BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemenuh kebutuhan
sandang manusia kian lama kian berkembang dikarenakan profit yang diperoleh menjanjikan dan peluang usaha yang masih terbilang besar karena kebutuhan manusia akan sandang juga tidak ada habisnya. Oleh sebab itu terjadilah persaingan yang ketat dalam industri garmen dengan demikian, produsen semakin dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pembuatan karya-karya yang akan diperjualbelikan. Jika kita lihat dewasa ini seiring dengan berkembangnya dunia mode, membuat kebutuhan manusia untuk selalu ingin berpenampilan lebih menarik dan ingin terusmenerus mendapatkan kepuasan dengan apa yang mereka telah dapatkan dan miliki. Hal tersebut membuat perusahaan-perusahaan semakin menunjukkan kebolehannya dalam menciptakan produk yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan dunia mode yang terus berkembang. Dengan terus berkembangnya dunia mode begitu pula dengan bisnis garmen, kualitas sumber daya manusia dalam hal ini yaitu karyawan, merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan. Karyawan turut menentukan kualitas hasil dari produk yang dihasilkan dan sumber daya manusia memiliki peran penting sebagai penggerak utama sumber daya dan faktor produksi lainnya. Sarana dan prasana yang baik akan tak berguna bila sumber daya manusianya tidak dapat memanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Di Indonesia saat ini jumlah sumber daya manusia bisa dibilang sangatlah besar dan banyak dari mereka yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan khusus sehingga sulit mendapatkan pekerjaan. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2013 jumlah pengangguran terbuka berjumlah 7,69 juta orang atau 6,25% dari jumlah penduduk Indonesia. Banyak dari mereka yang ingin bekerja apa saja asal mendapat pekerjaan padahal mereka tidak memiliki keahlian dan keterampilan apapun. Beberapa dari mereka ada yang dipekerjaan oleh perusahaan dengan alasan tertentu. Padahal setiap tugas-tugas dan pekerjaan tentu memiliki standar tersendiri mengenai pengetahuan, kemampuan dan keahlian tertentu untuk menyelesaikan
1
2 tugas-tugas
pekerjaan
tersebut
dengan
baik.
Salah
satu
yang
kerapkali
mempekerjakan orang-orang seperti mereka adalah perusahaan CV. Pion Pring. CV. Pion Pring didirikan sejak tahun 2001 oleh seorang pengusaha bernama bapak Mohamad Miska. CV. Pion Pring adalah perusahaan garmen lokal yang bergerak di bidang jasa pembuatan produk garmen yaitu berupa pakaian jadi dan sejenisnya seperti pakaian dewasa, maupun kaos partai. Berawal dengan kesederhanaan namun tetap konsisten pada jasa konveksi berbasis pada kekuatan desain dan fokus pada kualitas serta pelayanan, di mana produk dianggap sebagai sebuah hasil karya yang diciptakan dengan penuh ketelitian, keseriusan, dan kesungguhan dalam orientasi kepuasan pelanggan. Dari tahun ketahun CV. Pion Pring terus menerus berusaha untuk meningkatkan kinerja dari karyawannya, karena seperti yang dikatakan oleh pihak perusahaan selama ini kinerja karyawan dari CV. Pion Pring belum memuaskan sehingga masih diperlukan peningkatan kedisiplinan. Hal ini terlihat dari beberapa bukti seperti pengumpulan hasil kerja misalnya, pengumpulan sering kali terlambat jauh dari waktu pengumpulan yang ditetapkan. Seperti yang ditunjukan tabel berikut: Tabel 1.1 Pengumpulan Tugas Pegawai Tahun
Bulan
Jumlah
Deadline
Aktual
Hasil Akhir
pegawai
pengumpulan
pengumpulan
Keterlambatan
2013
Oktober
35
21 Oktober
24 Oktober
3 hari
2013
November
35
20 November
22 November
2 hari
2013
Desember
38
21 Desember
27 Desember
6 hari
2014
Januari
42
21 Januari
28 Januari
7 hari
2014
Februari
45
19 Februari
28 Februari
9 hari
Sumber: Laporan Pengumpulan Hasil Barang Jadi CV. Pion Pring Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014 kerap terjadi keterlambatan dalam pengumpulan hasil kerja setiap bulannya, ini membuktikan adanya permasalahan pada kinerja karyawan dimana kinerja karyawan menurut Hasibuan, (2003) merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.
3 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Mohamad miska selaku pemimpin dan pemilik perusahaan diketahui beliau seringkali mempekerjakan orang-orang yang berpendidikan rendah dan juga kurang memiliki keahlian dan keterampilan untuk bekerja. Hal tersebut dikarenakan perusahaan membutuhkan banyak tenaga kerja guna memenuhi permintaan pelanggan serta menekan pengeluaran karena mereka dapat digaji dengan murah. Penurunan kinerja yang ada diduga memiliki hubungan dengan person-job fit diartikan sebagai kesesuaian antara individu dengan pekerjaan atau tugas-tugas yang dilakukan di tempat kerja (Rogelberg, 2007). Sehingga dapat disimpulan bahwa apabila kinerja kurang baik maka ada kemungkinan bahwa kualitas dari karyawan itu sendiri kurang baik, sebab sesuai atau tidaknya karyawan dengan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan diduga dapat mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri. Faktor lain yang diduga memiliki hubungan dengan penurunan kinerja karyawan pada CV. Pion Pring adalah kepuasan kerja, hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa pegawai menyatakan bahwa karyawan kurang merasa puas karena faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan seperti gaji yang didapat tidak sesuai dengan beban kerja mereka. Seperti hal yang dikatakan oleh Barribal, (2007) bahwa kepuasan kerja menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi, rasa tanggung jawab pada organisasi dan kesehatan fisik serta mental. Jadi dapat disimpulkan apabila kinerja karyawan kurang baik maka ada kemungkinan tingkat kepuasan karyawan tersebut rendah. Padahal setiap orang yang bekerja mengharapkan akan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Ketika orang tersebut merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya orang itu akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya. CV. Pion Pring sebaiknya memperhatikan faktor-faktor tersebut apabila ingin terus meningkatkan kinerja karyawannya. Apabila faktor-faktor tersebut tidak ditangani dengan segera maka akan berakibat buruk pada CV. Pion Pring. Sebab jika kinerja karyawan terus menurun maka kualitas dan kuantitas dari hasil pekerjaan menjadi rendah. Hal tersebut tentu dapat memengaruhi profit CV. Pion Pring itu sendiri. Oleh sebab itu CV. Pion Pring harus lebih cermat dalam memerhatikan faktor-faktor yang terkait diatas supaya dapat terus memperbaiki dan meningkatkan kinerja karyawan.
4 Mengingat pentingnya masalah tersebut dan untuk menyikapi kondisi yang terjadi dalam perusahaan CV. Pion Pring, maka dilakukan penelitian yang berjudul : “ANALISIS PENGARUH PERSON-JOB FIT DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. PION PRING “.
1.2 Pertanyaan penelitian 1.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara person-job fit terhadap kinerja karyawan pada CV. Pion Pring?
2.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Pion Pring?
3.
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara person-job fit dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Pion Pring?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara person-job fit terhadap kinerja karyawan pada CV. Pion Pring 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Pion Pring 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara person-job fit dan kepuasan kerja terjadap kinerja karyawan pada CV. Pion Pring
1.4 Manfaat Penelitan Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat untuk perusahaan dan pesaing atau sejenis dan dapat diuraikan sebagai berikut: 1
Untuk Perusahaan CV. Pion Pring •
Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk manajer perusahaan CV. Pion Pring dalam membangun sistem dan proses kerja yang lebih baik lagi.
•
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini sumber daya manusia pada CV. Pion Pring dapat menjadi lebih berkembang.
5 2
Untuk Perusahaan Pesaing atau Sejenis •
Diharapkan dapat menjadi informasi kepada perusahaan yang sejenis dengan CV. Pion Pring bahwa pentingnya memperhatikan person-job fit dan kepuasan kerja jika ingin tingkat kinerja karyawannya tinggi.
6