SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT DEGENERATIF YANG AKAN DIDERITA BERDASARKAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP Anita Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email:
[email protected]
ABSTRAK Kesehatan optimal merupakan suatu kondisi dimana seseorang tidak hanya dalam status tidak sakit melainkan sehat secara jasmani dan rohani. Dewasa ini, kecenderungan dengan bertambahnya usia seseorang kondisi kesehatannya semakin menurun, berbagai penyakit degeneratif banyak diderita. Salah satu faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit degeneratif adalah adanya perubahan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat [11].Hal ini juga diperparah dengan banyaknya polusi dari pabrik-pabrik maupun kendaraan bermotor akibat modernisasi, serta kualitas bahan pangan yang memiliki nilai nutrisi yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem pendukung keputusan berbasis web untuk memberi informasi pada masyarakat tentang kesehatan, gaya hidup dan pola makan yang sehat serta membantu masyarakat untuk mengetahui level kecukupan nutrisinya tanpa harus ke ahli gizi sehingga dapat melakukan pencegahan penyakit yang mungkin akan dideritanya sehubungan dengan pola makan dan gaya hidup yang dijalaninya. Untuk mendukung sistem tersebut, digunakan filosofi group teknologi dan tabel keputusan. Group teknologi digunakan untuk melakukan klasifikasi dan kodefikasi gaya hidup, pola makan dan keterkaitannya dengan kebutuhan nutrisi serta keterkaitan penyakit degeneratif dengan kekurangan nutrisi. Sedangkan tabel keputusan digunakan untuk melakukan analisa kondisi awal user, penentuan penilaian level kecukupan nutrisi, penentuan kemungkinan penyakit yang akan diderita serta saran perbaikan gaya hidup dan pola makan. Sistem ini dibuat dengan menggunakan script PHP dan DBMS MySQL kemudian akan diuji dengan menggunakan XAMPP sebagai simulator. Hasil pengujian terhadap sistem penunjang keputusan ini adalah a) sistem memberi hasil sesuai tujuan, b) dalam melakukan penilaian gaya hidup dan pola makan serta penentuan penyakit yang timbul, sistem menghasilkan output yang sama dengan sistem yang sekarang dalam waktu yang lebih cepat, c) sistem yang terbentuk merupakan alternatif sistem yang lebih baik dari sistem yang diterapkan. Kata kunci: Kesehatan Optimal, Gaya Hidup, Pola makan, Sistem penunjang keputusan (DSS), Group Teknologi, Tabel Keputusan, PHP
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 merupakan suatu program yang akan dicapai untuk menyehatkan kehidupan bangsa, namun berdasarkan profil kesehatan propinsi Jawa timur 2008 [7] untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah. Banyak kendala yang dijumpai diantaranya adalah adanya kelompok masyarakat yang sadar gizi dan kesehatan serta masyarakat yang belum/kurang sadar akan gizi dan kesehatan. Pemerintah harus melakukan upaya untuk memberikan informasi tentang kesehatan, gaya hidup dan pola makan yang sehat pada masyarakat maupun memberikan layanan kesehatan. Sedangkan kendala yang
dihadapi oleh masyarakat yang telah sadar gizi khususnya yang memiliki status ekonomi menengah kebawah adalah dalam hal waktu dan biaya untuk pemenuhan gizi dan kesehatan. Selain itu terbatasnya staf ahli juga merupakan suatu kendala tersendiri. Untuk menanggulangi hal tersebut, telah dilakukan penyuluhan-penyuluhan maupun pemberian layanan kesehatan pada ibu hamil dan balita, pra usila (45-59 tahun) dan usila (>60 tahun), tapi untuk pelayanan lebih lanjut harus berkonsultasi secara individu pada ahli gizi/dokter. Berdasarkan pertanyaan yang diberikan oleh ahli gizi tersebut, akan diketahui juga level kecukupan nutrisi seseorang dan
nantinya dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan penyakit degeneratif yang akan dideritanya bila gaya hidup dan pola makannya tidak diubah. Sistem penunjang keputusan berbasis web merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi permasalahan diatas. Dengan sistem ini siapapun dapat mengetahui level kecukupan nutrisinya tanpa harus ke ahli gizi sehingga dapat melakukan pencegahan penyakit yang mungkin akan dideritanya sehubungan dengan pola makan dan gaya hidup yang dijalaninya. Untuk melakukan penyederhanaan hubungan antar data faktor yang diteliti, variabel tiap faktor dan hubungannya dengan nutrisi serta penyakit digunakan filosofi group teknologi (GT) yaitu suatu filosofi dalam manufaktur yang mengiden-tifikasi keserupaan komponenkomponen, mengelompokkannya serta mengambil keuntungan dari keserupaan dalam desain dan manufaktur. Sedangkan untuk menentukan level kebutuhan nutrisi berdasarkan jawaban user atas serangkaian pertanyaan yang terkait dengan gaya hidup dan pola, menentukan penyakit yang mungkin timbul dan menentukan saran perbaikan gaya hidup dan pola makan digunakan tabel keputusan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat dirumuskan sbb : a. Bagaimana mendesain suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memberi penilaian sehat atau tidaknya gaya hidup dan pola makan yang dijalani seseorang dan memberikan gambaran tentang kecukupan nutrisi serta penyakit degeneratif yang mungkin dideritanya dengan menggunakan filosofi group teknologi dan tabel keputusan ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah membangun sistem penunjang keputusan berbasis web yang dapat memberi penilaian tentang kualitas gaya hidup dan pola makan, memberi gambaran tentang kecukupan nutrisi serta memprediksi penyakit degeneratif yang akan diderita berdasarkan pola makan dan gaya hidup dengan menggunakan filosofi group teknologi dan tabel keputusan. 1.4. Manfaat a. Dari Sisi Akademik Merupakan pengembangan ilmu dibidang Decision Support Sistem (DSS) dengan cara memanfaatkan filosofi group teknologi dan
b.
tabel keputusan sebagai alat untuk menyederhanakan proses pengam-bilan keputusan dari suatu DSS. Dari Sisi Aplikasi Sistem yang dikembangkan menjadi alternatif yang lebih baik dari sistem yang telah ada, dimana sistem ini dapat membantu setiap orang untuk menilai gaya hidup dan pola makan yang dijalani, memberikan informasi tentang dampaknya terhadap kecukupan nutrisi dan penyakit degeneratif yang ditimbulkannya tanpa harus konsultasi langsung pada ahli gizi.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Yang Relevan Martianto dalam bukunya yang berjudul gizi terapan (1992) menyatakan bahwa kekurangan zat gizi (nutrisi), khususnya energi dan protein, pada tahap awal menimbulkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu, berat badan menurun yang disertai dengan kemampuan (produktivitas) kerja. Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi akhirnya akan mudah terserang infeksi atau penyakit [10]. Hasil penelitian diatas dipertegas oleh Ari Agung (2002) dengan menyatakan bahwa keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekwensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena factor gizi. Agar tubuh dapat menjalankan fungsinya diperlukan sejumlah gizi setiap hari, yang didapat melalui makanan. Bila jumlah yang diperlukan tidak terpenuhi maka kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai [2]. Berkaitan dengan gaya hidup, profesor Hung (2002) juga menyimpulkan bahwa faktor utama penyebab timbulnya penyakit -penyakit kronis, bukanlah faktor internal si penderita, melainkan faktor eksternal penderita (gaya hidup, keseimbangan mental dan batin). Faktor Eksternal ini akan dapat mencegah dan mengurangi secara efektif timbulnya penyakit[8]. Sedangkan menurut Amelia (2007) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa, group technolgy merupakan suatu filosofi yang diterapkan pada beberapa masalah yang memiliki kesamaan, masalah yang sama tersebut dikelompokan lalu dibuat sebuah pemecahan tunggal untuk mengatasi hal tersebut sehingga menghemat waktu dan tenaga[3].
2.2 Sistem Penunjang Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem berbasis-komputer yang menyediakan dukungan informasi interaktif bagi para manajer dan para profesional bisnis untuk pembuatan keputusan yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur [17]. Keuntungan dari penggunaan SPK, adalah memperluas kemampuan seorang untuk melakukan pengambilan keputusan, membantu pengambil keputusan dalam waktu yang singkat, dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan, dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami permasalahannya, karena SPK mampu menyajikan berbagai alternatif, mampu menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran, sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan. Turban juga menyatakan bahwa SPK terdiri atas tiga komponen utama atau sub sistem, yaitu data subsystem, model subsystem dan user system interface. Data subsystem merupakan komponen SPK sebagai penyedia data bagi sistem, dimana data disimpan dalam Data Base Manajement System (DBMS), sehingga dapat diambil dan diekstraksi dengan cepat. Model Subsystem adalah kemampuan dalam mengintegrasikan data dengan model–model keputusan sedangkan user system interface adalah sistem dialog yang dapat diartikulasikan dan diimplementasikan, sehingga pengguna atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang [17]. Dalam SPK selalu bersandar pada basis model, yaitu suatu komponen perangkat lunak yang terdiri dari model yang menggunakan prosedur perhitungan dan analitis yang menyatakan hubungan antar variabel secara mathematis. Macam-macam jenis model analisis adalah sebagai berikut : a. Analisis What-If. Pemakai akhir membuat perubahan variabel, atau hubungan antar variabel, dan mengamati hasil dari perubahan tersebut terhadap nilai dari variabel yang lain. b. Analisis Kepekaan. Suatu jenis khusus dari analisa What-if di mana hanya satu nilai variabel yang diubah berulang-kali, dan menghasilkan perubahan pada variabel lain diamati. c. Analisis Mencapai tujuan(Goal-Seek) Dilakukan pengamatan bagaimana perubahan di dalam suatu variabel mempengaruhi variabel lain, analisa mencapai tujuan menetapkan suatu target nilai untuk suatu variabel, dan
kemudian variabel lain berulang-kali berubah sampai target nilai tercapai. d. Analisis Optimisasi. Suatu model mempunyai tujuan yang lebih rumit. Sebagai ganti dari pengaturan suatu target nilai tertentu untuk suatu variabel, Tujuannya adalah untuk menemukan suatu nilai jumlah optimum untuk satu atau lebih variabel target, dalam suatu batasan tertentu.
Gambar 1 Macam-macam model analisis Sumber : Purba, Josephine. 2009 2.3 Group Technology Group teknologi merupakan suatu teknik dan filosofi manufakturing yang digunakan untuk mengefisiensikan produksi berdasarkan kesamaan dari komponen, bentuk, dimensi, rute proses maupun kesamaan lainnya. Group teknologi diterapkan pada masalah yang memiliki banyak kesamaan, mengelom-pokkannya berdasarkan persamaan tersebut dan menemukan solusi untuk tiap kelompok persamaan sehingga menghemat waktu dan usaha. Group teknologi memiliki tiga struktur utama, yaitu : 1. Monocode (hierarchical structure) Yaitu kode pada masing-masing digit memperkuat informasi dari digit sebelumnya. Tiap-tiap digit (posisi) pada code direpresentasikan dalam fitur/ subgroup. Digit pertama mewakili seluruh group. Digit selanjutnya mewakilii kelompok sub-fitur, dan seterusnya 2. Polycode (Chain-type Structure) Pada struktur polycode, masing-masing digit tidak tergantung pada digit yang lainnya sehingga dapat mengakomodasi setiap perubahan. 3. Mixed Code (Hybrid structure) Struktur Mixed code, merupakan pencampuran antara monocode dan policode, beberapa digit dapat berbentuk monocode tapi secara keseluruhan merupakan polycode. 2.4 Tabel Keputusan Tabel keputusan (decision table) merupakan suatu tabel yang menggambarkan suatu kondisi yang komplek yang dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Struktur tabel keputusan terdiri dari empat bagian utama yakni Condition Stub, Condition Entry, Action Stub dan Action Entry. Condition stub merupakan bagian yang berisi kondisi yang akan diseleksi sedangkan condition entry merupakan bagian yang berisi kemungkinan dari kondisi yang diseleksi. Kondisi yang diseleksi mempunyai dua kemungkinan yaitu terpenuhi (diberi simbol ”Y”) dan ttidak terpenuhi (diberi simbol ”N”). Bila terdapat x kondisi yang diseleksi maka akan terdapat 2x kemungkinan kejadian. Pada bagian action stub akan berisi pernyataan-pernyataan yang akan dikerjakan baik kondisi yang diseleksi terpenuhi maupun tidak terpenuhi sedangkan pada tahap action entry digunakan untuk memberi tanda tindakan mana yang akan dilakukan dan mana yang tidak dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan seperti gambar 2.
untuk tubuh dan menyediakan protein yang digunakan untuk membuat , menjaga dan memperbaiki sel. Dalam menyediakan energi dan protein Nutrisi makro sangat tergantung pada nutrisi mikro (vitamin dan mineral) Vitamin merupakan unsur organik yang mengaktifkan enzym-enzym, berupa protein yang bekerja sebagai katalis, untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Vitamin yang dapat dihasilkan oleh tubuh adalah vitamin D dan K, selebihnya didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Sedangkan mineral merupakan unsur unorganik. Mineral berasal dari batu-batuan dan bijih-bijih mineral. Tubuh mendapatkan mineral dari makanan yang dikonsumsi. 2.6 Postur tubuh dan Pemantauan status gizi Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan untuk menentukan postur tubuh dan status kekuragan energi kronis (KEK) adalah rasio antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
Keterangan : BB = berat badan TB = tinggi badan
Gambar 2 Struktur tabel keputusan Sumber : Anonim. rosni-gj.staff.gunadarma.ac.id/ 2009 2.5 Gaya Hidup, Pola Makan dan Nutrisi Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seserang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu [16]. Pada pola makan yang sehat terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu makanan yang sehat dan pola makan. Makanan yang sehat yaitu makanan yang di dalamnya terkandung zat-zat gizi (nutrisi). Nutrisi merupakan substansi organik yang dibutuhkan organisme sebagai fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh Unsur pokok nutrisi digolongkan menjadi dua, yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro, nutrisi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak sedangkan nutrisi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Nutrisi makro merupakan nutrisi terpenting yang berfungsi untuk menjaga kesehatan tubuh dengan menyediakan energi
Postur Tubuh
Kurus
Tabel 1 kateori status gizi Kategori IMT Kekurangan berat badan tingat berat / KEK berat Kekurangan berat badan tingkat ringan / KEK ringan
< 17,00 17,00 – 18,4
18,5 – 25,0 Kelebihan berat badan 25,1 – 27,0 tingkat ringan Gemuk Kelebihan berat badan > 27,0 tingkat berat Sumber : Direktorat gizi masyarakat Indonesia, 1994 Normal
Sedangkan untuk menentukan resiko menderita penyakit jantung digunakan Rasio lingkar perut dan pinggang (RLPP). Pada wanita RLPP yang disarankan < 0,8 m sedangkan pada laki-laki < 0,9 m. Penilaian RLPP ini cukup penting karena untuk mengetahui risiko menderita penyakit jantung. Seseorang dengan RLPP > 0,8 m pada wanita dan > 0,9 m pada laki-laki mempunyai risiko menderita penyakit jantung
lebih besar dari yang RLPP nya dibawah ambang batas. 3. KERANGKA KONSEP 3.1 Deskripsi Permasalahan Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dihadapi adalah tentang penyampaian informasi pada masyarakat perihal kesehatan, gaya hidup dan pola makan, tentang penilaian terhadap gaya hidup, pola makan, status KEK dan levelnya serta mendapatkan gambaran penyakit yang mungkin akan diderita sehubungan dengan gaya hidup dan pola makan yang dijalaninya sehingga dapat memutuskan perubahan gaya hidup dan pola makan tanpa bantuan ahli gizi secara langsung. 3.2 Konsep Pemecahan Masalah Sistem penunjang keputusan yang dirancang menggunakan model ”what if analysis” yaitu dengan melakukan perubahan variabel, atau hubungan antar variabel, dan mengamati hasil dari perubahan tersebut terhadap nilai dari variabel yang lain selain itu juga menggunakan model ”optimisation untuk menemukan suatu nilai jumlah optimum untuk satu atau lebih variabel target, dalam suatu batasan tertentu. Untuk mengurangi jumlah variabel yang digunakan dan menyederhanakan hubungan antar tabel maka digunakan filosofi group teknologi untuk melakukan klasifikasi dan kodefikasi sebagai berikut : Klasifikasi dan kodefikasi faktor yang diteliti, variabel tiap faktor yang memuat gaya hidup dan pola makan seseorang dengan nutrisi yang dipengaruhinya; struktur yang digunakan adalah struktur Monocode (hierarchical structure)
Gambar 3 Sistem pengkodean untuk mengetahui keterkaitan antara variabel gaya hidup dan pola makan dengan kecukupan nutrisi
klasifikasi dan kodefikasi untuk menentukan jenis penyakit degeneratif yang mungkin diderita; Struktur yang digunakan adalah polycode
Gambar 4 Sistem Pengkodean untuk Menentukan Penyakit Degeneratif yang Mungkin diderita 4. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data pendukung yang lebih akurat selain melalui studi pustaka diperlukan adanya suatu penelitian langsung ke lapangan, dalam hal ini yang menjadi tempat penelitian adalah Bagian Gizi rumah sakit Saiful Anwar Malang, yang beralamat di jalan Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang. 4.3 Bahan dan alat Hardware yang dibutuhkan untuk membangun sistem pendukung keputusan ini adalah personal komputer (PC) standar yang terdiri dari CPU, monitor, keyboard dan mouse serta printer untuk pencetakan data & laporan. Sedangkan software yang dibutuhkan adalah : 1. Xampp sebagai webserver (localhost) 2. Power Designer sebagai alat untuk penggambaran model sistem, baik model proses maupun model data 3. Logicgem3 sebagai tools untuk membentuk tabel keputusan
4.4 Tahap Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengikuti tahapan pengembangan sistem penunjang keputusan yaitu dengan melakukan perencanaan, penelitian, analisa, desain model base, desain model base, desain interface, konstruksi dan implementasi, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.
penunjang yang akan dibangun diharapkan dapat mewadahi hal tersebut.
Start
Planning
Research
Analysis
Design User Interface
Design problem prosessing system (Model Base)
Design Database
Design knowledge component
Construction
Implementation
Stop
Gambar 5 Tahapan perancangan DSS
5. PENGUMPULAN DATA DAN PERANCANGAN 5.1 Pengumpulan Data Data yang terkumpul berasal dari masyarakat maupun dari situs-situs di internet. Data yang diperoleh dari masyarakat didapatkan dengan cara menyebarkan kuistioner. Data hasil kuistioner digunakan untuk melakukan pengujian apakah sistem memberi hasil yang sama dengan kenyataan atau apakah sistem dapat memprediksi penyakit yang akan diderita terkait dengan gaya hidup dan pola makan yang dijalani. Sedangkan data dari situs-situs di internet adalah data-data yang terkait dengan informasi tentang layanan yang telah diterima oleh masyarakat sehubungan dengan kesehatan, gaya hidup dan pola makan.
5.3 Perancangan 5.3.1 Pemodelan Sistem Proses yang dibutuhkan untuk mewujudkan sistem diatas adalah : a. Proses untuk setting data master, yaitu meliputi setting data faktor, setting data penyakit, setting data nutrisi, setting data variabel faktor dan setting data user. b. Proses setting untuk klasifikasi dan kodefikasi nutrisi dan penyakit dengan menerapkan filosofi group teknologi. c. Proses cek kecukupan nutrisi yaitu meliputi proses analisa kondisi awal, proses penentuan level kekurangan nutrisi, proses penentuan kemungkinan penyakit yang akan timbul serta pemberian saran perbaikan untuk mendapatkan gaya hidup dan pola makan yang sehat. d. Proses entri data berita, yaitu proses untuk menginputkan data berita yang akan dipublikasikan e. Proses pendaftaran member, yaitu proses pendataan member f. Proses login baik untuk member maupun pihak pengelola, dalam hal ini adalah ahli gizi dan admin g. Proses pelaporan, yaitu proses penyediaan laporan yang dibutuhkan oleh ahli gizi maupun admin. Rancangan sistem secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut : login user berita saran pencapaian kesehatan optimal daftar user hak akses user
Publik
Admin
data master
informasi g izi
hak akses admin
kecukupan gizi
0
5.2 Analisa Berdasarkan data yang terkumpul dari internet dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak situs yang memberikan informasi dan layanan pada masyarakat terkait dengan kesehatan dan nutrisi, bahkan dalam bentuk konsultasi. Tapi konsultasi yang dilakukan sifatnya tidak secara langsung, melainkan melalui email sehingga harus menunggu reaksi dari pengelola. Hal tersebut tidak efektif karena pengguna harus menunggu balasan email dari pengelola. Hal tersebut diatas akan dapat diatasi jika situs tersebut dilengkapi dengan sistem penunjang keputusan sehingga user tidak perlu menunggu reaksi pengelola tetapi sistem yang akan memberi penilaian. Dalam hal ini, sistem
Data pendaftaran Jawaban
Sistem Penunjang Keputusan Untuk mencapai kesehatan optimal
login admin keterkaiatan nutrisi dan penyakit
+
kondisi user
hak akses ahli g izi daftar kondisi user
Ahli Gizi keterkaitan nutrisi g aya hidup dan pola makan login ahli g izi
Gambar 6. Context diagram sistem penunjang keputusan untuk mencapai kesehatan optimal
3
sumber
nutri si kodefi kasi nutris i
data nutri si
5
1 Setti ng data master data penyaki t
2
6
penyaki t kl asi fi kasi dan kodefi kasi
GT penyaki t terkai t
kodefi kasi penyakit
+
faktor terkai t 1
GT penyaki t
2
penyaki t terkait
+
data faktor
Tabel 2 Daftar variabel faktor
Gt nutri si terkai t
GT nutri si
nutri si terkai t
Var F aktor pertanyaan
4
faktor
vari abel faktor
[keterkai tan nutri si gaya hi dup dan pol a makan] Ahli Giz i
[data master] data us er
Admin
[beri ta]
3
[keterkai atan nutris i dan penyaki t]
Entry artikel 5
[hak akses admin]
[informasi g izi ]
beri ta topi k berita [logi n admi n]
[hak akses ahli gi zi ]
l ogi n
+ Publ ik
9
[hak akses user]
[logi n ahl i g izi ]
beri ta soal [logi n user]
8
us er
us er terkai t [kecukupan g izi ]
7
Publ ik
member terkai t
member
[kondi si user]
[D ata pendaftaran] 4 [saran pencapai an kesehatan opti mal] data member
pendaftaran
Admin
6 [Jawaban] cek kec ukupan nutrisi
i denti tas member [daftar user]
+ 7 us er
nama penyaki t Pelaporan 2
kondis i kondis i awal
c.
penyaki t
[daftar kondi si us er] 10
kondis i
Ahli Giz i
Gambar 7. Data Flow Diagram (DFD) level 1 sistem penunjang keputusan untuk mencapai kesehatan optimal Proses cek kecukupan nutrisi merupakan proses inti yang digunakan untuk menunjang keputusan. Proses ini terdapat beberapa subproses, yaitu : a. Proses analisa kondisi awal, yaitu proses untuk mendapatkan data kondisi awal user terkait dengan identitas member, berat badan, tinggi badan, lingkar perut/pinggang. Dari inputan tersebut dapat dilakukan perhitungan indek massa tubuh (IMT) dan penentuan resiko serangan jantung berdasarkan nilai RLPP. IMT digunakan untuk menentukan postur tubuh, status KEK, dan saran ideal terkait dengan berat badan sehingga diperoleh kondisi yang ideal. b. Proses penentuan level kekurangan gizi, yaitu proses dimana member akan menjawab serangkaian pertanyaan (variabel faktor) yang menggambarkan gaya hidup dan pola makannya (tabel 2). Berdasarkan data tersebut dilakukan penentuan nilai kecukupan masing-masing nutrisi, menentukan level kecukupan nutrisi dan menentukan kekurangan nutrisi. Penentuan nilai kecukupan masing-masing nutrisi dilakukan dengan cara melakukan perhitungan nilai dari masing-masing digit pada Gtnutrisi yang terpilih (gambar 8).
d.
Proses anallisa kemungkinan penyakit degeneratif yang akan timbul. Data kekurangan nutrisi akan menentukan digit GTpenyakit yang harus dihitung untuk menentukan nilai kemunculan penyakit untuk masing-masing daftar penyakit (gambar 9). Berdasarkan nilai kemunculan penyakit akan diketahui penyakit apa yang mungkin akan diderita. Proses penentuan saran perbaikan, yaitu proses pemberian saran perbaikan terhadap gaya hidup dan pola makan sehingga tercapai kesehatan optimal.
Gambar 8 GT Nutrisi (keterkaitan antara variabel gaya hidup dan pola makan dengan kecukupan nutrisi)
JawabOk
Nama
pertanyaan
Kode
kdn Saran
Kode+kodev
1
M
Faktor
Variabel Faktor
Memiliki
Kode+kodev Status
M
Nama nutrisi
Vnutrisi
Terkait dengan
M
1
sumber statnut
Nutrisi M
Terdiri dari mempenga ruhi
No_berita
M
Kodef * Berita
M kdp
Tgl_on
Penyakit
namap
Id_user
topik Nama_user
enable
isi Passw_user foto
user
tanya . . .
usia jawabya rlpp nilai_per_nut Tinggi_badan
Date_modified_u
Level_per_nut Berat_badan kekurangan Kode_member
kondisi
Tgl_cek M Id_cek namadepan
Status kek . : saran
Kode_member
Nama_bel Memiliki
Jenis_kelamin Tgl_lahir Alamat_email passw . :
Member 1
Date_modified
Gambar 9. GT Penyakit (keterkaitan antara penyakit dengan nutrisi)
Gambar 10. ERD Sistem penunjang keputusan untuk mencapai kesehatan optimal
5.3.2 Perancangan Database Berdasarkan hasil pengolahan data variabel yang digunakan serta klasifikasi dan kodefikasi maka kebutuhan data untuk sistem penunjang keputusan, adalah : a. data nutrisi yang diteliti; b. data penyakit yang akan dicek kemunculannya; c. data faktor yang diteliti, dalam hal ini adalah gaya hidup dan pola makan; d. data variabel faktor, yaitu tabel yang menyimpan pertanyaan yang digunakan untuk melakukan penilaian tentang gaya hidup dan pola makan; e. data GT nutrisi, yaitu tabel yang menyimpan hasil pengkodean faktor dan nutrisi; f. data GT penyakit, yaitu tabel yang berisi hasil pengkodean antara kekurangan nutrisi dan penyakit; g. data untuk kondisi awal penilaian dan hasilnya, yaitu tabel yang berisi kondisi saat ini dari user beserta hasil hari sistem penunjang keputusan. h. data berita dan kategorinya i. Data pengguna, yaitu data member, dan data user.
5.3.2 Perancangan Model base Rancangan model base yang digunakan adalah berupa model matematis dan tabel keputusan, diantaranya adalah a. Model base untuk menentukan postur tubuh, status KEK dengan menggunakan rumus IMT dan tabel keputusan untuk menentukannya. Faktor-faktor yang digunakan dalam menentukan postur tubuh, dan status KEK harus mempertimbangkan beberapa hal seperti yang tergambar pada gambar 11.
Rancangan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk kebutuhan database adalah sebagai berikut :
Gambar 11. faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan postur & status KEK Banyaknya variabel yang harus dipertimbangkan menyebabkan kompleksitas tabel keputusan yang terbentuk sangat tinggi sehingga digunakan group teknologi untuk menyederhanakannya. Gambar 12 menunjukkan kombinasi penerapan GT dan tabel keputusan yang digunakan untuk
menentukan postur tubuh dan status KEK ibu hamil.
Gambar 12. tabel keputusan untuk menentukan postur dan status KEK ibu hamil b.
Model base untuk menentukan optimasi berat badan ideal.
Berat_badan_ideal_terendah Tinggi_badan2 Berat_badan_ideal_tertinggi Tinggi_badan2 c. d. e.
f.
=
18,5
X
=
25
X
Model base untuk menentukan nilai kecukupan nutrisi dan level kecukupannya model base untuk menentukan penyakit yang mungkin diderita model base untuk menentukan optimasi penentuan saran perbaikan gaya hidup dan pola makanModel base untuk menentukan nilai dan level kecukupan nutrisi Model base untuk menentukan saran perbaikan gaya hidup dan pola makan dengan menggunakan what-if analysis
5.3.3 Perancangan Interface Interface yang dibutuhkan adalah untuk interface pendataan user, interface untuk menginputkan kondisi saat ini dari user, interface untuk mengkomunikasikan gaya hidup dan pola makan yang dijalani oleh user dan interface untuk menampilkan hasil analisa sistem terhadap kondisi user yaitu tentang postur, status KEK, level kecukupan nutrisi, penyakit yang mungkin diderita serta saran perbaikan gaya hidup dan pola makan sehingga user mendapatkan informasi tentang apa yang harus dilakukan agar dapat mewujudkan kesehatan optimal. Selain itu juga dibutuhkan interface untuk menampilkan informasi tentang kesehatan, gaya hidup dan pola makan.
6 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 6.1 Implementasi Pada tahapan ini mulai dilakukan insalasi software yang dibutuhkan untuk pembentukan sistem, yaitu simulator XAMPP dan notepad++ untuk editor dalam pembuatan script PHP. Setelah itu dilakukan pembuatan database dan penulisan script PHP. Beberapa script yang dihasilkan adalah sebagai berikut : for($k=0;$k<=$key;$k++) { for ($j=0;$j<=count($posisikurang)-1;$j++){ $hitung[$k]=$hitung[$k]+$uraip[$k][$posisikura ng[$j]]; } if ($hitung[$k] > 2) { $penyakit->kdp = str_pad($k+1,2,"0", STR_PAD_LEFT); $penyakitlist[]=$penyakit->penyakitInfo();} } Gambar 13 script untuk menentukan penyakit yang mungkin diderita If ($gender=="Pria") { if ($rlpp/100 <= 0.9) { $potensi="Tidak berpotensi menderita sakit jantung";} Else { $potensi="berpotensi menderita sakit jantung";} } else { if ($stathml !=2 && $rlpp/100 > 0.8) { $potensi="berpotensi menderita sakit jantung";} else { $potensi="Tidak berpotensi menderita sakit jantung";} }
Gambar 14 script untuk menentukan potensi menderita sakit jantung 6.2 Pengujian Sedangkan pengujian prototipe yang dilakukan meliputi: a. Melakukan verifikasi apakah sistem berjalan sesuai yang direncanakan. Berdasarkan hasil pengujian sistem yang dirancang dapat memberi hasil sebagai berikut : Sistem dapat memberi informasi tentang gaya hidup dan pola makan pada masyarakat/publik melalui berita-berita yang ditampilkan Sistem dapat mendata publik yang melakukan akses terhadap sistem khususnya publik yang melakukan registrasi. Bila submit berhasil maka akan menampilkan informasi bahwa registrasi berhasil, namun bila tidak maka akan memberikan kesalahan
apa yang dilakukan sehingga dapat dilakukan perbaikan dan submit kembali.
Gambar 18 Tampilan selamat datang Gambar 15. Tampilan isi data registrasi
Sistem dapat melakukan pendataan kondisi member, gaya hidup dan pola makannya sehingga dapat memberikan gambaran kondisi publik.
Gambar 16 Tampilan kesalahan input data registrasi
Gambar 19 Tampilan isi data kondisi member
Gambar 17 Tampilan registrasi berhasil
Gambar 20 Tampilan isi data gaya hidup dan pola makan member
Gambar 21 Tampilan isi data gaya hidup dan pola makan member (lanjutan) Sistem dapat memberikan penilaian terhadap gaya hidup dan pola makan member, mencari kemungkinan penyakit yang mungkin diderita dan memberi saran perbaikan.
dengan kenyataan, hal ini dilakukan dengan menyebarkan quistioner. Dari sejumlah quistioner yang disebarkan, tidak semua terkumpul kembali, data yang berhasil dihimpun berasal dari 35 responden. Berdasarkan rekap data yang terhimpun 88,75% responden mengalami kekurangan nutrisi selebihnya tidak mengalami kekurangan nutrisi dan tidak mengisi data quistioner dengan benar. Dari 88,75% yang mengalami kekurangan nutrisi, 90,2% sistem dapat mendeteksi penyakit yang diderita berdasarkan pola makan dan gaya hidupnya sedangkan selebihnya tidak dapat dilakukan pengecekan karena data tidak diisi dengan benar. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan mencocokkan hasil daftar penyakit yang diperkirakan sistem dengan penyakit yang telah diderita responden. Sebagai contoh: dari hasil quistioner bapak Jonny telah menderita penyakit diabetes dan katarak; berdasarkan gaya hidup dan pola makannya, sistem mendeteksi penyakit yang mungkin diderita adalah Atherosklerosis, diabetes, endometriosis, hipertensi, katarak dan vertigo. Dari sini dapat diketahui bahwa kedua penyakit yang sudah diderita bapak Jonny juga terdeteksi oleh sistem dan kemungkinan penyakit yang akan timbul adalah atherosklerosis, endometriosis, hipertensi dan vertigo. c.
Gambar 22 Tampilan hasil analisa kondisi member
Sistem dapat memberi informasi tentang jumlah publik yang menjadi member dan jumlah member yang melakukan penilaian gaya hidup dan pola makan.
Gambar 23 informasi jumlah member b.
Melakukan validasi apakah hasil dari sistem yang terbentuk memiliki hasil yang sama
Uji prototipe Berdasarkan hasil yang telah diperoleh diatas, sistem yang dibangun dapat menjadi alternatif dari sistem yang telah dijalankan sekarang. Informasi berita yang diberikan sistem dapat membantu bagian penyuluhan untuk menyebarluaskan informasi kesehatan pada masyarakat. DSS penilaian gaya hidup dan pola makan dapat membantu masyarakat untuk mengetahui kondisinya serta membantu ahli gizi dalam melakukan pelayanan pada masyarakat. 7. SIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah a. Penerapan Group teknologi pada perancangan database dapat mengurangi jumlah variabel maupun jumlah record yang digunakan serta menyederhanakan hubungan tiap tabel yang terbentuk sedangkan pada perancangan model base, group teknologi berguna untuk mereduksi jumlah kombinasi kemungkinan rule yang terbentuk. b. Dalam penentuan pemberian saran digunakan model What-if-analysis yaitu dengan memperhatikan variabel jawaban gaya hidup
c.
dan pola makan yang dilakukan user dan pengaruhnya pada kecukupan nutrisi, sekaligus perubahan tersebut juga akan memberikan nilai optimal untuk kecukupan nutrisi. Berdasarkan hasil quistioner 88,75% responden mengalami kekurangan nutrisi dan memiliki permasalahan dengan status kesehatannya. Dari data tersebut 90,2% sistem dapat mendeteksi dan mempredikasi penyakit degeneratif yang telah diderita ataupun yang akan timbul dan sistem juga dapat menentukan status KEK dan level kekurangan nutrisi responden. Dari hasil dari pengujian tersebut diketahui bahwa sistem yang terbentuk telah sesuai yang direncanakan dan memberikan hasil yang lebih baik dari sistem yang telah diterapkan.
Saran yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem adalah adanya suatu fasilitas pelaporan yang lebih baik untuk memberi informasi pada pengelola tentang keadaan masyarakat yang melakukan akses terhadap sistem.
DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim.rosni-gj.staff.gunadarma. ac.id/ Downloads/files/ 14315/ Tabel Keputusan1.pdf, 3/9/2009 [2] Ari Agung, I, Gusti. 2002. http://www. akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/ udejournal /2_%20naskah%20 iga%20ary%20agung.pdf. 2/11/2009 [3] Amalia. 2007. Aplikasi metode group technology dalam memperbaiki tata letak mesin untuk meminimalkan jarak perpindahan bahan (studi kasus di perusahaan mebel logam). Surabaya [4] Anupam, Girdhar. 2001. Expansion of group technology part coding based on functionality. Cincinnati. India. [5] Azwar, Azrul. 2004. Tubuh sehat ideal dari segi kesehatan. Jakarta [6] Chang, Tien-Chen., Wysk,Richard, A., Wang, Hsu-Pin. 1991. Computer-aided manufacturing. Printice Hall.Ney Jersey [7] Dinas Kesehatan pemerintah provinsi JawaTimur. 2008. Profil Kesehatan propinsi Jawa Timur tahun 2008. [8] Hung, Zhao Guang, 2002, Gaya hidup warga usia pertengahan dan usia lanjut serta pengaruhnya terhadap kesehatan, Jakarta [9] Muchtadi, Deddy. 2001. Pangan dan Gizi. UT. Jakarta. [10] Martianto, D. 1992. Gizi Terapan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor
[11] Japardi, I. 2002. Penyakit degeneratig pada medula spinalis. www. library.usu.ac.id/ download/fk/bedahiskandar%20japardi39.pdf. 14/11/2009 [12] Junaidi, I. 2004. Menuju Hidup Sehat dan Awet Muda. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. [13] Meliono, I.V dan Budianto. 2004 Dimensi Etis Terhadap Budaya Makan Dan Dampaknya Pada Masyarakat. Bogor [14] Purba, Josephine. j0w1t.files. wordpress.com/2008/05/ksifo_51.ppt, 3/9/2009 [15] Supit, Ruben., Siboro, P.A. 2001. Kiat Keluarga sehat mencapai hidup prima dan bugar. Indonesia Publising House ofset. indonesia [16] Susanto, B.A. Membidik gaya hidup. http://www.jakartaconsulting.com/art-0111.htm . 17/11/2009 [17] Turban, E. 1995. Decicion Support System And Expert System. Prentice Hall International. United State