i
ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM SWADAYA DI DESA BANYUNING KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG
DRS. KETUT RANTAU, M.Si
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TABANAN TABANAN 2016
i
ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM SWADAYA DI DESA BANYUNING KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG
DRS. KETUT RANTAU, M.Si NIP. 19561130 198103 1 001
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TABANAN TABANAN 2016 i
ii
DAFTAR ISI Isi
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL............................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
7
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ............................................
7
1.3.1 Tujuan penelitian .............................................................
7
1.3.2 Kegunaan penelitian ......................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi..................................................................
9
2.1.1 Pengertian Koperasi .......................................................
9
2.1.2 Landasan dan Azas Koperasi .........................................
10
2.1.3 Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi ...............................
11
2.2 Laporan Keuangan....................................................................
12
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan .......................................
12
2.2.2 Komponen Laporan Keuangan ......................................
12
2.3 Penilaian Kinerja ......................................................................
15
2.3.1 Pengertian Penilaian Kinerja..........................................
15
iii
iii
2.3.2 Tujuan Penilaian Kinerja................................................
16
2.3.3 Manfaat Penilaian Kinerja..............................................
17
2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan .....................
17
2.5 Analisis Rasio Berdasarkan Peraturan Mentri dan KUKM No. 06/Per/M/KUKM/V/2006..................................................
18
2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................
22
3.2 Obyek Penelitian .....................................................................
22
3.3 Definisi Operasional Variabel ..................................................
22
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................
23
3.4.1 Jenis Data Menurut Sifatnya ..........................................
23
3.4.2 Jenis Data Menurut Sumbernya......................................
24
3.5 Responden Penelitian ...............................................................
24
3.6 Metode Pengumpulan Data .....................................................
24
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................
28
4.1.1 Wilayah kerja KSP Swadaya KSP Swadaya .................
28
4.1.2 Sejarah Singkat KSP Swadaya ......................................
28
4.1.3 Struktur Organisasi.........................................................
30
4.1.4 Kondisi ekonomi KSP Swadaya.....................................
33
4.2 Kinerja Keuangan KSP Swadaya Berdasarkan Analisis ..........
36
4.2.1 Rasio Likuiditas..............................................................
36
iv
iv
BAB V
4.2.2 Rasio Solvabilitas ...........................................................
37
4.2.3 Rasio Rentabilitas...........................................................
38
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan..................................................................................
40
5.2 Saran ........................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
v
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Halaman
4.1
Perkembangan aset KSP Swadaya..........................................................
34
4.2
Perkembangan Volume Usaha dan SHU KSP Swadaya ........................
35
4.3
Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Likuiditas ..................................
37
4.4
Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Solvabilitas, KSP Swadaya
4.5
Tahun 2010 s.d 2014...............................................................................
38
Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Rentabilitas KSP Swadaya........
39
vi
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar 2.1
4.1
Halaman
Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Kinerja Keuangan Pada KSP Swadaya..................................................................................................
21
Struktur Organisasi KSP Swadaya .........................................................
31
vii
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran 1. Laporan Keuangan Neraca KSP Swadaya Tahun 2010 s.d 2014 2. Laporan Keuangan Laba Rugi KSP Swadaya Tahun 2010 s.d 2014 3. Perhitungan Analisis Rasio Berdasarkan Laporan Keuangan KSP Swadaya Tahun 2 010 s.d 2014
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Koperasi adalah salah satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia. Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 tentang perkoperasian, koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional di
Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perkembangan dan pertumbuhan koperasi selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud dan peranannya. Sampai kini sektor swasta masih mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi konstribusinya terhadap perekonomian di Indonesia berada dilini terakhir. Oleh karena itu, dalam rangka menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat, koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjalankan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekomomian nasional (Baswir, 2013). Pada umumnya koperasi juga memerlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi agar pihak koperasi dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai tujuan koperasi pada umumnya. Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang
1
2
sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi harus dibangun untuk menciptakan usaha dan pelayanan dalam menciptakan azas kekeluargaan. Usaha koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, karena didalam demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. Koperasi adalah bentuk kerjasama di bidang ekonomi yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Di dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Adapun penjelasan dari pasal 33 tersebut menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan dan bukan kemakmuran orang-seorang. Oleh sebab itu perekonomian Indonesia disusun berdasar atas azas kekeluargaan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya.
3
Koperasi menjadi suatu perusahaan pilihan di Bali Khususnya di nilai dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah koperasi di Bali meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan koperasi naik dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Pada tahun 2010 jumlah koperasi tercatat sebanyak 3.689 unit, sementara hingga tahun 2014 jumlah koperasi meningkat menjadi 4.654 unit. Koperasi yang tumbuh pesat di Bali, dilihat dari jumlah koperasi menunjukan bahwa masyarakat Bali mempercayakan dana yang dimilikinya untuk dikelola oleh koperasi. Koperasi tersebut adalah salah satu bentuk perusahaan swasta yang dimiliki oleh lebih dari satu orang. Sebagai salah satu perusahaan, koperasi memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan perusahaan pada umumnya. Tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, bukan memperoleh laba yang maksimal (Irwan,1997). Pada umumnya koperasi juga memerlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi agar manajemen dari pihak koperasi dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan tujuan koperasi pada umumnya. Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi harus dibangun untuk menciptakan usaha dan pelayanan dalam menciptakan azas kekeluargaan. Usaha koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, karena didalam demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi.
4
Sebagai pedoman umum dalam mengetahui kinerja keuangan, maka diperlukan laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi, sehingga dapat diketahui keberhasilan maupun permasalahan yang dicapai koperasi dalam pengelolaan keuangannya. Pada hakikatnya laporan keuangan merupakan suatu daftar finansial yang berkaitan langsung dengan posisi keuangan dan operasi keuangan, yang keduanya memberikan informasi berkenaan dengan kondisi keuangan koperasi. Dalam pengukuran posisi keuangan, unsur yang berkaitan langsung adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sebaliknya unsur yang berkaitan dengan pengukuran operasi keuangan adalah pendapatan dan biaya, yang tercermin dalam laba/rugi bersih koperasi. Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan Dengan demikian tujuan analisis laporan keuangan adalah mengkonversikan data menjadi informasi. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam analisis laporan keuangan misalnya sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang. Ada beberapa teknik yang biasanya digunakan dalam melakukan suatu analisis, dimana salah satunya adalah analisis rasio. Menurut Van Horne (1997 : 234) : “Rasio keuangan merupakan indek yang menghubungkan dua angka akutansi dan diperoleh dengan membagi antara satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
5
Analisis rasio merupakan salah satu dari teknik analisis yang dapat diberikan petunjuk yang menggambarkan kondisi KSP Swadaya terutama dalam bidang finansialnya. Analisis rasio ini dapat menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan dan dipakai sebagai dasar untuk menilai kondisi tertentu. Dalam hal menganalisis koperasi yang bergerak berdasarkan usahanya maka digunakan analisis rasio keuangan dan interplementasi dari macam-macam rasio yang dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan (Agnes Swair, 2011). Rasio-rasio yang digunakan pada umumnya adalah rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas (rentabilitas). Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, pada dasarnya ada keinginan untuk mengetahui pencapaian yang diperoleh perusahaan, seperti tingkat profitabilitas, tingkat resiko ataupun tingkat kesehatan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Walaupun laporan keuangan bersifat historis, namun laporan ini biasanya memberikan indikator-indikator bagaimana sebuah perusahaan kemungkinan berkiprah dalam periode-periode berikutnya. Tujuan koperasi yang telah dikemukakan tersebut mendorong didirikannya Koperasi Simpan Pinjam Swadaya yang ada di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Koperasi Simpan Pinjam Swadaya telah membantu anggotanya, masyarakat menengah ke bawah untuk dapat memperoleh dana/pinjaman dengan mudah, modal usaha, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
6
Koperasi Simpan Pinjam Swadaya melakukan penghimpunan dana dari para anggota dalam bentuk simpan pokok, wajib, cadangan, dan donasi. Dana yang dihimpun akan dipergunakan untuk meningkatkan permodalan yang nantinya akan disalurkan kepada anggota dalam bentuk kredit. Kredit tersebut pada umumnya dipergunakan oleh anggota untuk modal kerja atau konsumsi. Melalui kegiatan ini Koperasi Simpan Pinjam Swadaya memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha) yang dibagikan kepada para anggotanya setiap akhir tahun. Berdasarkan laporan keuangan yang telah ada, pada tahun 2010 sampai 2014 terjadi peningkatan pada aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang dan modal sendiri namun masih berfluktuasi SHU. Koperasi Simpan Pinjam Swadaya sehingga belum diketahui bagaimana perkembangan laporan keuangan yang terjadi pada kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Swadaya tersebut, maka dari itu perlu dilakukan analisis agar tidak memberikan informasi yang semu. Sebagai salah satu badan usaha, koperasi harus bisa mengontrol penggunaan modal dalam koperasinya agar dapat meningkatkan efisiensi hasil koperasi. Keberhasilan dalam penggunaan modal, dapat dilihat dari rentabilitas koperasi. Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, maka untuk melakukan penelitian berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan, yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam Swadaya di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.
7
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat ditarik rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana kinerja keuangan KSP Swadaya tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan analisis rasio likuiditas ? 2. Bagaimana kinerja keuangan KSP Swadaya tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan analisis rasio solvabilitas ? 3. Bagaimana kinerja keuangan KSP Swadaya tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan rasio rentabilitas ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan : 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan KSP Swadaya tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan analisis rasio likuiditas 2. Untuk mengetahui kinerja Keuangan KSP Swadaya tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan analisis rasio solvabilitas 3. Untuk mengetahui kinerja keuangan KSP Swadaya tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan rasio rentabilitas 1.3.2 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut:
8
1. Bagi Koperasi, sebagai masukan bagi manajemen koperasi untuk mengetahui efisiensi serta efektivitas perkembangan koperasi yang pada akhirnya berguna bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang dilakukan di waktu yang akan datang. 2. Bagi Penulis, menambah wawasan pengetahuan mengenai cara menganalisis kinerja keuangan koperasi yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Bagi Pembaca, memberikan tambahan referensi bagi pembaca dalam mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. 4. Bagi pemerintah, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait dengan pengembangan koperasi.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa latin cooperere yang dalam Inggris menjadi couperation berarti “bekerja bersama”, co berarti bersama dan operation berarti “bekerja” atau “berusaha” (to operate). Koperasi adalah sebuah perusahaan dimana orang-orang berkumpul bukan untuk menyatukan uang atau modal melainkan sebagai akibat kesamaan kebutuhan ekonomi. Berdasarkan UndangUndang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang atau, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi yaitu menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibanding sebelum bergabung dengan koperasi (UU No.12 Tahun 1967) Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan koperasi harus menentukan secara jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya (UU No.25 Tahun 1992, Pasal 16). Koperasi bukan perkumpulan modal dan tidak mengejar keuntungan, lain dengan badan usaha bukan koperasi yang mengutamakan modal dan berusaha
9
10
mendapatkan keuntungan. Keanggotaan koperasi berdasarkan atas perseorangan bukan atas dasar modal. Prinsip-prinsip koperasi Indonesia menurut UU No.25 tahun 1992 yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sebagai berikut : 1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. pengelolaan dilakukan secara demokrasi. 3. pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. kemandirian. 6. pendidikan Perkoperasian. 7. kerjasama antar koperasi.
2.1.2 Landasan dan Azaz Koperasi Dalam landasan Undang - Undang Koperasi No. 25 tahun 1992 tentang pokok- pokok koperasi, landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia meliputi Landasan Idiil (Pancasila), Landasan Mental (setia kawan dan kesadaran diri sendiri), dan Landasan Struktural dan Gerak (UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1). Asas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan dan kegotong- royongan. Selain itu juga, menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa Azas atau Prinsip koperasi, yaitu, Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, Pengelolaan dilakukan secara demokratis, Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi) pemberian balas jasa yang
11
terbatas terhadap modal Kemandirian Pendidikan perkoprasian (UU No.25 Tahun 1992, Pasal 5). 2.1.3 Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi Berdasarkan pasar 4 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Fungsi dan peran koperasi adalah: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Prinsip koperasi dapat dilihat dalam Bab III bagian kedua pasal 5 UU RI No.25 tahun 1992, yaitu: 1. Keanggotaan bersifat terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 5. Kemandirian.
12
2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Kamsir (2008) dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Dalam definisi Jumingan (2006), laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan, sekaligus merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Lantas laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Arifin (2007) (dalam Alphasti Rasi Destiadi, 2010) dalam bukunya bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan perusahaan, yang biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali, guna memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai yang memerlukan dan berhak memperoleh informasi yang tercakup dalam laporan keuangan, termasuk informasi tambahan.
2.2.2 Komponen laporan keuangan Menganalisis suatu laporan keuangan, penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang laporan keuangan itu sendiri dalam bentukbentuk maupun prinsip yang terkandung dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
13
1. Neraca Laporan neraca menurut penjelasan Kadarsan (1992) (dalam Alphasti Rasi Destiadi, 2010) mempunyai berbagai macam kegunaan. Di antaranya adalah bisa menunjukkan tentang macam atau tipe perusahaan, posisi keuangan, nilai absolut, struktur perusahaan, likuiditas dan solvabilitas, strategi perkreditan, strategi arus tunai, daya pinjam, serta perkembangan dari perusahaan. Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiaban, ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Sebagimana dijelaskan bahwa dalam laporan keuangan ada tiga laporan yaitu: neraca, laporan laba rugi, dan laporan kas. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian atau definisi tentang neraca yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: a) Aktiva 1) Aktiva lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai dengan siklus normal perusahaan (Arifin, 2007) (dalam Alphasti Rasi Destiadi, 2010). Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas atau setara kas, investasi jangka pendek, wesel tagih, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, dan aktiva lancar lain-lain. 2) Aktiva tidak lancar, contohnya adalah aktiva pajak tangguhan, investasi pada perusahaan asosiasi, investasi jangka panjang lain, aktiva tetap (peralatan kantor, mesin, kendaraan, gedung, tanah, dan natural resources), aktiva tidak berwujud (goodwill, hak sewa, hak paten, hak cipta, franchise (hak monopoli), dan lisensi), aktiva lain-lain (piutang kepada direksi dan beban ditangguhkan).
14
b) Kewajiban 1) Kewajiban lancar, yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (Arifin, 2007) (dalam Alphasti Rasi Destiadi, 2010). Yang termasuk dalam kewajiban lancar adalah pinjaman jangka pendek, wesel bayar, hutang usaha, hutang pajak, beban masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dan kewajiban lancar lain-lain. 2) Kewajiban tidak lancar, contohnya adalah hutang hubungan istimewa, kewajiban pajak tangguhan, pinjaman jangka panjang, hutang sewa guna usaha, keuntungan tangguhan aktiva dijual dan disewaguna usaha kembali, hutang obligasi, hutang subordinasi, obligasi konversi, serta kewajiban tidak lancar lainnya (hutang perusahaan kepada direksi). c) Ekuitas Yang termasuk ekuitas adalah modal saham, tambahan modal disetor, selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan, selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi, keuntungan (kerugian) belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual, selisih penilaian kembali aktiva tetap, opsi saham, saldo laba, dan modal saham diperoleh kembali. 2. Laporan laba rugi Penjelasan dari Jumingan (2006) menyebutkan bahwa laporan laba rugi dalam banyak literatur akuntansi diturunkan dari istilah profit and loss statement, earning statement, operations statement, atau income statement. Kadarsan (1992)
15
menjelaskan bahwa laporan laba rugi berperan dalam mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan jalannya suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Kegunaan laporan laba rugi diantaranya adalah untuk menentukan pembayaran
pajak,
menganalisis
kemungkinan
perluasan
luas
usaha,
mengevaluasi hasil kegiatan operasional, dan mengukur daya bayar utang perusahaan. Menurut James C Van Horne (1997), laporan rugi laba (perhitungan hasil usaha) adalah ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut.
2.3 Penilaian Kinerja 2.3.1 Pengertian penilaian kinerja Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran standar kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena jika informasi akuntansi dipakai sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran tertentu dalam organisasi. Tipe informasi akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik semacam itu disebut informasi akuntansi pertanggungjawaban (Sanistiawan, 2004:13) (dalam Umi Nadhiroh, 2008). Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawannya dalam mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
16
Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja dilakukan dengan menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktu serta penghargaan, baik bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Sanistiawan, 2004:13) (dalam Umi Nadhiroh, 2008).
2.3.2 Tujuan penilaian kerja Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2010:31) adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4. untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
17
2.3.3 Manfaat penilaian kerja Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. 2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. 5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan
2.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya. Tujuan
dari
setiap
metode
dan
teknik
analisa
adalah
untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Dalam menganaisis laporan keuangan digunakan beberapa metode dan teknik yang dijadikan dasar
18
penganalisisan. Menurut Munawir (2010) dalam bukunya, ada metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:. 1. Analisa rasio menggunakan data perusahaan untuk menghitung rasio-rasio yang mencerminkan kondisi perusahaan terkini. 2. Analisis rasio (membandingkan rasio saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang), dan eksternal (melibatkan perbandingan rasio perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri dengan titik waktu yang sama).. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas yang berpedoman pada Peraturan Menteri dan KUKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006 tentang pedoman klasifikasi koperasi.
2.5 Analisis Rasio berdasarkan Peraturan Menteri dan KUKM No.06/Per/ M/KUKM/V/2006 Analisis
rasio
adalah
suatu
alat
analisis
yang
penting
untuk
menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan itu posisi keuangannya baik atau buruk, rasio memberikan gambaran keadaan keuangan rasio rata-rata dari perusahaan yang sejenis. Melalui rasio ini akan diperoleh ukuran-ukuran tentang likuiditas, solvailitas, profitabilitas dan aktivitas keuangan suatu perusahaan yang berpedoman pada Peraturan Menteri dan KUKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006. Apapun rasio-rasio keuangan tersebut yang akan digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
19
1) Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja dari pos aktiva lancar dan hutang lancar. Jenis rasio likuiditas yang sering dipergunakan antara lain: (a) Current ratio (rasio lancar), digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio lancar dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. 2) Rasio solvabilitas atau rasio leverage, bertujuan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang digunakan untuk analisis rasio solvabilitas adalah neraca dan laporan laba rugi. Rasio solvabilitas diantaranya adalah: (a) Total debt to total assets ratio (rasio total utang terhadap total aktiva), dikenal sebagai debt ratio, digunakan untuk mengukur persentase kebutuhan dana yang dibelanjai dengan debt. Dalam hal ini, debt yang dimaksudkan meliputi total hutang, dan total aktiva. 3) Rasio rentabilitas (profitability ratio), bertujuan untuk mengukur seberapa efektif
pengelolaan
perusahaan
sehingga
menghasilkan
keuntungan.
Rentabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio lain dapat memberikan petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio rentabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas diantaranya adalah:
20
(a) Return on equity (tingkat pengembalian ekuitas), merupakan rasio keuangan yang paling penting atau jumlah akhir (bottom line) yang diukur dengan membagi laba bersih dengan ekuitas atau modal sendiri. Return on equity berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi.
2.6 Kerangka Pemikiran Dalam menganalisis kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Swadaya. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan neraca dan laporan rugi laba. Pada laporan neraca dan laporan rugi laba digunakan analisis rasio untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan koperasi yaitu : 1) rasio likuiditas ; 2) rasio solvabilitas; 3) rasio rentabilitas (profitabilitas). Ukuran rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio). Ukuran rasio solvabilitas yang digunakan adalah total debt to equity ratio,. Ukuran rasio rentabilitas yang digunakan adalah return on equity (ROE). Setelah itu dapat ditarik kesimpulan yang nantinya diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak KSP Swadaya. Berdasarkan uraian di atas, berikut adalah skema mengenai kerangka alur pemikiran dalam menganalisis kinerja keuangan KSP Swadaya di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
21
KSP Swadaya
Data Laporan Keuangan KSP Swadaya : 1. Neraca 2. Rugi Laba
Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas:
Rasio Solvabilitas:
1. Rasio lancar
1. Total debt to equity ratio
Rasio Rentabilitas: 1. ROE
Kesimpulan
Rekomendasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Analisis Kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Swadaya
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di KSP Swadaya yang berlokasi di Desa Banyuning, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Lokasi ini dipilih dengan menggunakan metode purposive, yaitu suatu metode penentuan daerah penelitian secara sengaja dan terencana dengan dasar pertimbangan sebagai berikut: 1. Belum pernah dilakukan penelitian yang serupa di KSP Swadaya. 2. Belum ada penelitian kinerja keuangan dari awal terbentuk KSP Swadaya 3. Pihak manajeman KSP Swadaya bersikap terbuka sehingga data yang diperlukan dalam penelitian dapat mudah diperoleh.
3.2 Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Swadaya di Desa Banyuning Buleleng.
3.3 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesialikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Berdasarkan identifikasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dan untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti, berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel.
22
23
1. Laporan keuangan adalah neraca dan laporan rugi laba KSP Swadaya dari tahun 2010 sampai tahun 2014 2. melihat kecenderungan pergerakan setiap neraca dan rugi laba dalam laporan keuangan. 3. Likuiditas adalah kemampuan Koperasi Simpan Pinjam Swadaya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan dana lancar yang tersedia pada saat tertentu. 4. Solvabilitas adalah kemampuan Koperasi Simpan Pinjam Swadaya untuk memenuhi kewajiban jangka panjang 5. Rentabilitas adalah kemampuan Koperasi Simpan Pinjam Swadaya untuk menghasilkan keuntungan berupa SHU.
3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data Menurut Sifatnya Berdasarkan sifatnya jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dengan angka seperti data laporan keuangan KSP Swadaya yang terdiri dari neraca dan perhitungan hasil usaha tahun 2010 sampai tahun 2014 yang bersumber dari data sekunder dan data primer. 2) Data kualitatif merupakan data yang tidak dapat dihitung dengan satuan hitung seperti gambaran umum KSP Swadaya, struktur organisasi dan sejarah berdirinya KSP Swadaya.
24
3.4.2 Jenis Data Menurut Sumbernya Berdasarkan sumbernya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dengan mengadakan wawancara langsung dengan manajer KSP Swadaya. Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud adalah berupa sejarah koperasi. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Adapun data sekunder yang digunakan ada hubungannya dengan penelitian ini berupa struktur organisasi koperasi, laporan neraca dan laporan rugi laba.
3.5 Responden Penelitian Dalam hal ini penulis tidak menggunakan responden hanya menggunakan informan kunci,. Informan kunci adalah orang yang memahami permasalahan yang diteliti, yang menjadi informan kunci yaitu Manager Koperasi Simpan Pinjam Swadaya itu sendiri
3.6 Metode pengumpulan data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode berikut: 1. Observasi untuk memperoleh informasi tentang keputusan perusahaan dalam melaksanakan kredit. Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi langsung ke tempat penelitian.
25
2. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data secara langsung dari instansi yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan agar dapat mendapatkan bukti tertulis dari pihak yang bersangkutan. 3. Wawancara khusus yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari objek penelitian melalui responden yang dituju. 4. Studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan jalan membaca dan mencatat secara sistematika fenomin-fenomin yang dibaca dari sumbersumber tertentu. Dalam hal ini penulis mempelajari buku-buku literatur yang menyangkut masalah yang berkaitan dengan laporan yang disusun.
3.7 Teknik Analisis Data Metode analisis data pada laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur, mengetahui, menggambarkan, menentukan serta membandingkan proporsi pada pos-pos dalam laporan neraca, laba rugi dan arus kas. 3.7.1 Analisis rasio Analisis rasio merupakan metode analisis yang digunakan dengan menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan yang sama dengan tahun yang sama. Dalam menganalisis rasio keuangan, sebagai standar dalam menilai kinerja keuangan pada penelitian ini digunakan standar yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006 tentang Standar Penilaian Kesehatan, ada tiga kelompok rasio (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas ) dihitung dari data laporan neraca dan rugi laba, kemudian ditabulasi berdasarkan masing-masing rasio dan
26
tahun tanpa uji statistik. Adapun cara menilai kinerja keuangan dengan cara perhitungan dari rasio yang terbagi dari tiga kelompok rasio sebagai berikut: 1 Rasio likuiditas a. Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. aktiva lancar 100% hutang lancar
Kriteria current ratio yang digunakan yaitu: Sangat baik
= 200% - 250%
Baik
= 175% - <200%
Cukup baik
= 150% - <175%
Kurang baik = 125% - < 150 Buruk
= 125%
2 Rasio solvabilitas a. Total Debt to Total Assets Ratio, dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. total hutang x 100% total aktiva
Kriteria total debt to total asset ratio yang digunakan yaitu: Sangat baik
= <40%
Baik
= 40% - <50%
Cukup baik
= 50% - <60%
Kurang baik = 60 - <80% Buruk
= >80%
27
3 Rasio rentabilitas a. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity―ROE), dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas. sisa hasil usaha 100% modal sendiri
Kriteria ROE yang digunakan yaitu: Sangat baik
= 21%
Baik
= 15% - <21%
Cukup baik
= 10% - <15%
Kurang baik = 3% - <10% Buruk
= <3%
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KSP Swadaya Penelitian ini di lakukan di KSP Swadaya yang berlokasi di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Wilayah kerja KSP Swadaya mencakup seluruh daerah yang ada di desa Banyuning yang mencangkup lima banjar Desa yaitu Banjar Lingkungan Tengah, Banjar Utara, Banjar Selatan, Banjar Barat dan Banjar Timur. Sedangkan letak KSP Swadaya di Banjar Lingkungan Tengah. KSP Swadaya dengan wilayah kerja seluruh daerah Desa Banyuning
Kecamatan
Buleleng mempunyai batas wilayah sebagai berikut : a. sebelah Utara dibatasi oleh Laut b. sebelah Selatan dibatasi oleh Desa Pengelatan c. sebelah Barat berbatasan dengan Tukad Buleleng d. sebelah Timur berbatasan dengan Desa Penarukan. Keadaan geografis wilayah kerja KSP Swadaya berada pada dataran rendah, termasuk daerah basah. 4.1.2 Sejarah Singkat KSP Swadaya KSP Swadaya dibentuk pada tanggal 31 Oktober tahun 2001, berdasarkan keputusan rapat pembentukan yang dihadiri oleh pemuka-pemuka banjar di desa Banyuning, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng dengan nama Koperasi Simpan Pinjam Swadaya. Rapat ini menghasilkan keputusan untuk memberikan
28
29
mandat kepada tiga orang dari anggota untuk menandatangani akte pendirian KSP Swadaya ketiga orang tersebut yaitu : 1. Ketua, Drs. Wayan Mudra 2. Sekretaris, Agus Suprianto, SE,MSI 3. Bendahara, Nyoman Sutresni Setelah melalui proses pengajuan badan hukum KSP Swadaya mengadakan pengesahan badan hukum No. 03/BH/DISKOP/IV/2002 tertanggal 5 April 2002. Jumlah anggota pada awal berdirinya sebanyak 25 orang termasuk pengurus. Adapun susunan pengurus KSP Swadaya periode tahun 2010 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut. A. Jumlah Anggota Sampai akhir tahun 2014 anggota yang terdaftar sebanyak 54 orang, dengan rincian : laki-laki : 40 orang, Perempuan : 14 orang B. Pengurus Ketua
: Drs. Wayan Mudra
Sekretaris I
: Agus Suprianta, SE, MSI
Bendahara
: Nyoman Sutresni
C. Badan Pengawas Ketua
: Luh Putu Yuliani, SE
Pelapor
: Made Artawa
Anggota
: Putu Mertayasa
D. Pegawai/Karyawan Manajer
: I Wayan Swadarma S.Pd
Tata Usaha
: Ni Putu Penawati, SPd
30
Kasir/Teler
: Dayu Komang Mega Poespita, SE
Bagian Kredit
: 1. Komang Ardika, A Md, AK 2. Nyoman Sastrini Dewi,A.Md.Sk 3. Kadek Ayu Damayanti, SE 4. Ni Made Evarina Ariesta,S.Pd 5. Kadek Ayu Trisna Dewi, SE
Bagian Kolektor : 1. Putu Ariani 2. Luh Andriasi 3. Nyoman Emi Widiari, SE 4.1.3 Struktur Organisasi KSP Swadaya Setiap Koperasi mempunyai struktur organisasi yang sengaja dibuat untuk mempertegas wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing individu yang ada dalam koperasi tersebut. Dalam skema struktur organisasi dapat dilihat wewenang dan tanggung jawab tersebut biasanya digambarkan dalam bentuk skema. Dalam skema struktur organisasi dapat dilihat wewenang dan Tanggung Jawab dari pimpinan teratas sampai paling bawah. Skema ini dapat juga berfungsi sebagai gambaran secara umum orang yang bertanggung jawab terhadap koperasi dan pengembangan koperasi itu sendiri. Struktur organisasi merupakan garis wewenang dan tanggung jawab antar satu bidang dengan bidang lainnya yang merupakan satu kesatuan bidang yang tidak dapat dipisahkan.
31
Struktur organisasi KSP Swadaya dapat dilihat pada Gambar 4.1
Rapat Anggota
Pengurus
Pengawas
Ketua
Bendahara
Sekretaris
Manajer
Unit Simpan Pinjam
Unit Waserda/ Pertokoan
Aanggota
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KSP Swadaya
32
Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur. 1. Rapat Anggota Rapat anggota dihadiri oleh anggota koperasi yang merupakan kekuasaan tertinggi dalam pengelolaan koperasi. Kuasa tertinggi terletak ditangan rapat anggota. Untuk menghadiri rapat anggota tidak dapat diwakilkan anggota lainnya. Sesuai dengan anggaran dasar koperasi yang bersangkutan, rapat anggota wajib diadakan satu tahun sekali. Anggota harus hadir pada waktu yang telah ditentukan untuk membahas mengenai persoalan-persoalan yang terjadi dalam kurun waktu setahun terakhir pada setiap koperasi seharusnya menjalankan usahanya untuk mencapai tujuan. 2. Pengurus Pengurus KSP Swadaya dipilih dalam suatu rapat anggota untuk anggota dalam mengelola koperasi. Pengurus KSP Swadaya terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan bagian umum. Dalam mengelola koperasi, pengurus memiliki kewenangan baik yang bersumber dari peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, maupun dari anggaran dasar dan peraturan intern koperasi itu sendiri 3. Pengawas Badan Pengawas KSP Swadaya yang kedudukannya sejajar dengan pembina dipilih oleh anggota dalam rapat anggota. Koperasi yang dipimpin oleh pengurus perlu mendapatkan pengawasan dari rapat anggota yang diwakili oleh pengawas. Pengawas melakukan pengawasan terhadap tata
33
kehidupan KSP yang termasuk di dalamnya usaha pengorganisasian, kebijakan pengurus dengan tujuan mendidik dan membina lebih teliti serta lebih ahli dalam pengelolaan KSP. 4. Manajer Manajer adalah pelaksana pengelolaan sehari hari dalam memimpin usaha KSP agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Manajer juga berperan sebagai penghubung antara karyawan, sebagai pelaksanaan pekerjaan teknis, dengan pengurus yang merupakan peletak dasar pekerjaan dan kebijaksanaan. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada pengurus. Kecakapan manajer tidak hanya dalam kemampuan akademis saja tapi dilihat dari pengalaman dan kemampuan mengelola KSP. 5. Pegawai/Karyawan Karyawan tidak termasuk dalam perlengkapan organisasi koperasi. Mereka adalah tenaga-tenaga yang membantu pengurus dan manajer dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dengan bagiannya-bagiannya. 6. Anggota Anggota KSP merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa KSP. Anggota memiliki kewajiban dan hak yang sama kepada KSP sebagaimana yang telah diatur dalam anggaran dasar dan rumah tangga 4.1.4 Kondisi Ekonomi KSP Swadaya Modal merupakan hal yang penting dalam setiap usaha koperasi. Koperasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya kalau tidak ada modal. Modal KSP Swadaya terdiri atas modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri dapat dikatakan
34
modal internal karena modal berasal dari bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggota dimasukkan sebagai modal cadangan. Sifat dari modal ini adalah tertanam dalam waktu yang tidak terbatas. Modal Sendiri KSP Swadaya terdiri atas Simpanan-simpanan pokok, simpanan wajib, donasi, dana cadangan, dan sisa hasil usaha. Sedangkan modal luar terdiri dari pinjaman bank dan investor yang tertarik menanamkan modalnya. Kekayaan koperasi yang sebagian besar berasal dari modal sendiri jauh lebih baik bagi kesinanbungan koperasi. Hal ini tidak hanya akan memberi nilai likuiditas yang tinggi bagi koperasi juga dapat memberikan kepercayaan jaminan kepada kreditur untuk menanamkan modalnya di koperasi. Perkembangan aset KSP Swadaya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1.
Perkembangan aset KSP Swadaya Dalam rupiah Modal Sendiri 2010
2011
2012
2013
2014
Simpanan pokok
3.000.000 35.000.000
35.000.000
35.000.000
54.000.000
Simpanan wajib
60.000.000 60.000.000
64,200.000
68.000.000
74.880.000
Cadangan
25.000.000 35.000.000
40.000.000
45.000.000
65.000.000
9.896.900
12.585.600
15.995.800
SHU tahun
5.889.800
7.998.900
berjalan Total modal
93.889.800 137.998.900 149.098.900 160.585.600 209.875.800
Sumber : Profil KSP Swadaya
35
Berdasarkan Tabel 4.1 tampak bahwa modal sendiri KSP Swadaya Selama lima tahun terakhir yaitu 2010 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan Total modal sendiri tertinggi terjadi pada tahun 2014, hal ini disebabkan karena semakin banyaknya anggota KSP yang aktif sehingga simpanan wajibnya menjadi semakin meningkat. Modal yang dimiliki KSP Swadaya ini akan digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan yang dijalankan KSP dengan tujuan pokok mensejahterakan anggotanya. SHU merupakan sisa hasil usaha dari sebuah koperasi yang akan dibagikan kepada anggota KSP berdasarkan atas jasa dari masing-masing anggotanya. Secara umum para anggota KSP melihat perkembangan sebuah KSP melalui besarnya SHU yang diperoleh setiap tahunnya, sebagian besar para anggota menganggap bahwa semakin besar SHU yang diperoleh, maka pengurus koperasi telah menjalankan kegiatannya dengan baik. Perkembangan SHU yang diperoleh KSP Swadaya dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Perkembangan SHU KSP Swadaya dari Tahun 2010 s.d 2014 Tahun
SHU (Rp)
2010
5.889.800
2011
7.998.900
2012
9.896.900
2013
12.585.600
2014
15.995.800
Sumber : Profil KSP Swadaya
36
Berdasarkan T Tabel 42 SHU yang dihasilkan mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai 2014. Ini menunjukkan bahwa penggunaan modal sendiri sudah dikatakan berjalan dengan baik.
4.2 Analisis Rasio Keuangan KSP Pandan Wangi Kinerja keuangan KSP Swadaya dianalisis mengambil data dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba) selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2010 sampai tahun 2014. Data dianalisis berdasarkan rasio-rasio keuangan, yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Dalam penilaian KSP Swadaya digunakan pedoman Klasifikasi koperasi yang dibuat oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.06/Per/M/ KUKM/V/2006
4.2.1 Rasio likuiditas Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan KSP Swadaya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Hasil analisis rasio likuiditas ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas. Rasio yang tinggi berarti ada kelebihan dana kas atau aktiva lancar lainnya yang akan mempengaruhi profitabilitas dan rasio yang rendah berarti semakin kecilnya jaminan atas kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan perhitungan analisis rasio likuiditas diketahui bahwa rasio likuiditas berubah dari jangka waktu lima tahun, yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Nilai Current Ratio berkisar antara 251% sampai dengan 216 %.. Hasil perhitungan rasio dapat dilihat pada Tabel 4.3.
37
Tabel 4.3 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Likuiditas KSP Swadayai tahun 2010 sampai 2014
Likuiditas
2010
2011
2012
2013
2014
Current Ratio
107,%
109 %
107%
107%
107%
Rata-
Kriteria rata-
rata
rata
107%
Kurang baik
Pada Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa current ratio tertinggi ada pada tahun 2011, yakni sebesar 109%. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan KSP Swadaya untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar adalah setiap Rp 100 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.109. Pada KSP Swadaya perkembangannya berfluktuasi di tiap tahunnya, kecuali di tahun 2012, keadaan menunjukan penurunan dibanding tahun 2011 itu disebabkan KSP menambah hutang lancarnya jauh lebih besar dari tambahan aktiva lancar. Berdasarkan angka-angka ini dapat dilihat upaya dari pihak manajeman untuk mengurangi hutang lancarnya untuk mempertahankan current rationya tetap baik 4.2.2 Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas menunjukan kapasitas KSP Swadaya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur seberapa jauh KSP Swadaya dibiayai pihak luar (kreditur). Rasio ini juga menunjukan proporsi atas penggunaan investasi untuk membayar hutangnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Hasil perhitungan
38
analisis rasio solvabilitas menunjukan bahwa rasio solvabilitas, mengalami berfluktuasi dalam jangka lima tahun, yaitu tahun 2010 sampai tahun 2014. Nilai Total Debt to Total Asset Ratio berkisar antara 38 % sampai dengan 44 %. Nilai rasio solvabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Solvabilitas KSP Swadaya tahun 2010 sampai 2014
Solvabilitas Total Debt to Total Asset Ratio
2010
2011
53, %
50, %
2012
54%
2013
51%
2014
51%
Rata-
Kriteria
rata
rata-rata
52%
Baik
Sumber : Diolah dari Data Sekunder
Pada Tabel 4.4 menunjukkan Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 54 %.,dan terendah pada tahun 2010 sebesar 50 % Hal ini berarti semakin kecil resiko yang dihadapi KSP Swadaya. Lain kata bahwa Koperasi Swadaya mampu mengatasi total hutangnya. Walaupun terjadi kenaikan total hutang tetapi diimbangi dengan peningkatan total aktiva yang cukup besar. 4.2.3 Rasio Rentabilitas 1. Return of Equity Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan KSP Swadaya dalam memperoleh laba dalam hubungannya pendapatan, asset, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang dibuat oleh tim manajemen KSP Swadaya. Efektifitas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen seperti keuangan,pemasaran, sumberdaya manusia dan operasional.
39
Analisa rasio rentabilitas dapat memberikan gambaran kemampuan manajemen KSP Swadaya dalam memperoleh keuntungan. Perhitungan analisa rasio rentabilitas ini menunjukkan bahwa rasio rentabilitas berfluktuatif dalam jangka waktu lima tahun, yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Nilai return of equity berkisar antara 1.04 % sampai dengan 1.23% Hasil perhitungan analisis ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Rentabilitas KSP Swadaya Tahun 2010 sampai 20114
Profitabilitas
Return of Equity
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
Kriteria ratarata
6,27
5,79
6,64
7,84
7,62
6,83
Kurang baik
Sumber : Diolah dari Data Sekunder
Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keuntungan tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan terendah pada tahun 2010. Kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 ini dipengaruhi oleh kenaikan SHU setelah pajak yangg begitu besar dibandingkan dengan kenaikan modal sendiri.
40
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan di bab sebelumnya maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut Kinerja KSP Swadaya selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2010 sampai tahun 2014 pada umumnya baik artinya sudah memenuhi kriteria KSP Mandiri. Perkembangan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas pada KSP Swadaya dari tahun 2010 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut. a.
Kinerja likuiditas kurang baik berdasarkan perhitungan rasio likuiditas 20102014 nilai yang dicapai pada umumnya kurang baik lebih berada diantara 107% sampai 109% sesuai dengan klasifikasi koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa cadangan dan dana jangka pendek sudah berkembang untuk membangun koperasi.. Nilai current ratio tahun 2011 merupakan tahun yang tertinggi yaitu sebesar 109% dan nilai terendah sebesar 107%. Pada tahun 2010.
b. Nilai solvabilitas KSP Swadaya 2010-2014.dalam menjamin hutang dengan modal sendiri adalah baik ( antara 50% dan 51%), dengan rasio tertinggi pada tahun 2012 sebesar 54% dan dan terkecil tahun 2011 sebesar 50% dan t c. Rentabilitas KSP Swadaya tahun 2010-2014 menunjukkan nilai yang cukup baik yaitu berada diantara nilai 6%-8% tapi masih dikatakan kurang dari target baik. Nilai return of equity tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 7.83% dan terendah tahun 2011 yang hanya sebesar 5.796%. Secara keseluruhan dapat dikatakan untuk rasio-rasio ini cukup baik
40
41
5.2 Saran -Saran Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :: 1. Bagi pihak KSP Swadaya hendaknya mempertahankan rasio yang sudah baik, kalau bisa lebih memperhatikan kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan piutang dan
persediaan
meningkatkan
pelayanan
demi
lebih
kepada
meningkatkan
anggota,
sehingga
kinerjanya
serta
anggota
lebih
berpartisipasi dalam kegiatan koperasi 2. Nilai likuiditas perlu dijaga kestabilannya antara 200% sampai 250 % dengan cara memanfaatkan aktiva lancar yang berupa kas dan deposito untuk mengembangkan koperasi yang dijalankan dan persediaan perlu ditingkatkan 3. Nilai solvabilitas menunjukkan nilai yang berfluktuatif jadi diharapkan dapat melunasi hutangnya jangka pendek dan panjang tepat pada waktunya 4. Nilai profitabilitas perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan pendapatan, serta menekan biaya –biaya operasi 5. Kepada anggota supaya lebih meningkatkan partisipasinya dalam berbagai kegiatan KSP Swadaya yang dikelola oleh pihak KSP yang pada akhirnya meningkatkan sisa hasil usaha yang diperoleh 6. Kepada Pemerintah daerah setempat diharapkan bantuannya dalam hal penyuluhan kepada masyarakat terhadap pentingnya kebaradaan KSP sehingga minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan KSP semakin meningkat.
42
DAFTAR PUSTAKA
Agus, 2006. Kinerja Keuangan PT. BPR Sinar Menara Kuta dilihat dari Analisis Du Pont selama kurun waktu 2001 s.d 2005. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Ali Arifin. 2007. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi. Alwi Syafarudin, Drs, Ms. 1993. Alat-alat Analisis Pembelanjaan. Edisi Tiga. Yogyakarta: Andi Offset. Anonim. 2008. Rasio Finansial. http://wikipedia.id.org. Diakses tanggal 31 Januari 2009. Anonimus. 1997. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (dilengkapi dengan UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian). Jakarta: Aneka Ilmu. Arifin, J. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial dan Non Finansial) Berbasis Komputer. Elex Media Komputindo. Jakarta. Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Baridwan, Zaki. 2004. Intermediete Accounting. Yogyakarta: BPFE. C.Van Home, James. 1997. Prinsip-prinsip Manajeman Keuangan. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. Endah Virani. 2013. Pengaruh Sktuktur Modal dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahan Pada PT. Smartfren Telecom Tbk Periode 2006-2011. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Frans Novi Hardi. 2011. Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Kerinci Lestari Pangkalan Kerinci tahun 2006- 2010. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance. Boston: Pearson Addison Wesley. Irwan. 1997. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFEUI. Jumingan.2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Kadarsan, H.W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
43
Kamsir, 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006. Tentang “Pedoman Klasifikasi Koperasi”. Lukman Syamsudin. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nadhiroh, Umi. 2008. Kinerja Keuangan KUD Karma Bumi Amertha di Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana. Pasal 16 UU No 25 tahun 1992 tentang Penggolongan Koperasi. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang Pengkoperasian. Pengurus KSP Pandan Wangi. 2009. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi Tahun 2009. Karangasem. Pengurus KSP Pandan Wangi. 2010. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi Tahun 2010. Karangasem. Pengurus KSP Pandan Wangi. 2011. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi Tahun 2011. Karangasem. Pengurus KSP Pandan Wangi. 2012. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi Tahun 2012. Karangasem. Pengurus KSP Pandan Wangi. 2013. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi Tahun 2013. Karangasem. Revrisond Baswir. 2013. Koperasi Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. S. Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keenam. Yogyakarta: Liberty. Sanistiawan, I Wayan. 2004. Kinerja Finansial KUD Suraberata Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan (Pendekata Rasio Keuangan). Skripsi Tidak Dipublikasikan. Denpasar: Universitas Udayana. Sartono, Agus. 2006. Manajemen Keuangan dan Aplikasi, edisi 4. BPFE, Yogyakarta. Soedoyono. 1991. Sofyan Syafri Harahap. 2007. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
44
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Yogyakarta: EKONISIA. Swair, Agnes, 2011. Analisis dan Inteprestasi Rasio Keuangan. Yogyakarta. Selemba Empat. UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 tentang Pengkoperasian. UU No.25 tahun 1992 Pasal 16 Menjelaskan bahwa Jenis Koperasi didasarkan pada Kesamaan dan Kepentingan Ekonomi Anggotanya. UU No.25/1992 pasal 3 tentang Tujuan Pengkoperasian. UU No.25/1992 pasal 5 BAB III bagian kedua tentang Prinsip Koperasi. UU No.25/1992 tentang Perangkat Organisasi Koperasi. UUD 1945 pasal 33 ayat 1 tentang Landasan Struktural.
Lampiran 1. Laporan Keuangan Neraca KSP Swadaya Tahun 2010 s.d 2014 (dalam Rupiah) Keterangan
2010
2011
2012
2013
2014
AKTIVA Aktiva lancar Kas
25.954.000
30.595.000
35.595.000
45.599.000
75.589.000
Kas Bank
250.900.000
280.900.000
290.909.800
300.908.000
350.909.100
Piutang
722.000.000
872.000.000 1.282.247.700 1.371.444.700 1.781.345.800
Total Aktiva Lancar
998.494.000
1.183.495.000 1.608.752.500 1.717.951.700 2.207.843.900.
Aktiva Tetap Inventaris
20.750.000
25.750.000
27.750.000
27.750.000
27.855.000
Total Aktiva Tetap
20.750.000
25.750.000
27.750.000
27.750.000
27.855.000
TOTAL AKTIVA
1.019.604.000
1.209.209.000 1.636.502.500 1.745701.700 2.235.698.900
PASSIVA Hutang Lancar Hutang Tabungan
450.569.500
471.101.000 727.225.900
724.567.200
929.949.800
Total hutang lancar
450.569.500
471.101.000 727.225.900
724.567.200
929.949.800
Ekuitas /modal Sndiri Simpanan Pokok
3.000.000
35.000.000
35.000.000
35.000.000
54.000.000
Simpanan Wajib
60.000.000
60.000.000
64.200. 000
68.000.000
74.880.000
Cadangan
25.000.000
35.000.000
40.000.000
45.000.000
65.000.000
SHU Tahun Berjalan
5.889.800
7.998.900
9.898.900
12.585.600
15.995.800
Total Modal Sendiri
93.889.800
137. 998.900
149.098.900
160.585.600
209.875.800
544.459.300
609.099.900
876.324.800 49
885.152.800
1.139.825.600
25.000.000
35.000.000
40.000.000
45.000.000
65.000.000
SHU Tahun Berjalan
5.889.800
7.998.900
9.898.900
12.585.600
15.995.800
Total Modal Sendiri
93.889.800
137. 998.900
149.098.900
160.585.600
209.875.800
1.646.400600 1.757.887.300
2.245.698.700
TOTAL PASSIVA Cadangan
TOTAL PASSIVA
1.025.493.800 1.217.243.500
1
2
Lampiran 2. Laporan Keuangan Laba Rugi KSP Swadaya Tahun 2010 s.d 2014 (dalam Rupiah) Keterangan
2010
2011
2012
2013
2014
PENDAPATAN
292.833.000 385.435.000 420.961.600 454.498.600 562.477.695
Jasa Bunga Pinjaman panjang
222.388.200 282.832.850 310.832.950. 335.088.950 371.813.706
Jasa bunga pinjaman pendek
27.356.400
38.356.900
43.393.400
47.293.400 109.949.990
Pndapatan bunga bank
13.562.900
17.564.900
18.565.900
21.115.900
21.896.499
37.288.350
38.538.350
45.539.900
Pendapatan Administrasi Pendapatan lain-lain
21.984.500
36.229.350
7.541.000
10.451.000
10.881.000
12.42.000
13.277.600
50.000.000
82.798.200
85.798.800
94.950.200
95.950.900
BEBAN POKOK Biaya Bunga Tabungan Biaya Bunga SS
71.271,700
109.860..000 119.868.000 127.611.950 146.380.995
Biaya sewa gudang
12.000.000
12.000.000
12.000.000
18.000.000
18.000.000
Cadangan Kerug.piutang
5.500.000
6.500.000
6.500.000
6.500.000
8.500.000
Biaya Penyusutan
3.000.000
3.000.000
3.500.000
3.500.000
4.500.000
8.650.000..
8.650.000
11.600.000
11.600.000
16.800.000
THR anggota, pengurus,Kar. Gaji Karyawan
115.200.000 132.000.000 138.000.000 143.000.000 211.200.000
Biaya Pembangunan Daerah
2.550.000
3.550.000
4.000.000
Honor ketua dan bendahara
5.400.000
5.400.000
8.400.000
2.400.000
4.200.000
4.200.000
4.200.000
1.000.000
4.200.000
4.200.000
5.400.000
Honor Sekretaris Honor Ketua Pengurus dan pengawas.
2.400.000
Biaya ATK
3.450.000
Biaya RAT Biaya lain-lain SHU setelah pajak Total Biaya
1.000.000
3.450.000
3.450.000
6.000.000 8.400.000
400.000
6.500.000 9.600.000
600.000
5.264.000
5.568.000
5.888.000
6.200.000
8.100.000
857.500
859.900
1.859.900
1.950.000
2.950.000
5.889.800
7.998.900
9.896.900
12.585.600
15.995.800
292.833.000 385.435.000
420.91.600 454.498.600 562.477.695
3
Lampiran 3. Perhitungan Analisis Rasio Berdasarkan Laporan Keuangan KSP Swadaya Tahun 2010 s.d 2014 1.
Rasio Likuiditas 100%
1. (a) 2010 (b) 2011 (c) 2012 (d) 2013 (e) 2014 2.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
Rasio Solvabilitas
100% = 107,180 %
100% = 109,659 %
100% = 107,731 %
100% = 107,553%
100% = 107.604 %
1) (a) 2010 (b) 2011 (c) 2012 (d) 2013 (f) 2014 3.
.
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. . . .
.
.
.
Rasio Rentabilitas
100% = 53,39 %
100% = 50,37 %
100% = 53,54 % 100% = 50,70 %
100% = 50,98 %
1) (a) 2010 (b) 2011 (c) 2012 (d) 2013 (e) 2014
.
,
.
.
.
. . .
. . .
100% = .6.27 %
.
.
100% = 5.79 %
. . .
. . .
100% = .6.63 % 100% = 7.83 %
100% = 7.62 %
100%
100%