BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth).
Karena
pembangunan
ekonomi
mendorong
terjadinya
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang akan diproduksi oleh masyarakat mengalami peningkatan (Sukirno, 2006 : 9). Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan suatu negara dalam suatu kegiatan ekonominya yang menghasilkan barang dan jasa meningkat dan masyarakat semakin sejahterah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah hal yang sangat diinginkan bagi semua daerah maupun negara. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara maka semakin cepat peningkatan pendapatan masyarakat perkapita dan semakin cepat perubahan struktur ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan adalah hal penting yang harus dipertahankan untuk kelangsungan pembangunan ekonomi suatu negara. Kemiskinan yang banyak terjadi dibanyak negara merupakan salah satu akibat tidak adanya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tersebut. Oleh karena itu masalah pertumbuhan ekonomi merupakan masalah penting yang harus diperhatikan baik dinegara yang sedang berkembang maupun negara-negara maju. Ukuran seberapa besar perekonomian suatu negara dapat dilihat dari Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara atau jumlah hasil barang dan jasa yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu negara. PDB memiliki banyak fungsi dalam perekonomian suatu negara. PDB dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara karena memasukkan barang-barang yang diproduksi dan dijual secara legal di pasaran, PDB juga mampu menunjukkan perkembangan perekonomian pasar dengan kualitas barang di dalamnya. PDB juga fleksibel dengan memasukkan segala jenis barang yang dihasilkan, meliputi barang nyata ataupun jasa. PDB menghitung perekonomian 1
2 suatu negara dengan batasan wilayah, sehingga tidak menghitung hasil negara di luar wilayah seperti penghasilan yang diperoleh dari kerja TKI. PDB juga mengecualikan barang-barang yang dihasilkan dan digunakan di luar pasar serta barang-barang ilegal (Mankiw, 2006 : 13). Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat meningkat apabila suatu negara tersebut mendorong dalam sisi perdagangan internasional dengan mendorong peningkatan ekspor sehingga pendapatan suatu negara dapat bertambah. Dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari ekspor dan impor suatu negara, apabila dalam perdagangan internasional, nilai tukar kurs naik berarti ekspor akan semakin tinggi dan keinginan masyarakat dalam mengimpor suatu barang akan menurun. Sehingga untuk menaikan pertumbuhan ekonomi, suatu negara harus memperhatikan dalam faktor perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan aspek penting yang dibutuhkan oleh suatu perekonomian disuatu negara di dunia. Perdagangan internasional akan meningkatkan perekonomian suatu negara dan menjalin hubungan perekonomian yang baik dengan negara lain. Perdagangan internasional bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahterahan masyarakat suatu negara, menaikkan devisa suatu negara, dan mendorong suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa. Perdagangan internasional itu sendiri berarti suatu transaksi perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain untuk meningkatkan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional dibedakan berdasarkan jenis transaksinya yaitu transaksi ekspor dan transaksi impor. Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang dimiliki suatu negara kepada negara lain atau bangsa asing sesuai dengan peraturan pemerintah dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing (Amir, 2004 : 1). Transaksi ekspor adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dimana melakukan proses transportasi barang dari suatu negara ke negara lain. Transaksi ekspor banyak digunakan oleh perusahaan baik skala kecil sampai menengah keatas sebagai strategi utama untuk bersaing di perdagangan internasional. Strategi ekspor memiliki tingkat resiko yang rendah dan lebih mudah daripada strategi lainnya. Transaksi impor adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dimana melakukan memasukan barang dari negara lain ke dalam negeri. Impor merupakan pembelian atau pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian dalam negeri (Sukirno, 2006 : 203). Impor memiliki
3 pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, dimana suatu negara yang melakukan impor produk/barang pasti negara tersebut tidak memiliki atau jarang memiliki produk/barang tersebut sehingga harus melakukan impor. Kegiatan impor tersebut akan menguntungkan negara tersebut dibandingkan melakukan proses produksi barang/produk tersebut sendiri tapi proses produksi tersebut tidak efisien sehingga membutuhkan biaya yang lebih banyak. Proses impor tidaklah lepas dari campur tangan bea cukai didalam negara pengirim maupun didalam negara penerima. Sejak penandatangan General Agreement on Trade and Services (GATS), Indonesia mulai meningkatkan ekspor. Indonesia mendukung perdagangan internasional dengan meratifikasi konvensi World Trade Organization (WTO) pada tanggal 15 April 1994 yang diterapkan pada undang-undang nomor 7 Tahun 1994 tentang ratifikasi WTO, maka pelaksanaan pembayaran ekspor impor di Indonesia adalah hal yang tidak terpisahkan dengan perdagangan global. Ekspor dan impor memegang peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Ekspor akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah. Nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh jumlah produksi dalam perekonomian merupakan nilai Produk Domestik Bruto. Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara pada dasarnya ditentukan oleh banyaknya permintaan dan penawaran pada mata uang tersebut di pasar. Nilai tukar mata uang dapat digunakan sebagai alat pengukur perekonomian suatu negara. Apabila pertumbuhan nilai tukar mata uang suatu negara menunjukan dalam kondisi stabil maka negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang stabil. Nilai tukar mata uang asing dapat mempengaruhi investasi, arus modal dan perdagangan internasional. Kurs equilibrium adalah kurs yang akan menyeimbangkan nilai ekspor dan impor dari suatu negara. Jika negara tersebut mempunyai nilai impor yang lebih besar dari nilai ekspornya maka kurs mata uangnya akan mengalami peningkatan. Peningkatan atau penurunan nilai tukar mata uang akan membuat harga dari komoditi ekspor menurun dan membuat produk dan jasa impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik. Terdapat hubungan negatif antara kurs dengan pertumbuhan ekonomi, dimana semakin tinggi kurs maka ekspor neto (selisih antara ekspor dan impor) semakin rendah, penurunan ini akan berdampak pada jumlah
4 output yang semakin berkurang dan akan menyebabkan PDB menurun (Mankiw 2006: 306 - 307). Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang ditakuti oleh banyak negara bukan hanya Indonesia. Jika inflasi di suatu negara tersebut tinggi maka jumlah tingkat pengangguran di negara tersebut menjadi tinggi. Dengan tingkat pengangguran yang tinggi menunjukan bahwa suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah. Tingkat inflasi juga mempengaruhi terhadap peningkatan ekspor, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar kurs, berikut data inflasi di Indonesia.
Gambar 1.1 Tingkat Inflasi di Indonesia Sumber: (http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/bi-dan-inflasi/Contents/ Penetapan.aspx ),
Dapat dilihat dari data di atas menunjukan bahwa tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia mengalami ketidakstabilan. Pemerintah mempunyai peranan penting dalam hal ini untuk mengendalikan inflasi yang terjadi karena inflasi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara. Inflasi dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi suatu negara apabila hal tersebut tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut dapat menyebabkan krisis ekonomi pada suatu Negara. Akibat buruk inflasi pada perekonomian yang oleh sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat berlakunya dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga tersebut tidak secepatnya diikuti oleh kenaikan upah pekerja, maka keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan menggalakkan investasi di masa akan datang dan ini akan
5 menyebabkan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi jika inflasi lebih serius keadaannya perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diinginkan. Pengalaman beberapa Negara yang pernah mengalami hiperinflasi menunjukkan bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, dan tidak mewujudkan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2006: 29). Perkembangan PDB di Indonesia selama ini dapat dilihat mulai tahun 1965 sampai dengan 1997, dimana perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata-rata pertahunnya 7%. Krisis keuangan Asian yang terjadi diakhir tahun 1990an telah memberikan efek negatif bagi perekonomian nasional, akibatnya produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun 13.6% ditahun 1998 dan naik sedikit di tahun 1999 sebanyak 0.3%. Antara tahun 2000 sampai 2004 perekonomian mulai memulih dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 4.6% pertahun. Setelah itu PDB Indonesia meningkat dengan rata-rata pertahun sekitar 6%, kecuali tahun 2009 turun ke nilai 4.6% dan tahun 2013 turun ke nilai 5.6%, ketika krisis keuangan global terjadi. (http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/ produk-domestik-bruto-indonesia/item253). Berikut data pertumbuhan PDB Indonesia dari tahun 1998 – 2014 : Tabel 1.1 Rangkuman Statistik Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun
Rata-rata Pertumbuhan PDB (%) 1998 – 1999 - 6.65 2000 – 2004 4.60 2005 – 2009 5.62 2010 – 2014 5.80 Sumber: Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Berdasarkan tabel di atas, krisis ekonomi pada tahun 1998-1999 memberikan beban pertumbuhan PDB sampai – 6,65%. Kemudian 5 tahun berikutnya PDB Indonesia bisa naik menjadi 4,60% serta pada tahun berikutnya pada tahun 2005 sampai 2014 rata-rata pertumbuhan PDB mencapai 5,71%. Berikut data pertahun PDB Indonesia :
6 Tabel 1.2 Statistik Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PDB (dalam milyar 364. 6 332. 2 510. 2 539. 6 755. 1 893. 0 917. 9 910. 5 888. 5 USD) PDB (perubahan % 5. 5 6. 3 6. 0 4. 6 6. 2 6. 2 6. 0 5. 6 5. 0 tahunan) PDB per 1, 590 1, 861 2, 168 2, 263 3, 125 3, 648 3, 701 3, 624 3, 492 Kapita (dalam USD) Sumber: Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Badan Pusat Statistik (BPS)
Berdasarkan tabel di atas, PDB terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu mencapai 917,9 Milyar USD, kemudian 2 tahun berikutnya mengalami penurunan. Sedangkan pertumbuhan PDB paling tinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu mencapai angka 6,3%. PDB perkapita terbesar juga terjadi pada tahun 2012 yaitu mencapai 3,701 USD per orang. Naik turun PDB di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor baik yang terjadi dalam negeri maupun akibat pengaruh global. Keadaan tahun 2009 PDB Indonesia turun ke 4,6%. Meskipun harga-harga komoditas menurun drastis, bursa saham pun nilainya turun, imbal hasil obligasi domestik dan internasional cukup tinggi dan nilai tukar valuta yang melemah, Indonesia masih mampu tumbuh secara signifikan. Keberhasilan ini terutama dikarenakan oleh ekspor Indonesia yang kepentingannya relatif terbatas terhadap perekonomian nasional, kepercayaan pasar yang terus tinggi, dan konsumsi domestik berkelanjutan yang kuat. Fluktuasi PDB Indonesia dapat dilihat dari fluktuasi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam konteks makro ekonomi faktor-faktor tersebut diantaranya adalah ekspor, impor, kurs dan inflasi. Keempat faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan pengaruh kepada PDB Indonesia. Tabel berikut ini adalah data PDB Indonesia beserta data faktor yang mempengaruhinya.
7
Tabel 1.3 Data Ekspor, Impor, Kurs, Inflasi dan PDB Indonesia 2004 - 2013. Tahun
Ekspor
Impor
Inflasi
KURS
PDB
(juta US $)
(juta US $)
(Persen)
(Rupiah)
(milyar Rupiah)
2004
71, 584. 00
46, 524. 52
6. 40
9, 250. 50
2, 295, 826. 20
2005
85, 659. 96
57, 700. 85
17. 11
9, 833. 25
2, 774, 281. 10
2006
100, 798. 51
61, 065. 53
6. 60
9, 157. 50
3, 339, 216. 80
2007
114, 101. 00
74, 473. 30
6. 59
9, 182. 00
3, 950, 893. 20
2008
137, 034. 98 129, 197. 30
11. 06
9, 692. 50
4, 948, 688. 40
2009
116, 537. 00
96, 829. 20
2. 78
10, 220. 25
5, 606, 203. 40
2010
157, 740. 20 135, 635. 50
6. 96
9, 028. 25
6, 446, 851. 90
2011
203, 496. 40 177, 435. 70
3. 79
8, 799. 25
7, 419, 187. 10
2012
190, 031. 76 192, 691. 00
4. 30
9, 482. 00
8, 230, 925. 90
2013
182, 519. 81 186, 628. 70
8. 38
10, 862. 50
9, 087, 276. 50
Sumber: BPS dan Kemendag Berdasarkan data di atas, PDB naik setiap tahunnya. Sedangkan untuk ekspor juga naik sampai tahun 2011, namun pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan. Impor relatif naik, namun pada tahun 2009 dan 2013 mengalami penurunan dari pencapaian tahun sebelumnya. Inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar US (Kurs) nilainya dinamis. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor tersebut untuk menganalisis seberapa jauh pengaruhnya terhadap PDB di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs dan Inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (Studi Kasus Indonesia 2004 – 2013)”.
1.2 Formulasi Masalah Dari latar belakang yang telah saya uraikan di atas, maka diperoleh permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 - 2013? 2. Bagaimana pengaruh impor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 - 2013?
8 3. Bagaimana pengaruh kurs terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 – 2013? 4. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 - 2013? 5. Bagaimana pengaruh antara ekspor, impor, kurs dan inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara simultan di Indonesia pada tahun 2004 - 2013?
1.3 Ruang Lingkup Terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi peningkatan ekspor di Indonesia. Dalam penelitian ini peneliti membatasi dalam 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang. Faktor faktor tersebut adalah ekspor, impor, nilai tukar kurs, inflasi.
1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 - 2013 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh impor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 - 2013 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kurs terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 – 2013 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2004 – 2013 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekspor, impor, kurs, dan inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara simultan di Indonesia pada tahun 2004 – 2013 1.4.2 Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi peneliti dengan penyusunan prosposal ini adalah peneliti dapat menambah wawasan mengenai faktor yang mempengaruhi produk domestik bruto Indonesia sehingga dapat berbagi ilmu terhadap teman-teman dan saudara-saudara lainnya.
9 2. Manfaat bagi Binus University adalah menjadi pertimbangan dan masukan terhadap lembaga pendidikan yang sudah ada, menyangkut dengan topik terkait. 3. Manfaat bagi pembaca adalah pembaca dapat memahami apa saja faktor yang mempengaruhi produk domestik bruto Indonesia.
1.5 State of The Art (Tinjauan Pustaka)
Tabel 1.4 State of the art Judul Jurnal dan Penulis The Real Exchange Rate and Economic Growth
Metode Penelitian
Hasil
Adaptasi
Teknik Estimasi / peramalan (Forecast) model
Hasil penelitian menjelaskan keterkaitan antara kurs riil dengan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara miskin dan negaranegara kaya.
Hasil studi Empiris
Analisis deskriptif dan Conditional Least Squares method
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi berpengaruh terhadap PDB dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ambang batas inflasi yang tepat dan konsisten dapat mempengaruhi pertumbuhan yang optimal. Hasil penelitian menjelskan bahwa kebijakan fiskal dapat mengakibatkan peningkatan tingkat inflasi, dan jika tingkat inflasi tinggi akan berpengaruh negatif terhadap GDP. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
Hasil studi Empiris
Rodrik, Dani; Hendry, Peter Blair; Woodford, Michael (2008) Optimal Inflation Threshold for Economic Growth in Malawi Nkume, JeanBaptiste;Ngalawa, Harold (2014)
Macroeconomic Structural Change in Indonesia: in The Period of 1990 to 2011.
Error Correction Model (ECM) dan estimasi jangka penjang dengan Two Stage Least Square (TSLS)
Yunanto, Muhammad & Medyawati, Henny
(Unit Root Test and Cointegration Test)
(2013) Analysis of the Effect of Inflation,
Metode kuantitatif dengan
Hasil studi Empiris
Hasil studi Empiris
10 Interest Rates, and Exchange Rates on Gross Domestic Product (GDP) in Indonesia
Partial Least Square (PLS)
ada hubungan positif yang signifikan antara nilai tukar pada PDB, sementara inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB.
Ordinary least squares (OLS)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor dan impor berpengaruh terhadap pertumbuhan PDB.
Semuel, Hatane & Nurina, Stephanie (2015) Effects Of Export And Import On GDP Of Bangladesh An Empirical Analysis
Ahmed, Kamal; Hoque, Anamul & Jobaer, S. M. (2013)
Sumber: diolah dari berbagai sumber
Hasil studi Empiris. Metode Penelitian OLS.