ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI UKM RUMAH YOGHURT, JUNREJO, BATU). Productivity Analysis Of Mozzarella Chesse Production Department Using Objective Matrix (Omax) Method (Case Study In UKM Rumah Yoghurt, Junrejo, Batu). Kukuh Setianto1*, Usman Effendi2, Rizky L R Silalahi2 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB *email korespondensi:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas parsial dan produktivitas total pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt dan membuat usulan perbaikan produktivitas pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt. Metode yang digunakan untuk pengukuran produktivitas adalah metode Objective matrix (OMAX) dengan kriteria pemakaian bahan baku, pemakaian energi listrik, jumlah jam kerja mesin dan jumlah tenaga kerja. Pembobotan menggunakan model Analitic Hierarchy Procces (AHP). Hasil pengukuran produktivitas total tertinggi pada periode Maret 2014, terendah pada periode Februari 2014. Produktivitas parsial kriteria bahan baku tertinggi pada periode Juli dan Agustus 2014, terendah pada periode Mei 2014. Pemakaian energi listrik tertinggi pada periode Januari, Maret, dan Agustus 2014, terendah pada periode Februari 2014. Jam kerja mesin tertinggi pada periode November 2014 dan terendah pada periode Mei 2014. Tenaga kerja, tertinggi pada periode Januari, Maret, dan Agustus 2014, dan pada periode Februari dan Mei 2014. Usulan perbaikan produktivitas Untuk mencapai produktivitas optimal, maka untuk menghasilkan rata-rata output sebesar 411.75 kg produk keju mozzarella diperlukan bahan baku susu sebanyak 2239.674 liter susu sapi, 735.391 Kwh energi listrik, 20.391 jam, dan 5 orang tenaga kerja. Kata Kunci: keju mozzarella, Objective matrix (OMAX), Produktivitas ABSTRACT This aims of the resource is to determine the level of productivity of partial and total productivity in the production of mozzarella cheese at yogurt’s home and make the proposals on the improvement of productivity in home production of mozzarella cheese yogurt. The method which used for the measurement of productivity is a method Objective matrix (OMAX) with criteria raw materials consumption, energy consumption of electricity, the number of hours the machine and the amount of labor. Weighting using Analytic Hierarchy models Procces (AHP).The highest results of the measurement’s productivity is occurs in the March 2014 period, the lowest total productivity occurs in the period of February 2014. The higest partial productivity criteria raw materials is in the period July and August 2014, the lowest productivity is in the period of May 2014. The highest usage of electrical energy is in the period of January, March, and August 2014, the lowest productivity in the period of February 2014. The highest productivity machines in the period of November 2014 and the lowest in the period of May 2014. Criteria labour, the highest productivity is in the period of January, March and August 2014, and the lowest in the period of February and May 2014. Proposed improvement of productivity is used to achieves the optimum productivity, then to produce an average output of 411,75 kg of mozzarella cheese products be required raw materials 2239,674 liters of milk of dairy cows, 735,391 Kwh of electricity, 20,391 hours and 5 workers. Keywords: Mozzarella Cheese, Objective Matrix (OMAX), Productivity
PENDAHULUAN Produktivitas merupakan rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap seluruh apa yang digunakan (input). Produktivitas mencakup efisiensi, efektivitas, dan tingkat turnover. Produktivitas dapat digunakan untuk mengukur output, mengukur tingkat kepuasan konsumen, dan untuk mengetahui gangguan dalam alur kerja serta mengidentifikasikan loyalitas dan kepuasan kerja (Gupta, 2010). Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu pengukuran di perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui tolok ukur produktivitas yang telah dicapai dan merupakan dasar dari perencanaan di masa yang akan datang bagi peningkatan produktivitas yang telah dicapai (Henni, 2008). Rumah Yoghurt yang terletak di desa Junrejo, kecamatan Junrejo, kota Batu, yang merupakan produsen Yoghurt dan keju mozzarella. Dalam perkembangannya Rumah Yoghurt memproduksi keju mozzarella rata–rata per bulan 300kg 400kg. Keju mozzarella merupakan keju khas Italia yang sering digunakan sebagai lapisan atas pizza, termasuk jenis keju lembut yang mengandung 40-50 persen lemak. Keju tersebut umumnya dibuat dari susu sapi, tetapi aslinya dari susu kerbau. Keju Mozzarella termasuk kelompok keju “ pasta filata ” yaitu keju yang proses pembuatannya dengan pemanasan dan dimulurkan pada suhu 75-85 0C. Ciri-ciri keju Mozzarella adalah mulur, berserabut dan lunak. Metode yang dapat digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah Objective Matrix (OMAX). Metode OMAX adalah analisis produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di setiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas di setiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (Leonard dan Wahyu, 2010). Model pembobotan yang dapat digunakan pada pengukuran produktivitas dengan metode OMAX adalah Analitic Hierarchy Process (AHP).
Metode AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari Wharton Business Scholl di awal tahun 1970, yang digunakan untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam pemecahan suatu permasalahan. Pengembangan AHP menjadikan pengambilan keputusan dalam suatu permasalahan ke dalam system hierarki untuk tujuan, atribut atau kriteria dan alternative (Rao, 2007). AHP memiliki banyak keunggulan, diantaranya mudah dipahami karena dapat digambarkan secara grafis, mampu menguji konsistensi penilaian bila terjadi penyimpangan dengan cara memperbaiki penilaian atau menstruktur ulang hierarki yang telah disusun (Marmin, 2004). Rumusan masalah 1. Bagaimana tingkat produktivitas parsial dan produktivitas total pada bagian produksi di Rumah Yoghurt Batu dengan menggunakan metode OMAX? 2. Bagaimana usulan perbaikan produktivitas yang diberikan pada bagian produksi di Rumah Yoghurt ? Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menghitung tingkat produktivitas parsial dan total pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt pada periode Januari – November 2014. 2. Membuat usulan perbaikan produktivitas pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt Manfaat Memberikan gambaran dan informasi kepada perusahaan yang dapat digunakan dalam usaha peningkatan produktivitas perusahaan. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 hingga selesai di Rumah Yoghurt yang terletak di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.
Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis produktivitas dilakukan pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt pada periode JanuariNovember 2014 2. Kriteria output yang akan diukur adalah jumlah produksi keju mozzarella. Kriteria input yang akan diukur adalah kriteria produktivitas bahan baku, kriteria energi listrik, dan kriteria jam kerja mesin, kriteria jumlah tenaga kerja. 3. Mesin yang diukur adalah mesin utama yang digunakan dalam pengolahan Prosedur Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas parsial dan total, serta memberikan usulan perbaikan produktivitas pada bagian produksi Rumah Yoghurt. Langkah – langkah yang dilakukan antara lain sebagai berikut (Gambar 1):
Secara lebih rinci, tahapan pengolahan data dengan menggunakan metode OMAX adalah sebagai berikut : 1. Penentuan performance Performance produktivitas yang dicapai perusahaan diperoleh dari rasio tiap kriteria per bulan yang akan diukur 2. Penentuan nilai produktivitas rata-rata (skor3) Skor 3 merupakan nilai produktivitas yang telah dicapai selama ini. Nilai pada skor 3 diperoleh dengan merata-ratakan nilai rasio tiap kriteria. Rumus untuk menghitung nilai produktivitas rata-rata adalah:
Keterangan: μ = rata-rata rasio tiap kriteria yang diukur selama 12 bulan n = jumlah data xi = rasio tiap kriteria/bulan 3. Penentuan nilai produktivitas tertinggi (skor 10) Uji normalitas data harus dilakukan dulu sebelum menentukan nilai skor 10 agar diketahui bahwa data di setiap kriteria yang akan digunakan berdistribusi normal. BKA =μ+ Keterangan: BKA = Batas Kendali Atas μ = Rata-rata rasio tiap kriteria yang diukur selama 12 bulan n = Jumlah data σ = Standart Deviasi k = Konstanta
Gambar 1. Diagram Pelaksanaan Penelitian Pengolahan data dengan metode OMAX Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu penentuan performance, penentuan skor 3 penentuan skor 10, penentuan skor 0, penentuan skor 1-2 dan 4-9, penentuan score, weight, dan value, dan terakhir penentuan performance indicator..
4. Penentuan nilai produktivitas terendah (skor 0) Skor 0 diperoleh dari nilai Batas Kendali Bawah (BKB). Rumus BKB adalah: BKB = μ - kσ 5. Penentuan nilai produktivitas realistis (skor 1-2 dan 4-9) Nilai produktivitas realistis merupakan nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran akhir. Nilai ini berfungsi untuk mengisi matriks yang belum terisi dan merupakan kisaran pencapaian dari nilai terburuk sampai nilai optimal, sehingga dapat diketahui skor yang
dicapai pada periode pengukuran. Skor 1-2 didapat dari interpolasi nilai pada antara skor 0 dan 3. Hasil interpolasi tersebut dijadikan interval antara skor 0 sampai skor 3. Skor 4-9 didapat dari interpolasi nilai pada skor 3 dan 10. Hasil interpolasi tersebut dijadikan interval antara skor 3 sampai skor 10. 6. Penentuan score, weight,dan value Score merupakan nilai level dimana pengukuran produktivitas berada. Weight merupakan nilai yang mempunyai pengaruh berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas yang diukur. Pembobotan diukur menggunakan metode AHP. Value dihasilkan dari perkalian skor pada kriteria tertentu dengan bobot kriteria. 7. Penentuan performance indicator Perhitungan performance indicator terdiri dari tiga, yaitu: a. current merupakan jumlah nilai semua kriteria pengukuran b. previous merupakan jumlah pengukuran sebelumnya c. indeks produktivitas (IP) merupakan perbandingan antara periode yang diukur dengan periode sebelumnya untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan atau penurunan produktivitas IP dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudaryanto dan Waskito, 2006)
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perusahaan Sejarah berdirinya usaha Rumah Yoghurt berawal dari kerjasama yang dilakukan oleh Dr. Ir. Purwadi, MS dan Tri Darmanto dalam pengolahan produk susu yaitu yoghurt dan keju mozzarella. Keberadaan Koperasi Unit Desa (KUD) Mitra Bhakti Makmur yang berdiri pada tahun 2000 dan berlokasi di Jl. Raya Junrejo No. 1A Kota Batu, membuka peluang usaha kerjasama sebagai tempat produksi Rumah Yoghurt. Kerjasama yang dilakukan oleh Rumah Yoghurt dengan KUD, yaitu untuk mempermudah memperoleh bahan baku susu dan sebagai
lokasi produksi. Kemudian pada 11 November 2008, usaha Rumah Yoghurt pun resmi didirikan. Rumah Yoghurt memproduksi olahan susu menjadi yoghurt dan keju mozzarella. Lokasi Rumah Yoghurt terletak di Desa Junrejo, Kota Batu, yang beralamat di JL. Raya Junrejo No. 1A, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Usaha yang berlokasi di aria komplek Koperasi Mitra Bhakti Makmur ini mempunyai luas area ± 62,56 m². Data input dan Output Produksi Rumah Yoghurt Data input dan output yang dibutuhkan dalam pengukuran produtivitas ini didapatkan dari data historis perusahaan, mulai bulan januari 2014 hingga November 2014. Data input dan output dapat dilihat di Tabel 1. Tabel 1. Data Input dan Output bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bahan Baku (Liter) 4.000 1.600 4.000 2.400 800 3.200 2.400 4.000 3.200 2.400 2.400
Energi Listrik (Kwh) 1.122 1.021 1.122 1.049 991 1.075 1.051 1.123 1.079 1.047 1.050
Jam Kerja Mesin (Jam) 35 15 35 21 7 29 23 36 28 22 22
Tenaga Kerja (Orang) 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Output (Kg) 56,.00 235,50 567,75 360,25 107,00 463,75 368,25 608,00 480,00 360,00 367,75
Sumber: Data Primer 2014 Penentuan Performance Performance didapatkan dari setiap rasio tiap kriteria pengukuran, pembagian antara output sesuai standar (jumlah produk yang dihasilkan) dengan input (bahan baku, energi listrik, jumlah jam kerja mesin, tenaga kerja. Nilai performance dapat dilihat Tabel 2 . Tabel 2. Nilai Performance Tiap Kriteria Periode
Bahan Baku
Energi Listrik
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Rata-rata
0,1417 0,1472 0,1419 0,1501 0,1337 0,1449 0,1534 0,1520 0,1500 0,1500 0,1532 0,1471
0,5053 0,2306 0,5060 0,3434 0,1080 0,4313 0,3504 0,5414 0,4448 0,3438 0,3502 0,3778
Jam Kerja Mesin 1,.2000 15,7000 16,2214 17,1548 15,2857 15,9913 16,0109 16,8889 17,1429 16,3636 16,7159 16,3341
Sumber: Data Sekunder 2014
Tenaga Kerja 81,0000 33,6429 81,1071 51,4643 15,2857 66,2500 52,6071 86,8571 68,5714 51,4286 52,5357 58,2500
Penentuan Nilai Produktivitas Rata-rata (Level 3 atau µ) Nilai pada level 3 diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai produktivitas yang telah dicapai masing-masing kriteria pada setiap periode pengukuran yaitu periode januari 2014 sampai November 2014. Nilai skor 3 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Skor 3 Dari Masing-Masing Kriteria No 1 2 3 4
Kriteria Produktivitas Bahan Baku Energi Listrik Jam Kerja Mesin Tenaga Kerja
Level 3 0.1471 0.3778 16.3341 58.2500
Sumber: Data Sekunder 2014 Penentuan Nilai Produktivitas Tertinggi (Level 10 atau BKA) Setiap perusahaan memiliki target tertentu dalam pencapaian produksi sesuai dengan kemampuan perusahaan. Nilai skor10 menggambarkan target yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan. Skor 10 diperoleh dengan menggunakan rumus batas kendali atas yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Skor 10 Dari Masing-Masing Kriteria No 1 2 3 4
Kriteria Produktivitas Bahan Baku Energi Listrik Jam Kerja Mesin Tenaga Kerja
Level 10 0,1642 0,5003 18,0348 78,7825
Sumber: Data Sekunder 2014 Penentuan Nilai Produktivitas Terendah (Skor 0 atau BKB) Langkah selanjutnya dalam pengukuran produktivitas adalah penentuan skor 0 atau kemungkinan nilai terendah yang dialami oleh perusahaan. Nilai skor 0 diperoleh dari batas kendali bawah (BKB) . Nilai skor 0 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Skor 0 Dari Masing-Masing Kriteria No 1 2 3 4
Kriteria Produktivitas Bahan Baku Energi Listrik Jam Kerja Mesin Tenaga Kerja
Sumber: Data Sekunder 2014
Level 0 0,13 0,2553 14,6334 37,7175
Penentuan Nilai Produktivitas Realistis (Skor 1-2 dan Skor 4-9) Nilai produktivitas realitis merupakan nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran akhir. Nilai ini berfungsi untuk mengisi matriks yang belum terisi dan merupakan kisaran pencapaian dari nilai terjelek sampai nilai optimal, sehingga dapat diketahui skor yang dicapai pada periode pengukuran. Nilai Produktivitas Realistis dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. Nilai Skor 0-10 Masing-Masing Kriteria Bahan Baku 0,1642 0,1616 0,1592 0,1568 0,1544 0,1520 0,1495 0,1471 0,1414 0,1357 0,1300
Energi Listrik 0,5003 0,4828 0,4653 0,4478 0,4303 0,4128 0,1520 0,3778 0,3370 0,2962 0,2553
Jam Kerja Mesin 18,0348 17,7918 17,5489 17,3059 17,0630 16,8200 16,5771 16,3341 15,7672 15,2003 14,6334
Tenaga Kerja 78,7825 75,8492 72,9160 69,9828 67,0496 64,1164 61,1832 58,2500 51,4058 44,5616 37,7175
Level 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sumber: Data Sekunder 2014 Penentuan Score, Weight, dan value Nilai Score, Weight, dan value terdapat pada matriks OMAX. Besarnya weight diperoleh dari pendapat responden dengan menggunakan metode AHP melalui pengisian kuisioner. Pengolahan data kuisioner menggunakan software expert choice. Nilai masing-masing weight dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7. Hasil Pembobotan Tiap Kriteria Produktivitas No 1 2 3 4
Kriteria Produktivitas Bahan Baku Energi Listrik Jam Kerja Mesin Tenaga Kerja
Level 3 0,279 0,274 0,138 0,308
Sumber: Data Sekunder 2014 Evaluasi Produktivitas Parsial Evaluasi produktivitas parsial dilakukan dengan mengevaluasi nilai produktivitas setiap kriteria. Evaluasi dilakukan dengan melihat nilai skor pencapaian produktivitas. Hasil pengukuran produktivitas yang dievaluasi pada tiap kriteria dapat dilihat pada Gambar 2.
Oktober
November
Agustus
September
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
Januari
Score
10 8 6 4 2 0
Bahan baku Periode Energi Listrik Jam kerja mesin
Tenaga kerja
Gambar 2. Nilai Produktivitas Parsial
Nilai Produktivitas Total
Evaluasi Produktivitas Total Evaluasi produktivitas total didasarkan pada nilai current. Evaluasi juga diajukan dengan melihat nilai indeks produktivitas pada performance indicator dalam Tabel matrik OMAX. Nilai produktivitas total dan indeks produktivitas dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. 7.905 10 6.792 6.93 6.018 8 4.605 4.08 3.108 3.114 2.973 6 1.113 1.1513 4 2 0
Periode
Gambar 3. Nilai Produktivitas Total
Index
600 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 -50 -100
552.64
204.36
0 -83.61 -55.15 -51.32-32.38
produktivitas yang fluktuatif. Dari hasil evaluasi produktivitas dapat diketahui bahwa produktivitas perusahaan masih rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan produktivitas agar produktivitas yang dicapai perusahaan lebih efektif dan optimal. Usulan perbaikan digunakan untuk memperbaiki produktivitas perusahaan pada periode berikutnya. Perbaikan Kuantitatif Perbaikan produktivitas secara kuantitatif dilakukan dengan memberikan usulan berupa jumlah pemakaian input setiap kriteria pengukuran agar tercapai produktivitas yang optimal. . Data hasil usulan perbaikan produktivitas dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Usulan Perbaikan Produktivitas
Sumber: Data Sekunder 2014 Perbaikan Kualitatif Untuk menentukan penyebab rendahnya produktivitas pada bagian produksi keju mozzarella di Rumah Yoghurt dilakukan dengan menerapkan model fishbone diagram. Faktor yang menyebabkan produktivitas rendah adalah faktor manusia, faktor mesin, dan faktor pemasaran. Hasil permasalahan digambarkan dalam model fishbone diagram pada Gambar 5.
153.85 -37.23 23.87 -50.6
Periode Gambar 4. Nilai Indeks Produktivitas Usulan Perbaikan Produktivitas Usulan perbaikan dilakukan karena perusahaan masih mengalami pencapaian
Gambar 5. Fishbone Diagram Penyebab Rendahnya Produktivitas produksi keju mozzarella pada Rumah Yoghurt
1. Faktor Bahan Baku Perbaikan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya adalah dengan cara melakukan uji lab terhadap bahan baku. Selain itu prnggunaan rennet yang harus sesuai standar. 2. Faktor Mesin Perlu dilakukan perbaikan pada mesin produksi dengan cara mengganti saringan pada mesin chesse vat dengan ukuran mess/lubang yang lebih kecil. Selain perusahaan disarankan untuk menjaga mesin tetap steril sebelum melakukan proses produksi. Hal ini dimaksudkan agar pada saat proses produksi tidak terjadi kontaminasi bahan lain yang tidak diinginkan sehingga dapat mengganggu proses biologis pada saat proses produksi. 3. Faktor Manusia Perlu ada perbaikan produktivitas tenaga kerja dengan cara memberikan sistem yang jelas kepada tenaga kerja terhadap tanggung jawab masingmasing tenaga kerja,.Dengan demikian fokus tenaga kerja akan tanggung jawabnya. 4. Faktor lingkungan Perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan adalah menjaga suhu lingkungan stabil pada suhu ruangan serta menjaga lingkungan dalam keadaan steril. Sehingga proses produksi dapat berjalan secara optimal. KESIMPULAN Indeks produktivitas total tertinggi yang dicapai selama periode pengukuran terdapat pada periode maret 2014 sebesar 522.64% dan nilai indeks produktivitas terendah dicapai Rumah Yoghurt terdapat pada periode februari 2014 sebesar -83.61%. Tingkat produktivitas parsial tertinggi untuk kriteria bahan baku yang dicapai perusahaan berada pada periode juli dan November 2014, sedangkan produktivitas terendah berada pada periode mei 2014. Tingkat produktivitas parsial untuk kriteria energi listrik pencapaian tertinggi pada periode januari, maret, dan agustus 2014, sedangkan terendah berada pada periode februari 2014. Tingkat produktivitas parsial untuk kriteria pemakaian jam kerja mesin,
tertinggi pada periode November 2014 dan terendah pada periode mei 2014. Tingkat produktivitas parsial untuk kriteria tenaga kerja, tertinggi pada periode januari, maret, dan agustus 2014, sedangkan pencapaian terendah pada periode februari, dan mei 2014. Untuk mencapai produktivitas optimal, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan pada semua sumber daya yang digunakan. Untuk menghasilkan rata-rata output sebesar 411.75 kg produk keju mozzarella diperlukan bahan baku susu sebanyak 2239.674 liter susu sapi, 735.391 Kwh energy listrik, 20.391 jam, dan 5 orang tenaga kerja. Untuk tetap menggunakan 7 orang tenaga kerja maka perusahaan harus menambah rata-rata produksi, sehingga produktivitas tenaga kerja tinggi. Produktivitas yang optimal dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perbaikan pengawasan kualitas bahan baku, perbaikan mesin dan meningkatkan tingkat ketelitian tenaga kerja dengan cara memberikan tenaga kerja tanggung jawab terhadap satu proses dalam proses produksi. DAFTAR PUSTAKA Gupta, R. Dan S. K. Dey. 2010. Development Of A Productivity Measurement Model For Tea Industry. Arpn Journal Of Engineering And Applied Sciences 5 (12): 17-21. Henni. 2008. Pengukuran Tingkat Produktivitas Lini Produksi PT Kabelindo Murni dengan Menggunakan Pendekatan Metode Objective Matrix (omax), Enase 5 (1): 60-70 Leonard, K dan Wahyu, M. 2010. Analisa Produktivitas Dengan Metode Objective Matrix (Omax) Pada Bagian Produksi Potong (Cutting) PT X. Jurnal Metris 11 (1): 41-48 Marimin. 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta. Hal 76-78. Rao, R, V. 2007. Decision Making In The Manufacturing Environment. Ichchanath. Gujarat. 30-31.