KARYA SENI KAYU DI DESA BUSUNGBIU, KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG K.Marta Wira Miharja1, I.K. Sudita2, G. Eka Harsana Koriawan3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected] ,
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: (1) Bahan dan alat yang digunakan dalam membuat karya seni akar kayu di Desa Busungbiu Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. (2)Proses pengolahan akar kayu di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu,Kabupaten Buleleng (3)Fungsi dan bentuk karya seni akar kayu di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pemilik dan pengrajin akar kayu di Desa Busungbiu , Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik, observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Analisis data yang digunakan adalah (1) analisis domain dan (2) analisis taksonomi. Hasil penelitian ini adalah: (1) Bahan yang di gunakan dalam Pembuatan Karya Seni Akar Kayu yaitu bahan baku akar kayu : akar kayu jati, ak ar kayu intaran, akar kayu mangga, akar kayu jabon. Bahan penunjang: Bensin, oli motor, oli bekas. Alat yang digunakan dalam pembuatan karya seni akar kayu, antara lain : Gergaji mesin, mesin gerinda, cekrek (mata gerinda berupa pahat), mata gerinda amplas, kapur. (2) Proses pembuatan Karya Seni Akar Kayu diawali dengan proses menentukan bahan, proses pembuatan sketsa, proses pembentukan global, proses pembentukan dan mencoak. (3) Fungsi dan bentuk Karya seni Akar Kayu fungsi sebagai hiasan atau dekorasi ruangan, bentuk kontemporer mengikuti bentuk akar kayu yang di gunakan dalam bentuk abstrak yang menyerupai angka 69, bentuk hati, bentuk tribal, bentuk termbu karang, bentuk daun, bentuk angka 88. Kata kunci : karya seni , akar kayu, seni rupa
Abstract This research aims to obtain information about: (1) the ingredients and the tools used to create the works of art the root of the wood in the village of Busungbiu Busungbiu, Buleleng Regency. (2)processing the root of the wood in the village of Busungbiu, Busungbiu,Buleleng Regency (3)function and form of the works of art the root of the wood in the village of Busungbiu, Busungbiu, Buleleng Regency. This research is a descriptive research with qualitative approach. The subject of this research is the owner and craftsmen root wood in the village of Busungbiu , Busungbiu, Buleleng Regency. Data Collection in this research done with the technique, observation, interview, documentation, and literature. The instrument used is (1) the instrument of observation, interview instrument, instruments documentation and bibliographical instruments. Analysis of the data used is (1) domain analysis and (2) taxonomy analysis. The results of this research are: (1) the material in use in the making of the Art Works root wood namely raw wood root : root teak wood intaran, roots, root wood, mango wood jabon roots. Support materials: Gasoline, motor oil, oil former. The tools used in the making of the art works root wood, among others : Saws, machine grinding machine, cekrek (eyes grinding in the form of sculpture), the eyes of the grinding abrasives, lime. (2) the process of making the Art Works root wood begins with the process of determining the ingredients, making process of etching, the process of the formation of a global proc ess of formation
and mencoak. (4) the function and form of the art works root wood functions as a decoration or decoration of the pool, contemporary form follow the root form of wood in use in the form of abstract that resembles the number 69, the form of the heart, the form of tribal, form termbu coral reefs, leaf structure, Numbers 88. Keywords: art work , the root wood, art
PENDAHULUAN Salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan kesenian dan kebudayaannya adalah Bali. Corak kesenian dan kebudayaan Bali dipengaruhi Agama Hindu dan adat istiadat Bali. Kesenian dan kebudayaan Bali menarik minat wisatawan domestic dan mancanegara untuk berkunjung ke Bali. Oleh sebab itu, kesenian dan kebudayaan Bali merupakan salah satu faktor yang menjadi daya tarik pariwisata Bali. Kreativitas merupakan kesanggupan seseorang untuk menghasilkan karya-karya atau gagasan-gagasan tentang sesuatu yang pada hakikatnya baru atau baru sama sekali dalam arti tidak diketahui atau belum pernah di ciptakan sebelumnya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesasintesa hasil pemikiran dimana hasil karya itu bukan semata-mata penjumblahan dari unsur-unsurnya. ( Susanto, 2011:229 )
Bali memiliki budaya dan kesenian yang sangat beragam. Kesenian di Bali sangatlah berkembang, seperti seni tari, seni musik, dan seni rupa. Beberapa tempat yang ada di Bali memiliki budaya dan seni yang berbeda. Contoh budaya dan seni yang ada di Bali misalnya, dilihat dari segi budaya, di pulau Bali kita akan melihat banyak tempat suci dan juga banyak dewa. Persembahan merupakan hal yang penting dalam budaya dan kehidupan di Bali sebagai rasa syukur mereka kepada Hyang Widhi yang telah memberikan kemakmuran dan kesehatan bagi seluruh keluarga. Sedangkan jika di lihat dari segi seni, Bali memiliki unsur seni sesuai daerahnya masing –masing. Salah satu daerah Bali Utara yaitu Buleleng, terdapat banyak kesenian yang berkembang di tempat ini yaitu seni rupa seperti ukiran, patung, karya seni kayu,
karya seni perak dan banyak lagi karya seni yang lainnya. Buleleng memiliki sebuah karya seni yang sangat menarik yaitu sebuah karya seni akar yang terbuat dari bahan akar kayu. Karya seni akar kayu ini sangat menarik untuk di teliti, karena karya seni akar kayu yang ada di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng ini mengambil serta mengolah kembali bentuk akar tersebut menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual dan seni. Di bandingkan dengan karya seni akar yang ada di tempat lain, keunikan dari karya seni kayu yang ada di Desa Busungbiu, dapat dilihat dari perbedaan dalam proses pengolahan akar kayu. Karya seni akar kayu yang berada di Desa Busungbiu ini adalah karya seni yang baru muncul, tumbuh dan berkembang, dimana pengrajin bebas berekspresi serta lebih banyak menuangkan ide-ide dan kreativitasnya sendiri. Banyak karya seni akar kayu yang ada di Bali, seperti karya seni akar bambu dan karya seni akar kelapa. Karya seni akar kayu yang ada di tempat lain seperti karya seni yang ada di Kabupaten Gianyar, biasanya digunakan sebagai benda fungsional, seperti kursi, meja, tempat lilin dan lain sebagainya. Karya seni kayu berada di daerah Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, yang mengolah akar menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual. Karya seni ini menggunakan akar dari beberapa pohon yaitu akar pohon jati, akar pohon mangga, akar pohon intaran, akar pohon nangka, dan lain sebagainya, kecuali akar pohon dadap, hal ini disebabkan karena pohon dadap memiliki tekstur kualitas kayu yang buruk serta tidak tahan lama. Selain fungsinya untuk pohon itu sendiri,akar juga dapat di fungsikan sebagai karya seni yang menarik. Karya seni ini menggunakan bahan yang mudah
didapat dan termasuk karya seni yang baru di Desa Busungbiu. Bahan ini didapat dari akar pohon yang telah di tebang, namun ada juga akar yang di peroleh dari pohon yang telah mati. Akar yang di gunakan yaitu berbagai jenis akar, namun kebanyakan menggunakan akar yang berjenis akar tunggang karena memiliki bentuk yang sangat artistik dan mudah diolah untuk dijadikan sebuah karya seni. Karya seni tersebut nantinya di jual ke artshop, untuk peminat karya seni ini banyak dari pihak restoran dan vila. Karena keunikan karya seni ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang “Karya Seni Kayu Di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng” menyangkut keberadaannya yaitu mengenai bahan, alat, proses, pengolahan serta bentuk karya seni yang terbuat dari akar kayu yang ada di Desa Busungbiu, Kecamatanm Busungbiu, Kabupaten Buleleng. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian merupakan suatu hal yang penting karena akan memberikan alur yang lebih jelas dalam pelaksanaannya. Semakin jelas arah atau petunjuk penelitian, maka semakin mudah bagi peneliti memperoleh hasil yang diinginkan. Untuk penelitian ilmiah, metode penelitian sangat diperlukan dan digunakan sebagai acuan dalam mencari dan mendapatkan data. Untuk membahas tentang karya seni akar kayu di Desa Busungbiu penulis memerlukan beberapa teori untuk membantu kejelasan metode yang digunakan. Dalam penelitian ini, pengrajin akar pohon yang ada di Desa Busungbiu merupakan sasaran penelitian, yang nantinya bisa diharapkan sebagai sumber informasi data dalam penelitian ini. Informasi yang dibutuhkan peneliti yaitu tentang, bahan dan alat yang digunakan pengrajin, proses pengolahan akar pohon, serta bentuk dan fungsi karya seni akar pohon yang berada di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Teknik pengumpulan data dan instrumen dalam penelitian ini sangat erat hubungannya dengan metode
pengumpulan data, dimana dalam pengumpulan data dipergunakan alat bantu untuk memperlancar dan mempercepat pengumpulan data dan instrumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. Observasi merupakan suatu tindakan yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala alam dengan jalan pengamatan langsung dan pencatatan (Kartono, 1990 : 157), atau observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan secara sistematis. Penelitian ini menggunakan daftar cek atau pertanyaan secara langsung dengan wawancara dan mengamati secara langsung kejadian – kejadian yang terjadi di lokasi penelitian. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi, dimana peneliti secara langsung terjun ke lapangan dengan melakukan pengamatan secara detail tentang hal-hal yang berkaitan dengan karya seni akar pkayu di Desa Busungbiu. Hasil yang diperoleh dari observasi ini, yaitu data berupa foto-foto karya seni dari sumber yang diteliti. Teknik wawancara ini menggunakan wawancara secara tidak terstruktur, artinya dalam melakukan tanya jawab dengan informan tidak menggunakan daftar pertanyaan secara struktur. Tanya jawab dilakukan sesuai dengan keadaan di lapangan. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai gambar umum sejarah keberadaan. Alat yang digunakan peneliti untuk wawancara adalah bentuk – bentuk pertanyaan dan buku catatan. Ini dilakukan untuk menyaring data tentang hal – hal yang mendasari pengerjaan karya seni akar kayu di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Teknik Dokumentasi Merupakan pengumpulan data dengan cara mencari data baik berupa gambar atau foto maupun dalam data yang tertulis. Teknik ini berfungsi melengkapi data mengenai proses pembuatan karya seni akar pohon di Desa Busungbiu. Pendokumentasian ini dapat memperjelas pendeskripsian dalam penulisan karya seni
akar kayu di Desa Busungbiu, kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Seluruh data yang diperoleh dengan metode observasi, metode wawancara, dan metode kepustakaan, disusun berdasarkan urutan masalah yang telah disebutkan, kemudian dianalisis dengan cara: Analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran objek peneliti secara umum atau tingkat permukaan, namun relatif utuh tentang objek penelitian tersebut. Teknik analisis ini terkenal sebagai teknik yang dipakai dalam penelitian yang bertujuan eksplorasi. Artinya, analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari objek yang diteliti, tanpa harus diperincikan secara detail unsurunsur yang ada dalam keutuhan objek penelitian tersebut. Dalam hal ini seluruh data yang ada diolah dan dibahas tentang permasalahan yang terjadi kemudian disusun sedemikian rupa sebagai gambaran umum atau penjelasan yang bersifat umum tentang jenis alat dan bahan yang digunakan dalam membuat karyaseni akar kayu di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng Analisis domain memberikan hasil analisis yang luas dan umum, tetapi belum terperinci serta masih bersifat menyeluruh. Apabila yang diinginkan adalah suatu hasil dari analisis yang terfokus pada suatu domain atau sub-sub domain tertentu maka peneliti harus menggunakan teknik analisis taksonomi. Teknik ini terfokus pada domain-domain tertentu, kemudian memilih domain tersebut menjadi sub-sub domain serta bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci, yang umunya merupakan satu rumpun yang memiliki kesamaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian ini adalah: (1) Bahan yang di gunakan dalam Pembuatan Karya Seni Akar Kayu yaitu bahan baku akar kayu : akar kayu jati, akar kayu intaran, akar kayu mangga, akar kayu jabon, akar kayu nangka dan kapur.
Alat yang digunakan dalam pembuatan karya seni akar kayu, antara lain : Gergaji mesin, mesin gerinda, cekrek (mata gerinda berupa pahat), mata gerinda amplas.
(2) Proses pembuatan Karya Seni Kayu diawali dengan proses menentukan bahan, proses pembuatan sketsa, proses pembentukan global, proses pembentukan dan mencoak. (3) Fungsi dan bentuk Karya seni Akar Kayu fungsi sebagai hiasan atau dekorasi ruangan, bentuk kontemporer mengikuti bentuk akar kayu yang di gunakan dalam bentuk abstrak yang menyerupai angka 69, bentuk hati, bentuk tribal, bentuk termbu karang, bentuk daun, bentuk angka 88. Dari hasil observasi dan wawancara dengan Putu Ardiana beserta pengrajin, bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan karya seni akar kayu di Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng yaitu : akar kayu, kapur, gergaji mesin, mesin gerinda. Dari hasil observasi dan wawancara dengan Putu Ardiana dan pengrajin dalam pembuatan karya seni di desa Busungbiu, penulis menemukan beberapa proses yang
di lakukan oleh para pengrajin sehingga menghasilkan karya seni yang sangat menarik dan unik. Adapun proses pembuatanya adalah sebagai berikut. Proses pertama ini dalam pembuatan karya seni akar kayu adalah menentukan dahulu bahan baku yang akan di gunakan untuk di jadikan sebuah karya seni, dengan memilih dari ukuran bahan yang di gunakan, setelah itu menyesuikan dengan ide yang akan di tuangkan dengan mengikuti bentuk akar, setelah itu pemotongan bagian-bagian yang tidak di perlukan dengan menggunakan gergaji mesin, untuk menghindari terjepitnya gergaji mesin, pemasangan patok pada celah potongan kayu, kemudian menyesuikan bentuk akar yang akan di jadikan karya seni Setelah bahan baku sudah di dapatkan dan di potong-potong sesuai ukuran yang di inginkan, barulah pembuatan sketsa, pada proses ini bentuk karya seni yang akan di buat menyesuikan pada bentuk bahan baku yang di pilih, dalam pemilihan pengrajin harus mengkombinasikan bentuk bahan baku yang dipilih dengan bentuk karya seni yang akan di buat, setelah menemukan ide bentuk, barulah membuat sketsa menggunakan kapur, penggunaan kampur karena selain lebih murah, kapur juga lebih praktis dan lebih nampak pada kulit kayu yang bertekstur sehingga garis yang dihasilkan kapur lebih tegas dan jelas di bandingkan menggunakan bahan lain. Sesudah bahan baku sudah disketsa barulah penegasan bentuknya menggunakan gergaji mesin, agar bentuk globalnya yang di gambar tadi lebih terlihat jelas bagian yang perlu di hilangkan dan bagian yang perlu di coak. Pada proses ini lumayan cepat karena tinggal mengikuti garis sketsa yang sudah di buat tadi, tinggal mencari bentuk yang sesuai dengan bentuk bahan yang di gunakan, dalam pembentukan pengrajin mempertimbangkan bentuk yang cocok, untuk bahan baku atau akar kayu yang di pilih, jika dirasa menganggu bahan yang tadi di pilih dipotong pada bagia-bagian tertentu sampai menemukan bentuk yang diinginkan, menyesuaikan bentuk mengikuti dengan warna bahan yang dipilih,
karya seni akar kayu ini tidak serta mengambil dan mengolah , perlu juga mempertimbangkan dari segi artistik, menempatkan komposisi, agar terlihat seni tetapi tidak menghilangkan kesan alaminya Dalam proses pembentukan dan mencoak pembuatan karya seni akar kayu, fungsi cekrek merupakan yang sangat terpenting karena mampu membuat bentukbentuk yang susah di buat menggunakan alat-alat lainnya, misalnya pahat yang sering digunakan untuk mengukir, meskipun mampu menggunakan alat pahat tentu menggunakan waktu yang lama, selain itu karya seni yang di buat sangatlah besar, maka penggunaan cekrek merupakan cara efektif dalam proses pembuatan kerajinan akar kayu, dilihat dari pengerjaan dan kerumitan. Pengaplikasian cekrek dengan mamasang pada mesin gerinda, memegang dengan menggunakan dua tangan, tidak terlalu ditekan, arah gerak menyesuaikan dengan bentuk karya seni dan arah serat kayu agar serat-serat kayu tidak terangkat Setelah pembentukan dan mencoak menggunakan cekrek, kemudian penghalusan menggunakan mata gerinda amplas dengan cara yang hampir sama, dengan memposisikan grinda rebahan fungsinya untuk menghaluskan bentuk yang sudah di buat selain itu agar lebih terlihat halus, namun tidak sampai proses finishing. Untuk pengerjaan satu buah kerajinan, pengrajin memerlukan waktu kurang lebih 4 (empat ) hari dari proses, pemilihan baha, pembuatan sketsa, pembuatan pola, sampai penghalusan. (3)Bentuk karya seni kayu di desa Busungbiu - Meliputi bentuk alam benda,
Bentuk tribal Foto : Komang Marta Wira Miharja
Bentuk abstrak Foto : Komang Marta Wira Miharja
Bentuk hati Foto : Komang Marta Wira Miharja -
bentuk bagian tubuh manusia
Bentuk telinga Foto : Komang Marta Wira Miharja -
bentuk alam
Bentuk terumbu karang Foto : Komang Marta Wira Miharja
bentuk abstrak
Bentuk daun Foto : Komang Marta Wira Miharja
Bentuk abstrak Foto : Komang Marta Wira Miharja
PENUTUP Berdasarkan uraian bab sebelumnya mengenai kerajinan akar kayu di desa
Busungbiu, Buleleng, maka dapat di simpulkan berbagai hal sebagai berikut: 1. Bali memiliki kesenian yang sangat beragam, dapat di buktikan dengan hampir setiap wilayah yang berada di Bali memiliki seni kerajinan dan bermacam bentuk kerajinan yang dapat kita temui, salah satunya di Desa Busungbiu, Kabupaten Buleleng, dapat kita temui kerajinan akar kayu, seni kreatif, karya seni ini merupakan karya seni yang baru muncul, tumbuh dan berkembang. Karya seni ini mengolah kembali bentuk akar tersebut menjadi sebuah kerajinan yang memiliki nilai jual dan seni. Karya seni akar kayu yang ada di Desa Busungbiu memiliki bentuk yang lebih unik di bandingkan dengan Kerajinan yang ada di tempat lain. Selain akar , batang dan dahan bisa dimanfaatkan sebagai karya seni. 2. Karya seni adalah suatu kegiatan atas dasar kemauan sendiri yang bersifat rohani maupun fisik yang menghasilkan sebuah karya yang bernilai seni tinggi yang dapat mengunggah dan menggerakkan perasaan manusia. 3. Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengolahan akar kayu, meliputi alat : gergaji mesin, mesin gerinda, dan mata gerinda (amplas dan cekrek ) dan untuk bahan baku : akar kayu. 4. Proses pembuatan karya seni akar kayu di Desa Busungbiu, Kabupaten Bulelelng yaitu dengan mengawali pemilihan bahan baku yang akan di jadikan karya seni, kemudian dilanjutkan dengan mensketsa menggunakan kapur dengann bentuk atau pola yang di inginkan, kemudian di lanjutkan dengan membentuk pola sketsa menggunakan gergaji mesin, setelah bentuk dan pola sudah terlihat, barulah pengalusan dan pembentukan, menggunakan mesin gerinda dengan memakai cekrek, selanjutnya tahap penghalusan terakhir menggunakan mata gerinda amplas. Tetapi tidak sampai tahap proses finishinya di karenakan terkendala alat yang kurang lengkap. Berikut saransaran: 1. Untuk Pemerintah Dalam menumbuh kembangkan kerajinan akar kayu di Desa Busungbiu Kabupaten Bulelelng, di harapkan peran pemerintah mengembangkan kerajinan
akar kayu, memberikan pembinaan pada pengrajin khusunya dalam bidang permodalan dan pemasaran 2. Untuk Pengrajin Untuk mendokumentasikan kerajinan yang pernah ada di desa Busungbiu Kabupaten Buleleng dan ragam bentuk yang pernah di hasilkan, di harapkan pengrajin mengembangkan ide-ide kreatif dalam mengolah akar kayu sehingga mampu bersaing dengan kerajinankerajinan yang lain. 3. Untuk Peneliti Untuk peneliti selanjutnya mengangkat seni kerajinan akar kayu di harapkan untuk menambah aspek pemasaran dan menejemen produksi agar penelitian yang di hasilkan juga menyentuh kepersoalan ekonomi DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Undiksha Singaraja. -------.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan (Suatu Pengantar). Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja. Astuti, Wili dan Ummu Habibah. 2014. Peningkatan Kemampuan Kosakata Bahasa Inggris anak Melalui Metode Pembelajaran Interaktif Di Kelompok A TK Pertiwi 1 Jiparan 2014/2015. Tersedia pada https://publikasiilmiah.ums.ac.id/han dle/11617/6030 (diakses pada tanggal 21 Januari 2016) Darawati, Rhosa Rahayu. 2012. Skripsi. Efektivitas Intructional Games dalam Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Taman Kanak-kanak. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan. (repository.upi.edu) Depdiknas. 2007. Bidang Pengmbangan Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas. Departemen Pendidikan Nasional Hapsari, Iriani Indri & Dewi Retno Suminar. 2011. Efektifitas Ludo Words Game (LWG) terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris pada Anak Studi Kasus Pada Siswa Kelas IV
SD Muhammadiyah 4 Pucang dalam http://journal.unair.ac.id/filerPDF/01Ir ianiIndriHapsari,EfektifitasLudoWord sGame.pdf. (diakses pada tanggal 27 Januari 2016) Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2014. Teknik & Cara Mudah Membuat Peneliatian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Kata Pena Kurniawati, Yanti. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Big book di PPT Tulip Surabaya. Tersedia pada http://ejournal.unesa.ac.id/article/11 588/19/article.pdf (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Madyawati, Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini. Prenadamedia Group. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama Matodang, Elisabeth Marsaulina. 2005. Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak Usia Dini Melalui Music dan Movement (Gerak dan Lagu). Jurnal Pendidikan Penabur No.05/Th.IV/Desember 2005. (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Noprianti. 2011. Meningkatkan Minat Baca Anak dengan Menggunakan Media Visual Big book Warna Bergambar pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Al-Karimah Kecamatan Tampan Pekan Baru. Tersedia pada http://repository.unri.ac.id/xmlui/han dle/123456789/5225 (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Nurhadi, Achmad. 2012. Teaching English To Young Learners (Pengajaran Bahasa Inggris Pada Anak Usia Dini). (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Nurjannah, 2013. Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Melalui Kartu Huruf Bergambar Siswa Kelas II SDN 5 Soni. Jurnal Kreatif Tadulako Vol.4 No.8. tersedia pada http : //
jurnal. untad.ac. id / jurna l/ index. Php /JKTO/article/view/3420.(diakses pada tanggal 21 Januari 2016) Rusefrinaria. 2011. Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Anak Melalui Permainan Tebak Suara Dengan Kartu Gambar Binatang Di PAUD Palapa 1 Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Pesona PAUD Vol. 1 No.1. tersedia pada http: // ejournal. unp. ac. id/ index.php/paud/article/view/1698. (diakases pada tanggal 2 Februari 2016) Rusmiyati, Asih. 2014.Skripsi. Pengaruh Bercerita Dengan Media Big book Terhadap Kecerdasan Liguistik Anak TK A Paud Saymara Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014. Tersedia pada http://eprints.ums.ac.id/ 2889/14/PUBLIKASI.pdf (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Santrock, John.W.2007.Perkembangan Anak Jilid II.Jakarta : Erlangga. Slamet Suyanto. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional. Wiguna, I Putu Hadi. 2012. Thesis. Developing Billingual and Topic Based Multimedia Dictionary for Year Five Student of SD Negeri 1 Sumerta. Tidak di terbitkan. Yuliantantri, Ninda dan Nurhenti. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Bernyanyi terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Kelompok A Di TK Ketintang Jaya Surabaya. Paud Teratai. Vol.2 No.3 tersedia pada http://ejournal.unesa.ac.id/index.php /paud-teratai/article/view/3282 (diakses pada tanggal 21 Januari 2016)