e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)
ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SERBA USAHA DI KECAMATAN BULELENG TAHUN 2013 (PERSPEKTIF SISTEM PEMERINGKATAN KOPERASI) Ida Ayu Kade Mas Uttari Dewi, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 ditinjau dari rasio struktur modal, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan perputaran piutang, berdasarkan kriteria standar penilaian kinerja keuangan dalam sistem pemeringkatan koperasi. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan (1) ditinjau dari rasio struktur modal terdapat satu koperasi berada dalam kategori kurang baik dan tiga koperasi berada dalam kategori sangat kurang baik, (2) ditinjau dari rasio likuiditas terdapat satu koperasi berada dalam kategori baik, dua koperasi berada dalam kategori cukup baik dan satu koperasi berada dalam kategori sangat kurang baik, (3) ditinjau dari rasio solvabilitas terdapat dua koperasi berada dalam kategori baik, satu koperasi berada dalam kategori cukup baik dan satu koperasi berada dalam kategori sangat kurang baik, (4) ditinjau dari rasio profitabilitas terdapat satu koperasi berada dalam kategori baik, satu koperasi berada dalam kategori cukup baik, satu koperasi berada dalam kategori kurang baik, satu koperasi berada dalam kategori sangat kurang baik (5) ditinjau dari rasio perputaran piutang terdapat dua koperasi berada dalam kategori kurang baik dan dua koperasi berada dalam sangat kurang baik, (6) peringkat kinerja keuangan tertinggi ada pada KSU Dharma Arta dan Tri Dwi Eka, serta peringkat terendah ada pada KSU Adintara Kerti. Kata Kunci : kinerja keuangan, koperasi, rasio keuangan ABSTRACT This research aimed to know the financial performance of business cooperatives in Buleleng Subdistrict in 2013 in terms of capital structure ratio, liquidity, solvency, profitability and receivable turnover, based on the standard criteria of financial performance in the cooperative ranking system.The research design used is descriptive quantitative research. Data was collected using documentation method. The results showed that financial performanced (1) in terms of capital structure ratio there are one cooperative in a poor category and three cooperatives in a very poor category, (2) in terms of liquidity ratio there are one cooperative in a good category, two cooperatives in a pretty good category and one cooperative in a very poor category, (3) in terms of solvency ratio there are two cooperatives in a good category, one cooperative in a pretty good category and one cooperative in a very poor cateory (4) in terms of profitability ratio there are one coopertive in a good category, one coopertive in a pretty good category, one cooperative in a poor category and one cooperative in a very poor category, (5) in terms of receivable turnover there are two cooperatives in a poor category and two cooperatives in a very poor category (6) the highest financial ranked were KSU Dharma Arta and Tri Dwi Eka, the lowest ranked was KSU Adintara Kerti. Key words: financial performance, cooperative, financial ratio
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) PENDAHULUAN Koperasi merupakan sokoguru pembangunan perekonomian Indonesia. Pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan dijalankan sebagai usaha bersama dari anggota dan untuk kesejahteraan seluruh anggota. Kinerja koperasi sebagai badan usaha perlu diperhatikan agar koperasi dapat mempertegas jatidirinya sebagai sokoguru perekonomian dan sebagai pelaku bisnis yang kompetitif. Secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis/kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif), keanggotaan, volume usaha, aset dan sisa hasil usaha (Arifin, 2001:137). Penilaian kinerja suatu koperasi dilandaskan pada Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor: 129/KEP/M.KUKM/XI/ 2002 tanggal 29 November 2002, tentang Klasifikasi Koperasi. Tujuan dari klasifikasi koperasi adalah untuk mengetahui kinerja koperasi dalam satu periode tertentu dan menetapkan peringkat kualitas koperasi serta mendorong koperasi agar
menerapkan prinsip-prinsip koperasi dan kaidah bisnis yang sehat. Pedoman klasifikasi koperasi tersebut disempurnakan menjadi Sistem Pemeringkata Koperasi. Dennis (dalam Hapsari, 2007) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.Penilaian kinerja keuangan yang digunakan dalam pedoman Sistem Pemeringkatan Koperasi adalah dengan cara melakukan analisis terhadap struktur modal, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan perputaran piutang. Koperasi serba usaha merupakan salah satu jenis koperasi dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Buleleng. , pada tahun 2011 jumlah koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng sebanyak 68 koperasi. Tahun 2012 bertambah menjadi 74 koperasi dan tahun 2013 menjadi 77 koperasi. Walaupun koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng mengalami peningkatan jumlah koperasi, namun tidak diikuti dengan peningkatan dari segi keuangan. Kondisi keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng masih mengalami fluktuasi. Perkembangan keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Asset, SHU dan Volume Usaha Koperasi Serba Usaha di Kecamatan Buleleng Tahun 2013 Nama Koperasi Serba Usaha Aset (Rp) SHU (Rp) Volume Usaha (Rp) 1. Tabungan Nasional 4.737.544.001 69.585.135 7.172.432.419 2. Dharma Arta 1.759.400.512 32.308.585 7.272.313.517 3. Tri Dwi Eka 2.324.890.481 55.534.102 9.303.207.965 4. Adintara Kerti 2.439.021.251 10.614.064 4.201.009.237 JUMLAH 11.260.856.245 168.041.886 27.948.963.138 (Sumber: Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng) Dapat dilihat pada Tabel 1 kondisi keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng mengalami fluktuasi, namun hal itu belum menggambarkan kondisi keuangan koperasi serba usaha di kecamatan Buleleng. Walaupun terjadi penurunan pada SHU dan jumlah, itu
bukanlah ukuran mutlak bahwa koperasi tidak bekerja dengan efektif. Begitu juga volume usaha yang mengalami peningkatan bukanlah gambaran bahwa kondisi keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng sudah baik. Belum dapat dinilai secara jelas bagaimana kinerja
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng dari segi keuangan. Perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kinerja terkini koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng dari segi keuangan. Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng Tahun 2013 berdasarkan rasio struktur modal, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio perputaran piutang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikat manfaat (a) Bagi koperasi, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebgai bahan evaluasi dan masukan agar kinerja koperasi lebih meningkat terutama dari aspek keuangan, (b) Bagi Peneliti, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sarana belajar untuk menganalisis dan mengidentifikasi masalah nyata, sehingga akan lebih meningkatkan pengertian dan teori-teori di bangku kuliah serta diharapkan dapat memperluas pengetahuan di bidang kinerja keuangan dan (c) Bagi pihak lain, hasil penelitian dapat dijadikan bahan bacaan sehingga memperoleh pembendaharaan ilmu mengenai kinerja keuangan. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai unit bisnis diberikan kesempatan untuk namun harus tetap tidak meninggalkan karakteristik dan prinsip-prinsip koperasi yang telah ditetapkan. Menurut Hasan (1997:137) “Koperasi adalah kumpulan dari orang-orang yang sebagai manusia secara bersama-sama bergotong royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat.” A.Chaniago (dalam Suhardi, 2012:9) menyatakan “Koperasi sebagai perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar bagi anggota
dan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya” Rudianto (dalam Putriani, 2006) mengelompokkan koperasi berdasarkan bidang usaha sebagai berikut.1) Koperasi Simpan Pinjam, 2) Koperasi Serba Usaha, 3)Koperasi Konsumsi, 4)Koperasi Produksi dan 5) Koperasi Jasa. Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tahun 2007, karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm). Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UU No. 25:1992). Kesejahteraan anggota merupakan prioritas utama yang harus dipegang koperasi, namun demikian harus tetap diusahakan tercapainya kemakmuran, keadilan dan kemajuan koperasi, karena kemajuan koperasi tidak terlepas dari partisipasi anggota dan pengelolaan secara profesional. Berdasarkan Undang-Undang No 12 Tahun 1967 yang membahas masalah asas dan sendi dasar koperasi, asas koperasi ada dua macam yaitu sebagai berikut. 1) Asas Kekeluargaan Asas yang mengandung makna adanya kesadaran dari hati nurani setiap anggota koperasi untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi yang berguna bagi semua anggota koperasi 2) Asas Kegotongroyongan Asas kegotongroyongan, asas yang mengandung arti bahwa dalam berkoperasi harus memiliki toleransi, sifat mau bekerjasama dan sifat-sifat lainnya yang mengandung unsur kerjasama, bukan orang perorangan. Manajer keuangan maupun pihakpihak lain yang berkepentingan (stakeholders) perlu mengetahui kondisi keuangan dan prestasi atau kinerja keuangan suatu perusahaan. Media yang
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan adalah laporan keuangan. Menurut Harahap (2007:105) laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha, dan arus dana perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut Tunggal (2000:79), laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pimpinan suatu perusahaan kepada pemegang saham atau kepada masyarakat umum tentang pengelolaan yang dilaksanakan olehnya dalam suatu masa tertentu. Menurut Munawir (2002:2) laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang suatu keadaan perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan laporan keuangan merupakan laporan yang memberi informasi mengenai kondisi keuangan dan prestasi atau kinerja keuangan suatu perusahaan. Informasi keuangan suatu perusahaan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti informasi kelompok industri, kondisi ekonomi makro, untuk bisa memberi gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Keuangan Indonesia (2007:12) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari lima, yaitu sebagai berikut. (1) Laporan Neraca Laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Neraca perusahaan ini disusun berdasarkan persamaan dasar akuntansi, yaitu kekayaan atau harta atau aktiva (assets) sama dengan kewajiban (liabilities) ditambah modal sendiri atau modal saham (stock equities). Komponen dari laporan neraca adalah aktiva, kewajiban serta ekuitas (2) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan operasional atau pendapatan dari penjualan barang hasil produksi (net sales) dan semua biaya operasi dari suatu perusahaan
selama periode tertentu. Komponen dari laporan laba rugi adalah pendapatan/penjualan (operasional), harga pokok penjualann, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, pendapatan luar usaha (non operasional), biaya luar usaha (non operasional), serta laba/rugi perusahaan. (3) Laporan Perubahan Modal Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menggambarkan saldo dan perubahan hak pemilik yang melekat pada perusahaan. Jadi laporan ini berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini, serta menunjukkan perubahan modal dan sebabsebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. (4) Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menggambarkan aliran kas, menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. (5) Laporan Catatan atas laporan Keuangan Laporan atas catatan laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu, karena terkadang ada komponen dalam perusahaan yang perlu diberi penjelasan agar jelas. Kinerja Keuangan adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009:53). Menurut Sucipto (2003:1) menjelaskan tentang kinerja keuangan sebagai penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Zarkasyi (2008:48) kinerja keuangan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Tujuan kinerja keuangan untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan dilihat dari aspek kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya, serta untuk mengetahui
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien (Jumingan, 2009:239). Pengukuran kinerja keuangan dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kondisi perusahaan dan prestasi perusahaan.Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan terutama apabila angka rasio lebih baik dari rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Analisis rasio merupakan penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (M.Hanadie, 2005:77). Menurut Usman (2003), analisis ini berguna sebagai analisis intern bagi manajemen perusahaan untuk evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai, untuk perencanaan yang akan datang. Sehingga dapat memperbaiki kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan. Analisis ekstern bagi kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan, merupakan analisis yang menghubungkan unsur-unsur laporan keuangan satu dengan lainnyaseperti neraca dan perhitungan labarugi, yang dapat memberikan gambaran tentang sejarah (historical) keuangan dan posisi dan kondisi serta prestasi perusahaan pada saat ini. Hasil analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditor dan investor dan juga memberikan pandangan baru tentang bagaimana dana dapat diperoleh. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan rasio sebagai berikut. 1. Struktur Modal Menurut Bambang Riyanto (dalam Nurrohim, 2008), struktur modal adalah
pembelanjaan permanen yang mencerminkan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Menurut Sugiarto (2009:1) strukutur modal perusahaan merupakan bagian dari struktur keuangan perusahaan yang mengulas kegiatan tentang cara perusahaan mendanai aktivanya, dengan demikian terkait fungsi mendapatkan dana manajemen keuangan. Menurut Irham Fahmi (2011:106), struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan” 2. Likuiditas Fred Weston (dalam Kasmir, 2008:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan (Kasmir, 2008:129). likuiditas berdasarkan pedoman Sistem Pemeringkatan Koperasi digunakan rasio lancar, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. 3. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir:2001). Selanjutnya analisis rasio solvabilitas dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh dari proses menganalisis rasio yang berhubungan dengan pelunasan kewajiban serta pengembalian modal. 4. Rasio profitabilitas Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir:2001). Analisis profitailitas dapat diartikan sebagai hasil yang menunjukkan seberapa seberapa kontribusi laba dari
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) modal yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan pedoman Sistem Pemeringkatan Koperasi, untuk menghitung rasio profitabilitas digunakan rasio margin laba bersih (net profit margin), rasio yang menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap pendapatan yang diperoleh. 5. Rasio Perputaran Piutang Rasio perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar selama satu periode (Kasmir, 2008:176). Menurut Harahap (2006:298), keunggulan analisis rasio adalah sebagai berikut: (1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. (2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. (3) Mengetahui posisi keuangan ditengah industri lain. (4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan. Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Kinerja Buleleng Tahun 2013 Tabungan Rasio Nasional Struktur Modal (%) 124,88 Likuiditas (%) 157,24 Solvabilitas (%) 180,08 Profitabilitas (%) 8,28 Perputaran Piutang (%) 34,54 (Sumber :Data sekunder yang diolah) Hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 berdasarkan rasio struktur modal sebagian besar memiliki rasio di atas 125% yang artinya berada dalam kategori tidak baik.Hasil perhitungan rasio likuiditas sebagian besar koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng memiliki rasio yang terletak dalam rentang 125%-149%, yang berada dalam kategori
(5)
(6)
Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periode. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini berupa jumlah seluruh koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan neraca dan laba rugi koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013. Sumber data berupa data sekunder. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi, kemudian data dianalisis menggunakan analisis deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil pengolahan data dengan analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel 2. Keuangan Koperasi Serba Usaha di Kecamatan Dharma Arta 310,03 132,76 132,26 13,65 21,16
Tri Dwi Eka 359,21 134,23 127,84 9,38 26,08
Adintara Kerti 243,75 218,52 104,93 3,15 22,55
Rata- Rata 259,47 160,70 136,30 8,37 26,08
cukup baik. Dilihat dari rasio solvabilitas pada Tabel 2, koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng sebagian besar memiliki rasio yang berada dalam rentang 120%-134% atau berada dalam kategori baik. Rasio profitabilitas koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 berada sebagian besar berada dalam rentang 8%-11% yang berada dalam kategori cukup baik. Rasio perputaran piutang jika dilihat dari rata-rata berada
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) dalam kategori kurang baik karena terletak pada rentang 25%-50%. Berdasarkan penjumlahan skor dari rasio struktur modal, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan perputaran piutang koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng dengan skor tertinggi adalah KSU Dharma Arta dan Tri Dwi Eka dengan jumlah yang sama yaitu 13 dan koperasi serba usaha dengan jumlah skor rasio terendah adalah KSU Adintara Kerti. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis rasio struktur modal yang telah dilakukan sebanyak tiga dari empat koperasi yang ada memiliki struktur modal tidak baik, dan jika dilihat dari rata-rata pada tahun 2013 dapat digambarkan secara umum kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 berdasarkan struktur modal dikategorikan tidak baik. Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan (Riyanto:2004) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, yaitu perusahaan yang mempunyai utang sangat besar karena akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang bersangkutan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Saraswati (2013) dan Setyowati (2012) yang memperoleh hasil penelitian struktur modal tidak baik. Berdasarkan hasil analisis rasio likuiditas yang telah dilakukan, sebanyak satu koperasi memiliki likuiditas baik, dua koperasi dengan likuiditas cukup baik dan satu koperasi dengan kinerja tidak baik. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan dapat digambarkan secara umum kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 berdasarkan likuiditas dikategorikan baik, dengan pendekatan rasio lancar (current ratio). Penelitian ini sesuai dengan teori Syarifuddin Alwi (2001:21) yang mengatakan rasio lancar merupakan ukuran yang sangat berguna untuk mengukur kemampuan kekuatan perusahaan dalam memenuhi utang-utang lancarnya yang akan segera dibayar. Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek,
tetapi rasio yang terlalu tinggi juga tidak baik (Darsono dan Ashari, 2005:52). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2005),Kurniawan (2012) dan Firdaus (2012) yang memperoleh hasil penilaian kinerja baik berdasarkan rasio likuiditas dengan pendekatan rasio lancar (current ratio). Berdasarkan hasil analisis rasio solvabilitas yang telah dilakukan, sebanyak dua koperasi memiliki kinerja sovabilitas yang baik, satu koperasi dengan solvabilitas cukup baik dan satu koperasi dengan solvabilitas tidak baik. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan, secara umum kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 ditinjau dari rasio solvabilitas menggunakan rasio total aktiva terhadap kewajiban dinilai baik. Penelitian ini sesuai dengan teori Syamsudin (2007:54) yang mengatakan semakin tinggi rasio total aktiva terhadap utang, maka semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian milik Yulianti (2006) Sari (2012) dan Nugraha (2012) yang memperoleh kinerja keuangan baik ditinjau dari solvabilitas menggunakan rasio total aktiva terhadap total utang. Berdasarkan hasil analisis rasio profitabilitas yang telah dilakukan sebanyak satu koperasi memiliki profitabilitas baik, dua koperasi dengan profitabilitas cukup baik dan satu koperasi dengan profitabilitas tidak baik. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan, secara umum kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 ditinjau dari rasio profitabilitas menggunakan rasio margin laba bersih (net profit margin) masih rendah dan dinilai cukup baik. Penelitian ini sesuai dengan teori Dwi Prasetyo (2005:97) jika margin laba bersih (net profit margin) rendah itu menunjukkan penjualan yang terlalu rendah rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk penjualan tertentu atau kombinasi kedua hal tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasir (2009), Saraswati (2012) dan Astuti (2013) dengan hasil profitabilitas cukup baik menggunakan net profit margin.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015) Berdasarkan hasil analisis rasio perputaran piutang yang telah dilakukan, dua koperasi memiliki perputaran piutang kurang efektif dan dua koperasi memiliki perputaran piutang tidak efektif. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan, secara umum kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 ditinjau dari rasio perputaran piutang dinilai kurang efektif. Penelitian ini sesuai dengan teori Sartono (2010:119) yang menyatakan bahwa semakin cepat perputaran piutang, berarti semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya semakin cepat penjualan dapat kembali menjadi kas. Akan tetapi, rasio perputaran piutang yang terlalu tinggi juga bisa mengakibatkan ketidaksesuaian pelanggan, sehingga bisa mengakibatkan pelanggan lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat (Darsono dan Ashari, 2005:59). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khoirotunnisak (2007), Yohanes (2010 dan Citra (2012) dengan hasil kinerja keuangan ditinjau dari perputaran piutang kurang efektif. Berdasarkan hasil analisis data setelah menjumlahkan skor rasio struktur modal, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan perputaran piutang, yang masing-masing skor diperoleh dengan cara mengalikan nilai rasio dengan bobot yang telah ditetapkan dalam Sistem Pemeringkatan Koperasi diketahui pada tahun 2013 peringkat kinerja keuangan pertama pertama ditempati oleh KSU KSU Dharma Arta dan Tri Dwi Eka, kemudian peringkat terbawah ditempati oleh KSU Adintara Kerti. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka secara keseluruhan diperoleh keimpulan bahwa sesuai kriteria yang terdapat dalam pedoman Sistem Pemeringkatan Koperasi, kinerja keuangan koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng tahun 2013 berdasarkan penilaian 1) struktur modal, sebanyak satu koperas dengan struktur modal kurang baik dan tiga koperasi dengan struktur modal tidak baik, 2) likuiditas, satu koperasi memiliki likuiditas baik, dua koperasi dengan likuiditas cukup baik dan satu koperasi dengan likuiditas
tidak baik, 3) solvabilitas, sebanyak dua koperasi dengan rasio solvabilitas baik, satu koperasi dengan solvabilitas cukup baik dan satu koperasi dengan solvabilitas tidak baik, 4) profitabilitas, sebanyak satu koperasi dengan profitabilitas baik, dua koperasi dengan profitabilitas cukup baik dan satu koperasi dengan profitabilitas tidak baik, 5) perputaran piutang, sebanyak dua koperasi dengan perputaran piutang kurang efektif dan dua koperasi dengan perputaran piutang tidak efektif dan 6) Koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng dengan peringkat kinerja keuangan tertinggi tahun 2013 adalah KSU Dharma Arta dan Tri Dwi Eka. Peringkat terendah adalah KSU Adintara Kerti. Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran untuk menambah jumlah modal sendiri dan mengurangi penggunaan modal dari luar, agar dapat mengurangi beban bunga akibat pinjaman serta meningkatkan profitabilitas. Koperasi serba usaha di Kecamatan Bueleleng dapat meningkatkan likuiditasnya dengan cara menambah jumlah aktiva lancar dan mengurangi utang jangka pendek, namun tetap berhati-hati agar tidak terjadi over liquid akibat dari terlalu banyak memiliki aktiva lancar. Solvabilitas dapat dijaga dengan memperhatikan perbandingan jumlah total aktiva yang dimiliki dengan total kewajiban yang harus dibayar agar tidak memiliki nilai rasio yang terlalu besar dan di atas standar yang telah ditetapkan. Disarankan untuk meningkatkan pendapatan usaha dengan cara memberikan pelayanan yang cepat baik, memuaskan baik bagi anggota maupun masyarakat umum dan melakukan penghematan biaya operasional agar dapat menghasilkan SHU yang lebih tinggi. Koperasi serba usaha di Kecamatan Buleleng disarankan untuk memperbaiki pengelolaan manajemen piutangnya, dengan cara memperketat kebijakan penjualan kredit dan meningkatkan pengumpulan piutang. Koperasi yang sudah berada dalam peringkat tertinggi harap mempertahankan peringkatnya dan tetap meningkatkan kinerja keuangan agar tidak direbut posisinya oleh koperasi lain. Koperasi yang masih berada di peringkat dan mengalami penurunan diharapkan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015)
melakukan evaluasi dan melihat pada bagian mana terjadi kekurangan atau penurunan DAFTAR RUJUKAN Arifin dan Halomoan. 2001. Koperasi Teori dan Praktek, Jakarta: Penerbit Erlangga. Bambang, Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pemebelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: GPFE. Fahmi, Irfan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta. Hapsari. 2007. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001 sampai dengan 2005). Masters thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGraffindo Persada. Hasan, Nurrohim. 2008. Pengaruh Profitabilitas Fix Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Ikatan Akuntan Keuangan. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007, Jakarta : salemba empat. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Mamduh, M. Hanadi. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP-YKPN Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: YPKN. .......2001. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: YPKN. Putriani, Putu.2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kredit Macet pada Koperasi Wredatama Madya Singaraja Tahun 2008 2010.Skripsi,Undiksha.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. ....., Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Asas dan Sendi Dasar Koperasi. Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi. Universitas Sumatra. Utara. Medan. Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetri. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suhardi,dkk. 2012. Hukum Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Akademia. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Auditing Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit Rineka. Zakarsyi, M.W. 2008. Goog Cooperate Governace pada Badan Usaha, Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.