Bab 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Pada kurun tahun 2005-2006, warga kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) mendapat gangguan dengan munculnya pemandangan di sepanjang jalan Ganesha yang dipenuhi oleh kotoran burung berwarna putih dan menimbulkan bau tidak sedap. Bagi masyarakat sekitar diketahui bahwa kotoran putih tersebut berasal dari kotoran burung yang banyak melintas di sepanjang jalan Ganesha dan kampus ITB. Banyak pertanyaan kemudian mulai muncul: Siapa mereka? Mengapa mereka bermukim di sana? Sejak kapan mereka berada di sana? Di mana tempat tinggal mereka? Bagaimana mereka hidup? Mereka adalah burung Kowak Malam Kelabu (Nycticorax nycticorax ). Burung Kowak dapat diamati dengan mata telanjang tanpa harus menggunakan alat bantu seperti teropong karena ukuran tubuhnya yang relatif besar. Panjang tubuh burung Kowak dapat mencapai 60 cm, dengan kepala yang besar, tubuh kekar dan memiliki warna bulu tubuh hitam, abu-abu, serta putih. Pada individu dewasa, burung memiliki mahkota hitam serta bulu putih tipis di bagian dada dan leher. Suatu makhluk hidup tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa adanya peran serta dari pihak lain. Burung Kowak sebagai makhluk hidup membutuhkan makanan 1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
dan tempat tinggal (habitat). Tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pakan, reproduksi, membuat sarang dan menjaga kelangsungan hidupnya. Diketahui burung Kowak biasa memakan kadal, tikus, atau ikan, namun juga mempunyai sifat kanibal [4]. Burung kowak diduga mencari makan di daerah persawahan,antara lain seperti di daerah Majalaya. Bentuk tubuh yang besar menyerupai burung Elang memungkinkan burung Kowak mampu terbang dalam jarak yang cukup jauh. Burung dewasa pergi mencari makan pada waktu pagi hari sebelum matahari terbit, sedangkan pulang kembali ke sarang pada waktu sore hari ketika matahari tenggelam [7]. Kehadiran populasi burung Kowak di sekitar jalan Ganesha depan kampus ITB yang sangat banyak menyebabkan terjadinya perubahan yang nyata bagi kondisi lingkungan sekitar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut antara lain: kotoran burung Kowak yang jatuh bertebaran di sepanjang jalan Ganesha menyebabkan jalan Ganesha menjadi putih dan berbau tidak sedap dan menimbulkan kerugian pada manusia dan pepohonan di sekitar jalan Ganesha. Kotoran burung juga mengenai pohon, tempat burung Kowak membuat sarang. Pohon di sekitar jalan Ganesha tempat burung Kowak membuat sarang terdapat berbagai macam jenis, salah satunya adalah pohon Angsana. Kotoran burung yang jatuh pada dedaunan akan mempengaruhi proses pertumbuhan pohon dengan cara menghambat proses fotosintesis dan mengurangi penyerapan air pada akar pohon. Akibatnya pohon akan mengalami penurunan fungsinya dan kehilangan faktor-faktor penting untuk pertumbuhannya. Pada musim kemarau, pohon Angsana akan menggugurkan daunnya untuk mengurangi proses penguapan, sehingga proses gugurnya daun bahkan akan lebih cepat terjadi dengan adanya kotoran burung yang melingkupinya.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2
3
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana model dari pertumbuhan populasi burung Kowak yang berada di jalan Ganesha dan sekitarnya? 2. Bagaimana model dari pertumbuhan populasi burung Kowak dikaitkan dengan pertumbuhan pohon sebagai tempat bersarang. 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju perubahan populasi burung Kowak?
1.3
Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka Tugas Akhir ini bertujuan untuk mencari model yang cocok untuk memprediksi dinamika populasi burung Kowak di Jalan Ganesha dan sekitarnya.
1.4
Anggapan Dasar
Dalam mengerjakan tugas akhir ini, penulis memberikan batasan-batasan, yaitu: 1. Semua burung dianggap berada dalam usia produktif, tidak dilihat apakah burung tersebut anak-anak, remaja, ataupun sudah dewasa. Hal ini dilakukan sebagai asumsi adanya kesulitan mengamati perbedaan usia burung. 2. Burung Kowak menempati posisi tertinggi pada rantai makanan. Hal ini dikarenakan bentuk tubuhnya yang besar dan tidak adanya predator seperti burung Elang.
BAB 1. PENDAHULUAN
4
3. Carrying capacity pohon, yang dijadikan sebagai tempat bernaung burung Kowak, diasumsikan sebagai jumlah maksimum burung Kowak yang dapat ditampung oleh pohon.
1.5
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Data dalam tugas akhir ini diperoleh dari pengamatan langsung pada pohonpohon di jalan Ganesha. Pengamatan dilakukan menggunakan alat bantu seperti Binokular atau teropong. Bentuk tubuh burung Kowak yang tidak terlalu kecil memudahkan penulis untuk menghitung jumlahnya, namun dikarenakan terdapat beberapa pohon yang memiliki jumlah burung Kowak yang sangat banyak dengan jumlah mencapai ratusan maka penulis hanya mengamati satu pohon yang berada tepat di samping kanan gerbang kampus ITB. Perhitungan pada satu pohon lebih mudah dilakukan dari pada perhitungan untuk satu populasi di sepanjang jalan Ganesha. Data lain mengenai burung Kowak didapat dari Kelompok Pecinta Burung dari Program Studi Biologi, SITH. Kemudian penelitian ini ditunjang dengan membaca berbagai literatur lainnya seperti jurnal, buku, internet, dsb. Untuk simulasi dari data yang diperoleh, penulis menggunakan program matematika seperti Maple, Matlab, serta Mathematica.
1.6
Sistematika Penyajian
Penulisan tugas akhir ini meliputi lima bab. Pada Bab 1, penulis menjelaskan mengenai latar belakang mengapa penulis tertarik untuk membahas penelitian mengenai burung Kowak. Selain itu juga dipaparkan mengenai tujuan penelitian, teknik penelitian, dan sumber data. Pada Bab 2, penulis memaparkan teori yang menjadi dasar bagi analisis penelitian ini. Dalam Bab ini penulis menjelaskan kenapa model yang dipakai adalah model
BAB 1. PENDAHULUAN
5
Logistik. Model ini juga dapat dipakai untuk dua spesies yang saling berinteraksi. Bab ini juga menjelaskan tentang analisis kestabilan. Pada Bab 3, penulis menuangkan semua proses dan langkah-langkah dalam memodelkan populasi burung Kowak. Kemudian dibahas juga mengenai simulasi dari model matematika yang telah diperoleh. Pada Bab 4, penulis mencoba menjelaskan tentang pengaruh pertumbuhan populasi burung Kowak terhadap kerusakan pohon. Pada Bab 5 akan diuraikan rangkuman hasil penelitian dan pada akhirnya menuangkan kesimpulan secara keseluruhan sebagai penutupnya.