e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
ANALISIS PENILAIAN AUTENTIK MENURUT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD NO. 4 BANYUASRI I Made Endra Danu Merta1, I Made Suarjana2, Luh Putu Putrini Mahadewi3 1,2
Jurusan PGSD, 3Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman guru mengenai penilaian autentik menururt kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan penilaian autentik, (2) mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik, dan (3) mendeskripsikan hambatan yang dialami guru dalam penilaian autentik menurut kurikulum 2013 pada tema makananku sehat dan bergizi pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah studi dokumen, observasi, dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Obyek penelitian adalah perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan yang dialami guru kelas IV dalam penilaian autentik menurut pembelajaran kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perencanaan penilaian autentik di kelas IV SD No. 4 Banyuasri memperoleh nilai 87,50 berada pada kategori baik, (2) pelaksanaan penilaian autentik di kelas IV SD No. 4 Banyuasri memperoleh nilai 93,75 berada pada kategori amat baik, dan (3) hambatan guru dalam pelaksanaan penilaian autentik adalah banyaknya jumlah peserta didik, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan ketersediaan waktu dalam melakukan penilaian. Berdasarkan hasil penelitian, penilaian autentik menurut kurikulum 2013 pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berjalan dengan baik namun masih mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.
Kata-kata kunci: penilaian autentik, pembelajaran, kurikulum 2013 Abstract The problems in this study is the lack of understanding of the authentic assessment of teachers according to the curriculum in 2013. This study aims to (1) describe the planning of authentic assessment, (2) describe the implementation of authentic assessment, and (3) describe the obstacle that is experienced by the teacher in authentic assessment according to curriculum 2013 on the topic my food is healthy and nutritious in fourth grade in SD No. 4 Banyuasri. This research is a qualitative research. Data collection methods used in this research is the study of documents, observation, and interviews. Data were analyzed using descriptive analysis. The subjects used in this research is fourth grade teacher in SD No. 4 Banyuasri. Object of this research is the planning, implementation, and obstacle that is experienced by the fourth grade teachers in authentic assessment according to the curriculum 2013. The results showed that (1) the planning of authentic assessment in fourth grade in SD No. 4 Banyuasri gained 87.50 in the good category, (2) the implementation of authentic assessment in fourth grade in SD No. 4 Banyuasri scored 93.75 in the category very well, and (3) the teacher obstacles in the implementation of authentic assessment is the large number of students, number of assessment to be done, and the availability of time to do the assessment. Based on
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 this research, authentic assessment according to the curriculum 2013 at the fourth grade in SD No. 4 Banyuasri run well but still get some obstacles in its implementation.
Key words: authentic assessment, learning, curriculum 2013 PENDAHULUAN Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga aspek dari sekian banyak aspek yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Oleh sebab itu, di samping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar perlu sistem penilaian yang baik dan terencana. Seorang guru yang profesional harus menguasai ketiga aspek tersebut yaitu penguasaan kurikulum termasuk di dalamnya penguasaan materi, penguasaan metode pengajaran, dan penguasaan penilaian. Ketiga aspek tersebut harus dikuasai guru guna meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya penyempurnaan-penyempurnaan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada setiap aspek pendidikan. Salah satu aspek pendidikan yang mengalami perkembangan terus menerus guna peningkatan kualitas pendidikan adalah kurikulum pendidikan nasional. Perubahan kurikulum yang dilakukan pemerintah merupakan suatu niatan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah upaya yang dilakukan pemerintah guna mencapai mutu pendidikan yang optimal. Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 mengakibatkan perubahan paradigma
pada proses pembelajaran, di mana setiap aktivitas belajar diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku mulia dalam diri siswa. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik (Sagala, 2010). Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu (1) proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki siswa dalam proses berpikir, (2) pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Pembelajaran pada kurikulum 2013 di SD menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Menurut Prastowo (2013) pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema dilakukan melalui beberapa pendekatan. Pembelajaran tematik terintegratif yang diterapkan di sekolah dasar beracuan pada pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Kurniasih dan Berlin (2014) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedimikian rupa agar peserta didik secara aktif dapat mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Menurut Abidin (2014)
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 pendekatan saintifik memiliki komponen proses pembelajaran yaitu: (1) mengamati, (2) menanya, (3) mencoba, (4) menalar, dan (5) mengkomunikasikan. Perubahan kurikulum juga membawa implikasi terjadinya perubahan pada penilaian. Menurut Daryanto (2014) penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian yang dilakukan guru di kelas terkait dengan kegiatan dengan kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran. Penilaian juga dapat memberikan umpan ballik kepada pendidik agar menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, halhal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian adalah sebagai berikut (a) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD pada KI-3 dan KI-4, (b) penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya, (c) sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, dan (d) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Standar penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signigikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan (Kemendikbud, 2014). Penilaian autentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Yasri (2013) menjelaskan penilaian autentik memiliki relevansi terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013 yang mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lainlain. Menurut Permendikbud No. 104 tahun 2014, kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik, dan jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk, dan portofolio. Perubahan paradigma pembelajaran dalam kurikulum 2013 ini, mendatangkan masalah bagi pendidik dalam proses penilaian. Guru masih bingung dalam proses penilaian yang dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai sikap,
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau masyarakat dan juga bagaimana format penilaiannya. Sebenarnya penilaian autentik sudah tidak asing lagi pada KBK dan KTSP, hanya saja pelaksanaannya belum maksimal. Pada KBK dan KTSP, guru sekolah dasar kebanyakan mempraktikkan penilaian hanya sebatas penilaian pengetahuan saja sedangkan dalam kurikulum 2013 guru dituntut untuk melakukan penilaian pada aspek pegetahuan, sikap dan keterampilan. Permasalahan sama dialami guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri yang masih menerapkan kurikulum 2013. Guru masih bingung dengan penilaian autentik yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Banyaknya jenis penilaian membuat guru kurang maksimal dalam melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran siswa. Guru menganggap penilaian autentik ini rumit dan sulit untuk dilakukan. Mengingat salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik maka pelaksanaannya perlu diperhatikan guru dan kepala sekolah. Berbagai permasalahan mengenai penilaian autentik di SD No. 4 Banyuasri perlu dikaji sehingga perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Selain itu, hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan penilaian autentik dapat diatasi. Terkait dengan temuan permasalahan mengenai penilaian autentik yang dilakukan guru kelas IV sehingga dipandang perlu untuk melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Penilaian Autentik Menurut Kurikulum 2013 Temma Makananku Sehat dan Bergizi Pada Siswa Kelas IV Semester Genap SD No. 4 Banyuasri tahun Pelajaran 2014/2015”. METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif dengan latar alamiah dan menggunakan berbagai metode. Tempat penelitian ini adalah di SD No. 4 Banyuasri. Subjek penelitian adalah guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Objek penelitian ini adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan yang dialami guru kelas IV dalam penialia autentik menurut kurikulum 2013 pada tema makananku sehat dan bergizi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, observasi, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar ceklist dokumen, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Dokumen yang dimaksud dalam RPP yang dimiliki guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri. Observasi yang dilakukan dalam penelitian adalah observasi pelaksanaan penilaain autentik yang dilakukan guru kelas IV dalam pembelajaran kurikulum 2013. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara semiterstruktur digunakan untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, agar pihak yang diajak wawancara dapat mengeluarkan pendapat dan ideidenya. Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi tentang uraian penelitian yang dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan. Data penelitian yang telah terkumpul berupa perencanaan penilaian autentuk, pelaksanaan penilaian autentik, dan hambatan yang dialami guru dalam perencanaan ataupun pelaksanaan penilaian autentik dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Perencanaan penilaian autentik secara langsung tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru. RPP yang dibuat guru mengacu pada Permendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Untuk mengetahui perencanaan penilaian autentik menurut kurikulum 2013 kelas IV SD No. 4 Banyuasri dilakukan dengan menggunakan teknik studi dokumen dengan perdoman pada lembar ceklist dokumen yang disesuaiakan dengan Permendikbud No. 103 tahun 2014 dan Permendikbud No. 104 tahun 2014. Hasil data perencanaan penilaian autentik yang dilakukan guru dapat dilihat pada Tabel 1.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
Tabel 1. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil Data Perencanaan Penilaian Autentik
Indikator Kesesuaian penilaian pada RPP dengan silabus. Cakupan penilaian meliputi penilaian terhadap KI-1 dan KI-2 yaitu penilaian sikap. Cakupan penilaian meliputi penilaian terhadap KI-3 yaitu penilaian pengetahuan. Cakupan penilaian meliputi penilaian terhadap KI-4, yaitu penilaian keterampilan. Kesesuaian teknik penilaian dengan aspek yang dinilai. Ketepatan instrumen penilaian dengan teknik penilaian yang dipilih. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian. Kelengkapan pedoman penskoran Total Nilai Konversi Total Nilai Perencanaan Penilaian Ke Skala 100 Kategori Nilai
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa perencanaan penilaian autentik pada kelas IV di SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 87,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru kelas IV sudah baik dalam perencanaan penilaian yang dibuat dalam RPP. Secara rinci hasil penilaian mengenai perencanaan penilaian autentik dideskripsikan sebagai berikut (1) penilaian yang dibuat guru dalam RPP subtema makananku sehat dan bergizi telah menyesuaikan dengan penilaian yang ada pada silabus, (2) perencanaan penilaian sikap yang dibuat guru dalam RPP tema makanku seha dan bergizi dengan subtema makananku sehat dan bergizi sudah mengukur kompetensi sikap siswa yakni sikap spiritual dan sikap sosial. Pada penilaian sikap yang mengukur KI-1 dan KI2 guru sudah merancang penilaian dengan observasi sesuai dengan penilaian yang ada pada silabus. Guru tidak mengembangkan penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal, (3) perencanaan penilaian pengetahuan yang dibuat guru dalam RPP subtema makananku sehat dan bergizi sudah mampu mengukur penilaian terhadap pengetahuan siswa. Hal ini dapat dilihat
Hasil Penilaian 4 2 2 4 4 4 4 4 28 87,50 Baik
dari RPP yang dibuat selama pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi yang mencantumkan penilaian tes tulis sesuai dengan RPP. Sedangkan penilaian tes lisan dan penugasan yang merupakan bagian dari penilaian pengetahuan menurut kurikulum 2013 tidak dicantumkan dalam RPP, (4) perencanaan penilaian keterampilan yang dibuat guru dalam RPP subtema makananku sehat dan bergizi sudah mengukur penilaian terhadap keterampilan siswa. Penilaian keterampilan yang dibuat guru dalam RPP berupa daftar periksa yang meliputi: penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian produk. Penilaian keterampilan yang dibuat guru mengacu pada buku pelajaran siswa dan buku pegangan guru. Sedangkan penilaian portofolio yang ada pada silabus tidak dicantumkan dalam RPP, (5) perencanaan penilaian dalam RPP dari pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi sudah menggunkan teknik penilaian yang baik. Teknik penilaian yang dibuat sudah sesuai dengan aspek yang dinilai. Pada RPP yang dibuat guru, teknik observasi sudah mampu mengukur nilai sikap yang dimiliki siswa baik pada sikap spiritual dan sikap sosial. Tes tulis yang dibuat guru sudah mampu mengkur pengetahuan siswa, dan daftar periksa yang meliputi
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015 penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian produk sudah mampu menilai keterampilan yang dimiliki siswa, (6) instrumen penilaian yang dirancang dalam RPP sudah sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. Lembar observasi yang dibuat pada RPP sesuai dengan teknik observasi yang akan digunakan untuk mengukur sikap. Soal uraian pada RPP sesuai dengan teknik tes tulis yang akan digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa. Daftar cek dan skala penilaian pada RPP sesuai dengan teknik penilaian kinerja, proyek, dan produk untuk mengukur keterampilan siswa, (7) perencanaan penilaian dalam RPP subtema makananku sehat dan bergizi sudah mencantumkan tindak lanjut penilaian. Tindak lanjut penilaian yang terdapat RPP yakni program remedial bagi peserta didik yang pencapain kompetensinya di bawah ketuntasan dan
program pengayaan bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di atas ketuntasan. Setiap pembelajaran pada RPP subtema makananku sehat dan bergizi yang dibuat guru menerapkan program remedial dan program pengayaan yang berbeda, (8) perencanaan penilaian dalam RPP dari pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi yang dibuat guru sudah mencantumkan pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian autentik diperoleh dengan observasi saat pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan guru kelas IV SD No. 4 Banyuasri menurut kurikulum 2013. Hasil data pelaksanaan penilaian autentik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Data Pelaksanaan Penilaian Autentik No 1 2 3 4
Indikator Memberikan penghargaan terhadap keaktifan peserta didik Memberikan penilaian terhadap keterampilan siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi hasil belajar Melakukan tindakan refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Total Nilai Konversi Total Nilai Pelaksanaan Penilaian Ke Skala 100 Kategori Nilai
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pelaksanaan penilaian autentik pada kelas IV di SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori amat baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 93,75. Hasil tersebut menunjukkan guru kelas IV sudah amat baik dalam pelaksanaan penilaian autentik. Secara rinci hasil penilaian pelaksanaan penilaian autentik dideskripsikan sebagai berikut (1) guru selalu memberikan penghargaan pada setiap pembelajaran yang dilakukan pada subtema makananku sehat dan bergizi. Penghargaan yang paling sering dilakukan guru adalah tepuk tangan terhadap siswa yang mampu melaksanakan tugas dengan baik mauoun siswa yang masih kurang. Penghargaan tepuk tangan ini dilakukan
Hasil Penilaian 4 3 4 4 15 93,75 Amat Baik
guru bersama para siswa untuk memotivasi semua siswa dlaam mengikuti pembelajaran. Guru juga memberi teguran kepada beberapa siswa yang seringkali membuat keributan selama pembelajaran berlangsung, (2) penilaian terhadap keterampilan siswa meliputi penilaian terhadap kompetensi sikap dan keterampilan. Penilaian sikap yang dilaksanakan guru sudah mencakup penilaian sikap spritual dan sikap sosial siswa. Penilaian sikap dilakukan guru sat siswa melakukan diskusi kelompok. Dalam pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi belum tampak guru nelaksanakan penilaian diri, penilaian antar peserta diidk, dan jurnal. Penilaian terhadap kompetensi keterampilan yang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
dilaksanakan guru dalam pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian, produk, dan portofolio. Meskipun dalam perencanaan penilaian pada RPP tidak mencantumkan portofolio tetapi guru selalu mengumpulkan hasil penilaian siswa pada rak yang telah disediakan untuk arsip portofolio siswa, (3) penilaian dan hasil evaluasi belajar meliputi penilaian terhadapa kompetensi pengetahuan siswa. Penilaian terhadap kompetensi pengetahuan dilakukan guru saat pembelajaran berlangsung. Penilaian pengetahuan yang dilakukan guru adalah tes tulis dan penugasan. Tes tulis diberikan guru pada akhir setiap pembelajaran sebagai evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Penugasan yang diberikan guru biasanya diambil dari buku siswa untuk dikerjakan secara individu maupun kelompok, (4) setiap pembelajaran yang dilaksanakan guru harus memberikan tindak lanjut penilaian. Guru sudah memberikan program tindak lanjut berupa remidi dan pengayaan. Mengetahui hambatan yang dialami guru dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik menurut kurikulum 2013 kelas IV SD No. 4 Banyuasri dilakukan dengan teknik wawancara yang berpedoman pada pedoman wawancara disesuaikan dengan Permendikbud No 103 tahun 2014 dan Permendikbud No. 104 tahun 2014. Dari hasil wawancara hambatan yang dialami guru dalam perencanaan penilaian autentik sangat minimal karena penilaian sudah ada panduan dalam Permendikbud No. 104 tahun 2014 dan pada buku guru. Hambatan yang dialami dalam pelakasanaan terletak pada jumlah peserta didik, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan ketersediaan waktu. Solusi yang telah dilakukan guru untuk mengatasi hambatan yang dialami baik dlam perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik adalah dengan mengatur dengan baik semua kegiatan pembelajaran, bertukar pengalaman dengan rekan kerja dan tutor.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa perencanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri adalah baik dengan nilai yang diperoleh 87,50. Penilaian sudah tercantum dalam RPP dan disesuaikan dengan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan Permendikbud No.104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Namun, dalam perencanaan yang dibuat ada beberapa penilaian yang tidak dicantumkan dan dikembangkan guru dalam RPP. Perencanaan penilaian yang dibuat pada RPP sudah disesuaikan dengan silabus dan buku pelajaran siswa. Guru sudah mampu mengembangkan penilaian autentik pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No 103 tahun 2013 yang menyatakan RPP dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Penilaian autentik dalam RPP menggunakan rincian kompetensi yang hendak diukur. Kompetensi yang hendak diukur adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut sudah dibuat pada bagian penilaian pada RPP. Penilaian yang terdapat pada RPP menuntut peserta didik untuk aktif dalam setiap pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengertian penilaian autentik menurut Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Senada dengan hal tersebut, Kurniasih dan Berlin (2014) menyatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
Perencanaan penilaian autentik tidak boleh dipisahkan dengan teknik penilaian yang akan digunakan. Pada RPP yang dibuat guru sudah mencantumkan teknik penilaian yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi. Instrumen yang digunakan juga sesuai dengan teknik yang digunakan. Instrumen penting dibuat untuk memudahkan guru dalam menilai siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dipertegas dalam Permendikbud No. 81A tahun 2013 yang menyatakan sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian yang diperoleh guru perlu dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dan perbaikan pembelajaran berikutnya. Dalam RPP yang dibuat guru tindak lanjut yang direncanakan berupa program pengayaan dan program remidi. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 81A tahun 2013 bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian menurut kurikulum 2013 adalah tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. Selain itu, pedoman penskoran merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri adalah amat baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh saat pelaksanaan penilaian autentik sebesar 93,75. Pelaksanaan penilaian autentik berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar siswa. Penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan sudah dilaksanakan guru dengan baik. Penilaian sikap selalu dilakukan guru selama pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi. Penilaian sikap dilakukan guru dengan observasi saat siswa melakukan diskusi. Hal ini dipertegas oleh pendapat Kurniasih dan Berlin (2014) yang menyatakan observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan mengguanakan instrumen yang berisi sejumlah indikator. Penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan guru selama pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi adalah tes tulis dan penugasan. Hal ini dipertegas dengan pendapat Daryanto (2014) yang menyatakan penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran subtema makananku sehat dan bergizi semua jenis penilaian keterampilan telah dilakukan guru yakni, penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk, dan portofolio sudah dilakukan guru. Hal ini dipertegas dalam Permendikbud No. 104 tahun 2014 yang menyatakan penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk dan portofolio. Hambatan-hambatan yang dialami guru dalam perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan oleh karena sudah ada panduan dan juga ada pada buku pegangan guru. Hambatan yang dialami selama pelaksanaan penilaian autentik yakni banyaknya jumlah siswa, banyaknya penilaian yang harus dilakukan, dan keterbatasan waktu. Solusi yang telah dilakukan guru untuk mengatasi hambatanhambatan yang dialami baik dalam perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik adalah dengan mengatur dengan baik semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, bertukar pengalaman dengan rekan kerja juga merupakan salah satu cara yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui selama melakukan penilaian autentik. Dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013 telah dijelaskan bahwa pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri atau secara bersamasama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Hal ini berarti peran kepala sekolah sangat diperlukan dalam mengatasi hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran termasuk dalam hal penilaian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nopi Sutantri (2014) yang berjudul “Kemampuan Guru Menyusun dan Melaksanakan Asesmen Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kelas X SMK Pariwisata Triatma Jaya Badung”. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa hambatan yang dialami guru dalam merancang dan melaksanakan penilaian autentik adalah penyusunan soal yang banyak, format yang terlalu rumit membuat guru kewalahan dalam melakukan penilaian kepada setiap peserta didik. Hambatan ini dapat diselesaikan guru dengan melakukan diskusi secara intern dalam MGMP bahasa Indonesia. SIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut simpulan penelitian ini adalah, (1) perencanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 87,50. Setiap RPP yang dibuat sudah mencantumkan penilaian autentik, yakni penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, namun tidak semua jenis penilaian pada setiap kompetensi dirancang dan dikembangkan dalam RPP, (2)
pelaksanaan penilaian autentik pada kelas IV SD No. 4 Banyuasri berada pada kategori amat baik dengan nilai yang diperoleh sebesar 93,75. Penilaian yang dilaksanakan guru sudah berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat. Penilaian yang dilakukan sudah mampu mengukur kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. (3) meskipun perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik berjalan dengan baik, tetapi masih ada hambatan yang dialami guru, yaitu banyaknya jumlah peserta didik,
banyaknya penilaian yang dilakukan, dan ketersediaan dalam melakukan penilaian.
harus waktu
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: (1) Guru disarankan lebih memahami tentang kurikulum 2013, terutama pemahaman terhadap penilaian autentik. (2) Disarankan kepada pihak sekolah untuk merekomendasikan guru menjadi pembicara dalam workshop atau seminar terkait penilaian dalam kurikulum 2013, (3) Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan uji empiris di sekolah lain sehingga informasi hasil penelitian ini semakin diperkaya dan dapat dipercaya serta dipertanggungjawabkan secara ilmiah. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Cetakan Ke-1. Surabaya: Kata Pena. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 2014. Jakarta:
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015
Kementerian Kebudayaan.
Pendidikan
dan
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Yasri. 2013. “Penilaian Otentik dalam Implementasi Kurikulum 2013”. Tersedia pada http://pta.kemenag.go.id/index.php/fron tend/news/index/163 (diakses tanggal 5 januari 2015).