Artikel Utama Kesungguhan Mengemban Amanah
Puisi Pedal Penguasa
Cerpen Berat
Motivasi Kisah Inspiratif Mahasiswa Tiongkok yang Menggetarkan Hati
Photo by Eneas
Salam Redaksi
Daftar isi
Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Redaksi
1
Artikel Utama I
2
Cerpen
3
Motivasi
4
Doa
5
Artikel Utama II
7
Sains
8
Puisi
10
Artikel Utama III
11
Fatwa Ulama
12
Fiqih
13
Alhamdulillahirabbil'alamin Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat hingga majalah Tazkia dapat hadir kembali. Tak lupa sholawat serta salam kami ucapkan kepada teladan kami, teladan seluruh umat, Nabi Muhammad SAW. Pada edisi Desember 2015 ini, kami mengangkat tema tentang para pengemban amanah. Sesungguhnya setiap makhluk di bumi ini, tanpa terkecuali, diberikan amanah oleh Allah. Begitupun manusia. Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 72 yang artinya “Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” Bagaimana bisa kita menanggung amanah yang begitu berat? Sedang pertanggungjawaban yang tak mudah akan ditagih di akhirat kelak. Bagaimana bisa kita menyanggupi sebuah amanah untuk dipikul? Sedang lelah selalu menemani kita dalam perjalanan menuntaskannya. Namun dibalik itu semua, akan ada balasan yang setimpal bagi orang-orang yang dapat memikul amanah dengan baik, dengan niat karena Allah. Semoga dengan mengangkat tema ini, majalah Tazkia dapat mengingatkan kita kembali tentang pertanggungjawaban kita terhadap amanah yang kita emban. Begitupun dengan balasan yang akan kita terima di akhirat kelak. Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Susunan Redaksi Media Informasi Islam Pemimpin Umum : Hafiz | Pimpinan Redaksi : Nikma | Sekbend : Diaz | HRD : Fauzi | Staff : Amir, Azzam, Dhita, Erma, Fadli, Halimah. Hanif, Ilyas, Lingga, Mifta, Resna, Ridho, Riri, Yunus, Arra, Busri, Dianty, Hammam, Haris, Ima, Nisa, Ruqi, Sigit, Sinta, Ulma, Yazid, Yuni |
1
Artikel Utama
Kesungguhan Mengemban Amanah Sekecil apapun sebuah pekerjaan jika kita mengiringinya Pentingnya amanah ini menjadi lebih kuat lagi lantaran dengan hati yang resah dan perasaan terpaksa, masalah amanah ini tidak berbeda pada manusia yang pekerjaan tersebut akan terasa sangat berat, terasa baik dan manusia yang buruk, artinya siapapun yang seperti memikul beban seribu gunung. Dan sebaliknya, dapat menjaga amanahnya dengan baik, tidak ada sebesar apapun sebuah pekerjaan, kalau dilakukan perbedaan diantaranya, karena mengemban amanah dengan penuh keikhlasan dan kegembiraan dalam merupakan hal yang baik secara manusiawi. Janganlah menyambut pekerjaan tersebut, maka akan terasa kita merasa bangga jika dibebani amanah, tanpa mengetahui apakah diri kita sudah sanggup dan dapat sangat ringan dan menyenangkan. bersikap amanah. Ikhlas dan Istiqomah adalah sifat-sifat penunjang dalam mengemban sebuah amanah. “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan Lalu, bagaimana urgensi mengemban amanah pada mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah kehidupan seorang mahasiswa? Kesanggupan dan amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu kesungguhan dalam mengemban amanah adalah hal amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab (33) : 72) yang mutlak dimiliki oleh seorang mahasiswa yang Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip riwayat Ibnu Abbas r.a bahwa sebelum Allah menawarkan amanah kepada
beriman, tidak hanya bagi mereka yang aktif berorganisasi atau mencari majelis ilmu yang ia minati, tetapi secara keseluruhan. Tanggung jawab kita kepada
manusia dan kemudian menerima amanah tersebut, amanah itu telah ditawarkan kepada tiga makhluk orang tua, adalah sebuah amanah yang telah orang tua terbesar (langit, bumi, dan gunung) akan tetapi mereka berikan kepada kita agar dapat selalu belajar dan menjadi menolaknya. Bukan karena mereka tidak menginginkan orang yang lebih baik. Jangan sampai kita mengabaikankeutamaan dan kemuliaan yang Allah janjikan, bukan pula karena mereka tidak patuh kepada Allah, tetapi karena takut jika mereka tidak dapat menjalankan amanah tersebut. Tawaran tersebut adalah “Pilihan” dan
nya karena sengaja menutup mata terhadap amanah itu, ataupun terlena karena menikmati masa muda yang sebenarnya merupakan waktu yang sangat singkat. Lalu
bukanlah perintah. Allah pun telah menetapkan, barang tanggung jawab kita kepada Allah, bagaimana kita dapat siapa yang mengambil amanah dan melaksanakan berhura-hura dan menyia-nyiakan waktu yang telah Allah dengan sebaik-baiknya, maka Allah telah janjikan amanahi sementara banyak orang yang telah Allah kepadanya ketinggian derajat dan kemuliaan, tetapi jika masukkan ke dalam neraka dan memohon pengamia mengambil amanah tersebut dan ia lalai terhadapnya, punan agar ia dapat selalu beribadah di dunia?. Orang maka Allah akan menimpakan azab dan menghinakanyang memiliki kesadaran akan amanah ini sudah nya. Ketiga makhluk terbesar tersebut takut jikalau sewajarnya jika ia menghindar dari perbuatan yang siamereka tidak dapat menjalankan amanahnya dengan sia dan selalu memberikan manfaat dari setiap perbuatan baik. yang ia lakukan. Marilah kita pergunakan waktu yang Salah satu ajaran Al-Qur'an yang sering ditekankan telah Allah amanahkan kepada kita dengan sebaikadalah masalah amanah. Dalam sumber-sumber islam baiknya. Allahumma Yassir Wala Tu'assir, ya Allah (Al-Qur'an dan Hadits) banyak terdapat anjuran kepada manusia untuk menjaga dan bersikap amanah.
mudahkanlah dan jangan engkau persulit.
(Ruqi)
2
Cerpen
BERAT Seluruh penjuru kelas tampak riuh dari luar. Tepuk
Tangannya masih terangkat berusaha menutupi silau
tangan sana-sini diiringi gema satu nama yang disebut-
yang menusuk matanya. Dengan rasa penasaran yang
sebut. Jika kau ingin lebih tahu, masuklah ke dalam. Ada
sangat, ia berusaha menurunkan sebelah tangannya,
pemandangan yang sedikit kontras di pojok bangku
mencoba membuka kedua matanya perlahan.
deretan paling depan.
Beberapa meter dari tempatnya berdiri, daratan luas
“Selamat, Bro!” seru Hendra sembari menepuk-nepuk
tampak berkilau bak lautan cahaya. Samar-samar Hasan
pundak Hasan, hingga mengakibatkan bahu Hasan
mulai melihat titik-titik yang
sedikit berguncang.
tersebut. Dengan segenap kemampuan penglihatan
Hasan terdiam. Wajahnya tampak tegang. Ia sendiri tak
yang dipaksakan, Hasan bisa melihat titik-titik itu sebagai
menjadi sumber cahaya
tampak bahagia layaknya teman-teman sekelas yang
mimbar-mimbar agung. Bukan mimbar biasa. Tetapi
mengelukan namanya. Entah mengapa, sejenak
mimbar cahaya.
terlintas pikiran aneh yang menggelayuti otaknya.
Diiringi rasa penasaran dan takjub tak tertahankan,
Apakah ia telah salah memilih posisi duduk? Barangkali.
Hasan berjalan perlahan mendekati salah satu mimbar
Buktinya kini ia malah menjadi pusat perhatian. Bahkan,
terdekat. Ia ingin bertanya kepada seseorang yang berdiri
di hari pertama menginjakkan kaki di sekolah ini, ia bisa
di atasnya, dapatkah ia memiliki mimbar cahaya seperti
terpilih menjadi ketua kelas. Sesuatu yang tidak pernah
itu? Jika iya, bagaimana cara untuk mendapatkannya?
dibayangkannya selama sembilan tahun bertualang di dunia sekolah.
Semakin lama, langkah kaki Hasan semakin ringan saja rasanya. Seolah ia sedang berjalan di atas lapisan
Pikiran aneh itu mungkin benar. Kini ia merasakan
udara yang berjarak hanya beberapa milimeter dari
darahnya benar-benar menyurut dan terasa berkumpul
tanah. Sosok berwibawa dan karismatik yang berdiri di
di satu tempat. Wajahnya tak hanya tegang, tetapi juga
atas mimbar itu tampak semakin berseri menyambut
pucat. Hasan membuka kepalan tangannya. Ia mulai
kedatangan Hasan. Sosok itu mulai mengulurkan
bergetar. Bukan. Bukan tangannya yang bergetar. Tetapi
tangannya. Namun sebelum Hasan berhasil menyambut
kursi yang didudukinyalah yang mulai berkhianat. Ia tak
uluran tangan itu, tubuhnya tiba-tiba terlempar jauh ke
lagi nyaman untuk seorang Hasan.
belakang. Berputar-putar. Seperti diterbangkan badai
Kursi itu mulai bergetar. Semakin lama semakin kuat.
hebat yang tak kenal lalu. Ia benar-benar merasa sedang
Seolah berusaha menciptakan lubang di lantai tempat
berada di poros putaran, ketika dengan misterius sebuah
kaki kayunya memijak. Sementara Hasan memandang
suara muncul dan menyelimuti pendengarannya
sekitar. Orang-orang di sekelilingnya membalas dengan
Katakan bahwa kau tidak menginginkannya
tatapan ganjil. Sebuah tangan yang sedikit berurat dan
Yakinkan dirimu bahwa kau tidak memintanya
keriput tampak berusaha menyentuh pundak kirinya.
Jangan dikejar
Tetapi sebelum Hasan benar-benar merasakan
Berat…
sentuhan itu, tiba-tiba semuanya berubah gelap. ***
Sungguh berat… Entah berapa saat lamanya, hingga badai itu berbaik
Semburat cahaya nyaris membutakan matanya.
hati menghentikan ulahnya. Kini, Hasan sudah terdampar
Hasan berdiri tercengang di suatu tempat yang tidak
di tempat yang baru. Tetapi sama-sama asing. Suara
pernah ia lihat sebelumnya. Tempat asing yang bahkan
misterius itu sudah hilang dan menyisakan jejak berupa
ia curigai tidak terdapat di belahan bumi manapun.
denging telinga yang cukup panjang.
3
Bagaimana jika engkau menjadi seseorang yang memerintahkan kepada kebaikan, tetapi kau sendiri tidak melakukannya?
Hasan berdiri kaku di suatu titik. Dari sana ia bisa
Pak Toriq mendaratkan telapak tangannya di bahu
menyaksikan sebuah kengerian yang luar biasa. Sebuah
Hasan. Selama beberapa saat Hasan tidak bereaksi
dinding api setinggi tak hingga bergejolak hebat. Di
sama sekali. Tatapannya kosong. Sepertinya ia sedang
dalamnya seperti diisi oleh lautan manusia yang tampak
memikirkan sesuatu.
begitu sengsara. Menggeliat-geliat kepanasan, berteriak
“Hasan?” panggil Pak Toriq.
begitu kerasnya, menangis dan meraung, kehausan,
Hasan masih terdiam. Sementara di bangku bagian
kelaparan, disiksa berulang-ulang…
belakang, beberapa orang terdengar saling berbisik.
tempat macam apa ini? Batin Hasan.
“Baru dipilih menjadi ketua kelas aja udah pucat begitu,”
Matanya terpaku melihat satu lagi kengerian.
kata Rozi yang duduk tepat di belakang Hasan.
Seseorang jatuh terlempar entah dari mana. Tiba-tiba isi
“Padahal tugas-tugasnya kan ga seberapa berat,” teman
perutnya terburai begitu saja. Usus, lambung, semuanya
sebangkunya menimpali.
dengan berdarah-darah keluar dari perutnya. Ia
Rozi mengangguk mengiyakan, lantas tersenyum.
berguling-guling menggilas isi perutnya sendiri. Teriakan
Namun senyuman itu lebih tampak seperti seringai
kesakitan terdengar begitu memilukan, seolah-olah
meremehkan.
semua penduduk bumi bisa mendengarnya. Bagaimana jika engkau menjadi seseorang yang
Entah bagaimana, bisikan-bisikan itu dapat ditangkap pendengaran Hasan dan membuatnya kembali sadar.
memerintahkan kepada kebaikan, tetapi kau sendiri
Hatinya bergejolak menanggapi. Tolong katakan,
tidak melakukannya?
amanah macam apa yang bisa kau sebut ringan!
Hasan kembali mendengar suara misterius itu.
Batinnya.
Jika kau mengembannya
“Hasan, kau baik-baik saja, Nak?” tanya Pak Toriq
Meskipun tak meminta
seraya mengguncang-guncangkan pundak Hasan
Bahkan menginginkannya
perlahan.
Jalankanlah dengan baik Suara itu kembali menghilang. Tiba-tiba Hasan menjadi begitu ketakutan. Dipandangnya lagi sosok yang masih berguling-guling
Hasan menoleh spontan. Tiba-tiba perasaannya berubah kalut. Hatinya diliputi rasa takut. Ia menatap Pak Toriq, wali kelas barunya, dengan mata berkaca-kaca. “Berat, Pak. Saya takut…” lirihnya.
di atas isi perutnya sendiri. Hasan seperti bisa
“Cukuplah Allah sebagai penolong. Kau bisa, Nak!”
merasakan kesakitan sosok itu. Dengan refleks ia lantas memegangi perutnya seraya memejamkan mata.
-selesai.
Dengan sekejap semuanya kembali seperti semula… ***
(Ulma)
Motivasi
Kisah Inspiratif Mahasiswa Tiongkok yang Menggetarkan Hati
Yap, dengan memikul beban berat bagi anakanak seusianya, Guo Shijun yang cerdas justru berhasil membujuk pihak universitas agar ia kewalahan mengejar nilai IP yang diizinkan untuk merawat sang ayah sambil terus membanggakan, anda patut menyimak kisah belajar untuk berada di posisi teratas jajaran inspiratif seorang mahasiswa dari negeri Tirai siswa teladan di kampusnya.Kisah inspiratif Guo Bambu, Guo Shijun. Shijun yang pintar dan berbakti pada orang tua ini Kendati masih berusia muda, Guo Shijun tak pelak berhasil meluluhkan pihak universitas merupakan sosok mahasiswa tangguh dengan dan akhirnya mengizinkannya untuk merawat sederet cobaan. Guo Shijun adalah seorang sang ayah di asrama. pemuda Tiongkok yang terlahir dari keluarga amat Kisah inspiratif Shijun juga semakin bergulir manakala ia berhasil menepati janjinya dengan sederhana. Di usianya yang masih kecil, Guo menduduki posisi teratas di Shijun harus dihadapkan pada Universitas tempat ia menuntut kenyataan bahwa Ibunya “Saya tak bisa berkata bahwa ilmu. Dedikasi Shijun dalam mengalami gangguan penyakit hidup itu mudah. Satu-satunya merawat orang tuanya yang tak mental disamping harus berjuang hal yang saat ini bisa saya kenal lelah dan pantang mengeluh keras melawan penyakit meningitis l a ku ka n u nt u k ke l u a r d a r i ini benar-benar menjadi sebuah yang dideritanya. Di sinilah awal masalah ini adalah dengan b e k e r j a k e r a s d a n d a k kisah inspiratif yang sangat perjuangan dan kisah inspiratif Guo mengeluh. Saya pikir bila kelak m e n g g e t a r k a n j i w a . U n t u k Shijun yang harus rela untuk s a y a s u d a h l u l u s s e g a l a membiayai biaya kuliah, biaya merawat Ibundanya. Jelang masa permasalahan ini akan jadi lebih h i d u p s e h a r i - h a r i , s e r t a memasuki bangku kuliah, cobaan mudah” pengobatan sang ayah, sang pemilik kisah inspiratif dari dan kisah inspiratif Guo Shijun Tiongkok ini mengandalkan bantuan pinjaman dalam merawat orang tua kian bertambah lantaran uang dari saudara dan teman-temannya. Tak sang ayah mengalam kecelakaan kerja dan hanya menggantungkan bantuan dari teman dan terjatuh dari gedung bangunan setinggi 15 meter. saudara, kisah inspiratif Guo Shijun semakin A k i b a t n y a , Ay a h G u o S h i j u n m e n g a l a m i bertambah ketika ia juga selalu berupaya keras kelumpuhan pada bagian pinggang hingga seluruh untuk memperoleh beasiswa untuk tubuh bagian bawah. Mengetahui keadaan ini, membantunya berjuang menghadapi segala akhirnya sang kakek dan nenek Guo Shijun pun cobaan dan mengejar prestasi. Ketika ditanya bergerak untuk membantunya merawat sang tentang pengalaman dan kisah inspiratif yang Bunda. Namun, keduanya mengaku kuwalahan dimilikinya, Shijun memberikan pernyataan yang bila harus membantu Shijun untuk merawat sang sangat singkat dan bijaksana untuk ukuran anak seusianya: “Saya tak bisa berkata bahwa hidup ayah. Alih-alih menyerah dengan hasrat untuk itu mudah. Satu-satunya hal yang saat ini bisa melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan saya lakukan untuk keluar dari masalah ini adalah tinggi atau pergi menelantarkan sang ayah, Guo dengan bekerja keras dan tidak mengeluh. Saya Shijun bangkit menjadi sosok pemuda tangguh pikir bila kelak saya sudah lulus segala yang sukses menebarkan kisah inspiratif bagi permasalahan ini akan jadi lebih mudah” teman-teman dan pemuda seusianya. Bila Anda adalah seorang mahasiswa yang
sering mengeluhkan tugas menumpuk dan
(Dianty)
5
Doa
Kuatkanlah, ya Allah Dalam hidup, kita hendaknya selalu
Hikmah kita membaca doa ini adalah, pertama,
mengembalikan semua urusan kepada Allah SWT.
dada (hati) kita akan dilapangkan. Ketika hati
Dengan menghadirkan Allah SWT, maka insya
sudah lapang, maka kita akan lebih mudah
Allah segala urusan kita akan berjalan dengan
menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan
lancar. Begitu pula dalam mengemban amanah.
pada orang lain. Kedua, urusan kita menjadi
Nah, kali ini, ada sebuah doa yang pernah
lancar. Mengemban amanah dari orang lain
diucapkan oleh Nabi Musa AS yang terdapat dalam
merupakan sesuatu yang tidak mudah, maka
QS. Thoha ayat 25 - 28, yang dapat diterapkan
berdoalah kepada-Nya supaya dimudahkan.
dalam kehidupan sehari - hari yang berkaitan
Ketiga, lisan kita akan dimudahkan dalam
dengan mengemban amanah. Berikut doanya.
berbicara dan orang yang mendengar ucapan kita akan memahami apa yang kita utarakan. Ketika
ﺻدرى ْ َ ْ رب ِّ َ ِ ْ َ ٱﺷرح ِﻟﻰ أﻣرى ِ ْ َ رﯾﺳو ِﻟﻲ َ ِّ َ ْ ُْْ َ ﻟﺳﺎﻧﻰ ِ َ ّ ِ ﻋﻘدة ً ِ ّﻣن َ ْ ُ وٱﺣﻠل ﻗوﻟﻲ ِ ْ َ ﯾﻔﻘﮭوا ُ ََْ
kita menyampaikan amanah kepada orang lain, maka berdoa serta berusahalah agar amanah yang disampaikan jelas sehingga mudah dipahami oleh orang lain tersebut. Nilai tambahnya adalah, doa ini sangat mudah dilafalkan dan juga tidak hanya berlaku pada saat mengemban amanah saja, namun juga untuk hal hal lainnya dalam kehidupan sehari - hari kita.
“Robbisyroh lii shodrii, wa yassir lii amrii, wahlul
Semoga Allah SWT mempermudah urusan dan
'uqdatammillisaanii, yafqohuu qoulii.”
ucapan kita. Aamiin.
Artinya: “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (Hammam)
4 6
Artikel Utama
Amanah adalah kata dengan sejuta makna. Ia bisa bermakna ganda sebab kata amanah bisa menjadi kata sifat dan bisa menjadi kata kerja. Kata sifat apabila di awal kalimatnya ada subjek, misalnya kalimat “Si Fulan ini adalah orang yang amanah”, makna kata amanah disini berarti dapat dipercaya atau bertanggungjawab. Tetapi amanah bisa menjadi kata kerja apabila kata amanah menjadi subjek, misalnya pada kalimat “Sebaiknya amanah ini diberikan kepada Si Fulan”, makna kata amanah ini berarti sebuah tanggung jawab atau pekerjaan. Allah Azza wa Jalla berfirman : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. [An-Nisa : 58] Ibnu Katsir berkata dalam tafsir ayat ini, Allah Ta ' a l a m e m b e r i t a k a n b a h w a s a n y a I a memerintahkan untuk menunaikan amanahamanah kepada ahlinya. Di dalam hadits yang hasan dari Samurah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: '' Tunaikan amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah kamu menghianati orang yang mengkhianatimu” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahlussunnan]
7
Dalam hadits tersebut mencakup semua bentuk amanah-amanah yang wajib atas manusia mulai dari hak-hak Allah Azza wa Jalla atas hamba-hamba-Nya, seperti : shalat, zakat, puasa, kaffarat, nazar dan lain sebagainya, dimana ia diamanahkan atasnya dan tidak seorang hamba pun yang mengetahuinya, sampai kepada hak-hak sesama hamba, seperti ; titipan atau yang lainnya dari apa-apa yang mereka amanahkan tanpa mengetahui adanya bukti atas itu. Maka Allah memerintahkan untuk menunaikannya, barangsiapa yang tidak menunaikannya di dunia diambil darinya pada hari Kiamat. Dalam kehidupan ini, kita semua tidak akan pernah terlepas dari amanah Sang Khaliq, karena hakikatnya kita hidup menjadi manusia adalah amanah dari-Nya. Bagaimana tidak? Tersebab kita yang berasal dari sel sperma ini telah terpilih oleh Allah dari berjuta sel sperma lainnya untuk menjadi pemenang dalam 'pertarungan' membuahi sel telur. Begitupun aktivitas dakwah, maka amanah adalah sesuatu keniscayaan bagi seorang aktivis dakwah. Karena amanah merupakan tulang punggung dakwah, bagaimana mungkin dakwah ini menyebar jika amanah amar ma'ruf tak diemban oleh para dai, lalu bagaimana pula kalau amanah nahi munkar tak ada yang mengembannya?
Pengemban Amanah
Amanah memang memerlukan para pengembannya untuk dapat berjalan sesuai harapan Sang Pemberi. Namun para pengemban amanah tak selalu sesuai harapan, sebab mereka adalah manusia biasa yang setiap saat berpeluang melakukan khilaf dan salah. Berlandasankan teori itu para pengemban amanah ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu:
memandangnya sebagai orang yang amanah, padahal di dalam hatinya terdapat makar, tipu daya, dan pengkhiantan. Sebenarnya mereka ini menipu diri mereka sendiri. Mereka sangka mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal hakikatnya mereka tipu diri mereka sendiri, mereka membuat makar dan kebinasaan yang hakiki untuk diri mereka di dunia dan akhirat.
1. Mereka yang secara tampak penglihatan manusia adalah orang yang memegang amanah. Namun, secara batin mereka adalah orang yang menyia-nyiakannya. Merekalah orang-orang munafik yang menampakkan sesuatu yang berbeda dengan batin mereka dan mencitrakan diri dengan sesuatu yang berbeda dari apa yang mereka rahasiakan. Saat mereka datang menemui orang-orang yang beriman, mereka kesankan diri mereka adalah orang y a n g b e r i m a n , a m a n a h , j u j u r, d a n menunaikan janji, mereka tampakkan hal itu karena takut kehilangan tempat di sisi orangorang yang beriman. Sebaliknya, apabila mereka bertemu orang-orang kafir, mereka tampakkan kekufuran mereka. Mereka inilah yang senantiasa berkamuflase menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran, menampakkan sesuatu yang berbeda dari keyakinan. Secara zahir, orang
2.Mereka yang tidak amanah baik secara zahir maupun batin. Mereka ini adalah orang-orang k a fi r. Z a h i r d a n b a t i n m e r e k a s a m a , menampakkan kekufuran kepada Allah, menentang agama-Nya, dan jauh dari syariatNya. 3.Orang-orang yang beriman yang mengemban amanah dan menunaikannya. Bersungguh-sungguh sekuat tenaga mewujudkannya. Mereka adalah ahlul iman dan ahlul karamah di dunia dan akhirat. Setiap anak adam yang lahir dimuka bumi pasti diberi amanah kepadanya. maka embanlah amanah itu dan jangan engkau sia-siakan. Karena setiap sesuatu yang dibebankan pasti dimintai pertanggngjawabannya. ketahuilah bahwa amanah terbesar yang di emban oleh manusia ialah amanah menjadi Hamba Allah, barangsiapa yang tidak dapat menjaganya, maka perlu diragukan tentang perkara amanahnya yang lain. (Yuni) 8
Sains
Kebanyakan dari kita pasti akan merasa jijik dengan
di mana mereka menemukan bahwa terdapat antibiotik
serangga yang satu ini, yaitu lalat. Serangga ini
pada permukaan tubuh lalat. Salah satu universitas
terkenal hidup di tempat-tempat yang kotor seperti
terkemuka di Amerika Serikat, yakni Stanford
tempat pembuangan sampah atau selokan. Lalat juga sering hinggap di makanan dan minuman. Hal tersebut tentunya menyusahkan manusia karena lalat membawa banyak bakteri sekaligus penyakit mengingat lalat sering berada di tempat-tempat kotor. Namun tahukah kalian bahwa di samping banyaknya penyakit yang dibawanya, lalat juga membawa obat
University, melalui penelitian mereka terhadap lalat buah juga menemukan fakta menarik bahwa sel-sel pada otak lalat buah mampu menghasilkan insulin yang berguna sebagai obat untuk penyakit diabetes. Kebenaran ilmiah dari hadits di atas dipertegas dalam buku Treasure in the Sunnah, a Scientific Approach (ElNaggar, 2005) di mana dikatakan bahwa sekelompok
(cure)?
peneliti dari Mesir dan Saudi Arabia melakukan Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah,
percobaan pada beberapa wadah air, jus, dan madu.
bahwasanya Rasulullah bersabda:
Mereka membiarkan lalat hinggap pada wadah-wadah
“Apabila lalat jatuh di bejana salah satu di antara kalian
tadi. Kemudian mereka menyelupkan lalat pada
maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya” (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)
sebagian wadah-wadah tadi. Uji miskroskopis menunjukkan cairan pada wadah yang tidak dicelupi lalat mengandung banyak virus dan bakteri, sementara cairan pada wadah yang dicelupi lalat tidak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lalat ternyata
mengandung virus maupun bakteri.
memang “membawa” obat. Penelitian yang dilakukan
Dari paparan di atas kita dapat mengetahui alangkah
oleh Cornell University, sebagaimana yang dilansir oleh
indahnya ajaran yang dibawa Rasulullah Saw. Oleh
bbc.com, menyebutkan bahwa genom pada lalat
karena itu hendaknya kita senantiasa menjalankan
rumah dapat menawarkan petunjuk untuk obat bagi
hidup kita berdasarkan Al-Qur'an dan hadits. Karena
berbagai macam penyakit manusia. Mereka
Allah menurunkan perintah maupun larangan
melakukan penelitian dengan membandingkan genom
bukannya tanpa suatu alasan.
dari berbagai macam lalat, seperti lalat buah, lalat tsetse, dan lalat rumah.
Dari penelitian tersebut
ditemukan gen yang membuat lalat rumah kebal terhadap patogen yang ada di tempat tinggalnya. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Department of Biological Sciences, Macquarie University, Australia
(Arra)
9
Puisi
Pedal Penguasa Oleh Haryanto
Kala delusi mendiris angan Dan siluet api tak lagi terpendar Biar kuramu perli menjadi puja Aku pirau Aku bacar Candrasaku menembus zenit Akulah senjata mayapada Aku telah berurat di sanubari umat Dan kau harus tunduk! Kau menyelingar Saat aku menjelma menjadi teja Kalung membang kuning Diseling arakan mega Sementara kau terpuruk Di bilik berabarkan tepas Kau memekik Aku tak peduli Aku hilang tepa salira Hingga caung wajahmu Hingga cangkirku penuh tempias danur Hingga dahagaku penuh bulan Tak kusangka Aku meretas labium partitur Sampai kau dan aku hilang Bersama amanah yang perlina
10
Artikel Utama
Bentuk-bentuk pengemban amanah
Setiap manusia di dunia ini tidak akan bisa lepas dari suatu amanah. Berbagai macam amanah merupakan kewajiban yang harus kita laksanakan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Berikut merupakan bentuk-bentuk amanah dalam kehidupan sehari-hari : 1.Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula Apabila seorang muslim dititipi oleh orang lain, misalnya barang berharga, karena yang bersangkutan akan pergi jauh misalnya ke luar negeri maka titipan itu harus dipelihara dengan baik dan pada saatnya dikembalikan kepada yang punya, utuh seperti semula. Diantara sebab-sebab kenapa Nabi Muhammad SAW sejak mudanya di Mekah sudah terkenal dengan gelar al Amin adalah karena beliau sangat dipercaya oleh penduduk Mekah untuk menyimpan dan memelihara barang titipan, kemudian mengembalikannya seperti semula. Penduduk-penduduk Mekkah yang akan ke luar negeri merasa aman dan tenang menitipkan barang-barang berharga kepada Beliau. 2.Menjaga rahasia Apabila seseorang dipercaya untuk menjaga rahasia, apakah rahasia pribadi, keluarga, organisasi, atau lebihlebih lagi rahasia negara dia wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain yang tidak berhak mengetahuinya. Apabila seseorang menyampaikan sesuatu yang penting dan rahasia kepada kita itulah amanah yang harus dijaga. 3.Tidak menyalahgunakan jabatan Jabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompoknya termasuk perbuatan tercela melanggar amanah. Misalnya mengangkat orang-orang yang tidak mampu untuk menduduki jabatan tertentu hanya karena dia sanak saudara atau kenalannya, padahal ada orang lain yang lebih mampu dan pantas menduduki jabatan tersebut. 11
4. Menunaikan kewajiban dengan baik Allah SWT memikulkan ke atas pundak manusia tugastugas yang wajib dia laksanakan baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan sesama makhluk lainnya. Tugas seperti itu disebut takhlif, manusia yang ditugasi disebut mukallaf, dan amanahnya disebut amanah takhlif. Amanah inilah yang secara metaforis digambarkan oleh Allah SWT tidak mampu dipikul oleh langit, bumi dan gununggunung karena beratnya tetapi manusia bersedia memikulnya. 5.Memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT Semua nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia adalah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan lain-lain adalah amanah yang wajib dipelihara dan dipertanggungjawabkan. Harta benda misalnya, harus kita pergunakan untuk mencari keridhaan Allah SWT baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri, keluarga, maupun kepentingan umat. 6.Sikap Anak kepada orang tua Diantara amanah yang lain adalah amanah anak-anak dalam bersikap di hadapan orang tuanya. Jika anda mengambil uang milik orang tua tanpa seizin dari mereka berarti anda tidak menjaga amanah seorang anak meskipun jumlah uang yang anda ambil sedikit jumlahnya. Ingatlah bahwa amanah itu bersifat total tidak parsial. Namun yang disebut sebagai perbuatan amanah adalah anda harus izin terlebih dahulu kepada orang tua Anda. 7. Amanah dalam menjaga agama Jenis amanah yang terakhir dan merupakan amanah paling besar adalah amanah dalam menjaga nilai-nilai agama dan menyiarkan kepada seluruh manusia. Sadarlah bahwa kita bertanggung jawab atas agama ini dan kita akan mempertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Semua bentuk amanah tersebut merupakan tanggung jawab yang tidak akan lepas dari setiap umat muslim. Sebagai umat muslim, kita harus bisa menjaga semua amanah tersebut agar kita dapat menjadi insan yang mulia di sisi Allah SWT. (Sigit)
Fatwa Ulama
suap menyuap dalam perdagangan
Manusia diciptakan dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah yang diberi amanah untuk menjaga dan merawat bumi, baik dari segi fisik bumi itu sendiri maupun akhlak manusia yang ada didalamnya. Perlu diketahui bahwa kita semua adalah pemimpin, baik pemimpin bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa, maupun negara, yang akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat. Namun, kenyataannya belumlah sesuai dengan realita yang ada. Banyak pemimpin dimuka bumi ini yang mengatakan bahwa mereka akan menjalankan visi dan misi mereka serta akan senantiasa mengemban amanah yang diberikan, akan tetapi itu hanya sedikit saja. Padahal, tanpa disadari mereka-mereka yang tidak menjalankan amanah itu ada disekitar kita. Salah satu contohnya adalah dikutip dari buku fatwa-fatwa kontemporer DR. Yusuf Al-Qaradhawi tentang suap menyuap antara perusahaan obat-obatan hewan dengan dokter-dokter pemberi resep obat. Dokter-dokter pemberi resep obat tersebut tidak akan memberikan resep obat apabila perusahaan tersebut tidak memberikan komisi atas penjualan obat-obatan tersebut. Apabila perusahaan tidak memberi komisi, maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan karena penentu terjualnya obat adalah karena adanya resep dari dokter. Sikap dokter ini tentu tidaklah baik dan tidak menjalankan amanahnya sebagai seorang dokter yang seharusnya memberikan resep obat dan tidak meminta komisi kepada perusahaan, karena pada intinya dokter tidak mempunyai hak terhadap hasil penjualan obat. Kenyataan tersebut lalu dijawab oleh Ulama DR. Yusuf Al-Qaradhawi. Beliau mengatakan bahwa penyakit zaman sekarang adalah maraknya kecenderungan materialistis dan berlomba-lombanya orang memperebutkan harta dunia, berupaya merengkuhnya dan mengusahakan berbagai keuntungannya tanpa memerhatikan yang halal dan meninggalkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Seperti yang diterangkan di dalam Shahih Al-Bukhari, Nabi bersabda bahwa kelak akan datang kepada manusia suatu masa di mana seorang tidak peduli harta yang diambilnya apakah berasal dari yang halal atau yang haram. Budaya ini marak berlangsung di kalangan pedagang dan pebisnis yang senantiasa hitung menghitung angka-angka, dan mereka dituntut oleh pasar serta persaingan ketat untuk mendapatkan harta baik dengan cara halal ataupun haram kecuali orang yang dirahmati oleh Allah dan hanya sedikit mereka yang melakukan perdagangan berdasarkan niat untuk mendapatkan rahmat Allah swt
Perusahaan sebagai produsen atau penjual, barangkali tidak ingin menyogok siapapun, akan tetapi karena dokter adalah yang memutuskan untuk membeli obat ini dan itu, dan melebihkannya obat-obat lain dari segi kualitasnya, harganya yang murah atau yang lainnya. Maka, dokter inilah yang meminta dari perusahaan atau agennya sejumlah komisi dari transaksi yang hendak diteken kontraknya. Pokok dalam masalah ini adalah hendaknya membiarkan semua orang memasuki pasar persaingan secara fair, dengan berbagai kesempatan yang sama. Pada kasus ini, terlihat bahwa dokter ataupun orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap orang lain, ternyata tidaklah menjalankan amanahnya dengan baik karena telah merugikan orang lain dan tidak sesuai d e n g a n t u g a s n y a s e b a g a i s e o r a n g d o k t e r. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat 58 yaitu: sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil, sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. Dari kasus ini Ulama DR. Yusuf Al-Qaradhawi berpendapat bahwa kiranya pantas untuk masuk dalam orang yang mengambil hak orang lain atau menghindari kezhaliman dengan syarat tidak menyebabkan kezhaliman terhadap orang lain pula dan tidak pula melebihi dari hak yang mestinya didapatkannya. Kita berharap bahwa kita dapat menjalankan amanah dan fungsi kita sebagai khalifah serta melakukan segala kegiatannya dengan niat karena Allah swt. Marilah kita sebagai generasi-generasi penerus Islam, hendaknya menjadikan Rasulullah dan para sahabatnya sebagai teladan kita sehingga akan menciptakan generasi yang mempunyai akhlak yang baik dan amanah. Ingatlah bahwa kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah yang telah diberikan kepada masingmasing kita. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil, sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (Haris) (Q.S. An-Nisa: 58) 12
Fiqih
Amanah
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya,.....” (QS. An-Nisa': 58) Setiap manusia pasti memiliki beban amanah di pundaknya, suatu tanggung jawab yang nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Ta'ala di akhirat. Allah memberikan amanah pada setiap individu sesuai dengan kadar kemampuannya. Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 286, “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya....”. Seperti yang kita tahu,
Pada saat ini banyak manusia yang lalai dari amanahnya sebagai khalifah, sehingga yang mereka lakukan justru menimbulkan kerusakan-kerusakan dimuka bumi ini, yang akhirnya memberikan kerugian bagi banyak orang. Kerusakan-kerusakan yang timbul merupakan hasil dari ulah tangan manusia sendiri yang berujung pada banyaknya bencana yang silih berganti. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan kareana perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum : 41)
anak kecil tidaklah mampu mengemban amanah yang sama dengan orang dewasa. Apabila anak kecil mengemban amanah seperti halnya orang dewasa, maka amanah tersebut tidaklah dapat dilaksanakan dengan maksimal atau bahkan tidak terlaksana. Begitulah Allah Yang Maha Bijaksana tahu porsi yang pas untuk hambaNya dalam mengembankan amanah. Tunaikanlah amanah Besar atau kecil amanah yang dibebankan kepada kita, hendaknya kita tunaikan. Apabila amanah itu tidak kita kita tunaikan, maka akan berakibat pada diri kita sendiri maupun orang lain. Dampaknya, kita tidak akan mendapat kepercayaan dari orang lain lagi, karena telah mengecewakan dan membuat kerugian. Allah Ta'ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. AlAnfal : 27) Amanah kepemimpinan Manusia diciptakan oleh Allah Ta'ala untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini. Di mana manusia sebagai pemimpin atau khalifah di muka bumi harus senantiasa menjalankan amanah kepemimpinnya dengan baik yaitu memakmurkan dan melestarikan bumi. “Dialah yang menjadikan
kamu khalifah-
khalifah di muka bumi.” (QS. Fathir : 39) 13
Dahulu saat Allah akan memberikan amanah yang berat tersebut kepada ciptaanNya, tidak ada satupun yang sanggup mengembannya karena tahu bahwa terlalu berat beban yang akan dipikulnya. Namun, manusia yang merupakan makhluk lemah dan bodoh dengan berani menerima tawaran yang diberikan oleh Allah Ta'ala tersebut. “ Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab : 72). Setiap manusia adalah pemimpin, baik pemimpin di antara manusia atau bagi dirinya sendiri. Dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat atas apa yang dilakukannya. Sebaik-baik pemimpin adalah yang mampu memberi kemanfaatan bagi yang dipimpinnya. Dan seburukburuk pemimpin adalah yang lalai dari apa yang diamanahkannya serta memberikan keburukan bagi yang dipimpinnya. Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :” Kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggunjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam
mengelola harta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu, kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari Muslim) Janganlah Berkhianat Apabila kita diberi kepercayaan untuk mengemban suatu amanah , hendaknya kita selesaikan amanah itu dengan sebaik mungkin, dengan segala kemampuan. Termasuk ciri orang munafik apabila kita melalaikan atas amanah yang dibebankan kepada kita. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu : Apabila berkata ia dusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari Muslim) Kekuatan Mengemban Amanah Untuk senantiasa menjaga diri dari kelalaian mengemban amanah, dibutuhkan kekuatan penunjang agar amanah yang ada dipundak dapat terlaksana dengan baik. Kemampuan mengemban amanah bukan pada kuantitas amanah yang diemban, melainkan pada kualitas diri kita dalam mengemban amanah tersebut. Kekuatan tersebut antara lain : Kekuatan hati Kekuatan hati adalah dengan mengingat Allah, pemenuhan kebutuhan hati sangat penting, agar ruh atau jiwa memliki semangat hidup. Tanpa adanya pemenuhan kebutuhan hati maka jiwa akan mati dan tidak sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan pada kita. Menjaga kedekatan kita kepada Allah merupakan sumber kekuatan yang paling penting. Karena hal ini berkaitan erat dengan niat serta keikhlasan kita. Kekuatan hati dapat kita pupuk dengan banyak beribadah kepada Allah Ta'ala. Allah akan senantiasa menolong hambahambanya yang beriman. “ Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Al-Mu'min : 51). Dengan semakin berkualitasnya keimanan kita maka orientasi amalpun akan senantiasa mengharap keridhaan dan barokah dari Allah Ta'ala. Apabila kita lalai dalam menjaga keimanan kita, bisa jadi orientasi kita akan beralih hanya untuk mengejar nafsu dunia. Semuanya itu dibutuhkan keikhlasan dalam menjalankan setiap amanah yang diberikan.
Kekuatan Akal Akal merupakan pembeda antara manusia dengan hewan. Dengan akal manusia lebih mulia dari makhluk lainnya. Tentu saja digunakan untuk hal kebaikan dan memberikan manfaat pada orang lain. Dengan adanya ilmu dan wawasan yang luas maka amanah yang ada di pundak kita akan lebih mudah dijalankan. Nilai kita pun akan lebih tinggi dihadapan Allah dan manusia. “ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan padamu : Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : Berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. “ (QS. AlMujadilah : 11) Kekuatan Fisik Selain kekuatan hati dan kekuatan akal, dibutuhkan pula kekuatan fisik yang akan menentukan terlaksananya amanah. Apabila kekuatan hati dan kekuatan akal terpenuhi, tetapi kekuatan fisik lemah, maka sama saja kita tidak bisa merealisasikan amanah dengan baik. Menjaga kondisi fisik agar senantiasa sehat merupakan suatu keharusan. Bukankah mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dibanding mukmin yang lemah? Dalam sebuah Hadits Riwayat Muslim dikatakan bahwa“ Mukmin yang kuat itu lebih baik dan disukai Allah daripada mukmin yang lemah”
Dan seburuk-buruk orang yang lalai dari amanah adalah orang yang diberi tanggung jawab yang besar untuk mengelola negara atau mengurus banyak orang (rakyat), tetapi kebijakan yang dibuat hanya untuk kepentingan hawa nafsu sendiri, tidak memberi kebaikan untuk rakyat yang dipimpinnya, justru hanya memberi keburukan. Hal seperti ini yang dapat dikategorikan dengan pengkhianatan terhadap rakyat. Dari Abu Sa'id Al Khudry Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :Setiap pengkhianat, pada hari kiamat nanti mempunyai sebuah bendera yang ditancapkan di pantatnya, lantas dengan bendera itu ia ditarik ke atas sesuai dengan pengkhianatannya. Ingatlah tiada pengkhianatan yang lebih jahat melebihi pemimpin rakyat yang berkhianat.” (HR. Muslim) 14