BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat pada saat ini, menyebabkan
begitu banyak permasalahan yang harus dihadapi perusahaan. Salah satu permasalahan yang kebanyakan dihadapi oleh perusahaan adalah aspek sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan produksi perusahaan, dimana aspek dari sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan modal utama bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitas kerja perusahaan serta sebagai sarana untuk kegiatan pengembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Aspek sumber daya manusia di dalam perusahaan memegang peranan penting, yaitu sebagai salah satu tolak ukur tingkat produktivitas kerja karyawan, dengan pengertian apabila tingkat kualitas dari sumber daya manusia di dalam sebuah perusahaan itu tinggi atau baik maka tingkat produktivitas kerja karyawan di perusahaan tersebut lebih mudah meningkat, begitu pula sebaliknya apabila tingkat kualitas dari sumber daya manusia itu rendah atau kurang maka tingkat produktivitas kerja karyawan di perusahaan tersebut akan sulit untuk meningkat. Oleh karena itu bagi setiap perusahaan yang ingin sukses dalam usahanya, diharuskan untuk lebih meningkatkan perhatiannya terhadap aspek sumber daya manusia yang dimiliki, dengan tujuan agar harapan serta tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal yang esensial dari manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan dan pendayagunaan secara penuh dan berkesinambungan terhadap sumber daya manusia yang ada sehingga mereka dapat bekerja secara optimal, efektif dan produktif dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan (Sadili, 2006: 21- 23). Semakin
berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan
dituntut untuk meningkatkan kinerja di tengah persaingan yang semakin ketat. Perusahaan-perusahaan yang bersaing, memerlukan sumber daya manusia yang handal
dan
berkualitas.
Dengan
demikian
perusahaan
tidak hanya dapat
mempertahankan keuntungan yang diperoleh, tetapi juga dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia usaha.
Karyawan atau sumber daya dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan kegiatan. Karena karyawan dapat berperan sebagai perencana, pengubah serta pengendali sumber daya yang lainnya dalam suatu organisasi. Suatu organisasi dapat dikatakaan berhasil atau efektif yaitu apabila telah mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu dari sekian banyak tujuan suatu organisasi ialah peningkatan kinerja karyawan. Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya yang harus dihadapi karyawan dalam lingkungan kerja selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja lingkungan keluarga dan lingkungan sosial juga sangat potensial menimbulkan kecemasan. Dampak yang sangat merugikan dari adanya gangguan kecemasan yang sering dialami oleh masyarakat dan karyawan khususnya disebut stress. Stress merupakan faktor fisik, kimiawi, dan emosional yang dapat menyebabkan tekanan pada tubuh atau mental dan dapat menjadi faktor bagi timbulnya penyakit. Stress kerja merupakan fenomena yang mempengaruhi karyawan secara berbeda, di dalam konteks kerja yang berbeda. Mempelajari stress kerja di konteks yang berbeda akan memberikan pengertian yang mendalam terhadap fenomena tersebut sebagai suatu keseluruhan dan bagaimana untuk meminimalisir pengaruh negatif terhadap produktivitas karyawan, kepuasan, dan komitmen kerja karyawan (Michael et. al, 2009: 266). Bahaya stres diakibatkan karena kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam waktu yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Proses berlangsung secara bertahap, akumulatif, dan lama kelamaan menjadi semakin memburuk. Dalam jangka pendek, stress yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang serius dari pihak perusahaan membuat karyawan menjadi tertekan, tidak termotivasi, dan frustasi menyebabkan karyawan bekerja tidak optimal sehingga kepuasan terhadap pekerjaannya berkurang dan kinerjanya pun akan terganggu. Dalam jangka panjang, karyawan tidak dapat menahan stress kerja maka ia tidak mampu lagi bekerja diperusahaan. Pada tahap yang semakin parah, stres bisa membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan mengundurkan diri (turnover). Semua faktor stres ini dapat berdampak secara psikologis yakni mengarah pada kepuasan, kondisi kerja dan kinerja karyawan. Seperti yang dikemukakan oleh Stephen P Robbins-A.Judge (2008:376) stres dapat menyebabkan ketidakpuasan
kerja, stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat mengakibatkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaannya.. Selain itu, kondisi kerja karyawan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Kinerja yang baik dan tinggi dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan sebaliknya, bila kinerja turun dapat merugikan perusahaan. Oleh karenanya kinerja karyawan perlu memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan kajian berkaitan dengan variabel stres kerja dan kepuasan kerja Menurut Vethzal Rivai (2009:548), kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Berasal dari latar belakang yang telah dijelaskan dan disebutkan diatas penulis memilih PT. Lingga Makmur Elektrika yang beralamatkan di Kp. Bulu RT. 004/003 No. 26 Kel. Setia Mekar. Tambun Selatan. Bekasi Timur. PT. Lingga Makmur Elektrika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa pemasangan panel listrik, panel maker, kontraktor listrik, sebagai penyedia barang dan jasa. PT. Lingga Makmur Elektrika ingin lebih meningkatan pelayanannya kepada konsumennya. Untuk memenuhi tugas ini dibutuhkan partisipasi karyawan yang dalam hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja karyawan. Sebagai manusia biasa, karyawan pada PT. Lingga Makmur Elektrika sering dihadapkan dengan berbagai masalah sehingga sangat mungkin untuk terkena stress. Masalah tersebut dapat terjadi karena adanya serangkaian tuntutan yang berkaitan dengan pekerjaan seperti beban kerja yang berlebihan, keterbatasan waktu, adanya konflik peran, hubungan yang kurang harmonis dengan rekan kerja, kondisi kerja, kepuasan kerja yang kurang sesuai dan hal lain yang dapat membuat seseorang merasa tertekan sehingga secara potensial dapat memicu timbulnya stres kerja pada karyawan. Stres kerja dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan karyawan karena tugas-tugas yang tidak dapat mereka penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak mampu memenuhi apa yang menjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Ketidakjelasan apa yang menjadi tanggung jawab pekerjaan, kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas, tidak ada dukungan fasilitas untuk menjalankan pekerjaan, tugas-tugas yang saling bertentangan, merupakan contoh pemicu stress. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Pak Sumitra sebagai bagian personalia ,diketahui bahwa karyawan merasa tidak puas dengan fasilitas perusahaan sehingga menyebabkan naiknya tingkat stress yang dapat mempengaruhi kinerjanya dalam pencapaian tujuan. Berikut merupakan data absensi karyawan. Table 1.1Absensi Karyawan Tahun 2012 2013 2014 Sumber : PT.Lingga Makmur Elektrika
Persentase 14 20 27
Tabel 1.2 Diagram Absensi Karyawan
Sumber : PT.Lingga Makmur Elektrika Berdasarkan diagram diatas terlihat adanya persentase yang menujukan kenaikan absensi karyawan di PT.Lingga Makmur Elektrika. Pada tahun 2012 berada pada persentase 14%, pada tahun 2013 berada pada persentase 20%, dan pada tahun 2014 berada pada persentase 27%. Sehingga berdasarkan data absensi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja karyawan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan jumlah karyawan yang tidak hadir mengalami peningkatan selama tiga tahun berurut-turut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Kondisi Kerja, Stress Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Lingga Makmur Elektrika”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Kondisi Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Lingga Makmur Elektrika? 2. Apakah Stress Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Lingga Makmur Elektrika? 3. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Lingga Makmur Elektrika? 4. Apakah ada pengaruh Kondisi Kerja,Stress Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Lingga Makmur Elektrika?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah: • Untuk mengetahui pengaruh Kondisi Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Lingga Makmur Elektrika • Untuk mengetahui pengaruh Stress Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Lingga Makmur Elektrika • Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Lingga Makmur Elektrika • Untuk mengetahui pengaruh Kondisi Kerja, Stress Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. Lingga Makmur Elektrika
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi akademis, untuk memperkaya kajian-kajian empiris, dan memberikan informasi serta dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lainnya, terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan. 2. Bagi praktisi sebagai sebuah masukan bagi Perusahaan PT. Lingga Makmur Elektrika terutama yang menyangkut Kondisi Kerja, Stress Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
1.5
State of the Art
No 1
Pengarang
(Moh. Ali Shahab, 2014)
Judul
Hasil Penelitian
The Influence of
Terdapat pengaruh yang
Leadership and
signifikan dari kepuasan kerja
Work Attitudes
terhadap kinerja SDM; ini berarti
toward Job
bahwa semakin tinggi tingkat
Satisfaction and
kepuasan kerja diperoleh oleh
Performance of
PNS, semakin baik kinerja HR
Employee
akan. Indikator kepuasan kerja, seperti kondisi kerja, mampu menciptakan comfortness dalam pekerjaan.
2
(Muhammad Iqbal, 2014)
Analysis of
Implikasi negatif dari stres kerja
Workplace
diakui sebagai tantangan untuk
Stress and
antara employers dan workers.
Organizational
Ada korelasi negatif antara stres
Performance in
kerja dan kinerja; dan bahwa
Human
stres kerja secara signifikan
Resource
mengurangi kinerja individu.
Management: A Case Study of Air Traffic Controllers of Pakistan 3
(Atya Nur Aisha, Pamoedji
Effects of
Hardjomidjojo, and Yassierli,
Working Ability, signifikan antara kondisi
2013)
Working
variabel bekerja dan kinerja. Ini
Condition,
menunjukkan jika karyawan
Motivation and
memiliki kelebihan maka
Incentive on
kuantitas dan kualitas kinerja
Employees
karyawan akan mengurangi.
Multi-
Terdapat pengaruh yang
Dimensional Performance 4
(Rizka Dwi Agustiani)
Analisis
Terdapat pengaruh yang
Pengaruh
signifikan antara motivasi,
Antara
lingkungan kerja dan kepuasan
Motivasi,
kerja terhadap kinerja karyawan
Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan 5
Hermita
Pengaruh Stress
Terdapat pengaruh yang
Kerja terhadap
signifikan antara stress kerja
Kinerja
terhadap Kinerja Karyawan
Karyawan 6
Mei-yung Leung, Janet Sham
Adjusting
Terdapat hubungan signifikan
dan Yee-shan Chan
Stressors – Job
antara 5 dimensi penyebab stress
Demand Stress
dan hal tersebut dapat
in Preventing
mempengaruhi kinerja
Rustout/Burnout in Estimators