ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE) PADA BANK UMUM SYARIAH TERHADAP BANK UMUM KONVENSIONAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
Oleh:
Khoerotun Nissa 21310043
Program Studi Perbankan Syari’ah (S 1) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2014
2
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari: Nama
: Khoerotun Nissa
NIM
: 21310043
Jurusan
: Syariah
Program Studi
: Perbankan Syariah S1
Judul
:ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE) PADA BANK UMUM SYARIAH TERHADAP BANK UMUM KONVENSIONAL
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 25 Januari 2015 Pembimbing
Wiwin Kurniasari, SE.,M.Si.,Akt NIP.
3
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE) PADA BANK UMUM SYARIAH TERHADAP BANK UMUM KONVENSIONAL
DISUSUN OLEH: KHOEROTUN NISSA NIM : 21310043
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Ekonomi Islam Susuna Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: : : : :
Salatiga, 2015 Ketua STAIN Salatiga
Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
4
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
DEKLARASI
ِالرِح ْي ِم ِِ ِبِ ْس ِِم َّ ِالر ْْحَ ِن َّ ِللا Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Khoerotun Nissa
NIM
: 21310043
Jurusan
: Syariah dan Ekonomi Islam
Program Studi
: Perbankan Syariah S1
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutuip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Januari 2015 Yang menyatakan,
Khoerotun Nissa NIM : 21310043
5
MOTTO
Kita tidak pernah gagal, yang ada hanyalah BERHASIL atau BELAJAR
We are not born as a winner, not a loser We are born as a chooser
Bukan hanya do’a dan permintaan, yang menjadikan do’a itu terjawab, tapi yang kita LAKUKAN dalam permintaan itu -Mario Teguh-
Tidak penting kita siapa Kita punya hak untuk sukses -Putri Tanjung-
Jangan jadi korban dari sebuah keadaan Jadilah pemenang dari sebuah keadaan
6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Abah dan ibuku tercinta ( bapak Sohirin dan ibu Murinah) yang tidak henti-hentinya memerikan do’a, kasih sayang, dukungan dan semangat. Terima kasih atas semua pengorbanan dan kesabaran kalian selama ini.
Adikku tersayang, Burhani Cokro Handoko yang selalu membantu dalam segala hal dan sering direpotkan.
My Lovely Herry Ferdiyanto, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, motivasi dan semangat yang selalu kamu berikan kepada saya.
Keluarga besar semuanya yang sudah banyak membantu.
7 KATA PENGANTAR
ِالرِح ْي ِم ِِ بِ ْس ِِم َّ الر ْْحَ ِن َّ للا
Assalamualaikum Wr.Wb Untaian puji dan syukur semata-mata bagi Allah Sang Pemilik Alam Semesta subhanahu wa ta’ala, atas segala anugerah yang Dia limpahkan kepada penulis sehingga pada akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya d Yaumul Kiyamah nanti. Bahagia yang penulis rasakan,sungguh tidaklah mudah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Atas rahmat, hidayah, taufik dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE) PADA BANK UMUM SYARIAH TERHADAP BANK UMUM KONVENSIONAL”. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya, terutama kepada : 1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pelajaran hidup. 2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua STAIN Salatiga. 3. Bapak Benny Ridwan, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. 4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah Program Sarjana Strata 1 (S1) STAIN Salatiga. 5. Ibu Wiwin Kurniasari, SE., M.Si., Akt., selaku Dosen pembimbing atas semua waktu, bimbingan, saran serta kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini.
8 6. Seluruh staf pengajar Program Studi Perbankan Syariah atas semua ilmu yang telah diberikan. 7. Abah dan Ibu tercinta atas segala do’a, kasih sayang, perhatian, semangat, ilmu, motivasi, bekal hidup, bimbingan serta semua hal yang menjadikan saya menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh. Semoga skripsi ini bisa menjadi hadiah terindah untuk kalian. Thanks to everything and I love you so much. 8. Adikku tersayang Burhani yang selalu memberikan do’a dan dukungan serta perhatian. 9. Sayangku Herry dan keluarga besarnya yang tidak penah lelah memberikan semangat, motivasi, kasih sayang, perhatian dan selalu sabar. Thanks to love. 10. Keluarga besarku Mbah Enti, pak dhe, bu dhe, om, tante, mas, mbak, adek dan ponakanponakanku yang selalu memberikan do’a dan dukungan selama ini. 11. My best friend Dzuzu, Widhi, Cungkring, Kak Iam, Atiek dan Ibonk yang selalu memberikan semangat, perhatian, dan bantuan dalam hal apapun, makasih banget untuk semuanya. 12. Heni, Latif, Ayu, Icha kecil, Ria, Endah, dan Mini yang udah duluan keluar. Terima kasih sudah menjadi teman sekaligus keluarga aku di Salatiga. 13. Alfi, Dwi, Dini, Topa, Ilham dan semua teman-teman PS-S1 angkatan 2010 terima kasih sudah menjadi bagian hidup dari kalian dan sudah banyak membantu selama ini, semoga kita selalu sukses. 14. Semua pihak yang sudah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dan bantuannya, makasih… Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Aaamiiiin…
9 Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik, saran dan koreksi sangat bermanfaat dalam menyempurnakan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi siapa saja yang ingin mengkaji dan meneliti lebih lanjut lagi. Wassalamualaikum Wr.Wb
Salatiga, 28 Januari 2015 Penulis
Khoerotun Nissa NIM 213.10.043
10
ABSTRAK Nissa, Khoerotun. 2015. Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan dan Beban (Expense) Pada Bank Umum Syariah Terhadap Bank Umum Konvensional . Program Studi Perbankan Syariah S-1. Jurusan Syariah dan Ekonomi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Wiwin Kurniasari, SE.,M.Si., Akt. Kata Kunci: Laporan Keuangan, POU, POL, PNON, BOP, BL dan BPRO Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan dan Beban (Expense) Pada Bank Umum Syariah Terhadap Bank Umum Konvensional”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pengakuan pendapatan dan beban (expense) antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional pada periode 2011-2013. Variabel dalam penelitian ini meliputi pendapatan dan beban yang di ukur oleh variabel Pendapatan Operasional Utama (POU), Pendapatan Operasional Linnya (POL), Pendapatan Non Operasional (PNON), Beban Opersional (BOP), Beban Lainnya (BL), dan Beban Promosi (BPRO). Analisis penelitian ini menggunakan program MS Excel, skor masing-masing variabel dijumlahkan dan selanjutnya dilakukan uji normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan uji beda dua rata-rata (Independent Sample t-test) dengan bantuan program SPSS versi 16.0. berdasarkan hasil uji analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan pengankuan pendapatan dan beban (expense) antaran Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional dilihat dari variabel POU, POL, PNON, BOP, BL dan BPRO. Rata-rata pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Konvensional lebih besar dibandingkan dengan Bank Umum Syariah dilihat dari variabel POU, POL, PNON, BOP dan BL. Sedangkan jika dilihat dari variabel BPRO rata-rata pendapatan dan Beban Bank Umum Syariah lebih besar dibandingkan Bank Umum Konvensional.
11
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
ABSTRAK ........................................................................................................
x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
8
C. Pembatasan Masalah .............................................................
9
D. Tujuan dan Manfaat ..............................................................
10
E. Sistematika Penulisan ............................................................
12
KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ......................................................................
14
B. Kerangka Teori .....................................................................
16
C. Kerangka Pikir ......................................................................
45
D. Hipotesis ...............................................................................
47
12
BAB III
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ................................................................
49
B. Populasi dan Sampel .............................................................
49
C. Teknik Pengmpulan Data .......................................................
50
D. Jenis dan Sumber Data ...........................................................
51
E. Metode Analisis .....................................................................
52
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Syariah ..............
54
B. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Konvensional ....
56
C. Analisis Hasil Penelitian .......................................................
58
1. Hasil Uji Normalitas .......................................................
58
2. Hasil Uji Independent Sample t-test ...............................
59
a. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Utama ....
60
b. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Lainnya ...
60
c. Analisis Variabel Pendapatan Non Operasional ........
60
d. Analisis Variabel Beban Operasional ........................
61
e. Analisis Variabel Beban Lainnya ...............................
61
f. Analisis Variabel Beban Promosi ..............................
61
D. Pengujian Hipotesis ..............................................................
62
1. Variabel Pendapatan Operasional Utama (POU) ..............
62
2. Variabel Pendapatan Operasional Lainnya (POL) ............
63
3. Variabel Pendapatan Non Operasional (PNON) ...............
64
13
BAB V
4. Variabel Beban Operasional (BOP) ..................................
65
5. Variabel Beban Lainnya (BL) ...........................................
66
6. Variabel Beban Promosi (BPRO) .....................................
67
E. Pembahasan ...........................................................................
68
PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
73
B. Saran .........................................................................................
74
C. Keterbatasan .............................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
76
LAMPIRAN .....................................................................................................
79
14
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Penemuan Research Gap Penelitian .............................................
6
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional .................
31
Tabel 2.2 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga ..................................................
32
Tabel 4.1 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2011 ..................
54
Tabel 4.2 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2012 ..................
55
Tabel 4.3 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2013 ..................
55
Tabel 4.4 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2011 ........
56
Tabel 4.5 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2012 ........
57
Tabel 4.6 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2013 ........
57
Tabel 4.7 Perbandingan Pendapatan dan Beban (Expense) Bank Umun Syariah dan Bank Umum Konvensional ...................................................................
59
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Tes .............................
62
Tabel 4.9 Variabel Pendapatan Operasional Utama .....................................
62
Tabel 4.10 Variabel Pendapatan Operasional Lainnya ..................................
63
Tabel 4.11 Variabel Pendapatan Non Operasional .........................................
64
Tabel 4.12 Variabel Beban Operasional ........................................................
65
Tabel 4.13 Variabel Beban Lainnya ..............................................................
66
Tabel 4.14 Variabel Beban Promosi ..............................................................
67
15
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................
45
16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Sebagai lembaga keuangan bank terus
berkembang pesat dari semula Bank
Konvensional yang menggunakan sistem bunga kini ada Bank Syariah yang menggunakan sistem tanpa bunga. Sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keuangan yang menggambarkan keadaan bank tersebut. Hal yang cukup penting dalam membuat laporan keuangan adalah bagaimana mengukur pendapatan. Pendapatan merupakan bagian dari laporan keuangan yang merupakan alat untuk mengambil keputusan baik oleh bank tersebut maupun oleh para pemegang saham. Karena itu pengklasifikasian pendapatan, pengukuran pendapatan dan pengakuan pendapatan harus dilakukan sebaik mungkin untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai kondisi bank tersebut. Bisnis secara syari’ah adalah akifitas bisnis yang syarat dan berorientasi pada nilai, ditujukan untuk memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian tujuan sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik dan dijalankan untuk menciptakan iklim bisnis yang lebih baik dan lepas dari praktik kecurangan. Dengan demikian, pelaporan atas aktifitas dan hasilnya harus dilaporkan atau dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Untuk
17
mencapai tujuan sasaran tersebut, maka perlu penyiapan sistem akuntansi untuk praktik bisnis akuntansi di lembaga bisnis berdasarkan prinsip syari’ah, khususnya dengan berlaku adil dan jujur dalam mencatat suatu transaksi dan ketika membukukannya dalam laporan keuangan yang tentunya dalam syari’at Islam menyebutkan tentang keadilan dan kejujuran tersebut, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian sehingga perolehan kembaliannya tidak pasti dan tidak tetap. Melakukan usaha yang produkif dan dan investasi adalah kegiatan yang sesuai dengan ajaran Islam (Usman, 2002). Dalam memproduksi segala bentuk usaha baik yang menhasilkan barang maupun jasa harus memperhatikan sifat dam manfaat yang akan diperoleh. Barang atau jasa yang baik adalah barang atau jasa yang tidak membahayakan kehidupan atau dengan kata lain barang atau jasa tersebut haruslah bermanfaat bagi orang lain dan tidak dilarang oleh agama (halal). Seperti firman Allah dalam QS. Yunus:59, yang artinya: “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku mengenai rezeki yang diturunkan Allah SWT kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya halal. Katakanlah : Apakah Allah SWT telah memberikan izin kepadamu mengenai hal ini ataukah kamu mengada-adakan saja terhadap Allah SWT?” (Muhammad dan Fauroni, 2002). Bisnis berdasarkan syari’ah di negeri ini tampak mulai tumbuh. Pertumbuhan ini tampak jelas pada sektor keuangan khususnya perbankan, di mana telah tercatat beberapa bank umum syari’ah, lebih dari 50 BPR syari’ah dan lebih dari 2000 unit BMT. Lembaga ini telah mengelola berjuta bahkan milyaran rupiah dana dai masyarakat sesuai dengan
18
prinsip syari’ah yang tentunya sangat berbeda dengan prinsip yang ditetapkan oleh lembaga keuangan non syari’ah yang sering kita kenal dengan bank konvensional. Kemunculan lembaga keuangan yang islami khususnya di Indonesia ditandai dengan berdirinya bank yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah. Sejak saat itu, perkembangan bank syari’ah di Indonesia terlihat semakin pesat. Dikeluarkannya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undnag-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank islam tidak lagi dinamakan bank berdasarkan prinsip bagi hasil, tetapi dengan nama baru yakni “Bank berdasarkan Prinsip Syari’ah”. Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dikatakan bank sekaligus dapat menjalankan pla pembiayaan dan kegiatan lain bedasarkan prinsip syari’ah. Perubahan undang –undang tersebut didukung oleh penyempurnaan UndangUndang No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia yang memperkenankan Bank Indonesia untuk
mengembangkan instrumen pasar antar bank dengan menggunakan prinsip syari’ah. Dan kemudian Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 diperbaharui kembali menjadi UndangUndang No. 21 Tahun 2008 tentang Pebankan Syari’ah yang lebih menjelaskan tentang instrumen-instrumen yang terkait dengan prinsip syari’ah. Dalam beberapa hal bank syari’ah dan bank konvensional memang memiliki persamaan terutama dalam teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, penggunaan teknologi komputer syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya (Antonio,1999). Namun terdapat perbedaan yang mendasar sekaligus memberikan nilai lebih bagi bank syari’ah di bandingkan dengan bank konvensional.
19
Perbedaan yang paling mendasar adalah meksnisme perhitungan keuntungan yang digunakan oleh masing-masing jenis bank. Bank Syari’ah melandaskan operasi usahanya pada konsep pembagian keuntungan dan atau kerugian (profit and losses sharing) yang biasa disebut dengan konsep bagi hasil, pendapatan bonus dan margin. Sedangkan bank konvensional menjalankan operasi usahanya dengan menggunakan sistem bunga. Dalm perhitungan dana masyarakat, bank konvensional akan memberikan bunga kepada para nasabah sebaliknya dalam penyaluran dana, bank konvensional akan menerima bunga dari debitur. Pembahasan mengenai pengakuan pendapatan dan beban semakn banyak diteliti, hal ini dpat dilihat dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan yang membahas mengenai pengakuan pendpatan dan beban. Sapto Amal D. (2004) mengatakan dalam penelitiannya bahwa pencatatan pengakuan pendapatan pada perusahaan asuransi dicatat pada saat premi diterima yang dibayarkan secara tunai dan dicatat dengan metode akrual basis. Sedangkan beban diakui pada saat terjadinya klaim dan dicatat menggunakan metode kas basis yang sesuai dengan PSAK No. 36. PT. Asuransi Jiwasraya tidak mengakui pendapatan premi berdasarkan premi kontrak jangka pendek dan jangka panjang tetapi lebih mengutamakan pada cara pembayaran premi secara berkala. Nani dan Morita (2009) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa pengakuan pendapatan bagi hasil atas pembiayaan dengan konsep akad mudharabah, ditetapkan pada kesepakatan dimuka anatara nasabah dengan bank, dimana pembagian bagi hasil tersebut disesuaikan dengan keuntungan maupun kerugian usaha yang dijalankan oleh nasabah. Pengakuan pendapatan bunga kredit yang dikategorikan performing ( lancar)
20
pada bank konvensional diakui secara akrual, namun sebaliknya jika kredit dikategorikan kurang lancer ( non performing) diakui secara kas sesuai dengan PSAK No. 31. M. Danial dan Triandi (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah melakukan pengakuan pendapatan dan beban dengan cukup baik. Keakuratan nilai pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan laba rugi telah sesuai dengan nilai kontrak kerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan perusahaan jasa konstruksi berupa pendapatan proyek. Pendapatan tersebut diakui oleh perusahaan dengan menggunakan metode akrual basis dan metode persentase penyelesaian. Begitu pula dengan pengakuan beban. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan terhadap laporan laba rugi oleh PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Dari beberapa penelitian yang di lakukan, tetapi yang lebih menarik untuk dilalukan penelitian lanjut yaitu penelitian dari Sugianto W. dan Tan Ming Kuang (2011) menunjukkan bahwa transaksi pada perbankan digolongkan menjadi dua transaksi yaitu transaksi performing dan transaksi nonperforming. Transaksi dikatakan nonperforming jika transaksi tersebut diragukan kemampuan untuk pembayarannya. Untuk transaksi performing, pendapatan bunga dan pendapatan marjin menggunakan dasar pengakuan pendapatan Akrual Basis. Pendapatan cara akrual ini tidak lain adalah pengakuan pendapatan selama produksi atau kontrak sesuai dengan pernyataan menurut Hendriksen (2000,386). Sedangkan untuk pendapatan bagi hasil pada bank syariah, saat pengakuan pendapatan yang digunakan adalah Cash Basis. Pengakuan pendapatan kas basis ini dilakukan karena estimasi pendapatan tidak dapat diukur dengan akurat saat kontrak
21
ditandatangani, hal ini juga sesuai dengan pernyataan criteria menurut Hendriksen (2000,386). Hal tersebut juga diperkuat pula oleh penelitian yang dilakukan Wahyu dan Elly (2012) pada penelitiannya mengungkapkan bahwa perusahaan mengakui pendapatan dari kotrak jangka panjang didasarkan pada saat proyek telah selesai dikerjakan (kontrak selesai) tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian pekerjaan pada tanggal penyusunan laporan. Metode kontrak selesai yang digunakan perusahaan dalam mengakui pendapatan dan beban proyek mengakibatkan perusahaan tidak membuat laporan laba rugi setiapa tahunnya untuk proyek jangka panjang karena pendapatan dan beban proyek hanya diakui setelah proyek selesai dikerjakan. Mekanisme atau sistem bagi hasil yang digunakan oleh bank syari’ah, dan sistem bunga yang digunakan oleh bank konvensional jelas akan memunculkan perlakuan akuntansi yang berbeda diantaranya dalan hal pengakuan pendapatan dan beban pada masing-masing bank yang penyusunannya mengacu pada standar akutansi keuangan. Pada laporan keuangan bank syari’ah yang ada adalah pendapatan dan distribusi bagi hasil. Masalah akan muncul berkaitan dengan pos baru dalam keuangan bank syari’ah yaitu bagi hasil, semantara bank konvensional tidak mengenal pos tersebut Penemuan Research Gap Penelitian Tabel 1.1 Nama Peneliti Sapto Amal D. (2004)
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Evaluasi atas Pengakuan Pendapatan dan Beban dalam Kaitannya dengan PSAK No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa Studi Kasus pada
Pendapatan pengakuan pendaptan pada PT. Asuransi Jiwasraya dicatat pada saat premi diterima yang dibayarkan secara tunai dan dicatat dengan metode akrual basis. Sedangkan beban diakui pada saat terjadinya klaim dan dicatat menggunakan metode kas basis yang sesuai dengan PSAK No. 36. PT.
Sumber Jurnal Ilmiah RanggaGading Volume 4 Nomor 2, Oktober 2004: 61-66
22 PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
Nani Cahyani dan Morita (2009)
Perbedaan Pengakuan Pendapatan pada Bank Syariah dan Bank Konvensional (Difference of Revenue Recognition at Shariah Bank and Conventional Bank)
M. Danial dan Triandi (2009)
Pengaruh Pengakuan Pendapatan dan Beban Perusahaan Terhadap Laporan Laba Rugi ( The Influence of Revenue and Cost Recognition to Income Statement)
Sugianto W. dan Tan Ming Kuang (2011)
Analisis Pengukuran, Pengklasifikasian, dan Pengakuan Pendapatan pada Bank Konvensional dan Bank Syariah
Wahyu S.R. dan Elly (2012)
Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak pada UD GUNAWAN STEEL
Asuransi Jiwasraya tidak mengakui pendapatan premi berdasarkan premi kontrak jangka pendek dan jangka panjang tetapi lebih mengutamakan pada cara pembayaran premi secara berkala. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengakuan pendapatan bunga diakui secara akrual, maka penyajian pendapatan di laporan laba rugi konstan baik kondisi untung, rugi, maupun BEP. Pada Bank Syariah memperhitungkan bagi hasil diakui secara kas dan berdasarkan keuntungan yang diperoleh nasabah, maka pendapatan bagi hasil yang disajikan dalam laporan laba rugi akan berfluktuasi. Hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan perusahaan jasa konstruksi berupa pendapatan proyek. Pendapatan tersebut diakui oleh perusahaan dengan menggunakan metode akrual basis dan metode persentase penyelesaian. Begitu pula dengan pengakuan beban. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan terhadap laporan laba rugi oleh PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Kriteria pendapatan pada bank syariah dan bank konvensional juga berbeda di mana pada bank konvensional yaitu pendapatan bunga sedangkan pada bank syariah pendapatan bagi hasil (transaksi musyarakah) dan pendapatan margin (transaksi murabahah). Perbedaan criteria ini juga mengakibatkan adanya perbedaan pengklasifikasian yang digunakan pada kedua bank. Dengan perbedaan ini maka pengukuran dan pengakuan pada PSAK 31 berbeda dengan PSAK 59. Metode kontrak selesai yang digunakan perusahaan untuk mengakui pendapatan dan beban proyek pada tahun 2010 perusahaan mengakui pendapatan terlalu tinggi sehingga laba perusahaan pada tahun 2010 juga tinggi, akibatnya laporan laba rugi yang dibuat oleh perusahaan tidak menggambarkan hal yang sewajarnya.
Jurnal Ilmiah Kesatuan No. 1 Volume 11, Januari 2009: 36-40
Jurnal Ilmiah Kesatuan No. 1 Volume 11, Januari 2009: 43-46
Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 06 Tahun ke-2, SeptemberDesember 2011
Jurnal Manajemen dan Akuntansi Volume 13 No. 1, April 2012: 99-106
Sumber : Sapto (2004), Nani dan Morita (2009), M. Danial dan Triandi (2009), Sugianto dan Tan (2011), Wahyu dan Elly (2012).
23
Dalam penelitian ini penulis semakin tertarik dengan penelitian mengenai perbandingan pengakuan dan beban (expense) pada bank Syriah dan bank konvensional. Penelitian ini bersifat replikatif, memang mirip dengan penelitian terdahulu namun tetap ada perbedaannya dengan penelitian sebelumnya. Selain berbeda dari jumlah sampel dan objek penelitian yang digunakan, yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional. Penelitian ini juga berbeda dari segi periode yang digunakan yaitu Laporan keuangan tahun 2011-2013. Adapun variabel yang digukan antara lain rekeningrekening yang terkait dengan pendapatan dan beban. Karena adanya perbedaan pengakuan pendapatan dan beban (expense) pada bank syari’ah dengan pengakuan pendapatan dan beban (expense) pada bank konvensional, tentunya hal ini menarik untuk dikaji, khususnya bagi penulis. Maka, berdasarkan latar belakang
masalah
penelitian
skripsi
ini
akan
diberi
judul
“ANALISIS
PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE) PADA
BANK
UMUM
SYARI’AH
TERHADAP
BANK
UMUM
KONVENSIONAL”. B. PerumusanMasalah Berdasarkan paparan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Operesional Utama (POU) selama periode 2011-2013?
24
2. Bagaimana perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Operesional Lainnya (POL) selama periode 2011-2013? 3. Bagaimana perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Non Operesional (PNON) selama periode 2011-2013? 4. Bagaimana perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Operasional (BOP) selama periode 2011-2013? 5. Bagaimana perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Lainnya (BL) selama periode 2011-2013? 6. Bagaimana perbedaan pengakuan beban (expense)Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Promosi (BPRO) selama periode 2011-2013? C. Pembatasan Masalah Penelitian ini membutuhkan pembatasan masalah agar pembahasan masalah penelitian ini tidak meluas sesuai dengan perumusan awal latar belakang masalah di atas maka penelitian ini menggunakan batasan masalah sebagai berikut : 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
25
pembayaran ( Ismail, 2012). Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK). 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Laporan Keuangan Perbankan Indonesia periode 2011-2013 yang di peroleh melalui website Bank Indonesia. 3. Variabel Penelitian Terdapat enam variabel dalam penelitian ini, tiga variabel pendapatan di antaranya Pendapatan Operasional Utama, Pendapatan Non Operasional dan Pendapatan Operasional Lainnya. Dan tiga variabel beban yaitu Beban Operasional, Beban Lainnya dan Beban Promosi. D. Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional jika dilihat dari variabel Pendapatan Operasional Utama (POU) selama periode 2011-2013. 2. Mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Operesional Lainnya (POL) selama periode 2011-2013. 3. Mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Non Operesional (PNON) selama periode 2011-2013.
26
4. Mengetahui perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Operasional (BOP) selama periode 2011-2013. 5. Mengetahui perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Lainnya (BL) selama periode 2011-2013. 6. Mengetahui perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Promosi (BPRO) selama periode 2011-2013. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum Konvensional : a. Memberikan informasi kepada Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum Konvensional
mengenai pengakuan pendapatan dan beban (expense) pada
Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum Konvensional. b. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan sehingga dapat memberikan kontribusi positif kepada kemajuan perusahaan dalam melakukan praktik bisnis yang lebih jujur, adil, bebas dari praktik kecurangan, kolusi, kezaliman dan penipuan serta dapat meningkatkan dan menilai efisiensi kepemimpinan dengan mngikuti kebijkan-kebijakan yang sesuai dengan syariat Islam.
27
2. Bagi Pihak Lain : Memberikan informasi bagi siapa saja pihak-pihak yang ingin mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum Konvensional. 3. Bagi dunia ilmu pengetahuan : Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama dalam melahirkan suatu konsep dan praktik akuntansi yang komprehensif, serta sesuai dengan syari’ah. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai keseluruhan isi penulisan dan menunjukkan konsistensi dari penulisan dan pembahasannya. Sistematika penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang menyajikan tentang latar belakang masalah,penelitian terdahulu, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang telaah pustaka, pengertian dan fungsi perbankan, pengertian dan fungsi Bank Syari’ah, ciri-ciri dan perbedaan Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional, pengertian dan pengakuian pendapatan, pengertian beban (expense), matching konsep, produk Bank Syariah,serta ciri dan perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional.
28
BAB III
METODE PENELITIAN Metode peneliltian yang di gunakan meliputi : jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan analisis hasil penelitian yaitu analisis variabel-variabel pendapatan dan beban (expense) pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK) serta pembahasannya.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
29
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Hasil penelitian yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan dan beban telah banyak dilakukan pada berbagai penelitian terdahulu. Sapto Amal D. (2004) mengatakan dalam penelitiannya bahwa pencatatan pengakuan pendapatan pada perusahaan asuransi dicatat pada saat premi diterima yang dibayarkan secara tunai dan dicatat dengan metode akrual basis. Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah metode pengumpulan data penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yaitu wawancara dan observasi langsung, dan data sekunder terdiri dati studi kepustakaan dan dokumenter. Nani dan Morita (2009) melakukan penelitian tentang perbedaan pengakuan pendapatan dengan menggunkan teknik pengumpulan data secara Library Research (Riset Kepustakaan) dan Field Research (Riset Lapangan). Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait, data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan penelitian secara tidak langsung terhadap objek yang dibahas. Dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa pengakuan pendapatan bagi hasil atas pembiayaan dengan konsep akad mudharabah, ditetapkan pada kesepakatan dimuka anatara nasabah dengan bank, dimana pembagian bagi hasil tersebut disesuaikan dengan keuntungan maupun kerugian usaha yang dijalankan oleh nasabah. Penelitian yang dilakukan Danial dan Triandi (2009) metode yang digunakan adalah deskriptif eksploratif yaitu melakukan penelitian terhadap subjek yang berupa
30
individu maupun divisi yang ada dalam perusahaan, untuk menjelaskan hubungan relevan terhadap aspek-aspek yang ada di lingkungan perusahaan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan menggunakan teknik penlitian statistic kualitatif. Dan penelitiannya menunjukkan bahwa PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah melakukan pengakuan pendapatan dan beban dengan cukup baik. Keakuratan nilai pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan laba rugi telah sesuai dengan nilai kontrak kerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Penelitian dari Sugianto W. dan Tan Ming Kuang (2011) metode yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu peneltian lapangan dan penelitian kepustakaan. Dan penelitiannya menunjukkan bahwa transaksi pada perbankan digolongkan menjadi dua transaksi yaitu transaksi performing dan transaksi nonperforming. Transaksi dikatakan nonperforming jika transaksi tersebut diragukan kemampuan untuk pembayarannya. Untuk transaksi performing, pendapatan bunga dan pendapatan marjin menggunakan dasar pengakuan pendapatan Akrual Basis. Sedangkan untuk pendapatan bagi hasil pada bank syariah, saat pengakuan pendapatan yang digunakan adalah Cash Basis. Penelitian yang dilakukan Wahyu dan Elly (2012) dengan metode deskriptif analisis dan dengan metode studi kasus. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pada penelitiannya mengungkapkan bahwa perusahaan mengakui pendapatan dari kotrak jangka panjang didasarkan pada saat proyek telah selesai dikerjakan (kontrak selesai) tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian pekerjaan pada tanggal penyusunan laporan.
31
B. Kerangka Teori 1. Konsep Pendapatan 1.1. Pengertian Pendapatan Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil keputusan. Standar Akuntansi Keuangan NO.23 mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari pernyataan di atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan dari pendapatan. Saat menentukan pendapatan diakui dapat ditinjau dari besar kemungkiman manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal. Commite on therminology mendefinisikan pendapatan (revenue) sebagai hasil dari penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa. Definisi ini menggunakan pendekatan revenue expense (Harahap, 1996). Accounting Principle Board (APB) mendefinisikan pendapatan
32
adalah kenaikan gross didalam aktiva dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. Jadi semua kegiatan perusahaan, kecuali transfer antar perusahaan dan pemilik merupakan kegiatan yang menghasilkan pendapatan (Chariri dan Ghazali, 2001). Dari beberapa pengertian di atas,dapat disimpulkan bahwa pendapatan (revenue) adalah kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan yang timbul dari aktivitas normal perusahaan yang bukan berasal dari kontribusi penanaman modal. Dengan kata lain pendapatan yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa, seperti penjualan barang dagangan, penghasilan jasa (fee), pendapatan bunga, pendapatan dividen, royalti dan sewa (Prastowo, 2002). 1.2. Pengakuan Pendapatan Pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau tidak. Pengakuan merupakan suatu proses pencatatan atau penggabungan secara formal suatu item ke dalam perkiraan dan ikhtisar keuanga perusahaan. Jadi suatu elemen bisa diakui (dicatat) atau tidak diakui (tidak dicatat). Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa
33
sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan. Suatu pendapatan akan diakui sebagai pendapatan pada periode waktu kegiatan utama yang perlu menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam hal waktu ada empat alternatif. Pertama, pengakuan pembangunan jangaka panjang. Yang kedua, pada saat selesainya produksi pengakuian pendapatan dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan. Yang ketiga, pada saat penjualan penjualan pengakuan pendapatan diterapkan pada kegiatan penjualan barang dagangan, dan yang keempat, pada saat penagihan pendapatan diterapkan pada metode penjualan angsuran (Harahap, 2002). PSAK No. 31 mengatur mengenai pengakuan pendapatan bank. Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan bank merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat rentabilitas (atau keuntungan) suatu bank. Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah berbunga dan menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainnya, selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan (matching) antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan, sehingga dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari keunikan usaha bank tersebut. Pendapatan bunga diakui secara akrual (accrual basis), kecuali pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing. Pendapatan dari aktiva yang non-
34
performing hanya boleh diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar telah diterima (cash basis). 1.3. Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima penerimaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan paragraph 28 dan 29 dan sesuai dengan PSAK 55(Revisi 2006) “ lindungi nilai atas nilai wajar. Laba atau rugi dari suatu instrument derivative yang diberlakukan dan memenuhi persyaratan sebagai instrument lindung nilai. Jika nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima tidak dapat diukur secara andala, maka pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang dan jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang dialihkan. 2. Konsep Beban 2.1. Pengertian Beban (Expense) Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset serta rugi (loss). APB menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang (direpresentasi dengan kos barang terjual) dalam transaksi penjualan merupakan biaya karena hasil bersih (net result) penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas.
35
Di lain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian aset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut. Dengan makna yang hampir sama, IAI (IASC) mendefinisikan biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) sebagai berikut: Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beberapa pendapat mengenai pengertian beban (expense) dapat diuraikan sebagai berikut. Menurut Committee on Therminology beban (expense) adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada pendapatan. Sedangkan dirumuskan oleh APB Statement No.4 mendefinisikan beban (expense) adalah penurunan dalam aktiva dan kenaikan kotor dalam hutang yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima umum sebagai akibat dari jenis kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan yang mengubah modal pemilik. Penurunan dalam asset dan kenaikan dalam hutang tersebut berkaitan dengan perubahan kekayaan dan kewajiban yang tersisa untuk pemilik dari suatu perusahaan. FSAB mendefinisikan beban (expense) sebagi arus keluar aktiva dan penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Beban (expense) biasanya dibagi dalam tiga golongan : 1. Beban (expense) yang dihubungkan dengan pendapatan pada periode itu.
36
2. Beban (expense) yang dihubungkan pada periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan pendapatan. 3. Beban (expense) yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun (Harahap, 2002). Atas dasar hubungan langsung beban (expense) diakui dalam laporan keuangan antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Beban (expense) segera diakui dlam laporan laba rugi apabila pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak untuk diakui dalam neraca aktiva. Ditinjau dari segi syariat Islam beban dapat diartikan sebagai pelaksanaan aktivitas yang menimbulkan beban yang harus ditanggung yang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur’an dan hadits. 2.2. Pengakuan Beban Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva (potensi jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi yang dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut yaitu : 1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
37
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan pembebanannya. Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masamendatang yang melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep penandingan (matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya IAI (1994), misalnya, dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyataka “Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat ekonomi
masa
datang
atau kenaikan kewajiban telah
yang berkaitan
dengan
penurunan
aktiva
terjadi dan dapat diukur dengan andal”.(paragrap
94).” 2.3. Pengukuran Beban Pengukuran merupakan penambahan kewajiban dan deplesi aset di periode berjalan mungkin terlihat sebagai tugas sederhana. Namun, kewajiban mungkin meningkat karena akuisisi pada periode berjalan, sejumlah keputusan harus dibuat,
38
bagaimana biaya harus dialokasikan ke periode yang akan datang dari pendapatan yang dihasilkan. Ada beberapa standar akuntansi yang memberikan panduan mengenai hal-hal seperti itu, tapi menawarkan pilihan dalam model biaya dan pembagian pendapatan. Sebagai contoh, IAS 16/AASB 116 aset, dan tetap memungkinkan untuk nilai aset tetap diukur dalam beberapa cara setelah pengakuan (misalnya model biaya atau model penilaian) dan beberapa pilihan penyusutan alternatif. Kriteria keputusan yang dimaksud harus didukung oleh konsep akuntansi akrual dan biaya yang sesuai terhadap pendapatan pada periode yang bersangkutan.
3. Matching Konsep 3.1. Pengertian Matching Konsep Matching Concept adalah suatu proses akuntansi yang mengaitkan antara biaya dengan pendapatan. Menurut konsep ini bahwa beban baru dapat diakui dalam laporan rugi-laba atas dasar hubungan antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Konsep ini melibatkan secara bersamaan atau gabungan antara penghasilan dan biaya yang dihasilkan secara langsung dari suatu transaksi atau peristiwa lain yang sama misal pembebanan biaya komisi penjualan terhadap jumlah penjualan yang diperoleh,
sehingga
perhitungan
laba-rugi
menggambarkan keaadan yang sebenarnya.
yang
dilaporkan
benar-benar
39
3.2. Penerapan Matching Konsep Diantara banyaknya pekerjaan di wilayah akuntansi, salah satu yang paling sering dilakukan adalah mengakrualkan biaya tertentu. Bagi sebagian orang, urusan mengakrualkan biaya mungkin sudah menjadi aktivitas rutin sehingga tidak ada kesulitan. Tapi bagi sebagian orang lainnya, mungkin sebaliknya. Ada juga yang mengerti bagaimana caranya mengakrualkan suatu biaya secara teknis, tetapi belum sungguh-sungguh paham konsep akrual, sehingga penerapannya dilakukan hanya berdasarkan apa yang dihafalkan saja (entah diperoleh dari masa kuliah atau apa yang pernah diberi tahu atasannya saat bekerja). Hasilnya Penerapan akrual menjadi tidak konsisten (beberapa jenis transaksi yang mestinya diakrualkan tetapi tidak dilakukan).
Ada 2 alasan utama mengapa suatu biaya perlu diakrualkan: 1. Mematuhi Prinsip Kesesuaian (matching principle) Secara umum penerapan konsep akrual berangkat dari keinginan untuk mematuhi prinsip kesesuaian (the matching principle), yang mengamanatkan agar: setiap biaya yang diakui bisa dihubungkan dengan revenue (pendapatan) yang dihasilkan pada periode yang sama. “Bonus” misalnya, bisa saja diakui sekaligus pada saat dibayarkan, tetapi cara itu membuat biaya bonus menjadi tidak sesuai (tidak matching) dengan revenue yang sudah timbul (dan diakui) sejak bulan Januari hingga Desember.
40
Idealnya, biaya bonus diakui setiap bulan secara proporsional dari Januari sampai dengan Desember sehingga teralokasi ke revenue di masing-masing bulan, dengan cara diakrualkan. 2. Mematuhi Prinsip Kehati-hatian (conservatism principle) Penerapan konsep akrual juga didorong oleh prinsip kehati-hatian, yang mengamanatkan agar: aktiva (assets) tidak lebih diakui (overstated) di satu sisinya, dan kewajiban (liability) tidak kurang diakui (understated) di sisi lainnya. Salah satu wujud dari penerapan prinsip kehati-hatian ini adalah dengan tidak boleh terlambat mengakui kewajiban (liability). Sepanjang kemungkinan terjadinya hampir mendekati pasti, kewajiban sudah harus diakui meskipun nilai nominalnya belum diketahui secara pasti. “Bonus” misalnya, sudah pasti akan terjadi tahun ini, dan sesungguhnya sudah menjadi hak pegawai sejak Januari. Dengan kata lain, perusahaan sudah memiliki kewajiban sejak Januari. Tetapi karena angka pastinya belum diketahui, maka belum disebut sebagai “Utang Bonus”, melainkan disebut sebagai “bonus diakrualkan” (accrued bonus). Secara garis besar, segala bentuk biaya/beban yang sifatnya rutin dan dibayarkan sekaligus pada suatu bulan dalam setahu sementara memberi manfaat untuk semua bulan di sepanjang tahun mestinya diakrualkan, sehingga prinsip kesesuaian dan kehati-hatian selalu terjaga secara konsisten. Kecuali bila nilai nominalnya samasekali tidak bisa diperkirakan. Untuk lebih konkretnya, berikut adalah beberapa contoh biaya yang lumrah diakrualkan antara lain:
41
1. Bonus Diakrualkan Jika pemberian bonus kepada pegawai sudah menjadi program tetap, berarti pemberian bonus sudah pasti akan terjadi. Untuk itu perusahaan tidak perlu menunggu hingga bonus sepenuhnya menjadi hak pegawai baru diakui sebagai biaya dan kewajiban secara sekaligus menjelang dibagikan. Perusahaan sebaiknya mengakrualkan bonus tersebut setiap bulan sebesar porsinya, sepanjang nilai nominalnya bisa diestimasi. 2. Bonus/Komisi Penjualan Diakrualkan Banyak perusahaan yang memberikan bonus/komisi untuk pegawai salesnya di akhir tahun. Jika ini sudah pasti akan terjadi, tetapi total nominalnya belum diketahui secara persis, perusahaan juga perlu mengakrualkan biaya bonus/komisi ini, sepanjang nilai nominalnya bisa diestimasi. Yang paling lumrah digunakan sebagai nilai estimasi adalah data tahun sebelumnya. Paling aman, menurut saya: lihat data sampai beberapa tahun buku sebelumnya, cari nilai total pembayaran yang paling tinggi, gunakan itu sebagai nilai estimasi. Bisa jadi komisi/bonus yang diberikan mengandung sayarat tertentu, misalnya: komisi/bonus dibatalkan jika ada penjualan yang batal. Nah ini juga diperhitungkan (jadikan pengurang estimasi) dengan melihat data periode-periode sebelumnya. Mengenai prosedur jurnalnya sama saja. Kecuali nama akunnya yang disesuaikan, menjadi
“Biaya
Komisi/Bonus
Diakrualkan”. 3. Cuti Diakrualkan
Penjualan”
dan
“Komisi/Bonus
Penjualan
42
Ada perusahaan yang menyediakan penggantian berupa uang untuk setiap hak cuti yang tidak diambil yang terus diakumulasikan dari tahun ke tahun. Ini juga perlu diakrualkan, dengan menggunakan estimasi dari data hak cuti yang ditebus dengan uang di periode-periode sebelumnya. Prosedur penjurnalannya juga sama dengan yang sebelumnya, kecuali nama akunnya yang disesuaikan. 4. Royalti Diakrualkan Tidak sedikit perusahaan yang menggunakan royalti yang dimiliki oleh pihak lain (entah itu perusahaan atau perorangan/designer misalnya). Jika pembayaran royalti kepada pihak sudah rutin terjadi dan masih akan terus terjadi, maka biaya royalti juga perlu diakrualkan dengan menggunakan estimasi yang sama. Prosedur penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan. 5. Pajak Bumi dan Bangunan Diakrualkan Biasanya pihak perusahaan membayar pajak bumi dan bangunan sekali dalam setahun dengan nilai nominal yang flutuasinya relatif setabil. Ini juga perlu diakrualkan setiap bulannya sehingga biaya pajak bumi dan bangunan teralokasi secara proporsional dari bulan ke bulan (tidak terjadi sekaligus di bulan tertentu). Prosedur penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
4. Arti Penting Laba 4.1.Pengertian Laba
43
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang pertama Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan di antara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi pada keuntungan atau laba, menurut Soemarso (2004) Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu. Umumnya peusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara terus menerus. Pengertian laba menurut Zaky Baridwan (2004) Kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
44
usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Sedangkan menurut Henry Simamora (2002) Laba adalah perbandingan antara pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar dari pada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan mendapatkan rugi. 4.2. Penentuan Laba Secara operasional laba akuntansi dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang timbul dari transaksi periode tersebut dengan biaya historis yang sepadan dengannya. Dari definisi diatas jelas bahwa laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan konsep, pengukuran dan pengakuan pendapatan. Prinsip realisasi merupakan pengujian bagi pengakuan pendapatan dan karena itu penting dalam pengakuan laba. Demikian pula terhadap beban, bahwa akuntansi membutuhan beban dalam bentuk biaya historis. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penentuan besarnya laba akuntansi dapat ditempuh dengan suatu cara yang disebut matching of cost with revenue yang tercermin dalam laporan laba rugi (income statement).
45
Karena pendapatan dan beban dicatat secara terpisah dan penerimaan atau pembayaran atas barang dan jasa tidak bersamaan dengan proses penyerahannya dan penagihan, maka konsep matching sangat diperlukan. Hal yang perlu diperhatikan dalam konsep matching ini adalah masalah pisah batas (cut off) yang tepat dan konsisten baik terhadap pendapatan maupun beban. Laporan laba rugi yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan harus dapat memberikan suatu informasi yang berguna untuk berbagai pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dipakai saat ini sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan merupakan penyempurnaan atas PAI tahun 1984. Perlu diperhatikan, walaupun dalam hal ini SAK telah dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan perhitungan laba rugi dalam suatu periode dan penilalain aktiva, kewajiban dan ekuitas suatu perusahaan, telah cukup jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, tetapi bukan berarti laba rugi yang diperhitungkan benar dan bebas dari kesalahan. Penghitungan laba rugi menurut SAK hanyalah sampai pada batas yang wajar dengan tingkat kesalahan yang tidak material. Yang menjadi masalah dalam penyusunan atau perhitungan laba rugi adalah dalam
hal penyajian laba rugi insidentil (extra ordinary atau pos-pos luar biasa).
Menurut All Inclusive Concept of Income, laba rugi insidentil dapat dilaporkan dalam perhitungan laba-rugi, sedangkan menurut Current Operating of Income, Laba rugi insidentil dilaporkan pada laba ditahan. Dalam perkembangan praktek akuntansi di Indonesia dewasa ini, Indonesia menganut konsep All Inclusive concept of income.
46
5. Konsep Perbankan 5.1. Pengertian dan Fungsi Perbankan Istilah bank (dalam bahasa Arab tersebut mashraf) berasal dari bahasa Italia yaitu banko. Mulanya kegiatanini dilakukan dengan cara meletakkan uang penukar di atas meja di tempat-tempat umum. Meja tempat meletekkan uang itulah yang disebut banko. Dengan demikian, istilah bank merupakan pengembangan lebih lanjut dari istilah banko, yang sebenarnya dimaksudkan sebagai simbol bagi alat pertukaran (Lubis, 2000). Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (pasal 1 angka 1). Pengertian bank tersebut dilihat dari segi definisi. Sehingga dapat dikemukakan dari definisi tersebut bahwa bank merupakan perusahaan yang memperdagangkan utang piutang, baik berupa uang sendiri maupun uang masyarakat, dan memperedarkan uang tersebut untuk kepentingan umum. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
47
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan. Artinya aktifitas perbankan selalu terkait dengan masalah keuangan. Menurut M. Amin Aziz (1992) ciri-ciri bank syariah ada lima. Yang pertama, keuntungan dan beban biaya yang disepakati tidak kaku dan ditentukan berdasarkan kelayakan tanggungan resiko dan korbanan masing-masing. Yang kedua, beban biaya dikenakan sampai batas waktu kontrak, maka sisa huatang selelpas kontrak harus dilakukan kontrak baru. Yang ketiga, penggunaan prosentase untuka perhitungan keuntungan dan biaya administrasi selalu dihindarkan karena mengandung potensi melipatgandakan. Yang keempat, bank syariah tidak mengenal keuntungan pasti ( fixed return) karena kepastian ditentukan sesudah memperoleh untung bukan sebelumnya. Dan yang kelima, bank syariah pada dasarnya tidak memberikan pinjaman berupa uang tunai tetapi berupa pembiayaan atau talangan dan untuk pengadaan barang dan jasa (Usman, 2002). Beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional diuraikan pada tabel 2.1. sedangkan dari segi operasional perbedaannya dapat dilihat dari imbalan berupa bagi hasil pada bank syariah dan bunga pada bank konvensional yang dijelaskan dalam tabel 2.2
48
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional Bank Syari’ah
Bank konvensional
1. Mendasarkan perhitungan pada 1. Memakai perangkat bunga. margin keuntungan. 2. Semata-mata berorientasi pada 2. Tidak saja berorientasi pada keuntungan saja (profit keuntungan (profit oriented) oriented). tetapi juga pada falah oriented. 3. Melakukan hubungan dengan 3. Melakukan hubungan dengan nasabah dalam bentuk nasabah dalam bentuk hubungan debitur-kreditur. hubungan kemitraan. 4. Sebagai creator of money 4. Meletakkan penggunaan dana supplay. secara riil (user of real funds). 5. Melakukan investasi halal dan 5. Melakukan investasi-investasi haram. yang halal saja. 6. Tidak terdapat dewan 6. Melakukan pengarahan dan pengawas. penyaluran dana harus sesuai pendapat Dewan Pengawas Syari’ah. (Sumber: Karnaen P. Dan Antonio, 1992: 2-3 dalam Rachmadi Usman, 2002) Tabel 2.2 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga Bagi Hasil
Bunga
49
1. Penentuan besarnya rasio bagi 1. Penentuan bunga ditentukan hasil dibuat pada waktu akad pada waktu akad tanpa dengan berpedoman pada berpedoman pada untung rugi. kemungkinan untung rugi. 2. Besarnya prosentase bunga 2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah uang berdasarkan keuntungan yang (modal) yang dipinjamkan. diperoleh. 3. Pembayarn bunga tetap 3. Bagi hasil bergantungan pada seperti yang dijanjikan tanpa keuntungan proyek yang pertimbangan apakah proyek dijalankan sekiranya itu tidak yang dijalankan oleh pihak mendapatkan keuntungan maka nasabah untung atau rugi. kerugian akan ditanggung 4. Jumlah pembayaran bungan bersama oleh kedua pihak. tidak meningkat sekalipun 4. Jumlah pembagian laba jumlah keuntungan berlipat. meningkat sesuai peningkatan 5. Eksistensi bungan diragukan. jumlah pendapatan. 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan keuntungan bagi hasil. (Sumber : Karnaen P. Dan Antonio, 1992: 52, dalam Rachmadi Usman, 2002) Bank konvensioanal dalam mekanismenya menggunakan instrumen bunga, sedangkan dalam bank syari’ah menggunakan sistem bagi hasil. Menurut terminologi asing (Inggris) bagi hasil dikenal dengan profit sharing yang diartikan dalam kamus ekonomi sebagi pembagian laba. Secara definitif profit sharing berarti distribusi beberapa bagian dari laba pada suatu entitas. Lebih lanjut hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tahunan berdasarkan laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya atau berbentuk pembayaran mingguan. Pada bank syari’ah mekanisme pendapatan bagi hasil berlaku untuk produkproduk penyertaan, baik menyeluruh maupun sebagian, atau bentuk korporasi (kerjasama). Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara mitra dengan bank syari’ah. 5.2. Pengertian dan Fungsi Bank Syariah
50
Banyak pendapat dan tanggapan di kalangan para ahli baik klasik maupun kontemporer mengenai bunga bank sama dengan riba atau tidak. Berikut ini beberapa pengertian bunga bank dan riba. Secara leksikal, bungan sebagai terjemahan dari kata interest. Secara Istilah sebagaimana dalam suatu kamus dinyatakan bahwa “ interest is a charge for financial loan, usually a percentage ofthe amount loaned”, bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan prosentase dari uang yang dipinjamkan. Sementara pendapat lain menyatakan interest (bunga) yaitu sejumlah uang yang dibayar atau dikalkulasi untuk penggunaan modal, jumlah tersebut misalnya dinyatakan dalam satu tingkat atau prosentase modal yang bersangkut paut dengan itu yang dinamakan suku bunga modal (Muhammad, 2002) Timbul permasalahan, apakah bunga sama dengan riba. Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut berikut ini beberapa pengertian riba. Ar-riba atau AlRima makna asalnya ialah tambah, tumbuh, dan subur. Adapun pengertian tambah dalam konteks riba ialah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan syariat Islam, apakah tambahan tersebut berjumlah sedikit maupun banyak. Riba sering diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “usury” yang artinya “the act of lending money at an exorbitant or illegal rate of interest”. Sementara para ahli fiqih mendefinisikan riba dengan kelebihan harta dalam suatu muamalah dengan tidak ada imbalan / gantinya. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah yang
dimaksud
dengan
Bank
Syariah
adalah
Bank
yang
menjalankan
51
kegiatanusahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurutjenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dengan demikian pendirian bank syari’ah dilatarbelakangi oleh keinginan umat Islam untuk menhgindari larangan riba dalam kegiatan muamalah, sehingaga akan diperoleh kesejahteraan lahir dan batin melalui kegiatan muamalah yang sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, dengan sendirinya uamt Islam mempunyai pilihan dalam mempergunakan jasa perbankan yang dirasakannya lebih sesuai dengan prinsip dan kaidah hukum Islam (Usman, 2002). Istilah lain yang digunakan untuk sebutan bank Islam adalah bank syri’ah. Secara akademik istilah Islam dan syari’ah memang mempunyai pengertian yang berbeda. Namun, secara teknis untuk penyebutan bank Islam dan bank syari’ah mempunyai pengertian yang sama.
Adapun tujuan didirikannya bank syari’ah itu sendiri adalah : 1. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat banyak. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, terutama dalam bidang ekonomi. 3. Mengembangkan lembaga dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan yang akan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat hingga ke daerah-daerah terpencil. 4. Mendidik dan membimbing masyarakat secara tidak langsung untuk berpikir ekonomis dan berperilaku bisnis dalam hidupnya.
52
5. Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan menurut syariat Islam dapat beroperasi, tumbuh dan berkembang melebihi bank-bank dengan sistem lain (Aziz , 1992 dalam Usman, 2002). 5.3. Produk Bank Syariah Secara garis besar produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi 3 yaitu Produk penyaluran dana, produk penghimpunan dana, dan produk jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya. a) Produk Penyaluran Dana
Prinsip Jual Beli (Ba’i) Jual beli dilaksanakan karena adanya pemindahan kepemilikan barang. Keuntungan bank disebutkan di depan dan termasuk harga dari harga yang dijual. Terdapat 3 jenis jual beli dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam bank syariah, yaitu: Ba’i Al Murabahah Jual beli dengan harga asalditambah keuntugan yang disepakati antara pihak bank dgn nasabah, dalam hal ini bank menyebutkan harga barang kepada nasabah yang kemudian bank memberikan laba dalam jumlah tertentu sesuai dengan kesepakatan. Ba’i Assalam Dalam jual beli ini nasabah sebagai pembeli dan pemesan memberikan uangnya di tempat akad sesuai dengan harga barang yang dipesan dan sifat barang telah disebutkan sebelumnya. Uang yang tadi diserahkan menjadi tanggungan
53
bank sebagai penerima pesanan dan pembayaran dilakukan dengan segera. Ba’i Al Istishna Merupakan bagian dari Ba’i Asslam namun ba’i al ishtishna biasa digunakan dalam bidang manufaktur. Seluruh ketentuan Ba’i Al Ishtishna mengikuti Ba’i Assalam namun pembayaran dapat dilakukan beberapa kali pembayaran.
Prinsip Sewa (Ijarah) Ijarah adalah kesepakatan pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa. Dalam hal ini bank meyewakan peralatan kepada nasabah dengan biaya yang telah ditetapkan secara pasti sebelumnya.
Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) Dalam prinsip bagi hasil terdapat 2 macam produk, yaitu: Musyarakah Musyarakah adalah salah satu produk bank syariah yang mana terdapat 2 pihak atau lebih yang bekerjasama untuk meningkatkan aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Dalam hal ini seluruh pihak yang bekerjasama memberikan kontribusi yang dimiliki baik itu dana, barang, skill, ataupun aset-aset lainnya. Yang menjadi ketentuan dalam musyarakah adalah pemilik
54
modal berhak dalam menetukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek. Mudharabah Mudharabah adalah kerjasama 2 orang atau lebih dimana pemilik modal memberikan memepercayakan sejumlah modal kepada pengelola dengan perjanjian pembagian keuntungan. Perbedaan yang mendasar antara musyarakah dengan mudharabah adalah kontribusi atas manajemen dan keuangan pada musyarakah diberikan dan dimiliki 2 orang atau lebih, sedangkan pada mudharabah modal hanya dimiliki satu pihak saja. b) Produk Penghimpuan Dana Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi giro, tabungan, dan deposito. Prinsip yang diterapkan dalam bank syariah adalah:
Prinsip Wadiah Penerapan prinsip wadiah yang dilakukan adalah wadiah yad dhamanah yang diterapkan pada rekaning produk giro. Berbeda dengan wadiah amanah, dimana pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Sedangkan pada wadiah amanah harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi.
Prinsip Mudharabah
55
Dalam prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagai pengelola. Dana yang tersimpan kemudian oleh bank digunakan untuk melakukan pembiayaan, dalam hal ini apabila bank menggunakannya untuk pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan, maka prinsip mudharabah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Mudharabah mutlaqah: prinsipnya dapat berupa tabungan dan deposito, sehingga ada 2 jenis yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Tidak ada pemabatasan bagi bank utk menggunakan dana yang telah terhimpun. Mudharabah muqayyadah on balance sheet: jenis ini adalah simpanan khusus dan pemilik dapat menetapkan syarat-syarat khusus yang harus dipatuhi oleh bank, sebagai contoh disyaratkan untuk bisnis tertentu, atau untuk akad tertentu. Mudharabah muqayyadah off balance sheet: Yaitu penyaluran dana langsung kepada pelaksana usaha dan bank sebagai perantara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pelaksana usaha juga dapat mengajukan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank untuk menentukan jenis usaha dan pelaksana usahanya. c) Produk Jasa
56
Selain dapat melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan, jasa tersebut antara lain:
1. Sharf (Jual Beli Valuta Asing) adalah jual beli mata uang yg tdk sejenis namun harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil keuntungan untuk jasa jual beli tersebut. 2. Ijarah (Sewa) adalah menyewakan simpanan (safe deposit box) dan jasa tata-laksana administrasi dokumen (custodian), dalam hal ini bank mendapatkan imbalan sewa dari jasa tersebut.
5.4. Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK 23 (revisi 2010) tentang Perbankan Secara definisi, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Sesuatu dikatakan sebagai pendapatan jika berasal dari: - Penjualan barang - Penjualan jasa - Penggunaan asset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan deviden. Penjualan barang ini meliputi barang yang diproduksi (manufactured) atau barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali dalam suatu siklus operasi entitas.
57
Untuk pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas sewa menyewa tidak dijelaskan dalam pembahasan ini karena ada PSAK tersendiri yang membahas tentang hal tersebut. Menurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK 23, suatu entitas dapat mengakui pendapatan jika memenuhi kriteria di bawah ini:
Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli.
Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.
Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal
Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke entitas dan,
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara handal.
Sedangkan menurut IAS 18, pendapatan dapat diakui oleh entitas ketika risiko yang melekat pada barang atau jasa telah berpindah ke pembeli atau pengguna jasa. Hal ini agaknya sedikit lebih longgar dibandingkan dengan ketentuan yang diterapkan oleh US-GAAP sebelumnya dimana pendapatan diakui ketika sudah memenuhi dua kriteria yaitu earned dan realized selama kedua kriteria tersebut belum terpenuhi maka entitas belum dapat mengakui pendapatan, tetapi tetap harus mengakui beban yang timbul dari usaha memperoleh pendapatan tersebut.
58
IFRS dalam IAS 18 menyebutkan bahwa entitas harus memenuhi dua kriteria yang tidak boleh dipisahkan dalam mengakui pendapatan yaitu:
a) Risiko yang melekat pada pada barang dan jasa (yang diperjualbelikan) berpindah ke pembeli
b) Ketentuan a akan tidak berlaku jika barang atau jasa yang diserahkan secara penuh (dan risiko yang melekat pada barang/jasa tersebut berpindah ke pembeli) namun kepastian pembayaran dari pembeli tidak dapat di ukur secara handal, maka entitas belum dapat mengakuinya sebagai pendapatan.
Dalam hal ini ada yang berpendapat bahwa ketentuan IAS 18 tentang kriteria pengakuan pendapatan lebih mengarah ke cash basis, tapi menurut bijak saya disini memang bisa diidentifikasikan mengarah ke cash basis, tetapi bisa juga diterapkan untuk accrual basis karena jika suatu entitas bisa mengidentifikasikan dengan handal berapakah jumlah pendapatan yang akan di terima dan berapakah jumlah biaya yang timbul atas transksi tersebut maka entitas bisa mengakui pendapatan tidak terpaku pada berapakah jumlah yang telah diterima oleh entitas tersebut.
Pada kasus lain, biasanya ketika terjadi penjualan barang disertakan perjanjian mengenai retur karena barang rusak atau barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli, dalam hal ini menurut ketentuan PSAK 23 dan IAS 18, penjual bisa saja mengakui pendapatan atas penjualan barang tersebut selama:
1. Penjual bisa mengestimasi berapakah jumlah retur secara handal 2. Biaya yang menyertai penjualan dan retur tersebut bisa diestimasi
59
Jika kedua kriteria diatas tidak bisa dipenuhi oleh penjual maka penjual belum bisa mengakui pendapatan, namun biaya yang timbul dalam rangka memperoleh pendapatan harus diakui sebagai beban berjalan.
Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian. Pada umumnya, pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli. Seperti misalnya pada transaksi penjualan secara ecer, dalam kasus lain pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut. Jika entitas menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas dapat menahan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara, diantaranya adalah:
a. Jika entitas menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal.
b. Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli dari penjualan barang yang bersangkutan.
c. Jika pengiriman barang barang bergantung pada instalasinya dan instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan entitas dan
60
d. Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.
Sebaliknya jika entitas yang menjual barang hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan, maka transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan dapat diakui. Misalnya entitas yang hanya menahan risiko yang tidak signifikan dari kepemilikan dalam hal penjualan eceran dengan syarat dapat dikembalikan jika pelanggan tidak puas dan penjual dapat mengestimasi secara handal berapakah jumlah penjualan yang kembali (jumlah retur) berdasarkan data historis yang ada.
Jika dalam suatu transaksi penjual tidak dapat mengestimasi berapakah jumlah penjualan yang mungkin akan terjadi dan penjual juga tidak bisa mengestimasi berapakah biaya yang timbul setiap imbalan yang masuk atas penjualan tersebut tidak boleh diakui sebagai pendapatan tetapi diakui sebagai kewajiban (pendapatan diterima dimuka, dicatat disisi kewajiban).
Pada penjualan jasa, kriteria yang ditentukan sama dengan penjualan barang yang telah dijelaskan diatas, namun untuk penjualan jasa konstruksi diatur tersendiri pada PSAK 34 “Akuntansi Kontrak Konstruksi”.
Diatas disebutkan bahwa PSAK 23 ini juga mengatur pendapatan yang berupa bunga, royalty, dan dividen. Kriteria pengakuan pendapatan untuk ketiga hal ini secara garis besar masih sama dengan kriteria pengakuan pendapatan yang telah dijelaskan diatas, namun secara spesifik bunga, royalty dan dividen bisa diakui sebagai pendapatan
61
jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;dan Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
1. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 55 (revisi 2006). Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran . 2. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;dan 3. Dividen diakui jika pemegang hak saham pasti akan mendapatkan pembayaran yang telah ditetapkan sesuai dengan perjanjian.
Ketentuan lain menyebutkan jika pendapatan bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum dan sesudah pembelian dan hanya bagian setelah pembelian yang diakui sebagai pendapatan. Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan pendapatan juga diakui umumnya dengan dasar tersebut kecuali dengan memperhatikan substansi perjanjian akan lebih sesuai untuk mengakui pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain.
Setalah pembahasan mengenai kapan pendapatan bisa diakui, selanjutnya sebagai pelengkap akan disampaikan juga mengenai pengungkapan pendapatan. Dalam hal pengungkapan pendapatan di dalam laporan keuangan, entitas harus mengungkapkan beberapa hal berikut ini:
62
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari: penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti, dan dividen.
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
C. Kerangka Pikir
Ada beberapa faktor persamaan dan perbedaan pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional dalam pendapatan dan beban (expense) pada laporan keuangan antara lain adalah PSAK no. 101-110, PSAK no. 31, pengukuran pendapatan dan beban (expense), dan pengakuan pendapatan dan beban (expense).
63
Kerangka Pikir
Mulai
Transaksi Pendapatan dan Beban ( Expense ) Usaha
Bank Syariah
Bank Konvensional
PSAK No.101 – 110
PSAK No. 31
64
Apakah Sama atau Beda ?
Pengukuran pendapatan dan Beban ( Expense )
Pengakuan Pendapatan dan Beban ( Expense )
Selesai
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Sumber : Modifikasi dari Penelitian Terdahulu
D. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus di buktikan kebenarannya atau dapat dikatakan proporsisi tentative tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. ( Masyhuri dan Zainudin, 2009)
Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjukan pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari hipotesis adalag sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan yang kita harapkan (Kuncoro, 2003) .
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
65
H01 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional utama (POU) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha1 = Ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional utama (POU) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H02 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional lainnya (POL) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha2 = Ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional lainnya (POL) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H03 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan non operasional (PNON) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha3 = Ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan non operasional (PNON) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
66
H04 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Beban operasional (BOP) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha4 = Ada perbedaan yang signifikan pada Beban operasional (BOP) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H05 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Beban non operasional (BNON) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha5 = Ada perbedaan yang signifikan pada Beban non operasional (BNON) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H06 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Beban promosi (BPRO) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H6 = Ada perbedaan yang signifikan pada Beban promosi (BPRO) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
67
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Bebas (Independen) Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009). b. Variabel terikat (Dependen) Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). B. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Bawono (2006), populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti.
68
Menurut Bawono (2006), Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga didalam menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi.
C. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto, (2006) teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penggunaan tenik pengumpulan data, peneliti memerlukan instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-dokumen atau arsiparsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Data juga diperoleh melalui website BI, data yang diambil berupa informasi mengenai laporan Laba Rugi Bank Syariah dan Bank konvensional dan beberapa data lain yang menunjang penelitian. Hasil dari dokumentasi ini berupa data kualitatif dan kuantatif yang bersumber dari data sekunder. 2. Replikasi Yaitu pengumpulan data dengan cara mereplika penelitian-penelitian sebelumnya yang mempunyai konsep dan tujuan yang hampir sama. Penulis mereplikasi dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh Sapto Amal D. (2004), Nani Cahyani dan Morita (2009), M. Danial dan Triandi (2009), Sugianto W. dan Tan Ming Kuang (2011), dan Wahyu S.R. dan Elly (2012).
69
3. Kepustakaan Yaitu suatu metode yang menghasilkan data sekunder dilakukan dengan cara membaca buku-buku jurnal, majalah, surat kabar, literatur-literatur lain, internet dan lainnya yang relevan dengan masalah ini sehingga menunjang untuk dijadikan referensi.
D. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis Data Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Mudrajat kuncoro (2003) dimana pendekatan ini menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka). Penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik melalui rumusrumus statistik maupun komputer. Jadi pemecahan masalahnya didominasi oleh peran statistik (Masyhuri dan Zainudin, 2009). Digunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini ingin mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan dan beban (expense) Bank Syariah dan Bank Konvensional, dan jenis data yang digunakan adalah studi komparasi karena penelitian ini ingin mengetahui adakah perbedaan signifikan antara pengakuan pendapatan dan beban (expense) Bank Syariah dan Bank Konvensional selama periode 2011-2013. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, data yang digunakan antara lain tabel laporan Laba Rugi Bank Syariah dan Bank
70
Konvensional selama periode 2011-2013. Serta data lain yang diperoleh dari literature, seperti buku, jurnal, koran, dan lain sebagainya.
E. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Laporan Keuangan Laba Rugi. Analisis didasarkan pada data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berupa Laporan Keuangan Laba Rugi dan yang digunakan adalah rekening-rekening yang terkait dengan pendapatan dan beban (expense). Laporan Keuangan Laba Rugi bank secera keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rekening-rekening yang terkait dengan pendapatan dan beban (expense) yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Selanjutnya dengan menggunakan program MS Excel, skor masing-masing variabel tersebut dijumlahkan. Setelah itu data diolah menggunakan program SPSS, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (Independent Sample t-Test). Uji t sample bebas digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok kasus (Sarwono, 2012). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Teknik statistik t-test merupakan teknik statistic parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data rasio atau interval (Sugiyono, 2003). Untuk menguji apakah varians populasi kedua sample tersebut sama (equal varians assumed) dengan melihat nilai levene test. Pengambilan keputusannya adalah jika
71
probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak, artinya varians sama. Sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak artinya varians berbeda ( Ghozali, 2005).
72
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Syariah (BUS) Laporan keuangan Bank Umum Syariah terdiri pendapatan dan beban (expense) yang terdapat pada Laporan
Keuangan Perbankan Indonesia yang dipublikasi pada
periode tahun 2011-2013. Variabel laporan keuangannya diketahui dengan cara menjumlahkan rekening Pendapatan Operasional, Pendapatan Operasional Lainnya, Pendapatan Non Operasional, Beban Operasional, Beban Lainnya dan Beban Promosi yang diberi bobot nilai. Selanjutnya dengan menggunakan program MS Excel, nilai masing-masing variabel tersebut dijumlahkan sebagai berikut : Tabel 4.1 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2011 Keterangan POU POL PNON BOP BNON Tahun Jan 2011 Feb
BPRO
258.098
64.145
1.103
94.299
22.475
2.960
486.584
105.141
961
186.936
47.527
8.121
858.492
185.078
1.491
330.265
81.781
14.903
Apr
1.373.246
204.798
1.281
376.525
102.633
16.587
Mei
1.250.870
257.708
1.501
479.971
257.518
20.502
Jun
1.512.310
308.596
3.382
579.442
162.305
26.693
Jul
1.780.581
351.675
3.605
648.892
199.516
32.229
Agt
2.047.733
399.276
5.004
803.565
236.728
37.867
Sep
2.335.408
461.068
5.186
927.142
273.327
44.448
Okt
2.627.587
524.555
5.866
1.050.688
312.677
50.944
Nov
2.926.028
585.913
5.596
1.168.856
350.959
56.922
Des
3.307.562
690.812
5.102
1.360.274
412.475
76.830
Mart
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014 *Dalam jutaan rupiah
73
Tabel 4.2 Keterangan
Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2012 POU POL PNON BOP BNON
BPRO
Tahun Jan
258.098
64.145
1.103
94.299
22.475
2.960
Feb
486.584
105.141
961
186.936
47.527
8.121
Mart
858.492
185.078
1.491
330.265
81.781
14.903
Apr
1.373.246
204.798
1.281
376.525
102.633
16.587
Mei
1.250.870
257.708
1.501
479.971
257.518
20.502
Jun
1.512.310
308.596
3.382
579.442
162.305
26.693
Jul
1.780.581
351.675
3.605
648.892
199.516
32.229
Agt
2.047.733
399.276
5.004
803.565
236.728
37.867
Sep
2.335.408
461.068
5.186
927.142
273.327
44.448
Okt
2.627.587
524.555
5.866
1.050.688
312.677
50.944
Nov
2.926.028
585.913
5.596
1.168.856
350.959
56.922
Des
3.307.562
690.812
5.102
1.360.274
412.475
76.830
2012
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014 *Dalam jutaan rupiah Tabel 4.3 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2013 Keterangan POU POL PNON BOP BNON Tahun Jan 2013
Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
BPRO
322.352
58.216
489
123.291
36.317
965
631.416
111.943
432
257.562
77.220
5.564
976.273
189.870
464
403.635
119.520
9.490
1.310.128
250.560
1.009
544.186
155.932
15.216
1.634.916
320.298
1.323
689.640
196.048
18.118
1.999.955
379.989
3.369
857.173
239.725
22.357
2.351.642
436.281
4.291
1.021.794
289870
29.709
2.674.903
482.868
5.984
1.185.622
334.036
34.033
3.057.227
541.603
5.505
1.341.884
378.263
42.679
3.437.541
603.402
4.619
1.490.580
424.663
47.099
3.828.007
671.191
5.257
1.645.212
473.791
50.651
4.238.116
749.533
5.124
1.836.487
545.025
64.057
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014 *Dalam jutaan rupiah
74
B. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Konvensional (BUK) Untuk melihat atau mengetahui laporan keuangan Bank Umum Konvensional diperoleh dari menghitung data masing-masing rekening yang terkait yang terdapat pada Laporan Keuangan Perbankan Indonesia yang telah dipublikasikan pada periode tahun 2011-2013. Variabel laporan keuangannya diketahui dengan cara menjumlahkan rekening Pendapatan Operasional, Pendapatan Operasional Lainnya, Pendapatan Non Operasional, Beban Operasional, Beban Lainnya dan Beban Promosi yang diberi bobot nilai. Selanjutnya dengan menggunakan program MS Excel, nilai masing-masing variabel tersebut dijumlahkan sebagai berikut : Tabel 4.4 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2011 Keterangan POU POL PNON BOP BNON
BPRO
Tahun
Jan
819.546
138.386
2.241
1.189.057
246.372
25.080
2011
Feb
2.249.854
956.588
2.460
2.606.338
562.321
55.099
Mart
2.403.192
1.189.430
30.778
2.808.779
900.771
98.788
Apr
3.534.829
1.131.764
32.106
4.636.999
1.311.758
147.082
Mei
4.109.103
1.240.559
34.994
5.755.634
1.718.995
197.384
Jun
4.497.522
1.785.341
44.888
6.303.390
2.066.195
251.420
Jul
5.465.428
1.475.159
42.191
8.076.715
2.559.135
309.757
Agt
6.212.766
1.605.863
41.581
9.353.039
2.999.474
411.558
Sep
6.616.755
2.390.946
74.621
9.824.962
3.347.139
433.012
Okt
7.672.302
1.794.700
75.322 11.389.748
3.775.842
507.020
Nov
8.421.191
2.009.769
83.952 12.844.508
4.219.320
579.929
Des
9.201.482
3.227.165
108.829 14.412.747
5.774.903
717.414
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014 *Dalam jutaan rupiah
75
Tabel 4.5 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2012. POU POL PNON BOP BNON
Keterangan
BPRO
Tahun
Jan
878.499
137.922
1.183
1.253.870
317.729
32.457
2011
Feb
1.868.383
604.294
739
2.598.895
704.577
75.721
Mart
2.140.942
869.310
51.404
3.173.801
1.091.063
131.830
Apr
3.083.602
817.541
53.509
4.720.245
1.521.238
182.237
Mei
3.808.128
962.723
54.914
5.979.899
2.025.417
243.991
Jun
3.456.936
1.533.993
64.599
6.912.390
2.446.085
298.829
Jul
5.266.190
1.189.108
56.363
8.506.413
2.984.711
365.423
Agt
5.968.273
1.301.185
59.429
9.830.754
3.419.049
450.706
Sep
6.560.424
2.101.503
75.234 10.741.043
3.823.318
496.217
Okt
7.473.894
1.531.795
75.122 12.179.032
4.380.518
568.397
Nov
8.243.804
1.730.798
164.961 13.525.153
4.926.532
633.840
Des
9.240.420
2.474.246
190.812 15.398.600
6.191.129
772.269
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014 *Dalam jutaan rupiah Tabel 4.6 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2013 Keterangan POU POL PNON BOP BNON Tahun Jan 2013
Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
BPRO
1.051.719
290906
1.558
1.802.407
528.911
52.294
1.695.518
431.383
4.391
3.130.564
1.037.090
109.828
2.353.074
863.312
11.827
4.131.584
1.608.713
161.446
3.328.884
766.815
11.160
5.795.476
2.106.261
218.608
4.147.516
928.105
12.876
7.286.521
2.699.450
298.315
5.019.948
1602.502
23.706
8.560.983
3.177.567
344.530
5.890.509
1.200.345
19.383 10.216.734
3.880.606
421.312
6.773.991
1.321.001
21.475 11.754.161
4.395.275
479.605
8.003.391
2.197.903
28.202 13.587.479
4.900.381
548.491
8.591.664
1.589.354
33.779 14.925.239
5.546.296
611.520
9.388.416
1.760.566
37.175 16.399.713
6.154.148
671.350
10.745.607
2.961.532
75.705 18.567.859
7.313.357
856.685
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014 *Dalam jutaan rupiah
76
C. Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Normalitas Sebelum dilakukan uji beda rata-rata antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum konvensional terlebih dahulu dilakukan tahapan uji prasyarat yaitu uji normalitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dikatakan normal jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < Z tabel atau menggukan Nilai Probability Sig (2 tailed) > α atau sig > 0,05 (Wibowo, 2012). Berdasarkan pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan software SPSS versi 16.0, untuk data masing-masing rekening yang terkait dengan pendapatan dan beban (Expense) diperoleh hasil sebagai berikut:
77
Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa probability value atau p value pada kolom Sig. untuk data POU_BUS sebesar 1,000 > 0,05, signifikansi data POL_BUS sebesar 1,000 > 0,05, untuk data PNON_BUS adalah 0,533 > 0,05, data BOP_BUS sebesar 1,000 > 0,05, data BL_BUS adalah 0,998 > 0,05, dan data BPRO_BUS sebesar 0,996 > 0,05. Sedangkan p value pada kolom Sig. untuk POU_BUK sebesar 1,000 > 0,05, signifikansi data POL_BUK sebesar 0,116 > 0,05, untuk data PNON_BUK adalah 0,328 > 0,05, data BOP_BUK sebesar 1,000 > 0,05, data BL_BUK sebesar 1,000 > 0,05, dan data BPRO_BUK adalah sebesar 1,000 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data semuanya berdistribusi normal karena p > α. 2. Hasil Uji Independent Sample t-test Berikut ini diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap objek penelitian, yaitu pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional periode 2011-2013 dengan menggunakan uji statistic independent sample t-test, diperoleh hasil perbandingan seperti pada tabel berikut : Tabel 4.7 Perbandingan Pendapatan dan Beban (Expense) Bank Umun Syariah dan Bank Umum Konvensional Variabel Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional Mean
Std. Deviation
Mean
Std. Deviation
POU
1.888706
1.0621606
5.132506
2.8382606
POL
3.631505
2.0328005
280.0833
3.9175602
3278.6667
2037.38796
54856.1667
4.3510004
BOP
8.085005
4.8100105
8.494406
4.8564706
BL
2.387605
1.4205405
3.083606
1.9107506
30372.5833
2.0811504
3.688305
2.3801405
PNON
BPRO
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
78
a. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Utama Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata (mean) rekening POU (pendapatan operasional utama) sebesar 1.888706, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) POU Bank Umum Konvensional sebesar 5.132506. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan operasional utama (POU) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. b. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Lainnya Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata (mean) rekening POL (pendapatan opreasional lainnya) sebesar 3.631505, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) POL Bank Umum Konvensional sebesar 280.0833. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan operasional lainnya (POL) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. c. Analisis Variabel Pendapatan Non Operasional Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata (mean) rekening PNON (pendapatan non opreasional) sebesar 3278.6667, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) PNON Bank Umum Konvensional sebesar 54856.1667. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan non operasional (PNON) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
79
d. Analisis Variabel Beban Operasional Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata (mean) rekening BOP ( beban opreasional) sebesar 8.085005, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) BOP Bank Umum Konvensional sebesar 8.494406. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum
Konvensional memiliki beban operasional (BOP) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. e. Analisis Variabel Beban Lainnya Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata (mean) rekening BL ( beban lainnya) sebesar 2.387605, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) BL Bank Umum Konvensional sebesar 3.083606. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki beban lainnya (BL) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. f. Analisis Variabel Beban Promosi Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata (mean) rekening BPRO (beban promosi) sebesar 30372.5833, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata (mean) BPRO Bank Umum Konvensional sebesar 3.688305. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Syariah
memiliki beban promosi (BPRO) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional.
80
D. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Tes Levenes’s Test For Equality of Variances F POU
Equal variances assumed
Sig.
11.761
.002
Equal variances not assumed
POL
Equal variances assumed
28.320
.000
Equal variances not assumed
PNON
Equal variances assumed
9.574
.005
Equal variances not assumed
BOP
Equal variances assumed
27.875
.000
Equal variances not assumed
BL
Equal variances assumed
25.413
.000
Equal variances not assumed
BPRO
Equal variances assumed
25.651
Equal variances not assumed
.000
t-test for Equality of Means t
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
-3.708
.001
-3.2438306
-3.708
.002
-3.2438306
6.184
.000
3.6286705
6.184
.000
3.6286705
-4.102
.000
-51577.50000
-4.102
.002
-51577.50000
-5.456
.000
-7.6859206
-5.456
.000
-7.6859206
-5.143
.000
-2.8448706
-5.143
.000
-2.8448706
-4.907
.000
-3.3845605
-4.907
.000
-3.3845605
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014 1. Variabel Pendapatan Operasional Utama (POU) Tabel 4.9 Variabel Pendapatan Operasional Utama Levenes’s Test For Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. Mean F Sig. t (2-tailed) Difference POU Equal variances 11.761 .002 -3.708 .001 -3.2438306 assumed Equal variances -3.708 .002 -3.2438306 not assumed Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
81
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk POU dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 11.761 dengan probabilitas 0.002. Oleh karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional untuk variabel POU. Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung untuk POU dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -3.708 dengan signifikan sebesar 0.002. Oleh karena nilai sig. t hitung < ttabel (0.002 < 0.05), maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 / 2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0.025 (0.001 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rekening POU (pendapatan operasional utama) maka pendapatan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H01 ditolak dan Ha1 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori (hipotesis penelitian). 2. Variabel Pendapatan Operasional Lainnya (POL) Tabel 4.10 Variabel Pendapatan Operasional Lainnya Levenes’s Test For Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. Mean F Sig. t (2-tailed) Difference POL Equal variances 28.320 .000 6.184 .000 3.6286705 assumed Equal variances 6.184 .000 3.6286705 not assumed Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
82
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk POL dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 28.320 dengan probabilitas 0.000. Oleh karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional untuk variabel POL. Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung untuk POL dengan menggunakan equal variance not assumed adalah 6.184 dengan signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. t hitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rekening POL (pendapatan operasional lainnya) maka pendapatan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H02 ditolak dan Ha2 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori (hipotesis penelitian). 3. Variabel Pendapatan Non Operasional (PNON) Tabel 4.11 Variabel Pendapatan Non Operasional Levenes’s Test For Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. Mean F Sig. t (2-tailed) Difference PNON Equal variances 9.574 .005 -4.102 .000 -51577.50000 assumed Equal variances -4.102 .002 -51577.50000 not assumed Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
83
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk PNON dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 9.574 dengan probabilitas 0.005. Oleh karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional untuk variabel PNON. Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung untuk PNON dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -4.102 dengan signifikan sebesar 0.002. Oleh karena nilai sig. t hitung < ttabel (0.002 < 0.05), maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 / 2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0.025 (0.001 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rekening PNON (pendapatan non operasional) maka pendapatan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H03 ditolak dan Ha3 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori (hipotesis penelitian). 4. Variabel Beban Operasional (BOP) Tabel 4.12 Variabel Beban Operasional Levenes’s Test For Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. Mean F Sig. t (2-tailed) Difference BOP
Equal variances 27.875 .000 assumed Equal variances not assumed Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
-5.456
.000
-7.6859206
-5.456
.000
-7.6859206
84
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk BOP dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 27.875 dengan probabilitas 0.000. Oleh karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional untuk variabel BOP. Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung untuk BOP dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -5.456 dengan signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. t hitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rekening BOP (beban operasional) maka beban (expense) Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H04 ditolak dan Ha4 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori (hipotesis penelitian). 5. Variabel Beban Lainnya (BL) Tabel 4.13 Variabel Beban Lainnya Levenes’s Test For Equality of Variances t-test for Equality of Means Sig. Mean F Sig. t (2-tailed) Difference BL
Equal variances 25.413 .000 assumed Equal variances not assumed Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
-5.143
.000
-2.8448706
-5.143
.000
-2.8448706
85
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk BNON dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 25.413 dengan probabilitas 0.000. Oleh karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional untuk variabel BL. Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung untuk BL dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -5.143 dengan signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. t hitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rekening BL (beban lainnya) maka beban (expense) Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H05 ditolak dan Ha5 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori (hipotesis penelitian). 6. Variabel Beban Promosi (BPRO) Tabel 4.14 Variabel Beban Promosi Levenes’s Test For Equality of Variances F
Sig.
BPRO Equal variances 25.651 .000 assumed Equal variances not assumed Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
t-test for Equality of Means Sig. Mean t (2-tailed) Difference -4.907
.000
-3.3845605
-4.907
.000
-3.3845605
86
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk BPRO dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 25.651 dengan probabilitas 0.000. Oleh karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional untuk variabel BPRO. Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung untuk BPRO dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -4.907 dengan signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. t hitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rekening BPRO (beban promosi) maka beban (expense) Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H06 ditolak dan Ha6 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori (hipotesis penelitian). E. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka telah diketahui perbandingan pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional melalui penggunaan laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi. Adapun hasil penelitian yang diperoleh semua variabel sesuai dengan hipotesis penelitian.
87
1. Perbandingan Variabel Pendapatan Operasional Utama (POU) Hipotesis penelitian yang pertama (Ha1) : ada perbedaan laporan keuangan jika dilihat dari rekening POU Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena nilai sig. thitung < ttabel (0.002 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 / 2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,001 > 0,025). Maka dapat dikatakan bahwa pendapatan operasional utama Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) POU Bank Umum Syariah sebesar 1.888706, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) POU Bank Umum Konvensional sebesar 5.132506. hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan operasional lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. 2. Perbandingan Variabel Pendapatan Operasional Lainnya (POL) Hipotesis penelitian yang pertama (Ha2) : ada perbedaan laporan keuangan jika dilihat dari rekening POL Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka dapat dikatakan bahwa pendapatan operasional lainnya Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) POL Bank Umum Syariah sebesar 3.631505, lebih kecildibandingkan dengan rata-rata (mean) POL
88
Bank Umum Konvensional sebesar 208.0833. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan opersional lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. 3. Perbandingan Variabel Pendapatan Non Operasional (PNON) Hipotesis penelitian yang pertama (Ha3) : ada perbedaan laporan keuangan jika dilihat dari rekening PNON Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena nilai sig. thitung < ttabel (0.002 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 / 2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,001 > 0,025). Maka dapat dikatakan bahwa pendapatan non operasional Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) PNON Bank Umum Syariah sebesar 3278.6667, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) PNON Bank Umum Konvensional sebesar 54856.1667. hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan non opersional lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. 4. Perbandingan Variabel Beban Opersional (BOP) Hipotesis penelitian yang pertama (Ha4) : ada perbedaan laporan keuangan jika dilihat dari rekening BOP Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka
89
dapat dikatakan bahwa beban operasional Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) BOP Bank Umum Syariah sebesar 8.085005, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) BOP Bank Umum Konvensional sebesar 8.494406. hal ini berarti bahwa selama periode 20112013 Bank Umum Konvensional memiliki beban opersional lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. 5. Perbandingan Variabel Beban Lainnya (BL) Hipotesis penelitian yang pertama (Ha5) : ada perbedaan laporan keuangan jika dilihat dari rekening BL Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka dapat dikatakan bahwa beban non operasional Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) BL Bank Umum Syariah sebesar 2.387605, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) BL Bank Umum Konvensional sebesar 3.083606. hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki beban-beban lainnya lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah. 6. Perbandingan Variabel Beban Promosi (BPRO) Hipotesis penelitian yang pertama (Ha6) : ada perbedaan laporan keuangan jika dilihat dari rekening BPRO Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
90
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka dapat dikatakan bahwa beban promosi Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) BPRO Bank Umum Syariah sebesar 30372.5833, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata (mean) BPRO Bank Umum Konvensional sebesar 3.688305. hal ini berarti bahwa selama periode 20112012 Bank Umum Syariah memiliki beban promosi lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional.
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan memalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil analisis data mengenai perbandingan pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional maka dapat dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut. Hasil uji statistic independent t-test antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional menunjukan keempat variabel yaitu POU, PNON, BOP, dan BL terdapat perbedaan yang signifikan, hanya variabel POL dan BPRO yang tidak terdapat perbedaan signifikan. 1. Nilai mean POU Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Syariah masih memiliki pendapatan yang cukup baik. 2. Nilai mean POL Bank Umum Syariah diatas Bank Umum Konvensional akan tetapi selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Konvensional juga masih memiliki pendapatan dalam kondisi yang cukup baik. 3. Nilai mean PNON Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi selisih yang cukup jauh, tetapi Bank Umum Syariah masih memiliki pendapatan yang cukup baik. 4. Nilai mean BOP Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Syariah masih memiliki beban operasional yang cukup baik.
92
5. Nilai mean BL Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Syariah masih memiliki beban-beban lainnya yang cukup baik. 6. Nilai mean BPRO Bank Umum Syariah diatas Bank Umum Konvensional dengan selisih yang cukup berbeda, karena Bank Umum Syariah masih
dalam proses
menarik minat masyarakat untuk bergabung dalam perbankan syariah. Tetapi Bank Umum Konvensional juga memiliki beban promosi yang cukup baik. B. Saran Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang hendak dikemukakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan dimasa yang akan datang. Demi pencapaian manfaat yang optimal, dan pengembangan dari hasil penelitian berikutnya. Saran bagi penelitian yang akan datang ialah agar menggunakan lebih banyak variabel untuk membandingkan pendapatan dan beban (expense) BUS dengan BUK. Penelitian yang akan datang juga harus mencoba memperluas objek penelitian karena selain Bank Umum yang digunakan dalam penelitian ini, masih ada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang termasuk dalam dunia Perbankan Syariah di Indonesia. Dan yang terakhir penelitian yang akan datang harus selalu menggunakan periode terbaru agar penelitian tidak ketinggalan jaman. C. Keterbatasan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini dan penelitian terdahulu adalah bahwa penelitian yang dilakukan hanya menggunakan beberapa bank saja dan beberapa rekening pada laporan keuangan sebagai representasi dari sejumlah rekening yang terdapat pada laporan keuangan yang ada, dimana rekening tersebut juaga memliki kekurangan dalam
93
hal akurasi. Seperti penelitian yang hanya menggunakan rekening-rekening tertentu saja seperti beban saja atau pendapatan saja untuk mengevaluasi dan atau mengukur dengan laporan keuangan terkait. Pengelompokan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional dalam laporan publikasi Bank Indonesia dimulai sejak maret 2010 ini menyebabkan periode penelitian yang penyusun ambil hanya 3 tahun, 2011-2013 data sampelnya 36 (12 bulan X 3 tahun) ini sangat minim.
94
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS, Salatiga : STAIN Salatiga Press. Baridwan, Zaky. 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Chariri, dan Ghazali, 2001. Teori Akuntansi, Semarang : UNDIP. Ghazali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : UNDIP. Harahap, Sofyan Syafri. 1996. Teori Akuntansi Laporan keuangan, Jakarata : Bumi Aksara. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Rajawali Pers. Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Jakarta : Erlangga. Lubis, Suharwadi K. 2000. Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika. Masyhuri dan M. Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif , Bandung : PT Refika Aditama. Muhammad. 2002. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, Jakarta : Salemba Empat Muhammad. 2002. Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta : Salemba Empat. Muhammad. dan R. Lukman Fauroni. 2002. Visi Al-Qur’an tentang Etika danBisnis, Jakarta: Salemba Diniyah. Prastowo, Dwi. dan Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep danAplikasi, Yogyakarta : UPP AMP YKPN. PSAK Nomor 23 (Revisi 2010) tentang Perbankan Syariah. PSAK Nomor 31 Akuntansi Perbankan. PSAK Nomor 101-110 tentang Perbankan Syariah. Rifa’i, Drs. H. Moh. 2004, Al Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya. Semarang: CV. Wicaksana
95
Rivai, Veithzal, dan Andria Permata Veithzal. 2008. Islamic Financial Management, Jakarta : Rajawali Pers Sarwono, Jonathan. 2012. Mengenal SPSS Statistic 20 : Aplikasi Untuk Riset Eksperimental. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Simamora, Henry. 2002. Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta : Salemba Empat Soemarso, SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Jakarta : Rineka cipta Sugiyono, 2003. Statistika untuk Penelitian, Bandung : CV Alfabeta Usman, Rachmadi. 2002. Aspek-Aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, Bandung : Citra Aditya UU RI No.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Terhadap UU RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan UU RI No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah
B. Jurnal Cahyani, Nani dan Morita, 2009. “Perbedaan Pengakuan Pendapatan Pada Bank Syariah Dan Bank Konvensional” (Bogor : STIE Kesatuan : Jurnal Ilmiah Kesatuan, No. 1 Vol. 11 hal. 36-40 Januari 2009) Damandari, SA, 2004. “Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan Dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No. 36 Tentang Akuntansi Asuransi Jiwa” (Bogor : STIE Kesatuan : Jurnal Ilmiah Ranggading, No. 2 Vol. 4 hal. 61-66 Oktober 2004) Danial, Muhammad dan Triandi, 2009. “Pengaruh Pengakuan Pendapatan Dan Beban Perusahaan Terhadap Laporan Laba Rugi” (Bogor : STIE Kesatuan : Jurnal Ilmiah Kesatuan, No. 1 Vol. 11 hal. 43-46 Januari 2009) Rini, WS dan Elly, 2012. “ Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Kontrak Pada UD Gunawan Steel” (Banjarmasin : STIE Indonesia : Jurnal Jurnal Manajemen dan Akuntansi, No. 1 Vol. 13 hal. 99-106 April 2012) Wangsa,
Sugianto
dan
Tan
Ming
Kuang,
2011.
“
Analisis
Pengukuran,
Pengklasifikasian, Dan Pengakuan Pendapatan Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah” (Bandung : Jurnal Ilmiah Akuntansi, No. 6 Vol. 2 Desember 2011)
96
C. Internet http://shantycr7.blogspot.com/pengertian-dan-pengakuan-biayabeban.html diakses pada 23 September 2014. http://allfheim.com/dasar-akuntansi/beban-expense/ diakses pada 23 September 2014. http://senyummu13.wordpress.com/beban-expends/ diakses pada 12 November 2014. http://www.bi.go.id/ publikasi/laporan-keuangan/bank/umumkonvensional/Default.aspx di akses pada bulan November 2014. http://www.bi.go.id/ publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-syariah/Default.aspx di akses pada bulan November 2014.
97
Lampiran
98
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK GEDUNG BNI JL.JEND.SUDIRMAN KAV 1 JAKARTA 10220 Telp 021-2511946 per January 2011
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2011 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL A. Pendapatan dan Beban Bunga 1. Pendapatan Bunga a. Rupiah b. Valuta Asing
1,595,604 1,470,954 124,650
2. Beban Bunga
648,251
a. Rupiah
589,655
b. Valuta Asing Pendapatan (Beban) Bunga bersih
58,596 947,353
B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga 1. Pendapatan Operasional Selain Bunga a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market) i. Surat berharga
839,967 8,831 8,831
ii. Kredit iii. Spot dan derivative iv. Aset keuangan lainnya b. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) c. Keuntungan penjualan aset keuangan i. Surat berharga
1,245 1,245
ii. Kredit iii. Aset keuangan lainnya d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) e. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi
33,341 197,015
99
f. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan
578,703
penghapusan aset non produktif, dan penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif. g. Pendapatan lainnya 2. Beban Operasional Selain Bunga a. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market) i. Surat berharga
20,832 1,312,894 23,606 23,606
ii. Kredit iii. Spot dan derivative iv. Aset keuangan lainnya b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) c. Kerugian penjualan aset keuangan i. Surat berharga
8,593 8,593
ii. Kredit iii. Aset keuangan lainnya d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)
49,059 696,626
i. Surat berharga ii. Kredit
681,428
iii. Pembiayaan syariah iv. Aset keuangan lainnya f. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif
15,198 9,761
g. Penyisihan kerugian risiko operasional h. Kerugian terkait risiko operasional i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method,
867 58,005
komisi/provisi/fee dan administrasi j. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) k. Penyisihan penghapusan aset non produktif l. Beban tenaga kerja
307,308
m. Beban promosi
11,614
n. Beban lainnya
147,455
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih LABA (RUGI) OPERASIONAL
(472,927) 474,426
100
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL 1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris
157
2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing 3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya LABA (RUGI) NON OPERASIONAL LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
2,799 2,956 477,382
1. Transfer laba (rugi) ke kantor Pusat 2. Pajak Penghasilan a. Taksiran pajak tahun berjalan b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan LABA (RUGI) BERSIH
117,202 95,384 (21,818) 360,180
101 Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK BNI SYARIAH JL. JEND. SUDIRMAN KAVLING 1 JAKARTA PUSAT per January 2011
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2011 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I.
PENDAPATAN OPERASIONAL
85,656
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
58,286
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
53,536
a.Pendapatan Margin Murabahah
30,235
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna' ii.Harga Pokok Istishna'
-/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah
747
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
841
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah
6,057
g.Pendapatan dari penyertaan h.Lainnya
15,656
2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI b.Lainnya 3.Dari bank-bank lain di Indonesia
4,750
a.Bonus dari Bank Syariah lain b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
4,750
i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah
4,750
iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank iv.Lainnya c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya
27,370
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 2. Jasa layanan 3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
2,807 293
102
4. Koreksi PPAP
23,946
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya
324
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/-
18,754
1.Pihak ketiga bukan bank
18,754
a.Tabungan Mudharabah
4,170
b.Deposito Mudharabah
14,583
c.Lainnya
1
2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia a.Tabungan Mudharabah b.Deposito Mudharabah c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I II )
66,902
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva
(5,052)
V.
Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
VI. Beban Operasional lainnya
142 (17,394)
A.Beban Bonus titipan wadiah
(589)
B.Beban administrasi dan umum
(4,596)
C.Biaya personalia
(8,603)
D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi
(265)
G.Beban lainnya
(3,341)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI))
44,598
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X.
2) 3)
Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX)
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X)
559 (124) 435 45,033
XII. Taksiran Pajak Penghasilan XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4)
45,033
103
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp (021) 2300509 per January 2012
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2012 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I.
PENDAPATAN OPERASIONAL
510,025
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
364,666
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
344,238
a.Pendapatan Margin Murabahah
212,656
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna'
349 349
ii.Harga Pokok Istishna' -/d.Pendapatan Sewa Ijarah
6,526
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
53,413
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah
50,745
g.Pendapatan dari penyertaan h.Lainnya 2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI b.Lainnya
20,549 20,094 984 19,110
3.Dari bank-bank lain di Indonesia
334
a.Bonus dari Bank Syariah lain
30
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
304
i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank iv.Lainnya
63 241
104
c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 2. Jasa layanan 3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
145,359 940 113,838 1,128
4. Koreksi PPAP 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/-
29,453 178,803
1.Pihak ketiga bukan bank
177,682
a.Tabungan Mudharabah
34,358
b.Deposito Mudharabah
135,132
c.Lainnya
8,192
2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia
1,121
a.Tabungan Mudharabah
343
b.Deposito Mudharabah
709
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
69
d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investas i Tidak Terikat ( I - II )
331,222
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva
(49,873)
V.
Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
VI. Beban Operasional lainnya A.Beban Bonus titipan wadiah B.Beban administrasi dan umum C.Biaya personalia
(471) (189,796) (3,082) (29,201) (102,135)
D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi
(3,667)
G.Beban lainnya
(51,711)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI))
91,082
105
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X.
2) 3)
Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX)
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) XII. Taksiran Pajak Penghasilan XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4)
556 (34) 522 91,604 (23,820) 67,784
106
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PLAZA MANDIRI, JL. GATOT SUBROTO KAV. 36-38, JAKARTA 12190 Telp (021) 5245006, 5245858, 5245849 per January 2011
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2011 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL A. Pendapatan dan Beban Bunga 1. Pendapatan Bunga a. Rupiah b. Valuta Asing
2,541,665 2,369,815 171,850
2. Beban Bunga
1,127,222
a. Rupiah
1,101,371
b. Valuta Asing Pendapatan (Beban) Bunga bersih
25,851 1,414,443
B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga 1. Pendapatan Operasional Selain Bunga a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market) i. Surat berharga
799,125 52,646 7,069
ii. Kredit iii. Spot dan derivative
45,577
iv. Aset keuangan lainnya b. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) c. Keuntungan penjualan aset keuangan i. Surat berharga
22,147 22,147
ii. Kredit iii. Aset keuangan lainnya d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) e. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, komisi/provisi/fee dan administrasi
11,843 435,735
107
f. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan
20,814
penghapusan aset non produktif, dan penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif. g. Pendapatan lainnya 2. Beban Operasional Selain Bunga
255,940 1,065,220
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market) i. Surat berharga ii. Kredit iii. Spot dan derivative iv. Aset keuangan lainnya b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market) c. Kerugian penjualan aset keuangan i. Surat berharga ii. Kredit iii. Aset keuangan lainnya d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) i. Surat berharga ii. Kredit
229,213 3,337 243,213
iii. Pembiayaan syariah iv. Aset keuangan lainnya
(17,337)
f. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif g. Penyisihan kerugian risiko operasional
37
h. Kerugian terkait risiko operasional i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method,
39,109
komisi/provisi/fee dan administrasi j. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan) k. Penyisihan penghapusan aset non produktif l. Beban tenaga kerja
2,817 410,210
m. Beban promosi
38,546
n. Beban lainnya
345,288
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih
(266,095)
LABA (RUGI) OPERASIONAL
1,148,348
108
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL 1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris
5,748
2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing 3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya LABA (RUGI) NON OPERASIONAL LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
1,682 7,430 1,155,778
1. Transfer laba (rugi) ke kantor Pusat 2. Pajak Penghasilan a. Taksiran pajak tahun berjalan b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan LABA (RUGI) BERSIH
274,369 147,267 (127,102) 881,409
109
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F POU
Equal variances assumed
11.761
Sig. .002
Equal variances not assumed POL
Equal variances assumed
28.320
9.574
.005
Equal variances not assumed BO
Equal variances assumed
27.875
.000
Equal variances not assumed BNON Equal variances assumed
25.413
.000
Equal variances not assumed BPRO Equal variances assumed Equal variances not assumed
25.651
t 3.708
.000
Sig. (2Mean tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
22
.001
-3.2438306
8.7483005
-5.0581106
-1.4295406
14.022 3.708
.002
-3.2438306
8.7483005
-5.1198806
-1.3677806
.000 6.184
Equal variances not assumed PNON Equal variances assumed
t-test for Equality of Means
22
.000
3.6286705 58681.93272
2.4116805
4.8456605
6.184 11.000
.000
3.6286705 58681.93272
2.3370905
4.9202505
4.102
22
.000
12574.00421 51577.50000 77654.38869 25500.61131
11.048 4.102
.002
12574.00421 51577.50000 79237.96134 23917.03866
5.456
22
.000
-7.6859206
1.4088006
-1.0607607
-4.7642406
11.216 5.456
.000
-7.6859206
1.4088006
-1.0779407
-4.5924306
5.143
22
.000
-2.8448706
5.5310705
-3.9919406
-1.6977906
11.122 5.143
.000
-2.8448706
5.5310705
-4.0606306
-1.6291106
4.907
22
.000
-3.3845605 68970.82322
-4.8149205
-1.9541905
11.168 4.907
.000
-3.3845605 68970.82322
-4.8998105
-1.8693005
110
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
POU_B POL_B PNON_B BOP_B BL_BU BPRO_B POU_B US US US US S US UK
POL_B PNON_B BOP_B BL_BU BPRO_B UK UK UK K UK
N 12 Normal Mean Paramete rsa Std. Deviati on Most Absolut Extreme e Differenc es Positive Negativ e KolmogorovSmirnov Z Asymp. Sig. (2tailed) a. Test distribution is Normal.
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
1.88870 3.63150 8.08500 2.38760 30372.58 280.083 54856.166 3.08360 3278.6667 5.132506 8.494406 3.688305 6 5 5 5 33 3 7 6 1.06216 2.03280 2037.3879 4.81001 1.42054 2.081150 2.838260 3.91756 4.856470 1.91075 4.3510004 2.3801405 06 05 6 05 05 4 6 02 6 06
.101
.093
.233
.099
.113
.119
.098
.344
.274
.098
.096
.102
.101
.093
.233
.099
.113
.119
.098
.344
.274
.098
.096
.102
-.079
-.072
-.232
-.084
-.070
-.086
-.083
-.238
-.184
-.078
-.079
-.083
.350
.321
.807
.342
.391
.413
.340
1.193
.949
.341
.333
.352
1.000
1.000
.533
1.000
.998
.996
1.000
.116
.328
1.000
1.000
1.000
111
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI Nama NIM Tempat, Tgl Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat
: KHOEROTUN NISSA :213 10 043 : Pemalang, 06 Desember 1991 : Perempuan : Islam : Desa Pamutih RT 02 RW 01 Kec. Ulujami Kab. Pemalang, Jawa Tengah
IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah Pekerjaan Nama Ibu Pekerjaan Alamat
: Sohirin : Pedagang : Murinah : Ibu Rumah Tangga : Desa Pamutih RT 02 RW 01 Kec. Ulujami Kab. Pemalang, Jawa Tengah
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. 2. 3. 4.
SD N 3 Pamutih, lulus tahun 2004 MTs WALISONGO Ulujami, lulus tahun 2007 SMA N 1 Pemalang. Lulus tahun 2010 STAIN Salatiga Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah S1 angkatan 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 5 Februari 2015 Yang membuat
KHOEROTUN NISSA NIM 213 10 043