BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Perkembangan TIK yang sangat pesat berhasil mengubah gaya hidup individu dan mengubah cara organisasi menjalankan bisnis. Salah satu inovasi TIK yang kini menjadi kebutuhan utama masyarakat dan terus mengalami peningkatan yang signifikan adalah telepon genggam. Menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Freddy H. Tulung, penggunaan telepon genggam di Indonesia saat ini mencapai angka 240 juta unit. “Angka tersebut lebih banyak dibanding penduduk Indonesia yang jumlahnya di kisaran 230 juta jiwa, sementara tingkat penggunanya mencapai 67 persen”. (kuningantoday.com) Teknologi informasi dan komunikasi merupakan aspek penting terhadap perkembangan
dunia
bisnis.
Sebagian
besar
perusahaan
memanfaatkan
perkembangan TIK dalam menjalankan aktivitas bisnis mereka, baik dalam kegiatan produksi hingga pemasaran, sehingga dapat menguragi biaya operasional. Survei mengenai penggunaan komputer dan internet oleh Kementrian Kominfo pada tahun 2011 yang dilakukan terhadap 803 perusahaan besar yang dipilih secara proporsional berdasarkan delapan kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa 92% perusahaan yang disurvei telah menggunakan komputer untuk mendukung kegiatan bisnisnya (http://publikasi.kominfo.go.id). Perkembangan teknologi yang berdampak pada meningkatnya pengguna telepon genggam di tanah air serta kebutuhan perusahaan terhadap pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin meningkat menjadi peluang dan juga ancaman bagi para pelaku bisnis yang bergerak di bidang industri teknologi informasi dan komunikasi. Pasar yang besar serta kebutuhan individu maupun organisasi yang meningkat merupakan peluang yang besar untuk mengembangkan bisnis mereka, tapi di sisi lain hal tersebut juga memberikan ancaman karena menarik perhatian para entrepreneur untuk turut meramaikan persaingan dengan menciptakan layanan yang unggul dengan harga yang terjangkau.
1
2 PT. Sprint Asia Technology (Sprint) adalah salah satu perusahaan yang memanfaatkan peluang bisnis di industri TIK. Inti bisnis Sprint adalah menyediakan solusi pengembangan proyek komprehensif khususnya di bidang teknologi informasi, mulai dari evaluasi kelayakan proyek, paket pelaksanaan, manajemen untuk meningkatkan kesinambungan usaha serta dukungan teknis. PT. Sprint Asia Technology mulai beroperasi sejak tahun 2000 dan bergerak di bidang penyedia jasa layanan teknologi informasi. Sejak tahun 2003 Sprint memfokuskan diri pada mobile solution untuk pelanggan korporasi. Pada tahun 2008, Sprint melakukan diversifikasi dengan menciptakan layanan sebagai berikut: 1. Short Message Service (SMS) broadcast dan Content Management 2. SMS Banking 3. Sistem Otoritas Klaim Asuransi Kesehatan 4. Electronic Toll Collection System 5. Smart Card Development 6. Wireless Application Protocol (WAP) Development 7. Website Development 8. Mobile Advertisement Dalam menjalankan bisnis, Sprint bersaing dengan beberapa perusahaan besar dan yang telah berpengalaman di bidang teknologi informasi. Salah satu pesaing dari Sprint yaitu PT. Tangara Mitrakom (Tangara) yang berdiri pada tahun 1998. Tangara adalah dan perusahaan penyedia solusi jaringan yang telah berhasil memperoleh ISO 9001: 2008 sebagai standar internasional sistem manajemen mutu. Layanan yang ditawarkan Tangara yaitu layanan berbasis terrestrial, layanan berbasis satelit, dan layanan berbasis internet. Pesaing lainnya yaitu PT. Media Indonusa (Indonusa). Indonusa merupakan anak perusahaan dari Astel Group yang didirikan pada tahun 2003. Layanan yang ditawarkan oleh Indonusa yaitu mobile banking untuk bisnis perbankan, dan pembayaran online yang memberikan layanan pembayaran untuk pelayanan proses transaksi bagi merchant melalui Faspay. Selain kedua pesaing tersebut, Sprint juga bersaing dengan Jatis Group (Jatis) yang merupakan perusahaan pemimpin dalam bisnis dan inovasi teknologi dengan menawarkan berbagai varian produk dan jasa (www.jatis.com). Jatis Group merupakan teknologi informasi utama dan perusahaan konsultan software, yang berdiri pada September 1997. Jatis telah melayani lebih dari 400 klien perusahaan dengan 80 merek ternama dari perusahaan nasional dan multinasional. Jatis
3 menawarkan berbagai macam produk dan jasa teknologi informasi, beberapa layanan yang serupa dengan Sprint yaitu Short Message Services (SMS) Broadcast, SMS Banking, dan website development. Persaingan Sprint dengan 3 pesaing utamanya tersebut menuntut perusahaan untuk mampu menciptakan suatu strategi yang tepat dan efektif. Setelah menerapkan Strategi Diversifikasi pada tahun 2008, saat ini dalam menghadapi persaingan, Sprint menerapkan Strategi Pengembangan Produk. Strategi tersebut untuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga perusahaan mampu menciptakan layanan sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan tren. Data penjualan Sprint dalam 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa penerapan strategi tersebut memberi arah positif bagi perusahaan. Pendapatan perusahaan mengalami peningkatan, namun profit yang didapatkan masih tergolong rendah (di bawah 50%). Perusahaan juga belum dapat menyaingi para pesaingnya dalam hal penguasaan pasar, dimana sampai saat ini Sprint baru memiliki sekitar 20 klien institusi finansial. Berikut adalah data income PT. Sprint Asia Technology per tahunnya dari tahun 2010 sampai tahun 2012.
Tabel 1.1 Income PT. Sprint Asia Technology Tahun 2010-2012 Tahun
Pendapatan
Rp 10.043.321.407,34 2010 Rp 13.249.704.308,94 2011 Rp 16.693.078.068,86 2012 Sumber: PT. Sprint Asia Technology
Sprint menyadari bahwa eksistensi peruasahaan dalam industri ini sangat terancam. Kekuatan persaingan antara perusahaan pesaing dan potensi masuknya pesaing baru merupakan masalah terbesar yang dihadapi Sprint. Untuk dapat menghadapi segala ancaman dan untuk dapat menyaingi para pesaingnya dalam hal profit maupun penguasaan pangsa pasar, Sprint harus melakukan evaluasi kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan guna mengevaluasi ketepatan strategi yang digunakan dan menghasilkan suatu strategi bersaing yang tepat dan efektif.
4 Strategi merupakan kunci dalam mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, strategi yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan. Untuk menghasilkan suatu strategi bisnis yang tepat dan efektif, maka perusahaan memerlukan formulasi strategi melalui tahapan manajemen strategis. Berdasarkan uraian diatas dan dengan permasalahan yang ada, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Bisnis Pada PT. Sprint Asia Technology Untuk Menghadapi Persaingan di Industri Teknologi Informasi”
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana situasi lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi PT. Sprint Asia Technology? 2. Bagaimana formulasi strategi bisnis pada PT. Sprint Asia Technology? 3. Manakah strategi bisnis yang tepat untuk menghadapi persaingan bisnis di industri teknologi informasi? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui situasi lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. 2. Untuk mengetahui formulasi strategi bisnis pada perusahaan. 3. Memberikan rekomendasi strategi bisnis yang tepat pada PT. Sprint Asia Technology dalam menghadapai persaingan di industri teknologi informasi. 1.3.2 Manfaat Penelitian Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurang-kurangnya dapat memberikan dua manfaat, yakni: 1. Manfaat teoritis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pengetahuan manajemen, khususnya dalam formulasi strategi bisnis yang tepat dan efektif
5 dengan menganalisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dihadapi perusahaan. 2. Manfaat praktis Dapat membantu perusahaan dalam formulasi strategi bisnis serta memberikan rekomendasi strategi yang tepat dan efektif bagi PT. Sprint Asia Technology dalam menghadapi persaingan di industri teknologi informasi. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dihadapi perusahaan. 2. Formulasi strategi bisnis berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan sehingga menghasilkan suatu strategi bisnis yang tepat dan efektif. 1.5 State of The Art (Tinjauan Pustaka) Kesimpulan hasil penelitian terdahulu: 1. A Study On Competition Strategies of The Airplain Companies in Turkey oleh Izzet Kilinic, Mehmet Akif Oncu, dan Yunus Emre Tasgit pada tahun 2012: Tujuan penelitian dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui bagaimana perusahaan penerbangan memandang lingkungan persaingan dan strategi kompetitif mereka, serta untuk mengetahui bagaimana dan faktor-faktor yang mempengaruhi saat menentukan strategi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Populasi penelitian terdiri dari perusahaan penerbangan yang memiliki modal, pusat manajemen yang berada di Turki dan yang memiliki lisensi untuk penerbangan domestik dan
internasional terjadwal dan tidak terjadwal.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi kompetitif diimplementasikan berfokus pada kepemimpinan biaya. Selain itu, kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan, karyawan, inovasi dan perubahan teknologi merupakan elemen yang paling penting di antara faktor-faktor yang mempengaruhi strategi kompetitif. 2.
Effective Strategic Action: From Formulation to Implementation oleh Michaela Blahová dan Adriana Knápková pada tahun 2011, menyimpulkan bahwa ketika sebuah perusahaan gagal melaksanakan strategi, manajer tidak
6 harus
berpikir
tentang
restrukturisasi
proses
tersebut.
Dasar-dasar
pelaksanaan awal yang baik yaitu dengan mengklarifikasi keputusan yang tepat dan membuat arus informasi. Jika manajer mendapatkan hak mereka, struktur orgsnisasi dan motivator menjadi lebih jelas dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan implementasi strategi memerlukan keterlibatan seluruh organisasi. CEO umumnya harus terbuka untuk gagasan dari proses strategi dan menyadari fakta bahwa eksekusi sangat penting bagi keberhasilan. Ada beberapa kendala yang dapat membahayakan keberhasilan pelaksanaan. Namun, dengan menggunakan metode yang tepat, kerangka atau waktu dapat mengurangi atau meminimalkan mereka resiko tersebut. 3. The Effect of Business Strategy and External Enviroment on Management Control System oleh Sofiah Md Auzair pada tahun 2011: Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki penggunaan Sistem Pengendalian Manajemen (MCS) di hotel Malaysia. Kerangka kerja ini mengakui strategi bisnis dan lingkungan eksternal sebagai faktor yang terkait dengan organisasi pilihan MCS. Metodologi yang digunakan adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hotel menerapkan strategi kepemimpinan biaya adalah positif berhubungan dengan MCS birokratis, sementara strategi diferensiasi dikaitkan dengan MCS birokrasi. Ketidakpastian lingkungan berhubungan negatif dengan MCS birokrasi yang menunjukkan kontrol yang lebih ketat saat lingkungan dianggap sebagai terduga. Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa jenis MCS digunakan oleh hotel dikaitkan dengan strategi bisnis dan ketidakpastian lingkungan. 4. Evaluasi dan Rekomendasi Strategi Bisnis Pada Divisi LPP - TVRI oleh Hartiti Prabowo, Pona Nurhanka, dan Sri Budi pada tahun 2010: Teknik perumusan strategi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap input, pencocokan, dan keputusan. Tahap input dilakukan untuk mengevaluasi lingkungan perusahaan, terdiri matriks IFE dan EFE serta matriks persaingan. Tahap pencocokan berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang layak dengan mencocokan faktor eksternal dan internal, melalui matrik IE, matrik TOWS, dan matrik Grand Strategy. Tahap keputusan mengevaluasi secara objektif alternatif-alternatif strategi yang layak dan dengan demikian memberikan dasar tujuan untuk memilih strategi yang layak dan dengan demikian memberikan dasar tujuan untuk memilih strategi yang spesifik dengan
7 menganalisis matrik QSPM. Hasil penelitian menujukkan bahwa strategi bisnis yang sesuai untuk LPP TVRI adalah strategi pengembangan produk dengan cara menambah acara-acara baru yang lebih inovatif dan kreatif sehingga mampu menjadi program acara unggulan bagi pemirsa TV. 5.
Analisis Strategi Bersaing Dalam Persaingan Usaha Penerbangan Komersial oleh Wibowo Kuntjoroadi dan Nurul Safitri pada tahun 2009: Penelitian ini mengadopsi Boston Consulting Group (BCG) teori matriks dan pendekatan (Sustainable Competitive Advantage) SCA untuk mengidentifikasi posisi bersaing Garuda di antara pesaingnya di industri penerbangan dan menganalisis komponen pesaing, yang terdiri keakraban terhadap produk sendiri, keakraban terhadap para pesaing, keakraban terhadap produk pesaing dan komponen teknik kompetisi yang terdiri dari keunggulan biaya, diferensiasi produk, fokus pasar, produk perintis dan sinergi pasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi kompetitif Garuda dalam industri penerbangan di Indonesia berada pada kuadran bintang, memiliki pertumbuhan peluang jangka panjang. Strategi yang dapat diadopsi adalah maju integrasi, integrasi ke belakang, integrasi horisontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa konsep SCA dapat diadopsi sebagai strategi pemasaran Garuda. Penerapan optimal konsep SCA sebagai strategi pemasaran yang dimiliki kompetisi berkelanjutan memerlukan pembenahan dan perbaikan strategi seperti sinergi pasar, pengembangan sumber daya manusia dan perluasan pasar.