ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN EFEKTIFITAS METODE LATIHAN GLOBAL DENGAN ELEMENTER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI
OLEH RUDI SANDI WIJAYA A1D408054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
SEPTEMBER 2013 PERBEDAAN EFEKTIFITAS METODE LATIHAN GLOBAL DENGAN ELEMENTER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA SMP NEGERI 14 KOTA JAMBI
Oleh Rudi Sandi Wijaya (Program Studi PORKES, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK Rudi S W. 2013, Perbedaan Efektifitas Metode Latihan Global Dengan Elementer Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi: Skripsi, Program Studi Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing : (I) Drs. Andi Suhandi, SPd, M.Pd.I. (II). Palmizal, A.S.Pd.,M.Pd Kata Kunci : Latihan menggunakan Metode Global Dengan Elementer Olahraga atletik adalah salah satu cabang olahraga yang banyak menuntut kekuatan otot dan daya tahan tubuh, Latihan dengan metode global dengan elementer adalah Salah satu pendekatan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mana yang lebih efektif antara metode latihan global dengan elementer Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan jumlah sampel 36 siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi. Sampel didapat dengan teknik matching pairing. Selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan hasil tes awal dengan teknik matching pairing yaitu latihan menggunakan metode global dan metode elementer. Penelitian ini diawali dengan tes awal dan diakhiri dengan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Latihan dilaksanakan selama enam minggu dengan Frekuensi tiga kali seminggu. Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok. hasil analisis data yang mengunakan uji –t menunjukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok setalah melakukan latihan menggunakan metode global maupun dengan metode elementer (thitung = 3,108 ; 7,449 > ttabel = 1,740 dengan tarap kepercayaan 95%). Analisis uji – t sama rata-rata satu pihak menunjukakan bahwa latihan menggunakan metode elementer memberikan pengaruh yang lebih baik di bandingkan pengaruh latihan menggunakan metode global terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi (thitung = 2,796 > ttabel (26 ; 95%) 1,740) Berdasarkan analisis data statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang berarti antara metode global dengan metode elementer terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi. Latihan menggunakan metode elementer lebih efektif di bandingkan metode global terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi.
I. PENDAHULUAN Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang teratur yang terdapat didalam permainan, perlombaan, dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal. Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia olahraga merupakan kata kerja gerak badan agar sehat atau sebuah aktifitas manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahtaraan, (sejahtera jasmani dan rohani) manusia itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional No. 3 tahun 2005 pasal 4 tentang dasar, fungsi dan tujuan olahraga, yaitu ”Keolahragaan bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuanan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa. Salah satu olahraga yang ada dalam pendidikan jasmani adalah atletik. Olahraga atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga. Atletik sangat penting dipelajari dan menjadi dasar bagi olahraga lainnya, atletik terdiri dari lari lompat dan lempar, dalam atletik lompat terdiri dari lompat jauh, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah, (Samsul,2011; iii) Olahraga atletik adalah salah satu cabang olahraga yang banyak menuntut kekuatan otot dan daya tahan tubuh, seperti halnya pada lompat jauh dimana pada cabang ini kekuatan otot yang sangat besar sangat diperlukan seperti otot tungkai, yang perannya sangat besar sebagai tumpuan terhadap hasil lompatan. untuk mendapatkan hasil lompatan yang baik perlu menguasai teknik dalam lompat jauh seperti awalan, tumpuan / tolakan, melayang / saat diudara, dan sikap mendarat. Salah satu pendekatan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah adalah pendekatan metode latihan secara global dan elementer, Mahendra, (2007: 273-275) menyatakan bahwa metode global atau metode keseluruhan atau whole method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus. Dalam mengajarkan keterampilan gerak atau permainan, maka bentuk yang utuh atau keseluruhan diajarkan terlebih dahulu kemudian dipecah-pecahkan menjadi bagian-bagian. Sedangkan metode elementer adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari suatu bagian ke keseluruhan, atau dari yang khusus ke yang umum. Agar pembelajaran Penjas khususnya materi gerak dasar lompat dapat berhasil, maka diharapkan guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif diantaranya dengan cara memodifikasi alat dan menciptakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan. Dilihat dari karakteristik anak, dunia anak adalah dunia bermain. Siswa SMP masih tergolong anak-anak bentuk aktivitasnya cenderung berupa permainan. Seperti pada saat jam istirahat mereka sangat antusias untuk melakukan bermacam-macam bentuk permainan. Tanpa disadari mereka sering bermain dengan melakukan gerakan-gerakan dasar dalam cabang olahraga. Agar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai pedoman, maksud dan tujuan sebagaimana yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) maka di harapkan pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan. Pembelajaran yang efektif adalah pengajaran yang reflektif yaitu menggunakan pendekatan modern sebagai pengganti pengajaran tradisional. Oleh sebab itu ada pendekatan, maupun variasi modifikasi dalam pembelajaran. Salah satu pokok bahasan dalam pendidikan jasmani sekolah adalah gerak dasar lompat, karena setiap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah pasti banyak menggunakan gerakan melompat. Modifikasi pembelajaran melompat sangat penting karena banyak siswa yang malas melaksanakan kegiatan tersebut pada saat pembelajaran. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh karena itulah penulis melakukan penelitian dengan judul; Perbedaan Efektivitas Metode Latihan Global Dengan Elementer Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi. II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Fadillah, (2009 : 3) Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang telah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba hingga sekarang ini. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini Atletik sudah ada, karena gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik seperti berjalan, berlari, melompat-lompat adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam kegiatan atletik banyak orang yang menggunakannya sebagai media untuk memulai kegiatan olahraga, permainan, dan olahraga inti. Sedangkan menurut Anwarudin, (2011;1) Atletik adalah merupakan olahraga tertua, inti utama dari olahraga atletik adalah lari, jalan, lompat, dan lempar. Sedangkan secara umum nomor-nomor yang diperlombakan dalam bidang atletik terdiri dari lari, lompat, lempar, dan ada beberapa nomor khusus seperti pancalomba, saptalomba dan dasalomba. Lompat jauh adalah nomor olahraga atletik lompat yang menuntut keterampilan melompat kedepan sejauh mungkin dengan satu kaki tolakan. (Adi, dkk 2008 ;49) biasanya, pelompat jauh yang handal merupakan pelari jarak pendek yang tangguh. Sebab penepatan fisik kedua olahraga itu hampir sama, yaitu kaki dan otot perut yang kuat, kecepatan lari jarak pendek, dan hentakan kaki. Lompat jauh gaya jongkok adalah merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh, dimana sikap badan di udara kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan, (Tamsir Riyadi, 1985 : 97). Sebagai cabang dari olahraga atletik, gerakan-gerakan yang dilakukan dalam lompat jauh merupakan gabungan dan pengembangan dari gerakan-gerakan dasar atletik yaitu gerakan lari dalam menempuh awalan untuk memberikan daya tolakan yang maksimal dan gerakan melompat sebagai kelanjutannya untuk mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya. Syarifuddin, (1999 : 60) lompat jauh didefinisikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat dengan mengangkat kedua kaki ke atas ke depan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauhjauhnya. Depdikbud, (1995 : 600), lompat jauh adalah gerakan meloncat ke depan dengan bertolak pada satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yang dapat dijangkau. Menurut Jarver, (2005 : 25) Beberapa tujuan umum dalam pelatihan cabang lompat jauh antara lain, Awalan yang dilakukan lebih kurang 30-45 meter, tujuan melakukan awalan untuk memperoleh hasil lompat yang baik dan maksimal, Tolakan yang dilakukan oleh kaki yang terkuat, Sikap melayang yang dilakukan guna untuk menambah dorongan tenaga kedepan dan Mendarat sejauh-jauhnya. Metode latihan global atau keseluruhan merupakan suatu cara pendekatan dalam melatih dimana penguasaan teknik gerak kepada siswa diberikan secara keseluruhan rangkaian gerakan. Seperti yang diungkapkan Sugiyanto, (1996 : 3) bahwa “Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dalam melatih dimana untuk menguasai suatu rangkaian gerakan, kepada siswa diajarkan semua unsur rangkaian gerakan secara keseluruhan sekaligus dan dipraktekkan secara keseluruhan sekaligus pula.” Sedangkan menurut Supandi dan Seba, (1983:38-39) menjelaskan bahwa: “Metode global atau metode keseluruhan (whole method) adalah suatu cara mengajar beranjak dari yang umum ke yang khusus.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode keseluruhan merupakan cara melatih yang menitik beratkan pada keutuhan dari keterampilan yang di latihan. Dalam metode keseluruhan, siswa dituntut melakukan gerakan keterampilan yang dipelajari secara keseluruhan tanpa memilah-milah bagianbagian dari keterampilan yang dipelajari. Metode keseluruhan pada umumnya bertujuan untuk diterapkan didalam mempelajari suatu keterampilan yang sederhana. Seperti yang dikemukakan Harsono, (1988:142) bahwa apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederhana dan mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan, dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau subyek selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut. Dengan demikian, metode global pada dasarnya sangat bermanfaat atau cocok untuk mempelajari keterampilan yang sederhana dengan mempraktekkan suatu gerakan secara keseluruhan. Cara ini memberi peluang kepada siswa untuk dapat meningkatkan keterampilannya dengan otomatis, setelah keterampilan tersebut dikuasai secara keseluruhan. Setelah itu, barulah mengkoreksi gerakan berdasarkan tahapan-tahapan dalam gerakan tersebut. Dalam hal ini, metode keseluruhan atau komprehensif merupakan latihan yang mempelajari gerakan secara keseluruhan, setelah itu baru di lakukan latihan satu per satu, per unit atau pertahapan-tahapan dari teknik gerak tersebut. Adapun pelaksanaan dari metode latihan global adalah sebagai berikut: 1. Pelatih menjelaskan terlebih dahulu tujuan latihan sebelum siswa melakukan kegiatan. 2. Pelatih mendemonstrasikan secara terperinci urutan dalam pelaksanaan gerak lompat jauh gaya jongkok, sehingga siswa mengerti akan keseluruhan gerakan tersebut.
3. Latihan dimulai dengan keseluruhan rangkaian gerakan lompat, kemudian diadakan perbaikan berdasarkan kekurangan yang mereka lakukan, kemudian lakukan lagi rangkaian gerakan lompat dari awal. 4. Koreksi dilakukan secara keseluruhan 5. Latihan yang masih belum baik, cenderung banyak melakukan pemantapan secara keseluruhan rangkaian gerakan Metode latihan elementer atau bagian yaitu latihan yang mengacu kepada suatu rencana dengan pelaksanaan tugas-tugas secara bertahap. Setiap tahapan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum ke tahap berikutnya. Suatu cara pendekatan melatih dimana untuk menguasai suatu rangkaian gerakan diajarkan secara bagian demi bagian atau elementer. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyanto, (1998: 6) bahwa: “Metode praktek bagian adalah cara pendekatan dalam melatih dimana untuk menguasai suatu rangkaian gerakan kepada siswa diajarkan bagian demi bagian dari unsur-unsur rangkaian gerakan untuk dipraktekkan bagian demi bagian.” Sedangkan Supandi dan Seba, (1983: 39) menjelaskan bahwa: “Metode latihan elementer adalah cara melatih dimana bahan latihan dibagi kedalam beberapa unit atau bagian.” Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa metode elementer merupakan cara mengajar suatu keterampilan olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan bagian per bagian dan setelah bagian-bagian keterampilan yang dipelajari dikuasai kemudian dilakukan atau dirangkaikan secara keseluruhan. Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Harsono, (1988: 142) menjelaskan bahwa: “Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik dengan part method, hal ini disebabkan karena: 1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, 2) agar siswa melakukan teknik sesuai dengan keinginan guru.” Sedangkan menurut Lutan, (1988: 411) menjelaskan bahwa: “ Metode bagian atau elementer dapat diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga kemungkinan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimum akan diperoleh jika komponenkomponen gerak dilatih.” Lebih lanjut Sugiyanto, (1998: 67) menjelaskan bahwa: “Yang terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode bagian atau keseluruhan mengenai sifat dari gerakan yang dipelajari yaitu dalam hal tingkat kerumitan organisasi dan tingkat kompleksitas gerakan.” Dengan demikian, metode elementer merupakan suatu metode dengan mempraktekkan bagian demi bagian yang berurutan dengan pengulangan tambahan pada bagian gerakan yang kurang dikuasai. Cara ini memberi peluang kepada para siswa untuk berpindah dari suatu bagian gerakan ke bagian gerakan yang lain, setelah tiap-tiap bagian gerakannya dikuasai sehingga akan membayangkan hasil akhir yang diinginkan dan mempraktekkan tiap-tiap bagian hingga keahlian tersebut dikuasai secara keseluruhan. Giriwijoyo, (2004: 7) menyatakan bahwa: “Untuk keterampilanketerampilan dengan organisasi tinggi dan kompleks metode elementer atau bagian akan lebih efisien dari pada metode global atau keseluruhan.” Dalam hal ini metode elementer atau bagian merupakan latihan yang mempelajari elemen-elemen dari gerakan yang dipelajari satu per satu, setelah itu baru
dilakukan gerakan secara keseluruhan teknik gerak tersebut. Adapun pelaksanaan dari metode latihan elementer adalah sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan latihan sebelum atlet melakukan kegiatan. 2. Guru mendemonstrasikan masing-masing elemen atau bagian-bagian gerakan teknik lompat. 3. Latihan dimulai dengan penguasaan elemen gerakan lompat, setelah dikuasai baru menuju keseluruhan rangkaian gerakan lompat secara keseluruhan 4. Koreksi dilakukan pada masing-masing elemen gerakan lompat. Penggunaan metode keseluruhan dalam meningkatkan teknik lompat dalam cabang lompat jauh gaya jongkok merupakan suatu rangkaian teknik yang kompleks penuh dengan tingkat konsentrasi dan ketepatan yang tinggi, sehingga metode keseluruhan siswa dituntut untuk memiliki keterampilan dan motorik yang baik. Sedangkan penggunaan metode elementer dalam meningkatkan teknik lompat dalam cabang lompat jauh gaya jongkok merupakan latihan teknik dengan membagi gerakangerakan kompleks menjadi sederhana, dalam pelaksanaan latihannya teknik tersebut dibagi-bagi menjadi tahapan-tahapan gerak, sehingga mempermudah siswa dalam proses peningkatan penguasaan keterampilan gerak teknik lompat. III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di lapangan SMP Negeri 14 Kota Jambi, penelitian dimulai pada 21 februari s/d 4 April 2013. Pretest dilaksanakan pada tanggal 21 februari 2013, kemudian diberi perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu kelompok global, sedangkan untuk elementer juga diberi perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu dan diakhiri dengan posttest tanggal 4 april 2013 Menurut Arikunto (2002 : 45), sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. untuk menentukan banyaknya sampel yang digunakan, apabila subjek kurang dari 100 baik diambil semuanya sehingga merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil 15 -20 % atau 20-25 % atau 35- 40%.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel acak (sample Random Sampling) yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis mengambil sampel sebesar 38 % dari populasi yang tersedia. 38 % dari 135 populasi yang tersedia adalah 35,8 atau 36 siswa putra sebagai sampel. Lebih lanjut Sudjana, (2005 ; 171) cara yang sudah dikenal umum untuk mengambil sampel acak dari populasi adalah sebagai berikut untuk populasi yang lebih dari 100 maka dapat digunakan sistem acak nomor. Jika populasi beranggotakan 135 dan akan di ambil sampel acak yang terdiri atas 36 orang Pada sehelai kertas kecil yang berukuran dan beridentitas sama, di tuliskan nomor-nomor anggota populasi masing-masing sebuah nomor untuk setiap anggota. Kertas-kertas ini digulung lalu ditempatkan dalam sebuah kotak.Setelah diaduk dengan baik, orang yang ditutup matanya disuruh mengambil satu.Sisanya diaduk lagi, lalu
diambil satu lagi dan begitu seterusnya hingga didapati 36 nomor. Nomor-nomor yang ditarik itulah yang akan menjadi anggota sampel. Dari keseluruhan jumlah sampel dilakukan pre test lompat jauh gaya jongkok untuk melihat kemampuan awal sampel. berdasarkan data pre tes dibentuk 2 kelompok yang masing-masing berjumlah siswa dengan teknik maching pairing yaitu dengan cara membuat urutan rangking tertinggi sampai terendah sehingga kemampuan rata-rata awal kedua kelompok relatif sama untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut. Kelopok : Latihan Global ;1 4 5 8 ,................ 35 Latihan Elementer ;
2
3
6
7
,................ 36
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.(Arikunto, 2006:130). Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 14 kota jambi sebanyak 135 orang. Untuk lebih jelas nya populasi dilihat pada table berikut ini : Tabel. jumlah populasi No Kelas Jenis kelamin jumlah 1 VIII A 9 2
VIII B
14
3
VIII C
4
VIII D
16
5
VIII E
15
6
VIII F
18
7
VIIIG
16
8
VIII H
17
9
VIII I
18
JUMLAH
135
Putra
12
(sumber : tata usaha SMP Negeri 14 Kota Jambi) (Arikunto, 2006: 149). Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah hasil skor lompat jauh gaya jongkok. Dalam pelaksanaan tes sampel melakukan lompat jauh sebanyak tiga kali pengulangan, lompatan terjauh dari tiga kali pengulangan lompat jauh dijadikan sebagai skor test dan data penelitian. Pelaksanaan dari lompat jauh gaya jongkok : 1. siswa berdiri di batas daerah awalan 2. siswa melakukan gerakan 3. awalan yang merupakan gerakan lari dengan kecepatan penuh menempuh jarak maksimal 45 meter. 4. Gerakan dilanjutkan dengan menolak pada papan tumpu yang merupakan gerakan tolakan menggunakan kaki terkuat
5. Gerakan selanjutnya adalah gerakan saat di udara atau melayang, saat di udara teste mengambil sikap seperti orang jongkok 6. Gerakan terakhir yaitu gerakan saat mendarat siswa mendarat dalam posisi jongkok dan usahakan tubuh dijatuhkan kearah depan 7. Test gagal apa bila siswa saat menolak posisi kaki yang dijadikan sebagai tumpuan melewati papan tumpu 8. Cara Menskor a. siswa melakukan lompat jauh tiga kali. Setiap kali siswa melakukan lompat jauh skor yang diambil adalah menggunkan alat meteran sebagai alat ukur yang dimulai dari sisi luar papan tumpu sampai tanda terdekat dari bagian tubuh testi pada bak pasir data diambil sampai ukuran cm. b. Yang dijadikan sebagai skor test adalah lompatan terjauh dari tiga kali kesempatan yang diberikan pada siswa Dalam penelitian ini digunakan analisis statistik dengan alasan bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa angka-angka maka digunakan uji – t. sebelum dilakukan uji – t maka perlu dilakukan uji normalitas, uji homogenitas varians. Sesuai dengan apa yang dikemukankan (Sudjana, 2005 : 240) “Untuk memudahkan pengelolaan data maka dibuat langkah-langkah perhitungan sebagai berikut : 1. Mencari nilai rata-rata pada masing-masing variabel setiap data awal dan data akhir 2. Mencari nilai (simpangan baku) dari masing-masing variabel pada data test awal dan test akhir Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau sebaliknya Uji homogenitas varians bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok mempunyai variansi yang homogen apa tidak rumus yang digunakan adalah Uji F dikatakan homogen apabil Fhitung< Ftabel. Sudjana (2005 : 249) Dalam suatu penelitian dapat digunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistic dan non statistik. Karena data penelitian ini berupa angka maka data ini di analisis dengan analisis statistik. Analisis statistik adalah cara-cara ilmiah untuk dikumpulkan, disusun dan analisis data dari penyelidikan yang berupa angka-angka.Data yang sudah didapat dari pre tes dan post tes di analisis dengan menggunakan statistic uji t, = 0,05. (Sudjana, 2005 : 239 ) IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data pre test hasil lompat jauh siswa yang melakukan metode latihan global pada siswa SMP Negeri 14 Kota jambi menunjukan rata – rata sebesar 353,889 dengan standar deviasi 45,141. sedangkan skor terbaik pre test untuk hasil lompat jauh 406 cm dan skor terendah 240 cm. Adapun data post test hasil lompat jauh setelah melakukan metode latihan global selama 6 minggu dengan prekuensi 3 kali seminggu didapat data rata – rata sebesar 367,223 dengan standar deviasi 46.223 serta skor terbaik 409 cm dan skor terendah 251 cm. Hasilnya secara eksplisit seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel. Deskripsi data hasil lompat jauh dengan metode latihan global Sumber variasi
Skor N
Skor
terbaik
terendah
Standar Mean
deviasi
Pre Test
18
406
240
353,889
45,141
Post Tes
18
409
251
367,223
46.223
(Sumber : Deskripsi data penelitian) Deskripsi data pre test hasil lompat jauh siswa yang melakukan latihan menggunakan metode latihan elementer siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi menunjukan rata – rata sebesar 354,556 dengan standar deviasi 44,794. sedangkan skor terbaik pre tes untuk hasil lompat jauh 405 cm dan skor terendah 242 cm. Adapun data post test hasil lompat jauh setelah melakukan metode latihan elementer selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu didapat data rata – rata sebesar 379,611 dengan standar deviasi 39,663 serta skor terbaik 420 cm dan skor terendah 281 cm. Hasilnya secara eksplisit seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel. Deskripsi data hasil lompart jauh dengan latihan menggunakan metode elementer Sumber variasi
Skor N
Skor
terbaik
terendah
Standar Mean
deviasi
Pre Test
18
405
242
354,556
44,794
Post Tes
18
420
281
379,611
39,663
(Sumber ; Analisis uji Lilliefor) Analisis uji normalitas: Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Lo untuk data test awal global dan data test awal elementer, data test akhir global dan data test akhir elementer sampel secara berurutan 0,1410 ; 0,1314 ; 0,1875 ; 0,1562 < L (0,05 ; 18) = 0,200. Maka berdasarkan hasil analisis data ini dapat di simpulkan bahwa data test awal dan test akhir berdistribusi normal. Analisis uji homogenitas: Berdasarkan hasil analisis didapati Fhitung secara berurutan 1,02; 1,36; 1,06; dan 1,23 untuk data Pre tes metode global dengan metode elementer, post tes metode global dan metode elementer, pre test dan post tes metode global serta pre tes dan post tes metode elementer untuk = 0,05 < Ftabel 2,29 dengan dk pembilang n-1=17 dan dk penyebut n-1= 17. sehinga data dapat dinyatakan homogen. Analisis uji sama rata-rata data pre test: Dari analisis didapat thitung = 0,063 ini jelas berada didalam daerah penerimaan. Ho diterima Th < tt (0,036 < 2,045 ). Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan data pre test latihan metode global dan pre test metode elementer berdistribusi normal dengan varians yang sama. Uji hipotesis penelitian yang mengkaji Perbedaan metode latihan menggunakan metode latihan global dengan latihan menggunakan metode latihan elementer dilakukan dengan analisis T – Tes berpasangan, adapun perhitungan analisis data tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel : 10. Rangkaian Uji t Berpasangan
Sumber Variasi Pre test metode global - Pos test metode global Pre tes metode elementer - Pos test metode elementer Pos test metode global - Pos test metode elemeneter
Thitung
Ttabel
3,108
1,740
Signifikan si 0,006
7,449
1,740
000
2,796
1,740
0,012
Hasil analisis data pada tabel 10. uji t berpasangan untuk data pre test dan post test untuk siswa yang melakukan metode latihan global diperoleh penguji hipotesis t hitung sebesar = 3,108. harga tersebut dibandingkan dengan harga t tabel dengan df : n – 1 = 17. Pada tarap signifikan α = 0,05. Adalah 1,740 dengan demikian th > tt ( 3,108 > 1,740) selain itu berdasarkan tabel tersebut untuk α = 0,05 diperoleh nilai signifikansi 0,006. Nilai ini jauh lebih kecil dari nilai α = 0,05 berdasarkan data-data yang ada maka dapat dikatakan terdapat perbedaan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa yang melakukan metode latihan global sehingga Ha (X1 < X2) diterima dan Ho (X1=X2) ditolak. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan metode latihan global terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa SMP negeri 14 Kota Jambi Tahun 2013. Hasil analisis data pada tabel 10. uji t berpasangan untuk data pre test dan post test untuk siswa yang melakukan metode latihan elementer diperoleh penguji hipotesis t hitung sebesar = 7,449. harga tersebut dibandingkan dengan harga t tabel dengan df : n – 1 = 17. Pada tarap signifikan α = 0,05. Adalah 1,740 dengan demikian th > tt (7,449 > 1,740) selain itu berdasarkan tabel tersebut untuk α = 0,05 diperoleh nilai signifikansi 0,000. Nilai ini jauh lebih kecil dari nilai α = 0,05 berdasarkan data-data yang ada maka dapat dikatakan terdapat hasil perbedaan Lompat jauh gaya jongkok siswa yang melakukan metode latihan elementer sehingga Ha (X1 < X2) diterima dan Ho (X1=X2) ditolak. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan metode latihan elementer terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi Tahun 2013. Hasil analisis data pada tabel 10 uji t berpasangan untuk data post test siswa yang melakukan metode latihan global dan post test siswa yang melakukan metode latihan elementer di peroleh pengujian hipotesis ( t hitung ) sebesar = 2,796 dan untuk α = 0,05 dan drajat bebas (df) = 18 – 1 = 17 di peroleh nilai t tabel = t (0,05;17) = 1,740. ini berarti untuk melakukan tes hasil lompat jauh gaya jongkok bagi siswa yang menjalani metode latihan elementer lebih baik di bandingkan siswa yang menjalani metode latihan global. Dari tabel 10 juga dapat dilihat nilai signifikan untuk perbedaan data metode latihan global dan metode latihan elementer sebesar 0,012. untuk α = 0,05 di peroleh nilai signifikan (0,012) lebih kecil dari α (0,05).dengan demikian dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa yang melakukan metode latihan global dengan siswa yang melakukan metode latihan elementer. Berdasarkan hasil perhitungan thitung sebesar = 2,796 dengan harga ttabel df ; n – 1 ( 18 – 1 = 17 ) pada tarap signifikan α = 0,05 adalah 1,740 dengan demikian th > tt ( 2,796 > 1,740) sehingga Ho di tolak dan Ha X1 > X2 di terima. maka dapat dinyatakan bahwa metode latihan elementer memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan metode latihan global terhadap hasil lompat juah gaya jongkok siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi Tahun 2013.
V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan terdapat pengaruh metode latihan global {th (3,108) > tt (1,740) signifikansi 0,006} dan metode latihan elementer {th (7,449) > tt (1,740) signifikansi 0,000 pada taraf signifikan 0,05. Kemudian dari uji perbandingan latihan mengunakan metode global dengan metode elementer {th (2,796 ) > tt (1,740) nilai signifikan (0,012) terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi. Sehingga kedua hasil tersebut dapat disimpulkan, Ada perbedaan yang berarti antara metode latihan global dengan metode latihan elementer terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi. Latihan metode elementer akan lebih baik dari pada metode global terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa SMP Negeri 14 Kota Jambi. B. SARAN 1. Setelah Mengetahui hasil penelitian, penulis memberikan saran kepada para guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam memberikan pembelajaran Lompat jauh gaya jongkok dapat ditambah dengan metode latihan elementer. 2. Untuk peneliti yang akan datang disarankan menggunakan sampel yang berbeda misalnya sampel yang lebih banyak. 3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding dalam penelitian sejenis oleh para peneliti lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Anwarudin (2011) Latihan Dasar Atletik. Jakarta ; PT Wadah Ilmu Carr. (2003) Atletik Untuk Sekolah. Jakarat ; PT Raja Grfindo Persada Fadillah, (2009) Kenapa Atletik Disebut Induk Semua Cabang Olahraga. Bandung ; Buana Cipta Pustaka. Jarver.(2005). Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung : Pionir Jaya. Nurmai dkk (2003) Atletik, Padang ; FKIP Padang.
Mahendra (2007) Buku Panduan Mengajar Olahraga.Bandung : Pionir Jaya Adi dkk (2008), Dasar-Dasar Atletik.Bandung ; Angkasa Kososasih. (1994 )Pendidikan Jasmani Utuk SLTP, Jilid 1, PT. Gelora Aksara Pratama : Senayan Depdikbud (1995) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 1Jakarata : PT Wangsa Jatra Lestari Guithrie (2003) Berlatih Kebugaran Jasmani.Jakarta : CV. Citra Unggul Laksana Ngatiyono (2004) Pendidikan Jasmani SMP Kelas 2, Jakarta ; Erlangga Supandi dan seba, (1983) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2Jakarata : CP Setiaji Samsul (2011) Mengenal Lompat Tinggi Galah.Jakarta ; PT Wadah Ilmu Berlatih. Setya (2011) Lompat Jauh Bagi Pemula.Jakarta ; PT Wadah Ilmu. Sudjana, (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Sidik, (2010) Mengajar Dan Melatih Atletik. Bandung ; PT. Remaja Rosda Karya