BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tingkat kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap lapangan pekerjaan terus bertambah setiap tahunnya. Menurut data statistik BPS (Sakernas, 2015), tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Agustus 2015 adalah sebanyak 6,18%. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan TPT pada bulan Februari 2015 yang sebesar 5,81% dan TPT pada bulan Agustus 2014 sebesar 5,94%. 400.000 diantaranya merupakan pemuda-pemudi Indonesia yang bergelar sarjana. Angka tersebut masih dinilai tinggi dan cukup mengkhawatirkan. Menurut Harry Warganegara Harun, sekretaris Jendral Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, sarjana di Indonesia masih terbilang “mentah” karena masih minim pengalaman kerja (Dwi M, 2012). Namun, minimnya peluang kerja yang sesuai dan membludaknya sarjana membuat banyak sarjana terpaksa menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikannya. Contohnya menjadi supir, buruh, dan sebagainya. Banyak faktor yang mempengaruhi menjamurnya pengangguran di Indonesia. Diantaranya penduduk yang relatif banyak, pendidikan dan ketrampilan yang rendah, angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja, terbatasnya lapangan kerja yang ada, dan banyak lagi (Enno Kurnia, N.D). Membludaknya jumlah pengangguran di Indonesia memang sudah sepatutnya diatasi agar beban Indonesia untuk bangkit tidak terlalu besar. Saat ini sudah seharusnya mahasiswa, terus mengasah diri dengan menambah ilmu-ilmu baru yang mungkin bisa berguna di dunia kerja agar tidak kalah dalam bersaing di dunia kerja. Semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka agar tidak bekerja dengan penuh beban dan sudah pasti perusahaan memilih mereka yang memiliki banyak kelebihan di berbagai bidang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena dituntut untuk memiliki hal lebih dibandingkan yang lain.
1
2 Kompetensi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu (competency) dan diartikan sebagai keterampilan atau kemampuan. Kompetensi yang dapat diinterpretasikan secara luas dapat pula dikatakan sebagai suatu kemampuan atau penguasaan seseorang terhadap suatu keterampilan tertentu dalam suatu bidang pekerjaan. Kompetensi menurut Mc. Ashan dalam Mulyasa (2005: 38) menyatakan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan baik. Uji kompetensi sangat terkait dengan upaya peningkatan mutu atau kualitas belajar siswa dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan menurut UU Sisdikdas tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Anonim, 2003: 1). Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang dilakukan oleh penguji uji kompetensi untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan pendidikan nonformal lainnya, serta warga masyarakat yang belajar mandiri pada suatu jenis dan tingkat pendidikan tertentu (Infokursus.net, N.D). Tentunya dengan melakukan testes, kita bisa mengukur sejauh mana pengetahuan kita dan apa saja yang menjadi kekurangan kita. Dengan mempelajari hal-hal yang sebelumnya tidak kita kuasai, otomatis kita akan semakin berkembang dan meningkatkan “nilai jual” kita di mata perusahaan. Seiring bertambahnya pengetahuan kita, rasa percaya diri kita pun akan semakin meningkat dan membuat kita bisa tampil meyakinkan di mata perusahaan. Dari data-data diatas, dapat disimpulkan bahwa mereka yang bertitel ‘mahasiswa’ saja tidak akan cukup untuk bersaing di dunia kerja. Apalagi bila dibandingkan dengan mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja. Perlu lebih dari sekedar gelar untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Mereka harus terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka di
3 berbagai bidang untuk dapat terus bersaing di dunia kerja dan mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan bidang mereka. Oleh karena itu, untuk membantu para calon tenaga kerja terdidik mengukur kemampuan dan kompetensi mereka, penulis memiliki ide untuk melakukan perancangan website uji kompetensi dengan judul, “Analisis dan Perancangan Website Menggunakan Framework CodeIgniter untuk Uji Kompetensi Calon Tenaga Kerja”. Dengan website ini, diharapkan para calon tenaga kerja dapat menyiapkan diri sebaik-baiknya dengan terus belajar.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana merancang website menggunakan framework CodeIgniter untuk uji kompetensi calon tenaga kerja?
1.3
Ruang Lingkup Pembahasan akan berfokus pada pembuatan sebuah website yang dapat membantu tenaga kerja dalam melaksanakan uji kompetensi secara online, dimana sistem tersebut akan dirancang menggunakan framework CodeIgniter.
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan perancangan aplikasi adalah untuk merancang website menggunakan framework CodeIgniter untuk uji kompetensi calon tenaga kerja. Manfaat bagi user adalah user mendapatkan gambaran tentang seberapa jauh kemampuan user di bidang tertentu dan user bisa mengetahui bagian mana yang menjadi kelemahan user, sehingga user bisa terus mengembangkan bagian yang belum user kuasai dengan baik. Pada akhirnya, saat user akan melamar pekerjaan, user sudah mempersiapkan diri dengan baik dan dapat bersaing dengan orang lain.
4 1.5
Metode Penelitian Untuk mendukung penyelesaian skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi. Metode yang digunakan untuk mengumpukan data dan informasi tersebut adalah:
1.5.1 Metode Analisis a. Studi Literatur Pada metode ini, penulis melakukan penelusuran yang bersumber pada buku-buku, media, paper, dan juga penelitian orang lain untuk mendapatkan informasi dasar dalam penguatan konsep perancangan website. b. Analisis Website Sejenis Pada metode ini, penulis mempelajari website sejenis untuk mendapatkan informasi yang mendukung perancangan website. c. Kuesioner Pada metode ini, penulis membuat kuesioner dan menerima masukan berupa jawaban kuesioner dari masyarakat luas terkait dengan perancangan website.
1.5.2 Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam perancangan website ini adalah metode incremental. Menurut Pressman (2015), incremental model menyampaikan beberapa kali release, yang disebut increments, dimana di setiap releasenya menyediakan fungsi yang semakin komplit. Ada 5 langkah yang harus diperhatikan pada metode increment: a. Communication Pada tahap ini, penulis mengumpulkan kebutuhan untuk merancang website. b. Planning Setelah mengumpulkan kebutuhan untuk merancang website, langkah
selanjutnya
adalah
membuat
perencanaan
dari
kebutuhan–kebutuhan itu. Dapat dikatakan sebagai langkah-
5 langkah apa saja yang harus dilakukan untuk membuat website tersebut. c. Modeling Pada tahap ini, penulis membuat desain dari website yang akan dirancang. Bisa berupa storyboard maupun prototype website. d. Construction Pada tahap ini, penulis mulai melakukan coding dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework CodeIgniter. Di tahap ini, juga dilakukan pengujian oleh user untuk melihat apakah website masih ada error atau tidak. e. Deployment Setelah semua langkah diatas selesai, tahap selanjutnya adalah proses deliver hasil website tersebut. User kemudian memberikan feedback mengenai website yang telah dirancang.
Gambar 1.1 Metode Incremental (Sumber: Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 2015)
1.6
Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran singkat mengenai pembahasan skripsi, maka skripsi ini dibagi menjadi 5 bab. Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN BAB ini menjelaskan tentang latar belakang yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, rumusan masalah terhadap apa yang
6 akan diteliti, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA BAB ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung penelitian. Adapun teori-teori tersebut berkaitan dengan tema skripsi, Software Engineering, dan hasil penelitian atau produk yang sudah ada sebelumnya. BAB 3 : METODOLOGI BAB
ini
menjelaskan
tentang
metodologi;
analisis
sistem,
permasalahan, dan kebutuhan dalam pembuatan website; dan perancangan website. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN BAB ini menjelaskan tentang spesifikasi website, prosedur penggunaan website, dan evaluasi.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN BAB ini menjelaskan tentang simpulan dan saran yang berhubungan dengan website dan pengembangannya.