ANALISIS PERANAN PIALANG REASURANSI TERHADAP ASURANSI SYARIAH
( Studi pada PT. Asiare Binajasa)
Skripsi Diajukan unruk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
: ···,.·2:z~··:··-;'.· ·.··:;--5,e~.···.······· . ·········~····· 12G.. ;155· ... ' ....OJ ..:::.V.. ..... ::: ..........'?.! ............................ '"'·······-· .. ····
Oleh: AHMADFAUZI NIM: I 03046228365
KONSENTRASIASURANSISYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M / 1429 H
ANALISIS PERANAN PIALANG REASURANSI TERHADAP ASURANSI SYARIAii ( Studi pada PT. Asiare Binajasa )
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh: AHMADFAUZI NIM 1030462286356
Di Bawah Bimbingan,
Pembimbing I
Pembimbing II
~
Prof. Dr. Hassanuddin AF, MA
Muh~
NIP. 150 050 917
NIP. 150 290 159
KONSENTRASI ASURANSI SYARI' AH PROGRAM STUDI MU' AMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 HI 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "Analisis Pcranan Pialang Rcasuransi Terhadap Asuransi Syariah "(Studi Pada PT. Asiarc Biuajasa) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifI-lidayatullah Jakarta, pada tanggal 22 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam pacla Program Studi Muamalat.
Jakarta,Juni 2008 M Ji.unaclil 'awal 1429 I-I Mengesahkan Dekan,
Prof. r. I-I. Muhammad Amin Suma SI-I.. MA.MM NIP. 150 210 422
<
PANITIA UJIAN Ketua
Enis Amalia, M.Ag NIP. 150 210 422
Sekretaris
Ah. Azharudclin Lathif, M.Ag NIP.150318308
Pembimbing I
ProC Dr. H. J-Ia 0sanucldin AF MA NIP. 150 050 917
Pembimbing II
Muhammad Taufiki, M.Ag NIP. 150 290 159
Penguji I
AM.Hasai~NIP. 150 370 226
Penguji II
Dr. Yavan Sopyan, M.6g NIP. 150 277 991
""""
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya meyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupaka hasil karya asli saya yang diajuka untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sumber yang saya cantumkan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
..
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari lerbukti bahwa hasil karya asli saya adalah merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2008 M Jumadil 'awal 1429 H
Ahamad Fauzi
Ahstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pialang reasuransi pada proses Sharing of risk dalam Reasuransi syariah, rnengelahui mekanisme ke1:ja Pialang
Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company), mengetahui Penman dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi terhadap Asuransi Syariah, serta menganalisis peran pialang reasuransi dalam ha! ini PT. Asiare Binajasa terhadap asuransi syariah terutama di Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif digunakan dalam penelitian karena ada beberapa data yang dikumpulkan berupa kata-kata se1ia gambar, seperti model mekanisme pembayaran premi dan bagaiman aplikasi mekanisme pembayaran pembayaran jika terjadinya klaim asuransi melalui perusahaan PT. Asiare Binajasa. Berdasarkan temuan penelitian, pada proses Sharing of risk dalam Reasuransi syariah sebgai fasilitator antara ceding company dengan reasuradur. Untuk mekanisme ke1ja Pialang Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company) pialang reasuransi harus bersikap propesional sehingga aspek efesiensi dan efektif baik dalam hal pembayaran premi ataupun dalam hal pengajuan klaim. Sedangkan peran pialang reasuransi dalam hal ini
PT. Asiare Binajasa terhadap asuransi syariah, pialang
reasuransi syariah sangatlah mnguntungkan kedua belah pihak baik ceding company maupun pihak reasuransinya, khususnya ceding company karena mendapatkan jasa dari pialang reasuransi, sepe1ii: Konsultasi, seleksi pasar, Negosiasi dan pengawasan kontrak yang sangat berguna bagi ceding company
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Jlahi Rabbi yang telah melimpahkan segala rahmatNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik - baiknya, meskipun terdapat banyak kekurangan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah memberi petunjuk kepada umatNya menuju kehidupan yang bahagia didunia maupun akhirat. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemui hambatan dan cobaan. Namun, penulis berusaha menghadapinya dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT., serta berkat do'a dan dnkungan orang tua, keluarga, sahabat serta teman-teman, segala hambatan dan cobaan dapat penulis hadapi. Karena itulah, dari lubnk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak terhingga kepada segenap pihak yang telah membantu dan memberikan dnkungan baik moriil maupun materiil dalam penyelesaian skripsi !Ill.
Sebagai rasa synkur, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. Dekan Fakultas
Syari'ah dan Hnkum Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah (UIN) Jakarta. 2. Ketua Program Studi Mu'amalat, Ibu Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag selaku Sekretaris Progran1 Studi Mu'amalat serta
II
seluruh dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta. 3. Bapak Prof. Dr. H. Hasanuddin AF. selaku pembimbing I dan Bapak H. Muhammmad Taufiki, M.Ag sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan waktu luang, tenaga serta pikiran untuk memberikan ilmu, pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan bapak. 4. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta dan Perpusatakaan Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam memenuhi studi pustaka. 5. Bapak M. Dede Kurniadi selaku Junior Manager PT. Asiare Binajasa yang telah membantu proses kelancaran dalam memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian ini. 6. Orang tua tercinta Mama, Bapa yang tiada mengeluh dan merasakan lelah telah banyak mencurahkan rasa kasih dan sayangnya, hingga penulis mampu melewati kerikil-kerikil
kehidupan.
Semoga
Allah
selalu memberikan
kesehatan,
ketabahan, rejeki se1ia umur yang panjang untuk kalian. Do'a serta ketulusan ataupun keikhlasan kalian sangat berarti bagi kami. Serta keluarga tercinta terima kasih dukungan, motivasi serta perhatian secara moril serta materil yang tak terhingga dan tiada pernah henti kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
iii
7. Orang-orang terdekat penulis Ulfa, Ijah, yang selalu setia memberikan do'a, dukungan, serta motivasi dan Ghothi yang selalu memberikan nasihat, serta bantuan yang diberikan yang sangat berarti kepada penulis. 8. Rekan-rekan sepe1juangan di UIN khususnya Asuransi Syariah angkatan tahun 2003 yang telah membantu dalan1 penyusunan skripsi ini Ella, Lana, Edi, Udin, Sueb, Aam, Mala, Mine, Ayu, V3, Q2, Nu2, Omi, Muaw, Qorib, Iin, Ayip, Adjie, Ari, Maul, Enur, Vivi, Indi, Iiz, Iponk, YongQ, Komeng, dan Omen, Yasir, Ifdhol, luri Terima kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis lupakan, semoga silaturrahmi kita dapat terus terjalin. Serta kepada seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu atas semua bantuan dan masuk=ya kepada penulis. Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Lebih dari ucapan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT., semoga senantiasa memberikan sinar terang kepada seluruh hambanya, dan semoga aktivitas penulis selalu diberkahi-Nya serta penulis selalu diberikan hidayah-Nya. Akhir kata, penulisan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Jakarta, Juni 2008 M Jumadil 'awal 1429 H
Penulis
DAFTARISI LEMBARPERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ....................................................................................... . DAFTAR ISi ....................................................................................................... BABI
iv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ...................... .. ... ... .. ...... ........ ... ...... .. ... ..
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............. .. ... ... .. ... ...................... ... ..
6
D. Penelitian Terdahulu ......................................................................
8
E. Kerangka Teori ..............................................................................
9
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan .......................................
11
G. Sistematika Penulisan ....................................................................
13
BAB II SEPUTAR PIALANG REASURANSI DAN REASURANSI SYARIAH A. Definisi Reasuransi syariah ....... .............. ............ ................ ...........
16
B. Tujuan dan Fungsi Reasuransi ........................................................
22
C. Metode Penempatan dan Bentuk-Bentuk Reasuransi .....................
25
D. Perbedaan Reasuransi Dengan Retakaful .......................................
40
E. Definisi Pialang Reasuransi .......... .............. ...... ........... ......... ........
43
F. Perbedaan Pialang Reasuransi Dengan Pialang Asuransi...............
48
G. Kedudukan, Hak dan Kewajiban Pialang Reasuransi.....................
49
H. Manfaat Pialang Reasuransi Bagi Kepentingan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi ...... ............. ............. .............. ..... ..... ...
52
I.
Landasan hukum Pialang Reasuransi dan Reasuransi Syariah di Indonesia ... ... ..... ... ... ... .................... ........... ...... .. ......... .............. ......
BAB III
BAB IV
54
GAMBARAN UMUM PT. ASIARE BINAJASA A. Sejarah Berdirinya Sejarah Berdiri PT. Asiare Binajasa ..............
58
B. Profil Perusahaan ..........................................................................
59
C. Daftar Perusahaan Asuransi Rekanan .. ..... ..... ............. .. ... .. ... ... ... ..
60
D. Hubungan dengan Perusahaan Reasuransi ....................................
61
E. Jenis-Jenis Asuransi yang ditangani oleh PT.Asiare Binajasa .....
62
F. Pertumbuhan/Perkembangan Usaha PT. Asiare Binajasa ............
64
G. Bussines Plain ...............................................................................
65
PERANAN PIALANG REASURANSI TERHADAP ASURANSI SYARIAH A. Peran Broker Reasuransi Pada Proses Sharing ofRisk dalam Retakaful ... ........... ... ..... .................... ... ..... ... ...... ...... .. .............. ......
72
B. Mekanisme Kerja Pialang Reasuransi Dalam Melindungi Tertangung (Ceding Company) ....................................................
75
C. Analsisi Peranan dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi terhadapAsuransi Syariah ...................
BABY
78
PENUTUP ........................................................................................ . A. Kesimpulan ... ..... ........ ... ........... ... ........ ...... ...... ................... ... .......
85
B. Saran ............................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ .
87
HABI PENDAHULUAN
A.
latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang mayoritasnya berpenduduk muslim, merupakan
peluang yang sangat baik bagi perkembangan lembaga keuangan yang menjalankan operasinya berdasarkan syariah. Gagasan untuk mendirikan lembaga keuangan syariah di Indonesia sebenarnya sudah dapat diselusuri jejaknya, yaitu muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Namun, karena beberapa ha! yang menyebabkan terhambatnya teralisasi ide tersebut. Akhirnya gagasan mengenai bank syariah muncul lagi sejak t.ahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi Iiberalisasi dunia perbankan. Para ulama waktu itu berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, namun tidak ada satupun yang dapat dirujuk, kecuali bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar
0%. Setelah ada rekomendasi dari lokakarya ulama
tentang bunga dan perbankan di Cisarua, Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990, yang kemudian dibahas lebih mendalam di Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 22-25 Agustus 1991, maka dibentuklah
kelompok kerja untuk mendirikan bank
syariah di Indonesia 1•
1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keungan Syariah ,(Yogyakarta:.Ekonisa, 2004) H.31
2
Maka berdirilah lembaga keuangan syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia sebagai hasil kerja tim perbankan MUI tersebut. Pendirian BMI yang diprakasai MUI serta didukung oleh sekelompok pengusaha dan cendikiawan muslim. Pada tanggal l Mei 1992, bank muamalat Indonesia (BMI) mulai beroperasi, yang kemudian pula diikuti dengan kemunculan Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Dan pada tahun-tahun berikutnya banyak bank konvensional
yang membuka cabang syarial1. Hal itu terbukti dengan berdirinya 4 unit Bank Umum syariah, yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega Syariah, Bank Persyarikatan Indonesia. 14 Unit Usaha Syariah Bank Umum, yaitu·Bank IFI Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank BRl Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank BII Syariah, Bank HSBC Amanah Syariah, Bank Niaga Syariah, Bank Permata Syariah, Bank BTN Syariah, Bank Ekspor Indonesia Syariah, Bank BTPN Syariah, Bank Lippo Salam, ABN Amro Bank Syariah. 15 Unit Usaha Syariah BPD, yaitu: Bank Jabar Syariah, Bank DK.I Syariah, Bank Riau Syariah, Bank Sumut Syariah, BPD Aceh Syariah, BPD Kalsel Syariah BPD NIB Syariah, Bank Sumsel Syariah, Bank Kalbar Syariah BPD DIY Syariah,BPD Kaltim Syariah, Bank Nagari Syariah (BPD Sumbar), Bank Jatim Syariah, Bank Sulsel Syariah, Bank Jateng Syariah. 6 Bank Kustodian Syariah, yaitu:Deutsche Bank, Kustodian Bank HSBC, Kustodian Bank Niaga, Citibank, N.A. Indonesia,Kustodian Bank Bukopin, Standard
3
Chartered Bank2. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank-bank syariah di Indonesia, menyebabkan perkembangan dunia perasuransian di Indonesia, khususnya asuransi syariah, mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sebagai mana pertumbuhan bank syariah. Keberadaan asuransi syariah di Indonesia dapat dibilang terlambat, di Luxemburg, Geneva dan Bahamas misalnya, asuransi syariah sudah ada sejak tahun 1983.
Sementara di
negara-negara yang
penduduknya mayoritas
muslim,
keberadaannya sudah jauh Iebih lama seperti di Sudan (1979), Saudi Arabia (1979), Bahrain (1983), Malaysia (1984) dan Brunei Darussalam (1992). Sementara keberadaan asuransi syariah di Indonesia baru dimulai pada tahun 1994, dengan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia3• Perusahaan Asuransi syariah pert2ma kali di Indonesia ditandai dengan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia yang merupakan hasil kerja TEPATI (Tim Pembentukan Takaful Indonesia) yang disponsori oleh Yayasan Abdi Bangsa (ICMI), Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Tugu Mandiri, dan Depkeu (yang ketika itu dhvakili o!eh pejabat depkeu Firdaus Djaelani dan Karnaen A.perwataatmadja) pada tahun 1993.
2
~66
Perbankan syariah s.d 17 Mei 2008 dari ht1p:i/www.mui.or.id/inui in/product 2/lks Jbs.php?id
pada tanggal 25 Mei 2008.
' Asria,Novis, "Beberapa lsu lndustri Asuransi Nasional Tahun 2003", Diakses dari //www. reindo.co.id/reinfokus/reinfokus/edisi2 l/reinfokus_ 22.htmAsuransi syariah.com pada tanggal 3 April 2007.
4 I_, PERPUSTAKAl!:\N UTAMA
L
\I
U!N SYAHID JAl
Memasuki tahun ke-8 (delapan) 2001, barulah muncul asuransi-asuransi syariah !ainya. Dan perkembangan asuransi syariah dalam dekade 2001 sungguh sangat
mengembirakan,
terutama
karena
berkenaan
dengan
tumbuh
dan
berkembangnya bank-bank syariah serta lembaga keuangan syariah lainya. Selain BPRS dan BMT yang jauh sebelumnya sudah berkembang sampai daerah-daerah. Dan semakin lengkap dengan munculnya KMK barn dari mentri keuangan, yang secara resmi mengatur keberadaan asuransi syariah yang dijalankan dengan prinsipprinsip syariah4 • Dari data yang ada perkembangan dan pertumbuhan -asuransi syariah dilndonesia, sampai 08 Mei 2008 sebanyak 42 perusahaan, terdiri dari 3 dalam bentuk perusahaan penuh, 39 dalam bentuk cabang, Termasuk 3 cabang perusahaan Reasuransi Syariah 5•
J Dengan sernakin semaraknya lembaga-lembaga keuangan syariah terutama asuransi syariah, maka dibutuhkan peranan lembaga Intermediary. Dalan1 industri asuransi lembaga lntermediary/perantara dikenal dengan istilah Broker!Pialang. Pialang sebagai pihak yang bertindak atas nama klien atau nasabah (Act On Behar!) menjadi sangat diperlukan, baik oleh dunia usaha (cooperate) yang ingin menempatkan risikonya ke perusahaan asuransi, disebut pialang Asuransi. Ataupun
4
5
Muhammad Syakir Sulla, Asuransi Syariah, (Gema Insani: Jakarta 2004). ha! 720.
Asuransi syariah s.d 08 Mei 2008 dari )illQ://www.mui.or.id/mui in/product 2/lks lbs.php?id= 67. pada tanggal 26 Mei 2008.
5
oleh perusahaan asuransi sendiri dalam melakukan pertanggungan ulang kepada perusahaan reasuransi, disebut pialang Reasuransi. Berbeda dengan pialang asuransi ataupun reasuransi konvensional yang sudah ada sejak lama. Pialang asuransi dan reasuransi masih terbilang barn, ha! itu terlihat dengan barn adanya 6 perusahaan pialang asuransi dan reasuransi yang membuka di visi syariah. Diharapkan dengan banyaknya jumlah asuransi syariah belakang ini dapat menciptakan suasana baru dikalangan lembaga Intermediary seperti pialang. Karena kehadiran pialang terutama pialang reasuransi sangat diperlukan oleh perusahaan asuransi, terutama oleh asuransi Syariah yang harus melakukan pertanggungan ulang khusus ke perusahaan reasuransi syariah baik yang ada didalam negri maupun diluar negri. Karena telah dicabutnya fatwa darurat tentang reasuransi konvensional oleh
Berdasarkan hal-hal latar belakangi tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam bagaimana PT. Asiare Binajasa sebagai salah satu perusahaan Pialang Reasuransi dalam percaturan bisnis asuransi syariah. Maka dalam skripsi ini di berjudul
"ANALISIS
PERANAN
PIALANG
REASURANSI
TERHADAP
ASURANSI SYARIAH ( Studi pada PT. Asiare Binajasa )"
6
A Bakhrul Muchtasib, , "Reasuransi Syariah, " Diakses //arched.reflexive.com/redirect.aspx?ra&pid, Pada Tanggal 12 Desember 2007.
dari
situs:
6
B.
Pembatasan dan Pcrnmusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan di atas, maka penulis perlu membatasi pembahasan. Agar pembahasan mempunyai maksud dan tujuan yang terarah dan jelas, supaya tidak te1jadi perlebaran masalah dalam penulisan skripsi ini. Dengan pembatasan masalah yang khusus membahas kepada peranan Pialang terhadap industri asuransi syariah. Serta pokok pennasalahan yang terkait didalamnya dengan tujuan agar dapat cliperoleh gambaran yang lebih jelas dalam menguraikan masalah tersebut dalam penulisan skripsi ini. Dari
latar belakang
masalah
tersebut,
penulis
merumuskan
beberapa
permasalahan ini sebagai berikut: 1. Bagaimana peran Pialang reasuransi pada proses Sharing of risk dalam
Reasuransi Syariah? 2. Bagaimana mekanisme kerja Pialang Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company)? 3. Bagaimana Peranan dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi clalam Asuransi Syariah?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diadakan adalah sebagai berikut: I.
Untuk mengetahui peran Pialang reasuransi pada proses Sharing of
7
risk dalam Reasuransi syariah.
2.
Untuk mengetahui mekanisme kerja Pialang Reasuransi dalam melindungi tertanggung (ceding company)
3.
Untuk mengetahui Peranan clan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi dalam Asuransi Syariah.
Sedangkan manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah: I. Bagi Penulis pada khususnya dapat menambah wawasan pengetahuan clan mengembangkan pikiran yang berupa gagasan atau pendapat yang diturunkan melalui laporan penelitian ini clan bagi mahasiswa Program Studi Mu'amalat pada umunmya diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam khususnya mengenai pialang reasuransi syariah. 2. Untuk mahasiswa clan mahasiswi khususnya program studi asurans1 syariah diharapkan dengan adanya skripsi ini dapat menjadi refrensi di dalam memahami tentang keberadaan pialang reasuransi syariah 3. Bagi Program Studi, diharapkan rnarnpu rnemperluas inforrnasi dalarn rangka menambah clan meningkatkan khasanah pengetahuan, khususnya di bidang pialang reasuransi syariah 4. Bagi Masyarakat, diharapkan menambah pengetahuan tentang peranan pialang reasuransi syariah dalam industri asuransi syariah
8
0. Pcnclitian Tcnlahulu
I.
Penelitian terdahulu yang mengkaji tentang pialang Reasuransi yang dilakukan oleh Tedy Ardiansah, Mahasiswa S-1 Jurusan Asuransi SIMA TRISAKTI pada tahun 2005 yang berjudul: Peranan Broker Reasuransi PT. Beringin Sejahtera Makmur putra (B.S.M.P) Dalam Pe1janjian Reasuransi Tentang Jaminan Pembayaran Klaim. Dalam penelitian ini membahas tentang isi perjanjian yang tercantum dalam jaminan pembayaran klaim belum terdapat penekanan terhadap pada syarat-syarat dan kondisi (term and condition) sehingga belum dapat terlaksana secara maksimal 7 •
2.
Selain itu yang masih berhubungan yaitu : dalam penelitian lain yang berjudul "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Reasuransi pada PT. Tripakarta cabang Syariah" oleh Eki Elfiana NIM:l01046222417 program studi asuransi syariah jurusan muamalat fakultas syariah dan hukum UlN Syarif Hidayatullah Jakarta talmn 2006. Hasil penelitian ini bahwa konsep hukurn Islam tentang reasuransi adalah pertanggungan kembali risiko yang sudah ada. Metode yang dipakai dalam mengadakan perjanjian reasuransi adalah metode fakultative dan treaty, dan jelas tidak mengandung lvfaisir, Gharar dan Riba. Kesimpulan berikutnya dalam penelitian ini adalah praktek reasuransi yang dilaksanakan oleh PT.
7
Tedy Ardiansah, Skripsi. Peranan Broker Reasuransi PT. Beringin Sejahtera Makmur putra (B.S.MP) Dalam Perjanjian Reasuransi Tentang Jaminan Pembayaran Klaitn. (Jakarta: STMA Trisakti 2005)
9
Tripakmia Cabang Syariah menggunakan metode treaty km·ena selain mudah, otomatis dan fleksibel, metode ini tidak menyita banyak waktu, tenaga dan juga memberi banyak keuntungan dan kemudahan. Tetapi PT. Tripakarta juga menggunakan metode facultative untuk berjaga-jaga jika terjadi kelebihan limit di metode treaty. Dalam penelitian ini, sebenamya praktek reasuransi yang dilakukan oleh PT. Tripakmia Cabang Syariah menurut penulis sudah sejalan dengan hukum Islam karena PT. Tripakmia Cabang Syariah sudah mereasuransikan perusahaannya ke perusaham1 reasuransi yang berlandaskan pr,insip syariah yaitu kepada PT. Reasuransi Internasional Indonesia divisi Syariah dan Nasional Reasuransi. 8
E. Kerangka Teori
Dalam dunia perdagangan pada umumnya telah menjadi kebiasaan bahwa bukan hanya dua pihak yang terkait yang mempunyai hubungan mendasar dalmn pelaksanan bisnis yang diperjanjikan atau dipercayakan, melainkan dapat melibatkan hak ketiga yang memperiemukan kedua pihak yang melakukan transaksi bisnis. Seperti layaknya dalaJ11 transaksi bisnis asuransi, transaksi reasuransi adakalanya dijalankan oleh pihak ketiga, meskipun dalam transaksi reasuransi domestic lebih banyak dilakukan secara langsung antara penanggung pertama/ceding company dan para penanggung lain yang dikenal sebagai penanggung ulang.
8
Eki Elfiana, Skripsi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Reasuransi pada PT. Tripakarta cabang Syariah, (Jakarta: UIN SyarifHidayatullah. 2006).
10
Dengan demikian, dalam transaksi bisnis reasuransi dapat terlibat tiga pelaku aktif, yaitu: 1. Penanggung Pertama, yang lazim disebut pembeli jasa reasuransi, 2. Penanggung ulang atau penanggung Jain yang bertindak sebagai penjual jasa reasuransi, 3. Pialang (broker) reasuransi, yang bertindak sebagai perantara yang pada saat tertentu bisa ditunjuk dan/atau bertindak sebagai underwriting agent atas dasar surat penunjukan atau naskah perjanjian. Pialang Reasuransi apabila hanya ditinjau dari segi jasa yang ditawarkan dan biasa mereka lakukan adalah sama halnya dengan pialang asuransi, yaitu bertindak selaku perantara dan mewakilkan pihak tertanggung. Meskipun para ahli berpendapat bahwa pialang asuransi dan reasuransi mempunyai perbedaan dalam melakukan jasa keperantaraan mereka masing-masing, dalam berbagai ha! keduanya memiliki peranan, fungsi, dan tugas-tugas pokok yang tidak jauh berbeda apabila tidak ingin dikatakan sama9 .
F.
Metode Penelitian dan Teknik Penulisan I. J enis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptifyaitu penulis mengambarkan permasalahan yang didasari pada data-data yang ada "A.J Marianto B.B.A. f'ERTANGGUNGAN ULA NG (REASURANSI) .(Jakarta, Ghalia Indonesia. 1997). hal 29-30 ··
11
lapangan, kemudian dianalisa lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan Jen is penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini dirancang untuk mengurnpulkan info1masi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. Tujuan dari menggunakan jenis penelitian deskrptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan. Jenis penelitian deskriptif adalah sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. 10 2. lokasi penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah PT. Asiare Binajasa, sebagai Pialang Reasuransi syariah yang berlokasi di Graha Pratama Building 3rd Floor, JI. M.T. Haryono Kav.15 Jakarta 12810. 3. Jen is data dan sumber data a. Data Primer mernpakan data yang didapat dari sumber pertama kali baik dari In di vi du atau perseorangan seperti hasil dari wawancara, yang teridiri atas: 1. Gambaran umum pernsahaan.
2. Hasil wawancara.
10
Consuelo G. Sevila, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta:Ul-PRESS 1993), h. 71
12
3. Hasil pengamatan langsung. b. Data Sekunder merupakan data yang telah ada, yang diperoleh dari buku, majalah, Koran dan sumber tertulis lainya yang mengandung informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. 4. Teknik pengumpulan data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
1111
diperoleh
melalui: 1. Penelitian
perpustakaan
(Library
Reseach),
yaitu
dengan
mengumpulkan data dari buku-buku, majalah, dan artikel yang berhubungan dengan materi skripsi. 2. Penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu dengan te1jun langsung ke PT. Asiare Binajasa. Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, dengan melalui Tiga cara, yaitu: a. Observasi, pengamatan yang dilakukan peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Dimana peneliti mengamati dan mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai sumber data. b. Wawancara, dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang kompeten dalam penelitian, khususnya data tentang peran pialang reasuransi. c. Dokumentasi, teknik mt digunakan untuk memperoleh data
13
tertulis tentang peran Pialang terhadap asuransi syaiiah. 5. Teknik analisa dan interprestasi data Dalam mengganalisis data, ini penulis menggunakan metode teknik Deskriptif analisis kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau kalimat. 6. Teknik Penulisan skripsi Adapun teknik penulisan skripsi ini, mengacu kepada buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islan1 Negri SyarifHidayatullah Jakarta tahun 2007".
G. Sistematika Penulisan Agar penulisan Jebih sistematis dan terarah maim penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab, setiap bab terdiri dari sub-sub bab yaitu:
Bab I
pendahuluan Bab ini menguraikan Jatar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
14
Bab II
Landasan Teori
Dalam bab ini dibahas tinjauan tentang Definisi Reasuransi syariah, Tujuan dan Fungsi Reasuransi, Metode Penempatan Dan BentukBentuk Reasuransi, Perbedaan Reasuransi Dengan Retakaful, Definisi Pialang Reasuransi, Perbedaan Pialang Reasuransi Dengan Pialang Asuransi, Kedudukan, Hak dan Kewajiban Pi.alang Reasuransi, Manfaat Pialang Reasuransi Bagi Kepentingan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, landasan hukum pialang reasuransi dan reasuransi syariah di Indonesia.
Bab III
Gambaran Umum Penelitian
Bab ini dibahas profil: sejarah singkat berdirinya, profil perusahaan, daftar perusahaan asuransi rekanan, hubungan dengan perusahaan reasuransi, jenis-jenis Asuransi yang ditangani, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, bussines plain.
Bab IV
Analisis Pialang Pialang Dan Peranya Terhadap Asuransi Syariah
Peran Broker Reasuransi Pada Proses Sharing of Risk dalam Retakaful, Mekanisme Kerja Pialang Reasuransi Dalam Melindungi Tertangung (Ceding Company), Analisis Peranan dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi terhadap
15
--~
PER PUST AKAAN UTAMA
UIN SYAHID
JAKAf~TA
Asuransi Syariah. Bab
V
Penutup
Bab terakhir 1m terdiri atas intisari (kesimpulan) dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang sekiranya dapat dijadikan suatu pe1iimbangan dan kontribusi pemikiran.
BABII SEPUTAR PIALANG REASURANSI DAN REASURANSI SYARIAH
A. Definisi Reasuransi Syariah (Retakaful)
Reasuransi berasal dari bahasa belanda "Reasurantie" yang diucapkan sebagai reasuransi. Menurut ilmu asal kata pertambahan awalan Re didepan suatu kalimat didepan kata kerja menunjukan adanya suatu pengulangan, sehingga Reasuransi dapat dikatakan: o Asuransi yang diasuransikan kembali o Mereasuransikan kembali suatu Asuransi yang yang telah di terima. Reasuransi dikenal juga dengan nama "Reinsurance" (Bahasa Inggris) dan
"Revesechering "(Bahasa Belanda) atau "Ruckversechering" (Bahasa Jerman) yang .
.
·I
artmya sama yaitu reasurans1 . Menurut kamus asuransi Reasuransi adalah penyaringan dan penyebaran suatu risiko yang terlalu lebar untuk seseorang penanggung dengan menyerahkan sebagian dari risiko kepada perusahaan atau reinsur~;- lain. 2 Selain itu, untuk memperjelas pengertian reasuransi sebagaiman yang telah dikemukan diatas, perlu disimak atau diketahui pengertian reasuransi versi lain yang ditulis oleh pakar lain ya, yaitu sebagai berikut:
1
2
Safri Ayat, Pengantar Reasuransi.(Jakarta: Akasatri, 2000), Cet. Ke I. hal.13.
A. Hasyim Ali, dkk, Kamus Asuransi. (Jakarta, PT Bumi Aksara 2002). hal.272.
17
Menurut A.J Marianto sebagaimana yang dikutip dari pendapat Robert I Mehr dan Emmerson Cammack dalam bukunya Principal Of Insurance menyatakan Reasuransi adalah asuransi dari asuransi atau asuransinya asuransi. Jika suatu perusahaan asurasni telah menerima jumlah asuransi atas suatu milik tertentu, atau di suatu daerah tertentu, maka ia dapat mereasuaransikan asuransi itu atas jumlah kelebihan yang ditahan sendiri. Menurut A.J Marianto sebagaimana yang dikutip dari pendapat G.F Michelbacher dalam bukunya Multiple Line Insurance merumuskan pengertian reasuransi adalah proses dengan mana satu penanggung mengatur dengan satu atau lebih penanggung lainnya untuk membagi risiko disebut -reasuransi atau pertanggungan ulang. Menurut A.J Marianto sebagaimana yang dikutip dari pendapat H.A.L. Cockerell B.A., F.C.I.I. dalam bukunya yang berjudul Insurance menyatakan bahwa reasuransi adalah suatu sistem atau cara yang dengan sistem atau cara itu para perusahaan asuransi (ceding company) menyerahkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain yang dikenal sebagai penanggung ulang. Dengan kata lain, perusahan asuransi (ceding company) atau pemberi sesi membayar kepada penanggung ulang seluruh atau sebagian premi yang diterimanya dan penanggung ulang menyetujui membayar ganti rugi kepada perusahaan asuransi atau pemberi sesi atas klaim-klaim (atau suatu bagian yang
IN
disepakati) yang wajib dibayar oleh perusahaan asuransi di bawah pertanggungan usli". Menurut Hasyim Ali, Reasuransi adalah kontrak asuransi dimana sebuah perusahaan asuransi memindahkan semua atau sebagian resikonya kepada perusahaan asuransi lainya. Berdasarkan pada berbagai pendapat para pakar tersebut diatas dapat disirnpulkan bahwa pengertian reasuransi dalam arti yang sebenamya dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu:
a. Pengertian Reasnransi dari Aspek Teknis Ditinjau dari aspek teknis, pertanggungan ulang /reasuransi rnerupakan suatu cara atau alat/sarana rmtuk rnengurangi atau rnernperkecil beban risiko yang diterirnanya dengan rnengalihkan seluruh atau sebagian risiko itu kepada pihak penanggung lain. b. Pengertian Reasuransi dari Aspek Huknm Dari Aspek hukurn, reasuransi/pertanggungan ulang adalah suatu perjanjian antara satu penanggung dengan satu atau lebih penanggung ulang/reasuradur. Penanggung wajib rnernberi sesi dan penanggung ulang sepakat wajib rnenerirna seluruh atau sebagian risiko yang diberikan kepadanya. Seperti halnya asuransi, perjanjaian pertanggungan ulang/ reasurnsi juga bersifat tirnbal balik. Perjanjian ini rnenirnbulkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara kedua pihak. Oleh karena itu,
19
penanggung ulang juga berhak menerima seluruh atau sebagian premi yang diterima oleh penanggung pertama berdasarkan polis yang telah diterbitkan. Berbeda dengan pengertian reasuransi dari aspek teknis, yang lebih mendasarkan arti pada cara atau alat pengalihan beban risiko dan/atau pembagian risiko atau penyebamn risiko, pengertian reasuransi dari aspek hukum Iebih menitikbemtkan pada perjanjian pengalihan seluruh atau sebagian risiko dari pihak perusahaan asuransi atau penanggung pertama kepada penanggung ulang. c. Pengertian Reasuransi dari Aspek Keuangan
Reasuransi yang diperlukan oleh para penanggung pertama disamping untuk memperoleh proteksi dari penanggung ulang dalam rangka memperkecil beban risiko tanggung gugat mereka, melakukan penyebaran risiko, dan lain sebagainya, juga bertujuan untuk memperoleh keleluasaan dalam mempertimbangkan permohonan penutupan asuransi. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor modal perusahaan yang terbatas sehingga mereka akan sulit melakukan akseptasi permohonan penutupan asuransi dengan jumlah pertanggungan yang tinggi tanpa mengadakan perjanjian reasuransi. Dalam mengadakan perjanjian reasuransi, penanggung pertama sebenamya juga memperoleh fasilitas bantuan keuangan dari penanggung ulang, yaitu seolah-olah penanggung pertama memperoleh fasilitas
20
pemi1uaman modal dari para pcnanggung ulung schinggu mcrcka dupat dengan leluasa melakukan akseptasi permohonan penutupan asuransi dengan jumlah atau harga pertanggungan yang tinggi atau paling tidak yang sesuai dengan batas tertinggi dari jarninan proteksi reasuransi yang telah diperolehnya3 • Gambar2.1 Skema Reasuransi RISIKO (Tertanggung)
AsuransiA (Ceding Company)
PT Reasuransi X
PT Reasuransi Y
PT Reasuransi Z
Sumber: www.Vibimews.com 4
Reasuransi pada asuransi syariah disebut Retakaful. Retakaful adalah suatu proses saling menanggung antara pemberi sesi (Ceding company) dengan penanggung ulang (Reasurador), dimana ada proses suka sama suka (saling menyepakati) risiko dan persyaratan yang ditetapakan dalan1 akad. Dalarn 3
4
A.J. Marianto, Reasuransi, (Jakarta: Balai Aksara), 1997, Cet. I, h. 12-18.
Rinela putrid, " mengenal Reasuransi 2", artikel diakses pada tanggal 8 januari 2008 dari situs:http://www.vibiznews.com/lnew/articles_financial_last.php?id=28&sub=article&month=NOVE MBER&tahun=2007&awal= I O&page=insurance
21
prinsip-prinsip syariah, terbebas dari praktek
gharar, maisir, dan riba 5• Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT QS. Al-maidah (5). 2:
._,- °''·'I ._,• 1- .:. 11 -:.·.. 11 ._,.&1 Y, - ·~ 1Y?>-' f_ ~'1 1 ·- r J J (.S~ ;i J f' ..?-' ~ ;i J , .J-l-" ~ °.. ~\1:. (:ii' ll\' r - ,J y-o .JJ ~_) 0
0
•
(.:) r1YJ1
,
)? '.,,-Ji
%
0c
• 'ii
(.)"'
~
',
>.
fS J'1..::. 0\ r°.JS
1~13 013~13 rJ),11 ~
(.o,
(.)~
-.
~1 1-.~11..J (..):L ~ "
I\ <:::.i'....LJ\ (.):!A ', • 1~ ~-J :ij)Ul\ f' I'.:. ..?-' , ,
~;I 'ii}:, ;o<:r.,~
1)3W'13 (.Sp13
'13
IJ~u..:...u
~1 ~
{°" : oj,jW\}
1)3w3 IJ~ ~~I~~ :&I 01 ill\
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) menggganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedan{ mereka mencari karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (menge1jakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya". (QS. Al-Maidah (5): 2) Dan firman allah SWT tentang larangan praktek gharar, maisir dan riba
1-:.. '';!'·~r GL..:J~r '.','.II' ':.::.11LJ1 I ''Y -. ~\t'.~\li v<= lY' ~.J f' _) J . J ~J ~ ' .J-l-" ~ (..):L ~ " 0
0
·',
{ '\ • :oj,jW\ }0~ ~ ~J.~?,1..9 c.:fb)~~,l\ Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (QS. Al Maidah: 90)
5
Sulla, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan system operasional, h. 264.
22
-..:. I~~ .t:t.1 -,, I 0
u~ ~ .ui
I.J.9.l '~I- ~~ ~G..:..:::,\ li' .I\ I lttJ )' I t' \' -. ~\ 1'. ~t Li .3 .y Y"°' YA !'- 0.L ~ ,
{' \" • :61..~ JI~} Artinya: "Allah dengan tegas melarang praktek riba, " hai orang-orang yang
beriman janganlah kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan" (Ali lmron: 130). Serta hadits nabi SAW:
y:, ~~1 ~ y ....
!;)
;fl
,..
'
;ll
'
J
~) ~ Alli ~ Alli J~~ ~
....
....
: J~
,.,
,..
o:;.; ~1 y
(~ olJJ) /}.Ji~ Aiiinya: "Abu Hurairoh mengatkan bahwa Rasululllah SAW. lvfelarang jual beli hashah danjual beli gharar. "(HR. Muslim/
B. Tujuan dan Fungsi Reasuransi Perusahaan asuransi memerlukan proteksi atas tanggung jawab yang dipikulnya dari kemungkinan kerugian keuangan yang mungkin akan mempengaruhi kelangsungan hidup atas perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengasuransikan kembali perusahaan asuransi akan lebih stabil, lebih mantap, kapasitasnya bertambah, mempunyai financial back up dan memungkinkan untuk lebih berkembang berkat informasi serta dukungan dfili pihak lain yang mempunyai reputasi internasional.
6
Abi husain Muslim bin HAjj Al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim, (kairo: Dar Ihya al kutub al-Arabiya. 1918),juz. I, ha!. 605.
23
a. Tujuan Reasuransi Ditinjau dari aspek teknis, tujuan reasuransi dan retakaful adalah sama, yakni mengulangi atau memperkecil beban risiko yang diterima dengan mengalihkan seluruh atau sebagian risiko itu kepada pihak penanggung lain. Dengan pertanggungan ulang ini, penanggung pertama dapat mengulangi atau memperkecil risiko-risiko yang diterimanya dipandang dari segi kemungkinan kerugian materiil. Jika pada aspek teknis, tujuan reasuransi lebih mendasarkan pada cara atau alat pengalihan resiko dan/atau pembagian resiko (distribution of risk) atau penyebaran risiko (spreading of risk), maka pada aspek hukum manfaat reasuransi Iebih menitik beratkan pada perjanjian pengalihan seluruh atau sebagian risiko dari pihak perusahaan pertama pada penanggung ulang. 7 Selain itu tujuan reasuransi Iainya adalah sebagai berikut : a) Membantu perusahaan asuransi ··yang menutup risiko tersebut dapat mengurangi beban yang dipikulnya sampai dengan batas kemampuan daya pikulnya sendiri. b) Membantu perusahaan asuransi dengan kemampuannya sendiri yang terbatas itu dapat menutup risiko yang harga pertanggungannya melebihi batas kemampuan sendirinya itu. c) Membantu perusahaan asuransi yang karena pertimbangan komersialnya tidak perlu menolak suatu permintaan dari nasabah baiknya untuk menutup objek
7
Sulla, Asuransi Syariah (life and general) konsep dan system operasionl, hal 264.
24 , ! ~' !
pertanggungan yang dari segi risikonya tinggi (high risk) dan tidak disukai (desirable risk)
d) Membantu perusahaan asuransi untuk dapat menjalankan operasionalnya dengan baik guna memenuhi hukurn "The Law of Large Number" 8• Hukum ini menyatakan bahwa hasil aktual akan sama persis dengan hasil harapan (expected result), jika kejadian yang diamati jumlalmya tak terhingga9• b. Fungsi Reasuransi
a) Untuk menaikkan kapasitas akseptasi suatu perusahaan asuransi sehingga suatu perusahaan asuransi yang memiliki keterbatasan kemampuan dapat menutup beberapa risiko yang mempunyai nilai keuangan diatas kemampuan perusahaan tersebut setelah mempunyai kerjasama reasuransi. b) Untuk menunjang stabilitas keuangan suatu perusahaan asuransi sehingga bila terjadi kemgian-kerugian yang besar atau akumulasi dari kerugian-kerugian kecil yang dapat menggoyahkan serta menyebabkan masalah keuangan perusahaan asuransi tersebut dapat teratasi karena adanya financial back up dari perusahaan lain (reasuradur). c) Untuk membantu perusahaan asuransi dalam flexibilitas underwriting dan managementnya untuk perkembangan dan kemajuan perusahaan. d) Sebagai alat penyebaran risiko (Spreading of Risk)
' Wawancara Pribadi dengan Pak Dede kurniadi Kurniadi. Junior Manager PT. Asiare Binajasa, Jakarta, I I Januari 2008 . 9
Herman Dannawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004). Cet.3. Hal 16
25
Penyebaran asuransi pada prinsipnya tidak rnenghendaki konsentrasi pada suatu jenis risiko atau asuransi. Dengan reasuransi, rnaka kerugian dapat dirninirnalisir 10• e) Meningkatkan Kepercayaan Asuransi rnenarnbabkan kepercayaan bagi tertanggung karena ia rnerniliki jarninan terhadap risiko yang dihadapi. Dengan rnelakukan pertanggungan ulang atas risiko rnaka sahaan asuransi berpeluang untuk rnengernbangkan usahanya 11•
C. Metode Penempatan Dan Bentuk-Bentuk Reasuransi
Metode reasuransi hendaknya diartikan sebagai cara bagaimana para pelaku pasar Reasuransi itu rnelakukan kerja sarna reasuransi. Menurut berbagai literatur asuransi dan/reasuransi, terdapat tiga cara dalarn rnelakukan kerja sarna asuransi antara pihak penanggung pertarna (direct insurers) dan pihak penanggung ulang (reinsurers), yaitu:
A. Metode reasuransi secara Fakultatif B. Metode reasuransi secara Kontrak C. Metode reasuransi pool danfacultatife obligatory.
0
Wawancara Pribadi dengan M. Dede Kumiadi.. Junior Manager PT. Asiarc Binajasa, Jakarta, I I Januari 2008 '
" Rillela putrid, " mengenal Reasuransi 2", artikel diakses pada tanggal 8 januari 2008 dari situs:http://www.vibiznews.com/lnew/articles_financial_Iast.php?id=29&sub=article&month=NOVE MBER&tahun=2007&awal= I O&page=insurance
26
A. Metode Reasuransi Secara Fakultatif
Metode atau cara melakukan penempatan pertanggungan ulang secara fakultatif pada hakikatnya merupakan cara yang paling awal digunakan karena menurut sejarahnya cara ini telah digunakan sebelum adanya metode lain, yaitu secara kontrak atau pun pool. Seperti yang dijelaskan salah satu tujuan dari pertanggungan ulang (reasuransi) adalah dalam rangka penyebaran risiko yang dilakukan oleh para penanggung pertama. Penyebaran risiko (distribution of sharing risk) kepada pihak lain dalam rangka mengurangi atau memperkecil bcban tanggung jawab para penanggung pertama
karena akseptasi penutupan pertanggungan yang mereka
lakukan Sedangkan, yang dimaksud dengan metode reasuransi secara Fakultatif adalal1 transaksi pertanggungan ulang antara pihak penanggung pertama dan para penanggung ulang secara bebas, yaitu para pihak penanggung ulang tidak terikat hams menerima penawaran pertanggungan ulang. Dengan perkataan lain, para penanggung ulang dapat menolak atau menerima penawaran pertanggungan ulang berdasarkan kebijakan akseptasi yang telah mereka tetapkan. Karena itu dalam mctode pertanggungan ulang secara fakultatif ini, para penanggung ulang dapat melakukan seleksi risiko sesuai dengan kebijakan Underwriting yang telah digariskan. Hal ini dapat dipahami bersama mengingat tingkat risiko atau kepentingan yang dapat dipertanggung jawabkan itu berbeda-beda.
PEHPUSTAKAA~~;\MA [
U!N SYAl-110 .JAKi\HTA
·1
27
Dalam praktek itu telah dikenal adanya tingkat risiko, yaitu yang digolongkan sebagai objek berisiko rendalJ/sederhana (simple risks), objek berisiko berbahaya (hazardous risks), dan objek berisiko sangat berbahaya (extra hazardous risks). Mengingat aclanya tingkat risiko tadi, dalam prakteknya terclapat terdapat istilah risiko yang disukai dan risiko yang tidak disukai dipandang dari sisi pihak penanggung ulang khususnya. Penolakan penawaran pertanggungan ulang tidak hanya didasarkan pacla risiko yang ticlak clisukai semata-mata, tetapi juga disebabkan oleh faktor lain, yaitu faktor akumulasi risiko, faktor keterbatasan daya tampung pihak penanggung ulang, faktor politis, cl~ lain sebagainya. Dalam prakteknya, penempatan pertanggungan ulang secara fakultatif dapat saja dilakukan per telepon atau clengan menggunakan alat komunikasi lain (telegram, telex, atau faxmile), tetapi yang paling baik bila tawaran itu dilakukan dengan Reinsurence slip yang diclalamnya tercantum segala keterangan yang diperlukan, tennasuk berapa bagian yang ditawarkan. Dengan cara ini, para penanggung ulang akan memberikan jawaban yang dapat dikirim persurat atau faksimili
dengan mencantumkan bagian yang
dikehendakinya serta membubuhkan tanda tangannya dan cap perusahaan sebagai tanda atas tawaran reasuransi tersebut. Sebaliknya, bila penawaran pertanggungan ulang dilakukan melalui telepon lazimya akan disusul dengan penegasan tertulis dari
28 PERPUSTAKAAN UT.t'.MA U!N SYAHID JAKARTA
pihak penanggung ulang dengan menerbitkan Reinsurence cover note (Nola penutupan Reasurans1")12 . B. Metode reasuransi secara Kontrak (Treaty)
Pengertian metode reasuransi secara kontrak adalah perjanjian antara pihak penanggung pe1iama dan para penanggung lain atau para penanggung ulang profesional yang dalam perjanjian tersebut pihak penanggung pertama, yang selanjutnya disebut pemberi sesi (ceding company), setuju memberikan bagian (share) dan para penanggung ulang, yang selanjutnya disebut pihak kedua setuju dan wajib menerima bagian atau sesi dari tanggung jawab atas asuransi yang telah ditutup oleh penanggung pertama sesuai dengan pembagian yang telah disepakati oleh masing-masing penanggung ulang (peserta Treaty) sampai dengan batas-batas tanggung gugat/jawab tertinggi dari tiap kelas risiko berdasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan di dalam kontrak reasuransi atau perjanjian antara reasuransi dan pemberi sesi (ceding company) 13 • Kategori-kategori Kontrak Pertanggungan Ulang Mengenai metode reasuransi kontrak, pada dasarnya dikenal dua kategori, yaitu:
12
Marianto, Reasuransi, h. 56-59
13
Ibid., hal. 63.
29
1. Kontrak pertanggungan ulang Proposional
Yang dimaksud dengan kontrak reasuransi proposional adalah perjanjian reasuransi atau pertanggungan ulang dengan mengikatkan dua atau lebih pihak, yaitu pemberi sesi wajib yang memberi dan pihak penanggung ulang yang wajib bersedia menerima bagian sesi atau premi menurut perbandingan yang seimbang antar jumlah uang pertanggungan ulang dan dan jumlah seluruh uang pertanggungan dikali jumlah seluruh premi sebagaimana tersebut dalam polis 14 • Perundingan antara pihak penanggung atau pemberi sesi (ceding company) dan para penanggung ulang (reasuradur) lazimnya didasarkan pada usulan program Pertanggungan ulang yang diajukan oleh penanggung pertama atau oleh pialang reasuransi (dalam ha! penanggung pertama atau oleh pialang reasuransi) yang dituangkan dalam slip reasuransi (reisurance slip). Aspek terpenting dari reasuransi syariah adalal1 berbagi resiko atau sharing risk. Skema operator asuransi syarial1 menentukan sejauh mana tingkat risiko yang akan ditahan didalam skema (retensi) dan bagian yang tidak mampu
..
ditahan sendiri akan menjadi bagian yang akan direasuransikan kepada skema yang dikelola para operator reasuransi syariah. Operator syariah kemudian menerima proporsi resiko yang telah disepakati tersebut, dan dengan menerima bagian kontribusi secara proposional pula. Operator reasuransi syariah juga ikut berkontribusi secara proposional dari biaya akusisi operator asuransi syariah. Jika
14
Ibid., hal. 71-72.
30
suatu klaim terjadi pada risiko tersebut, operator reasuransi syaria11 akan ikut membayar bagian klaim tersebut secara proposional pula, rerlepas dari besar kecilnya klaim; 5 . Jenis- jenis atau tipe-tipe kontrak pertanggungan ulang
Sesuai dengan praktek yang terjadi hingga saat ini, terdapat dua jenis atau tipe kontrak pertanggungan ulang, yaitu: a) Konlrak Bagian Tetap (Qua/o Share Trealy)
kontrak bagian tetap adalal1 suatu perjanjian yang menyatakan bahwa pihak penanggung pertama (pemberi sesi) mengikatkan diri wajib memberi dan para penanggung ulang terikat wajib menerima suatu bagian tetap dari setiap risiko yang dijan1in oleh penanggung pertama berdasarkan polis pertanggungan yang tela11 diterbitkan; 6• Suatu quato share treaty merupakan reasuransi seeara otomatis dimana operator asuransi syariah terikat untuk memberikan persentase tetap kepada ke dalam skema reasuransi yang dikelola oleh operator reasuransi syarial1 untuk setiap risiko yang diaksep. Persentase yang clisepakati ini berlaku tetap dan tidak tergantung dari objek yang clijaminkan dan tanpa melihat risiko itu baik atau buruk.
15
Muhaimin Iqbal. Asuransi Umum Syariah da/am praktek, ( Jakarta: Gema Insani Press. 2005 ), hal.l 03 16
Marianto, Reasuransi, h. 74
lI
b) Konlrak Sup/us (Sup/us Treaty)
kontrak reasuransi suplus adala11 suatu perjanjian pertanggungan ulang yang menyatakan ba11wa pihak pemberi sesi terikat wajib memberikan sesi dan para penanggung ulang wajib menerima sup/us liability yang melampaui retensi sendiri pemberi sesi sampai batas
tertinggi yang disepakati bersama. Dengan digunakanya metode ini, dibuat pe1janjian antara operator asuransi syariah dan operator reasuransi syaria11. Operator reasuransi syariah secara otomatis menerima tanggung jawab tertentu untuk semua risiko yang yang berada dalam cakupan pe1janjian. Ini adala11 kontrak yang mengikat kedua bela11 pihak. Operator reasuransi syaria11 tidak dapat menolak resiko dan operator reasuransi syaria11 harus memberikan semua risiko yang dikelolanya yang berada dalam cakupan perjanjian 17 . 2. Konlrak Pertanggungan Ulang non-proporsional (exses of loss)
Adapun yang dimaksud dengan kontrak reasuransi non proposional adala11 suatu perjanjian reasuransi yang menetapkan ba11wa para penanggung ulang dengan menerima sejumlah premi yang disepakati bersama bersedia membayar kepada para penanggung ulang dengan menerima sejumla11 premi yang disepakati bersama bersedia membayar kepada penanggung pertama semua kerugian yang melan1paui batas limit retensi (underlying net retention) sampai
17
Iqbal, Asuransi Umum Syariah da/am Praktek, h. I 05
32
pada batas jumlah atau persentase tertentu yang terjadi karena peristiwaperistiwa yang diperjanjikan bersama. Penggunaaan metode reasuransi dengan jenis atau tipe kontrak reasuransi non proposional dapat memberikan manfaat bagi penanggung pertama, antara lain mengatasi keterbatasan kapasitas daya tampung sendiri (OR), penempatan reasuransi dengan biaya yang ekonomis, premi yang ditahan penanggung pertama menjadi lebih besar, memperoleh proteksi yang baik, dapat memperkecil risiko, dan memperoleh perlindw1gan untuk menjaga kestabilan atau kelestarian usaha. Jenis-Jenis atau Tipe Kontrak Reasuransi Non Proposional
Menurut teori ataupun praktek, dalam kategori kontrak reasuransi non proposional
terdapat tiga jenis kontrak reasuransi sebagaimana tersebut
dibawah ini. 1. Exxes OfLoss
Jika diti1tjau dari definisi kontrak reasuransi non proposional scbagaimana disebut dimuka, jaminan jumlah kerugian yang me1tjadi beban penanggung ulang setelah
underlyi~g
net retention, maupun underlying net
retention itu sendiri selalu dinyatakan dalan1 sejumlah uang tertentu, misalnya
Rp250.000.000 in exxes ofRpl00.000.000. Dengan contoh tersebut, dalam ha! terjadi suatu kerugian sebesar Rp350.000.000, maka yang menjadi tanggung jawab penanggung ulang
33
adalah sebesar Rp250.000.000. apabila terjadi sesuatu kerugian yang menjadi beban penanggung semula hanya sebesar lebih kecil atau sama dengan Rpl00.000.000, penanggung ulang bebas dari tuntutan ganti kerugian. Sebaliknya, apabila jumlal1 kerugian yang harus ditanggung penanggung semula melebihi dari jumlal1 Rp350.000.000, katakanlal1 Rp400.000.000, pihak penanggung harus menanggung sendiri sebesar Rpl00.000.000 (U.N.R) ditambah Rp50.000.000 karena batas tanggung jawab tertinggi pihak penanggung ulang untuk setipa kali kejadian atau peristiwa hanyalall sebesar Rp250.000.000. Reasuransi syarial1 non proposional tidak diterapkan secara spesifik pada objek-objek tertentu, namun diterapkan untuk keseluruhan kerugian yang mungkin menimpa skema yang dikelola operator dalam suatu peristiwa atau rangkaian pristiwa. Dalam reasuransi syariall non proposional secara exxes of loss, operator asuransi syarial1 menentukan nilai tertentu yang akan
ditallannya (retensi sendiri) dalam skema kemudian mengatur proteksi exxes of loss dengan para operator reasuransi syariall untuk setiap jumlall klaim
yang melebihi nilai retensi sendiri tersebut. Ada empat jenis reasuransi secara exxex of loss yang tersedia dipasar, yaitufacultative exxes of loss, risk or working exxes of loss, catastroph exxes of loss, dan stop loss atau aggregate exxes of loss.
34
a. Facultative Exxes Of Loss Facultative exxes of loss adalah suatu reasuransi syariah yang hanya untuk sebuah risiko spesifik. Penggunaan untuk jenis reasuransi syariah ini tergantung dari perspepsi operator asuransi syariah terhadap risiko yang dikelolanya setelah melakukan analisis dan perlindungan risik yang didasarkan pada estimasi maksimum kerugian (estimate maximum loss -
EML). EML ini diperhitungkan sesuai dengaJ1 staJ1dar tertentu kemudian atas dasar ini perlindungan reasuransi syariah secaJ·a facultative exxes of loss akan diatur. Perlindungan facultative exxes of loss dapat diperoleh untuk melindungi retensi sendiri pada exposure yang spesifik dari skema yang dikelola oleh operator asuransi syariah, atau dapat juga dibeli untuk pelindungan yaJ1g sifatnya lebih umum. b. Risk Or Working Exxes Of Loss
kontrak risk or working exxes of loss disebut juga working exxes of
loss. kata working atau bekerja menunjukan bahwa operator reasuraJ1si syariah sudah memperkirakan kerugian akan timbul dari kontrakjenis ini. Tipe ini lazimnya dapat diatur atau ditetapkan atas dasar kesepakatan dua pihak dengan dua cara: I) Pertanm, menentukan working X-loss cover yang paling biasa dilakukan
yaitu,
menentukan
atau
mengatur
agar
pihak
penanggung ulang membayar semua kerugiaJ1 yaJ1g timbul da!aJ11
35
satu
peristiwa
tanpa
memandang
jumlah
risiko
yang
mempemgamhi kerugia:il, yang melan1paui potongan (deductible) atau U.N.R. yang telah ditetapkan oleh pemberi sesi (penanggung pertama). 2) Kedua, adalah mengatur agar pihak penanggung ulang membayar semua kerugian yang terjadi dalam satu peristiwa, tetapi dihitung satu persatu risiko menurut keadaan yang sebenamya, yang disebut
risk exxes of loss 18• c. Catastroph Exxes Of Loss lain halnya dengan working X-loss cover, jaminan yang dijanjikan dalam catastrof exxse of loss adalah suatu risiko kerugian yang terjadi dalam suatu kejadian dan/atau serangkaian pristiwa yang masih ada kaitanya akibat bencana besar dengan jumlah jaminan tertentu setelah U.N.R. (Deductible) dilampaui batas. d. Stop Loss atau Aggregate Exxes OfLoss kontrak reasuransi stof loss atau yang disebut juga exxes of loss ratio adalah kontrak reasuransi non proposional yang memberikan suatu jaminan kepada pemberi sesi atas kerugian yang melebihi jumlah kerugian yang diperjanjikan untuk jenis kelas te1tentu. Seperti yang layaknya terjadi pada jenis kontrak-kontrak reasuransi lainya, tanggung jawab penanggung ulang juga terbatas pada suatu limit. Berbeda dengan tipe konu·ak reasuranst exxe:.• 18
Marianto, Reasuransi, h. 89-.91.
36
of loss, limit tanggung jawab pemberi sesi dalam kontrak stop loss
ini
dinyatakan dalam tingkat loss ratio selama satu takwim, misalnya 90%, dan demikian juga limit tanggung jawab dari pihak penanggung ulang, misalnya sebesar 30% loss ratio setelah limit pemberi sesi 90% dilampaui. Jadi, dalam ha! ini pihak penanggung ulang tidak akan menanggung atau bebas dari tanggung jawab membayar ganti kerugian sebelum limit loss ratio sebesar 90 % dilampaui
1 ".
Kontrak stop loss akan berguna untuk melindungi skema asuransi syariah setelah semua jenis reasuransi syariah habis terpakai. Kontrak tersebut merespon pada agregasi semua kerugian yang secara satu persatu risiko masih dalam retensi operator asuransi syariah, namun secara komulatif dalam suatu periode tertentu-biasanya satu tahun- melebihi rasio klaim tertentu. Stop loss umumnya digw1akan untuk kelas properti, kendaraan dan kecelakaan. Stop
loss tidak selalu sesuai untuk bisnis tanggw1g jawab hukum atau casuality karena menyangkut penyelesaian klaim yang rumit. 20 Kontrak reasuransi aggregate X-loss pada prinsipnya memptmyai cara kerja pemberian jaminan seperti halnya yang diberikan oleh kontrak reasuransi stop loss ratio. Tetapi, limit jaminan kerugian yang ditanggung oleh penanggung ulang tidak dinyatakan dalam jumlah persentase loss ratio
19
Ibid., hal 97.
20
Iqbal., Asuransi Umum Syariah dalam Praktek, h. 110.
37
melainkan dinyatakan dalam sejunlah uang tunai, misalnya jenis reasuransi ini memberi jaminan sejumlah kerugian-kerugian tahunan (annual losses) sebesar
Rp2.000.000.000,
yang
melebihi/melampaui
(in
exxes
of)
Rp3.000.000.000. dalam ha! ini, pemberi sesi wajib menanggung semua kerugian yang te1jadi selama tahun underwriting yang bersangkutan untuk kelas bisnis tertentu sampai dengan jumlah Rp3.000.000.000 dan penanggw1g ulang akan menanggung seluru11 kerugian-kerugian yang melebihi jumlah tersebut sampai dengan limit Rp2.000.000.00021 • Aggregat of loss bekerja dalam cara yang menyerupai cara yang digunakan stop loss, tetapi batasanbatasanya dinyatakan dalan1 nilai nominal. C. Metode Reasuransi Pool Dan Facultative Obligatory
a. Metode Reasuransi Pool Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu metode reasuransi yang ada adalah system pool. Maksud dan tujuan membentuk kerja pool sama secara lazimnya didasarkan atas berbagai sasaran yang dituju. Sasaran dan pembentukan kerja sama system pool yang paling penting adalah untuk mengatasi berbagai macam persoalan melalui kerjasama yang saling menguntungkan dan saling membantu antar sesama anggota pool dalam mewujudkan penyebaran risiko, diantaranya dengan melakukan pertukaran bisnis.
21
Marianto, Reasuransi, h. 98.
39
Dalam pelaksanaanya, pihak penanggung ulang akan membatasi pada risiko-risiko tertentu dengan persyaratan premi segera atau secepat mungkin dalam waktu yang telah ditetapkan, akan memberikan komisi reasuransi yang lebih rendah atau setaraf dengan komisi fakultatif biasa, serta tanpa pemberian .. k euntungan 22 . k 01111s1
Dalam reasuransi syariah jenis fasilitas ini digunakan untuk suatu kelompok risiko atau sejumlah jenis cession individual fakultatif. Rincian
..
karakteristik risiko yang akan di-cessi-kan sudah dimasukan sebelunmya dan operator asuransi syariah memiliki pilihan untuk memberikan risiko pada fasilitas ini atau tidak. Elemen obligatory berada pada operator reasuransi syariah, yang hams menerima cession apabila pihak operator asuransi syariah memutuskan akan men-cessi-kan risiko yang sesuai dengan karekterisrik risiko yang sudah disampaikan sebelumnya. Treaty obligatory fakultatif menawarkan fleksibilitas pada operator asuransi syariah dan bahkan sering juga melengkapi fasilitas treaty otomatisnya23 •
22
Ibid., 70.
23
Iqbal, Asuransi Umum Syariah da/am Praktek, h. I 06.
40
Gambar2.2 Metode Penempatan Dan Bentuk-Bentuk Reasuransi
I
l TREATY
l
I
I
REAS URAN SI
FACULTATIF
I
l FACULTATIF OBLIGATORY
I
l POOL
I
I ' PROPOSIONAL
I
QUOTA SHARE TREATY
l
I
NON PROPOSIONAL
I
EXXES OF LOSS FACULTATIF EXXES OF LOSS
SUPLUS TREATY
.
RISK OF WORKING EXXES OF LOSS
CATASTROPHE EXXES OF LOSS
STOP LOSS/ AGGREGATE OF LOSS
Sumber: A.J. Marianto, Reasuransi, (Jakarta: Balai Aksara), 1997, Cet. I Data Diolah Sendiri.
4. Perbedaan Reasuransi Dengan Retakaful
Hal-ha! yang membedakan antara Reasuransi syariah dan Reasuransi konvensional antara lain :
·II
1. Konsep mendasar dan akad Pada reasuransi konvensional, ko,ptrak antara kedua belah pihak dimana insurer memberlakukan diri sebagai pihak yang dijamin membayarkan premi asuransi kepada pihak perusahaan reasuransi. Te1jadi transfer risiko dari reasuransi kepada insurer. Pada reasuransi syariah, manakala kurnpulan orang-orang setuju untuk: membantu satu sama lain, menjaminkan satu sama lain clan saling bekerja sama melalui donasi beberapa dana tabarru.Akad pada reasuransi konvensional adalah penjualan sedangkan pada reasuransi syariah adalah akad tabarru dan tijarah. 2. Riha dan kepemlikan dana Pada
reasuramsi
konvensional
mengandw1g
riba karena
melakuk:an
pengelolaan keuangan pada sektor-sektor keuangan konvensional dan terdapat kebebasan untuk menggunakan serta menginvestasikan dana pada apapW1 yang disukai. Pada reasuransi syariah tidak mengandung riba dan perusahaan memilih hanya menginvestasikan dana pada instrW11en syariah. 3. Surnber pendanaan Wltuk membayarkan klaim Pada reasuransi konvensional semua klaim dibayarkan menggW1akan dana pada akW1 perusahaan sedangkan pada asuransi syariah semua klaim dibayarkan dari akun tabairu (uang yang dikumpulkan secara kolektif dai·i partisipan).
42
4. Investasi dan profit Pada reasuransi konvensional, perusahaan bebas untuk menginvestasikan dana pada beberapa instrumen yang sesuai dengan regulasi dan profit hanya dibagikan pada perusahaan. Sedangkan, pada reasuransi syariah investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen yang halal berdasarkan syariah dan profit pada pendanaan tabaru dibagikan merata kepada perusahaan dan peserta. 5. Prinsip reasuransi Pada reasuransi konvensional, reasuransi ditujukan untuk memproteksi stabilitas keuangan perusahaan dan pada reasuransi syariah, reasuransi digunakan untuk memproteksi pendanaan tabarm' dari kegagalan membayarkan klaim kepada peserta24 . Selain itu menumt Syakir Sulla, dua ha! yang membedakan antara reasuransi konvensional dan reasuransi syariah: a) Mekanisme operasional pada reasuransi syariah hams menggw1akan system yang dibenarkan secara syarish, dimana hams lepas dari praktik gharar, maisir, dan riba.
b) Dalam transaksi ke1ja samanya hams menggw1akan skim bagi hasil (mudharabah), sebagaimana wnW11llya dalam akad tijarah dalam . asuransi
24
Permata Wulandari,"Reasuransi Konvensiona/ Versus Reasuransi Syariah", Artikel
Diakses Pada 9 Januari 2008 dari http://www.vibiznews.com/Jnew/articles financial.php?id=42 &sub=article&page=insurance.
43
syariah, atau akad yang lainnya yang dibenarkan syar'I seperti akad wakalah 25
bi! ujrah
E. Definisi Pialang Reasuransi
Kata Pialang Reasuransi terdiri atas dua padanan kata Pialang dan reasuransi. pialang yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama Broker, sedangkan dalam bahasa Indonesia selain kata pialang atau broker dikenal juga istilah lain yaitu "Makelar" yang artinya perantara dalam kegiatanjual beli 26 • Pialang atau Broker mengandun,g banyak arti terutama dalam industri asuransi, dari segi hukum seorang Pialang adalah seorang penjual asuransi yang (1) beroperasi secara be bas untuk perusahaan asuransi j iwa dan asuransi kesehatan yang manapun dan (2) bertindak selaku agen bagi klien
mereka, daTi pada agen
perusahaan asuransi. A1ti yang pas dari istilah Pialang (broker) adalah seorang agen yang menjual produk -produk asuransi lebih dari satu perusalman asuransi 27 Dalan1 kamus asuransi pialang adalah Seseorang yang menempatkan bisnis dengan lebih dari satu perusal1aan asuransi dan yang tidak mempunyai kontrak
25
Sula, Asuransi Syadah (life and general) konsep dan system operasiona/, h .. 276.
26
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka 2005), ha!. 870. Cet ·3.
27
Huggins Kenneth FLMI/M dan Robert D. Land. FIMI. ACS, Operasional Perusahaan Asuransijiwa dan Asuransi kesehatan, (Jakarta: Yayasan Dharma Bumi Putra,1999),. ha/ 190.
Menurut U U No. 2 Tahun 1992 l'asal. I ayat 9 : Perusahaan Piahmg Reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusabaan asuransi 32. Menurut Drs. Safri Ayat, dalam kamus praktis asuransi, pialang reasuransi adalah memberikanjasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi untuk kepentingan perusabaan asuransi. Dalam definisi ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan pialang reasuransi itu melakukan kegiatan sebagai perantara penempatan reasuransi, penyelesaian ganti rugi reasuransi dan bertindak untuk kepentingan perusabaan asuransi. Dari pengertian di atas, dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut : - Pialang Reasuransi melakukan kegiatan administrasi dan pelaksanaan (hak dan kewajiban) dalam rangka transaksi yang berkaitan kontrak atau perjanjian reasuransi. - Pialang Reasuransi merupakan kegiatan yang profesional dan mempunyai tanggung jawab tertentu. Pialang reasuransi syariah tidak berbeda jauh dengan pengertian pialang reasuransi pada umunmya, hanya dalam pelaksanaanya pialang reasuransi syariab harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariab, yang bebas dari praktek Maghrib dan 32
Diakses dari situs Direktorat Asuransi tanggal 10/09/2007 dengan situs: http://kambing.vlsm.
org/bebas/vO l/Rl/uu/1992/uu-1992-002.txt.
46
sesmu pnns1p transparansi antara perusahaan pialang reasuransi syariah ceding 33
company dan sebaliknya
Gambar2.3 Skema Pialang Reasuransi Reasuransi Dalam Negri
rERTANGGUNG
~
DIRECT BROKER (Pialang Asuransi)
-
1 PERUSAHAAN ASURANSl (Ceding Company/ Pemberi sesi)
BROKER REAS URANSI
•
.
'
Reasuransi Luar Negri
Sumber; Wawancara Pribadi dengan M. Dede Kumiadi, Junior Manager PT. Asiare Binajasa, Jakarta, 11 Desember 2007.
Dalam dunia perasuransian " pialang " dapat melakukan kegiatan usaha sebagai pialang asuransi atau reasuransi. Hal tersebut tercantum dalam KEPRES No. 40 Tahun 1988 tanggal 26 Oktober 1988 dan SK Mentri Keuangan NO. 1249/Kep/MK.13/1989 yang menegaskan dan/ atau mengatur bahwa kegiatan usaha pialang asuransi menjadi lebih luas, yaitu diperkenankan pula melakukan kegiatan sebagai pialang reasuransi. Namun dengan demikian, ketentuan yang mengatur dan menegaskan bahwa pialang asuransi juga dapat sekaligus bertindak sebagai pialang reasuransi tersebut
33
Wawancara Pribadi dengan M. Dede Kumiadi. Junior Manager PT. Asiare Binajasa, Jakarta, 11 Januari 2008.
"7
diatas tidak berlangsung lama, dengan dikeluarkannya Undang - Undang No. 2 Tahun 1992 tertanggal 11 Februari 1992 ten tang perasuransian kegiatan Usaha Perasuransian serta peraturan pelaksnaan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan R.I No. 226/KMK/. 017/1993 yang ditetapkan pada tanggal 26 Februari 1993 pialang asuransi tidak diperkenankan lagi bertindak selaku pialang reasuransi terpisah dengan sesuai aktifitasnya masing-masing34 • Kesempatan ini adalah merupakan kesempatan atau peluang emas bagi perusaliaan pialang untuk mengembangkan kegiatannya yang dapat menjanjikan suatu harapan yang cerah. Selain itu, untuk melindungi nasabah dari kejahatan maka pada tanggal 30 januari 2003 Menteri keuangan telah mengeluarkan keputusan Menteri keuangan (KMK) No. 45/KMK.06/2003 yang mengatur tentang keharusan untuk menerapkan Prinsip Mengenai Nasabah
(PMC) atau yang biasa disebut dengan Know Your
Customer Principles (KYC) bagi lembaga keuangan Non Bank (LKNB), yang bertujuan untuk menciptakan industri keuangan non bank yang sehat clan berstandar internasional serta terlindungi dari kemungkinan disala11gunakan untuk kejahatan keuangan, termasuk pencucian uang, baik yang dilakukan secara Iangsung oleh pelaku kejahatan35
34
Marianto, Reasuransi, h. 30.
" Diakses dari situs www. Deokeu.go.id/asuransi/peraturan/3 SDJLK00-4499.pdt:-com.. pada tanggal I 0 November 2007.
48
F. Perbedaan Pialang Reasuransi Dengan Pialang Asuransi
Keberadaan pialang reasuransi dalam industri perasuransian adalah sama halnya dengan keberadaan pialang asuransi, Yaitu diantara para pihak yang dipertemukan dalam mengadakan pe1janjian reasuransi. Perbedaan yang ada dikedua pialang itu terletak pada pihak yang diwakilkannya, transaksi bisnis yang ditangani, serta bentuk dan tugas dan kewajibanya. Namun, dalam ha! yang menyangkut tugastugas pokok keduanya memiliki kesamaan nama. Tugas-tugas pokok yang memiliki kesamaan dalam nama tetapi berbeda dalam pelaksaaanya adalah sebagai berikut: I. Keduanya adalah lembaga perantara dan konsultan. Bentuk atau jenis konsultan yang diberikan berbeda. Disatu pihak, pialang asuransi melakukan penilaian dan pengkajian risiko untuk menyusun program asuransi bagi te1ianggung dalam perjanjian asuransi; sedangkan dilain pihak, pialang reasuransi menyusun dan/atau memberikan saran tentang program
reasuransi
kepada penanggung pertama dalam
pe1janjian
reasuransi. Dengan perkataan lain, pihak yang diwakili oleh kedua jenis pialang tersebut juga tidak sama. 2. Keduanya juga melakukan seleksi pasar, tetapi berbeda dalam jertis pasar yang dijadikan objek, yaitu pasar asuransi dan pasar reasuransi. Artinya, pialang asuransi melakulan seleksi terhadap penanggung atau pemsahaan asuransi yang dapat memberikan perlindungan yang aman dan dapat
memberikan pelayanan yang baik, sedangkan pialang reasuransi melakukan seleksi terhadap penanggung ulang (reasuradur) yang akan digunakan berdasarkan berbagai macam faktor demi kepentinagan pihak penanggung pertama (ceding company). 3. Negosiasi. Keduanya memang melakukan negosiasi, tetapi terdapat perbedaan mengenai materi yang dirw1dingkannya dan juga kepada siapa mereka melakukan perundingan perjanjian, yang satu kepada perusahaan asuransi dan yang satw1ya lagi kepada perusahaan reasuransi. 4.
Sekalipun kedua jenis pialang tersebut melakukan pengawasan kontrak, kontrak pe1janjian yang harus mereka teliti sangat jauh berbeda.
5. Administrasi. Dalam ha! ini, bentuk dan jenis ragam pekerjaan serta format dokumen yang harus dilaksankan pialang asuransi dan pialang reasmansi berbeda dalam banyak ha!. Administrasi bisnis reasmansi jenisnya lebih banyak. Satu-satunya yang mempw1yai kesamaan nanm dan pelaksanaannya adalah sifat kedudukan dari kedua jenis pialang yang harus objektif dan/atau tidak memihak manapun yang mengadakan transaksi 30 •
G. Kedudukan, Hak dan Kewajiban Pialang Reasuransi
Kedudukan pialang reasuransi dalarn perasuransian di Indonesia yaitu diantara para pihak yang dipertemukan dalam mengadakan 36
Marianto, Reasuransi, h. 35.
pe~janjian
reasmansi. Para pihak
50
tersebut adalah penanggung pertama yaitu ceding company, dalam hal ini adalah perusalman asuransi dan penanggung ulang atau reasuradur dalam ha! ini adalah perusahaan reasuransi. Perbedaan pialang reasuransi dengan pialang asuransi yang terletak pada pihak yang diwakilinya, transaksi atau pe1janjian yang ditangani serta bentuk tugas dan kewajibannya. Pialang reasuransi menyusun atau memberikan saran tentang progran1 reasuransi kepada
penanggung
pertama dalam pe1janjian reasuransi. Pialang
reasuransi juga melakukan seleksi terhadap penanggung ulang (reasuradur) yang akan digunakan berdasarkan berbagai macam faktor demi kepentingan pihak penanggung pertama (ceding company). Sebagai pialang reasuransi, sifat dari kedudukannya harus obyektif dan tidak memihak kepada pihak maupw1 yang mengadakan transaksi.
a. Hak dan Kewajiban Pialang Reasuransi Sesuai dengan kedudukannya, pialang reasuransi juga dapat berperan sebagai konsultan. Dari ha! tersebut, akan muncul hak dan kewajiban bagi pialang reasuransi. Adapun hak bagi pialang reasuransi adalah sejumlah komisi yang diterimanya atas kegiatan yang dilakukan, disebut brokerage fee. Selanjutnya, kewajiban sebagai pialang reasuransi, antara lain adalah :
H. Manfaat Pialang Rcasurnnsi Bagi Kcpcntingan l'erusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
Di Indonesia kehadiran perusahaan pialang
dalam bidang perasuransian
belum dimanfaatkan benar, baik oleh peru~ahaan asuransi maupun oleh pemakai jasa asuransi (masyarakat) yang memang belum banyak mengetahui tentang arti, fungsi, manfaat dan peranan pialang dalam bidang perasuransian. Cepat atau lambat arti, fungsi serta peranan pialang juga akan dapat memasyarakat dan peranan ini akan benar - benar dimanfaatkan baik oleh pemakai jasa asuransi maupun pemakai jasa reasuransi. Manfaat yang dapat diperoleh oleh penanggung maupun penanggung ulang (reasuradur) yang dapat disimpulkan sebagai berikut : I. Perusahaan asuransi atau reasuransi tidak mutlak harus melakukan kegiatan
"personal selling" yang lazimnya dilaksanakan oleh salesman yang merupakan tenaga tetap dan memerlukan biaya tetap pula. Hal ini dapat dihindarkan dengan membina ke1jasama dengan pialang asnransi dan reasuransi. 2. Perusahaan asnransi atau reasuransi akan dapat memusatkan diri pada masalah "underwriting" manajemen keuangan, organisasi dan pengembangan kegiatan usaha serta investasi yang lebih baik dan produktif. 3. Pialang asuransi atau reasuransi akan melakukan penagihan premi atas bisnis yang mereka tangani, dan ha! ini j uga sangat membantu untuk mencapai efisiensi kerja tanpa mengerahkan tenaga, waktu dan biaya.
B. Keputusan Mentri Keuangan 1. KMK No.426/KMK/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. 2. KMK No.421/KMK/2003 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Direksi dan Komisaris Perusahaan Perasuransian 3. KMK No.422/KMK/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi 4. KMK No.425/KMK/2003 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi 5. KMK No.424/KMK/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi 6. KMK No.423/KMK/2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian C. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga keuangan 1. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 5314/LK/l 999
tentang Pedoman Perhitungan batas Tingkat Solvabilitas. 2. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 5289/LK/1993 tentang Bentuk dan Susunan Laporan Serta Pengumuman Laporan
..
Keuangan Perusahaan Perasuransian 3. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 1298/LK/2000 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan
56
Nomor 5289/LK/1993 tentang Bentuk dan Susunan Laporan Serta Pengumuman Laporan Keuangan Perusahaan Perasuransian 4. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 1297/LK/ Retensi sendiri Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; Beserta Lampiran 5. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian, dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah 6. Surat Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor S-4212/LK/2000 tentang Petunjuk Pengisian Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi 7. Keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No. 2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang " Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenai Nasabah Pada Lembaga Keuangan Non Bank". 8. Lampiran SK DJLK No.2833/LK/2003 tanggal12 Mei 2003: a. Pedoman PMN Perusahaan Asuransi b. Pedoman PMN Perusahaan Reasuransi c. Pedoman PMN Perusahaan Pialang Asuransi d. Pedoman PMN Konsultan Aktuaria38 •
38
Diakses dari situs www//djlk.depkeu.go.id/asuaransi/hal _3. htm, Pada Tanggal IO September 2007.
57
9 D. Fatwa Dewan Syari'ah Nasionai3
Tentang
NomorFatwa
39
1. 53/DSN-MUI/III/2006
: Tabarru' Pada Asuransi Syari'ah
2. 52/DSN-MUI/III/2006
: Wakalah bi! 'Ujrah
3. 51 /DSN-MUI/III/2006
: Mudharabah Musytarakah Asuransi
4. 50/DSN-MUI/III/2006
: Mudharabah Musytarakah
5. 21/DSN-MUI/X/2001
: Pedoman Umum Asuransi Syari'ah
Diakses dari situs www//inlawnesia.info: System Asuransi Maret 2008.
Syariah. Htm, Pada Tanggal I
BAB III SEKILAS TENTANG PT. ASIARE BINAJASA
A. Sejarah Singkat PT Asiare Binajasa
Sejalan dengan laju pembangunan nasional, kebutuhan akan pelayanan pialang (broker) reasuransi akan semakin meningkat guna mendukung perkembangan ekonomi dan penyebaran risiko dari proses pembangunan. Demikian pula guna membantu usaha pemerintah di dalam meningkatkan peranan industri perasuransian dalam pembangunan nasional, perusahaan pialang ini senantiasa akan melakukan kegiatannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berangkat dari kebutuhan tersebut diatas dan mengingat bahwa perusahaan pialang reasuransi relative masih sedikit, akhirnya muncul ide dari beberapa praktisi asuransi untuk membentuk sebuah perusahaan yang diberi nama "PT Asiare Binajasa" (broker reasuransi). Pada tahun 1998 perusahaan ini sudah berdiri sesuai dengan Akte Pendirian yang telah dibuat di hadapan Notaris Ny.Srie Mulyatie Oesaid, SH No. 06 pada tanggal 29 September 1998. Kemudian akte notaris tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan perUndang-Undangan dengan Surat Keputusan no. C2-23.618.HT.Ol.Ol pada tanggal 30 Oktober 1998. Perusahaan broker reasuransi hanya dapat beroperasi setelah mendapatkan izin operasional dari Departemen Keuangan.
60
Email
: [email protected]
Website
: www.asiare.ci.id
Izin Usaha
: K.ep.084/K.M.17/2000 tertanggal 28 Februari, 2000
Susunan Pemegang Saham
: Drs. A.F. Darwis Ir. Wunwun Mauludi Ir. Made G. Putrawan Nurcahya
Susunan Pengurus
: Ir. Made G. Putrawan
K.omisaris
Utama/Komisaris
: Nanan Ginanjar, SH, CIIB
Direktur
Bank
I Dewa G. Sujana, SH
Deputy Direktur
Indra Moechtar, SE
General Manager
: Bank Mandiri Bank Internasional Indonesia (BII) Bank Mandiri Syariah Bank Muarnalat
C. Daftar Pcrusahaan Asuransi Rclrnnan I.
Artha Graha
21.
Jaya Proteksi
2.
Asia Reliance Insurance
22.
Lippo General
3.
Asoka Mas
23.
MAA
4.
ASEI
24.
Mega Insurance
5.
Bangun Askrida
25.
Multi Artha Guna
62
Luar Negeri
I.
Lloyd's market through Chesterfield, London
2.
Joint broker with : •
Pana Harrison, Singapore
•
Ikatan Asia Pacific, Singapore
•
JCC International, Kuala Lumpur
3.
BEST RE, Kuala Lumpur
4.
Trust International Insurance Coy., Kuala Lumpur
5.
Asian Reinsurance Co., Bangkok-Thailand
6.
Korean Re, Seoul, South Korea
7.
Fire Oriental & Marine, South Korea
8.
Alliance Re, Cyprus
9.
Sirius International Insurance Corp., Singapore
10.
R+V Re, Cyprus
11.
Tugu Hongkong
12.
Asean Retakaful International (L) Labuan
13.
Best Retakaful, Kuala Lumpur.
E. Jenis-Jenis Asuransi yang ditangani oleh PT.Asiare Binajasa
Adapun jenis-jenis asuransi yang dapat dikelola oleh Asiare antara lain sebagai berikut:
63
1. Asuransi Kebakaran (Fire Insurance) dan Property Allrisk Insurance (PAR) 2. Asuransi Pengangkutan Laut (Marine Cargo) 3. Asuransi Aneka (Varia Insurance) a. Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) b. Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) c. Asuransi Tanggungjawab Hukurn (Public Liability Insurance): - Personal Liability Insurance; - Proffesional Indemnity; - Product Liability Insurance; d. Asuransi Kebongkaran (Burglary Insurance) e. Engineering Insurance. - Contractors Allrisks Insurance (CAR) - Erection Allrisks Insurance (EAR) - MB (Machinery Breakdown Insurance) f.
Asuransi Uang (Money Insurance) - Cash In Cashier's Box Insurance - Cash In Safe Insurance
4. Aviation Insurance I Asuransi Pesawat Terbang.
a. Hull b. Liability
65
MISI: •
MEMBANTU MENINGKATKAN K.EBUTUHAN PASAR REASURANSI SYARIAH BAIK DALAM NEGERI MAUPUN LUAR NEGERI
•
BERUPAYA MENJADI PERANTARA DALAM MELAKSANAKAN SINERGI TAKAFUL INTERNATIONAL.
Sebagaimana kita ketahui bersama babwa bisnis asuransi yang berbasis syariab semakin diminati oleh para pengusaba dan pengelola perusabaan asuransi, ha! ini sebagaimana yang kami ketahui, disebabkan oleh beberapa ha! antara lain: Merupakan bisnis alternative yang dapat memberikan peluang kepada dunia usaba, khususnya dunia perasuransian yang dengan system yang selama ini berjalan masih merupakan bisnis spekulatif. Dilihat dari sisi jumlab penduduk muslim di dunia yang cukup dominant, bisnis ini akan memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Telab disadari oleh para pengusaba non-muslim, babwa bisnis ini tidak semata-mata diciptakan untuk umat muslim, namun temyata system yang
digunakan dalam asuransi syariah sang?.! "reasane?bl'?n, "acr:o!t!'!!C!b['?'' dan "acceptable" di masyarakat pada umumnya. Untuk itu pada kesempatan ini, PT. Asiare Binajasa mencoba menyampaikan secara sederhana "business plan" khususnya dalam rangka menjalankan "retakaful bisnis" di PT. Asiare Binajasa.
67
13. PT. Asuransi Central Asia Syariah 14. PT. Asuransi Binagriya Upakara Syariah 15. PT. Asuransi Adira Dinamika Syariah 16. PT. Asuransi Bumiputeramuda Syariah 17. PT. Staco Jasa Prataina Syariah 18. PT. Asuransi Sinar Mas Syariah 19. PT. Asuransi Tokio Marine Syariah 20. PT. Asuransi Jiwa Eka Life 21. PT. Asuransi Astra Buana Syariah 22. PT. Asuransi Tugu Pratama Syariah 23. PT. Allianz Life Indonesia Syariah 24. PT. Asuransi Panin Life b) Perusahaan Reasuransi Syariah : PT. Reasuransi International Indonesia (Re-Indo) Disamping itu, di dunia Internasional ada lebih dari 60 perusahaan a~uransi
clan reasuransi syariah atau takaful clan retakaful, yang mempunyai
prospect yang sangat strategis untuk mengadakan kerjasama. Perusahaanperusahaan tersebut antara lain : c) Perusahaan Takaful clan Retakaful International Diantaranya adalah Takaful USA (USA), Islamic Takaful & Retakaful Company (Jeddah), The Nasional Reinsurance Company (Sudan), Syarikat
69
2004 sekitar Rp. 220 milyar dan pada tahun ini diharapkan tercapai peroleha.'l premi sebesar Rp. 350 milyar. Perkembangan ini sangat fantastis dan diharapkan akan berkembang terns secara cepat pada masa-masa mendatang. 2. Dengan berdirinya divisi syariah pada beberapa perusahaan asuransi, yang pada saat ini sedang mangajukan izin, akan menambah pangsa pasar .. reasuransi syariah. 3. Beberapa market sudah mulai mengarahkan pada asuransi syariah, misalnya untuk kepentingan asuransi PA untuk jamah calon haji. 4. Beberapa asuransi syariah, sudah mulai membidik bisnis-bisnis korporasi. Dari stunber ini diperkirakan, kebutuhan penempatan reasuransi akan meningkat, baik secara treaty maupun facultative. 5. Pasar reasuransi, khususnya di luar negeri, belum terlihat memiliki sarana penghnbung yang bersifat independent yang dapat menjalin kerjasama diantara mereka, khususnya ditinjau dari sisi bisnis, bukan organisasi. Action Plan
I. Melakukan hubungan kerjasama dalam berbagai bentuk kepada seluruh perusahaan asuransi syariah yang ada di Indonesia, termasuk dengan perusahaan reasuransi syariah. Misalnya, menggalang kapasitas bersama diantara seluruh perusahaan asuransi syariah, sebagaimana yang dilakukan
71
Catatan: a. Tahun pertarna, kami akan lebih banyak melakukan kunjtmgan dan menawarkan berbagai macam ke1jasama yang 1mmgkin dapat dilakukan kepada perusahaan takaful atau retakaful, baik dalarn negeri maupun luar negeri. Untuk itu, target perolehan brokerage belum menjadi prioritas utarna. b. Tahun kedua, diharapkan reaksi pasar akan menerima kehadiran retakaful broker, sehingga target perolehan brokerage sudah mulai dapat dianggarkan. c. Tahun ketiga, adalah merupakan tahun dimana menetapkan target perolehan brokerage.
BAB IV PERANAN PIALANG REASURANSI TERHADAP ASURANSI SY ARIAH
A. Peran Pialang Reasuransi Pada Proses Sharing of Risk dalam Reasuransi Syariah
Salah satu diferensiasi (perbedaan) dari reasuransi berdasarkan prinsip syariah adalah adanya mekanisme sharing of risk antara satu peserta dengan peserta yang lain. Dalam ha! ini, berbeda dengan proses transfer of risk sebagaimana yang terjadi pada
asuransi
konvensional.
Apabila
sebuah
perusahaan
asuransi
syariah
menyepakati perjanjian reasuransi dengan perusahaan reasuransi syariah, maka pada saat itu terjadi saling menanggung antara perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan reasuransi syariah, demikian selanjutnya dengan retrosesi, atau perjanjian reasuransi dengan ceding company. Perbedaan ini sebagai implementasi dari akad tabbaru' yang melandasi operasional asuransi dengan prinsip syariah 1• Untuk itulah Pialang Reasuransi Syariah berperan penting bagi para pelaku market asuransi, seperti dalam memfasilitasi perjanjian reasuransi antara perusahaan
asuransi dengan pihak reasuransi serta dengan retrosesi2.
1
Muhammad Syakir Sulla, Asurans Syariah (life and general) konsep dan system operasiona/, (Jakarta: Gema Insani. 2004). hal 279. 2
Wawancara Pribadi dengan M. Dede Kurniadi, .Junior Manager PT. Asire Binajasa, Jakarta 11 Januari 2008.
73
"
Sesuai dengan prinsip sharing of risk ketika perusahaan asuransi syariah (ceding company) menyepakati perjanjian (Treaty) dengan Reasuransi syariah maka saat itu terjadi saling menanggung antara perusahaan asuransi syariah dengan reasuransi syariah, demikian pula dengan Retrosesi. Maka posisi pialang reasuransi disini berperan sebagai fasilitator yang berada antara ceding company dengan reasuransi syariah, ataupun antara Reasuransi dengan Retrosesi. Sebagai perwakilan ceding company ataupun Reasuransi maka perusahaan pialang reasuransi wajib menggunakan prinsip Trasparansi, yaitu menjelaskan segala bentuk perihal isi perjanjian (kontrak) dan menjelaskan perubahan yang mungkin akan terjadi pada waktu perjanjian itu ber!angsung, karna itu sebagai tanggung jawab moral perusahaan akan memberikan laporan kepada ceding company yang diwakilkam1ya setiap quartery (4bulan) mengenai kemajuan proses dan daftar reasuradur/retrocessionaeris selama melaksanakan penempatan reasuransi.
74
Gambar4.1 Posisi Pialang Reasuransi Syariah Dalam proses "Sharing Of Risk"
I
Tertanggung le:!:::±::'.'> Nasabah
PROSES "SHARING OF RISK"
Reasuransi Syariah
Asuransi Syariah
Retrocesi Syariah
INTERMEDIARIES
' Broker Asuransi Syariah
Broker Reasuransi Syariah
Broker Reasuransi Syariah
Sumber: PT. Asiare Binajasa
Table 4.2 Beberapa perusahaan Pengguna jasa Pialang di PT. Asiare Binajasa. No
Pernsahaan Asuransi syariah
Reasuransi syariah
I.
Asuransi Binagriya Upakarya cab. Syariah
Asean Retakaful International
2.
Takaful Umum cab. Syariah
Nasional Re-Shariah Division
3.
MAA cab. Syariah
B.E.S.T. Reinsurance
4.
Bintang cab. Syariah
Retakaful Re LTD
5.
Bumi Putra Muda cab. Syariah
Re-Indo- Shariah Division
76
memberitahukan dan menjelaskan segala persyaratan dan kondisi secara terbuka dan jelas, termasuk tentang keadaan penggung pertama (ceding company). Untuk dapat menyusun program reasuransi yang baik bagi kliennya, pialang asuransi wajib mengetahui informasi mengenai ceding company dari berbagai aspek, mengenai hal-hal sebagai berikut:
A. Keadaan perusahaan pemberi sesi (ceding company). B. Pimpinan(manajemen) perusahaan. C. Potopolio bisnis. Pada saat perusahaan asuransi (ceding company) menawarakan bisnisnya (offer masuk) ke perusahaan pilang reasuransi, bisaanya dilakukan melalui Faximili,
perusahaan pialang akan melakukan registrasi terhadap penawaran yang ditawarkan keperusahaan
pialang untuk ditempatkan ke reasurandur (penanggung ulang),
setelah itu perusahaan pialang akan melakukuan proses seleksi risiko, meskipun pialang mewakilkan pihak tertanggung (ceding company) perusahaan pialang dapat menolak offer yang masuk karena tidak memenuhi risk assetment. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi reasuradur (reasuransi), dari keterlarnbatan pembayaran premi yang mungkin akan terjadi karna masalahfinancial dari ceding company. Jika offer yang masuk diterirna dan syarat-syarat memenuhi seleksinya telah terpenuhi
perusahaan pialang akan meneruskanya keperusahaan reasuransi yang sebelumya telah ditentukan oleh ceding company.
Tl
Dari beberapa reasuradur yang telah ditentukan/diminta oleh asuradur, bebarapa reasuradur akan ada yang menerima dan menolaknya disebabkan kurangnya persyaratan yang telah ditentukan atau kapasitas dari resiko yang akan diaksep melebihi kapasitas dari reasuransi tersebut. Segala ha! tersebut akan dikonfirmasikan oleh pialang ke ceding company, selain itu pialang reasuransi dapat pula memberikan masukan atas beberapa reasuransi dalam negri maupun luar negri selain yang ditentukan oleh ceding company. Setelah bisnis itu di aksep oleh reasuradur barn dibuat dokumen resmi yang akan diberikan kepada ceding company dan kepada reasuradur. Tahapan proses kerja:
1. RI! (Reinsurence) offer dari ceding company 2. Risk assessment yang terdiri dari: a) Marketable, yaitu apakah bisnis yang masuk dari ceding company dapat dijual atau tidak keperusahaan reasuradur b) Adequate Rate, yaitu ratenya yang digunakan atau yang ditawarkan cukup atau memenuhi syarat atau tidak c) Existing Account, yaitu bisnisnya exisiting (sudah berjalan atau tidak)
3. RI! Placement to Reinsurance company (overases/local) 4. Progress Information RI! Placement 5. Konfermasi (Accep) atas risiko yang ditawarkan kepada perusahaan ceding company
78
6. Dokumentasi/ penerbitan clokumen sebagai bukti aclanya transaksi, berupa: a. R/1 cover note kepacla ceding company, clan b. Rll Classing kepacla perusahaan Reasuransi
4
•
Gambar4.3 Proses kcrja pialang reasuransi Offer Masuk
Registrasi Offer
Seleksi
Resiko
R/I Placement
Akseptasi Rcsiko
Respon Dari
Penolakan Resiko
Penolakan Resiko
Securitas
Laporan pcrkembangan R./l Placement
Peno!akan Resiko
Konfirmasi Keikutsertaan
Rekonfirmasi Keikutsertaan
Pemberitahuaan Final
Pembuatan
Share
Dokumen
Endorsement
Sumber: PT. Asiare Binajasa
4
Wawancara Pribadi dengan Dede kurniadi Kurniadi. Junior Manager PT. Asiare binajasa, Jakarta, 11 Desember 2007.
79
Selain dari program penempatan reasuransi, pialang reasuransi juga melakukan penutupan reasuransi, yaitu terjadinya klaim atau pun berakhirnya kontrak reasuransi antara asuradur dan reasuradur. Jika terjadi klaim ceding company akan melaporkanya ke pialang reasuransi, setelah itu pialang reasuransi akan melakukan pengurusan administrasi klaim ke perusahaan reasuransi. Disinilah salah satu keuntungan mengunakan jasa pialang reasuransi, ceding company tidak perlu repot dengan segala administrasi mengenai pengurusan klaim, karna pialang reasuransi yang akan mewaldlkan dalam pengurusan klaim, selain itu kecepatan waktu dalam pengurusan dokumen hingga jadi sampai saat terjadinya klaim menjadi point penting alasan mengunakan jasa pialang reasuransi. Gambar4.4
Proses klaim Info Klaim dari cedant
l Register Klaim
l Info Klaim ke Securities
l Penerbitan ke PLA ke securities
l Penerbitan DLA & Ac\iuiestar Report Sumber: PT. Asiare Binajasa
80
Pialang Reasuransi mendapat kompensasi berupa Brokagee Fee sebesar 5 % ataupun lebih sesuai kesepakatan dari perusahaan reasuransi alas setiap pembayaran premi yang dilakukan oleh ceding company melalui pialang reasuransi ataupun tidak.
C. Analisisi Peranan dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang
Reasuransi dalam Asuransi Syariah
Seperti halnya pialang asuransi, pialang reasuransi dalam melaksanakan peranan, fungsi, dan tugas-tugasnya juga mempunyai tanggung jawab yang besar karena mereka harus mampu melaksanakan kegiatan usaha secara propesional . Sebagai pihak yang berfungsi konsultan, pialang reasuransi harus mampu menyusun dan/atau mengusulkan program reasuransi serta memberikan advis-advis yang baik dan berhasil guna. Program reasuransi yang disarankan harus komprehensif dan meliputi retensi sendiri penanggung pertama pada tingkat yang wajar dan baik, limit, atau kapasitas kontrak reasuransi yang rnernadai, persyaratan, kondisi kontrak, dan harga yang kompetitip. Saran yang diberikan tentang tipe kontrak reasuransi, baik yang proposional rnaupun non-proposional, yang akan digunakan harus disertai kriteria atau argumentasi yang tepat dan propesional serta dapat diterima oleh kedua belah pihak yang melakuan perjanjian reasuransi. Fungsi perolehan bisnis reasuransi .. biasanya tidak hanya yang berasal dari dalam negri, tetapi juga yang berasal dari Iuar negri. Pialang reasuransi dalam rnenjalankan usahanya untuk memperoleh bisnis yang lebih banyak mengandalkan
81
pada paket jasa kepialangan yang pada kenyataanaya dapat meningkatkan efesiensi dan ejektivitas scrta jumlah bisnis atau prcslasi yang ldah diraih dcngan ketekunan
dan keefektivitas serta jumlah bisnis atau prestasi yang telah diraih dengan ketekunan dan keaktifan menghubungi perusahaan asuransi maupun reasuransi diberbagai Negara. Dalam perjuangan memperoleh bisnis, pialang reasuransi juga harus membuktikan diri bahwa mereka telah memiliki nanm baik (reputasi) dan dapat bekerja secara propesional melalui prestasi/hasil kinerja serta melalui cara penawaran bisnis reasuransi, baik yang ditempatkan atas bisnis imbal balik maupu yang tidak dengan persyaratan tersebut. Teknik-teknik untuk dapat meyakinkan seseorang harus mereka kuasai disamping faktor pendekatan yang harus dilakukan dengan kearifan dan keluwesan5• Pialang reasuransi sangat berperan penting dalam penutupan suatu risiko dan juga untuk membantu perusahaan asuransi dalam memberikan informasi mengenai perkembangan dan situasi pasar yang akan dihadapinya. Adapun peranan pialang reasuransi adalah sebagai berikut : I. Konsultasi ( Consultaiit) Dalam hal ini pialang reasuransi memberikan saran-saran kepada perusahaan asuransi atau ceding company dalam penempatan risiko baik secara facultatif maupun dalam pembuatan program treaty, baik secara proporsional maupun non proporsional dan juga dalam hal pengelolaan risiko yang mana risiko tersebut
5
Aj. Marianto, PERTANGGUNGAN ULANG (REASURANSI), (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1997) Cet.J, ha! 37.
82
akan ditanggung oleh perusahaan asuransi bersama - sama dengan para penanggung ulang atau yang lazim disebut sebagai reasuradur ataupun security dimana para security tersebut menanggung risiko yang diberikan oleh ceding company melalui pialang reasuransi, dan juga untuk lebih dapat meminimalkan
risiko yang diterimanya, sehingga risiko yang diterimanya baik oleh perusahan asuransi maupun oleh para penanggung ulangnya adalah suatu risiko yang baik, maksudnya risiko yang kemungkinan akan terjadinya klaim sangat kecil sekali. 2. Seleksi Pasar ( Market Selection ) Pialang reasuransi dituntut untuk dapat mengetahui perusahaan asuransi mana yang mempunyai rating yang bagus, baik dari segi financial maupun dari segi penyelesain klaimnya. Sehingga dalam penernpatan risiko yang dilakukan dapat diterima oleh ceding company, selain itu juga pialang reasuransi harus dapat mengetahui jenis - jenis
bisnis apa saja yang disukai oleh setiap perusahaan reasuransi, sehingga dalam penempatan bisnis tersebut tidak terlalu sulit ataupun perusahaan reasuransi mana yang mernpunyai kapasitas besar dalam menerima suatu jenis risiko. 3. Negosiasi (Negotiating) Dalam ha! ini pialang reasuransi akan melakukan negosiasi ataupun tawarmenawar dengan penanggung ulang atau reasuradur, dalam menyusun treaty biasanya ceding company melakukannya pada akhir tahun dan berlaku untuk satu tahun pada tahun berikutnya.
83
Penyusunan treaty yang dilakukan dengan memanfaatkan jasa dari para pialang reasuransi dapat dilakukan oleh ceding company, sehingga ceding company tidak perlu repot lagi melakukan negosiasi dengan para penanggung ulang atau reasuradur untuk mau ikut dalam program treatynya. 4. Pengawasan Kontrak ( Contract Supervision ) Setelah broker reasuransi tersebut selesai melakukan negosiasi dan mencatat syarat - syarat yang diinginkan oleh para penanggung ulangnya atau reasuradur, maka broker reasuransi tersebut menuangkannya dalam suatu kontrak kerja sama dimana kontrak tersebut juga akan lebih dahulu dipelajari oleh ceding company. Apabila kontrak tersebut kurang memenuhi keinginan atau tidak seperti yang diharapkan oleh ceding company, maka Pialang reasuransi pun akan Iebih berusaha
bernegosiasi
ulang
dengan
para
penanggung
ulang
ataupun
reasuradurnya dan juga broker reasuransi pun akan bernegosiasi dengan ceding company. Bahwa inilah yang sedang berlaku dipasar asuransi, dan apabila telah te1jadi kesepakatan maka Pialang reasuransi akan menyiapkan kontrak kerja sama antara perusahaan asuransi atau ceding company dengan penanggung ulang atau reasuradur. Di dalam perjalanan proses penyelesaian klaim tersebut, PT. Asiare Binajasa akan memonitor6 • Sebagai perusahaan penyedia jasa, pialang reasuransi menyadari bahwa pelayanan harus !ah diutamakan selain dari kemudahan dan keamanan, karna dalam
6
Wawancara Pribadi dengan M. Dede kurniadi f(urniadi, Junior Manager PT. Asiare Binajasa, Jakarta. 11 Januari 2008.
84
bisnis ini antara ceding company tidak terikat (bebas), dalam artian ceding company bisa SiO\ia tidak menggunakan jasa pialang reasuransi yang sama untuk menempatkan bisnisnya ke perusahaan reasuransi. selain pialang reasuransi harus menciptakan rasa kepercaya (Trust) antara ceding company dengan pialang reasuransi, karna tidak mungkin ceding company mempercayakan bisnisnya kepada pialang reasuransi. Terhadap
keluar
pencabutan
fatwa
darnrat
reasuransi
konvensional
perusahaan pialang reasuransi wajib memberitahukanya kepada ceding company, kama ha! itu juga merupakan peran dan tangung jawab pialang reasuransi sebagai konsultan ceding company. Mengenai ha! tersebut pialang reasuransi harus menegosiasikan terlebih dahulu dengan pihak- pihak yang terkait selain ceding company dan reasuransi (reasuradur) juga kepada AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia), dan pihak AASI sendiri masih memperbolehkan ceding company untuk mereasuransikan keperusal1aan reasuransi konvensional karena kapasitas reasuransi syariah dalam memback up kapasitas atas resiko-resiko sangat terbatas yang melebihi kemampuan (own retention), untuk bisnis yang sifatnya katash·op (klaimnya besar), seperti: Marein He, Pesawat, dan pengangkutan yang hanya bisa ditangani oleh perusa11aan resuransi yang daya tampungnya (own retention) besar, seperti halnya Lloyd's. Selain tidak mungkin pialang reasuransi tiba-tiba mengalihkan bisnisnya ke perusaliaan reasuransi syariah (setelah lebih dahulu melakukan negosiasi dengan ceding company) pada saat kontrak berlangsung. 0
BABY
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Sebagai bagian akhir dari skripsi ini, penulis akan memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
I.
Pialang Reasuransi sebagai perwakilan dari ceding company harus bersikap propesional dalam menjalankan bisnis yang telah dipercayakan. Dalam Mekanisme Ke1ja Pialang Reasuransi, pialang reasuransi harus menyeleksi bisnis yang ditawarkan baik yang meliputi dari ceding company, isi kontrak yang masuk dan juga reasuransi (security). Hal ini untuk mempermudah kedua belah pihak dalam mengaksep dari risiko yang ditawarkan oleh ceding company dan yang diterima oleh reasuradur.
2.
Dalam prinsip Sharing Of Risk dalam Reasuransi Syariah, dimana antara ceding company terjadi saling menanggung dengan perusahan reasuransi.
Pialang reasuransi sebagai Act On Behmf, yang berada diantaT kedua belah pihak yang menjadi fasilitator harus bersikap trasparansi, agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 3.
Peranan dan Tanggung Jawab PT. Asiare Binajasa selaku Pialang Reasuransi yang meliputi: a) Konsultasi (consul/an) b) Seleksi market (Market Selection) c) Negosiasi (Negotitation) d) Pengawasan Kontrak (Contract Supervision)
86 Terhadap Pencabutan fatwa darurat reasuransi pialang reasuransi tidak gegabah dalam menyikapi ha! tersebut, karma itu pialang reasuransi pelu melakukan negosiasi kepada ceding company. Selain itu menurut AASI ada beberapa resiko yang tidak mampu ditanggung oleh perusahaan reasuransi syariah baik yang dalam negri maupun luar negri dikarenakan besarnya biaya pertanggungan, yang hanya bisa ditanggung oleh perusahaan reasuransi konvensional, seperti Lloyd's.
A. Saran a. PT. Asiare Binajasa sebagai pialang reasuransi memiliki SDM yang propesional dibidangnya, disamping itujuga PT. Asiare Binajasa ikut aktif dalam membantu mengembangkan Asuransi syariah, karna
hadirnya
divisi pialang reasuransi syariah, maka disarankan untuk tetap eksetensi bahkan lebih aktif dalam mengembangkan Asuransi syariah. b. Melihat potensi dari market pialang reasuransi yang sangat besax, dan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pialang reasuransi kepada pernsal1aan-perusahaan asuransi syariah yang mulai banyalc berdiri, untuk itu penulis sarankan agar memanfaatkan media informasi sebagai sarana dalam publikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur' anul Karim An-Naisaburi, Abi husain Muslim bin Hajj Al-Qusyairi, Shahih !vfuslim, (kairo: Dar Ihya al kutub al-Arabiya. 1918),juz. 1. Ali, A.M.Hasan, Asuransi dalam Perspekt!f Hukum Islam; Suatu TiY?iauan Analisis Historis, Teorotis, dan Praktis, Ptenada Nedia, Jakarta 2004, Edisi I Ali, Hasyim, Agustinus clan Subekti, Kamus Asuransi, PT Bumi Aksara, Jakarta 2002. Asria,Novis, "Beberapa Jsu lndustri Asuransi Nasional Tahun 2003 ", Diakses dari //www. reindo.co.id/reinfokus/reinfokus/edisi21/reinfokus_22.htmAsuransi syariah.com pada tanggal 3 April 2007. Ardiansah, Tedy,, Peranan Broker Reasuransi PT. Beringin Sejahtera Makmur putra (B.S.MP) Dalam Pe1janjian Reasuransi Tentang Jaminan Pembayaran Klaim. Skripsi SI, STMA Trisakti, Jakarta 2005. Ayat, Safri, Kamus Praktis Asuransi, Erlangga, Jakarta 1996.
-------------, Pengantar Reasuransi, Akasalri, Jakarta 2000, Cet. Ke I Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 2005, Cet -3. Elfiana, Eki, Tinjauan Hukum l~/am Terhadap Praktek Reasuransi pada PT. Tripakarta cabang Syariah, Skripsi SI Fakultas syriah clan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakmia 2006. Herman, Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta 2004. Kenneth, Huggins clan D. Land Robert., Operasional Perusahaan Asuransi jiwa dan Asuransi kesehatan, Yayasan Dharma Bumi Putra, Jakarta 1999. Sula, Syakir Muhammad. Asuransi Syariah (life and general) konsep dan system operasional. Gema Insani Press, 2004.
-------------, Perkembangan dan Pertumbuhan Asuransi Syariah, Makalah Seminar. Jakarta 14 Maret 2007.
88
diakses dari situs: Muchtasib, A Bakhrul, "Reasuransi Syariah," //arched.refiexive.com/redirect.aspx?ra&pid, Pada Tanggal 12 Desember 2007. Marianto, A.J, PERTANGGUNGAN ULANG (REASURANSI), Ghalia Indonesia. Jakarta 1997. Cet. l Rinela putrid," Mengenal Reasuransi 2", Artiker Diakses Pada Tanggal 8 Januari 2008,darihttp://www.vibiznews.com/ 1new/articles_financial_last. php ?id=29& sub=article&month=NOVEMBER&tahun=2007 &awal= J O&page=insurance Muhaimin Iqbal. Asuransi Umum Syariah dalam praktek , Gema Insani Press, Jakarta 2005. Pennata Wulandari, "Reasuransi Konvensional Versus Reasuransi Syariah ", Artiker Pada 9 Januari 2008 dari Diakses http://www.vibiznews.com/lnew/articles financial.php?id=42&sub=article& page=insurance Sevila, G. Consuelo, Pengantar Metode Penelitian, DI-PRESS, Jakarta 1993. Salim, Abbas, Asuransi &Manajemen Risiko, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2005, Edisi Revisi. Situs
Direktorat Asuransi tanggal 10/09/2007 http://kambing.vlsm.org/bebas/vO 1/Rl/uu/l992/uu-1992-002.txt
dari:
www. Depkeu.go.id/asuransi/peraturan/3 _SDJLK00-4499.pdf.com~ Pada Tanggal 10 November 2007 www//djlk.depkeu.go.id/asuaransi/hal _3. htm, pada tanggal 10 september 2007. www//inlawnesia.info: System Asuransi - Syariah. Htm, Pada Tanggal 01 Maret 2008. Situs: '""" Mei 2008. Situs: Mei 2008.
pada tanggal 25
lbs.php?id=67. pada tanggal 26
Wawancara Pribadi dengan M. Dede Kurniadi.Junior Mnager PT. Asire Binajasa Jakarta, 11 Desember 2007 dan 11 Januari 2008.
Lampiran 1
I-Iasil Wawancara Nama
: M. Dede Kurniadi Junior Manager PT. Asire Binajasa
Tempat
: PT. Asiare Binajasa.
Tanggal
:11 Desember 2007, 11 Januari dan 26 Mei 2008.
I. Menurut bapak/ibu apakah tujuan umum adanya pialang didalam industri asuransi ? Jawab : membantu tertanggung dalam memahan1i risiko dan membantu
dalam ha! pengajuan klaim.
2. Bagaimanakah tahapan mekanisme/proses ke1ja pialang di PT. Asiare Binajasa? .Jawab : tahapan proses kerja pialang di PT. Asire binajasa sebagai berikut:
a) R/I offer dari ceding company b) Risk Assetment c) R/I Placement To Reinsurance d) Progress Inform for R/I Placement e) Konform(Accep) f) Document
Lampiran 2
3. Apakah ada perbedaan sytem ke1ja pialang dalam industri asuransi syariah clengan asuransi yang konvensional ?
Jawab : Secara Umum pengertian ataupun mekanisme pelaksaan
ke~ja
Pialang reasuransi syariah tidak berbeda jauh clengan pengertian pialang reasuransi pada umumnya, hanya dalam pelaksanaanya pialang reasuransi syariah harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yang bebas dari praktek
Maghrib. Selain itu, seperti halnya LKS aclanya DPS pada divisi pialang reasuransi syariah.
4. Bagaimanakah system kerja pialang di PT. Asiare Binajasa clalam melindungi nasabahnya?
.Jawab : PT., Asiarc binajasa sebagai pialang raesuransi yang merupakan perwakilan dari nasabah mempunyai tugas atau kewajiban sebagai berikut: 1) Konsultasi ( Consultant) 2) Seleksi Pasar (Market Selection) 3) Ncgosiasi (Negotiating) 4) Pengawasan Kontrak (Contract Supervision)
5. Sebagai perwakilan dari perusahaan asuransi, bagaimana sikap pialang reasuransi terhadap keluamya tentang pencabutan fatwa darurat reasuransi syariah?
Lampiran 3
Jawab: Terhadap keluamya fatwa tersebut, perusahaan pialang reasuransi
memberitahukanya kepada para ceding company, selain itu kami juga melakukan konsultasi kepada AASI terhadap keluarnya keputusan tersebut, dan hasilnya AASI masih memperbolehkan dengan syarat jika daya tampung perusahaan reasuransi syariah sudah tidak sanggup yang hanya bisa ditanggung oleh Ilyod's.
6. bagaiman mekanisme pemasaran PT. Asiare Bianajasa kepada perusahaan Asuransi syariah? Jawab: kami melakukan presentasi dengan cara melakukan kunjungan
kepada perusahaan takaful atau retakaful, baik dalam negeri (terutama yang sudah terdaptar di AAS! ) maupun yang luar negeri.
7. Bagaimana mekanisme pembayaran premi melalui perusahaan PT. Asiare Binajasa dan bagaiman pula jika terjadinya klaim asuransi?
Lampiran 4
Jawab: a) Proses kerja pialang reasuransi
OITcr Masuk
RegisLrasi Offer
Sclcksi Rcsiko
Penolakan Resiko
fUI Placement
Respon Dari Securitas
Akscptasi Rcsiko Penolakau Resiko
Laporan pcrkcmlmngan R/l Placement
Keikutscrtaan
Penolakan Resiko
1firmasi Jscrtaan
hua.an Fina!
Pernbuatan Dokumcn
iare
Endorscrnc11t
b) Proses klaim Info Klaim dari cedant
Register Klaim
Info Klaim ke Securities
Penerbitan ke PLA ke securities
Penerbitan DLA &
Lampiran 5
8. Apakah setiap ceding company syariah yang memakai jasa pialang reasuransi PT. Asiare selalu menggunakan jasa konsultasi, negosiasi dan sebagainya? .Jawab:
Ya,
mereka
berkonsultasi
khususnya
masalah
pcnempatan
retakafl.1!/reasuransi, ncgosiasi masalah syarat-syarat dan pertanggungan serta meminta bantuan dalam penyelesaian klaim.
9. Kapankah perusahaan ceding company menngunakanjasa tersebut ! .Jawab: Perusahaan Ceding Company dalam ha! ini adalah Perusahaan
Asuransi Syariah yang menggunakan jasa tersebut pada saat penempatan melakukan penempatan retakaful/reasuransi untuk kelebihan risiko yang dimilikinya.
I 0. Bagaimanakah menurut bapak/ibu prospek secara urnun1 pialang reasuransi syariah dimasa yang akan datang dan khususnya PT.Asiare! .Jawab: Mengingat bisnis Syraiah di Indonesia terbilang masih baru dan saat
ini tumbuh dengan pesat mulai dari sektor perbankan maupun asuransi dan bukan hanya untuk bisnis rite! saja (kendaraan bermotor, rumah tinggal dsb) akan tetapi sudah masuk kepada bisnis-bisnis korporate (industri dsb) maka dengan demikian prospek bisnis Syariah dimasa yang akan datang khususnya PT. Asiare yang merupakan satu-satunya Retakaful Broker di Indonesia
Lampiran 6
bahkan menjadi pelopor lahirnya Broker serupa di Malaysia akan sangat bagus dan potensial.
11. Perusahaan asuradur divisi syariah apa saja yang menggunakan jasa PT. Asiare dan perusahaan reasuransi apa! Jawab: Perusahaan Asuransi/ Reasuransi yang menggunakan jasa Asiare
dalam penempatan reasuransi syariah semuanya tercanturn dalam Profile Company sedangkan PT. Asuransi Binagriya Upakara Cab. Syariah hanya sebagai salah satu contoh saja yang menggunakan jasa Asiare.
PT. AS. BINAGRIYA UPAKARA CAB. SYARIAH '.:VN-SR I 0004 I PAR I II I 2006 it Code: 097
REINSURANCE COVER NOTE E OF COVER
: Property All Risks
>URED
: PT. BRI (Persero) KCK JAKARTA QQ PT. EKAJAYA MULTI PERKASA
NSURED
: PT. ASURANSI BINAGRIYA UPAKARA (CABANG SYARIAH)
:ATION OF RISK : JL. Kee. Kikim and Tebing Tinggi Kab, Lahat, Prop. Sumatera Se Iatan :UPATION I.A
INSURED
: Crude Palm Oil Factory : Plantation Building Factory Building Machinery & Equipment On Fixture & Furniture
IDR.10.447.649.000,IDR. 6.597.163.000 ,IDR.57.795.800.000,IDR. 281.092.000,IDR.75.121.704.000,-
tIOD
: 22"d November 2005 up to 22"d November 2006
)UCTIBLE
: -
FLEXA RSMD (41.A) Civil Commotion 4.3 Vehicle Impact Other losses
: Nil : 15'/o of Claim min IDR.10.000.000,: 15% of Claim, min. IDR.25.000.000,: 10'/o of Claim : IDR.1.000.000,: IDR.2.000.000,-
TE
: 1.20%0
'R SHARE
: IDR.1.516.085.200,- p.o IDR.75.121.704.000,(or 2.018% of TSI)
:MIUM LCULATION: barru Calculation :mium 100% : IDR.75.121.704.000,- x 1.20%0 = IDR.90.146.044,80,barru Fund (100%) : IDR.90.146.044,80,- x 62.5'/o = IDR.56.341.278,00,= IDR. 1.136.966,99,insurer Tabarru Fund: IDR.56.341.278,- x 2.018%
oh Calculation
oh Insurer oh to Reinsurer kerage Fee (5%)
: IDR.90.146.044,80,- x 37.570 : IDR.1.136.966,99,- x 15% : IDR.1.136.966,99,- x 5%
ince due to us : - Reinsurer Tabarru Fund - Ujroh Reinsurer - Brokerage Fee Total balance due to us ~ARKS
-
= IDR.33.804.766,80,= IDR. 170.545,05,= IDR. 56.848,35,= IDR.1.136.966,99,= IDR. 170.545,05,-
=IDR.
56.848,35,= IDR.1.364.360,39, -
See your fax offer ref.no.1637/F-OUT/TK-BGU/1105 dated 11'h November 2005 Akad Wakalah Satisfy Survey Report EDRC "A" RSMD not wider than 4.1 AA-TS (NMA2921) Loss record for the last 3 years : Nil
: : 60 days ective : 22"d November 2005 on : 21" January 2006 1surer : PT. REASURANSI INTL INDONESIA SYARIAH Jakarta, 25•h January 2006 PT. ASIARE BINAJASA
I>l':l'ARl'l•:Ml<'.N A<;AMA l
FAKULTAS SVARl'AH DAN 1-IUKUM lr.H ..Junnda No.95 Ciputat .Jak11rta 15-112
\Jo1nor La1npiran [-!al
\Vchsitc:
Tclp. (62*:! I) 7-1711537 Fax. (62-21) 7-191821 E1nai!: sYar hnkuin@l_l.:llloc1.c:om.s 0
~vww.uinjkJ.a_c.id.
Jakarta,
: Un.01/ 1'4/ l<M.00.02/ ,16'.]G /07
November 2007
: Mahon Data/ Wawancara
J(epada YLh, p·1rnFH1c1n
\)1· As1ore fO•n•)"'"'
Di
Assnlr111111'/nik1t111 Wr.Wh.
[)engan horn1at, ['impinan Fakultas Syari'1h dan Hukum Jakarta 111enerangkan bnh\va :
Na1na Nomor Pokok 'J'en1pat;·ranggal Lahir
UIN Syarif Hidayatullah
J\lan1al
: /\hn1c1d Fauzi : 10'.\:: 16228365 : Jabrla, 9 Juli 1984. : IX (Scrnbilan) : Mtl<)n1alat/ J\suransi S}raric.1h : JI. l\·l
Telp/ HP
: 021- (18947"] 02
Sen1cst~r
Jurusan/ J(onsentrasi
}
1\d,1lah b~ntir n1ahasiS\\',: Fi1kull1.1s Syari'<:1h & ! lukun1 UIN Syarif J-[idayatullah Jakarta yang sed;:1';'1 nll~nyelesail(iJn skripsi dengan 'f'opik/
"!\11alisis Pert111nn Pit!/nng d '"JI i\s11n111si Syarial!"
Untuk 1nelengkapi b1.1!' '"/dala yang berkaitan dengan penulisan /pembahasan Topik/]udul di .,. ·;, dimohon kiranya Bapak/lbu/Saudara/i dapat n1en1bantu/n1enerin1a YD!'· ,~rsangkutan untuk berwavvancara. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saw' · 1/i, bmi ucapkan banyak terima kasih.
11\!ossn I11J1111 'o /11ik11111 V\lr. l!\1{1.
l\n.DEKAN f(abag 'l'ata Usaha
Drs.I-l.Burhanuddin Yusuf.MM