BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ekonomi Kreatif yang mencakup industri kreatif, di berbagai negara di dunia
saat ini, diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsanya secara signifikan. Munculnya istilah ekonomi kreatif telah membangunkan negara-negara diseluruh benua untuk menggali dan mengembangkan
potensi kreatifitas yang
dimiliki masing-masing negara. Arus ekonomi kreatif juga sedang melanda Indonesia, dimana ekonomi kreatif ini diyakini dapat menjawab permasalahan ekonomi jangka pendek dan menengah. Indonesia pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan, karena Bangsa Indonesia memiliki sumberdaya insani kreatif dan warisan budaya yang kaya. Sebagai
langkah
nyata
dan
komitmen
pemerintah
untuk
meningkatkanperekonomian bangsa di Indonesia maka Presiden RI telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif tahun 2009-2015. Untuk itu dalam rangka meningkatkan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan diperlukan pengembangan ekonomi kreatif guna mengatasi jumlah kemiskinan agar tidak semakin bertambah, dimana pengembangan ekonomi kreatif ini dipengaruhi oleh perkembangan industri-industri kreatif di tanah air. Bukti nyata lainnya adalah dimana pemerintah juga telah melakukan kajian awal untuk memetakan kontribusi ekonomi dari industri kreatif yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia tahun 2007 pun menggunakan acuan definisi industri kreatif yang sama, sehingga industri kreatif di Indonesia dapat didefinisikan sebagai berikut:“Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut” Berdasarkan hasil studi akademik atas Klasifikasi Baku Usaha Industri Indonesia (KBLI) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik dan sumber data 1
2
lainnya (asosiasi, komunitas kreatif, lembaga pendidikan, lembaga penelitian) , telah ditetapkan 14 subsektor Industri Kreatif Indonesia yang termasuk dalam ekonomi kreatif, yaitu : periklanan; arsitektur; pasar barang seni; kerajinan; desain; fesyen; video,film, dan fotografi; permainan interaktif; musik; seni pertujukkan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan piranti lunak; televisi dan radio; riset dan pengembangan. Bila dilihat luasan cakupan ekonomi kreatif tersebut, subsektor industri kreatif tersebut lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan sebagian besar dari 14 subsektor industri kreatif merupakan subsektor ekonomi yang tidak membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar. Industri kreatif ini perlu dikembangkan karena memberikan kontribusi di beberapa aspek kehidupan, tidak hanya ditinjau dari sudut pandang ekonomi semata, tetapi juga dapat memberikan dampak positif kepada aspek lainnya, seperti peningkatan citra dan identitas bangsa, mendukung pemanfaatan sumber daya yang terbarukan, merupakan sarana atau wadah untuk menumbuhkan inovasi dan kreativitas anak bangsa, dan memiliki dampak sosial yang positif. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan keindahan alam dan warisan budaya yang tinggi.Indonesia memiliki potensi besar dalam menarik wisatawan asing, namun saat ini wisatawan asing masih lebih memilih lokasi di negara lain di Asia. Dalam hal ini industri kreatif yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif dapat memberikan peran yang sangat luas dalam memperbaiki citra pariwisata nasional, dimana pondasi dari industri kreatif itu sendiri adalah para pekerja kreatif yang memiliki peranan dalam menciptakan kandungan atau konten yang berbasis budaya. Selain itu, dari sisi karakter bangsa, pembangunan yang terarah di sektor industri kreatif berbasis budaya dapat menciptakan landasan karakter budaya lokal yang kuat. Untuk itu, pembangunan industri kreatif di Indonesia harus dilandasi oleh warisan budaya lokal dan pembangunan SDM yang terampil, terlatih, dan terberdayakan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan dan kreativitas serta kebudayaan Indonesia. Di sisi lain, pembangunan industri kreatif yang mengangkat warisan budaya lokal ini diharapkan dapat menciptakan kreasi baru sehingga masyarakat dalam negeri maupun masyarakat internasional dapat lebih mengapresiasi warisan budaya Indonesia. Salah satu kota di Indonesia yang kaya akan warisan budaya lokal adalah Jakarta, dengan masyarakat Betawi sebagai masyarakat pribumi yang memiliki karakteristik budaya Betawi. Perkembangan pembangunan DKI Jakarta sebagai
3
ibukota Negara dan kota metropolitan menyebabkan masyarakat Betawi berpindah kepinggiran kota Jakarta. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi memberikan dampak pada berkurangnya nilai-nilai seni budaya Betawi. Padahal seni budaya Betawi merupakan embrio seni budaya masyarakat Jakarta yang harus dilestarikan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan sejarah, budaya, sosial ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kepariwisataan. Kampung Setu Babakan merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi.Kawasan ini terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia, yang berfungsi sebagai pusat perkampungan suku Betawi.
Gambar 1. Lokasi Kampung Setu Babakan Sumber : Peta Jakarta Selatan dari http://www.earthgoogle.com, diaksespada 10 November 2014
Sebagai Kampung betawi, Kampung Setu Babakan ini adalah kampung yang diperuntukkan untuk pelestarian budaya asli Betawi, dimana kawasan ini memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya Betawi, seni pertunjukkan, kuliner, busana, rutinitas keagamaan, maupun arsitektur Betawi. Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, perkampungan Betawi di Kampung Setu Babakan memiliki beberapa wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung ke kampung ini, diantaranya : 1.
Wisata alam dan wisata air :kawasan hijau dan danau.
2.
Wisata budaya
: pentas atraksi seni dan budaya Betawi, prosesi-
prosesibudaya Betawi, dan arsitektur rumah khasBetawi. 3.
Wisata kuliner tradisional
4.
Wisata fisotek unggul : bibit tanaman, buah, serta ikan dan unggas
peliharaan.
: aneka jajanan khas Betawi.
4
Selain itu, terdapat juga galeri batik Betawi dimana galeri ini memberi kesempatan pada para pengunjung yang ingin belajar membatik, mengetahui proses pembuatan batik, ataupun hanya sekedar berbelanja batik. Berbagai motif dan corak batik khas Betawi yang diproduksipun mengangkat unsur kebudayaan Betawi yang melambangkan potret kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi yang dipengaruhi oleh 4 unsur budaya, yaitu budaya Arab, India, Belanda, dan China.
Gambar 2. Kondisi Kampung SetuBabakan Sumber :Kampung Setu Babakan dari http://www.google.com, diakses pada 10 November 2014
Hingga saat ini lahan yang telah dibangun kurang lebih 4000m2 dari total luasan 289 hektar. Pembangunan yang telah dilakukan diantaranya adalah: 1. Perbaikan jejaringan jalan melalui perkerasan, baik dengan aspal maupun conblock dengan tetap memperhatikan peraturan bangunan pada kawasan kampung budaya Betawi 2. Pembangunan fasilitas wisata 3. Pemugaran rumah penduduk Kondisi sosial ekonomi penduduk juga merupakan salah satu aspek yang menjadi pertimbangan dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah ini. Berdasarkan kriteria hasil Rumah Tangga Miskin 2011, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1.Jumlah Rumah Tangga Miskin Kecamatan Jagakarsa Tahun 2011
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan diakses 24 Maret 2015
5
Dari data tabel 1 dapat dilihat bahwa Kelurahan Srengseng Sawah memiliki jumlah rumah tangga miskin paling banyak dibandingkan dengan kelurahan lainnya. Selain itu, hasil data monografi di Kelurahan Srengseng Sawah tahun 2011, bahwa di permukiman Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, 20% masyarakatnya berprofesi sebagai karyawan swasta, sisanya petani (3,8%), pedagang (6,4%), buruh (3,2%), PNS (3,1%), TNI/Polri (0,4%), pensiunan (1,8%), wirausaha (0,9%), dan belum produktif (60,4%).Data ini juga membuktikan bahwa kondisi ekonomi di Setu Babakan masih belum baik dikarenakan persentase warga yang belum bekerja lebih besar dibandingkan dengan persentase warga yang sudah bekerja. Tabel 2.Jumlah Pengunjung Perkampungan Budaya
Betawi Sumber: Badan Statistik Negara diakses 24 Maret 2015
Dari data tabel2 dapat dilihat bahwa grafik pengunjung mengalami fluktuasi dari tahun 2005-2009, dimana pengunjung Perkampungan Budaya Betawi mengalami peningkatan dari 98.834 orang menjadi 133.811 orang, namun pada tahun 2010 jumlah pengunjung yang datang mengalami penurunan menjadi 125.068 orang. Kemudian hingga tahun 2013, jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan hingga jumlah pengunjung mencapai angka 199.789 orang. Jumlah pengunjung Perkampungan Betawi di Setu Babakan terus meningkat sejak tahun 2011-2013, akan tetapi potensi-potensi yang terdapat di perkampungan ini tidak ditunjang dengan sarana atau ruang-ruang untuk menampung potensipotensi wisata yang ada di dalamnya, di mana sarana yang ada nanti dapat menjadi wadah bagi warga Setu Babakan, baik yang sudah berprofesi dan yang belum berprofesi sebagai tempat untuk bekerja dan mencari nafkah. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kampung Setu Babakan memiliki potensi yang sangat tinggi dalam turut serta meningkatkan ekonomi kreatif berbasis budaya di Indonesia.Kegiatan ekonomi kreatif di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan didominasi oleh wisata kuliner,
6
pertunjukkan seni dan budaya Betawi, kegiatan membatik, penyewaan fasilitas wisata, seperti sepeda air, dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan budaya Betawi. Namun kegiatan ekonomi kreatif yang ada di Perkampungan Betawi ini belum ditunjang dengan fasilitas atau sarana yang dapat menampung kegiatankegiatan tersebut, sehingga masyarakat Setu Babakan yang merupakan para pekerja kreatif kurang bereksperimen dan berekspresi dalam menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu dibangun suatu fasilitas ekonomi kreatif yang sesuai dengan potensi ekonomi kreatif di Kampung Setu Babakan, yaitu kuliner dan kegiatan membatik yang merupakan bagian dari sub-sektor industri kreatif di Indonesia. Fasilitas ekonomi kreatif ini menjadi wadah kegiatan untuk mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya Betawi, serta berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai daerah dan kalangan.Selain itu, fasilitas ekonomi kreatif ini juga dapat menjadi wadah bagi warga Setu Babakan sebagai tempat bekerja dan mencari nafkah.Denganadanya fasilitas ekonomi kreatif dikawasantersebut, wisata kuliner serta kegiatan membatik yang merupakan potensi ekonomi kreatif di Kampung Setu Babakan dapat ditunjang yang ke depannya juga diharapkan berdampak
pada
meningkatnya
perekonomian
masyarakatdi
KampungSetu
Babakandansekitarnya,serta menjadi rangsangan atau stimulus kepada masyarakat setempat untuk menaikkan taraf hidup mereka ke tingkat yang lebih baik. 1.2
Rumusan Masalah Dalam rangka menyediakan Fasilitas Ekonomi Kreatif di Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan Jakarta, maka permasalahan yang perlu ditemukan solusinya adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi apa yang perlu dibangun pada fasilitas ekonomi kreatif di Setu Babakan Jagakarsa, Jakarta Selatan
2.
Bagaimana rancangan bangunan Failitas Ekonomi Kreatif yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kampung Setu Babakan
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1.
Menentukan fungsi pada fasilitas ekonomi kreatif yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta.
2.
Menganalisis dan mengembangkan konsep rancangan fasilitas ekonomi kreatif yang sesuai guna menunjang kegiatan ekonomi kreatif di Kampung Setu Babakan yang kedepannya diharapkan berdampak padapeningkatan ekonomi masyarakat setempat dan sekitarnya.
1.4
Ruang Lingkup Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan maksud dan tujuan yang akan dicapai, maka dalam studi ini akan menelaah mengenai pembangunan fasilitas ekonomi kreatif pada daerah Kampung Setu Babakan, Jagakarsa Jakarta Selatan untuk menunjang kegiatan ekonomi kreatif yang ada dalam kawasan Setu Babakan serta diharapkan dari penyediaan fasilitas ekonomi kreatif ini nantinya dapat melengkapi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya para pekerja kreatif yang berada di sekitar kawasan lokasi yang ditentukan. Ruang Lingkup Desain Perancangan fasilitas ekonomi kreatif pada salah satu tapak yang berbatasan dengan zona wisata A pada sisi utara tapak. yang terdapat dalam kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Berikut tertera detail informasi dan regulasi yang diterapkan pada kawasan Setu Babakan :
Gambar 3. Pembagian Zonasi dalam Kawasan Setu Babakan Sumber :Pembagian Zonasi dalam Kawasan Setu Babakan diakses pada 10 November 2014 dari http:/www.library.binus.ac.id
-Sifat Proyek
: Non Fiktif
-Pemilik Proyek : PEMDA DKI Jakarta & Masyarakat/Swasta
8
-Lokasi
: Setu Babakan, Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, JakartaSelatan
-Luas Kawasan
: ±289 Ha
-Luas Tapak
: ±0.8Ha
-Keliling Batas Kawasan : 9,64 km -KDB
: 30%
-Luas lahan yang dapat dibangun:30% x 0.8ha = 0.24ha -KLB: 0.6 -Luas total bangunan yang dapat dibangun: 0.6 x 0.8ha = 0.48ha -Jumlah lantai yang diizinkan: maksimal 2 lantai -Pemilik Lahan
: 1.PEMDA Propinsi DKI Jakarta a. Dinas PU: 64 Ha b. Dinas PARBUD: 3,50 Ha c. Dinas Pemakaman & Taman: 7,40 Ha d. Dinas Pertanian: 0,20 Ha e. Koperasi: 2. Masyarakat: 219 Ha
-Kondisi Objektif : a. Lahan Embrio: 2560 m² b. Lahan Zona A: 3,2 Ha c. Lahan Zona B: 3700 m² d. Lahan Zona C: 2,8 Ha 1.5
State Of The Art Pada jurnal Urban Evolution of The City of Doha : An Investigation Into The
Impact of Economic Transformations on Urban Structures Oleh Wiedmann, F., Salamaa, A.M., Thierstein, A. (2012) mengungkapkan bahwa sebuah ruang dalam perkotaan dapat meningkatkan ekonomi kota apabila dalam ruang tersebut dapat membuat masyarakat umum berinteraksi secara global dan dapat diakui keberadaannya. Dengan begitu maka lembaga-lembaga dan perusahaan dapat melihat langsung kualitas dari sumber daya manusia yang ada pada kota tersebut. Karena ruang tersebut dapat membuat sebuah interaksi sosial dan ekonomi terjadi. Menurut Putra, D., Alhamdani, M., Gunawan, I. (2013) dalam Pusat Industri Kreatif di Kota Pontianak. Perancangan Pusat Industri Kreatif merupakan langkah awal untuk mendekatkan masyarakat dengan Industri Kreatif yang bertujuan untuk menciptakan suatu kota kreatif demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
9
ekonomi kreatif. Oleh karena itu, konsep perancangan pusat industri kreatif ini adalah sebagai berikut: menjadi bagian dari lingkungan masyarakat, sebagai ruang publik hijau kota, sebagai landmark kawasan sekitar, dan sebagai penggerak kreativitas. Menurut Muhammad Syaiful Moechtar, Sang Made Sarwadana, Cokorda Gede Alit Semarajaya. (2012) dalam Identifikasi Pola Permukiman Tradisional Kampung Budaya Betawi Setu Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,Kota Administrasi Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta.Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan merupakan permukiman reka cipta yang bertujuan untuk
menyelamatkan
budaya
Betawi
dan
merupakan
suatu
tempat
ditumbuhkembangkan keasrian alam, tradisi Betawi yang meliputi keagaamaan, kebudayaan dan kesenian Betawi. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, bahwa 93% masyarakat masih tetap melestarikan budaya Betawi dan 90% aktivitas yang mereka lakukan masih memiliki ciri khas budaya Betawi. Di Permukiman Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan faktor yang mendukung dalam terbentuknya pola permukiman ini ialah sosial budaya yang berbasis Agama Islam. Oleh karena itu,konsep yang terlahir dari permukiman ini terdiri dari tiga aspek yaitu pelestarian, pengembangan dan penelitian, dimana dari tiga aspek tersebut, rencananya permukiman ini akan dibagi menjadi dua zona, yaitu zona dinamis (zona perkampungan dan zona fasilitas pengunjung) dan zona statis (zona sejarah, zona kesenian, zona keagamaan, zona wisata air dan zona wisata agro). DalamjurnalUpaya Pelestarian Perkampungan Budaya Betawi Di Setu Babakan Sebagai Kawasan Wisata Budaya olehS. Diana(2007) menjelaskan bahwaKawasan Perkampungan Betawi Setu Babakan merupakan daerah cagar budaya yang harus dilestarikankeberadaannya. Perlu adanya kordinasi yang saling mendukung diantara elemen-elemen, baik itu dari pihak Pemerintah maupun masyarakat Betawi sendiri. Dari penelitian ini diperoleh konsep yang saat ini dirasakan sesuai, yaitu memadukan kegiatan ekonomi, sosial budaya dan keagamaan. Ketiga hal tersebutlah yang membuat keberadaan Setu Babakan tetap bertahan hingga saat ini. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan,perlu adanya rencana yang terintegrasi untuk tetap menjalankan konsep-konsep tersebut secara optimal. Diharapakan dengan konsep yang terintegrasi semakin membuat perkampungan Betawi ini tidak tergerus oleh waktu.
10
I Wayan Ardika dan kawan-kawan(2014) dalamjurnal Pariwisata Berbasis Warisan Budaya dan Ekonomi Kreatif di Desa Tenganan Pegringsingan, Bali menerangkan bahwa Pariwisata yang berbasis warisan budaya di desa Tenganan Pegringsingan dapat memberi manfaat baik secara budaya dan ekonomi kepada penduduk desa. Penduduk lokal dapat melestarikan tradisi dan adat istiadat yang mewakili identitasnya. Oleh sebab itu, dengan melestarikan tradisi dan adat istiadatnya, ekonomi kreatif warga akan mampu ditingkatkan. Pelaksanaan ritual, pembuatan kain gegringsing, pembuatan anyaman, keranjang, dan penulisan naskah diatas daun lontar akan mampu meningkatkan penghasilan komunitas lokal dari desa Tenganan Pegringsingan. Dengan demikian dijelaskan bahwa warisan budaya dapat memberikan dampak positif jika dikembangkan dengan baik yang juga dapat meningkatkan ekonomi suatu daerah. Dalam Olufunto, I., Olatunde, A., (2013) dalam Sustainable Development through Architecture: A Reflection. Mengatakan bangunanberkelanjutanharus dikembangkan dengan tujuan efisiensi penggunaanperencanaanberkelanjutandan desain
konstruksi
serta
terbaikdimanapembangunan
pemakaianbahanyang berkelanjutandapat
berkelanjutanadalahpraktik dicapai.Sehubungan
dengan
maraknya isu global warming maka dikomendasikanbekerja dengan alamsebagai cara yang palingefisien untukpembangunan berkelanjutanadalah melalui arsitektur. Kesimpulannya adalah untuk meningkatkan perekonomian di sebuah kawasan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memusatkan seluruh kegiatan pada suatu lokasi dimana didalamnya tidak hanya terjadi kegiatan ekonomi saja, tetapi juga terdapat kegiatan edukasi serta eksibisi, dalam hal ini edukasi dan eksibisi mengenai kebudayaan betawi. Dengan begitu tempat tersebut dapat meningkatkan kualitas perekonomian dan juga kualitas masyarakat yang berada disekitarnyaagar taraf hidup masyarakat yang berada disekitarnya meningkat. Tidak hanya itu saja, hal ini juga dapat menjadikan kawasan tersebut memiliki citra visual serta karakter yang khas yang dapat menarik pengunjung, wisatawan, dan juga diharapkan dapat menjadi sebuah landmark kota.