ISSN 2302-0172 pp. 1- 9
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages
ANALISIS KETIMPANGAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI ACEH Dedi Saputra1, Mohd. Nur Syechalad2, Muhammad Nasir3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Email :
[email protected]
Abstract: This study aims to analyze how much inequality of education and what are the dominant factors that influence it and how much the influence on economic growth in province of Aceh. The data used in this research is secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics, Bappeda Aceh and the Directorate General of Fiscal Balance - The Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and the publication of previous research results which relevant to this study. Data analysis method used is the Gini index of Education, panel data regression analysis with pooled EGLS techniques. The results showed that the inequality of education in the province of Aceh is at a low level of inequality that is an average of 0.262. In the first regression model known that the independent variable levels of poverty and population impact positively and significantly to the educational inequality, while the independent variables education sector government expenditure has a negative and significant effect on educational inequality. In the second regression model known that the independent variables educational inequality has a negative and significant effect on economic growth in the province of Aceh. Results are expected to be a reference for the next course of a study and consideration in development planning in the province of Aceh. Keywords: Educational inequality, poverty, population, education expenditure and gross regional domestic product (GRDP).
sector
government
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalis seberapa besar ketimpangan pendidikan dan faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruhinya serta seberapa besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, Bappeda Aceh dan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan-Kementerian Keuangan Republik Indonesia serta publikasi hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini . Metode analisis data yang digunakan adalah Indeks Gini Pendidikan, analisis regresi data panel dengan teknik pooled EGLS. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ketimpangan pendidikan di Provinsi Aceh berada pada tingkat ketimpangan rendah yaitu rata-rata 0,262. Pada model regresi pertama diketahui bahwa variabel independen tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendidikan, sedangkan variabel independen pengeluaran pemerintah sektor pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketimpangan pendidikan. Pada model regresi kedua diketahui bahwa variabel independen ketimpangan pendidikan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya dan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan di Provinsi Aceh. Kata Kunci: Ketimpangan Pendidikan, tingkat kemiskinan, jumlah penduduk, Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
perencanaan yang matang untuk meningkatkan
PENDAHULUAN Peningkatan merupakan 1-
langkah
kualitas awal
pendidikan dari
Volume 3, No. 2, Mei 2015
sebuah
kesejahteraan masyarakat. Investasi di bidang
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pendidikan telah terbukti mampu meningkatkan
kita lihat bahwa sampai saat ini masih banyak
taraf hidup manusia.
rakyat Indonesia yang belum mendapatkan
Hakikat pembangunan ekonomi itu sendiri
haknya mengenyam bangku pendidikan dasar,
adalah untuk mensejahterakan dan
apa lagi akses perguruan tinggi. Hal ini terlihat
memakmurkan masyarakat. Masyarakat tidak
dari
akan sejahtera dan makmur jika produktifitas
tidak/belum sekolah yaitu sebesar 13.952.747
masyarakat lemah. Masyarakat tidak akan
jiwa atau 5,77 persen dari 242.013.800 jiwa
produktif jika pendidikannya rendah. Untuk itu
jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013
perlu perencanaan yang terstruktur dan matang
(BPS-RI, Susenas 2003-2013).
dalam rangka menjadikan suatu negara yang
ketimpangan antar daerah yang terjadi di
masyarakatnya sejahtera, adil dan makmur.
Indonesia.
Salah
satu
peran
pemerintah
jumlah
penduduk
Daerah-daerah
Indonesia
yang
Belum lagi
terbelakang
dan
dalam
belum mendapatkan akses infrastruktur dasar
mendorong kesejahteraan dan kemakmuran
masih tersebar di berbagai pelosok daerah.
masyarakatnya
Tentunya
adalah
peran
alokatif.
hal
ini
menyulitkan
untuk
Pemerintah dapat mengalokasikan sumber-
mewujudkan tujuan pemerataan pendidikan
sumber ekonomi yang ada agar optimal dan
yang telah menjadi sebuah komitmen negara
efisien. Dalam ilmu ekonomi, sektor pendidikan
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
telah diyakini memainkan peran yang penting
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
dalam pembangunan. Produktifitas sumber daya
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Padahal
manusia
tingkat
Target Millenium Development Goals (MDGs)
pendidikan dalam melaksanakan pembangunan
adalah menjamin bahwa sampai dengan tahun
yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pendidikan
2015, semua anak, di mana pun, laki-laki dan
dapat dilihat sebagai komponen pertumbuhan
perempuan mampu memperoleh pendidikan
dan pembangunan yang vital sebagai input
dasar yang lengkap. Dalam usaha untuk
fungsi
peningkatan pendidikan di suatu negara maka
sangat
produksi
ditentukan
oleh
agregat. Peran
gandanya
sebagai input maupun output menyebabkan
pemerataan
pendidikan sangat penting dalam pembangunan
diutamakan sehingga tidak terjadi ketimpangan
ekonomi.
pendidikan antara satu daerah dengan daerah
Pendidikan merupakan faktor penting yang
pendidikan
harus
benar-benar
lainnya.
mempengaruhi perkembangan suatu negara
Provinsi Aceh setelah dilanda bencana
baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya,
gempa dan tsunami, telah menghancurkan
maupun
kualitas
semua sendi kehidupan, Provinsi Aceh kembali
arah
melakukan pembangunan dari nol. Pada tahun
pertumbuhan semua bangsa termasuk bangsa
2005 Provinsi Aceh dapat dikatakan mulai
Indonesia. Namun, pada kenyataannya dapat
melakukan pembangunan kembali. Dukungan
pendidikan
hukum. sangat
Tingkat
dan
menentukan
Volume 3, No. 2, Mei 2015
-2
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melalui program pemulihan bencana gempa dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena
tsunami sangat besar sehingga memungkinkan
itu menarik untuk dilakukan sebuah penelitian
terjadinya
terkait hal ini, sehingga berdasarkan latar
revitalisasi
pada
semua
sektor
pembangunan. Perjanjian perdamaian yang
belakang
di
atas
maka
dilakukan
suatu
dikenal dengan MoU Helsinky pada bulan
penelitian
Agustus 2005 menambah kondusif program
Ketimpangan
pemulihan Aceh. Ditambah lagi Provinsi Aceh
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Aceh”.
judul
“Analisis
Pendidikan
Terhadap
dengan
mendapat tambahan dana Otonomi Khusus Metode Penelitian
(Otsus) yang sangat besar. Peningkatan anggaran pendapatan belanja daerah yang begitu besar seharusnya diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula. Namun dari data terlihat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Aceh sebesar 73,05 pada tahun 2013, masih berada pada urutan ke-20 (dua puluh) dari 34 (tiga puluh empat) Provinsi di Indonesia serta masih di bawah rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nasional sebesar
Dalam menjalankan program peningkatan pendidikan,
diharapkan
pendidikan
mampu terdistribusi secara merata pada setiap daerah sehingga tidak terjadi ketimpangan pendidikan antara satu daerah dengan daerah lain. Tingkat pendidikan yang ditamatkan juga berpengaruh
terhadap
produktifitas
suatu
daerah. Semakin besar jumlah penduduk yang menamatkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi maka semakin produktif daerah tersebut yang pada akhirnya berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Banyak
faktor
yang
menyebabkan
terjadinya ketimpangan pendidikan di Provinsi Aceh yang berdampak kepada produktifitas dan 3-
melihat
seberapa
besar
ketimpangan
pendidikan dan faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruhinya serta seberapa besar
pengaruhnya
ekonomi
di
penelitian
terhadap
Provinsi
ini
pertumbuhan
Aceh. Obyek dari
meliputi
kabupaten/kota
di
Provinsi Aceh. Sedangkan periode waktu yang digunakan
adalah tahun 2009-2013. Dalam
penelitian ini terdiri dari 2 (dua) model persamaan regresi. Model persamaan regresi
73,81.
mutu
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk
Volume 3, No. 2, Mei 2015
pertama menjelaskan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketimpangan pendidikan. Faktor-faktor
tersebut
terdiri
dari
tingkat
kemiskinan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah
sektor
pendidikan.
Sedangkan
model persamaan regresi kedua menjelaskan hubungan ketimpangan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, Bappeda
Aceh,
Direktorat
Jenderal
Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI dan instansi lainnya serta publikasi hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala data panel (panel pooled data) yaitu dengan
Sedangkan formula untuk menghitung tahun
menggabungkan data times series tahun
bersekolah pada 7 (tujuh) tingkatan tersebut
2009-2013 (T=5) dengan data cross section
adalah:
(kabupaten/kota) di wilayah Provinsi Aceh.
Belum/tidak tamat SD
Model analisis yang digunakan adalah
: y1 = 0,5 SD = 3
tahun;
sebagai berikut:
Tamat SD
: y2 = 6 tahun;
1.
Menghitung ketimpangan pendidikan.
Tamat SMP
: y3 = y2 + SMP = 9 tahun;
Metode
Tamat SMA : y4 = y3 + SMA = 12 tahun;
yang
digunakan
untuk
menghitung ketimpangan pendidikan adalah
Tamat D1/D2/D3 :
dengan menggunakan persamaan Indeks Gini
tahun
Pendidikan yang dikembangkan oleh Thomas,
Tamat D4/S1 : y6 = y5 + 1 tahun = 16 tahun
et.al (2001), yaitu:
Tamat S2/S3
: y7 = y6 + S3 = 20 tahun
2. Melihat
faktor-faktor
( )∑∑
|
( )
|
y5 = y4 + D3 = 15
berpengaruh
yang
terhadap
dominan
ketimpangan
pendidikan. Persamaan (1) diatas dapat diperluas menjadi: EL
Model fungsi regresi yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
𝜇
[ (
)
+
3( 3
7( 7
)
)
+
berpengaruh terhadap ketimpangan pendidikan adalah:
3( 3
)
+⋯+
7( 7
)
+
7( 7
3) 3
+
EL = f (KM, JP, GP) ....................... (3)
7( 7
4) 4
+
7( 7
5) 5
+
EL = α0+α1KM+α2JP+α3GP+e ….… (4)
+
Di mana:
7( 7
EL
= Ketimpangan pendidikan
Di mana:
KM
= Tingkat kemiskinan
EL = Gini pendidikan yang didasarkan pada
JP
= Jumlah penduduk
GP
= Pengeluaran
6 ) 6 ] ..................................................(
2)
distribusi pencapaian sekolah µ
sektor
pendidikan
= Rata-rata masa sekolah dari populasi yang bersangkutan
pemerintah
e
= Error term = Konstanta
P1
= Proporsi populasi belum/tidak tamat SD
α0
P2
= Proporsi populasi tamat SD
α1, α2 = Koefesien regresi
P3
= Proporsi populasi tamat SMP
3. Melihat hubungan antara pertumbuhan
P4
= Proporsi populasi tamat SMA
ekonomi
P5
= Proporsi populasi tamat D1/D2/D3
pendidikan
P6
= Proporsi populasi tamat D4/S1
Model fungsi regresi yang digunakan
P7
= Proporsi populasi tamat S2/S3
dengan
ketimpangan
untuk melihat hubungan pertumbuhan Volume 3, No. 2, Mei 2015
-4
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ekonomi dengan ketimpangan pendidikan
dengan
memiliki
kekayaan
alam
yang
adalah:
melimpah, akan tetapi kemampuan sumber
EG = f (EL) ................................... (5)
daya manusia dalam mengelola kekayaan alam
EG = β0 + β1EL + e ....................... (6)
disuatu negara sangat berpengaruh. Dengan
Di mana:
begitu perlu adanya peningkatan kemampuan
EG = Pertumbuhan ekonomi
sumber daya manusia melalui jalur pendidikan
EL = Ketimpangan pendidikan
baik itu informal, formal maupun non formal,
e
= Error term
yang mana secara tidak lagsung dapat mengisi
β0
= Konstanta
pembangunan negara.
β1
= Koefesien regresi Keterkaitan Pendidikan dan Pembangunan Dalam memilih model yang sesuai dan
paling tepat diantara tiga jenis model yaitu pooled least square, fixed effect model atau random effect model yang akan digunakan maka perlu dilakukan serangkaian uji yaitu: 1. Uji Chow (Chow test), yaitu pengujian untuk
Rokhmani (2009) menjelaskan bahwa dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai objek dan sekaligus juga sebagai subjek pembangunan. Sebagai obyek pembangunan sasaran
manusia
yang
dipandang
dibangun.
Dalam
sebagai hal
ini
memilih apakah model pooled least square
pembangunan meliputi usaha kedalam diri
atau model fixed effect yang akan dipilih.
manusia,
berupa
2. Uji Hausman (Hausman test) dilakukan
jasmani,
dan
pembinaan
pertumbuhan
perkembangan
rohani
yang
untuk menentukan apakah model fixed effect
meliputi kemampuan penalaran, sikap diri,
atau random effect yang dipilih.
sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya,
Setelah
melewati
pemilihan
tekat hidup yang positif serta keterampilan
model, maka selanjutnya dilakukan pengujian
kerja. Manusia dipandang sebagai “subjek”
hipotesis
pembangunan
berupa
uji
pemgujian
statistik.
Pengujian
karena
ia
dengan
segala
dilakukan untuk menentukan baik atau tidaknya
kemampuannya
model melalui uji kesesuaian (fit of goodness
secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana
test) dari model (R2), uji serempak (F test)
lingkungan
maupun uji secara parsial (t test). Uji-uji
sosial/spiritual.
menggarap
alam,
lingkungannya
maupun
lingkungan
tersebut menentukan diterima atau tidaknya hipotesis nol. Kajian Pustaka Ekonomi dan Pendidikan Susiyawati (2013) menjelaskan suatu negara dapat berkembang pesat tidak cukup didukung 5-
Volume 3, No. 2, Mei 2015
Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Menurut Syechalad dalam Susiyawati (2013), memberi
menjelaskan sumbangan
banwa dalam
pendidikan menyediakan
tenaga kerja berpengetahuan, berketrampilan
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan
menguasai
teknologi
sehingga
dapat
meningkatkan produktivitas.
Yagami
Mudyoharjo (2012), menjelaskan banwa peranan
pendidikan
adalah:
mengembangkan
menjadi
tenaga
Ketimpangan Pendidikan
dalam
pembangunan
teknologi
(2013),
menyatakan
banwa
ketimpangan pendidikan merupakan adanya ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya
baru,
atau apa yang diharapkan dengan apa yang
bidang
terjadi. Artinya pembangunan pendidikan harus
konstruksi, menjadi tenaga produktif yang
merata tanpa perbedaan apapun, agar rakyat
menghasilkan barang dan jasa, pelaku generasi
atau masyarakat dapat menikmati pendidikan
dan pencipta budaya, dan konsumen barang dan
yang layak dan bermutu.
produktif
dalam
jasa.
Indeks gini pendidikan dapat digunakan untuk
mengetahui
tingkat
ketimpangan
Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Ekonomi
(ketidakmerataan) agregat pendidikan. Menurut
Susiyawati (2013) menjelaskan bahwa ada
(kemerataan sempurna), dan 1 (ketidakmerataan
tiga
paradigma
pembangunan economy
lebih
yang
menegaskan
bahwa
knowledge
based
merujuk dominan
yaitu:
kemajuan
ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, hubungan kausialitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid, dan pendidikan menjadi penggerak utama
Todaro (2000), indeks gini berkisar antara 0
sempurna atau ketimpangan). Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi pada suatu saat. Mencerminkan aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
dinamika perkembangan ekonomi.
Mankiw (2007), menyatakan bahwa salah satu teori pertumbuhan ekonomi yang menjadi
Teori Human Capital Atmanti (2005), menjelaskan bahwa asumsi
rujukan adalah teori pertumbuhan Solow-Swan.
dasar teori Human Capital adalah bahwa
Model pertumbuhan Solow
seseorang dapat meningkatkan penghasilannya
menunjukkan
melalui
Setiap
persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja,
tambahan satu tahun sekolah berarti, di satu
dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam
pihak, meningkatkan kemampuan kerja dan
perekonomian, serta bagaimana pengaruhnya
tingkat penghasilan seseorang, tetapi di pihak
terhadap output barang dan jasa suatu negara
lain, menunda penerimaan penghasilan selama
secara keseluruhan.
peningkatan
pendidikan.
bagaimana
dirancang untuk pertumbuhan
satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut.
Volume 3, No. 2, Mei 2015
-6
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hubungan Pendidikan Pertumbuhan Ekonomi Hubungan
sumber
Terhadap
dengan menggunakan
softwere Eviews 7.0
memperlihatkan nilai koefisien determinasi (R²)
daya
manusia
dan
pada model regresi pertama dengan variabel
pertumbuhan ekonomi
menunjukkan suatu
dependen
keharusan
kebijakan
menunjukkan nilai 0,389782, yang berarti 38,98
bahwa
memperhatikan
pengembangan
publik
pendidikan,
promosi keahlian, dan pelayanan kesehatan.
persen
ketimpangan
variabel
pendidikan
dependen
(EL)
ketimpangan
pendidikan (EL) dapat dijelaskan oleh tiga
Hubungan investasi sumber daya manusia
variabel independen, yaitu: tingkat kemiskinan
(pendidikan) dengan pertumbuhan ekonomi
(KM), jumlah penduduk (JP) dan pengeluaran
merupakan dua mata rantai. Namun demikian,
pemerintah sektor pendidikan (GP), Sedangkan
pertumbuhan tidak akan bisa tumbuh dengan
sisanya 61,02 persen dipengaruhi oleh variabel-
baik walaupun peningkatan mutu pendidikan
variabel lain yang belum dimasukkan dalam
atau mutu sumber daya manusia dilakukan, jika
model.
tidak
ada
program
yang
jelas
tentang
Hasil estimasi dengan model random effect
peningkatan mutu pendidikan dan program
untuk model kedua diperoleh nilai koefisien
ekonomi yang jelas.
determinasi (R2) sebesar 0,190472. Hal ini menjelaskan bahwa 19,05 persen variabel
Hasil dan Pembahasan
pertumbuhan ekonomi (EG) dapat dijelaskan
Ketimpangan Pendidikan Ketimpangan
oleh variabel ketimpangan pendidikan (EL).
pendidikan
yang
diukur
dengan menggunakan indeks gini pendidikan, memperlihatkan
bagaimana
ketimpangan
pendidikan yang terjadi di Provinsi Aceh. Dari hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
perhitungan ketimpangan pendidikan dengan menggunakan
indeks
gini
pendidikan
di
Provinsi Aceh berada pada ketimpangan rendah yaitu 0,26. Hasil Estimasi Model Penelitian Salah satu bentuk struktur data yang sering digunakan dalam studi ekonometrika adalah
Sedangkan sisanya 80,05 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Setelah melewati uji Chow dan uji Hausman, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Model Pertama EL = 0,242171 + 0.001404 KM + 0,000000093 JP - 0,000000177 GP ………….. (7) Model Kedua EG = 2.453,121 - 3.867,830 EL …… (8) Berdasarkan persamaan (1) dan (2) serta
data panel. Data panel adalah data yang berstruktur urut waktu sekaligus cross section (Ariefianto, 2012). Hasil estimasi dengan model random effect 7-
Volume 3, No. 2, Mei 2015
hasil regresi data panel pada Tabel 1, maka hasil penelitian ini menjelaskan bahwa:
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1. Pada model regresi pertama menjelaskan bahwa
faktor
tingkat
kemiskinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan
pendidikan
pada
derajat
kepercayaan α=10%. Hasil ini sama dengan
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ketimpangan pendidikan di Provinsi Aceh berada pada tingkatan rendah, yaitu ratarata 0,262.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mesa
2. Variabel tingkat kemiskinan mempunyai
(2007) yang meneliti tentang ketimpangan
hubungan yang positif dan signifikan
pendidikan di Filipina. Pada model regresi
terhadap ketimpangan pendidikan pada
pertama juga menjelaskan bahwa faktor
derajat
jumlah penduduk berpengaruh positif dan
jumlah penduduk mempunyai hubungan
signifikan terhadap ketimpangan pendidikan
positif dan signifikan terhadap ketimpangan
pada derajat kepercayaan α=5%. Sedangkan
pendidikan
pengeluaran pemerintah sektor pendidikan
α=5%, sedangkan variabel pengeluaran
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pemerintah sektor pendidikan mempunyai
ketimpangan
hubungan negatif dan signifikan terhadap
pendidikan
pada
derajat
kepercayaan α=5%. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bustomi
kepercayaan
pada
α=10%.
derajat
Variabel
kepercayaan
ketimpangan pendidikan. 3. Variabel
ketimpangan
pendidikan
(2012) yang meneliti tentang ketimpangan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pendidikan
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh
antar
kabupaten/kota
dan
implikasinya di Provinsi Jawa Tengah.
pada derajat kepercayaan α=5%.
2. Pada model regresi kedua menjelaskan ketimpangan
pendidikan
berhubungan
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada derajat kepercayaan α=5%. Hasil estimasi dalam penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bustomi (2012) dan Thomas, et.al (2001). Salah satu hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara ketimpangan
pendidikan
dengan
pertumbuhan ekonomi.
Saran Berdasarkan beberapa uraian kesimpulan dari hasil analisis penelitian ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pemerintah
Aceh
memperkecil
harus
mampu
tingkat
ketimpangan
atau
minimal
pendidikan
mempertahankannya. 2. Disarankan
kepada
Pemerintah
Aceh,
kabupaten/kota agar program keluarga kecil sejahtera terus dilanjutkan, karena
Kesimpulan Dan Saran
sesuai
Kesimpulan
ditemukan
dengan
hasil
bahwa
penelitian variabel
ini
jumlah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Volume 3, No. 2, Mei 2015
-8
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penduduk berhubungan positif terhadap ketimpangan pendidikan. 3. Disarankan pula kepada Pemerintah Aceh, kabupaten/kota supaya lebih meningkatkan alokasi anggaran di sektor pendidikan. Hal ini dikarenakan dari analisis yang telah dilakukan
dalam
penelitian
sektor pendidikan mempunyai hubungan negatif terhadap ketimpangan pendidikan. lembaga-lembaga
terkait
disarankan
agar
memberikan
kontribusi yang positif terhadap kemajuan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh, karena kontribusi baik berupa masukan dan pengawasan dari lembaga-lembaga
masyarakat
atau
individu-individu masyarakat, maka akan membantu
pemerintah
dalam
Bustomi, M.J. 2012. “Ketimpangan Pendidikan Antar Kabupaten/Kota dan Implikasinya di Provinsi Jawa Tengah”. Economics Development Analisys Journal. EDAJ 1 (2) (2012).
dan
masyarakat atau penduduk di Provinsi Aceh
Jurnal Atmanti, H.D. 2005. “Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan”. Dinamika Pembangunan. Vol 2, No. 1.
ini
menyimpulkan bahwa alokasi anggaran
4. Kepada
Todaro, M.P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Trans. Haris Munandar. Jakarta: Erlangga.
rangka
Mesa, E.P. 2007. Measuring Education Inequality in the Philippines. School of Economics: University of the Philippines. Rokhmani, L. 2009. “Analisis Human Development Index Indonesia (Investasi Pendidikan Sebagai Daya Saing Bangsa)”. JPE. Volume 2, Nomor 1. Thomas V., Wang, Y., and Fan, X. 2001 “Measuring Education Inequality.” World Bank Working Paper. Washington, D.C: World Bank.
pendistribusian dan peningkatan kualitas pendikan
yang
berimbas
kepada
meningkatnya pertumbuhan ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Buku Ariefianto, M., Doddy. 2012. Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan EVIEWS. Jakarta: Erlangga. Mankiw, G.N. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Alih Bahasa Fitria Lia Imam Nurmawan. Jakarta: Erlangga. Mudyoharjo, R. 2001. Pengantar Pendidikan; Sebuah Study Awal tentang DasarDasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Radja Grafindo Persada. 9-
Volume 3, No. 2, Mei 2015
Web Susiyawati. E. 2013. Hubungan Ekonomi dan Pendidikan. https://ernisusiawati.wordpress.com/201 3/06/03/ekonomi-dan-pendidikan. (6 Maret 2013) Yagami, F. 2013. Kesenjangan antara Harapan dengan Kenyataan. http://www.slideshare. net/fitrayagami/kesenjangan-antaraharapan-dengan-kenyataan. (15 Agustus 2014