ANALISIS TEKNOEKONOMI PENDIRIAN INDUSTRI BIOPLASTIK POLIHIDROSIALKANOAT BERBASIS HIDROLISAT MINYAK SAWIT
YOSEVA ANASTASIA BR PINEM
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBERINFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Teknoekonomi Pendirian Industri Bioplastik Polihidroksialkanoat Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Yoseva Anastasia Br Pinem NIM F34110004
ABSTRAK YOSEVA ANASTASIA BR PINEM. Analisis Teknoekonomi Pendirian Industri Bioplastik Polihidroksi Alkanoat Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit. Dibimbing oleh ANAS MIFTAH FAUZI dan KHASWAR SYAMSU. Plastik dari minyak bumi menimbulkan masalah lingkungan karena sulit terdegradasi. Hal ini menjadi peluang bagi pengembangan bioplastik. Salah satu bioplastik yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah polihidroksi alkanoat (PHA). Polihidroksialkanoat (PHA) memperoleh perhatian besar dari dunia industri sebagai plastik alami yang dapat didegradasi secara biologis dan dapat digunakan secara luas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknik dan teknologi yang meliputi ketersediaan bahan baku, neraca massa, penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi dan peralatan yang digunakan, serta tata letak pabrik, dan menganalisis aspek finansial yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Pay Back Period (PBP). Kapasitas produksi berdasarkan pernyataan pakar yang dianalisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah 10 % dari total produksi bioplastik Indonesia (40.000 ton PHA/tahun). Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa industri polihidroksialkanoat layak untuk didirikan. Nilai aspek finansial yaitu modal investasi tetap (Rp 506.338.077.433), modal kerja (Rp144.450.247.396/bulan), NPV(Rp 522.964.988.066), IRR (17,75%), Net B/C (1,27), PBP (5,38 tahun) dan BEP (16,88 %) Kata kunci : bioplastik, polihidroksi alkanoat, teknik, finansial ABSTRACT YOSEVA ANASTASIA BR PINEM. Technoeconomic Analysis on Industry of Polyhydroxyalkanoates Bioplastics from Palm Oil Hydrolyzate. Supervised by ANAS MIFTAH FAUZI and KHASWAR SYAMSU. Plastics based petroleum cause environmental problems because it is difficult to be degraded. This is an opportunity for the bioplastics development. One of bioplastics that has a great potential to be developed is polyhydroxy alkanoate. Polyhydroxyalkanoate (PHA) gained great attention from the industry as biodegradable plastic and can be widely used. The main objective of this research was to analyze technical and technological aspects that include the availability of raw materials, mass balance, determination of production capacity, types of technologies and equipment used, layout of the factory, and to analyze the financial aspects that include Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), and Pay Back Period (PBP). Production capacity analyzed using Analytical Hierarchy Process (AHP) was 10% of the total production of Indonesian bioplastics (40.000 ton PHA/year). The financial aspects analysis results shows that the polyhydroxy alkanoate (PHA) industry was feasible. The financial aspects values were investment in fixed assets (Rp 506.338.077.433), working capital (Rp144.450.247.396/month),
NPV (Rp 522.964.988.066), IRR (17,75%), net B/C ratio (1,27), PBP (5,38 years), BEP (16,88 %). keywords : bioplastics, polyhydroxy alkanoate, technical, financial
ANALISIS TEKNOEKONOMI PENDIRIAN INDUSTRI BIOPLASTIK POLIHIDROSIALKANOAT BERBASIS HIDROLISAT MINYAK SAWIT
YOSEVA ANASTASIA BR PINEM
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 hingga Juni 2015 ini adalah Analisis Teknoekonomi Pendirian Industri Bioplastik Polihidroksi Alkanoat Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit. Terima kasih diucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Anas Miftah Fauzi M Eng dan bapak Prof Dr Ir Khaswar Syamsu M Sc selaku dosen pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orangtua terkasih Bapak Amir Pinem, Ibu Meliana Ginting, serta seluruh keluarga, atas doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan. Penghargaan juga diberikan kepada temanteman Dwiregies dan TIN 48 yang telah memberikan semangat dan dukungan selama penelitian berlangsung. Karya ilmiah ini jauh dari sempurna, tetapi diharapkan karya ilmiah ini tetap bermanfaat bagi akademisi dan bagi pembaca. Bogor, Juni 2015
Yoseva Anastasia br Pinem
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian METODOLOGI Kerangka Pemikiran Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Teknis dan Teknologi Bahan Baku Perencanaan Kapasitas Produksi Teknologi Proses Produksi Lokasi Pabrik Tata Letak Pabrik Analisis Finansial Modal Investasi Tetap Modal Kerja Estimasi Aliran Kas Proyek Analisis Kelayakan Investasi SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix x x 1 1 1 1 2 2 3 3 3 4 5 5 5 7 9 12 12 15 16 17 18 19 21 21 21 22 24
DAFTAR TABEL Tabel 1 Jenis data dan metode pengumpulan data Tabel 2 Perbedaan karakteristik kelapa sawit varietas dura, psifera, dan tenera Tabel 3 Komposisi asam lemak yang terkandung pada minyak sawit Tabel 4 kebutuhan air proses Tabel 5 Kebutuhan listrik unit proses Tabel 6 Kebutuhan listrik unit utilitas Tabel 7 Potensi sumber bahan baku kawasan industri Sei Mangkei Tabel 8 Perhitungan nilai TCR Tabel 9 Kebutuhan luas ruang Tabel 10 Perhitungan biaya bangunan dan sarana
3 5 6 10 11 11 12 14 15 16
Tabel 11 Biaya instrumentasi dan alat kontrol, perpipaan, instalasi listrik dan inventaris kantor Tabel 12 Modal investasi tetap tidak langsung Tabel 13 Modal kerja
17 17 18
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4
Diagram proses analisis aspek teknis dan teknologis Hirarki pengambilan keputusan secara keseluruhan Bagan keterkaitan antar aktivitas pada pabrik PHA Keterkaitan ruang produksi PHA
4 8 13 14
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi Lampiran 2 Hasil perhitungan dengan expert choice 11 Lampiran 3 Process Flow Diagram PHA Lampiran 4 Neraca massa proses hidrolisis Lampiran 5 Neraca massa proses produksi PHA Lampiran 6 Neraca kesetimbangan komponen keseluruhan Lampiran 7 Perhitungan kebutuhanluas dan harga tanah Lampiran 8 Denah ruangan dalam pabrik Lampiran 9 Perhitungan estimasi biaya peralatan terpasang (HPT) Lampiran 10 Modal investasi tetap Lampiran 11 Biaya bahan baku Lampiran 12 Gaji tetap karyawan Lampiran 13 Pembayaran kredit modal investasi tetap Lampiran 14 Pembayaran kredit modal kerja Lampiran 15 Depresiasi dan amortisasi Lampiran 16 Perhitungan biaya tetap dan biaya variabel Lampiran 17 Perhitungan laba rugi Lampiran 18 Aliran kas Lampitan 19 Hasil analisis kelayakan
25 31 32 33 34 35 41 43 44 48 49 49 50 53 54 55 57 58 60
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Plastik telah menjadi bagian penting dalam hidup manusia dibuktikan dengan peningkatan pemakaian yang signifikan sejak 25 tahun terakhir (Felixon 2011). Plastik konvensional terbuat dari minyak bumi yang diolah dalam bentuk resin. Plastik konvensional sulit didegradasi oleh bakteri pengurai, sehingga ketika dibuang dan tertimbun di dalam tanah, plastik tidak terdegradasi selama ratusan tahun. Hal ini menjadi peluang bagi pengembangan plastik biodegradable atau biasa disebut bioplastik. Penggunaan kemasan bioplastik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan. Bioplastik merupakan plastik yang dapat digunakan seperti layaknya plastik konvensional, namun plastik tersebut lebih mudah terurai oleh aktivitas mikroorganisme. Salah satu bioplastik yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah bioplastik dari polihidroksi alkanoat (PHA). Polihidroksi alkanoat (PHA) memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik sehingga dapat divariasikan untuk berbagai penggunaan dengan mengubah komposisinya, selain itu juga memiliki sifat resisten terhadap kelembaban dan permeabilitas oksigen yang sangat rendah (Van wegen et al. 1998). Polihidroksi alkanoat (PHA) memperoleh perhatian besar dari dunia industri sebagai plastik alami yang dapat didegradasi secara biologis dan dapat digunakan secara luas mulai dari benang jahit pada operasi bedah, bahan sekali pakai (disposable product), sampai bahan kemasan (Syamsu et al. 2007). PHA dapat diperoleh dari proses kultivasi Ralstonia eutropha menggunakan media berbasis minyak sawit sebagai sumber karbon kemudian dilarutkan (Syamsu et al. 2009 ). Produksi polihidroksi alkanoat (PHA) berbasis minyak sawit perlu dilakukan dalam skala industri. Kajian teknoekonomi pendirian industri mencakup berbagai aspek diantaranya analisis aspek teknik dan teknologi, aspek manajemen, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek finansial. Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup aspek teknik dan teknologi serta aspek finansial. Perumusan Masalah Masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah biaya produksi PHA lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksi produk plastik yang berbasis petrokimia. Investor akan tertarik untuk mendirikan pabrik jika mendapatkan keuntungan secara berlanjut, maka dibutuhkan analisis teknoekonomi yang meliputi analisis teknik dan teknologi. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Menganalisis aspek teknik dan teknologi yang meliputi ketersediaan bahan baku, neraca massa, penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi dan peralatan yang digunakan, serta tata letak pabrik.
2
2) Menganalisis aspek finansial yang meliputi perkiraan jumlah dana yang dibutuhkan dan analisis kelayakan investasi.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1) Investor sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam pendirian pabrik 2) Penulis sebagai sarana pengembangan wawasan serta pengalaman dalam menganalisis teknoekonomi pendirian industri 3) Kalangan akademisi dapat dijadikan sebagai referensi penyusunan penelitian yang serupa dan lebih mendalam.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terdiri dari: 1) Aspek teknis teknologis, meliputi spesifikasi dan ketersediaan bahan baku, penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi beserta informasi neraca massa, mesin dan peralatan yang digunakan, serta lokasi proyek dan tata letak pabrik. 2) Aspek finansial, meliputi perkiraan jumlah dana yang dibutuhkan dananalisis kelayakan investasi.
3
METODOLOGI Kerangka Pemikiran Konsumsi plastik di Indonesia mencapai 1,9 juta ton pada tahun 2013 dan berkisar 80% berasal dari minyak bumi (Kemenperin 2014). Plastik yang berasal dari minyak bumi sulit terdegradasi. Alternatif dari permasalahan ini adalah pendirian industri bioplastik yaitu polihidroksialkanoat (PHA). Sebelum proyek pendirian industri bioplastik polihidroksialkanoat (PHA) berbasis hidrolisat minyak sawit diimplentasikan, harus dilakukan analisis teknoekonomi dari aspek teknis dan teknologi, serta aspek finansial. Analisis teknis dan teknologi yang dilakukan meliputi ketersediaan bahan baku, neraca massa penentuan kapasitas produksi, pemilihan teknologi proses, mesin dan peralatan, dan perencanaan tata letak. Analisis finansial yang dilakukan yaitu melalui penghitungan kriteriakriteria kelayakan investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PBP) dan Break Even Point (BEP). Analisis teknoekonomi dilakukan untuk memberikan rekomendasi kepada pihak pengambil keputusan kelayakan pendirian proyek.
Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan observasi lapangan. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran laporan, jurnal, skripsi, buku, data statistik dari instansi-instansi terkait, dan internet. Jenis data dan metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data dan metode pengumpulan data Data/Informasi Jenis Data Metode Pengumpulan Teknis dan Teknologis Bahan baku Sekunder Studi dokumen Kapasitas Produksi Sekunder dan Studi dokumen dan wawancara primer Proses Produksi PHA Sekunder Studi dokumen Neraca massa Sekunder Studi dokumen penelitian terdahulu Mesin dan peralatan Sekunder Studi dokumen, literatur internet Utilitas Sekunder Studi dokumen, literatur internet (berdasarkan daya alat) Lokasi pabrik Sekunder dan Observasi lapang, studi primer dokumen dan wawancara Finansial Rincian harga Sekunder dan Wawancara dan studi dokumen primer literatur internet
4
Teknik Analisis Data Analisis Teknis dan Teknologis Analisis teknis dan teknologi meliputi ketersediaan bahan baku, neraca massa penentuan kapasitas produksi, pemilihan teknologi proses, mesin dan peralatan, dan perencanaan tata letak. Data bahan baku yang diperoleh melalui studi dokumen, dianalisis apakah tersedia dan mencukupi untuk proses produksi. Neraca massa disusun melalui studi dokumen. Penentuan kapasitas produksi dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) menggunakan program Expert Choice 11. Penyusunan tata Letak pabrik dilakukan dengan menghitung nilai Total Closeness Rate (TCR) dan perhitungan kebutuhan luas ruang. Diagram proses analisis aspek teknis dan teknologis dapat dilihat di Gambar 1.
Mulai
Pengumpulan Data Bahan Baku
Penyusunan Neraca Massa dan Neraca Energi
Penyusunan Matriks dan Kuesioner Hierarki AHP Penentuan Target Produksi Penyebaran Kuesioner Penentuan Kapasitas Produksi
Peyusunan Tata Letak Pabrik
Pemilihan Teknologi Proses, Mesin dan Peralatan
Selesai
Gambar 1 Diagram proses analisis aspek teknis dan teknologis
5
Analisis Finansial Analisis finansial bertujuan untuk memhitung kebutuhan biaya dalam pendirian industri yang terdiri dari biaya investasi maupun biaya produksi. Analisis finansial dilakukan dengan cara menghitung kriteria-kriteria kelayakan investasi. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk analisis finansial adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PBP) dan Break Even Point (BEP).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Teknis dan Teknologi Bahan Baku 1) Spesifikasi Bahan Baku Bahan baku yang digunakan pada proses produksi PHA adalah Crude Palm Oil (CPO). CPO diperoleh dari bagian daging buah (mesocarp). Kelapa sawit yang digunakan berasal dari varietas tenera yaitu hasil persilangan antara varietas dura dan psifera. Karakteristik dan varietas buah kelapa sawit yang digunakan mempengaruhi kualitas dari CPO dan kernel itu sendiri. Perbedaan masingmasing varietas kelapa sawit dapat di lihat di Tabel 2. Tabel 2 Perbedaan karakteristik kelapa sawit varietas dura, psifera, dan tenera Komponen
Dura
Psifera
Tenera
2-5
Tidak ada
1-2,5
% cangkang/buah
20-50
Tidak ada
3-20
% mesocarp/buah
20-65
92-97
60-90
4-20
3-8
3-15
Rendah
Tinggi
Sedang
Ketebalan cangkang (mm)
% inti/buah Kadar minyak
Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan (2000) Prinsip proses pengolahan kelapa sawit yaitu proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang diikuti dengan proses pemurnian. Minyak sawit mengandung asam lemak yang mengandung unsur karbon. Komposisi asam lemak yang terkandung pada minyak sawit dapat dilihat di Tabel 3.
6
Tabel 3 Komposisi asam lemak yang terkandung pada minyak sawit Asam lemak Persentase terhadap asam lemak total (%) Kisaran Rata-rata Asam laurat (C12:0) 0.1 – 1.0 0.2 Asam miristat (C14:0) 0.9 – 1.5 1.1 Asam palmitat (C16:0) 41.8 – 45.8 44.0 Asam palmitoleat C16:1 0.1 – 0.3 0.1 Asam stearate (C18:0) 4.2 – 5.1 4.5 Asam oleat (C18:1) 37.3 – 40.8 39.2 Asam linoleiat (C18:2) 9.1 – 11.0 10.1 Asam linolenat (C18:3) 0.0 – 0.6 0.4 Asam arakidonat (C20:0) 0.2 – 0.7 0.4 Sumber: GAPKI (2014) Enzim lipase digunakan untuk mengkatalis proses hidrolis minyak sawit. Menurut sistem IUB (International Union of Biochemistry), lipase merupakan ester gliserol hidrolase (EC.3.1.1.3.) yang mampu menghidrolisa trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserida. Berdasarkan posisi ester yang dihisrolisis, lipase terdiri dari dua jenis yaitu lipase non spesifik dan lipase spesifik 1,3. Lipase nonspesifik akan mengkatalis hidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol dengan 1,2 (2,3)-digliserida, 1,3 digliserida dan monogliserida sebagai hasil antara. Proses hidrolisis akan menghasilkan asam lemak menggunakan katalis lipase spesifik 1,3 dengan mengkatalis ikatan ester 1,3 (Buhler dan Wandrey 1987 ). Enzim yang digunakan untuk memproduksi PHA ini adalah enzim nonspesifik dari Candida cylindraceai. Bakteri yang digunakan untuk mensintesa PHA adalah Ralstonia eutropha. Ralstonia eutropha merupakan bakteri gram negatif, dan aerob obligat. Bakteri ini dapat diisolasi dari tanah dan air dengan gas hidrogen yang berlebih. Bahan baku lainnya adalah pelarut NaOCl. Alasan pemilihan pelarut berdasarkan penelitian terdahulu adalah karena kemampuannya mengekstrak PHA dari biomassa Ralstonia eutropha yang relatif lebih tinggi dibanding jenis lain, waktu proses pengeringan yang relatif lebih pendek. Bahan baku lainya yaitu nitrogen, K2HPO4, KH2PO4, dan MgSO4 untuk optimasi medium kultivasi R. eutropha. 2) Ketersediaan Bahan Baku Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Seketariat JendralKementrian Pertanian (2014), sentra produksi utama kelapa sawit Indonesia terdapat di provinsi Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan Jambi. Keenam provinsi ini memberikan kontribusi sebesar 75,26% terhadap total produksi minyak sawit Indonesia. Riau dan Sumatera Utara merupakan provinsi yang memproduksi CPO terbesar di Indonesia yaitu 26,31% dan 16,05% dari total produksi CPO di Indonesia. Produksi CPO Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 1980 produksi CPO Indonesia hanya sebesar 721,17 ribu ton, sedangkan pada tahun 2013 menjadi 27,74 juta ton atau tumbuh rata-rata sebesar 11,95% per tahun.
7
Bakteri yang digunakan untuk memproduksi PHA adalah Ralstonia eutropha. Menurut World Data Centre for Microoganisms (WDCM) 2015, starter bakteri dapat diperoleh dari Deutsche Sammlung von Mikroorganismen und Zellkulturen GmbH (DSMZ), Egypt Microbial Culture Collection (EMCC), Korean Collection for Type Cultures (KCTC), Belgian Coordinated Collections of Microorganisms (BCCM), the Netherlands Culture Collection of Bacteria, National Collections of Industrial Food and Marine Bacteria (incorporating the NCFB) UK, Collection Nationale de Cultures de Microorganismes, culture collection the University of Tokyo, dan American Type Culture Collection (ATCC). Bakteri ini akan diperbanyak jumlahnya melalui proses propagasi bertahap. Air yang digunakan oleh industri PHA dikelompokkan menjadi air untuk produksi dan untuk sanitasi yang berasal dari air tanah. Air yang digunakan untuk proses produksi diberi perlakuan terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan water treatment sehingga layak untuk dijadikan bahan pembantu proses pembuatan PHA. Bahan penunjang lain yang digunakan adalah pelarut NaOCl, enzim lipase, nitrogen, K2HPO4, KH2P04, dan MgSO4 yang tersedia di pasaran. Perencanaan Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah produk yang dihasilkan selama satuan waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Penentuan kapasitas produksi dapat ditentukan dari berbagai faktor. Terdapat empat faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas produksi industri PHA yaitu kemampuan pasar menyerap produk, ketersediaan bahan baku, jumlah investasi, dan kemampuan teknis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya produksi CPO Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Investasi yang dimiliki harus mampu memenuhi target kapasitas produksi yang akan ditetapkan. Kapasitas produksi harus berdasar pada kemampuan teknologi yang tersedia sehingga dapat memproses jumlah bahan baku yang ditetapkan. Menurut European-Bioplastic (2015), pasar bioplastik dunia mengalami pertumbuhan lebih dari 20% per tahun, selain itu bioplastik berpotensial mensubstitusi 85% dari polimer. Berdasarkan data Kementrian Perdagangan dan Perindustrian, konsumsi plastik di Indonesia mencapai 1,9 juta ton. Jika 20% dari total konsumsi plastik tersebut merupakan konsumsi bioplastik, maka dibutuhkan penentuan kapasitas produksi yang sesuai untuk pendirian pabrik PHA. Penentuan kapasitas produksi PHA dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pakar menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kuesioner dapat dilihat di Lampiran 1. Prinsip metode AHP adalah membandingkan alternatif-alternatif yang tersedia dan menyederhanakannya menjadi bagian yang tertata dalam bentuk hirarki proses (Marimin dan Maghfiroh 2010). Hirarki pengambilan keputusan penentuan target produksi PHA terdiri dari tiga level yaitu sasaran, faktor, dan alternatif. Level faktor terdiri dari empat faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan alternatif-alternatif yaitu permintaan bioplastik, teknologi, investasi dan ketersediaan bahan baku. Alternatif yang dipilih adalah target produksi sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dari total tingkat produksi bioplastik di Indonesia. Hirarki pengambilan keputusan secara keseluruhan terdapat pada Gambar 2.
8
Hasil perhitungan bobot kepentingan menggunakan expert choice 11 dengan nilai inconsistency 0,03 pada level faktor menunjukkan bobot kepentingan tertinggi adalah faktor permintaan bioplastik sebesar 0,57, sedangkan faktor lain yaitu faktor teknologi memiliki bobot kepentingan sebesar 0,16, investasi sebesar 0,124 dan ketersediaan bahan baku sebesar 0,145. Faktor permintaan bioplastik sangat perlu dipertimbangkan dalam pemilihan target produksi bioplastik PHA karena memiliki bobot kepentingan yang tertinggi. Hasil perhitungan bobot pada level alternatif dengan nilai overall inconsistency sebesar 0,02 menunjukkan bobot kepentingan tertinggi adalah alternatif kapasitas 10% dari total permintaan bioplastik Indonesia sebesar 0,238, sedangkan faktor lain yaitu kapasitas 5% memiliki bobot sebesar 0,158, kapasitas 15% sebesar 0,222, kapasitas 20% sebesar 0,233 dan kapasitas 25% sebesar 0,15. Hasil perhitungan dengan expert choice 11 terlampir di Lampiran 2. Alternatif yang terpilih adalah 10 % dari total produksi bioplastik di Indonesia yaitu target produksi sebesar 40.000 ton bioplastik/tahun. Untuk menghasilkan 40.000 ton bioplastik pertahun dibutuhkan CPO sebesar 170.576 ton CPO/tahun. Pabrik melakukan pemanenan 24 jam sekali dan terdapat 300 hari kerja sehingga dalam setahun terdapat 300 kali pemanenan. Adapun kapasitas produksi produksi PHA perbatch adalah 618 ton CPO.
Gambar 2 Hirarki pengambilan keputusan secara keseluruhan
9
Teknologi Proses Produksi 1) Proses produksi Teknologi proses produksi yang terlibat pada industri yang didirikan secara umum terdiri dari dua proses yaitu proses hidrolisis minyak sawit dan produksi PHA. a) Hidrolisis Minyak Sawit Minyak sawit dihidrolisis secara enzimatik. Kondisi proses hidrolisis minyak sawit dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Subarkah (1995), Simanjuntak (1996), Pakiding (1997), Fitri (2001), Istiqomah (2001), Wicaksono (2005) dan Syamsu et al. (2009) yaitu konsentrasi enzim lipase yang digunakan sebesar 40 /g substrat, waktu proses 7 jam, suhu sebesar 350C dan konsentrasi substrat sebesar 30% (v/v). Proses Hidrolisis dilakukan di dalam reaktor berpengaduk. Minyak CPO, akuades dan enzim lipase dimasukkan ke dalam reaktor dan diaduk dengan kecepatan 300 rpm. Setelah 7 jam, hasil hidrolisis disentrifugasi menggunakan sentrifugator berkecepatan 3000 rpm selama 10 menit untuk memisahkan fasa air dan fasa organik. Fasa air akan dialirkan ke IPAL, sedangkan fasa organik yaitu hidrolisat minyak sawit dialirkan ke reaktor pembuatan media kultivasi. b) Produksi PHA Produksi PHA diawali dengan pembuatan media kultivasi. Media kultivasi dibuat dengan pencampuran hidrolisat minyak sawit sebagai sumber karbon, nitrogen, K2HPO4, KH2PO4, dan MgSO4 di dalam tangki pencampur. Media kultivasi dialirkan ke bioreaktor dan diinokulasikan inokulum R. Eutropha. Menurut Fitri (2001), Inokulasi R.eutropha sebesar 5% dari medium. Kultivasi dilakukan selama 7 hari pada pH 7, suhu 250C, dan laju agitasi 120 rpm, Setelah proses kultivasi, sel-sel dipisahkan dengan sentrifugasi (9000 rpm) selama 20 menit dengan suhu 40C (Wicaksono 2009). Supernatan dialirkan ke IPAL, sedangkan biomassa R. eutropha di alirkan ke reaktor perendaman. Perendaman dilakukan dengan melarutkan biomassa di dalam NaOCl (1:1) selama 24 jam (Istiqomah 2001). Hasil perendaman disentrifugasi menggunakan sentrifugator berkecepatan 9000 rpm, dengan suhu 40C selama 20 menit. NaOCl bekas dialirkan ke IPAL, sedangkan PHA kotor dimasukkan ke tangki perendaman kloroform untuk dimurnikan lanjut. Hasil dari proses perendaman yang kedua disentrifugasi dan PHA kotor dialirkan ke tangki pencucian untuk dicuci dengan air panas. Hasil pencucian disentrifugasi menggunakan sentrifugator berkecepatan 9000 rpm, dengan suhu 40C selama 20 menit. Air dialirkan ke IPAL, sedangkan PHA yang masih mengandung air dikeringkan menggunakan vacuum dryer. Process flow diagram dapat di lihat di Lampiran 3. 2) Neraca Massa Produksi Polyhydroxyalcanoate (PHA) Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Subarkah (1995), Simanjuntak (1996), Pakiding (1997), Fitri (2001), Istiqomah (2001), Wicaksono (2005) dan Syamsu et all (2009), konsentrasi enzim lipase yang digunakan sebesar 40 /g substrat dan konsentrasi substrat sebesar 30% (v/v). Substrat
10
yang digunakan adalah 618.000 kg minyak sawit dan 1.601.856 kg air (berat jenis CPO 0,9002 g/cm3). Enzim lipase yang dibutuhkan adalah 88,79 kg. Berdasarkan penelitian Fitri (2001), lipase mampu menghidrolisis minyak sawit sebanyak 85,59% yaitu sebesar 528.946,2 kg hidrolisat minyak sawit. Neraca massa proses hidrolisis dapat dilihat di Lampiran 4. Berdasarkan penelitian Wicaksono (2005) dengan proses sekali pemurnian menggunakan NaOCl, produksi PHA maksimum sebesar 10,9586 g dapat diperoleh dengan menggunakan hidrolisat minyak sawit sebesar 40 g, nitrogen sebesar 4,5 g, K2HPO4 sebesar 8,7 g, konsentrasi KH2PO4 sebesar 1,9 g dan 5 mL larutan MgSO4 0,1 M (5 gram air dan 0,06 gram MgSO4). Hasil dari proses pemurnian lanjut menggunakan kloroform adalah 92% dari hasil perendaman pertama (Atkinson dan Mavituna 1991). Jika menggunakan 528.946,2 kg hidrolisat minyak sawit maka setiap variabel dikali dengan 13225,2. Proses produksi membutuhkan media 528.946,2 kg hidrolisat minyak sawit, nitrogen sebesar 59.513,4 kg, K2HPO4 sebesar 115.059,240 kg, KH2PO4 sebesar 25.127,8 kg dan MgSO4 0,1 M (66.126 kg air dan MgSO4 sebesar 793,512 kg). Jumlah media yang digunakan adalah 795.566,232 kg. Hasil Pemurnian tahap lanjut dilakukan melalui proses perendaman di dalam kloroform yaitu 92% (Atkinson dan Mavituna 1991) dari rendemen perendaman pertama yaitu 133.327,32 kg PHA.dan pengeringan vakum. Rendemen PHA yang diperoleh adalah 21,574%. Neraca Massa Produksi PHA dapat dilihat di Lampiran 5 dan neraca kesetimbangan komponen secara keseluruhan dapat dilihat di Lampiran 6. 3) Kebutuhan Utilitas Utilitas pabrik polihidroksi alkanaoat terdiri dari kebutuhan air, kebutuhan tenaga listrik dan kebutuhan bahan bakar. a) Kebutuhan air Adapun data kebutuhan air proses pembuatan polihidroksialkanoat dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kebutuhan Air Proses Kebutuhan air Alat (kg/hari) Tangki Hidrolisis 1.601.856 Tangki pembuatan media 66.126 Tangki pencucian 212.159,4 Cooler 5.616 Total 1.885.757,4 Total kebutuhan air proses adalah 1.885.757,4 kg/hari atau 78.573,22 kg/jam. Kebutuhan air domestik untuk setiap orang diperkirakan sekitar 40 L/hari. Maka kebutuhan air domestik adalah 40L/hari x 1hari/24 jam= 1,667 L/jam Jumlah karyawan 144 orang, maka m = ρ.v = (1.000 kg/ m3) x (1,67 L/jam) x (1m3/1.000 dm3) = x 144 orang = 240 kg/jam Total air = air proses + 20% air untuk pencucian alat + air kebutuhan domestik = 78.573,22 + 15.714,64+ 240 = 94.527,86 kg/jam
11
b) Kebutuhan Listrik Listrik merupakan sumber energi untuk alat, mesin, dan komponen lainnya. Perincian kebutuhan listrik untuk unit proses dapat dilihat pada Tabel 5 dan untuk unit utilitas dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 5 Kebutuhan listrik unit proses No
Unit Proses
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tangki hidrolisis Bioreaktor PHA Sentrifugator Bioreaktor Rastonia Pompa air Pompa sentrifugator Sterilizer Cooler Tangki mixing pencucian Tangki Perendaman I Vacuum dryer Tangki air pencucian Tangki mixing pembuatan 13 media 14 Pompa hidrolisat minyak sawit Total
Daya (kW) 40 70 16 35 12 12 50 15 40 40 42 40
Jumlah alat 2 10 5 3 2 5 1 2 1 1 1 1
Total (kW) 80 700 80 105 24 60 50 30 40 40 42 40
40
1
40
12
1
12 1.343
Tabel 6 Kebutuhan listrik unit utilitas No Unit Utilitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Boiler Sand Filter Pompa Sand filter Pompa Sedimentasi Cation Exchanger Pompa larutan asam sulfat Pompa cation exchanger Pompa larutan NaOH Anion Exchanger Pompa Anion Exchanger BPV Tangki Pemanas Cooling Tower Total
Daya (kW) 210 12 12 12 16 12 12 12 16 12 167 30 3
Jumlah alat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total (kW) 210 12 12 12 16 12 12 12 16 12 167 30 3 526
12
Total daya yang dibutuhkan adalah 1.789kW. Untuk cadangan maka ditambahkan 20%, maka listrik yang dibutuhkan sebesar 1.789kW x (1+20%) = 2.146,8 kW Efisiensi generator adalah 80%, maka daya output generator adalah = 2.146,8 kW/0,8 = 2.683,5 kW c) Kebutuhan bahan bakar Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik adalah minyak solar. Nilai Bahan Bakar = 19.860 Btu/lbm Densitas bahan bakar =0,89 kg/l Daya output generator = 2.683,5 kW Daya generator yang dihasilkan =2.683,5 kW x (3.413 Btu/jam)/kW = 9.158.785,5 Btu/jam Jumlah bahan bakar = 9.158.785,5 Btu/jam /19.860 Btu/lbm = 461,167 lbm/jam x0,454 kg/lbm = 209,3 kg/jam Kebutuhan Solar = 209,3 kg/jam/0,89 kg/l = 235,17 liter/jam Lokasi Pabrik Lokasi pendirian pabrik direncanakan di Sei Mangkei Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Terdapat banyak faktor yang mendukung pengembangan kawasan industri di Sei Mangkei, diantaranya lokasi yang berada di areal perkebunan kelapa sawit dan dekat dengan beberapa PKS (Radius 70 Km), sehingga lebih mudah mengakses bahan baku. Jumlah bahan baku yang tersedia mencukupi kapasitas industri PHA yang akan didirikan (170.576 ton CPO/tahun). Potensi sumber bahan baku untuk kawasan industri Sei Mangkei dapat dilihat di Tabel 7. Kebutuhan air untuk proses produksi PHA dapat diperoleh dari Sungai Bah Bolon dengan debit sungai 37,3 m3/detik. Sei Mangkei juga dekat dengan pelabuhan Kuala Tanjung (±40 km) yang akan menjadi Global Hub di Koridor Ekonomi I (Sumatera) dalam program MP3EI, serta dekat dengan jalur kereta api dari Gunung Bayu sampai ke Stasiun Perlanaan. UMR di Simalungun relatif lebih rendah yaitu Rp 1.375.000, sehingga biaya untuk gaji pegawai tidak terlalu besar (Dharmayanti 2014). Tabel 7 Potensi sumber bahan baku kawasan industri Sei Mangkei No Sumber Bahan Baku Potensi CPO (Ton/Tahun) 1 PKS PTPN III 652.860 2 PKS PTPN II 388.200 3 PKS PTPN IV 1.148.144 4 PKS Swasta 2.685.690 Sumber: Dharmayanti (2014) Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik merupakan gabungan dari unsur-unsur fisik yang disusun berdasarkan logika tertentu untuk mencapai keefisiensian dan keefektivan. Tata letak pabrik harus direncanakan dengan benar karena merupakan rangkaian proses
13
keputusan yang berorientasi jangka panjang. Selain itu perubahan tata letak membutuhkan biaya yang besar. Penyusunan tata letak pabrik PHA dilakukan secara kualitatif. Pendekatan kualitatif terdiri dari 3 bagian yaitu tahap analisis tingkat kedekatan, perhitungan kebutuhan luas lantai dan penataan fasilitas. Analisis tingkat kededekatan dapat dilakukan dengan menyusun diagram keterkaitan aktifitas (Hadiguna 2009). Nilai yang digunakan adalah A ( mutlak perlu berdekatan), E (sangat penting berdekatan), I (penting berdekatan), O (tidak ada masalah), U (bebas dan tidak saling mengikat ), X (mutlak berjauhan). Diagram keterkaitan aktivitas pabrik PHA dapat dilihat di Gambar 3.
Gambar 3 Bagan keterkaitan antar aktivitas pada pabrik PHA Bagan keterkaitan antar aktivitas di atas merupakan acuan perhitungan keterkaitan antar ruang. Untuk membuat Tata Letak dan hubungan antar aktivitas dilakukan penghitungan dengan metode Total Closeness Rating (TCR). TCR dihitung dengan menggunakan rumus:\ m
TCR i =
V (rij) J=1
Menurut Apple (1990), nilai derajat keterkaitan (Vr) untuk A, E, I, O, U, dan X adalah 34, 33, 32, 31, 30, dan 0. Hasil penghitungan nilai TCR dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil perhitungan di atas dapat diaplikasikan ke dalam sebuah gambar keterkaitan ruang yang ditunjukkan pada Gambar 4, sehingga lebih mudah dalam mendesain bangunan pabrik. Nilai TCR tertinggi adalah stasiun pemurnian PHA sehingga harus memiliki kemudahan akses ke stasiun lain. Setelah penyusunan gambar keterkaitan antar ruang produksi PHA, dilakukan penentuan kebutuhan luas ruang. Luas ruang dihitung berdasarkan perkiraan kebutuhan luas alas yang dibutuhkan oleh tiap-tiap mesin dan peralatan produksi, kebutuhan luas ruang operator, kelonggaran, kebutuhan luas gudang, kantor, dan ruangan-ruangan lain. Kebutuhan luas ruang dapat dilihat pada Tabel 9 dan penghitungan pada Lampiran 7.
14
Tabel 8 Perhitungan nilai TCR
Gambar 4 Keterkaitan ruang produksi PHA. Area kelonggaran sebesar 150% untuk setiap unit alat disediakan untuk pergerakan pekerja dan perawatan, lorong, kolom, dan sebagainya sesuai kebutuhan. Selain itu area kelonggaran dapat meningkatkan kefleksibelan. Apabila terjadi perubahan volume produksi atau rencana perluasan dimasa datang yang disebabkan penambahan jumlah mesin, maka dapat diakomodir (Hadiguna 2009). Berdasarkan perhitungan tersebut, luas pabrik yang dibutuhkan adalah 5058 m2. Untuk lebih jelasnya, denah ruangan dalam pabrik dapat dilihat pada Lampiran 8.
15
Tabel 9 Kebutuhan luas ruang No Area 1 Penyimpanan Bahan Baku
Luas (m2) 506
2
Pembuatan Hidrolisat Minyak Sawit
325
3
Propagasi Ralstonia Eutropha
4
Pembuatan Media Kultivasi PHA
5
Kultivasi dan Isolasi Biomassa
6
Pemurnian PHA
7
Ruang QC
200
8 9
IPAL Kantor administrasi
250 300
10
Mushola dan Toilet
200
11
Area Parkir
512
12
Penyimpanan PHA
256
13
Ruang utilitas Total Kebutuhan Luas Ruang
83 390,8 910 282,7
842,5 5.058
Analisis Finansial Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah biaya yang dibutuhkan untuk rencana investasi pendirian industri melalui perhitungan biaya dengan membandingkan jumlah pengeluaran dan pendapatan. Aspek yang dipertimbangkan dalam analisis finansial diantaranya adalah total modal investasi, sumber dana pembiayaan proyek, estimasi aliran kas proyek, serta analisis kelayakan investasi (Halim 2009). Analisis kelayakan investasi terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP) dan sensitifitas. Dalam perancangan pabrik polihidroksialkanoat dari hidrolisat minyak sawit digunakan asumsi sebagai berikut : 1) Pabrik beroperasi selama 300 hari dalam setahun. 2) Kapasitas maksimum adalah 40.000 ton PHA/tahun dengan bahan baku 618 ton CPO/batch. 3) Perhitungan didasarkan pada harga peralatan tiba di pabrik atau purchased equipment delivered (Peters MS dan Timmerhaus 1991). 4) Harga alat dan bahan disesuaikan dengan nilai tukar rupiah, yaitu US$ 1 = Rp 13.000. 5) Perhitungan biaya pemasangan alat, instrumentasi dan alat kontrol, perpipaan, instalasi listrik, insulasi, inventaris kantor, sarana transportasi, pra investasi, engineering dan supervisi, kontraktor dan biaya tak terduga berdasarkan, start-up (Peters MS dan Timmerhaus 1991). 6) Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dilakukan berdasarkan UU No.20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
16
7) Bunga pinjaman bank adalah sebesar 13,5% dari total pinjaman. 8) Gaji karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 1 bulan gaji yang diberikan sebagai tunjangan. 9) Nilai sisa bangunan pada akhir proyek adalah 50% dari nilai awal, mesin dan peralatan adalah 10% dari nilai awal dan kendaraan adalah 20% dari nilai awal. 10) Biaya asuransi pabrik berdasarkan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (2014) dan asuransi karyawan berdasarkan PT. Prudential Life Assurance (2014). 11) Proyek dimulai pada tahun ke-0 sedangkan produksi pertama dimulai pada tahun ke-1. 12) Kapasitas produksi pada tahun pertama adalah 80% dan kapasitas produksi seterusnya adalah 100%. 13) Discount factor diasumsikan sebesar 12%. Modal Investasi Tetap Komponen yang termasuk di dalam modal investasi tetap langsung adalah biaya tanah, bangunan dan sarana, harga peralatan terpasang (HPT), Instrumentasi dan alat kontrol, perpipaan, instalasi listrik, insulasi, inventaris kantor dan sarana transportasi. Komponen yang termasuk di dalam modal investasi tetap tak langsung adalah biaya pra investasi, engineering dan supervisi, kontraktor dan biaya tak terduga. a) Modal Investasi Tetap Langsung Luas tanah yang dibutuhkan adalah seluas 5.058 m2 dengan harga per m2 tanah di Sei Mangkei sebesar Rp 600.000. Untuk perataan tanah sehingga sesuai dengan kebutuhan konstruksi pabrik diperkirakan membutuhkan biaya sebesar 20% dari harga tanah sehingga dibutuhkan biaya total pembelian tanah sebesar Rp4.091.757.484. Perhitungan biaya tanah dapat dilihat di Lampiran 7 dan biaya bangunan dan sarana dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Perhitungan biaya bangunan dan sarana Area Luas (m2) Harga (Rp/m2) Bahan baku 506 2.000.000 Pembuatan hidrolisat 325 2.000.000 Pembuatan media 390,8 2.000.000 Propagasi 83 2.000.000 Kultivasi 910 2.000.000 Pemurnian PHA 282,7 2.000.000 Penyimpanan PHA 256 2.000.000 utilitas 542,5 2.500.000 Kantor 300 1.500.000 Mushola dan toilet 200 1.500.000 Ruang QC 200 1.500.000 Pengelolaan limbah 250 2.000.000 Parkir 512 1.000.000 Total
Jumlah (Rp) 1.012.000.000 650.200.000 781.600.000 166.000.000 1.820.000.000 565.400.000 512.000.000 1.356.250.000 450.000.000 300.000.000 300.000.000 500.000.000 512.000.000 8.925.450.000
17
Penyesuaian harga alat dengan kapasitas yang dibutuhkan dilakukan perhitungan menggunakan persamaan: [ ] [ ] (Peters MS dan Timmerhaus 1991). Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk peralatan terpasang (HPT) adalah Rp147.375.645.828. Perhitungan estimasi biaya harga peralatan terpasang dapat dilihat di Lampiran 9. Biaya instrumentasi dan alat kontrol, perpipaan, instalasi listrik, sarana pengolahan limbah dan inventaris kantor dapat dilihat di Tabel 11. Jadi jumlah modal investasi tetap langsung (MITL) adalah Rp398.691.399.553. Tabel 11 Biaya instrumentasi dan alat kontrol, perpipaan, instalasi listrik dan inventaris kantor Komponen Harga (Rp) Instrumentasi dan Alat Kontrol (13% HPT) 19.158.833.958 Biaya Perpipaan (80% HPT) 117.900.516.663 Biaya Instalasi Listrik (10% HPT) 14.737.564.583 Biaya Insulasi (8% HPT) 11.790.051.666 Biaya Inventaris kantor (1%) 1.473.756.458 Sarana Transportasi (10% HPT) 14.737.564.583 Sarana Pengolahan Limbah(4 % HPT) 58.950.258.331 b) Modal Investasi Tetap Tak Langsung Modal investasi tetap tidak langsung adalah sebagai berikut: Tabel 12 Modal investasi tetap tidak langsung Modal Investasi Tetap Tak Langsung Harga (Rp) Pra Investasi (7% MITL) 27.908.397.969 Engineering and Supervisi (8% MITL) 31.895.311.964 Biaya Kontraktor (2%MITL) 7.973.827.991 Biaya Tak Terduga (10% MITL) 39.869.139.955 Modal investasi tetap diperoleh dari penjumlahan modal investasi tetap langsung dan modal investasi tetap tidak langsung yaitu sebesar Rp506.338.077.433. Perhitungan modal investasi tetap secara keseluruhan dapat dilihat di Lampiran 10. Modal investasi tetap ditetapkan 40% sebagai modal sendiri yaitu Rp 202.535.230.973 dan modal pinjaman bank sebesar Rp303.802.846.460. Modal Kerja Modal kerja adalah biaya yang dibutuhkan untuk membiayai operasional dan produksi yang meliputi biaya bahan baku, bahan penunjang dan utilitas, kas, dan start up untuk tahun pertama. Biaya bahan baku, bahan penunjang dan utilitas sebesar Rp143.694.124.031/bulan dapat di lihat perhitungannya di Lampiran 11. Biaya kas terdiri dari biaya gaji pegawai, administrasi umum, pemasaran dan pajak bumi dan bangunan. Gaji pegawai harus di atas UMR di kabupaten Simalungun yaitu sebesar Rp 1.375.000. Pegawai juga mendapatkan bonus
18
sebesar satu kali besar gaji. Biaya administrasi umum adalah sebesar 20% dari gaji pegawai yaitu sebesar Rp1.206.660.000/tahun. Biaya pamasaran juga sebesar 20% dari gaji pegawai. Perhitungan besar gaji tetap karyawan dapat dilihat pada Lampiran 12. Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dilakukan berdasarkan UU No.20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yaitu : a) Objek pajak adalah Perolehan hak atas tanah dan bangunan (Pasal 2 Ayat 1) b) Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (Pasal 6 Ayat 1) c) Tarif pajak ditetapkan sebesar 5% (Pasal 5) d) Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak adalah sebesar Rp 30.000.000,(Pasal 7 Ayat 1) e) Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (Pasal 8 Ayat 2) Besar Pajak Bumi dan Bangunan adalah Rp 626.860.374/tahun, perhitungannya yaitu: Nilai Perolehan Objek Kena Pajak Tanah Bangunan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Pajak yang Terutang (5% NPOPKP)/tahun Pajak yang Terutang (5% NPOPKP)/bulan
Rp 3.641.757.484 Rp 8.925.450.000 -Rp 30.000.000 Rp 12.537.207.484 Rp 626.860.374 Rp 52.238.365
Biaya start up yang dibutuhkan adalah sebesar 12% dari modal investasi tetap yaitu sebesar Rp 60.760.569.292. Jumlah modal kerja (tanpa biaya startup awal) yang dibutuhkan dapat di lihat di Tabel 13. Tabel 13 Modal kerja Jenis Biaya Jumlah (Rp/bulan) Bahan baku dan utilitas Rp143.694.124.031 Kas 756.123.365 Total Rp144.450.247.396 Modal investasi kerja untuk 3 bulan ditetapkan 40% sebagai modal sendiri dan 60% diperoleh dari pinjaman bank dengan bunga sebesar 13,5%. Biaya start up awal menggunakan modal sendiri. Pembayaran kredit modal investasi tetap dilakukan selama 5 tahun dapat dilihat di Lampiran 13 dan modal kerja selama 2 tahun dapat dilihat di Lampiran 14. Estimasi Aliran Kas Proyek Dalam pembuatant arus kas proyek, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah depresiasi dan amortisasi. Depresiasi adalah penurunan nilai dari suatu alat/mesin dan bangunan akibat dari pertambahan umur pemakaian. Hal-hal yang menyebabkan depresiasi yaitu adanya bagian-bagian yang aus atau rusak karena penggunaan dalam waktu lam sehingga tidak dapat bekerja dengan optimal, perkembangan teknologi akan selalu muncul alat/mesin yang lebih
19
praktis dan efisien sehingga alat/mesin lama nilainya merosot, dan adanya pengembangan perusahaan sehingga alat yang digunakan harus diganti (Pramudya 2010). Selain penyusutan niali alat/mesin dan bangunan, modal investasi tetap tak langsung juga mengalami penyusutan yang disebut sebagai amortisasi. Tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud (modal investasi tetap tak langsung) menggunakan masa manfaat kelompok massa 4 tahun (Rusjdi 2004). Nilai amortisasi ditetapkan sebesar 20% dari modal investasi tetap tak langsung. Hasil perhitungan menunjukkan nilai depresiasi dan amortisasi industri setiap tahunnya adalah sebesar Rp 45.140.986.819. Perhitungan depresiasi dan amortisasi dapat di lihat di Lampiran 15. Kategori biaya produksi dalam analisis finansial terdiri dari dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang selama satu priode kerja berjumlah tetap dan tidak tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan. Biaya tetap terdiri dari biaya gaji tetap pegawai, bunga pinjaman bank, biaya depresiasi dan amortisasi, biaya laboratorium dan penelitian pengembangan, asuransi dan Pajak Bumi dan Bangunan. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya akan berubah dengan perubahan intensitas volume kegiatan. Biaya variabel meliputi biaya bahan baku dan proses utilitas, serta biaya pemasaran dan distribusi Perhitungan biaya tetap dan biaya variabel setiap tahunnya dapat dilihat di Lampiran 16. Proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan produk dan seluruh biaya yang dikeluarkan industri setiap tahun dalam priode tertentu. Laba bersih merupakan nilai yang diperoleh dari pengurangan total penerimaan dengan total pengeluaran, termasuk bunga pinjaman dan pajak penghasilan. Laporan laba rugi menjelaskan mengenai keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan pada priode tertentu. Secara sederhana perhitungan laba rugi adalah pengurangan antara hasil penjualan dengan pengeluaran yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan laba rugi sepuluh tahun pertama dapat di lihat di Lampiran 17. Aliran kas dihitung dengan mengurangi aliran kas masuk dengan aliran kas keluar setiap tahunnya. Aliran kas dapat dilihat di Lampiran 18. Analisis Kelayakan Investasi Analisis kelayakan investasi bisnis merupakan analisis secara mendalam mengenai suatu investasi bisnis yang akan dijalankan dalam rangka menentukan keputusan layak tidaknya investasi tersebut dibiayai. Adapun kriteria yang dianalisis yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP) dan sensitifitas. Penentuan harga PHA yang akan dijual sangat berpengaruh dalam kelayakan berdirinya industri. Harga yang ditawarkan harus mampu bersaing dan mampu memberikan profit kepada perusahaan. Menurut California Department of Resources Recycling and Recovery (2013), harga PHA umumnya berkisar US$ 4 - 16 per kg, namun agar dapat bersaing harga PHA harus berkisar US$ 3 - 5 per kg. Dalam analisis kelayakan investasi ini digunakan harga PHA yang mampu bersaing yaitu US$ 4 dan US$ 5. Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat dan biaya. Jika nilai NPV bernilai positif maka proyek layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya jika NPV bernilai negatif maka proyek tidak
20
layak untuk dilaksanakan. Hasil perhitungan NPV yang diperoleh bernilai positif pada harga PHA US$ 5 per kg. yaitu sebesar Rp 522.964.988.066, sehingga industri layak untuk didirikan. Nilai NPV pada harga PHA US$ 4 per kg adalah bernilai negatif yaitu Rp -1.738.133.118.629, sehingga industri tidak layak untuk didirikan. Karena itu harga penjualan PHA yang ditetapkan adalah US$.5 Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam % per tahun. Nilai discount rate yang digunakan dalam perhitungan adalah 12%. Proyek layak dilaksanakan jika nilai IRR lebih besar atau sama dengan discount rate dan sebaliknya jika IRR kurang dari discount rate maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Hasil perhitungan IRR lebih besar dari discount rate yaitu sebesar 17,75% sehingga industri layak untuk didirikan. Net B/C adalah perbandingan nilai kini arus manfaat bersih dibagi dengan nilai sekarang arus biaya bersih. Perhitungan Net B/C dilakukan dengan membandingakan nilai NPV yang bernilai positif dengan NPV yang bernilai negatif. Proyek layak dilaksanakan jika nilai Net B/C lebih dari satu dan sebaliknya tidak layak dilaksanakan jika nilai Net B/C kurang dari satu. Hasil perhitungan Net B/C lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,27 sehingga industri layak untuk didirikan. Pay Back Period (PBP) merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Jangka waktu pengembalian ini dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai Pay Back Period (PBP) yang diperoleh adalah 5,38, sehingga investor membutuhkan waktu selama 5,38 tahun untuk mengembalikan seluruh modal investasinya. Titik impas atau Break Even Point atau titik dimana total biaya produksi sama dengan penerimaan atau dengan kata lain industri tidak mengalami untung dan tidak mengalami rugi. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Nilai BEP yang diperoleh adalah 16,88% yang artinya pada kapasitas 6750 ton bioplastik/tahun industri tidak mengalami untung ataupun mengalami rugi. Perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP) dapat dilihat di Lampiran 19.
21
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pendirian industri bioplastik polihidroksialkanoat membutuhkan analisis teknoekonomi yang meliputi aspek teknik dan teknologi serta aspek finansial. Aspek teknik dan teknologi meliputi ketersediaan bahan baku, neraca massa, penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi dan peralatan yang digunakan, serta tata letak pabrik. Bahan baku untuk industri ini tersedia dan mampu memenuhi kebutuhan produksi. Hasil Analytical Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa kapasitas produksi yang ideal untuk pabrik bioplastik polihidroksialkanoat berbasis hidrolisat minyak sawit adalah 40.000 ton PHA/tahun. Pendirian pabrik bioplastik ini direncanakan di daerah Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang letaknya strategis dan dekat dengan sumberbahan baku. Adapun luas area yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik yaitu seluas 5058 m2. Berdasarkan hasil perhitungan Total Closeness Rating (TCR), nilai yang paling tertinggi adalah stasiun pemurnian sehingga harus memiliki kemudahan akses ke stasiun lain. Modal investasi tetap yang dibutuhkan sebesar Rp 506.338.077.433 dan modal kerja sebesar Rp144.450.247.396. Modal investasi ini ditetapkan 40% sebagai modal sendiri dan 60% diperoleh dari pinjaman bank. Harga penjualan PHA adalah US$. 5 Analisis finansial menunjukkan bahwa nilai Net Present Value (NPV) adalah sebesar Rp 522.964.988.066, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 17,75%, Net B/C sebesar 1,27, Pay Back Period (PBP) selama 5,38 tahun dan Break Even Point (BEP) sebesar 16,88 %.
Saran Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang : 1) Business Model dan strategi bauran pemasaran untuk pengembangan pasar bioplastik polihidroksi alkanoat . 2) Analisis teknik penggandaan skala (scale up) dan spesifikasi alat untuk skala industri. 3) Kebijakan terkait kewajiban penggunaan bioplastik bagi perusahaan.
22
DAFTAR PUSTAKA Apple JM. 1990. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Bahan. Mardiono dan Nurhayati, penerjemah; Sutalaksana I.Z., penyunting. Penerbit ITB Bandung. Terjemahan dari: Plant Layout and Material Handling. 3rd Edition. Buhler M dan Wandrey. 1987. Enzymatic Hydolisis of Fats. Henkel-Refarate. 3229-35. California Department of Resources Recycling and Recovery. 2013.Bioplastics in California. Berkeley: University of California. Dharmayanti I. 2014. Rekayasa Model pengembangan Klaster Industri kelapa Sawit dengan Pendekatan Pengembangan Perwilayahan di Kawasan Industri Sei Mangkei [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. European-Bioplastic .2015. [diakses 2015 Mei 4]. Tersedia pada: http://en.european-bioplastics.org/market/market-development/ Felixon K. 2011. Penelitian Terhadap Pengembangan Penggunaan Material Plastik(Polikarbonat) Pada Selubung Bangunan, Prosiding Seminar Nasional AVoER, ISBN: 979-587-395-4. Fitri. 2001. Kajian Produksi Polihidrohsialkanoat oleh Ralstonia eutropha dengan Sumber Karbon Hidrolisat Minyak sawit dan asam Butirat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [GAPKI] Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (ID). 2014. Mengenal Sawit dengan Beberapa karakter Unggulnya. Jakarta: GAPKI. Hadiguna RA. 2009. Manajemen Pabrik Pendekatan sistem untuk Efisiensi dan Efektivitas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Halim A. 2009. Analisis kelayakan Investasi Bisnis Kajian dari Aspek Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu Istiqomah M. 2001. Produksi dan Karakterisasi Polyhidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha menggunakan substrat Hidrolisat Minyak Sawit [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [Kemenperin] Kementrian Perdagangan dan Perindustrian (ID) [diakses 2015 Mei 3]. Tersedia pada: http://www.kemenperin.go.id/artikel/6262/Semester-I,Konsumsi-Plastik-1,9-Juta-Ton Semester I, Konsumsi Plastik 1,9 Juta Ton [LPP] Lembaga Pendididkan Perkebunan. 2000. Seri Budaya Kelapa Sawit.Yogyakarta: LPP Press dan Andi Offset. Marimin dan Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor: IPB Press. Pakiding F.1997. Kajian Pemakaian Berulang Lipase dari Candida cylindracea pada Proses Hidrolisis minyak Sawit. Bogor: FATETA IPB. Peters MS dan Timmerhaus KP. 1991. Plant Design and Economic for Chemical Engineer. Edisi 4. Singapur : McGraw-Hill Book Co. Pramudya, Bambang. 2010. Ekonomi Teknik. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian IPB [TMB FATETA IPB]. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (ID). 2014. Outlook Komoditi Kelapa Sawit. Jakarta: Kementrian Pertanian. Rusjdi M. 2004. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: PT Indeks.
23
Simanjuntak RR. 1996. Hidrolisis Minyak Kelapa Sawit Kasar (Crude Palm oil) untuk Memproduksi Oleokimia Dasar secara enzimatis. Bogor: IPB. Subarkah. 1995. Kinetika Hidrolisis Minyak Sawit Secara Enzimatis oleh Lipase tanpa Penambahan Emulsifier dan Bufer. Bogor: IPB. Syamsu K, Suryani A, Fauzi AM, Hartono L, Wicaksono BWD. Pemanfaatan Hidrolisat Pati Sagu sebagai Sumber Karbon untuk Memproduksi Bioplastik Polihidroksi Alkanoat (PHA) oleh Ralstonia eutropha pada Sistem Kultivasi Batch. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 9(1):17-21. Syamsu K, Suryani A, Fauzi AM, Wicaksono BWD. 2009. Proses Pembuatan Bioplastik dari Polihidroksi Alkanoat dengan Fermentasi Ralstonia eotropha pada hidrolisat minyak sawit. Paten No. ID 0 022 460 Van Wege RJ, Y Ling, Middelberg. 1998. Industrial production of polyhydroxyalkanoates using Eschericia coli: an economic analysis. Trans IchemE, vol 76, Part A, pp 417-426. [WDCM] World data centre for microoganisms. 2015. [diakses 2015 April 23]. Tersedia pada: http://www.wfcc.info/ccinfo/index.php/strain/collection/ bacteria/6201/ Wicaksono BWD. 2005. Optimasi Produksi dan Karakterisasi Polihidroksialkanoat Hasil Kultivasi R. eutropha Menggunakan Hidrolisat minyak sawit [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
24
LAMPIRAN
25
Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi Koesioner Penelitian Analisis Teknoekonomi Industri Bioplastik Polihidroksi Alkanoat Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit Tanggal Pengisian: Penggunaan Proses Hirarki Analitik Penentuan Target Produksi Industri Bioplastik Polihidroksi Alkanoat Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit Koesioner ini merupakan salah satu instrumen dalam menyelesaikan penelitian. Kusioner ini disusun oleh: Peneliti
: Yoseva Anastasia Br Pinem
NRP
: F34110004
Program studi
: Teknologi Industri Pertanian
Fakultas
: Teknologi Pertanian
Perguruan tinggi
: Institut Pertanian Bogor
Pembimbing
: Prof Dr Ir Anas Miftah Fauzi M Eng Prof Dr Ir Khaswar Syamsu M Sc
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Pekerjaan
:
26
Lanjutan Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi PETUNJUK PENGISIAN UMUM 1. Isi kolom identitas yang terdapat pada halaman depan Koesioner 2. Berikan penilaian terhadap hierarki penentuan strategi penerapan produksi bersih 3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat/peran komponen dalam satu level hierarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level sebelumnya. 4. Penilaian dilakukan dengan mengisi tanda checklist ( √ ) pada kolom yang tersedia
SKALA PENILAIAN Defenisi dari skala yang digunakan adalah sebagai berikut Nilai Perbandingan Defenisi 1 Tujuan yang satu dengan yang lainnya sama penting 3 Tujuan yang satu sedikit lebih penting ( agak kuat ) dibanding tujuan yang lainnya 5 Tujuan yang satu lebih penting dibanding tujuan lainnya 7 Tujuan yang satu sangat penting dibanding tujuan lainnya 9 Tujuan yang satu mutlak penting dibanding tujuan lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai tengah di antara dua nilai skor penilaian diatas Contoh Pengisisan : Tabel 1. Bagaimana Penilaian anda terhadap perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria di bawah ini berdasarkan tujuan Penerapan Produksi Bersih pada pengolahan Kelapa sawit Kolom Kiri
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan
Diisi Diisi bila kolom kanan Kolom bila lebih penting dari pada Kanan sama kolom kiri penting 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Produktivitas √ Biaya Produktivitas √ Dampak Lingkungan Produktivitas √ Kualitas Biaya √ Dampak Lingkungan Biaya √ Kualitas Dampak √ Kualitas Lingkungan
27
(80.000 ton bioplastik/tahun)
(60.000 ton bioplastik/tahun)
(40.000 ton bioplastik/tahun)
(20.000 ton bioplastik/tahun)
Ketersediaan bahan baku
20 % dari total tingkat produksi Bioplastik di Indonesia
Investasi
15 % dari total tingkat produksi Bioplastik di Indonesia
Teknologi
10 % dari total tingkat produksi Bioplastik di Indonesia
Permintaan Bioplastik
Penentuan Target Produksi Industri Bioplastik Polihidroksi Alkanoat (PHA) Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit
5 % dari total tingkat produksi Bioplastik di Indonesia
Alternatif
Faktor
Sasaran
(100.000 ton bioplastik/tahun)
25 % dari total tingkat produksi Bioplastik di Indonesia
(Hasil rancang bangun dengan pemanenen produk secara sinambung, pabrik melakukan pemanenan 8 jam sekali, terdapat sebayak 900 pemanenan dalam satu tahun)
Berdasarkan data Kementrian Perdagangan dan Perindustrian 2014, tingkat produksi plastik di Indonesia mencapai 1,9 juta ton/tahun. Jika tingkat produksi bioplastik sebesar 20% dari tingkat produksi pelastik Indonesia (dibulatkan menjadi 400,000 ton/tahun), maka perlu ditentukan kapasitas produksi bioplastik yang sesuai per unit Industri.
Lanjutan Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi
27
28
Lanjutan Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi ISI KOESIONER
Penentuan Bobot FAKTOR Penentuan Target Produksi Polihidroksi Alkanoat Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit
Industri
Bioplastik
Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing FAKTOR pada tabel berikut Tabel 1. Perbandingan tingkat kepentingan antar FAKTOR untuk memilih target produksi industri bioplastik PHA berbasis hidrolisat minyak sawit Kolom Kiri
Permintaan bioplastik Permintaan bioplastik Permintaan bioplastik Teknologi Teknologi Investasi
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan
Diisi Diisi bila kolom kanan bila lebih penting dari pada sama kolom kiri penting 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan
Teknologi Investasi Ketersediaan bahan baku Investasi Ketersediaan bahan baku Ketersediaan bahan baku
29
Lanjutan Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi Penentuan Bobot ALTERNATIF untuk Pemilihan Target Produksi Industri Bioplastik Polihidroksi Alkanoat (PHA) Berbasis Hidrolisat Minyak Sawit Jika industri bioplastik ditargetkan dapat memenuhi 20% kebutuhan plastik, atau dibulatkan menjadi 400,000 ton/th, maka pabrik yang akan dibangun dirancang dapat memenuhi antara 5% sampai 25% dari target tersebut, atau berkisar antara 20,000 - 100.000 ton/tahun. Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut Tabel 2. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor PERMINTAAN BIOPLASTIK untuk memilih target produksi industri bioplastik PHA berbasis hidrolisat minyak sawit Persentase kapasitas per unit pabrik bioplastik terhadap target produksi nasional
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan
Diisi Diisi bila kolom kanan bila lebih penting dari pada sama kolom kiri penting 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persentase kapasitas per unit pabrik bioplastik terhadap target produksi nasional
5%
10 %
5% 5% 5% 10 % 10 % 10 % 15 % 15 % 20 %
15 % 20 % 25 % 15 % 20 % 25 % 20 % 25 % 25 %
30
Lanjutan Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi Tabel 3. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor TEKNOLOGI untuk memilih target produksi industri bioplastik PHA berbasis hidrolisat minyak sawit Persentase Diisi bila kolom kiri lebih Diisi Diisi bila kolom kanan Persentase kapasitas per penting dari pada kolom bila lebih penting dari pada kapasitas unit pabrik kanan sama kolom kiri per unit bioplastik penting pabrik terhadap bioplastik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 target terhadap produksi target nasional produksi nasional 5%
10 %
5% 5% 5% 10 % 10 % 10 % 15 % 15 % 20 %
15 % 20 % 25 % 15 % 20 % 25 % 20 % 25 % 25 %
Tabel 4. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor INVESTASI untuk memilih target produksi industri bioplastik PHA berbasis hidrolisat minyak sawit Persentase Diisi bila kolom kiri lebih Diisi Diisi bila kolom kanan Persentase kapasitas per penting dari pada kolom bila lebih penting dari pada kapasitas unit pabrik kanan sama kolom kiri per unit bioplastik penting pabrik terhadap 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 bioplastik target terhadap produksi target nasional produksi nasional 5%
10 %
5% 5% 5% 10 % 10 % 10 % 15 % 15 % 20 %
15 % 20 % 25 % 15 % 20 % 25 % 20 % 25 % 25 %
31
Lanjutan Lampiran 1 Koesioner penentuan target produksi Tabel 5. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan memperhatikan faktor KETERSEDIAAN BAHAN BAKU untuk memilih target produksi industri bioplastik PHA berbasis hidrolisat minyak sawit Persentase kapasitas per unit pabrik bioplastik terhadap target produksi nasional
Diisi bila kolom kiri lebih penting dari pada kolom kanan
Diisi Diisi bila kolom kanan bila lebih penting dari pada sama kolom kiri penting 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persentase kapasitas per unit pabrik bioplastik terhadap target produksi nasional
5%
10 %
5% 5% 5% 10 % 10 % 10 % 15 % 15 % 20 %
15 % 20 % 25 % 15 % 20 % 25 % 20 % 25 % 25 %
Lampiran 2. Hasil perhitungan dengan expert choice 11
32
Lampiran 3 Process Flow Diagram PHA
Keterangan Hidrolizing Equipment HE-1 = CPO Storage Tank HE-2 = Reaktor Hidrolisis HE-3 = Sentrifugator HE-4 = Tangki Penampungan Hidrolisat HE-5 = Tangki air HE-6 = Tangki enzim lipase Cultivation Equipment CE-1 = Mixer CE-2 = Tangki nitrogen CE-3 = Tangki K2HPO4 CE-4 = Tangki KH2PO4 CE-5 = Tangki MgSO4 CE-6 = Tangki Mikro Elemen CE-7 = Heat Exchanger CE-8 = Tangki Sterilisasi CE-9 = Air Fin Cooler CE-10 = Bioreaktor Inokulum I CE-11 = Bioreaktor Inokulum II CE-12 = Bioreaktor Inokulum III CE-13 = Bioreaktor PHA P-n= Pompa Harvesting Equipment
HVE-1 = Sentrifugator HVE-2 = Tangki kloroform
HVE-3 =Reaktor Perendaman HVE-4 = Tangki penampungan sementara HVE-5 = Cooler HVE-6 =Sentrifugator HVE-7 = Tangki air HVE-8 = Mixer HE-8 =Sentrifugator HE-9 =Vacuum Dryer HE-10 = Storage tank Water Treatment Equipment WTE-1 = Sumber mata air WTE-2 = Bak penampungan air WTE-3 = Sand filter WTE-4 = Tangki kation WTE-5 = Tangki Anion WTE-6 = Tangki Pemanas WTE-7 = Water tower WTE-8 = Cooling Tower B = Bolier BPV = Back Pressue Vessel
33
Lampiran 4 Neraca massa proses hidrolisis dan pembuatan media
Basis 618 ton CPO/hari Minyak Sawit 618.000 kg
Alur 1
Lipase 86,52 kg
Alur 3
Alur 2
Hidrolisis Enzimatis
Air 1.601.856 kg
Alur 4
Hasil hidrolisis 2.219.942,52 kg
Alur 5
Sentrifugasi
Fasa air 1.690.996,32 kg
Alur 6
Hidrolisat Minyak Sawit 528.946,2 kg
Nitrogen 59.513,4 kg
Alur 7 Alur 9
K2HPO4 115.059,24 kg
Pembuatan Media Alur 11
Media 795.566,232 kg
Alur 8
KH2PO4 25.127,88 kg
Alur 10
MgSO4 0,1 M 66.919,512 kg
34
Lampiran 5 Neraca massa proses produksi PHA Media 795.566,232 kg
Alur 12
Kultivasi
Alur 13
Inokulum 39.778,3kg
Broth 835 .344,542 kg Alur 14
Supernatan 623.185,142 kg
Sentrifugasi Alur 16
Alur 15
Biomassa R.eutropha 212.159,4 kg Alur 17
NaOCl 212.159,4 kg
Alur 18
Perendaman I Alur 19 Alur 20
Sentrifugasi
NaOCl 212.159,4 kg
Alur 21
Kloroform 212.159,4 kg
Alur 22
Perendaman II Alur 23 Alur 24
Kloroform 212.159,4 kg
Sentrifugasi Alur 25 Alur 26
Air dan protein serta komponen lain 288.127,33 kg
Pencucian
Air Panas 212.159,4 kg
Alur 27
Sentrifugasi Alur 28 Alur 29
Alur 30
Pengeringan Vakum
Air 2864,15 kg
Alur 31
PHA 133.327,32 kg
Kebutuhan bahan penunjang untuk kebutuhan pengolahan air membutuhka H2SO4 sebanyak 9,61 lb/ft3 dan NaOH sebanyak 3,5 lb/ft3 untuk setiap regenerasi (Flynn1992). Debit air = 94.527,86 kg/jam = 94,3 m3/jam X 1ft3/(0,304803)m3= 3338,22 ft3/jam Jadi H2SO4 yang dibutuhkan untuk sekali regenerasi yaitu 9,61 lb/ft3 X 3338,22 ft3 x 0,454 kg/lb= 14564,45 kg NaOH yang dibutuhkan untuk sekali regenerasi yaitu 3,5 lb/ft3 X 3338,22 ft3 x 0,454 kg/lb= 5304,43 kg
35
Lampiran 6 Neraca kesetimbangan komponen keseluruhan 1) Hidrolisis Enzimatis Masuk (ton)
Komponen
Alur 1
Trigliserida minyak sawit
Keluar (ton)
Alur 2
Alur 3
Alur 4
618
Air
1601,856
1601,856
Enzim Lipase
0,08879
0,08879
Gliserol
89,0538
asam lemak Laurat
1,0578924
Miristat
5,8184082
Palmitat
232,736328
Palmitoleat
0,5289462
Stearat
23,802579
Oleat
207,34691
Linoleat
53,4235662
Linolenat
2,1157848
Arakidat
2,1157848 Jumlah
618
1601,856
Jumlah total
0,08879424
2219,944794
2219,944794
2) Sentrifugasi 1 Komponen
Masuk (ton) Alur 4
Air
Keluar (ton) Alur 5
1601,856
1601,856
Enzim Lipase
0,08879
0,08879
Gliserol
89,0538
89,0538
Alur 6
asam lemak Laurat
1,0578924
1,0578924
Miristat
5,8184082
5,8184082
Palmitat
232,736328
232,736328
Palmitoleat
0,5289462
0,5289462
Stearat
23,802579
23,802579
Oleat
207,34691
207,34691
Linoleat
53,4235662
53,4235662
Linolenat
2,1157848
2,1157848
Arakidat
2,1157848
2,1157848
Jumlah Jumlah total
2219,94479
1690,998594
528,9462
2219,944794
36
Lanjutan Lampiran 6 Neraca kesetimbangan komponen keseluruhan 3) Pembuatan Media Komponen
Keluar (ton)
Masuk (ton) Alur 6
Alur 7
Alur 8
Alur 9
Alur 10
Alur 11
asam lemak Laurat
1,0578924
1,0578924
Miristat
5,8184082
5,8184082
Palmitat
232,736328
232,736328
Palmitoleat
0,5289462
0,5289462
Stearat
23,802579
23,802579
Oleat
207,34691
207,34691
Arakidat
2,1157848
2,1157848
Linoleat
53,4235662
53,4235662
Linolenat
2,1157848
2,1157848
Nitrogen
59,5134
KH2PO4
59,513400 25,127880
25,127880
MgSO4 0,1 M
66,919512
K2HPO4 Jumlah Jumlah total
115,059240 528,9462
59,5134
25,12788 795,566232
115,05924
66,919512 115,059240
66,919512 795,566232
37
Lanjutan Lampiran 6 Neraca kesetimbangan komponen keseluruhan 4) Kultivasi Komponen
Masuk (ton) Alur 12
Keluar (ton)
Alur 13
Alur 14
asam lemak Laurat
1,057892
0,789211
Miristat
5,818408
4,340659
Palmitat
232,736328
173,626347
0,528946
0,394605
23,802579
17,757240
207,346910
184,360765
Arakidat
2,115785
1,578421
Linoleat
53,423566
39,855139
Linolenat
2,115785
1,578421
Nitrogen
59,513400
44,398287
KH2PO4
25,127880
18,745943
MgSO4 0,1 M
66,919512
49,923407
115,059240
85,836688
Palmitoleat Stearat Oleat
K2HPO4 Mikroba Jumlah Jumlah total
39,778300 795,566232 835,344532
39,778300
212,159400 835,344532
38
Lanjutan Lampiran 6 Neraca kesetimbangan komponen keseluruhan 5) Sentrifugasi 2 Komponen
Masuk (ton)
Keluar (ton)
Alur 14
Alur 15
Alur 16
asam lemak Laurat
0,789211
0,789211
Miristat
4,340659
4,340659
Palmitat
173,626347
173,626347
0,394605
0,394605
17,757240
17,757240
184,360765
184,360765
Arakidat
1,578421
1,578421
Linoleat
39,855139
39,855139
Linolenat
1,578421
1,578421
Nitrogen
44,398287
44,398287
KH2PO4
18,745943
18,745943
MgSO4 0,1 M
49,923407
49,923407
K2HPO4
85,836688
85,836688
Palmitoleat Stearat Oleat
Mikroba Jumlah Jumlah total
212,159400 623,185132
835,344532
212,159400 212,159400
835,344532
6) Perendaman 1 Komponen
Masuk (ton) Alur 17
Mikroba
Alur 18
Keluar (ton) Alur 19
212,159400
PHA
133,327320
protein dan komponen lain
78,832080
NaOCl Jumlah Jumlah total
212,159400
212,159400 212,159400
424,318800
212,159400 424,318800
39
Lanjutan Lampiran 6 Neraca kesetimbangan komponen keseluruhan 7) Sentrifugasi 3 Komponen
Masuk (ton) Alur 19
Keluar (ton) Alur 20
Alur 21
Mikroba PHA protein dan komponen lain NaOCl
133,327320
133,327320
78,832080
78,832080
212,159400 Jumlah Jumlah total
424,318800
212,159400 212,159400
212,159400
424,318800
8) Perendaman 2 Komponen
Masuk (ton) Alur 21
PHA protein dan komponen lain
Jumlah total
Alur 22
Alur 23
133,327320
133,327320
78,832080
78,832080
Kloroform Jumlah
Keluar (ton)
212,159400 212,159400
212,159400 424,318800
212,159400 424,318800
9) Sentrifugasi 4 Komponen
Masuk (ton) Alur 23
Keluar (ton) Alur 24
Alur 25
Mikroba PHA protein dan komponen lain Kloroform
133,327320
133,33
78,832080
78,832080
212,159400 Jumlah
Jumlah total
424,318800
212,159400 212,159400
212,159400
424,318800
10) Pencucian Komponen
Masuk (ton) Alur 25
PHA protein dan komponen lain Air Jumlah Jumlah total
Alur 26
Keluar (ton) Alur 27
133,327320
133,327320
78,832080
78,832080 212,159400 212,159400
212,159400 424,318800
212,159400 424,318800
40
Lanjutan Lampiran 6 Neraca kesetimbangan komponen keseluruhan 11) Sentrifugator 5 Komponen
Masuk (ton)
Keluar (ton)
Alur 27
Alur 28
Alur 29
Mikroba PHA
133,327320
protein dan komponen lain Air Jumlah Jumlah total
133,327320
78,832080
78,832080
212,159400
209,295250 288,127330
424,318800
2,864150 136,191470
424,318800
12) Sentrifugator 5 Komponen
Masuk (ton) Alur 29
PHA Air Jumlah total
Alur 30
Alur 31
133,327320 2,864150
Jumlah
Keluar (ton)
136,191470
133,327320 2,864150 2,864150
133,327320
136,191470
d=3
Tangki nutrisi media
d=6 p=1,75 l=1,23 p=2,386 l=1,657 p=1,8 l=1,550 d=3 d=3 d=5
Bioreaktor PHA
Cooler
Vacuum dryer
Sentrifugator
Tangki mixing pencucian
Tangki Perendaman
Tangki air Hidrolisis
Kultivasi
25,0
9,0
9,0
2,8
4,0
2,2
37,50
13,50
13,50
4,19
5,93
3,23
54,00
37,50
6,00
1,50
0,23
54,00
54,00
24,00
24,00
0,09
24,00
4,19
37,50
150
Kelonggaran (150% luas alas) (m2)
1,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
5,0
2,0
1,0
2,0
4,0
2,0
2,0
1,0
1,0
1,0
3,0
1,0
1,0
10,0
(unit)
Jumlah alat 2
62,5
22,5
22,5
20,9
9,9
5,4
900,0
62,5
10,0
2,5
0,8
90,0
90,0
200,0
80,0
0,2
80,0
27,9
125,0
1125,0
Alat (m )
Luas
Kebutuhan
8,0
6,0
10,0
8,0
4,0
6,0
6,0
6,0
6,0
(m )
2
Operator
Area
506
282,7
910,0
83,0
390,8
325,1
Total Luas
*d=diameter, p= panjang, l=lebar, perhitungan luas area untuk alat yang beralas lingkaran diameter diasumsikan sebagai sisi persegi
Pemurnian PHA
25,0
d=5
Propagasi
36,0
4,0
d=2
1,0
d=1
0,2
36,0
36,0
16,0
16,0
0,1
16,0
2,8
25,0
100
(m )
2
Alas
Bioreaktorproses propagasi bakteri II Bioreaktorproses propagasi bakteri III
p=0,3 l=0,5
d=4
Tangki penyimpanan sementara
Heat exchanger
d=0,25
Tangki penyimpanan enzim lipase
d=6
d=4
Tangki air Hidrolisis
tangki sterilizer
p=1,8 l=1,550
Sentrifugator
d=6
d=5
Tangki hidrolisis
tangki mixing pembuatan media
d=10
(m)
Tangki penyimpanan CPO
Alat
Luas
Bioreaktorproses propagasi bakteri I
Pembuatan media
Pembuatan hidrolisat
Bahan baku
Area
Dimensi alas
Lampiran 7 Perhitungan kebutuhan luas dan harga tanah
41
2
20,0
165,0
Rp3.641.757.484
Biaya total tanah
*d=diameter, p= panjang, l=lebar, perhitungan luas area untuk alat yang beralas lingkaran diameter diasumsikan sebagai sisi persegi
Rp606.959.581
Harga tanah keseluruhan Biaya Perataan Tanah (20% harga tanah)
Rp600.000
5058 Rp3.034.797.903
Harga tanah/m
Total luas
45,0
100,0
512
1,0
1,0
Parkir
27,00
60,00
40,0
377,5
250
18,0
40,0
1,0
90,0
10,0
300
256,0
Pengelolaan limbah
p=6 l=3
Back Pressure Vessel
24,00
1,0
90,0
6,0
Total Luas
200
p=10 l=4
Boiler
16,0
54,00
1,0
22,5
62,5
62,5
250,0
62,5
62,5
(m )
2
Operator
Area
Ruang QC
d=4
cation dan anion exchange tank
36,0
54,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
2
Alat (m )
Luas
Kebutuhan
200
d=6
cooling tower
36,0
13,50
37,50
37,50
150,00
37,50
37,50
(unit)
Jumlah alat
Mushola dan toilet
d=6
menara air
9,0
25,0
25,0
100,0
25,0
25,0
(m )
2
Alas
Kelonggaran (150% luas alas) (m2)
300
d=3
d=5
Tangki pemanas
sand filter
p=5 l=5
(m)
Bak penampungan air
Daerah pengaliran air dari sumber
d=10
d=5
Tangki penyimpanan sementara
Tangki penyimpanan PHA
d=5
Tangki kloroform
Alat
Luas
Kantor
utilitas
Penyimpanan PHA
Area
Ukuran alas
Lanjutan Lampiran 7 Perhitungan kebutuhanluas dan harga tanah
42
*Keterangan Simbol sama dengan Process flow Diagram pada Lampiran 3
Lampiran 8 Denah ruangan dalam pabrik
43
44
Lampiran 9 Perhitungan Estimasi biaya peralatan terpasang (HPT) Penyesuaian harga alat dengan kapasitas yang dibutuhkan dilakukan perhitungan [ ] [ ]
menggunakan persamaan:
(Peters MS dan Timmerhaus 1991). Dimana Cx = Harga alat sekarang Cy = Harga alat pada kapasitas tersedia X1 = Kapasitas alat yang tersedia X2 = Kapasitas alat yang diinginkan Ix = Indeks harga tahun sekarang Iy = Indeks harga pada tahun tersedia m = Faktor eksponensial untuk kapasitas (=0,49 untuk tangki/alat penampung =0,54 untuk reaktor, alat pemisah/pemurnian) Indeks harga tahun sekarang ditentukan dengan menggunakan metode regresi [ ] √
Tabel 12 Harga indeks Marshall dan Swift No Tahun (Xi) Indeks (Yi) 1 1989 895 2 1990 915 3 1991 931 4 1992 943 5 1993 967 6 1994 993 7 1995 1028 8 1996 1039 9 1997 1057 10 1998 1062 11 1999 1068 12 2000 1089 13 2001 1094 14 2002 1103 Total 27937 14184 Sumber : Peters MS dan Timmerhaus (1991) Data
√[
n = 14 ΣXiYi = 28307996
Xi.Yi Xi2 Yi2 1780155 3956121 801025 1820850 3960100 837225 1853621 3964081 866761 1878456 3968064 889249 1927231 3972049 935089 1980042 3976036 986049 2050860 3980025 1056784 2073844 3984016 1079521 2110829 3988009 1117249 2121876 3992004 1127844 2134932 3996001 1140624 2178000 4000000 1185921 2189094 4004001 1196836 2208206 4008004 1216609 28307996 55748511 14436786
ΣXi = 27937 ΣXi2 = 55748511 ] [
ΣYi = 14184 ΣYi2 = 14436786
45
Lanjutan Lampiran 9 Perhitungan Estimasi biaya peralatan terpasang (HPT) Harga yang koefisien r yang mendekati 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel X dan Y, sehingga persamaan regresi yang mendekati adalah persamaan regresi linier. Persamaan umum untuk regresi linier : Dimana
Y = Indeks harga pada tahun sekarang X = Variabel tahun ke n-1 a,b = Tetapan persamaan regresi Tetapan regresi ditentukan dengan ( (
)
(
) )
Maka :
Sehingga diperoleh persamaan linier :
Sehungga indeks harga untuk tahun 2015 adalah 16,809(2015) - 32528,8= 1340,932 Estimasi harga alar yang digunakan menggunakan harga sekarang sehingga [ ] =1. Untuk harga alat impor sampai di lokasi pabrik ditambahkan biaya sebagai berikut (Rusjdi 2004) : Biaya transportasi = 5% Biaya asuransi = 1% Bea masuk = 15% PPn = 10% PPh = 10% Biaya gudang di pelabuhan = 0,5% Biaya administrasi dan pelabuhan = 0,5% Transportasi local = 0,5% Biaya tak terduga = 0,5% Total = 43%
46
Lanjutan Lampiran 9 Perhitungan Estimasi biaya peralatan terpasang (HPT)
a) Perhitungan Harga Unit Proses [ Cx Cy X1 X2 N M
= = = = = =
]
Harga alat sekarang Harga alat pada kapasitas tersedia Kapasitas alat yang tersedia Kapasitas alat yang diinginkan Jumlah alat Faktor eksponensial untuk kapasitas (=0,49 untuk tangki/alat penampung =0,54 untuk reaktor, alat pemisah/pemurnian)
Tabel perhitungan harga unit proses Kapasitas Sat
Harga m
N (unit)
Biaya sebelum
Biaya Setelah
tambahan
Tambahan
No
Nama Peralatan
1
Tangki penyimpanan CPO
m3
30
2059,5
0,49
$1.800
$14.297
2
$28.593
$40.888
2
Tangki hidrolisis
m3
40
457,68
0,54
$15.000
$55.935
2
$111.871
$159.975
3
Tangki lipase Tangki air Hidrolisis
m3
20
0,266
0,49
$8.910
$1.074
1
$1.074
$1.535
m3
20
1922,2
0,49
$6.700
$62.753
2
$125.506
$179.474
Sentrifugator Tangki penyimpanan sementara
rpm
3000
9000
0,54
$28.000
$50.676
5
$253.381
$362.334
m3
20
709,20
0,49
$8.910
$51.198
1
$51.198
$73.213
X1
4 5 6
Cy
X2
Cx
Tangki nutrisi 7
Nitrogen
m3
20
221,56
0,49
$8.910
$28.951
1
$28.951
$41.400
8
KH2PO4
m3
20
38,69
0,49
$8.910
$12.311
1
$12.311
$17.605
9
MgSO4
m3
20
1,07
0,49
$8.910
$2.126
1
$2.126
$3.040
K2HPO4 tangki mixing pembuatan media
m3
20
169,7
0,49
$8.910
$25.409
1
$25.409
$36.335
m3
155,37
0,54
$15.000
$31.212
1
$31.212
$44.633
tangki sterilizer
m3
40 0,01 2
77,68
0,54
$80
$9.144
1
$9.144
$13.075
Bioreaktor PHA Bioreaktor propagasi bakteri I Bioreaktor propagasi bakteri II Bioreaktor propagasi bakteri III Tangki mixing pencucian Tangki Perendaman I Tangki Perendaman II
m3
50
956,11
0,54
$98.500
$484.694
10
$4.846.942
$6.931.127
m3
50
50
0,54
$98.500
$98.500
1
$98.500
$140.855
m3
50
100
0,54
$98.500
$143.216
1
$143.216
$204.799
m3
50
1000
0,54
$98.500
$496.584
1
$496.584
$710.115
m3
40
429,88
0,54
$15.000
$54.074
1
$54.074
$77.326
m3
40
356,66
0,54
$15.000
$48.887
1
$48.887
$69.909
m3
40
298,16
0,54
$15.000
$44.380
1
$44.380
$63.463
10 11 12 13 14 15
16 17 18 19
47
Lanjutan Lampiran 9 Perhitungan Estimasi biaya peralatan terpasang (HPT) Lanjutan Tabel perhitungan harga unit proses Kapasitas S No
20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Peralatan
Tangki air pencucian Tangki NaOCl Tangki kloroform Cooler Vacuum dryer Tangki penyimpanan PHA
a t m 3 m 3 m 3 m 3 m 3 m 3
Harga
m
X1
Cy
X2
Cx
N (unit)
Biaya sebelum
Biaya Setelah
tambahan
Tambahan
20
254,59
0,49
$6.700
$23.304
1
$23.304
$33.325
20
458,72
0,49
$8.910
$41.355
1
$41.355
$59.138
20
341,73
0,49
$8.910
$35.800
1
$35.800
$51.194
10
77,687
0,54
$30.000
$90.763
1
$90.763
$129.792
1
55,87
0,54
$38.500
$338.023
1
$338.023
$483.373
15
895,96
0,49
$5.000
$37.094
1
$37.094
$53.045
$5.620
2
$11.240
$16.073
$6.700
1
$6.700
$9.581
$6.700
5
$33.500
Pompa air Pompa hidrolisat minyak sawit Pompa sentrifugator Total Biaya Peralatan Kurs dollar Nilai dalam Rupiah
Rp129.752.580.544
b) Harga Unit Utilitas Nama Alat
No
Jumlah
Harga
1
Bak sedimentasi
1
Rp21.800.000
2
Sand Filter
1
Rp170.053.000
3
Pompa Sand filter
1
Rp12.455.300
4
Pompa Sedimentasi
1
Rp4.600.000
5
Cation Exchanger
1
Rp627.390.000
6
Tangki Pelarutan asam sulfat
1
Rp194.500.000
7
Pompa larutan asam sulfat
1
Rp4.500.000
8
Pompa cation exchanger
1
Rp6.500.000
9
Tangki pelarutan NaOH
1
Rp238.300.000
10
Pompa larutan NaOH
1
Rp5.700.000
11
Anion Exchanger
1
Rp627.390.000
12
Pompa Anion Exchanger
1
Rp6.500.000
13
BPV
1
Rp393.000.000
14
Generator
1
Rp750.000.000
15
Tangki Pemanas
1
Rp111.189.000
16
Menara air
1
Rp25.701.000
17
Cooling Tower
1
Rp25.701.000
18
Boiler
1
Rp1.000.000.000
Total
$47.905 $9.980.968 Rp13.000
Rp4.225.279.300
48
Lanjutan Lampiran 9 Perhitungan Estimasi biaya peralatan terpasang (HPT) Total harga alat unit proses dan utilitas adalah Rp129.752.580.544 + Rp4.225.279.300 = Rp133.977.859.844 Biaya pemasangan alat adalah 10% dari harga alat yaitu sebesar Rp13.397.785.984 Sehingga biaya peralatan terpasang adalah Rp133.977.859.844 + Rp13.397.785.984= Rp147.375.645.828
Lampiran 10 Modal Investasi Tetap No. Komponen 1. Modal investasi Tetap Langsung Biaya Tanah Biaya Bangunan dan Sarana Harga Peralatan Terpasang (HPT) Instrumentasi dan Alat Kontrol (13% HPT) Biaya Perpipaan (80% HPT) Biaya Instalasi Listrik (10%HPT) Biaya Insulasi (8%HPT) Biaya Inventaris kantor (1%) Sarana Pengolahan limbah Sarana Transportasi (10% HPT) Total MITL Modal Investasi Tetap Tak Langsung 2 Pra Investasi (7% MITL) Engineering and Supervisi (8% MITL) Biaya Kontraktor (2%MITL) Biaya Tak Terduga (10% MITL) Total MITTL Total Investasi
Harga Total 3.641.757.484 8.925.450.000 147.375.645.828 19.158.833.958 117.900.516.663 14.737.564.583 11.790.051.666 1.473.756.458 58.950.258.331 14.737.564.583 398.691.399.553 27.908.397.969 31.895.311.964 7.973.827.991 39.869.139.955 107.646.677.879 506.338.077.433
49
Lampiran 11 Biaya bahan baku No
Bahan
Kebutuhan Bahan
harga/ton Satuan
1
/hari
Total harga/bulan
/bulan
Bahan Baku CPO
Rp7.150.000
ton
618,00
15450,00
Rp110.467.500.000
Rp130.000.000
ton
0,09
2,22
Rp288.581.280
MgSO4
Rp910.000
ton
0,79
19,84
Rp18.052.398
NaOCl
Rp3.900.000
ton
212,16
5303,99
Rp20.685.541.500
K2HPO4
Rp1.287.000
ton
85,84
2145,92
Rp2.761.795.425
KH2PO4
Rp6.890.000
ton
18,75
468,65
Rp3.228.988.730
Nitrogen
Rp650.000
ton
44,40
1109,96
Rp721.472.159
Mikroba
Rp3.835.000
150,00
Rp575.250.000
5,30
132,61
Rp646.477.574
14,56
364,11
Rp2.840.068.336
5644,04
141101,12
Rp1.460.396.629
enzim lipase
2
3
/tabung
Bahan penunjang NaOH
Rp4.875.000
H2SO4
Rp7.800.000
ton
Utilitas Solar
Rp10.350/liter
Liter
Total
Rp143.694.124.031
Lampiran 12 Gaji tetap karyawan No
Jabatan
Jumlah (orang)
Gaji (Rp)
Biaya gaji/tahun (+ gaji 1 bulan) (Rp)
1
Direktur
1
15.000.000
195.000.000
2
Sekretaris
1
2.800.000
36.400.000
3
Manajer Produksi
1
8.400.000
109.200.000
4
Manajer Teknik
1
8.400.000
109.200.000
5
Manajer Umum dan Keuangan
1
8.400.000
109.200.000
6
Manajer Pembelia dan Pemasaran
1
8.400.000
109.200.000
7
Kepala seksi Proses
3
5.600.000
218.400.000
8
Kepala Seksi QC dan R & D
3
5.600.000
218.400.000
9
Kepala Seksi Utilitas
3
5.600.000
218.400.000
10
Kepala Seksi Mesin
3
5.600.000
218.400.000
11
Kepala Seksi Keuangan
3
5.600.000
218.400.000
12
Kepaala Seksi Personalia
3
5.600.000
218.400.000
13
Kepala Seksi Keamanan
3
5.600.000
218.400.000
14
Karyawan QC dan RND
8
2.800.000
291.200.000
15
Karyawan Produksi
36
2.800.000
1.310.400.000
16
Karyawan Teknik
36
2.800.000
1.310.400.000
17
Karyawan Umum dan Keuangan
12
2.800.000
436.800.000
18
Petugas Keamanan
12
1.500.000
234.000.000
19
Supir
3
1.500.000
58.500.000
20
Petugas Kebersihan
10
1.500.000
195.000.000
5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 60.760.569.292 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774
Bulan-2
Bulan-3
Bulan-4
Bulan-5
Bulan-6
Bulan-7
Bulan-8
Bulan-9
Bulan-10
Bulan-11
Bulan-12
Tahun-1
Bulan-1
Bulan-2
Bulan-3
Bulan-4
Bulan-5
303.802.846.460
Tahun-0
Repayment (Rp)
Bulan-1
Loan (Rp)
Period
Lampiran 13 Pembayaran kredit modal investasi tetap
2.506.373.483
2.563.336.517
2.620.299.551
2.677.262.584
2.734.225.618
37.253.824.047
2.791.188.652
2.848.151.686
2.905.114.719
2.962.077.753
3.019.040.787
3.076.003.820
3.132.966.854
3.189.929.888
3.246.892.922
3.303.855.955
3.360.818.989
3.417.782.023
Interest (Rp)
7.569.754.258
7.626.717.291
7.683.680.325
7.740.643.359
7.797.606.392
98.014.393.339
7.854.569.426
7.911.532.460
7.968.495.494
8.025.458.527
8.082.421.561
8.139.384.595
8.196.347.628
8.253.310.662
8.310.273.696
8.367.236.730
8.424.199.763
8.481.162.797
Total (Rp)
222.788.754.070
227.852.134.845
232.915.515.619
237.978.896.393
243.042.277.168
303.802.846.460
248.105.657.942
253.169.038.716
258.232.419.491
263.295.800.265
268.359.181.039
273.422.561.814
278.485.942.588
283.549.323.362
288.612.704.137
293.676.084.911
298.739.465.685
303.802.846.460
303.802.846.460
Beginning Balance (Rp)
217.725.373.296
222.788.754.070
227.852.134.845
232.915.515.619
237.978.896.393
243.042.277.168
243.042.277.168
248.105.657.942
253.169.038.716
258.232.419.491
263.295.800.265
268.359.181.039
273.422.561.814
278.485.942.588
283.549.323.362
288.612.704.137
293.676.084.911
298.739.465.685
303.802.846.460
End Balance (Rp)
50
5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 60.760.569.292
Bulan-1
Bulan-2
Bulan-3
Bulan-4
Bulan-5
Bulan-6
Bulan-7
Bulan-8
Bulan-9
Bulan-10
Bulan-11
Bulan-12
Tahun-3
5.063.380.774
Bulan-11 5.063.380.774
5.063.380.774
Bulan-10
60.760.569.292
5.063.380.774
Bulan-9
Tahun-2
5.063.380.774
Bulan-8
Bulan-12
5.063.380.774
Bulan-7
Repayment (Rp) 5.063.380.774
Loan (Rp)
Bulan-6
Period
20.848.470.338
1.424.075.843
1.481.038.876
1.538.001.910
1.594.964.944
1.651.927.978
1.708.891.011
1.765.854.045
1.822.817.079
1.879.780.112
1.936.743.146
1.993.706.180
2.050.669.214
29.051.147.193
2.107.632.247
2.164.595.281
2.221.558.315
2.278.521.348
2.335.484.382
2.392.447.416
2.449.410.450
Interest (Rp)
Lanjutan Lampiran 13 Pembayaran kredit modal investasi tetap
81.609.039.630
6.487.456.617
6.544.419.651
6.601.382.685
6.658.345.718
6.715.308.752
6.772.271.786
6.829.234.819
6.886.197.853
6.943.160.887
7.000.123.921
7.057.086.954
7.114.049.988
89.811.716.485
7.171.013.022
7.227.976.055
7.284.939.089
7.341.902.123
7.398.865.156
7.455.828.190
7.512.791.224
Total (Rp)
182.281.707.876
126.584.519.358
131.647.900.133
136.711.280.907
141.774.661.681
146.838.042.456
151.901.423.230
156.964.804.004
162.028.184.778
167.091.565.553
172.154.946.327
177.218.327.101
182.281.707.876
243.042.277.168
187.345.088.650
192.408.469.424
197.471.850.199
202.535.230.973
207.598.611.747
212.661.992.522
217.725.373.296
Beginning Balance (Rp)
121.521.138.584
121.521.138.584
126.584.519.358
131.647.900.133
136.711.280.907
141.774.661.681
146.838.042.456
151.901.423.230
156.964.804.004
162.028.184.778
167.091.565.553
172.154.946.327
177.218.327.101
182.281.707.876
182.281.707.876
187.345.088.650
192.408.469.424
197.471.850.199
202.535.230.973
207.598.611.747
212.661.992.522
End Balance (Rp)
51
5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 60.760.569.292 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 5.063.380.774 60.760.569.292
Bulan-2
Bulan-3
Bulan-4
Bulan-5
Bulan-6
Bulan-7
Bulan-8
Bulan-9
Bulan-10
Bulan-11
Bulan-12
Tahun-4
Bulan-1
Bulan-2
Bulan-3
Bulan-4
Bulan-5
Bulan-6
Bulan-7
Bulan-8
Bulan-9
Bulan-10
Bulan-11
Bulan-12
Tahun-5
Repayment (Rp) 5.063.380.774
Loan (Rp)
Bulan-1
Period
4.443.116.629
56.963.034
113.926.067
170.889.101
227.852.135
284.815.169
341.778.202
398.741.236
455.704.270
512.667.303
569.630.337
626.593.371
683.556.405
12.645.793.484
740.519.438
797.482.472
854.445.506
911.408.539
968.371.573
1.025.334.607
1.082.297.641
1.139.260.674
1.196.223.708
1.253.186.742
1.310.149.775
1.367.112.809
Interest (Rp)
Lanjutan Lampiran 13 Pembayaran kredit modal investasi tetap
65.203.685.921
5.120.343.808
5.177.306.842
5.234.269.875
5.291.232.909
5.348.195.943
5.405.158.977
5.462.122.010
5.519.085.044
5.576.048.078
5.633.011.111
5.689.974.145
5.746.937.179
73.406.362.776
5.803.900.213
5.860.863.246
5.917.826.280
5.974.789.314
6.031.752.347
6.088.715.381
6.145.678.415
6.202.641.449
6.259.604.482
6.316.567.516
6.373.530.550
6.430.493.583
Total (Rp)
60.760.569.292
5.063.380.774
10.126.761.549
15.190.142.323
20.253.523.097
25.316.903.872
30.380.284.646
35.443.665.420
40.507.046.195
45.570.426.969
50.633.807.743
55.697.188.518
60.760.569.292
121.521.138.584
65.823.950.066
70.887.330.841
75.950.711.615
81.014.092.389
86.077.473.164
91.140.853.938
96.204.234.712
101.267.615.487
106.330.996.261
111.394.377.035
116.457.757.810
121.521.138.584
Beginning Balance (Rp)
0
0
5.063.380.774
10.126.761.549
15.190.142.323
20.253.523.097
25.316.903.872
30.380.284.646
35.443.665.420
40.507.046.195
45.570.426.969
50.633.807.743
55.697.188.518
60.760.569.292
60.760.569.292
65.823.950.066
70.887.330.841
75.950.711.615
81.014.092.389
86.077.473.164
91.140.853.938
96.204.234.712
101.267.615.487
106.330.996.261
111.394.377.035
116.457.757.810
End Balance (Rp)
52
10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 130.005.222.656 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 10.833.768.555 130.005.222.656
Bulan-2
Bulan-3
Bulan-4
Bulan-5
Bulan-6
Bulan-7
Bulan-8
Bulan-9
Bulan-10
Bulan-11
Bulan-12
Tahun-1
Bulan-1
Bulan-2
Bulan-3
Bulan-4
Bulan-5
Bulan-6
Bulan-7
Bulan-8
Bulan-9
Bulan-10
Bulan-11
Bulan-12
Tahun-2
260.010.445.312
Tahun-0
Repayment
Bulan-1
Loan
Period
Lampiran 14 Pembayaran kredit modal kerja
9.506.631.907
121.879.896
243.759.792
365.639.689
487.519.585
609.399.481
731.279.377
853.159.274
975.039.170
1.096.919.066
1.218.798.962
1.340.678.859
1.462.558.755
27.057.336.965
1.584.438.651
1.706.318.547
1.828.198.444
1.950.078.340
2.071.958.236
2.193.838.132
2.315.718.029
2.437.597.925
2.559.477.821
2.681.357.717
2.803.237.614
2.925.117.510
Interest
139.511.854.563
10.955.648.451
11.077.528.347
11.199.408.243
11.321.288.140
11.443.168.036
11.565.047.932
11.686.927.828
11.808.807.725
11.930.687.621
12.052.567.517
12.174.447.413
12.296.327.310
157.062.559.621
12.418.207.206
12.540.087.102
12.661.966.998
12.783.846.895
12.905.726.791
13.027.606.687
13.149.486.583
13.271.366.479
13.393.246.376
13.515.126.272
13.637.006.168
13.758.886.064
Total
130.005.222.656
10.833.768.555
21.667.537.109
32.501.305.664
43.335.074.219
54.168.842.773
65.002.611.328
75.836.379.883
86.670.148.437
97.503.916.992
108.337.685.547
119.171.454.101
130.005.222.656
260.010.445.312
140.838.991.211
151.672.759.765
162.506.528.320
173.340.296.875
184.174.065.429
195.007.833.984
205.841.602.539
216.675.371.093
227.509.139.648
238.342.908.203
249.176.676.757
260.010.445.312
260.010.445.312
Beginning Balance
0
0
10.833.768.555
21.667.537.109
32.501.305.664
43.335.074.219
54.168.842.773
65.002.611.328
75.836.379.883
86.670.148.437
97.503.916.992
108.337.685.547
119.171.454.101
130.005.222.656
130.005.222.656
140.838.991.211
151.672.759.765
162.506.528.320
173.340.296.875
184.174.065.429
195.007.833.984
205.841.602.539
216.675.371.093
227.509.139.648
238.342.908.203
249.176.676.757
260.010.445.312
End Balance
53
54
Lampiran 15 Depresiasi dan amortisasi Komponen Bangunan Peralatan Proses dan utilitas Instrumentasi alat dan kontrol Biaya Perpipaan
Harga awal (Rp)
Harga Akhir (Rp)
Umur (Tahun)
Depresiasi (Rp)
8.925.450.000
4.462.725.000
20
223.136.250
147.375.645.828
14.737.564.583
10
13.263.808.125
19.158.833.958
1.915.883.396
10
1.724.295.056
117.900.516.663
58.950.258.331
10
5.895.025.833
Biaya Instalasi Listrik
14.737.564.583
7.368.782.291
10
736.878.229
Biaya Insulasi
11.790.051.666
5.895.025.833
10
589.502.583
Sarana Transportasi
14.737.564.583
2.947.512.917
10
1.179.005.167
Total Deperesiasi Amortisasi(Nilai amortisasi ditetapkan sebesar 20% dari modal investasi tetap tak langsung.)
23.611.651.243
Total Deperesiasi dan Amortisasi
45.140.986.819
21.529.335.576
1.593.854.548.892
Biaya Total
1.904.082.227.494
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 186.494.581.227
10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 212.247.963.140
1.345.992.749.959 1.206.660.000 33.609.938.374 1.380.809.348.333
20.848.470.338 45.140.986.819 1.206.660.000
1.886.092.808.288
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 168.785.272.466
78.432.900.000
9.506.631.907 29.051.147.193 45.140.986.819 1.206.660.000
Tahun 3 (Rp)
78.432.900.000
Tahun 2 (Rp)
78.432.900.000 27.057.336.965 37.253.824.047 45.140.986.819 1.206.660.000
Tahun 1 (Rp)
B. Biaya Variable Biaya variable bahan baku dan proses utilitas Biaya Pemasaran dan Distribusi Biaya Perawatan Total Biaya Variable
Gaji Tetap Karyawan Bunga Kredit Modal kerja Bunga Kredit Modalinvestasi Biaya depresiasi dan amortisasi Biaya Administrasi umum Biaya Laboratorium dan Penelitian pengembangan Biaya Asuransi Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Total Biaya Tetap
A. Biaya Tetap
Komponen
Lampiran 16 Perhitungan biaya tetap dan biaya variabel
1.877.890.131.434
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 160.582.595.612
12.645.793.484 45.140.986.819 1.206.660.000
78.432.900.000
Tahun 4 (Rp)
1.869.687.454.580
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 152.379.918.757
4.443.116.629 45.140.986.819 1.206.660.000
78.432.900.000
Tahun 5 (Rp)
55
1.865.244.337.950
Biaya Total
45.140.986.819 1.206.660.000 10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 147.936.802.128
45.140.986.819 1.206.660.000 10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 147.936.802.128
1.865.244.337.950
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
78.432.900.000
78.432.900.000
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
Tahun 7 (Rp)
Tahun 6 (Rp)
B. Biaya Variable Biaya variable bahan baku dan proses utilitas Biaya Pemasaran dan Distribusi Biaya Perawatan Total Biaya Variable
Komponen A. Biaya Tetap Gaji Tetap Karyawan Bunga Kredit Modal kerja Bunga Kredit Modal investasi Biaya depresiasi dan amortisasi Biaya Administrasi umum Biaya Laboratorium dan Penelitian pengembangan Biaya Asuransi Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Total Biaya Tetap
Lanjutan Lampiran 16 Perhitungan biaya tetap dan biaya variabel
1.865.244.337.950
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
45.140.986.819 1.206.660.000 10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 147.936.802.128
78.432.900.000
Tahun 8(Rp)
1.865.244.337.950
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
45.140.986.819 1.206.660.000 10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 147.936.802.128
78.432.900.000
Tahun 9 (Rp)
1.865.244.337.950
1.682.490.937.448 1.206.660.000 33.609.938.374 1.717.307.535.822
45.140.986.819 1.206.660.000 10.126.761.549 12.402.633.386 626.860.374 147.936.802.128
78.432.900.000
Tahun 10 (Rp)
88 56
80%
734.755.662.050 146.951.132.410 587.804.529.640
Pajak 20%
Laba bersih
1.865.244.337.950
2.600.000.000.000
Laba kotor sebelum pajak
Total Pengeluaran
B.Pengeluaran
PHA
A. Penjualan
100%
Tahun 6 (Rp)
388.916.360.887
Laba bersih
Komponen
97.229.090.222
486.145.451.108
1.593.854.548.892
2.080.000.000.000
Tahun 1 (Rp)
Pajak 20%
Laba kotor sebelum pajak
Total Pengeluaran
B.Pengeluaran
PHA
A. Penjualan
Komponen
Lampiran 17 Perhitungan labarugi
587.804.529.640
146.951.132.410
734.755.662.050
1.865.244.337.950
2.600.000.000.000
100%
Tahun 7 (Rp)
556.734.218.005
139.183.554.501
695.917.772.506
1.904.082.227.494
2.600.000.000.000
100%
Tahun 2 (Rp)
587.804.529.640
146.951.132.410
734.755.662.050
1.865.244.337.950
2.600.000.000.000
100%
Tahun 8 (Rp)
571.125.753.369
142.781.438.342
713.907.191.712
1.886.092.808.288
2.600.000.000.000
100%
Tahun 3 (Rp)
587.804.529.640
146.951.132.410
734.755.662.050
1.865.244.337.950
2.600.000.000.000
100%
Tahun 9 (Rp)
577.687.894.853
144.421.973.713
722.109.868.566
1.877.890.131.434
2.600.000.000.000
100%
Tahun 4 (Rp)
587.804.529.640
146.951.132.410
734.755.662.050
1.865.244.337.950
2.600.000.000.000
100%
Tahun 10 (Rp)
584.250.036.336
146.062.509.084
730.312.545.420
1.869.687.454.580
2.600.000.000.000
100%
Tahun 5 (Rp)
57
884.889.190.995
Subtotal
0 0
Kas awal tahun
506.338.077.433
Arus kas bersih
Subtotal
Angsuran modal kerja
Angsuran modal investasi tetap
Modal Kerja
Modal Investasi Tetap
506.338.077.433
563.813.291.772
B. Pengeluaran Bersih
321.075.899.223
Modal Pinjaman
Tahun 0 (Rp)
Modal sendiri
Laba bersih
A. Penerimaan Bersih
Komponen
Lampiran 18 Aliran Kas
0
-1.660.324.130.113
2.049.240.491.000
157.062.559.621
98.014.393.339
1.794.163.538.040
388.916.360.887
\
388.916.360.887
Tahun 1 (Rp)
-1.660.324.130.113
336.917.278.864
219.816.939.141
130.005.222.656
89.811.716.485
556.734.218.005
556.734.218.005
Tahun 2 (Rp)
-1.323.406.851.249
489.516.713.739
81.609.039.630
81.609.039.630
571.125.753.369
571.125.753.369
Tahun 3 (Rp)
-833.890.137.510
504.281.532.077
73.406.362.776
73.406.362.776
577.687.894.853
577.687.894.853
Tahun 4 (Rp)
-329.608.605.433
522.600.843.719
65.203.685.921
65.203.685.921
587.804.529.640
587.804.529.640
Tahun 5 (Rp)
58
587.804.529.640 128.216.964.617
Kas awal tahun
587.804.529.640
587.804.529.640
Tahun 6 (Rp)
Arus kas bersih
Subtotal
Angsuran modal kerja
Angsuran modal investasi tetap
Modal Kerja
Modal Investasi Tetap
B. Pengeluaran Bersih
Subtotal
Modal Pinjaman
Modal sendiri
Laba bersih
A. Penerimaan Bersih
Komponen
Lanjutan Lampiran 18 Aliran Kas
716.021.494.257
587.804.529.640
587.804.529.640
587.804.529.640
Tahun 7 (Rp)
1.303.826.023.897
587.804.529.640
587.804.529.640
587.804.529.640
Tahun 8 (Rp)
1.891.630.553.537
587.804.529.640
587.804.529.640
587.804.529.640
Tahun 9 (Rp)
2.479.435.083.177
587.804.529.640
587.804.529.640
0
587.804.529.640
Tahun 10 (Rp)
59
60
Lanjutan Lampiran 19 Hasil Analisis kelayakan Tahun Bt-Ct Akumulasi PV(DF12%) 0 -506.338.077.433 -506.338.077.433 -506.338.077.433 1 -1.660.324.130.113 -2.166.662.207.546 -1.407.054.347.554 2 336.917.278.864 -1.829.744.928.682 268.588.391.952 3 489.516.713.739 -1.340.228.214.943 348.428.327.814 4 504.281.532.077 -835.946.682.866 320.480.030.241 5 522.600.843.719 -313.345.839.147 296.537.753.547 6 587.804.529.640 274.458.690.493 297.800.067.885 7 587.804.529.640 862.263.220.133 265.892.917.754 8 587.804.529.640 1.450.067.749.772 237.404.390.852 9 587.804.529.640 2.037.872.279.412 211.968.206.118 10 587.804.529.640 2.625.676.809.052 189.257.326.891 NPV 522.964.988.066 IRR 17,75 % PBP 5,38 B/C 1,27 BEP 16,88% Kapasitas produksi pada titik BEP 6750 ton/tahun
61
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kota Kabanjahe pada tanggal 23 Maret 1993. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari Amir Pinem dan Meliana Ginting. Penulis mulai masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 1999 di SD Sint Yoseph Kabanjahe. Kemudian tahun 2005 melanjutkan sekolah ke SMP RK Xaverius I kabanjahe. Penulis lulus sekolah menengah pertama pada tahun 2008, kemudian diterima di SMA Negeri 1 Kabanjahe. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur SNMPTN Undangan di program studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum untuk dua mata kuliah yaitu analisis bahan dan produk agroindustri serta peralatan industri pertanian . Penulis juga pernah mengikuti praktik lapangan di PT Eastern Sumatra Bukit Maradja Palm Oil Mill pada bulan Juni – Agustus 2014 di Sumatera utara. Penulis merupakan penerima beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa hingga 2014 dan beasiswa TIN Foundation tahun 2012 – 2013. Penulis juga aktif pada kegiatan kemahasiswaan sebagai pengurus organisasi seperti International Association of Students in Agricultural and related Sciences (IAAS), Organisasi Keluarga Mahasiswa Katolik IPB (KEMAKI) dan Ikatan Mahasiswa Karo IPB (IMKA IPB).