BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penduduk merupakan modal dasar utama dalam pembangunan suatu negara. Penduduk yang besar dan berkualitas merupakan investasi yang berharga dengan produktifitasnya yang tinggi. Sebaliknya, penduduk yang besar namun tidak berkualitas hanya akan menjadi beban negara, karena produktivitas ditentukan oleh pendidikan, status kesehatan/gizi dan penghasilan. Pendidikan rendah tanpa keterampilan tertentu menghasilkan pendapatan yang rendah. Pendapatan rendah mengurangi akses untuk memenuhi kebutuhan gizi dan pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan status kesehatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah dan produktivitas rendah. Jumlah penduduk yang besar dalam suatu negara mempunyai dampak terhadap pembangunan negara tersebut, salah satunya dalam hal kesejahteraan penduduk. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah salah satu institusi yang bertanggung jawab dalam hal pengendalian jumlah penduduk di Indonesia. Dalam hal ini BKKBN tidak hanya bertanggung jawab untuk menurunkan angka kelahiran (TFR), tetapi juga bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga. Program KB merupakan salah satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Apabila program KB tidak ditangani dengan serius maka laju pertumbuhan penduduk Indonesia akan jauh lebih besar lagi.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum tujuan 5 tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB dimuka adalah membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksanaan program KB Nasional yang kuat dimasa mendatang sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas 2015 dapat tercapai (Noviawati, 2008). Tujuan lain pelaksanaan program KB adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan berhasilnya pelaksanaan KB diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi. Dengan demikian taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih meningkat. Dalam sambutannya pada peringatan Hari Ibu tanggal 22 Desember 1971, diselenggarakan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dokter Suwarjono Suryadiningrat menegaskan bahwa seorang ibu merupakan poros yang sangat penting dalam lingkungan keluarga masing-masing. Maka haruslah dijaga kondisi rohaniah dan jasmaniah sedemikian rupa, sehingga mampu untuk memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada tiap-tiap anggota keluarganya. Kesehatan para ibu dan anak terutama pada waktu hamil dan melahirkan perlu dijaga dan dijamin. Selanjutnya dikatakan betapa pun kehamilan dan kelahiran pada hakikatnya merupakan kodrat alam yang harus dijalankan oleh kaum wanita, akan tetapi tidak dapat diingkari kenyataan, bahwa tiap-tiap kelahiran dapat pula menjadi ancaman terhadap keselamatan jiwa seorang ibu terutama ketika kondisi ibu tidak diimbangi dengan kekuatan fisiknya apabila terlalu sering melahirkan atau keadaan ekonomi rumah tangga tidak mencukupi (Notopuro, 1984).
Universitas Sumatera Utara
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang penelitian lapangannya diadakan pada Mei-Juli 1991 menunjukkan bahwa status pendidikan mempunyai korelasi yang positif dengan tingkat pemakaian kontrasepsi. Untuk semua cara kontrasepsi (perempuan berstatus kawin) tertinggi adalah perempuan yang pernah duduk di SMTP ke atas (59,3%), selanjutnya tamat SD (54,4%), pernah SD (47,3%) dan tidak pernah sekolah (36,6%) (Singarimbun, 1996). Berdasarkan distribusi pemakaian kontrasepsi maka jelas terlihat bahwa partisipasi pria tidak seberapa. Dari tahun ke tahun sejak program KB dilaksanakan pada tahun 1969, cara-cara kontrasepsi yang dipakai adalah terutama untuk perempuan. Cara-cara kontrasepsi yang utama adalah IUD, Pil, dan Suntikan. Sterilisasi jauh lebih banyak dilakukan oleh wanita (tubektomi) daripada oleh laki-laki (vasektomi) walaupun operasi laki-laki jauh lebih sederhana dibandingkan dengan operasi perempuan. Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa wanita Indonesia memiliki peranan yang penting dalam pembangunan negara Indonesia. Maka dari itu, secara khusus penulis akan meneliti peranan wanita Indonesia dalam keberhasilan program KB melalui analisis beberapa faktor yang mempengaruhi wanita Indonesia dalam keikutsertaan program KB tahun 2011 dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Dan judul yang telah ditetapkan penulis sendiri adalah “ANALISIS NILAI KORELASI BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
WANITA
INDONESIA
DALAM
KEIKUTSERTAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TAHUN 2011.”
Universitas Sumatera Utara
1.2 Identifikasi Masalah
Keikutsertaan wanita Indonesia dalam program KB dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu : 1. Rendahnya tingkat pendidikan ataupun wawasan sehingga masih memiliki prinsip banyak anak banyak rezeki, serta adanya pola pikir masyarakat yang tidak ingin direpotkan dengan melaksanakan program KB karena untuk mengikuti program tersebut membutuhkan kedisiplinan dari penggunanya, dimana masyarakat harus secara teratur dan disiplin untuk melaksanakan aturan dari program tersebut sesuai dengan akseptor KB yang digunakan. 2. Adanya kepercayaan dari masyarakat yang menjunjung tinggi agamanya bahwa program KB dilarang oleh agama karena menunda atau tidak mengingini anak merupakan perbuatan yang tidak mensyukuri rezeki dari Tuhan. 3. Tingginya tingkat kemiskinan sehingga akses kesehatan ataupun gizi semakin menurun yang menciptakan pandangan jauh mengenai kebutuhan dana yang akan meningkat. 4. Kurangnya informasi mengenai sosialisai KB yang diperoleh khususnya melalui media visual sehingga tidak memiliki pengetahuan yang lebih mengenai dampak positif dari program KB itu sendiri. 5. Terbatasnya jumlah layanan kesehatan khususnya di daerah pedesaan sehingga masyarakat kurang dalam konsultasi ataupun dalam pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Ada banyak faktor-faktor lain yang masih mempengaruhi wanita Indonesia diluar dari faktor-faktor yang telah disebutkan diatas. Dari semua faktor-faktor tersebut baik yang telah disebutkan maupun tidak merupakan rumusan masalah dalam analisis faktor yang mempengaruhi wanita Indonesia dalam keikutsertaan program KB.
1.3 Batasan Masalah
Dari banyak faktor yang mempengaruhi wanita Indonesia dalam keikutsertaan program KB, maka penulis membatasi pokok permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu jumlah penduduk miskin, jumlah layanan kesehatan didaerah pedesaan, jumlah pernikahan usia dini pada satu tahun terakhir serta jumlah anak perempuan usia 5-17 tahun yang menonton TV. Selain karena penulis menganggap keempat faktor tersebut memberikan pengaruh yang besar, hal ini juga dikarenakan keterbatasan data yang tersedia mengenai faktor-faktor lain yang dianggap juga memberi pengaruh cukup tinggi.
1.4 Tinjauan Pustaka
Menurut Davis dan Blake (1956) terdapat 11 variabel antara melalui mana faktorfaktor sosial dan budaya mempengaruhi fertilitas. Dengan kata lain, faktor-faktor sosial budaya tidak dapat langsung mempengaruhi fertilitas dan hanya dapat mempengaruhi fertilitas melalui variabel antara.
Universitas Sumatera Utara
Variabel antara tersebut adalah: 1. Usia kawin, 2. Proporsi yang tidak pernah kawin, 3. Perpisahan pada usia reproduksi karena cerai, ditinggal, atau menjanda, 4. Absistensi suka-rela, 5. Absistensi karena terpaksa, 6. Frekuensi berhubungan seks, 7. Kesuburan biologis, 8. Pemakaian kontrasepsi, 9. Kemandulan yang disengaja, 10. Keguguran yang tidak disengaja, 11. Pengangguran yang disengaja. Jadi, kalau orang mengatakan bahwa agama, kepercayaan, adat istiadat, status wanita, urbanisasi, industrialisasi atau pendidikan mempengaruhi fertilitas maka hubungannya dengan fertilitas perlu diterangkan, yakni melalui variabel antara yang mana fertilitas dipengaruhi. Didalam analisisnya yang terkenal berjudul A Framework for Analyzing the Proximate Determinants of Fertility, John Bongaarts (1978) menyederhanakan variabel Davis dan Blake yang berjumlah 11 tersebut. Dia menyimpulkan bahwa empat variabel antara terpenting yang mempengaruhi penurunan fertilitas adalah: perkawinan, penggunaan kontrasepsi, laktasi (menyusui) dan pengangguran yang disengaja (Singarimbun, 1996). Ketentuan-ketentuan BKKBN yang menyangkut Program Keluarga Berencana telah mengatur hak keseimbangan akseptor atau konsumen kontrasepsi dan kewajibannya. Masing-masing individu mempunyai hak-hak sekaligus kewajiban, khususnya dalam arti mewujudkan keluarga sejahtera. Ketentuan yang dimaksud adalah UU no. 10 Tahun 1992 dan aturan-aturan operasionalnya. Pokok pertama yang dijelaskan adalah pengertian beberapa konsep seperti keluarga sejahtera, keluarga berencana, ketahanan dan kemandirian keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang syah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga berencana adalah upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran , pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan nkesejahteraan keluarga untuk mewujudakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Ketahanan keluarga adalah kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil dan psikis, mentral spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Kemandirian keluarga adalah sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dan pembangunan, mendewasakan usia perkawinan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab (Juliantoro, 2000). Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat antara pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/ angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas sedangkan tujuan program kesehatan reproduksi remaja (KKR) adalah untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan perilaku positif remaja
Universitas Sumatera Utara
tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya, untuk mempersiapkan kehidupan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas generasi mendatang (Sujiyatini, 2008).
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar nilai korelasi faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya mempengaruhi wanita Indonesia dalam keikutsertaan program KB, sehingga melalui ini dapat diambil kebijakan yang dapat mendukung pemerintah dalam mensukseskan program KB sebagai salah satu program peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi mengenai keikutsertaan wanita Indonesia dalam program KB serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan menganalisis permasalahan yang sama. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait untuk membuat kebijakan dalam meningkatkan peran serta wanita Indonesia dalam program KB ditahun-tahun selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ataupun pengumpulan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wanita Indonesia dalam keikutsertaan program KB tahun 2011 dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Jl. Asrama No. 179, Medan yang dilakukan selama 3 hari yaitu tanggal 9 April 2013 sampai dengan 11 April 2013.
1.8 Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian diantaranya adalah : 1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur) Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti. 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yamg diperoleh oleh pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabeltabel atau diagram. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data yang telah
Universitas Sumatera Utara
dikumpulkan kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angkaangka untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut. 3. Metode Pengolahan Data Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat persamaan regresi liniernya dan dengan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan setiap variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
1.9 Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penulisan yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut :
BAB 1
: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitan, manfaat penelitian, lokasi dan waktu penelitian, metodelogi penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB 2
: LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang suatu landasan teori yang diaplikasikan dalam pengolahan data yang tepat, yaitu menguraikan tentang
Universitas Sumatera Utara
pengertian regresi linier berganda, uji regresi linier, uji korelasi, dan uji koefisien untuk regresi linier berganda.
BAB 3
: GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET Bab ini menjelaskan atau menceritakan tentang sejarah singkat berdirinya perusahaan ataupun profil singkat tempat dimana dilakukan pengambilan atau riset data.
BAB 4
: ANALISIS DATA Bab ini menguraikan proses analisis data pada regresi linier berganda, kesalahan standar estimasi, uji regresi linier berganda, koefisien determinasi, dan koefisien korelasi.
BAB 5
: IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menguraikan tentang pengertian implementasi sistem, sekilas tentang SPSS, pengolahan data dengan SPSS, pengolahan data dengan persamaan regresi, serta pengolahan data untuk nilai korelasi antar variabel.
BAB 6
: PENUTUP Bab ini terdiri atas kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh yang tentunya bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara