1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus meningkatkan berbagai sektor terutama ekonomi, industri dan infrastruktur.Peningkatan pembangunan disegala bidang terutama pada bidang perekonomian dan perindustrian membawa dampak bertambahnya beban dan volume lalu lintas orang maupun barang.Maka prasarana jalan merupakan faktor penting dalam menunjang kelancaran pembangunan hal tersebut.Namun permasalahan beban kendaraan yang sulit dikendalikan dan iklim tropis yang sangat mempengaruhi kinerja perkerasan jalan sehingga menyebabkan kerusakan jalan lebih cepat sebelum waktunya berdasarkan perencanaan, sehingga diperlukan upaya perencanaan dan pelaksanaan yang baik sertamencari teknologi tepat guna untuk menghasilkan perkerasan jalan yang berkualitas, lebih efisien, dan hemat dalam biaya, serta memenuhi tuntutan ramah lingkungan. Copper slag(terak tembaga) adalah limbah industri dari proses peleburan logam tembaga.Copper slagmerupakan sisa dari peleburan tembaga. Copper Slagyangmasuk dalam kategori logam berat atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang terus bertambah keberadaanyasehingga berpotensi berakibat buruk jika mencemari lingkungan.Seiring jumlah copper slag yang terus meningkat dari hasil industri tembaga mencapai 655.000 Ton/tahun (PT. Smelting Gresik,2005) maka dicari beberapa cara untuk mengurangi atau memanfaatkan kembali copper slagtersebut. Saat inicopper slag (terak tembaga) yang memiliki sifat seperti pasir di Indonesia umumnya pada banyak penelitiandigunakan sebagai bahan pengganti campuran beton. Dicari solusi lain untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan limbahCopper slag sebagai bahan pengganti konstruksi salah satunya pada perkerjaan prasarana trasnportasi yang dapat digunakan sebagai bahan campuran lapis perkerasan.
2
Salah satu jenis campuran beraspal panas yang umum digunakan yakni Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet).Berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Rev.2 (2012) terdapat dua jenis campuran HRS – Base dan HRS – WC.Karakteristik
dari
campuran
aspal
ini
pada
durabilitas
dan
fleksibilasnya.Terdiri dari campuran batu pecah, bahan pengisi (filler) dan ditambah aspal.Campuran aspal ini memiliki gradasi agregat yang senjang, yakni campuran agregat yang ukuran butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang dan bagian yang sedikit sekali. Berdasarkan sifat yang seperti pasir limbah copper slagdapat dibuat sebuah inovasi sebagai alternatif pengganti agregat halus dalam pembuatan perkerasan jalan pada jenis campuranHot Rolled Sheet.Ditinjau dari segi ramah lingkungan bahan untuk pemanfaatkan kembali limbah dilakukan penelitian terkait kinerja campuran aspal dengan menggunakan bahancopper slag sebagai agregat pengganti.Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini akan diteliti potensi copper slag sebagai agregat pengganti ditinjau dari karakteristik Marshall. 1.2 Rumusan Masalah Diperlukan solusi lain untuk pemanfaatan copper slag yang merupakan limbah beracun dan berbahaya, salah satunya digunakan pada campuran perkerasan jalan. Penggunaan limbah yangmemiliki sifat seperti bahan yang digunakan pada campuran perkerasan jalan ini dapat menjadi bahan alternatif yang mencerminkan sisi ekonomis dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kemampuan campuran aspal yang menggunakan copper slag sebagai bahan pengganti dengan perbandingan penggunaan berbagai kadarcopper slag pada berbagai kadar aspal. Sehingga diperoleh kombinasi campuran aspal dengan kadar aspal dan kadar copper slag yang optimal untuk digunakan agar campuran tersebut memiliki kemampuan daya dukung yang baik.
3
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik Marshall, Kadar Aspal Optimum, serta Stabilitas Marshall Sisa dari pemanfaatan limbah copper slag sebagai bahan pengganti ramah lingkungandengan lima variasi kadar penggunaan dalammenggantikan agregat halus pada benda uji dengan jenis campuran aspal HRS-Base dengan spesifikasi agregat lolos saringan No. 8 (diameter 2,56 mm) dan tertahan saringan No. 30 (diameter 0,59 mm)sehingga didapatkan hasil terbaik yang sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Rev.2 (2012). 1.4 Manfaat Penelitian. a.
Dengan penelitian ini diharapkan limbah copper slag dapat digunakan sebagai agregat alternatif pengganti dalam campuran bahan perkerasan jalan dengan membandingkan hasil pengujian Marshall pada benda uji dengan spesifikasi campuran HRS-Base dengan pemanfaatan untuk menggantikan agregat halus dengan spesifikasi lolos pada saringan No. 8 (diameter 2,56 mm) dan tertahan pada saringan No. 30 (diameter 0,59 mm).
b.
Menjadi solusi untuk menangani masalah mengenai banyaknya limbah copper slag yang menumpuk dan belum dapat termanfaatkan secara masal sehingga dapat memberikan nilai tambah khususnya nilai ekonomis terhadap bahan tersebut.
c.
Merupakan salah satu pemecahan masalah pengolahan limbah copper slag terhadap masalag lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak negatif bahan tersebut terhadap daerah sekitar.
1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa batasan masalah sebagai berikut: a.
Agregat kasar dan halus serta filler yang digunakan memiliki berat jenis min 2,5 gr/cc.
b.
Limbah copper slag yang digunakan yakniagregat yang lolos saringan No.8 dan tertahan saringan No. 30 dengan kadarcopper slag 0%, 25%, 50%, 75%, 100%.
4
c.
Bahan aspal menggunakan aspal PERTAMINA dengan penetrasi 60/70.
d.
PencampuranHRS-Basebergradasi senjang menggunakan spesifikasi umum yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga 2010 Revisi-2 Tahun 2012.
e.
Pengujian KAO menggunakan variasi perkiraan kadar aspal optimum, yaitu: -1; -0,5; Pb; +0,5; +1
f.
Metode pengujian mekanis dengan Uji Marshall dengan 2x75 tumbukan dengan perendaman pada suhu 60oC selama 24 jam.
g.
Penelitian ini tidak meliputi penelitian kandungan dan sifat kimiawi yang terdapat pada copper slag dan pengaruh secara kimiawi terhadap campuran aspal panas.
1.6 Keaslian Penelitian Penelitianyang mengkaji pada lapisan perkerasan yang sama atau penggunaan slag pada perkerasanyang dilakukan sebelumnya adalah: a.
Fachri (1998), dengan judul Pengaruh Penggunaan Batuan Steel Slag sebagai Agregat Kasar pada Campuran Hot Rolled Asphalt (HRA) terhadap sifat-sifat Marshall.
b.
Melinda dan Joesoef (2000), dengan judul Penggunaan Steel Slag sebagai Bahan Pengganti Agregat Base Course pada Perkerasan Jalan.
c.
Ramadhani (2003), dengan judul Pengaruh Agregat Kasar Berabrasi Tinggi ( + 50% ) pada Campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course.
d.
Pariartha (2005), dengan judul Pengaruh Penggunaan Gypsum Plaster sebagai Filler pada Campuran Aspal HRS-Base Ditinjau dari Karakteristik Marshall.
e.
Djalante (2005), dengan Judul Tinjauan Penggunaan Copper Slag sebagai Pengganti Agregat Halus tergadap Karakteristik Mekanis pada Campuran Beton Aspal.
f.
Mursito (2006), dengan judul Pengaruh Penggunaan Kuarsa sebagai Filler pada campuran Hot Rolled Sheet-Base Course (HRS-BASE) Ditinjau dari Karakteristik Marshall.
5
g.
Hartati danYohana (2009), dengan Judul Studi Pengaruh Steel Slag sebagai Pengganti Agregat Kasar pada Campuran Aspal Beton terhadap Workabilitas dan Durabilitas.
h.
Purnomo (2012), dengan judul Perencanaan Laboratorium Campuran Perkerasan Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) Dengan Crumb Rubber Sebagai Filler
i.
Anggraeni (2013), dengan judul Pemanfaatan Limbah Baja Sebagai Agregat Pengganti Pada Campuran Asphalt Concrete-Binder Course (ACBC). Perbebaan pada penelitian ini adalah penggunaan copper slag sebagai bahan
pengganti agregat halus yang lolos saringan no. 8 dan tertahan pada saringan no. 30 pada campuran aspal panas lapis HRS-BASE (Hot Rolled Sheet-Base).Sampai penelitian ini terselesaikan belum ada penelitian dengan ketentuan tersebut.