PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH
ALAN FAUZI 11.142.101
Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BINADARMA 2016
IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH
ALAN FAUZI 11.142.101
Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BINADARMA 2016
HALAMAN PENGESAHAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH
ALAN FAUZI 11.142.101 Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Studi Teknik Informatika
Disetujui, Palembang, Febuari 2016 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Dekan,
Pembimbing 1
Alex Wijaya, S.Kom, M.I.T
M. Izman Herdiansyah, S.T., M.M., Ph.D
Pembimbing II
Irman Effendy, M.Kom
ii
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi Berjudul “IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH” oleh “ALAN FAUZI” telah dipertahankan didepan komisi penguji pada hari SELASA tanggal 02 FEBUARI 2016
Komisi Penguji
(…………………….)
1.
Alex Wijaya, S.Kom, M.I.T.
Ketua
2.
Irman Effendy, M.Kom.
Seketaris (…………………….)
3.
Fatoni, M.M., M.Kom.
Anggota
(…………………….)
4.
Muhammad Ariandi., M.Kom.
Anggota
(…………………….)
Mengetahui, Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Ketua,
A. Haidar Mirza, S.T., M.Kom.
iii
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Alan Fauzi
Nim
: 11142101
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Karya tulis saya (Skripsi) ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer di Universitas Bina Darma; 2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri dengan arahan tim pembimbing; 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan kutipan dengan mencantumkan nama pengarang dan memasukan ke dalam daftar rujukan; 4. Karena saya yakin dengan keaslian karya tulis saya, saya hasilkan cek ke aslianya dengan menggunakan plagiarism checker serta di unggah ke internet; 5. Surat pernyataan ini saya tulis dengan sungguh-sungguh dan apabila terbukti melakukan penyimpangan atau tidak kebenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di perguruan tinggi ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Palembang, Febuari 2016 Yang Membuat Pernyataan
ALAN FAUZI NIM : 11142101
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Harta yang tak ternilai yaitu kedua orang tua saya “Kekurangan yang ada pada diri saya tak selamanya menjadi sebuah kekurangan, tetapi di balik kekurangan itu terdapat sebuah potensi yang luar biasa asal saya sendiri ada niat untuk mewujudkan semuanya”
PERSEMBAHAN : Kupersembahkan Kepada
Allah SWT, yang telah memberikan nikmat, anugrah, dan kesehatan yang telah engkau berikan dalam kehidupan hamba.
Mama dan Papa tercinta dan tersayang yang selalu sabar dan mendoakan yang terbaik buat saya.
Ayuk dan Adik saya yang selalu memberikan semangat kepada saya.
Pembimbing Skripsi, yang selalu sabar dalam menghadapi saya disaat saya bimbingan.
Sahabat-sahabatku, Adi chan, Pakwo Ilyas, Mas Rudi, Aak Amal dan sahabat lain yang selalu memberikan bantuanya.
Almamaterku
v
semangat,
dukungan
dan
ABSTRAK
Load Balancing merupakan teknik untuk mendistribusikan beban traffic pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar traffic dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada satu jalur koneksi. dimana kepadatan pada jalur menjadi perhitungan pertama dalam pembagian bandwidth. Router dapat mendistribusikan lalu lintas di beberapa jalur ke tujuan yang sama, menyeimbangkan beban di sumber jaringan yang berbeda. Sebuah penyeimbangan beban server, pada sebaliknya mendistribusikan lalu lintas antar sumber daya server dari pada jaringan sumber daya. PCC adalah teknik dalam pengelompokan traffic koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok yang dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan dst-port. Agar pada router akan mengingat jalur gateway yang dilewati awal traffic koneksi. jadi hasil dari pengembangan load balancing pcc dapat meningkatkan kecepatan koneksi dan membagi beban traffic pada kedua gateway agar tidak terjadi overload. Penulis juga menerapkan teknik fail over, jika salah satu satu koneksi gateway sedang terputus maka gateway yang lainya otomatis akan menampung semua traffic jaringan. Kata Kunci : Load Balancing, PCC, Router.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta perlindungan dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Implementasi Load Balancing Peer Connection Classifier (Pcc) pada Jaringan Internet di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih”. Guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) pada program studi Informatika. Dalam pembuatan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan, terutama kepada : 1. Prof. Ir. H. Bochari Rahman, M.sc. Selaku Rektor Universitas Bina Darma Palembang. 2. M. Izman Herdiansyah, ST., M.M., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer. 3. A. Haidar Mirza, M.Kom. Selaku Ketua Program Studi Informatika. 4. Alex Wijaya, S.Kom, M.I.T. Selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi. 5. Irman Effendy, M.Kom. Selaku Pembimbing II yang telah membimbing dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Bina Darma Palembang. 7. Orang tua, saudara-saudara, sahabat, dan teman-teman ku yang telah memberi dukungan, masukan, doa serta bantuannya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun guna melengkapi kekurangan yang ada.
Palembang,
Penulis
vii
Febuari 2016
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... PERNYATAAN ............................................................................................ MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... ABSTRAK .................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR TABEL .........................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii xi xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 1.4 Batasan Masalah .................................................................................... 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 1.6 Metodologi Penelitian ........................................................................... 1.6.1 Waktu Penelitian ............................................................................ 1.6.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 1.6.3 Metode Penelitian .......................................................................... 1.6.4 Metode Pengembangan Sistem ...................................................... 1.6.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................
1 3 3 3 3 4 4 4 4 5 6 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Load Balancing ..................................................................................... 2.2 Jaringan Komputer ............................................................................... 2.3 Perangkat Jaringan ................................................................................. 2.3.1 Router ............................................................................................ 2.3.2 Switch ............................................................................................. 2.3.3 Network Interface Card (NIC) ....................................................... 2.3.4 Personal Komputer (PC) ................................................................. 2.3.5 Modem Router ............................................................................... 2.4 Topologi Jaringan .................................................................................. 2.4.1 Topolgi Star ................................................................................... 2.5 Transmission Control Protocol/Internet Protokol................................. 2.5.1 Hyper Text Transfer Protokol (HTTP) ........................................... 2.5.2 Hyper Text Transfer Protokol Secure (HTTPS) ............................ 2.5.3 Secure Socket Layer (SSL) ............................................................. 2.5.4 Domain Name Service (DNS) ........................................................ 2.5.5 Simple Network Management Protokol (SNMP) ............................ 2.6 IP Address ............................................................................................. 2.7 Subneting ...............................................................................................
9 10 11 11 12 12 12 12 13 13 14 14 15 15 15 16 16 16
viii
2.8 Network Address Translation (NAT) .................................................... 2.9 Routing .................................................................................................. 2.9.1 Static Route .................................................................................. 2.10 VMware Workstation ............................................................................ 2.11 Monitoring Jaringan ............................................................................. 2.11.1 Torch .............................................................................................. 2.11.2 Interface List ................................................................................... 2.11.3 Speedte.net ...................................................................................... 2.11.4 Webproxy Log ................................................................................. 2.12 Penelitian Terdahulu .............................................................................
17 17 18 18 18 19 19 19 19 19
BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Sejarah Umum ....................................................................................... 3.2 Visi dan Misi ........................................................................................ 3.2.1 Visi.................................................................................................. 3.2.2 Misi ................................................................................................. 3.3 Periode Pimpinan ................................................................................... 3.4 Lokasi RSUD ......................................................................................... 3.5 Struktur Organisasi ................................................................................
21 22 22 22 22 23 23
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian ................................................................................. 4.2 Metode Pengembangan Data ................................................................ 4.3 Metode Pengembangan Sistem ............................................................. 4.3.1 Analisis .......................................................................................... 4.3.2 Design ............................................................................................ 4.3.3 Simulation Prototyping .................................................................. 4.3.4 Implementation ............................................................................... 4.3.5 Monitoring ..................................................................................... 4.3.6 Managment ..................................................................................... 4.4 Kerangka Berpikir .................................................................................
25 25 26 27 27 28 28 28 29 29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis .................................................................................................. 5.1.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ....................................................... 5.1.2 Sfesifikasi Sofware dan Hardware ................................................. 5.2 Design ................................................................................................... 5.2.1 Perancangan Fisik .......................................................................... 5.3 Simulation Prototyping .......................................................................... 5.4 Implementasion ..................................................................................... 5.4.1 Tahapan Topologi Jaringan ........................................................... 5.4.2 Inisialisasi Interface Mikrotik ........................................................ 5.4.3 Pemberian Alamat IP Address ....................................................... 5.4.4 Konfigurasi Mangle ........................................................................ 5.4.5 Konfigurasi Routing ....................................................................... 5.4.6 Konfigurasi NAT ........................................................................... 5.5 Monitoring ............................................................................................ 5.5.1 Pengujian Efektifitas Penyetaraan Beban Pada Gateway ISP ........
31 32 36 37 38 39 42 42 42 43 45 48 49 50 51
ix
5.5.2 Tahapan Pengujian Load Balancing ............................................... 5.6 Management .......................................................................................... 5.6.1 Membuat Pengaturan “Fail Over”.................................................. 5.6.2 Mengganti Username dan Password Pada Mikrotik ......................
52 53 54 55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 6.2 Saran .....................................................................................................
57 58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1 Siklus NDLC ............................................................................................ 2.1Topologi Star ............................................................................................. 3.1 Struktur Organisasi ................................................................................... 4.1 Metodologi NDLC ................................................................................... 4.2 Kerangka Berpikir .................................................................................... 5.1 Topologi Jaringan Komputer ................................................................... 5.2 Grafik 8 website yang sering diakses ....................................................... 5.3 Aplikasi Monitoring Touch ...................................................................... 5.4 Desain Topologi Jaringan dengan Load Balancing ................................. 5.5 Proses Alur pengiriman paket pada Load Balancing PCC ...................... 5.6 Konfigurasi Pc Client ............................................................................... 5.7 Grafik Koneksi pada setiap Gateway ....................................................... 5.8 Teknik Fail Over ......................................................................................
xi
6 14 24 27 30 32 34 34 38 41 44 51 55
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 5.1 Daftar traffic dari Tool Touch .................................................................. 5.2 Sfesifikasi Sofware .................................................................................... 5.3 Sfesifikasi Hardware ................................................................................ 5.4 IP Address ................................................................................................. 5.5 Tabel perbandingan penyebaran paket data ............................................. 5.6 Pengujian sebelum Implementasi Load Balancing ................................... 5.7 Pengujian setelah Implementasi Load Balancing .....................................
xii
35 37 37 38 52 52 53
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Load balancing merupakan teknik untuk mendistribusikan beban traffic
pada jalur atau lebih dari dua jalur koneksi secara seimbang, agar traffic dapat berjalan secara optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari kegagalan pada salah satu jalur koneksi. Solusi jaringan ini untuk mendistribusikan lalu lintas masuk antara server hosting konten aplikasi yang sama. Dengan menyeimbangkan permintaan aplikasi di beberapa server, menyeimbangkan beban untuk mencegah server aplikasi dari titik kegagalan, sehingga meningkatkan ketersediaan aplikasi secara keseluruhan dan responsif. Peer
Connection
Classifier
(PCC)
adalah
suatu
teknik
dalam
pengelompokan traffic koneksi yang keluar masuk melalui router menjadi beberapa kelompok. untuk dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, srcport ss dan dst-port. Router dapat mengingat jalur gateway yang dilewati dari awal traffic koneksi, sehingga paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awal akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama. Kelebihan dari PCC dapat menjawab banyaknya keluhanan sering terjadi putusnya koneksi pada teknik load balancing lainya sebelum adanya PCC karena perpindahan gateway.
1
Dalam mengatasi kelebihan beban pada server hal yang paling utama dengan meningkatkan kualitas atau kecangihan sebuah server misalnya mengupgrade cpu dan menambah memori. menggunakan lebih dari satu server dengan harga dan kualitas rata-rata seringkali jauh lebih dari efektif dan menguntungkan dari pada menggunakan sebuah server mahal yang berkinerja tinggi. Namun solusi banyak server ternyata bukan tanpa masalah. Maka dari itu akan diterapkan sistem load balancing. Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih merupakan salah satu institusi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Karyawan serta staff rumah sakit lainnya telah memanfaatkan jaringan internet sebagai media pendukung dalam kegiatan institusi mereka, seperti pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Namun dengan kebutuhan akan proses informasi yang cepat, maka berdampaklah pada banyaknya beban (traffic) serta permintaan (request), sehingga broadcast dalam suatu jaringan semakin meningkat dan akan berdampak pada optimalnya kinerja dari jaringan itu sendiri.
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka penulis akan membahas penelitian dengan judul “Implementasi Load Balancing Peer Connection Classfier (PCC) Pada Jaringan Internet di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih”.
1.2
Perumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang, peneliti merumuskan permasalahan
pada penelitian ini yaitu,” Bagaimana Mengimplementasi load balancing peer
2
connection classifier (pcc) pada jaringan internet di rumah sakit umum daerah prabumulih?”.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasikan load
balancing peer connection classifier (pcc) pada jaringan internet di rumah sakit umum daerah prabumulih untuk mengoptimalkan dua jalur koneksi internet agar dapat digunakan secara efektif dengan dua jalur gateway yang berbeda.
1.4
Batasan Masalah Adapun batasan masalah agar penelitian ini dapat dipahami dan tidak
menyimpang dari pembahasan : 1.
Peneliti hanya mengimplementasi load balancing peer connection classifier (pcc) pada jaringan internet di rumah sakit umum daerah prabumulih.
2.
1.5
Penelitian ini di lakukan di rumah sakit umum daerah prabumulih.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
1.
Dapat memaksimalkan kinerja dalam mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi pada jaringan agar lebih seimbang.
2.
Dapat membagi paket data sesuai dengan yang dibutuhkan pada tiap-tiap jaringan (network) agar kinerja jaringan lebih optimal.
1.6
Metodologi Penelitian
3
1.6.1
Waktu Penelitian Awal penelitian akan dimulai dari bulan September sampai dengan bulan
Desember 2015. penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih, yang beralamat di jalan
Lingkar kel. Gunung Ibul Barat
Kec.Prabumulih Timur. 1.6.2
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:
1.
2.
Perangkat lunak (Software) a.
Processor Intel Pentium
b.
RAM 2 GB
c.
HDD 500 GB
d.
Printer Canon IP237
Perangkat keras (Hardware) a.
Sistem Operasi Windows 7
1.6.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis adalah bersifat deskriptif. Menurut sukamadinata (2006:72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjuk untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainya. Metode deskriptif adalah
4
metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek yang menggunakan masalah dengan mengumpulkan data-data yang disajikan. 1.6.4 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan sistem metode yang digunakan dalam melakukan implementasi peer connection classifier adalah Network Development Life Sycle (NDLC) sebagai pacuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. (James E. Goldman, Philips T.Rwales, Third Edition, 2001), Berikut siklus dari NDLC :
Gambar. 1.1 Siklus NDLC Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan dalam Network Development Life Cycle (NDLC). 1.
Analisis : melakukan analisa terhadap system yang telah berjalan untuk menentukan metode Load Balancing dan mengumpulkan data sebuah jaringan dengan menggunakan mikrotik sebagai Load Balancing.
2.
Design : perancangan untuk melakukan desain adalah Topologi Star yang melakukan pembagian beban bandwidth yang merata serta proses penentuan alur traffic antar dua ISP yang ada.
5
3.
Simulation prototyping : simulasi dengan menggunakan virtual machine yang berdasarkan rancangan penelitian terdapat user, mikrotik sebagai Load Balancing dan dua buah ISP berbeda.
4.
Implementation : pada tahap ini akan diterapkan semua yang telah direncanakan dan dirancang untuk melakukan pengujian apakah berhasil dengan topologi jaringan yang telah didesain sebelumnya.
5.
Monitoring : perlunya pemantauan terhadap traffic di jaringan supaya bisa berjalan sesuai dengan analisa awal dan pemantauan terhadap infrastruktur hardware.
6.
Management : tahapan ini memerlukan perhatian khusus terhadap kebijakan yang perlu dibuat untuk mengatur dan membuat sistem dapat berjalalan dengan baik.
1.6.5 Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a.
Observasi melakukan/meninjau langsung ke tempat pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
b. Wawancara (Interview)
6
Melakukan sesi tanya jawab langsung kepada administrator yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi pada Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih yang berhubungan dengan objek penelitian. c.
Studi pustaka Merupakan
cara
pengumpulan
data
yang dilakukan
berdasarkan
pemahaman teori yang telah diterima penulis selama masa perkulihan, serta membaca dan mempelajari buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
1.7
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan memjelaskan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Batasan Masalah, Metodologi Penelitian, Sistem Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis juga akan menjelaskan beberapa Landasan Teori yang digunakan dalam penyusunan skripsi.
BAB III TINJAUAN UMUM Dalam bab ini akan menjelaskan objek penelitian, meliputi sejarah, visi dan misi organisasi serta struktur pimpinan.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
7
Pada bab ini akan membahas tentang, proses dan langkahlangkah sebelum masuk kedalam tahap implementasi.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil dari penelitian dan pembahasan berbagai masalah yang dihadapi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab
ini
memjelaskan
tentang
kesimpulan
dari
semua
keseluruhan bab dan mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2. 1
Load Balancing Menurut (Dewobroto, 2009). Load Balancing merupakan teknik untuk
mendisribusikan beban traffic pada dua jalur koneksi secara seimbang agar traffic dapat berjalan optimal dan memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada satu jalur koneksi. dimana kepadatan trafik pada jalur menjadi perhitungan pertama dalam pembagian bandwidth. (Dewobroto, 2009) Menurut (Mikrotik, 2005). Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban traffic pada dua koneksi secara seimbang, agar traffic dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu respon dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Menurut (Kopparapu, 2002). Load Balancing bukanlah konsep baru dalam server atau jaringan ruang. Beberapa produk melakukan berbagai jenis load balancing. Sebagai contoh, router dapat mendistribusikan lalu lintas di beberapa jalur ke tujuan yang sama, menyeimbangkan beban di sumber daya jaringan yang berbeda. Sebuah penyeimbang beban server, pada Sebaliknya, mendistribusikan lalu lintas antara sumber daya server dari pada jaringan sumber daya. Beban
9
balancers dapat melakukan pemeriksaan kesehatan canggih di server, aplikasi, dan konten untuk meningkatkan ketersediaan dan pengelolaan
2.2
Jaringan Komputer Menurut (Sopana, 2008). Jaringan komputer (computer network)
merupakan himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa populernya dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer merupakan kumpulan beberapa komputer yang saling terhubung dengan lain melalui media perantara seperti media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Berdasarkan skala atau area, jaringan komputer dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1.
LAN (Local Area Network) Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada area tertutup. seumpamanya dalam satu gedung ataupun dalam satu ruangan yang luas. Kadang kala jaringan lokal disebut jaringan sendiri. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang menggunakan sumber yang sama, seperti penggunaan printer secara bersamaan.
2.
MAN (Metropolitan Area Network) Metropolitan Area Network merupakan metode yang sama sepertu LAN namun daerah cakupanya lebih luas. Daerah cakupan MAN bisa satu daerah, beberapa kantor yang berada dalam satu wilayah yang sama. Dikatakan MAN yaitu pengembangan dari LAN.
3.
WAN (Wide Area Network) Wide Area Network cakupanya lebih luas dari pada MAN. Cakupan WAN banyak meliputi satu kawasan, satu negara, satu pulau, bahkan satu benua.
4.
Internet
10
Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada di dunia. Sehingga cakupanya sudah mencapai satu dunia, bahkan tidak menutup kemungkinan mencakup antarplanet. Koneksi antar jaringan komputer dapat dilakukakan berkat adanya dukungan protokol yang khas, yaitu Internet Protocol (IP).
2.3
Perangkat Jaringan Menurut (Supandi, 2008). perangkat keras (Hardware) adalah semua fisik
komputer yang dibedakan dengan data yang berada didalamnya atau beroperasi di dalamnya yang dibedakan dengan perangkat lunak (Sofware) dan menyediakan informasi untuk perangkat keras dalam menyelesaikan tugasnya. Secara umum, perangkat keras/hardware yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jaringan komputer yaitu: Network Interface Card (NIC), Switch, dan semua yang berhubungan dengan koneksi jaringan seperti : Bridges, Router dan lainya untuk proses transformasi data di dalam jaringan. 2.3.1 Router Router adalah jaringan yang dapat menghubungkan satu jaringan kejaringan lain. Sepintas router mirip dengan bridge, namun router lebih pintar dibandingkan bridge. Router bekerja menggunakan routing table yang disimpan di memori untuk membuat keputusan tentang kemana paket akan kirimkan. Router dapat memutuskan rute terbaik yang akan ditempuh paket data. 2.3.2 Switch Switch adalah sebuah jaringan yang melakukan brigding transparan atau penghubung segementasi banyak jaringan berdasarkan MAC Addres. Switch juga dapat digunakan sebagai penghubung komputer dan router pada suatu area
11
terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge.. 2.3.3 Network Interface Card (NIC) NIC
atau
Network
Iinterface
Card
merupakan
perangkat
yang
berhubungan langsung dengan komputer dan desain agar komputer jaringan dapat saling berkomunikasi. NIC juga menyediakan akses media ke fisik jaringan. Bagaimana bit-bit data seperti tegangan listrik, arus gelombang elektromagnetik, dan lainya akan ditentukan oleh NIC. NIC merupakan contoh dari perangkat yang bekerja pada layer pertama OSI atau layer physical. 2.3.4 Personal Komputer (PC) Personal komputer merupakan perangkat utama dalam suatu jaringan komputer yang akan bekerja mengirim dan mengakses data dalam jaringan. kelebihan pc sangat menentukan untuk para pekerja jaringan. 2.3.5 Modem Router Modem router adalah perangkat router yang sudah di include dengan modem HSDPA. Teknologi ini mungkin sudah lama dikembangkan namun di Indonesia baru diperkenalkan awal tahun 2011.
2.4
Topologi Jaringan Menurut (Sopana, 2008). Topologi jaringan menggambarkan metode yang
digunakan untuk pengabungan secara fisik dari suatu jaringan. Topologi jaringan adalah susunan atau pemerataan interkoneksi antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (real) dan logis (virtual). Jaringan komputer memiliki banyak jenis topologi, ada 4 topologi yang umum digunakan adalah Topologi Bus/linier, Topologi Ring, Topologi Tree dan
12
Topologi Star. Karna penulis hanya menggunakan Topologi Star, maka hanya dijelaskan Topologi tersebut. 2.4.1 Topologi Star Seperti namanya topologi ini berbentuk seperti bintang setiap komputer dalam jaringan terhubung langsung dengan pusat sentral. Terminal pusat tersebut sebagai pengendali semua komunikasi data yang menyediakan jalur komunikasi pada komputer yang akan berkomunikasi berupa hub. Hub juga merupakan alat yang menyediakan lokasi terpusat, dimana semua kabel UTP terpasang. Kelemahan Topologi Star, diantaranya a.
kesulitan perawatan jika ukuran besar
b.
sering terjadi tabrakan pada lalu lintas padat. Kelebihan Topologi Star, diantaranya
a.
keamanan data tinggi
b.
kemudaha pemasangan kabel dan penganan masalah
c.
Penambahan terminal lebih mudah.
Gambar 2.1 Topologi Star Sumber : (http://geoogle.co.id)
2.5
Transmission Control Protocol/Internet Protokol
13
Menurut (Sopandi, 2008). TCP/IP adalah sekumpulan protocol yang di desain untuk melakukan fungsi komunikasi data pada internet. TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang bertanggung jawab atas bagian tertentu dari komunikasi data. Protokol ini merupakan komunikasi utama dalam internet yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1969 oleh DARPA (Defence Advance Research Project Agency) yang mendanai riset dan pembuatan paket switching eksperimen yang diberi nama ARPANET. Beberapa layanan dan untiliy dari TCP/IP meliputi sebagai berikut: 2.5.1 Hyper Text Transfer Protokol (HTTP) HTTP adalah protokol yang dipakai untuk mayoritas Word Wide Web (WWW). Windows menghadirkan Internet Exlporer sebagai clinet HTTP dan internet information service (IIS) sebagai server HTTP. Pada ummunya port HTTPS adalah 80.
2.5.2 Hyper Text Trasnfer Protokol Secure (HTTPS) HTTPS adalah versi paling aman dari HTTP, protokol komunikasi dari World Wide Web. Ditemukan oleh Netscape Comunication Corporation untuk menyediakan komunikasi tersandi dan penggunaan dalam komersi elektris. Selain menggunakan komunikasi plain text, HTTPS menyediakan data untuk menggunakan protokol SSL (Secure Socket Layer) atau protokol TLS (Transport Layer Security). Kedua protokol tersebut memberikan perlindungan yang memadai dari serangan eavesdroppers, dan man in the middle attacks. Pada umumnya port HTTPS adalah 443. 2.5.3 Secure Socket Layer (SSL)
14
SSL adalah protokol yang digunakan untuk browsing website secara aman yang bertindak sebagai protokol yang mengamankan komunikasi antara client dan server. Protokol ini memfasilitasi pengguna enkripsi untuk data yang rahasia dan membantu integritas informasi yang diperlukan antara website dan web browser. Pada umumnya port SSL sama dengan port HTTPS yaitu 443. 2.5.4
Domain Name Service (DNS) DNS merupakan seperangkat protokol dan layanan pada jaringan TCP/IP
yang membolehkan para pengguna jaringan untuk mempergunakan nama hierarki yang sudah dikenal ketika meletakan host ketimbang harus mengingat dan memakai alamat IP-nya. DNS banyak dipakai di internet dan kebanyakan perusahaan pribadi. Saat memakai Web browser, aplikasi telnet, utiliti FTP, atau utiliti TCP/IP mirip di internet, maka user sedang memakai sebuah server DNS. Pada umumnya port DNS adalah 53.
2.5.5 Simple Network Managment Protokol (SNMP) SNMP membuat seorang user dapat mengelola node jaringan seperti server, workstation, router, bridge, dan switch dari host central. SNMP dapat dipakai untuk mengkonfigurasi device yang jauh, memantau kerja jaringan, mendeteksi kesalahan jaringan dan mengakses yang tidak cocok untuk mengaudit pemakaian jaringan.
2.6
IP Address Menurut (Sopana, 2008). IP Address adalah identitas khusus yang
digunakan untuk memberikan tanda atau alamat pada sebuah paket data pada
15
suatu sistem komputer. Konsep dasar pengalamatan (IP Address) di internet adalah awalan pada IP Address dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemilihan rute paket data ke alamat tujuan. Sebelum memasuki aspek lebih jauh tentang IP Address, penting untuk mengerti dahulu beberapa hal fundamental dari IP Address itu sendiri.
2.7
Subnetting Menurut (Sopana, 2008). Sebuah jaringan dapat dipecahkan menjadi
beberapa jaringan baru yang disebut Subnetting. Tujuannya untuk mereduksi traffic jaringan, mengoptimalkan jaringan, memudahkan dalam management jaringan dan mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas. Melalui Subnetting sebuah alamat jaringan tunggal dapat dipecah menjadi subnetwork atau disingakat subnet.
2.8
Network Address Translation (NAT) Menurut (Nugroho, 2005). Network Address Translation atau lebih biasa
disebut NAT adalah suatu metode yang menghubungkan lebih dari satu komputer kejaringan internet dengan menggunakan satu alamat public. Dengan NAT gateway yang dijalankan disalah satu komputer, satu alamat IP tersebut dibagi ke beberapa komputer dan mereka bisa melakukan koneksi ke internet secara kebersamaan. Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat di pecah-pecah menjadi jaringan kecil. Bagian kecil tersebut masing-masing memiliki satu alamat IP, sehingga dapat menambah atau mengurangi jumlah komputer tanpa mengganggu jaringan secara menyeluruh.
16
Dalam Mikrotik, NAT dikenal juga sebagai masquered yaitu fasiliator router untuk meneruskan paket dari IP asal atau ke IP tujuan. Terdapat dua jenis NAT, yaitu Source NAT (scrnat) dan Destination NAT (dstnat)
2.9
Routing Menurut (Nugroho, 2005). Routing merupakan sebuah proses untuk
meneruskan paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainya melalui sebuah jaringan internetwork. Routing juga dapat menuju kepada sebuah metode penggabungan jaringan sehingga pake-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan lainya. 2.9.1 Static Route Static Route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Dalam skala jaringan kecil yang mungkin tediri dari dua router. Static route harus di konfigurasi secara manual dan di maintance secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router lainya. Static Route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu router untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana konfigurasinya secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasikan untul mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local route, dimana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana untuk meneruskan paket
2.10 VMware Workstation VMware Workstation adalah salah satu jenis aplikasi yang membuat mesin virtual. Software ini pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan VMware pada
17
tahun 1999 dengan menggunakan virtual tecnology, diman sejumlah virtual machine dengan system operasinya sendiri dapat sekaligus bekerja pada satu hardware saja. Setiap virtual machine yang dibuat oleh VMware tersebut bekerja seolah-olah merupakan komputer biasa yang berdiri sendiri.
2.11 Monitoring Jaringan Menurut (Herlambang&Catur, 2008). Dalam sebuah jaringan komputer, terdapat bebagai komputer yang terhubung. Setiap komputer memiliki resource, masing-masing saling berbagi resource satu sama lain. Dalam memonitoring jaringan dapat menggunakan software khusus untuk monitoring jaringan. 2.11.1 Torch Torch adalah sebuah tool pada mikrotik yang digunakan untuk memonitoring traffic yang berjalan pada interface (anatarmuka) secara realtime. 2.11.2 Interface List Tool ini hampir sama dengan torch yang membuat informasi traffic pada suatu interface secara realtime. Yang menbedakan tool ini hanya membuat informasi tentang jumlah maupun paket data yang melewat salah satu interface di mikrotik. 2.11.3 Speedtes.net Speedtes.net adalah sebuah tools online untuk mengukur performa dari suatu koneksi boardband. Pada akhir tes akan ditampilkan kecepatan bandwidth download dan upload. 2.11.4 Webproxy Log
18
2.11.5 Webproxy log package terdiri dari Webproxy log dan Webproxy log Catcher yang ditunjuk untuk menerima dan mengimport data dari log Webproxy pada mikrotik.
2.12 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian-penelitian yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini, antara lain: 2.12.1 Nurul Fadilah Zamzami, 2009.” Implementasi Load Balancing dan Failover Menggunkan Mikrotik Router OS Berdasarkan Multihomed Gateway Pada Warung Internet Diga”.Berdasarkan hasil studi kasus diwarnet dalam penelitian, perancangan dan pengujian yang dilakukan terhadap
kinerja
multihomed
gateway
berbasis
mikrotik
dengan
menggunakan metode load balancing dan failover yang digabungkan sebagai berikut, Pada pengujian routing telah membuktikan bahwa gateway kedua isp telah berhasil dipisahkan berdasarkan kebutuhan bandwidth lokal ataupun internasional. Dengan demikian tujuan untuk memperoleh pemisahan jalur internet antara isp pertama dan kedua sesuai kebutuhan client dan dapat saling mem-backup antar isp telah tercapai.
2.12.2 Mohd.Siddik, Yopi Hendro, Zulfian Azmi, 2015. “Load Balance dan Pembagian Bandwidth Pada Jaringan LAN Menggunakan Mikrotik Router Board RB 750. Dari hasil penelitian load balance dilakukan dengan menggabungkan dua gateway ISP menjadi satu gateway, serta memanagement bandwidth download dan bandwidth upload per-client
19
dibagi dengan besar bandwidth yang sama per-client, loadbalance dan pembagian bandwidth dilakukan dengan Mikrotik routerboard Rb750.
20
BAB III
TINJAUAN UMUM 3.1
Sejarah Umum Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih Pada tahun 1947 sampai dengan 1955 berdirilah Balai Pengobatan yang
merupakan bakal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih. Lokasi balai pengobatan tersebut adalah bangunan bekas kantor Marga Kapak Tengah (Lokasi Lapangan Tenis Dusun Prabumulih sekarang ini). Pada tahun 1955 balai Pengobatan tersebut dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih, yang lokasinya dari tahun 1955 sampai akhir tahun 2008 di Jalan AK. Gani No. 41 Lk. III kelurahan Tugu Kecil Prabumulih Timur, dengan luas tanah I adalah 5.940,56 m², luas tanah II adalah 892,50 m², luas tanah III adalah 354,51 m² dan luas tanah IV adalah 10.000 m². Jadi total seluruh luas tanah RSUD Prabumulih adalah 7.197,57 m² . Sedangkan luas bangunannya adalah 1.508,4446 m². Sejak tahun 1955 sampai akhir tahun 2008 RSUD Prabumulih memiliki tempat tidur (TT) dari 51 buah menjadi 69 dan terakhir bertambah menjadi 82 buah. Pada tanggal 15 Nopember 2007, Menteri Kesehatan Republik Indonesia menetapkan bahwa RSUD Kota Prabumulih mendapat status Akreditasi “PENUH TINGKAT DASAR”, dengan Nomor SK YM.01.10/III/1329/07. Yang berlaku dari tanggal 15 Nopember 2007 sampai dengan 15 Nopember 2010.
21
3.2
Visi dan Misi
3.2.1 Visi Visi RSUD Kota Prabumulih adalah “Menjadi Milik dan Kebanggaan Bagi Masyarakat Kota Prabumulih“. 3.2.2 Misi Misi RSUD Kota Prabumulih adalah: a. Pengembangan sarana prasarana dan kemitraan pelayanan rumah sakit. b. Meningkatkan pelayanan rumah sakit yang berkualitas. c. Mewujudkan pegawai rumah sakit yang professional, beretika dan berakhlak.
3.3
Periode Pimpinan RSUD Kota Prabumulih:
1.
Balai Pengobatan
a.
Tahun 1947-1949 : dr. Smith (Wakil dr. Cock)
b.
Tahun 1949-1951 : Mantri Verpleger Megang Sastrohusodo
c.
Tahun 1951-1955 : dr. Wulf
2.
RSUD Kota Prabumulih
a.
Tahun 1955-1958 : dr. Kolman
b.
Tahun 1958-1960 : dr. Socker
c.
Tahun 1960-1962 : Mantri Verpleger R.Sulaiman
d.
Tahun 1962-1964 : dr. Br. Chaterja
e.
Tahun 1964-1965 : dr. Rahman Halim
f.
Tahun 1965-1966 : dr. Herman
g.
Tahun 1966-1968 : dr. Tafsi Baslim
h.
Tahun 1968-1969 : dr. Arifin Farano
i.
Tahun 1969-1973 : dr. B. M. Pasaribu
j.
Tahun 1973-1976 : dr. Moch Noer Sulaiman
k.
Tahun 1976-1980 : dr. Yaslani Panggarbesi
22
l.
Tahun 1980-1981 : dr. Moch. Noer Sulaiman
m. Tahun 1981-1985 : dr. Santi Budiman n.
Tahun 1985-1993 : dr. M. Yasin
o.
Tahun 1993-1999 : dr. Thabrani Adnan, MS
p.
Tahun 1999-2004 : dr. Hj. Erna Purbasari, MS
q.
Tahun 2004-2007 : dr. Hj. Salfitri Saleh
r.
Bulan April s/d Agustus Tahun 2007 : dr. Tedjho Tjahjono, S. MPH
s.
Tahun 2007-2011 : dr. H. M. Ali Indra Hanafiah, MARS
t.
Tahun 2011-2012 : dr. Hj. Irmitaty, MKM
u.
Tahun 2012 s/d sekarang : dr. Hj. Rusmini, M. Kes
3.4
Lokasi RSUD Prabumulih Pada tahun 1947 sampai dengan 1955 berdirilah Balai Pengobatan yang
merupakan cikal bakal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih. Lokasi balai pengobatan tersebut adalah bangunan bekas kantor Marga Kapak Tengah (Lokasi Lapangan Tenis Dusun Prabumulih sekarang ini). Pada tahun 1955 balai Pengobatan tersebut dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih, yang lokasinya dari tahun 1955 sampai akhir tahun 2008 di jalan AK. Gani No. 41 Lk. III kelurahan Tugu Kecil Prabumulih Timur, dengan luas tanah I adalah 5.940,56 m², luas tanah II adalah 892,50 m², luas tanah III adalah 354,51 m² dan luas tanah IV adalah 10.000 m².
3.5
Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan perwujudan dari pengendalian didalam Rumah
Sakit, maka akan terlihat jelas tugas dan tanggung jawab yang akan dilaksanakan oleh setiap bagian-bagian yang ada.
23
DIREKTUR Dr. Hj. RUSMINI, M.KES
KOMITE KEPERAWATAN
KOMITE MEDIK
SPI
KEPALA BAGIAN TATA USAHA
HAIRULSYAH, SE
Dr. RAHMAD G, SP.OG
FATONI, SE
ADI KUANTO, S.KEP.,NERS., MARS KASUBAG HUKUM, HUMAS dan PERLENGKAPAN H. ERNAN, SKM
KASUBAG REKAM MEDIS dan INFORMATIKA
DENNI KURNIAWAN, SKM., M.SI
KASUBAG KEPEGAWAIAN dan DIKLAT
YOLANDA TRIASTUTI, SKM., M.SI
KABID BINA PELAYANAN MEDIK dan PENUNJANG dr. H. YOANDA FALIA CORY
KASI BINA PELAYANAN ASUHAN dan PROFESI MEDIK KABID BINA PENUNJANG PELAYANAN Hj. danFEPI OKA PRIASNI, SKM KEPERAWATAN
KASI BINA PELAYANAN LOGISTIK MEDIK dan PENUNJANG
Hj. RISMA SUMARNI, SKM, M.SI
KASI BINA PELAYANAN ASUHAN dan PROFESI KEPERAWATAN
KASI BINA PELAYANAN LOGISTIK KEPERAWATAN
NOVIE AMALIA C, S.KEP. M.Si
ASHRI, SKM
\ 24
SRI SEPTIANA, SKM
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN 4.1
Metode Penelitian Dalam penulisan ini metode yang akan digunakan untuk penelitian adalah
bersifat deskriptif. Menurut sukamadinata, (2006:72), deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena nyata maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, hubungan, perubahan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainya. Metode deskriptif adalah metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek yang menggunakan masalah dengan mengumpulkan data-data yang disajikan.
4.2
Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data merupakan tahapan proses penelitian
dalam pengembangan system. Penulis membutuhkan data yang tepat agar berlangsung sesuai dengan perumusan masalah yang sudah ditentukan. Berikut tahapanya:
d. Observasi
25
Penulis melakukan peninjauan secara langsung ke RSUD prabumulih, untuk melakukan penerapan sistem yang akan dibangun, bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sistem yang akan dikembangkan dan ketersedian alat jaringan yang dibutuhkan saat melakukan tindakan. e.
Wawancara (Interview) Penulis melakukan sesi tanya jawab langsung kepada administrator tentang
jaringan internet yang ada dan bermasalahnya jaringan intenet yang sering terjadi di RSUD prabumulih, penulis juga membuat selembaran pertanyaan kepada petugas IT masalah yang sering mereka keluhkan soal jaringan internet yang ada. f.
Studi pustaka Pada tahapan ini pengumpulan bahan/data yang berkaitan dengan tugas
akhir, penulis membaca buku yang ada di perpusatakaan dan mencari artikel atau refrensi jurnal, serta ebook dari internet. Secara lengkap judul buku dan refrensi harus dilengkapi daftar pustaka.
4.3
Metode Pengembangan Sistem Dalam melakukan pengembangan system, penulis akan menggunakan
metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk mengimplementasikan konsep Load Balancing Peer Connection Classifier (PCC) pada jaringan internet di RSUD prabumulih. NDLC mempunyai beberapa alur kerja dalam mengembangkan sistem jaringan ini, berikut alur kerja dari NDLC :
26
Gambar 4.1 Metodologi NDLC (Sumber : (James E. Goldman, Philips T.Rawles, Third Edition, 2001) Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan dalam Network Development Life Cycle (NDLC) : 4.3.1 Analisis Tahapan awal yang dilakukan dalam menganalisis adalah analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang ada, analisa keinginan user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada, bisa dibilang tahapan ini adalah tahapan pengumpulan
data
yang
dibutuhkan
untuk
perumusan
masalah
dalam
menyelesaikan kendala yang ada. Dengan mengidentifikasi sistem yang sedang berjalan lalu mencoba untuk menganalisa suatu pengembangan sistem seperti apa yang akan diterapkan pada sistem tersebut.
4.3.2 Design Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahapan desain ini penulis akan membuat desain gambar topologi jaringan komputer yang akan dibangun Desain ini dapat dapat berupa desain struktur topologi, alur proses, dan tata layout
27
perkabelan, akan memberikan gambaran jelas tentang projet yang akan dibangun, penelitian ini penulis menggunakan aplikasi Mirosoft Visio untuk memperbaharui desain topologi yang lama menjadi desain topologi yang baru. 4.3.3 Simulation Prototyping Beberapa pengembangan jaringan yang akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus dibidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja dari network yang akan dibangun dan menjadi bahan presentasi dan sharing dengan pengembangan system jaringan. Namun karna memiliki keterbatasan alat bantu program simulator VMware Worstation versi 7 karna dapat membuat virtul machine yang seolah-olah mempunyai fisik dan fungsi yang sama dengan system nyata dan Microsoft Office Visio untuk pengembangan skema topologi yang akan dibuat dan diagram alur kerja dari load balancing. 4.3.4 Implementation Ditahapan ini akan sedikit memakan waktu lama. dalam melakukan implementasi, penulis telah menerapakan semua yang direncanakan dan dirancang sebelumnya. Pada tahapan ini akan terlihat bagaimana system load balancing yang akan dibangun akan memberikan pengaruh terhadap system yang ada.
4.3.5 Monitoring Setelah diimplementasi, tahapan monitoring merupakan tahapan penting agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan penulis pada tahap awal analisis. Penulis akan menggunakan tool yang
28
ada di mikrotik yang berfungsi untuk memonitor lalu lintas dengan membuat grafik dan meng-capture untuk mengukur ukuran besar penyebab paket pada tiaptiap ISP. Dengan menggunakan aplikasi berbayar di www.speedtest.net untuk mengukur kecepatan bandwidth. Kemudian membandingkan dengan sistem sebelum dan sesudah diterapakan load balancing pada jaringan tersebut. 4.3.6 Management Management salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah kebijakan yaitu dalam hal aktivitas, pengelolaan dan pemeliharaan pada tahapan ini. Kebijakan perlu dibuat untuk membuat dan mengatur supaya sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik dan berlangsung lama agar unsur reability terjaga.
4.4
Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian, penulis akan melakukan tahapan-tahapan
dan kegiatan dengan mengikuti rencana yang terbentuk dalam kerangka berpikir meliputi metode pengembangan sistem. Berikut tahapan kerangka berpikir yang akan dibangun.
29
Menganalisa system yang berjalan Observasi Perumusan masalah Pengumpulan data-data Mencari solusi
ANALISIS
Perancangan system menggunakan Microsoft visio Desain topologi Pemberian IP address
DESIGN
Simulasi Menggunakan VMWare Workstation versi 7 Mensimulasikan alur proses sistem menggunakan Microsoft Visio.
SIMULATION PROTOTYPING
Implementasi Sfesifikasi Hasil Perancangan Penerapan sistem pcc load balancing. Penerapan kebijakan mangle dan routing.
IMPLIMENTATION
Memonitoring Kinerja Sistem yang Sudah Diimplementasikan Mengamati traffic load balancing Mendapatkan laporan berupa grafik
MONITORING
Menerapkan Kebijakan atau Peraturan Untuk Mengoptimalkan Sistem Membuat teknik fail over Mengganti username atau password untuk perangkat jaringan.
MANAGEMENT
Gambar 4.2 Kerangka Berpikir
30
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas secara detail bagaimana proses implementasi Load Balancing
peer connection classifier (PCC) dengan
menerapkan metode yang telah di bahas pada bab sebelumnya. Pada bab tersebut telah di bahas tentang metode pengembangan sistem yang akan digunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Berikut ini siklus tahapan pengembangan Network Developmet Life Cycle.
5.1
Analisis Saat ini internet telah menjadi kebutuhan dalam kebutuhan informasi.
Penggunaan akan internet telah menjadi kebutuhan manusia dalam mendapatkan informasi yang tepat dari semua pristiwa yang ada. Saat ini kebutuhan akan permintaan informasi yang ada di internet akan bebanding lurus dengan tingginya paket-paket data yang ada. Pada tahapan ini juga penulis mencoba menganalisa dan merumuskan permasalahan yang ada di ruang IT komputer Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih mengenai jaringan komputer yang mereka miliki. Hal pertama yang dikeluhkan disaat menganalisa yaitu lemahnya sinyal koneksi internet yang menyebabkan proses pengiriman data menjadi sedikit terhambat. Penulis mencoba
31
membagi beban traffic agar jaringan yang tersedia menjadi adil di kedua ISP yang ada dan sebagai backup apabila salah satu koneksi tersebut mengalami gangguan. Teknik ini juga disebut Load Balancing. Pada tahapan analisis ini penulis menjalani beberapa pengamatan untuk menganalisa sistem yang telah ada, mengetahui spesifikasi software dan hardware yang dibutuhkan. 5.1.1 Analisis Sistem yang Berjalan Pada tahapan awal penulis melakukan observasi tentang penggunaan teknologi yang saat ini digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih. Jaringan yang tersedia meliputi 2 pc untuk server dan 16 client. Berikut gambar topologi jaringan Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih.
Gambar 5.1 Topologi RSUD Prabumulih Pada tahapan selanjutnya , penulis menggunakan aplikasi torch dan webproxy log untuk menganalisa dan memonitoring jaringan. aplikasi web proxy log digunakan dalam melakukan pencatatan log-log website yang sering
32
dikunjungi , sedangkan torch digunakan untuk mengetahui port-port yang sering digunakan. Aplikasi ini sangat penting dalam menentukan load balancing peer connection classifier (pcc) yang dapat bekerja secara optimal. Dengan memanfaatkan logging yang berada dimikrotik, aplikasi tambahan seperti webproxy log akan menangkap sejumlah log yang ada pada mikrotik. Berikut adalah perintah di mikrotik untuk mengaktifkan logging.
Setelah melakukan setting pada mikrotik, aplikasi webproxy log juga harus dikonfimasi juga pada IP address dan port yang akan digunakan dalam menangkap log yang ada. Berikut hasil dari log-log yang ditangkap selama penelitian, dan dijadikan top 8 server yang sering di akses oleh client.
Gambar 5.2 Grafik 8 Website yang Sering diakses
33
Setelah mengetahui 8 website yang sering diakses oleh pengguna, penulis juga menggunakan tool dari mikrotik, yaitu apa aplikasi monitoring torch. Tool ini akan menangkap IP address dan port-port yang sering digunakan pengguna. Torch digunakan pada aplikasi winbox dengan pilih menu tools lalu pilih torch. Berikut tampilan dari tool torch.
Gambar 5.3 Monitoring Torch Setelah melakukan monitoring torch penulis mendapatkan data-data penting dalam melakukan load balancing peer connection classifier (pcc) yang dapat digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih. Untuk memperjelas hasil data yang diperoleh, penulis akan mengkonversikan dalam bentuk tabel. Berikut laporan yang di ambil dari presentasi koneksi yang terjadi. Tabel 5.1 Daftar traffic dari Tool Torch No
IP address
Website
Port
1
71.165.31.241
53
twitter.com
2
158.71.131.5
53
Wikipedia.com
3
68.162.166.10
53
Geogle.com
34
Persentase
4
221.61.123.141
53
Rsud.pbm.co.id
5
152.68.112.92
53
Yahoo.co.id
6
72.68.171.62
53
facebook.com
7
121.101.158.176
53
Geoogle.com
8
47.172.152.16
53
Twitter
9
63.129.182.50
53
Facebook.com
10
41.138.109.73
53
wikipedia.com
11
72.110.81.28
53
rsudpbm.co.id
12
96.184.213.126
53
facebook.com
13
74.172.221.18
53
yahoo.com
14
84.162.193.129
53
twitter.com
15
118.125.89.201
80
Kemenkes
16
69.123.89.168
80
Youtube
17
129.84.192.17
80
18
98.134.59.162
80
19
78.156.281.56
140
20
136.78.27.189
140
41%
33%
25%
Dari sebagian log alamat IP address yang diperoleh aplikasi monitoring torch, banyak IP address yang tidak dapat dimuat dalam browser. Dikarnakan pada suatu halaman website terdapat bermacam-macam konten yang dialamatkan IP address berbeda yang tidak dapat diakses. dengan melihat traffic tersebut, disimpulkan bahwa port 53 (HTTP) merupakan port yang paling banyak digunakan dari pada port 80 (HTTPS) maupun port 140 (port untuk messenger). Pemilihan load balancing peer connetion classifier (pcc) dikarnakan kelebihanya dalam membagi traffic jaringan secara adil dan meminilisir terjadinya overload pada salah satu koneksi ISP. Ada pun kekuranganya sering terjadi
35
diskoneksi untuk aplikasi realtime dikarnakan pemindahan pada setiap gateway dapat dikecilkan dengan dibuat peraturan tambahan. Dengan cara port yang banyak digunakan port 53 (HTTP) yang akan di Load Balancing. Selebihnya portport lain menggunakan default gateway, dikarnakan untuk port 80 (HHTPS) atau port 140 (messaging) tidak boleh terjadi perpindahan gateway, karna akan menyebabkan
terbanyak
IP
address
yang
berbeda
oleh
server
yang
mengakibatkan terputusnya koneksi antara server dan client. Penerapan load balancing peer connection claasifier dapat digunakan pada mikrotik, pada saat pembuatan connetion mark ditambahkan peraturan yang hanya akan menandai koneksi. lalu pada routing mark, router akan menentukan jalur yang terbaik sesuai dengan antrian agar tidak terjadi lagi overload pada salah satu koneksi ISP. 5.1.2 Sfesifikasi Software dan Hardware Setelah mengetahui load balancing peer connection classifier yang akan di implementasikan, selanjutnya untuk menganalisa dan menentukan software dan hardware apa saja yang digunakan dalam membangun sistem load balancing peer connection classifier (pcc). Berikut tabel yang menjelaskan tentang software dan hardware yang digunakan dalam implementasi load balancing peer connection classifier (pcc). Tabel 5.2 Sofware No 1
Keterangan
Sofware Mikrotik Router OS
Sistem Operasi pada Mikrotik
ver.4.11 2
Microsoft Windows 7
Sistem Operasi untuk Admin dan client
36
3
Mikrotik winbox Loader v2.2 18
Software GUI pada Mikrotik
Tabel 5.3 Hardware No 1
Perangkat Mikrotik RB750
Jumlah 1
Sfesifikasi unit CPU : AR7240 300 Mhz CPU Memory : 32 Mb DDR SDRAM Data storage : 54 MB Erhernet : 5 ports
2
PC Server dan PC DB Server Admin
1
Inter I Core “3” Memory RAM 2 GB Hardisk 500 GB DVD RW Monitor LCD 14”.
3
PC Client
16
Intel core Memory RAM 2 GB Hardisk 320 GB DVD RW Monitor 15”.
4
Modem Router
1
ISP Indosat paket broom dengan kecepatan mencapai 256 Kbps
1
ISP paket smart silver unlimited dengan kecepatan mencapai 512 Kbps
ZTE MF608 Wireless N Router 5
5.2
TPE-MR3420
Design Pada tahapan ini penulis telah mendapatkan hasil dari sistem yang telah
berjalan. ditahapan ini perancangan bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dari data dan sumber yang didapatkan tahap perancangan ini akan membuat 37
perancangan topologi yang akan dibangun termasuk rincian yang akan dibutuhkan dalam penerapan system load balancing peer connection classifier (pcc) ke dalam jaringan Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih. 5.2.1 Perancangan fisik Merupakan struktur jaringan yang berhubungan langsung dengan paralatan yang akan digunakan dalam pembentuk sebuah topologi jaringan. Agar bermaksud dalam pengimplementasian load balancing peer connection classifier (pcc) akan mudah dipahami dan dapat digunakan untuk penyelesaian masalah pada jaringan. Berikut topologi jaringan yang akan dibangun dengan 2 Pc sebagai admin/server dan 16 sebagai client.
Gambar 5.4 Topologi jaringan dengan load balancing
Tabel 5.4 IP Address
38
Perangkat Mikrotik RB750
IP address
Interface
Gateway
ISP-1 (Ether2)
192.168.1.1
192.168.1.2
ISP-2 (Ether3)
192.168.2.1
192.168.2.2
Lokal (Ether4)
192.168.3.1
-
Hub
Ethernet
-
-
PC server
Ethernet
172.16.x.x
172.16.x.x
Pc DB server
Ethernet
172.16.x.x
172.16.x.x
Pc Client 1
Ethernet
172.16.21.3
172.16.21.1
Pc Client 2
Ethernet
172.16.21.4
172.16.21.1
Pc Client 3
Ethernet
172.16.21.5
172.16.21.1
Pc Client 4
Ethernet
172.16.21.6
172.16.21.1
Pc Client 5
Ethernet
172.16.21.7
172.16.21.1
Pc Client 16
Ethernet
172.16.21.18
172.16.21.1
Terdapat interface yang ada di sisi mikrotik RB750 yaitu dengan penjalan sebagai berikut: 1.
Interface ISP-1: merupakan interface yang sudah terkoneksi dengan jaringan yang menuju gateway ISP-1.
2.
Interface ISP-2: merupakan interface yang baru terkoneksi dengan jaringan yang menuju gateway ISP-2.
3.
Interface lokal: merupakan interface yang telah terkoneksi untuk menghubungkan client dengan router.
5.3
Simulation Prototyping Ditahapan ini penulis melakukan tahapan atau percobaan terhadap sistem
yang telah dirancang dengan menggunakan simulasi. Tahapan simulasi bertujuan
39
untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun, setelah memperkecil resiko kegagalan dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan apakah akan dilakukan pengimplementasian jaringan di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih. Ada beberapa tool yang akan digunakan penulis dalam melakukan simulasi system yang akan dibangun sebagai prototype karna kemampuan dalam kemampuan dalam mempersentasikan topologi jaringan, tujuan dibuatnya prototype oleh penulis adalah sebagai berikut 1.
Memprediksi apa saja hal yang diperhatikan dalam proses implementasi pada lingkungan jaringan sesungguhnya.
2.
Sedikit memperkecil resiko kegagalan saat proses dan perancangan pembangunan jaringan yang ada.
3.
Menjamin
kesalahan
pada
saat
melakukan
implementasi
tidak
mempengarui sistem jaringan yang ada. Pada tahapan ini, penulis juga menggunakan VMware Worstastion Ver 7.0 untuk membangun mesin virtual dan akan menginstall Mikrotik OS kedalam mesin virtual tersebut. Selanjutnya penulis akan membuat simulasi yang akan menggambarkan proses dari sistem yang akan dibangun sebagai berikut. 1.
Sistem terdiri dari jaringan atau subnet yaitu kelompok jaringan antara lokal dan router.
2.
Sistem akan memproses semua data dari client menuju akses internet pada router dimana akan terjadinya proses mungle, lalu proses routing paket yang akan diarahkan melalui ISP-1 atau ISP-2.
40
3.
Paket data yang masuk ke dalam router akan ditandai dengan connection mark pada tahapan mangle yang akan diberikan routing mark yang akan menentukan jalur mana yang akan dilaluinya.
4.
Pada tahapan masquerade, IP address yang akan diporward sebelumnya akan dihubungkan dengan IP address dari interface ISP yang digunakan menjadi gateway.
Client Request Packet Pa
Mangle Prerouting
PCC Packet 2,1
PCC Packet 2,2
Routing
Masquerade
ISP-1
ISP-2
Gambar 5.5 Proses Pengiriman Paket pada Load Balancing Peer Connection Classifier
41
5.4
Implementation Setelah semua tahapan simulasi berjalan, maka selanjutnya penulis akan
melakukan tahapan implementasi. Tahapan ini mengacu pada tahapan desain yang telah disimulasikan. Berikut tahapan–tahapan yang dilakukan dalam proses implementasi. 5.4.1 Tahapan Topologi Jaringan Langkah awal yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan dan memasang seluruh hardware yang diperlukan dalam mengimplementasi load balancing peer connetion classifier (pcc) yang sesuai dengan rancangan topologi yang penulis buat ditahapan desain. Kemudian penulis melakukan konfigurasi pada hardware. 5.4.2 Inisialisasi Interface Mikrotik Inisialisasi berguna untuk memudahkan penulis dalam melakukan tahapan pengembangan sistem dangan cara memberikan nama pada tiap-tiap interface sesuai dengan fungsinya. Perintah-perintah yang dilakukan sebagai berikut:
Perintah pada set 1 merupakan konfigurasi interface ether 2 yang terdapat di mikrotik dengan perintah menghidupkan interface dan memberikan nama interface yaitu ISP-1.
42
5.4.3 Pemberian Alamat IP Address Pada tahapan ini penulis akan memberikan alamat IP address pada setiap interface yang ada pada ruang IT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih, baik pada router maupun pada mikrotik pada sisi client. Berikut tahapan pada topologi jaringan yang akan diberikan IP address .
Tahapan koneksi client, penulis menggunakan wireless pada wlan2 dengan range IP client 172.16.21.3 sampai 172.16.21.18 netmask 255.255.255.0, dimana IP 172.168.21.1 yang dipasang pada wlan2 digunakan sebagai gateway dan dns server dari client. Jika menggunakan DNS dari salah satu isp, maka akan ada tambahan pengaturan mangle. Setelah konfigurasi IP dan DNS sudah benar, maka harus memasangkan default route ke tiap IP gateway isp agar router meneruskan semua traffic yang tidak terhubung pada gateway tersebut. Penulis menggunakan fitur check-gateway yang berguna disaat salah satu gateway terputus, maka otomatis koneksi akan dibelokan ke gatawey lainnya.
43
Pengaturan Access Point ke pc client agar dapat terhubung dengan wireless yang telah berjalan, berikut perintah yang digunakan.
Supaya pc client dapat melakukan koneksi ke internet, harus merubah IP privat client ke IP publik yang ada di interface publik yaitu ether1 dan ether2.
Sampai tahapan ini, router dan pc client telah terkoneksi dan sudah bisa menggunakan internet. Lakukan ping baik pada router maupun pc client ke intenet. 5.4.4 Konfigurasi Mangle Mangle adalah tahapan dimana paket data yang datang dari suatu interface yang akan diproses. Fungsi yang terdapat di mangle adalah untuk menandai paket agar dapat diarahkan sesuai dengan rule routing yang ada. Di tahapan ini penulis akan menerapkan aturan mangle dari load balancing peer connection classifier (pcc). Berikut ini adalah perintah-perintah yang ada pada tahapan pengaturan mangle. Di tahapan ini penulis akan menerapkan aturan mangle dari load balancing peer connection classifier (pcc). Penulis akan menjelaskan teori dasar mengenai variable dari peer connection classifier (pcc).
44
1.
Every: Angka every adalah jumlah kelompok yang ingin dihasilkan. Jadi bila administrator ingin membagi alur koneksi yan menjadi 2 kelompok nantinya akan di load balance ke 2 koneksi yang ada.
2.
Packet: Angka packet adalah jumlah koneksi yang ditandai atau di mangle. Jika ingin membuat 2 kelompok, tentunya harus membuat mangle rules. Pada mangle rules tersebut angka untuk every haruslah sama, namun untuk angka packet harus berubah dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu angka packet untuk 2 rules tersebut adalah 1 dan 2.
3.
Counter: Sering disebut penghitung atau pencecar biner yang mulai dari mikrotik versi 3.x. nilai counter tidak didefinisikan langsung oleh administrator. Setiap rules memiliki counter sendiri, ketika rules menerima packet maka counter akan otomatis bertambah satu. jika nilai counter telah sama dengan nilai every, maka paket akan dicocokan dan counter akan diatur ke nilai awal. Keterangan diatas dimaksudkan agar untuk mudah memahami penentuan
nilai variabel yang ada di Load Balancing peer connection classifier (PCC). Berikut ini adalah perintah-perintah pada tahapan mangle:
Perintah diatas merupakan penandaan sebelum paket data yang masuk kedalam kebijakan routing. Dimana interface LOKAL dengan destination 80
45
diberikan connection mark lb_1 dengan nilai pcc 2,1 yang bearti nilai every=2 dan nilai packet=1. Lalu ditambah dengan perintah passthrough=yes yaitu comment pada baris awal yang diteruskan dengan perintah ke rule baris berikutnya. Pada baris kedua, dijelaskan bahwa paket data yang berada di interface LOKAL dengan perlengkapan connection mark lb_1 akan ditandai dengan routing mark dengan nama route_1. Setelah selesai rule yang pertama, akan dilanjutkan pada rule kedua. Command yang digunakan juga sama pada rule pertama.
Sama seperti sebelumnya, interface LOKAL dengan destination port 80 diberikan connection mark kali ini dengan nama lb_2 dengan nilai peer connection classifier(PCC) yaitu 2,2 yang berarti nilai every=2 dan nilai packet=2. Lalu ditambah perintah passrhrough=yes yaitu command pada baris awal akan diteruskan ke rule berikutnya. Pada baris kedua, dijelaskan bahwa paket a=data yang ada berada di interface LOKAL dengan atribut connection mark lb_2 akan ditandai dengan routing mark dengan nama route_2. Perintah yang dibuat diatas adalah untuk penandaan pada antrian paket data yang berada di interface LOKAL. Setiap paket data yang akan diberikan 46
tanda oleh peer connection classifier (pcc) secara beruntun dan berulang-ulang. Agar dapat melakukan pembagian traffic jaringan secara merata. Namun penulis hanya menerapkan rule tersebut untuk client yang ingin mengakses port 53 saja. Dimaksudkan agar aplikasi seperti facebook maupun traffic HTTPS yang menggunakan port 80 dan port 140 tidak mengalami diskoneksi yang disebkan oleh load balancing yang berbeda-beda IP address. 5.4.5 Konfigurasi Routing Untuk meneruskan paket yang telah ditandai dengan proses mangle, maka harus dibuat aturan baru pada routing tabel agar dapat melewatkan paket data ke gatawey ISP yang sesuai dengan marking paket yang dibuat pada tahapan mangle. Berikut membuat aturan pada routing table:
Pada baris pertama diperintahkan untuk setiap kali routing mark dengan nama route_1 akan melalui gateway 192.168.1.2 dan untuk setiap routing dangan nama route_2 akan selalu melalui gateway 192.168.2.2.
47
Perintah selanjutnya yaitu dengan menambahkan lagi gateway 192.168.2.2 tanpa routing mark dan gateway untuk semua traffic yang tidak melalui proses load balancing. Dimaksud untuk mencegah aplikasi facebook atau semua traffic HTTPS maupun SSL mangalami diskoneksi. Karna menggunakan satu gateway, maka aplikasi tersebut tetap akan menggunakan satu IP public tanpa berubah-ubah dikarnakan proses load balancing. 5.4.6 Konfigurasi NAT Konfigurasi NAT dalam load balancing peer connection classifier (pcc) adalah NAT atau dalam mikrotik lebih dikenal dengan masquerade. Berfungsi untuk mengubah alamat sumber paket pada alamat client yang memiliki IP address private agar dapat dikenali di intenet dengan cara mengubahkanya menjadi IP public. Berikut adalah perintahnya:
Sesuai dengan perintah diatas, router akan melakukan tindakan masquerade terhadap paket data yang berasal dari “srcnat” atau dari alamat client. Lalu setelah itu paket akan dikirim ke gateway yang sesuai dari tujuan paket tersebut. Selanjutnya perintah terakhir yang harus di konfigurasi pada mikrotik agar client interface LOKAL dapat melakukan ping terhadap kedua gateway. Perintah yang dimaksud yaitu melakukan paction redirect untuk semua protocol ICMP tanpa harus melalui proses load balancing. 48
5.5
Monitoring Setelah
load
balancing
peer
connection
classifier
(pcc)
di
implementasikan dijaringan ruang IT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih, selanjutnya pada metode pengembangan sistem NDLC adalah tahapan monitoring. Pada tahapan ini penulis akan melakukan pengujian sejauh mana system yang dibangun telah berjalan dalam mengoptimalkan kinerja jaringan tersebut dengan menggunakan load balancing peer connection classifier (pcc). Untuk melakukan monitoring penulis menggunakan beberapa tool yang terdapat pada winbox maupun aplikasi online seperti www.speedtest.net. Untuk mengetahui hasil koneksi apakah hasil dari implementasi dari load balancing peer connection classifier (pcc) memberikan hasil yang optimal. Pengujian ini dilakukan pada saat kondisi client aktif sebanyak 16 user dan dilakukan 2 fase, yaitu pengujian dalam pembagian beban pada tiap ISP dan pengujian dalam mengetahui kecepatan koneksi internet yang telah dicapai setelah di implementasikan load balancing peer connection classifier (pcc). 5.5.1 Pengujian Efektifitas Penyetaraan Beban pada Gateway ISP Pada tahapan ini penulis memonitoring sistem jaringan yang menggunakan aplikasi atau tools yang ada pada winbox. Hasil monitoring pada menu interface list, berikut ini hasil monitoring nya .
49
Gambar 5.7 Grafik koneksi pada setiap gateway Dari gambar diatas dapat dilihat dari kedua traffic di interface ini adalah besar rata-rata penyebaran dari tiap-tiap gateway ISP. Pada interface ISP-1 dan interface ISP-2 terlihat dari besar packet dan bytes yang talah dilewati. Hasil monitoring di atas penulis akan memasukan kedalam bentuk tabel uttuk memperjelas perbandingan dari masing-masing interface. Tabel 5.5 Tabel perbandingan penyebaran paket data Gateway
Jumlah Paket
Ukuran Paket
(Packet)
Kb
Tx
Rx
Tx
Rx
ISP-1
200569
177727
26214.4
105267.2
ISP-2
198258
175290
26009.6
102809.6
Tx : Merupakan jalur transmit/pengiriman data. Rx : Merupakan jalur recive/penerima data. 5.5.2 Tahapan Pengujian Load Balancing
50
Pada tahapan ini penulis akan menguju kualitas dari koneksi yang telah dibangun dengan menggunakan aplikasi online yaitu www.speedtest.net .dengan pengujian ini akan diketahui grade dari kualitas bandwidth yang dihasilkan dan mengetahui informasi yang didapat ialah besar ping, download, dan upload speed. Penulis juga akan membandingkan kecepatan bandwidth antara ISP IM2 dan Smart sebelum dilakukan load balancing peer connection classifier (pcc) lalu akan membandingkan dengan kedua ISP tersebut yang telah diimplementasikan. Pengujian akan dilakukan selama lima 15 hari uji coba pada server yang sama, lalu data-data yang diterima akan dibuatkan tabel pebandingan. Berikut hasil pengujianya. Tabel 5.6 Pengujian Sebelum Implementasi Load Balancing Pengujian
IM 2
SMART
Ping
Download
Upload
(ms)
(Mbps)
(Mbps)
1
148
0.26
0.05
2
331
0.22
3
223
4 5
Grade
Ping
Download
Upload
(ms)
(Mbps)
(Mbps)
F
442
0.20
0.07
F
0.08
F
392
0.15
0.05
F
0.26
0.06
F
474
0.16
0.06
F
143
0.17
0.10
F+
578
0.13
0.09
F
235
0.25
0.07
F+
286
0.21
0.07
F
Tabel 5.7 Pengujian Setelah Implementasi Load Balancing Pengujian
Ping
Download
Upload
(ms)
(Mbps)
(Mbps)
Grade
1
454
0.22
0.09
F+
2
429
0.30
0.05
F
3
160
0.27
0.07
F+
4
401
0.31
0.05
F
51
Grade
5
164
0.30
0.05
F
Dari tabel perbandingan di atas bisa dilihat bahwa kualitas koneksi dari sebelum dan sesudah diimplementasikan load balancing peer connection classifier (Pcc). Walaupun hanya sedikit perbandingan perubahan yang signifikat, tapi bisa dilihat perbaikan kualitas perbandingan bandwidth setelah dilakukanya implementasi load balancing peer connection classifier (pcc). Jadi dapat dijelaskan bahwa load balancing peer connection classifier (pcc) bisa menyeimbangkan koneksi diantara dua ISP, bukan untuk menyatukan.
5.6
Management Ditahapan akhir ini merupakan tahapan pengaturan, salah satu menjadi
perhatian khusus adalah masalah kebijakan keamanan pada mikrotik, ditahapan ini penulis akan melakukan pemeliharaan dan pengelolaan yang dikatagorikan pada tahapan ini. Kebijakan ini dibuat untuk membuat dan mengatur agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik dan tahan lama. Ditahapan ini juga penulis akan menambahkan kebijakan agar sistem load balancing peer connection classifier (pcc) dapat berjalan secara optimal. 5.6.1 Membuat Pengaturan “fail over” Fail over dalam pengertian load balancing adalah dimana salah satu gateway sedang di diskoneksikan, maka gateway lainya otomatis akan menjadi default gateway yang menampung semua traffic jaringan. Berikut adalah perintahnya
52
Sesuai perintah utama dari fail over terdapat pada pendefinisian distance=2. Pada perintah routing, gateway diberikan distance=1 yang paling kecil dahulu. Lalu perintah add check gateway=ping berarti gateway akan selalu dilihat dengan cara melakukan ping, apakah dalam keadaan hidup diskonek. Jika gateway 192.168.2.2 tidak merapley, maka router akan menganggap gateway tersebut dalam keadaan down dan akan menjadi gateway 192.168.1.2 sebagai gateway dengan koneksi tunggal. Berikut ini gambar tampilan jika salah satu koneksi dalam keadaan mati.
Gambar 5.8 Teknik fail over 5.6.2 Mengganti Username dan Password pada Mikrotik Perubahan username ataupun password bermaksud agar tidak semua admin yang ada dapat mengakses perangkat jaringan dengan menggunakan username dan password yang umum. Disini penulis akan mengubah username dan password pada mikrotik dan modem router.
53
1.
Pada mikrotik a.
Buka winbox dan lalu login dengan user “admin” dan tanpa password.
b. Masuk ke menu sistem > password. c. 2.
Masukan password baru admin.
Pada modem router a.
Buka browser dan masukan IP address dari modem router yaitu 192.168.1.2
b.
Masukan username: “admin” dan password “admin”.
c.
Masukan ke menu Sistem Tools > password.
d.
Masukan username dan password yang lama lalu masukan username dan password baru.
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian selama beberapa minggu, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian tersebut. Selain kesimpulan penulis juga memberikan saran yang akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang akan melanjutkan pengembangan penelitian ini.
6.1
KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini akan memperolehkan tahapan-tahapan
sebagai berikut: 1.
Penerapan load balancing pcc telah memberikan bandwidth yang optimal, namun load balancing tidak dapat mengakumulasi bandwidth kedua koneksi
2.
Penerapan load balancing pcc telah membagi beban traffic secara seimbang pada ISP-1 dan ISP-2 pada Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih.
3.
Penerapan teknik fail over dapat menjadikan salah satu gateway sebagai koneksi tunggal jika gateway yang lain keadaan mati.
55
6.2
SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas dalam diperjelaskan dan dapat diajukan
beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut sebagai berikut: 1.
Dalam pemilihan ISP, diusahakan yang memiliki kualitas bandwidth dan connection speed yang hampir sama agar di saat browsing tidak terjadi lambat dikarnakan respon time yang berbeda disetiap ISP.
2.
Disarankan agar di tambahkan perancangan Bandwidth Queue agar dapat memudahkan kita dalam pembagian bandwidth ke setiap jaringan komputer.
3.
Menjalankan fitur lain yang ada di mikrotik yaitu management bandwidth agar dapat membagi bandwidth sesuai dengan jumlah client yang memakai.
56
DAFTAR PUSTAKA
Dewobroto, Pujo. 2009. Load Balance menggunakan Metode PCC. Melalui://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34 Fadilah, Nurul. 2013. Implementasi Load Balancing dan Failover Menggunakan Mikrotik Router OS Berdasarkan Multihemod Gateway Pada Warung Internet “DIGA”. Goldman, James.E. 2001. Development and Design NDLC. Kopparapu. 2002. Load Balancing Servers, Firewels, and caches. Canada Megis, Janis dan Riyadi, Valens. 2010. Load Balance with Masquerade Network on RouterOS. Mohd, Yopi, Zulfian. 2015. Load Balance dan Pembagian Bandwidth Pada Jaringan LAN Menggunakan Mikrotik Router Board RB 750. No, Name. Load Balancing. Diakses tanggal 21 Juni 2015. Melalui http://mikrotik.com. Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer. Bandung. Sugeng, Melvin. 2007. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: ANDI. Sutanta, Edhy.2005. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
57