ANALISIS PENGARUH STOCK PRICE, STRIKE PRICE, TIME TO MATURITY, VOLATILITY DAN RISK FREE INTEREST RATE TERHADAP NILAI OPSI CALL DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi SyaratSyarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: DINA MARIANA 104081002457
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Indoyama Nasaruddin, SE.,MAB
NIP. 150 317 955
NIP. 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009/1430H
ANALISIS PENGARUH STOCK PRICE, STRIKE PRICE, TIME TO MATURITY, VOLATILITY DAN RISK FREE INTEREST RATE TERHADAP NILAI OPSI CALL DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi SyaratSyarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: DINA MARIANA 104081002457 Di bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Indoyama Nasaruddin, SE.,MAB
NIP. 150 317 955
NIP. 150 317 593 Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009/1430H ii
Hari ini Hari Selasa Tanggal 07 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama DINA MARIANA NIM:104081002457 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH STOCK PRICE, STRIKE PRICE, TIME TO MATURITY, VOLATILITY, DAN RISK FREE INTEREST RATE TERHADAP NILAI OPSI CALL DI BURSA EFEK INDONESIA”. Memperhatikan dan menguji kemampuan mahasiswa tersebut, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Agustus 2008
Tim Penguji Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Herni Ali HT, S.E., MM
Ketua
Sekrtaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Dina Mariana
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Mei 1986 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Sunan Kalijaga RT 02 RW 10 No:83A, Kelurahan Larangan Indah, Kecamatan Larangan, Kotamadya Tangerang, Banten. Kode Pos: 15154
Nomor Telepon
: 08569800897
Pendidikan : 2004-2009
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Jurusan Manajemen
2001-2004
MA Darunnajah Petukangan, Jakarta
1998-2001
MTs Al-Masthuriyah, Sukabumi
1996-1998
MI Al-Masthuriyah, Sukabumi
1992-1996
SDN Kreo IV Jakarta
iv
ABSTRACT
Stock option market had started trade in Indonesia Stock Exchange at Oktober, 2004. But until now, the existence of option market still unpopular in Indonesia. Option is a right to buy or sell underlying assets at a specified price within a specified period of time. An option can be one of a derifative instrument that can hedge from various risk of investment. The research purposed to examines call option value that determined by stock price, strike price, time to maturity, volatility and risk free interest rate. This research is also purposed to introduce a stock option market to Indonesian peoples. In this research, researcher using four firms that doing call option transactions during 2007 as a sample. The result of this research by using multiple regression showed that theres a significantly influence between stock price and volatility toward call option value for ASII share. For BBCA share, call option value is significantly determined by stock price and strike price. For INDF share, call option value only influence by strike price and for TLKM shares, call option value significantly determined by stock price, strike price, and time to maturity. Keyword : call option, stock price, strike price, time to maturity, volatility, risk free interest rate
v
ABSTRAK
Pasar opsi saham mulai diperdagangkan di Indonesia sejak Oktober 2004 namun hingga kini keberadaan pasar opsi masih belum diketahui oleh masyarakat khususnya para pelaku ekonomi. Opsi merupakan hak untuk membeli atau menjual aset tertentu dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya pada tanggal tertentu atau selama periode yang telah ditentukan. Opsi dapat menjadi salah satu instrumen derivatif yang berfungsi sebagai sarana lindung nilai dari berbagai risiko investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh harga saham, harga strike, jangka waktu jatuh tempo, volatilitas serta tingkat suku bunga bebas risiko terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2007. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperkenalkan pasar opsi saham di Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat perusahaan yang melakukan transaksi opsi call sebagai sampel. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dengan menggunakan metode regresi berganda menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara harga saham dan volatilitas terhadap nilai opsi call pada saham ASII. Untuk saham BBCA, nilai opsi call dipengaruhi secara signifikan oleh harga saham dan harga strike. Sedangkan untuk saham INDF, nilai opsi call hanya dipengaruhi secara signifikan oleh harga strike dan untuk saham TLKM, nilai opsi call dipengaruhi secara signifikan oleh harga saham, harga strike dan jangka waktu jatuh tempo.
Kata kunci : Opsi Beli, Harga Saham, Harga Strike, Jangka Waktu Jatuh Tempo, Volatilitas, Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah robbil ‘alamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENGARUH STOCK PRICE, STRIKE PRICE, TIME TO MATURITY, VOLATILITY DAN RISK FREE INTEREST RATE TERHADAP NILAI OPSI CALL DI BURSA EFEK JAKARTA”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat mencapai tujuan dan sasaran serta bermanfaat bagi para pembaca. Selesainya skripsi ini juga tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang semoga selalu dikasihi oleh Allah SWT. 1. ALLAH SWT yang telah menganugerahkanku kehidupan yang terindah. 2. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral, spiritual, maupun materil setiap saat tanpa henti. Kakak-kakakku (Dede & Dedi), Adikku Yana, Kakak Iparku Fachri serta Keponakan baruku Filza Khaliesah Zarin. Kasih sayang mereka yang teruntai begitu indah dan tulus menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulis dalam menjalani hidup. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku Pembantu Dekan Bid. Akademik FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan, dan meluangkan waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak Indoyama Nasaruddin, SE., MAB., selaku Ketua Jurusan Manajemen FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus pembimbing II yang bersedia vii
meluangkan waktunya dalam memberikan saran, arahan, dan pengetahuan dalam membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama belajar di bangku kuliah. Kepada seluruh staff bagian Akademik dan Keuangan, serta staff Perpustakaan, terima kasih atas segala bantuannya. 7. Teman-teman terbaik (Tsana, Finda, Fera, Icha, Iin, Kania, Lia, Mutia, Tuti, Titin, Sulis dan anak-anak manajemen B lainnya) yang telah bersama-sama berjuang dan saling membantu untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih sudah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan pelajaran yang paling berharga. 8. Pihak-pihak lain yang mohon maaf tidak bisa disebutkan satu per satu dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga mereka semua mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dan selalu dijaga dan dilindungi serta benar-benar menjadi orang yang dikasihi dan disayangi oleh Allah SWT. Tiada balasan apapun yang dapat penulis berikan selain doa. Penulis sangat menyadari, masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar bisa lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah wawasan bagi semua pihak.
Jakarta, Maret 2009 Dina Mariana (Penulis)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................iv ABSTRACT ............................................................................................................v ABSTRAK ..............................................................................................................vi KATA PENGANTAR ...........................................................................................vii DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................1 B. Perumusan Masalah ..............................................................................8 C. Tujuan dan Manfaat ...............................................................................9 1. Tujuan Penelitian .............................................................................9 2. Manfaat Penelitian .........................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................11 A. Opsi Saham .........................................................................................11 1. Pengertian Opsi Saham ...................................................................11 2. Jenis-Jenis Opsi Saham ...................................................................12
ix
3. Bentuk Opsi saham .........................................................................14 4. Payoff dan Profit Call/Put Option....................................................15 5. Karakteristik KOS...........................................................................19 6. Mekanisme Perdagangan KOS ...................................................... 20 7. Pengkodean Seri Kontrak Opsi Saham ...........................................25 B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opsi Saham ..................................26 C. Strategi Transaksi Opsi Saham.............................................................30 D. Model Penilaian Opsi Saham ...............................................................37 E. Penelitian Sebelumnya.........................................................................42 F. Kerangka Berpikir ...............................................................................46 G. Rumusan Hipotesis ..............................................................................48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................51 A.......................................................................................................... R uang Lingkup Penelitian .....................................................................51 B. ......................................................................................................... M etode Penentuan Sampel ....................................................................51 C. ......................................................................................................... M etode Pengumpulan Data ....................................................................52 D.......................................................................................................... M etode Analisis Data dan Uji Hipotesis .................................................52 1. Uji Asumsi Klasik .........................................................................52 2. Metode Analisis Data .....................................................................54
x
3. Pengujian Hipotesis........................................................................55 E. ......................................................................................................... D efinisi Operasional Variabel ...............................................................57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................59 A. ......................................................................................................... G ambaran Umum Objek Penelitian ........................................................59 1. .................................................................................................... S ejarah Singkat Bursa Efek Indonesia .............................................59 2. .................................................................................................... L embaga-lembaga Terkait dengan Bursa Efek Indonesia .................62 3. .................................................................................................... P asar Opsi Saham Indonesia ............................................................66 B. ......................................................................................................... A nalisis Deskriptif Statistik ...................................................................66 C. ......................................................................................................... H asil dan Pembahasan Pengujian Saham ASII .......................................71 1. .................................................................................................... P engujian Asumsi Klasik ................................................................71 2. .................................................................................................... P engujian Hipotesis ........................................................................75
xi
3. .................................................................................................... P engujian Regresi Linier Berganda .................................................79 D. ......................................................................................................... H asil dan Pembahasan Pengujian Saham BBCA.....................................81 1. Pengujian Asumsi Klasik ..............................................................81 2. Pengujian Hipotesis .....................................................................85 3. Pengujian Regresi Linier Berganda ...............................................90 E. ......................................................................................................... H asil dan Pembahasan Pengujian Saham INDF .....................................92 1. Pengujian Asumsi Klasik ..............................................................92 2. Pengujian Hipotesis .....................................................................96 3. Pengujian Regresi Linier Berganda .............................................100 F........................................................................................................... H asil dan Pembahasan Pengujian Saham TLKM ................................101 1. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................101 2. Pengujian Hipotesis .....................................................................105 3. Pengujian Regresi Linier Berganda ..............................................110 G. ......................................................................................................... R esume Hasil Penelitian ......................................................................112 H. ......................................................................................................... I nterpretasi .........................................................................................112 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................................115 A. Kesimpulan ...............................................................................................115
xii
B. Implikasi Penelitian ...................................................................................116 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................118 LAMPIRAN ........................................................................................................120
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal
2.1
: Karakteristik kontrak opsi saham
19
2.2
: Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai opsi
30
4.1
:Struktur JASICA
60
4.2
:Perusahaan Tercatat Melakukan Transaksi Opsi Saham
66
4.3
:Hasil Analisis Deskriptif Saham ASII
67
4.4
:Hasil Analisis Deskriptif Saham BBCA
68
4.5
:Hasil Analisis Deskriptif Saham INDF
69
4.6
:Hasil Analisis Deskriptif Saham TLKM
70
4.7
:Nilai Durbin Watson Saham ASII
73
4.8
:Tolerance dan VIF Saham ASII
73
4.9
:Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham ASII
76
4.10
:Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham ASII
78
4.11
:Nilai Koefisien Determinasi Saham ASII
79
4.12
:Nilai Durbin Watson Saham BBCA
83
4.13
:Tolerance dan VIF Saham BBCA
84
4.14
:Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham BBCA
86
4.15
:Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham BBCA
88
4.16
:Nilai Koefisien Determinasi Saham BBCA
89
4.17
:Nilai Durbin Watson Saham INDF
93
4.18
:Durbin Watson Test
94
xiv
4.19
:Tolerance dan VIF Saham INDF
95
4.20
:Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham INDF
97
4.21
:Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham INDF
98
4.22
:Nilai Koefisien Determinasi Saham INDF
99
4.23
:Nilai Durbin Watson Saham TLKM
103
4.24
:Tolerance dan VIF Saham TLKM
104
4.25
:Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham TLKM
106
4.26
:Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham TLKM
108
4.27
:Nilai Koefisien Determinasi Saham TLKM
109
4.28
:Resume Hasil Penelitian
112
4.29
:Variabel yang signifikan pada perusahaan yang diteliti
114
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Hal
2.1
:Payoff dan profit opsi beli pada saat jatuh tempo
16
2.2
:Payoff dan profit call writer pada saat jatuh tempo
17
2.3
:Payoff and profit for call option
17
2.4
:Payoff and profit opsi put pada saat maturitas
18
2.5
:Nilai protective put pada saat opsi jatuh tempo
31
2.6
:Titik impas covered call
33
2.7
:Nilai dari straddle pada saat jatuh tempo
35
2.8
:Nilai bullish spread / collar pada saat jatuh tempo
36
2.9
:Skema Kerangka Pemikiran
47
4.1
:Hasil Uji Normalitas Data Saham ASII
72
4.2
:Scatterplot Saham ASII
74
4.3
:Hasil Uji Normalitas Data Saham BBCA
82
4.4
:Scatterplot Saham BBCA
85
4.5
:Hasil Uji Normalitas Data Saham INDF
92
4.6
:Scatterplot Saham INDF
96
4.7
:Hasil Uji Normalitas Data Saham TLKM
102
4.8
:Scatterplot Saham TLKM
105
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Hal
1
:Volatilitas Saham ASII
120
2
:Volatilitas Saham BBCA
126
3
:Volatilitas Saham INDF
132
4
:Volatilitas Saham TLKM
138
5
:BI Rate 2007
144
6
:Transaksi Opsi Call ASII
145
7
:Transaksi Opsi Call BBCA
147
8
:Transaksi Opsi Call INDF
149
9
:Transaksi Opsi Call TLKM
150
10
:Data Kumulatif ASII
152
11
:Data Kumulatif BBCA
153
12
:Data Kumulatif INDF
154
13
:Data Kumulatif TLKM
155
14
:Hasil Regresi ASII
156
15
:Hasil Regresi BBCA
160
16
:Hasil Regresi INDF
164
17
:Hasil Regresi TLKM
167
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi telah membuat negara-negara di seluruh dunia berubah seakan-akan menjadi satu. Dunia menjadi tanpa batas, sebab batas-batas antar negara menjadi hilang. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang dapat hidup menyendiri tanpa terpengaruh kegiatan-kegiatan ekonomi negara lain. Dengan kata lain tidak ada satu negara pun yang dapat menjamin bahwa tingkat inflasinya dapat dipertahankan pada satu angka tertentu, kurs mata uangnya terhadap mata uang negara lain akan stabil, harga-harga komoditi akan stabil dan harga-harga saham akan stabil selama periode tertentu yang relatif panjang. Artinya tingkat harga komoditi, saham, kurs dan inflasi dapat berubah sewaktu-waktu dengan ketidakpastian sehingga masyarakat pelaku ekonomi di seluruh dunia telah dihadapkan pada masalah volatilitas ekonomi atau risiko ketidakpastian. Khusus mengenai masalah risiko investasi pada saham, investor dapat melakukan
langkah-langkah
tertentu
untuk
meminimalisasi
risiko
investasinya. Salah satu cara adalah investor dapat menggunakan instrumen derivatif untuk meminimalisasi risiko, salah satunya yaitu berupa opsi saham. Keberadaan pasar opsi saham sangat berperan di dalam memudahkan investor merancang strategi investasi. Investor dapat merancang strategi spekulasi maupun perlindungan risiko investasi dengan cara membeli atau
xviii
menjual opsi saham yang dimilikinya. Pada tahun 1973, Chicago Board Options Exchange menjadi bursa terorganisasi pertama di dunia yang memperdagangkan Kontrak Opsi. Opsi yang diperdagangkan saat itu hanyalah opsi pada saham (stock option). Sejak itu, pasar opsi terus mengalami pertumbuhan pesat. Saat ini, opsi yang diperdagangkan tidak hanya terbatas opsi saham, tetapi juga opsi indeks saham (stock index options), opsi kurs valas (currency options), opsi komoditas (commodity options), dan lain-lain. Pasar opsi telah mendunia, dan opsi diperdagangkan pada bursa besar dan kecil di manca negara. Sebagai contoh, bursa besar dunia seperti European Options Exchange di Amsterdam dan bursa di Sydney yang lebih kecil pun telah memperdagangkan opsi. Sementara itu, bursa di kawasan Asia Tenggara negara tetangga kita, seperti Singapura, Malaysia dan Filipina, tak mau ketinggalan memperdagangkan opsi di bursa resmi yang terorganisasi. Di Indonesia sendiri perkembangan pasar opsi bisa dikatakan agak tertinggal. Kontrak opsi terhadap saham baru mulai disimulasikan di Bursa Efek Jakarta pada Oktober tahun 2004. Opsi adalah suatu kontrak (perjanjian) di antara dua pihak yaitu writer / seller (penjual opsi) dan buyer (pembeli opsi) dimana writer memberikan hak, namun bukan kewajiban, kepada buyer untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya pada tanggal tertentu atau selama periode yang telah ditentukan. Agar dapat berfungsi sebagai alternative investasi maka salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah opsi harus memberikan tingkat imbal hasil yang cukup
xix
menarik apabila dibandingkan dengan investasi pada instrument lain. Haryo Suparmun dan Handi Noerjanto (2008: 71) mengemukakan alasan-alasan mengapa investor melakukan transaksi option. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Ingin mendapatkan tambahan laba; (2) ingin melindungi nilai saham yang dimiliki; (3) kapitalisasi pada pergerakan harga saham tanpa perlu membeli saham; dan (4) penggunaan option akan memberikan waktu untuk memutuskan. Dibandingkan instrumen derivatif yang lain, opsi memiliki keunikan dalam hal ketika dipergunakan untuk tujuan perlindungan nilai investasi (hedging) saham. Opsi dapat membatasi kerugian potensial yang mungkin diderita investor (sebesar harga kontrak opsi yang telah dibayarkan) namun tetap mempertahankan keuntungan potensial yang mungkin diterima apabila pergerakan nilai underlying. Sedangkan jika digunakan untuk tujuan spekulasi, opsi memiliki efek leverage yaitu dengan suatu investasi yang relatif kecil (sebesar harga kontrak opsi) secara teoritis investor memiliki kemungkinan mendapat keuntungan tak terbatas untuk opsi beli sementara untuk opsi jual keuntungan maksimum ketika harga underlying mencapai nol dengan hanya menanggung potensi kerugian maksimal sebesar harga kontrak opsi. Menurut Bodie, Kane, Marcus (2002: 698-699), nilai opsi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain: (1) stock price; (2) exercise price; (3) volatility; (4) time to expiration; (5) Interest rate (rf); (6) dividend payout. Sedangkan menurut Fabozzi (2003:244), terdapat lima faktor yang
xx
mempengaruhi nilai opsi antara lain: (1) nilai dari underlying asset; (2) harga exercise; (3) nilai waktu uang; (4) volatilitas yang diharapkan; (5) time to maturity (periode waktu jatuh tempo). Penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai opsi call yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Harga Saham Induk (Stock Price) Besarnya harga saham saat ini mempengaruhi besarnya premium yang harus dibayarkan. Untuk option call pada prinsipnya semakin tinggi harga saham saat ini akan semakin tinggi pula premium yang harus dibayar. Sebaliknya untuk put option semakin rendah harga saham maka semakin tinggi premium yang harus dibayar. 2. Harga Strike (Strike Price) Tinggi rendahnya strike price berpengaruh pada premium yang harus dibayar pembeli option kepada penjual option. Untuk call option, semakin rendah exercise price/strike price maka akan semakin besar premium yang harus dibayarkan. Demikian juga sebaliknya untuk put option. 3. Periode Waktu jatuh Tempo (Time to Maturity) Pada prinsipnya lamanya waktu menjelang kadaluarsa opsi berbanding lurus dengan harga opsi, atau dengan kata lain semakin lama waktu kadaluarsanya semakin tinggi nilai opsinya. 4. Volatilitas Harga Saham Volatilitas merupakan salah satu faktor terpenting dalam penetuan harga opsi. Volatilitas mengukur banyaknya fluktuasi underlying asset
xxi
dalam satu periode waktu. Volatilitas secara signifikan berdampak kepada harga premi opsi dan berkontribusi terhadap nilai waktu opsi. Semakin tinggi volatilitas, maka kemungkinan naik atau turunnya harga saham akan semakin besar sehingga semakin besar juga kesempatan opsi menjadi profitable pada saat jatuh tempo. Itulah mengapa volatilitas merupakan faktor utama yang mempengaruhi penilaian premi opsi. 5. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko Hubungan tingkat suku bunga bebas resiko terhadap penentuan harga opsi sama halnya dengan hubungannya harga saham (stock price) terhadap harga opsi, yakni berbanding lurus terhadap opsi call dan berbanding terbalik terhadap opsi put. Penelitian sebelumnya mengenai faktor yang mempengaruhi opsi telah cukup banyak dilakukan. Hinsa Siahaan dan A Hong (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Black Scholes Model Dalam Penilaian Obligasi Konvertible Sebagai Call Options (Sunnah Beli)” menyatakan bahwa obligasi konvertibel yang dalam penelitiannya dianggap sama dengan call option dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu harga saham, volatilitas harga saham, harga konversi, suku bunga bebas risiko dan lamanya jangka waktu jatuh tempo. Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Arif Budi Setiawan (2005). Penelitian ini bertujuan untuk melihat signifikansi faktor-faktor yang diduga mempengaruhi nilai premi opsi saham call serta melihat penilaian opsi saham dengan menggunakan metode binomial dan metode black-scholes. Hasil
xxii
penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai opsi call berjangka waktu 1 bulan adalah variabel harga saham, time to maturity, dan volatilitas dengan tingkat kepercayaan 95% dan tidak ada faktor yang berpengaruh secara signifikan untuk opsi saham berjangka waktu 2 dan 3 bulan. Sedangkan mean dan variance untuk opsi saham berjangka waktu 1 bulan dengan menggunakan metode binomial dan black-scholes sama terhadap premi market untuk opsi saham BBCA dan INDF. Untuk opsi berjangka waktu 2 bulan dan 3 bulan, mean dan variance dari nilai premi binomial dan black-scholes untuk semua opsi saham tidak sama pada level 5%. Penelitian lainnya mengenai opsi juga dilakukan oleh Stephen A. Buser, Patric H. Hendershott dan Anthony B. Sanders (2006). Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor fundamental penentu nilai opsi obligasi dan menunjukkan model alternatif dari proses tingkat bunga yang menghasilkan estimasi nilai opsi obligasi yang serupa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai opsi call pada obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) memiliki fungsi slope yang menurun terhadap struktur term dan meningkat terhadap volatilitas tingkat bunga. Agung Baruno dan Roy Sembel (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Aplikasi Formula Penilaian Opsi Black-Scholes untuk Estimasi Nilai Call Opsi Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta” menyatakan bahwa perhitungan dengan menggunakan BSOPF khususnya yang telah disesuaikan dapat dimanfaatkan untuk melakukan penelitian terhadap premi
xxiii
call indeks saham LQ-45. Dalam penelitian ini, perhitungan nilai opsi atau premium akan menggunakan Black-Scholes Option Pricing Model (BSOPM). Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian call indeks opsi ini yang menjadi variabel utama pada BSOPM adalah: (1) harga/angka indeks yang bersangkutan; (2) strike price; (3) volatility; (4) waktu sampai jatuh tempo; (5) suku bunga; (6) dividen. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa potensi keuntungan terlihat jelas pada saat kondisi perekonomian kembali normal. Instrumen call option berpotensi meraih keuntungan pada saat harga aset cenderung meningkat, mengalami kerugian pada saat harga aset menurun. Uji signifikansi terhadap imbal hasil investasi menunjukkan hasil yang tidak signifikan secara statistika. Artinya, imbal hasil yang diperoleh tidak berbeda dari nol dan bunga SBI. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian opsi saham khususnya opsi call, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH STOCK
PRICE,
STRIKE
PRICE,
VOLATILITY,
TIME
TO
MATURITY, DAN RISK FREE INTEREST RATE TERHADAP NILAI OPSI CALL DI BURSA EFEK INDONESIA ”. Peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang terdapat pada penelitian ini, yaitu antara lain: nilai opsi call dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan
xxiv
risk free interest rate serta melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap nilai opsi call pada masing-masing perusahaan. Dalam penulisan ini, terdapat batasan-batasan yang perlu diambil agar pembahasan penelitian ini lebih terfokus dan tidak mencakup hal yang lebih luas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain: menganalisis objek penelitian yakni keseluruhan perusahaan yang tercatat mengeluarkan kontrak opsi saham di Bursa efek Indonesia selama periode penelitian, yaitu selama tahun 2007; menganalisis pengaruh variabel stock price, strike price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call; menganalisis tingkat pengaruh variabel-variabel independen tersebut dengan menggunakan metode regresi linier berganda terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia; data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai surat kabar, internet dan pusat referensi pasar modal. Data tersebut berupa data harian harga saham, data transaksi opsi call, data tingkat suku bunga bebas risiko (SBI), dan data keuangan lainnya.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham ASII?
xxv
2. Bagaimana pengaruh stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham BBCA? 3. Bagaimana pengaruh stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham INDF? 4. Bagaimana pengaruh stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham TLKM?
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk sebagai berikut: a. Menganalisis pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham ASII. b. Menganalisis pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham BBCA. c. Menganalisis pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham INDF. d. Menganalisis pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call pada saham TLKM.
xxvi
2. Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dimanfaatkan untuk, sebagai berikut : a. Bagi Investor Dapat memberikan informasi mengenai kontrak opsi saham yang diperdagangkan
di
Bursa
Efek
Indonesia
serta
memberikan
pengetahuan alternatif bagi para investor mengenai potensi opsi saham sebagai salah satu instrumen sekuritas untuk melakukan perlindungan investasi dengan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh opsi saham. b. Bagi Akademisi Dapat memberikan bukti empiris serta menambah informasi pengetahuan yang lebih dalam tentang kontrak opsi saham yang ada di pasar modal dan juga menambah bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi opsi saham di BEI serta sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang di bidang pasar modal khususnya dalam bidang instrumen derivative berupa opsi saham. c. Bagi Peneliti Berikutnya Sebagai perbandingan dan acuan untuk penelitian-penelitian yang akan datang.
xxvii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Opsi Saham 1. Pengertian Opsi Saham Definisi mengenai option banyak dijelaskan oleh para ahli ekonomi. Elton dan Gruber dalam bukunya Modern Portfolio Theory and Investment Analysis (1995:570) menjelaskan opsi sebagai berikut: “An option is a contract entitling the holder to buy or sell a designated security at or within a certain period of time at a particular price”. Sedangkan Fabozzi, Modigliani, Ferri (1998:524) mengatakan bahwa “In an option contract, the writer of the option grants the buyer of the option the right, but not the obligation, to purchase from or sell to the writer something at a specified price within a specified period of time (or at a specified date)”. Hal yang hampir senada diungkapkan pula oleh Sharpe, Alexander dan Bailey (1999: 601) yakni “An option is a type of contract between two people where one person grants the other person the right to buy a specific asset at a specific price within a specific time period. Alternatively, the contract may grant the other person the right to sell a specific asset at a specific price within a specific time period”. Rose (2000:375) mendefinisikan opsi sebagai berikut: “option contract is an agreement between contract writers and contract buyers to
xxviii
accept delivery of (“call”) securities or place with buyers (“put”) securities at a specified price on or before the date the contract expire”. Sedangkan Reilly, Brown (2003:868) mengatakan bahwa “an option contract gives its holder the right – but not the obligation – to conduct a transaction involving an underlying security or commodity at a predetermined future date and at a predetermined price”. Robbert Ang dalam Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (1997: 7.2) juga mendefinisikan option sebagai suatu produk efek (sekuritas) yang memberikan hak kepada pemiliknya suatu hak untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu asset financial tertentu pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Merujuk pada definisi-definisi mengenai opsi di atas, maka penulis menyimpulkan pengertian opsi sebagai berikut: “Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak yaitu pihak taker/buyer dan pihak writer/seller dimana buyer memiliki hak, namun bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu asset tertentu pada tanggal tertentu atau selama periode tertentu dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya”.
2. Jenis-Jenis Opsi Saham Penggunaan hak dalam sebuah opsi memiliki beberapa cara tersendiri tergantung dari perjanjian kedua pihak yang melakukan transaksi opsi. Umumnya cara penggunaan yang dipakai dalam sebuah perjanjian terdiri dari cara Amerika yang disebut sebagai opsi Amerika
xxix
dan cara Eropa yang disebut dengan opsi Eropa. a. Opsi Tipe Amerika, Dalam opsi tipe amerika, hak atas opsi bisa dijalankan kapan saja sampai hari daluarsa (expiration date). Bodie, Kane, dan Marcus (2002:653) menjelaskan opsi amerika sebagai berikut: ”an american option allow its holder to exercise the right to purchase (if a call) or sell (if a put) the underlying asset on or before the expiration date” Dengan demikian dapat dikatakan opsi amerika memperbolehkan buyer untuk meng-exercise haknya baik untuk menjual maupun membeli underlying asset kapanpun sepanjang waktu sampai saat kontrak opsi jatuh tempo. Opsi jenis ini banyak digunakan karna dinilai lebih valuable dibanding opsi tipe eropa. Opsi tipe ini juga diterapkan dalam Bursa Efek Indonesia. b. Opsi tipe eropa Dalam opsi tipe eropa, hak atas option hanya bisa dijalankan pada hari daluarsa (expiration time). Lebih jauh, Bodie, Kane, and Marcus menjelaskan opsi eropa sebagai berikut: “European options allow for exercise of the option only on expiration date”. Dengan demikian dapat dikatakan opsi bergaya eropa hanya dapat di-exercise pada saat tanggal jatuh tempo saja dan tidak dapat diexercise pada hari-hari sebelumnya.
xxx
3. Bentuk Opsi saham Ada dua jenis opsi yang tersedia di bursa, yaitu opsi call dan opsi put. Penjelasan lebih lanjut mengenai opsi call dan opsi put adalah sebagai berikut: a. Opsi beli (call option) Brealey, Myers, dan Marcus (2001:698) mendefinisikan call option sebagai berikut: “a call option give its holder the right to buy stock for a fixed exercise price (also called the strike price) on or before a specified exercise date”. Bodie, Kane dan Marcus (2002:649) menjelaskan bahwa “a call option gives its holder the right to purchase an asset for a specified price, called the exercise, or strike price, on or before some specified expiration date”. Sedangkan Haryo Suparmun dan Handi Noerjanto dalam bukunya yang berjudul Options Strategies (2008: 23) mengatakan bahwa option call memberikan hak tetapi tidak kewajiban kepada pembeli (taker) kontrak untuk membeli saham dasar (underlying shares) dengan harga yang ditentukan di muka (strike price), kapan saja selama masa berlakunya kontrak sampai dengan hari daluarsa kontrak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa opsi beli atau call option memberikan hak kepada buyer untuk membeli asset tertentu dengan harga tertentu pada saat atau sebelum tanggal jatuh tempo.
xxxi
b. Opsi jual (put option) Definisi put option menurut Bodie, Kane, Marcus (2002: 650) adalah sebagai berikut: “a put option gives its holder the right to sell an asset for a specified exercise or strike price on or before some expiration date” sedangkan menurut Brealey, Myers, Marcus (2001: 697) put option dapat didefinisikan sebagai “ put option is the right to sell an asset at a specified exercise price on or before the exercise date”. Merujuk pada definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa put option memberikan hak untuk menjual suatu asset tertentu pada harga tertentu dan pada saat tertentu.
4. Payoff dan Profit Call/Put Option a. Payoff dan Profit Opsi Call Perhitungan nilai call option pada saat maturitas (jatuh tempo) adalah sebagai berikut: Payoff to call holder = ST – X Payoff to call holder = 0
if ST > X if S T ≤ X
Dimana: S T = harga saham pada saat jatuh tempo X = harga strike Berdasarkan notasi di atas, opsi beli hanya akan dieksekusi jika ST lebih besar daripada X. Jika ST lebih kecil atau sama dengan X, opsi beli tak akan dieksekusi dan akan dibiarkan expire. Dengan kata lain
xxxii
opsi beli hanya akan dieksekusi jika memiliki payoff / nilai ekonomis / nilai intrinsik > 0. Berkaitan dengan payoff dari opsi beli terdapat istilah-istilah sebagai berikut: 1. In The Money, yaitu jika X < ST saat maturitas. 2. At The Money, yaitu jika X = ST saat maturitas. 3. Out of The Money, jika X > ST saat maturitas.
Gambar 2.1. Payoff dan profit opsi beli pada saat jatuh tempo
Profit = Value at Expiration
0
Sr cost of profit
Profit
Sumber: Bodie, Kane, Marcus (2002: 658)
Secara matematis, perhitungan payoff dan profit untuk call writer adalah sebagai berikut: Payoff to call writer = - (ST – X)
if S T > X
Payoff to call writer = 0
if S T ≤ X
Gambar 2.2 menggambarkan payoff dan profit untuk call writer dimana payoff dan profit call writer berbanding terbalik dengan payoff dan profit callholder.
xxxiii
Gambar 2.2 Payoff dan profit call writer pada saat jatuh tempo
Profit Payoff
Sumber: Bodie, Kane, Marcus (2002: 659)
Dengan demikian maka payoff dan profit untuk call option pada saat maturitas dapat digambarkan seperti pada grafik di bawah ini:
Gambar 2.3. Payoff and profit for Call Option
Buyer Payoff Buyer Profit
Strike Price
Seller Profit
Seller Payoff
b. Payoff dan Profit Opsi Put Secara matematis, Bodie, Kane, Marcus ( 2002, 658) menyatakan nilai dari opsi jual saat maturitas sebagai berikut: xxxiv
Payoff to put holder = 0 if S T ≥ X Payoff to put holder = X – S T if ST < X Where S T is the value of the stock at expiration and X is the exercise price.” Payoff dapat pula dinyatakan sebagai nilai ekonomis opsi atau nilai intrinsik opsi (intrinsic value). Berdasarkan notasi di atas, opsi jual hanya akan dieksekusi jika ST lebih kecil daripada X. Jika ST lebih besar atau sama dengan X, opsi tak akan dieksekusi dan akan dibiarkan expire. Dengan kata lain opsi jual hanya akan dieksekusi jika memiliki payoff / nilai ekonomis / nilai intrinsik > 0. Berkaitan dengan payoff dari opsi jual terdapat istilah-istilah sebagai berikut: 1. In The Money, yaitu jika ST < X saat maturitas. 2. At The Money, yaitu jika ST = X saat maturitas. 3. Out of The Money, jika ST > X saat maturitas. Gambar 2.4 Payoff and profit opsi put pada saat maturitas
Payoff = Value of put at expiration price of put
profit 0
Sr
Sumber: Bodie, Kane, Marcus (2002: 659)
xxxv
5. Karakteristik Kontrak Opsi Saham Adapun karakteristik opsi saham yang diperdagangkan di BEI dijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Karakteristik Kontrak Opsi Saham Tipe KOS
Call Option dan Put Option
Satuan
1 Kontrak = 10.000 Opsi saham
Perdagangan Masa Berlaku
1,2 dan 3 bulan
Pelaksanaan Hak
Metode Amerika (setiap saat dalam jam tertentu di hari bursa
(exercise)
selama masa berlaku KOS)
Penyelesaian
Secara tunai T+1, dengan pedoman:
Pelaksanaan Hak
Call option = WMA - strike price
Put option = strike price - WMA
Margin Awal
Rp.3.000.000;per kontrak
WMA (weighted
Adalah rata-rata tertimbang dari saham acuan opsi selama 30
moving average)
menit dan akan muncul setelah 15 menit berikutnya
Strike Price
Adalah harga tebus (exercise price) untuk setiap seri KOS yang ditetapkan 7 seri untuk call option dan 7 seri untuk put option berdasarkan closing price saham acuan opsi saham
Automatic
diberlakukan apabila:
exercise
Call option, jika WMA > 110% dari strike price
Put option, jika WMA < 90% dari strike price
xxxvi
Lanjutan Tabel 2.1 Karakteristik Kontrak Opsi Saham Jam Perdagangan
Senin - Kamis : 09:30 - 12:00 dan 13:30 - 16:00 WIB
KOS
Jum'at : 09:30 - 11:30 dan 14:00 - 16:00 WIB
Jam Pelaksanaan
Senin - Kamis : 10:01 - 12:15 dan 13:45 - 16:15 WIB
Hak
Jum'at : 10:01 - 11:45 dan 14:15 - 16:15 WIB
Premium
diperdagangkan secara lelang berkelanjutan (Continuous auction market)
6. Mekanisme Perdagangan Kontrak Opsi saham (KOS) Adapun mekanisme perdagangan kontrak opsi saham yang diperdagangkan di bursa efek indonesia adalah sebagai berikut: a. Persyaratan saham induk
Tercatat di bursa sekurang-kurangnya 12 bulan
Transaksi dalam 12 bulan terakhir menunjukkan: - Frekuensi transaksi perbulan > = 2.000 - Intraday volatility > 0,5% - Harga Saham > Rp 500,- Kapitalisasi Pasar > Rp 500 miliar
b. Hal-hal umum
Pelaksanaan perdagangan menggunakan fasilitas JOTS.
Hanya dapat dilakukan oleh AB yang sudah menjadi AK Opsi Saham KPEI
AB wajib terlebih dahulu menyetor agunan (peraturan KPEI)
xxxvii
AB wajib membuka rekening opsi saham untuk setiap naabah
AB dikenakan sanksi suspensi wajib: - Melakukan transaksi saling hapus - Mengalihkan posisi terbuka tersebut kepada AB lain sesuai dengan peraturan KPEI - AB suspended dapat melakukan exercise pada hari bursa yang sama dengan dikenakannya suspensi
c. Jam perdagangan
Senin s.d Kamis: - Sesi I 09:30 – 12:00 Waktu JOTS - Sesi II 13:30 – 16:00 Waktu JOTS
Jumat: - Sesi I 09:30 – 11:30 Waktu JOTS - Sesi II 14:15 – 16:00 Waktu JOTS
Exercise dan Automatic Exercise setiap hari bursa pukul 10.00 – 16.15 WIB
d. Weighted Moving Average Price (WMA)
WMA terbit setiap 15 menit dengan menggunakan data transaksi 30 menit sebelumnya.
Jadwal penerbitan WMA: - Senin s.d Kamis: Sesi I
10:00 – 12:00 Waktu JOTS
Sesi II
13:45 – 16:00 Waktu JOTS
xxxviii
- Jumat: Sesi I
10:00 – 11:30 Waktu JOTS
Sesi II
14:15 – 16:00 Waktu JOTS
e. Pesanan nasabah
Setiap pesanan wajib tercatat di bagian pemasaran termasuk jenis transaksi (short/long), dan status posisi pesanan (open/close)
Bentuk order: open short, open long, close short, close long
Satuan perdagangan & fraksi premium
Satuan perdagangan 1 KOS = 10.000 opsi saham
Fraksi premium = Rp 1,-
f. Penetapan seri KOS
Awal periode perdagangan ditetapkan 7 seri call dan 7 seri put option atas 1 underlying stock
7 seri terdiri dari 3 seri Out The Money, 3 seri In The Money, dan 1 At The Money
Bursa dapat menetapkan suatu seri KOS baru sebelum berakhirnya periode perdagangan KOS, apabila: - Dilakukan Automatic Exercise atas suatu seri KOS; - Adanya tindakan korporasi dari perusahaan tercatat
g. Pengakhiran seri KOS
Apabila WMA > Batas WMA; atau
Berakhirnya masa berlaku; atau
Adanya tindakan korporasi (posisi opsi saham akan dilikuidasi)
xxxix
Interval (Rentang Strike Price) Closing Price *) <= Rp 1.000,> Rp 1.000,- s.d Rp 5.000,> Rp 5.000,- s.d Rp 10.000,> Rp 10.000,-
Interval Rp 50,Rp 100,Rp 200,Rp 500,-
*) closing price 1 hari bursa sebelum dimulainya periode perdagangan
h. Tawar menawar dan transaksi bursa
Setiap order terlebih dahulu divalidasi oleh KPEI
Teknis perdagangan KOS sama dengan teknis perdagangan ekuitas di perdagangan reguler
i. Exercise, automatic exercise & likuidasi
Penyelesaian teransaksi exersice & automatic exercise dilakukan oleh KPEI pada hari bursa setelah transaksi exercise (T+1) sesuai dengan peraturan KPEI
Transaksi Automatic Exercise dilakukan oleh KPEI untuk kepentingan taker
KPEI melakukan likuidasi semua posisi seri KOS apabila masa berlaku seri KOS berakhir, PENYELESAIAN TRANSAKSI OPSI SAHAM.
Penyelesaian transaksi opsi saham dilaksanakan oleh KPEI pada hari bursa berikutnya setelah terjadinya transaksi osi saham (T+1)
j. Penyelesaian transaksi opsi saham
Bursa dapat melakukan penghentian perdagangan opsi saham, dalam hal: - JATS dan atau JOTS tidak berfungsi sebagaimana mestinya
xl
- Adanya permintaan tertulis dari KPEI sehubungan dengan tidak berfungsinya sistem pengendalian risiko (risk management system) dan atau sistem kliring KPEI - Terjadinya force majeure
Bursa dapat melakukan penghentian perdagangan atas seri KOS tertentu, karena: - Suspensi atas perdagangan underlying stock yang bersangkutan - Automatic exercise atas seri KOS tersebut
k. Penghentian perdagangan opsi saham
Apabila terjadi penghentian perdagangan seri KOS karena penghentian perdagangan Underlying Stock, AB tetap dapat melakukan exercise dengan mengacu pada WMA yang berlaku
Apabila terjadi penghentian karena JOTS tidak berfungsi, namun underlying stock tetap diperdagangkan, maka: - Bursa dapat tetap menerbitkan WMA sampai dengan akhir periode perdagangan ser KOS - AB tetap dapat melakukan exercise
l. Biaya transaksi
AB yang melakukan transaksi wajib membayar biaya transaksi, kliring dan penyelesaian sebesar Rp 2.000,- per KOS
Transaksi opsi saham untuk exercise atau automatic exercise hanya dikenakan biaya transaksi kepada taker sebesar rp 2.000,- per KOS
xli
Biaya transaksi opsi saham per bulan minimum sebesar Rp
2.000.000,AB wajib menyetor dana jaminan transaksi opsi saham sebesar
0,01% (nol koma nol satu perseratus) dari nilai transaksi opsi saham untuk transaksi yang dijamin oleh KPEI Kewajiban pembayaran biaya transaksi, dana jaminan dan pajak
sesuai aturan perdagangan ekuitas.
7. Pengkodean Seri Kontrak Opsi Saham Kode untuk seri kontrak opsi saham digambarkan dalam 10 digit: M
N
N
N
N
9
9
9
9
Keterangan: M : menunjukkan tipe KOS (call atau put) dan tanggal jatuh tempo. Call Option
Put option
A B C D E F G H I J K L
O P Q R S T U V W X Y Z
Maturity Date (last bourse day of the moth) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Aguatus September Oktober November Desember
NNNN : Kode untuk saham induk (4 digit) 99999 : Harga Strike
xlii
9
Call Option ATLKM 8000 BTLKM8000 CTLKM8000 DTLKM8000 ETLKM8000 FTLKM8000 GTLKM8000 HTLKM8000 ITLKM8000 JTLKM8000 KTLKM8000 LTLKM8000
Put Option OTLKM7000 PTLKM7000 QTLKM7000 RTLKM7000 STLKM7000 TTLKM7000 UTLKM7000 VTLKM7000 WTLKM7000 XTLKM7000 YTLKM7000 ZTLKM700
Exercise Month Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Opsi Saham Menurut Fabozzi (2003:244), terdapat lima faktor yang mempengaruhi nilai opsi antara lain: (1) nilai dari underlying asset; semakin besar harga dari underlying asset maka semakin besar nilai dari opsi call; (2) harga exercise, semakin rendah harga strike maka semakin besar nilai dari opsi call; (3) nilai waktu uang, opsi call merupakan hak untuk membeli aset suatu waktu di masa depan. Dan dikarenakan opsi merupakan pembelian di masa depan maka semakin besar biaya kesempatan, akan semakin besar pula nilai opsi.; (4) volatilitas yang diharapkan, semakin besar volatilitas dari nilai underlying asset maka akan semakin besar pula nilai dari opsi saham; dan (5) time to maturity (periode waktu jatuh tempo), semakin lama masa waktu jatuh tempo maka akan semakin besar nilai opsi. Sedangkan menurut Bodie, Kane, Marcus (2002: 698-699), faktorfaktor yang mempengaruhi nilai opsi adalah sebagai berikut: (1) stock price; (2) exercise price; (3) volatility; (4) time to expiration; (5) Interest rate (rf); (6) dividend payout. Nilai opsi call akan meningkat seiring dengan xliii
meningkatnya harga saham induk dan berkurang seiring dengan meningkatnya harga strike. Nilai opsi call juga akan meningkat seiringan dengan semakin besarnya volatilitas dari harga saham underlying, semakin lamanya masa jatuh tempo, serta meningkatnya tingkat bunga. Selain itu, nilai opsi call juga dipengaruhi oleh adanya pembayaran dividen dimana kebijakan pembayaran dividen akan menyebabkan semakin rendahnya tingkat capital gain yang diharapkan dan menurunnya harga saham sehingga mengurangi nilai opsi call. Lee Lowell dalam bukunya yang berjudul “Get Rich With Options” (2007: 15-16) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi premium sebagai berikut: ”The price, or “premium,” of an option is dependent on several variables. They are: Current price of the underlying security; Strike price of the option; Days left to option expiration; Volatility (historical or implied); Interest rates; Dividends (stock options only)”. Sedangkan John C. Hull (2004: 182-189) juga mengemukakan hal sama yakni terdapat enam faktor yang mempengaruhi harga opsi saham. Keenam faktor tersebut adalah Harga saham, harga strike, time to expiration, volatilitas harga saham, tingkat suku bunga bebas risiko, dan dividen yang diharapkan selama masa berlakunya opsi saham. Berdasarkan teori-teori diatas maka faktor-faktor yang mempengaruhi nilai opsi saham adalah sebagai berikut: 1. Harga Saham Induk (Stock Price) Besarnya harga saham saat ini mempengaruhi besarnya premium yang harus dibayarkan. Untuk option call pada prinsipnya semakin tinggi harga
xliv
saham saat ini akan semakin tinggi pula premium yang harus dibayar. Sebaliknya untuk put option semakin rendah harga saham maka semakin tinggi premium yang harus dibayar. 2. Harga Strike (Strike Price) Tinggi rendahnya strike price berpengaruh pada premium yang harus dibayar pembeli option kepada penjual option. Untuk call option, semakin rendah exercise price/strike price maka akan semakin besar premium yang harus dibayarkan. Sebaliknya, untuk put option, semakin tinggi strike price maka akan semakin kecil atau semakin murah premium yang harus dibayar. 3. Periode Waktu jatuh Tempo (Time to Maturity) Pada prinsipnya lamanya waktu menjelang kadaluarsa opsi berbanding lurus dengan harga opsi, atau dengan kata lain semakin lama waktu kadaluarsanya semakin tinggi nilai opsinya. Hal ini dikarenakan semakin panjang waktu menjelang kadaluarsa, nilai sekarang dari harga strike akan menurun sehingga menguntungkan pemegang opsi call dan meningkatkan nilai opsi. 4. Volatilitas Harga Saham Volatilitas merupakan salah satu faktor terpenting dalam penetuan harga opsi. Volatilitas mengukur banyaknya fluktuasi underlying aset dalam satu periode waktu. Volatilitas secara signifikan berdampak kepada harga premi opsi dan berkontribusi terhadap nilai waktu opsi. Pada dasarnya volatilitas dapat dilihat sebagai kecepatan perubahan dalam
xlv
pasar, meskipun lebih tepatnya disebut kebingungan pasar. Semakin bingung pasar maka semakin besar kesempatan opsi menjadi In The Money (untung). Volatility mengukur kecepatan perubahan harga instrument underlying atu opsi. Semakin tinggi volatilitas, maka kemungkinan naik atau turunnya harga saham akan semakin besar sehingga semakin besar juga kesempatan opsi menjadi profitable pada saat jatuh tempo. Itulah mengapa volatilitas merupakan faktor utama yang mempengaruhi penilaian premi opsi. Volatilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:
s =
n 1 ∑ (u1 − u n − 1 i =1
)
2
Atau juga dengan rumus berikut: 2
1 n 2 1 n s= u ui − ∑ i n( n −1) ∑ n −1 t=1 t =1 volatilitas per tahun = σ = s
τ
Dimana: n = jumlah titik pengamatan s = standar deviasi s ui = ln i si − 1 si = harga saham pada akhir interval i (i = 1.2.3.4,.........,n) τ = panjang interval dalam satu tahun
xlvi
5. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko Hubungan tingkat suku bunga bebas resiko terhadap penentuan harga opsi sama halnya dengan hubungannya harga saham (stock price) terhadap harga opsi, yakni berbanding lurus terhadap opsi call dan berbanding terbalik terhadap opsi put. Tabel 2.2 faktor-faktor yang mempengaruhi nilai opsi Variabel
Current stock price Strike Price Time to Expiration Volatility Risk-free rate Dividends
European call + ? + + -
European American put call + + ? + + + + + -
American put + + + +
C. Strategi Transaksi Opsi Saham
Berikut adalah beberapa strategi dalam transaksi opsi saham, antara lain: 1. Protective Put Strategi ini dilakukan oleh investor yang ingin melindungi portofolio yang dimiliki terhadap risiko penurunan nilai pasar dengan cara membeli put option terhadap saham yang ada dalam portofolio tersebut (investor membeli put option dan memiliki saham yang dijadikan patokan).
xlvii
payoff of stock
A
Sr
payoff of option
+B
Sr
Payoff of protective put payoff profit
=C X
Sr X X - (S0+P)
Gambar 2.5 Nilai protective put pada saat opsi jatuh tempo
2. Covered Call Strategi option yang paling umum adalah menjual option call atas saham dasar yang sudah dibeli atau dimiliki, yang disebut membuat covered call. Pada umumnya, covered call dibuat dengan menjual opsi call dari saham dasar pada harga strike di atas harga pasar saham saat ini.
xlviii
Potensi laba dari covered call dipengaruhi oleh harga strike dari opsi call yang dijualnya. Laba maksimal dari covered call akan terjadi apabila harga saham adalah sama atau di bawah
harga strike hingga hari
kadaluarsa, karena pada kondisi ini, pembeli opsi call tidak akan mengexercise, dan opsi call akan kadaluarsa tanpa nilai (expired worthless). Beberapa kemungkinan dari covered call: a. jika anda menjual at-the-money Call (harga strike sama dengan harga pasar saham yang dibeli), maka laba maksimal adalah adalah sebesar premium yang diterima pada saat menjual opsi call tersebut. b. Jika anda menjual in-the-money Call (harga strike lebih rendah dari harga pasar saham yang dibeli), maka laba maksimal adalah sebesar premium yang dikurangi dengan selisih antara harga pembelian saham dan harga strike (nilai intrinsik) c. Jika anda menjual out-of-the-money Call (harga strike lebih tinggi dari harga pasar saham yang dibeli), laba maksimal adalah sebesar premium ditambah dengan selisih antara harga strike dan harga pembelian saham.
xlix
Payoff of Stock
A
Sr Payoff of written call
Sr
B
Payoff of covered call
Payoff
X
=C
profit Sr X
Gambar 2.6 titik impas covered call
3. Straddle Strategi ini dilakukan dengan cara membeli atau menjual, baik berupa call option maupun put option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike price yang sama. Strategi ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: Long Straddle Strategy dan Short Straddle Strategy.
l
Long straddle strategy Investor akan membeli put dan call option. Pada strategi ini akan memberikan keuntungan jika terjadi pergerakan harga saham yang memadai baik untuk kenaikan maupun penurunan harga.
Short straddle strategy Investor akan menjual put dan call option. Strategi ini dilakukan oleh investor yang mempunyai estimasi bahwa pergerakan harga saham (bukan arah pergerakannya) tidak terlalu besar atau harga saham relatif tidak berubah.
4. Collars Untuk melindungi suatu posisi saham yang sudah diambil (long stock position), beberapa investor akan mengambil suatu posisi yang disebut dengan collar. Suatu collar disebut juga dengan strategi pagar atau silinder. Strategi collar dibuat dengan mengkombinasikan covered call dan protective put untuk melindungi harga saham. Dari sudut kemampuan menghasilkan laba, collar berlaku sebagai bull spread. Potensi kenaikan harga dibatasi oleh harga strike dari penjualan opsi call, sementara penurunan harga dilindungi oleh pembelian opsi put.
li
Payoff of call Payoff Profit A
Sr X
Payoff of put Payoff +B Sr Profit Payoff of straddle Payoff P+C
Profit
=C
Sr
Gambar 2.7 Nilai dari straddle pada saat jatuh tempo
lii
Payoff of call held
Payoff profit
Sr
Payoff of call written
Sr
profit Payoff Payoff of bullish spread Payoff
profit
X2
X1
Sr
Gambar 2.8 Nilai bullish spread / collar pada saat jatuh tempo
liii
D. Model Penilaian Opsi (Option Pricing model)
Terdapat dua model penilaian opsi saham yang cukup popular yakni: 1. Binomial Option Pricing Model Pada setiap waktu harga saham dapat bergerak naik atau turun yang digambarkan dalam persen. Ketika harga saham bergerak mengikuti suatu proses tertentu dimana terdapat sebuah asset bebas resiko. Opsi yang ditulis pada saham tersebut cukup mudah dalam penentuan harganya. Misalkan terdapat sebuah opsi yang tidak memberikan pembayaran deviden. akan dibagi panjang hidup dari opsi menjadi sejumlah subinterval waktu dengan panjang δt. Misalkan diasumsikan bahwa pada setiap interval waktu harga saham akan bergerak dari harga awal yaitu S0 menjadi salah satu dari dua nilai baru yaitu S0u dan S0d. Model ini seperti digambarkan pada gambar dibawah ini. Secara umum, u > 1 dan d < 1. Pergerakan dari S0 menjadi S0u disebut sebagai pergerakan naik dan saham yang berubah dari S0 ke S0d disebut sebagai pergerakan turun. Probabilitas pergerakan naik dinotasikan dengan p dan pergerakan turun dinotasikan dengan 1 – p.
So u P So 1-P So d
liv
Akan dibuat sebuah desain pohon untuk merepresentasikan kelakuan harga saham. Parameter p, u, d harus memberikan nilai yang benar untuk mean dan variansi dari harga saham selama suatu interval waktu δt. Return yang diharapkan dari saham disebut sebagai tingkat suku bunga bebas resiko r. Oleh karena itu harapan dari harga saham pada akhir suatu interval waktu δt adalah
, dimana S adalah harga saham pada awal
interval waktu. Ini berarti mengikuti :
Serδ t = pSu + (1 − p) Sd erδ t = pu + (1 − p) d Seperti telah diketahui sebelumnya, standar deviasi presentase perubahan harga saham pada interval waktu yang cukup kecil δt adalah . Variansi dari presentase perubahan ini adalah
. Misalkan
variansi dari Q didefinisikan E(Q2) - E(Q)2, dimana E berkenaan dengan nilai ekspektasi, ini berlaku bahwa :
Persamaan diatas mengahasilkan dua kondisi pada p,u dan d. Kondisi ketiga yang digunakan oleh Cox, Ross, Rubenstein adalah :
lv
Ini dapat menunjukkan bahwa dengan memberikan nilai δt yang kecil, terdapat tiga kondisi yang dihasilkan :
dimana
Variabel a disini menunjukkan sebagai faktor pertumbuhan.
2. Black-Scholes Option Pricing Model Salah satu pendekatan perhitungan opsi ini diperkenalkan Fischer Black dan Myron Scholes (1973) dan disebut Black – Scholes Model. Adapun formula penilaian Black-Scholes untuk opsi call dan opsi put adalah sebagai berikut:
lvi
dimana
Dimana: c
= call option value
p
= put option value
S0
= Current stock price
X
= Exercise price
T
= time to maturity of option
r
= risk free interest rate
σ
= standard deviation of the annualized continuously compounded rate of return of the stock (volatility)
N(di) = Normal Distribusi dengan nilai di dimana i = 1,2 Misalkan, 8 bulan lalu Manajer Investasi PT Janjimatogu Capital ingin membeli opsi saham PT Portal Investasi Porsea Tbk. pada harga US$ 65 dimana harga saat ini senilai US$ 70 per saham dan volatilitas saham tersebut sebesar 32% dan tingkat bunga sebesar 10%. Hitung nilai opsi call dan put saham tersebut ?
lvii
d2 = d1 - σ√T = 0,6694 – (0,32 x √(8/12)) = 0,4082
N(d1) = 0,7484
N(-d1) = 0, 2516
N(d2) = 0,6584
N(-d2) = 0,3416
Harga opsi call dan putnya adalah sebagai berikut:
lviii
E. Penelitian Sebelumnya
1. “Analisa Pengaruh Stock Price, Strike Price, Volatility, dan Time to Maturity dan Perbandingan Mean dan Variance Premi Call binomial dan Black-Scholes terhadap Premi Call Market Untuk Jangka Waktu 1 Bulan, 2 Bulan, dan 3 Bulan di Bursa Efek Jakarta” Arif Budi Setiawan (2005) Penelitian ini bertujuan untuk melihat signifikansi faktor-faktor yang diduga mempengaruhi nilai premi opsi saham call serta melihat penilaian opsi saham dengan menggunakan metode binomial dan metode black-scholes. Penelitian ini menggunakan sampel opsi saham empat emiten yaitu ASII, BBCA, INDF, dan TLKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai opsi call berjangka waktu 1 bulan adalah variabel harga saham, time to maturity, dan volatilitas dengan tingkat kepercayaan 95% dan tidak ada faktor yang berpengaruh secara signifikan untuk opsi saham berjangka waktu 2 dan 3 bulan. Sedangkan mean dan variance untuk opsi saham berjangka waktu 1 bulan dengan menggunakan metode binomial dan black-scholes sama terhadap premi market untuk opsi saham BBCA dan INDF. Untuk opsi berjangka waktu 2 bulan dan 3 bulan, mean dan variance dari nilai premi binomial dan black-scholes untuk semua opsi saham tidak sama pada level 5%.
lix
2. “Penggunaan
“Black-Scholes
Model”
dalam
Penilaian
Obligasi
Konvertibel Sebagai Call Options (Sunnah Beli)” Hinsa Siahaan (2000) Penelitian ini bertujuan untuk memasyarakatkan pasar derivatif melalui pengenalan dan penggunaan teori Black-Scholes yang dapat digunakan untuk menghitung harga call option. Peneliti menggunakan data empiris pada PT. Bank Tamara yang memberikan convertible bond yang dalam penelitian ini dianggap sama dengan call option. Penelitian ini juga melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai obligasi konversi yang dianggap sama dengan call option. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Black-Scholes model ternyata dapat digunakan untuk menghitung atau menilai obligasi konversi yang diterbitkan oleh Bank Tamara yang dianggap sama dengan call option dengan hasil perhitungannya adalah sebesar Rp. 33.758.397, 81. Nilai perhitungan yang didapat ini ternyata lebih tinggi daripada harga pasar obligasi konversi yang diterbitkan perusahaan. Berarti obligasi yang diterbitkan oleh PT. Tamara Bank adalah under valued Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai obligasi konversi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut yakni harga saham, volatilitas harga saham, harga konversi, suku bunga bebas risiko dan lamanya jangka waktu jatuh tempo.
lx
3. ”Determinants of the Value of Call Options on Default-Free Bonds”. Stephen A. Buser, Patric H. Hendershott dan Anthony B. Sanders (2006) Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor fundamental penentu nilai opsi obligasi dan menunjukkan model alternatif dari proses tingkat bunga yang menghasilkan estimasi nilai opsi obligasi yang serupa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai opsi call pada obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) memiliki fungsi slope yang menurun terhadap struktur term dan meningkat terhadap volatilitas tingkat bunga.
4. “The Characteristics and Pricing of Option-Type Derivatives: Evidence
from Chinese Warrant Market” Gang Xiao (2008) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kesalahan penilaian derivatif tipe opsi dari perspektif fundamental derivatif tersebut dan underlying asset. Permasalahan yang menarik dalam penelitian ini adalah pada derivatif tipe opsi terdapat beberapa fitur dan underlying asset yang direfleksikan dalam harga pasar. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis dan menunjukkan size effect dan liquidity effect berpengaruh secara langsung terhadap penilaian derivatif tipe opsi. Faktor lain seperti kebijakan dan bias dalam prediksi penyesuaian harga strike juga mempengaruhi penilaian opsi.
lxi
5. “Aplikasi Formula Penilaian Opsi Black-Scholes untuk Estimasi Nilai Call Opsi Indeks Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta” Agung Baruno dan Roy H.M Sembel (2004) Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi penerapan formula Black-Scholes pada penilaian opsi terhadap indeks saham di Bursa Efek Jakarta. Opsi yang digunakan dibatasi pada opsi call dengan jangka waktu jatuh tempo satu bulan. Indeks yang digunakan dibatasi pada indeks LQ-45. Dalam penelitian ini, perhitungan nilai opsi atau premium akan menggunakan
Black-Scholes
Option
Pricing
Model
(BSOPM).
Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian call indeks opsi ini yang menjadi variabel utama pada BSOPM adalah: (1) harga/angka indeks yang bersangkutan; (2) strike price; (3) volatility; (4) waktu sampai jatuh tempo; (5) suku bunga; (6) dividen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan dengan menggunakan BSOPF khususnya
yang telah disesuaikan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan penelitian terhadap premi call indeks saham LQ-45. Potensi keuntungan terlihat jelas pada saat kondisi perekonomian kembali normal. Instrumen call opsi berpotensi meraih keuntungan pada saat harga aset cenderung meningkat, mengalami kerugian pada saat harga aset menurun. Uji signifikansi terhadap imbal hasil investasi menunjukkan hasil yang tidak signifikan secara statistika.
lxii
Artinya, imbal hasil yang diperoleh tidak berbeda dari nol dan bunga SBI.
F. Kerangka Berpikir
Dalam melakukan investasi, tentunya para investor akan menghadapi risiko-risiko ketidakpastian. Untuk menghadapi risiko-risiko ini, maka para investor dapat menggunakan instrumen derivatif yang berguna untuk menangkal risiko ketidakpastian yang dihadapi (hedging). Instrumen derivatif umumnya dikelompokkan atas forward contract, futures contract, options, dan swaps. Option merupakan produk derivatif dimana harga atau nilainya ditentukan atau diturunkan dari produk yang lain. Opsi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah opsi saham (stock option). Stock option atau lebih tepatnya disebut Kontrak Opsi Saham (KOS) mulai diperdagangkan di bursa efek Indonesia sejak Oktober 2004. Hal-hal penting yang terdapat dalam kontrak opsi saham meliputi harga saham, harga strike, volatilitas, time to maturity, dan tingkat suku bunga bebas risiko. Hal-hal tersebut juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian harga opsi. Uraian pemikiran diatas dapat dituangkan ke dalam skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
lxiii
Gambar 2.9 Skema Kerangka Pemikiran
Stock Option
stock price
time to maturity
strike price
risk free interest rate
volatility
Nilai Opsi Call (PREMIUM)
Sampel
ASII
BBCA
INDF
Analisis Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda Normalitas Multikolinieritas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Analisis Uji statistik Regresi Berganda Uji Adjusted R2 Uji T-test Uji F-test
lxiv
TLKM
G. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis yang ada pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1.
Hipotesis pada saham ASII a. Hipotesis secara Parsial H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham ASII. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham ASII. b. Hipotesis secara Simultan H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham ASII. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham ASII.
lxv
2.
Hipotesis pada saham BBCA a. Hipotesis secara Parsial H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham BBCA. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham BBCA. b. Hipotesis secara Simultan H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham BBCA. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham BBCA.
3.
Hipotesis pada saham INDF a. Hipotesis secara Parsial H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham INDF. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham INDF.
lxvi
b. Hipotesis secara Simultan H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham INDF. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham INDF. 4.
Hipotesis pada saham TLKM a. Hipotesis secara Parsial H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham TLKM. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial pada saham TLKM. b. Hipotesis secara Simultan H0 : Tidak terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham TLKM. Ha : Terdapat pengaruh antara stock price, strike price, volatility, time to maturity, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara simultan pada saham TLKM
lxvii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga saham, harga strike, volatilitas, time to maturity, dan tingkat suku bunga bebas risiko terhadap nilai opsi call. Penelitian ini dilakukan dalam periode waktu satu tahun, yakni selama tahun 2007. Hal ini dikarenakan pada tahun 2007, opsi saham kembali aktif diperdagangkan setelah selama setahun sebelumnya sama sekali tidak ada transaksi opsi saham. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat mengeluarkan kontrak opsi saham di Bursa Efek Indonesia periode waktu Tahun 2007. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi karena hanya ada empat perusahaan yang tercatat mengeluarkan kontrak opsi saham yakni Astra Internasional Tbk, Bank Central Asia Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk dan Telekomunikasi Indonesia Tbk.
lxviii
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan yang terdaftar di BEI yang diperoleh dari berbagai surat kabar, internet, dan Pusat Referensi Pasar Modal dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Data harga penutupan perdagangan saham induk diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) dan www.yahoofinance.com. 2. Data harga strike KOS diperoleh dari www.idx.co.id 3. Data expiration date KOS diperoleh dari www.idx.co.id 4. Data volatilitas harga saham induk harian. 5. Data tingkat suku bunga bebas risiko (SBI) diperoleh dari www.bi.go.id
D. Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
1. Uji Asumsi Klasik Pengujian yang dilakukan dalam uji asumsi klasik adalah sebagai berikut: a. Normalitas Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan, yaitu jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
lxix
maka model regresi mengikuti asumsi normalitas (Santoso, 2002 : 212). b. Multikolinieritas Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (Santoso, 2002:203). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikolinieritas ini salah satunya dilakukan dengan melihat nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Di mana model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka TOL mendekati 1 (Santoso, 2002:206) c. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah
lxx
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2001:69). Dasar pengambilan keputusan yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. (Santoso, 2002:210). d. Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah sebuah regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah yang bebas dari problem autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson, di mana angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, angka D-W di antara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi, dan angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif (Santoso, 2002:219).
2. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda, yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah untuk mengetahui pengaruh variable-variabel bebas (X) yang terdiri dari harga saham (X1), harga strike
lxxi
(X2), time to maturity (X3), volatilitas (X4), dan tingkat suku bunga bebas risiko/SBI (X5),terhadap nilai opsi call selaku variabel terikat (Y). Adapun persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b 4.X4 +b5X5+e
Dimana: Y
= Nilai Opsi Call
a
= Konstanta
X1
= Stock price
X2
= Strike price
X3
= Time to Maturity
X4
= Volatility
X5
= Risk free rate
b1 s/d b 5 = Parameter yang mencerminkan variabel koefisien regresi e
= Error atau residual
3. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Uji Statistik T Uji Statistik T digunakan untuk mengetahui hubungan masingmasing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0,05. jika nilai probability T
lxxii
lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability T lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Santoso, 2002:168). b. Uji Statistik F Uji Statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabelvariabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent secara
bersama-sama
mempengaruhi
variabel
dependen,
maka
digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001:47). c. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Jika Adjusted R-Square adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat
lxxiii
dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai Adjusted R-Square berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. (Ghozali, 2001:45)
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang berperan dalam penelitian ini adalah harga saham, harga strike, time to maturity, volatilitas, tingkat suku bunga bebas risiko, dan dividen serta kemudian dihubungkan dengan nilai premi opsi call. Untuk lebih memperjelas variabel yang akan diuji, maka dibawah ini diterangkan variabelvariabel tersebut: 1. Variabel Dependen Variabel terikat atau dependent variabel yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah nilai premi opsi call. Premium opsi adalah harga dari sebuah kontrak opsi saham yang harus dibayarkan. Premi opsi call dapat dihitung dengan menggunakan model Black-Scholes.
dimana
lxxiv
2. Variabel Independen Variabel bebas atau independen variabel merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat (dependen variabel). Adapun yang merupakan variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah: a. Harga saham (stock price), opsi merupakan instrument derivatif yang nilainya mengikuti sekuritas yang mendasarinya. Dalam hal ini nilai opsi saham sangat dipengaruhi oleh harga saham yang mendasarinya. b. Harga strike (strike price) adalah harga dimana saham yang mendasarinya dapat dibeli atau dijual seperti apa yang tersebut di dalam kontrak opsi. c. Time to maturity merupakan periode waktu hingga kontrak opsi saham jatuh tempo. Tanggal dimana opsi tersebut telah jatuh tempo disebut dengan expiration date. d. Volatilitas adalah bagian dari option price yang merupakan penampakan ulang dari historical saham yang mendasarinya dalam suatu market yang mengacu pada pergerakan harga saham yang mendasarinya selama beberapa waktu. e. Tingkat suku bunga bebas risiko, hubungan tingkat suku bunga bebas resiko terhadap penentuan harga opsi berbanding lurus terhadap opsi call dan berbanding terbalik terhadap opsi put.
lxxv
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Objek penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan yang melakukan transaksi opsi call saham selama tahun 2007 di Bursa Efek Indonesia. Transaksi opsi saham mulai diperdagangkan di bursa efek indonesia sejak oktober 2004 dan hingga saat ini hanya ada empat perusahaan yang aktif melakukan transaksi opsi saham yakni Astra International Tbk, Bank Central Asia Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, dan Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perusahaan-perusahaan
yang listed
di Bursa efek Indonesia
diklasifikasikan kedalam beberapa sektor industri yang dikenal dengan nama JASICA (Jakarta Stock Industrial Classification). Pengklasifikasian ini berguna sebagai alat pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Bursa Efek Indonesia juga melakukan perhitungan indeks sektoral sebagai indikator kinerja bagi tiap kelompok industri. Struktur JASICA dapat dilihat sebagai berikut:
lxxvi
1
2
3
4
5
6
Sub Sector
Sector
Tabel 4.1 Struktur JASICA
JASICA
AGRICULTURE 11 Crops 12 Plantation 13 Animal Husbandary 14 Fishery 15 Forestry 19 Others MINING 21 Coal Mining 22 Crude Petroleum & Natural Gas Production 23 Metal and Mineral Mining 24 Land / Stone Quarrying 29 Others BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS 31 Cement 32 Ceramics, Glass, porcelain 33 Metal and Allied Products 34 Chemical 35 Plastics & Packaging 36 Animal Feed 37 Wood Industries 38 Pulp & Paper 39 Others MISCELLANEOUS INDUSTRY 41 Machinery And Heavy Equipment 42 Automotive and Components 43 Textile, Garment 44 Footwear 45 Cable 46 Electronics 49 Others CONSUMER GOODS INDUSTRY 51 Food and Beverages 52 Tobacco Manufacturers 53 Pharmaceuticals 54 Cosmetics And Household 55 Houseware 59 Others PROPERTY, REAL ESTATE AND BUILDING CONSTRUCTION 61 Property and Real Estate 62 Building Construction 69 Others
lxxvii
Lanjutan tabel 4.1 Struktur JASICA 7
8
9
INFRASTRUCTURE, UTILITIES, & TRANSPORTATION 71 Energy 72 Toll Road, Airport, Harbor and Allied Products 73 Telecommunication 74 Transportation 75 Non Building Construstion 79 Others FINANCE 81 Bank 82 Financial Institution 83 Securities Company 84 Insurance 85 Investment Fund / Mutual Fund 89 Others TRADE, SERVICES & INVESTMENT 91 Wholesale (Durable & Non-Durable Goods) 93 Retail Trade 94 Restaurant, Hotel and Tourism 95 Advertising, Printing ang Media 96 Health Care 97 Computer and Services 98 Investment Company 99 Others
Sumber: IDX Fact Book 2008 Alasan Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai sumber dari objek penelitian ini karena Bursa Efek Indonesia merupakan Bursa tertua yang ada di Indonesia. Sejarah Bursa Efek Indonesia awalnya pada saat pemerintahan Hindia Belanda mendirikan di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel. Pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek di Surabaya, dan disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kemudian pada tahun 1956 pemerintah mengaktifkan pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi.
lxxviii
Pada tanggal 13 Juli 1992 Bursa Efek Indonesia diswastakan kemudian pada tahun 1995 Bursa Efek Indonesia meluncurkan sistem perdagangan yang disebut JATS (Jakarta Automated Trading System) sistem ini memberikan fasilitas pada perdagangan saham secara fair dan transparan sehingga informasi dapat diserap oleh investor dengan cepat, dan pada tahun 2002 Bursa Efek Indonesia juga mulai menerapkan sistem perdagangan jarak jauh yang disebut (remote trading system), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, kecepatan, dan frekuensi perdagangan. Pada tahun 2007 dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kemudian berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama BES Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.
2. Lembaga-lembaga yang Terkait dengan Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia melibatkan banyak lembaga, masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan pihak lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Bursa Efek Indonesia adalah:
lxxix
a. Perusahaan yang go public (Emiten) Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi. b. Perusahaan Efek Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi. c. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan Adalah
suatu
lembaga
yang
menyelenggarakan
kliring
dan
penyelesaian transaksi yang terjadi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain. d. Perusahaan Reksadana Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi kembali (reinvestasi). e. Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau penanggung yang menyediakan jasa. Tempat penitipan harta adalah pihak yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut.
lxxx
f. Profesi Penunjang. Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahan penilai (appraisal) dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksaan (auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten dan calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad Glad 1860 No.3 tentang pengaturan jabatan notaris. Peranan notaris adalah membuat perjanjian, menyusun anggaran dasar dan perubahannya, perubahan milik modal dan lain-lain. Penilaian
appraisal
menandatangani
laporan
adalah
pihak
penilai.
yang
Laporan
menerbitkan penilai
dan
mencakup
pendapatan atas aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari segi hukum. Tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan lain-lain. g. Pemodal (investor) Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan.
lxxxi
h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Memonitor dan mengatur pasar modal sebagai tempat sekuritassekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efesien dengan maksud untuk melindungi kepentingan para pemodal dan masyarakat. 2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, kliring, dan lemabaga-lembaga penyimpanan reksadana, perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para professional. 3) Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada menteri keuangan. Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan pendanaan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan yang diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan mulai dilakukan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) secara konsisten.
lxxxii
3. Pasar Opsi Saham Indonesia
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi opsi saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pasar opsi saham di Indonesia mulai diperdagangkan pada oktober 2004 dan hingga saat ini hanya ada empat perusahaan yang tercatat melakukan transaksi saham. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain: Tabel 4.2 Perusahaan Tercatat Melakukan Transaksi Opsi Saham No. Kode Emiten
Nama emiten
Tanggal Listing
1
ASII
Astra International Tbk
04 April 1990
2
BBCA
Bank Central Asia Tbk
31 Mei 2000
3
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
14 Juli 1994
4
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
14 November 1995
B. Analisis Deskriptif Statistik
Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak empat perusahaan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan selama tahun 2007. Analisis deskripsi dilakukan untuk menghitung nilai standar deviasi, mean, maksimum dan minimum pada variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada masing-masing variabel pada saham ASII, maka diperoleh hasil sebagaimana yang tercantum dalam tabel 4.3 berikut ini:
lxxxiii
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Saham ASII
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Stockprice
42
9.66
10.12
9.7989
.12102
Strikeprice
42
9.59
10.14
9.7838
.13872
Ttm
42
1.00
3.00
1.2143
.47038
Volatility
42
.23
.58
.3502
.10410
Sbi
42
.08
.09
.0839
.00184
Premium
42
4.61
7.49
6.4468
.66048
Valid N (listwise)
42
Sumber: Data diolah Tabel 4.3 menyajikan gambaran statistik dari variabel stock price, strike price, time to maturity, volatility, risk free interest rate dan nilai opsi call (premium). Secara statistik dapat diketahui bahwa pada saham ASII, variabel stock price memiliki nilai minimum 9,66 dan nilai maximum 10,12 dengan nilai mean 9,7989 dan standar deviasi 0,12102; variabel strike price memiliki nilai minimum 9,59 dan nilai maximum 10,14 dengan nilai mean 9,7838 dan standar deviasi 0,13872; variabel time to maturity memiliki nilai minimum 1,00 dan nilai maximum 3,00 dengan nilai rata-rata 1,21413 dan standar deviasi 0,47038; variabel volatility memiliki nilai minimum 0,23 dan nilai maximum 0,58 dengan nilai rata-rata 0,3502 dan standar deviasi 0,10410; variabel risk free interest rate (SBI) memiliki nilai minimum 0,00184 dan nilai maximum 0,09 dengan nilai rata-rata 0,0839 dan standar deviasi 0,00184; dan untuk variabel dependen premium memiliki nilai minimum 4,61 dan nilai maximum 7,49 dengan nilai mean 6,4468 dan standar deviasi 0,66048.
lxxxiv
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Saham BBCA Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Stockprice
33
8.58
8.85
8.6639
.07204
Strikeprice
33
8.54
8.90
8.6388
.07397
Ttm
33
1.00
2.00
1.0606
.24231
Volatility
33
.17
.41
.2521
.06092
Sbi
33
.08
.09
.0840
.00197
Premium
33
3.00
6.28
5.2792
.73055
Valid N (listwise)
33
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada saham BBCA, variabel stock price memiliki nilai minimum sebesar 8,58 dan nilai maximum sebesar 8,58 dengan nilai rata-rata 8,6639 dan standar deviasi 0,07204; variabel strike price memiliki nilai minimum 8,54 dan nilai maximum 8,90 dengan nilai mean 8,6388 dan standar deviasi 0,7397; variabel time to maturity memiliki nilai minimum 1,00 dan nilai maximum 3,00 dengan nilai rata-rata 1,0606 dan standar deviasi 0,24231; variabel volatility memiliki nilai minimum 0,17 dan nilai maximum 0,41 dengan nilai rata-rata 0,2521 dan standar deviasi 0,06092; variabel risk free interest rate (SBI) memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai maximum 0,09 dengan nilai rata-rata 0,0840 dan standar deviasi 0,00197; dan untuk variabel dependen premium memiliki nilai minimum 3,00 dan nilai maximum 6,28 dengan nilai mean 5,2792 dan standar deviasi 0,73055.
lxxxv
Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Saham INDF Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Stockprice
8
7.48
7.84
7.5679
.11701
Strikeprice
8
7.56
7.91
7.6210
.11892
Ttm
8
1.00
3.00
1.3750
.74402
Volatility
8
.23
.43
.2700
.07709
Sbi
8
.08
.08
.0825
.00000
Premium
8
1.61
4.94
3.2935
1.17121
Valid N (listwise)
8
Sumber: data diolah Analisis deskriptif untuk saham INDF dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana variabel stock price memiliki nilai minimum sebesar 7,48 dan nilai maximum sebesar 7,84 dengan nilai rata-rata 7,5679 dan standar deviasi 0,11701; variabel strike price memiliki nilai minimum sebesar 7,56 dan nilai maximum sebesar 7,91 dengan nilai mean sebesar 7,6210 dan standar deviasi sebesar 0,1182; variabel time to maturity memiliki nilai minimum sebesar 1,00 dan nilai maksimum sebesar 3,00 dengan nilai rata-rata sebesar 1,3750 dan standar deviasi sebesar 0,74402; variabel volatility memiliki nilai minimum sebesar 0,23 dan nilai maximum sebesar 0,43 dengan nilai rata-rata sebesar 0,2700 dan standar deviasi sebesar 0,07709; variabel risk free interest rate (SBI) memiliki nilai minimum sebesar 0,08 dan nilai maximum sebesar 0,08 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0825 dan standar deviasi sebesar 0,0000; variabel premium memiliki nilai minimum sebesar 1,61 dan nilai maximum
lxxxvi
sebesar 4,94 dengan nilai mean sebesar 3,2935 dan standar deviasi sebesar 1,17121. Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Saham TLKM Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Stockprice
36
9.10
9.43
9.2627
.09859
Strikeprice
36
9.12
9.50
9.2567
.09203
Ttm
36
1.00
3.00
1.2222
.48469
Volatility
36
.15
.49
.3119
.10518
Sbi
36
.08
.09
.0859
.00440
Premium
36
.00
6.96
5.6060
1.45126
Valid N (listwise)
36
Sumber: data diolah Tabel 4.6 menyajikan gambaran statistik dari variabel stock price, strike price, time to maturity, volatility, risk free interest rate dan nilai opsi call. Secara statistic dapat diketahui bahwa pada saham TLKM, variabel stock price memiliki nilai minimum sebesar 9,10 dan nilai maximum sebesar 9,43 dengan nilai rata-rata 9,2627 dan standar deviasi 0,09859; variabel strike price memiliki nilai minimum sebesar 9,12 dan nilai maximum sebesar 9,50 dengan nilai mean sebesar 9,2567 dan standar deviasi sebesar 0,09203; variabel time to maturity memiliki nilai minimum sebesar 1,00 dan nilai maksimum sebesar 3,00 dengan nilai rata-rata sebesar 1,2222 dan standar deviasi sebesar 0,48469; variabel volatility memiliki nilai minimum sebesar 0,15 dan nilai maximum sebesar 0,49 dengan nilai rata-rata sebesar 0,3119 dan standar deviasi sebesar 0,10518; variabel risk free interest rate (SBI) memiliki nilai minimum sebesar 0,08 dan nilai maximum sebesar 0,09 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0859 dan standar deviasi sebesar 0,00440; dan untuk variabel dependen premium lxxxvii
memiliki nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maximum sebesar 6,96 dengan nilai mean sebesar 5,6060 dan standar deviasi sebesar 1,45126.
C. Hasil dan Pembahasan Pengujian pada Saham ASII
Sebelum melakukan pengujian dengan analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dasar klasik yaitu uji Normalitas data, Autokorelasi, Multikolinieritas, dan Heteroskedastisitas untuk menghindari penyimpangan dalam model regresi. 1. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik diperlukan agar model regresi yang diperoleh memenuhi kriteria BLUE (best linier unbiased estimator). Adapun uji asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi a. Uji Normalitas
Terdapat beberapa cara dalam mendeteksi normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data (scatter plot) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2007 : 214). Dasar pengambilan keputusannya: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
lxxxviii
Gambar 4.1 : Hasil Uji Normalitas Data Saham ASII
Dari hasil uji normalitas yang terlihat pada gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa data menyebar dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji autokorelasi
Salah satu asumsi regresi linear berganda adalah tidak terdapatnya Autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Untuk mendeteksi ada tidaknya Autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Santoso, 2007 : 216): 1) Angka Durbin Watson (DW) dibawah -2 berarti ada Autokorelasi positif.
lxxxix
2) Angka Durbin Watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada Autokorelasi. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson (DW) seperti pada tabel berikut: Tabel 4.7 Nilai Durbin Watson Saham ASII Model
Durbin-Watson
1
Kesimpulan 1.564
Tidak ada Autokorelasi
Sumber: Data diolah Hasil Uji gejala Autokorelasi yang ditunjukkan dengan nilai Durbin Watson (DW) seperti pada tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala Autokorelasi. c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Tabel 4.8 Tolerance dan VIF Saham ASII Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
Kesimpulan
(Constant) Stockprice
.317
3.158
Tidak ada Multikolinieritas
Ttm
.501
1.995
Tidak ada Multikolinieritas
Volatility
.419
2.389
Tidak ada Multikolinieritas
Sbi
.406
2.466
Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data diolah
xc
Apabila dilihat hasil uji gejala Multikolinieritas pada tabel 4.8 di atas tersebut, dapat dijelaskan bahwa besaran nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan angka tolerance berada pada kisaran 0.317 sampai dengan 0.501 atau mendekati angka 1. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai angka 10, sehingga variabelvariabel independen tersebut terbebas dari gejala Multikolinieritas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam pengujian.
d. Uji heterokedastisitas
Model regresi yang tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas adalah apabila sebaran data berada disekitar titik nol serta tidak nampak adanya suatu pola tertentu.
Gambar 4.2 Scatterplot Saham ASII
xci
Gambar 4.2 di atas memperlihatkan sebaran data pada umumnya berada disekitar angka nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi syarat untuk melihat pengaruh variabel stock price, strike price, time to maturity dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik T dan Uji Statistik F. Uji T digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. a. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Parsial.
Uji T bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call secara parsial.
xcii
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham ASII a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-35.423
17.812
Stockprice
3.504
1.347
.397
Volatility Sbi
Ttm
t
Beta
Sig.
-1.989
.054
.642
2.601
**.013
.275
.283
1.441
.158
-2.731
1.362
-.430
-2.005
***.052
95.436
78.149
.266
1.221
.230
Ket: ** signifikan pada alpha 5% ***signifikan pada alpha 10% Berdasarkan hasil pengujian regresi parsial pada tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa pada saham ASII variabel volatility secara parsial mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai opsi call dan stock price berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Sedangkan time to maturity dan risk free interest rate secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai opsi call. Stock price berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung 2,061 dan T tabel ±2,024 dengan penentuan α : 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 42 – 4) = 38. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung > T tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Time to maturity memiliki nilai koefisien sebesar 0,397 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,158 (0,158 > 0,05) sehingga diperoleh nilai T hitung 1,441 dan T xciii
tabel ±2,024 dengan penentuan α : 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 42 – 4) = 38. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Volatility berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung -2,005 dan T tabel ±1,686 dengan penentuan α : 10% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 42 – 4) = 276. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Risk free interest rate / SBI memiliki nilai koefisien sebesar 95,436 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,230 sehingga diperoleh T hitung 1,221 dan T tabel ±2,024 dengan penentuan α = 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 42– 4) = 38. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Simultan.
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variable dependen secara simultan atau bersama-sama. Dalam penelitian ini uji F dilakukan untuk menguji pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di bursa efek Indonesia.
xciv
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham ASII ANOVA
b
Sum of Model 1
Squares Regression
Df
Mean Square
5.121
4
1.280
Residual
12.765
37
.345
Total
17.886
41
F 3.711
Sig. .012**
**Signifikan pada α = 0,05 Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian regresi simultan pada tabel 4.10 tersebut menunjukkan bahwa variable independen (stock price, strike price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate) berpengaruh secara simultan terhadap variable dependen (nilai opsi call). Pernyataan ini didukung oleh hasil pengujian hipotesis, dengan menggunakan uji F tabel (α : 5%, df1 = 3, df2 = 38) adalah 2,852. Dari F-test yang dilakukan menghasilkan probabilitas signifikansi di bawah 5% yaitu sebesar 0,12% dan nilai F-hitung sebesar 3,711 lebih besar dari F table sebesar 2,852, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan adanya hal itu, hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa berarti variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.
c. Uji koefisisen determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang xcv
kecil
berarti
kemampuan
variabel-veriabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati
satu
berarti
variasi
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2005 : 83).
Tabel 4.11 Nilai Koefisien Determinasi Saham ASII b
Model Summary
Model 1
R .535
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.286
.209
.58736
Durbin-Watson 1.564
Dari hasil output spss pada tabel di atas, besarnya adjusted R2 adalah 0.209, hal ini berarti 20,9% variasi nilai opsi call dapat dijelaskan oleh empat variabel independen, yaitu stock price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
3. Pengujian Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Persamaan: Y = -35,423 – 3,504 X1 + 0,397 X2 – 2,731 X3 + 95,436 X4 + ε
xcvi
Keterangan: Y1 = Variabel dependen nilai opsi call a = Konstanta β = Koefisien regresi dari variabel independen ke i. i
X = Variabel Independen stock price 1
X = Variabel Independen time to maturity 2
X = Variabel Independen volatility 3
X = Variabel Independen risk free interest rate 4
ε = Estimasi Error
Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut: a. Tanda pada koefisien regresi mencerminkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Tanda (+) berarti terdapat hubungan yang positif atau searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Semakin meningkat nilai variabel independen (stock price, strike price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate) maka semakin meningkat pula nilai variabel dependen (nilai opsi call) di Bursa Efek Indonesia, begitu juga sebaliknya. b. Koefisien regresi untuk variabel stock price (X1) sebesar 3,504 menunjukkan bahwa jika variabel X1 meningkat satu satuan rupiah
xcvii
maka akan berpengaruh positif terhadap variabel dependen nilai opsi call sebesar 3,504 poin atau sebesar 350%. c. Koefisien regresi variabel time to maturity (X2) sebesar 0,397 menunjukkan bahwa jika time to maturity (X2) meningkat satu satuan kali maka akan berpengaruh positif terhadap variabel dependen nilai opsi call sebesar 39,7%. d. Koefisien regresi variabel volatility (X3) sebesar -2,731 menunjukkan bahwa jika variabel volatility (X3) meningkat satu satuan kali maka akan berpengaruh negatif terhadap variabel dependen nilai opsi call sebesar 273% atau sebesar 2,731 poin. e. Koefisien regresi variabel risk free interest rate (X4) sebesar 95,436 menunjukkan bahwa jika variabel risk free interest rate meningkat satu satuan persen maka akan berpengaruh positif terhadap nilai opsi call sebesar 95,436 poin atau sebesar 9.544%
D. Hasil dan Pembahasan Pengujian pada Saham BBCA 1. Pengujian Asumsi Klasik
Adapun uji asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi a. Uji Normalitas
Terdapat beberapa cara dalam mendeteksi normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data (scatter plot) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2007 : 214). Dasar pengambilan keputusannya:
xcviii
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Saham BBCA
Untuk uji normalitas pada saham BBCA dapat dilihat pada gambar 4.3. Pada gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa data menyebar dan mengikuti arah garis diagonal sehingga model regresi dianggap memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji autokorelasi
Salah satu asumsi regresi linear berganda adalah tidak terdapatnya Autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. xcix
Untuk mendeteksi ada tidaknya Autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Santoso, 2007 : 216): 1) Angka Durbin Watson (DW) dibawah -2 berarti ada Autokorelasi positif. 2) Angka Durbin Watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada Autokorelasi. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson (DW) seperti pada tabel berikut: Tabel 4.12 Nilai Durbin Watson Saham BBCA Model
Durbin-Watson
Kesimpulan
1 1.640 Tidak ada Autokorelasi a. Predictors: (Constant), sbi, ttm, volatility, strikeprice, stockprice b. Dependent Variable: premium
Pada saham BBCA, hasil uji gejala autokorelasi ditunjukkan dengan nilai Durbin Watson (DW) seperti pada tabel 4.12 di atas dapat adalah sebesar 1,640 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. c
Tabel 4.13 Tolerance dan VIF Saham BBCA Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
Kesimpulan
(Constant) Stockprice
.131
7.652
Tidak ada Multikolinieritas
Strikeprice
.234
4.271
Tidak ada Multikolinieritas
Ttm
.667
1.499
Tidak ada Multikolinieritas
Volatility
.540
1.851
Tidak ada Multikolinieritas
Sbi
.337
2.965
Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data diolah Hasil uji gejala multikolinieritas pada saham BBCA dapat dilihat pada tabel 4.13. berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa besaran nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan angka tolerance berada pada kisaran 0.131 sampai dengan 0.667 atau mendekati angka 1. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai angka 10, sehingga variabel-variabel independen tersebut terbebas dari gejala Multikolinieritas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam pengujian.
d. Uji heterokedastisitas
Model regresi yang tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas adalah apabila sebaran data berada disekitar titik nol serta tidak nampak adanya suatu pola tertentu.
ci
Gambar 4.4 Scatterplot Saham BBCA
Scatterplot pada saham BBCA memperlihatkan sebaran data pada umumnya berada disekitar angka nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini layak dipakai dalam pengujian.
4. Pengujian Hipotesis a. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, Dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Parsial.
Uji T bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
cii
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham BBCA a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-31.750
24.981
Stockprice
17.150
3.109
Strikeprice
-13.858
Ttm Volatility Sbi
t
Beta
Sig.
-1.271
.215
1.691
5.517
*.000
2.262
-1.403
-6.127
*.000
.617
.409
.205
1.508
.143
.548
1.808
.046
.303
.764
87.652
70.744
.236
1.239
.226
Ket: * signifikan pada alpha 1% Sumber: Data diolah Berdasarkan hasil pengujian regresi parsial pada table 4.14 di atas, menunjukkan bahwa pada saham BBCA hanya variabel strike price secara parsial mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai opsi call sedangkan time to maturity, volatility dan risk free interest rate secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai opsi call. Stock price berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung 5,517 dan T tabel ±2,771 dengan penentuan α : 1% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 33 – 5) = 27. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung > T tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Strike price berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung -6,127 dan T tabel ±2,771 dengan penentuan α : 1% dan dengan derajat kebebasan
ciii
(df = n – k = 33 – 5) = 27. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Time to maturity memiliki nilai koefisien sebesar 0,617 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,143 (0,143 > 0,05) sehingga diperoleh nilai T hitung 1,508 dan T tabel ±2,052 dengan penentuan α : 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 33 – 5) = 27. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Volatility memiliki nilai koefisien sebesar 0,548 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,764 (0,764 > 0,05) sehingga diperoleh nilai T hitung 0,303 dan T tabel ±2,052 dengan penentuan α : 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 33 – 5) = 27. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Risk free interest rate memiliki nilai koefisien sebesar 87,652 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,266 (0,266 > 0,05) sehingga diperoleh T hitung 1,239 dan T tabel ±2,052 dengan penentuan α = 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 33 – 5) = 27. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
civ
b. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, Dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Simultan.
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variable dependen secara simultan atau bersama-sama. Dalam penelitian ini uji F dilakukan untuk menguji pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di bursa efek Indonesia. Tabel 4.15 Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham BBCA ANOVA
b
Sum of Model 1
Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
11.416
5
2.283
5.663
27
.210
17.078
32
F 10.886
Sig. .000*
*Signifikan pada α = 0,01 Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian regresi simultan saham BBCA pada tabel 4.15 tersebut menunjukkan bahwa variable independen (stock price, strike price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate) berpengaruh secara simultan terhadap variable dependen (nilai opsi call). Pernyataan ini didukung oleh hasil pengujian hipotesis, dengan menggunakan uji F tabel (α : 1%, df1 = 4, df2 = 27) adalah 4,106.
Dari F-test
yang dilakukan menghasilkan probabilitas
signifikansi di bawah 1% yaitu sebesar 0,00% dan nilai F-hitung sebesar 10,886 lebih besar dari F table sebesar 4,106, maka Ho ditolak cv
dan Ha diterima. Dengan adanya hal itu, hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa berarti variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.
c. Uji koefisisen determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti
kemampuan
variabel-veriabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati
satu
berarti
variasi
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2005 : 83). Tabel 4.16 Nilai Koefisien Determinasi Saham BBCA Model Summaryb
Model 1
R .818
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.668
.607
.45797
Durbin-Watson 1.640
Sumber: Data diolah Dari hasil output spss pada tabel di atas, besarnya adjusted R2 adalah 0.607, hal ini berarti 60,7% variasi nilai opsi call dapat dijelaskan oleh lima variabel independen, yaitu stock price, strike price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
cvi
3. Pengujian Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Persamaan: Y = -31,750 + 17,150 X1 – 13,858 X2 + 0,617 X3 + 0,548 X4 + 87,652 X5 + ε Keterangan: Y1 = Variabel dependen nilai opsi call a = Konstanta β = Koefisien regresi dari variabel independen ke i. i
X = Variabel independen stock price 1
X = Variabel independen strike price 2
X = Variabel independen time to maturity 3
X = Variabel independen volatility 4
X5 = Variabel independen risk free interest rate ε = Estimasi Error
cvii
Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut: a. Koefisien regresi untuk variabel stock price (X1) sebesar 17,150 menunjukkan bahwa jika variabel X1 meningkat satu satuan rupiah maka akan berpengaruh positif terhadap variabel dependen nilai opsi call sebesar 17,150 poin atau sebesar 1.715%. b. Koefisien regresi untuk variabel strike price price (X2) sebesar -13,858 menunjukkan bahwa jika variabel strike price meningkat satu satuan rupiah maka akan berpengaruh negatif terhadap variabel nilai opsi call sebesar 13,858 poin atau sebesar 1.386%. c. Koefisien regresi variabel time to maturity (X3) sebesar 0,617 menunjukkan bahwa jika time to maturity (X3) meningkat satu satuan kali maka akan berpengaruh positif terhadap variabel nilai opsi call sebesar 61,7%. d. Koefisien regresi variabel volatility (X4) sebesar 0,548 menunjukkan bahwa jika variabel volatility (X4) meningkat satu satuan persen maka akan berpengaruh positif terhadap variabel nilai opsi call sebesar 54,8%. e. Koefisien regresi variabel risk free interest rate (X5) sebesar 87,652 menunjukkan bahwa jika variabel risk free interest rate meningkat satu satuan persen maka akan berpengaruh positif terhadap nilai opsi call sebesar 87,652 poin atau sebesar 8.765%
cviii
E. Hasil dan Pembahasan Pengujian pada Saham INDF 1. Pengujian Asumsi Klasik
Adapun uji asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi a. Uji Normalitas
Terdapat beberapa cara dalam mendeteksi normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data (scatter plot) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2007 : 214). Dasar pengambilan keputusannya: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Saham INDF
cix
Untuk uji normalitas pada saham INDF dapat dilihat pada gambar 4.5. Pada gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa data menyebar dan mengikuti arah garis diagonal sehingga model regresi dianggap memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji autokorelasi
Salah satu asumsi regresi linear berganda adalah tidak terdapatnya autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Untuk mendeteksi ada tidaknya Autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Santoso, 2007 : 216): 1) Angka Durbin Watson (DW) dibawah -2 berarti ada Autokorelasi positif. 2) Angka Durbin Watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada Autokorelasi. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson (DW) seperti pada tabel berikut: Tabel 4.17 Nilai Durbin Watson Saham INDF Model
Durbin-Watson
Kesimpulan
1 2.986 terjadi Autokorelasi a. Predictors: (Constant), volatility, strikeprice b. Dependent Variable: premium
cx
Pada saham INDF, hasil uji gejala autokorelasi ditunjukkan dengan nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,986 sehingga dapat disimpulkan bahwa gejala autokorelasi. Untuk mengetahui lebih lanjut apakah benar terjadi gejala autokorelasi pada saham INDF maka nilai Durbin Watson akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 8 (n) dan jumlah variabel independen 2 (K=2), maka akan didapatkan nilai du sebesar 1,777 dan nilai dl sebesar 0,558. Tabel 4.18 Durbin Watson Test n 8
4-du 2,22
K=2 DW 2,986
4-dl 3,442
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai DW lebih besar dari 4-1,77 (4-du) dan kurang dari 4-0,558 (4-dl) maka tidak dapat disimpulkan terjadi korelasi negatif atau tidak.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
cxi
Tabel 4.19 Tolerance dan VIF Saham INDF Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
Kesimpulan
(Constant) Strikeprice
.318
3.145
Tidak ada Multikolinieritas
Volatility
.318
3.145
Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa besaran nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan angka tolerance berada pada angka 0,318 atau mendekati angka 1. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai angka 10, sehingga variabelvariabel independen tersebut terbebas dari gejala Multikolinieritas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam pengujian.
d. Uji heterokedastisitas
Model regresi yang tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas adalah apabila sebaran data berada disekitar titik nol serta tidak nampak adanya suatu pola tertentu. Scatterplot pada saham INDF terlihat data tidak menyebar disekitar angka nol dan menunjukkan adanya suatu pola tertentu sehingga disimpulkan terjadi gejala terjadinya heterokedastisitas. Dengan demikian model regresi ini tidak layak dipakai dalam pengujian.
cxii
Gambar 4.6 Scatterplot Saham INDF
3. Pengujian Hipotesis a. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, Dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Parsial.
Uji T bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
cxiii
Tabel 4.20 Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham INDF a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
57.491
29.416
Strikeprice
-7.858
4.040
Volatility
21.071
6.232
t
Beta
Sig.
1.954
.108
-.798
-1.945
.109
1.387
3.381
**.020
Ket: ** signifikan pada alpha 5% Sumber: Data diolah Berdasarkan hasil pengujian regresi parsial pada table 4.20 di atas, menunjukkan bahwa pada saham INDF hanya variabel strike price secara parsial mempunyai pengaruh negatif
dan signifikan
terhadap nilai opsi call, sedangkan volatility secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap nilai opsi call. Strike price memiliki nilai koefisien sebesar -7,858 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,109 (0,109 > 0,05) sehingga diperoleh nilai T hitung -1,954 dan T tabel ±2,447 dengan penentuan α : 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 8 – 2) = 6. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Volatility berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung 3,381 dan T tabel ±2,447 dengan penentuan α : 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n
cxiv
– k = 8 – 2) = 6. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung > T tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, Dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Simultan.
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variable dependen secara simultan atau bersama-sama. Dalam penelitian ini uji F dilakukan untuk menguji pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.21 Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham INDF ANOVA
b
Sum of Model 1
Squares
Df
Mean Square
Regression
7.033
2
3.516
Residual
2.569
5
.514
Total
9.602
7
F 6.844
Sig. .037
*Signifikan pada α = 0,05 Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian regresi simultan saham INDF pada tabel diatas menunjukkan bahwa variable independen (strike price dan volatility) berpengaruh secara simultan terhadap variable dependen (nilai opsi call). Pernyataan ini didukung oleh hasil pengujian hipotesis, dengan menggunakan uji F tabel (α : 5%, df1 = 1, df2 = 7) cxv
a
adalah 5,591. Dari F-test yang dilakukan menghasilkan probabilitas signifikansi di bawah 5% yaitu sebesar 0,037% dan nilai F-hitung sebesar 6,884 lebih besar dari F table sebesar 5,591, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan adanya hal itu, hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa berarti variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.
c. Uji koefisisen determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti
kemampuan
variabel-veriabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati
satu
berarti
variasi
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2005 : 83). Tabel 4.22 Nilai Koefisien Determinasi Saham INDF b
Model Summary
Model 1
R .856
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.732
.625
Sumber: Data diolah
cxvi
.71682
Durbin-Watson 2.986
Dari hasil output spss pada tabel di atas, besarnya adjusted R2 adalah 0.625, hal ini berarti 62,5% variasi nilai opsi call dapat dijelaskan oleh dua variabel independen, yaitu strike price dan volatility. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
4. Pengujian Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Persamaan: Y = 57,491 – 7,858 X1 + 21,071 X2 + ε Keterangan: Y1 = Variabel dependen nilai opsi call a = Konstanta β = Koefisien regresi dari variabel independen ke i. i
X = Variabel independen strike price 1
X = Variabel independen volatility 2
ε = Estimasi Error
Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut: a. Koefisien regresi untuk variabel strike price (X1) sebesar -7,858 menunjukkan bahwa jika variabel X1 meningkat satu satuan rupiah cxvii
maka akan berpengaruh negatif terhadap variabel dependen nilai opsi call sebesar 7,858 poin atau sebesar 786%. b. Koefisien regresi untuk variabel volatility (X2) sebesar 21,071 menunjukkan bahwa jika volatility (X2) meningkat satu satuan rupiah maka akan berpengaruh positif terhadap variabel nilai opsi call sebesar 13,858 poin atau sebesar 1.386%.
F. Hasil dan Pembahasan Pengujian pada Saham TLKM 1. Pengujian Asumsi Klasik
Adapun uji asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi a. Uji Normalitas
Terdapat beberapa cara dalam mendeteksi normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data (scatter plot) pada sumbu diagonal dari grafik (Santoso, 2007 : 214). Dasar pengambilan keputusannya: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
cxviii
Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Saham TLKM
Dari hasil uji normalitas pada saham TLKM yang terlihat pada gambar 4.7 menunjukkan data menyebar dan mengikuti arah garis diagonal sehingga model
regresi dianggap memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji autokorelasi
Salah satu asumsi regresi linear berganda adalah tidak terdapatnya Autokorelasi. Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Untuk mendeteksi ada tidaknya Autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Santoso, 2007 : 216): 1) Angka Durbin Watson (DW) dibawah -2 berarti ada Autokorelasi positif. cxix
2) Angka Durbin Watson (DW) diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada Autokorelasi. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson (DW) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.23 Nilai Durbin Watson Saham TLKM Model
Durbin-Watson
Kesimpulan
1 1.412 Tidak ada Autokorelasi a. Predictors: (Constant), sbi, ttm, volatility, strikeprice, stockprice b. Dependent Variable: premium
Hasil uji gejala autokorelasi pada saham TLKM menunjukkan dengan nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,412 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
cxx
Tabel 4.24 Tolerance dan VIF Saham TLKM Collinearity Statistics Model
Tolerance
Kesimpulan
VIF
(Constant) Stockprice
.111
8.969
Tidak ada Multikolinieritas
Strikeprice
.154
6.479
Tidak ada Multikolinieritas
Ttm
.550
1.819
Tidak ada Multikolinieritas
Volatility
.275
3.636
Tidak ada Multikolinieritas
Sbi
.384
2.606
Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data diolah Apabila dilihat hasil uji gejala multikolinieritas pada tabel 4.24, dapat dijelaskan bahwa besaran nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan angka tolerance berada pada kisaran 0.111 sampai dengan 0.550 atau mendekati angka 1. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai angka 10, sehingga variabel-variabel independen tersebut terbebas dari gejala Multikolinieritas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam pengujian.
d. Uji heterokedastisitas
Model regresi yang tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas adalah apabila sebaran data berada disekitar titik nol serta tidak nampak adanya suatu pola tertentu. Pada saham TLKM, sebagimana terlihat menunjukkan data
menyebar
cxxi
disekitar
angka
pada tabel 4.8 nol dan tidak
menunjukkan adanya suatu pola tertentu. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam pengujian. Gambar 4.8 Scatterplot Saham TLKM
2. Pengujian Hipotesis a. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, Dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Parsial.
Uji T bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
cxxii
Tabel 4.25 Hasil Pengujian Regresi Parsial Saham TLKM a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-26.333
38.958
Stockprice
25.352
5.022
Strikeprice
-21.577
Ttm Volatility Sbi
T
Beta
Sig.
-.676
.504
1.722
5.049
.000
4.572
-1.368
-4.719
.000
.974
.460
.325
2.118
.043
-3.185
2.997
-.231
-1.063
.296
-39.117
60.679
-.119
-.645
.524
Ket: * signifikan pada alpha 1% ** signifikan pada alpha 5% Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian regresi parsial pada tabel di atas, menunjukkan bahwa pada saham TLKM terdapat beberapa variabel yang secara parsial mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai opsi call yakni variabel strike price, volatility, dan risk free interest rate sedangkan stock price dan time to maturity secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai opsi call. Stock price berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung 5,049 dan T tabel ±2,744 dengan penentuan α : 1% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 36 – 5) = 31. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung > T tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
cxxiii
Strike price berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung -4,719 dan T tabel ±2,744 dengan penentuan α : 1% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 36 – 5) = 31. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Time to maturity berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Hal ini ditunjukkan oleh nilai T hitung 2,118 dan T tabel ±2,040 dengan penentuan α=5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 36 – 5) = 31. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung > T tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Volatility memiliki nilai koefisien sebesar -3,185 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,296 (0,296 > 0,05) sehingga diperoleh nilai T hitung -1,063 dan T tabel ±2,040 dengan penentuan α : 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 36 – 5) = 31. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Risk free interest rate memiliki nilai koefisien sebesar -39,117 namun tidak signifikan pada alpha 5% karena assym sig menunjukkan angka 0,524 (0,524 > 0,05) sehingga diperoleh T hitung -0,645 dan T tabel ±2,040 dengan penentuan α = 5% dan dengan derajat kebebasan (df = n – k = 36 – 5) = 31. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
cxxiv
b. Pengaruh Stock Price, Strike Price, Time To Maturity, Volatility, Dan Risk Free Interest Rate Terhadap Nilai Opsi Call Secara Simultan.
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variable dependen secara simultan atau bersama-sama. Dalam penelitian ini uji F dilakukan untuk menguji pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di bursa efek Indonesia. Tabel 4.26 Hasil Pengujian Regresi Simultan Saham TLKM ANOVA
b
Sum of Model 1
Squares
Df
Mean Square
Regression
45.021
5
9.004
Residual
28.695
30
.956
Total
73.716
35
F 9.414
Sig. .000*
*Signifikan pada α = 0,01 Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian regresi simultan saham TLKM pada tabel 4.26 tersebut menunjukkan bahwa variable independen (stock price, strike price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate) berpengaruh secara simultan terhadap variable dependen (nilai opsi call). Pernyataan ini didukung oleh hasil pengujian hipotesis, dengan menggunakan uji F tabel (α : 1%, df1 = 4, df2 = 31) adalah 3,993.
Dari F-test
yang dilakukan menghasilkan probabilitas
signifikansi di bawah 1% yaitu sebesar 0,00% dan nilai F-hitung cxxv
sebesar 9,414 lebih besar dari F table sebesar 3,993, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan adanya hal itu, hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa berarti variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.
c. Uji koefisisen determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Tabel 4.27 Nilai Koefisien Determinasi Saham TLKM b
Model Summary
Model 1
R .781
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.611
.546
.97801
Durbin-Watson 1.412
Sumber: Data diolah Dari hasil output spss pada tabel di atas, besarnya adjusted R2 adalah 0.546, hal ini berarti 54,6% variasi nilai opsi call dapat dijelaskan oleh lima variabel independen, yaitu stock price, strike price, time to maturity, volatility dan risk free interest rate. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
cxxvi
3. Pengujian Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Persamaan: Y = -26,333 + 25,352 X1 – 21,577 X2 + 0,974 X3 + 3,185 X4 – 39,117 X5 + ε Keterangan: Y1 = Variabel dependen nilai opsi call a = Konstanta β = Koefisien regresi dari variabel independen ke i. i
X = Variabel independen stock price 1
X = Variabel independen strike price 2
X = Variabel independen time to maturity 3
X = Variabel independen volatility 4
X5 = Variabel independen risk free interest rate ε = Estimasi Error
Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut: a. Koefisien regresi untuk variabel stock price (X1) sebesar 25,352 menunjukkan bahwa jika variabel X1 meningkat satu satuan rupiah
cxxvii
maka akan berpengaruh positif terhadap variabel dependen nilai opsi call sebesar 25,352 poin atau sebesar 2.535%. b. Koefisien regresi untuk variabel strike price price (X2) sebesar -21,577 menunjukkan bahwa jika variabel strike price meningkat satu satuan rupiah maka akan berpengaruh negatif terhadap variabel nilai opsi call sebesar 21,577 poin atau sebesar 2.157%. c. Koefisien regresi variabel time to maturity (X3) sebesar -0,974 menunjukkan bahwa jika time to maturity (X3) meningkat satu satuan kali maka akan berpengaruh negatif terhadap variabel nilai opsi call sebesar 97,4%. d. Koefisien regresi variabel volatility (X4) sebesar 3,185 menunjukkan bahwa jika variabel volatility (X4) meningkat satu satuan persen maka akan berpengaruh positif terhadap variabel nilai opsi call sebesar 318%. e. Koefisien regresi variabel risk free interest rate (X5) sebesar 39,117 menunjukkan bahwa jika variabel risk free interest rate meningkat satu satuan persen maka akan berpengaruh positif terhadap nilai opsi call sebesar 39,117 poin atau sebesar 3.912%
cxxviii
G. Resume Keseluruhan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian-pengujian diatas, maka didapatkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.28 Resume Hasil Penelitian Perusahaan ASII BBCA INDF TLKM
Y = -35,423+3,504X1+0,397X2_2,731X3+95,436X4+ε Y = -31,750+17,150X1-13,858X2+0,617X3+0,548X4+87,652X5+ε Y = 57,491-7,858X1+21,071X2+ε Y = -26,333+25,352X1-21,577X2+0,974X3+3,185X4-39,117X5+ε UJI T
Perusahaan ASII BBCA INDF TLKM
Persamaan regresi
Stock price Thitung 2,601 5,517
Strike price
TTM Thitung 1,441 1,508
Uji F Ftabel Fhitung 2,852 3,711 4,106 10,886 5,591 6,884 3,993 9,414 Volatility
Ttabel 2,024 2,052
Thitung -2,005 0,303
Ttabel -1,686 2,052
Uji R2 0,209 0,607 0.625 0.546
Risk Free Int Rate
Ttabel 2,024 2,771
Thitung -6,127
Ttabel -2,771
Thitung 1,221 1,239
-
-
-1,954
-2,447
-
-
3,381
2,447
-
-
5,049
2,744
-4,719
-2,744
2,118
2,040
-1,063
-2,040
-0,645
-2,040
H. Interpretasi
Hasil penelitian pada saham ASII menunjukkan hanya terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap nilai opsi call yakni variabel stock price dan volatilitas, sedangkan untuk variabel time to maturity dan risk free interest rate tidak berpengaruh terhadap nilai opsi call. Pada saham BBCA, hasil penelitian menunjukkan terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap nilai opsi call yakni variabel stock price dan strike price. Hasil penelitian pada saham INDF menunjukkan bahwa hanya variabel volatility yang berpengaruh signifikan terhadap nilai opsi call sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada saham TLKM, stock price dan time to maturity berpengaruh positif dan
cxxix
Ttabel 2,024 2,052
signifikan terhadap nilai opsi call sedangkan variabel strike price berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai opsi call. Penelitian
sebelumnya
dilakukan
oleh
Arif
Budi
Setiawan
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai opsi call berjangka adalah variabel harga saham, time to maturity, dan volatilitas dengan tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan untuk variabel strike price tidak berpengaruh terhadap nilai opsi call. Penelitian lainnya dilakukan oleh Hinsa Siahaan menunjukkan bahwa nilai obligasi konversi yang dianggap sama dengan call option dipengaruhi oleh harga saham, volatilitas harga saham, harga konversi, suku bunga bebas risiko dan lamanya jangka waktu jatuh tempo. Sedangkan penelitian yang dilakukan Stephen A. Buser, Patrick H. Hendershoot dan Anthony B. Sanders (2006) menunjukkan bahwa nilai opsi call pada obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) memiliki fungsi slope yang menurun terhadap struktur term dan meningkat terhadap volatilitas tingkat bunga. Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitianpenelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa nilai opsi call dipengaruhi oleh stock price, strike price, time to maturity dan volatility secara segnifikan. Sedangkan variabel risk free interest rate tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai opsi call pada keseluruhan perusahaan yang diteliti.
cxxx
Tabel 4.29 Variabel yang signifikan pada perusahaan yang diteliti Variabel
ASII Stock Price **Positif Strike Price Time to Maturity Volatility ***Negatif Risk Free Interest Rate Ket: * signifikan pada alpha 1% ** signifikan pada alpha 5% *** signifikan pada alpha 10%
Nilai Opsi Call BBCA INDF *Positif *Negatif **Positif -
TLKM *Positif *Negatif **Positif -
Hasil uji regresi secara simultan dengan F-test menunjukkan bahwa stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia. Pada saham ASII dan INDF, keseluruhan variabel independen berpengaruh signifikan pada alpha 5% terhadap nilai opsi call. Sedangkan pada saham BBCA dan TLKM, keseluruhan variabel independen berpengaruh signifikan pada alpha 1% terhadap nilai opsi call. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai adjusted R2 pada saham ASII adalah sebesar 0.209, hal ini berarti 20,9% variasi nilai opsi call dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen. Sedangkan nilai adjusted R2 pada saham BBCA adalah sebesar 60,7%; nilai adjusted R2 pada saham INDF sebesar 62,5% dan nilai adjusted R2 pada saham TLKM adalah sebesar 54,6%.
cxxxi
BAB V KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap nilai opsi call sebagai variabel dependen dengan stock price, strike price, time to maturity, volatility, dan risk free interest rate sebagai variabel independen selama tahun 2007 adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian pada saham ASII menunjukkan bahwa variabel volatility mempunyai pengaruh negatif dan signifikan pada alpha 10% terhadap nilai opsi call sedangkan variabel stock price memiliki pengaruh positif dan signifikan pada alpha 5% terhadap nilai opsi call. Variabel independen lainnya (strike price, time to maturity, dan risk free interest rate) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai opsi call di bursa efek indonesia. 2. Hasil penelitian pada saham BBCA menunjukkan bahwa variabel stock price berpengaruh positif dan signifikan pada alpha 1% terhadap nilai opsi call, sedangkan variabel strike price memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada alpha 1% terhadap nilai opsi call. Variabel lainnya (time to maturity, volatility dan risk free interest rate) tidak memiliki pengaruh apapun terhadap nilai opsi call di Bursa Efek Indonesia. 3. Hasil penelitian saham INDF menunjukkan bahwa hanya variabel strike price yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai opsi call sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap nilai opsi call.
cxxxii
Namun dikarenakan hasil uji asumsi klasik pada saham INDF menunjukkan adanya gejala autokorelasi dan heterokedastisitas sehingga model regresi dianggap tidak baik maka saham INDF dikeluarkan dari penelitian. 4. Hasil penelitian saham TLKM menunjukkan bahwa variabel stock price berpengaruh positif dan signifikan pada alpha 1% terhadap nilai opsi call, variabel strike price memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada alpha 1% terhadap nilai opsi call, dan variabel time to maturity berpengaruh positif dan signifikan pada alpha 5% terhadap nilai opsi call. Sedangkan variabel lainnya tidak memiliki pengaruh terhadap nilai opsi call di bursa efek indonesia.
B. IMPLIKASI PENELITIAN
Banyak hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sehingga membuat hasil penelitian ini kurang sempurna. keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Hanya sedikit sampel penelitian yang digunakan yakni sebanyak empat perusahaan. 2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya beberapa saja, masih ada beberapa variabel lain yang dapat dimasukkan dalam penelitian. 3. Periode penelitian hanya setahun dengan jumlah sampel yang sedikit karena tidak ada transaksi opsi saham pada tahun-tahun sebelumnya dikarenakan transaksi perdagangan opsi saham masih relatif baru.
cxxxiii
Akan tetapi penulis berharap hasil penelitian ini dapat berimplikasi kepada beberapa pihak, antara lain sebagai berikut: 1. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi tambahan yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di pasar modal. 2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat diteruskan dengan menambah variabel-variabel lainnya seperti dividend payout serta menambah periode waktu penelitian. 3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan khususnya dalam bidang pasar modal.
cxxxiv
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”, Edisi Pertama, Media Soft Indonesia, 1997. Arifin, Zainal. “Beberapa Aspek Tentang Black Scholes Option Pricing Model ”, Jurnal Akutansi Dan Auditing Indonesia: 2 (2) 1998. Bagus, Susetyo Putut, ”The Secret of Equity Options Market”, Komputindo, Jakarta, 2004.
Elex Media
Bodie, Kane, Marcus, “Investment” McGraw-Hill, New York, 2002. Brealey, Myers, Marcus, “Fundamental of Corporate Finance”, McGraw-Hill, New York, 2001. Elton, Edwin J dan Gruber Martin J, “Modern Potrfolio Theory and Investment Analysis”, John Wiley and Sons Inc, Canada, 1995. Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco., Ferri, Michael G. “Foundations of Financial Markets and Institutions”, 2 nd edition, Prentice Hall, 1998. Gunawan, Itjang D. “Transaksi Deivatif, Hedging, dan Pasar Modal”, Grasindo, Jakarta, 2003. Ghozali, Imam. “Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit UNDIP, 2005. Hull, John C. “Fundamental of Futures and Options Markets”,4th Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2004. Istiono, Ec. “Forward, Futures, dan Option Contract. Cara Untuk Melakukan Hedging”, Ekonomi Bisnis: Media Komunikasi Dan Penyaluran Ide: 3 (4) 1998. cxxxv
Lowell, Lee. “Get Rich With Options: Four Winning Strategies Straight from the exchange Floor”, John Wiley and Sons Inc, Canada, 2007 Manurung, Adler haymans. “Risk Premium and Volatility on The Jakarta Stock Exchange”, KELOLA No. 14/V/1997 Madura, Jeff, “Manajemen Keuangan Internasional” Erlangga, Jakarta, 1995. Sharpe, William F., Alexander, Gordon J., Bailey, Jeffery V., “Investments”, 6th edition, Prentice Hall, Inc, 1999. Siahaan, Hinsa dan Hong, A. ”Penggunaan Black Scholes Model Dalam Penilaian Obligasi Konvertibel Sebagai Call Options (Sunnah Beli)”, Kajian Ekonomi dan Keuangan Tahun IV No. 1, Maret 2000. Singgih, Santoso, ”Mengatasi Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5”, Gramedia, Jakarta, 2004 Suparmun, Haryo dan Noerjanto Handy, “Options Strategies: Panduan Praktis Berinvestasi di Pasar Modal”, Cisera Publishing, Jakarta, 2008 Rose, Peter S, “Money and Capital Markets”, 7th edition, Irwin McGraw-Hill, 2000. Ross, Westerfield, Jordan, “Fundamental of Corporate Finance”, McGraw-Hill, New York, 2003. Xiao, Gong. “The Characteristics and Pricing of Option-Type Derivatifes: Evidence from Chinese Warrant Market”, University of South Carolina, Columbia, 2008.
cxxxvi