BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah dengan upaya promotif dan preventif. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terhadap masalah kesehatan. Anak usia sekolah selain rentan terhadap masalah kesehatan juga peka terhadap perubahan. Masalah ini kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya yang saat ini masih memprioritaskan kesehatan anak balita. Padahal peranan mereka yang sangat dominan akan mempengaruhi kualitas hidup anak di kemudian hari (Gobel, 2009) Masalah kesehatan yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu gangguan perilaku, gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar dan juga masalah kesehatan umum (Anugerah & Hendra, 2007). Berbagai macam masalah yang muncul pada anak usia sekolah, namun masalah yang biasanya terjadi yaitu masalah kesehatan umum. Masalah kesehatan umum yang terjadi pada anak usia sekolah biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebersihan diri, serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan menggunakan teknik 6 langkah. Banyak anak usia sekolah yang menderita diare dikarenakan sebelum dan sesudah makan mereka tidak mencuci tangan dengan benar. Akibatnya bakteri yang ada di tangan ikut masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dimakan dan menyebabkan infeksi gastrointestinal seperti diare (Permata, 2010). Masalah-masalah tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya kesehatan terutama kebiasaan mencuci tangan. Cuci tangan merupakan salah satu solusi yang murah dan efektif 1
2
dalam pencegahan penyakit menular. Sebagian masyarakat mengetahui akan pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun hanya sedikit sekali (5%) yang mengetahui bagaimana cara mencuci tangan dengan benar. Hal ini sangat penting untuk diajarkan kepada siswa agar bisa mencuci tangan dengan benar dan untuk mencegah resiko penyakit (Siswanto,2009). Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50%. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktek-praktek menjaga kesehatan dan kebersihan seperti – mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil – dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25% (Suryani, 2009). Berbagai macam jenis penyakit yang dapat timbul terkait kebiasaan cuci tangan yaitu diare, Infeksi Saluran Pernapasan, Flu Burung (H1N1), dan cacingan (Depkes RI, 2010). Penyakit – penyakit yang timbul tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang anak sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu. Kegiatan PHBS cuci tangan adalah menjaga kebersihan tangan untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Pelaksanaan PHBS khususnya cuci tangan, digalakkan di tatanan sekolah guna meningkatkan derajat kesehatan siswa dan terhindar dari berbagai macam penyakit yang ditularkan akibat tidak mencuci tangan. Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu masyarakat agar mampu melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat salah satunya yaitu Pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya membantu masyarakat agar mampu melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk menolong diri sendiri, melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat sesuai sosial budaya masyarakat setempat yang didukung kebijakan public yang
3
berwawasan kesehatan (Dinkes DIY, 2010). Pendidikan kesehatan sendiri diberikan dengan berbagai macam metode salah satunya yaitu metode sokratik dengan menggunakan role play disertai dengan media yang digunakan yaitu leaflet dan poster. Tujuan dilaksanakannya Pendidikan Kesehatan cuci tangan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna memotivasi para siswa dalam melakukan kebiasaan cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah Puskesmas Kedung Kandang yaitu MTs ‘x’ Kota Malang dimana yang akan dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas 7 dan 8 MTs ‘x’ Kota Malang. Dari data yang diperoleh dari MTs ‘x’ Kota Malang ditemukan populasi kelas VII sebanyak 14 orang dan kelas VIII sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil dari pembagian kuisioner ditemukan hampir 80% siswa tidak tahu akan pentingnya mencuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah, sehingga peneliti memilih 4 siswa perwakilan kelas VII dan 4 siswa perwakilan kelas VIII sebagai responden dalam penelitian ini. Dari hasil observasi ditemukan bahwa keadaan lingkungan MTs ‘x’ Kota Malang sudah cukup bersih dan sejuk. Hanya saja fasilitas cuci tangan masih belum terkelola dengan baik serta kurangnya tingkat kesadaran siswa tentang pentingnya mencuci tangan dengan cara yang benar. Fasilitas cuci tangan yang terdapat di MTs ‘x’ Kota Malang hanya terdapat di satu tempat yaitu di depan dapur yang terdiri dari 3 kran air dan tidak disediakan sabun untuk mencuci tangan. Berdasarkan hasil pengamatan, para siswa ketika akan makan sebagian ada yang tidak mencuci tangan, sebagian lagi ada yang mencuci tangan dengan hanya sekedar dibasahi atau tanpa menggunakan sabun dan cara yang benar. Hal tersebut menjadi bukti bahwa tingkat pengetahuan para siswa tentang cara mencuci tangan yang benar serta bahaya yang timbul apabila perilaku mencuci tangan menjadi suatu kebiasaan yang diabaikan sangat kurang. Dari hasil wawancara yang diperoleh dari siswa kelas VII dan VIII juga diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang tidak tahu tentang manfaat mencuci tangan dan langkah-langkah mencuci tangan dengan menggunakan metode yang benar.
4
Berdasarkan fenomena di atas, penelitian tentang gambaran fasilitas penunjang cuci tangan serta pengetahuan siswa tentang metode cuci tangan 6 langkah perlu dilakukan selain karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para siswa terkait timbulnya penyakit menular melalui kontak manusia, namun dibutuhkan juga perhatian dari pihak sekolah terhadap fasilitas-fasilitas penunjang kesehatan terkait dengan mencuci tangan sehingga dengan mengangkat masalah ini dapat ditemukan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada. Diharapkan dengan memberikan penkes tentang PHBS cuci tangan, maka tingkat pengetahuan anak usia sekolah dapat meningkat dan bukan hanya sekedar tahu dan menyebutkan bagaimana harus berperilaku, tetapi tumbuhnya kesadaran agar dapat berperilaku lebih baik lagi atau perilaku ke arah yang positif yaitu pencegahan penyakit.
1.2
Rumusan Masalah Bagaimanakah gambaran fasilitas penunjang cuci tangan serta pengetahuan siswa tentang metode cuci tangan 6 langkah di MTs ‘x’ Kota Malang?
1.3
Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum 1.
Untuk memberikan gambaran tentang fasilitas penunjang cuci tangan bagi siswa.
2.
Untuk memberikan gambaran tentang pengetahuan siswa mengenai metode cuci tangan 6 langkah.
b. Tujuan Khusus 1.
Memberikan gambaran tentang fasilitas penunjang cuci tangan bagi siswa.
2.
Memberikan penjelasan siswa mengenai cara mencuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah.
5
3.
Memberikan gambaran tentang manfaat dari mencuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah.
4.
Memberikan gambaran tentang waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah.
1.4
Manfaat Penelitian a. Manfaat hasil penelitian studi kasus bagi siswa, Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan serta dapat merubah keterampilan siswa dalam penerapan PHBS yaitu pentingnya mencuci yangan yang benar. b. Manfaat hasil penelitian studi kasus bagi perawat, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting bagi ilmu keperawatan dalam pemberian pendidikan kesehatan khususnya pada Anak Sekolah dan diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan untuk diteliti lebih lanjut dalam bidang keperawatan khususnya tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat tentang cuci tangan. c. Manfaat hasil penelitian studi kasus bagi lembaga, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi
pihak lembaga institusi untuk mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentangnya pentingnya penerapan PHBS mencuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah, sehingga diharapkan mahasiswanya mau menerapkan metode pentingnya mencuci tangan menggunakan metode 6 langkah ini kepada masyarakat.