ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN MOTIF BERPRESTASI SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI
OLEH : SOHMINA DAMANIK NIM : EA1D 209028
PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013
1
PENINGKATAN MOTIF BERPRESTASI SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI
Sohmina Damanik1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa SMP negeri 8 Kota Jambi yang memiliki motif berprestasi rendah sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. dengan tujuan ingn meningkatkan motif berprestasi siswa, maka peneliti mengadakan penelitian ini. Rumusan masalah pada penelitian ini berbunyi apakah mellaui layanan penguasaan konten dapat meningkatkan motif berprestasi siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi? Dengan hipotesis penelitian berbunyi melalui layanan penguasaan konten, motif berprestasi siswa di SMP negeri 8 Kota Jambi dapat ditingkatkan. Penelitian ini berupa penelitian tindakan lapangan, dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 40 orang yang terdiri dari siswa-siswa yang memiliki motif berprestasi rendah dari kelas VII, Viii dan IX. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui observasi pada setiap siklus tindakan diolah dengan rumus P. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa motif berprestasi siswa di SMP negeri 8 Kota Jambi meningkat setelah mengikuti layanan penguasaan konten. Hal ini dapat disimpulkan pula bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi melalui layanan penguasaan konten, motif berprestasi siswa SMP negeri 8 Kota Jambi dapat ditingkatkan. Oleh karena itu disarankan agar bagi guru yang menemukan masalah motif berprestasi siswanya rendah dapat menyelenggarakan layanan penguasaan konten seperti halnya pelaksanaan di atas bekerjasama dengan guru pembimbing yang bertugas di sekolah tersebut.
Kata-kata kunci: :
Peningkatan,motif berprestasi, ,Layanan Penguasaan Konten, Siswa SMP
PENDAHULUAN Prestasi belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor antara lain motivasi. Motivasi siswa menentukan keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa. Siswa yang bermotivasi tinggi akan mampu meraih prestasi yang tinggi. Tetapi sebaliknya siswa yang rendah motivasinya, akan mengalami kesulitan dalam upayanya meraih suatu prestasi. Menurut The Liang Gie (1995:188) suatu motivasi akan kuat kalau timbul dalam dirinya sendiri tanpa dorongan dari orang lain atau hal luar. Motivasi tersebut berupa keinginan dan kebutuhan siswa untuk datang ke sekolah, mengikuti pelajaran/kegiatan sekolah, mengerjakan tugas/latihan, mengulang pelajaran/kegiatan yang dipelajari dan membaca buku referensi tanpa dorongan dari luar atau orang lain.
Sohmina Damanik adalah mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Jambi
2
Untuk menumbuhkembangkan motif berprestasi pada diri siswa sangat diperlukan bimbingan sedini mungkin baik dari guru mata pelajaran, guru pembimbing maupun dari orang tua siswa itu sendiri. Dengan terbinanya siswa sedini mungkin, maka siswa akan dapat menampilkan ciri/perilaku orang yang memiliki motif berprestasi tinggi. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai tenaga pendidika di SMP Negeri 8 Kota Jambi, di sekolah ini ada sebagian siswa (68%) yang menunjukkan memiliki motif
berprestasi
rendah, terutama siswa-siswa yang memang memiliki prestasi rendah baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah ini, dalam kehidupan sehari-hari di sekolah menunjukkan sikap kurang berani dibandingkan dengan siswa-siswa lainnya. Mereka kurang percaya diri ketika diminta tampil oleh guru. Dalam
mengikuti
proses
pembelajaran,
sebagian
siswa
(71%)
menunjukkan kurangnya semangat dalam mengikuti pembelajaran serta menunjukkan sikap yang kurang menyenangkan bagi orang lain. Hal ini terbukti dari sikap kurangnya sopan santun yang mereka tampilkan selama proses pembelajaran. Selain itu juga ditunjukkan melalui jawabanjawaban yang mereka berikan maupun pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang kadang kurang berhubungan dengan materi pembelajaran (62%). 3
Di samping hal tersebut, dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sebagian siswa (78%) menunjukkan semangat maupun kemauan yang rendah. Hal ini dapat diketahui dari tugas-tugas yang dikerjakan mereka dengan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan bagi guru-guru yang mengajar maupun bagi siswa itu sendiri. Dalam hal ini, bila guru memberikan kepercayaan untuk memimpin suatu kegiatan, mereka selau menolak dengan alasan yang kurang tepat. Mereka menerima mau dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Motif berprestasi yang dimiliki oleh siswa seperti diuraikan di atas perlu ditingkatkan agar dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Sebab dengan berkembangnya motif berprestasi yang baik pada diri siswa, maka
akan
menghasilkan
prestasi-prestasi
gemilang
yang
dapat
bermanfaat baik bagi diri siswa sendiri maupun bagi lingkungannya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatan Motif Berprestasi Siswa melalui Layanan Penguasaan Konten di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Permasa;lahan peneitian ini adalah: Bagaimanakah peningkatan motif berprestasi siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi setelah diberikan layanan penguasaan konten? METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitan ini adalah Penelitian Tindakan Lapangan (Class Action Research), yaitu salah satu model 4
pengembangan peningkatan kualitas layanan konseling di sekolah. Model pengembangan ini bersifat inovatif, kolaboratif, reflektif, dan siklis. Menurut Suratno (2008:15) keinovatifan ditekanklan pada aspek penentuan strategi, teknik pembelajaran, sarana pembelajaran, sistem asesmen yang lebih baik dari kondisi sebelumnya yang mampu menyelesaikan masalah pembelajaran di sekolah. Kolaboratif ditekankan pada aspek kerja sama di antara tim peneliti. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Jambi. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus tindakan. Data dikumpulkan melalui observasi yang kemudian dianalisis, dievaluasi, direfleksi dan direvisi untuk perbaikan penyelenggaraan ayanan konseling (ayanan penguasaan konten) pada siklus berikutnya. Kesimpulan hasil penelitian diambil dengan membandingkan motif beerprestasi siswa selama proses penyelenggaraan ayanan maupun pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas yang diobservasi pada akhir setiap siklus.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Pada siklus I, motif berprestasi siswa berada pada tingkatan sangat rendah (16,29%). Ha ini dapat diartikan bahwa setelah tindakan sikus I, pada umumnya siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi memiliki motif berprestasi sangat rendah yang ditunjukkan dengan rendahnya semangat atau cita-cita, sering mengalami kegagalan, kurang memiliki ketahanan kerja, kurang 5
menyenangi tugas-tugas yang menantang, kurang memiiki tanggung jaeab, belajar lebih lambat dibandingkan teman-temannnya, tidak bersikap realistis, kurangnya percaya diri, kurang berhati-hati dalam mengambi keputusan, serta kurang meminati pekerjaan kewirausahaan. Pada siklus II, motif berprestasi siswa meningkat jika dibandingkan dengan siklus I dan berada pada tingkatan cukup tinggi (62,86%). Hal ini dapat diartikan bahwa setelah tindakan siklus II, pada umumnya siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi memiliki motif berprestasi cukup tinggi yang ditunjukkan dengan meningkatnya semangat
atau cita-cita, jarang
mengalami kegagalan, memiliki ketahanan kerja yang cukup tinggi, lebih menyenangi tugas-tugas yang menantang, cukup bertanggung jawab, belajar sedikit lebih cepat dibandingkan teman-temannnya, cukup realistis, cukup percaya diri, lebih berhati-hati dalam mengambi keputusan, serta cukup meminati pekerjaan kewirausahaan. Hal ini meningkat dari pada motif berprestasi pada siklus I. Pada siklus III, motif berprestasi siswa meningkat dari pada siklus II dan berada pada tingkatan tinggi (82,86%). Hal ini dapat diartikan bahwa setelah tindakan siklus III, pada umumnya siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi memiliki motif berprestasi dengan tingkatan tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya semangat atau cita-cita, jarang sekali mengalami kegagalan, memiliki ketahanan kerja, lebih menyenangi tugas-tugas yang menantang, memiliki tanggung jawab, belajar lebih cepat dibandingkan teman-temannnya, bersikap realistis, lebih percaya diri, berhati-hati dalam 6
mengambil keputusan, serta meminati pekerjaan kewirausahaan. Hal ini meningkat dari pada motif berprestasi pada siklus II. Secara lebih rinci, hasil penelitian tersebut dirangkum sebagai berikut: Tabel 1. Peningkatan Motif Berprestasi Siswa pada Setiap Siklus No
Aspek yang
Siklus/Hasil Pengamatan
Diamati
Kondisi Awal (Dalam %)
sr 1
2
3
4
5
6 7 8 9
10
Memiliki semangat/citacita yang tinggi Mengalami kegagalan yang kecil Memiliki ketahanan kerja Menyenangi tugas yang menantang Memiliki tanggung jawab Belajar lebih cepat Bersifat realistis Lebih percaya diri Mengambil keputusan secara hatihati Meminati pekerjaan kewirausahaan
0
jr
tp
sr
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
(Dalam %)
(Dalam %)
(Dalam %)
jr
tp
sr
jr
tp
14,29 85,71 34,28 51,43 14,29 57,14 31,43 11,43
88,57 11,43 0
sr
jr
tp
80
20
0
14,29 62,86 22,86 62,86 28,57
8,57
82,86 17,74
0
0
14,29 85,71 22,86 48,57 28,57 62,86 31,43
5,71
77,14 22,86
0
0
14,29 85,71 11,43 71,43 17,14 11,43 68,57
20
68,57 31,43
0
0
14,29 85,71 14,29 85,71
0
14,29 85,71
0
0
14,29 85,71 14,29 85,71
0
14,29 85,71
0
74,29 25,71
0
0
14,29 85,71 14,29 85,71
0
14,29 85,71
0
68,57 31,43
0
0
14,29 85,71 14,29 85,71
0
14,29 85,71
0
71,43 28,57
0
0
14,29 85,71 14,29 85,71
0
14,29 85,71
0
71,43 28,57
0
0
14,29 85,71 14,29 85,71
0
14,29 85,71
0
71,43 28,57
0
80
7
20
0
HASIL ANALISIS Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa motif berprestasi siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan. Siswa dikatakan mempunyai tingkat motif berprestasi yang tinggi apabila memiliki semua aspek yang diamati yaitu 1) memiliki semangat/cita-cita yang tinggi, 2) mengalami kegagalan yang kecil, 3) memiliki ketahanan kerja, 4) menyenangi tugas yang menantang, 5) memiliki tanggung jawab, 6) belajar lebih cepat, 7) bersifat realistis, 8) lebih percaya diri, 9) mengambil keputusan secara hati-hati, dan 10) meminati pekerjaan kewirausahaan dalam frekuensi sering maupun jarang. Berdasarkan hasil pengamatan, pada awal tindakan tidak ada satupun siswa yang sering menunjukkan perilaku-perilaku yang mengindikasikan motif berprestasi tinggi, dan pada akhir siklus III sebagian besar
siswa sering
menunjukkan perilaku-perilaku yang mengindikasikan motif berprestasi tinggi dan sebagian jarang serta tidak ada satupun yang tidak pernah menunjukkan perilaku sesuai dengan aspek-aspek tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa motif berprestasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan layanan penguasaan konten dapat meningkatkan motif berprestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Jambi tahun pelajaran 2011/2012.
SIMPULAN Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 8
1. Pada siklus I, motif berprestasi siswa berada pada tingkatan sangat rendah (16,29%). Ha ini dapat diartikan bahwa setelah tindakan sikus I, pada umumnya siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi memiliki motif berprestasi sangat rendah yang ditunjukkan dengan rendahnya semangat atau cita-cita, sering mengalami kegagalan, kurang memiliki ketahanan kerja, kurang menyenangi tugas-tugas yang menantang, kurang memiiki tanggung jaeab, belajar lebih lambat dibandingkan teman-temannnya, tidak bersikap realistis, kurangnya percaya diri, kurang berhati-hati dalam mengambi keputusan, serta kurang meminati pekerjaan kewirausahaan. 2. Pada siklus II, motif berprestasi siswa meningkat jika dibandingkan dengan siklus I dan berada pada tingkatan cukup tinggi (62,86%). Hal ini dapat diartikan bahwa setelah tindakan siklus II, pada umumnya siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi memiliki motif berprestasi cukup tinggi yang ditunjukkan dengan meningkatnya semangat atau cita-cita, jarang mengalami kegagalan, memiliki ketahanan kerja yang cukup tinggi,
lebih
menyenangi tugas-tugas
yang
menantang,
cukup
bertanggung jawab, belajar sedikit lebih cepat dibandingkan temantemannnya, cukup realistis, cukup percaya diri, lebih berhati-hati dalam mengambi keputusan, serta cukup meminati pekerjaan kewirausahaan. Hal ini meningkat dari pada motif berprestasi pada siklus I. 3. Pada siklus III, motif berprestasi siswa meningkat dari pada siklus II dan berada pada tingkatan tinggi (82,86%). Hal ini dapat diartikan 9
bahwa setelah tindakan siklus III, pada umumnya siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi memiliki motif berprestasi dengan tingkatan tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya semangat atau cita-cita, jarang sekali mengalami kegagalan, memiliki ketahanan kerja, lebih menyenangi tugas-tugas yang menantang, memiliki tanggung jawab, belajar lebih cepat dibandingkan teman-temannnya, bersikap realistis, lebih percaya diri, berhati-hati dalam mengambil keputusan, serta meminati pekerjaan kewirausahaan. Hal ini meningkat dari pada motif berprestasi pada siklus II. Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan bagi: a. Guru pembimbing, agar melaksanakan layanan penguasaan konten secara terprogram terutama bagi siswa-siswa yang memiliki motif berprestasi rendah sehingga dapat ditingkatkan guna menca[pai tujuan pendidikan. b. Guru mata pelajaran, untuk berpartisipasi dalam mengobservasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh data yang akurat mengenai siswa yang mmeiliki motif berprestasi rendah untuk diberikan layanan oleh guru pembimbing. c. Pihak-pihak terkait
di sekolah,
untuk berpartisipasi dalam
menhimpun data siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling sehingga setiap permasalahan yang dialami siswa dapat
10
diselesaikan melalui berbagai layanan yang dilaksanakan oleh guru pembimbing.
DAFTAR PUSAKA Afri, Joni. 2009. Materi Bimbingan dan Konseling. Modul Pendidikan dan Latihan Guru Rayon 8 LPTK Jambi Baharudin dan Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar. Ruzz Media Group David, W. Johnson. 1961. The Spcial Psychology of Education (terjemahan). New York: University of Minesouta Kasijen, Z. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Suhadi. 1982. Metode Penelitian Edisi I. Jakarta: Rajawali Citra Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Soedomo, M. 1990. Landasan Pendidikan, Penyelenggaraan Pendidikan Pasca Sarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi FKIP Universitas Jambi Sutja, A. dkk. 2005. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: FKIP Universitas Jambi UPBK. 1992. Metode Statistik. Bandung: PT Andi Offset The Liang Gie. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Tim Devisi Pengembangan BK, 2008. Pengembangan Diri malalui Pelayanan Konseling. Jakarta: PPPPTK Penjas dan BK Depdiknas
11
Usman dan Akbar. 1995. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Winkel, W.S, 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia http://search.sweetim.com/search?src=2&q=motivasi+menurut+woolfol khttp://epri nts.undip.ac.24056/3/BAB III.pdf http://moethya26.wordpress.com/2010/11/10/motivasi-berprestasi/ http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/11/teori-motivasimcclelland-teori-dua.html http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH4c2/39f/86d e.dir/doc.pdf
12