perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Pihak eksternal menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan dengan menggunakan informasi seperti laba yang dilaporkan laporan keuangan. Pihak eksternal membuat keputusan investasi dan kredit berdasarkan penilaian mereka. Oleh karena itu kualitas laba yang dilaporkan memainkan peran penting dalam proses komunikasi antara perusahaan dan pihak eksternal. Laba adalah komponen penting dalam laporan keuangan yang seringkali dijadikan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja manajemen. Laba memiliki relevansi tinggi karena secara statistik berhubungan dengan peningkatan dan penurunan harga saham, serta dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Informasi laba ini sering menjadi target rekayasa tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasaannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keinginannya ini dikenal dengan istilah manajemen laba. Watt dan Zimmerman (1978) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam memilih kebijakan akuntansi untuk memanipulasi pelaporan angka-angka akuntansi sehingga tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, dan menyebabkan angka laba tersebut menyesatkan stakeholders dalam pengambilan keputusan ekonomis. Praktik manajemen laba mengakibatkan laba dalam laporan keuangan tidak menggambarkan laba perusahaan yang sesungguhnya sehingga dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan. Diungkapkan oleh Healy dan Wahlen (1999) bahwa tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer didasari oleh motif bahwa manajemen laba dapat mempengaruhi hasil kontraktual. Manajemen laba dapat digunakan untuk memenuhi tujuan anggaran dengan cara melakukan penggelembungan laba (Merchant, 1990). Sedangkan menurut Guidry et al. (1999) yang menjadi motif dari tindakan manajemen laba yang dilakukan manajer adalah agar terjadi peningkatan dalam kompensasi mereka. Ada berbagai cara dalam manajemen laba, salah satunya adalah manajemen laba melalui akrual diskresioner, yaitu dengan melakukan pengendalian terhadap transaksi akrual yang tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap arus kas. Menurut Scott (2009) akrual diskresioner adalah akrual yang digunakan untuk mengurangi atau memperbesar laba yang dilaporkan dengan cara memilih kebijakan akuntansi oleh manajemen yang bersifat subjektif dalam rangka menurunkan atau menaikkan laba. Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengetahui laba perusahaan sehingga dapat diketahui seberapa besar manipulasi terhadap laba akan dilakukan agar tercapai target laba yang diinginkan. Namun, tindakan manipulasi akrual dapat dibatasi oleh GAAP dan manipulasi akrual di tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, terdapat cara lain yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan memanipulasi aktivitas riil. Manipulasi ini terjadi sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba tertentu, menghindari kerugian, mencapai target analyst forecast. Roychowdhury (2006) mendefinisikan manipulasi aktivitas rill sebagai bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh manajer terhadap praktik operasi normal perusahaan dengan tujuan untuk mencapai batas laba tertentu. Kegiatan manipulasi aktivitas riil dimotivasi oleh keinginan manajer untuk menyesatkan beberapa stakeholder agar percaya bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dipenuhi dalam operasi normal. Penyimpangan ini tidak dapat memberikan kontribusi pada nilai perusahaan meskipun memungkinkan manajer dapat memenuhi tujuan pelaporan. Metode pelaporan manipulasi aktivitas rill tertentu, seperti diskon harga dan pengurangan pengeluaran discretionary, mungkin merupakan tindakan-tindakan yang mungkin optimal dalam keadaan ekonomi tertentu. Namun, jika manajer yang terlibat dalam kegiatan ini lebih luas daripada biasa maka mereka dapat terlibat dalam
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan manipulasi aktivitas rill. Manipulasi aktivitas riil dilakukan melalui arus kas operasi, biaya produksi, dan biaya-biaya diskresioner (Roychowdhury, 2006). Penelitian tentang pengaruh manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, biaya produksi, dan biaya diskresioner baru dikembangkan pada beberapa tahun terakhir. Di Indonesia sendiri penelitian tentang manipulasi aktivitas riil menunjukkan perkembangan setelah munculnya model dari Roychowdhury (2006). Andayani (2008) telah melakukan penelitian mengenai manipulasi aktivitas riil. Hasilnya
adalah
perusahaan
manufaktur
melakukan
produksi
berlebihan
(overproduction), memberi diskon, dan kelonggaran kredit sebagai indikasi adanya manajemen laba, yang menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi. Ferdawati (2009) dalam penelitiannya tentang manipulasi aktivitas riil telah menyimpulkan bahwa ratarata perusahaan melakukan manajemen laba riil dalam bentuk manipulasi penjualan, produksi berlebihan, dan penurunan biaya diskresioner dengan tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh Enron, Xerox, Worldcom dan beberapa perusahaan lain di Amerika Serikat merupakan kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui. Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT Lippo Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk. juga berawal dari terdeteksinya manipulasi dalam laporan keuangan (Boediono, 2005). Terdapatnya kasus-kasus tersebut menimbulkan suatu pertanyaan tentang kualitas
audit
yang
dilakukan
oleh
auditor
eksternal.
DeAngelo
(1981)
mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan babwa auditor akan menemukan
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan melaporkan kesalahan atau kecurangan dalam sistem akuntansi klien untuk menutup buku secara selektif walaupun kecurangan telah ditemukan. Temuan pelanggaran dapat digunakan sebagai parameter dalam mengukur kualitas audit berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan teknikal yang dimiliki oleh auditor. Sedangkan pelaporan pelanggaran tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan tergantung kepada independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut. Watkins et al. (2004) berpendapat bahwa kualitas audit digambarkan dengan kualitas atau kekuatan pemonitoran yang dilaksanakan auditor. Auditor sebagai “mata” pemegang saham harus bisa memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang disampaikan oleh auditor lepas dari salah-saji material. Kualitas audit yang tinggi dapat bertindak sebagai pencegah manajemen laba yang efektif, karena reputasi manajemen akan hancur dan nilai perusahaan akan turun apabila pelaporan yang salah ini terdeteksi dan terungkap. Audit dengan kualitas tinggi juga mampu meningkatkan kualitas laba dan menurunkan tingkat manajemen laba. Krishnan (2003) yang meneliti pengaruh auditor spesialis industri terhadap manajemen laba. Hasilnya dari penelitian ini menunjukan bahwa auditor spesialis industri dapat menekan praktik manajemen laba yang dilakukan oleh klien. Chen et al. (2010) yang meneliti pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba dan biaya modal ekuitas yang dilakukan pada perusahaan milik Negara dan non milik Negara di China. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas audit yang lebih tinggi akan menyebabkan penurunan lebih besar dalam pengelolaan pendapatan dan biaya modal
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ekuitas pada kedua perusahaan di China. Namun penurunan yang signifikan terjadi pada perusahaan non milik Negara dibandingkan pada perusahaan milik Negara. Di Indonesia penelitian mengenai topik terkait salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Meutia (2004) menguji independensi auditor terhadap manajemen laba antara KAP big 5 dan non big 5. Penelitian ini menguji hubungan antara kualitas audit dengan manajemen laba, sekaligus melihat pengaruh independensi yang diukur dengan Non-audit service dan masa jabatan auditor terhadap hubungan antar keduanya. Penelitian ini menemukan semakin tinggi kualitas audit maka akan semakin rendah absolute discretionary accrual yang terjadi di suatu perusahaan. Meskipun demikian, studi tersebut hanya menggunakan satu proksi kualitas laba yang mendasarkan pada pengaturan akrual yaitu akrual diskresionari. Selain itu, adanya bukti empiris yang menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran cara yang digunakan manajemen dalam melakukan manajemen laba yaitu dari manajemen laba akrual ke manajemen melalui manipulasi aktivitas rill. Menurut Graham et al. (2005) pergeseran dari manajemen akrual ke manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil dikarenakan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil sulit dibedakan dengan keputusan bisnis optimal sehingga lebih sulit dideteksi oleh auditor dan regulator. Sedangkan menurut Roychowdhury (2006) manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil merupakan jalan yang aman untuk mencapai target laba karena dapat dilakukan sepanjang periode operasi perusahaan sehingga munculnya kemungkinan laba kurang dari target dapat ditiadakan. Manajemen laba akrual memiliki resiko jika realisasi akhir tahun defisit antara laba yang tidak dimanipulasi
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan target laba yang diinginkan melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk memanipulasi akrual setelah akhir periode fiskal sehingga menyebabkan target laba yang diinginkan tidak dapat tercapai. Oleh karena itu, masih menjadi pertanyaan penelitian yang penting apakah manajemen laba riil secara empiris terbukti lebih sulit dideteksi oleh auditor dibandingkan manajemen laba berbasis akrual. Oleh karena itu, penulis akan meneliti tentang pengaruh antara kualitas audit terhadap manajemen laba dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2010) yang melakukan penelitian di Cina yang menguji pengaruh kualitas audit terhadap praktik manajemen laba dan biaya modal ekuitas. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa variabel independen kualitas auditor memiliki pengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel dependen manajemen laba. Berikut ini adalah perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Chen et al. (2010): 1. Periode Pengamatan Periode penelitian ini selama 3 tahun dalam periode 2009-2011 agar informasi yang diperoleh lebih relevan dengan masa kini. Sedangkan penelitian Chen et al. (2010) mengambil rentang waktu selama empat tahun dalam periode 20012004. 2. Jumlah dan jenis sampel penelitian Sampel penelitian ini merupakan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2009-2011 berfokus hanya di negara Indonesia. Sementara Chen et al. (2010) menggunakan 3.310
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampel observasi yang terdiri dari perusahaan milik Negara dan non milik
Negara di Cina. 3. Teknik pengukuran kualitas audit Instrumen pengukuran kualitas audit yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan akrual diskresionari. Akrual diskresionari adalah salah satu metode pengukuran
kualitas
audit
yang digunakan oleh penelitian
sebelumnya. Instrumen pengukuran kualitas audit yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Jackson et al. (2008) serta Choi et al. (2010) yang menggunakan modified Jones models (1991). Sedangkan Chen et al. (2010) menggunakan model DeFond et al. (2000) yang menggunakan frekuensi auditor memodifikasi laporan audit sebagai ukuran untuk menilai kualitas audit. 4. Metode pengukuran manajemen laba yang digunakan Dalam penetian yang dilakukan oleh Chen et al. (2010), mereka menggunakan akrual kelolaan (Jones 1991; Dechow et al. 1995; Kothari et al. 2005) sebagai proksi dari manajemen laba. Yaitu dengan membandingkan antara total akrual dengan nilai akrual diskresioner. Sedangkan penelitian ini menggunakan konsep alternatif akrual yang diperkenalkan oleh Roychowdury (2006) yaitu real activities manipulation. Dalam mendeteksi tindakan real activities
manipulation
yang
dilakukan
perusahaan,
Roychowdhury
menggunakan tiga metode yaitu, arus kas operasi, biaya produksi, dan biayabiaya diskresioner.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANIPULASI AKTIVITAS RIIL (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)”.
B. Perumusan Masalah Apakah kualitas audit mempunyai pengaruh terhadap manipulasi aktivitas riil pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari kualitas audit terhadap praktik manipulasi aktivitas riil pada perusahaan manufaktur.
D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun yang secara langsung terkait di dalamnya. Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada
pengembangan literatur di bidang auditing, khususnya yang berkaitan dengan
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan akan jasa auditing dengan kualitas tinggi (high quality auditing services). 2. Bagi investor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada investor agar berhati-hati, khususnya dalam memberikan penilaian terhadap perusahaan sebelum berinvestasi. 3. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) KAP dapat meningkatkan kualitas auditornya untuk menjadi auditor yang independen dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas serta dapat mendeteksi dan melaporkan salah saji material dalam laporan kuangan perusahaan. 4. Bagi Perusahaan Membantu perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur dalam memahami kualitas audit terhadap praktik manajemen laba agar dapat mendorong mereka untuk membuat kebijakan akuntansi yang lebih baik dan menjadi pertimbangan dalam memilih auditor untuk melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan.
E. Sistematika Penulisan Gambaran singkat mengenai isi keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab, yang meliputi latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Berisi akan teori-teori yang diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam menarik hipotesis, serta memaparkan penelitian terdahulu dan kerangka berfikir.
BAB III :
METODE PENELITIAN Merupakan
uraian
tentang
jenis
dan
sumber
data,
metode
pengumpulan data, metode analisis data, termasuk prosedur analisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. BAB IV :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasanya.
BAB V :
PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang diperlukan untuk pihak yang berkepentingan serta keterbatasan penelitian.
commit to user
11