ANALISIS TURUNNYA OMSET PENJUALAN USAHA PENGERAJIN PERAK DI DESA NAGASEPAHA KEC. BULELENG KAB. BULELENG Arya Gede Rumiana, NIM 0914011133 Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) penyebab turunnya omset penjualan pengrajin perak di Desa Nagasepaha, (2) dampak dari turunnya omset penjualan terhadap kehidupan ekonomi pengrajin perak di Desa Nagasepaha, dan (3) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan omset penjualan pengrajin perak di Desa Nagasepaha. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah pengrajin perak di Desa Nagasepaha dan objek penelitian ini adalah penyebab turunnya omset penjualan. Jenis data adalah deskriptif kualitatif, metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi periode tahun 2014-2015 dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab turunnya omset penjualan pengrajin perak di Desa Nagasepaha adalah harga bahan baku yang tidak stabil sehingga pengrajin kesulitan dalam menentukan harga, dan permintaan terhadap produk kerajinan yang cenderung mengikuti musim atau berubahnya selera konsumen. Dampak yang dirasakan pengrajin dari turunnya omset penjualan adalah turunnya pendapatan pengrajin dan pengerajin mengalami kesulitan dalam proses produksi kerajinan perak mereka. Upaya yang dilakukan oleh pengrajin adalah meningkatkan promosi dan menciptakan inovasi baru dalam membuat kerajinan perak. Kata kunci: omset, penjualan, pengrajin perak Abstract The purpose of this research is to know, ( 1 ) cause turnover sales decline in silversmiths in the village nagasepaha, ( 2 ) the impact of the decline of turnover sales on the lives of economic silversmiths in the village nagasepaha, and ( 3 ) an attempt undertaken to increase turnover sales silversmiths in the village nagasepaha.The kind of research this is research descriptive with a qualitative approach.A subject in this research is silversmiths in the village nagasepaha and object this research is the cause sales decline in turnover.The kind of data is descriptive qualitative, data collection method used in this research was interviews and documentation a period of the year 2014-2015 using descriptive analysis qualitative.The research results show the cause of the decline in turnover sales silversmiths in the village nagasepaha is the price the raw materials that not stable so craftsman had difficulty in determining the price, and s demand for credits craft inclined to follow seasons or the change of taste consumers.The impact of felt craftsman of the decline of turnover sales the decline is the income craftsman and pengerajin experienced difficulty in production process craft their silver. Efforts craftsman is improve promotion and create new innovations in making of silver craft products. Keywords: turnover, sales, silversmith
1
PENDAHULUAN Produk kerajinan perak yang terdapat di kabupaten Buleleng merupakan salah satu produk unggulan daerah yang potensinya cukup besar untuk dikembangkan. Aspek pemasaran terutama penjualan produk kerajinan merupakan hal penting dalam mendukung peningkatan pendapatan pengerajin perak. Jenis kerajinan ini mempunyai prospek yang cukup baik, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam penyediaan barang-barang kerajinan guna menunjang program pariwisata. Terdapat kendala dalam usaha peningkatan omset dan produksi kerajinan perak yang yang dapat mempengaruhi pendapatan pengrajin. Omset penjualan adalah akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang-barang/jasa yang dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau dalam satu proses akuntansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya omset penjualan, menurut Swasta (1999) adalah sebagai berikut. (1) Internal Faktor internal meliputi kemampuan perusahaan untuk mengelola produk yang dipasarkan, kebijaksanaan harga dan promosi yang digariskan perusahaan, dan kebijaksanaan untuk memilih perantara yang digunakan. (2) Eksternal Faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak perusahaan, pada umumnya adalah perkembangan ekonomi dan perdagangan baik nasional maupun internasional, kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, dan suasanan persaingan pasar Besarnya biaya tataniaga akan mengarah pada semakin besarnya perbedaan harga antara pengerajin produsen dengan konsumen. Hubungan antara harga yang diterima produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen pabrikan sangat bergantung pada struktur pasar yang menghubungkannya dan biaya transfer. Apabila semakin besar margin pemasaran ini akan menyebabkan harga yang diterima produsen menjadi semakin kecil dan semakin mengindikasikan sebagai
sistem pemasaran yang tidak efisien (Tomek and Robinson, 2013). Persoalan mutu dan harga kerajinan perak merupakan bagian dari masalah tataniaga kerajinan yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai dampak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan kerajinan. Selain itu keberadaan lokasi pembuatan kerajinan perak yang berjarak 10 km dari pusat perekonomian yang mengarah pada terbentuknya rantai tataniaga yang panjang karena adanya peran hierarki dari pedagang perantara yang cenderung menambah kompleksitas upaya perbaikan mutu kerajinan. Pada sisi sistem pemasaran kerajinan perak, pendapatan pengerajin akan meningkat dengan semakin efisiennya saluran pemasaran kerajinan perak tersebut. Pendapatan adalah hasil produksi seluruhnya yang dihasilkan setiap bulan, baik berupa alat-alat produksi benda-benda konsumsi maupun jasa yang pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan nilai produksi setelah dikurangi atau perhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan menurut Bintari, Suprihatin (1984) adalah sebagai berikut. (1) Kesempatan kerja yang tersedia Dengan semakin tinggi atau semakin besar kesempatan kerja yang tersedia berarti banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.Demikian halnya dengan pengerajin perak, jika kesempatan kerja mereka banyak maka penghasilan mereka juga banyak, tetapi jika kesempatan kerja mereka sedikit maka penghasilan mereka juga sedikit. (2) Kecakapan dan keahlian kerja Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan. (3) Keuletan kerja Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan dan keberanian 2
untuk menghadapi segala macam tantangan.Bila suatu saat mengalami kegagalan, maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan. (4) Banyak sedikitnya modal yang digunakan Suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap penghasilan yang akan diperoleh.
Sementara itu persoalan kelancaran pemasaran sangat tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan oleh pengerajin dan juga upaya penyempurnaan kinerja lembaga-lembaga pemasaran dan sistem pemasaran itu sendiri sehingga pada akhirnya akan memperluas lapangan kerja dan peningkatan pendapatan serta kualitas tingkat kesejahteraan pengerajin perak yang memadai. Berikut data pendapatan rata-rata pertahun dari 4 pengrajin perak di Desa Nagasepaha dalam table berikut ini.
Tabel 1 Pendapatan rata-rata pertahun pengrajin Nama Pengrajin
Rata-Rata Pendapatan Pertahun 2014
2015
1. Komang Kembar 2. Kadek Sida Yasa 3. Nyoman Mona 4. Kadek Sumarma Sumber: Pembukuan Pengerajin
Rp. 28.643.000 Rp. 31.780.000 Rp. 40.440.000 Rp. 24.685.000
Rp. 27.431.000 Rp. 30.472.000 Rp. 37.988.000 Rp. 19.728.000
Pengerajin perak di desa Nagasepaha sebenarnya mempunyai keahlian yang sama dengan pengerajinpengerajin perak lainnya, akan tetapi omset penjualan mereka tetap menurun dari tahun ke tahun. Melihat kondisi dan permasalahaan yang ditemukan saat melakukan penelitian pada pengerajin perak di Desa Nagasepaha, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Turunnya Omset Penjualan Pengerajin Perak Di Desa Nagasepaha”. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut. (1) Apakah penyebab turunnya omset penjualan pengerajin perak di Desa Nagasepaha? (2) Bagaimana dampak dari turunnya omset penjualan terhadap kehidupan ekonomi pengrajin perak di Desa Nagasepaha? (3) Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan omset penjualan pengrajin perak di Desa Nagasepaha? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan deskriptif tentang : (1) penyebab turunnya omset penjualan pengerajin perak di Desa Nagasepaha.,
(2) dampak dari turunnya omset penjualan terhadap kehidupan ekonomi pengerajin perak di Desa Nagasepaha. (3) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan omset penjualan pengerajin perak di Desa Nagasepaha. Penelitian ini di harapkan agar dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, pengerajin perak, dan lembaga baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.Serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. Manfaat Praktis (1) Bagi mahasiswa (2) Penelitian ini berguna untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah dan membandingkannya dengan kenyataan yang terdapat di tempat penelitian serta untuk menambah wawasan dan pengalaman terhadap masalah3
masalah yang terjadi di dalam dunia industri. (3) Bagi Pengerajin Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat di peroleh manfaat praktis yang salah satunya memberikan masukan berharga kepada pengerajin dalam rangka meningkatkan omset penjualan. (4) Bagi Lembaga Penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi penelitian dalam pengembangan dunia pendidikan dan penyempurnaan materi perkuliahan khususnya di Jurusan Pendidikan Ekonomi METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mengungkap penyebab turunnya omset penjualan, dampak dari turunnya omset penjualan terhadap kehidupan sosial ekonomi, dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan omset penjualan pengerajin perak di Desa Nagasepaha. Digunakannya metode kualitatif diharapkan dapat menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu yang dikaji dari suatu sudut pandang yang utuh. Analisis dalam penelitian ini akan menggunakan metode yang dikemukakan oleh miles dan Huberman (dalam Sugiono, 2009) yaitu aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh dengan komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pengerajin melalui wawancara langsung. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pengerajin perak Pengerajin perak yang dimaksud dalam penelitian ini , yaitu orang yang melakukan kegiatan pengolahan bahan baku perak menjadi kerajinan tangan di
Desa Nagasepaha mulai dari peleburan perak, pengukiran, penghalusan, dan kemudian menjualnya ke pengusaha perak yang lebih besar. (2) Pendapatan pengerajin Dalam hal ini yang dimaksud dengan pendapatan pengerajin yaitu upah dari pembuatan kerajinan dan hasil dari penjualan. (3) Sosial ekonomi Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang berkenaan tentang kedudukan dan prestise pengerajin dari adanya interaksi antara pengerajin dengan pengerajin, antara pengerajin dengan pengepul, dan antara pengerajin dengan masyarakat sekitar tempat tinggal yang tidak dapat dipisahkan dengan kemampuan pengerajin melalui berbagai usaha yang dilakukannnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Digunakan empat indikator untuk mengukur sosial ekonomi pengerajin, antara lain, (1) pendidikan anak, (2) kedudukannya di dalam masyarakat, (3) pemilikan barang-barang berharga, dan (4) keadaan rumah tinggal. (4) Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di dusun Dajan Margi, dan Dusun Delod Margi. Kedua Dusun tersebut merupakan bagian dari daerah Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 4 pengerajin perak di Desa Nagasepaha, objek penelitian ini adalah penyebab turunnya omset penjualan, dampak dari rendahnya pendapatan terhadap kehidupan sosial ekonopmi, dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan omset penjualan pengerajin perak di Desa Nagasepaha. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan wawancara, teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat hal-hal yang behubungan dengan masalah penelitian. Data tersebut dapat berupa pembukuan yang berisi jumlah pemasukan, pengeluaran dan biaya penyusutan pengrajin dan teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah 4
wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan responden. Wawancara dilakukan kepada 4 pengrajin perak di Desa Nagasepaha bertujuan untuk memperoleh data yang lebih mendalam, karena dengan teknik wawancara peneliti mampu menggali pemikiran dan pendapat secara detail. Oleh karena itu diperlukan keterampilan dari peniliti dalam berkomunikasi dengan responden. Dalam upaya memperoleh data, penelititan ini menggunakan wawancara sebagai metode untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Berikut ini merupakan pedoman wawancara yang ditujukan kepada responden/informan Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009) yaitu aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data dari hasil wawancara, dan dokumen dari masingmasing pengrajin berupa pembukuan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan kepada 4 pengrajin didapatkan data melalui proses wawancara untuk mengetahui penyebab turunnnya omset penjualan usaha pengrajin perak di Desa Nagasepaha.
Tabel 2 Hasil wawancara dari pengrajin Nyoman Mona No 1.
Pertanyaan Jenis dan model kerajinan apa saja yang bapak buat? Bahan baku apa saja yang yang bapak pergunakan?
Jawaban ” jenis kerajinan saya jenis cincin ukir”
3.
Peralatan apa saja yang bapak pergunakan?
“kompor, gunting, sepit, palu, tang, tatah, goak, mesin lindas, mesin amplas, paron, besi gilik.
4.
Dimana bapak memasarkan kerajinan bapak?
5.
Berapa harga kerajinan bapak?
“ dibawa ke pengepul dan konsumen dating langsung ke tempat saya untuk membeli kerajinan perak saya" “saya menjual pergram Rp.25.000”
6.
Apakah ada perbedaan harga dari tahun 2014-2015?
“ada perubahan harga dengan selisis Rp.10.000”
7.
Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2014?
8.
Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2015?
9.
Apa penyebab turunnya omset penjualan kerajinan perak bapak?
“ditahun 2014 omset saya perbulan rata-rata saya mendapatkan Rp.3.250.000 dan omset pertahun saya Rp.40.000.000an” “ pendapatan saya menurun menjadi Rp.38.000.000an pertahun dan perbulan menjadi Rp.2.500.000-Rp.3.000.000 saja.” “penyebabnya antara lain, perubahan harga baku, selera masyarakat yang bergeser, dan musim batu akik yang mulai meredup”
2.
“Bahan baku utamanya perak, tembaga, kuningan”
5
10.
Apa dampak yang ditimbulkan dari penurunan omset penjualan kerajinan perak bapak? (dampak sosial dan ekonomi)
11.
Apa upaya yang dilakukakan untuk meningkatkan omset penjualan kerajinan perak bapak? (upaya yang dilakukan pengrajin dan pihak lain)
“dampak yang ditimbulkan antara lain, pendapatan saya menjadi berkurang selama sebulan dan setahun sementara kebutuhan hidup saya selalu bertambah, selain itu omset kerajinan saya menurun juga mempengaruhi produksi kerajinan saya menjadi berkurang. Biasanya sebulan saya menghasilkan sampai 40 biji, ditahun 2015 saya hanya menghasilkan 25-30 biji saja.” “ upaya yang saya lakukan misalnya membuat jenis ukiran baru untuk menarik permintaan dan promosi melalui medsos. Sementara upaya dari pihak lain terutama dari program pemerintah misalnya program pelatihan kerajinan dan seminar untuk pemasaran kerajinan.”
Tabel 3 Hasil wawancara dari pengrajin Kadek Sida Yasa No 1.
Pertanyaan Jenis dan model kerajinan apa saja yang bapak buat?
2.
Bahan baku apa saja yang yang bapak pergunakan?
3.
Peralatan apa saja yang bapak pergunakan? Dimana bapak memasarkan kerajinan bapak?
“ kompor,mesin lindas, mesin amplas”
5.
Berapa harga kerajinan bapak?
“pergramnya kisaran 20ribu-25ribu”
6.
Apakah ada perbedaan harga dari tahun 2014-2015?
“kalau ditahun 2014 harganya bisa mencapai 25-30 ribu sedangkan ditahun 2015 karena musim perak lagi sepi Cuma maksimal 25ribu saja”
7.
Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2014?
“untuk omset ditahun 2014 sebesar Rp.31.780.000”
8.
Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2015? Apa penyebab turunnya omset penjualan kerajinan perak bapak?
“Rp.30.472.000”
4.
9.
10.
11.
Apa dampak yang ditimbulkan dari penurunan omset penjualan kerajinan perak bapak? (dampak sosial dan ekonomi) Apa upaya yang dilakukakan untuk meningkatkan omset penjualan kerajinan perak bapak? (upaya yang dilakukan pengrajin dan pihak lain)
Jawaban “jenis kerajinan saya adalah kerajinan ngebun dengan menggunakan teknik temple seperti cincin, mainan kalung, bros, dan anting-anting.” “ bahan bakunya yang pastinya perak, tembaga, kuningan, buah piling-piling untuk menempel perak sebelum dipatri”
“biasanya dipengepul dan dibos pengrajin yang usahanya sudah besar”
“penyebab paling besar yaitu karenan perubahan musim karena musim batu akik yang sudah tida seramai ditahun 2014 kemudian ada juga faktor lain seperti harga bahan baku yang meningkat sementara ongkos saya tidak berani naikkan takut pelanggan kabur” “ya dampaknya, jumlah produksi saya menjadi terbatas karenan pengaruh harga bahan baku” “upaya yang saya lakukan dengan cara menggunakan bahan baku perak lebih sedikit dan campurannya ditambahkan sedikit agar saya bisa mempertahankan harga. sementara dari pihak lain untuk saat ini belum ada upaya untuk membantu meningkatkan omset saya, karenan hampir semua
6
pengrajin mengalami masalah yang sama.”
Tabel 4 Hasil wawancara dari pengrajin Komang Kembar No 1.
Pertanyaan Jenis dan model kerajinan apa saja yang bapak buat?
2.
Bahan baku apa saja yang yang bapak pergunakan?
3.
Peralatan apa saja yang bapak pergunakan?
4.
Dimana bapak memasarkan kerajinan bapak? Berapa harga kerajinan bapak?
“ di tempat kerja saya dan di pengepul”
6.
Apakah ada perbedaan harga dari tahun 2014-2015?
7.
Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2014? Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2015? Apa penyebab turunnya omset penjualan kerajinan perak bapak?
“ada, kalau ditahun 2014 sayan menjual 25-35 ribu pergram tapi ditahun 2015 sampai sekarang Cuma 20-25ribu saja.” “ditahun 2014 omset saya pertahun mencapai Rp.28.643.000” “ditahun 2015 0mset saya menurun ke angka Rp.27.431.000” “penyebabnya karena selera konsumen yang sudah bergeser, jadi saya kewalahan untuk membuat jenis ukiran yang baru” “dampaknya adalah konsumen berpindah tempat dan lebih memilih produk lain selain ukiran misalnya barang-barang cetakan dengan motif yang beragam” “upaya yang saya lakukan adalah membuat motif baru untuk menarik lagi konsumen, dengan melakukan promosi dan inovasi baru dalam usaha saya”
5.
8. 9.
10.
Apa dampak yang ditimbulkan dari penurunan omset penjualan kerajinan perak bapak? (dampak sosial dan ekonomi)
11.
Apa upaya yang dilakukakan untuk meningkatkan omset penjualan kerajinan perak bapak? (upaya yang dilakukan pengrajin dan pihak lain)
Jawaban “jenisnya Cuma cincin, cincin ukiran misalnya ukiran karang jae, boma, tunjung, dan modelmodel kembangan saya sendiri” “bahan baku utamanya adalah perak dan campuran untuk membuat patri seperti tembaga dan kuningan. Bahan lain seperti bensin untuk kompor” “kompor, mesin amplas, tatah(pengukiran),palu, goak dan tang.”
“hampir sama seperti pengrajin”
Tabel 5 Hasil wawancara dari pengrajin Kadek Sumarma No 1.
Pertanyaan Jenis dan model kerajinan apa saja yang bapak buat?
2.
Bahan baku apa saja yang yang bapak pergunakan?
3.
Peralatan apa saja yang bapak pergunakan?
4.
Dimana bapak memasarkan kerajinan bapak?
Jawaban “jenis kerajinan yang saya buat adalah kerajinan perak ngebun, modelnya cincin,anting, bros dan mainan kalung” “bahan bakunya adalah perak dan campuran seperti tembaga dan kuningan dan bahan tambahannya seperti bensin dan buah piling” “peralatannya hampir sama seperti pengrajin perak lainnya, seperti palu, kompor, goak, mesin amplas, mesin lindas, patri, kecuali tatah(pengukiran) saya tidak menggunakan tatah karenan jenis yang saya buat adalah jenis kerajina ngebun dengan cara menempel tidak diukir” “biasanya saya bawa ke pengepul dan saya titip barang di pengerajin yang lain”
7
5. 6.
Berapa harga kerajinan bapak? Apakah ada perbedaan harga dari tahun 2014-2015?
“harganya standar yaitu Rp.25.000 pergram.” “ada karena ditahun 2014 masih rame saya turunkan sebesar Rp.2.000-5.000”
7.
Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2014?
“dilihat dari pembukuan saya ditahun 2014 omset saya mencapai Rp.24.685.000”
8.
Berapa omset penjualan yang bapak peroleh ditahun 2015? Apa penyebab turunnya omset penjualan kerajinan perak bapak?
“untuk omset tahun 2015 saya mendapat Rp.19.728.000” “menurut saya penurunan omset karena musim batu akik yang sudah tidak seramai tahun 2014, selain itu faktor adanya barang-barang cetakan cukup mempengaruhi omset saya. Karena biasanya barang cetakan itu harganya murah dengan jumlah perak yang sama” “dampak yang saya rasakan adalah pemasukan saya tidak sebanding dengan pengeluaran bulanan saya, karena dalam sebulan selain untuk keperluan produksi, saya juga harus membayar hutang bank dan memenuhi kebutuhan bulanan saya” “upaya yang saya lakukan dengan lebih banyak menunggu konsumen yang datang ke tempat saya, daripada saya naruh barang k pengepul, agar saya bisa mengatur harga agar dapat keuntungan yang stabil. Untuk upaya yang lain yaitu dengan kelompok pengrajin untuk membuat proposal bantuan bahan baku perak”
9.
10.
Apa dampak yang ditimbulkan dari penurunan omset penjualan kerajinan perak bapak? (dampak sosial dan ekonomi)
11.
Apa upaya yang dilakukakan untuk meningkatkan omset penjualan kerajinan perak bapak? (upaya yang dilakukan pengrajin dan pihak lain)
Dalam menganalisis turunnya omset penjualan usaha pengrajin perak di Desa Nagasepaha sangat berkaitan dengan cara pengrajin dalam menentukan harga, jumlah permintaan, hasil produksi, dan promosi.
Karena hal-hal tersebut yang dapat menentukan jumlah omset dari pengrajin. Untuk menganalisis lebih lanjut, penulis akan membandingkan pendapatan rata-rata pertahun pengrajin di tahun 2014 dan 2015.
Tabel 6 Persentase jumlah penurunan omset penjualan pengrajin dari tahun 2014-2015
Nama
Omset Pertahun (Rp) 2014
2015
Jumlah Penurunan Omset (Rp)
Persentase Penurunan (%)
1. Komang Mona
40.440.000
37.988.000
2.452.000
3,12
2. Kadek Sida Yasa
31.780.000
30.472.000
1.308.000
2,10
3. Komang Kembar
28.643.000
27.431.000
1.212.000
2,16
4. Kadek Sumarma
24.685.000
19.728.000
4.957.000
11,16
PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penurunan omset pengrajin perak di Desa Nagasepaha berada pada angka 3,12% sampai 11,16%. Melihat jumlah penurunan omset dari para pengrajin dan hasil dari wawancara yang
dilakukan kepada para pengrajin maka permasalahan atau penyebab turunnya omset penjualan para pengrajin dapat diketahui dari berbagai faktor. Faktor pertama adalah bahan baku, harga bahan baku yang tidak menentu sangat membuat para pengrajin mengalami kesulitan dalam 8
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
menentukan harga. Ketika harga bahan baku meningkat maka pengrajin seharusnya meningkatkan harga atau ongkos pembuatan dari kerajinannya, tetapi ketika hal itu dilakukan ternyata dapat mengakibatkan konsumen menawar dengan harga yang sama seperti saat bahan baku harganya belum naik. Karena takut kehilangan pasar, terpaksa pengrajin menjual dengan harga yang sama seperti saat bahan baku belum naik. Permasalahan kedua adalah permintaan, menurut Gilarso (2007), dalam dunia ekonomi istilah permintaan mempunyai arti tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang akan dibeli orang dan harga barang terfsebut. Permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu. Menurut Danniel (2004), permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang antara lain adalah harga barang yang bersangkutan, harga barang substitusi, selera, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan. Menurunnya permintaan yang disebabkan karena batu akik yang sudah tidak seramai tahun 2014. Tahun 2014 adalah musimnya batu akik, hampir di semua media membicarakan batu akik, dan hamper semua kalangan berburu batu akik. Hal inilah yang berpengaruh besar terhadap jumlah peningkatan permintaan terhadap kerajinan perak di Desa Nagasepaha. Tapi setelah memasuki tahun 2015 batu akik sudah tidak seramai tahun 2014, para pengrajinpun terkena imbasnya, permintaan terhadap kerajinan perak mulai berkurang. Selain karena musim penurunan jumlah permintan terhadap kerajinan perak juga dipengaruhi oleh hari raya, biasanya kalau pas hari raya pengrajin tidak mendapat banyak permintaan, karena para konsumen biasanya menyiapkan uang mereka untuk keperluan hari raya. Selain itu dari pengrajin sendiri biasanya pas hari raya mereka tidak bekerja, karena mereka harus menyiapkan waktu untuk melaksanakan ritual persembahyangan dan ngayah di pura. Permasalahan terakhir adalah perhatian dari pemerintah, di Desa
Nagasepaha sudah ada kelompok pengrajin perak yg sudah pernah mendapatkan bantuan berupa alat barupa mesin amplas, mesin lindas, dan bahan baku. Tapi dari bantuan yang ditujukan untuk kelompok itu, tidak semua pengrajin bisa memakai, karena ketika ada satu pengrajin yang mau memakai mesin ternyata mesinnya masih dipakai oleh pengrajin lain. Hal ini justru menghambat kerja pengrajin untuk menghasilkan produk kerajinan mereka, seharusnya pemerintah memberikan bantuan kepada individu terutama pengrajin yang belum lama memulai usaha kerajinan perak. Selain permasalahan pada bantuan, pemerintah juga belum rata memberikan kesempatan kepada pengrajin untuk berpartisipasi dalam pameran, hanya beberapa dari pengrajin saja yang meengikuti. Padahal, pameran adalah ajang yang tepat untuk mempromosikan hasil kerajinan dari para pengrajin perak di Desa Nagasepaha. Dampak dari menurunnya omset penjualan kerajinan perak sangat dirasakan oleh pengrajin, dilihat dari perekonomian pengrajin. Ketika omset menurun sudah pasti pendapatan mereka menurun, hal inilah yang terkadang membuat usaha kerajinan tidak bertahan lama. Selain itu, turunnya omset juga menngakibatkan menurunnya jumlah produksi pengerajin, karena apabila omset dalam satu bulan saja sudah menurun maka pengerajin akan kesulitan dan mengurangi pembelian bahan baku. Dengan demikian para pengerajin akan mengalami pengurangan jumlah produksi kerajinan-kerajinan perak mereka. Upaya yang dapat dilakukan oleh pengerajin untuk meningkatkan omset penjualan adalah promosi dan inovasi. Promosi penjualan perlu dilakukan meskipun secara berkala agar produk tetap dikenal dimasyarakat atau konsumen sehingga volume penjualan tetap terjaga. (Swastha, 2004:438) Promosi mencakup kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun jasa yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
volume penjualan (Bukhari Alma, 2004:1790). Kurangnya inovasi dalam menciptakan model-model baru kerajinan menyebabkan konsumen kurang berminat membeli produk kerajinan dari para pengrajin. Untuk menigkatkan kembali omset penjualan pengerajin, maka pengerajin sudah melakukan upaya yaitu dengan promosi yang lebih baik dan inovasi-inovasi baru dalam membuat jenis kerajinan perak, agar konsumen kembali tertarik untuk membeli barang-barang kerajinan di Desa Nagasepaha. Selain itu pemerintah diharapkan bisa memberikan bantuan kepada masing-masing pengrajin, untuk meningkatkan kualitas kerajinan mereka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Dari analisis data terlihat bahwa pengrajin perak di Desa Nagasepaha mengalami penurunan omset penjualan dari tahun 2014-2015. Jumlah persentase penurunan omset penjualan pengrerajin adalah 3,12%-11,16%. Penyebab turunnya omset penjualan dari pengerajin perak di Desa Nagasepaha adalah, harga bahan baku yang tidak stabil, dan permintaan (musim dan perubahan selera konsumen). Selain itu ada hal-hal lain seperti datangnya barang-barang cetakan pabrik yang mengganggu pasar dari pengerajin perak di Desa Nagasepaha. Dampak dari turunnya omset penjualan pengerajin perak di Desa Nagasepaha adalah menurunnya jumlah pendapatan dan jumlah produksi barang pengerajin yang mempengaruhi kelangsungan usaha pengerajin dan kehidupan ekonomi pengerajin. Adapun upaya yang dilakukan oleh pengerajin adalah promosi dan inovasi, promosi dilakukan lebih gencar lagi dengan memanfaatkan media sosial. Sedangkan inovasi yang pengerajin lakukan adalah dengan cara membuat jenis dan pola ukiran yang baru untuk kerajinan perak mereka agar dapat menarik kembali konsumen untuk membeli barang-barang kerajinan perak pengerajin di Desa Nagasepaha.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan serta kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Bagi Pengrajin Penelitian tentang turunnya omset penjualan pengrajin perak di Desa Nagasepaha dapat berguna untuk membantu menemukan pemecahan masalah yang terjadi. Agar usaha kerajinan perak tetap bertahan pengrajin harus bisa memanfaatkan naik turunnya harga bahan baku, meningkatkan promosi, dan inovasi produk kerajinan agar minat konsumen terhadap kerajinan perak selalu terjaga. 2. Bagi Akademik Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang turunnya omset penjualan diharapkan mampu menganalisis dengan metode analisis yang lain yang lebih rinci sehingga dapat mengetahui faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan turunnya omset penjualan agar hasil yang didapatkan lebih optimal. 3. Bagi Lembaga Bagi lembaga, skripsi ini dapat menambah refrensi yang berguna untuk menambah ilmu dan wawasan bagi para pembacanya. DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam, Alfabeta, Bandung Ariani, K. 2007. Hubungan Antara Jumlah produksi Dengan Pendapatan Pengerajin Pada Usaha Kerajinan Kayu „Tangkil‟ di Desa Keliki, Kec.Tegallalang. Ardiantara, 2011.Analisis Sosial Ekonomi Pemlung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkala. Boediono, 1992, Pengantar Makro, Yogyakarta: BPFE.
Ekonomi
Gugun, Kismono, 2002, Sosiologi Kemasyarakatan, Jakarta: Percetakan Nasional. Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE) Volume: 7 Nomor: 2 Tahun 2016
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara Hernanto, 1993, Jakarta:BinaAksara.
Teori
Ekonomi,
Mubyarto, 1995.Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Badung: CV. ALFABETA. Soekartawi, 1996. Manajemen Usahatani, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Soekanto, Soerjono. 2002 Sosiologi Suatu Pengantar. Djakarta: PT RadjaGrafindo.
Singaribun, Muchdarsyah. 2003, Produktivitas dan Pendapatan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara.
Supanto J. 1997. Statistik Pendapatan Nasional dan Aplikasi Pembangunan, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pakpahan, Efendi, 2009. Penjualan, Jakarta: PT. Bina Sejahtera.
Swastha, Basu. 1998. Penjualan, Yogyakarta: BPFE
Volume Intitama
Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. 2013
Manajemen
-------. 1993. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: BPFE -------. 2004. Pengantar Bisnis Modern, Jakarta: SalembaEmpat Universitas Pedidikan Ganesha. 2011. Pedoman Studi Program Sarjana dan Diploma. Singaraja: Undiksha
Singaribun, Masri. 1996 penduduk dan perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Universitas Pendidikan Ganesha. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana Dan Diploma 3. Singaraja: Undiksha
Sinungan, Muchdarsyah. 2003, Produktivitas dan Pendapatan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara.
Winardi. 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi. CetakanKetujuh. Bandung: Tarsito.