BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, Teknologi Informasi dan Komunikasi atau Information and Communications Technology (ICT) berkembang dengan sangat pesat. Dengan perkembangan tersebut, kini Teknologi Informasi telah menjadi kebutuhan bagi hampir semua lapisan masyarakat. Dengan menimbulkan keterkaitan antara Teknologi Informasi dengan sektorsektor kehidupan manusia seperti pendidikan, kesehatan, industri, bisnis, dan sebagainya. Selain itu, dengan maraknya penggunaan internet yang semakin meluas dan akses yang mudah, membuat ketergantungan akan teknologi semakin meningkat. Hal ini membuka kesempatan bagi banyak pihak agar dapat berkarya dan berinovasi dalam memanfaatkan atau menciptakan teknologi, salah satunya adalah industri pendidikan. Yayasan Bina Nusantara adalah salah satu institusi pendidikan di Indonesia yang telah menerapkan ICT dalam kegiatan operasional baik di area akademis maupun area non-akademis. Seiring kebutuhan Teknologi Informasi yang meningkat, maka dibentuklah IT Division, yaitu suatu divisi dari Yayasan Bina Nusantara yang berperan dalam mendukung kebutuhan Teknologi Informasi bagi seluruh divisi dibawah naungan Yayasan Bina Nusantara. IT Division sendiri terdiri dari beberapa sub-divisi, salah satunya adalah Technology Development yang selanjutnya disebut dengan TechDev, dimana divisi ini bergerak dalam bidang pengembangan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan institusi. TechDev membentuk sebuah komunitas mahasiswa ilmu komputer Universitas Bina Nusantara yang berkarya paruh waktu di IT Division, yang disebut Associate Member (AM). Associate Member itu sendiri memiliki peranan untuk pengembangan proyek-proyek TechDev dan melakukan riset terapan. Melihat pentingnya peran Associate Member ini, maka proses perekrutan Associate Member perlu didukung oleh sebuah sistem.
1. Screening
2. Logic test
3. Training & Test Project
4. Interview & Psycho Test Gambar 1.2 Tahap perekrutan Associate Member
Ada serangkaian tahap dalam proses perekrutan Associate Member baru, yaitu: (1) Screening, yaitu tahap dimana mahasiswa atau calon Associate Member mendaftar di web yang sudah disediakan, (2) Logic Test, test yang digunakan untuk menguji kelayakan atau kemampuan dari calon Associate Member, (3) Training & Test Project, dimana para calon Associate Member akan diwajibkan mengikuti training tatap muka dengan trainer dari IT Division, kemudian mengerjakan proyek berdasarkan training yang sudah diberikan. Serangkaian proyek ini diberikan untuk menguji kemampuan para calon Associate Member khususnya pada kemampuan hard skill, (4) Interview & Psycho test, ini adalah tahap terakhir dimana kepribadian calon Associate Member dinilai mampu atau tidak untuk bekerja. Pada tahap seleksi Training & Test Project seringkali terjadi beberapa kendala. Kendala yang seringkali terjadi adalah: (1) terjadinya bentrok penempatan waktu dan tempat untuk training tatap muka antara para calon Associate Member dengan pemberi training (trainer). Karena tahap seleksi ini bersifat wajib, maka IT Division mengharuskan training ini dijalankan berkali-kali untuk satu materi yang sama. Selain itu, (2) seringkali terjadi inkonsistensi pengajaran antara satu trainer dengan trainer lainnya, sehingga para calon Associate Member mendapatkan pengajaran yang tidak “seragam” untuk satu materi. Masalah lain yang timbul dari proses seleksi ini adalah (3) tidak tersedianya repository atau tempat penyimpanan kontenkonten pembelajaran yang mendukung proses training.
Menanggapi masalah-masalah tersebut IT Division merancang sebuah sistem pembelajaran interaktif berbasis web yaitu Virtual Learning Center (VLC). Sistem ini diharapkan agar mampu memberikan beberapa manfaat seperti mempercepat proses penerimaan calon Associate Member pada tahap Training & Test Project yang sebelumnya dapat memakan waktu 1-2 menjadi kurang dari 1 bulan dan juga meningkatkan kualitas dari proses perekrutan. Dengan demikian, proses penerimaan Associate Member baru dapat menjadi lebih efisien dalam segi waktu dan kualitas pembelajarannya. Sebagai sebuah sarana bagi calon Associate Member untuk belajar dan mendapatkan materi, web Virtual Learning Center ini harus memiliki waktu respon program yang cepat sehingga tidak mengganggu proses belajar dan pengumpulan project dari calon Associate Member tersebut. Untuk mengantisipasi waktu respon program yang lambat akibat eksekusi query, dibutuhkan suatu teknologi database yang dirancang untuk menangani eksekusi dan pengelolaan data yang besar dengan cepat. Dewasa ini, ada banyak teknologi database yang dapat dipilih untuk menangani kebutuhan seperti itu, salah satunya adalah NoSQL (Not Only SQL). Berbeda dengan teknologi database pada umumnya (relational database), NoSQL menyediakan beberapa kelebihan yang mendukung kecepatan database agar tetap terjaga optimal. Perbedaan yang paling menonjol antara relational database dengan NoSQL yaitu NoSQL tidak mempunyai relasi antar setiap collection (dalam relational database dikenal dengan istilah table), dimana tidak diperlukan adanya field yang menghubungkan antara collectioncollection tersebut. Hal ini menyebabkan operasi create, read/select, update, dan delete pada NoSQL akan lebih cepat dibandingkan dengan relational database. Salah satu database yang digunakan untuk mengaplikasikan teknologi NoSQL adalah MongoDB. MongoDB bersifat document-oriented yang penyimpanan datanya disimpan dalam bentuk JSON, sehingga performa yang dihasilkan menjadi lebih cepat. Berdasarkan
masalah-masalah
yang
telah
disebutkan,
maka
diangkatlah topik diatas sebagai sebuah penelitian dengan judul “Analisa, Perancangan, dan Implementasi Virtual Learning Center menggunakan NoSQL untuk perekrutan Associate Member di IT Division Binus”.
1.2
Ruang Lingkup Untuk membuat skripsi ini menjadi lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan maka dibutuhkan ruang lingkup dalam penulisannya. Ruang lingkup yang akan dibahas telah dibatasi hanya dari proses training sampai project akhir, dimana proses ini terbatas hanya pada perekrutan Associate Member. Ditinjau dari teknologi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini, penulis menggunakan programming languange yang digunakan untuk proyek ini adalah ASP .NET C# dengan kerangka duwamish. Sementara untuk pengelolaan data, database yang digunakan adalah MongoDB yang merupakan penyimpanan data berbasis teknologi NoSQL. Ditinjau dari segi fungsionalitas yang terdapat dalam aplikasi ini, user atau pengguna aplikasi tergolong menjadi tiga jenis, yaitu pemberi materi (trainer), penerima materi (calon Associate Member) dan pengelola aplikasi (admin).
1.3
Tujuan dan Manfaat Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup yang telah disebutkan, maka tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi Virtual Learning Center, yang digunakan sebagai sarana belajar dan tempat pengumpulan project bagi para calon Associate Member. Serangkaian manfaat yang dapat diperoleh dari perancangan dan pengembangan aplikasi ini adalah: a. Efisiensi dari segi waktu, biaya, dan tempat dalam pelaksanaan training bagi para calon Associate Member. b. Seluruh calon Associate Member mendapatkan materi yang konsisten sehingga menghasilkan Associate Member yang berkualitas dan memiliki standar yang diharapkan. c. Adanya pusat penyimpanan terpadu untuk semua data yang berkaitan dengan training. sehingga mempermudah proses pencarian materi oleh pengguna aplikasi ini.
1.4
Metodologi Penelitian Dalam pengembangan aplikasi ini, dibutuhkan metode pemecahan
dari masalah yang ada. Uraian mengenai metode-metode yang digunakan adalah : 1. Metode Analisis a. Studi Kepustakaan Dalam proses pengembangan aplikasi, dibutuhkan referensi dari jurnal, tesis, buku, artikel, dan media referensi lainnya. Disini dilakukan pencarian teori, teknik, dan informasi-informasi yang relevan dengan landasan dari penyusunan skripsi ini. b. Interview dan Survey User Melakukan interview dan survey kepada user untuk mendapatkan data-data yang nantinya akan diolah menjadi sebuah output yang sesuai dengan requirement dari user. 2. Metode Perancangan Aplikasi Metode yang digunakan dalam proses pengembangan aplikasi ini adalah Extreme Programming. Extreme Programming merupakan salah satu jenis agile software development yang paling
sering
digunakan
(Pressman,
2010:7).
Extreme
Programming sendiri memiliki empat aktivitas kerangka, antara lain: Planning, Design, Coding, dan Testing.
1.5
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam memahami skripsi ini, maka skripsi ini dibagi ke dalam bab dan subbab yang akan dijelaskan secara terperinci pada setiap bab. Adapun garis besar setiap bab tersusun dari tahaptahap berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Berisi pembahasan mengenai latar belakang topik skripsi, ruang lingkup, tujuan dan mafaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab ini merupakan landasan dari pengembangan aplikasi dan penulisan skripsi. BAB 2 LANDASAN TEORI Berisi pembahasan mengenai teori-teori dan konsep yang digunakan
untuk mendukung penyusunan skripsi ini. Teori yang digunakan dapat tergolong menjadi teori khusus dan teori umum.
BAB 3 DESKRIPSI UMUM Berisi informasi-informasi mengenai latar belakang perusahaan, kondisi saat ini, identifikasi masalah, usulan pemecahan masalah, ruang lingkup aplikasi serta peran penulis dalam struktur organisasi proyek pengembangan aplikasi. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi pembahasan mengenai analisa kebutuhan sistem, rancangan sistem, rancangan tampilan, implementasi proyek (yang terdiri dari spesifikasi yang digunakan serta dokumentasi program), hasil uji pada aplikasi, serta evaluasi. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan mebahas mengenai hasil dari analisa, perancangan, dan implementasi terkait aplikasi yang dibuat. Serta ada pembahasan mengenai saran-saran yang bermanfaat untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut.