Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95 ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SOCIAL CAPITAL TERHADAP PDRB DI PROVINSI ACEH M. Fazri Fahlevi1, Eddy Gunawan2* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email :
[email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas SyiahKuala Banda Aceh, email :
[email protected]
Abstract The success of a country's development is measured by the high and low levels of economic growth achieved. Conventional measurement of economic growth usually calculating by the increase in the percentage of Gross Regional Domestic Product (GRDP). This study aims to see how the effects of the economic infrastructure and social capital to the GRDP in 20 districts / cities in Aceh province. Economic infrastructure consists of variable road, electricity, water supply infrastructure and social capital itself includes variable cooperatives. The analysis model that used in this study is the analysis model by using the Cobb-Douglas models using panel data analysis method in which the data used is data from the years 2009-2013. The results made the following conclusions: (1) Infrastructure roads and clean water significantly affect the GRDP to the level of significance (α) 5 percent and (2) Infrastructure electricity and cooperative no significant effect on the level of significance (α) 5 percent to GRDP in Aceh province. Keywords: Economic Growth, GRDP, Infrastructure, Social Capital, Cobb-Dauglas Abstrak Keberhasilan pembangunan suatu negara diukur berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapainya. Pengukuran pertumbuhan ekonomi secara konvensional biasanya dengan menghitung peningkatan persentase dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh infrasruktur ekonomi dan social capital terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Infrastruktur ekonomi terdiri dar ivariabel jalan, listrik, air bersih dan infrastruktur social capital itu sendiri mencakup variable koperasi. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis Cobb-Douglas dengan menggunakan metode analisis data panel dimana data yang digunakan adalah data dari tahun 2009-2013. Hasil yang didapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: (1) Infrastruktur jalan dan air bersih berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB dengan tingkat signifikansi(α) 5 persen dan (2) Infrastruktur listrik dan koperasi tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi(α) 5 persen terhadap PDRB di Provinsi Aceh. Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, PDRB, Infrastruktur, Social Capital, Cobb-Douglas
88
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95
PENDAHULUAN Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator untuk melihat pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perekonomian, sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang negatif menunjukkan adanya penurunan aktivitas perekonomian. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan faktor terpenting dalam pembangunan. Keberhasilan pembangunan suatu negara diukur berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapainya. Pengukuran pertumbuhan ekonomi secara konvensional biasanya dengan menghitung peningkatan persentase dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu prasyarat untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai. Kegiatan ekonomi akan berjalan dengan baik jika didukung oleh prasarana. Hal ini dikemukakan dalam penelitian Sibarani (2002) yang menjelaskan bahwa kontribusi infrastruktur terhadap PDRB di suatu daerah yang infrastruktur (jalan beraspal, penyediaan air, dan penyediaan listrik) memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatan perkapita daerah tersebut. Ketersediaan prasarana infrastruktur juga sangat menentukan tingkat keefisienan dan keefektifan kegiatan ekonomi serta merupakan prasyarat agar berputarnya roda perekonomian berjalan dengan baik. Pada dasarnya infrastruktur pembangunan dapat dibedakan diantaranya infrastruktur ekonomi dan infrastruktur social capital. Infrastruktur ekonomi yaitu infrastruktur yang digunakan dalam proses produksi maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat, meliputi penyediaan air, penyediaan listrik, dan jalan beraspal. Sedangkan infrastruktur social capital merupakan keseluruhan sumber konsep aktual atau potensial, yang dihubungkan dengan kepemilikan dari suatu jaringan yang tahan lama atau lebih kurang hubungan timbal balik antar institusi yang dikenalnya. Hasbullah (2006) menyatakan bahwa bangsa yang memiliki modal sosial tinggi cenderung lebih efisien dan efektif dalam menjalankan berbagai kebijakanuntuk mensejahterakan dan memajukan kehidupan rakyatnya. Modal sosial dapatmeningkatkan kesadaran individu tentang banyaknya peluang yang dapat dikembangkanuntuk kepentingan masyarakat. Dalam hal ini infrastruktur yang terkait dalam infrastruktur social capital itu sendiri adalah koperasi. Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan anggota jasa kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang” (Arifin Sitio,2001). Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di suatu daerah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk meringankan beban dunia usaha. Prioritas utama, pemerintah meminta pemerintah daerah memberikan fasilitas dan kemudahan agar usaha bisa tetap berjalan dengan baik. Prioritas selanjutnya adalah peningkatan pembangunan proyek infrastruktur di seluruh daerah seperti : jalan beraspal, penyediaan air, penyediaan listrik, serta diperbanyaknya lagi jumlah koperasi yang ada. TINJAUAN PUSTAKA Infrastruktur Menurut Pranessy, dkk (2012) menjelaskan bahwa infrastruktur merupakan input penting bagi kegiatan produksi dan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam berbagi cara baik secara langsung maupun tidak langsung.Infrastruktur tidak hanya merupakan kegiatan produksi yang akan menciptakan output dan kesempatan kerja, namun keberadaan infrastruktur juga 89
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95 mempengaruhi efesiensi dan kelancaran kegiatan ekonomi disektor-sektor lainnya. Infrastruktur sebagai fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsifungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktivitas ekonomi, meliputi public utilities (tenaga listrik, telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work (jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang, dan sebagainya). 2. Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi. 3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi, dan koordinasi. Infrastruktur Jalan Infrastruktur jalan merupakan salah satu infrastruktur yang berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan jalan akan meminimalkan biaya pengangkutan sehingga proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan infrastruktur jalan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dengan meningkatnya volume lalu lintas. Infrastruktur jalan akan mempengaruhi biaya variabel dan biaya tetap. Jika infrastruktur jalan harus dibangun sendiri oleh sektor swasta maka biaya produksi akan meningkat secara signifikan dan menyebabkan cost of entry untuk kegiatan ekonomi menjadi lebih mahal sehingga tidak terealisasinya kegiatan ekonomi karena ketiadaan infrastruktur tersebut (Ikhsan, 2004). Infrastruktur Listrik Kebutuhan akan listrik disuatu daerah yang semakin maju menjadi tuntutan primer yang harus dipenuhi, tidak hanya untuk rumah tangga namun juga untuk kegiatan ekonomi terutama industri. Dalam kehidupan masyarakat yang semakin modern, semakin banyak peralatan rumah tangga, peralatan kantor serta aktivitas-aktivitas masyarakat yang mengandalkan sumber energi dari listrik. Infrastruktur Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan vital yang mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia sehingga pengadaan sumber daya ini termasuk dalam prioritas pembangunan. Pengalokasian air bersih yang efisien harus didasarkan pada sifat zat cair yang mudah mengalir, menguap, meresap dan keluar melalui suatu media tertentu. Penggunaan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu kebutuhan domestik, irigasi pertanian dan industri. Kebutuhan domestik untuk masyarakat akan meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan. Infrastruktur Koperasi Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia memerlukan orang lain dalam suatu kerangka kerja sosial. Karakter koperasi berdimensi ganda (ekonomi dan sosial), sehingga untuk menjelaskan fenomena kerja sama dalam koperasi, kita terlebih dahulu harus memahami pengetahuan dasar dari kondisi sosial, ekonomi, politik, dan etika (Arifin Sitio, 2001). Pertumbuhan Ekonomi Kuznets dalam Jhingan (2008) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan 90
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95 jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, yang tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini memiliki tiga komponen, yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terusmenerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduknya; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara tepat. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto adalah salah satu indikator makro yang digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembangunan. Menurut Saberan (2002) Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah yang mampu diciptakan berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Social Capital Social capital merupakan keseluruhan sumber konsep aktual atau potensial, yang dihubungkan dengan kepemilikan dari suatu jaringan yang tahan lama atau lebih kurang hubungan timbal balik antara institusi yang dikenalnya (Bourdie, 1986). Coleman (1999) mendefinisikan social capital sebagai semua aspek yang mengarah dan diciptakan untuk memudahkan tindakan individu dalam struktur sosial. Struktur sosial melahirkan dorongan sosial menjadi lebih berkuasa atas perilaku individu. Dorongan sosial tersebut yang disesuaikan dengan norma norma sosial meliputi; kultur yang dominan, pengaruh kekuatan sosial lain lain atas perilaku lebih umum. Kerangka Pemikiran Berdasarkanlatar belakang yang telah diuraikan, maka landasan pemikiran dalam penelitian ini sebagaiberikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangangambar : : variable independent
: variable dependent 91
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95 METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh, jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan antara time series dan cross section pada tahun 2009-2013. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan persamaan Cobb – Douglas. Analisis ekonometrika yang digunakan adalah panel data yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh berkaitan infrastruktur ekonomi dan social capital terhadap PDRB Provinsi Aceh. Definisi Operasional Variabel 1. PDRB adalah jumlah PDRB dengan non migas menurut harga konstan 2000 di 20 kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 2009-2013, dalam satuan (Juta Rupiah). 2. Variabel jalan adalah jumlah panjang jalan kondisi baik di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Tahun 2009-2013, dalam satuan (Km). 3. Variabel listrik adalah jumlah produksi listrik di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh yang dihasilkan oleh konsumen pengguna jasa listrik baik rumah tangga, badan sosial, badan pemerintah, industri dan sebagainya, yang tercatat oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2009-2013, dalam satuan (Kwh). 4. Variabel air adalah jumlah kapasitas air bersih yang disalurkan kepada pelanggan di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh yang tercatat oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada tahun 2009-2013, dalam satuan (M3).\ 5. Variabel koperasi adalah jumlah koperasi aktif yang ada di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh pada tahun 2009-2013, dalam satuan (Unit). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Chow (F Test) Uji F (uji Chow) merupakan pengujian untuk menentukan model yang tepat untuk penelitian antara pendekatan pool least square (common effect) atau fixed effect. Adapun hipotesis nol dari restricted F test adalah : H0 = model pooled least square (restricted) H1 = model fixed effect(unrestricted) Tabel 1. Hasil Uji Chow Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 36.546265 231.614931
d.f.
Prob.
(19,76) 19
0.0000 0.0000
Sumber : Hasil Pengolahan Data, Eviews 7 (2016)
Berdasarkan hasil analisis diatas, perhitungan uji Chow untuk data PDRB Provinsi Aceh diperoleh F test = 36.546265 dan Chi-square = 231.614931 dengan p-value = 0.0000 yang kurang dari α = 5 persen, maka keputusannya tolak H0 dan menerima H1. Sehingga hasil uji 92
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95 Chow tersebut dapat disimpulkan fixed effect model merupakan teknik analisis yang paling tepat untuk digunakan dalam analisis data panel ini. Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk menentukan metode yang tepat untuk penelitian antara pendekatan random effect atau fixed effect. Adapun hipotesis nol uji Hausman adalah : H0 = model random effect H1 = model fixed effect Tabel 2. Hasil Uji Hausman Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
28.935686
4
0.0000
Cross-section random Sumber : Hasil Pengolahan Data, Eviews 7 (2016)
Berdasarkan hasil analisis di atas, uji Hausman didapatkan nilai Chi-square = 28.935686 dengan p-value = 0.0000 yang lebih kecil dari α = 5 persen, maka keputusannya menolak H0 dan menerima H1. Sehingga hasil uji Hausman tersebut dapat disimpulkan fixed effect model merupakan teknik analisis yang paling tepat untuk digunakan dalam analisis data panel ini. Pengujian Hipotesis Variabel Bebas Terhadap Variabel Dependen (PDRB) Hasil estimasi yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan variabel independen yaitu infrastruktur jalan (JLN), listrik (LIS), air (AIR), dan koperasi (KOP) dengan metode estimasi fixed effect model yang ditunjukkan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Estimasi Fixed Effect Model Variable
Coefficient
C JLN? LIS? AIR? KOP?
5.214087 0.091178 0.014200 0.045826 0.110770
Std. Error 0.206891 0.031836 0.014830 0.013513 0.064057
t-Statistic 25.20216 2.863956 0.957548 3.391246 1.729245
Prob. 0.0000* 0.0054* 0.3413 0.0011* 0.0878**
Keterangan : *) signifikan pada α = 5% , **) signifikan pada α = 10% Sumber : Hasil Pengolahan Data, Eviews 7 (2016)
Tabel 3 menunjukkan nilai konstanta dari hasil regresi sebesar 5.214087 yang berarti tanpa kenaikan infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan koperasi maka PDRB kabupaten/kota di Provinsi Aceh sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, secara rata-rata hanya mencapai 5,21 persen. Berdasarkan hasil estimasi regresi berganda data panel antara infrastruktur jalan dengan PDRB diperoleh nilai p-value = 0.0054 < 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur jalan berpengaruh signifikan terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Hasil yang sama didapatkan pada regresi antara infrastruktur air bersih terhadap PDRB di mana diperoleh nilai p-value = 0.0011 < 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur air bersih berpengaruh signifikan terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Dan untuk hasil regresi antara infrastruktur koperasi terhadap PDRB diperoleh nilai p-value = 0.0878 > 0,05, 93
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95 sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur koperasi tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi (α) 5 persen dan signifikan pada 10 persen terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Terakhir hasil regresi antara infrastruktur listrik terhadap PDRB diperoleh nilai p-value = 0.3413 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur listrik tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi (α) 5 persen terhadap PDRB di 20 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Selain itu, koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini sebesar 0.975212. Hal ini berarti variabel bebas yaitu infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan koperasi mampu menjelaskan PDRB di Provinsi Aceh sebesar 97,52 persen, sedangkan sisanya sebesar 2,48 persen akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Variabel bebas yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara signifikan adalah variabel jalan dan air bersih dengan tingkat signifikansi (α) 5 persen. Sementara itu variabel listrik dan koperasi tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi (α) 5 persen terhadap PDRB di Provinsi Aceh. Koperasi memiliki pengaruh yang positif dan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, hal ini dibuktikan dengan nilai koefesien dari variabel koperasi itu sendiri sebesar 0.110770. PDRB di Provinsi Aceh ditentukan oleh 97,52 persen variabel-veriabel infrastruktur jalan, listrik, air bersih, dan koperasi. Sedangkan sisanya sebesar 2,48 persen akan dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Dapat dilihat dari hasil estimasi regresi infrastruktur jalan dan air bersih berpengaruh signifikan terhadap PDRB. Oleh karena pemerintah harus lebih memperhatikan kondisi jalan dan ketersediaan air bersih di seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh, karena kedua variabel infrastruktur ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh. 2. Diharapkan pemerintah untuk memperbaiki kualitas dari infrastruktur listrik di Provinsi Aceh mengingat masih banyak daerah terpencil yang belum mendapatkan akses listrik yang baik. 3. Pemerintah sebaiknya lebih mengaktifkan kembali koperasi-koperasi di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya lembaga keuangan di daerah selain perbankan. Sehingga diharapkan dengan adanya koperasi dapat mengurangi angka kemiskinan penduduk. DAFTAR PUSTAKA Arifin, S. (2001). Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Bourdieu, P. (1986). The Forms of Capital. Westport: Greenwood Press. Coleman, J. S. (1999). Foundations of Social Theory. Cambridge: Harvard University Press. 94
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus 2016. Hal.88-95 Hasbullah, J. (2006). Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta: MR United Press. Jhingan, M. L. (2008). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Saberan, H. (2002). Produk Domestik Regional Bruto. Jakarta: Rajawali. Sibarani, M. H. (2002). Kontribusi Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Program Pascasarjana Magister Sains Universitas Indonesia. Pranessy, L., Nurazi, R., & Anitasari, M. (2012). Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu. Jurnal Ekonomi Dan Perencanaan Pembangunan (JEEP) Vol 04 No 03 . World Bank. (1994). Infrastructure for Development. New York: Oxford University Press.
95