BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia yang merupakan salah satu negara paling padat penduduk di dunia
ternyata memiliki tingkat kriminalitas yang sangat tinggi. Khususnya angka pencurian sepeda motor. Dengan pengguna sepeda motor yang semakin banyak, ditambah dengan masyarakat yang masih kurang peka dengan pentingnya pengamanan sepeda motor, para pelaku curanmor (pencurian kendaraan bermotor) semakin leluasa melakukan aksinya. Selain kurangnya kesadaran para pemilik sepeda motor, banyak faktor lain yang menyebabkan tingginya tingkat pencurian sepeda motor ini. Salah satu diantaranya adalah sistem security atau sistem pengamanan pada sepeda motor itu sendiri. Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, masih sedikit orang yang mencoba untuk meningkatkan sistem pengamanan pada sepeda motor. Bahkan pabrik-pabrik produsen sepeda motor pun masih menomorduakan sistem pengamanan yang sebenarnya itu adalah salah satu sistem terpenting pada kendaraan bermotor. Sistem pengamanan sepeda motor yang sudah ada saat ini adalah berupa sistem alarm biasa. Seperti sistem alarm dengan shock sensor, yang akan mendeteksi adanya getaran pada sepeda motor ketika akan dicuri. Akan tetapi seringkali sistem ini mendeteksi getaran bukan karena sepeda motor yang akan dicuri melainkan karena tersenggol atau digeser. Dan ketidaksengajaan tersebut akan menyebabkan sirine berbunyi. Dan sistem tersebut dinilai masih kurang efektif. Atau sistem alarm yang menggunakan remote RF (Radio Frekuensi). Sistem alarm RF ini mampu melakukan sistem lock dan unlock mesin dari jarak yang cukup jauh selama masih dalam jangkauan sistem RF. Ketika pemilik sudah diluar jangkauan tersebut maka sistem RF itupun tidak dapat bekerja. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem pengamanan sepeda motor yang tidak hanya dapat dikontrol oleh pemiliknya, tapi juga mampu berkomunikasi dengan pemiliknya meskipun dari jarak yang sangat jauh. Dengan sebuah sistem seperti itu, sang pemilik dapat mengontrol kendaraannya secara manual ataupun otomatis dari jarak yang sangat jauh, baik itu mengirim perintah seperti mematikan mesin atau menerima laporan
tentang lokasi dari sepeda motor tersebut, dan pemilik akan dengan leluasa mengontrol dan memantau kendaraannya dimanapun dan kapanpun.
1.2
Penelitian Terkait Penelitian[1]mengusulkan
untuk
menggunakan
fingerprint
dan
berbasis
mikrokontroler. Pada penelitian tersebut dibutuhkan sidik jari dari pemilik sepeda motor untuk mengaktifkan sepeda motor. Tetapi jika sidik jari yang dimasukkan tidak sesuai maka yang terjadi hanya sepeda motor tidak bisa di nyalakan. Kemudian pada penelitian [4]
dikembangkan dari penelitian
[1]
yang ditambahkan komunikasi seluler. Dan pada
penelitian [4] ditambahkan fitur apabila sidik jari yang dimasukkan tidak sesuai maka akan memanggil ponsel sang pemilik sepeda motor dan klakson akan berbunyi. Kemudian pada penelitan[2] menggunakan metode lain yaitu dengan menggunakan sensor ultrasonik yang dimana sensor tersebut akan mendeteksi adanya perubahan posisi sepeda motor, pergerakan sepeda motor sampai akan mengetahui jika kunci sepeda motor dibuka dengan paksa. Lalu pada penelitian[3] masih menggunakan mikrokontroler dan terhubung ke mobile application dengan bluetooth. Penelitian[3] sudah memiliki fungsi yang cukup maksimal hanya saja terkendala koneksi bluetooth yang terbatas jarak. Maka dalam penelitian ini dicoba untuk merancang suatu sistem pengamanan sepeda motor yang mengacu dari 4 penilitan tersebut hanya saja disini peniliti tidak menggunakan mikrokontroler melainkan menggunakan raspberry-pi. Digunakan raspberry-pi karena memiliki port yang lebih banyak dan lebih powerfull dibandingkan dengan mikrokontroler. Dan sebagai koneksi penghubung ke smartphone atau komputer digunakan internet. Digunakan internet sebagai koneksinya agar tidak ada batas jarak dalam pengontrolannya selama perangkat raspberry-pi dan device yang digunakan oleh user sama-sama terhubung ke jaringan internet.
1.3
Perumusan Masalah Berdasarkan deskripsi latar belakang dan penelitian terkait, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah di tugas akhir ini yaitu : 1. Memprogram raspberry-pi untuk menerima pesan dan menjalankan perintah sesuai pesan untuk mematikan mesin dan untuk sistem tracking sepeda motor. 2. Penyambungan modem GSM dan modul webcam dengan perangkat raspberry-pi
3. Instalasi perangkat raspberry-pi pada prototype sepeda motor, dan penyesuaian raspberry-pi dengan sistem mesin dan kelistrikan pada prototype sepeda motor.
1.4
Asumsi dan Batasan Masalah Pada tugas akhir ini, penulis melakukan beberapa batasan, yaitu:
1. Jenis raspberry-pi yang digunakan adalah raspberry-pi 1 tipe-B 2. Aplikasi chatting yang digunakan adalah Telegram 3. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pyton yang terintegrasi dengan raspberry-pi dan HTML 4. Kamera yang digunakan adalah Webcam dengan interface berupa USB 5. Relay modul yang digunakan adalah relay 5 volt DC 6. Data yang diamati dan diuji adalah berupa respon sistem yang ditinjau dari 4 parameter yang berbeda yaitu berdasarkan koneksi internet, jarak sistem ke user, dan berdasarkan mode overclocking. 1.5
Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan tugas akhir ini adalah :
1. Membuat sistem keamanan yang di pasang di sepeda motor yang dapat mengendalikan kelistrikan pada sepeda motor sekaligus yang dapat mengetahui posisi dari sepeda motor tersebut. 2. Sistem dapat mengirim laporan ke user tentang lokasi sepeda motor, dan user dapat mengirim perintah kepada sistem untuk mematikan mesin sepeda motor. 3. Melakukan realisasi sistem raspberry-pi yang dapat menonaktifkan sistem mesin pada sepeda motor. 1.6
Pengujian Dan Analisis Berikut ini adalah uraian beberapa parameter yang akan menjadi tolak ukur dalam
pengujian tugas akhir ini. 1. Respon sistem berdasarkan koneksi internet. Dalam parameter pengujian ini akan diambil beberapa data dari respon sistem berdasarkan 4 konektivitas internet yang berbeda, yaitu 3G ke 3G, 3G ke 4G, 4G ke 3G, dan 4G ke 4G. Dan juga pada kecepatan sistem yang semakin bertambah dari 0 km/jam hingga 100 km/jam
2. Respon sistem berdasarkan jarak user ke sistem. User dan sistem akan di tempatkan pada jarak tertentu mulai dari 0 km hingga 10 km. 3. Respon sistem berdasarkan performansi jaringan. Yaitu ketika kondisi jaringan internet yang digunakan dalam traffic yang tinggi atau kosong. 4. Respon sistem berdasarkan mode overclocking. Pengujian respon sistem ketika sistem menggunakan 6 mode overclocking yang berbeda yaitu none, modest, medium, high, turbo, dan pi2.
1.7
Metodologi Penelitian Metodologi dalam proses penyelesaian penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan
yaitu : 1. Identifikasi masalah penelitian Pada tahap ini dilakukan identifikasi dari permasalahan yang ada menggunakan studi literatur. Literatur yang diambil berasal dari hasil penelitian-penelitian terbaru baik paper journal atau paper conference internasional serta textbook yang berkaitan dengan tema penelitian. 2. Desain model dan formulasi masalah Pada tahap ini didesain model dari permasalahan yang akan dipecahkan. Model yang digunakan adalah model sistem dan blok sistem dari keseluruhan sistem yang akan dibuat pada penelitian ini. 3. Desain model pemecahan masalah Pada tahap ini didesain skema pemecahan masalah berupa skema pembuatan skema instalasi raspberry-pi pada sepeda motor yang disesuaikan dengan sistem kelistrikan dan sistem mesin sepeda motor. 4. Pengujian model pemecahan masalah Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap teknik pemecahan masalah menggunakan model sistem sederhana yang mempunyai struktur yang serupa dengan model sistem yang akan dirancang. Yang kemudian akan dilakukan langsung instalasi sistem ke sepeda motor.
5. Pengumpulan data dan analisis data
Data yang digunakan merupakan data kuantitatif dan kualitatif dari hasil percobaan simulasi. Pengumpulan dan pengklasifikasian data hasil percobaan mengacu pada skenario yang dibuat untuk melihat kaitan antara variabel pengamatan dengan parameter kinerja yang diamati. Metoda analisis yang digunakan adalah metoda analisis data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari beberapa langkah : o Verifikasi data, berisi proses verifikasi data apakah sudah sesuai dengan skenario percobaan. o Pengambilan data, berisi proses pengambilan data ketika sistem dijalankan o Analisis masing – masing kelompok data, berisi tahap analisis secara kuantitatif dan atau kualitatif untuk mencapai performansi yang diharapkan. o Analisis kaitan antar kelompok data, berisi analisis kaitan dan konsistensi antar kelompok data yang berhubungan dengan capaian performansi. 6. Penyimpulan hasil Tahap penentuan kesimpulan penelitian berdasarkan data-data hasil percobaan dan capaian performansi untuk menjawab permasalahan dan pertanyaan penelitian.