PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI TEH GELAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (Studi Kasus : PT CS2 POLA SEHAT) K.A. heru Irianto1, Amiluddin Zahri, Hasmawaty3 Universitas Bina Darma Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani No 12 Palembang Email:
[email protected] 1,
[email protected],
[email protected]
Abstract : Persaingan industri manufaktur yang semakin berkembang mendorong setiap perusahaan untuk dapat mengelola sumber daya secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja dan pencapaian target perusahaan. Menganalisis indeks produktivitas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan berdasarkan rasio-rasio produktivitas produksi yang telah ditentukan menggunakan metode objectives matrix (Omax) yang bertujuan bertujuan untuk mengetahui tolak ukur produktivitas produksi teh gelas dalam pencapaian target dari perusahaan. Hasil penelitian ini adalah indeks produktivitas produksi teh gelas periode april setiap minggunya yaitu 175.76, 150.72, 195.48, 287.94, sedangkan periode mei setiap minggunya yaitu 186.3, 224.82, 256.62, 217. Rasio-rasio yang berpengaruh terhadap produktivitas produksi teh gelas berdasarkan urutan tingkat kepentingannya adalah rasio 1 (total produk yang dihasilkan/jumlah jam kerja),rasio 2 (produk yang dihasilkan/jumlah tenaga kerja), rasio 3 (total produk cacat/produk yang dihasilkan ), rasio 4 (total produk cacat/total produk baik), dan rasio 5 (jumlah absensi pekerja/jumlah tenaga kerja). Sedangkan nilai rasio terendah adalah rasio 6 (total jam kerusakan mesin/total jam mesin normal). Kata kunci : Produktivitas, Objectives Matrix, Rasio Produktivitas Abstrak : The competition between manufacture industrials is getting more developing that made every company should be able to manage their resources effectively and efficiently to improve their skill and reaching compony’s goals. Analyzing the index productivity from some factors which were affected to company’s productivity based on productivity’s ratios that have been determined using objective matrix method (Omax) that purposed to knew the benchmark of cup tea’s production productivity in achived the compony’s goals. The results of the study were the index productivity of cup tea in april period in every week are 175.76, 150.72, 195.48, 287.94,, while in mei period in every week 186.3, 224.82, 256.62, 217. The ratios that gave effects to cup tea’s production produktivity based on its importance were ratio 1 (total of produced products/ number of workhour), ratio 2 (total of produced products/number of employees), ratio 3 (rejected products/ produced products), ratio 4 (rejected products/good products), and ratio 5 (employees absent/total of emplooyes. while the lowest ratio was ratio 6 (hours of broken engines/engine normal). Kata Kunci : Productivity, Objective Matrix, Productivity Ratio 1.
kemajuan ekonomi dan keuntungan perusahaan.
PENDAHULUAN Persaingan
pada
industri
Produktivitas juga penting dalam meningkatkan
manufaktur di Indonesia pada saat ini semakin
upah dan penerimaan perseorangan. Pengukuran
berkembang. Setiap perusahaaan dituntut untuk
produktivitas
menjaga kestabilan kinerjanya agar terus bertahan
bertujuan mengetahui tolak ukur produktivitas
dalam persaingan saingan-sainganya. Peningkatan
dalam pencapaian target dari perusahaan. Ada
produktivitas
beberapa metode pengukuran produktivitas, salah
merupakan
sektor
motor
penggerak
di
sebuah
perusahaaan
yang
1
satunya menggunakan objective matrix (Omax). Penilitian ini akan dilakukan pada unit produksi
1.4
Siklus Produktivitas
teh gelas PT. CS 2 Pola sehat. PT. CS 2 Pola Sehat merupakan
perusahaan
manufaktur
Pada dasarnya program produktivitas adalah
yang
memproduksi minuman ringan, salah satunya teh gelas. Unit produksi teh gelas PT. CS 2 Pola Sehat memiliki kapasitas produksi yang besar. Dengan kapasitas produksi yang besar, unit produksi teh
merupakan program yang berkesinambungan. Dalam
karena
menyangkut
profitabilitas
ini
David
J.
Sumanth,
mengemukakan tentang konsep produktivitas yang dikenal dengan siklus MEPI.
gelas dituntut konsisten dalam pencapaian target perusahaan,
kaitan
Konsep ini terdiri dari empat konsep yang saling berkesinambungan :
perusahaan. 1. Pengukuran Produktivitas. 2. Evaluasi Produktivitas. 1.1
3. Perencanaan Produktivitas.
Identifikasi Masalah
4. Peningkatan Produktivitas. Identifikasi
masalah
dilakukan
untuk
mengetahui bagaimana permasalahan sebenarnya pada unit produksi teh gelas. Identifikasi ini dilakukan
dengan
melalui
pengamatan
dan
wawancara pada bagian produksi. Berdasarkan hasil
identifikasi
yang
dilakukan
Keempat unsur diatas merupakan suatu siklus yang harus dilakukan berkesinambungan dan berulang guna mendapatkan manfaat yang optimal.
maka
permasalahan yang dihadapi pada unit produksi teh gelas adalah, rendahnya pencapaian target
Pengukuran
pada bagian produksi teh gelas yang diakibatkan
Produktivitas
oleh permasalahan teknis seperti gangguan atau
Evaluation Peningkatan
kerusakan pada mesin, minimnya pencapaian
Produktivitas
target, dan besarnya produk cacat yang dihasilkan.
Evaluation
1.3
Evaluasi Produktivitas Evaluation Perencanaan Productivy Produktivitas Planning Evaluation
Tujuan Penelitian
Gambar 1.1. Siklus Produktivitas Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian Berdasarkan siklus produktivitas, secara
ini : 1. Menghitung indeks produktivitas unit
formal program peningkatan produktivitas harus
produksi teh gelas PT. CS2 Pola
dimulai melalui pengukuran produktivitas dari
Sehat.
sistem industri itu sendiri. Untuk keperluan ini
2. Mengetahui berpengaruh
kriteria-kriteria terhadap
produksi teh gelas.
yang
produktivitas
berbagai teknik pengukuran dapat dipergunakan dan
dikembangkan
dari
memilih
indikator
pengukuran yang sederhana sampai yang lebih kompleks dan komprehensif. Pengukuran ini
2
dilakukan pertama kali untuk memberikan hasil
Model pengukuran ini mempunyai ciri yang
atau informasi kepada kita, sejauh mana tingkat
unik, yaitu kriteria performansi kelompok kerja
penurunan atau kenaikan produktivitas yang ada
digabungkan ke dalam suatu matriks. Setiap
pada perusahaan tersebut.
kriteria performansi memiliki sasaran berupa jalur
Apabila produktivitas dari sistem industri tersebut telah diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual (hasil pengukuran) itu untuk dibandingkan dengan rencana/tujuan yang telah ditetapkan. Kesenjangan
khusus menu perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingan terhadap tujuan produktivitas. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah nilai tunggal untuk kelompok kerja. Guna dari OMAX adalah:
yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dengan rencana (productivity gap) merupakan
1. Sebagai sarana pengukuran produktivitas
masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan
2. Sebagai
dicari akar penyebabnya yang dapat menimbulkan kesenjangan tersebut. Berdasarkan evaluasi ini,
alat
memecahkan
masalah
produktivitas 3. Alat pemantau pertumbuhan produktivitas
selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka
Dalam
OMAX
diharapkan
aktivitas
pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai
seluruh personil perusahaan untuk turut menilai,
target produktivitas yang telah direncanakan itu,
memperbaiki, dan mempertahankan, karena sistem
berbagai program formal dapat dilakukan untuk
ini merupakan sistem pengukuran yang diserahkan
meningkatkan produktivitas secara kontinu, siklus
langsung ke bagian-bagian unit proses produksi.
produktivitas tersebut diulang kembali secara terus-menerus
untuk
mencapai
peningkatan
produktivitas yang terus-menerus dalam sistem
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses OMAX adalah :
industri. 1.5
Metode Objective Matrix (Omax) Objective Matrix (OMAX) adalah suatu
sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas disetiap
bagian
perusahaan
dengan
kriteria
produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian
tersebut
(objective).
Motode
ini
dikembangkan oleh seorang profesor produktivitas dari Department of Industrial Engineering at
Gambar 1.2 Sebelas Blok Model OMAX
Oregon State University, yaitu James L. Riggs, PE. OMAX diperkenalkan pada tahun 80-an di Amerika Serikat.
Dari kesebelas blok tersebut terdapat tiga aspek yang penting dalam OMAX, yaitu:
3
1. Awareness, yaitu : a. Mengerti masalah produktivitas. b. Adakemungkinan peningkatan produktivitas c. Mampu meningkatkan produktivitas. 2. Improve a. Know how to do it b. Mampu dan mau menjalankan perbaikan
terakhir.
Misalnya
output/jam
=
100,
Scrap/100 unit -4. B. Blok Kuantifikasi, terdiri atas : 1. Skala, yaitu angka-angka yang menunjukkan tingkat performasi dari pengukuran tiap
3. Maintenance a. Mempertahankan kemajuan b. Memelihara semangat maju
kriteria produktivitas. Terdiri atas sebelas bagian dari 0 sampai dengan 10. Semakin besar skala, semakin baik produktivitasnya.
Pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriks objektif. Bentuk matriks adalah sebagai berikut :
Kesebelas skala tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Level 0, yaitu nilai produktivitasnya yang
A
terburuk yang mungkin terjadi.
1
2
b. Level
10
3,
yaitu
nilai
produktivitas
9 B
performansi sekarang.
8 7 6 3
5
c. Level 10, yaitu nilai produktifitas yang
4 3
diharapkan sampai periode tertentu
2 1 0
C
Kenaikan nilai produktivitas disesuaikan
4 5
dengan cara interpolasi.
6
2.
Gambar 1.3 Matriks Struktur OMAX
Skor,
yaitu
pengukuran Keterangan :
nilai
dimana
nilai
produktivitas berada. Misalnya,
jika output/jam = 100 terletak pada level 5, maka
A. Blok pendefisian, terdiri atas : 1. Kriteria Produktivitas, yaitu kriteria yang
skor untuk
pengukuran itu adalah 5. Jika
terdapat
pengukuran
menjadi ukuran produktivitas pada bagian
sesuai dengan angka
atau
pembulatan
departemen
yang
produktivitasnya.
akan
diukur
Misalnya,
untuk
3.
departemen produksi yang menjadi kriteria adalah
level
output/jam,
scrap/100
unit,
produktivitas
Sekarang,
yaitu
berdasarkan
nilai
tidak
matriks,
tepat
lakukan
kebawah.
Bobot, yaitu besarnya bobot dari tiap kriteria produktivitas terhadap total produktivitas.
dll. Jumlah bobot dari tiap kriteria adalah 100.
Kriteria ini sebaiknya lebih dari satu. 2. Performasi
pada
yang
tiap
pengukuran
4.
Nilai, merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya.
4
5.
Indikator Produktivitas, merupakan jumlah
1.7
Tahapan Analytical Hierarchy Process
dari tiap Indeks Produktivitas (IP), sehingga dihitung
sebagai
kenaikan/penurunan
terhadap
langkah sebagai berikut (Rahmawan : 2014) :
performansi 1.
Membuat matriks berpasangan
sekarang. Karena performansi sekarang =
i, m = 1, 2, …, n = indeks kriteria-kriteria
300, indeks produktivitas adalah :
peminatan peserta didik..............(2.13)
IP
1.6
persentase
Dalam metode AHP dilakukan langkah-
Indikator Produktivitas - 300 100% 300
Metode
Analytical
Proses
pengambilan
dasarnya
adalah
Hierarchy
memilih
Process
keputusan suatu
Menurut Saaty penilaian perbandingan
pada
alternatif.
Peralatan utama analytical hierarchy process (AHP) adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki,
terbaik
pendapat
tabel 1.1 di bawah. Tabel 1.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan Intensitas Kepentingan 1 3 5 7 9 2,4,6,8
dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya. Suatu tujuan yang bersifat umum dapat dijabarkan dalam beberapa sub tujuan yang lebih terperinci yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud dalam tujuan pertama. Penjabaran ini dapat dilakukan terus hingga akhirnya diperoleh tujuan yang
inilah dilakukan proses evaluasi atas alternatif-
mengekspresikan
digunakan skala 1 sampai dengan 9, seperti pada
suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur
bersifat operasional. Dan pada hirarki terendah
dalam
Defenisi Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Elemen yang satu sangat penting ketimbang yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan
(sumber: Rahmawan : 2014) 2.
Menormalisasi matriks keputusan dengan
alternatif yang merupakan ukuran dari pencapaian
cara setiap kolom matriks dijumlahkan, lalu
tujuan utama dan pada hirarki terendah ini dapat
masing-masing kriteria pada matriks dibagi
ditetapkan dalam satuan kriteria diukur. Dalam
dengan nilai total kolomnya. Kemudian
penjabaran hirarki tujuan, tidak ada pedoman yang
menentukan rata-rata baris matriks yang
pasti
membuat himpunan sejumlah n bobot w,
seberapa
jauh
pengambil
keputusan
menjabarkan tujuan menjadi tujuan yang lebih
yaitu w1, w2, …, wn.
rendah. Pengambil keputusanlah yang menentukan saat penjabaran tujuan ini berhenti dengan memperhatikan keuntungan maupun kekurangan yang diperoleh bila tujuan tersebut diperinci lebih lanjut. (Suryadi : 2002 : 130).
3.
Kemudian menentukan tingkat konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan yang telah didapat dari langkah sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
5
a. Mengalikan masing-masing nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif pada
kriteria pertama, nilai pada kolom
kedua
dengan
kriteria kedua,
prioritas
relatif
pada
2.
2.1
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan,
terhitung dari bulan April sampai dengan Agustus 2015. Penelitian ini dilaku8kan di unit produksi
dan seterusnya.
b. Menjumlahkan nilai pada setiap baris.
teh gelas PT. CS2 Pola Sehat Palembang, yang
Kemudian hasil penjumlahan tersebut
berlokasi di jln. simpang 4 balai makmur, desa
dibagi dengan nilai kriteria prioritas relatif
mata merah, Banyuasin.
yang berkaitan. c. Menjumlahkan hasil pada langkah poin (b) dengan banyaknya kriteria, kemudian
2.2
Metode Penelitian
disebut dengan
`
Adapun metode yang digunakan dalam
d. Menghitung dengan
. Consistency
Index
(CI)
persamaan 2.
penelitian ini adalah teknik analisis data yang dilakukan dengan metode OMAX. Penelitian
CI =
ini dilakukan terhadap unit produksi teh gelas
........................(1.1)
PT CS 2 Pola Sehat.
e. Dimana n adalah banyaknya kriteria. Menghitung dengan
Consistency
Ratio
(CR)
persamaan 3.
2.3
Metode Pengumpulan Data Jenis
CR=
.............(1.
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data primer yang merupakan data yang diperoleh dari PT. CS 2
2)
Pola Sehat yang menjadi tempat penelitian. 4. IR adalah Indeks Random Consistency. Indeks Random Consistency dapat dilihat dalam tabel
Data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder.
1.2 dibawah : Data primer yaitu data yang diambil dan Tabel 1.2 Daftar Indeks random konsistensi (RI) n
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15
diminta langsung dari survey lapangan dan hasil wawancara.
Pengamatan
langsung
di
lantai
produksi teh gelas PT. CS 2 Pola Sehat terhadap RI 0,000,000,580,901,121,241,321,411,451,491,511,481,561,571,59
aspek-aspek yang berkenaan dengan produktivitas produksi.
Jika
nilai
perbandingan
CR
≤
0.1,
berpasangan
maka
dapat
Wawancara
merupakan
teknik
matriks
pengumpulan data dalam metode survey yang
dikatakan
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada
konsisten dan bobot yang dihasilkan dapat
subyek
digunakan.
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data mengenai
penelitian.
dalam
Teknik
hal-hal
wawancara
yang
ini
menyangkut
6
permasalahan penelitian. Wawancara dilakukan terhadap karyawan-karyawan- karyawan produksi, kepala produksi, dan kepala PPIC.
informasi tertulis yaitu informasi mengenai jenis produk cacat , penyebab terjadinya produk cacat, bagian proses produksi, dan bahan baku yang yang
data
berdasarkan
diukur. Data yang diambil selama yaitu data jumlah tenaga kerja, data pemakaian energi, dan data total hasil produksi. 3. Pengukuran Nilai Produktivitas Setiap Kriteria Kriteria produktivitas di unit produksi teh gelas
dokumen intern perusahaan yang berhubungan
yang akan diukur, diubah ke dalam bentuk
dengan
rasio,
dalam
dari
Pengumpulan
dokumen-
masalah
diperoleh
Tahap
kebutuhan kriteria produktivitas yang akan
. Data sekunder yaitu data yang berupa
digunakan.
2. Pengumpulan Dan Pengolahan Data
penelitian
ini
atau
hasil
dari
pengukuran
ini
akan
pengumpulan data-data dengan jalan membaca
menunjukan tingkat efisiensi dan efektivitas
dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
penggunaan sumber daya seperti tenaga kerja,
dengan judul penelitian.
mesin, dan material.
2.4
Kriteria-kriteria yang akan diukur meliputi :
Metode Pengolahan Data Setelah
data-data
diperoleh,
proses
a.
Menunjukkan
bagaimana
penggunaan
selanjutnya adalah mengolah data tersebut, serta
sumber daya perusahaan seperti tenaga
literatur dengan tetap mengacu pada tujuan
kerja, material, serta modal semaksimkal
penelitian.
mungkin. (Rasio 1 dan 2).
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
beberapa langkah pengolahan data : Rasio
1. Identifikasi Kriteria Produktivitas Tahap
awal
yang
dilakukan
dalam
pengukuran produktivitas dengan menggunakan metode
OMAX
yaitu
menentukan
1
=
...........(2.1) Rasio
kriteria
2
=
.............(2.2)
produktivitas. Penentuan kriteria produktivitas harus sesuai dengan unit kerja dimana pengukuran ini
dilakukan.
Proses
penentuan
b. Kriteria
kriteria
menunjukan
bagaimana perusahaan mencapai target
produktivitas sebaiknya lebih dari satu kriteria
bila dilihat dari sudut akurasi dan
karena mewakili keseluruhan produktivitas yang berada pada unit kerja. Kriteria produktivitas
efektivitas,
kualitasnya. (Rasio 3 dan 4). Rasio
3
=
strategi peningkatan produktivitas di unit produksi teh gelas menggunakan metode OMAX yaitu
x100%..(2.3)
kriteria pemanfaatan sumber daya-sumber dayas seperti tenaga kerja, data dan kriteria efektivitas output hasil produksi.
7
Rasio 4 =
perhitungan rasio dan ditulis pada level 0.
x 100%
Sedangkan untuk level 10 didapatkan dari target ..........(2.4) c.
yang ingin dicapai oleh perusahaan. Setelah level
Kriteria inferensial, menunjukan suatu kriteria yang tidak secara langsung mempengaruhi produktivitas tetapi bila diikutsertakan
dalam
memperhitungkan
matrik variabel
dapat
0, level 3, dan level 10 terisi langkah selanjutnya menentukan level 1 sampai dengan level 3 dan level 3 sampai dengan level 10 yang disebut dengan menghitung skala performansi.
yang Perhitungan untuk menentukan skala tiap
mempengaruhi faktor-faktor yang mayor
levelnya antara level 1 sampai dengan level 3
(Rasio 5 dan 6).
dengan menggunakan formulasi: Rasio
5
=
x Level 0 – Level 2 =
100%........(2.5) Rasio
..................
(3.7) 6
= x100%...(2.6)
Sedangkan untuk menghitung skala antara level
3
sampai
dengan
level
10
dengan
menggunakan formulasi : 4. Penentuan Target dan Bobot Level 4 – Level 10 =
............
Pengukuran produktivitas dengan metode OMAX di
unit produksi teh gelas diperlukan
penentuan target dan bobot untuk setiap kriteria.
(3.8) 6. Pengukuran Indeks Produktivitas
Target yaitu nilai yang ingin dicapai oleh perusahaan, target yang ingin dicapai tentunya harus realistis dengan keadaan perusahaan saat ini. Bobot merupakan derajat kepentingan dari setiap kriteria. Total bobot dari semua kriteria bernilai 100. Proses menentukan bobot diperoleh dari hasil pemberian kuisoner dan diolah berdasarkan metode analytic hierarchy process (AHP).
Pengukuran
indeks
produktivitas
dapat
dilakukan
jika
perhitungan
rasio
telah
dilakukan,
serta
target
bobot
telah
dan
ditentukan. Sebelum melakukan perhitungan indeks
produktivitas,
tahap
yang
harus
dilakukan yaitu menghitung nilai dan indikator performansi. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai perhitungan nilai dan indikator
5.
Penentuan Nilai Standar Awal dan Nilai
Target Pada tahap ini, nilai performansi standar diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata setiap
performansi
serta
perhitungan
indeks
produktivitas. a.
Perhitungan
Skor
aktual
dan
Nilai
Produktivitas
rasio performansi dan ditempatkan pada level 3. Langkah selanjutnya yaitu menentukan skala terkecil yang didapatkan dari nilai terkecil pada
Skor yaitu level terpilih yang diperoleh dengan cara melihat pada data pengukuran performansi
dan
menentukan
performansi
8
pengukuran saat ini berada di level mana, kemudian level dari performansi tersebut ditulis dalam kolom skor aktual, yang ditulis adalah level performansinya bukan nilai performansinya. Jika skor
aktual
sudah
berikutnya
diketahui
yaitu
langkah
menghitung
produktivitas, nilai tersebut diperoleh
nilai
dari hasil
perkalian skor aktual dengan bobot. Untuk menghitung indikator performansi, diperoleh dari hasil penjumlahan nilai dari keseluruhan rasio kriteria. b.
Perhitungan Indeks Produktivitas Indeks
produktivitas
mengetahui
terjadi
dihitung
untuk
kenaikan
atau
penurunan selama periode tersebut.
IP=
x100 %
IP =
x 100
3. 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pada bagian ini akan dibahas mengenai
% 2.4
pengumpulan dan pengolahan data. Adapun data-
Diagram Alir Metode Penelitian metode
data yang diambil berupa data–data produksi,
penelitian yaitu dengan mendeskripsikan langkah-
tenaga kerja, dan mesin. Data yang diambil adalah
langkah penelitian dari awal sampai selesai.
data-data yang mempunyai relevansi dengan
Menunjukkan
diagram
alir
proses
pengukuruan
produktivitas
dengan
menggunakan metode objectives matrix (Omax). Adapun data-data yang dikumpulkan adalah. 2.5
Pengolahan Data Setelah data-data terkumpul maka langkah
selanjutnya adalah dilakukan pengolahan data sesuai dengan taksiran metode objectives matrix (Omax).
2.6
Perhitungan Rasio/Standar Awal Proses
selanjutnya
adalah
melakukan
9
perhitungan rasio/standar awal. Penetapan rasio-
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Rasio/Nilai Aktual
rasio yang digunakan, diperoleh dari proses diskusi dengan pihak perusahaan melalui diskusi bersama dengan yang ahli dalam pembuat keputusan.
3.1 Data-data Produksi
Sumber : Pengolahan data 3.4Penentuan Bobot Rasio Produktivitas Metode
analytical
hierarchy
process
(AHP) digunakan untuk menentukan bobot setiap rasio dari data kuisioner yang dibagikan kepada setiap responden. Kuisioner yang digunakan untuk membandingkan tingkat intensitas kepentingan antara satu rasio dengan rasio lainnya berdasarkan rangking yang diperoleh dengan menggunakan Sumber : Unit Produksi PT CS2 Pola sehat Standar awal ini dibuat sebagai acuan awal
skala
perbandingan
berpasangan
berdasarkan
metode analytical hierarchy process.
dari produktivitas dari unit produksi teh gelas PT CS2 Pola Sehat. Standar awal yang digunakan
3.5
Rekapitulasi Data Dari hasil rekapitulasi kuisioner AHP,
pada perhitungan produktivitas ini adalah bulan
maka dapat ditentukan bobot tiap rasio yang telah
April 2015.
ditentukan. Rasio (1) :
A.
Penentuan Bobot Tiap Rasio Perhitungan bobot untuk setiap rasio serta
Rasio (2) :
nilai
Rasio (3) :
x 100%
konsistensi
x 100%
jawaban
responden
didasarkan pada matriks berpasangan tingkat kepentingan.
Rasio (4) :
atas
Selanjutnya
dilakukan
perhitungan rata-rata pembobotan untuk masingmasing rasio dengan menggunakan rata-rata
Rasio (5) : Rasio (6) :
x 100% x 100%
geometrik. Nilai rata-rata geometrik ini dianggap sebagai hasil penilaian kelompok dari nilai-nilai yang diberikan oleh responden.
10
Responden 1 : X1
Masing-masing data disetiap sel pada
Responden 2 : X2
tabel 3.3 dibagi dengan jumlah kolom masing-
Responden 3 : X3
masing dan menghasilkan matriks normalisasi,
Responden 4 : X4
dimana data setiap kolom berjumlah 1.
Responden 5 : X5 Responden 6 : X6
Berikut contoh perhitungannya : 1
Maka rata-rata geometriknya:
: 2,3775 = 0,4206
0,2603 : 2,3775 = 0,1095 Dst.
Berikut ini adalah contoh perhitungan rata-rata geometrik untuk tingkat kepentingan
Maka, matriks normalisasi dapat dilihat pada tabel berikut.
rasio 1 terhadap rasio 2. Data perbandingan diambil dari hasil kuisioner skala perbandingan berpasangan :
Tabel 3.4 Normalisasi Untuk Tingkat Kepentingan Antar Rasio
Responden 1 : 5 Responden 2 : 5 Responden 3 : 3 Responden 4 : 3 Responden 5 : 5 Responden 6 : 4
Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata geometrik. Maka rata-rata geometriknya adalah : = 3.8416
Sumber : Pengolahan data Selanjutnya, bobot masing–masing rasio
Perhitungan rata-rata geometrik rasio dapat dilihat
diperoleh dengan cara menjumlahkan data setiap
pada tabel 3.3.
baris pada matriks normalisasi dan membaginya dengan jumlah kriteria yang tersedia.
Tabel 3.3 Perhitungan Rata-Rata Perbandingan Tiap Rasio
Perhitungan rata – rata pembobotan dapat dilihat dengan rumus berikut : Rata–rata = Jumlah Baris : n Rasio Contoh :
Sumber : Pengolahan data
Jumlah Baris = 0,4206 + 00,6712 + 0,4047 + 0,2343 + 0,2021 + 0,1807 = 2,1136 Rata–rata = 2,1136 : 6 = 0,3523
11
Rata – rata pembobotan untuk rasio produktivitas
3. Memasukkan nilai terendah pada periode
Tabel 3.5 Perhitungan Rata–rata Pembobotan Rasio
4. Dengan menggunakan format skala linier atau
pengamatan ke baris score 0.
non-linier, tentukan nilai-nilai yang tersisa ke dalam matriks. Nilai-nilai ini akan masuk ke baris 1,2,4,5, 6, 7, 8, dan 9. Contoh untuk perhitungan Rasio 1 : Level 0 = 54139.7 Level 3 = 55049.1
Sumber : Pengolahan data
Level 10 = 82900.2
Adapun rekapitulasi bobot kriteria untuk 6 rasio produktivitas yang digunakan :
Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu :
Tabel 3.6 Rekapitulasi Bobot Rasio Produktivitas Level 3 – level 0 = 55049.1 - 54139.7 = 303.14 3–0
3
Maka level 1 = 54139.7 + 303.1 = 54442.8 dan level 2
= 54745.9 Kenaikan level 4 sampai level 9
dilakukan dengan cara interpolasi :
Level 10 – level 3 =
Sumber : Pengolahan data 3.5
Pembentukan
dan
Perhitungan
Blok
82900.2 - 55049.
=
3978.7
OMAX Pada produktivitas
tahap ini dengan
dilakukan pengukuran menggunakan
7
metode
objectives matrix dalam rentang waktu antara bulan April dan Mei 2015.
10 – 3
Langkah-langkah
dalam pembuatan tabel objectives matrix adalah :
Maka level 4 = 55049.1 + 3978.7 = 59027.8 Level 5 = 59027.8 + 3978.7 = 63006.5 Level 6 = 63006.5 + 3978.7 = 66985.2 Level 7 = 66985.2 + 3978.7 = 70963.9
1. Memasukkan nilai standar awal ke baris score
Level 8 = 70963.9 + 3978.7 = 74942.6
3. 2. Memasukkan nilai target ke baris score 10.
Untuk
perhitungan
rasio
yang
lain,
dilakukan dengan cara yang sama.
12
5. Masukkan nilai aktual untuk setiap rasio diambil
dari
nilai
rasio
pada
setiap
minggunya. Nilai tersebut ke dalam baris nilai aktual pada blok objectives matrix untuk setiap rasio. 6. Tentukan skor aktual pada tabel matrix dengan cara menentukan nilai yang terdekat antara baris nilai aktual setiap rasio dengan kolom score. Contoh : Pada rasio 1 adalah 55201.7, angka yang bersesuain adalah 55049.1 (dibulatkan ke bawah). Angka 55049.1 merupakan skor level 3, maka skor
Adapun
rekapitulasi
hasil
dari
perhitungan padan tabel objectives matrix
aktual untuk rasio 1 adalah 3. 7. Memasukkan nilai bobot untuk setiap rasio
secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut.
yang didapat dari kuesioner ke dalam baris Tabel 3.7 Nilai Indeks Produktivitas Teh Gelas
bobot dalam tabel Omax. 8. Melakukan perkalian antara skor aktual dengan
bobot
untuk
mendapat
nilai
produktivitas. Contoh pada rasio 1 = 3 x 35,22 = 105.66. Maka nilai produktivitas pada rasio 1 adalah 105.66. 9. Jumlahkan
seluruh
nilai
produktivitas
keenam rasio sehingga didapatkan nilai indeks produktivitas keseluruhan. Nilai indeks
produktivitas
keseluruhan
pada
Sumber : Pengolahan data
minggu ke-1 bulan April adalah 186.78.
Perhitungan Objectives Matrix Bulan April Minggu ke-1. Berikut adalah salah satu blok Omax produktivitas produksi teh gelas PT CS2 Pola Sehat.
13
5.
Kesimpulan
1.
Berdasarkan
/10/produktivitas.html diakses pada tanggal 7 april 2015 pukul 7.20 wib. pengolahan
data
menggunakan metode objective matrix, indeks produktivitas
pada bulan April 2015 yang
memiliki nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-4
Mousir. 2013, “Produktivitas Kerja”, termuat di http://www.asikbelajar.com/2014/04/teo ri-produktivitas-kerja.html,diakses pada tanggal 7 Aprilpukul 7.30 wib.
dengan 287.94, sedangkan indeks produktivitas terendah terjadi pada minggu ke-2 dengan nilai 150.72. Indeks produktivitas pada bulan Mei 2015 yang memiliki nilai tertinggi terjadi pada minggu ke-3 dengan nilai 256.62, sementara yang memiliki nilai terendah terjadi pada minggu ke-1 dengan
nilai
186.3.
Kenaikan
produktivitas
terbesar terjadi pada minggu ke-2 ke minggu ke-4 bulan April sebesar 47.29%, sedangkan penurunan produktivitas terbesar terjadi pada minggu ke-4 bulan April ke minggu ke-1 bulan Mei.
2.
Kriteria-kriteria atau rasio dengan tingkat
kepentingan
tertinggi
atau
yang
paling
mempengaruhi produktivitas produksi teh gelas adalah rasio 1 (produk yang dihasilkan/jumlah jam kerja), sementara rasio dengan tingkat kepentingan
Nurdin, Riani. 2004. Penggukuran dan Analisis Produktivitas Lini Produksi PT. XYZ Dengan Menggunakan Metode Objective Matrix. Jurnal Teknik Industri, Sekolah Tinggi Adjisutjipto (STTA). Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Edisi Kedua Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Tjahjo Tamtomo, Aryandito. 2008. Pengukuran Produktivitas Proses Produksi PT. CS2 Pola Sehat Dengan Menggunakan Alat Ukur Objective Matrix, TesisMagister Managemant, Universitas Indonesia. Trianto, Rahmawan Bagus. 2014. Penentuan Peminatan Peserta Didik Menggunakan Metode AHP – TOPSIS Studi Kasus SMAN 6 Semarang. Jurnal, Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
terendah adalah rasio 6 (jam kerusakan mesin/jam mesin normal).
DAFTAR RUJUKAN Hakim Nasution, Arman, 2009. Manajemen Industri. Penerbit andi. Yogyakarta. Junaida, Siti. 2012. Prooduktivitas Kerja. Universitas Yudharta. Termuat di http://junaidaitp.blogspot.com/2012/12/ produktivitas-kerja.html diakses pada tanggal 7 april2015 pukul 7.15 wib. Misran,
Ali. 2013, “Produktivita”s. Esky comm.Medan. Termuat di http://misranindustri.blogspot.com/2013
14