1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang sangat kaya.Hal tersebut sejalan dengan keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan agama yang secara keseluruhan merupakan potensi kekayaan yang perlu dilindungi.Kekayaan seni dan budaya itu merupakan salah satu sumber dari karya intelektual yang dapat dan perlu dilindungi oleh Undang-Undang.1 Sungguh sesuatu yang sangat disadari bahwa masalah kemajuan peradaban manusia saat ini yang berkembang sangat pesat tidak terlepas dari adanya kreativitas dan inovasi dari kemampuan fikir manusia. Hasil olah fikir manusia dalam konteks kekinian dikenal dengan kekayaan intelektual dan jika diberikan hak hukum, dikenal dengan hak kekayaan intelektual2. Disadari bahwa kekayaan intelektual dipastikan akan senantiasa dinamis sepanjang manusia terus menggunakan akal dan fikirnya guna menghasilkan sesuatu yang kreatif dan inovatif serta berguna bagi umat manusia. Musik dan lagu adalah karya seni hasil karya manusia yang memunculkan suatu nilai keindahan.Perkembangan musik dan lagu di
1
Adrian Sutedi,2009,Hak Atas kekayaan Intelektual, Sinar Grafika,Jakarta, hlm 114 Budi Agus Riswandi dan Shabhi Ahmad, 2009, Dinamika Hak Kekayaan Intelektual dalam Masyakarat Kreatif, Total Media, Yogyakarta,hlm.1. 2
2
Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, beragam jenis musik dan lagu berkembang dalam masyarakat Indonesia. Perkembangan yang baik tersebut mendorong para pencipta lagu untuk menciptakan karya yang baik dan dapat dinikmati oleh semua golongan masyarakat. Sebuah lagu atau musik yang tercipta pada dasarnya merupakan karya intelektual pencipta sebagai wujud kualitas rasa, karsa dan kemampuan pencipta. Keahlian tersebut bukan hanya merupakan penyaluran kelebihan yang di berikan Tuhan, namun mempunyai nilai-nilai moral dan ekonomi sehingga dapat menjadi sumber penghidupannya. Langkah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Pemerintah mengganti undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta dengan undang-undang yang baru aalah upaya sungguh-sungguh dari Negara untuk melindungi hak ekonomi dan hak moral pencipta dan pemilik hak terkait sebagai unsur penting dalam pembangunan kreativitas nasional. Teringkarinya hak ekonomi dan hak moral dapat mengikis motivasi para pencipta dan pemilik hak terkait untuk berkreasi. Hilangnya motivasi seperti ini akan berdampak luas pada runtuhnya kreativitas makro bangsa Indonesia. Bercermin kepada negara-negara maju tampak bahwa perlindungan hukum yang memadai terhadap hak cipta telah berhasil membawa
pertumbuhan
ekonomi
kreatif
secara
signifikan
dan
3
memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat.3 Lahirnya Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 diharapkan dapat melengkapi dan menyempurnakan Undang-Undang Tentang Hak Cipta sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 19 tahun 1992. Banyak hal baru yang diatur dan beberapa perubahan dalam Undang-Undang ini, diantaranya mengenai penambahan definisi beberapa istilah, hak cipta yang dapat dijadikan objek jaminan fidusia, perubahan jangka waktu perlindungan hak cipta,dan lain sebagainya.Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 yang kemudian sering disebut dengan UUHC, yang terdiri dari 126 pasal ini disahkan pada bulan Oktober tahun 2014. Berbagai pihak menyambut gembira lahirnya UUHC ini, salah satu nya adalah golongan para pencipta musik dan lagu. Keberadaan dan perkembangan karya cipta musik dan lagu di era globalisasi sebagai salah satu bagian yang dilindungi hukum yakni hak cipta, tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan industri teknologi lainnya. Adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UUHC) semakin memperjelas perlindungan hukum yang diberikan pemerintah untuk suatu karya cipta, khususnya disini karya cipta berupa ciptaan lagu dan musik. Dengan adanya pertumbuhan industri kreatif di Indonesia, mestinya menjadi suatu perhatian tersendiri bagi pemerintah. Dengan 3
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 Tentangg hak Cipta
4
adanya perhatian ini, maka industri kreatif akan jauh lebih meningkat lagi pertumbuhannya. Salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam mendukung tumbuhnya industri kreatif adalah melalui dukungan sistem perlindungan kekayaan intelektual yang efektif bagi pelaku industri kreatif.4 Hak cipta pada lagu dan musik merupakan suatu bentuk penghargaan bagi para penciptanya atas usaha yang telah diberikan untuk menciptakan suatu bentuk kreativitas hingga terlahir suatu ciptaan yang dapat dinikmati oleh orang lain. Berkaitan dengan penggunaan karya cipta, pemegang hak cipta tidak mempunyai kemampuan untuk mengontrol setiap waktu lokasi pemutaran lagu untuk mengetahui seberapa sering karya
ciptanya
digunakan
untuk
kepentingan
ekonomi.
Dalam
kenyataannya, masih banyak pelanggaran yang ditemukan dalam hal perlindungan terhada karya cipta yang dimiliki oleh sang pencipta. Pelanggaran akan suatu karya cipta masih marak dan sulit untuk ditangani. Praktik pelanggaran hak cipta telah tumbuh bersama dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada jaminan lagu yang kita dengar setiap hari di kantor, di mobil, hingga di rumah adalah lagu yang legal yang sah dalam memperolehnya. Tidak ada jaminan bahwa royalti telah diterima sang pencipta.5Angka pembajakan pada industri musik di Indonesia masih sangat tinggi, seperti yang dinyatakan oleh Asosisasi Industri Rekaman
4
Ibid,hlm.16. Anang Hermansyah, 7 Mei 2015 “Darurat Pembajakan di Indonesia” dalam http://www2.jawapos.com/baca/opinidetail/16973/darurat-pembajakan-di-indonesia- diakses pada tanggal 3 November 2015 pukul 20.00 5
5
Indonesia (ASIRI) bahwa apabila diambil kerugian minimalnya, nilai kerugian yang ditimbulkan oleh pembajakan musik saat ini mencapai angka 2 (dua) triliun rupiah setiap tahunnya.6 Semakin tinggi kasus pelanggaran hak cipta di Indonesia khususnya dalam bidang musik dan lagu merupakan suatu hal yang meresahkan para pencipta lagu.Di khawatirkan karena hal tersebut menjadikan semakin menurunnya tingkat dan daya kreatifitas masyarakat dalam menciptakan suatu karya. Televisi merupakan salah satu media massa yang telah berperan besar bagi seluruh elemen masyarakat. Industri pertelevisian di Indonesia tidak hanya terdiri dari stasiun televisi nasional namun juga televisi lokal. Televisi lokal merupakan media yang diharapkan dapat mengangkat potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah di Indonesia. Dinamika Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota budaya menjadikan jumlah televisi lokal semakin bertambah. Sampai saat ini jumlah televisi lokal di Yogyakarta berjumlah 6 televisi yaitu TVRI Yogyakarta, Jogja TV, RBTV Jogja, AdiTV, Malioboro Tv, dan Akindo Tv.7 Dengan semakin banyaknya stasiun tv lokal yang ada, maka meningkat pula persaingan di industri pertelevisian lokal. Dalam upaya mempertahankan dan menarik minat masyarakat, masing-masing televisi lokal menciptakan kontenkonten acara yang menarik dengan memadukan berbagai unsur, salah satunya musik dan lagu. Dalam praktek kehidupan sehari-hari dapat 6
Diah Fitri Pratiwi, 24 Oktober 2014, “Musik dan Pembajakan”, dalam http:hiburan.kompasiana.com/musik/2014/10/25/musik-dan-pembajakan-687362.html, diakses pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul 19.00 WIB 7 https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_lokal_di_Indonesia di akses pada 6 Desember 2015 pukul 22.20
6
disaksikan bahwa pemakaian lagu dan musik melalui media televisi sangat intens. Penggunaan lagu dan musik tersebut selalu disertai dengan maksud mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Penggunaan lagu atau musik secara komersial oleh televisi lokal merupakan sesuatu yang di ketahui masyarakat luas.Televisi lokal merupakan industri yang cukup besar, sehingga para pencipta lagu atau musik sudah seharusnya mendapatkan hak-haknya dengan baik. Menurut peraturan di Indonesia, mekanisme pembayaran royalti sebagai salah satu bentuk perlindungan hukum terhadap karya cipta khususnya ciptaan musik atau lagu belum diatur secara rinci dan jelas. Dalam undang-undang tentang hak cipta tidak dibahas secara khusus bagaimana, kapan, dan kepada siapa televisi lokal sebagai pengguna harus membayarkan royalti tersebut. Sehingga dikhawatirkan, perlindungan terhadap hak cipta atas ciptaan lagu dan musik yang di perdengarkan di televisi lokal khususnya di Yogyakarta masih lemah dan merugikan pihak-pihak terkait. Secara normatif UUHC telah memberikan perlindungan hukum bagi pemegang hak cipta atau pencipta sebagai pemilik karya cipta cukup memadai. Akan tetapi, pada kenyataannya yang ada, pelanggaran akan suatu karya cipta masih marak dan sulit untuk ditangani. Padahal pelanggaran-pelanggaran tersebut terjadi di depan mata dalam kehidupan sehari-hari. Dampak pelanggaran hak cipta ini selain merusak tatanan
7
masyarakat pada umumnya, juga akan mengakibatkan lesunya gairah berkarya di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan.8 Dengan telah diundangkannya UU Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014, membuat para pelaku seni kreatif di Indonesia bisa berharap lebih banyak terhadap perlindungan dan penegakan hukum HKI di Indonesia. Dalam acara Konvensi Nasional Lebangkitan HKI dan Ekonomi Kreatif,Raden Muhammad Samsudin atau biasa dikenal dengan Sam Bimbo mengutarakan :9 "Kami bisa hidup, bisa bernyanyi, di negeri sendiri dan yang menghargai kami pun adalah putra putri bangsa.Mudah-mudahan kami kedepan bisa mendapatkan hak kami yang wajar, tidak lagi seperti harihari ini.Jangan sampai rekan-rekan banyak yang frustasi. Buat apalagi mencipta, karena toh kalau kita mencipta, juga dibajak" Perlindungan hukum di bidang karya cipta harus dapat ditegakkan dengan efektif, guna memberikan dorongan pada para pencipta agar dapat terus produktif dalam menciptakan suatu karya. Dengan adanya peraturan baru mengenai hak cipta yaitu Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 diharapkan perlindungan terhadap hak cipta khususnya atas ciptaan musik dan lagu yang dipergunakan secara komersial oleh televisi lokaldapat dilaksanakan lebih baik.
8
Insan Budi Maulana dkk,2000, Tindak Pidana Hak Cipta dan Problematika Penegakan Hukumnya, Kapita Selekta Hak Kekayaan Intelektual, Pusat Studi Hukum UII,Jogjakarta,hlm.189 9 http://www.kemenkumham.go.id/v2/berita/304-uu-hki-resmi-disahkan-seniman-indonesia-lebihhidup-dan-dihargai-di-negeri-sendiri diakses pada tanggal 20 November 2015 pukul 14.16 WIB
8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta atas penggunaan ciptaan lagu dan musik oleh televisi lokal di Yogyakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta? 2. Apakah kendala-kendala pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta atas penggunaan ciptaan lagu dan musik oleh televisi lokal di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Berangkat dari permasalahan yang ada, terdapat tujuan dari dilakukannya penelitian hukum dari subjektif penulis dan dari segi objektif permasalahan, yakni sebagai berikut: 1.
Tujuan Subjektif Dengan dibuatnya penelitian ini diharapkan data dan bahan-bahan yang ada dalam penelitian ini berguna dalam penyusunan penulisan hukum sebagai prasyarat memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
2.
Tujuan Objektif
9
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah guna menjawab dari rumusan masalah yang dikemukakan diatas antara lain : a. Membahas
Bagaimana
pelaksanaan
perlindungan
hukum
terhadap hak cipta atas penggunaan ciptaan musik dan lagu oleh televisi lokal di Yogyakarta. b. Membahas dan mengetahui kendala dan hambatan dari perlindungan hukum atas penggunaan ciptaan lagu dan musik oleh televisi lokal di Yogyakarta.
D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis melalui kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum dan media internet Universitas Gadjah Mada, terdapat penulisan hukum yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Diantaranyamengenai : 1. Penulisan hukum dengan judul Pelaksanaan Pembayaran Royalti Atas Penggunaan Ciptaan Lagu Dan Musik Secara Komersial Pada Pusat Perbelanjaan Di Kota Yogyakarta, yang disusun Oleh Aninda Nusratina , Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2015 Rumusan masalah : 1) Bagaimanakah pelaksanaan pembayaran royalti atas penggunaan ciptaan lagu dan musik pada pusat perbelanjaan di Kota
10
Yogyakarta ditinjau dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta? 2) Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam pembayaran royalti atas penggunaan ciptaan lagu dan musik pada pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya?
Kesimpulan :
1) Untuk pelaksanaan Pembayaran royalti kepada pencipta/ pemegang hak cipta dibentuklah lembaga-lembaga yang berfungsi untuk menjembatani antara pencipta dengan user diantaranya YKCI dan WAMI.Mekanisme pembayaran royalti pada pusat perbelanjaan belum diatur dalam UUHC, sehingga pelaksanaannya mengacu pada standar yang ditetapkan oleh LMK di Indonesia. 2) Kendala-kendala yang ditemui dalam pembayaran royalti di pusat perbelanjaan diantara nya adalah kurangnya pemahaman user, kurangnya sosialisasi dari pemerintah, dan belum gencarnya penegakan hukum di bidang pelanggaran hak cipta. 2. Tesis berjudul Perlindungan Hukum Terhadap hak Ekonomi Pencipta Lagu dan Pemegang Hak Terkait Dalam Kaitannya dengan Pemanfaatan Lagu untuk Kepentingan Komersial oleh Pengelola Tempat Karaoke di Kota Ternate, yang ditulis oleh Sabri Fataruba pada tahun 2009.
11
Rumusan Masalah : 1) Bagaimana perlindungan hukum terhaap hak ekonomi pencipta lagu dan pemegang hak terkait dalam kaitannya dengan pemanfaatan lagu untuk kepentingan komersial oleh pengelola tempat karaoke di Kota Ternate? 2) Upaya-upaya hukum apa saja yang telah dilakukan oleh para pencipta lagu dan pemegang hak terkait dalam rangka menuntut hak-haknya kepada pengelola tempat karaoke yang memanfaatkan karya cipta mereka untuk kepentingan komersial di kota Ternate? Kesimpulan : 1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta telah memberikan perlindungan yang relatif baik kepada pencipta lagu dan pemegang hak terkait, namun dalam pelaksanaannya di kota Ternate aparat penegak hukum tidak menjalankan fungsinya untuk memberikan perlindungan sekaligus menegakkan hukum hak cipta. 2) Pengelola tempat karaoke yang berada di Ternate mengalami kesulitan
dalam
menjalankan
upaya
hukum,
hal
tersebut
disebabkan karena gugatan yang diajukan harus ke Pengadilan Niaga di Kota makasar sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit jumlahnya dan untuk penyelesaian secara negosiasi akan mengalami kendala karena sampai saat ini tidak ada wadah yang secara kolektif menjembatani antara pencipta lagu dan pemegang hak terkait.
12
3. Tesis berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Lagu Yang Dipergunakan Dalam Usaha Tempat Hiburan Karaoke Keluarga di Provinsi DKI Jakarta, yang disusun oleh Yudi Herdanto mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2010 Rumusan masalah : 1) Bagaimanakah pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta (copyright) atas lagu yang dipergunakan pada usaha tempat hiburan karaoke keluarga di Indonesia? 2) Bagaimanakah upaya hukum yang dapat ditempuh apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha tempat hiburan karaoke keluarga tersebut? Kesimpulan : 1) Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta pada usaha tempat hiburan karaoke keluarga dilakukan melalui perjanjian lisensi antara Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) dengan rumah usaha tempat hiburan karaoke di Indonesia. Berdasarkan penelitian, untuk periode Maret 2010 – Maret 2011 ke-37 (tiga puluh tujuh) cabang Happy Puppy Family Karaoke dan 2 (dua) cabang
NAV
Karaoke
Keluarga
di
Jawa
Timur
telah
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002. 2) Upaya-upaya hukum yang dapat dilakukan apabila penerima lisensi melakukan pelanggaran adalah pertama kali melalui
13
musyawarah, namun apabila tidak terjadi mufakat maka dilakukan melalui penyelesaian di Pengadilan. Selain itu upaya hukum penyelesaian sengketa yang lainnya adalah melalui gugatan perdata ke Pengadilan Niaga. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah lokasi penelitian yang berbeda. Penulis menitikberatkan lokasi penelitian pada televisi lokal di Yogyakarta. Pengaturan mengenai perlindungan hukum terhadap antara pusat perbelanjaan,karaoke, dan televisi lokal pun akan berbeda.Pada penulisan hukum ini Penulis tidak hanya membahas mengenai perlindungan terhadap hak ekonomi, namun juga membahas mengenai perlindungan hak moral dalam hak cipta. Selain itu penulis akan membandingkan bagaimana perlindungan Hak cipta menurut undang-undang nomor 19 tahun 2002 dengan undang-undang hak cipta terbaru yaitu undang-undang nomor 28 tahun 2014. Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian ini secara lebih khusus belum pernah diteliti dan penulisan hukum ini dilakukan dengan itikad baik. Jika terdapat penelitian yang sama atau sejenis diluar pengetahuan penulis, maka penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan melengkapi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan praktis, yaitu sebagai berikut :
14
1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu hukum di Indonesia terutama bagi perlindungan Hak Cipta di Indonesia. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian hukum ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dalam bidang perlindungan hukum terhadap hak cipta dan dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penentuan kebijakan khususnya dalam hak cipta musik dan lagu.