BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Melihat semakin banyaknya kendaraan di Indonesia mengakibatkan
kebutuhan akan bahan bakar di Indonesia juga meningkat, oleh karena itu dibutuhkan pula penambahan pompa bensin. Akhir-akhir ini karena jumlah kendaraan di Indonesia terutama di Jakarta semakin meningkat mengakibatkan polusi udara di Jakarta semakin parah, dan menurut survey dunia bahwa Jakarta merupakan kota terpolusi ke-3 setelah Meksiko dan Bangkok, oleh karena itu Pemerintah kota Jakarta berusaha menekan jumlah kendaraan yang lalu lalang di Jakarta dengan menambah armada kendaraan umum yang murah dan ramah lingkungan, yaitu Bussway. Dengan adanya Bussway koridor I terbukti animo masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke Bussway sebesar 14%, sehingga Pemerintah kota Jakarta menambah koridor Bussway hingga koridor III sampai saat ini dan Pemerintah kota Jakarta berencana menambah koridor hingga 15 koridor. Pemerintah juga berusaha menekan tingkat polusi udara dengan penambahan armada Bussway yang menggunakan bahan bakar gas. Akan tetapi permasalahan yang terjadi karena penggunaan bahan bakar gas adalah jumlah pompa berbahan bakar gas yang ada di Jakarta tidaklah terlalu banyak sehingga hanya beberapa pompa bensin saja yang menyediakannya.
1
2
Dapat dijadikan tambahan bahwa sekarang ini di Jakarta akan menggalakkan program gerakan nasional pemasyarakatan dan pemanfaatan Bahan Bakar Gas (BBG) yang alokasinya terutama untuk angkutan umum. Tujuannya disini adalah mengurangi ketergantungan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pencemaran undara. Sebab pencemaran udara di Indonesia paling besar dikontribusi oleh sektor transportasi. Jika diurut – urutkan sebenarnya bukanlah yang pertama kali Pemerintah mencanangkan program pemanfaatan BBG. Pada bulan Agustus 1996, dorongan untuk mencanangkan BBG sudah dilakukan saat pencanangan Program Langit Biru. Namun didalam proses pelaksanaannya, program pengunaan BBG tidak menunjukan hasil yang diharapkan. Hal ini ditunjukan dengan semakin menurunnya jumlah kendaraan yang menggunakan BBG. Diawal – awal tahun sejak pencanangan Program Langit Biru, jumlah kendaraan di Jakarta yang mengunakan BBG mencapai 6600 unit. Namun kemudian menurun menjadi 4600 unit pada 2001 dan terus menurun pada tahun – tahun berikutnya. Saat ini populasi kendaraan yang menggunakan BBG di Jakarta hanya sekitar 2500 unit. Perlu diketahui juga bahwa pada pencanangan Program Langit Biru sekitar sepuluh tahun yang lalu jumlah SPBG yang beroperasi di Jakarta, yaitu sebanyak 26 yang diantaranya 12 SPBG LPG (Liquid Petroleum Gas) dan 14 SPBG CNG (Compressed Natural Gas). Akan tetapi dalam proses pendistribusian pasokan gas tejadi ketidak optimalan, dimana terlihat dari jumlah yang telah disebutkan diatas, sekarang ini hanya 8 SPBG CNG yang beroperasi sedangkan 6 sisanya tidak
3
beroperasi. Begitu juga dengan SPBG LPG yang benar – benar mati akibat tak adanya pasokan gas. Dilihat dari dampak permasalahan yang ada maka PT.PETROSS disini membuat kesepakatan dan strategi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) maupun PERTAMINA untuk dapat mensupport pasokan gas pada SPBG – SPBG yang akan dibangun kedepannya, terutama mensuppport gas jenis CNG untuk Bussway dengan meletakan SPBG pada pool Bussway tersebut.
1.2 Pokok Permasalahan Pokok permasalahan yang melatar belakangi didirikannya atau diterapkannya “SPBG” untuk Bussway adalah : 1. Produksi minyak mentah Indonesia yang semakin lama semakin menipis, sedangkan sumber gas alam kita yang berlimpah dan saat ini merupakan salah satu eksportir gas alam yang terbesar di dunia. 2. Mobilitas yang sangat tinggi terutama seperti di Jakarta, sehingga diperlukan lokasi SPBG yang strategis.. 3. Konsumsi BBM sektor transportasi adalah yang paling besar, yaitu 52% dibandingkan dengan industri 19%, listrik 7% dan rumah tangga 22%, sehingga pengalihan BBM ke BBG akan mengurangi konsumsi BBM secara sifgnifikan. 4. Tingkat polusi yang tinggi sehingga menimbulkan kebutuhan akan energi alternatif yang ramah lingkungan untuk kendaraan umum.
4
5. Jumlah SPBG terutama yang ada di Jakarta tidaklah terlalu banyak.
1.3
Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan penyusunan karya tulis rencana bisnis ini adalah untuk
mengetahui: 1. Apakah bisnis ini layak untuk dijalankan. 2. Berapa lamakah tingkat pengembalian investasi jika bisnis dijalankan. 3. Strategi apa yang digunakan bila bisnis ini layak dijalankan untuk tetap menjadi market leader bila ada pesaing baru.
Manfaat
1.4
Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dengan menggunakan sistem ini: 1
Memberikan kemudahan dalam proses pendistribusian bahan bakar gas untuk bussway.
2
Meningkatkan efisiensi waktu dimana bussway bisa langsung beroperasi dari pool, dengan kondisi bahan bakar yang sudah penuh.
3
Pengefisiensian bahan bakar bila harus mengisi BBG diluar pool. Maksud dari kata-kata ini adalah bussway bisa menghemat beberapa liter bila harus keluar dari area pool bussway tersebut.
4
Menghindari terjadinya fraud apabila harus memberikan uang kontan untuk para sopir dalam mengisi bahan bakar di luar dari sistem ini.
5
1.5
Ruang Lingkup Untuk lebih fokus pada permasalahan maka diperlukan adanya batasan-
batasan guna memahami kompleksitas yang ada dalam penyusunan rencana bisnis ini. Batasan-batasan tersebut antara lain: Lingkup Bisnis: Memberikan pelayanan dalam pengisian bahan bakar ke kendaraan, dengan sistem SPBG. Produk yang ditawarkan: Jenis bahan bakar yang di distribusikan ke kendaraan berjenis gas dengan komposisi CNG. Pasar sasaran: Sesuai dengan tingkat pertumbuhan kendaraan terutama di kota besar seperti Jakarta sangatlah besar, dan untuk mengurangi pengguna kendaraan pribadi diperlukannya sarana transportasi umum yang baik dan ramah lingkungan terhadap populasi kota Jakarta, maka
secara bisnis target segmen yang dipilih adalah
perusahaan yang bergerak pada jasa angkutan umum. Pesaing: Secara umum pesaingnya adalah Sistem Pengisian Bahan Bakar yang menjual bahan bakar gas juga.
1.6
Sistimatika Penulisan Secara garis besar penulisan rencana bisnis ini meliputi :
6
BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, ruang lingkup serta sistimatika penulisan. BAB 2. LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisikan landasan teori – teori dan konsep – konsep dasar yang digunakan sebagai dasar dilakukannya penelitian mengenai studi kelayakan. BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi langkah – langkah sitematis yang digunakan sebagai penelitian berawal dari kerangka pikir, metode analisis, hipotesis, pengumpulan data dan juga analisis reliabilitasnya BAB 4. ANALISIS KEUANGAN DAN STRATEGI BISNIS Dalam bab ini berisi membahas
tujuan dan sasaran keuangan serta
menganalisis kelayakan investasi yang dilakukan dan akan dibahas mengenai strategi bisnis Perusahaan yang meliputi strategi pemasaran, operasi, dan juga sumber daya manusia agar Perusahaan dapat bertahan di masa yang akan datang. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini menyimpulkan rencana bisnis ini secara keseluruhan berdasarkan pada bab-bab sebelumnya serta dilengkapi dengan saran – saran yang kiranya bisa dijadikan acuan untuk Perusahaan di masa yang akan datang.