BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.504
pulau besar dan kecil. Hal inilah yang membuat Indonesa kaya akan bentang alam yang indah, seperti gunung, bukit, perairan dan sebagainya. Oleh sebab itu, Indonesia juga dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, kekayaan akan budaya dari berbagai daerah, dan potensi wisata yang luar biasa. Di Indonesia yang indah ini terdapat banyak cerita dan benda-benda peninggalan bersejarah yang ditinggalkan oleh makhluk hidup yang menetapinya. Sejarah inilah yang perlu disimpan sebagai warisan pengetahuan untuk generasi-generasi berikutnya. Museum adalah sebuah lembaga yang berfungsi untuk merawat, memelihara dan melestarikan segala macam peninggalan yang mengandung nilai sejarah yang perlu masyarakat ketahui dan pelajari, dengan adanya museum maka keberadaan masa lalu yang telah tersimpan bisa kita pelajari, pahami dan kita temukan penjelasannya. Meski dalam era teknologi ini, museum tetap memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan karena manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarah. Museum berhubungan erat dengan koleksi. Koleksi merupakan jantung dari museum itu sendiri, koleksi museum harus disusun sebagai salah satu bentuk komunikasi yang penting dalam menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke mueseum, dalam penyusunan koleksi harus memperhatikan nilai estetika, artistik, edukatif dan informatif. Di museum geologi kita dapat menemukan berbagai warisan baik yang berhubungan dengan kenegaraan, sejarah bangsa maupun kehidupan di muka bumi secara luas maupun spesifik. Alasan penulis memilih topik ini adalah ingin memberikan pengalaman baru dan sirkulasi yang nyaman bagi penjunjung dalam menikmati hasil penemuan geologi dan juga mengajak masyarakat untuk mengenal masa zaman purba dan bentuk manusia pada masa itu, alat-alat yang digunakan pada manusia purba, masa-masa kehidupan manusia purba dan berbagai peninggalan lainnya seperti fosil, hewan, tumbuhan, batuan,dan mineral. Dari sekian banyak museum
1
2
yang ada di negeri ini, Indonesia memiliki satu-satunya museum geologi yaitu Museum Geologi – Bandung. Museum Geologi – Bandung adalah museum yang berdiri pada 16 Mei 1929 dengan luas bangunan mencapai 3600 m2 , menjadi salah satu tempat penyimpanan segala fosil tumbuhan, hewan dan manusia purba serta ditunjang dengan jenis batuan, mineral, replika gunung berapi dan berbagai peralatan dari aplikasi geologi. Di Jakarta sendiri kita masih belum bisa menikmati museum geologi, mahasiswa maupun masyarakat yang ingin mendapat pengetahuan dan melakukan penelitian pun mengalami kesulitan dimana harus selalu mengunjungi kota Bandung untuk mendapatkan informasi tersebut, selain itu juga masih banyak peninggalan-peninggalan Indonesia yang masih bisa dipamerkan dan dijadikan bahan pengetahuan.
1.2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang tata letak museum geologi yang nyaman,
efisien
dan
mudah dipahami walaupun pengunjung hanya membaca/melihat sepintas mengingat pengujung museum berasal dari berbagai tingkatan pendidikan, berbagai ketertarikan dan ketahanan untuk berdiri lama? 2. Bagaimana merancang sirkulasi yang aman bagi barang-barang peninggalan yang dipamerkan dalam museum? 3. Bagaimana merancang sebuah museum dengan desain dan teknologi yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat? 4. Bagaimana merancang interior museum geologi yang dapat membangun interaksi dengan masyarakat baik nasional maupun internasional? 1.3
Tujuan Perencanaan 1. Merancang sirkulasi museum geologi dengan pola yang sesuai dengan target pengunjung yang berpotensi dalam menggunakan museum. 2. Merancang interior museum geologi dengan desain yang netral agar dapat dengan mudah diterima masyarakata tanpa harus beradaptasi pada lingkungan (suasan interior) baru.
3
3. Merancang sirkulasi museum yang efektif dan aman bagi staff museum, mengingat koleksi museum sangat bernilai dan proses pemindahan barang koleksi harus memiliki prosedur dan sirkulasi yang aman. 4. Merancang museum geologi yang dengan bantuan teknologi yang dapat memudahkan pengunjung untuk mendapatkan inforamsi dan pengalaman berkunjung namun tanpa mendominasi isi dari koleksi museum itu sendiri. 5. Merancang brand image museum yang dapat memperlihatkan eksistensi museum, juga mengubah pemikiran masyarakat tentang museum yang membosankan dan hanya merupakan tempat berkunjung oleh para pelajar dan peneliti. 6. Museum yang menyediakan layanan teknologi berupa social media dan situs yang dapat mempermudah interaksi masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai museum geologi tersebut.
1.4
Metode Penelitian 1.4.1 Metode Pengumpulan Data Dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami perkembangan dan permasalahan Museum Geologi maka penulis menggunakan beberapa metode, antara lain : 1. Studi Literatur Bentuk pengumpulan data yang dapat berupa media cetak seperti buku, majalah ataupun koran, juga dapat berupa media digital yaitu internet. Studi ini dilakukan guna mendapatkan infromasi tertulis atau teori yang berkaitan dengan fungsi, jenis, data ukuran dan kebutuhan dari sebuah Museum Geologi pada umumnya. Beberapa buku yang akan dipakai oleh penulis dalam studi ini adalah Interior Design Reference + Specification Book, Dimensi Manusia & Ruang Interior, Indonesia Design – Iconic Edition, Buku Paduan Museum Geologi Bandung, Physical Geology dan berbagai laporan penelitian yang telah dibuat sebelumnya; sedangkan untuk media internet dapat berupa jurnal, forum dan artikel yang membahas tentang Museum Geologi di Indonesia, dan berbagai media sosial sebagai referensi desain. 2. Survei Lapangan
4
Survei lapangan bertujuan untuk mencari informasi secara langsung, dimulai dari melihat, merasakan, mendengar dan bertanya secara langsung (wawancara). Beberapa Museum Geologi yang akan dijadikan tempat survei oleh penulis adalah Museum Geologi-Bandung, Museum Nasional Indonesia, dan Museum Bank Indonesia. 3. Wawancara Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dan mendalam terutama pada bagian internal Museum Geologi.
1.4.2 Batasan Penelitian Agar pembahasan tidak terlalu meluas, penulis merasa perlu memberikan batasan serta rumusan permasalahan sebagai berikut :
1. Museum Geologi yang akan disurvei adalah Museum Geologi Bandung dan Museum umum lainnya guna mencari kesamaan dan perbedaan diantara kedua jenis museum tersebut. 2. Museum yang akan diteliti berada di daerah Jabodetabek dan Bandung dengan standar ukuran atau desain yang masih layak digunakan sebagai objek survei. 3. Sumber informasi yang diperoleh dapat berupa media cetak, media internet dan masyarakat Indonesia.
1.5
Tinjauan Pustaka Dalam perancangan ini, penulis akan menggunakan buku The Interior Design
Reference + Specification Book (2013) oleh Chris Grimley dan Mimi Love. Buku ini berisi tentang referensi dan spesifikasi standar dalam perancangan sebuah interior. Juga terdapat buku Time-Saver Standards for Building Types (2011) oleh Joseph De Chiara yang berisikan aspek-aspek dan standarisasi dalam perancangan musuem. Selain itu juga akan menggunakan jurnal yang berjudul Dasar-Dasar Perancangan Interior Museum (2014) oleh Anak Agung Ayu Wulandari yang berisi dasar-dasar dalam perancangan sebuah museum.
5
1.6
Kontribusi Perencanaan 1. Diharapkan perancangan ini dapat berguna bagi seluruh masyarakat di Indonesia terutama daerah Jabodetabek agar Museum Geologi dapat direalisasikan. 2. Diharapakan perancangan ini dapat menjadi standar Museum Geologi kedepannya yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari segi fungsi, kualitas, dan estetika. 3. Diharapkan perancangan ini dapat berguna bagi mahasiswa interior Bina Nusantara University dalam menambah informasi yang terkait dengan perancangaan sebuah Museum Geologi.
1.7
Sistematika Penulisan Propsosal tugas akhir ini menjelaskan latar belakang penulisan tugas akhir, hingga apa saja yang akan dihasikan selama tugas akhir, dibawah ini akan dijelaskan secara rinci sistematika penulisannya. BAB 1 PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang mengenai pemilihan proyek, rumusan masalah, tujuan perancangan, kontribusi perancangan, batasan penelitian, metode penilitian, kerangka pikir, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Latar belakang menjelaskan mengenai topik yang dipilih secara umum dan khusus.
BAB 2 LANDASAN TEORI Berisi tentang definisi mengenai teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Serta menjelaskan mengenai topik secara umum mulai dari definisi, fungsi, jenis- jenis, sarana dan prasarana serta hal- hal umum lainya yang berkaitan. BAB 3 ANALISIS & BAHASAN Berisi mengenai analisa dari masalah- masalah yang ditemukan dari proyek dan bagaimana penyelesaian atau solusi dari masalah- masalah yang ditemukan tersebut. Data- data yang telah didapatkan dari bab II dan III sangat membatu dalam penyelesaian bab IV.
6
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN Berisi penjelasaan mengenai konsep desain yang digunakan dalam perancangan, dan disertai dengan konsep lain yang mendukung.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Semua hal yang telah dijelaskan dari bab- bab sebelumnya akan diringkas dan kemudian dituliskan kembali di bab VI dalam bentuk kesimpulan dan saran.