.4
Penelitian Non Hipotesis Menurut Arikunto (1996, p247), ditinjau dari analisis data, perbedaan antara penelitian non hipotesis dengan hipotesis terletak pada belum dan telah dirumuskannya kesimpulan sementara oleh peneliti. Dalam penelitian non hipotesis, penelitian yang belum mempunyai jawaban sementara. Peneliti mulai dengan melakukan penelitiannya, akhirnya sampai pada suatu kesimpulan yang didasarkan atas data yang diperoleh setelah melalui proses analisis.
2.2.5
Transformasi Data Ordinal ke Data Interval Menurut Riduwan (2005, p53-54), mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya untuk memenuhi sebagian syarat dianalisis parametric yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successve Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval sebagai berikut : a.
Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;
b.
Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4, dan 5 yang disebut frekuensi;
33
c.
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi;
d.
Tentukan nilai proporsi komulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor;
e.
Gunakan Tabel Distribusi Normal, dihitung nilai Z untuk setiap proporsi komulatif yang diperoleh;
f.
Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas);
g.
Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus : NS =
(Destinity at Lower Limit) - (Density Upper Limit)____ (Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)
h.
2.2.6
Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [ 1 + |NSmin| ]
Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2004, p97), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik, maka ada 2 syarat yang harus dipenuhi oleh instrumen tersebut, yaitu: validitas dan reabilitas.
34
2.2.6.1
Pengujian Validitas Menurut Umar (2003, p101, p103-109), validitas adalah pernyataan
sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang dapat di ukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, kuesioner yang disusun hanya mengukur apa yang ingin diukur. Jenis Validitas 1. Validitas Konstruksi Untuk menguji validitas konstruksi, peneliti harus menguraikan hingga jelas konstruksi/kerangkanya. Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan berbagai cara. Berikut ini ada tiga cara yang lazim dipakai. a.
Mencari definisi-definisi konsep yang jelas dan cukup profesional yang dikemukakan oleh para ahli tertulis dalam literatur.
b.
Apabila definisi konsep yang ingin diukur tidak di perbolehkan dari literatur, peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut.
c.
Jika ternyata pendapat para ahli pun tidak ditemukan, maka peneliti dapat menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden.
35
2. Validitas Isi Validitas isi adalah suatu pengukuran untuk mengetahui sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang di anggap sebagai aspek kerangka konsep. 3. Validitas Eksternal Validitas Eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan alat pengukur baru dengan tolak ukur eksternal, berupa alat ukur yang sudah valid. 4. Validitas Predektif Validitas Predektif adalah validitas yang digunakan untuk mempredeksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah : 1. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau instrumen tersebut valid. 2. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau instrumen tersebut tidak valid.
2.2.6.2 Pengujian Reabilitas Menurut Umar (2003, p101, 114-129), reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali.
36
Ada cukup banyak teknik untuk mengukur reliabilitas, tetapi hanya enam macam pengukuran yang cukup penting dalam rangka bisnis. Teknikteknik pengukuran tersebut ialah : 1) Teknik Test-retest (Pengukuran Ulang) Dilakukan dengan cara meminta responden yang sama untuk menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali. 2.) Teknik Spearman-Brown Syarat penggunaan teknik ini adalah : - Bentuk pertanyaan hanya terdiri dari dua pilihan jawaban, misalnya, ya diisi dengan 1 dan tidak diisi dengan 0. - Jumlah butir pertanyaan harus genap, agar dapat dibelah. - Antara belahan pertama dengan belahan kedua harus seimbang. 3) Teknik K-R 20 dari Kuder dan Richardson Untuk memakai teknik ini syaratnya adalah : - Bentuk pertanyaan hanya terdiri dari dua pilihan jawaban, misalnya, ya diisi dengan 1 dan tidak diisi dengan 0. - Jumlah butir pertanyaan ganjil, oleh karena itu tidak dapat dibelah.
37
4) Teknik K-R 21 dari kuder dan Richardson Teknik ini hampir sama dengan teknik K-R 20, hanya yang dibutuhkan variabel varians, bukan variabel p dan q. 5) Teknik dari Cronbach Teknik ini adalah teknik untuk mencari reabilitas yang rentangnya antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 17 dan seterusnya. 6) Teknik Femandes untuk Pengamatan (observasi) Metode pengamatan atau observasi dilakukan oleh pengamatan teerhadap suatu benda. Untuk benda diam, sasaran dapat diambil lagi sewaktu-waktu jika diperlukan, sedangkan benda bergerak membutuhkan alat bantu seperti rekaman video yang dapat menunjukkan proses yang diamati.
2.2.7
Statistik Menurut Supranto (2003, p47), statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisa data serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh. Menurut Sugiyono (2004, p169-170), terdapat dua macam stasistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu :
38
1. Statistik deskriptif Statistik
yang
mendeskripsikan
digunakan atau
untuk
menganalisis
menggambarkan
data
data
yang
dengan
telah
cara
terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskripsif dalam analisisnya. 2. Statistik inferensial Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu : a. Statistik parametik Penggunaan statistik parametik jika data penelitian diukur dengan skala interval dan skala rasio dan asumsi bahwa distribusi data populasi yang digunakan untuk memilih sampel penelitian adalah normal. b. Statistik non-parametrik Digunakan jika data penelitian diukur dengan skala nominal dan skala ordinal, sehingga tidak memerlukan asumsi data populasi yang didistribusikan normal.
39
2.2.8
Skala Pengukuran Menurut Supranto (2001, pp157-161), skala pengukuran merupakan alat untuk kita menentukan suatu angka/bilangan pada suatu objek atau entitas (entity). Angka pada skala mewakili beberapa karakteristik objek atau entitas tersebut. Menurut Umar (2003, pp95-97), skala pengukuran dibagi menjadi empat jenis, yaitu : 2. Skala Nominal Skala Nominal adalah skala yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi angka tersebut hanya sekedar kode maupun label. 2. Skala Ordinal Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi atau sebaliknya, dengan tidak memperhatikan interval data tersebut. Angka-angka hasil pengurutan ini berskala ordinal. 3. Skala Interval Skala ini seperti skala ordinal diatas, tetapi jarak antar data harus memiliki interval yang relatif sama.
40
4. Skala Rasio Skala ini mencakup tiga skala yang sebelumnya, ditambah dengan sifat lain, yaitu bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol mutlak sehingga nilai-nilai pada skala dapat diperbandingkan, misalnya dalam bentuk perkalian dan pembagian. Angka pada skala ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari data kuantitatif. 2.2.9
Skala Sikap Menurut Umar (2003, pp98-99), ada berbagai pendekatan yang dapat dilakukan jika akan digunakan kuesioner, misalnya skala Likert, Guttmann, Bogardus, Throstone, Stipel, Rank-Order, Rating Scale, Paired-Comparasion, dan Semantic Differentials. Tetapi hanya dua macam skala saja yang sering dipakai oleh kalangan mahasiswa, yaitu skala Likert dan Semantic Differentials. Berikut ini adalah bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian yaitu : 1. Skala Likert Menurut Kinnear (1988) yang dikutip dari Umar (2003, p98), skala Likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Menurut Supranto (2001, pp240-242), dalam hal ini digunakan skala lima tingkat (Likert) yang terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting.
41
Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut : 1. Jawaban sangat penting diberi bobot 5. 2. Jawaban penting diberi bobot 4. 3. Jawaban cukup penting diberi bobot 3. 4. Jawaban kurang penting diberi bobot 2. 5. Jawaban tidak penting diberi bobot 1. Untuk kinerja/penampilan diberikan lima penilaian dengan bobot sebagai berikut : 1. Jawaban sangat baik diberi bobot 5, berarti user sangat puas. 2. Jawaban baik diberi bobot 4, berarti user puas. 3. Jawaban cukup baik diberi bobot 3, berarti user cukup puas. 4. Jawaban kurang baik diberi bobot 2, berarti user kurang puas. 5. Jawaban tidak baik diberi bobot 1, berarti user tidak puas.
2. Skala Guttman Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Contoh : yakin(1) – tidak yakin(0), ya(1) – tidak(0), setuju(1) – tidak setuju(0) dan lain sebagainya.
42
3. Skala Semantic Differentials Skala Semantic Deifferentials atau skala perbedaan semantic digunakan untuk mengukur arti suatu obyek atau konsep bagi seorang responden. Responden diminta untuk menilai suatu obyek atau konsep pada suatu skala bipolar yang mempunyai dua ajektif yang bertantangan. Skala ini mengandung unsur evaluasi (misalnya bagus-buruk, berguna-tidak berguna, jujur-tidak jujur, bersih-kotor), unsur potensi (misalnya besar-kecil, kuat-lemah, berat-ringan), dan unsur aktifitas (misalnya aktif-pasif, cepat-lambat, panas-dingin). Menurut Osgood, yang dikutip Sofyan Efendi, ketiga unsur ini dapat mengukur tiga dimensi sikap, yakni : 1. Evaluasi responden tentang obyek atau konsep yang sedang diukur. 2. Persepsi responden tentang potensi obyek atau konsep tersebut. 3. Persepsi responden tentang aktifitas obyek. 4. Rating Scale Rating Scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
2.2.10
Statistik Deskriptif Pada penelitian ini, kamu menggunakan mean, Standar deviasi, dan varian.
43
1. Rata-rata (mean) Menurut Supranto (2001, p171), mean atau rata-rata hitung merupakan hasil bagi dari jumlah nilai dengan banyaknya nilai. Menurut Umar (2003, p156-157), menghitung rata-rata sampel dapat menggunakan rumus : Rumus Mean :
X =
∑ Xi n
Keterangan : n
= jumlah data
∑ Xi
= jumlah nilai dari seluruh data
2. Varian Menurut Supranto (2001, pp177), nilai varian yang besar menunjukkan kelompok data sangat bervariasi, menyebar, jauh dari rata-ratanya, sedangkan nilai varian yang kecil menunjukkan, bahwa kelompok data kurang bervariasi, mengelompok mendekati nilai rata-rata (berada disekitar rata-rata).
44
Rumus perhitungan varians: nΣxi² - ( Σxi )² s² = n(n-1) Sumber : Sudjana, Metoda Statistika, 2002, p94
Keterangan : n
= Jumlah Sampel
s²
= Varians Butir
xi
= Skor Butir
3. Standar Deviasi atau Simpangan Baku Menurut Supranto (2001, p178), standard deviasi atau simpangan baku adalah merupakan rata-rata jarak dari setiap nilai individu (Xi) terhadap rata-ratanya (X). Menurut Umar (2003, p157), setelah rata-rata diketahui, maka perlu ditentukan sebaran datanya. Makin kecil sebarannya maka berarti nilai data semakin sama, jika sebarannya bernilai nol maka nilai semua data adalah sama. Makin besar sebarannya berarti makin bervariasi nilai datanya. Rumus standar deviasi :
∑(Xi - X )2 S=√
n-1
45
Keterangan :
2.2.11
S
=
Standar Deviasi
Xi
=
Nilai dari tiap individu
X
=
Rata-rata hitung untuk sampel kecil
n
=
Jumlah responden
Standard Error of Mean (SEM) Menurut Aritonang (2005, p16), SEM (Standard Error of Mean) dapat dihitung dengan rumus :
SEM =
σ √n
Keterangan : σ
=
Standar Deviasi populasi, bisa juga diganti standar deviasi sample (s)
n
=
Ukuran Sampel
46
2.2.12
Cronbach’s Alpha (α) Menurut Umar (2003, p125-126), mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya. Rumus :
r 11 = k
•
1
-
σ t2
k–1
2.2.13
∑σb2
Korelasi Pearson Menurut Umar (2003, p178-180), Analisis korelasi digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain dengan tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung pada variabel lain. Simbol korelasi untuk sampel adalah r yang disebut koefisien korelasi sedangkan simbol parameternya adalah ρ (dibaca rho). Nilai koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut :
47
a. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif. b. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif. c. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali. d. Jika, nilai r = 1 atau r= -1 telah terjadi hubungan linier yang sempurna, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah keangka 0 maka hubungan makin melemah. Rumus Korelasi Pearson :
n∑XY - ∑X∑Y r= √(n∑X2 - (∑X)2).(n∑Y2 – (∑Y)2)
Keterangan :
2.2.14
r
=
Nilai Korelasi
n
=
Jumlah Data
X
=
Nilai tiap item
Y
=
Jumlah nilai seluruh item
Analisis Gap Menurut Remenyi (2000, p153), kepuasan pemakai dipengaruhi oleh besar dan arah gap antara harapan dan kinerja. Sebuah hasil gap positif apabila
48
kinerja yang diterima melebihi harapan. Demikian sebaliknya gap negatif apabila kinerja yang diterima dibawah harapan. Menurut Remenyi (2000, p154), pada analisis gap terdapat beberapa model yang diungkapkan mengenai kepuasan informasi user (User Information Satisfaction). Metode analisis yang digunakan adalah model Miller & Doyle. Menurut Aritonang (2005, p85), ada beberapa cara untuk dijadikan dasar dalam atribut atau dimensi yang diprioritaskan untuk diperbaiuki diwaktu mendatang berdasarkan data kepuasan pelanggan yang diperoleh, salah satu adalah skor kesenjangan atau lazim disebut analisis gap. Cara yang lazim dilakukan adalah dengan membandingkan skor-skor harapan kinerja (kenyataan) tiap atribut atau dimensi sehingga diperloleh skor selisih (kesenjangan/gap). Menurut Irawan (2002, p131), apabila didapatkan gap positif berarti atribut tersebut memuaskan. Sedangkan gap negatif berarti atribut tersebut tidak memuaskan, tetapi apabila nilainya kurang dari -1 masih dapat dikatakan baik. Cara lain untuk menentukan prioritas perbaikan kualitas atribut (dimensi) adalah dengan menggunakan gambar yang terdiri atas empat kuadran. Tingkat kenyataan suatu atribut dibuat pada sumbu horizontal dan tingakat harapan suatu atribut pada sumbu vertikal. Garis yang memotong tengah sumbu vertikal didasarkan pada nilai tengah dari skala yang digunakan. Hal yang sama juga berlaku untuk sumbu horizontal.
49
Atribut yang berada pada kuadran bawah-kiri menunjukkan bahwa atribut harapan dan kenyataan yang rendah. Atribut tersebut tidak terlalu bermasalah meskipun tidak diperbaiki. Atribut yang berada pada kuadran ataskiri menunjukkan harapan yang tinggi tetapi kenyataanya rendah. Atribut yang demikian sangat perlu untuk diperbaiki diwaktu berikutnya. Atribut yang berada pada kuadran atas-kanan menunjukkan bahwa atribut harapan dan kenyataan yang tinggi. Atribut yang demikian perlu dipertahankan diwaktu berikutnya. Atribut yang berada pada kuadran bawah-kanan menunjukkan atribut harapan yang rendah tetapio kenyataannya tinggi. Diwaktu berikutnya, sumber data yang digunakan untuk atribut tersebut dapat dialokasikan untuk memperbaiki kualitas atribut yang berada pada kuadran atas-kiri. Selain membuat garis potong vertikal dan horizontal, dapat juga menarik garis diagonal dari sudut bawah-kiri kesudut atas-kanan. Garis diagonal menunjukkan korelasi yang positif dan sempurna antara kenyataan dan harapan atribut-atribut tersebut. Jika suatu atribut berada pada garis diagonal, berarti atribut tersebut sudah memenuhi kepuasan. Kondisi tersebut dapat dianggap sebagai kondisi ideal. Sebaliknya jika suatu atribut berada jauh dari garis diagonal, berarti atribut tersebut tidak berada pada kondisi yang ideal. Atribut itu mungkin kurang memuaskan atau malah lebih memuaskan, bergantung pada posisinya pada gambar kuadran sebelumnya.
50
_ Y Kepentingan Prioritas Utama A
Y
Pertahankan Prestasi B
C Prioritas Rendah
D Berlebihan Pelaksanaan (Kinerja/Kepuasan)
X Gambar 2.1
Gambar 2.2
_ X
51
Sedangkan Menurut Remenyi (2000, p166) untuk mengukur kesenjangan antara kepuasan dan harapan dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis Dasar Rata-rata dan standar deviasi (SD) dari nilai harapan dan kenyataan untuk setiap pertanyaan dihitung, hitung nilai gap dari rata-rata dengan menggunakan rata-rata kenyataan dengan rata-rata harapan, kemudian hitung pula standar deviasi untuk gap tersebut. Untuk memvisualisasikan gap antara nilai harapan dan nilai kenyataan, snake diagram dapat digunakan. 2. Analisis Kenyataan Langkah selanjutnya dalam analisis adalah menunjukkan evaluasi yang lebih lanjut dari nilai kenyataan. Untuk melakukan hal ini maka penting untuk menghitung standard error dari setiap variabel. Untuk menentukan apakah variabel masuk dalam kategori “Baik” atau “Buruk”, maka perlu dilakukan suatu perhitungan. Batas tertinggi (upper limit) dihitung dengan menambahkan nilai rata-rata kenyataan dengan dua kali nilai standard error dari setiap variabel. Jika batas tertinggi melebihi 3 maka variabel tersebut disimpulkan “Baik”, atau jika hasil menunjukkan sebaliknya maka disimpulkan “Buruk”.
52
2.2.15
Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar, 2003, p136). Menurut Umar (2004, p137-142), teknik sampling yang umum dipakai dalam penelitian dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1.
Pengambilan Sampel Probabilitas / Acak Metode pemilihan sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Ada beberapa cara pengambilan sampel dari metode ini, antara lain sebagai berikut : 1)
Cara Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Ada dua cara dari pengambilan sampel teknik ini, antara lain : Cara Undian : Cara ini digunakan dengan memberi nomor-nomor pada seluruh anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Pengambilan sampel dengan cara ini ada dua macam. Pertama, pengambilan sampel tanpa pengembalian, berarti nilai probabilitas tidak konstan. Kedua, mengembalikan sampel yang terpilih sehingga nilai probabilitas menjadi konstan.
53
Cara Sistematis / Ordinal Teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan teknik dimana pemilihan anggota sampel dilakukan secara terlebih dahulu dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data pertama. Sedangkan data berikutnya menggunakan interval tertentu. 2)
Cara Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Suatu populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokkan dalam beberapa subpopulasi, sehingga tiap kelompok akan memiliki anggota sampel yang relatif homogen. Lalu dari tiap subpopulasi ini secara acak diambil anggota sampelnya. Dasar penentuan strata bisa secara geografis atau dengan cara lainnya. 3)
Cara Kluster (Cluster Sampling)
Cara ini mirip dengan cara stratifikasi, Bedanya, jika cara stratifikasi menghasilkan subpopulasi yang unsur-unsurnya homogen. Maka dengan cara kluster unsur-unsurnya menjadi heterogen. Selanjutnya dari masing-masing kluster dipilih sampel secara acak sebanyak yang dibutuhkan. 2.
Pengambilan Sampel Non-Probabilitas / Non-Acak Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berikut ini adalah lima macam teknik sampling yang non-probabilitas:
54
1)
Cara keputusan (Judgement Sampling)
Teknik ini dipakai pada saat kita ingin mengetahui pendapat karyawan tentang produk yang akan dibuat dan lebih cocok dipakai saat tahap awal studi eksploratif. 2)
Cara dipermudah (Convinience Sampling)
Sampel yang nyaris tidak dapat di andalkan, tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena penelitian memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui. 3)
Cara Kuota (Quota Sampling)
Pada dasarnya Quota Sampling sama dengan Judgement Sampling dua tahap. Tahap pertama adalah dimana peneliti merumuskan kategori kontrol atau kuota dari populasi yang akan ditelitinya. Tahap kedua adalah penentuan bagaimana sample akan diambil. 4)
Cara Bola Salju (Snowball Sampling)
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi semakin banyak.
55
5)
Area Sampling
Pada prinsipnya cara ini menggunakan “perwakilan bertingkat”. Populasi dibagi atas beberapa bagian populasi, di mana bagian populasi ini dapat dibagi-bagi lagi. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui maupun yang tidak diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :
Rumus Slovin
n =
N 1 + Ne2
Sumber : Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (P.T. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta 2003, hal. 141)
Keterangan : n =
ukuran sampel
N=
ukuran sampel
e =
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir, misalnya 2%
56
Ukuran Sampel Untuk Batas-Batas Kesalahan Dan Jumlah Populasi Yang Ditetapkan
Populasi 500 1500 2500 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 50000
1% * * * * * * * * * * 5000 8333
2% * * 1250 1364 1538 1667 1765 1842 1905 1957 2000 2381
Batas-batas Kesalahan 3% 4% * * 638 441 769 500 811 517 870 541 909 556 938 566 959 574 976 580 989 584 1000 588 1087 617
5% 222 316 345 353 364 370 375 378 381 383 385 387
10% 83 94 96 97 98 98 98 99 99 99 99 100
Sumber : Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta 2003) hal.142