PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Studi Kasus Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Yoana Wahyu Adventia NIM : 011334027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Dalam hidup ini… Aku belajar untuk mencintai… Aku belajar untuk tersenyum… Aku belajar untuk tegar… Aku belajar untuk bekerja keras… Tapi, aku tak pernah belajar untuk melupakanmu… Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur Kepada Bunda Maria dan Yesus Kristus Kupersembahkan karya yang jauh dari sempurna ini untuk : Ibuku tercinta, M.Y. Sri Suyani (Happy Birthday, Mom… hanya ini yang bisa aku hadiahkan untukmu!) Bapakku tercinta, J. Frans Sumardi Mbak_ku Yashinta Dewi Mas_ku Henricus Pandu Kekasih_ku Pius Andi Saputra Teman_ku Mas Andreas
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto :
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3 : 11)
Faith makes all things possible Hope makes all things bright Love makes all things easy
Teman-teman adalah….. Malaikat yang mengangkat kita berdiri dengan kaki kita sendiri Ketika sayap kita lupa bagaimana caranya terbang… (Anonim)
Tuhan menjawab semua Doa kita, Kadang jawabannya adalah YA Kadang jawabannya adalah TIDAK Kadang jawabannya adalah “Kamu Pasti Bercanda” (Mantan Presiden Jimmy Carter)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Studi Kasus Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah
Yoana Wahyu Adventia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah PT. BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terkategorikan sebagai bank yang sehat berdasarkan metode CAMEL; (2) bagaimana perkembangan tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. BPR Shinta Bhakti Wedi, Jl. Raya Wedi Bayat Km.1 Wedi, Klaten. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data untuk menjawab masalah pertama dengan metode CAMEL yaitu suatu metode yang terdiri dari lima faktor yang meliputi capital adequacy ratio, asset quality, management, earning ability, dan liquidity. Untuk menjawab masalah kedua menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002 sampai dengan 2006 adalah sebagai berikut: tahun 2002 terkategorikan sehat (skor = 94,094 poin); tahun 2003 terkategorikan sehat (skor = 100 poin); tahun 2004 terkategorikan sehat (skor = 98,439 poin); tahun 2005 terkategorikan sehat (skor = 97,088 poin) dan tahun 2006 terkategorikan sehat (skor 90,976 poin). (2) tidak ada perkembangan yang signifikan tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 (-ttabel = -3,182 ≤thitung = -0,759 ≤ttabel = 3,182).
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF HEALTH LEVEL’S DEVELOPMENT OF BANK PERKREDITAN RAKYAT BY APPLYING CAMEL METHOD A Case Study at PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) “Shinta Bhakti Wedi”, Klaten, Central Java
Yoana Wahyu Adventia Sanata Dharma University Yogyakarta 2007
The purposes of this research are to know: (1) wheather PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” is categorized as healthy bank based on CAMEL method from 2002 to 2006; (2) how well the development of the health level of PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” from 2002 till 2006. This research was carried out at PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi”, on Jalan Raya Wedi-Bayat Km.1 Wedi, Klaten, Central Java. The techniques of data collection were questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzingthe the data to answer the first question was CAMEL method which consists of five factors namely capital adequacy ratio, asset quality, management, earning ability and liquidity. The technique of analyzing the data to answer the second question was least square method. The result of this research shows that: (1) the level health of PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” from 2002 to 2006 was categorized as a healthy bank with the following scores: 94.094 point in 2002, 100 point in 2003, 98.439 in 2004, 97.088 point in 2005, 90.976 point in 2006; (2) there isn’t any significant development of health level of PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” from 2002 to 2006 (-ttable = -3,182 ≤tcounting = -0,759 ≤ttable = 3,182).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bunda Maria dan Yesus Kristus atas Limpahan Karunia dan Terang Roh Kudus-Nya, sehingga pada saat ini penulis telah menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Perkembangan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Dengan Menggunakan Metode CAMEL”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain: 1. Bapak Drs. T. Sarkim., M.E, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing I yang dengan penuh pengertian dan kesabaran memberikan masukan, bimbingan dan nasehatnya untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Bapak S. Widanarto.P., S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, memberikan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Natalina Premastuti .B., S.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi kritik dan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini. 6.
Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam proses perkuliahan.
7. Pihak Sekretariat dan karyawan perpustakaan atas bantuan dan pelayanannya dari awal semester sampai studi ini selesai 8. Bapak M. Nugraha dan Ibu Tutik yang telah memberikan ijin untuk penelitian di BPR Shinta Bhakti Wedi, Klaten dan banyak membantu dalam penelitian ini. 9. Yang tercinta Ibuku M.Y. Sri Suyani dan Bapakku J. Frans Sumardi yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya dan selalu setia mendengarkan keluh kesahku dan tak pernah berhenti berdoa untuk aku. Ibu dan Bapak, Kalian adalah orang tua terbaik yang ada di dunia ini. 10. Mbak Shinta dan Mas Adji yang telah mendukung dan memberikan semangat saat aku jatuh. Si kecil Mario yang memberikan kelucuan dan menghiburku. 11. Mas Henri dan Teh Cici atas doa dan dukungannya. Tuhan Memberkati keluarga baru kalian. 12. Paklek Murti yang telah banyak membantu dan menjadi teman cerita. 13. Bulek Yati, Om Wiek dan Mbah Ten yang telah bersedia mengantarkan aku penelitian dan dengan sabar menunggu sampai aku selesai. Terimakasih juga untuk doanya. 14. My Sisters and My Brothers in ‘Bangsal 13’ (Sila, Adji, Yuli, Burket, Titet, Dinot, Moko + Feli = Thomas, Etha, Adi ‘Palasara’, Ayu, Febri, Wulan) Thanks atas persodaraan kita selama ini. I Love U All....
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Penghuni Stembayo 16 (Nina ‘Kokom’, Kistik, Linda, Emi, Zebeth, Jenk Retno, Selitha, Miss Murni, Santi, Pipin, Dll) Makasih ya atas pengasingan menjelang pendadaran, akhirnya aku lulus juga.... 16. Eks Penghuni 16D (Mba Liyut, Cik Lili, Mba Yayuk, Laras, Agil), walaupun kalian semua jauh, kita tetap Genk Idjo yang kompak. I Miss U all.... 17. My Best Friend Christin ‘Kriyip’ Haloho atas persahabatannya sejak kita masih SD. Akhirnya kita kembali ke kampung halaman...... 18. Pius Andi Saputra, atas kasih sayang, perhatian, dukungan dan segala-galanya dan telah menjadi bagian dalam hidupku. 19. Mas Andreas yang telah menemani hari2ku, mendukung dan memberikan semangat saat aku mengalami masa sulit dalam hidupku. Thanks..... 20. Teman seperjuanganku Yacinta Nova dan Arum Woro, makasih ya buku doanya...!! 21. Teman-teman PAK ’01 yang telah banyak membantu dalam studiku. 22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai upaya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian pada umumnya dan bagi Universitas Sanata Dharma pada khususnya.
Penulis,
Yoana Wahyu Adventia
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………….........
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………….…..
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………...
iv
HALAMAN MOTTO………………………………………...
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………
vi
ABSTRAK……………………………………………….……
vii
ABSTRACT……………………………………………………
viii
KATA PENGANTAR...............................................................
ix
DAFTAR ISI ………………………………………………….
xii
DAFTAR TABEL…………………………………….………
xvi
DAFTAR GRAFIK…………………………………………..
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………....
1
B. Batasan Masalah……………………………………...
5
C. Rumusan Masalah……………………………….........
5
D. Tujuan Penelitian……………………………………..
5
E. Manfaat Penelitian………………………………........
6
BAB II LANDASAN TEORITIK A. Bank……………….………………………………….
7
1. Pengertian Bank..…………………………........
7
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Jenis-jenis Bank………………………………..
8
3. Peranan dan Fungsi Bank………………………
9
B. BANK PERKREDITAN RAKYAT………………….
9
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat………….
9
2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat……………
10
3. Usaha Bank Perkreditan Rakyat………………
11
C. KESEHATAN BANK………………………………..
12
1. Pengertian Kesehatan Bank…..……………….
12
2. Manfaat Kesehatan Bank……………………...
13
3. Penilaian Kesehatan bank dengan Metode CAMEL………………………………………..
14
a. Faktor Permodalan (capital)……………….
14
b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset)….
15
c. Faktor Manajemen (Management)…………
17
d. Faktor Rentabilitas (Earning)………………
17
e. Faktor Likuiditas (liquidity)………………..
18
4. Pelaksanaan Ketentuan yang Mempengaruhi Hasil Penilaian Kesehatan Bank…………………………………..……… 5. Kesimpulan Penilaian………………………….
20 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………….…...…………...........
23
B. Tempat dan Waktu…………………….………………
23
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subjek dan Objek Penelitian…………….…………….
23
D. Teknik Pengumpulan Data…………………….………
24
E. Teknik Analisis Data………………………………….
25
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Shinta Bhakti Wedi……………………………………………
35
B. Lokasi Perusahaan…………………………………….
39
C. Struktur Organisasi…………………………………….
39
D. Pemasaran……………………………………………...
53
E. Personalia………………………………………………
54
F. Pelayanan Jasa Perbankan……………………………..
56
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian……………………………………........
62
B. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002 sampai tahun 2006…………………..
77
1. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002…………………………
77
2. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2003…………………………
85
3. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2004…………………………
94
4. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2005………………………….
xiv
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2006…………………………
111
C. Analisis Tingkat Kesehatan PT BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 sampai tahun 2006…………………. 119 D. Analisis Perkembangan Tingkat Kesehatan PT BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002 Sampai Tahun 2006……………………………………………………
128
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………….
134
B. Keterbatasan Penelitian………………………………..
134
C. Saran…………………………………………………… 135 DAFTAR PUSTAKA
138
LAMPIRAN
139
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan Bobotnya…………………………………….....
30
Tabel 3.2
Predikat Tingkat Kesehatan BPR……………...
31
Tabel 3.3
Contoh Tabel Nilai Bobot Perkembangan Kesehatan BPR…………………………………
Tabel 5.1
Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002………………………………………….
Tabel 5.2
67
Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2003………………………………
Tabel 5.8
66
Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002………………………………
Tabel 5.7
66
Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2006…………………………………………..
Tabel 5.6
64
Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2005…………………………………………..
Tabel 5.5
63
Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2004…………………………………………….
Tabel 5.4
62
Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2003…………………………………………….
Tabel 5.3
33
68
Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2004………………………………
xvi
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.9
Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2005………………………………
Tabel 5.10
Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2006………………………………
Tabel 5.11
101
Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2005……………………
Tabel 5.20
92
Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2004………………………
Tabel 5.19
83
Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2003………………………
Tabel 5.18
76
Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002………………………
Tabel 5.17
75
Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam dan Kelompok Tahun 2006……………………
Tabel 5.16
75
Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam dan Kelompok Tahun 2005……………………
Tabel 5.15
75
Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam dan Kelompok Tahun 2004……………………
Tabel 5.14
74
Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam dan Kelompok Tahun 2003...…………………
Tabel 5.13
73
Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam dan Kelompok Tahun 2002…………………....
Tabel 5.12
71
Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta
xvii
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bhakti Wedi Tahun 2006………………………
117
Tabel 5.21
Nilai Rasio CAR Tahun 2002 s/d 2006………
119
Tabel 5.22
Nilai Rasio KAP1 Tahun 2002 s/d 2006……...
120
TAbel 5.23
Nilai Rasio KAP2 Tahun 2002 s/d 2006………. 121
Tabel 5.24
Skor Faktor Manajemen Tahun 2002 s/d 2006...
122
Tabel 5.25
Nilai Rasio ROA Tahun 2002 s/d 2006………
124
Tabel 5.26
Nilai Rasio BOPO Tahun 2002 s/d 2006………
125
Tabel 5.27
Nilai Rasio CR Tahun 2002 s/d 2006…………
126
Tabel 5.28
Nilai Rasio LDR Tahun 2002 s/d 2006………
127
Tabel 5.29
Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 s/d 2006…………………….
128
Tabel 5.30
Perhitungan Persamaan Trend…………………
130
Tabel 5.31
Perhitungan Uji t……………………………….
132
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Tabel 5.1
Garis Trend dengan Metode Least Square Tahun 2002 s/d 2006…………………………………..
xix
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Lembaga keuangan yang ada di Indonesia secara garis besar dapat dikelompokan menjadi lembaga keuangan bank atau seringkali hanya disebut bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang fungsi dan kegiatan pokoknya berbeda dengan bank, misalnya asuransi, dana pensiun, pegadaian dan lain sebagainya. Sedangkan bank itu sendiri terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat. Bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki beberapa fungsi antara lain fungsi intermediasi yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpan dana/kreditur) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam/debitur), fungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter dan juga bank memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Dalam melaksanakan fungsi lembaga keuangan bank sebagai lembaga intermediasi, bank menghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana dalam bentuk rekening giro, tabungan atau deposito, sementara pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana dapat mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Pihak yang membutuhkan dan kelebihan dana tidak hanya perorangan tapi juga perusahaan dan pemerintah yang digunakan untuk pembiayaan dunia usaha baik berupa konsumsi maupun produksi dalam rangka
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mendorong pertumbuhan ekonomi. Fungsi intermediasi dapat berjalan dengan lancar dan baik apabila kedua belah pihak memiliki kepercayaan kepada bank. Untuk
meningkatkan
fungsi
perbankan
dan
mendukung
laju
pertumbuhan ekonomi, pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia mengeluarkan serangkaian kebijakan yang lebih dikenal dengan deregulasi tentang berbagai ketentuan kehati-hatian perbankan. Sampai saat ini Bank Indonesia telah membuat beberapa kali perubahan deregulasi yang sesuai dengan perkembangan industri perbankan. Deregulasi yang benar-benar merubah industri perbankan adalah deregulasi tahun 1983 dan dilanjutkan tahun 1988 yang mengijinkan dibukanya bank baru dengan modal rendah, dan juga bank asing diijinkan membuka cabangnya di Indonesia dan masuk ke dalam industri perbankan Indonesia. Sejak saat itu, industri perbankan di Indonesia berkembang pesat dengan munculnya bank-bank baru dan kantor cabang baru, baik bank umum swasta nasional, bank umum persero, bank asing/campuran maupun Bank Perkreditan Rakyat. Perkembangan bank yang begitu cepat mengakibatkan persaingan antar bank menjadi ketat karena masing-masing bank melakukan segala upaya untuk bisa bersaing di bisnis perbankan. Untuk menjaga kestabilan industri perbankan maka pemerintah kembali melakukan pembenahan dengan mengeluarkan UU No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan untuk mengganti UU perbankan yang berlaku sebelumnya. Pada tahun 1997 dan 1998, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang mengakibatkan dunia perbankan Indonesia menghadapi masalah/kesulitan besar. Kondisi ini disebabkan oleh banyaknya bank melakukan pinjaman luar negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam jumlah besar sehingga pada waktu itu nilai dolar naik secara drastis, pinjaman luar negri tersebut bila dikonversikan ke nilai rupiah menjadi sangat tinggi. Penyebab lainnya adalah pemberian kredit pada groupnya sendiri dan struktur permodalan yang lemah. Keadaan inilah yang mendorong pemerintah untuk mensahkan undang-undang yang baru yaitu UU No.10 Tahun 1998. Kebijakan perbankan yang dikeluarkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan dan memelihara kesehatan, baik secara individu maupun perbankan sebagai suatu sistem. Kondisi bank yang sehat merupakan ukuran keberhasilan dari adanya strategi dan kebijakan yang teratur dan dinilai sangat penting dalam menjaga kelangsungan usaha bank. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter (BI,2003:153). Berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL yaitu sehimpun indikator yang berunsurkan variabel Capital, Assets, Management, Earnings dan Liquidity. Penetapan CAMEL sebagai indikator penilaian kesehatan bank tertuang dalam Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi sebagai salah satu BPR yang dipercaya oleh masyarakat untuk menyimpan dananya dan melakukan pinjaman untuk aktivitas pembiayaan. BPR Shinta Bhakti Wedi selalu mendapat predikat baik di mata masyarakat, hal ini terbukti dengan semakin banyak nasabah yang menggunakan jasa Perbankan dari BPR Shinta Bhakti Wedi. Ada kemungkinan BPR Shinta Bhakti Wedi tidak lagi menyandang predikat tersebut apabila manajemen bank tidak seksama menjaga kepercayaan dari masyarakat. Apalagi saat ini pangsa pasar untuk bank begitu terbuka lebar sehingga setiap bank manapun bebas untuk mendapatkan konsumennya. Banyaknya bank yang ada membuat konsumen dapat memilih bank mana yang akan digunakan, sehingga tingkat kesehatan bank menentukan pilihan nasabah tersebut. Oleh karena itu BPR Shinta Bhakti Wedi dituntut untuk dapat menjaga tingkat kesehatannya agar dapat selalu dipercaya oleh masyarakat dan terus bertahan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN
BANK
PERKREDITAN
RAKYAT
DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CAMEL. Penelitian ini merupakan studi kasus pada BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Batasan Masalah Penilaian tingkat kesehatan bank biasanya menggunakan rasio rentabilitas, rasio solvabilitas dan rasio likuiditas. Dalam penelitian ini bank akan dinilai tingkat kesehatannya dengan menggunakan
Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian
Tingkat
Kesehatan
Bank
Perkreditan
Rakyat
yaitu
dengan
menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity).
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terkategorikan sebagai bank yang sehat berdasarkan metode CAMEL? 2. Bagaimana perkembangan tingkat kesehatan BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terkategorikan sebagai bank yang sehat berdasarkan metode CAMEL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan tingkat kesehatan BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Bank Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan bagi pihak manajemen bank dalam mengambil keputusan untuk menjaga tingkat kesehatan BPR Shinta Bhakti Wedi. 2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kepustakaan Universitas Sanata Dharma khususnya kepustakaan mengenai perbankan, dan menjadi salah satu referensi untuk penelitian di bidang kinerja bank. 3. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan dapat mempelajari situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi dalam bisnis perbankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. BANK 1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian bank menurut PSAK no.31 tahun 2000 adalah: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Definisi
bank menurut A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia
Ekonomi Keuangan dan Perdagangan adalah suatu jenis lembaga keuangan yang mnelaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaanperusahaan dan lain-lain (Dendawijaya, 2001:25). Sedangkan G.M. Verryn Stuart mengatakan bahwa, bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alatalat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (Thomas Suyatno, 1991:1).
2. Jenis-jenis Bank Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang beraneka ragam yang diatur dalam Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998. Namun dari jenis bank yang berbeda terdapat persamaannya yaitu kegiatan pokoknya sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana. Adapun jenis perbankan yang telah diatur dalam UU Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI No.10 Tahun 1998, terdiri dari: a. Bank Umum Yaitu
bank
yang
melaksanakan
kegiatan
usaha
secara
konvensional dan atau berdasarkan syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat Yaitu
bank
yang
melaksanakan
kegiatan
usaha
secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Ditinjau dari segi kepemilikan atau siapa saja yang memiliki bank tersebut, dibedakan menjadi (Kasmir, 2005:34):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
a. Bank milik pemerintah b. Bank milik swasta nasional c. Bank milik koperasi d. Bank milik asing e. Bank milik campuran
3. Peranan dan Fungsi Bank Perkembangan bank-bank swasta yang kian pesat sejak adanya deregulasi perbankan tahun 1983 tentunya sangat diperlukan dalam rangka pembangunan ekonomi nasional. Berbagai peran aktif yang diharapkan dari bank-bank tersebut antara lain (Pudjo Muljono, 1999:2) : a. Sebagai Pengumpul Dana Masyarakat b. Sebagai Sumber Dana untuk Masyarakat Pengusaha c. Sebagai Financial Intermidiary
B. BANK PERKREDITAN RAKYAT 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Menurut Undang-undang NO.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah: Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat Menurut Kasmir (2005:42) kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat antara lain: a. Menghimpun dana dalam bentuk 1) Simpanan Tabungan Simpanan tabungan adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut ketentuan atau syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyat giro, dan/atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 2) Simpanan Deposito Simpanan deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan bank yang bersangkutan. Deposito dapat dibedakan sebagai berikut: a) Deposito berjangka Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat dipindahtangankan. b) Sertifikat deposito Sertifikat deposito adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan, serta dapat dijadikan sebagai jaminan bagi permohonan kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
c) Deposits on call Deposits on call adalah sejenis deposito berjangka yang pengambilannya
dapat
dilakukan
sewaktu-waktu,
asalkan
memberitahukan bank dua hari sebelumnya. b. Menyalurkan dana dalam bentuk 1) Kredit Investasi Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi). 2) Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitor. 3) Kredit Perdagangan Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
3. Usaha Bank Perkreditan Rakyat Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, usaha Bank Perkreditan Rakyat, meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka,
tabungan,
dipersamakan dengan itu.
dan/atau
bentuk
lainnya
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
b. Memberikan kredit c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat dilarang: a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. b. Melakukan usaha dalam valuta asing. c. Melakukan penyertaan modal. d. Melakukan usaha perasuransian. e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
C. KESEHATAN BANK 1. Pengertian Kesehatan Bank Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Susilo, 2000:22). Sama halnya seperti manusia, bila memiliki tubuh yang sehat maka akan meningkatkan kemampuan kerjanya dan kemampuan yang lain. Manusia untuk mengetahui kesehatannya haruslah memeriksakan diri. Begitu pula dengan bank, untuk mengetahui kondisi bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
apakah sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat harus dilakukan penilaian setiap tahun (Kasmir, 2005:47).
2. Manfaat Kesehatan Bank Penilaian tingkat kesehatan bank penting dilakukan mengingat kegiatan usaha bank berdasarkan kepercayaan masyarakat. Masyarakat akan cenderung menyimpan dananya pada bank yang sehat. Disamping untuk kepentingan masyarakat penilaian ini juga penting bagi pihak-pihak lain, antara lain (Pudjo Muljono, 1999:5): a. Nasabah, berkepentingan terhadap keamanan dananya bila ia sebagai kreditur, dan terpenuhinya kebutuhan akan dana bila ia sebagai debitur. b. Pemilik, berkepentingan terhadap penghasilan yang wajar atas investasi yang telah dilakukan dan untuk menilai apakah manajemen yang mengelola bank tersebut baik atau tidak. c. Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia berkepentingan dalam terwujudnya sistem perbankan yang sehat. d. Pengurus dan karyawan yang menjalankan organisasi membutuhkan suasana dan kehidupan yang memungkinkan timbulnya motivasi dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.
Tingkat kesehatan bank merupakan implikasi fungsi pengawasan dan pembinaan Bank Indonesia pada lembaga perbanakan yang ada, yang digunakan sebagai (Dahlan Siamat, 1993:22):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
a. Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank, baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan.
3. Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL Dalam rangka menjaga agar bank lebih melaksanakan prinsip kehatihatian, maka Bank Indonesia selaku pengawas dan Pembina bank nasional telah menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat yang lebih dikenal dengan metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity). Tata cara penilaian tingkat kesehatan yang digunakan adalah Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Berdasarkan
Surat
Keputusan
Direksi
Bank
Indonesia
No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat berikut ini adalah faktor-faktor yang mencakup penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat: a. Faktor Permodalan (Capital) Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) atau biasa disebut CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio yang memperlihatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2001:122). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Modal CAR = ———————————————— x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Penilaian terhadap pemenuhan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) ditetapkan sebagai berikut: 1) Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai krdit ditambah 1 hingga 100. 2) Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi 1 dengan minimum 0.
b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset) Berdasarkan
Surat
Keputusan
Direksi
Bank
Indonesia
No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan, penilaian terhadap faktor kualitas aktiva produktif didasarkan pada 2 rasio, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
1) Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif. Besarnya nilai rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan KAP1 = —————————————————— x 100% Total Aktiva Produktif Nilai kredit rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung dengan cara sebagai berikut: (a) Untuk rasio sebesar 22,5% atau lebih diberi nilai 0, (b) Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: PPAP yang telah dibentuk oleh bank KAP2 = ————————————————— x 100% PPAP yang wajib dibentuk oleh bank Nilai kredit untuk rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut: (a) Untuk rasio sebesar 0% diberi nilai kredit, (b) Untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
c. Faktor Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup 2(dua) komponen yaitu manajemen umum dan manajemen risiko dengan menggunakan daftar pertanyaan/pernyataan sebanyak 25 butir yang terdiri atas 10 pertanyaan/pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan/pernyataan manajemen risiko. Pertanyaan/pernyataan manajemen umum mencakup strategi/sasaran, struktur, sistem,dan kepemimpinan Bank Perkreditan Rakyat. Sedangkan manajemen risiko mencakup risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum, serta risiko pemilik dan pengurus. Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan antara 0 sampai 4 dengan kriteria: 1) Nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah, 2) Nilai 1, 2 dan 3 mencerminkan kondisi antara, 3) Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik.
d. Faktor Rentabilitas (Earning) Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2(dua) rasio, yaitu: 1) Rasio jumlah laba sebelum pajak 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bln terakhir ROA = ——————————————————— x 100% Rata-rata Volume Usaha 12 bln terakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Cara perhitungan nilai kredit dari rasio ini dilakukan sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0. b) Untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum100. 2) Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Beban Operasional 12 bln Terakhir BOPO = ———————————————————— x 100% Jumlah Pendapatan Operasional 12 bln Terakhir
Perhitungan nilai kredit rasio ini dilakukan sebagai berikut: b) Untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0. c) Untuk setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
e. Faktor Likuiditas (Liquidity) Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2(dua) rasio, yaitu: 1) Rasio alat likuid terhadap hutang lancar. Rasio ini biasa disebut cash ratio (CR) dirumuskan sebagai berikut: Alat Likuid CR = ———————— x100% Kewajiban Lancar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Alat Likuid meliputi kas dan penanaman modal pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan dikurangi dengan tabungan bank lain pada bank. Penilaian terhadap rasio ini dilakukan sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 0% diberi nilai kredit 0. b) Untuk setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Kredit LDR = ————————————— x 100% Dana Yang Diterima Bank
Kredit dalam rasio ini, meliputi: a) Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian kredit sindikasi yang dibiayai bank lain. b) Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit yang diberikan dalam jangka waktu lebih dari 3(tiga) bulan. c) Penanaman kepada bank lain dalam bentuk kredit dalam rangka kredit sindikasi. Sedangkan dana yang diterima, meliputi: a) Deposito dan tabungan masyarakat. b) Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3(tiga) bulan (diluar pinjaman subordinasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
c) Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan. d) Modal inti. e) Modal pinjaman. Perhitungan nilai kredit terhadap rasio ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0. b) Untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan maksimum100.
4. Pelaksanaan Ketentuan yang Mempengaruhi Hasil Penilaian Kesehatan Bank Nilai kredit dari hasil penilaian dari masing-masing faktor tersebut di atas yang telah dikalikan dengan bobotnya lalu dijumlahkan dan di dapat nilai CAMEL. Selanjutnya, nilai CAMEL ini dapat ditambah atau dikurangi dengan nilai kredit yang berasal dari penilaian atas pelaksanaan suatu bank terhadap ketentuan-ketentuan perbankan yang sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan. Adapun pelaksanaan ketentuan tersebut diatur pula dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, yang dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
a. Pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Pelanggaran terhadap ketentuan BMPK dihitung berdasarkan jumlah kumulatif pelanggaran BMPK kepada debitur individual, debitur kelompok dan pihak terkait dengan bank terhadap modal bank. Pelanggaran trerhadap ketentuan BMPK dapat mengurangi nilai kredit hasil penilaian tingkat kesehatan dengan perhitungan sebagi berikut: 1) Untuk setiap pelanggaran BMPK, nilai kredit dikurangi 5; dan 2) Untuk setiap 1% pelanggaran BMPK nilai kredit dikurangi lagi dengan 0,05 dengan maksimum 10. b. Faktor Judgement Selain ketentuan yang telah diatur dalam surat keputusan Bi tersebut, juga terdapat pinalti yang dapat mengurangi nilai kesehatan bank, yaitu antara lain (Pudjo Muljono,1999:162): 1) Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam bank yang bersangkutan. 2) Campur tangan pihak-pihak di luar bank dalam pengurusan (manajemen) bank, termasuk di dalamnya kerja sama yang tidak wajar yang mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri. 3) “window dressing” dalam pembukuan dan atau laporan bank yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap keadaan keuangan bank sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
4) Praktik “bank dalam bank” atau melakukan usaha bank di luar pembukuan bank. 5) Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga. 6) Praktik perbankan lain yang menyimpang yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank dan/atau menurunkan kesehatan bank.
5. Kesimpulan Penilaian Penilaian kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ditetapkan dalam empat golongan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu: a. Nilai kredit 81 sampai dengan 100 diberi predikat sehat. b. Nilai kredit 66 sampai dengan kurang dari 81 diberi predikat cukup sehat. c. Nilai kredit 51 sampai dengan kurang dari 66 diberi predikat kurang sehat. d. Nilai kredit 0 sampai dengan kurang dari 51 diberi predikat tidak sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan berupa studi kasus, yaitu penelitian tentang subyek tertentu, maka kesimpulan yang didapatkan hanya berlaku untuk subyek yang diteliti saja. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah, dianalisis dan disimpulkan. Dengan studi kasus ini diharapkan dapat mendiagnosa sebab-sebab dari suatu masalah dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi, Jl. Raya Wedi Bayat Km.1 Wedi, Klaten, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2007 s/d Selesai.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai pemberi informasi yang mendukung penelitian ini. Adapun subyek penelitian tersebut adalah:
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
a. Manajer b. Kepala Bagian Keuangan c. Kepala Bagian Administrasi dan Umum. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah laporan keuangan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Laporan keuangan yang dibutuhkan antara lain neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung dan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik terhadap data yang dibutuhkan. Data yang diperoleh dengan metode ini adalah proses pencatatan akuntansi. 2. Wawancara Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak responden. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data mengenai gambaran umum perusahaan dan kegiatan khususnya dalam bidang keuangan. Data-data yang telah diperoleh ini digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
3. Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan cara meneliti dan mempelajari arsiparsip serta catatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dengan metode ini adalah data mengenai laporan keuangan perusahaan dan stuktur organisasi perusahaan.
E. Teknik analisis Data 1. Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dari perusahaan. Data ini berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. 2. Analisis Tingkat Kesehatan BPR dengan CAMEL Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, dan mengkuantitatifkan faktor dan komponen masing-masing. Penilaian faktor-faktor tersebut dilakukan dengan menggunakn sistem kredit (reward system) yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai dengan 100. Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Perkreditan Rakyat, cara perhitungan dari masing-masing faktor dan komponen tersebut dijabarkan sebagai berikut: a. Faktor Permodalan (Capital) Rasio ini dihitung dengan rumus: Modal CAR = ———————————————— x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Penilaian terhadap pemenuhan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) ditetapkan sebagai berikut: 1) Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai krdit ditambah 1 hingga 100. 2) Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi 1 dengan minimum 0.
b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality) 1) Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif. Nilai rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan KAP1 = —————————————————— x 100% Total Aktiva Produktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Nilai kredit rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung dengan cara sebagai berikut: (a) Untuk rasio sebesar 22,5% atau lebih diberi nilai 0, (b) Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2) Rasio penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut: PPAP yang telah dibentuk oleh bank KAP2 = ————————————————— x 100% PPAP yang wajib dibentuk oleh bank
Nilai kredit untuk rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 0% diberi nilai kredit, b) Untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
c. Faktor Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup 2 aspek yaitu manajemen umum dan manajemen risiko yang melekat pada berbagai kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat, dengan menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang berjumlah 25 butir. Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan antara 0 sampai 4 dengan kriteria:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
1) Nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah, 2) Nilai 1, 2 dan 3 mencerminkan kondisi antara, 3) Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik.
d. Faktor Rentabilitas (Earning) 1) Rasio jumlah laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bln Terakhir ROA = ——————————————————— x 100% Rata-rata Volume Usaha 12 bln Terakhir Cara perhitungan nilai kredit dari rasio ini dilakukan sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0. b) Untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum100. 2) Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Beban Operasional 12 bln Terakhir BOPO = ———————————————————— x 100% Jumlah Pendapatan Operasional 12 bln Terakhir Perhitungan nilai kredit rasio ini dilakukan sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0. b) Untuk setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
e. Faktor Likuiditas (Liquidity) Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2(dua) rasio, yaitu: 1) Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Alat Likuid CR = ———————— x100% Kewajiban Lancar Penilaian terhadap rasio ini dilakukan sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 0% diberi nilai kredit 0. b) Untuk setiap kenaikan 0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Kredit Yang Diberikan LDR = ————————————— x 100% Dana Yang Diterima Bank Perhitungan nilai kredit terhadap rasio ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0. b) Untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan maksimum100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Tabel 3.1. Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan Bobotnya No. 1.
2.
3.
4.
5.
Faktor yang Dinilai Permodalan
Kualitas Aktiva Produktif
Manajemen
Rentabilitas
Likuiditas
Komponen
Nilai
Nilai kredit
Bobot
Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.
30%
Rasio penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank.
5%
Manajemen Umum
10%
Manajemen Risiko
10%
Rasio jumlah laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.
5%
Rasio jumlah biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap jumlah pendapatan operasional dalam periode yang sama.
5%
Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar.
5%
25%
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank.
5%
Total Skor Penilaian
Tabel.3.2. Predikat Tingkat Kesehatan BPR NILAI KREDIT 81-100 66 - < 81 51 - < 66 0 - <51
PREDIKAT Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
3. Analisis Pelaksanaan Ketentuan yang Mempengaruhi Hasil Penilaian Kesehatan. a. Pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Jumlah Pelanggaran Pelanggaran BMPK = ——————————— x 100% Modal Bank
b. Faktor Judgement Apabila dalam analisis tingkat kesehatan bank lebih lanjut ditemukan adanya pelanggaran atau tindakan yang mempengaruhi hasil penelitian, maka predikat tingkat kesehatan bank yang sehat atau cukup sehat atau kurang sehat dapat diturunakan menjadi tidak sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
4. Analisis Perkembangan Tingkat Kesehatan Bank Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua digunakan analisa trend dengan metode kuadrat terkecil (least square). Metode kuadrat merupakan metode yang sering digunakan dalam pengukuran tingkat perkembangan karena hanya metode ini yang dapat meminimalkan jumlah kuadrat penyimpangan (deviasi), sehingga dapat diperoleh persamaan garis trend yang lebih akurat. Apabila suatu trend digambarkan sebagai garis lurus, maka garis trend secara matematik akan dinyatakan dengan rumus (Sutrisno,2000:445) : a b
Dimana : Y’ X a b
= nilai variabel yang akan ditentukan = periode waktu dari tahun ke tahun = nilai variabel pada tahun dasar = perubahan variabel (Y) pertahun secara berkala
Agar persamaan trend yang diperoleh merupakan persamaan linier least square, maka nilai a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus: a b 2
Dimana: N = banyaknya tahun yang digunakan Y = hasil akhir penilaian tikat kesehatan bank X = nilai waktu masing-masing tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan bank diambil untuk mencari trend tingkat kesehatan bank yang dapat dicapai dari tahun 2002 sampai tahun 2006 dan memasukkan ke dalam tabel untuk mempermudah perhitungan.
Tabel 3.3. Contoh Tabel nilai Bobot Perkembangan Bank Tahun Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan bank (Y) (1) (2) 2002 2003 2004 2005 2006 Total
Kode waktu (X) (3)
XY
(X²)
Y’
(4)
(5)
(6)
Setelah nilai trend (Y’) dicari dengan persamaan trend dan telah digambarkan kedalam grafik, kemudian dilakukan analisis bagaimana perkembangan tingkat kesehatan bank dari tahun ke tahun berikutnya. Untuk mengetahui apakah nilai “b” signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji “t” pada taraf nyata (significant level) 5%. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: H0: b = 0 Tidak ada perkembangan tingkat kesehatan bank yang signifikan. H1: b ≠ 0 Ada perkembangan tingkat kesehatan bank yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Rumus t-hitung yang digunakan adalah sebagai berikut: b t hitung Sb
Dimana : b = Perubahan variabel (Y) pertahun secara berkala Sb = Standar error koefisien Rumus standar error koefisien (Sb) yang digunakan adalah sebagai berikut: Sb2 =
S e2
Dimana: S 2 2
2 e
Ho diterima jika, -t (0,025) ≤thitung ≤t (0,025) Ho ditolak jika, thitung < -t(0,025) atau thitung > t(0,025)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Shinta Bhakti wedi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti wedi merupakan salah satu BPR yang ada di Klaten dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat sekitarnya. Adapun misi pokok dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah membantu pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama dalam bidang sosial ekonomi pedesaan melalui jasa perbankan agar ruang gerak rentenir dapat dibatasi. Seiring dengan program pemerintah waktu itu, yakni dalam rangka menggalakkan kewiraswastaan maka daerah kecamatan Wedi yang merupakan sentra industri konveksi dan di samping itu juga usaha pertanian semakin berkembang karena kesuburan lahan, penyuluhan teknologi pertanian maka daerah Wedi sangat potensial untuk usaha perbankan dengan misi membantu permodalan sehingga usaha yang dikelola masyarakat dapat tumbuh dan berkembang. Apalagi karena para wiraswastawan tersebut kebanyakan terdiri dari pengusaha golongan ekonomi lemah. Melihat adanya peluang tersebut menimbulkan gagasan para pendiri yang terdiri dari: Bpk.Drs.E.Santoso, Bpk.A.Arwadi,BA, Bpk.Y.Suwondo, Bpk.Surandi dan Bpk.Ag.suhardjono untuk mendirikan Bank Perkreditan Rakyat. Realisasi dari gagasan tersebut dimulai dengan membuka pos pembantu PT.Bank Shinta Daya Kalasan di Kecamatan Wedi. Dalam perkembangannya pos
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
kas pembantu tersebut semakin bertambah banyak dalam melayani nasabah. Melihat perkembangan pos kas pembantu yang begitu pesat, maka pada tanggal 19 Juni 1993, melalui notaries Soelanto,SH dengan akte notaries No.10 maka lahirlah PT. Bank Perkreditan Rakyat Shinta Bhakti Wedi, Klaten. Bentuk dari BPR Shinta Bhakti Wedi adalah Perseroan Terbatas (PT), karena memiliki ciri-ciri positif, antara lain: 1. Memiliki jangka waktu hidup yang tak terbatas. 2. Kemungkinan terhimpunnya modal lebih besar dalam bentuk saham. 3. Pemisahan antara pimpinan perusahaan dengan pemilik modal. 4. Saham bersifat cair, sehingga dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan. 5. Lebih mandiri dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. Ciri-ciri tersebut menjadi lebih bermakna setelah dilengkapi dengan nama diri yang dipilih yaitu “Shinta”. Berdasarkan falsafah pewayangan, Dewi Shinta adalah tokoh yang setia, jujur dan sangat percaya diri. Palimh tidak dari ketiga karakter tersebut diharapkan dapat menjadi semangat dalam pengabdian bagi prinsip usaha PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dalam menjalin kerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat. Secara legal BPR Shinta Bhakti Wedi melakukan operasional perbankan melalui perijinan sebagai berikut: 1. Tanggal 23 November 1993: Izin prinsip dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No.S-1853/MK.17/1993. 2. Tanggal 19 Juni 1993: Akte Notaris Pendirian Perseroan Terbatas (PT) No.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tanggal 9 September 1993: Akte Perubahan anggaran Dasar PT No.37 yang dibuat oleh Notaris Soejatno, SH yang berkedudukan di Jl. Pemuda Selatan Klaten. 3. Tanggal 7 Februari 1994: Pengesahan Akte Pendirian oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia No.C2-1992.HT.01-10 Tahun1994. 4. Tanggal 10 Maret 1994: Berita Negara Republik Indonesia No.20/1995, tambahan Berita Negara No.2277/1995. 5. Tanggal 24 Agustus 1994: Ijin Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No.Kep-243/KM.17/1994. 6. Tanggal 17 September 1994: BPR Shinta Bhakti Wedi Klaten mulai melakukan kegiatan operasional. 7. Tanggal 31 Juli 1995: Akte Notaris No.105 tentang penambahan modal disetor. 8. Tanggal 11 Agustus 1995: Akte Notaris No.6 tentang penambahan modal disetor. 9. Tanggal 16 Februari 1996: Akte Notaris No.24 tentang penambahan modal disetor. 10. Tanggal 14 Maret 1996: Akte Notaris No.5 tentang penambahan modal disetor. 11. Tanggal 12 Agustus 1996: Akte Notaris No.24 tentang pelimpahan saham dari para pendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
BPR Shinta Bhakti Wedi ini bersifat menjual jasa perbankan dan sasaran utamanya adalah masyarakat atau pedagang golongan menengah kebawah, misalnya sector industri kecil, pedagang, garmen dan sebagainya. Visi dari BPR Shinta Bhakti Wedi adalah mewujudkan BPR yang sehat agar dapat memberikan layanan jasa perbankan kepada masyarakat pedesaan secara luas, efektif dan efisien serta berkelanjutan. Adapun misi dari BPR Shinta Bhakti Wedi adalah membantu serta mendorong pertumbuhan perekonomian pedesaan, membantu serta mendorong pertumbuhan pendapatan masyarakat pedsaan, serta mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat pedesaan. Para pengusaha kecil atau industri kecil biasanya mengalami kendala ketika harus mengajukan kredit ke bank umum. Mereka terhambat akan adanya berbagai macam prosedur yang ada, sehingga akhirnya lebih memilih meminjam kepada rentenir daripada bank. BPR Shinta Bhakti Wedi ini mencoba membantu dan mencegah agar para pengusaha atau industri kecil tidak lari ke rentenir. Usaha yang dilakukan oleh BPR ini adalah dengan memberikan pinjaman ataupun memberikan pembinaan hanya berdasarkan atas unsur kepercayaan. BPR Shinta Bhakti Wedi melakukan pembiayaan karena melihat ada prospek yang cerah dari usaha yang dijalankan. Usaha yang dilakukan oleh BPR ini ternyata berhasil, dari seluruh kredit yang diberikan jarang terjadi kemacetan di dalam pembayaran. Selain itu ruang gerak dari BPR Shinta Bhakti Wedi ini semakin meluas. Dari 25 kecamatan yang ada di kabupaten Klaten yang belum dijangkau tinggal 3 kecamatan, bahkan sudah meluas sampai ke Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Tujuan dari berdirinya BPR Shinta Bhakti Wedi ini adalah melakukan usaha Bank Perkreditan Rakyat dalam lingkungan masyarakat desa dan kecamatan untuk membantu perekonomian nasional dalam bidang pertanian, perindustrian, kerajinan, perdagangan serta usaha-usaha lain yang tumbuh didalam masyarakat terutama dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
B. Lokasi perusahaan Kantor BPR Shinta Bhakti Wedi terletak di Jalan Raya Wedi-Bayat Km1 Wedi, Klaten, Jawa Tengah. Letak kantor BPR Shinta Bhakti Wedi ini sangat strategis karena terletak di pusat kota mastarakat Wedi dan sekitarnya. Daerah ini dipilih melalui berbagai pertimbangan karena daerah ini cukup potensial dalam penghimpunan modal berupa tabungan dan penyaluran kredit kepada masyarakat dan letaknya tidak jauh dari pasar.
C. Struktur Organisasi BPR Shinta Bhakti Wedi dalam mencapai tujuannya menetapkan beberapa hal yang harus dilakukan. Adapun ketetapan tersebut adalah seperti mengatur hubungan kerja yang serasi, hubungan wewenang, tanggung jawab dan pembagian tugasyang jelas. Berikut ini adalah uraian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi BPR Shinta Bhakti Wedi: 1. Dewan Komisaris Dewan komisaris bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas segala usaha dan kebijakan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
dikeluarkannya. Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan direksi dalam perseroan serta memberikan nasehat kepada direksi dan memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap buku-buku, surat-surat, bukti-bukti, mencocokkan keadaan uang kas, dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi. 2. Direksi Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Direksi mempunyai tugas dan wewenang
memimpin staf perusahaan dalam
perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Menetapkan target pasar. b. Merencanakan kegiatan pemasaran. c. Memberikan keputusan kredit. d. Mengevaluasi pencapaian target. e. Memberikan penilaian kinerja personalia. f. Merencanakan kegiatan pengembangan personalia. 3. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Membantu direksi dalam melakukan hubungan dengan pihak luar. b. Mewakili perusahaan dalam rangka kegiatan hubungan masyarakat. c. Mengorganisasikan kegiatan publikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
d. Mengorganisasikan kegiatan rapat dan pertemuan perusahaan. 4. Satuan Kerja Audit Intern Satuan Kerja Audit Intern mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Mengkoordinasi pembuatan rencana kerja. b. Melakukan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan: 1). Ketaatan terhadap peraturan yang ada. 2). Kesesuaian bukti fisik dengan catatan. 3). Hal-hal khusus yang telah ditetapkan direksi. c. Melakukan analisa-analisa antara lain yaitu kesehatan bank, CAR, pencapaian rencana, dan lain-lain. d. Membuat laporan hasil pengawasan dan pemeriksaan. e. Membuat laporan hasil analisa. f. Mengkoordinasi pembuatan laporan untuk pihak ekstern. 5. Manajer Pemasaran Tugas dan wewenang manajer pemasaran adalah sebagai berikut: a. Merencanakan, malaksanakan, dan mensupervisi kegiatan pemasaran tabungan deposito dan kredit. b. Melaksanakan dan mensupervisi kegiatan penanganan kredit bermasalah. c. Mengarahkan serta menbina personol-personil dalam lingkungan kegiatan pemasaran. d. Memimpin kegiatan analisis kredit yang dilakukan oleh komite kredit. e. Melaksanakan dan mensupervisi kegiatan survey lapangan dalam proses analisis kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
f. Menyusun strategi pengembangan produk. g. Menyusun strategi pengembangan pasar. h. Menyusun strategi promosi. i. Melakukan pemeriksaan akhir analisa kredit dan memberikan persetujuan pencairan kredit. j. Menetapkan, memutuskan, menyetujui dan memerintahkan pengeluaran uang dalam rangka realisasi kredit umum yang diberikan kepada calon debitur sesuai dengan batas kewenangan yang ditetapkan oleh direksi. k. Memantau pencapaian target harian pada fungsi pemasaran dan remedial serta memberikan pengarahan untuk pelaksanaan tugas hari berikutnya. Manajer pemasaran ini membawahi 2(dua) Kepala Bagian, yaitu: a. Kepala Bagian Kredit Tugas dan wewenangnya antara lain: 1) Melaksanakan
dan
mensupervisi
kegiatan
pemasaran
kredit,
menyiapkan data untuk kepentingan analisis kredit. 2) Memberikan legal opini terhadap pengajuan kredit serta proposalproposal yang ada. 3) Mengadakan investigasi atas permohonan fasilitas kredit yang masuk dan mengadakan penilaian terhadap barang jaminan. 4) Melaksanakan analisis yuridis dan finansial atas proposal-proposal kredit. 5) Menyiapkan, mengurus serta membuat laporan hasil pertemuan komite kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Kepala Bagian Kredit membawahi kepala seksi kredit wilayah I,II, dan III. Tugas dan wewenang kepala seksi kredit wilayah I,II dan III antara lain yaitu membagi-bagi tugas harian yang harus dikerjakan bagian pemasaran kredit, melakukan kegiatan pengembangan pemasaran kredit di wilayah masing-masing, membuat laporan prospek kredit, membuat laporan penanganan kredit bermasalah di wilayah masing-masing dan membuat laporan penanganan kredit yang dihapusbukukan di wilayah masing-masing. Kepala seksi kredit membawahi satu staf kredit di wilayah I,II dan III. Tugas staf kredit tersebut antara lain: 1) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan oleh manajer pemasaran dan kepala bagisn kredit. 2) Melaksanakan kegiatan pemasaran kredit. 3) Melakukan tugas-tugas operasional kredit. 4) Melakukan kegiatan administratif kredit pegawai dan kredit umum. 5) Melaksanakan kegiatan survei untuk permohonan kredit. 6) Melakukan kegiatan analisis kredit. 7) Membuat surat penolakan permohonan kredit. 8) Melakukan kegiatan adminstratif prospek kredit. 9) Membuat laporan kepada kepala seksi kredit tentang pelaksanaan tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
b. Kepala Bagian Dana Tugas dan wewenangnya, antara lain: 1) Melaksanakan dan mensupervisi kegiatan pemasaran tabungan dan deposito. 2) Memimpin jajaran kepala seksi dan staf dalam kegiatan pemasaran dana. 3) Memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi jajaran kepala seksi dan staf dalam pembuatan dan pelaksanaan pemasaran dana. 4) Membuat laporan realisasi pencapaian target pemasaran dana.
Kepala Bagian Dana membawahi satu kepala seksi dana. Tugas dan wewenang kepala seksi dana antara lain yaitu: Membagi tugas-tugas harian yang harus dikerjakan bagian pemasaran dana, melakukan kegiatan pengembangan wilayah pemasaran dana, membuat laporan prospek dana dan membuat laporan dana jatuh tempo. Kepala seksi dana membawahi satu staf dana. Tugas staf dana tersebut antara lain: 1) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan oleh manajer pemasaran dan kepala bagian dana. 2) Melaksanakan kegiatan pemasaran tabungan dan deposito. 3) Melakukan tugas-tugas operasional dan administratif dana yang telah ditentukan. 4) Mencari prospek dana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
5) Membuat laporan kepada kepala seksi dana tentang pelaksanaan tugasnya. 6. Manajer Operasi Tugas pokok Manajer operasi adalah: a. Melaksanakan dan mensupervisi kegiatan operasional kantor. b. Merencanakan, melaksanakan dan mensupervisi kegiatan personalia. c. Melaksanakan dan mensupervisi kegiatan pembukuan transaksi sampai dengan dihasilkannya laporan keuangan dan laopran-laporan lain yang berhubungan, termasuk di dalamnya verifikasi dan koreksi bukti transaksi. d. Melaksanakan dan mensupervisi kegiatan penanganan uang yang ada di kantor. e. Mengarahkan serta membina personil-personil dalam lingkungan umum dan personalia, akuntansi dan keuangan. f. Mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan personil pada bagian pembukuan agar melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen maupun Bank Indonesia. g. Melakukan kegiatan supervisi untuk menjamin lancarnya arus kerja dan arus dokumen. h. Menyusun laporan-laporan untuk kepentingan pihak ekstern. i. Mengkoordinasi pembuatan laporan harian, bulanan, triwulan, kwartalan, semesteran maupun tahunan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan manajemen maupun Bank Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
j. Mengkoordinasi pembuatan laporan likuiditas harian sebagai laporan untuk manajemen. k. Mengkoordinasi
pembuatan
dan
penyampaian
laporan
likuiditas
mingguan ke Bank Indonesia. l. Mengkoordinasi pembuatan dan penyampaian laporan bulanan intern dan laporan bulanan sandi Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Bank Indonesia. m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menyangkut kegiatan pembukuan sesuai dengan kebutuhan manajemen. n. Melayani kegiatan pemeriksaan intern dan ekstern, pemeriksaan akuntan, pemeriksaan pengawas dan pemeriksaan oleh Bank Indonesia. o. Menyusun strategi pengembangan Sumber Daya Manusia. p. Menetapkan, memutuskan, menyetujui dan memerintahkan pengeluaran uang dalam rangka realisasi kredit pegawai yang diberikan kepada calon debitur sesuai dengan batas kewenangan yang ditetapkan oleh direksi. Manajer operasi membawahi tiga kepala bagian, yaitu: a. Kepala Bagian Administratif dan Akuntansi Tugas pokok untuk bagian ini adalah: 1)
Mengkoordinasi,
melaksanakan
dan
mensupervisi
kegiatan
administrasi, tabungan, deposito dan kredit agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh manajemen maupun Bank Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
2)
Melaksanakan kegiatan penanganan kredit yang meliputi memeriksa kelengkapan permohonan kredit yang baru masuk, memerintahkan pencairan kredit umum dan kredit pegawai yang sudah disetujui, memberikan persetujuan untuk kredit pegawai sesuai dengan batas kewenangan yang ditetapkan oleh direksi, pembebanan biaya provisi, administrasi dan materai kredit, pembebanan biaya notaris.
3)
Meneliti dan melegalisasi hasil-hasil kerja rutin bagian adminstrasi tabungan, deposito dan kredit sebelum diajukan pada tingkat manajer.
4)
Bertanggungjawab penuh atas pembuatan, pencatatan pembukuan pada bagian administrasi kredit.
5)
Mengerjakan perhitungan bunga untuk periode satu bulan dan membebankan setiap tanggal tertentu.
6)
Melaksanakan penyetoran bea materai kredit setiap awal minggu dan mentrasfernya ke rekening kas negara.
7)
Membuat laporan lengkap pinjaman sesuai ketentuan Bank Indonesia dalam sandi tertentu.
8)
Membuat laporan bunga yang akan diterima bank intra maupun bank ekstra comptable.
9)
Melakukan kegiatan lain yang menyangkut administrasi kredit, antara lain seperti mengarsipkan surat perjanjian dan surat jaminan, mencatat dan menyimpan perjanjian yang menggunakan jaminan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
dalam buku jaminan, serta bertanggungjawab atas keluar masuknya jaminan. 10) Mengkoordinasi, melaksanakan dan mensupervisi kegiatan akuntansi agar sesuai dengan peraturan yang menjaminkan kendaraannya. 11) Meneliti dan melegalisasi hasil-hasil kerja rutin bagian akuntansi. 12) Melaksanakan proses pembuatan laporan yang berkaitan dengan pajak penghasilan perusahaan. 13) Mengkoordinasi, melaksanakan dan mensupervisi pembuatan laporan likuiditas harian sebagai laporan untuk manajemen. 14) Mengkoordinasi, malaksanakan dan mensupervisi pembuatan laporan ekstern lainnya sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Bank Indonesia. 15) Melaksanakan dan bertanggungjawab atas penyimpanan (proteksi) kartu-kartu buku besar dan buku pembantu maupun dokumendokumen
lain
yang
menyangkut
kegiatan
administrasi
dan
pembukuan bank. 16) Mengkoordinasi
tugas-tugas
lain
yang
menyangkut
kegiatan
administrasi dan pembukuan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. 17) Melakukan verifikasi mutasi harian. Kepala bagian administrasi dan akuntansi membawahi tiga staf, yaitu: 1) Staf administrasi Tugas pokok staf administrasi, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
a) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan oleh manajer operasi dan kabag administrasi dan akuntansi. b) Pengecekan berkas pencairan kredit. c) Memutasikan slip-slip transaksi kredit ke dalam ledger sebelum diserahkan kepada manajer operasi. d) Penulisan jumlah jaminan ke dalam buku yang telah ditentukan. e) Mengurutkan ledger yang telah dimutasi transaksinya pada saat itu. f) Mencetak daftar transaksi dan rekapitulasi kredit. g) Mencocokan ledger yang telah dimutasi dengan print out daftar transaksi. h) Rekapitulasi kredit dicocokan dengan slip transaksi kredit. i) Rekapitulasi kredit disalin dalam buku bunga, DKSB, rekap harian dan saldo. j) Meminta tanda tangan berkas pencairan kepada dirut dan memasukkan dalam amplop berkas/jaminan. 2) Staf akuntansi Tugas pokok staf akuntansi, yaitu: a) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan oleh manajer operasi dan Kabag administrasi dan akuntansi. b) Mengelompokkan slip sesuai dengan jenis transaksi, sehingga bila terjadi kesalahan input langsung bisa dilacak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
c) Melakukan proses akuntansi sesuai dengan prosedur aplikasi program komputer. d) Melakukan transaksi pindah buku. e) Setiap akhir bulan membuat laporan, seperti laporan penyusutan inventaris, pajak PPh Badan, buku besar, dll. 3) Costumer Service Tugas Costumer Service, adalah: a) Melaksanakan kegiatan pelayanan nasabah di counter meliputi, memberikan informasi secara detail kepada nasabah atas segala bentuk produk bank beserta aturan mainnya, menerima berkas permohonan kredit dan membuatkan bukti tanda terima berkas permohonan kredit, sekaligus menerangkan kepada pemohon mengenai syarat apa saja yang perlu dilengkapi, menerima nasabah baru, dan membantu nasabah yang akan melakukan transaksi. b) Membuat file nasabah baru yang ingin menabung. c) Mendata nasabah sesuai dengan nomer registernya. d) Mendengarkan keluhan/masalah yang disampaikan oleh nasabah serta
memberikan
solusinya,
seandainya
masalah
belum
terselesaikan akan disampaikan pada pejabat berwenang. b. Kepala Bagian Umum dan Personalia Kabag Umum dan Personalia mempunyai tugas dan wewenang, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
1)
Memimpin kegiatan penanganan kantor, administrasi kantor dan halhal lain yang tidak menjadi tanggungjawab bagian lain.
2)
Memimpin kegiatan personalia.
3)
Melaksanakan kegiatan personalia, antara lain merekrut karyawan baru dan pengembangan karyawan (pendidikan dan pelatihan)
4)
Melaksanakan kegiatan pengadaan alat-alat kantor.
5)
Melaksanakan kegiatan perawatan kantor, alat-alat kantor dan kendaraan.
6)
Melaksanakan kegiatan pembayaran berbagai macam pajak dan iuran yang berkaitan dengan asset perusahaan.
Kepala Bagian umum dan Personalia membawahi tiga staf, yaitu: 1) Staf Umum dan Personalia Staf umum dan personalia mempunyai tugas dan wewenang antara lain: a) Melaksanakan kegiatan yang ditetapkan oleh manajer operasional dan kepala bagian administrasi umum dan personalia. b) Melayani direksi dan melakukan tugas kantor lainnya yang berhubungan dengan transportasi. c) Membantu kegiatan yang dilakukan oleh staf pemasaran dan staf remedial. d) Membantu
melaksanakan
kegiatan
kantor
berhubungan dengan kegiatan administrasi.
terutama
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
2) Satpam Tugas satpam, antara lain: a) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan oleh manajer operasional dan kepala bagiab administrasi umum dan personalia. b) Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penjagaan keamanan asset perusahaan secara fisik. c) Melakukan kegiatan pengawalan pengiriman dan pengambilan uang dalam jumlah besar. d) Membantu kegiatan yang dilakukan oleh pramubhakti, terutama dalam menjaga kebersihan kendaraan dan ruangan. e) Melakukan kegiatan piket jaga malam. 3) Pramubhakti Tugas pokok pramubhakti, yaitu: a) Melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan oleh manajer operasional dan kepala bagian administrasi umum dan personalis. b) Melakukan kegiatan piket malam. c. Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Keuangan mempunyai beberapa tugas pokok, yaitu: 1)
Mengkoordinasi, melaksanakan dan mensupervisi kegiatan keuangan agar sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh manajemen dan Bank Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
2)
Meneliti dan melegalisasi hasil-hasil kerja rutin bagian keuangan sebelum diajukan kepada manajer.
3)
Mensupervisi proses penghitungan uang oleh kasir.
4)
Melaksanakan kas opname setiap hari.
5)
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh manajer operasi dan atau direktur sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas/fungsi keuangan.
Kepala Bagian Keuangan membawahi satu staf yaitu teller. Tugas pokok teller, antara lain: 1) Melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan oleh manajer operasi dan kepala bagian keuangan. 2) Memberikan pelayanan segala bentuk transaksi tunai yang dilakukan oleh nasabah di counter. 3) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan uang masuk dan keluar berkenaan dengan transaksi tunai yang langsung dilakukan oleh nasabah di counter.
D. Pemasaran Daerah pemasaran PT. BPR Shinta Bhakti Wedi meliputi seluruh kecamatan kabupaten Klaten, sebagian daerah di Gunung Kidul, sleman, Kalasan dan Magelang. Karena lokasi PT. BPR Shinta Bhakti Wedi berada di daerah sentra industri, dimana terdapat banyak usaha perdagangan baik besar maupun kecil, maka pasar potensialnya adalah pegawai swasta dan wiraswasta. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
samping itu ada juga pegawai negeri dan pelajar yang memamfaatkan jasa bank tersebut. Untuk meningkatkan minat masyarakat dalam memanfaatkan salah satu fungsi bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat, pihak bank melakukan cara-cara sebagai berikut: 1. Ikut berperan serta dalam acara tertentu dengan menjadi sponsor. 2. Menjalin hubungan yang baik dengan instansi atau pejabat setempat. 3. Mengadakan iklan di radio. 4. Pendekatan secara langsung dengan calon nasabah. 5. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada seluruh nasabah dengan pelayanan yang cepat dan memuaskan.
E. Personalia Jumlah karyawan PT. BPR. Shinta Bhakti Wedi sampai saat ini adalah 27 orang ditambah 2 orang sebagai direksi. Jumlah tersebut terdiri atas 7 orang wanita dan 20 orang laiki-laki. Pembagian jabatan karyawan adalah 2 orang sebagai Direksi, 1 orang sekretaris, 1 orang sebagai Satuan Kerja audit Intern, 1 orang sebagai Manajer Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan, 1 orang sebagai Kepala Bagian Pemasaran, 1 orang sebagai Kepala Bagian Administrasi Pelanggan, 1 orang sebagai Kepala Bagian admininstrasi Umum dan Personalia, 1 orang sebagai Kepala Bagian akuntansi dan Keuangan, 3 orang sebagai staf pemasaran dana, 5 orang sebagai staf pemasaran kredit, 2 orang sebagai staf teller, 5 orang sebagai staf remedial, 1 orang sebagai staf administrasi dana, 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
orang sebagai staf administrasi kredit, 1 orang sebagai staf akuntansi, 2 orang sebagai kordinator wilayah, 2 orang sebagai satpam, 2 orang sebagai pramubakti dan 1 orang sebagai staf keuangan atau kasir. Di PT. BPR Shinta Bhakti Wedi ini masih terdapat karyawan yang merangkap jabatannya dikarenakan adanya suatu bagian yang kerjanya belum maksimal sehingga agar tercapai efektifitas kerja maka ada karyawan yang merangkap jabatannya. PT. BPR Shinta Bhakti Wedi mempunyai kebijaksanaan khusus dalam penarikan tenaga kerja, yaitu mengenai penambahan karyawan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan karena adanya peningkatan volume usaha pada suatu bidang. Dalam menyeleksi calon tenaga kerja dilakukan memalui dua macam test yaitu test tertulis dan awawancara. Karyawan baru akan mengalami masa percobaan selama tiga bulan, bila dipandang perlu maka masa percobaan akan diperpanjang tiga bulan lagi. PT. BPR Shinta Bhakti Wedi memberikan fasilitas kesejahteraan bagi karyawan, antara lain: 1. Tunjangan Keluarga 2. Tunjangan Jabatan 3. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) 4. Tunjangan Kesehatan 5. Gratifikasi 6. Tunjangan Hari Raya 7. Tunjangan lainnya yang berupa uang makan dan beras yang diberikan tiap bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Cuti untuk karyawan dibagi menjadi dua yaitu karyawan yang masa kerjanya satu tahun adalah cuti tahunan selama 12 hari, sedangkan untuk karyawan yang masa kerjanya 5 tahun adalah cuti besar selama 30 hari. Selain itu juga diberlakukan cuti haid dan cuti hamil. Karyawan diijinkan tidak masuk kerja jika: 1. Melaksanakan pernikahan diberi ijin 3 hari kerja. 2. Menikahkan anaknya diberi ijin selama 2 hari kerja. 3. Mengkhitankan atau membaptiskan anak diberi ijin 1 hari kerja. 4. Mengurus istri melahirkan diberi ijin 1 hari kerja. 5. Pemakaman istri atau suami, orang tua atau mertua, anak atau menantu diberi ijin 2 hari kerja.
F. Pelayanan jasa Perbankan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi memberikan pelayanan dalam berbagai bentuk jasa, yaitu: 1. Tabungan Tabungan bertujuan untuk menumbuhkan sikap hemat keluarga dalam mempergunakan uang untuk kebutuhan penting yang bersifat mendadak. Disamping itu tabungan juga bertujuan untuk melatih dan mengembangkan sikap gemar menabung bagi siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Berbagai jenis tabungan yang ditawarkan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
a. Tabungan Utama, Merupakan pilihan investasi yang memberikan kemudahan dan keuntungan yang lebih tinggi bagi nasabah. Fasilitas dari tabungan ini adalah adanya fasilitas jemput bola, bebas biaya pemindahbukuan antar rekening di PT. BPR Shinta Bhakti Wedi. b. Tabungan Shinta, merupakan pilihan investasi yang lebih terencana dan fleksibel karena tersedia pilihan jangka waktu dan nominal yang dapat dipilih sendiri oleh penabung. Fasilitas yang diberikan untuk jenis tabungan ini adalah fasilitas jemput bola, perpanjangan jangka waktu, biasa dilakukan untuk memberikan keuntungan yang lebih bagi penabung. c. Artha Mapan, merupakan pilihan investasi secara terencana dengan sistem setoran tiap bulan dan diundi secara transparan untuk mendapatkan pemenang dengan pola putus setoran. Fasilitas yang diberikan adalah fasilitas jemput bola, dan bagi pemenang yang tidak hadir saat pengundian akan diberitahu lewat surat. 2. Deposito Deposito bertujuan untuk membina para pengusaha yang relatif kecil, agar tertib dalam mengatur modal
kerjanya dalam rangka
mengembangkan usahanya. Jangka waktu simpanannya adalah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Bunga dapat diambil setiap bulan pada tanggal jatuh tempo pembayaran bunga. Nominal deposito hanya dapat diambil pada bulan jatuh tempo deposito. Fasilitas yang diberikan untuk jasa deposito adalah adanya pelayanan jemput bola, tersedia pilihan fasilitas pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
pengambilan bunga deposito secara tunai maupun pemindahbukuan rekening di BPR Shinta Bhakti Wedi. 3. Kredit Kredit yang diberikan oleh PT. BPR Shinta Bhakti Wedi pada umumnya digunakan untuk tambahan dana usaha nasabah. Kredit yang ditawarkan di PT. BPR Shinta Bhakti Wedi dibagi dalam 3 kelompok yaitu: Kredit Pegawai, Kredit Umum dan Kredit KSM. Kredit pegawai diberikan kepada para pegawai di suatu kantor, instansi atau lembaga lain yang membutuhkan. Kredit umum merupakan kredit yang diberikan pada umum tidak termasuk pada kredit pegawai dan kredit KSM. Kredit KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) adalah kelompok yang dibentuk untuk golongan masyarakat miskin atau berpendapatan rendah di pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Berdirinya kelompok ini seiring dengan usaha atau dorongan dari luar yang bertujuan untuk membantu pendirian dan pembinaan kelompok tanpa mengharapkan keuntungan. Keuntungan dari jasa-jasa kredit yang ditawarkan adalah: a. Suku
bunga
kompetitif
sehingga
memudahkan
nasabah
untuk
menjalankan usaha serta meraup keuntungan yang lebih. b. Insentif pembayaran tepat waktu. c. Potongan pelunasan sebelum jatuh tempo. d. Pilihan jangka waktu yang fleksibel. e. Untuk kredit tersedia pilihan bunga tetap (flat) dan bunga menurun (efektif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Fasilitas yang diberikan untuk jasa kredit ini adalah: a. Pengguna jasa ini dapat menikmati pelayanan yang cepat dan memuaskan. b. Melayani kredit dengan jaminan kendaraan dan sertifikat rumah. c. Dapat menggunakan deposito yang ada di BPR Shinta Bhakti Wedi sebagai jaminan kredit.
Persyaratan permohonan kredit umum adalah: a. Dengan jaminan BPKB atas nama sendiri. 1) Mengisi blangko permohonan kredit. 2) Fotocopy KTP suami dan istri yang masih berlaku. 3) Fotocopy kartu keluarga/surat nikah. 4) Fotocopy STNK. 5) Fotocopy BPKB 6) Kwitansi kosong bermaterai Rp.6000, ditandatangani atas nama BPKB. b. Dengan jaminan BPKB bukan atas nama sendiri. 1) Mengisi blangko permohonan kredit. 2) Fotocopy KTP suami dan istri yang masih berlaku. 3) Fotocopy kartu keluarga/surat nikah. 4) Fotocopy STNK. 5) Fotocopy BPKB 6) Fotocopy KTP atas nama BPKB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
7) Kwitansi jual beli / kwitansi kosong bermaterai Rp.6000, yang telah ditandatangani atas nama peminjam. c. Dengan jaminan sertifikat tanah atas nama sndiri. 1) Mengisi blangko permohonan kredit dan surat keterangan tanah yang ditandatangani oleh Lurah dan Camat tempat tanah berada. 2) Fotocopy KTP suami dan istri yang masih berlaku. 3) Fotocopy kartu keluarga / surat nikah. 4) Fotocopy sertifikat tanah. d. Dengan jaminan sertifikat tanah atas nama orang lain. 1) Mengisi blangko permohonan kredit dan surat keterangan tanah yang ditandatangani oleh Lurah dan Camat tempat tanah berada. 2) Fotocopy KTP suami dan istri yang masih berlaku. 3) Fotocopy kartu keluarga / surat nikah. 4) Fotocopy sertifikat tanah. 5) Fotocopy KTP atas nama sertifikat tanah.
Berbagai ketentuan lain yang harus dipatuhi oleh pemohon kredit antara lain: a. Kredit Rp.7.000.000,00 ke atas dikenakan biaya Akta Pemasangan Hak Tanggungan di notaris dengan biaya pasang Rp.200.000,00 serta biaya roya (melepas hak tanggungan) sebesar Rp.175.000,00. b. Tandatangan perjanjian kredit harus dilakukan oleh suami dan istri, kecuali jika pemohon kredit duda atau janda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
c. Jika dengan jaminan sertifikat atas nama orang lain, maka pemilik sertifikat tanah harus ikut tanda tangan diperjanjian dan mengisi surat kuasa jaminan. d. Jika
pemohon
kredit
belum
menikah
dan
masih
dibawah
tanggungjawab orangtua, diusahakan orangtua ikut tandatangan diperjanjian sebagai tanda ikut bertanggungjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh pada kondisi dan perkembangan bank. Data yang diambil adari PT. BPR Shinta Bhakti Wedi adalah data yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perhitungan kebutuhan modal minimum, dan laporan pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) bagi peminjam dan kelompok peminjam. Data neraca dan laporan laba rugi akan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 5.1 NERACA PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2002 (1=Rp.1.000) NO. 1. 2. 3. 4.
5.
1. 2. 3. 4.
POS-POS AKTIVA Kas Antar Bank Aktiva Kredit yang diberikan Penyisihan penghapusan kredit -/Aktiva tetap & inventaris a. Tanah & Gedung b. Akumulasi penyisihan gedung -/c. Inventaris d. Akumulasi penyisihan inventaris -/Rupa-rupa aktiva JUMLAH AKTIVA PASIVA Kewajiban segera Tabungan Deposito Pinjaman dari BI
62
SANDI
NOMINAL
100 120 130 140
195.021 856.325 5.698.507 54.260
161 162 165 166 180 190
234.787 125.614 1.068.938 7.873.704
200 210 220 230
5.145 2.443.958 4.023.550 213.550
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
5. 6. 7.
Antar bank pasiva Rupa-rupa pasiva Modal a. Modal dasar b. Modal belum disetor -/c. Modal pinjaman 8. Cadangan umum 9. a. Laba tahun lalu b. Rugi tahun lalu 10. a. Laba tahun berjalan b. Rugi tahun berjalan JUMLAH PASIVA Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
240 270
329.603 195.317
281 282 287 291 302 302 307 308 310
500.000 139.697 0 131.441 0 0 170.837 0 7.873.704
Keterangan : -/- adalah tanda untuk akun dalam neraca yang menunjukkan bahwa akun tersebut adalah akun pengurang. Tabel 5.2 NERACA PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2003 (1=Rp.1.000) NO. 1. 2. 3. 4.
5.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
POS-POS AKTIVA Kas Antar Bank Aktiva Kredit yang diberikan Penyisihan penghapusan kredit -/Aktiva tetap & inventaris a. Tanah & Gedung b. Akumulasi penyisihan gedung -/c. Inventaris d. Akumulasi penyisihan inventaris -/Rupa-rupa aktiva JUMLAH AKTIVA PASIVA Kewajiban segera Tabungan Deposito Pinjaman dari BI Antar bank pasiva Rupa-rupa pasiva Modal a. Modal dasar
SANDI
NOMINAL
100 120 130 140
417.046 2.034.908 7.594.709 69.539
161 162 165 166 180 190
183.350 0 370.992 183.193 1.758.653 12.106.926
200 210 220 230 240 270
5.891 4.382.872 6.281.550 108.350 8.809 114.831
281
2.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
b. Modal belum disetor -/c. Modal pinjaman 8. Cadangan umum 9. a. Laba tahun lalu b. Rugi tahun lalu 10. a. Laba tahun berjalan b. Rugi tahun berjalan JUMLAH PASIVA Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
282 287 291 302 302 307 308 310
1.190.000 0 191.234 0 0 203.389 0 12.106.926
Keterangan : -/- adalah tanda untuk akun dalam neraca yang menunjukkan bahwa akun tersebut adalah akun pengurang. Tabel 5.3 NERACA PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2004 (1=Rp.1.000) NO. 1. 2. 3. 4.
5.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
POS-POS AKTIVA Kas Antar Bank Aktiva Kredit yang diberikan Penyisihan penghapusan kredit -/Aktiva tetap & inventaris a. Tanah & Gedung b. Akumulasi penyisihan gedung -/c. Inventaris d. Akumulasi penyisihan inventaris -/Rupa-rupa aktiva JUMLAH AKTIVA PASIVA Kewajiban segera Tabungan Deposito Pinjaman dari BI Antar bank pasiva Rupa-rupa pasiva Modal a. Modal dasar b. Modal belum disetor -/c. Modal pinjaman Cadangan umum a. Laba tahun lalu
SANDI
NOMINAL
100 120 130 140
299.084 3.885.464 9.214.900 101.831
161 162 165 166 180 190
0 0 369.992 191.099 4.549 13.481.059
200 210 220 230 240 270
9.474 5.422.899 6.826.075 52.348 4.247 86.693
281 282 287 291 302
2.000.000 1.190.000 0 288.272 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
b. Rugi tahun lalu 10. a. Laba tahun berjalan b. Rugi tahun berjalan JUMLAH PASIVA Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
302 307 308 310
0 0 (18.949) 13.481.059
Keterangan : -/- adalah tanda untuk akun dalam neraca yang menunjukkan bahwa akun tersebut adalah akun pengurang. Tabel 5.4 NERACA PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2005 (1=Rp.1.000) NO. 1. 2. 3. 4.
5.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10.
POS-POS AKTIVA Kas Antar Bank Aktiva Kredit yang diberikan Penyisihan penghapusan kredit -/Aktiva tetap & inventaris a. Tanah & Gedung b. Akumulasi penyisihan gedung -/c. Inventaris d. Akumulasi penyisihan inventaris -/Rupa-rupa aktiva JUMLAH AKTIVA PASIVA Kewajiban segera Tabungan Deposito Pinjaman dari BI Antar bank pasiva Rupa-rupa pasiva Modal a. Modal dasar b. Modal belum disetor -/c. Modal pinjaman Cadangan umum a. Laba tahun lalu b. Rugi tahun lalu a. Laba tahun berjalan b. Rugi tahun berjalan JUMLAH PASIVA
SANDI
NOMINAL
100 120 130 140
506.966 982.993 16.524.830 158.470
161 162 165 166 180 190
2.018.250 22.950 285.406 168.998 78.984 20.047.011
200 210 220 230 240 270
12.303 5.839.842 9.087.525 0 3.192.205 131.554
281 282 287 291 302 302 307 308 310
2.000.000 1.190.000 373.000 309.656 0 0 290.926 0 20.047.011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi Keterangan : -/- adalah tanda untuk akun dalam neraca yang menunjukkan bahwa akun tersebut adalah akun pengurang. Tabel 5.5 NERACA PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2006 (1=Rp.1.000) NO.
POS-POS
AKTIVA Kas Antar Bank Aktiva Kredit yang diberikan Penyisihan penghapusan kredit -/4. Aktiva tetap & inventaris a. Tanah & Gedung b. Akumulasi penyisihan gedung -/c. Inventaris d. Akumulasi penyisihan inventaris -/Rupa-rupa aktiva 5. JUMLAH AKTIVA PASIVA Kewajiban segera 1. 2. Tabungan 3. Deposito 4. Pinjaman dari BI Antar bank pasiva 5. 6. Rupa-rupa pasiva 7. Modal a. Modal dasar b. Modal belum disetor -/c. Modal pinjaman 8. Cadangan umum a. Laba tahun lalu 9. b. Rugi tahun lalu 10. a. Laba tahun berjalan b. Rugi tahun berjalan JUMLAH PASIVA Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi 1. 2. 3.
SANDI
NOMINAL
100 120 130 140
429.562 3.732.927 18.599.090 239.362
161 162 165 166 180 190
2.018.250 114.736 308.131 206.940 149.968 24.676.890
200 210 220 230 240 270
18.458 8.206.275 10.997.150 0 3.292.619 170.900
281 282 287 291 302 302 307 308 310
2.000.000 1.190.000 674.554 381.896 0 0 125.038 0 24.676.890
Keterangan : -/- adalah tanda untuk akun dalam neraca yang menunjukkan bahwa akun tersebut adalah akun pengurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel 5.6 LAPORAN LABA RUGI PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2002 (1=Rp.1.000) NO. A. 1.
2.
3.
B. 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
POS-POS PENDAPATAN Bunga a. Dari bank-bank lain i. Giro ii. Tabungan iii. Deposito berjangka iv. Kredit yang diberikan b. Hasil bunga dari kredit YAB c. Lainnya Provisi & Ongkos Adm.Kredit a. Provisi & ongkos adm.kredit b. Lainnya Pendapatan Lainnya JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL BIAYA Bunga a. Kepada Bank Indonesia b. Kepada bank-bank lain i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Pinjaman yang diterima c. Bunga bayar pada nasabah i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Lainnya Premi asuransi Tenaga kerja a. Gaji, upah, dan honorarium b. Biaya pendidikan c. Lainnya Sewa Pajak-pajak non PPh Pemeliharaan & Perbaikan Penyusutan/penghapusan a. Aktiva Produktif b. Aktiva Tetap & inventaris c. Beban yang ditangguhkan
SANDI
NOMINAL
112 113 115 116 120 129
94.750 1..766.761 -
131 139 149
71.611 72.397 12.952
100
2.018.471
161
-
166 167 168
62.345 -
171 172 179 190
786.802 5.723
201 206 209 210 220 230
604.385 6.830 5.557 29.877
241 243 245
7.000 37.392 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
8. 9.
Barang dan Jasa Biaya lainnya JUMLAH BIAYA OPERASIONAL C. LABA/RUGI OPERASIONAL Laba Operasional (A-B) Rugi Operasional (B-A) D. PENDAPATAN NON OPERASIONAL E. BEBAN NON OPERASIONAL F. LABA/RUGI NON OPERASIONAL Laba Non Operasional (D-E) Rugi Non Operasional (E-D) G. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN Laba Tahun berjalan Rugi tahun berjalan H. TAKSIRAN PPh I. LABA/RUGI Laba Rugi Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
250 269 150
66.787 53.832 1.764.140
270 280 290 300
254.331 24.384 59.662
310 320
35.278 -
320 340 350
219.053
360 370
170.837 -
48.216
Tabel 5.7 LAPORAN LABA RUGI PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2003 (1=Rp.1.000) NO. A. 1.
2.
3.
B. 1.
POS-POS PENDAPATAN Bunga a. Dari bank-bank lain i. Giro ii. Tabungan iii. Deposito berjangka iv. Kredit yang diberikan b. Hasil bunga dari kredit YAB c. Lainnya Provisi & Ongkos Adm.Kredit a. Provisi & ongkos adm.kredit b. Lainnya Pendapatan Lainnya JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL BIAYA Bunga
SANDI
NOMINAL
112 113 115 116 120 129
6.663 59.461 80.324 2.386.335 -
131 139 149
90.993 91.031 40.841
100
2.755.648
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
a. Kepada Bank Indonesia b. Kepada bank-bank lain i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Pinjaman yang diterima c. Bunga bayar pada nasabah i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Lainnya 2. Premi asuransi 3. Tenaga kerja a. Gaji, upah, dan honorarium b. Biaya pendidikan c. Lainnya 4. Sewa 5. Pajak-pajak non PPh 6. Pemeliharaan & Perbaikan 7. Penyusutan/penghapusan a. Aktiva Produktif b. Aktiva Tetap & inventaris c. Beban yang ditangguhkan 8. Barang dan Jasa 9. Biaya lainnya JUMLAH BIAYA OPERASIONAL C. LABA/RUGI OPERASIONAL Laba Operasional (A-B) Rugi Operasional (B-A) PENDAPATAN NON D. OPERASIONAL E. BEBAN NON OPERASIONAL F. LABA/RUGI NON OPERASIONAL Laba Non Operasional (D-E) Rugi Non Operasional (E-D) G. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN Laba Tahun berjalan Rugi tahun berjalan H. TAKSIRAN PPh I. LABA/RUGI Laba Rugi Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
161
23.500
166 167 168
1.574 109.097
171 172 179 190
400.865 937.569 6.457
201 206 209 210 220 230
473.620 5.523 229.514 8.400 3.960 43.642
241 243 245 250 269 150
18.500 57.579 76.655 51.328 2.447.783
270 280
307.865
290 300
33.566 75.875
310 320
(42.309)
320 340 350
265.556 62.167
360 370
203.389
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Tabel 5.8 LAPORAN LABA RUGI PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2004 (1=Rp.1.000) NO. A. 1.
2.
3.
B. 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
POS-POS PENDAPATAN Bunga a. Dari bank-bank lain i. Giro ii. Tabungan iii. Deposito berjangka iv. Kredit yang diberikan b. Hasil bunga dari kredit YAB c. Lainnya Provisi & Ongkos Adm.Kredit a. Provisi & ongkos adm.kredit b. Lainnya Pendapatan Lainnya JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL BIAYA Bunga a. Kepada Bank Indonesia b. Kepada bank-bank lain i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Pinjaman yang diterima c. Bunga bayar pada nasabah i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Lainnya Premi asuransi Tenaga kerja a. Gaji, upah, dan honorarium b. Biaya pendidikan c. Lainnya Sewa Pajak-pajak non PPh Pemeliharaan & Perbaikan Penyusutan/penghapusan a. Aktiva Produktif b. Aktiva Tetap & inventaris c. Beban yang ditangguhkan
SANDI
NOMINAL
112 113 115 116 120 129
1.135 69.379 33.590 2.928.690 -
131 139 149
109.243 109.243 24.697
100
3.275.977
161
4.185
166 167 168
438 -
171 172 179 190
482.645 1.003.512 16.601 2.000
201 206 209 210 220 230
628.553 5.500 353.006 14.800 247.302 50.253
241 243 245
20.000 47.749 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
8. 9.
Barang dan Jasa Biaya lainnya JUMLAH BIAYA OPERASIONAL C. LABA/RUGI OPERASIONAL Laba Operasional (A-B) Rugi Operasional (B-A) PENDAPATAN NON D. OPERASIONAL E. BEBAN NON OPERASIONAL F. LABA/RUGI NON OPERASIONAL Laba Non Operasional (D-E) Rugi Non Operasional (E-D) G. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN Laba Tahun berjalan Rugi tahun berjalan H. TAKSIRAN PPh I. LABA/RUGI Laba Rugi Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
250 269 150
76.546 207.027 3.160.117
270 280
115.860
290 300
49.984 184.793
310 320
(134.809)
320 340 350
(18.949) -
360 370
(18.949)
Tabel 5.9 LAPORAN LABA RUGI PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2005 (1=Rp.1.000) NO. A. 1.
2.
3.
B. 1.
POS-POS PENDAPATAN Bunga a. Dari bank-bank lain i. Giro ii. Tabungan iii. Deposito berjangka iv. Kredit yang diberikan b. Hasil bunga dari kredit YAB c. Lainnya Provisi & Ongkos Adm.Kredit a. Provisi & ongkos adm.kredit b. Lainnya Pendapatan Lainnya JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL BIAYA Bunga
SANDI
NOMINAL
112 113 115 116 120 129
4.244 48.465 39.806 3.566.558 -
131 139 149
184.067 184.067 38.658
100
4.065.865
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
a. Kepada Bank Indonesia b. Kepada bank-bank lain i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Pinjaman yang diterima c. Bunga bayar pada nasabah i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Lainnya 2. Premi asuransi 3. Tenaga kerja a. Gaji, upah, dan honorarium b. Biaya pendidikan c. Lainnya 4. Sewa 5. Pajak-pajak non PPh 6. Pemeliharaan & Perbaikan 7. Penyusutan/penghapusan a. Aktiva Produktif b. Aktiva Tetap & inventaris c. Beban yang ditangguhkan 8. Barang dan Jasa 9. Biaya lainnya JUMLAH BIAYA OPERASIONAL C. LABA/RUGI OPERASIONAL Laba Operasional (A-B) Rugi Operasional (B-A) PENDAPATAN NON D. OPERASIONAL E. BEBAN NON OPERASIONAL F. LABA/RUGI NON OPERASIONAL Laba Non Operasional (D-E) Rugi Non Operasional (E-D) G. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN Laba Tahun berjalan Rugi tahun berjalan H. TAKSIRAN PPh I. LABA/RUGI Laba Rugi Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
161
-
166 167 168
563 111.186 151.304
171 172 179 190
535.042 975.271 56.372 -
201 206 209 210 220 230
798.102 55.520 392.583 29.569 5.571 64.672
241 243 245 250 269 150
46.000 63.915 1.755 106.653 306.293 3.700.371
270 280
365.494 -
290 300
70.426 45.311
310 320
25.115 -
320 340 350
390.609 99.683
360 370
290.926 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Tabel 5.10 LAPORAN LABA RUGI PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2006 (1=Rp.1.000) NO. A. 1.
2.
3.
B. 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
POS-POS PENDAPATAN Bunga a. Dari bank-bank lain i. Giro ii. Tabungan iii. Deposito berjangka iv. Kredit yang diberikan b. Hasil bunga dari kredit YAB c. Lainnya Provisi & Ongkos Adm.Kredit a. Provisi & ongkos adm.kredit b. Lainnya Pendapatan Lainnya JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL BIAYA Bunga a. Kepada Bank Indonesia b. Kepada bank-bank lain i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Pinjaman yang diterima c. Bunga bayar pada nasabah i. Tabungan ii. Deposito berjangka iii. Lainnya Premi asuransi Tenaga kerja a. Gaji, upah, dan honorarium b. Biaya pendidikan c. Lainnya Sewa Pajak-pajak non PPh Pemeliharaan & Perbaikan Penyusutan/penghapusan a. Aktiva Produktif b. Aktiva Tetap & inventaris c. Beban yang ditangguhkan
SANDI
NOMINAL
112 113 115 116 120 129
2.720 66.804 59.961 4.242.676 -
131 139 149
159.817 159.817 89.101
100
4.780.896
161
-
166 167 168
1.267 207.798 249.816
171 172 179 190
639.859 1.344.606 203.895 4.169
201 206 209 210 220 230
1.017.608 59.887 377.776 86.517 5.427 44.738
241 243 245
50.000 127.776 2.399
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
8. 9.
Barang dan Jasa Biaya lainnya JUMLAH BIAYA OPERASIONAL C. LABA/RUGI OPERASIONAL Laba Operasional (A-B) Rugi Operasional (B-A) PENDAPATAN NON D. OPERASIONAL E. BEBAN NON OPERASIONAL F. LABA/RUGI NON OPERASIONAL Laba Non Operasional (D-E) Rugi Non Operasional (E-D) G. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN Laba Tahun berjalan Rugi tahun berjalan H. TAKSIRAN PPh I. LABA/RUGI Laba Rugi Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
250 269 150
100.025 103.708 4.627.271
270 280
153.625 -
290 300
-
310 320
-
320 340 350
153.625 28.587
360 370
125.038 -
Tabel 5.11 LAPORAN PELAMPAUAN BMPK BAGI PEMINJAM DAN KELOMPOK Nama Bank Laporan tahun Sandi Bank Modal
: PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI : 2002 : 01-72990 : 631.423
No.
BMPK
PLAFON
(3) NIHIL
(4) NIHIL
(1)
NAMA PEMINJAM (2) NIHIL
Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
BAKI DEBET (5) NIHIL
PELAMPAUAN
KET
(6) NIHIL
(7) NIHIL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 5.12 LAPORAN PELAMPAUAN BMPK BAGI PEMINJAM DAN KELOMPOK Nama Bank Laporan tahun Sandi Bank Modal
: PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI : 2003 : 01-72990 : 1.172.468
No.
BMPK
PLAFON
(3) NIHIL
(4) NIHIL
(1)
NAMA PEMINJAM (2) NIHIL
BAKI DEBET (5) NIHIL
PELAMPAUAN
KET
(6) NIHIL
(7) NIHIL
Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
Tabel 5.13 LAPORAN PELAMPAUAN BMPK BAGI PEMINJAM DAN KELOMPOK Nama Bank Laporan tahun Sandi Bank Modal
: PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI : 2004 : 01-72990 : 1.190.629
No.
BMPK
PLAFON
(3) NIHIL
(4) NIHIL
(1)
NAMA PEMINJAM (2) NIHIL
BAKI DEBET (5) NIHIL
PELAMPAUAN
KET
(6) NIHIL
(7) NIHIL
Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
Tabel 5.14 LAPORAN PELAMPAUAN BMPK BAGI PEMINJAM DAN KELOMPOK Nama Bank Laporan tahun Sandi Bank Modal
: PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI : 2005 : 01-72990 : 1.796.589
No.
BMPK
PLAFON
(3) NIHIL
(4) NIHIL
(1)
NAMA PEMINJAM (2) NIHIL
Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
BAKI DEBET (5) NIHIL
PELAMPAUAN
KET
(6) NIHIL
(7) NIHIL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Tabel 5.15 LAPORAN PELAMPAUAN BMPK BAGI PEMINJAM DAN KELOMPOK Nama Bank Laporan tahun Sandi Bank Modal
: PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI : 2006 : 01-72990 : 2.168.331
No.
BMPK
PLAFON
(3) NIHIL
(4) NIHIL
(1)
NAMA PEMINJAM (2) NIHIL
BAKI DEBET (5) NIHIL
PELAMPAUAN
KET
(6) NIHIL
(7) NIHIL
Sumber : PT.BPR Shinta Bhakti Wedi
Data di atas merupakan data keuangan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 yang didapat pada saat penelitian. Pada laporan pelampauan BMPK bagi peminjam dan kelompok tampak tidak ada satupun peminjam atau kelompok yang melakukan peminjaman melebihi dari batas maksimum pemberian kredit yang ditetapkan oleh PT. BPR Shinta Bhakti Wedi, maka dari itu laporan pelampauan BMPK bagi peminjam dan kelompok dari tahun 2002 sampai tahun 2006 nihil. Berdasarkan data penelitian ini akan dihitung rasio dari faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas. Khusus untuk faktor manajemen, didasarkan pada jawaban pihak manajemen atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Data dari rasio permodalan, kualitas aktiva produktif, manajeman, rentabilitas dan likuiditas kemudian dijumlahkan. Kelima data tersebut bila dijumlahkan akan menjadi data nilai tingkat kesehatan suatu bank. Penilaian kelima faktor di atas biasanya disebut dengan faktor CAMEL. Didalam melakukan penelitian faktor CAMEL, tatacara perhitungan berdasarkan Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.
B. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 Sampai Tahun 2006 1. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 a. Permodalan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) No 1. 2. 3. 4. 5.
NO. 1. 2. 3. 4.
5. 6.
KETERANGAN
NOMINAL
Kas 195.021 Antar Bank Aktiva 856.325 Kredit yg diberikan 5.698.507 Akt.ttp&Inv. (nilai 109.173 buku) Rupa-rupa aktiva 1.068.938 Jumlah ATMR
KOMPONEN MODAL Modal Dasar Modal Belum Disetor -/Cadangan Umum 50% dari Laba Bersih Jumlah Modal Inti Modal Pelengkap Modal Pinjaman Penyisihan Penghapusan Kredit (max 1,25% dari ATMR) JUMLAH MODAL KPMM(ATMR x 8%) KELEBIHAN MODAL
BOBOT RISIKO 0% 20% 100% 100% 100%
ATMR 0 171.265 5.698.507 109.173 1.068.938 7.047.883
JUMLAH 500.000 139.697 131.441 85.419 577.163 0 54.260 631.423 563.831 67.592
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Jumlah Modal x100% ATMR 631.423 = x100% 7.047.883 = 8,959%
CAR
Rasio CAR 8% Nilai Kredit ( NK ) 81 (maks 100) 0,1% 8,959% 8% 81 0,1% = 90,59 Nilai Kredit Faktor (NKF) Permodalan = Nilai Kredit x bobot 30% = 90.59 x 30% = 27,177 b. Kualitas Aktiva Produktif Kolektibilitas Kredit Kategori Kredit
Nominal
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Total Antar Bank Aktiva TOTAL AKTIVA PRODUKTIF
5.579.874 90.944 27.689 0 5.698.507 807.984
% Kategori Kredit 0% 50% 75% 100%
APYD 0 45.472 20.767 0 66.239
6.506.491
PPAP yang telah dibentuk Rp. 54.260 PPAP yang wajib dibentuk oleh bank: Lancar 5.579.874 + Kurang Lancar 90.944 x Diragukan 27.689 x Macet 0x PPAP yang wajib dibentuk :
807.984 x 10% x 50% x 100% x
0,50% = 50% = 50% = 50% =
31.939 4.547 6.922 0 —————— + Rp. 43.409
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif Yang Diklasifikasikan KAP 1 x100% Total Aktiva Produktif 66.239 KAP 1 x100% 6.506.491 = 1,02%
22,5% Rasio KAP1 NK 0,15% 22,5% 1,02% 0,15% = 143,2
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 143,2 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 25% = 25 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk KAP 2 x100% PPAP yang wajib dibentuk 54.260 x100% 43.409 = 124,997%
NK = Rasio KAP 2 x 1NK = 124,997% x 1NK = 124,997
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 124,997 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 5% = 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
NKF Kualitas Aktiva Produktif = 25 + 5 = 30 c. Manajemen Faktor manajemen dihitung dari jumlah jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada pihak manajemen PT. BPR Shinta Bhakti Wedi yang terdiri atas : 1) Manajemen Umum Jumlah Nilai = 31 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum NK x100 40 31 x100 40 = 77,5
2) Manajemen Risiko Jumlah Nilai = 55 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko NK x100 60 55 x100 60 = 91,667
d. Rentabilitas Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bulan Terakhir 1) ROA x100% Rata rata Volume Usaha 12 bulan Terakhir 1.352.057 x100% 6.523.439 = 20,726%
Rasio ROA NK 0,015% 20,726% 0,015% = 1.381,733 Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 1.381,733 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimum100 x bobot 5% = 5 Jumlah Beban Operasiona l 12 bulan Terakhir x100% Jumlah Pendapa tan Operasional 12 bulan Terakhir 10.932.135 x100% 12.485.717 = 87,557%
2. BOPO
100% rasio BOPO NK 0,08% 100% 87,557% 0,08% = 155,537
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 155,537 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 5% = 5 NKF Rentabilitas = 5 + 5 =10 e. Likuiditas 1) Cash Ratio Alat Likuid : Kas = Antar Bank Aktiva = Jumlah Alat Likuid =
195.021 856.325 ————— + 1.051.346
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Kewajiban Lancar: Kewajiban Segera Tabungan Deposito
= = =
Jumlah Kewajiban Lancar =
5.145 2.443.958 4.023.550 ————— + 6.472.653
Alat Likuid CR x100% Kewajiban Lancar 1.051.346 x100% 6.472.653 = 16,243%
Rasio CR NK 0,05% 16,243% 0,05% = 324,86
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 324,86 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x bobot 5% = 5 2) Loan to Deposit Ratio NO. KETERANGAN 1. Kredit yang diberikan 2. Antar Bank Aktiva Jumlah Kredit Yang Diberikan 1. Tabungan 2. Deposito 3. Pinjaman dari BI 4. Antar Bank Pasiva 5. Modal Inti 6. Modal pinjaman Jumlah dana diterima & komponen Modal
JUMLAH 5.698.507 856.325 6.554.832 2.443.958 4.023.550 543.153 329.603 577.163 0 7.587.824
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Jumlah Kredit Yang Diberikan x100% Dana Yang Diterima Bank 6.554.832 x100% 7.587.824 = 86,386%
LDR
NK 115% Rasio LDR x 4NK 115% 86,386% x4 NK = 114,456
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 114,456 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x Bobot 5% = 5 NKF Likuiditas = 5 + 5 =10
Dari Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 dengan membuat tabel penilaian tingkat kesehatan, sebagai berikut: Tabel 5.16 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 No. 1.
2.
Faktor yang Dinilai Permodalan
Kualitas Aktiva Produktif
Komponen
Nilai
Bobot
Skor
8,959%
Nilai kredit 90,59
Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
30%
27,177
Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.
1,02%
143,2
25%
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Rasio penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank. 3.
4.
5.
Manajemen
Rentabilitas
Likuiditas
124,997 %
124,997
5%
5
Manajemen Umum
31
77,5
10%
7,75
Manajemen Risiko
55
91,667
10%
9,167
Rasio jumlah laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam 12 bulan terakhir.
20,726%
1.381,73 3
5%
5
Rasio jumlah biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam 12 bulan terakhir.
87,557%
155,537
5%
5
Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar.
16,243%
324,86
5%
5
Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank.
86,386%
114,456
5%
5
Total Skor Penilaian
94,094
Selanjutnya jumlah skor tingkat kesehatan tersebut dibandingkan dengan kriteria golongan tingkat kesehatan BPR menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. Tingkat kesehatan digolongkan menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
NILAI KREDIT 81-100 66 - < 81 51 - < 66 0 - <51
PREDIKAT Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Melalui hasil perbandingan ini diketahui bahwa pada tahun 2002 PT. BPR Shinta Bhakti Wedi merupakan bank yang tergolong SEHAT dengan total skor 94,094 dan tidak terdapat : a. Perselisihan intern b. Campur tangan pihak luar c. Window dressing d. Praktek bank dalam bank
2. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2003 a. Permodalan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko No 1. 2. 3. 4. 5.
KETERANGAN
NOMINAL
Kas 417.046 Antar Bank Aktiva 2.034.908 Kredit yang 7.594.709 Diberikan Akt.tetap&Inventaris 371.149 (nilai buku) Rupa-rupa aktiva 1.758.653 Jumlah ATMR
BOBOT RISIKO 0% 20% 100%
ATMR 0 406.982 7.594.709
100%
371.149
100%
1.758.653 10.131.493
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
NO. 1. 2. 3. 4.
5. 6.
KOMPONEN MODAL Modal Dasar Modal Belum Disetor -/Cadangan Umum 50% dari Laba Bersih Jumlah Modal Inti Modal Pelengkap Modal Pinjaman Penyisihan Penghapusan Kredit (max 1,25% dari ATMR) JUMLAH MODAL KPMM(ATMR x 8%) KELEBIHAN MODAL
JUMLAH 2.000.000 1.190.000 191.234 101.695 1.102.929 0 69.539 1.172.468 810.519 361.948
Jumlah Modal x100% ATMR 1.172.468 = x100% 10.131.493 = 11,572%
CAR
Rasio CAR 8% Nilai Kredit ( NK ) 81 0,1% 11,572% 8% 81 0,1% = 116,72
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 116,72 mempunyai nilai kredit maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah nilai kredit yang maksimal
Nilai Kredit Faktor (NKF) Permodalan = Nilai Kredit x bobot 30% = 100 x 30% = 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
b. Kualitas Aktiva Produktif Kolektibilitas Kredit: Kategori Kredit
Nominal
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Total Antar Bank Aktiva TOTAL AKTIVA PRODUKTIF
7.399.853 143.760 51.096 0 7.594.709 2.034.908
% Kategori Kredit 0% 50% 75% 100%
APYD 0 71.880 38.322 0 110.202
9.629.617
PPAP yang telah dibentuk Rp. 69.539 PPAP yang wajib dibentuk oleh bank: Lancar 7.389.401 + Kurang Lancar 141.750 x Diragukan 51.096 x Macet 0x
2.034.908 x 10% x 50% x 100% x
0,50% = 50% = 50% = 50% =
PPAP yang wajib dibentuk :
47.122 7.088 12.774 0 —————— + Rp. 66.983
1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif Yang Diklasifikasikan KAP 1 x100% Total Aktiva Produktif 110.202 KAP 1 x100% 9.629.617 = 1,144%
22,5% Rasio KAP1 NK 0,15% 22,5% 1,144% 0,15% = 142,373
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 142,373 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 25% = 25 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk KAP2 x100% PPAP yang wajib dibentuk 69.539 KAP2 x100% 66.983 = 103,816%
NK = Rasio KAP 2 x 1NK = 103,816% x 1NK = 103,816
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 103,816 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 5% = 5 NKF Kualitas Aktiva Produktif = 25 + 5 = 30 c. Manajemen Faktor manajemen dihitung dari jumlah jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada pihak manajemen PT. BPR Shinta Bhakti Wedi yang terdiri atas : 1) Manajemen Umum Jumlah Nilai = 40 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum NK x100 40 40 x10 0 40 = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
2) Manajemen Risiko Jumlah Nilai = 60 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko NK x10 0 60 60 x100 60 = 100
d. Rentabilitas 1) Rasio ROA Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bulan Terakhir x100% Rata rata Volume Usaha 12 bulan Terakhir 1.670.360 x100% 10.408.046 = 16,049%
ROA
Rasio ROA NK 0,015% 16,049% 0,015% = 1.069,933 Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 1.069,933 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimum100 x bobot 5% = 5 2) Rasio BOPO Jumlah Beban Operasiona l 12 bulan Terakhir x100% Jumlah Pendapa tan Operasional 12 bulan Terakhir 15.457.807 x100% 17.358.391 = 89,051%
BOPO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
100% rasio BOPO NK 0,08% 100% 89,051% 0,08% = 136,862
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 136,862 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 5% = 5 NKF Rentabilitas = 5 + 5 =10 e. Likuiditas 1) Cash Ratio Alat Likuid : Kas = Antar Bank Aktiva = Jumlah Alat Likuid =
417.046 2.034.908 ————— + 2.451.954
Kewajiban Lancar: Kewajiban Segera Tabungan Deposito
= = =
Jumlah Kewajiban Lancar = Alat Likuid CR x100% Kewajiban Lancar 2.451.954 x100% 10.670.313 = 22,979%
5.891 4.382.872 6.281.550 ————— + 10.670.313
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Rasio CR NK 0,05% 22,979% 0,05% = 459,58
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 459,58 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x bobot 5% = 5 2) Loan to Deposit Ratio NO. KETERANGAN 1. Kredit yang diberikan 2. Antar Bank Aktiva Jumlah Kredit Yang Diberikan 1. Tabungan 2. Deposito 3. Pinjaman dari BI 4. Antar Bank Pasiva 4. Modal Inti 5. Modal pinjaman Jumlah dana diterima & komponen modal
JUMLAH 7.594.709 2.034.908 9.629.617 4.382.872 6.281.550 108.350 8.809 1.102.929 0 11.884.510
Jumlah Kredit Yang Diberikan x100% Dana Yang Diterima Bank 9.629.617 x100% 11.884.510 = 81,027%
LDR
NK 115% Rasio LDR x 4NK 115% 81,027% x4NK = 135,892
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 135,892 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x Bobot 5% = 5 NKF Likuiditas = 5 + 5 =10
Dari Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2003 dengan membuat tabel penilaian tingkat kesehatan, sebagai berikut:
Tabel.5.17 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2003 No. 1.
2.
3.
Faktor yang Dinilai Permodalan
Kualitas Aktiva Produktif
Manajemen
Komponen
Nilai
Bobot
Skor
11,572%
Nilai kredit 116,72
Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
30%
30
Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.
1,144%
142,373
25%
25
Rasio penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank.
103,816 %
103,816
5%
5
Manajemen Umum
40
100
10%
10
Manajemen Risiko
60
100
10%
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
4.
5.
Rentabilitas
Likuiditas
Rasio jumlah laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam 12 bulan terakhir.
16,049%
1.069,93 3
5%
5
Rasio jumlah biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam 12 bulan terakhir.
89,051%
136,862
5%
5
Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar.
22,979%
459,58
5%
5
Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank.
81,027
135,892
5%
5
Total Skor Penilaian
100
Selanjutnya jumlah skor tingkat kesehatan tersebut dibandingkan dengan kriteria golongan tingkat kesehatan BPR menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. Tingkat kesehatan digolongkan menjadi:
NILAI KREDIT 81-100 66 - < 81 51 - < 66 0 - <51
PREDIKAT Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Melalui hasil perbandingan ini diketahui bahwa pada tahun 2003 PT. BPR Shinta Bhakti Wedi merupakan bank yang tergolong SEHAT dengan total skor 100 dan tidak terdapat : a. Perselisihan intern b. Campur tangan pihak luar c. Window dressing d. Praktek bank dalam bank
3. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2004 a. Permodalan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko No 1. 2. 3. 4. 5.
NO. 1. 2. 3. 4.
5. 6.
KETERANGAN
NOMINAL
Kas 299.084 Antar Bank Aktiva 3.885.464 Kredit yang 9.214.900 Diberikan Akt.tetap&Inventaris 178.893 (nilai buku) Rupa-rupa aktiva 4.549 Jumlah ATMR
KOMPONEN MODAL Modal Dasar Modal Belum Disetor -/Cadangan Umum 50% dari Laba Bersih Jumlah Modal Inti Modal Pelengkap Modal Pinjaman Penyisihan Penghapusan Kredit
BOBOT RISIKO 0% 20% 100%
ATMR 0 777.093 9.214.900
100%
178.893
100%
4.549 10.175.435
JUMLAH 2.000.000 1.190.000 288.272 0 1.098.272 0 101.831
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
(max 1,25% dari ATMR) JUMLAH MODAL KPMM(ATMR x 8%) KELEBIHAN MODAL
CAR
1.200.103 814.035 386.068
Jumlah Modal
x100% ATMR 1.200.103 = x100% 10.175.435 = 11,794%
Rasio CAR 8% Nilai Kredit ( NK ) 81 0,1% 11,794% 8% 81 0,1% = 118,94
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 118,94 mempunyai nilai kredit maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah nilai kredit yang maksimal. Nilai Kredit Faktor (NKF) Permodalan = Nilai Kredit x bobot 30% = 100 x 30% = 30 b. Kualitas Aktiva Produktif Kolektibilitas Kredit: Kategori Kredit Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Total Antar Bank Aktiva TOTAL AKTIVA PRODUKTIF
Nominal 8.953.498 174.208 87.194 0 9.214.900 3.885.464 13.100.364
% Kategori Kredit 0% 50% 75% 100%
APYD 0 87.104 65.396 0 152.500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
PPAP yang telah dibentuk Rp. 101.831 PPAP yang wajib dibentuk oleh bank: Lancar 8.953.498 + Kurang Lancar 174.208 x Diragukan 87.194 x Macet 0x
3.885.464 x 10% x 50% x 100% x
0,50% = 50% = 50% = 50% =
PPAP yang wajib dibentuk :
64.195 8.710 21.799 0 —————— + Rp. 94.704
1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif Yang Diklasifikasikan KAP 1 x100% Total Aktiva Produktif 152.500 KAP 1 x100% 13.100.364 = 1,164%
22,5% Rasio KAP1 NK 0,15% 22,5% 1,164% 0,15% = 142,24
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 142,24 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 25% = 25 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk KAP 2 x100% PPAP yang wajib dibentuk 101.831 KAP 2 x100% 94.704 = 107,525%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
NK = Rasio KAP 2 x 1NK = 107,525% x 1NK = 107,525
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 107,525 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 5% = 5 NKF Kualitas Aktiva Produktif = 25 + 5 = 30 c. Manajemen Faktor manajemen dihitung dari jumlah jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada pihak manajemen PT. BPR Shinta Bhakti Wedi yang terdiri atas : 1) Manajemen Umum Jumlah Nilai = 40 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum NK x100 40 40 x100 40 = 100
2) Manajemen Risiko Jumlah Nilai = 60 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko NK x100 60 60 x100 60 = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
d. Rentabilitas 1) Rasio ROA Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bulan Terakhir x100% Rata rata Volume Usaha 12 bulan Terakhir 1.737.095 x100% 12.903.998 = 13,462%
ROA
Rasio ROA NK 0,015% 13,462% 0,015% = 897,467 Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 897,467 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimum100 x bobot 5% = 5 2) Rasio BOPO Jumlah Beban Operasional 12bulan Terakhir BOPO x100% Jumlah Pendapa tan Operasiona l 12bulan Terakhir 18.646.650 x100% 20.901.847 = 89,21%
100% rasio BOPO NK 0,08% 100% 89,21% 0,08% = 134,875
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 134,875 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 5% = 5 NKF Rentabilitas = 5 + 5 =10 e. Likuiditas 1) Cash Ratio Alat Likuid : Kas = Antar Bank Aktiva = Jumlah Alat Likuid =
299.084 3.885.464 ————— + 4.184.548
Kewajiban Lancar: Kewajiban Segera Tabungan Deposito
= = =
Jumlah Kewajiban Lancar =
9.474 5.422.899 6.826.075 ————— + 12.258.448
Alat Likuid CR x100% Kewajiban Lancar 4.184.548 x100% 12.258.448 = 34,136%
Rasio CR NK 0,05% 34,136% 0,05% = 682,72
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 682,72 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x bobot 5% = 5 2) Loan to Deposit Ratio NO. KETERANGAN 1. Kredit yang diberikan 2. Antar Bank Aktiva Jumlah Kredit Yang Diberikan 1. Tabungan 2. Deposito 3. Pinjaman dari BI 4. Antar Bank Pasiva 5. Modal Inti 6. Modal pinjaman Jumlah dana diterima & komponen modal
JUMLAH 9.214.900 3.885.464 13.100.364 5.422.899 6.826.075 52.348 4.247 1.088.798 0 13.394.367
Jumlah Kredit Yang Diberikan x100% Dana Yang Diterima Bank 13.100.364 x100% 13.394.367 = 97,805%
LDR
NK 115% Rasio LDR x 4NK 115% 97,805% x4 NK = 68,78
(maks 100)
Nilai Kredit x Bobot 5% = 68,78 x 5% = 3,439 NKF Likuiditas = 5 + 3,439 =8,439
Dari Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2004 dengan membuat tabel penilaian tingkat kesehatan, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Tabel.5.18 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2004 No. 1.
2.
3.
4.
5.
Faktor yang Dinilai Permodalan
Kualitas Aktiva Produktif
Manajemen
Rentabilitas
Likuiditas
Komponen
Nilai
Bobot
Skor
11,794%
Nilai kredit 118,94
Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
30%
30
Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.
1,164%
142,24
25%
25
Rasio penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank.
107,525 %
107,525
5%
5
Manajemen Umum
40
100
10%
10
Manajemen Risiko
60
100
10%
10
Rasio jumlah laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam 12 bulan terakhir.
13,462%
897,467
5%
5
Rasio jumlah biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam 12 bulan terakhir.
89,21%
134,875
5%
5
Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar.
34,136%
682,72
5%
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank.
97,805%
68,78
Total Skor Penilaian
5%
3,439
98,439
Selanjutnya jumlah skor tingkat kesehatan tersebut dibandingkan dengan kriteria golongan tingkat kesehatan BPR menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. Tingkat kesehatan digolongkan menjadi: NILAI KREDIT 81-100 66 - < 81 51 - < 66 0 - <51
PREDIKAT Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Melalui hasil perbandingan ini diketahui bahwa pada tahun 2004 PT. BPR Shinta Bhakti Wedi merupakan bank yang tergolong SEHAT dengan total skor 98,439 dan tidak terdapat : a. Perselisihan intern b. Campur tangan pihak luar c. Window dressing d. Praktek bank dalam bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
4. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2005 a. Permodalan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko No 1. 2. 3. 4. 5.
NO. 1. 2. 3. 4.
5. 6.
KETERANGAN
NOMINAL
Kas 506.966 Antar Bank Aktiva 982.993 Kredit yang 16.524.830 diberikan Akt.tetap&Inventaris 2.111.708 (nilai buku) Rupa-rupa aktiva 78.984 Jumlah ATMR
KOMPONEN MODAL Modal Dasar Modal Belum Disetor -/Cadangan Umum 50% dari Laba Bersih Jumlah Modal Inti Modal Pelengkap Modal Pinjaman Penyisihan Penghapusan Kredit (max 1,25% dari ATMR) JUMLAH MODAL KPMM(ATMR x 8%) KELEBIHAN MODAL Jumlah Modal x100% ATMR 1.796.589 = x100% 18.912.121 = 9,50%
CAR
BOBOT RISIKO 0% 20% 100%
ATMR 0 196.599 16.524.830
100%
2.111.708
100%
78.984 18.912.121
JUMLAH 2.000.000 1.190.000 309.656 145.463 1.265.119 373.000 158.470 1.796.589 1.512.970 283.619
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Rasio CAR 8% Nilai Kredit ( NK ) 81 0,1% 9,50% 8% 81 0,1% = 96
(maks 100)
NKF = Nilai Kredit x Bobot 30% = 96 x 30% = 28,8 b. Kualitas Aktiva Produktif Kolektibilitas Kredit: Kategori Kredit Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Total Antar Bank Aktiva TOTAL AKTIVA PRODUKTIF
Nominal 15.652.962 362.573 524.664 20.631 16.524.830 982.993
% Kategori Kredit 0% 50% 75% 100%
APYD 0 163.287 393.498 20.631 577.416
17.507.823
PPAP yang telah dibentuk Rp. 158.470 PPAP yang wajib dibentuk oleh bank: Lancar 15.652.962 + Kurang Lancar 326.573 x Diragukan 524.664 x Macet 20.631 x
982.993 x 10% x 50% x 100% x
PPAP yang wajib dibentuk :
0,50% = 50% = 50% = 50% =
83.180 16.329 131.166 10.316 —————— + Rp. 240.990
1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif Yang Diklasifikasikan KAP 1 x100% Total Aktiva Produktif 577.416 KAP 1 x100% 17.507.823 = 3,298%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
22,5% Rasio KAP 1 NK 0,15% 22,5% 3,298% 0,15% = 128,013
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 128,013 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 25% = 25 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk KAP 2 x100% PPAP yang wajib dibentuk 158.470 KAP 2 x100% 240.990 = 65,758%
NK = Rasio KAP 2 x 1NK = 65,758% x 1NK = 65,758
(maks 100)
Nilai Kredit x bobot 5% = 65,758 x 5% = 3,288 NKF Kualitas Aktiva Produktif = 25 + 3,288 = 28,288 c. Manajemen Faktor manajemen dihitung dari jumlah jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada pihak manajemen PT. BPR Shinta Bhakti Wedi yang terdiri atas : 1) Manajemen Umum Jumlah Nilai = 40 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum NK x100 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
40 x100 40 = 100
2) Manajemen Risiko Jumlah Nilai = 60 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko NK x100 60 60 x100 60 = 100
d. Rentabilitas 1) Rasio ROA Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bulanTerakhir x100% Rata rata Volume Usaha 12 bulan Terakhir 409.558 x100% 16.643.425 = 2,461%
ROA
Rasio ROA NK 0,015% 2, 461% 0,015% = 164,067 Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 164,067 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimum100 x bobot 5% = 5 2) Rasio BOPO BOPO
Jumlah Beban Operasiona l 12 bulan Terakhir x100% Jumlah Pendapa tan Operasional 12 bulan Terakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
3.700.371 x100% 4.065.865 = 91,011%
100% rasio BOPO NK 0,08% 100% 91,011% 0,08% = 112,363
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 112,363 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 5% = 5 NKF Rentabilitas = 5 + 5 =10 e. Likuiditas 1) Cash Ratio Alat Likuid : Kas = Antar Bank Aktiva = Jumlah Alat Likuid =
506.966 982.993 ————— + 1.489.959
Kewajiban Lancar: Kewajiban Segera Tabungan Deposito
= = =
Jumlah Kewajiban Lancar =
Alat Likuid CR x100% Kewajiban Lancar
12.303 5.839.842 9.087.525 ————— + 14.939.670
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
1.489.959 x100% 14.939.670 = 9,973
Rasio CR NK 0,05% 9,973% 0,05% = 199,46
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 199,46 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x bobot 5% = 5 2) Loan to Deposit Ratio NO. KETERANGAN 1. Kredit yang diberikan 2. Antar Bank Aktiva Jumlah Kredit Yang Diberikan 1. Tabungan 2. Deposito 3. Pinjaman dari BI 4. Antar Bank Pasiva 5. Modal Inti 6. Modal pinjaman Jumlah dana diterima & komponen modal
Kredit Yang Diberikan LDR x100% Dana Yang Diterima Oleh Bank 17.507.823 x100% 19.757.691 = 88,613%
JUMLAH 16.524.830 982.993 17.507.823 5.839.842 9.087.525 0 3.192.205 1.265.119 373.000 19.757.691
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
NK 115% Rasio LDR x 4NK 115% 88,613% x4 NK = 105,548
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 105,548 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100. sehingga yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x bobot 5% = 5 NKF Likuiditas = 5 + 5 = 10
Dari Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2005 dengan membuat tabel penilaian tingkat kesehatan, sebagai berikut: Tabel.5.19 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2005 No. 1.
2.
Faktor yang Dinilai Permodalan
Kualitas Aktiva Produktif
Komponen
Nilai
Bobot
Skor
9,5%
Nilai kredit 96
Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
30%
28,8
Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.
3,298%
128,013
25%
25
Rasio penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan
65,758%
65,758
5%
3,288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank. 3.
4.
5.
Manajemen
Rentabilitas
Likuiditas
Manajemen Umum
40
100
10%
10
Manajemen Risiko
60
100
10%
10
Rasio jumlah laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam 12 bulan terakhir.
2,461%
164,067
5%
5
Rasio jumlah biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam 12 bulan terakhir.
91,011%
112,363
5%
5
Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar.
9,973%
199,46
5%
5
Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank.
88,613%
105,548
5%
5
Total Skor Penilaian
97,088
Selanjutnya jumlah skor tingkat kesehatan tersebut dibandingkan dengan kriteria golongan tingkat kesehatan BPR menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. Tingkat kesehatan digolongkan menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
NILAI KREDIT 81-100 66 - < 81 51 - < 66 0 - <51
PREDIKAT Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Melalui hasil perbandingan ini diketahui bahwa pada tahun 2005 PT. BPR Shinta Bhakti Wedi merupakan bank yang tergolong SEHAT dengan total skor 97,088 dan tidak terdapat : a. Perselisihan intern b. Campur tangan pihak luar c. Window dressing d. Praktek bank dalam bank
5. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2006 a. Permodalan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko No 1. 2. 3. 4. 5.
KETERANGAN
NOMINAL
Kas 429.562 Antar Bank Aktiva 3.732.927 Kredit yang 18.599.090 diberikan Akt.tetap&Inventaris 2.004.705 (nilai buku) Rupa-rupa aktiva 221.153 Jumlah ATMR
BOBOT RISIKO 0% 20% 100%
ATMR 0 746.585 18.599.090
100%
2.004.705
100%
149.968
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
NO. 1. 2. 3. 4.
5. 6.
KOMPONEN MODAL Modal Dasar Modal Belum Disetor -/Cadangan Umum 50% dari Laba Bersih Jumlah Modal Inti Modal Pelengkap Modal Pinjaman Penyisihan Penghapusan Kredit (max 1,25% dari ATMR) JUMLAH MODAL KPMM(ATMR x 8%) KELEBIHAN MODAL
JUMLAH 2.000.000 1.190.000 381.896 62.519 1.254.415 674.554 239.362 2.168.331 1.720.028 448.303
Jumlah Modal x100% ATMR 2.168.331 = x100% 21.500.348 = 10,085%
CAR
Rasio CAR 8% Nilai Kredit ( NK ) 81 0,1% 10,085% 8% 81 0,1% = 101,85
(maks 100)
NKF = Nilai Kredit maksimal 100x Bobot 30% = 100 x 30% = 30 b. Kualitas Aktiva Produktif Kolektibilitas Kredit : Kategori Kredit Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Total Antar Bank Aktiva TOTAL AKTIVA PRODUKTIF
Nominal 16.804.257 802.908 638.678 353.247 18.599.090 3.732.927 22.332.017
% Kategori Kredit 0% 50% 75% 100%
APYD 0 401.454 479.009 353.247 1.233.710
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PPAP yang telah dibentuk Rp. 239.362 PPAP yang wajib dibentuk oleh bank: Lancar 16.804.257 + Kurang Lancar 802.908 x Diragukan 638.678 x Macet 353.247 x
3.732.927 x 10% x 50% x 100% x
0,50% = 50% = 50% = 50% =
PPAP yang wajib dibentuk :
102.686 40.145 159.670 176.624 —————— + Rp. 479.124
1) Rasio Kualitas Aktiva Produktif Aktiva produktif Yang Diklasifikasikan KAP 1 x100% Total Aktiva produktif 1.233.710 KAP 1 x100% 22.332.017 = 5,524%
22,5% Rasio KAP1 NK 0,15% 22,5% 5,524% 0,15% = 113,173
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 113,173 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan Nilai Kredit Faktor (NKF) adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit Maksimum 100 x bobot 25% = 25 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk KAP 2 x100% PPAP yang wajib dibentuk 239.362 KAP 2 x100% 479.124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
= 49,958% NK = Rasio KAP 2 x 1NK = 49,958% x 1NK = 49,958
(maks 100)
Nilai Kredit x bobot 5% = 49,958 x 5% = 2,498 NKF Kualitas Aktiva Produktif = 25 + 2,498 = 27,498 c. Manajemen Faktor manajemen dihitung dari jumlah jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada pihak manajemen PT. BPR Shinta Bhakti Wedi yang terdiri atas : 1) Manajemen Umum Jumlah Nilai = 40 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Umum NK x100 40 40 x100 40 = 100
2) Manajemen Risiko Jumlah Nilai = 60 Jumlah Nilai Aspek Manajemen Risiko NK x100 60 60 x100 60 = 100
d. Rentabilitas 1) Rasio ROA Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bulan Terakhir x100% Rata rata Volume Usaha 12 bulan Terakhir 136.175 x100% 22.088.674 = 0,616%
ROA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Rasio ROA NK 0,015% 0,616% 0,015% = 41,067 Nilai Kredit x bobot 5% = 41,067 x 5% = 2,053 2) Rasio BOPO Jumlah Beban Operasiona l 12 bulan Terakhir x100% Jumlah Pendapa tan Operasional 12 bulan Terakhir 4.666.250 x100% 4.797.562 = 97,263%
BOPO
100% rasio BOPO NK 0,08% 100% 97,263% 0,08% = 34,213
(maks 100)
Nilai Kredit x bobot 5% = 34,213 x 5% = 1,711 NKF Rentabilitas = 2,053 + 1,711 = 3,764 e. Likuiditas 1) Cash Ratio Alat Likuid : Kas = Antar Bank Aktiva = Jumlah Alat Likuid =
429.562 3.732.927 ————— + 4.162.489
Kewajiban Lancar: Kewajiban Segera Tabungan Deposito
= = =
Jumlah Kewajiban Lancar =
18.458 8.206.275 10.997.150 ————— + 19.221.883
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Alat Likuid CR x100% Kewajiban Lancar 4.162.489 x100% 19.221.883 = 21,655%
Rasio CR NK 0,05% 21,655% 0,05% = 433,1
(maks 100)
Karena hasil perhitungan Nilai Kredit (NK) sebesar 433,1 mempunyai nilai kredit (NK) maksimal sebesar 100, maka yang digunakan dalam perhitungan nilai kredit faktor adalah NK yang maksimal. Nilai Kredit maksimal 100 x bobot 5% = 5 2) Loan to Deposit Ratio NO. KETERANGAN 1. Kredit yang diberikan 2. Antar Bank Aktiva Jumlah Kredit Yang Diberikan 1. Tabungan 2. Deposito 3. Pinjaman dari BI 4. Antar Bank Pasiva 5. Modal Inti 6. Modal pinjaman Jumlah dana diterima & komponen modal
Jumlah Kredit Yang Diberikan LDR x100% Dana Yang Diterima Oleh Bank 22.332.017 x100% 24.425.013 = 91,431%
JUMLAH 18.599.090 3.732.927 22.332.017 8.206.275 10.997.150 0 3.292.619 1.254.415 674.554 24.425.013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
NK 115% Rasio LDR x4 NK 115% 91,431% x4 NK = 94,276
(maks 100)
Nilai Kredit x bobot 5% = 94,276 x 5% = 4,714 NKF Likuiditas = 5 + 4,714 = 9,714
Dari Perhitungan di atas dapat diketahui tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2006 dengan membuat tabel penilaian tingkat kesehatan, sebagai berikut: Tabel.5.20 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2006 No. 1.
2.
3.
Faktor yang Dinilai Permodalan
Kualitas Aktiva Produktif
Manajemen
Komponen
Nilai
Nilai kredit 101,85
Bobot
Skor
Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
10,085%
30%
30
Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.
5,524%
113,17 3
25%
25
Rasio penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank.
49,958%
49,958
5%
2,498
Manajemen Umum
40
100
10%
10
Manajemen Risiko
60
100
10%
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
4.
5.
Rentabilitas
Likuiditas
Rasio jumlah laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam 12 bulan terakhir.
0,616%
41,067
5%
2,053
Rasio jumlah biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam 12 bulan terakhir.
97,263%
34,213
5%
1,711
Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar.
21,655%
433,1
5%
5
Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank.
91,431%
94,276
5%
4,714
Total Skor Penilaian
90,976
Selanjutnya jumlah skor tingkat kesehatan tersebut dibandingkan dengan kriteria golongan tingkat kesehatan BPR menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. Tingkat kesehatan digolongkan menjadi: NILAI KREDIT 81-100 66 - < 81 51 - < 66 0 - <51
PREDIKAT Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Melalui hasil perbandingan ini diketahui bahwa pada tahun 2006 PT. BPR Shinta Bhakti Wedi merupakan bank yang tergolong SEHAT dengan total skor 90,976 dan tidak terdapat : a. Perselisihan intern b. Campur tangan pihak luar c. Window dressing d. Praktek bank dalam bank
C. Analisis Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 Sampai Tahun 2006 1. Permodalan Tabel.5.21 Nilai Rasio CAR Tahun 2002 s/d 2006 Rasio CAR
Tahun 2002 8,959%
Tahun 2003 11,572%
Tahun 2004 11,794%
Tahun 2005 9,50%
Tahun 2006 10,085%
Faktor permodalan hanya terdapat satu rasio untuk menilai tingkat kesehatan bank, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil CAR dikuantifikasikan dari dua komponen yaitu jumlah modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pada tahun yang sama. Rasio ini mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%.
Dari tahun 2002
sampai dengan tahun 2006 rasio CAR tertinggi dicapai pada tahun 2004 yaitu sebesar 11,794% setelah adanya kenaikan dari dua tahun sebelumnya. Rasio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
terendah terjadi pada tahun 2002 sebesar 8,959%. Kenaikan rasio CAR ini terjadi akibat adanya kenaikan modal dan kenaikan ATMR, namun kenaikan jumlah modal lebih besar daripada kenaikan ATMR. Untuk meningkatkan nilai rasio CAR, hal yang dapat dilakukan oleh bank adalah meningkatkan modal bank, baik modal sendiri maupun modal pinjaman. 2. Kualitas Aktiva Produktif Penilaian faktor Kualitas Aktiva Produktif terdiri atas dua komponen rasio, yaitu: 1) Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif. Tabel.5.22 Nilai Rasio KAP1 Tahun 2002 s/d 2006 Rasio KAP1
Tahun 2002 1,02%
Tahun 2003 1,144%
Tahun 2004 1,164%
Tahun 2005 3,298%
Tahun 2006 5,524%
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terdiri dari empat macam kolektibilitas beserta bobotnya, yaitu 0% dari aktiva produktif yang tergolong lancar, 50% dari aktiva produktif yang tergolong kurang lancar, 75% dari aktiva produktif yang tergolong diragukan dan 100% dari aktiva produktif yang tergolong macet. Sepanjang lima tahun ini rasio terbaik dicapai pada tahun 2002 yaitu sebesar 1,02% dan rasio terburuk dicapai pada tahun 2006 sebesar 5,524%. Peningkatan rasio yang menunjukkan buruknya kinerja kualitas aktiva produktif ini disebabkan oleh terus meningkatnya APYD terutama pada aktiva yang tergolong macet sedangkan total aktiva produktif peningkatannya tidak sebanding dengan peningkatan APYD. Untuk mencegah hal ini terus berlanjut BPR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
dapat melakukan investigasi kepada calon debitur dan melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya agar kredit macet dapat diminimalisir. 2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang telah dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk oleh bank. Tabel.5.23 Nilai Rasio KAP2 Tahun 2002 s/d 2006 Rasio
Tahun 2002 KAP2 124,997%
Tahun 2003 103,816%
Tahun 2004 107,525%
Tahun 2005 65,758%
Tahun 2006 49,958%
Rasio ini untuk mengetahui seberapa besar kredit bermasalah dijamin oleh dana yang telah disihkan dari aktiva produktif untuk menutup risiko terjadinya kredit macet. Selama lima tahun ini rasio terbaik dicapai pada tahun 2002 yaitu 124,997% dan rasio terburuk terjadi pada tahun 2006 yaitu 49,958% dengan predikat cukup sehat. Untuk mengantisipasi semakin merosotnya nilai rasio ini, ada baiknya bank lebih ketat dalam memberikan kredit kepada nasabah agar tidak terjadi kredit macet. Karena dengan adanya kredit macet maka bank harus membentuk PPAP semakin besar pula. Memang PPAP yang dibentuk oleh bank semakin besar dapat meningkatkan nilai rasio ini namun dapat berakibat modal bank menjadi menurun. Modal bank menjadi menurun karena PPAP yang dibentuk oleh bank nilainya harus diambil dari modal bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
3. Manajemen Tabel.5.24 Skor Faktor Manajemen Tahun 2002 s/d 2006 Faktor Manajemen
Tahun 2002 86
Tahun 2003 100
Tahun 2004 100
Tahun 2005 100
Tahun 2006 100
Faktor manajemen yang terdiri dari manajemen umum yang mencakup strategi/sasaran, struktur, sistem, dan kepemimpinan; dan manajemen risiko yang mencakup risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum, dan risiko pemilik dan pengurus pada PT. BPR Shinta Bhakti Wedi termasuk dalam kondisi sehat, sebab berdasarkan kuesioner yang diajukan semua pertanyaan/pernyataan dalam kondisi baik. Hanya pada tahun 2002 skor yang diperoleh oleh bank hanya 86, ini menunjukkan kondisi bank tidak terlalu baik. Setelah tahun 2002 yaitu tahun 2003 sampai tahun 2006 kondisi bank berada pada kondisi yang baik dengan skor sempurna yaitu 40 untuk manajemen umum dan 60 untuk manajemen risiko. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa manajemen umum yang terdiri dari aspek strategi/sasaran, aspek struktur, aspek sistem dan aspek kepemimpinan telah dijalankan dengan sebaikbaiknya. Hal demikian disebabkan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi selalu menggunakan rencana kerja tahunan sebagai dasar acuan kegiatan usaha bank selama 1 tahun, melaksanakan sistem kerja yang baik, terdapat pembagian tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi dan pimpinan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Sedangkan untuk manajemen risiko, PT. BPR Shinta bhakti Wedi telah menjalankan risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus dengan baik. Hal ini terbukti dengan adanya penilaian aspek likuiditas yang sehat meskipun ada kemungkinan kecil kesulitan dalam memenuhi likuiditas jangka pendek. Untuk aspek risiko kredit, PT. BPR Shinta Bhakti Wedi telah menjalankan dengan baik yaitu selalu melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya, melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan dan bank selalu melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan
kepatuhan
debitur
dalam
memenuhi
kewajibannya.
Aspek
operasional telah dijalankan dengan baik dan maksimal yaitu dengan menerapkan kebijaksanaan pembentukan penyisihan penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian, tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan kepada pemilik/pengurus bank untuk memperoleh fasilitas bank dan pimpinan selalu melakukan tindak lanjut secara efektif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh BI. Risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus juga telah dijalankan dengan baik Hal ini terbukti dari kegiatan bank yang berkaitan dengan perjanjian kredit telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan juga pemilik dan pengurus bank tidak mencari keuntungan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga atau groupnya
masing-masing,
melainkan
pemilik
bank
mempunyai
kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
itu dewan komisaris melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas, yang dilakukan secara efektif. 4. Rentabilitas Penilaian faktor rentabilitas dinilai berdasarkan dua rasio, yaitu: 1) Rasio jumlah laba sebelum pajak 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha 12 bulan terakhir. Tabel.5.25 Nilai Rasio ROA Tahun 2002 s/d 2006 Rasio ROA
Tahun 2002 20,726%
Tahun 2003 16,049%
Tahun 2004 13,462%
Tahun 2005 2,461%
Tahun 2006 0,616%
Rasio ini mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut. Selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 kondisi paling baik dicapai pada tahun 2002 sebesar 20,726% dan terus mengalami penurunan sampai tahun 2006 dengan nilai rasio ROA sebesar 0,616%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah laba sebelum pajak. Penurunan ini diduga karena adanya kenaikan pada biaya operasional terutama biaya bunga atas pinjaman yang diterima dari bankbank lain sedangkan kenaikan pendapatan operasional tidak sebanding dengan kenaikan biaya operasional. Kenaikan pendapatan operasional yang tidak sebanding kemungkinan dapat terjadi karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan sebagai akibat dari banyaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
kredit macet yang dialami oleh bank. Untuk menekan penurunan laba ada baiknya bank menekan pengeluaran atau melakukan penghematan biaya operasional yang kurang perlu seperti pos biaya lainnya yang kurang jelas penggunaannya. Selain itu juga berkaitan dengan pemberian kredit, ada baiknya BPR melakukan investigasi kepada calon debitur dan melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya seperti yang dilakukan untuk meminimalisir kenaikan nilai rasio KAP1. 2) Rasio jumlah beban operasional 12 bulan terakhir terhadap jumlah pendapatan operasional 12 bulan terakhir. Tabel.5.26 Nilai Rasio BOPO Tahun 2002 s/d 2006 Rasio
Tahun 2002 BOPO 87,557%
Tahun 2003 89,051%
Tahun 2004 89,210%
Tahun 2005 91,011%
Tahun 2006 97,263%
Rasio ini mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, kegiatan operasional yang paling efisien dicapai pada tahun 2002, karena semakin meningkat rasio ini semakin tidak efisien dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Hal ini terjadi karena kenaikan jumlah biaya operasional lebih besar dibandingkan dengan kenaikan jumlah pendapatan operasionalnya. Untuk mengantisipasi hal ini bank sebaiknya menekan pengeluaran biaya operasional sekecil mungkin dengan mengurangi biaya yang dianggap tidak perlu seperti pos biaya lainnya yang kurang jelas penggunaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
5. Likuiditas Penilaian faktor likuiditas dinilai dengan dua rasio, yaitu: 1) Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar. Tabel.5.27 Nilai Rasio CR Tahun 2002 s/d 2006 Rasio CR
Tahun 2002 16,243%
Tahun 2003 22,979%
Tahun 2004 34,136%
Tahun 2005 9,973%
Tahun 2006 21,655%
Rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah (deposan) pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 rasio terbaik dicapai pada tahun 2004 dengan nilai rasio 34,136% dan rasio dengan kondisi terburuk pada tahun 2005 dengan skor 9,973%. Penurunan yang sangat drastis ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah alat likuid yang terdiri dari jumlah kas dan antar bank aktiva dari angka Rp.4.184.548,- di tahun 2004 turun menjadi angka Rp.1.489.959,- di tahun 2005 dan kewajiban lancar yang sedikit meningkat dari angka Rp.12.258.448,- pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp.14.939.670,- di tahun 2005. Peningkatan kewajiban lancar ini disebabkan oleh adanya penarikan tabungan dan deposito oleh nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
2) Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima. Tabel.5.28 Nilai Rasio LDR Tahun 2002 s/d 2006 Rasio LDR
Tahun 2002 86,386%
Tahun 2003 81,027%
Tahun 2004 97,805%
Tahun 2005 88,613%
Tahun 2006 91,431%
Rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini memberikan indikasi
semakin
rendahnya
kemampuan
likuiditas
bank
yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 rasio terbaik dicapai pada tahun 2003 yaitu 81,027% dan rasio terendah dicapai pada tahun 2004 97,805% walaupun selama lima tahun tersebut kondisi rasio LDR termasuk dalam kondisi sehat. Penurunan kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya aktiva produktif sedangkan dana yang diterima ditambah modal inti dan modal pinjaman kenaikannya mengantisipasi
tidak
sebanding
keadaan
ini
dengan bank
aktiva
dapat
produktif.
meningkatkan
Untuk sumber
likuiditasnya dengan cara menambah modal inti dengan menjual saham atau menambah modal pinjaman. Dengan begitu diharapkan bank dapat membayar kembali penarikan yang dilakukan oleh deposan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
D. Analisis Perkembangan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 Sampai Tahun 2006 Penilaian tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi dilakukan dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Faktor-faktor
yang dinilai meliputi
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Nilai-nilai dari faktor-faktor tersebut dibobot dan kemudian dijumlahkan. Hasil perhitungan tingkat kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 didapat nilai yang berubah-ubah. Pada tahun 2002 sampai tahun 2006 mendapat predikat sehat. Berikut ini tabel tingkat kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Tabel.5.29 Tingkat Kesehatn PT.BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 sampai Tahun 2006 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006
Hasil Akhir Penilaian Tingkat Kesehatan 94,094 100 98,439 97,088 90,976
Predikat Kesehatan SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT
Pada tahun 2002 skor penilaian tingkat kesehatan dengan metode CAMEL yang dicapai adalah 94,094 poin dengan predikat sehat. Tahun berikutnya yaitu tahun 2003 skor yang dicapai melonjak sampai mencapai skor sempurna yaitu 100 poin. Skor yang dicapai pada tahun 2003 naik 5,906 poin dibandingkan dengan skor tahun sebelumnya yaitu tahun 2002. Hal ini disebabkan adanya kenaikan yang cukup berarti pada faktor permodalan, faktor likuiditas dan adanya perbaikan pada manajemen. Sedangkan faktor kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
aktiva produktif dan faktor rentabilitas mengalami penurunan. Meskipun demikian, rasio-rasio pada masing-masing faktor tetap tergolong sehat. Pada tahun 2004 skor yang diperoleh mencapai 98,439 poin dengan predikat sehat. Skor yang dicapai pada tahun 2004 mengalami penurunan yaitu sebanyak 1,561 poin dari skor tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh faktor rentabilitas yang mengalami penurunan sebesar 2,589 point untuk ROA dan 0,159 untuk rasio BOPO. Selain itu juga faktor kualitas aktiva produktif khususnya rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap total aktiva produktif dan rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana yang diterima ikut mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,02 poin dan 16,778 poin. Meskipun demikian selama tahun 2004 semua faktor tergolong dalam kondisi yang sehat. Pada tahun 2005 skor yang dicapai sebesar 97,088 poin dengan predikat sehat. Pada tahun 2004 skor yang dicapai 98,439 poin, berarti pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 1,351 poin dibandingkan dengan tahun 2004. Hal ini disebabkan semua faktor mengalami penurunan kecuali faktor likuiditas khususnya rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima bank mengalami kenaikan sebesar 9,192 poin dan faktor manajemen yang pada dasarnya mendapat point sempurna. Meskipun demikian, pada tahun 2005 semua faktor dan rasio-rasionya tergolong dalam keadaan sehat. Pada tahun 2006 skor yang diperoleh mencapai 90,976 poin dengan predikat sehat. Skor yang diperoleh tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 6,112 poin dari skor tahun 2005. Hal ini disebabkan belum membaiknya faktor-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
faktor yang mengalami penurunan di tahun sebelumnya, walaupun sudah ada kenaikan pada faktor permodalan yaitu sebesar 0,585 poin dan rasio alat likuid terhadap kewajiban lancar sebesar 11,682 poin. Meskipun demikian, semua faktor dan rasio-rasionya tergolong dalam kondisi yang sehat, kecuali rasio ROA dan BOPO tergolong dalam kondisi tidak sehat. Setelah diketahui hasil akhir penilaian tingkat kesehatan dan predikat kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, maka selanjutnya dilakukan analisis trend dengan metode least square.
Tabel. 5.30 Perhitungan Persamaan Trend Tahun
2002 2003 2004 2005 2006 Total
Hasil Akhir Penilaian Tingkat Kesehatan (Y) 94,094 100 98,439 97,088 90,976 480,597
Kode Waktu (X) -2 -1 0 1 2
XY
(X) 2
Y’
-188,188 -100 0 97,088 181,952 -9,148
4 1 0 1 4 10
97,9486 97,0338 96,119 95,2042 94,2894
Perhitungan persamaan trend dengan dua persamaan: Y’ = a + bX Dimana: a
480,597 5 = 96,119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
b 2 9,148 10 = 0,9148
Jadi, a b 96,119 0,9148 96,119 0,9148
Grafik.5.1. Garis Trend Dengan Metode Least Square Tahun 2002 Sampai Tahun 2006 102 100
Hasil Akhir Penilaian Tingkat Kesehatan Trend
98 96 94 92 90 88 86 2002
2003
2004
2005
2006
Grafik di atas menunjukkan bahwa garis trend Y’=96,119-0,9148X merupakan garis lurus yang terus menurun setiap tahun. Nilai b atau perubahan variabel (Y) pertahun secara berkala adalah sebesar 0,9148. Untuk mengetahui apakah nilai b signifikan atau tidak, dilakukan uji t pada taraf signifikansi (α) = 5% dengan derajat kebebasan (df)n-2. Hipotesis dan perhitungannya sebagai berikut: H0: b = 0 Tidak ada perkembangan tingkat kesehatan bank yang signifikan. H1: b ≠0 Ada perkembangan tingkat kesehatan bank yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Diketahui : Persamaan Trend : 96,119 0,9148 b = 0,9148 α = 5% t1/2α= 0,025 ttabel = ± 3,182 N =5 =0 Tabel. 5.31 Perhitungan Uji t Y
X
94,094 100 98,439 97,088 90,976 ∑
-2 -1 0 1 2 0
2
97,9486 97,0338 96,119 95,2042 94,2894
2 S 2 43,5659 = 14,522 3 2 e
S e2 = 14,522 = 1,4522 10 Sb = 1,4522 = 1,2051 Sb2
b t hitung Sb 0,9148 = 0,7591 1,2051
-3,8546 2,9662 2,32 1,8838 -3,3134
14,8579 8,7983 5,3824 3,5487 10,9786 43,5659
-2 -1 0 1 2 0
2
4 1 0 1 4 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Setelah diperoleh hasil perhitungan uji t (t-hitung) sebesar -0,7591, kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel = ± 3,182. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung terdapat diantara ± t-tabel yang nilainya sebesar ± 3,182. Secara garis besar: - t tabel ≤t hitung ≤ttabel atau -3,182 ≤-0,759 ≤3,182. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, ini berarti tidak ada perkembangan tingkat kesehatan pada PT. BPR Shinta Bhakti Wedi yang signifikan. Tidak signifikan mengandung arti bahwa kesimpulan penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada populasi. Hal-hal yang menyebabkan hasil penelitian ini tidak signifikan antara lain dari faktor ekonomi masyarakat setempat yang mengalami perubahan dari tahun ke tahun yang berdampak pula pada kondisi perkembangan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi. Pada tahun sebelum tahun 2000 masyarakat wedi dan sekitarnya mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan masyarakat melakukan penarikan dana di PT. BPR Shinta Bhakti wedi secara besar-besaran. Hal ini mengakibatkan bank mengalami kesulitan likuiditas dan keuntungan yang diperoleh mengalami penurunan. Setelah tahun 2000 perekonomian masyarakat wedi dan sekitarnya mulai menunjukkan adanya kemajuan. industri konveksi dan pertanian mulai bangkit kembali. Dengan kondisi seperti ini PT. BPR Shinta Bhakti Wedi mengatur strategi dengan menaikkan tingkat bunga simpanan dan melunakkan bunga pinjaman. Dengan begitu masyarakat Wedi menjadi percaya kembali kepada bank dengan menyimpan dan meminjam dana hanya kepada bank. Hal inilah yang membuat hasil penelitian dari tahun 2002 sampai tahun 2006 tidak signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Dalam penelitian ini, berdasarkan data dan informasi yang dapat diperoleh dari PT. BPR Shinta Bhakti Wedi serta hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dengan menggunakan Metode CAMEL adalah sebagai berikut: tahun 2002 terkategorikan sehat (skor = 94,094 poin); tahun 2003 terkategorikan sehat (skor = 100 poin); tahun 2004 terkategorikan sehat (skor = 98,439 poin); tahun 2005 terkategorikan sehat (skor = 97,088 poin) dan tahun 2006 terkategorikan sehat (skor 90,976 poin). 2. Tidak ada perkembangan tingkat kesehatan bank yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dari pengujian signifikansi yang menunjukkan hasil perhitungan -ttabel = -3,182 ≤t hitung = -0,759 ≤ttabel = 3,182.
B. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin namun masih terdapat pula keterbatasan. Keterbatasan yang menjadi kendala bagi peneliti, antara lain: 1. Data yang diteliti hanya laporan keuangan selama 5 tahun. Penulis tidak mampu mendeteksi benar atau tidaknya data dan keadaan sesungguhnya dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
informasi yang diberikan oleh PT. BPR Shinta Bhakti Wedi sehingga keadaan ini juga akan berpengaruh terhadap hasil analisis. Jika informasi yang diberikan oleh PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, maka bank akan diuntungkan dengan hasil penelitian ini. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang lebih baik dari keadaan sesungguhnya sehingga mempengaruhi hasil perhitungan dengan metode CAMEL dan tentunya mempengaruhi keputusan pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Peneliti hanya mengungkapkan tentang tingkat kesehatan BPR berdasarkan metode CAMEL, yang terdiri dari faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas, sedangkan tingkat kesehatan BPR secara keseluruhan yang terdiri dari berbagai rasio tidak diungkap dalam penelitian ini. Sehingga hasil penelitian ini tidak dapat disimpulkan untuk menilai kinerja BPR secara keseluruhan.
C. Saran-saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk pihak-pihak terkait. Adapun saran-saran tersebut antara lain: 1. Berdasarkan analisis data dan pembahasan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 tergolong sehat. Namun, tingkat kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang terus menurun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
dari tahun ke tahun, seperti faktor kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas. Untuk itu PT. BPR Shinta Bhakti harus dapat menaikan nilai rasio masing-masing faktor. Untuk meningkatkan nilai faktor kualitas aktiva produktif, bank harus lebih cermat dalam memberikan kredit kepada debitur dan selalu memantau kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya agar tidak terjadi kredit macet atau kredit kurang lancar. Selain itu bank juga dapat membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif lebih banyak lagi agar faktor kualitas aktiva produktif semakin membaik dan disertai dengan penambahan jumlah modal bank. Untuk meningkatkan nilai faktor rentabilitas dapat dilakukan dengan cara meminimalkan biaya operasional yang dikeluarkan seperti mengurangi biaya-biaya yang tidak terlalu penting seperti pos biaya lain-lain yang tidak jelas penggunaannya atau meningkatkan pendapatan operasional seperti meningkatkan pemberian kredit kepada debitur agar pendapatan bunga terus bertambah sehingga laba dapat terus meningkat dan nilai faktor rentabilitas dapat membaik. Sedangkan untuk meningkatkan nilai faktor likuiditas dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah modal bank dengan cara menerbitkan saham atau modal pinjaman sehingga kas bank akan bertambah. Hal ini berpengaruh terhadap likuiditas bank karena dengan meningkatnya alat likuid bank akan memperkecil kesulitan bank dalam memenuhi penarikan simpanan yang dilakukan oleh nasabah. 2. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, tidak ada perkembangan tingkat kesehatan PT.BPR Shinta Bhakti Wedi yang signifikan. Maka dari itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
sebaiknya PT.BPR Shinta Bhakti Wedi dapat terus menjaga dan menaikkan tingkat kesehatan sebaik-baiknya agar perkembangan tingkat kesehatan banknya signifikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga dan meningkatkan nilai rasio dari faktor-faktor CAMEL secara keseluruhan. Untuk meningkatkan nilai masing-masing faktor telah dijelaskan di atas ditambah dengan menjaga kualitas manajemen bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta. Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. Jilid 3. Yogyakarta: Penerbit Andi Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Muljono, Teguh Pudjo. 1999. Aplikasi Manajemen audit dalam Industri Perbankan. Yogyakarta: BPFE Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No.7/1992 Tentang Perbankan. Jakarta Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang No.10/1998 tentang Perubahan Undang-Undang No.7/1992 Tentang Perbankan. Jakarta Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Siamat, Dahlan.1993. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Penerbit Intermedia Susilo, Sri.dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Suyatno, Thomas.dkk. 1991. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Penerbit Gramedia Widanarto, S. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
LAPORAN KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2002 (1=Rp. 1.000) KRITERIA LANCAR KR. LANCAR DIRAGUKAN MACET TOTAL
K. PASAR NSB JUMLAH 60 12.576 56 12.061 14 2.671 0 0 130 27.308
K. PEGAWAI NSB JUMLAH 1.569 4.107.073 19 30.830 2 1.744 0 0 1.590 4.139.647
NSB 494 14 10 0 518
K. BT JUMLAH 945.328 24.922 15.233 0 985.483
NSB 130 13 3 0 146
K. BM JUMLAH 432.051 22.256 8.041 0 462.348
NSB 1 0 0 0 1
K. RC JUMLAH 34.739 0 0 0 34.739
K. KSM NSB JUMLAH 28 48.107 1 875 0 0 0 0 29 48.982
TOTAL NSB JUMLAH 2.282 5.579.874 103 90.944 29 27.689 0 0 2.414 5.698.507
% 97,92 1,69 0,49 0,00 100
LAPORAN KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2003 (1=Rp. 1.000) KRITERIA LANCAR KR. LANCAR DIRAGUKAN MACET TOTAL
K. PEGAWAI NSB JUMLAH 1.589 5.135.879 19 38.918 17 31.904 0 0 1.625 5.206.701
NSB 664 19 9 0 692
K. BT JUMLAH 1.526.267 71.723 10.931 0 1.608.921
NSB 149 12 3 0 164
K. BM JUMLAH 651.039 31.139 6.661 0 688.839
NSB 1 0 0 0 1
K. RC JUMLAH 34.548 0 0 0 34.548
NSB 33 4 1 0 38
K. KSM JUMLAH 52.120 1.980 1.600 0 55.700
NSB 2.436 54 30 0 2.520
TOTAL JUMLAH 7.399.853 143.760 51.096 0 7.594.709
% 97,43 1,89 0,67 0,00 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
LAPORAN KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2004 (1=Rp. 1.000) KRITERIA LANCAR KR. LANCAR DIRAGUKAN MACET TOTAL
K. PEGAWAI NSB JUMLAH 1.346 5.227.500 5 17.193 22 38.553 0 0 1.373 5.283.246
NSB 958 28 15 0 1.001
K. BT JUMLAH 2.909.503 109.990 43.645 0 3.063.138
NSB 170 5 3 0 178
K. BM JUMLAH 787.820 44.415 2.836 0 835.071
NSB 0 0 0 0 0
K. RC JUMLAH 0 0 0 0 0
K. KSM NSB JUMLAH 25 28.675 6 2.610 3 2.160 0 0 34 33.445
NSB 2.499 44 43 0 2.586
TOTAL JUMLAH 8.953.498 174.208 87.194 0 9.214.900
% 97,16 1,89 0,95 0,00 100
LAPORAN KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2005 (1=Rp. 1.000) KRITERIA LANCAR KR. LANCAR DIRAGUKAN MACET TOTAL
K. PEGAWAI NSB JUMLAH 1.361 10.051.659 21 70.625 32 118.192 12 20.631 1.426 10.261.107
NSB 1.141 58 80 0 1.279
K. BT JUMLAH 3.434.179 177.165 351.964 0 3.963.308
NSB 127 14 14 0 155
K. BM JUMLAH 2.142.964 76.883 47.288 0 2.267.135
NSB 14 1 9 0 24
K. KSM JUMLAH 24.160 1.99 7.220 0 33.280
NSB 2.643 94 135 12 2.884
TOTAL JUMLAH 15.652.962 326.573 524.664 20.631 16.524.830
% 94,72 1,98 3,18 0,12 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
LAPORAN KOLEKTIBILITAS KREDIT PT. BPR SHINTA BHAKTI WEDI TAHUN 2006 (1=Rp. 1.000) KRITERIA LANCAR KR. LANCAR DIRAGUKAN MACET TOTAL
K. PEGAWAI NSB JUMLAH 1.161 9.737.728 69 477.777 56 426.142 83 197.809 1.399 10.839.456
NSB 1.204 62 42 29 1.337
Keterangan : KSM = Kelompok Swadaya Masyarakat
K. BT JUMLAH 4.068.307 209.268 128.636 79.658 4.485.869
NSB 145 15 5 11 176
K. BM JUMLAH 2.961.352 113.463 83.800 75.460 3.234.075
NSB 26 3 1 1 31
K. KSM JUMLAH 36.870 2.400 100 320 39.690
NSB 2.566 149 104 124 2.943
TOTAL JUMLAH 16.804.257 802.908 638.678 353.247 18.599.090
% 90,35 4,32 3,43 1,90 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
DAFTAR PERTANYAAN/PERNYATAAN MANAJEMEN BANK PERKREDITAN RAKYAT
Berilah tanda silang (X) untuk menggambarkan kondisi bank, jika: Nilai 0
= Kondisi lemah
Nilai 1, 2 dan 3
= Kondisi antara
Nilai 4
= Kondisi Baik
I. MANAJEMEN UMUM No. Urut
PERTANYAAN/PERNYATAAN
Pertanyaan
0 A. STRATEGI/SASARAN
1.
1. Rencana kerja tahunan bank digunakan sebagai dasar acuan kegiatan usaha bank selama 1 tahun B. STRUKTUR
2.
1. Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas.
3.
Kondisi Bank
2. Bank memiliki batasan tugas dan wewenang yang jelas untuk masingmasing karyawannya yang tercermin pada kegiatan operasionalnya.
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
C. SISTEM 4.
1. Kegiatan operasional dari pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur tertulis.
5.
2. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan laporan keuangan disusun sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku.
6.
3. Bank mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting.
7.
4. pimpinan senantiasa melakukan pengawasan terhadap perkembangan dan pelaksanaan kegiatan bawahannya. D. KEPEMIMPINAN
8.
1. pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat operasional dilakukan oleh direksi secara independen.
9.
2. Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan bank yang dihadapi serta senantiasa melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
10.
3. Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi kerja seta komitmen dan didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
II. MANAJEMEN RISIKO No. Urut
PERTANYAAN/PERNYATAAN
Pertanyaan
0 A. RISIKO LIKUIDITAS
1.
1. Bank melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan dan kewajiban yang jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan timbulnya kesulitan likuiditas.
2.
2. Bank senantiasa memelihara likuiditas dengan baik. B. RISIKO KREDIT
3.
1. Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.
4.
2. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya.
5.
3. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan. C. RISIKO OPERSIONAL
6.
1. Bank menerapkan kebijaksanaan pembentukan penyisihan penghapusan piutang berdasarkan prinsip kehatihatian.
7.
Kondisi Bank
2. Bank tidak menetapkan persyaratan
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
yang lebih ringan kepada pemilik/pengurus bank untuk memperoleh fasilitas dari bank. 8.
3. Pimpinan senantiasa melakukan tindak lanjut secara efektif terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh Bank Indonesia. D. RISIKO HUKUM
9.
1. Perjanjian kredit telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10.
2. Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku.
11.
3. Bank menatausahakan secara baik dan aman blangko bilyet deposito dan buku tabungan yang belum digunakan (kosong) dan blangko bilyet deposito yang telah dicairkan dananya serta buku tabungan yang dikembalikan ke bank karena rekeningnya telah ditutup. E. RISIKO PEMILIK DAN PENGURUS
12.
1. Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan opersional sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank.
13.
2. Pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga senantiasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
memenuhi ketentuan yang berlaku. 14.
3. Direksi bank di dalam melaksanakan kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal yang cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga dan grupnya, atau berpotensi merugikan bank.
15.
4. Dewan komisaris melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan wewenang yang jelas, yang dilakukan secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
KOMISARIS
SKAI
SEKRETARIS
MANAGER PEMASARAN
KABAG KREDIT
MANAGER OPERASI
KABAG DANA
Kasi Kredit Wil I
Staf Kredit Wil I
Kasi Kredit Wil II
Staf Kredit Wil II
Kasi Kredit Wil III
Staf Kredit Wil III
KABAG ADM & AKT
Kasi Dana
Staf Dana
KABAG UMUM & PERSONALIA
KABAG KEUANGAN
Staf Administrasi
Staf Umum & Personalia
Staf akuntansi
Satpam
Costumer Service
Pramubhakti
Teller
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI