ANALISIS PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI DAN DAMPAK INVESTASINYA TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN CIAMIS (ANALISIS INPUT-OUTPUT)
OLEH PRAYOGA NOER IMAN H14070087
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
2
RINGKASAN
PRAYOGA NOER IMAN. Analisis Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis (Analisis Input-Output) (dibimbing oleh DEWI ULFAH WARDANI). Sektor agroindustri merupakan sektor yang dapat memberikan insentif pada perekonomian Kabupaten Ciamis yang berbasiskan pertanian. Di dalam pelaksanaannya, sektor agroindustri dapat mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, menciptakan nilai tambah, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan memperbaiki pembagian pendapatan masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Menganalisis peranan dan keterkaitan sektor agroindustri dengan sektor-sektor lainnya di Kabupaten Ciamis, (2) Menganalisis berapa besar dampak penyebaran sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis, (3) Menganalisis berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor agroindustri, ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output dan pendapatan, (4) Menganalisis besarnya dampak yang ditimbulkan dari investasi sektor agroindustri terhadap sektor-sektor lainnya dalam perekonomian Kabupaten Ciamis. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis yakni analisis deskriptif dan analisis Input-Output (I-O). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 klasifikasi 28 sektor yang diagregasi menjadi 10 dan 13 sektor. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan software I-O Analysis for Practitioners dan Microsoft Excell 2007. Hasil penelitian memperlihatkan kontribusi sektor agroindustri dalam perekonomian Kabupaten Ciamis terhadap pembentukan permintaan total, permintaan akhir, dan output sektoral menempati urutan ketiga dari kesepuluh sektor. Permintaan antara sektor agroindustri menempati urutan keempat dan untuk konsumsi rumah tangga adalah yang terbesar dibanding sektor-sektor lainnya. Dalam hal pembentukan nilai tambah dan struktur investasi menempati urutan keenam, serta untuk ekspor netto menempati urutan kesembilan. Dilihat dari analisis keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke depan, sektor agroindustri menempati urutan kelima dan kedelapan. Sedangkan dari hasil analisis keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke belakang, sektor agroindustri menempati urutan keenam dan ketujuh. Meskipun demikian, sektor agroindustri menyerap sebagian besar input yang berasal dari sektor pertanian dan agroindustri lebih dari 70 persen dan sektor pertanian juga mendominasi penggunaan output dari sektor agroindustri sekitar 32,18 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal perkembangan sektor pertanian dan agroindustri itu sendiri. Berdasarkan hasil analisis dampak penyebaran, dapat dilihat bahwa sektor agroindustri memiliki nilai koefisien penyebaran yang lebih besar dari nilai
3
kepekaan penyebaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sektor agroindustri lebih mampu meningkatkan sektor hulunya daripada sektor hilirnya. Sesuai dengan hasil analisis multiplier pada Tabel I-O menunjukkan bahwa sektor agroindustri baik untuk tipe I dan tipe II pada multiplier output menempati urutan ketujuh dan multiplier pendapatan urutan kedua. Sedangkan sektor pertanian untuk multiplier output tipe I dan tipe II pada urutan kedelapan, dan multiplier pendapatan urutan kesembilan untuk tipe I dan kedelapan untuk tipe II. Sesuai dengan hasil analisis deskriptif dapat dilihat dari sisi perkembangan pertumbuhan ekonomi per sektor selama kurun waktu lima tahun terakhir tahun 2006 hingga 2010 sektor agroindustri mengalami pertumbuhan yang cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02 persen, terus melambat menjadi 4,99 persen di tahun 2006, dalam rentang tahun 2007 dan 2008 mengalami tumbuh menjadi 5,08 persen di tahun 2007 dan 7,23 persen tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 capaian kinerja pertumbuhan ekonomi sedikit mengalami perlambatan menjadi sebesar 6,56 persen. Nilai investasi untuk simulasi dalam penelitian ini menggunakan investasi sektor agroindustri selama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2014 untuk investasi PMA, PMDN, dan Pemda. Jumlah investasi agroindustri tersebut sebesar Rp 93.944 juta yang dengan hasil simulasi akan meningkatkan output total sebesar Rp 144.685 triliun dan PDRB sebesar Rp 10.650 triliun atau sekitar 21 persen dari total PDRB yang diproyeksi. Dari hasil penelitian disarankan untuk perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan produk agroindustri dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Disarankan melakukan perencanaan pertanian melalui substitusi impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku sektor agroindustri, dan juga perlu melakukan strategi pengembangan investasi yang tepat untuk menarik para investor salah satunya dengan memberikan fasilitas-fasilitas penunjang dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Disarankan perlu melakukan penelitian lebih mendalam untuk pengembangan bahan baku pertanian yang dapat menunjang kebutuhan agroindustri.
ANALISIS PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI DAN DAMPAK INVESTASINYA TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN CIAMIS (ANALISIS INPUT-OUTPUT)
Oleh PRAYOGA NOER IMAN H14070087
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Analisis Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis (Analisis Input-Output)
Nama Mahasiswa
: Prayoga Noer Iman
NIM
: H14070087
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si. NIP. 1962 0527 199002 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. NIP. 1964 1022 198903 1 003 Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Juni 2011
Prayoga Noer Iman H14070087
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Prayoga Noer Iman, lahir pada tanggal 24 September 1989 di Ciamis, Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Syahidil Moestofa dan Undayah. Penulis menamatkan pendidikan sekolah di SD Banjar XI pada tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Pataruman dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Banjar, Jawa Barat, dan lulus pada tahun 2007. Selepas lulus dari pendidikan SMA, penulis melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan lebih tinggi di Institut Pertanian Bogor dan masuk melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif berorganisasi dengan menjabat sebagai staf HIPOKOM Gentra Kaheman (2008-2009), staf pada divisi INTEL HIPOTESA pada dua periode kepengurusan yaitu periode (2008-2009) dan (2009-2010), anggota UKM Bola Voli IPB (2008-2010), Wakil Ketua Organisasi Mahasiswa Daerah Paguyuban Mahasiswa Galuh Ciamis (2009-2010), dan Koordinator Wilayah Bogor Galuh Jaya (2010-2011). Sejak tahun 2007 penulis juga pernah mengikuti berbagai kepanitian diantaranya ; HIPOTEX-R, Pamitran Gentra Kaheman, Masa Perkenalan Fakultas dan Departemen serta panitia futsal se-Kabupaten Ciamis.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis (Analisis InputOutput)”. Penulisan skripsi ini mendapat inspirasi dari fakta bahwa sektor agroindustri mempunyai peran dalam perekonomian Kabupaten Ciamis karena karakteristik wilayah Ciamis yang berpotensi pertanian. Sektor ini diharapkan dapat menjadi salah satu sektor unggulan di Kabupaten Ciamis dalam pembangunan perekonomian yang stabil dan berkesinambungan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat semangat, doa, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
2.
Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si. dan Fifi Diana Thamrin, M.Si. selaku dosen penguji dan komisi pendidikan, yang telah memberikan kritikan, saransaran, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.
3.
Kedua orang tua penulis, ayahanda Syahidil Moestofa dan ibunda Undayah atas kasih sayang, doa, pengorbanan, dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis sejak menjalani perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
4.
Keluarga penulis yang senantiasa selalu memberikan semangat, dorongan moril, dan doa sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
5.
Bapak Asep Solihin selaku Kepala Penanaman Modal, Ibu Dedeh dari Disperindag, Bapak Kepala Perindustrian, dan Ibu Armina dari Bappeda yang telah membimbing serta memberi dorongan moril kepada penulis.
6.
Sahabat-sahabat penulis: The All Size, mahasiswa-mahasiswi IE 44, PMGC (Paguyuban Mahasiswa Galuh Ciamis), teman sekosan serta seluruh teman seperjuangan yang telah memberikan semangat bagi penulis.
7.
Seluruh pihak dan instansi yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, sebagaimana peribahasa mengatakan “Tak ada gading yang tak rusak”. Dengan segala kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun bagi perbaikan penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan umumnya. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Bogor, Juni 2011
Prayoga Noer Iman H14070087
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL...................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah.................................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................ 5 1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................... 5 1.5. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 7 2.1. Definisi Agroindustri.................................................................................. 7 2.2. Keterkaitan Antara Sektor Pertanian dengan Agroindustri ........................ 8 2.3. Kerangka Teoritis ..................................................................................... 10 2.3.1. Model Input-Output ....................................................................... 10 2.3.2. Kerangka Dasar Tabel Input-Output ............................................. 12 2.4. Analisis Input-Output ............................................................................... 15 2.4.1. Analisis Keterkaitan ...................................................................... 15 2.4.2. Analisis Dampak Penyebaran ........................................................ 15 2.4.2.1. Koefisien Penyebaran ....................................................... 16 2.4.2.2. Kepekaan Penyebaran ...................................................... 16 2.4.3. Analisis Multiplier ......................................................................... 16 2.4.4. Multiplier Tipe I dan II .................................................................. 17 2.5. Konsep dan Definisi ................................................................................. 17 2.5.1. Output ............................................................................................ 17 2.5.2. Input Antara ................................................................................... 17 2.5.3. Input Primer ................................................................................... 18 2.5.4. Permintaan Akhir dan Impor ......................................................... 19 2.5.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................... 20 2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 20
ii
2.7. Kerangka Pemikiran Operasional............................................................. 23 III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 26 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 26 3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 26 3.3. Metode Analisis ...................................................................................... 27 3.3.1. Koefisien Input.............................................................................. 27 3.3.2. Analisis Keterkaitan ..................................................................... 29 3.3.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan ...................................... 29 3.3.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang .................................. 29 3.3.2.3. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Depan ...... 30 3.3.2.4. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Belakang . 30 3.3.3. Analasis Dampak Penyebaran ...................................................... 31 3.3.3.1. Koefisien Penyebaran ....................................................... 31 3.3.3.2. Kepekaan Penyebaran ...................................................... 32 3.3.4. Analisis Multiplier ......................................................................... 32 3.3.5. Analisis Dampak Investasi Sektor Agroindustri ........................... 33 IV.GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................................ 35 4.1. Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten Ciamis .............................. 35 4.2. Karakteristik Sektor Pertanian Kabupaten Ciamis ................................... 36 4.3. Karakteristik Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Ciamis .................. 37 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 41 5.1. Peranan Sektor Agroindustri terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis 41 5.1.1. Struktur Permintaan ....................................................................... 41 5.1.2. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah .... 43 5.1.3. Struktur Investasi ........................................................................... 43 5.1.4. Struktur Ekspor dan Impor ............................................................ 45 5.1.5. Struktur Nilai Tambah Bruto ......................................................... 46 5.1.6. Struktur Output Sektoral................................................................ 47 5.2. Analisis Keterkaitan ................................................................................. 48 5.2.1. Keterkaitan ke Depan .................................................................... 49 5.2.2. Keterkaitan ke Belakang................................................................ 51
iii
5.3. Analisis Dampak Penyebaran ................................................................... 53 5.3.1. Koefisien Penyebaran .................................................................... 54 5.3.2. Kepekaan Penyebaran ................................................................... 56 5.4. Analisis Multiplier.................................................................................... 56 5.4.1. Multiplier Output ........................................................................... 57 5.4.2. Multiplier Pendapatan ................................................................... 59 5.4.3. Analisis Penetapan Sektor Prioritas............................................... 61 5.5. Kondisi Investasi Sektor Agroindustri ..................................................... 62 5.6. Dampak Investasi Sektor Agroindustri .................................................... 65 6.7. Strategi Pengembangan Agroindustri....................................................... 67 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 71 6.1. Kesimpulan............................................................................................... 71 6.2. Saran ......................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76 LAMPIRAN .......................................................................................................... 78
iv
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
2.1.
Struktur Kuadran Tabel Input-Output ………………………..…... 13
2.2.
Ilustrasi Tabel Input-Output …………………..………………...... 14
2.3.
Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Multiplier …………….......... 23
3.1.
Rumus Perhitungan Multiplier Menurut Tipe Dampak ……......... 33
4.1.
Produk Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Tahun 2004-2008 .. 37
5.1.
Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) …..... 42
5.2.
Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah)…….....…....................……....…………….………… 43
5.3.
Struktur Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok, dan Investasi Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ...………………....……………………. 45
5.4.
Struktur Ekspor dan Impor Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ……………...…….. 46
5.5.
Struktur Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ……..……………... 47
5.6.
Struktur Output Sektoral Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ……........…............……………...….. 48
5.7.
Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008……………............. 50
5.8.
Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ……………....…….. 51
5.9.
Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ……………….…... 54
5.10.
Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 …………....………….…………... 55
5.11. Multiplier Output dan Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ....………….......……………..…... 57 5.12.
Multiplier Output dan Pendapatan Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ………………....……………...…. 58
5.13.
Multiplier Total Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 ……………………………….......…….......……….... 62
v
5.14. Nilai Investasi Dalam Negeri (PMDN), Investasi Asing (PMA) dan Investasi Pemerintah Daerah (Pemda) Sektor Agroindustri dalam Perekonomian Kabupaten Ciamis ……………. 64 5.15. Dampak Investasi Sektor Agroindustri Terhadap Output dan Pendapatan (Juta Rupiah) …….........................…....….........…….. 65
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor 2.1.
Halaman Kerangka Pemikiran ………………………….........…………….. 25
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ……….....……………....... 79
2.
Keterangan Kode Sektor Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 …………………………………..................... 80
3.
Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Konstan Klasifikasi 13 Sektor (Juta Rupiah) . ………………………………………….……...…... 81
4.
Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 10 Sektor (Juta Rupiah) . ……………………………………………….......… 84
5.
Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) …......... 86
6.
Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) …………………………………………………......... 86
7.
Struktur Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok dan Investasi Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………………..……….........…….……............ 87
8.
Struktur Ekspor dan Impor Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ……………………...….......….. 87
9.
Struktur Nilai Tambah Bruto Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ………………....….. 88
10.
Struktur Output Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) ……………………………..….. 88
11.
Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 13 Sektor …….……........….. 89
12.
Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 10 Sektor ……….........…….. 90
13.
Matriks Kebalikan Leontief Terbuka Klasifikasi 13 Sektor …...….. 91
14.
Matriks Kebalikan Leontief Terbuka Klasifikasi 10 Sektor …...….. 92
15.
Forward Open Total Requirements Klasifikasi 13 Sektor .........….. 93
16.
Backward Open Total Requirements Klasifikasi 13 Sektor …......... 94
17.
Forward Open Total Requirements Klasifikasi 10 Sektor ..…......... 95
18.
Backward Open Total Requirements Klasifikasi 10 Sektor …..........96
viii
19.
Multiplier Output Klasifikasi 13 Sektor …....……....………….…...97
20.
Multiplier Pendapatan Klasifikasi 13 Sektor ……………................ 98
21.
Multiplier Output Klasifikasi 10 Sektor ………………………...… 99
22.
Multiplier Pendapatan Klasifikasi 10 Sektor …………………..….. 100
23.
Banyaknya Proyek dan Nilai Investasi PMA yang disetujui Menurut Sektor di Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2010 …......…... 101
24.
Banyaknya Proyek dan Nilai Investasi PMDN yang disetujui Menurut Sektor di Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2010 …............. 102
25.
Realisasi dan Proyeksi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ……………………...................………………......… 103
26.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ciamis …………….....…..104
27.
Dampak Pembentukan Output dan PDRB, Sebelum dan Sesudah Adanya Investasi di Sektor Agroindustri……………….…105
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kabupaten Ciamis merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang kaya akan potensi alam yang mendukung dalam kegiatan pertanian, seperti tanah yang subur dan biota alam yang melimpah. Keberadaan sektor pertanian di Kabupaten Ciamis menjadi sektor yang paling potensial bagi perekonomian dengan ditunjukkannya data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bahwa berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ciamis sepanjang tahun 2006-2010 dengan dirata-ratakan, memperlihatkan bahwa kontribusi terbesar dalam pembentukan perekonomian dipegang oleh sektor pertanian dengan nilai sebesar 31,32 persen dari PDRB Kabupaten Ciamis, kemudian urutan kedua diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 25,50 persen, dan untuk sektor industri pengolahan menempati urutan kelima dengan kontribusi sebesar 6,95 persen (Lampiran 1.). Kegiatan di sektor pertanian sangat berpeluang dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah, karena pada dasarnya pembangunan di sektor pertanian sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi suatu wilayah secara keseluruhan. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan suatu proses berkesinambungan antar sektor-sektor ekonomi yang memanfaatkan potensi sumber daya baik alam, maupun manusia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berperan dalam pembentukan PDRB, sehingga
2
diperlukannya suatu integrasi antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan yaitu melalui agroindustri. Soekartawi (2005) menjelaskan bahwa pembangunan agroindustri sebagai salah satu lanjutan dari pembangunan pertanian. Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agroindustri merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien, dan fleksibel, menciptakan nilai tambah, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan memperbaiki pembagian pendapatan masyarakat. Agroindustri sebagai strategi industrialisasi yang dapat memberikan insentif pada perekonomian suatu wilayah yang berbasis pertanian, karena hal ini dapat menjadikan
motor
penggerak
pembangunan
pertanian
dalam
kegiatan
pembangunan daerah secara berkesinambungan. Sektor pertanian menjadi salah satu faktor terpenting dalam agroindustri, karena sektor agroindustri memiliki keterkaitan ke belakang dengan berbagai input pertanian dan keterkaitan ke depan dengan
berbagai
industri
pengolah
hasil
pertanian.
Sehingga
semakin
berkembangnya agoindustri menyebabkan semakin berperannya sektor pertanian. Investasi dilakukan untuk membentuk faktor produksi kapital, dimana sebagian dari investasi tersebut digunakan untuk pengadaan berbagai barang modal yang akan digunakan dalam kegiatan proses produksi. Melalui investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan, yang kemudian direspon dengan meningkatkan output serta dengan peningkatan tenaga kerja, dan yang akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Sehingga dengan
3
adanya investasi sektor agroindustri, diharapkan dapat membantu memecahkan masalah pengangguran yang dihadapi oleh Kabupaten Ciamis. Pernyataanpernyataan inilah yang menjadikan dasar dari adanya penelitian tentang “Analisis Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis”.
1.2. Perumusan Masalah Pada awalnya Indonesia adalah negara pertanian yang pada saat ini terus berkembang menjadi negara dengan sektor industri pengolahan sebagai sektor yang mendominasi perekonomian, hal ini dibuktikan dengan data rataan Produk Domestik Bruto untuk sektor industri pengolahan tahun 2005-2009 sebesar 27,25 persen. Kondisi ini menjadi sesuatu hal yang penting, karena dengan adanya strategi industrialisasi yaitu melalui agroindustri dapat memberikan insentif terhadap perekonomian yang berbasiskan pertanian. Adanya agroindustri dapat memberikan nilai tambah dalam komoditi hasil pertanian dan juga dapat memicu bagi percepatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal ini seharusnya diikuti oleh daerah-daerah provinsi maupun kabupaten yang karakteristik wilayahnya berbasis pertanian, dimana pemerintah setempat merubah struktur ekonominya menjadi mengandalkan sektor industri pengolahan. Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten yang menghasilkan pertanian, tetapi sektor tersebut masih terlalu dominan dalam perekonomian karena kontribusinya selama kurun waktu lima tahun terakhir yaitu tahun 2006-2010 apabila dirata-ratakan mencapai 31,32 persen sementara sektor industri pengolahannya hanya mencapai 6,95 persen. Oleh karena itu, Kabupaten Ciamis
4
perlu di dorong untuk lebih mengembangkan industri pengolahan. Hal inilah yang menjadi masalah untuk mengembangkan kondisi ekonomi di Kabupaten Ciamis, dimana pemerintah harus mendorong pertumbuhan agroindustri. Terlebih apabila dilihat dari nilai investasi, pada tahun 2008 tidak terdapat investasi PMA/PMDN pada agroindustri, hanya investasi dari pemda. Pembahasan masalah ini juga untuk membantu tercapainya visi pembangunan Kabupaten Ciamis tahun 20092014 yakni “Dengan Iman dan Taqwa Ciamis MANTAP (Maju, Aman, Nyaman, Tentram, Aktif, dan Produktif) Sejahtera Tahun 2014” dengan memberikan prioritas terhadap pembangunan ekonomi yang berbasis agribisnis (agroindustri) dan pariwisata sehingga menjadi penggerak perekonomian daerah dan masyarakat. Visi pembangunan sektor agroindustri sangat cocok untuk Kabupaten Ciamis karena sebagian besar karakteristik wilayahnya berbasiskan pertanian. Dengan demikian diperlukan adanya analisa lebih lanjut mengenai peranan sektor agroindustri dan dampak investasinya terhadap perekonomian. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil suatu permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut diantaranya : 1.
Bagaimanakah peranan dan keterkaitan sektor agroindustri dengan sektorsektor lainnya di Kabupaten Ciamis?
2.
Berapa besar dampak penyebaran sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis?
3.
Berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor agroindustri, ditinjau berdasarkan multiplier terhadap output dan pendapatan?
4.
Berapa besar dampak investasi sektor agroindustri terhadap sektor-sektor lain dalam perekonomian Kabupaten Ciamis?
5
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan, maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari penelitian ini, diantaranya : 1.
Menganalisis peranan dan keterkaitan sektor agroindustri dengan sektorsektor lainnya di Kabupaten Ciamis.
2.
Menganalisis berapa besar dampak penyebaran sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis.
3.
Menganalisis berapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor agroindustri,
ditinjau
berdasarkan
multiplier
terhadap
output
dan
pendapatan. 4.
Menganalisis besarnya dampak yang ditimbulkan dari investasi sektor agroindustri terhadap sektor-sektor lainnya dalam perekonomian Kabupaten Ciamis.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya : 1.
Bagi masyarakat, untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peranan sektor agroindustri dalam perekonomian Kabupaten Ciamis.
2.
Bagi pemerintah Kabupaten Ciamis, sebagai bahan masukan dalam prioritas pembuatan kebijakan, perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan potensi sektor perekonomian terutama di sektor agroindustri.
6
3.
Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengenai peranan dan dampak investasi sektor agroindustri tehadap perekonomian Kabupaten Ciamis dengan menggunakan data dari Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis tahun 2008. Hasil analisis perhitungan penelitian dengan menggunakan software aplikasi I-O Analysis for Practitioners dan Microsoft Excell 2007. Tabel Input-Output yang digunakan adalah Tabel InputOutput Tahun 2008 berdasarkan transaksi total atas dasar harga produsen. Penelitian ini, ditujukan untuk menganalisis peranan sektor agroindustri dalam pembentukan output, peningkatan pendapatan sektor-sektor lain dalam perekonomian, dan juga dampak investasi sektor agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis. Perhitungan dampak investasi tersebut berdasarkan total investasi (PMA, PMDN, dan Pemda) rata-rata per tahun, yakni tahun 2009-2014 yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ciamis (RPJMD). Pengambilan tahun tersebut didasarkan untuk mengetahui besarnya dampak dari investasi di masa depan sebagai salah satu langkah strategik dalam penentuan prioritas suatu sektor. Keterbatasan utama dari penelitian ini terutama dalam pengagregasian sektor agroindustri ke berbagai jenis industri olahan hasil pertanian dan juga keterbatasan dalam pengambilan data jumlah tenaga kerja per sektor sehingga nilai multiplier tenaga kerja tidak dapat dihitung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Agroindustri Menurut Saragih (2010) sektor agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung, berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku (input) di luar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan, dan lain-lain, beserta kegiatan ekonomi yang memasarkan dan memperdagangkannya. Agroindustri sebagai salah satu subsistem dalam sistem agribisinis yang terutama memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan masyarakat, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pemerataan pembangunan dan juga mempercepat pembangunan daerah. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu : (1) agroindustri memiliki potensi dapat menarik pertumbuhan perekonomian secara total karena memiliki pangsa pasar yang besar dalam perekonomian secara keseluruhan; (2) mampu menarik pertumbuhan sektor lainnya; (3) keragaan dan performanya berbasis sumberdaya domestik sehingga efektif dalam membangun daerah serta kuat dan fleksibel terhadap guncangan eksternal. Gumbira-Sa’id (2010) mendefinisikan agroindustri sebagai salah satu bisnis yang beresiko tinggi, karena berkaitan dengan manajemen Sunatullah
8
(berkaitan dengan hukum alam), yang pengendaliannya sangat sulit dijamin, dibandingkan dengan bisnis nonpertanian. Namun demikian, dengan manajemen profesional, kelangkaan dapat diatasi. Berbagai inovasi dalam mengonversi komoditas menjadi produk menjadikan agroindustri sebagai salah satu sektor penting bagi kehidupan manusia, hal ini karena hanya sektor agroindustri yang mampu secara simultan menghasilkan pangan, papan (bahan bangunan), pakaian (lignoselulosa, wool, dan kulit hewan) dan energi. Krisnamurthi, et al. (2010) menjelaskan bahwa salah satu alternatif strategi industrialisasi yaitu dengan pengembangan agroindustri. Sektor ini dapat dijadikan sebagai salah satu sektor yang memimpin atau a leading sector dalam pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor agroindustri paling efektif berperan sebagai motor penggerak dalam pembangunan daerah secara berkesinambungan
(sustainability).
Dalam
perkembangannya
kemudian,
agroindustri yang bersistem agribisnis ini akan menjadi suatu paradigma baru dalam pembangunan berbasis pertanian. Pembangunan sistem dan usaha agribisnis termasuk pertanian di dalamnya, memiliki posisi tetap dan peranan yang sangat strategis dan mendasar dalam pembangunan ekonomi nasional karena hamparan wilayah Indonesia yang berbasiskan pertanian.
2.2. Keterkaitan Antara Sektor Pertanian dengan Agroindustri Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang potensial dalam pembangunan perekonomian wilayah maupun nasional. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Ciamis menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, pernyataan ini dibuktikan dengan adanya data dari Bappeda bahwa rata-rata
9
kontribusi sektor pertanian tahun 2006-2010 sebesar 31,32 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Suatu sektor mempunyai kontribusi dalam ekonomi bila mampu memberikan kesempatan bagi sektor lain untuk berkembang ataupun bagi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Bila ditinjau dari pembangunan secara luas, sektor pertanian masih sangat perlu untuk mendapatkan prioritas dalam pengembangannya. Pernyataan ini dilatarbelakangi karena besarnya kontribusi sektor pertanian, sehingga dapat diandalkan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan dalam membangun sektor pertanian tidak boleh lagi hanya melihat dari sisi produk primer atau on farm namun harus merupakan satu kesatuan dalam sistem agribisnis. Sehingga tantangan untuk membangun sektor pertanian yang tangguh sangat diperlukan dalam memasuki era globalisasi. Menurut Tambunan dalam Krisnamurthi, et al. (2010), pengembangan agribisnis
terutama
agroindustri
mempunyai
arti
penting
dalam
suatu
perekonomian yakni: (1) besarnya efek pengganda nilai tambah (multiplier effect of value added) sektor agroindustri, sehingga mempunyai potensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi, (2) sektor ini sebagai penyedia lapangan kerja dalam suatu perekonomian baik nasional maupun regional, sehingga dapat mengurangi pengangguran, dan (3) dalam perdagangan luar negeri, sektor ini mempunyai potensi besar dalam meningkatkan devisa negara. Sehingga reorientasi strategi industrialisasi berbasis agroindustri merupakan syarat mutlak dalam menghadapi era globalisasi. Menggerakkan ataupun mengembangkan sektor agroindustri harus diimplementasikan dalam kerangka sistem agribisnis
10
secara menyeluruh. Agroindustri sebagai down-stream agribusiness sub-system, akan mempunyai hubungan keterkaitan dengan on-farm agribusiness sub-system. Oleh karena itu, dalam pengembangan agroindustri akan dipengaruhi oleh kinerja sub-sistem pertanian primer, lembaga penopang, kebijakan pemerintah dan berbagai perubahan pada faktor eksternal lainnya. Dengan adanya agroindustri maka akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan produk pertanian, baik kuantitas, kualitas, maupun keragamannya. Kemampuan menghasilkan komoditas pertanian dengan karakteristik yang sesuai dengan keinginan konsumen, merupakan salah satu “sumber kekuatan keunggulan kompetitif”. 2.3.
Kerangka Teoritis
2.3.1. Model Input-Output Leontief dalam Daryanto (2010) menjelaskan bahwa analisis Input-Output merupakan suatu metode yang secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor yang terdapat dalam sistem ekonomi yang kompleks. Analisis ini fokus pada hubungan antar sektor di dalam suatu wilayah dan mendasarkan analisisnya terhadap keseimbangan. Model Input-Output juga dianggap sebagai pengembangan penting dari teori keseimbangan umum. Tabel I-O adalah suatu tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antarsektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks (Priyarsono, et al., 2007). Dengan menggunakan tabel I-O dapat dilihat bagaimana output dari suatu sektor di dalam perekonomian didistribusikan ke sektor-sektor lainnya dan bagaimana pula suatu sektor memperoleh input yang diperlukan dari sektor yang lainnya.
11
Dalam BPS (2009), tabel I-O sebagai suatu metode kuantitatif yang memberikan gambaran menyeluruh tentang : 1. Struktur perekonomian negara/wilayah yang mencakup output, input, dan nilai tambah masing-masing sektor. 2. Struktur input antara, yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor-sektor produksi. 3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri maupun barang impor atau yang berasal dari negara/wilayah lain. 4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan oleh berbagai sektor produksi maupun permintaan untuk konsumsi, investasi, dan ekspor. Priyarsono, et al. (2007) menyatakan tentang beberapa kegunaan dari analisis I-O adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah, impor, penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor. 2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya. 3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan perekonomian. 4. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasi karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.
12
Dalam suatu model Input-Output yang bersifat terbuka statis (static model) menurut Jensen dan West dalam Priyarsono, et al. (2007) bahwa transaksitransaksi yang digunakan dalam penyusunan tabel I-O diperlukan tiga asumsi atau prinsip dasar, yaitu berikut ini ; 1.
Keseragaman (Homogenity), yaitu asumsi dimana hanya dihasilkan secara tunggal, artinya setiap sektor hanya memproduksi satu jenis barang dan jasa dan tidak ada substitusi otomatis terhadap input sektor yang berbeda.
2.
Kesebandingan (Proportionality), yaitu asumsi hubungan antara output dan input pada setiap sektor produksi merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output suatu sektor sebanding dengan kenaikan dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.
3.
Penjumlahan (Additivitas), yaitu total efek dari kegiatan produksi berbagai sektor sebagai penjumlahan dari efek pada kegiatan sektor secara terpisah.
2.3.2. Kerangka Dasar Tabel Input-Output Tabel Input-Output disajikan dalam bentuk matriks, yaitu sistem penyajian data yang menggunakan dua dimensi yaitu baris dan kolom. Isian sepanjang baris tabel Input-Output menunjukkan pendistribusian dari output yang dihasilkan oleh suatu sektor dalam memenuhi permintaan antara oleh sektor lainnya dan permintaan akhir. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam kegiatan produksinya. Sesuai dengan sifat dan jenis transaksinya, secara umum matriks yang disajikan dalam tabel Input-Output dapat dikelompokkan menjadi 4 kuadran dengan kerangka penyajian seperti pada Tabel 2.1.
13
Tabel 2.1. Struktur Kuadran Input-Output I (nxn) Transaksi Antar Sektor III (pxn) Input Primer
II (nxm) Permintaan Akhir
IV (pxm)
Sumber : BPS Kabupaten Ciamis, 2009 Keterangan : Simbol-simbol di dalam tanda kurung menunjukkan ukuran (ordo) matriks pada kuadran yang bersangkutan. Simbol pertama adalah banyaknya baris dan simbol kedua adalah banyaknya kolom
Berdasarkan contoh Tabel 2.1., empat kuadran yang terdapat dalam Tabel I-O diberi nama yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Isi dan pengertian masing-masing kuadran tersebut adalah sebagai berikut : Pada kuadran I (Intermediate Quadran) merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi mengenai saling ketergantungan antarsektor produksi dalam suatu perekonomian. Dalam analisis I-O kuadran ini memiliki peranan yang sangat penting karena menunjukkan keterkaitan antarsektor ekonomi dalam melakukan produksinya. Kuadran II (Final Demand Quadrant) menjelaskan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir adalah output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor. Kuadran III (Primary Input Quadrant) menjelaskan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara.
14
Kuadran ini terdiri dari pendapatan rumah tangga (upah dan gaji), surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut. Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadrant) merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui sistem produksi. Tabel 2.2. Ilustrasi Tabel Input-Output Alokasi Output
Permintaan Antara
Permintaan Akhir
X12
2
X21
X22
3
.
.
.
.
.
i
Xi1
Xi2
Jumlah Input Primer
V1
V2
Jumlah Input
X1
X2
Sektor Produksi (i)
Input Antara
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ekspor
X11
j
Perubahan Stok
1
Susunan Input
. . .
Pembentuk an Modal Tetap Bruto
2
Konsumsi Pemerintah
1
Jumlah Output
Konsumsi RT
Sektor Produksi (j)
X1j
C1
G1
I1
J1
E1
X1
X2j
C2
G2
I2
J2
E2
X2
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Xij
Ci
Gi
Ii
Ji
Ei
Xi
Vj
Xj
Sumber : BPS Kabupaten Ciamis, 2009
15
Untuk memperjelas gambaran tentang penyajian tabel Input-Output, maka diberikan ilustrasi tabel Input-Output pada sistem perekonomian. Ilustrasi tabel I-O dapat dilihat pada Tabel 2.2. Susunan
angka-angka
dalam
bentuk
matriks
pada
Tabel
2.2.
memperlihatkan suatu jalinan yang kait mengait di antara beberapa sektor. Dalam tabel I-O ada suatu patokan yang sangat penting, yaitu jumlah output suatu sektor harus sama dengan jumlah inputnya.
2.4.
Analisis Input-Output
2.4.1. Analisis Keterkaitan Konsep keterkaitan ini dapat digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antarindustri/sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan ke depan (forward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antarindustri/sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang dihasilkannya. Keterkaitan langsung antar sektor perekonomian dalam pembelian dan penjualan input antara ditunjukkan oleh koefisien langsung, sedangkan keterkaitan langsung dan tidak langsung ditunjukkan oleh matriks Kebalikan Leontief. 2.4.2. Analisis Dampak Penyebaran Analisis dampak penyebaran terdiri dari koefisien penyebaran yang berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor
16
terhadap perkembangan sektor lainnya, sedangkan kepekaan penyebaran berguna untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. 2.4.2.1. Koefisien Penyebaran Analisis
ini
berguna
untuk
mengetahui
distribusi
manfaat
dari
pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. 2.4.2.2. Kepekaan Penyebaran Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini.
2.4.3. Analisis Multiplier Analisis multiplier merupakan suatu analisis untuk melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen, yaitu output sektoral, apabila terjadi perubahan
variabel-variabel
eksogen,
seperti
permintaan
akhir
dalam
perekonomian. Terdapat dua variabel utama dalam analisis multiplier ini, yaitu output sektor-sektor produksi dan pendapatan rumah tangga (household income). Oleh karena itu dalam analisis ini dikenal multiplier output dan multiplier pendapatan.
17
2.4.4. Multiplier Tipe I dan II Multiplier Tipe I dan II dipergunakan untuk mengukur efek dari output dan pendapatan masing-masing sektor perekonomian yang disebabkan karena adanya perubahan dalam jumlah output dan pendapatan yang ada di suatu wilayah. Analisis tipe I merupakan model terbuka, yang mana faktor rumah tangga dijadikan sebagai faktor eksogen, sedangkan analisis tipe II merupakan model tertutup, yang mana faktor rumah tangga sebagai faktor endogen. 2.5.
Konsep dan Definisi
2.5.1. Output Output merupakan nilai produksi barang dan jasa (penerimaan penjualan) yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi pada suatu wilayah dalam negeri (domestik) tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya. Untuk menghindari perhitungan ganda maka output harus dinilai atas harga produsen, yaitu harga yang sesungguhnya diterima oleh produsen. 2.5.2. Input Antara Input antara adalah transaksi yang terjadi antar sektor yang berperan sebagai konsumen dan produsen. Input antara mencakup penggunaan berbagai barang dan jasa oleh suatu sektor dalam kegiatan produksi. Barang dan jasa tersebut dapat berasal dari sektor-sektor lain, dan juga produksi sendiri . Barangbarang yang digunakan sebagai input antara biasanya habis sekali pakai, seperti bahan baku, bahan penolong, bahan bakar dan sejenisnya.
18
2.5.3. Input Primer Input primer atau lebih dikenal dengan nilai tambah merupakan balas jasa yang diberikan kepada faktor-faktor produksi yang berperan dalam proses produksi. Balas jasa tersebut terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. a) Upah dan Gaji Upah dan gaji merupakan balas jasa yang diberikan kepada buruh atau karyawan, baik dalam bentuk uang maupun barang yang termasuk ke dalam upah dan gaji, semua tunjangan, dan bon uang lembur yang diberikan kepada pekerja. Semua pendapatan pekerja tersebut masih dalam bentuk bruto atau sebelum dipotong pajak penghasilan. b) Surplus Usaha Surplus usaha adalah balas jasa kewiraswastaan dan pendapatan atas pemilikan modal surplus usaha mencakup sewa properti, bunga netto, dan keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan masih dalam bentuk bruto, yaitu sebelum dibagikan kepada pemilik saham berupa deviden dan sebelum dipotong pajak perseroan. c) Penyusutan Penyusutan merupakan nilai penyisihan keuntungan untuk akumulasi penggantian barang modal yang habis dipakai. Sedangkan pajak tidak langsung merupakan pajak yang dikenakan pemerintah setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan seperti pajak penambahan nilai.
19
2.5.4. Permintaan Akhir dan Impor Permintaan akhir merupakan permintaan atas barang dan jasa untuk keperluan konsumsi, bukan untuk keperluan produksi. Dalam tabel I-O, permintaan akhir mencakup pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, ekspor dan impor. a) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga diberikan kode klasifikasi 301. Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung (privat non profit institutions) selama satu tahun. Pengeluaran tersebut meliputi konsumsi barang dan jasa baik yang diperoleh dari pihak lain maupun yang dihasilkan sendiri dikurangi netto penjualan barang bekas dan sisa. b) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran konsumsi pemerintah diberi kode klasifikasi 302 yang mencakup pengeluaran pemerintah pusat dan daerah termasuk semua pengeluaran oleh pemerintah yang bersifat rutin, termasuk pembayaran gaji pegawai. Sedangkan pengeluaran pembangunan untuk pengadaan sarana dan berbagai barang modal, termasuk dalam pembentukan modal lainnya. c) Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan modal tetap bruto diberikan kode klasifikasi 303 yang mencakup semua pengeluaran untuk pengadaan barang modal baru, baik dilakukan dari dalam negeri maupun luar negeri dan barang modal bekas luar
20
negeri. Barang modal dapat terdiri dari bangunan kontruksi, mesin dan peralatan, kendaraan dan angkutan serta barang modal lainnya. d) Perubahan Stok
.
Perubahan stok diberikan kode klasifikasi 304 merupakan pembentukan modal tidak tetap yang diperoleh dari selisih antara stok akhir dan stok awal periode perhitungannya. Stok biasanya dipegang oleh produsen merupakan hasil produksi yang belum sempat dijual dan oleh konsumen sebagai bahan-bahan yang belum sempat digunakan. e) Ekspor dan Impor
.
Ekspor dan impor yang diberi kode klasifikasi 305 dan 409 merupakan kegiatan atau transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu wilayah dengan penduduk di luar wilayah, baik penduduk provinsi maupun luar negeri. Perbandingan ekspor dan impor baik keseluruhan maupun untuk setiap kelompok komoditas menunjukan terjadinya surplus atau defisit perdagangan regional. 2.5.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB merupakan penjumlahan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi dalam suatu wilayah. PDRB sebagai gambaran nyata hasil berbagai aktifitas pelaku ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. 2.6.
Penelitian Terdahulu Penelitian
mengenai
peran
dan
keterkaitan
suatu
sektor
dalam
perekonomian dengan menggunakan analisis Input-Output telah banyak dilakukan, diantaranya yaitu penelitian terhadap seluruh sektor perekonomian,
21
penelitian terhadap salah satu sektor dalam perekonomian seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan hotel, jasa-jasa dan lain sebagainya. Setiap penelitian umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu mempelajari keterkaitan langsung ke depan (direct forward linkage), keterkaitan langsung ke belakang (direct backward linkage), keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang dan juga multiplier effect pendapatan, output dan tenaga kerja. Berdasarkan dari dua referensi penelitian terdahulu yaitu Karmi (2006), dan Triastuti (2010) didapatkan adanya persamaan dalam hasil dari penelitian yang mereka lakukan. Kedua penelitian tersebut menggunakan metode analisis Input-Output. Penelitian yang dilakukan oleh Karmi (2006) dalam skripsinya menganalisis tentang peranan dan kenaikan ekspor agroindustri terhadap perekonomian Indonesia. Tabel I-O Indonesia tahun 2003 yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan bahwa sektor agroindustri mempunyai peranan penting dalam struktur permintaan akhir dibandingkan dengan struktur permintaan antaranya. Dalam penelitian ini dikemukakan bahwa dampak penyebaran sektor agroindustri lebih mampu mempengaruhi pembentukan output terhadap sektorsektor yang menyediakan dari sektor tersebut (sektor hulunya), dibandingkan terhadap sektor-sektor yang menggunakan output tersebut (sektor hilirnya). Hal ini dilihat dari hasil perhitungan untuk nilai kepekaan penyebaran sektor agroindustri sebesar 1,107 dan koefisien penyebaran 0,910. Sedangkan nilai multiplier digunakan untuk melihat dampak dari permintaan akhir output sektor
22
agroindustri terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja rumah tangga (Tabel 2.3.). Penelitian yang dilakukan Triastuti (2010), yaitu tentang dampak revitalisasi sektor agroindustri di Indonesia dengan menggunakan Tabel I-O Indonesia Tahun 2008. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa sektor agroindustri ternyata lebih mampu mendorong pertumbuhan atau pembentukan output sektor-sektor yang menjadi penyedia input sektor agroindustri (sektor hulu) dibandingkan terhadap sektor-sektor yang menggunakan outputnya (sektor hilirnya), hal ini terlihat dari nilai koefisien penyebaran yang lebih dari satu atau sebesar 1,145, serta nilai kepekaan penyebaran sebesar 0,898 dan nilai keterkaitan ke belakang yang lebih besar dibandingkan dengan nilai keterkaitan kedepannya. Sektor agroindustri memiliki nilai keterkaitan ke depan secara langsung sebesar 1,72, dan secara langsung dan tidak langsung sebesar 4,14. Adapun untuk keterkaitan ke belakang secara langsung sebesar 0,65 dan secara langsung dan tidak langsung sebesar 2,20. Hasil analisis multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.3. Penelitian yang dilakukan ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya dalam hal cakupan wilayah. Penelitian ini memfokuskan pada suatu wilayah atau regional yang lebih sempit yaitu Kabupaten Ciamis. Penelitian menggunakan metode Input-Output dengan klasifikasi 10 dan 13 sektor. Tabel Input-Output yang digunakan yaitu Tabel IO Kabupaten Ciamis tahun 2008 atas dasar harga produsen. Dengan metode penelitian ini akan lebih dapat menjelaskan
23
kondisi terkini dari perekonomian Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini tidak memasukan variabel tenaga kerja karena adanya keterbatasan data yang diperoleh. Tabel 2.3. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Multiplier Penelitian
Multiplier Output
N o
Lokasi dan Sektor
1
Indonesia Agroindustri Non Agroindustri
2
Indonesia Agroindustri Non Agroindustri
Pendapatan
Tenaga Kerja
Tahun Tipe I
Tipe II
Tipe I
Tipe II
Tipe I
Tipe II
2006
2,144 2,343
2,869 3,065
2,644 2,494
3,695 3,485
4,675 5,290
6,040 9,696
2010
2,199 2,175
2,912 2,927
2,833 2,316
3,986 3,258
6,070 3,475
8,038 6,529
Sumber : 1. Karmi, 2006 2. Triastuti, 2010
2.7.
Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ini menggunakan Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis tahun
2008 klasifikasi 28 sektor yang kemudian diagregasikan menjadi 10 sektor dan 13 sektor. Kesepuluh sektor tersebut yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor agroindustri, sektor non agroindustri, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan untuk 13 sektor dengan menggolongkan subsektor agroindustri berdasarkan klasifikasi yang telah dilakukan oleh BPS dan Bappeda Kabupaten Ciamis diantaranya yaitu 1) subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau, 2) subsektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas
24
kaki, 3) subsektor industri kayu, bambu, rotan dan furniture dan 4) subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan dan penerbitan. Pengolahan data analisis Input-Output dengan menggunakan bantuan software program I-O Analysis for Practitioners version 1.0.1 dan Microsoft Excell 2007 serta menggunakan asumsi dan keterbatasan model Input-Output. Untuk melihat peranan sektor agroindustri maka dilakukan analisis Input-Output yang terdiri dari analisis keterkaitan, analisis dampak penyebaran, dan analisis multiplier. Kemudian untuk melihat dampak investasi, maka dilakukan simulasi investasi yang dimasukkan ke dalam tabel I-O. Sehingga akan didapatkan peranan sektor agroindustri dan dampak investasinya terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis Alur kerangka dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Analisis Input-Output Analisis Keterkaitan
Analisis Dampak Penyebaran
Analisis Multiplier
Dampak Investasi Sektor Agroindustri
Sektor Lainnya (9 Sektor)
Peranan Sektor Agroindustri dan Dampak Investasinya
Struktur Perekonomian Kabupaten Ciamis
Sektor Agroindustri 1
2
3
4
Keterangan : 1. Sektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau. 2. Sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit, dan Alas Kaki. 3. Sektor Industri Kayu, Bambu, Rotan, dan Furniture. 4. Sektor Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan, dan Penerbitan. Metode Analisis
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah Kabupaten Ciamis yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari hingga April 2011 meliputi kegiatan pembuatan proposal, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan penulisan laporan dalam bentuk skripsi. Persiapan penelitian meliputi pengumpulan referensi dan data yang diperlukan.
3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan menggunakan sistem wawancara kepada Kepala Penanaman Modal, Kepala Dinas Perindustrian, dan staff Bidang Perekonomian Bappeda Kabupaten Ciamis. Ketiga narasumber ini dianggap paling kompeten dalam bidangnya, sehingga dapat membantu penelitan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Departemen Perindustrian, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan instansi-instansi terkait. Data yang digunakan berupa data dari Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 klasifikasi 28 sektor. Jenis data yang digunakan dalam analisis ini adalah data transaksi total atas dasar harga produsen.
27
3.3.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk mempelajari peranan dan dampak
investasi agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis adalah metode deskriptif dan metode analisis Input-Output (I-O). Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak program I-O Analysis for Practitioners version 1.0.1 dan Microsoft Excell 2007. Dari tabel I-O yang sudah tersedia maka dapat diketahui peranan dari sektor agroindustri terhadap pembentukan output, nilai tambah bruto, dan permintaan akhir. Untuk mengetahui peranan dari sektor agroindustri sebagai sektor penyedia input maupun sektor pemakai input serta mengetahui dampak yang ditimbulkan sektor agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis maka dapat dikaji berdasarkan analisis keterkaitan dan multiplier. 3.3.1. Koefisien Input Koefisien input yang disebut juga koefisien teknologi merupakan perbandingan antara banyaknya input antara yang berasal dari sektor i yang digunakan oleh sektor j (𝑥𝑖𝑗 ) dengan input total sektor j (𝑋𝑗 ). a ij
x ij Xj
..................................................................................... (3.1)
; untuk i dan j = 1, 2, 3, ….., n. dimana : 𝑎𝑖𝑗 = Koefisien input Sesuai dengan rumus koefisen input diatas, maka dapat disusun matriks sebagai berikut :
28
𝑎11 𝑋1 + 𝑎12 𝑋2 + ………. + 𝑎1𝑛 𝑋𝑛 + 𝐹1 = 𝑋1 𝑎21 𝑋1 + 𝑎22 𝑋2 + ………. + 𝑎2𝑛 𝑋𝑛 + 𝐹2 = 𝑋2
𝑎𝑛𝑛 𝑋1 + 𝑎𝑛2 𝑋2 + ………. + 𝑎𝑛𝑛 𝑋𝑛 + 𝐹𝑛 = 𝑋𝑛 .................................(3.2) atau : 𝑎11
𝑎12
…
𝑎1𝑛
𝑋1
𝑎21
𝑎22
…
𝑎2𝑛
𝑋2 + 𝐹2 = 𝑋2
𝑎𝑛1
𝑎𝑛2
…
𝑎𝑛𝑛
𝑋𝑛
A
X + F
𝐹1
𝐹𝑛
𝑋1
𝑋𝑛 .................................. (3.3) = X
A X + F = X atau F = (I-A) X X = (I-A)-1 F.................................... (3.4) dimana : I
: Matriks Identitas
F
: Permintaan Akhir
X
: Jumlah Output
(I-A)
: Matriks Leontief
(I-A)-1 : Matriks Kebalikan Leontief Matriks kebalikan dapat menganalisis beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan maupun ke belakang antar sektor. 2. Multiplier output dan pendapatan 3. Koefisien dan kepekaan penyebaran.
29
3.3.2. Analisis Keterkaitan .
Analisis ini dapat mengetahui besarnya pertumbuhan suatu sektor yang
dapat menstimulasi pertumbuhan sektor lainnya melalui mekanisme induksi. Keterkaitan ini terdiri dari keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung ke belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang 3.3.2.1. Keterkaitan Langsung ke Depan Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : n
KDi a ij j 1
.......................................................(3.5)
dimana : KDi
= keterkaitan langsung ke depan.
aij
= unsur matriks koefisien teknis.
3.3.2.2. Keterkaitan Langsung ke Belakang Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: n
KB j a ij i 1
.......................................................(3.6)
30
dimana : KBj
= keterkaitan langsung ke belakang.
aij
= unsur matriks koefisien teknis.
3.3.2.3. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Depan Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : n
KDLTi ij j 1
..................................................(3.7)
dimana : KDLTi = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i. αij
= unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka.
3.3.2.4. Keterkaitan Langsung dan tidak Langsung ke Belakang Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor yang tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Keterkaitan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : n
KBLT j ij i 1
......................................(3.8)
dimana : KBLTj = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor i. αij
= unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka.
31
3.3.3. Analasis Dampak Penyebaran Indeks keterkaitan langsung maupun tidak langsung baik ke depan maupun ke belakang belumlah memadai dipakai sebagai landasan pemilihan sektor kunci. Indikator-indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan antarsektor karena peranan permintaan akhir setiap sektor tidak sama. Oleh karena itu, kedua indeks tersebut haruslah dinormalkan dengan cara membandingkan rata-rata dampak seluruh sektor. Analisis ini disebut dengan dampak penyebaran yang terbagi dua yaitu kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran. 3.3.3.1. Koefisien Penyebaran Dengan konsep koefisien penyebaran atau daya penyebaran ke belakang ini dapat dilihat kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan produksi industri-industri lain yang memasok input padanya. Sektor j dikatakan mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi apabila Pdj mempunyai nilai lebih besar dari satu, sebaliknya jika nilai Pdj lebih kecil dari satu. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai koefisien penyebaran adalah : n
Pd j
n ij n
i 1 n
i 1 j 1
ij
.................................................(3.9)
dimana : Pdj = koefisien penyebaran sektor j. αij = unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka.
32
3.3.3.2. Kepekaan Penyebaran Dengan konsep kepekaan penyebaran atau daya penyebaran ke depan ini dapat dilihat kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor lain yang menggunakan output sektor ini sebagai inputnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai kepekaan penyebaran adalah : n
Sd i
n ij j 1
n
n
i 1 j 1
ij
..............................................(3.10)
dimana : Sdi = kepekaan penyebaran sektor i. αij = unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka. Sektor i dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang tinggi apabila nilai Sdi lebih besar dari satu dan sebaliknya jika nilai Sdi lebih kecil dari satu.
3.3.4. Analisis Multiplier
.
Analisis multiplier adalah pengukuran suatu respon atau merupakan dampak dari stimulus ekonomi. Stimulus ekonomi yang dimaksud ialah output dan pendapatan. Kedua stimulus ekonomi ini diasumsikan sebagai peningkatan penjualan sebesar satu satuan kepada permintaan akhir suatu sektor. Untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output dan pendapatan maka dihitung dengan menggunakan rumus multiplier tipe I dan tipe II sebagai berikut.
33
Tipe I =
Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri Efek Awal
Tipe II =
Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri + Efek Induksi Konsumsi Efek Awal
Tabel 3.1. Rumus Perhitungan Multiplier Menurut Tipe Dampak Multiplier
Nilai
Output Pendapatan Efek Awal 1 hi Efek Putaran Pertama ∑ iaij ∑ iaijhi Efek Dukungan Industri ∑ iαij-1-∑ iaij ∑ iαijhi-hi-∑ iaijhi Efek Industri Konsumsi ∑ iα*ij-∑ iαij ∑ iα*ijhi - ∑ iαijhi Efek Total ∑ iα*ij ∑ iα*ijhi Efek Lanjutan ∑ iα*ij – 1 ∑ iα*ijhi - hi Sumber : Daryanto, A. 1990 dalam Priyarsono, et al. (2007) Keterangan : aij
= Koefisien Output.
hi
= Koefisien Pendapatan Rumah Tangga.
αij
= Matriks Kebalikan Leontief Model Tebuka.
α*ij
= Matriks Kebalikan Leontief Model Tertutup.
3.3.5. Analisis Dampak Investasi Sektor Agroindustri Dalam penelitian ini, untuk rumus perhitungan mengenai dampak investasi dapat dilihat dibawah ini : a) Dampak Terhadap Pembentukan Output ∆X = (I − A)−1 ∆Y .........................................(3.11) b) Dampak Terhadap Pendapatan Rumah Tangga ∆𝐼 = 𝑎𝑛+1 (𝐼 − 𝐴)−1 ∆𝑌...................................(3.12) dimana : ∆X
= dampak terhadap pembentukan output
34
∆I
= dampak terhadap pendapatan rumah tangga
∆Y
= investasi sektoral
(I − A)−1 = matriks kebalikan Leontief terbuka an+1
= koefisien pendapatan Analisis Input-Output dapat menganalisis dampak investasi sektor
agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi investasi pada sektor agroindustri dengan menginjeksikan nilai investasi pada permintaan akhir. Besaran dampak yang diterima oleh setiap sektor dan total perekonomian secara menyeluruh tergantung nilai investasi dan kekuatan sektor agroindustri dalam perekonomian. Nilai investasi simulasi tersebut akan memberikan
pengaruh
pada
multiplier
output
dan
pendapatan
dalam
perekonomian Ciamis. Nilai multiplier pendapatan di dalam simulasi diidentikan dengan nilai PDRB.
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
Ciamis merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Dalam konteks pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis mempunyai dua Kawasan Andalan yaitu Kawasan Andalan Priangan Timur dan Kawasan Andalan Pangandaran karena wilayah Ciamis cukup potensial untuk pertanian dan pariwisata. Luas wilayah Kabupaten Ciamis secara keseluruhan mencapai 244.479 ha atau 7,73 persen dari total luas daratan Provinsi Jawa Barat. Wilayah Ciamis yang berbatasan langsung dengan garis pantai membentang di 6 kecamatan dengan garis pantai mencapat 91 km. Dengan adanya garis pantai tersebut, maka Kabupaten Ciamis memiliki wilayah laut seluas 67.340 ha. Adapun batas-batas wilayah Ciamis sebagai berikut : a. Utara
: Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan
b. Barat
: Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya
c. Timur
: Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah
d. Selatan
: Samudera Indonesia
4.1. Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten Ciamis Kabupaten
Ciamis
sebagai
salah
satu
kabupaten
yang
struktur
perekonomiannya didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 30,5 persen dari total pembentukan PDRB secara keseluruhan. Selain itu dari data BPS menunjukkan Kabupaten Ciamis juga sebagai salah satu kabupaten yang memberikan kontribusi sebesar 2,41 persen terhadap pembentukan PDRB
36
Provinsi Jawa Barat, hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian Ciamis memegang peranan terhadap perekonomian Jawa Barat. Adapun salah satu sektor yang mempunyai peran dalam pembentukan PDRB Kabupaten Ciamis yaitu sektor agroindustri. Agroindustri merupakan bagian dari industri pengolahan, dimana sektor ini melakukan kegiatan industri yang mengolah bahan baku yang berbasiskan pertanian. Pada data yang didapat dari Bappeda memperlihatkan bahwa sektor industri pengolahan yang didalamnya terdapat sektor agroindustri mempunyai peranan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ciamis selama tahun 2006-2010 dengan kontribusi rata-rata yaitu sebesar 6,95 persen, sedangkan sektor yang memberikan kontribusi terbesar tehadap perekonomian yaitu sektor pertanian dengan kontribusi rata-rata sebesar 31,32 persen (Lampiran 1.). 4.2.
Karakteristik Sektor Pertanian Kabupaten Ciamis Karakteristik pertanian di Kabupaten Ciamis masih menjadi penggerak
roda perekonomian, sehingga pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Kondisi ini juga menggambarkan bahwa pemerintah Kabupaten Ciamis masih “concern” terhadap pengembangan potensi sektor pertanian. Cakupan sektor pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan. Pada pertanian tanaman pangan, komoditi utama Kabupaten Ciamis yaitu produksi padi dan sawah, hal ini dibuktikan dengan data dari BPS bahwa pada tahun 2008 produksi padi sawah di Kabupaten Ciamis mengalami kenaikan 2,4 persen dibanding dengan keadaan tahun 2007 dengan total produksi mencapai
37
615.661 ton. Selain itu komoditi tanaman pangan dan hotikultura yang saat ini berkembang dan mempunyai prospek serta peluang pasar yang cukup baik adalah jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, cabe, tomat, duku, manggis, pisang, salak, rambutan dan durian. Pemasaran komoditi ini sudah mampu menembus pasar di luar Kabupaten Ciamis bahkan untuk cabe dan manggis sudah di ekspor. Adapun perkembangan produksi komoditas unggulan pertanian tanaman pangan dari tahun 2004 s/d 2008 sebagai berikut : Tabel 4.1. Produksi Komoditi Unggulan Tanaman Pangan Tahun 2004 - 2008 Produksi (Ton) No Komoditas 2004 2005 2006 2007 2008 1 Padi 601.184 613.563 585.314 604.515 615.661 2 Palawija 237.577 131.084 133.401 152.454 165.293 3 Sayuran 15.191 9.556 12.674 9.094 165.304 4 Buah-buahan 218.037 246.744 274.624 230.976 285.840 Sumber : BPS Kabupaten Ciamis, 2009
Sedangkan untuk komoditi sektor lainnya seperti perikanan yaitu produksi ikan kolam, tambak dan ikan laut, kemudian komoditi peternakan yaitu tenak sapi dan ayam ras, kehutanan yaitu pohon albasia, jati dan karet, dan untuk sektor perkebunan yaitu komoditi kelapa. 4.3.
Karakteristik Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Ciamis Sektor industri pengolahan skala kecil merupakan salah satu sektor
ekonomi yang cukup mendukung pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ciamis. Dalam data statistik industri, yang dimaksud dengan industri besar adalah industri dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja antara 20-99 orang, industri kecil mempunyai tenaga kerja antara 5-19
38
orang, dan perusahaan yang mempunyai pekerja kurang dari 5 orang termasuk dalam kategori industri kerajinan rumah tangga. Data dari BPS (2010) menunjukkan selama periode 2007 dan 2008 jumlah perusahaan industri di Kabupaten Ciamis mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2007 jumlah industri sebanyak 1.288 perusahaan meningkat menjadi 1.305 perusahaan, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 188.962 orang tahun 2007 dan pada tahun 2008 sebanyak 189.155 orang. Sedangkan jumlah industri besar dan sedang pada tahun 2008 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2007 dimana jumlah industri besar dan sedang tahun 2008 yaitu sebanyak 142 perusahaan dan pada tahun 2007 sebanyak 114 perusahaan, peningkatan ini tidak berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja di industri besar dan sedang dimana jumlah pekerja yang dapat diserap justru mengalami penurunan. Subektor agroindustri di Kabupaten Ciamis diklasifikasikan menjadi empat subsektor yaitu 1) subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau, 2) subsektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki, 3) subsektor industri kayu, bambu, rotan dan furniture dan 4) subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan dan penerbitan. Adapun untuk subsektor agroindustri komoditi unggulannya, yaitu : 1.
Subsektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau. Subsektor agroindustri ini terutama industri makanan olahan atau makanan
ringan bagi masyarakat Kabupaten Ciamis sudah sangat populer salah satu komoditi unggulannya adalah produk makanan olahan sale pisang, sale goreng, kripik pisang, dan lain-lain. Produk olahan dari pisang dihasilkan oleh beberapa
39
perajin di Kabupaten Ciamis antara lain salah satunya adalah di wilayah Cijeungjing yang merupakan sentra pemasaran yang telah menghasilkan produk unggulan Kabupaten Ciamis dengan hasil pemasaran yang telah tersebar ke berbagai kota di kota di Indonesia dan mancanegara. Produk makanan olahan banyak tersebar di berbagai wilayah kecamatan, antara lain Kecamatan Ciamis, Cijeungjing, Cikoneng, Sindangkasih, Banjarsari, dan Kecamatan Buniseuri. Pemasaran produk ini selain untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar lokal juga telah menembus kota-kota besar di Indonesia. Sedangkan untuk kebutuhan bahan baku berupa bahan baku pisang dan bahan setengah jadi, para pelaku usaha bermitra usaha dengan perajin di daerah sekitar khususnya Kabupaten Ciamis. Secara statistik sampai dengan tahun 2010 di Kabupaten Ciamis terdapat 257 unit usaha dengan kapasitas produksi 766.160 ton per tahun. Adapun industri makanan olahan lainnya seperti : industri aneka makanan sale pisang, industri aneka makanan kripik pisang, industri aneka makanan sale goreng, industri makanan molen tahu, industri makanan kripchoc, dan industri makanan kue semprong. 2.
Subsektor Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture, Komoditi unggulan untuk subsektor ini yaitu industri produk kerajinan
dari bambu seperti kerajinan angklung dan kerajinan gambang. Produk kerajinan angklung terbuat dari bahan baku bambu ini sudah sejak lama dikenal di Indonesia khususnya di daerah Jawa Barat yang merupakan salah satu alat musik tradisional khas Jawa Barat yang sudah terkenal ke berbagai negara. Kerajinan angklung mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan mengingat produk
40
ini merupakan salah satu media informasi, media komunikasi melalui berbagai peragaan kesenian, produk hasil pemasaran kerajinan angklung telah menembus pasar baik lokal, regional maupun Internasional. Saat ini perajin angklung di Kabupaten Ciamis terdapat 4 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 15 orang dengan kapasitas produksi sebanyak 240.000 set. Selama ini perajin bisa bertahan terutama di wilayah Kecamatan Ciamis dan Kecamatan Cijeungjing, sedangkan sentra industri kerajinan dari bambu terdapat 25 sentra tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Ciamis dengan penyerapan tenaga kerja 7.036 orang dan kapasitas produksi 2.110.800 buah, diantaranya produk industri kerajinan kebutuhan rumah tangga dan lain-lain. Selain itu industri kayu olahan di Kabupaten Ciamis yang cukup berkembang seperti kayu gelondongan jenis albasia dan kayu hutan lainnya yang dihasilkan produk berupa balok, papan sebagai bahan baku industri pembuatan meubel yang banyak diproduksi oleh industri kecil.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Peranan Sektor Agroindustri terhadap Perekonomian Kabupaten Ciamis Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang
secara komprehensif dapat digunakan untuk memotret gambaran mengenai peranan sektor agroindustri terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Ciamis. Analisis ini menggunakan data Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008. Gambaran menyeluruh mengenai keterkaitan sektor agroindustri dalam suatu perekonomian meliputi beberapa aspek yaitu struktur permintaan antara dan permintaan akhir, konsumsi masyarakat, nilai tambah bruto dan struktur output. 5.1.1. Struktur Permintaan Total permintaan barang dan jasa di Kabupaten Ciamis tahun 2008 yaitu sebesar Rp 32.206,47 miliar. Dari keseluruhan total permintaan sebagian besar produksinya digunakan untuk dikonsumsi permintaan akhir sebesar 71,06 persen dan sisanya untuk permintaan antara sebesar 28,94 persen. Sesuai dengan asumsi dari Tabel I-O yaitu tentang keseimbangan antara permintaan dan penawaran maka total penawaran sektor-sektor perekonomian Ciamis sama dengan nilai permintaannya yaitu sebesar Rp 32.206,47 miliar. Pada Tabel 5.1., permintaan total dan permintaan akhir sektor agroindustri menempati urutan ketiga dengan nilai sebesar 14,87 persen untuk permintaan total dan 15,7 persen untuk permintaan akhir, setelah sebelumnya sektor pertanian yang menempati urutan pertama, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada
42
urutan kedua. Untuk permintaan antara sektor non agroindustri menempati urutan pertama dan sektor agroindustri pada urutan keempat sebesar 12,82 persen. Nilai dari permintaan antara tersebut mengindikasikan besarnya output yang dihasilkan oleh sektor agroindustri digunakan sebagai input dalam proses produksi oleh sektor-sektor perekonomian lainnya di Kabupaten Ciamis. Tabel 5.1. Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Pertanian
Permintaan Antara Jumlah
Persen
Permintaan Akhir Jumlah
Persen
Total Permintaan Jumlah
Persen
1.506.891
16,17
5.776.729
25,24
7.283.620
22,62
109.148
1,17
22.992
0,1
132.140
0,41
Agroindustri
1.194.660
12,82
3.592.948
15,7
4.787.609
14,87
Non Agroindustri
2.397.908
25,73
1.331.330
5,82
3.729.237
11,58
Listrik, Gas dan Air Bersih
202.392
2,17
224.241
0,98
426.634
1,32
Bangunan
209.616
2,25
1.552.479
6,78
1.762.095
5,47
1.454.612
15,61
3.903.893
17,06
5.358.505
16,64
670.094
7,19
2.456.565
10,73
3.126.659
9,71
959.128
10,29
561.911
2,46
1.521.039
4,72
615.117
6,6
3.463.816
15,13
4.078.933
12,66
9.319.566
100
22.886.904
100
32.206.470
100
Pertambangan dan Penggalian
Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Dominasi pada sektor agroindustri terlihat di permintaan akhir, dimana permintaan akhir didominasi oleh dua subsektor yaitu industri makanan dan minuman serta tembakau, dan industri tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki yang mendominasi sampai sekitar 80 persen (Lampiran 5.). Sedangkan pada permintaan total, kontribusi subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau memiliki nilai tertinggi yakni sebesar 65,03 persen.
43
5.1.2. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Nilai konsumsi rumah tangga di Kabupaten Ciamis yaitu sebesar Rp 9.664,19 miliar dengan sektor agroindustri sebagai sektor terbesar dengan persentase sebesar 31,28 persen (Tabel 5.2.). Konsumsi rumah tangga subsektor agroindustri tertinggi yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 67,39 persen (Lampiran 6.). Tingginya konsumsi rumah tangga pada sektor tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar produk dari sektor agroindustri merupakan produk jadi, yang dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Dapat dilihat pula dari Tabel 5.2., untuk konsumsi pemerintah sepenuhnya dialokasikan untuk sektor jasa-jasa. Tabel 5.2. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah SektorSektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Konsumsi Rumah Tangga Jumlah
Persen
Konsumsi Pemerintah Jumlah
Persen
1.406.561 0 3.022.935
14,55 0,00 31,28
0 0 0
0,00 0,00 0,00
958.503
9,92
0
0,00
224.241 105.448
2,32 1,09
0 0
0,00 0,00
2.053.299 939.746
21,25 9,72
0 0
0,00 0,00
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
275.566
2,85
0
0,00
Jasa-jasa
677.888
7,01
2.415.504
100,00
Agroindustri Non Agroindustri Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi
Total 9.664.186 100,00 2.415.504 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
5.1.3. Struktur Investasi Pada Tabel 5.3., nilai investasi seluruh sektor perekonomian Kabupaten Ciamis sebesar Rp 2.274,66 miliar yang merupakan pengalokasian dari
44
pembentukan modal tetap bruto sebesar 85,83 persen dan sisanya dari perubahan stok sebesar 14,17 persen. Nilai investasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penjumlahan nilai pembentukan modal tetap bruto dengan perubahan stok. Untuk investasi tertinggi dalam perekonomian diperoleh sektor bangunan sebesar 63,62 persen, sedangkan sektor agroindustri menempati urutan keenam dengan nilai investasi sebesar 1,36 persen. Adapun subsektor yang mendominasi agroindustri yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 68,26 persen (Lampiran 7.). Perubahan stok yang bernilai positif menunjukkan adanya tambahan persediaan input untuk produksi maupun output yang diperdagangkan pada akhir tahun. Pembentukan modal yang bernilai nol berarti tidak teridentifikasi adanya pengadaan pembuatan modal atau pembelian barang-barang modal baru baik di dalam negeri maupun impor dari luar negeri dan barang modal bekas dari luar negeri. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya nilai investasi, rendahnya nilai investasi yang ditanamkan pada agroindustri yang menurut Kepala Penanaman Modal setempat dikarenakan oleh kondisi transportasi yang jauh ke Pusat Kota, Sumber Daya Manusia yang rendah, dan infrastruktur yang kurang memadai dalam menunjang kegiatan perekonomian, seperti tidak adanya Pelabuhan Kapal yang memadai untuk melakukan ekspor maupun impor ke luar negeri.
45
Tabel 5.3. Struktur Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok dan Investasi Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor
Pembentukan Modal Tetap Bruto Jumlah
Persen
Perubahan Stok Jumlah
Persen
Investasi Jumlah
Persen
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
9.897
0,51
217.290
67,39
227.187
9,99
0
0,00
2.229
0,69
Agroindustri
1.732
0,09
29.318
9,09
Non Agroindustri Listrik, Gas dan Air Bersih
351.298
17,99
7.903
2,45
2.229 31.049 359.201
0,10 1,36 15,79
0
0,00
0
0,00
Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
1.447.031
74,12
0
0 0,00 1.447.031
0,00 63,62
111.152
5,69
65.685
20,37
176.837
7,77
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
31.125
1,59
0
0,00
0 31.125
0,00 1,37
Jasa-jasa
2.274.660 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah) Total
1.952.235
100,00
322.424
100,00
5.1.4. Struktur Ekspor dan Impor Dapat dilihat pada Tabel 5.4., jumlah ekspor netto Kabupaten Ciamis berdasarkan Tabel Input-Output tahun 2008 yaitu sebesar Rp 146,53 miliar. Jumlah tersebut diperoleh dari nilai total impor sebesar Rp 8.386,02 miliar dan total ekspor sebesar Rp 8.532,55 miliar. Nilai ekspor terbesar Kabupaten Ciamis yaitu dari sektor pertanian sebesar 48,55 persen. Sedangkan sektor agroindustri sebagai importir terbesar yang mencapai lebih dari 30 persen, dengan didominasi oleh subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau yang lebih dari 50 persen (Lampiran 8.).
46
Dengan demikian subsektor ini tidak memiliki kontribusi dalam pembentukan devisa bersih perekonomian wilayah Kabupaten Ciamis. Tabel 5.4. Struktur Ekspor dan Impor Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Ekspor (E) Jumlah
Impor (M)
Persen
Jumlah
Ekspor Netto
Persen
Jumlah
4.142.982
48,55
1.306.694
15,58
2.836.288
20.763
0,24
69.007
0,82
(48.245)
538.964
6,32
2.605.808
31,07
(2.066.844)
Non Agroindustri Listrik, Gas dan Air Bersih
13.626
0,16
3.327.546
39,68
(3.313.920)
0
0,00
180.680
2,15
(180.680)
Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi
0
0,00
0
0,00
0
1.673.757
19,62
24.367
0,29
1.649.390
1.516.818
17,78
312.702
3,73
1.204.116
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
286.345
3,36
318.892
3,80
(32.547)
Jasa-jasa
339.299
3,98
240.328
2,87
98.971
Agroindustri
Total 8.532.554 100,00 8.386.024 100,00 146.530 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan negatif
5.1.5. Struktur Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto merupakan balas jasa atas faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi yang terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung. Seperti yang terlihat pada Tabel 5.5. bahwa besarnya nilai tambah bruto sebesar Rp 14.500,88 miliar yang berasal dari upah dan gaji sebesar 32,10 persen, surplus usaha sebesar 56,95 persen, penyusutan sebesar 7,74 persen, dan pajak tidak langsung sebesar 3,21 persen. Sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pembentukan nilai tambah bruto adalah sektor pertanian dengan nilai sebesar 31,32 persen. Sektor
47
agroindustri berada pada urutan keenam sebesar 5,35 persen. Komponen pembentukan nilai tambah bruto agroindustri terdiri dari upah dan gaji sebesar 31,59 persen, surplus usaha sebesar 54,78 persen, penyusutan sebesar 8,45 persen, dan pajak tidak langsung sebesar 5,18 persen. Subsektor yang memiliki bagian terbesar dalam pembentukan nilai tambah bruto adalah subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 65,15 persen (Lampiran 9.). Nilai tersebut merupakan kontribusi dari beberapa komponen pembentuk nilai tambah bruto yang meliputi upah dan gaji sebesar 32,21 persen, surplus usaha sebesar 52,96 persen, penyusutan sebesar 8,03, dan pajak tidak langsung sebesar 6,80 persen. Tabel 5.5. Struktur Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Agroindustri Non Agroindustri Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Upah & Gaji (UG)
Surplus Usaha (SS)
Penyusutan
Indirect Tax
Nilai Tambah Bruto
880.469
3.550.471
61.607
48.482
Jumlah 4.541.029
Persen 31,32
5.605
41.402
2.317
1.688
51.011
0,35
245.016 52.207
424.817 88.720
65.561 16.631
40.143 13.164
775.537 170.722
5,35 1,18
17.646
36.311
35.682
1.146
90.786
0,63
285.284
151.961
35.853
25.575
498.673
3,44
889.318
2.434.874
176.763
217.420
3.718.375
25,64
371.338
566.860
460.694
70.005
1.468.897
10,13
97.121
622.214
48.256
26.134
793.725
5,47
Jasa-jasa
1.810.264
340.708
219.538
21.614
2.392.124
16,50
Total
4.654.301
8.258.392
1.112.903
465.376
14.500.880
100,00
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
5.1.6. Struktur Output Sektoral Output merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi pada suatu wilayah. Dalam Tabel 5.6., terlihat struktur
48
output perekonomian yang mengacu pada Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis pada tahun 2008 sebesar Rp 32.206,47 miliar. Sebagaimana halnya pada permintaan total, sektor agroindustri juga memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap pembentukan total output perekonomian yaitu sebesar 14,87 persen, dan menempatkan sektor tersebut pada urutan ketiga. Tabel 5.6 Struktur Output Sektoral Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Nilai Output Sektoral 7.283.620
Persen 22,62
132.140
0,41
Agroindustri
4.787.609
14,87
Non Agroindustri
3.729.237
11,58
426.634
1,32
Bangunan
1.762.095
5,47
Perdagangan, Hotel dan Restoran
5.358.505
16,64
Pengangkutan dan Komunikasi
3.126.659
9,71
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
1.521.039
4,72
Jasa-jasa
4.078.933
12,66
32.206.470
100,00
Listrik, Gas dan Air Bersih
Total
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Berdasarkan subsektornya, kontribusi terbesar dalam pembentukan output sektor agroindustri yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 65,03 persen (Lampiran 10.). Subsektor tersebut selalu memberikan kontribusi terbesar baik dalam pembentukan permintaan total, konsumsi rumah tangga, investasi, dan nilai tambah bruto.
5.2.
Analisis Keterkaitan Analisis keterkaitan dalam penelitian terdiri dari keterkaitan ke depan
(forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward linkage). Nilai keterkaitan langsung dapat diperoleh dari matriks koefisien teknis, sedangkan
49
untuk nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung diperoleh dari matriks kebalikan Leontief terbuka. 5.2.1. Keterkaitan ke Depan Pada Tabel 5.7., tersaji analisis keterkaitan output ke depan dan ke belakang baik secara langsung, maupun langsung dan tidak langsung. Dapat dilihat bahwa untuk nilai keterkaitan ke depan baik secara langsung maupun langsung dan tidak langsung, sektor agroindustri menempati urutan kelima dengan nilai keterkaitan langsung sebesar 0,26377, yang mengandung arti bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka output sektor agroindustri yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor agroindustri itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 0,26377 rupiah. Untuk nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung sektor agroindustri menempati urutan kedelapan dengan nilai sebesar 1,36197. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka output sektor agroindustri yang dijual atau dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung ke sektor lainnya termasuk sektor agroindustri itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 1,36197 rupiah. Apabila ditelusuri per subsektor agroindustri yang terlihat pada Tabel 5.8., didapat bahwa subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau mempunyai nilai terbesar baik dalam keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke depan, dengan nilai 0,13845 untuk nilai keterkaitan langsung yang artinya bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu
50
satuan rupiah, maka output subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau yang langsung dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 0,13845 rupiah. Tabel 5.7. Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Keterkaitan ke Depan
Pertanian
0,29419
Langsung dan Tidak Langsung 1,40380
Pertambangan dan Penggalian
0,21425
Agroindustri
Keterkaitan ke Belakang
0,19715
Langsung dan Tidak Langsung 1,25731
1,25354
0,09173
1,10999
0,26377
1,36197
0,29373
1,38430
Non Agroindustri
0,97174
2,18537
0,06194
1,07447
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,05408
1,07796
0,36370
1,43232
Bangunan
0,08775
1,12128
0,71699
1,85905
0,49974
1,63014
0,30153
1,42025
0,18538
1,25548
0,43019
1,55938
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0,30383
1,43028
0,26852
1,40789
Jasa-jasa
0,20537
1,26905
0,35462
1,48391
Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi
Langsung
Langsung
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Sedangkan nilai 1,21049 untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung mengandung arti bahwa setiap terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka output subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau yang dijual atau dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung ke sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar 1,21049 rupiah. Berdasarkan Tabel I-O Kabupaten Ciamis tahun 2008 klasifikasi 10 sektor, jumlah distribusi output sektor agroindustri yang digunakan untuk
51
memenuhi proses produksi seluruh sektor perekonomian yaitu sebesar Rp 1.194,66 miliar. Sektor pertanian sebagai sektor yang mendominasi dalam penggunaan output dari sektor agroindustri sekitar 32,18 persen. Sehingga sektor agroindustri dapat
dikatakan
memiliki kemampuan
yang tinggi dalam
mengembangkan sektor pertanian dibandingkan sektor-sektor lainnya, meskipun dalam hal keterkaitan ke depan sektor agroindustri menempati urutan kelima. Tabel 5.8. Keterkaitan Output ke Depan dan ke Belakang Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Keterkaitan ke Depan
Keterkaitan ke Belakang
Langsung
Langsung Tidak Langsung
Langsung
Langsung dan Tidak Langsung
Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau
0,13845
1,21049
0,40292
1,53211
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
0,03568
1,04309
0,04317
1,05090
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture
0,11007
1,12421
0,26569
1,35492
Industri Kertas dan Barangbarang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
0,08446
1,11291
0,02905
1,03405
Sektor
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
5.2.2. Keterkaitan ke Belakang Berdasarkan pada Tabel 5.7., dapat dilihat nilai keterkaitan ke belakang baik secara langsung maupun langsung dan tidak langsung. Keterkaitan langsung ke belakang sektor agroindustri menempati urutan keenam dengan nilai sebesar 0,29373. Nilai ini berarti apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka sektor agroindustri akan secara langsung mengalami peningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor lain termasuk sektor agroindustri itu sendiri sebesar 0,29373 rupiah. Untuk nilai keterkaitan sektor
52
agroindustri baik secara langsung dan tidak langsung memiliki nilai sebesar 1,38430 dan menempatkannya pada urutan ketujuh. Nilai tersebut dapat diartikan apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan rupiah, maka sektor agroindustri akan mengalami peningkatan permintaan inputnya terhadap sektor lain termasuk sektor agroindustri itu sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung sebesar 1,38430 rupiah. Apabila dikaitkan dengan subsektor agroindustri, maka subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau merupakan subsektor yang memiliki nilai keterkaitan ke belakang baik secara langsung maupun langsung dan tidak langsung terbesar diantara subsektor lainnya, dengan nilai keterkaitan langsung sebesar 0,40292, dan keterkaitan langsung dan tidak langsung sebesar 1,53211. Dengan demikian subsektor ini memiliki nilai terbesar baik dalam keterkaitan ke depan maupun ke belakang. Berikut adalah contoh dimana kegiatan agroindustri dapat meningkatkan pertanian. Salah satu produk unggulan dari subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau di Kabupaten Ciamis adalah produk makanan olahan yang berupa sale pisang, sale goreng, kripik pisang dan lain-lain. Produk makanan olahan dari pisang dihasilkan oleh beberapa Industri Kecil Menengah (IKM) antara lain salah satunya di wilayah Kecamatan Cijeunjing yang merupakan sentra pemasaran yang telah menghasilkan produk unggulan Kabupaten Ciamis. Dalam hal kapasitas produksi IKM, menurut data yang didapat dari Disperindag bahwa secara statistik tahun 2010 di Kabupaten Ciamis kapasitas produksi yang mengolah produk makanan dari pisang sebesar 766.160 ton.
53
Sedangkan dari data Dinas Pertanian menunjukkan bahwa produksi pisang tahun 2010 sebesar 134.171 ton. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam hal pemenuhan bahan baku pisang sekitar 80 persen tidak tercukupi dari produksi di Ciamis atau dapat dikatakan bahan baku pisang tersebut berasal dari impor. Sehingga pemerintah setempat perlu melakukan suatu upaya substitusi impor pisang yang merupakan sebuah strategi kegiatan produksi dalam perekonomian suatu wilayah dengan menghasilkan produk-produk yang semula diimpor dicoba untuk dihasilkan di dalam wilayah Kabupaten Ciamis sendiri. Dapat dilihat juga berdasarkan Tabel I-O, jumlah distribusi input antara yang digunakan oleh sektor agroindustri sebesar Rp 1.406,26 miliar. Sebagian besar input yang digunakan sektor agroindustri berasal dari sektor pertanian dan sektor agroindustri itu sendiri dengan jumlah input mencapai lebih dari 70 persen. Meskipun dalam hal keterkaitan ke belakang sektor agroindustri tidak menempati urutan teratas, namun hal ini dapat dikatakan bahwa sektor agroindustri memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengembangkan sektor pertanian dan agroindustri itu sendiri.
5.3.
Analisis Dampak Penyebaran Dengan analisis dampak penyebaran dapat diketahui distribusi manfaat
pengembangan suatu sektor terhadap sektor lainnya, baik melalui transaksi pasar output dan pasar input. Analisis dampak penyebaran ini terbagi menjadi dua macam yaitu koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran. Koefisien penyebaran
menunjukkan
kemampuan
suatu
sektor
untuk
mendorong
54
pertumbuhan sektor hulunya. Sedangkan kepekaan penyebaran menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan sektor hilirnya. 5.3.1. Koefisien Penyebaran Dalam Tabel 5.9. terlihat bahwa sektor yang mempunyai nilai koefisien penyebaran terbesar adalah sektor bangunan dengan nilai sebesar 2,32785. Sedangkan untuk sektor agroindustri berada pada urutan keenam dengan nilai sebesar 0,95364. Tabel 5.9. Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Koefisien Penyebaran
Kepekaan Penyebaran
Pertanian
0,64005
0,54646
Pertambangan dan Penggalian
0,29782
2,18177
Agroindustri
0,95364
0,65910
Non Agroindustri
0,20108
1,69840
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,18082
1,25305
Bangunan
2,32785
0,31421
Perdagangan, Hotel dan Restoran
0,97897
0,71702
Pengangkutan dan Komunikasi
1,39668
0,56609
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0,87177
1,66557
Jasa-jasa
1,15133
0,39833
Sektor
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Pada tabel tersebut juga memberikan informasi bahwa terdapat empat sektor yang memiliki nilai koefisien penyebaran lebih dari satu secara berturutturut yaitu sektor bangunan (2,32785), sektor pengangkutan dan komunikasi (1,39668), sektor listrik, gas, dan air bersih (1,18082), dan sektor jasa-jasa (1,15133). Nilai yang lebih dari satu menunjukkan bahwa sektor tersebut mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya.
55
Sedangkan apabila ditelusuri per subsektor agroindustri seperti yang tertera dalam Tabel 5.10., subsektor yang memiliki nilai koefisien penyebaran lebih dari satu, yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar 1,48500. Nilai yang diperoleh subsektor tersebut menempatkannya pada urutan pertama. Besarnya nilai koefisien penyebaran industri makanan dan minuman serta tembakau yang lebih besar dari satu dikarenakan sektor tersebut memiliki nilai kaitannya yang erat dengan sektor pertanian yang menyediakan input bagi industri tersebut. Kondisi ini dibuktikan oleh distribusi output sektor pertanian kepada subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau mencapai 68 persen dan juga adanya penelitian Triastuti (2010) yang menyebutkan bahwa subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau di Indonesia mempunyai peranan cukup besar dalam menarik sektor hulunya. Sehingga untuk menjadikan subsektor ini sebagai leading sector layak untuk dipertimbangkan. Tabel 5.10. Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Koefisien Penyebaran
Kepekaan Penyebaran
Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau
1,48500
0,61752
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
0,15907
0,20024
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture
0,97925
0,73896
Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
0,10713
2,28316
Sektor
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
56
5.3.2. Kepekaan Penyebaran Dapat dilihat pada Tabel 5.9., sektor yang mempunyai nilai kepekaan penyebaran yang lebih dari satu secara berturut-turut beserta nilainya yaitu sektor pertambangan dan penggalian (2,18177), sektor non agroindustri (1,69840), sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (1,66557), dan sektor listrik, gas, dan air bersih (1,25305). Untuk sektor agroindustri berada pada urutan keenam dengan nilai kepekaan penyebaran sebesar 0,65910. Dengan nilai kepekaan yang kurang dari satu dapat diartikan bahwa sektor tersebut kurang mampu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hilirnya, sementara nilai kepekaan penyebaran yang lebih dari satu menyatakan bahwa sektor tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan sektor hilirnya. Pada Tabel 5.10., apabila ditinjau dari subsektor agroindustri terlihat bahwa subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan, dan penerbitan sebagai subsektor yang memiliki nilai kepekaan penyebaran terbesar dengan nilai 2,28316. Dengan nilai kepekaan yang lebih dari satu dapat diartikan bahwa subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan, dan penerbitan mampu meningkatkan pertumbuhan sektor hilirnya yaitu sektor yang memakai input subsektor tersebut.
5.4.
Analisis Multiplier Tujuan analisis ini adalah untuk melihat dampak perubahan atau
peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap perekonomian suatu wilayah. Terdapat dua jenis tipe yaitu multiplier tipe I dan tipe II. Kedua tipe tersebut digunakan untuk analisis multiplier output dan pendapatan. Multiplier tipe I
57
diperoleh dari pengolahan lebih lanjut matriks kebalikan Leontief terbuka tanpa memasukkan unsur rumah tangga, sedangkan multiplier tipe II dengan matriks kebalikan Leontief tertutup dan memasukkan unsur rumah tangga sebagai variabel endogenous dalam model. 5.4.1. Multiplier Output Dari hasil perhitungan multiplier pada Tabel 5.11., menjelaskan mengenai nilai-nilai multiplier output dari tiap sektor dalam perekonomian. Nilai multiplier output tipe I maupun tipe II pada sektor agroindustri menempati urutan ketujuh, dengan nilai tipe I sebesar 1,38432. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor agroindustri sebesar satu satuan rupiah, maka output pada seluruh sektor dalam perekonomian akan meningkat sebesar 1,38432 rupiah. Tabel 5.11. Multiplier Output dan Pendapatan Sektor-Sektor Perekonomian Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Sektor
Output
Pendapatan
Tipe I
Tipe II
Tipe I
Tipe II
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Agroindustri
1,25730
1,49440
1,20137
1,42780
1,10999
1,19265
1,19357
1,41852
1,38432
1,54026
1,86646
2,21822
Non Agroindustri
1,07447
1,10520
1,34458
1,59800
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,43233
1,55064
1,75194
2,08212
Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi
1,85905
2,21678
1,35339
1,60846
1,42026
1,76090
1,25721
1,49415
1,55937
1,87492
1,62737
1,93408
1,40788
1,60290
1,87083
2,22342
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa 1,48390 2,30073 1,12734 1,33891 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
58
Sedangkan untuk tipe II, nilai multiplier output sektor agroindustri sebesar 1,54026. Nilai ini berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor agroindustri sebesar satu satuan rupiah, maka dengan memperhitungkan efek pengeluaran rumah tangga akan meningkatkan output pada seluruh sektor dalam perekonomian sebesar 1,54026 rupiah. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa nilai multiplier output tipe I dan tipe II sektor pertanian menempati urutan kedelapan dengan nilai untuk tipe I sebesar 1,25730, yang berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor pertanian sebesar satu satuan rupiah, maka output pada seluruh sektor dalam perekonomian akan meningkat sebesar 1,25730 rupiah. Sementara itu untuk nilai tipe II sebesar 1,49440, yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor pertanian sebesar satu satuan rupiah, maka dengan memperhitungkan efek pengeluaran rumah tangga akan meningkatkan output pada seluruh sektor dalam perekonomian sebesar 1,49440 rupiah. Tabel 5.12. Multiplier Output dan Pendapatan Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Sektor
Output
Pendapatan
Tipe I
Tipe II
Tipe I
Tipe II
Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau
2,18977
2,58908
2,19840
2,60113
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
1,29928
1,53620
1,30303
1,54173
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture
1,24227
1,46880
1,24463
1,47264
Industri Kertas dan Barangbarang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
1,28565
1,52009
1,28621
1,52183
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
59
Sedangkan hasil analisis multiplier output yang ditunjukkan oleh Tabel 5.12., terlihat bahwa subsektor yang memiliki nilai tertinggi baik pada multiplier output tipe I maupun tipe II adalah subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau dengan nilai 2,18977 untuk multiplier output tipe I dan 2,58908 untuk multiplier tipe II. Nilai multiplier output tipe I tersebut dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar satu satuan rupiah, maka output pada seluruh sektor dalam perekonomian akan meningkat sebesar 2,18977 rupiah, sementara untuk nilai multiplier output tipe II dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar satu satuan rupiah, maka dengan memperhitungkan efek pengeluaran rumah tangga akan meningkatkan output pada seluruh sektor dalam perekonomian sebesar 2,58908 rupiah
5.4.2. Multiplier Pendapatan Pada hasil perhitungan yang tersaji dalam Tabel 5.11., dapat dilihat bahwa sektor agroindustri menempati urutan kedua baik dalam nilai multiplier pendapatan tipe I maupun tipe II. Nilai multiplier sektor agroindustri untuk tipe I yaitu sebesar 1,86646 yang dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor agroindustri sebesar satu satuan rupiah, maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di seluruh sektor dalam perekonomian sebesar 1,86646 rupiah. Sedangkan nilai multiplier untuk tipe II sebesar 2,21822 yang dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor agroindustri sebesar satu satuan rupiah dengan memasukkan efek pengeluaran
60
rumah tangga, maka akan meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar 2,21822 rupiah. Pada Tabel 5.12., terlihat pula multiplier pendapatan subsektor-subsektor pembentuk sektor agroindustri. Subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau merupakan subsektor yang memiliki nilai multiplier terbesar dengan nilai multiplier pendapatan tipe I sebesar 2,19840 dan tipe II sebesar 2,60113. Untuk nilai multiplier tipe I dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar satu satuan rupiah, maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di seluruh sektor dalam perekonomian sebesar 2,19840 rupiah. Sedangkan untuk tipe II dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebesar satu satuan rupiah dengan memasukkan efek pengeluaran rumah tangga, maka akan meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar 2,60113 rupiah. Untuk sektor pertanian memiliki nilai multiplier pendapatan tipe I pada urutan kesembilan dengan nilai sebesar 1,20137 dan untuk tipe II urutan kedelapan sebesar 1,42780. Sektor pertanian memiliki nilai multiplier output lebih besar daripada multiplier pendapatan, hal ini berbanding terbalik dengan sektor agroindustri yang mempunyai nilai multiplier pendapatan yang lebih besar daripada multiplier output. Sehingga apabila terjadi investasi di sektor pertanian maka akan meningkatkan output lebih besar daripada pendapatan, tetapi sebaliknya apabila terjadi investasi pada sektor agroindustri maka akan meningkatkan pendapatan yang lebih besar.
61
5.4.3. Analisis Penetapan Sektor Prioritas Berdasarkan hasil dari analisis multiplier untuk subsektor-subsektor pembentuk sektor agroindustri, yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau, subsektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki, subsektor industri kayu, bambu, rotan, dan furniture, dan subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan, dan penerbitan, maka dapat ditetapkan sektor-sektor kunci dan prioritas yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan sektor Agroindustri di Kabupaten Ciamis. Dengan pengembangan dari subsektor prioritas ini akan memicu pertumbuhan bagi perkembangan sektorsektor lain dalam perekonomian di Kabupaten Ciamis. Kelanjutan penentuan prioritas subsektor agroindustri dapat dilihat pada Tabel 5.13. Dari hasil analisis penetapan prioritas pada subsektor agroindustri berdasarkan Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis tahun 2008 dapat dilihat bahwa subsektor prioritas pertama adalah subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau dengan nilai total multiplier 9,57838, disusul oleh subsektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki sebesar 5,68024, subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan dan penerbitan sebesar 5,61378 dan yang terakhir adalah subsektor industri kayu, bambu, rotan, dan furniture sebesar 5,42834.
62
Tabel 5.13. Multiplier Total Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Subsektor
TOM
TIM
Total
Prioritas
Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau
4,77885
4,79953
9,57838
1
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
2,83548
2,84476
5,68024
2
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture
2,71107
2,71727
5,42834
4
Industri Kertas dan Barangbarang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
2,80574
2,80804
5,61378
3
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah) Keterangan: TOM = Total Output Multiplier TIM = Total Income Multiplier
5.5.
Kondisi Investasi Sektor Agroindustri Dilihat dari sisi perkembangan pertumbuhan ekonomi per sektor selama
kurun waktu lima tahun terakhir tahun 2006 hingga 2010, sektor agroindustri yang terlingkup dalam sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan yang cenderung berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02 persen, terus melambat menjadi 4,99 persen di tahun 2006, dalam rentang tahun 2007 dan 2008 mengalami tumbuh menjadi 5,08 persen di tahun 2007 dan 7,23 persen tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 capaian kinerja pertumbuhan ekonomi sedikit mengalami perlambatan menjadi sebesar 6,56 persen. Salah satu komponen perekonomian dalam pembangunan suatu wilayah adalah investasi yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan
63
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan investasi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Investasi yang terjadi pada sektor agroindustri di Kabupaten Ciamis berasal dari tiga sumber yaitu investasi dalam negeri (PMDN), investasi luar negeri atau asing (PMA), dan investasi pemerintah daerah (Pemda). Investasi tersebut digunakan sebagai salah satu komponen pembangunan perekonomian daerah karena melalui investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan yang kemudian mampu meningkatkan output, yang akhirnya juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu, perlunya untuk melihat potensi dari dampak investasi sektor agroindustri, sehingga dipandang penting untuk melihat perkembangan agroindustri dari dua sisi, yaitu kondisi investasi sektor agroindustri sekarang dan dampak investasi sektor agroindustri. Tujuan dari melihat kondisi investasi ini ditujukan untuk melihat perkembangan investasi sektor agroindustri dari tahun-tahun sebelumnya sampai dengan sekarang. Sedangkan dampak investasi dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari adanya investasi agroindustri terhadap perekonomian. Dalam simulasi terdiri dari tiga macam investasi yaitu investasi dalam negeri (PMDN), investasi luar negeri atau asing (PMA), dan investasi pemerintah daerah (Pemda). Simulasi dalam penelitian ini, berdasarkan perkiraan/asumsi didapat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ciamis (RPJMD) selama kurun waktu tahun 2009-2014. Pada Tabel 5.14., memperlihatkan perkiraan nilai investasi total sektor agroindustri tahun 2009-2014 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
64
Menengah Daerah Kabupaten Ciamis adalah sebesar Rp 10.473 juta dari PMDN, sebesar Rp 81.570 juta dari PMA, dan dari Pemda sebesar Rp 1.900 juta. Nilai PMA dan PMDN untuk tahun 2009 dan 2010 diambil berdasarkan data yang sudah terealisasi, data untuk tahun 2011 berdasarkan prediksi nilai investasi dari Penanaman Modal, dan data tahun 2012-2014 diperoleh dengan cara mengestimasi dari proyeksi laju pertumbuhan ekonomi rata-rata Kabupaten Ciamis per tahunnya yang diproyeksi oleh Bappeda dikali dengan nilai investasi tahun sebelumnya, dimana proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2012 sebesar 5,49 persen, tahun 2013 sebesar 7,24 persen, dan tahun 2014 sebesar 8,02 persen. Sedangkan nilai investasi pemda disesuaikan dengan pagu indikatif dalam RPJMD Disperindagkop Kabupaten Ciamis baik yang sudah terealisasi maupun proyeksi ke depan. Tabel 5.14. Nilai Investasi Dalam Negeri (PMDN), Investasi Asing (PMA) dan Investasi Pemerintah Daerah (Pemda) Sektor Agroindustri dalam Perekonomian Kabupaten Ciamis Sektor Agroindustri
Tahun PMDN
PMA
Pemda
2009
2.500.000.000
9.039.250.000
210.000.000
2010
5.328.715.000
2.000.000.000
149.835.000
2011
600.000.000
16.000.000.000
91.060.000
2012*
632.940.000
16.878.400.000
460.000.000
2013*
678.764.856
18.100.396.160
485.000.000
2014*
733.201.797
19.552.047.932
505.000.000
10.473.621.653
81.570.094.092
1.900.895.000
Total/Jumlah (Rupiah) Total Seluruh (Rupiah)
93.944.610.745
Sumber : BPPT dan Disperindagkop Kabupaten Ciamis, 2011
65
Keterangan : -
Investasi tahun 2012-2014 PMA dan PMDN merupakan nilai estimasi yang diperoleh dari proyeksi laju pertumbuhan ekonomi rata-rata Kabupaten Ciamis per tahunnya.
-
Investasi Pemda sesuai dengan pagu indikatif dalam RPJMD Disperindagkop.
5.6.
Dampak Investasi Sektor Agroindustri Pada perhitungan dampak investasi sektor agroindustri ini yaitu dengan
mensimulasikan terjadinya peningkatan investasi sektor agroindustri selama kurun waktu RPJMD Kabupaten Ciamis 2009-2014 dengan nilai investasi sebesar Rp 93.944 juta. Investasi tersebut melingkup ke dalam subsektor-subsektor pembentuk sektor agroindustri yaitu subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau, subsektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit, dan alas kaki, subsektor kayu, bambu, rotan, dan furniture, dan subsektor kertas dan barangbarang kertas, percetakan, dan penerbitan. Tabel 5.16. Dampak Investasi Sektor Agroindustri Terhadap Kenaikan Output dan PDRB Kabupaten Ciamis (Juta Rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Agroindustri Non Agroindustri Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Output
Persen
PDRB
Persen
21.938.421.175
15,16
2.650.943.562
24,89
133.139.591
0,09
4.500.621
0,04
102.458.451.329
70,81
5.241.733.670
49,22
3.800.682.456
2,63
51.877.415
0,49
630.709.682
0,44
24.394.144
0,23
354.425.780
0,24
56.329.319
0,53
9.811.217.863
6,78
1.627.286.568
15,28
2.263.563.170
1,56
267.390.413
2,51
1.932.528.032
1,34
121.614.514
1,14
1.362.312.232
0,94
604.136.641
5,67
Total 144.685.451.310 100,00 10.650.206.867 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
66
Berdasarkan Tabel 5.16., dengan menggunakan instrumen multiplier output dan pendapatan dari masing-masing sektor dapat dilihat dampak dari investasi agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Ciamis baik terhadap kenaikan output maupun PDRB. Dilihat dari sisi output, dampak investasi mampu meningkatkan output seluruh sektor perekonomian Kabupaten Ciamis sebesar Rp 144.685 triliun. Nilai keseluruhan output perekonomian tersebut diperoleh dari dampak langsung sektor agroindustri sebesar 70,81 persen, dan dampak tidak langsung sebesar 29,19 persen. Sementara itu jika dilihat dari kenaikan PDRB, dampak investasi agroindustri mampu meningkatkan PDRB seluruh sektor perekonomian Kabupaten Ciamis sebesar Rp 10.650 triliun. Dengan dampak langsung sektor agroindustri sebesar 49,22 persen, dan dampak tidak langsung sebesar 50,78 persen. Kemajuan ekonomi secara makro seringkali dilihat dari nilai besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hasil PDRB yang didapat dalam simulasi ini yaitu mencapai sekitar 21 persen dari proyeksi PDRB Kabupaten Ciamis kurun waktu tahun 2009-2014 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dari Bappeda, dimana total PDRB Kabupaten Ciamis baik yang sudah terealisasi dan proyeksi mencapai sebesar Rp 48.592 triliun (Lampiran 25.). Peningkatan PDRB dari sektor agroindustri tersebut tentunya berpengaruh positif terhadap perekonomian. Nilai dari simulasi investasi sektor agroindustri secara realistis apabila kondisinya dibandingkan antara tahun 2008 dengan tahun 2014, selama kurun
67
waktu enam tahun tersebut mampu meningkatkan perekonomian sekitar 21 persen. Dilihat dari data yang sudah terealisasi selama tiga tahun terakhir yaitu 2008-2010, laju pertumbuhan ekonomi sektor agroindustri cenderung berada pada kisaran 5-7 persen. Pada tahun 2008 sektor agroindustri mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,08 persen dan kembali meningkat menjadi 7,23 persen di tahun 2009, walaupun akhirnya kembali melambat menjadi 6,56 persen di tahun 2010. 6.7.
Strategi Pengembangan Agroindustri Melihat kondisi pertumbuhan ekonomi sektor agroindustri tahun 2010,
pemerintah daerah Ciamis harus melakukan upaya kerja keras untuk meningkatkan kinerja perekonomiannya karena dari data hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi agroindustri seharusnya mampu mencapai sekitar 21 persen, tetapi proyeksi dari Bappeda hanya sebesar 8,02 persen pada tahun 2014. Terbukti pencapaian selama dua tahun terakhir hanya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi agroindustri sebesar 7,23 persen tahun 2009 dan 6,56 persen di tahun 2010. Oleh karena itu Bappeda hanya menargetkan 8,02 persen untuk tahun 2014. Sehingga apabila pemerintah mampu untuk menargetkan laju pertumbuhan ekonomi agroindustri sebesar 21 persen, hal tersebut sangat bagus sekali tetapi pemerintah Ciamis perlu bekerja super keras dengan mencari startegi terobosan terbaru dalam pertumbuhan perekonomian. Pemerintah daerah harus memikirkan strategi itu dari sekarang supaya proyeksi RPJM tercapai dan apabila RPJM tercapai maka laju pertumbuhan ekonomi dari agroindustri bukan hanya dapat tercapai sekitar 8 persen melainkan 21 persen.
68
Dalam perkembangannya selama ini, tiap instansi di Kabupaten Ciamis memiliki strategi untuk meningkatkan perekonomian wilayahnya. Dalam hal investasi, Kepala Penanaman Modal memaparkan bahwa tujuan untuk meningkatkan investasi akan dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim investasi dapat diatasi, antara lain melalui : a. perbaikan infrastruktur daerah, b. koordinasi yang kuat antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baik dengan Provinsi, Pusat dengan Provinsi maupun Daerah dengan Provinsi, c. penciptaan birokrasi yang efisien, d. kepastian hukum di bidang investasi, dan e. iklim usaha yang kondusif di bidang keamanan dalam berusaha. Selain itu sesuai dengan UU No 25 Tahun 2007 pasal 18 tentang pentingnya pemberian fasilitas dari pemerintah untuk investor yang melakukan investasi baru ataupun perluasan usaha perlu difasilitasi. Bentuk fasilitas yang diberikan kepada investor dapat berupa : a. fasilitas infrastruktur yang menunjang dalam kegiatan usahanya, b. fasilitas fiskal yaitu pajak penghasilan dengan melalui pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan netto sampai tingkat tertentu terhadap investasi yang dilakukan dalam waktu tertentu, c. pembebasan atau keringanan bea masuk atas barang impor, barang modal, mesin, peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri, bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu,
69
d. penyusutan atau amortisasi yang dipercepat, e. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada wilayah tertentu atau kawasan tertentu Pemberian fasilitas investasi agroindustri tersebut diberikan sebagai upaya mendorong penyerapan tenaga kerja, keterkaitan pembangunan ekonomi dengan pelaku ekonomi kerakyatan, orientasi ekspor dan insentif yang lebih menguntungkan kepada investor menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan produksi dalam negeri, serta fasilitas terkait dengan lokasi investasi di daerah. Sehingga dengan perbaikan berbagai faktor penunjang dan pemberian fasilitas tersebut, diharapkan dapat membuat investasi di Kabupaten Ciamis akan membaik secara optimal dari tahun sebelumnya terutama investasi agroindustri. Sementara
itu,
narasumber
dari
bidang
perekonomian
Bappeda
memaparkan bahwa dalam upayanya untuk meningkatkan perinvestasian terutama dalam investasi agroindustri, sekarang sedang memprioritaskan pada salah satu kebijakan pengembangan ekonomi wilayah yang disebut dengan Agropolitan. Agropolitan ini merupakan salah satu strategi pengembangan wilayah di Kabupaten Ciamis untuk menarik peluang investasi di sektor agroindustri khususnya dan umumnya pada berbagai sektor. Kawasan Agropolitan ini sebagai kawasan strategis cepat tumbuh, yang meliputi Kecamatan Panumbangan, Cihaurbeuti, Panjalu, Sukamantri, dan Lumbung. Adanya konsep agropolitan ini didasari dari wilayah Ciamis yang sebagian besar wilayah daratannya memiliki karakteristik sebagai daerah pertanian. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi, adanya
70
agropolitan diharapkan dapat menciptakan pusat-pusat pertumbuhan kawasan berubah menjadi pusat kegiatan yang pada akhirnya menjadikan tumbuhnya kotakota baru. Sehingga terjadinya keseimbangan pergerakan ekonomi, lingkungan serta membatasi terjadinya urbanisasi. Kawasan agropolitan ini sesuai dengan prinsip yang seperti dipaparkan Kepala Bidang Perindustrian dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu OVOP (One Village One Product) yang artinya setiap wilayah memiliki satu produk unggulan. OVOP merupakan salah satu langkah menuju klasterisasi industri di sektor Industri Kecil Menengah (IKM) bertujuan mengangkat produkproduk unggulan daerah agar dapat berkembang dan masuk pasar lebih luas. Dengan fokus pada satu produk unggulan daerah dan padat karya, OVOP juga akan menyerap banyak tenaga kerja lokal sehingga akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan akhirnya kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun
2008 klasifikasi 28 sektor yang diagregasi menjadi 10 sektor, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Kontribusi sektor agroindustri dalam perekonomian Kabupaten Ciamis terhadap pembentukan permintaan total, permintaan akhir, dan output sektoral menempati urutan ketiga. Untuk permintan antara sektor agroindustri menempati urutan keempat dan untuk konsumsi rumah tangga adalah yang terbesar dibanding sektor-sektor lainnya. Dalam hal pembentukan nilai tambah dan struktur investasi menempati urutan keenam, serta untuk ekspor netto menempati urutan kesembilan. 2. Dilihat dari analisis keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke depan, sektor agroindustri menempati urutan kelima dan kedelapan. Sedangkan dari hasil analisis keterkaitan langsung maupun langsung dan tidak langsung ke belakang, sektor agroindustri menempati urutan keenam dan ketujuh. Meskipun demikian, sektor agroindustri mampu menyerap sebagian besar input yang berasal dari sektor pertanian dan agroindustri lebih dari 70 persen dan sektor pertanian juga mendominasi penggunaan output dari sektor agroindustri sekitar 32,18 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor agroindustri di Kabupaten
72
Ciamis memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal perkembangan sektor pertanian dan agroindustri itu sendiri. 3. Berdasarkan hasil analisis dampak penyebaran, dapat dilihat bahwa sektor agroindustri memiliki nilai koefisien penyebaran yang lebih besar dari nilai kepekaan penyebaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sektor agroindustri lebih mampu meningkatkan sektor hulunya daripada sektor hilirnya. 4. Hasil analisis multiplier menunjukkan bahwa sektor agroindustri baik untuk tipe I dan tipe II pada multiplier output menempati urutan ketujuh dan multiplier pendapatan urutan kedua. Sedangkan sektor pertanian untuk multiplier output tipe I dan tipe II pada urutan kedelapan, dan multiplier pendapatan urutan kesembilan untuk tipe I dan kedelapan untuk tipe II. Sehingga apabila terjadi investasi di sektor pertanian maka akan meningkatkan output lebih besar daripada pendapatan, tetapi sebaliknya apabila terjadi investasi pada sektor agroindustri maka akan meningkatkan pendapatan yang lebih besar. 5. Berdasarkan hasil simulasi investasi sektor agroindustri selama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2014 untuk total investasi sebesar Rp 93.944 juta akan meningkatkan output total sebesar Rp 144.685 triliun dan PDRB sebesar Rp 10.650 triliun atau sekitar 21 persen dari total PDRB yang diproyeksi.
73
6.2.
Saran Dengan melihat hasil penelitian analisis Input-Output Kabupaten Ciamis
tahun 2008 tentang agroindustri, maka beberapa saran yang dapat disampaikan diantaranya: 1. Dalam hal ekspor netto, sektor agroindustri berada pada urutan kesembilan tetapi apabila dilihat dari konsumsi masyarakat urutan kesatu yang berarti bahwa sektor tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak yaitu bagi penduduk yang bertempat tinggal di Kabupaten Ciamis. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Ciamis perlu untuk meningkatkan produk agroindustri guna memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk lokal. 2. Dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sektor pertanian sebagai eksportir terbesar dan sektor agroindustri sebagai importir terbesar. Besarnya ekspor pertanian dapat dijadikan sebagai salah satu peluang untuk merencanakan strategi substitusi impor dalam pembangunan pertanian yang selaras dengan kebutuhan jenis produk agroindustri agar terjadi sinergisitas atau upaya saling mendukung antara pertanian dan agroindustri. Contoh kasus adalah bahan baku pisang yang baru dapat memenuhi 20 persen dari kebutuhan agroindustrinya dicoba untuk dihasilkan di dalam wilayah Kabupaten Ciamis sendiri. Dengan demikian produksi pisang Kabupaten Ciamis memiliki peluang untuk dikembangkan cukup besar. 3. Pemerintah daerah Kabupaten Ciamis terutama Bappeda apabila berkeinginan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat maka sektor agroindustri merupakan sektor potensial untuk mencapai tujuan tersebut.
74
Hal ini disebabkan nilai multiplier pendapatannya yang cukup tinggi. Sedangkan apabila dilihat dari subsektor agroindustrinya maka subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau sebagai prioritas karena memiliki nilai total multiplier output dan pendapatan yang tinggi. 4. Pemerintah daerah Kabupaten Ciamis apabila berkeinginan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulu agroindustri yaitu dengan mengembangkan subsektor industri makanan dan minuman serta tembakau, sedangkan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hilirnya yaitu dengan mengembangkan subsektor industri kertas dan barang-barang kertas, percetakan, dan penerbitan. Hal ini dilihat dari nilai koefisien dan kepekaan penyebarannya yang lebih tinggi dibandingkan subsektor agroindustri lainnya. 5. Mengingat kondisi investasi swasta (PMA dan PMDN) yang belum
berkembang
di
Kabupaten
Ciamis,
maka
diperlukan
strategi
pengembangan investasi yang tepat untuk menarik para investor baik dalam negeri maupun asing, salah satunya dengan memberikan fasilitasfasilitas bagi para investor untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemberian fasilitas tersebut tercantum pada UU No 25 Tahun 2007 pasal 18 tentang fasilitas-fasilitas investor. 6. Disarankan
perlu
melakukan
penelitian
lebih
mendalam
untuk
pengembangan bahan baku pertanian yang dapat menunjang kebutuhan agroindustri. Sehingga diharapkan dengan adanya penelitian tersebut akan
75
dapat menambah lapangan pekerjaan di sektor agroindustri dan mensejahterakan petani di sektor pertanian.
76
DAFTAR PUSTAKA
Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah. 2008. Investment Procedure. West Java : Bandung. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. 2010. Daftar Penanaman Modal Asing (PMA) Tahun 2009 dan 2010 di Kabupaten Ciamis. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu: Ciamis. __________. 2010. Daftar Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Tahun 2009 dan 2010 di Kabupaten Ciamis. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu: Ciamis. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2014. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Ciamis. __________. 2011. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis : Ciamis. Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008. Badan Pusat Statistik : Ciamis. Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Ciamis dalam Angka Tahun 2009. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis : Ciamis. __________. 2010. Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009. Badan Pusat Statistik : Jakarta. __________. 2010. Statistika Daerah Kabupaten Ciamis 2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis : Ciamis. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ciamis. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM : Ciamis. __________. 2010. Booklet Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM. Disperindagkop dan UMKM : Ciamis Daryanto, A., dan Y. Hafizrianda. 2010. Analisis Input-Output & Social Accounting Matrix untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. IPB Press: Bogor.
77
___________. 2010. Model-Model Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah : Konsep dan Aplikasi. IPB Press : Bogor. Fajar, T., A. 2007. Analisis Peranan Industri Makanan dan Minuman dalam Perekonomian Kabupaten Pandeglang [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gumbira-sa’id, E. 2010. Wawasan, Tantangan, dan Peluang Agrotechnopreneur Indonesia. IPB Press : Bogor. Jiaravanon, S. 2007. Masa Depan Agribisnis Indonesia : Perspektif Seorang Praktisi. Bogor Karmi, H. 2006. Analisis Peranan dan Kenaikan Ekspor Agroindustri Terhadap Perekonomian Indonesia : Analisis Input-Output [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Krisnamurthi, B., R. Pambudy, dan F. B.M. Dabukke. 2010. Refleksi Agribisnis : 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih. IPB Press : Bogor. Nazara. S. 2005. Analisis Input Output. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta. Priyarsono, D.S., Sahara, dan M. Firdaus. 2007. Ekonomi Regional. Universitas Terbuka : Jakarta. Saragih, B. 2010. Suara dari Bogor Membangun Opini Sistem Agribisnis. IPB Press : Bogor. Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Raja Grafindo Persada : Jakarta. _________. 2005. Agroindustri dalam Perspektif Sosial Ekonomi. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Todaro, M. P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga : Jakarta. Tambunan, T. H. 2003. Perekonomian Indonesia ; Beberapa Permasalahan Penting. Ghalia Indonesia : Jakarta. Triastuti, E. 2010. Analisis Dampak Revitalisasi di Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Indonesia (Analisis Input Output ) [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen : Institut Pertanian Bogor, Bogor. Undang-Undang No 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
78
LAMPIRAN
79 Lampiran 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) No
Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2009
2010
2.027.824.790 (33,16)
2.063.609.037 (32,13)
2.104.346.006 (31,22)
2.146.691.759 (30,36)
2.206.873.798 (29,72)
22.699.034 (0,37)
23.434.811 (0,36)
23.794.267 (0,35)
23.818.103 (0,34)
24.258.160 (0,33)
420.028.331 (6,87)
440.989.257 (6,87)
463.398.222 (6,88)
496.904.521 (7,03)
529.482.654 (7,13)
37.125.667 (0,61)
38.384.501 (0,60)
40.725.682 (0,60)
44.529.278 (0,63)
46.602.676 (0,63)
359.540.452 (5,88)
366.803.169 (5,71)
377.455.415 (5,60)
388.422.838 (5,49)
394.451.634 (5,31)
1.498.816.267 (24,51)
1.606.531.811 (25,02)
1.714.220.570 (25,43)
1.840.447.541 (26,03)
1.970.731.949 (26,54)
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Bangunan
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
513.710.264 (8,40)
546.487.881 (8,51)
568.210.238 (8,43)
590.011.625 (8,34)
610.666.893 (8,22)
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
327.668.651 (5,36)
343.690.564 (5,35)
366.445.985 (5,44)
384.009.540 (5,43)
407.603.033 (5,49)
9
Jasa-jasa
908.419.183 (14,85)
992.218.978 (15,45)
1.081.199.021 (16,04)
1.156.205.275 (16,35)
1.235.809.836 (16,64)
6.115.832.639 (100)
6.422.150.009 (100)
6.739.795.406 (100)
7.071.040.480 (100)
7.426.480.633 (100)
Produk Domestik Regional Bruto
Sumber: Bappeda Kabupaten Ciamis, 2011 Keterangan : Angka di dalam kurung dalam persen.
80 Lampiran 2. Keterangan Kode Sektor Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Kode Klasifikasi Input-Output (10 x 10) Sektor (13 x 13) Sektor Kode Baris/ Kolom
Cakupan
Kode Baris/ Kolom
1 2
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
1 2 3
3
Agroindustri
4 5
4 5 6 7 8 9 10 180 190 200 201 202 203 204 205 209 210 301 302 303 304 305 310 409 600 700
6 7 8 9
Non Agroindustri Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran 10 Pengangkutan dan Komunikasi 11 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12 Jasa-jasa 13 Jumlah Permintaan Antara Jumlah Input Antara Input Impor Upah dan Gaji Surplus Usaha Penyusutan Pajak Tak Langsung Subsidi Nilai Tambah Bruto Jumlah Input Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Jumlah Permintaan Impor Jumlah Output Jumlah Penyediaan
Cakupan Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan Non Agroindustri Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Lampiran 3. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 13 Sektor (Juta Rupiah) Sektor 1 2 3 4 5 6 457626,11 0 854992,91 2206,38 21563,25 224,66 1 15,22 8724,83 67,59 0,09 5,49 0,25 2 382558,84 0 101040,24 520,72 296,05 59,03 3 1630,58 1,62 443,67 19172,56 578,09 13,06 4 136,98 0 250,35 5,79 23938,78 10,14 5 163,12 0 3021,12 180,01 179,29 5205,03 6 263649,22 297,97 13251,70 8881,50 11914,54 630,72 7 2094,56 0 1708,83 1922,64 1368,39 510,73 8 21121,14 100,44 988,98 77,10 48,76 3,96 9 213169,54 2270,90 251594,18 7083,51 29353,23 1176,98 10 32251,43 606,98 13282,38 1138,14 5920,91 451,09 11 44887,92 92,26 10380,11 1524,73 4208,75 464,17 12 16593,04 26,52 3268,77 147,35 895,97 89,99 13 190 1435897,70 12121,52 1254290,83 42860,52 100271,50 8839,81 0 0 0 0 0 0 200 880469,42 5604,73 162767,38 9552,43 70716,04 1980,19 201 3550470,75 41401,79 267560,03 15099,35 139896,61 2260,57 202 61606,89 2316,62 40548,41 3037,81 21464,67 510,58 203 48481,77 1688,27 34382,77 1363,50 4132,72 264,35 204 0 0 0 0 0 0 205 209 4541028,83 51011,41 505258,59 29053,09 236210,04 5015,69 210 5976926,53 63132,93 1759549,42 71913,61 336481,54 13855,50 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
7 8 9 6325,19 0 35335,26 36544,66 57533,26 6255,27 1501,96 0 0,00 1696,49 34,48 3331,41 1282,94 0 80851,88 1270,91 362,24 1827,48 113193,74 53541,77 792718,33 10025,20 3672,62 1275,24 619,44 112,68 1372,47 39637,19 32374,36 273823,36 7380,61 1282,28 22772,84 9891,11 2920,58 30563,75 1599,54 3333,66 13294,93 230968,98 155167,93 1263422,22 0 0 0 52206,77 17646,03 285284,17 88720,06 36311,24 151961,43 16631,31 35682,47 35852,71 13164,18 1146,29 25574,61 0 0 0 170722,32 90786,03 498672,92 401691,30 245953,96 1762095,14
10 11 94317,92 0 0,58 0 222487,23 1649,23 20738,54 5090,24 270,38 9,24 72962,93 3549,33 152720,63 587196,97 116553,55 10443,66 1809,85 7524,67 203465,39 132120,99 255054,05 161953,76 410893,02 152927,47 64488,83 282594,80 1615762,90 1345060,36 0 0 889318,41 371338,33 2434873,65 566859,73 176763,38 460693,88 217419,59 70004,63 0 0 3718375,03 1468896,57 5334137,93 2813956,93
Lanjutan. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Podusen Klasifikasi 13 Sektor (Juta Rupiah) 301 302 303 304 305 Sektor 12 13 180 0 34299,27 0 9896,58 217290,10 4142981,55 1 1506890,95 1406560,79 0 0,94 0 0 0 2229,31 20762,91 2 109148,18 4066,24 27976,20 2037032,08 0 0 21194,44 312652,28 3 742155,74 1490,68 22547,70 0 1183,93 1186,07 3743,86 4 76769,12 910169,67 9,65 899,69 42346,85 0 547,71 6718,89 220117,20 5 107665,82 11496,16 167851,77 33386,01 0 0 218,16 2451,03 6 268069,39 14520,17 385390,45 0 351298,41 7902,81 13625,80 7 2397907,71 958502,61 6253,83 46563,09 0 0 0 0 8 202392,34 224241,24 89232,10 86604,52 0 1447031,25 0 0 9 209616,11 105447,80 11886,83 256655,38 0 111152,47 65684,70 1673756,51 10 1454611,84 2053299,31 32804,00 135195,57 939746,43 0 0 0 1516818,29 11 670094,04 169508,51 120865,41 0 0 0 286345,28 12 959127,79 275565,59 67153,48 161629,96 31124,98 0 339299,28 13 615116,84 677888,11 2415503,55 190 408421,65 1446479,95 9319565,87 9664186,49 2415503,55 1952235,33 322424,48 8532553,99 0 0 200 0 97121,10 1810264,02 201 4654269,02 622213,79 340708,32 202 8258337,32 48255,96 219538,06 203 1122902,75 26134,14 21613,90 204 465370,72 0 0 205 0 209 793724,99 2392124,30 14500879,81 210 1202146,64 3838604,25 23820445,68 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
309 5776728,99 22992,22 2370878,81 916283,52 269730,65 36055,19 1331329,61 224241,24 1552479,05 3903892,99 2456564,72 561910,85 3463815,91 22886903,75
310 7283619,94 132140,39 3113034,53 993052,63 377396,43 304124,56 3729237,26 426633,56 1762095,13 5358504,81 3126658,77 1521038,62 4078932,71 32206469,34
Lanjutan. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 13 Sektor (Juta Rupiah) 409 600 700 Sektor 1306693,51 5976926,46 7283619,94 1 69007,46 63132,93 132140,39 2 1353485,12 1759549,41 3113034,53 3 921139,07 71913,56 993052,63 4 40914,88 336481,55 377396,43 5 290269,10 13855,46 304124,56 6 3327545,96 401691,28 3729237,26 7 180679,59 245953,96 426633,56 8 0 1762095,13 1762095,13 9 24366,92 5334137,89 5358504,81 10 312701,87 2813956,90 3126658,77 11 318892,02 1202146,60 1521038,62 12 240328,49 3838604,22 4078932,71 13 190 8386023,99 23820445,35 32206469,34 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 4. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 10 Sektor (Juta Rupiah) Sektor 1 2 3 4 5 6 457626,11 0 878987,20 6325,19 0 35335,26 1 15,22 8724,83 73,42 36544,66 57533,26 6255,27 2 384489,52 1,62 154913,93 5752,30 396,72 86010,77 3 263649,22 297,97 34678,46 113193,74 53541,77 792718,33 4 2094,56 0 5510,59 10025,2 3672,62 1275,24 5 21121,14 100,44 1118,8 619,44 112,68 1372,47 6 213169,54 2270,9 289207,9 39637,19 32374,36 273823,36 7 32251,43 606,98 20792,52 7380,61 1282,28 22772,84 8 44887,92 92,26 16577,76 9891,11 2920,58 30563,75 9 16593,04 26,52 4402,08 1599,54 3333,66 13294,93 10 190 1435897,70 12121,52 1406262,66 230968,98 155167,93 1263422,22 0 0 0 0 0 0 200 880469,42 5604,73 245016,04 52206,77 17646,03 285284,17 201 3550470,75 41401,79 424816,56 88720,06 36311,24 151961,43 202 61606,89 2316,62 65561,47 16631,31 35682,47 35852,71 203 48481,77 1688,27 40143,34 13164,18 1146,29 25574,61 204 0 0 0 0 0 0 205 209 4541028,83 51011,41 775537,41 170722,32 90786,03 498672,92 210 5976926,53 63132,93 2181800,07 401691,3 245953,96 1762095,14 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
7 94317,92 0,58 316459,08 152720,63 116553,55 1809,85 203465,39 255054,05 410893,02 64488,83 1615762,90 0 889318,41 2434873,65 176763,38 217419,59 0 3718375,03 5334137,93
8
9
0 0 10298,04 587196,97 10443,66 7524,67 132120,99 161953,76 152927,47 282594,8 1345060,36 0 371338,33 566859,73 460693,88 70004,63 0 1468896,57 2813956,93
0 0 17062,73 14520,17 6253,83 89232,1 11886,83 32804 169508,51 67153,48 408421,65 0 97121,1 622213,79 48255,96 26134,14 0 793724,99 1202146,64
10 34299,27 0,94 219275,36 385390,45 46563,09 86604,52 256655,38 135195,57 120865,41 161629,96 1446479,95 0 1810264,02 340708,32 219538,06 21613,9 0 2392124,3 3838604,25
180 1506890,95 109148,18 1194660,07 2397907,71 202392,34 209616,11 1454611,84 670094,04 959127,79 615116,84 9319565,87 0 4654269,02 8258337,32 1122902,75 465370,72 0 14500879,81 23820445,68
Lanjutan. Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008, Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 10 Sektor (Juta Rupiah) Sektor 301 302 303 304 305 309 1406560,79 0 9896,58 217290,10 4142981,55 5776729,02 1 0 0 0,00 2229,31 20762,91 22992,22 2 3022934,61 0 1731,64 29317,56 538964,37 3592948,18 3 958502,61 0 351298,41 7902,81 13625,80 1331329,63 4 224241,24 0 0 0 0 224241,24 5 105447,8 0 1447031,25 0 0 1552479,05 6 2053299,31 0 111152,47 65684,7 1673756,51 3903892,99 7 939746,43 0 0 0 1516818,29 2456564,72 8 275565,59 0 0 0 286345,28 561910,87 9 677888,11 2415503,55 31124,98 0 339299,28 3463815,92 10 190 9664186,49 2415503,55 1952235,33 322424,48 8532553,99 22886903,84 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
310 7283619,97 132140,40 4787608,25 3729237,34 426633,58 1762095,16 5358504,83 3126658,76 1521038,66 4078932,76 32206659,71
409 1306693,51 69007,46 2605808,17 3327545,96 180679,59 0 24366,92 312701,87 318892,02 240328,49 8386023,99
600 5976926,46 63132,93 2181799,98 401691,28 245953,96 1762095,13 5334137,89 2813956,9 1202146,6 3838604,22 23820445,35
700 7283619,94 132140,39 4787608,15 3729237,26 426633,56 1762095,13 5358504,81 3126658,77 1521038,62 4078932,71 32206469,34
Lampiran 5. Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan Total
Permintaan Antara
Permintaan Akhir
Total Permintaan
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Persen
Persen
Persen
742.156
62,12
2.370.879
65,99
3.113.035
65,03
76.769
6,43
916.284
25,50
993.053
20,74
107.666
9,01
269.731
7,51
377.396
7,88
268.069
22,44
36.055
1,00
304.125
6,35
1.194.660
100,00
3.592.948
100,00
4.787.609
100,00
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 6. Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan Total
Konsumsi Rumah Tangga Jumlah
Persen
Konsumsi Pemerintah Jumlah
Persen
2.037.032
67,39
0
0,00
910.170
30,11
0
0,00
42.347
1,40
0
0,00
33.386
1,10
0
0,00
3.022.935
100,00
0
0,00
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 7. Struktur Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Stok dan Investasi Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor
Pembentukan Modal Tetap Bruto Jumlah
Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau
Perubahan Stok
Persen
Jumlah
Investasi
Persen
Jumlah
Persen
0
0,00
21.194
72,29
21.194
68,26
1.184
68,36
1.186
4,05
2.370
7,64
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture
548
31,64
6.719
22,92
7.267
23,40
Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
0
0,00
218
0,74
218
0,70
1.732
100,00
29.318
100,00
31.049
100,00
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
Total
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 8. Struktur Ekspor dan Impor Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau
Ekspor (E) Jumlah
Impor (M)
Persen
Jumlah
Ekspor Netto
Persen
Jumlah
312.652
58,01
1.353.485
51,94
(1.040.833)
3.744
0,70
921.139
35,35
(917.395)
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture
220.117
40,84
40.915
1,57
179.202
Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
2.451
0,45
290.269
11,14
(287.818)
538.964
100,00
2.605.808
100,00
(2.066.844)
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
Total
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah) Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan negatif
Lampiran 9. Struktur Nilai Tambah Bruto Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan Total
Indirect Tax
Nilai Tambah Bruto Jumlah Persen
Upah & Gaji (UG)
Surplus Usaha (SS)
Penyusutan
162.767
267.560
40.548
34.383
505.259
65,15
9.552
15.099
3.038
1.364
29.053
3,74
70.716
139.897
21.465
4.133
236.210
30,46
1.980
2.261
511
264
5.016
0,65
245.016
424.817
65.561
40.143
775.537
100,00
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 10. Struktur Output Subsektor Agroindustri Kabupaten Ciamis Tahun 2008 (Juta Rupiah) Sektor Industri Makanan dan Minuman serta Tembakau
Nilai Output Sektoral
Persen
3.113.035
65,03
Industri Tekstil, Pakaian Jadi, Kulit dan Alas Kaki
993.053
20,74
Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Furniture
377.396
7,88
Industri Kertas dan Barang-barang Kertas, Percetakan dan Penerbitan
304.125
6,35
4.787.609
100,00
Total
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 11. Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 13 Sektor Sektor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
TOTAL
1
0,06283
0,00000
0,27465
0,00222
0,05714
0,00074
0,00170
0,00000
0,02005
0,01760
0,00000
0,00000
0,00841
0,44534
2
0,00000
0,06603
0,00002
0,00000
0,00001
0,00000
0,00980
0,13485
0,00355
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,21426
3
0,05252
0,00000
0,03246
0,00052
0,00078
0,00019
0,00040
0,00000
0,00000
0,04152
0,00053
0,00267
0,00686
0,13845
4
0,00022
0,00001
0,00014
0,01931
0,00153
0,00004
0,00045
0,00008
0,00189
0,00387
0,00163
0,00098
0,00553
0,03568
5
0,00002
0,00000
0,00008
0,00001
0,06343
0,00003
0,00034
0,00000
0,04588
0,00005
0,00000
0,00001
0,00022
0,11007
6
0,00002
0,00000
0,00097
0,00018
0,00048
0,01711
0,00034
0,00085
0,00104
0,01362
0,00114
0,00756
0,04115
0,08446
7
0,03620
0,00225
0,00426
0,00894
0,03157
0,00207
0,03035
0,12550
0,44987
0,02850
0,18780
0,00955
0,09448
1,01134
8
0,00029
0,00000
0,00055
0,00194
0,00363
0,00168
0,00269
0,00861
0,00072
0,02175
0,00334
0,00411
0,01142
0,06073
9
0,00290
0,00076
0,00032
0,00008
0,00013
0,00001
0,00017
0,00026
0,00078
0,00034
0,00241
0,05867
0,02123
0,08806
10
0,02927
0,01719
0,08082
0,00713
0,07778
0,00387
0,01063
0,07588
0,15540
0,03797
0,04226
0,00781
0,06292
0,60893
11
0,00443
0,00459
0,00427
0,00115
0,01569
0,00148
0,00198
0,00301
0,01292
0,04760
0,05180
0,02157
0,03314
0,20363
12
0,00616
0,00070
0,00333
0,00154
0,01115
0,00153
0,00265
0,00685
0,01735
0,07668
0,04891
0,11144
0,02963
0,31792
13
0,00228
0,00020
0,00105
0,00015
0,00237
0,00030
0,00043
0,00781
0,00754
0,01203
0,09038
0,04415
0,03963
0,20832
TOTAL
0,19714
0,09173
0,40292
0,04317
0,26569
0,02905
0,06193
0,36370
0,71699
0,30153
0,43020
0,26852
0,35462
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah) Keterangan : - Ketentuan sektor 1 sampai 13 sesuai dengan Lampiran 2. - Nilai total vertikal merupakan nilai keterkaitan langsung ke belakang. - Nilai total horizontal merupakan nilai keterkaitan langsung ke depan.
Lampiran 12. Matriks Koefisien Teknis Klasifikasi 10 Sektor Sektor 1 2 3 4 5 6 7 0,06283 0,00000 0,18360 0,00170 0,00000 0,02005 0,01760 1 0,00000 0,06603 0,00002 0,00980 0,13485 0,00355 0,00000 2 0,05279 0,00001 0,03236 0,00154 0,00093 0,04881 0,05906 3 0,03620 0,00225 0,00724 0,03035 0,12550 0,44987 0,02850 4 0,00029 0,00000 0,00115 0,00269 0,00861 0,00072 0,02175 5 0,00290 0,00076 0,00023 0,00017 0,00026 0,00078 0,00034 6 0,02927 0,01719 0,06041 0,01063 0,07588 0,15540 0,03797 7 0,00443 0,00459 0,00434 0,00198 0,00301 0,01292 0,04760 8 0,00616 0,00070 0,00346 0,00265 0,00685 0,01735 0,07668 9 0,00228 0,00020 0,00092 0,00043 0,00781 0,00754 0,01203 10 TOTAL 0,19715 0,09173 0,29373 0,06194 0,36370 0,71699 0,30153 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah) Keterangan : - Ketentuan sektor 1 sampai 10 sesuai dengan Lampiran 2. - Nilai total vertikal merupakan nilai keterkaitan langsung ke belakang. - Nilai total horizontal merupakan nilai keterkaitan langsung ke depan.
8 0,00000 0,00000 0,00329 0,18780 0,00334 0,00241 0,04226 0,05180 0,04891 0,09038 0,43019
9 0,00000 0,00000 0,01122 0,00955 0,00411 0,05867 0,00781 0,02157 0,11144 0,04415 0,26852
10 TOTAL 0,00841 0,29419 0,00000 0,21425 0,05376 0,26377 0,09448 0,97174 0,01142 0,05408 0,02123 0,08775 0,06292 0,49974 0,03314 0,18538 0,02963 0,30383 0,03963 0,20537 0,35462
Lampiran 13. Matriks Kebalikan Leontief Terbuka Klasifikasi 13 Sektor Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 1,08583 0,00069 0,31116 0,00292 0,06961 0,00104 0,00248 0,00320 1 0,00072 1,07082 0,00073 0,00043 0,00144 0,00030 0,01129 0,14745 2 0,06076 0,00091 1,05482 0,00108 0,00876 0,00047 0,00112 0,00405 3 0,00050 0,00012 0,00070 1,01973 0,00218 0,00007 0,00055 0,00059 4 0,00024 0,00005 0,00023 0,00002 1,06785 0,00005 0,00040 0,00014 5 0,00095 0,00036 0,00279 0,00036 0,00235 1,01753 0,00062 0,00272 6 0,04616 0,00503 0,02363 0,01060 0,04742 0,00313 1,03318 0,13773 7 0,00149 0,00050 0,00310 0,00223 0,00636 0,00186 0,00312 1,01118 8 0,00402 0,00104 0,00234 0,00027 0,00199 0,00017 0,00048 0,00168 9 0,04020 0,01988 0,09999 0,00823 0,09230 0,00453 0,01239 0,08592 10 0,00796 0,00633 0,01186 0,00178 0,02362 0,00192 0,00302 0,00935 11 0,01205 0,00300 0,01572 0,00267 0,02367 0,00230 0,00443 0,01669 12 0,00451 0,00122 0,00504 0,00058 0,00737 0,00068 0,00114 0,01107 13 TOTAL 1,26539 1,10995 1,53211 1,05090 1,35492 1,03405 1,07422 1,43177 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
9 0,03167 0,00981 0,00976 0,00311 0,04936 0,00466 0,48147 0,00654 1,00370 0,17639 0,02604 0,03913 0,01482 1,85646
Keterangan : - Ketentuan sektor 1 sampai 13 sesuai dengan Lampiran 2. - Nilai total vertikal merupakan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang. - Nilai total horizontal merupakan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan.
10 0,03421 0,00407 0,04754 0,00453 0,00042 0,01646 0,05297 0,02418 0,00674 1,05308 0,05657 0,09571 0,02333 1,41981
11 0,00396 0,00339 0,00436 0,00278 0,00055 0,00703 0,22378 0,00700 0,00885 0,05917 1,06348 0,06809 0,10420 1,55664
12 0,00424 0,00175 0,00497 0,00177 0,00337 0,01157 0,05587 0,00628 0,06781 0,02717 0,03027 1,13295 0,05591 1,40393
13 0,01530 0,00355 0,01189 0,00646 0,00153 0,04551 0,12762 0,01462 0,02516 0,07935 0,04258 0,04541 1,04879 1,46777
TOTAL 1,56631 1,25575 1,21049 1,04309 1,12421 1,11291 2,24859 1,08846 1,12425 1,75860 1,28478 1,46182 1,27866
Lampiran 14. Matriks Kebalikan Leontief Terbuka Klasifikasi 10 Sektor Sektor 1 2 3 4 5 6 7 1,08012 0,00070 0,20715 0,00265 0,00348 0,03863 0,03378 1 0,00072 1,07082 0,00069 0,01129 0,14745 0,00978 0,00408 2 0,06198 0,00145 1,04977 0,00270 0,00756 0,06559 0,06918 3 0,04604 0,00504 0,02140 1,03318 0,13777 0,48036 0,05320 4 0,00149 0,00050 0,00309 0,00312 1,01118 0,00639 0,02421 5 0,00398 0,00104 0,00173 0,00049 0,00168 1,00370 0,00674 6 0,03877 0,01989 0,07379 0,01244 0,08604 0,17580 1,05329 7 0,00786 0,00633 0,00999 0,00302 0,00937 0,02545 0,05664 8 0,01189 0,00300 0,01270 0,00443 0,01671 0,03867 0,09578 9 0,00446 0,00122 0,00399 0,00115 0,01108 0,01468 0,02335 10 TOTAL 1,25731 1,10999 1,38430 1,07447 1,43232 1,85905 1,42025 Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
8 0,00558 0,00340 0,01496 0,22392 0,00701 0,00886 0,05971 1,06354 0,06817 0,10423 1,55938
9 0,00688 0,00175 0,02194 0,05601 0,00629 0,06783 0,02788 0,03033 1,13304 0,05594 1,40789
Keterangan : - Ketentuan sektor 1 sampai 10 sesuai dengan Lampiran 2. - Nilai total vertikal merupakan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang. - Nilai total horizontal merupakan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan.
10 0,02483 0,00356 0,06684 0,12845 0,01468 0,02523 0,08253 0,04295 0,04589 1,04895 1,48391
TOTAL 1,40380 1,25354 1,36197 2,18537 1,07796 1,12128 1,63014 1,25548 1,43028 1,26905
Lampiran 15. Forward Open Total Requirements Klasifikasi 13 Sektor Sectors 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Average
Row Total 0,20689 0,82600 0,23840 0,07731 0,28529 0,88145 0,64300 0,47439 0,11896 0,27146 0,21432 0,63057 0,15080 5,01884 0,38606
Row Standard Coefficient Mean Deviation Variation 0,01591 0,03495 2,19608 0,06354 0,13545 2,13183 0,01834 0,03761 2,05086 0,00595 0,00871 1,46491 0,02195 0,06033 2,74919 0,06780 0,15927 2,34905 0,04946 0,06874 1,38974 0,03649 0,07679 2,10425 0,00915 0,01838 2,00898 0,02088 0,02082 0,99708 0,01649 0,02577 1,56333 0,04851 0,07779 1,60364 0,01160 0,02076 1,78939 0,38607 0,74537 24,39833 0,02970 0,05734 1,87679
Forward Linkage 0,53589 2,13954 0,61752 0,20024 0,73896 2,28316 1,66553 1,22879 0,30813 0,70314 0,55513 1,63334 0,39062 13,00000 1,00000
Forward Spread 1,17012 1,13589 1,09275 0,78054 1,46483 1,25163 0,74049 1,12119 1,07043 0,53127 0,83298 0,85446 0,95343 13,00000 1,00000
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 16. Backward Open Total Requirements Klasifikasi 13 Sektor Sectors 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Average
Column Total 0,19714 0,09173 0,40292 0,04316 0,26569 0,02907 0,06193 0,36370 0,71700 0,30153 0,43019 0,26851 0,35462 3,52719 0,27132
Column Standard Coefficient Backward Backward Mean Deviation Variation Linkage Spread 0,01516 0,02228 1,46896 0,72659 0,84025 0,00706 0,01834 2,59865 0,33809 1,48644 0,03099 0,07669 2,47445 1,48500 1,41540 0,00332 0,00558 1,67931 0,15907 0,96058 0,02044 0,02783 1,36187 0,97925 0,77900 0,00224 0,00461 2,06266 0,10713 1,17985 0,00476 0,00845 1,77393 0,22827 1,01470 0,02798 0,04976 1,77852 1,34048 1,01732 0,05515 0,12584 2,28168 2,64260 1,30514 0,02319 0,02284 0,98453 1,11134 0,56316 0,03309 0,05484 1,65713 1,58553 0,94789 0,02065 0,03287 1,59128 0,98965 0,91022 0,02728 0,02766 1,01406 1,30701 0,58005 0,27131 0,47759 22,72703 13,00001 13,00000 0,02087 0,03674 1,74823 1,00000 1,00000
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Lampiran 17. Forward Open Total Requirements Klasifikasi 10 Sektor Sectors 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Average
Row Total 0,20689 0,82600 0,24953 0,64300 0,47439 0,11896 0,27146 0,21432 0,63057 0,15080 3,78592 0,37859
Row Standard Coefficient Mean Deviation Variation 0,02069 0,04006 1,93644 0,08260 0,15071 1,82460 0,02495 0,02996 1,20064 0,06430 0,07243 1,12646 0,04744 0,08543 1,80079 0,01190 0,02036 1,71111 0,02715 0,02155 0,79370 0,02143 0,02776 1,29508 0,06306 0,08399 1,33202 0,01508 1,50665 0,02272 0,37860 0,55497 14,52749 0,03786 0,05550 1,45275
Forward Linkage 0,54646 2,18177 0,65910 1,69840 1,25305 0,31421 0,71702 0,56609 1,66557 0,39833 10,00000 1,00000
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Forward Spread 1,33295 1,25596 0,82646 0,77540 1,23957 1,17784 0,54634 0,89147 0,91690 1,03710 9,99999 1,00000
Lampiran 18. Backward Open Total Requirements Klasifikasi 10 Sektor Sectors 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Average
Column Total 0,19714 0,09173 0,29373 0,06193 0,36370 0,71700 0,30153 0,43019 0,26851 0,35462 3,08008 0,30801
Column Standard Coefficient Backward Backward Mean Deviation Variation Linkage Spread 0,01971 0,02377 1,20582 0,64005 0,81900 0,00917 0,02066 2,25197 0,29782 1,52955 0,02937 0,05760 1,96104 0,95364 1,33195 0,00619 0,00925 1,49380 0,20108 1,01460 0,03637 0,05442 1,49638 1,18082 1,01635 0,07170 0,14081 1,96388 2,32785 1,33388 0,03015 0,02522 0,83629 0,97897 0,56801 0,04302 0,05946 1,38222 1,39668 0,93881 0,02685 0,03553 1,32314 0,87177 0,89868 0,03546 0,02867 0,80854 1,15133 0,54917 0,30799 0,45539 14,72308 10,00001 10,00000 0,03080 0,04554 1,47231 1,00000 1,00000
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Lampiran 19. Multiplier Output Klasifikasi 13 Sektor Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Initial 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
First 0,19714 0,09173 0,40292 0,04316 0,26569 0,02907 0,06193 0,36370 0,71700 0,30153 0,43019 0,26851 0,35462
Indust 0,06824 0,01823 0,12920 0,00775 0,08921 0,00499 0,01229 0,06807 0,13947 0,11828 0,12645 0,13541 0,11314
Cons’m 0,23738 0,08213 0,18654 0,02034 0,37849 0,01359 0,03051 0,11730 0,36519 0,33726 0,31257 0,19288 0,80548
Total 1,50276 1,19209 1,71866 1,07125 1,73339 1,04765 1,10473 1,54907 2,22165 1,75707 1,86921 1,59681 2,27324
Elasticity 0,90166 0,20742 0,18431 0,00660 1,04438 0,00919 0,11044 0,00000 1,82442 0,60682 0,90680 0,30061 1,55263
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Type I 1,26538 1,10996 1,53211 1,05091 1,35490 1,03406 1,07423 1,43177 1,85647 1,41981 1,55664 1,40393 1,46776
Type II 1,50276 1,19209 1,71866 1,07125 1,73339 1,04765 1,10473 1,54907 2,22165 1,75707 1,86921 1,59681 2,27324
Lampiran 20. Multiplier Pendapatan Klasifikasi 13 Sektor Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Initial 0,12088 0,04241 0,05229 0,00962 0,18738 0,00651 0,01400 0,04136 0,16190 0,16596 0,11877 0,06385 0,44381
First 0,01812 0,00649 0,04965 0,00219 0,03600 0,00137 0,00363 0,02474 0,04943 0,02798 0,05961 0,04057 0,04083
Indust 0,00726 0,00171 0,01301 0,00073 0,00984 0,00050 0,00116 0,00618 0,01369 0,01387 0,01423 0,01443 0,01168
Cons’m 0,02680 0,00927 0,02106 0,00230 0,04272 0,00153 0,00344 0,01324 0,04122 0,03807 0,03528 0,02177 0,09092
Total 0,17307 0,05988 0,13600 0,01483 0,27594 0,00991 0,02224 0,08552 0,26624 0,24588 0,22788 0,14062 0,58724
Elasticity 0,85900 0,24564 0,27895 0,00949 0,88727 0,01336 0,15884 0,00000 1,35045 0,51166 0,93084 0,41460 0,90374
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 13 Sektor (diolah)
Type I 1,21001 1,19318 2,19840 1,30303 1,24463 1,28621 1,34284 1,74742 1,38987 1,25216 1,62168 1,86132 1,11832
Type II 1,43167 1,41176 2,60113 1,54173 1,47264 1,52183 1,58883 2,06753 1,64448 1,48155 1,91876 2,20230 1,32319
Lampiran 21. Multiplier Output Klasifikasi 10 Sektor Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Initial 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000 1,00000
First 0,19714 0,09173 0,29373 0,06193 0,36370 0,71700 0,30153 0,43019 0,26851 0,35462
Indust 0,06016 0,01826 0,09059 0,01254 0,06863 0,14205 0,11872 0,12918 0,13936 0,12928
Cons’m 0,23710 0,08265 0,15595 0,03073 0,11830 0,35773 0,34065 0,31554 0,19502 0,81683
Total 1,49440 1,19265 1,54026 1,10520 1,55064 2,21678 1,76090 1,87492 1,60290 2,30073
Elasticity 0,89664 0,20752 0,18338 0,11049 0,00000 1,82042 0,60814 0,90957 0,30176 1,57141
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Type I 1,25730 1,10999 1,38432 1,07447 1,43233 1,85905 1,42026 1,55937 1,40788 1,48390
Type II 1,49440 1,19265 1,54026 1,10520 1,55064 2,21678 1,76090 1,87492 1,60290 2,30073
Lampiran 22. Multiplier Pendapatan Klasifikasi 10 Sektor Sector 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Initial 0,12088 0,04241 0,05118 0,01400 0,04136 0,16190 0,16596 0,11877 0,06385 0.44381
First 0,01807 0,00649 0,03521 0,00362 0,02478 0,04331 0,02870 0,05973 0,04094 0,04286
Indust 0,00627 0,00172 0,00914 0,00120 0,00632 0,01391 0,01399 0,01478 0,01466 0,01366
Cons’m 0,02737 0,00954 0,01800 0,00355 0,01366 0,04130 0,03932 0,03643 0,02251 0,09429
Total 0,17260 0,06017 0,11352 0,02237 0,08612 0,26041 0,24798 0,22970 0,14197 0,59462
Elasticity 0,85668 0,24682 0,26410 0,15976 0,00000 1,32087 0,51601 0,93827 0,41857 0,91509
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
Type I 1,20137 1,19357 1,86646 1,34458 1,75194 1,35339 1,25721 1,62737 1,87083 1,12734
Tipe II 1,42780 1,41852 2,21822 1,59800 2,08212 1,60846 1,49415 1,93408 2,22342 1,33891
Lampiran 23. Banyaknya Proyek dan Nilai Investasi PMA yang disetujui Menurut Sektor di Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2010 2009 No.
Sektor
Proyek (Unit)
2010
Investasi (Rupiah)
Proyek (Unit)
Investasi (Rupiah)
1
Pertanian
1
79.942.500.000
0
0
2
Pertambangan dan Penggalian
0
0
0
0
Agroindustri Non Agroindustri
0 1
0 9.039.250.000
1 0
2.000.000.000 0
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
0
0
0
0
5
Bangunan
0
0
0
0
6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
0
0
0
0
7
Pengangkutan dan Komunikasi
0
0
0
0
6.270.000.000
0
0
4.702.500.000
0
0
99.954.250.000
1
2.000.000.000
Industri Pengolahan 3
Keuangan, Persewaan 1 dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa 2 Total 5 Sumber : BPPT Kabupaten Ciamis, 2011 8
Lampiran 24. Banyaknya Proyek dan Nilai Investasi PMDN yang disetujui Menurut Sektor di Kabupaten Ciamis Tahun 2009-2010 2009 No
Sektor
Proyek (Unit)
2010
Investasi (Rupiah)
Proyek (Unit)
1
Pertanian
1
300.000.000
2
Pertambangan dan Penggalian
0
0
6 0 0
Investasi (Rupiah) 2
795.000.000
2.500.000.000 0
9 0
5.328.715.000 0
0
0
0
Industri Pengolahan 3
4
Agroindustri Non Agroindustri Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Bangunan
12 11.610.000.000
12 12.105.000.000
6
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
18 11.309.500.000
19 11.804.500.000
7
Pengangkutan dan Komunikasi
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9
1
1.000.000.000
2
1.495.000.000
0 0
0 0
0 0
0 0
Jasa-jasa Total 38 26.719.500.000 Sumber : BPPT Kabupaten Ciamis, 2011
44 31.528.215.000
Lampiran 25. Realisasi dan Proyeksi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ciamis Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) Realisasi No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Bangunan
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7 8
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9
Jasa-jasa PDRB
Sumber: Bappeda Kabupaten Ciamis, 2011 Keterangan : * proyeksi data sementara
Proyeksi
2009
2010
2011*
2012*
2013*
2014*
2.146.691.759
2.206.873.798
2.269.920.099
2.337.046.973
2.404.173.847
2.472.300.721
23.818.103
24.258.160
24.715.420
25.270.515
25.755.610
26.260.705
496.904.521
529.482.654
557.994.517
588.637.789
631.281.061
681.924.332
44.529.278
46.602.676
47.749.072
49.852.559
52.086.046
54.469.534
388.422.838
394.451.634
404.840.691
416.908.196
429.475.701
443.043.206
1.840.447.541
1.970.731.949
2.113.350.169
2.276.840.640
2.455.331.110
2.648.821.581
590.011.625
610.666.893
638.048.481
670.792.181
706.035.881
743.279.581
384.009.540
407.603.033
437.027.877
470.554.651
501.081.425
532.108.199
1.156.205.275
1.235.809.836
1.324.871.584
1.427.699.362
1.537.477.139
1.668.254.917
7.071.040.480
7.426.480.633
7.818.517.910
8.263.602.865
8.742.697.821
9.270.462.776
Lampiran 26. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ciamis Realisasi No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Bangunan
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9
Jasa-jasa PDRB
Sumber: Bappeda Kabupaten Ciamis, 2011 Keterangan : * proyeksi data sementara
2006
2007
2008
Proyeksi 2009
2010
2011*
2012*
2013*
2014*
(0,60)
1,76
1,97
2,01
2,80
2,86
2,96
2,87
2,83
4,05
3,24
1,53
0,10
1,85
1,88
2,25
1,92
1,96
5,02
4,99
5,08
7,23
6,56
5,38
5,49
7,24
8,02
3,23
3,39
6,10
9,34
4,66
2,46
4,41
4,48
4,58
2,87
2,02
2,90
2,91
1,55
2,63
2,98
3,01
3,16
6,55
7,19
6,70
7,36
7,08
7,24
7,74
7,84
7,88
7,90
6,38
3,97
3,84
3,50
4,48
5,13
5,25
5,28
1,51
4,89
6,62
4,79
6,14
7,22
7,67
6,49
6,19
8,54
9,22
8,97
6,94
6,88
7,21
7,76
7,69
8,51
3,84
5,01
4,95
4,91
5,03
5,28
5,69
5,80
6,04
Lampiran 27. Dampak Pembentukan Output dan PDRB Sebelum dan Sesudah Adanya Investasi di Sektor Agroindustri No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Agroindustri Non Agroindustri Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total
Sebelum 1.257.300 1.109.990 1.384.320 1.074.470 1.432.330 1.859.050 1.420.260 1.559.370
Output Sesudah 21.939.678.475 134.249.581 102.459.835.649 3.801.756.926 632.142.012 356.284.830 9.812.638.123 2.265.122.540
1.407.880 1.483.900 13.988.870
1.933.935.912 1.363.796.132 144.699.440.180
Sumber : Tabel Input-Output Kabupaten Ciamis Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor (diolah)
PDRB Sebelum Sesudah 1.201.370 2.652.144.932 1.193.570 5.694.191 1.866.460 5.243.600.130 1.344.580 53.221.995 1.751.940 26.146.084 1.353.390 57.682.709 1.257.210 1.628.543.778 1.627.370 269.017.783 1.870.830 1.127.340 14.594.060
123.485.344 605.263.981 10.664.800.927
7