ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN PETUGAS LINEN LAUNDRY TERHADAP SOP PENCUCIAN LINEN LAUNDRY DI RUMAH SAKIT X DI YOGYAKARTA TAHUN 2013 Eskariana Nugraheni, Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta *Email :
[email protected]
ABSTRACT Background : An hospital functioning as an effort of health recovery which performed health service had actually both positive and negative impact on the surrounding environment. The X hospital of Yogyakarta had its own laundry service. Based on the observation conducted on 20th January 2013 in X hospital of Yogyakarta at the laundry section, it was found that there was a problem concerning about some staff who ignored SOP in linen laundry. Staffs should perform on the basis of SOP in The X hospital of Yogyakarta, which set the right and good process of linen laundry. If the staffs didn’t conform to the SOP of linen laundry in The X hospital of Yogyakarta it would cause disease. This study aimed at identifying the process of linen laundry and the obedient of the staffs on the SOP of linen laundry in The X hospital of Yogyakarta. Method : This study was a descriptive study. The subject of this study was a staff of linen Keywords : Obedient, SOP, Linen
laundry, while the object of this study was an unit of linen and laundry of The X hospital of Yogyakarta. Result : The result of this study indicated that the process of linen laundry in The X hospital of Yogyakarta started from measuring of the linen, diving, changing or adding of detergent, softener adding, squeezing and drying. SOP of laundry of light and heavy dirty linen had been done thoroughly, and SOP of laundry of infectious dirty linen hadn’t been done thoroughly by the staff. Conclusion : The conclusion of this study were : (1) The process of linen laundry in RSU Muhammadiyah Yogayakarta Hospital has matched with the existing SOP of laundry. (2) The staff conformed with the laundry SOP of light dirty linen and heavy dirty linen. (3) the staff didn’t obey the laundry SOP of infectious linen.
PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai sarana upaya
(binatu), mulai dari perencanaan, pencucian
perbaikan kesehatan yang melaksanakan
linen kotor menjadi linen bersih yang dapat
pelayanan
membuat pasien nyaman dan mencegah
kesehatan
sekaligus
sebagai
lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan
penyebaran infeksi.2 Rumah Sakit
penelitian, ternyata memiliki dampak positif
Yogyakarta telah memiliki sarana laundry
dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
sendiri artinya dalam pengelolaan linen tidak
Hal ini mempunyai konsekuensi perlunya
bekerja sama dengan pihak ketiga.
X
pengelolaan limbah rumah sakit sebagai
Berdasarkan observasi yang dilakukan
bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan
pada tanggal 20 Januari 2013 di Rumah
rumah
Sakit
sakit
melindungi
yang
bertujuan
masyarakat
untuk bahaya
ditemukan permasalahan yaitu ada beberapa
pencemaran lingkungan yang bersumber
petugas yang mengabaikan SOP pencucian
dari limbah rumah sakit.
dari
X Yogyakarta di bagian laundry,
1
linen
Laundry.
Seharusnya
petugas
Peningkatan mutu pelayanan dapat
mematuhi SOP yang ada di Rumah Sakit X
dilaksanakan melalui pengembangan sarana
Yogyakarta yang mengatur tentang proses
dan prasarana rumah sakit, pengadaan
pencucian linen yang baik dan benar. Jika
peralatan, dan ketenagaan serta perangkat
petugas tidak mematuhi SOP maka akan
lainnya, termasuk pengelolaan kebutuhan
menyebabkan
dan persediaan linen di ruang rawat inap
khususnya pada linen kotor berat. Dengan
rumah sakit. Rumah sakit sebagai suatu
demikian, maka peneliti berminat untuk
sistem
meneliti
terpadu
terdiri
dari
berbagai
penyebaran
tentang
“Analisis
penyakit,
Tingkat
subsistem yang paling terkait. Subsistem
Kepatuhan Petugas Linen Laundry Terhadap
yang
SOP Pencucian Linen Laundry di Rumah
bertanggung
jawab
terhadap
pengelolaan linen adalah bagian laundry
Sakit X Yogyakarta Tahun 2013”.
METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
merupakan
Subjek dalam penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian
petugas pencucian linen laundry di Rumah
ini
mengetahui
Sakit X Yogyakarta. Jumlah petugas bagian
linen
dan
pencucian linen menurut Kepala Unit Linen
kepatuhan
dan Laundry adalah 1 orang petugas inti dan
dimaksudkan
untuk
gambaran
proses
gambaran
mengenai
petugas
linen
ini
pencucian tingkat
SOP
dibantu 2-3 orang setiap jam kerjanya.
pencucian linen laundry kotor ringan, kotor
Objek pada penelitian ini yaitu Unit Linen
berat, dan kotor infeksius di Rumah Sakit X
dan Laundry di Rumah Sakit X Yogyakarta.
Yogyakarta.
laundry
terhadap
Alat-alat
yang
dalam
induktif yang bertitik tolak dan data yang
penelitian ini yaitu panduan wawancara dan
terkumpul kemudian disimpulkan. Proses
Panduan observasi (checklist) yang mengacu
berfikir induktif ini dimulai dari keputusan-
pada SOP pencucian linen di Unit Linen dan
keputusan khusus (data yang terkumpul)
Laundry Rumah Sakit X Yogyakarta. Data
kemudian
yang diperoleh dari hasil penelitian nantinya
Triangulasi data yang akan dilakukan dalam
akan
penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan
dianalisis
digunakan
dengan
teknik analisis
kualitatif dan dilakukan uji triangulasi data.
diambil
secara
umum.3
teknik.
Analisis Kualitatif yaitu suatu proses berfikir
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1)
Gambaran Proses Pencucian Linen di RS X Yogyakarta a) Proses pencucian linen kotor ringan Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor ringan:
Gambar 3. Tahapan pencucian linen kotor ringan Gambar
3
menunjukkan
tahapan
proses pencucian linen kotor ringan di Unit
Kemudian yang terakhir, linen diperas dan dimasukkan kedalam mesin pengering.
Linen dan Laundry RS X Yogyakarta yaitu
Berikut ini adalah hasil wawancara
dimulai dari petugas linen menimbang
kepada petugas linen tentang tahapan
berat linen yang akan dicuci, petugas linen
proses pencucian linen kotor ringan, yaitu:
memasukkan linen kedalam mesin cuci
“Pertama kan yang biasanya ditimbang
kemudian
dan
dulu. Satu mesin beratnya 45 kg, itu
merendamnya selama 5 menit. Petugas
dimasukkan dulu ke … istilahnya prewash
linen mengganti air tersebut dengan air
alat cuci, setelah itu dibuang, diisi air lagi
panas dan menambahkan deterjen untuk
tu air ya kira-kira menurut.. sepertiga dan
proses pencucian. Lama waktu pencucian
apa itu .. tabung mesin, dikasih bahan
sekitar 15 menit. Setelah itu petugas linen
cucinya kira-kira untuk .. sudah ada
melakukan pembilasan 2 kali, dan pada
ketentuannya
ditambahkan
air
pembilasan terakhir ditambahkan softener.
mbak.
Dikasih
bahan
cucinya,
sabun
sama
apa
itu
yang
kemudian yang terakhir dibilas, biasanya
mengandung klorin itu”.
mbak dibilas dua kali… pake pewangi
“Pembilasan setelah diapa.. stelah air
pelembut”.
pencucian
dibuang
dibilas
dua
kali,
b) Proses pencucian linen kotor berat, meliputi tahapan sebagai berikut: Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor berat:
Gambar 4. Tahapan pencucian linen kotor berat Gambar
tahapan
Berikut ini adalah hasil wawancara
proses pencucian linen kotor berat di Unit
kepada petugas linen tentang tahapan
Linen dan Laundry RS X Yogyakarta yaitu
proses pencucian linen kotor berat, yaitu:
dimulai dari petugas linen menimbang
“Sama semua, ditimbang dulu. Prosesnya
berat linen yang akan dicuci, petugas linen
itu
memasukkan linen kedalam mesin cuci
sekaligus. Kalo banyak tu campuran apa..
kemudian
dan
darah atau kotoran yang lain seperti tinja
merendamnya selama 5 menit. Noda yang
itu.. biasanya sampai 2 kali dosisnya.
menempel
darah,
Setelah air yang keluar itu jernih, tidak
kotoran, dan lain sebagainya disikat sampai
berbau dan tidak ada warna darah
hilang nodanya. Setelah itu, petugas linen
campur… anu tu.. lalu dikasih apa itu..
mengganti air tersebut dengan air panas
obat cuci sabun atau klorin. Dan itu dosis
dan menambahkan deterjen untuk proses
biasanya sampai lebih dari 2 sampai 3
pencucian. Lama waktu pencucian sekitar
lebih dosis untuk kotoran ringan itu. Dan
30
untuk proses pembilasan sama”.
menit.
4
menunjukkan
ditambahkan
pada
linen
Petugas
air
seperti
linen
melakukan
biasanya
khusus,
kadang
tidak
pembilasan 2 kali, dan pada pembilasan
“Diganti. Setiap proses ganti. Yang untuk
terakhir ditambahkan softener. Kemudian
pembilasan satu, yang pembilasan kedua
yang terakhir petugas linen mematikan
airnya juga diganti semua”.
mesin dan mengangkat linen untuk diperas kemudian pengering.
dimasukkan
kedalam
mesin
“Ya, air panas dan disikat. Dan yang tadi
“Ya terakhir sama, ditambah pelembut dan
saya hampir lupa yang untuk proses
pewangi. proses terakhir itu sebelum
pencucian itu memakai air panas.
masuk ke proses pemerasan”.
Biasa itu memakai air panas untuk waterwash yang 80 derajat”. “Sama, sama 2 kali pembilasan dan setiap pembilasan
yang
pengopyokan
atau
prewasah itu yang berbeda. Yang kotor berat biasanya sampe 2 kali pengopyokan atau prewasah 2 kali”. c) Proses pencucian linen kotor infeksius, meliputi tahapan sebagai berikut: Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor infeksius:
Gambar 5. Tahapan pencucian linen kotor infeksius Gambar
tahapan
pembilasan 2 kali, dan pada pembilasan
proses pencucian linen kotor berat di Unit
terakhir ditambahkan softener. Kemudian
Linen dan Laundry RS X Yogyakarta yaitu
yang terakhir, petugas linen mematikan
dimulai dari petugas linen menimbang
mesin dan mengangkat linen untuk diperas
berat linen yang akan dicuci, kemudian
kemudian
linen dimasukkan kedalam ember khusus
pengering.
yang
5
berisi
menunjukkan
campuran
kedalam
mesin
dan
Berikut ini adalah hasil wawancara
herviklir dengan air panas selama minimal
kepada petugas linen tentang tahapan
2 jam. Petugas linen memasukkan linen
proses pencucian linen kotor infeksius,
kedalam mesin cuci kemudian ditambahkan
yaitu:
air dan merendamnya selama 5 menit.
“Itu biasanya dari, dari bangsal dan
Kemudian petugas linen mengganti air
tempat pasien sudah ada. Apa itu.. khusus,
tersebut
wadah khusus. Kalo yang infeksius itu tidak
dengan
menambahkan
brodklin
dimasukkan
air
deterjen
panas untuk
dan proses
pencucian. Lama waktu pencucian sekitar 20
menit.
Petugas
linen
melakukan
langsung
mesin
cuci,
tapi
di
apa..
Dibedakan warna, direndam dulu pake..
Semua air panas 24 jam, selama 24 jam
“Untuk yang linen putih itu lebih banyak
perendaman”.
penghilang nodanya kalo yang warna tidak
“Itu langsung di apa.. kalo linen infeksius
soalnya dapat ngerusak warna”.
yang datang langsung dimasukkan kedalam
“Penetralnya tergantung apa itu, tingkat
ember khusus, embernya khusus, dan itu
kekotorannya”.
dikasih air panas lalu direndam dengan larutan
klorin
sama
anu..
yang
“Ya softener untuk pewangi dan pelembut itu”.
mengandung disinfektan”. “Infeksius dengan air panas semuanya, air dingin itu untuk proses pembilasan dan pelembut dan pewangi. Kalo yang infeksius dan cuci berat langsung pake air panas. 2) Tingkat Kepatuhan Petugas Linen Laundry Terhadap SOP Pencucian Linen Laundry Kotor Ringan, Kotor Berat, dan Kotor Infeksius di Rumah Sakit X Yogyakarta a) Hasil Observasi Kepatuhan Petugas
orang. Berikut ini adalah hasil observasi
Linen Terhadap SOP Observasi
atau
di lapangan tentang kepatuhan petugas pengamatan
linen terhadap SOP pencucian linen di
penelitian ini dilakukan kepada petugas
Unit Linen dan Laundry RS
linen yang bertugas pada jam kerja pagi
Yogyakarta:
X
tanggal 3 Mei 2013 yang berjumlah 4 Tabel 4. Hasil Observasi Kepatuhan Petugas Linen Terhadap SOP Pencucian Linen Kotor Ringan di Unit Linen dan Laundry RS X Yogyakarta Tahun 2013 No 1
2
3
A. SOP Penimbangan a. Menimbang linen kotor seberat 45 kg
Pembasahan a. Mengisi air bersih di bak mesin cuci ¾ volume bak mesin b. Melakukan pembasahan selama 5 menit c. Membuang air dingin dan mengganti air panas ¾ volume bak mesin Pencucian a. Melakukan pencucian selama 15 menit dengan menambah bahan cucian ditambah bahan penghilang noda b. Membilas dengan air
Linen Kotor Ringan Hasil Petugas kotor
menimbang
Keterangan linen
Berat timbangan disesuaikan dengan jumlah linen setiap harinya
Mengisi air bersih di bak mesin cuci ¾ volume bak mesin Melakukan pembasahan
Sesuai
Membuang air dingin dan mengganti air panas ¾ volume bak mesin
Sesuai
Melakukan pencucian selama 15 menit dengan menambah bahan cucian ditambah bahan penghilang noda
Sesuai
Membilas dengan air bersih
Sesuai
Sesuai
c.
d. e.
bersih selama 2x masing-masing pembilasan selam 5 menit Pembilasan ketiga ditambahkan pewangi dan pelembut diproses selama 5 menit Mematikan mesin Mengangkat linen dan memeras linen
selama 2x masing-masing pembilasan selam 5 menit
Pembilasan ketiga ditambahkan pewangi dan pelembut diproses selama 5 menit
Sesuai
Mematikan mesin Mengangkat linen memeras linen
Sesuai Sesuai
dan
Tabel 5. Hasil Observasi Kepatuhan Petugas Linen Terhadap SOP Pencucian Linen Kotor Berat di Unit Linen dan Laundry RS X Yogyakarta Tahun 2013 No 1
2
3
B. Linen Kotor Berat SOP Hasil Penimbangan a. Menimbang linen Petugas menimbang kotor seberat 45 kg kotor
Pembasahan a. Melakukan pembasahan selama 5 menit b. Menyikat noda yang menempel c. Melakukan pembasahan selama 5 menit d. Membuang air dingin dan mengganti air panas ¾ volume bak mesin Pencucian a. Mencuci selama 30 menit dengan menambah bahan cucian dan ditambah bahan pengilang noda b. Membilas dengan air bersih selama 2x masing-masing pembilasan selam 5 menit c. Pembilasan ketiga ditambahkan pewangi dan pelembut diproses selama 5 menit d. Mematikan mesin e. Mengangkat linen dan memeras linen
Keterangan linen
Berat timbangan disesuaikan dengan jumlah linen setiap harinya
Melakukan pembasahan
Sesuai
Menyikat noda yang menempel Melakukan pembasahan
Sesuai
Membuang air dingin dan mengganti air panas ¾ volume bak mesin
Sesuai
Mencuci selama 30 menit dengan menambah bahan cucian dan ditambah bahan pengilang noda
Sesuai
Membilas dengan air bersih selama 2x masing-masing pembilasan selam 5 menit
Sesuai
Pembilasan ketiga ditambahkan pewangi dan pelembut diproses selama 5 menit
Sesuai
Mematikan mesin Mengangkat linen memeras linen
Sesuai Sesuai
dan
Sesuai
Tabel 6. Hasil Observasi Kepatuhan Petugas Linen Terhadap SOP Pencucian Linen Kotor Infeksius di Unit Linen dan Laundry RS X Yogyakarta Tahun 2013 No 1
C. SOP Penimbangan a. Memisahkan linen kotor infeksius antara yang berwarna dan
Linen Kotor Infeksius Hasil Linen kotor infeksius warna dan putih dipisahkan
Keterangan Sesuai
2
putih Perendaman a. Mengguyur linen kotor dengan air b. Merendam linen kotor putih dengan chlorine 50 cc/50 liter air suhu 70°C selama 5 menit c.
3
4
Memasukkan linen kotor infeksius putih ke dalam mesin cuci Mincer d. Memasukkan linen infeksius berwarna ke dalam mesin cuci Sunlight e. Menambahkan air dingin ¾ dari isi mesin cuci f. Melakukan pembasahan selama 5 menit Pencucian a. Membuang air dan diisi ulang air panas 70°C sebanyak ½ isi mesin cuci b. Memasukkan deterjen 350 gram dan menambahkan penghilang noda 350 ml untuk linen putih dan bleach 350 ml untuk linen berwarna c. Melakukan proses pencucian selama 20 menit d. Membuang air dan mengisi ulang dengan air dingin sebanyak ¾ permukaan mesin cuci e. Menambahkan penetral 150 gram dan mendiamkan selama 7 menit f. Membuang air dan mengisi dengan air dingin ½ dari isi mesin cuci dan menambahkan softener 200 ml Pembilasan a. Melakukan proses pembilasan selama 5 menit b. Membuang air c. Memeras cucian
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat
ketidakpatuhan
petugas
linen
laundry mematuhi SOP yaitu pada petugas
Mengguyur linen kotor dengan air Merendam linen dengan air panas ditambah brodklyn dan herviklir
Sesuai
Pencucian dilakukan cuci yang sama
mesin
Adanya penggantian zat pengehilang noda yaitu chlorine di ganti brodklyn dan herviklir Tidak sesuai
Pencucian dilakukan cuci yang sama
mesin
Tidak sesuai
Menambahkan air dingin ¾ dari isi mesin cuci
Sesuai
Melakukan selama 5 menit
pembasahan
Sesuai
Membuang air dan diisi ulang air panas 70°C sebanyak ½ isi mesin cuci
Sesuai
Memasukkan deterjen penghilang noda
dan
Sesuai
Melakukan proses pencucian selama 20 menit
Sesuai
Membuang air dan mengisi ulang dengan air dingin sebanyak ¾ permukaan mesin cuci
Sesuai
Menambah penetral
Sesuai
Membuang air dan mengisi dengan air dingin ½ dari isi mesin cuci dan menambahkan softener
Sesuai
Melakukan proses pembilasan selama 5 menit
Sesuai
Membuang air Memeras cucian
Sesuai Sesuai
bagian pencucian linen kotor infeksius, sedangkan pada pencucian kotor ringan dan
kotor berat petugas dapat mematuhi SOP yang ada.
Pembahasan Pencucian mempunyai tujuan selain
SOP pencucian linen di Unit Linen dan
menghilangkan noda (bersih), awet (tidak
Laundry RS
cepat rapuh), namun memenuhi persyaratan
penelitian yang digunakan dalam penelitian
sehat
ini
yaitu bebas dari mikroorganime
pathogen.
4
adalah
X Yogyakarta. Instrumen
pedoman
wawancara
dan
Standar Opeasional Prosedur
observasi atau pengamatan yang dilakukan
(SOP) pencucian linen adalah aturan atau
pada petugas bagian pencucian. Jumlah
pedoman
prosedur
petugas bagian pencucian adalah 1 petugas
dalam pelaksanaan pencucian linen. Tujuan
inti dan dibantu 2-3 orang petugas lainnya
penelitian ini adalah untuk mengetahui
karena rata-rata jumlah linen yang dicuci
gambaran proses pencucian linen dan
setiap harinya adalah ±500 kg sehingga
tingkat kepatuhan petugas linen terhadap
membutuhkan jumlah tenaga yang banyak.
untuk
Berdasarkan Negara
menjelaskan
Keputusan
Lingkungan
Hidup
Menteri Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 1995 pasal 3 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi
memenuhi Baku Mutu Limbah cair lampiran
3. Tahap perencanaannya dilakukan dan beroperasi
sakit yang :
keputusan
Telah
beroperasi
sebelum
dikeluarkannya keputusan ini, berlaku baku Mutu Limbah cair sebagaimana
setelah ini
dikeluarkannya
berlaku
Baku
Mutu
Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam lampiran B.5 Proses pencucian linen di RS
X
tersebut dalam Lampiran A dan wajib
Yogyakarta dimulai dari linen kotor yang
memenuhi Baku mutu limbah cair
berasal dari berbagai unit di RS PKU
sebagaimana tersebut dalam lampiran
dikumpulkan
B
macam linen yaitu linen infeksius dan linen
selambat-lambatnya
tanggal
1
Januari 2000 2.
selambat-lambatnya
tanggal 1 Januari tahun 2000
kegiatan Rumah Sakit bagi setiap rumah
1.
B
Tahap
perencanaannya
dipisahkan
menjadi
dua
non infeksius (kotor ringan dan berat). dilakukan
Linen
yang
telah
dikumpulkan
tadi
sebelum dikeluarkannya keputusan ini,
kemudian diterima petugas penerima linen
dan beroperaasi setelah dikeluarkannya
kotor dan dibawa ke unit laundry. Setelah
keputusan ini, berlaku baku Mutu
sampai di unit laundry, linen-linen tersebut
Limbah Cair lampiran A dan wajib
kemudian disortir, dihitung berdasarkan
jenisnya
dan
kemudian
dilakukan
penimbangan. Setelah dilakukan proses
penimbangan,
linen
kemudian
masuk
dalam tahap pencucian.
1) Proses Pencucian Linen di RS X Yogyakarta a) Proses Pencucian Linen Kotor Non Infeksisus (Kotor Ringan dan Berat) Linen kotor non infeksisus (kotor
mesin pencuci setiap kali cucinya. Mesin
ringan dan berat) adalah linen yang
cuci yang ada di RS X ada 3 unit yaitu 2
tidak terkontaminasi oleh darah, cairan
unit berkapasitas 80 kg dan 1
tubuh dan feses yang berasal dari pasien
berkapasitas 10 kg.
unit
lainnya (bukan pasien penyakit infeksi)
Penimbangan sesuai dengan kapasitas
secara rutin, meskipun mungkin linen
dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan
yang
seluruh
bahan-bahan kimia dalam proses pencucian.4
pasien berasal dari sumber ruang isolasi
Setelah penimbangan, kemudian linen
diklasifikasikan
dari
4
yang terinfeksi. Proses pencucian linen
dimasukkan ke dalam mesin cuci untuk
kotor ringan dan berat hampir sama
dilakukan perendaman dengan air biasa
yaitu
selama 5 menit. Tujuan perendaman ini
dimulai
perendaman,
dari
penimbangan,
penggantian
&
yaitu untuk menghilangkan noda kering
penambahan deterjen, pembilasan &
yang menempel. Selain perendaman, untuk
penambahan softener, dan pemerasan &
pencucian linen kotor berat dilakukan
pengeringan. Perbedan dari pencucian
penyikatan agar noda yang sukar dapat
tersebut
bahan
dihilangkan.
waktu
Setelah
hanya
penghilang
pada
noda
dosis dan
air
perendaman,
air
untuk
pencuciannya. Dosis bahan penghilang
perendaman diganti dengan air panas dan
noda untuk pencucian linen kotor berat
ditambahkan deterjen atau bahan penghilang
2-3 kali lipat dari dosis untuk pencucian
noda sesuai dengan tingkat kekotorannya
linen kotor ringan agar kotoran mudah
yaitu untuk pencucian linen kotor berat 2-3
hilang. Waktu pencucian linen berbeda
kali dosis untuk pencucian linen kotor
tergantung dari jenis linen yang dicuci,
ringan. Pemakaian air panas bertujuan untuk
misalnya
membantu
untuk
mencuci
ringan
fungsi
dari
deterjen
yaitu
dilakukan selama 15 menit sedangkan
menghilangkan noda agar lebih cepat.
untuk pencucian linen kotor berat
Proses ini berlangsung selama 15 menit
sekitar 30 menit.
untuk pencucian linen kotor ringan dan 30
Penimbangan
dilakukan
untuk
menit untuk pencucian linen kotor berat.
mengetahui berat linen kotor yang akan
Waktu perlu diperhatikan karena waktu
dicuci karena keterbatasan kapasitas
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan temperatur dan bahan kimia guna
dan pengering. Jumlah mesin peras dan
mencapai hasil cucian yang bersih dan sehat.
pengering di RS X Yogyakarta sebanyak
Jika waktu tidak tidak tercapai sesuai yang
2 unit mesin peras dengan kapasitas 80 kg
dipersyaratkan, maka kerja bahan kimia
dan 2 unit mesin pengering dengan
tidak
kapasitas 80 kg.
berhasil
dan
yang
terpenting
mikroorganisme dan jenis pests seperti kutu dan tungau dapat mati.
4
Pemerasan
merupakan
proses
pengurangan kadar air setelah tahap pencucian selesai. Lama proses pemerasan selama 5-8 menit dengan mesin pada
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan
putaran tinggi, sedangkan pengeringan
pembilasan sebanyak 2 kali dengan air
dilakukan dengan mesin pengering yang
biasa
mempunyai suhu 700C selama 10 menit.4
yang
bertujuan
agar
sisa-sisa
deterjen atau penghilang noda hilang.
Setelah proses pencucian selesai,
Kemudian melakukan pembilasan terakhir
linen kemudian dibawa ke bagian proses
dengan ditambahkan softener agar linen
finishing untuk dilakukan pengerolan,
bersih dan wangi.
penyetrikaan dan pelipatan. Setelah selesai
Tahap terakhir kegiatan yang ada di ruang
pencucian
adalah
dilipat,
linen
disimpan
di
tempat
pemerasan
penyimpanan sementara sebelum akhirnya
sekaligus pengeringan linen. Pemerasan
didistribusikan ke bangsal-bangsal sesuai
dan pengeringan dilakukan di mesin peras
dengan fungsinya masing-masing.
b) Proses Pencucian Linen Kotor Infeksius Linen kotor infeksius adalah linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan
penambahan softener, dan pemerasan & pengeringan.
tubuh atau feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella
Perbedaaan terletak pada sebelum
dan shigella (sekresi dan ekskresi), HBV,
tahap perendaman di mesi cuci dilakukan
dan HIV (jika terdapat noda darah) dan
perendaman terlebih dahulu di dalam
infeksi lainnya yang spesifik (SARS)
ember khusus yang berisi campuran bahan
dimasukkan ke dalam dengan kantung
disinfektan dan air panas yang berguna
segel yang dapat terlarut di air dan
untuk
kembali ditutup dengan kantung luar
terkontaminasi infeksi. Lama perendaman
berwarna kuning bertuliskan infeksi.4
di ember khusus ini dilakukan selama 24
Proses
pencucian
linen
kotor
infeksius hampir sama dengan pencucian
menetralkan
linen
yang
jam. Permasalahan
dari
pengelolaan
linen kotor ringan yaitu dimulai dari
tempat pencucian linen di Unit Linen dan
penimbangan, perendaman, penggantian
Laundry RS X Yogyakarta terletak pada
air & penambahan deterjen, pembilasan &
keterbatasan
alat
dan
minimnya
pengawasan.
Keterbatasan
alat
yaitu
ditujukan untuk memberikan informasi
kurangnya jumlah mesin cuci, misalnya
tentang sebab dan akibat dari suatu
untuk pencucian linen kotor infeksius
kebijakan yang sedang diimplementasikan
seharusnya dipisah dengan mesin cuci
dengan tujuan:
yang digunakan untuk pencucian linen
(1) Menjaga agar kebijakan yang sedang
kotor ringan dan berat.
dimplementasikan
Akibat dari penggunaan mesin cuci yang sama bisa memungkinkan adanya
sesuai
dengan
kesalahan
sedini
tujuan dan sasaran. (2) Menemukan
infeksi karena salah satu faktor yang
mungkin sehingga mengurangi resiko
menimbulkan terjadinya infeksi menurut
yang lebih besar.
4
Depkes RI (2004) adalah penggunaan alat
(3)
yang terkontaminasi.
tindakan
modifikasi terhadap kebijakan apabila
Pengawasan perlu dilakukan pada petugas
Melakukan
dalam
menjalankan
hasil monitoring mengharuskan untuk
SOP
itu.
pencucian agar hasil pencucian tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu linen yang bersih dan sehat. Subarsono (2009)5 menyatakan pengawasan atau monitoring
adalah
aktivitas
yang
2) Tingkat Kepatuhan Petugas Pencucian Linen Laundry Kepatuhan adalah tingkat seseorang
membantu
pihak
berwenang
dan
dalam melaksanakan suatu aturan dalam
pelaksana serta masyarakat yang terlibat
dan perilaku yang disarankan. Pengertian
baik
dari kepatuhan adalah menuruti suatu
langsung
perintah atau suatu aturan. Kepatuhan
pengelolaan linen yang tepat dengan
adalah
dalam
memperhatikan faktor-faktor khusus dan
melaksanakan perawatan, pengobatan dan
unit yang ada pada setiap situasi, kondisi
perilaku yang disarankan oleh perawat,
lokal, persyaratan atau peraturan yang
tingkat
seseorang
dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Salah
satu
faktor
6
yang
secara
langsung
untuk
maupun
menentukan
tidak strategi
berlaku.4 Hasil observasi yang dilakukan pada unit linen RS
mempengaruhi kinerja pengelolaan linen
diketahui
Rumah Sakit adalah adanya pedoman
mempunyai Standar Operasional Prosedur
yang jelas. Tujuan dibuatnya pedoman
(SOP).
tersebut
adalah
untuk
menjelaskan
bahwa
Standar
unit
X Yogyakarta linen
Operasional
telah
Prosedur
prosedur dalam pelaksanaan pengelolaan
(SOP) yang dimiliki RS
linen khususnya dalam proses pencucian
linen dan laundry diantaranya adalah
linen.
membahas tentang tatacara pencucian
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
X untuk unit
linen kotor ringan, linen kotor berat, dan
sedangkan untuk linen kotor berat ada
linen infeksius. Hasil observasi yang
proses penyikatan untuk menghilangkan
dilakukan di Unit Linen dan Laundry
noda – noda berat dan durasi pencucian di
khususnya pada proses pencucian terdapat
mesin cuci selama 30 menit. Waktu
beberapa hal yang tidak sesuai dengan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
SOP yang berlaku.
dengan temperatur dan bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih, sehat.
Proses pencucian linen kotor ringan
Jika waktu tidak tercapai sesuai dengan
di RS X Yogyakarta sudah sesuai dengan
yang dipersyaratkan, maka kerja bahan
SOP, namun ada beberapa hal yang harus
kimia tidak berhasil dan yang terpenting
lebih
proses
mikroorganisme dan jenis pests seperti
penimbangan linen. Pada SOP, tertulis
kutu dan tungau dapat mati.4 Proses
bahwa
penimbangan
pencucian linen kotor berat sudah sesuai
seberat 45 kg sebelum dimasukkan ke
SOP, namun ada beberapa hal yang harus
dalam mesin cuci. Pada pelaksanaannya,
lebih
linen
penimbangan linen seperti yang terjadi
diperhatikan
harus
kotor
mengenai
dilakukan
ringan
hanya
ditimbang
sebagai data untuk laporan. Linen bukan
diperhatikan
mengenai
proses
pada proses pencucian linen kotor ringan.
ditimbang untuk menyesuaikan dengan
Proses
pencucian
linen
kotor
kapasitas mesin cuci. Setelah ditimbang,
infeksius di RS
X Yogyakarta tidak
linen kotor disortir berdasarkan jenisnya
sesuai dengan SOP yang berlaku di
(baju, handuk, selimut, dll) kemudian
Rumah Sakit tersebut karena dalam
dimasukkan ke dalam ember-ember besar.
pencucian kotoran infeksius menggunakan
Setelah selesai disortir, linen tersebut
mesin cuci yang sama dengan mesin cuci
kemudian dicuci. Pada alur pengelolaan
untuk linen kotor ringan dan berat.
linen yang terdapat di RS X Yogyakarta,
Penggunaan mesin cuci untuk linen kotor
seharusnya dilakukan pensortiran terlebih
infeksius seharusnya dibedakan dengan
dahulu baru setelahnya dilakukan proses
mesin cuci linen kotor ringan dan berat
penimbangan (seberat 45kg) agar sesuai
untuk
dengan kapasitas mesin cuci.
penyebaran penyakit.
meminimalisir
terjadinya
Proses pencucian linen kotor berat di
Ketidakpatuhan petugas melaksanakan
RS X Yogyakarta hampir sama dengan
SOP pencucian linen kotor infeksius di RS
proses pencucian linen kotor ringan.
X
Hanya
proses
wawancara dan pengamatan langsung oleh
penyikatan dan durasi pencucian. Kalau
peneliti dipengaruhi oleh beban kerja
pada linen ringan tidak ada proses
petugas
penyikatan dan durasi pencucian di dalam
kurangnya ketersedian sarana penunjang.
mesin cuci hanya sekitar 15 menit,
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala
ada
perbedaan
pada
Yogyakarta
yang
berdasarkan
terlalu
banyak
hasil
dan
Unit
Linen
dan
Laundry
bahwa
Hal yang serupa juga ditemukan di
ketidakpatuhan tersebut dipengaruhi oleh
RSUP. DR. Kariadi. Hasil penelitian
beberapa faktor berikut, yaitu: petugas
menunjukkan bahwa kepatuhan mencuci
lupa waktu, terburu-buru bekerja, beban
tangan
kerja yang terlalu banyak.
kesehatan
yang di
dipengaruhi Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
(2001)
pada
petugas
RSUP.
DR.
Kariadi
beberapa
faktor,
oleh
daintaranya prosedur yang ada membuat
yang
semakin lama cuci tangan, ketersediaan
menyimpulkan bahwa beban kerja terlalu
fasilitas masih kurang memadai, dan
besar dan kelengkapan sarana kesehatan
iritasi kulit.10
yang
Yuliza
7
rendah
kurang
dapat
Oleh karena itu, RS X Yogyakarta
mempengaruhi kepatuhan bidan di desa
khususnya pada Unit Linen dan Laundry
terhadap
agar
SOP
memadai
layanan
antenatal
di
polindes Kabupaten Muara Enim. Hasil penelitian
di
bahwa
memiliki
hubungan
kepatuhan
petugas
MTBS
di
Retnaningsi dkk bahwa
9
petugas linen yang bertugas di bagian
beban
kerja
prasarana
dengan
yang
menunjang
kegiatan
tingkat
proses pencucian linen sehingga semua
pelayanan
SOP yang ada dapat dipatuhi oleh semua
Kabupaten
petugas pencucian linen. Dampak apabila
penelitian
dari
SOP pencucian yang ada tidak dipatuhi
juga menyimpulkan
oleh petugas pencucian maka salah satu
ketersediaan
sarana
fasilitas
kesehatan berhubungan dengan tingkat kepatuhan
kerja
pencucian linen dan menambah sarana dan
dalam
Hasil
beban
juga
Puskesmas
Purbalingga.
kembali
8
Purbalingga
menyimpulkan
mengatur
tenaga
kesehatan
akibatnya adalah terjadinya penyebaran penyakit Infeksi Nosokomial.
dalam
menjalankan SOP pertolongan persalinan.
KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1) Proses pencucian linen di RS
X
Yogyakarta sudah sesuai dengan SOP pencucian yang sudah ada. 2) Petugas
patuh
terhadap
SOP
pencucian linen kotor ringan dan kotor berat.
3) Petugas tidak patuh terhadap SOP pencucian
linen
infeksius.
b. Saran 1) Bagi Direktur RS
X Yogyakarta
agar menambah mesin cuci guna menunjang
kegiatan
proses
pencucian linen. 2) Bagi Direktur RS agar
X Yogyakarta
menambah jumlah
pencucian
linen
dan
petugas mengatur
kembali beban kerjanya. 3) Bagi petugas pencucian linen agar menerapkan SOP pencucian linen khususnya pada SOP pencucian linen kotor infeksius dengan baik dan
selalu
Pelindung
menggunakan Diri
(APD)
melakukan proses pencucian.
Alat saat
DAFTAR PUSTAKA Manajemen
untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu di Provinsi
Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta. Milawati,
Sumatera Selatan, Jurnal Pembangunan Manusia
N.W., 2008, “Perencanaan Persediaan Linen
Vol.6 No.3, Balitbangnovda Provinsi Sumatera
dengan Membandingkan”
Selatan.
1. Adisasmito,
2009,
Sistem
Metode Economic
Order Quantity, Maximum-Minumim Stoc Level dan
Master
Production
Schedule”.
Journal
Perencanaan Persediaan Linen.Vol. 6, No. 2, Denpasar Bali Hal: 112-114 2. Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Rineka Cipta, Jakarta. Hal : 22, 30. 3. Depkes, R.I., 2004 Penyehatan Ruang Bangunan dan
Halaman
Rumah
Kepmenkes,1204/Menkes/SK/X
Sakit, Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta. 4. KEPMENLH, 1995, Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup tahun 1995 nomor 58 ayat 3. 5. Subarsono, A., 2009, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi, Cetakan IV, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hal 114. 6. Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, Grasindo Anggota IKAPI, Jakarta. Hal: 250 7. Yuliza, H., 2001, Analisis Kepatuhan Bidan di Desa Terhadap SOP Layanan Antenatal di Polindes Kabupaten Muara Enim, Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 8. Kurniawan, F., 2012, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Petugas dalam Pelayanan MTBS di Puskesmas Kabupaten Purbalingga, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto. 9. Retnaningsi, E., Nuryanto, Ismed, S., 2012, Kepatuhan Tenaga Kesehatan Terhadap Standar Operasioanal Prosedur Pertolongan Persalinan
Suryoputri, A.D., 2011, Perbedaan Angka Kepatuhan Cuci Tangan Petugas Kesehatan di RSUP DR. Kariadi Studi di Bangsal Bedah, Anak, Interna, dan ICU, Artikel Ilmiah, Universitas Diponegoro, Semarang.