ANALISIS PENAWARAN TOMAT DI KABUPATEN SEMARANG Nicolaus Eko Nugroho, Sri Marwanti, Setyowati Program Studi Agribisnis - Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax. (0271) 637457 E-mail:
[email protected]. Telp. 089622121639 Abstract : This research aim to determine the factors that affect the supply of tomatoes in Semarang Regency, knowing the factors that most affect the supply of tomato in Semarang Regency and knowing a tomato supply elasticity in Semarang Regency. The basic method used in this research is descriptive method of analysis. Locations were selected intentionally (purposive) that Semarang Regency. The data used are secondary data time series for 60 months ie from January 2008 - December 2012. Analysis of the data used is multiple linear regression on the supply function by direct approach on the amount of production. The results showed that the coefficient of determination (R2) of 0.605. F test results obtained F value (0.000) is significant at the 99 % confidence level. T test analysis results indicate that the variable production of tomatoes in the previous month, production of cabbage in the previous month and a tomato crop area in t are variables that significantly affect tomato deals in Semarang Regency. T test analysis of the results obtained in the tomato supply function model of Semarang Regency as follows: Ln Qt = 3,930 + 0,202 Ln X1 + 0,167 Ln X2 – 0,046 Ln X3 + 0,115 Ln X4 + 0,022 Ln X5 + 0,299 Ln X6 – 0,017 Ln X7. Based on the value of the partial regression coefficients, the tomato crop area variables in t has a value of the partial regression coefficients are highest. This suggests that these variables have the greatest influence on tomato deals in Semarang Regency. Tomato supply elasticity is inelastic in the short term. Keywords : Semarang Regency, Tomato, Supply, Elasticity of Supply
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang, mengetahui faktor yang paling mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang dan mengetahui elastisitas penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Semarang. Data yang digunakan adalah data sekunder time series selama 60 bulan yaitu dari bulan Januari tahun 2008 – bulan Desember tahun 2012. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada fungsi penawaran dengan pendekatan langsung pada jumlah produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,605. Hasil uji F diperoleh nilai F (0,000) signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Dari hasil analisis uji t tersebut diperoleh model fungsi penawaran tomat di Kabupaten Semarang sebagai berikut: Ln Qt = 3,930 + 0,202 Ln X1 + 0,167 Ln X2 – 0,046 Ln X3 + 0,115 Ln X4 + 0,022 Ln X5 + 0,299 Ln X6 – 0,017 Ln X7. Berdasarkan nilai koefisien regresi parsial, variabel luas areal panen tomat pada bulan t mempunyai nilai koefisien regresi parsial yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Elastisitas penawaran tomat dalam jangka pendek bersifat inelastis. Kata Kunci : Kabupaten Semarang, Tomat, Penawaran, Elastisitas Penawara
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang telah lama dikenal sebagai penghasil beragam produk pertanian yang sangat dibutuhkan dan laku di pasar dunia, utamanya yang termasuk kelompok produkproduk perkebunan, rempah-rempah, kayu dan perikanan negara agraris (Mardikanto, 2009). Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Sektor pertanian terbagi menjadi beberapa subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor peternakan, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, subsektor perikanan dan kelautan. Salah satu subsektor yang cukup penting adalah subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Salah satu tanaman hortikultura yang mulai dikembangkan adalah tanaman tomat. Tomat (Licopersicum esculentum Mill) adalah jenis sayuran/buah yang memiliki banyak keunggulan, sebab selain dapat langsung konsumsi dalam bentuk segar, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan dan juga dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan lainnya (Jordan, 2010). Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang kondisi wilayahnya berada pada dataran tinggi, memiliki iklim tropis dan berhawa sejuk. Kondisi wilayah dan keadaan iklim di Kabupaten Semarang merupakan potensi alam yang bagus untuk mengembangkan budidaya tanaman hortikultura. Salah
satu tanaman hortikultura yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Semarang yaitu tanaman tomat. Jumlah produksi tomat, luas areal panen tomat, curah hujan, harga pupuk dan variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hal ini akan mempengaruhi penawaran tomat. Oleh karena itu penulis terdorong untuk mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang dan elastisitas penawaran tomat sebagai akibat adanya perubahan faktorfaktor yang mempengaruhinya.. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang, mengetahui faktor yang paling mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang dan mengetahui elastisitas penawaran tomat di Kabupaten Semarang. METODOLOGI PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan tehnik survei. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Semarang dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Semarang merupakan daerah sentra tanaman tomat yang memiliki produktivitas penanaman tomat terbesar di Jawa Tengah. Untuk mengestimasi jumlah penawaran tomat digunakan model regresi linier berganda yang dituliskan sebagai berikut :
Ln Qt = Ln b0 + b1 Ln Qt-1 + b2 Ln Qk-1 + b3 Ln Pt-1 + b4 Ln Pk-1 + b5 Ln P urea t + b6 Ln At + b7 Ln Wt + e… (1) Keterangan : Qt : Penawaran tomat pada bulan t (kw), bo : Konstanta, b1-b7 : Nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel, Qt-1: Produksi tomat pada bulan sebelumnya (kw), Qk-1: Produksi kobis pada bulan sebelumnya (kw), Pt-1 : Harga tomat pada bulan sebelumnya (Rp/kg), Pk-1: Harga kobis pada bulan sebelumnya (Rp/kg), P urea t : Harga pupuk Urea pada bulan t (Rp/Kg), At : Luas areal panen tomat pada bulan t (ha), Wt : Rata-rata curah hujan pada bulan t (mm/bulan), e : Kesalahan pengganggu. Untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga ataupun perubahan nilai tukar uang yang terjadi, harga barang terdeflasi dapat dicari dengan rumus: Px = IHKd x Ps ……......… (2) IHKt Keterangan: Px = harga yang terdeflasi (Rp/kg), IHKd = indeks harga konsumen pada bulan dasar, IHKt = indeks harga konsumen pada bulan dasar t, Ps = harga tomat sebelum terdeflasi (Rp/kg). Untuk menganalisis tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran tomat di kabupaten Semarang, maka dapat dilihat dari nilai koefisien regresi variabel bebasnya. Sebab dalam model log-log, koefisien elastisitas antara Y dan X selalu konstan. Artinya bila ln X berubah 1 unit, perubahan ln Y akan selalu sama meskipun elastisitas tersebut
diukur pada ln X yang mana saja. Oleh karena itu, model ini disebut juga model elastisitas konstan (Nachrowi et al., 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini variabelvariabel yang diduga berpengaruh terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang adalah produksi tomat pada bulan sebelumnya (Qtt-1), harga tomat pada bulan sebelumnya (Pt-1), produksi kobis pada bulan sebelumnya (Qtk-1), harga kobis pada bulan sebelumnya (Pk-1), harga pupuk Urea pada bulan t (Purea t), luas areal panen pada bulan t (At) dan rata-rata curah hujan pada bulan t (Wt). dari data time series selama bulan Januari 2008 – bulan Desember 2012 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Variabel Bebas dan Tak bebas pada Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Selama Bulan Januari 2008 – Desember 2012 Qt 4503 6409 4465 5209 5485 7316 5363 5318 3952 5212 3664 4809 16623 5201 6198 5117 3716 10205 5660 5131 5078 5640 3292 3893 7648 8283 4768 6878 8617 6625 9706 5909 5764 3515 5247 10950 13243 9482 11149 9029 9620 9129
Qtt-1 4357 4503 6409 4465 5209 5485 7316 5363 5318 3952 5212 3664 4809 16623 5201 6198 5117 3716 10205 5660 5131 5078 5640 3292 3893 7648 8283 4768 6878 8617 6625 9706 5909 5764 3515 5247 10950 13243 9482 11149 9029 9620
Qtk-1 6405 5240 3475 19216 4570 10190 19886 6982 3592 5148 6273 13732 27367 17283 32806 7969 21589 23908 29330 8073 8637 9146 7494 8567 16248 22481 8642 15258 20931 12420 22096 13440 8191 13488 9224 11447 28114 29442 10320 20325 25798 13160
Pt-1 1447,63 1222,10 1125,17 2456,76 2224,23 2039,93 1670,33 1430,27 1858,37 2063,06 2231,05 2856,88 3616,31 2578,61 2858,55 1847,30 1465,16 2224,21 2488.86 1592.79 1475.37 1373.06 1745.04 2733.88 2172,89 2652,42 6018,89 5037,55 6989,73 5811,50 2796,20 2192,37 1741,11 4108,68 3159,32 3476,38 1526,65 1076,95 1501,75 3508.84 4116.83 4767.99
Pk-1 1602,77 1551,51 755,22 957,48 1026,56 685,83 769,23 812,86 1407,17 1853,76 1799,64 999,73 1019,80 1546.09 2188.96 1095.46 676.16 1209.55 925.86 721.33 1850.36 840.99 638.71 1079.02 641.18 644.30 1869.69 2882.18 3006.82 4318.61 1761.19 1222.17 474.85 650.27 1158.50 2648.36 693.86 414.02 308.66 426.63 874.58 1988.68
Purea t 1169,48 1150,09 1146,68 1134,32 1109,16 1098,90 1095,99 1089,42 1087,25 1083,03 1080,79 1084,89 1081.18 1075.65 1076.62 1074.69 1072.77 1069.33 1066.00 1053.83 1050.14 1052.82 1050.14 1042.57 1037.79 1039.68 1035.82 1035.64 1027.22 1009.76 1004.52 994.45 994.04 988.06 980.87 1137.47 1138.77 1140.16 1146.41 1145.38 1131.77 1302.08
At 8 28 17 26 22 17 15 12 17 23 23 16 73 22 28 19 19 40 37 22 28 28 56 37 39 49 22 26 32 12 54 24 33 13 67 39 69 35 38 40 38 34
Wt 3384 4481 2492 975 318 0 801 202 3416 3969 4269 8511 6876 2838 4200 4671 3231 126 26 183 1051 3617 3762 6627 5920 7578 6556 5989 3290 1179 1768 4559 4760 4575 5483 4116 3208 6231 6276 3120 845 1075
8732 9950 9216 11051 13547 14044 15021 12556 7775 6412 7229 7303 8579 9151 10197 8702 8752
9129 8732 9950 9216 11051 13547 14044 15021 12556 7775 6412 7229 7303 8579 9151 10197 8702
24347 10608 11619 16082 12490 12841 34220 25169 13254 22528 23312 15056 40929 12956 15240 14682 14110
1240.23 1209.61 934.03 1413.02 4274.47 7747.09 4354.81 2496.27 2286.21 2084.86 2252.41 2433.50 3192.00 3017.41 2592.42 2766.04 2008.06
738.12 1877.51 1165.93 1327.36 1783.41 2815.54 1801.64 1161.79 926.38 568.88 675.02 1075.63 1266.68 1913.05 1866.73 2376.86 2020.98
1285.97 1279.49 1280.92 1272.16 1266.12 1417.99 1412.98 1408.34 1406.58 1401.43 1391.90 1380.16 1368.09 1369.24 1368.20 1368.09 1362.19
37 33 32 50 138 137 141 109 70 63 64 69 76 88 84 83 79
0 449 2386 5154 4481 6512 5027 5702 3730 2624 2024 964 732 576 2126 4673 4983
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 Dari data di atas kemudian dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda pada fungsi penawaran. Model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ln Qt = 3,930 + 0,202 Ln X1 + 0,167 Ln X2 – 0,046 Ln X3 + 0,115 Ln X4 + 0,022 Ln X5 + 0,299 Ln X6 – 0,017 Ln X7 + e
Kabupaten Semarang dapat dijelaskan oleh variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya, harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t, sedangkan sisanya sekitar 39,50% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil uji F dari model persamaan di atas disajikan pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai (R2) sebesar 0,605. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebesar 60,50% penawaran tomat di
Tabel 2. Analisis Varian Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Model Regression Residual Total
Sum of Squares 5.531 3.605 9.136
Df
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013
7 51 58
Mean F Square .790 11.176 .071
Sig 0,000***
Keterangan: * : signifikan pada tingkat kepercayaan 90%, ** : signifikan pada tingkat kepercayaan 95%, *** : signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa semua variabel yang diamati yaitu variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada
bulan sebelumnya, harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t, secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang pada tingkat kepercayaan 99%. Hasil uji t dari model persamaan di atas disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh Masing-masing Varibel Bebas Terhadap Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Model Konstanta Produksi tomat pada bulan sebelumnya (Ln X1) Produksi kobis pada bulan sebelumnya (Ln X2) Harga tomat pada bulan sebelumnya (Ln X3) Harga kobis pada bulan sebelumnya (Ln X4) Harga pupuk urea pada bulan t (Ln X5) Luas areal panen tomat pada bulan t (Ln X6) Rata-rata jumlah curah hujan pada bulan t (Ln X7)
Koefisien Regresi 3,930
t hitung
Sig
1,292
0,202
0,202
1,838
0,072*
0,167
2,207
0,032**
-0,046
-0,475
0,637 ns
0,115
1,457
0,151 ns
0,022
0,047
0,963 ns
0,299
3,730
0,000 ***
-0,017
-0,988
0,328 ns
Sumber : Analisis Data Sekunder, 201 Keterangan: * : signifikan pada tingkat kepercayaan 90%, **: signifikan pada tingkat kepercayaan 95%, *** : signifikan pada tingkat kepercayaan 99%, ns : tidak signifikan. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa produksi tomat pada bulan sebelumnya berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di
Kabupaten Semarang pada tingkat kepercayaan 90%, produksi kobis pada bulan sebelumnya berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang pada tingkat kepercayaan 95% dan luas areal panen tomat pada bulan t berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi variabel produksi
tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t yang lebih kecil dari nilai α yang digunakan. Penjelasan mengenai pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang dapat dijelaskan sebagai berikut : Jumlah Produksi Tomat Pada Bulan Sebelumnya Pada tingkat kepercayaan 90%, nilai signifikansi jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya lebih kecil dari α ( 0,072<0,1). Hal ini berarti bahwa variabel jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya berpengaruh terhadap jumlah tomat yang ditawarkan di Kabupaten Semarang dikarenakan petani berasumsi jika produksi pada bulan sebelumnya meningkat maka kondisi alam pada saat tersebut sedang berada pada kondisi yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat. Hal ini membuat semakin banyak jumlah petani yang tertarik memanfaatkan kondisi ini untuk menanam tomat sehingga pada akhirnya akan meningkatkan jumlah produksi tomat yang selanjutnya akan meningkatkan penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Jumlah Produksi Kobis Pada Bulan Sebelumnya Pada tingkat kepercayaan 95%, nilai signifikansi jumlah produksi kobis pada bulan sebelumnya lebih kecil dari α
(0,032<0,05). Hal ini berarti bahwa variabel jumlah produksi kobis pada bulan sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Produksi kobis pada bulan sebelumnya berpengaruh terhadap peningkatan penawaran tomat karena kobis ditanam bersamaan dengan tomat secara tumpangsari. Penanaman kobis di sela-sela tanmaan tomat dapat mengurangi serangan hama ulat yang akan menyerang tanaman tomat. Karena dengan adanya tanaman kobis di sela-sela tanaman tomat, maka ulat akan memakan daun-daun kobis tua sehingga serangan pada daun tomat akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan produksi tomat menjadi meningkat karena resiko tanaman tomat terserang hama ulat menjadi lebih kecil. Harga Tomat Pada Bulan Sebelumnya Pada tingkat kepercayaan 90%, nilai signifikansi harga tomat pada tahun sebelumnya lebih besar dari α (0,637>0,10). Hal ini berarti bahwa variabel harga tomat pada bulan sebelumnya secara individu tidak berpengaruh nyata dan mempunyai hubungan negatif terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Kondisi yang terjadi di kabupaten Semarang ini tidak sesuai dengan hukum penawaran yang ada, dimana pada saat harga tinggi maka penawaran barang tersebut juga akan meningkat. Salah satu penyebab tidak berlakunya hukum penawaran dalam kasus ini yaitu petani tomat di Kabupaten Semarang menanam tomat tanpa mempedulikan harga
tomat yang tercipta di pasar pada waktu tersebut. Sehingga meskipun harga tomat sedang jatuh ataupun tinggi, petani tomat akan tetap menanam tomat seperti rutinitas biasanya. Sebab pekerjaan di bidang inilah merupakan cara mereka untuk dapat bertahan hidup. Pada saat harga tomat sedang jatuh, petani tomat akan tetap menanam tomat dengan berharap bahwa harga tomat nantinya ketika panen akan kembali stabil. Kurangnya informasi pasar juga membuat petani tidak mempunyai bargaining position pada saat mereka akan menjual hasil produksi tomatnya kepada pedagang pengepul. Oleh sebab itu, petani tomat di Kabupaten Semarang seringkali melakukan survey harga di pasaran secara mandiri untuk mendapatkan informasi pasar tentang harga tomat di pasaran pada saat ini. Harga Kobis Pada Bulan Sebelumnya Pada tingkat kepercayaan 90%, nilai signifikansi harga kobis pada bulan sebelumnya lebih besar dari α (0,151>0,10) yang berarti. Hal ini berarti bahwa harga kobis pada bulan sebelumnya secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Pola tanam yang digunakan oleh petani dalam menanam tomat adalah sistem tumpangsari bersama dengan tanaman kobis. Pemilihan komoditas kobis dilakukan karena lebih murahnya harga benih kobis dibandingkan harga benih komoditas lain. Harga benih tomat di Kabupaten Semarang juga sama murahnya dengan harga kobis, namun harga jual dari buah tomat pada saat panen lebih tinggi dibandingkan dengan
komoditas kobis. Oleh sebab itu keuntungan usahatani tomat lebih besar jika dibandingkan dengan usahatani komoditas lainnya. Biasanya tanaman tomat ditumpangsarikan dengan tanaman kobis atau cabai sehingga meskipun harga kobis naik maka tidak akan mempengaruhi para petani untuk mengurangi menanam tomat. Dengan menerapkan sistem tumpangsari ini, nantinya petani akan mengambil keuntungan dari setiap petak lahannya berdasarkan akumulasi keuntungan yang didapat dari total komoditas sayuran yang ditanam pada lahan tersebut. Hal ini mengakibatkan harga komoditas yang satu tidak akan mempengaruhi harga komoditas kompetitornya. Jadi pada satu petak lahan tumpangsari antara tomat dan kobis, biaya produksi pada lahan tersebut akan ditutup oleh penerimaan dari usahatani tomat dan petani akan mengambil untung dari pendapatan usahatani kobis. Harga Pupuk Urea Pada Bulan t Pada tingkat kepercayaan 90%, nilai signifikansi harga pupuk Urea pada bulan tanam lebih besar dari nilai α (0,963>0,10). Hal ini berarti variabel harga pupuk Urea pada bulan tanam secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Pupuk Urea digunakan hanya digunakan sebagai pupuk dasar pada awal penanaman tomat. Selanjutnya pada masa pertumbuhan tomat, akan diberikan pupuk lain sebagai pemupukan susulan. Pupuk Urea banyak digunakan oleh petani tomat di Kabupaten Semarang untuk meningkatkan hasil panen mereka,
sehingga mereka cenderung akan mencari pupuk Urea untuk usahatani mereka sesuai dengan harga yang terjadi. Namun pada saat ini, petani tomat di Kabupaten Semarang sudah mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia pada usahatani mereka dan sudah mulai mengkombinasikan penggunaan pupuk dasar yang berasal dari pupuk kandang. Hal ini didasarkan pada keasadaran para petani akan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk kimia. Hal ini membuat variabel harga pupuk Urea tidak berpengaruh berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Luas Areal Panen Pada Bulan t Pada tingkat kepercayaan 99%, nilai signifikansi luas areal panen pada bulan tanam lebih kecil dari nilai α (0,000<0,01). Hal ini berarti variabel luas areal panen pada bulan tanam secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Artinya jika terjadi peningkatan luas areal panen tomat bulan tanam maka akan meningkatkan penawaran tomat pada bulan tanam. Semakin meningkatnya luas areal panen akan berpengaruh terhadap meningkatnya produksi tomat. Salah satu upaya yang dilakukan para petani untuk meningkatkan jumlah produksi tomat yang ditawarkan yaitu dengan cara meningkatkan luas areal yang ditanami tomat. Sebab dengan meningkatnya luas areal tanam ini maka akan meningkatkan luas areal panen serta jumlah produksi tomat yang dihasilkan sehingga jumlah penawaran tomat juga mengalami peningkatan.
Upaya peningkatan luas areal panen juga didukung dengan perlakuan budidaya yang intensif berupa penanaman menggunakan mulsa, pemeliharaan tanaman dengan pembersihan gulma dan penggunaan pupuk berimbang. Hal ini dilakukan karena tanaman tomat membutuhkan perawatan yang cukup telaten. Seluruh perlakuan tersebut akan menyebabkan bertambahnya jumlah produksi sehingga akan berpengaruh terhadap meningkatnya penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Rata-rata Curah Hujan Pada Bulan Tanam Pada tingkat kepercayaan 90%, nilai signifikansi rata-rata curah hujan pada bulan tanam lebih besar dari nilai α (0,328>0,10). Hal ini berarti variabel rata-rata curah hujan pada bulan tanam secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Curah hujan pada rentang waktu bulan Januari tahun 2008 – bulan Desember tahun 2012 tidak berpengaruh nyata karena pada rentang waktu ini perubahan rata-rata curah hujan di Kabupaten Semarang tidak sampai berada di luar batas toleransi maksimal yang dikehendaki oleh tanaman tomat. Hal ini menyebabkan tanaman tomat di Kabupaten Semarang masih dapat mentoleransi curah hujan yang turun dan masih dapat berproduksi dengan baik. Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun, tetapi pada saat musim hujan biasanya produksi tomat akan mengalami penurunan. Untuk mengatasi faktor alam berupa curah hujan, maka dilakukan perlakuan budidaya tomat yang lebih intensif dengan cara penambahan
asupan pupuk dan pestisida yang lebih banyak daripada musim kemarau menggunakan cara peyemprotan. Jika pada musim kemarau penyemprotan dilakukan 7 hari sekali, maka pada musim hujan penyemproptan dilakukan 5 hari sekali. Selain itu penanaman tomat dengan varietas yang tahan terhadap hujan juga penting untuk dilakukan. Dengan dilakukannya segala usaha tersebut, maka produksi tomat pada saat musim hujan akan tetap tinggi. Tetapi biaya input yang harus dikeluarkan oleh para petani menjadi
lebih besar dibandingkan pada saat musim kemarau. Variabel Bebas yang Paling Berpengaruh Nilai standar koefisien regresi parsial menunjukan variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Semakin besar nilai koefisien regresi parsial, maka semakin besar pula pengaruh variabel bebas tersebut terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang.
Tabel 4. Nilai Standar Koefisisen Regresi Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Variabel Luas areal panen tomat pada bulan t Produksi kobis pada bulan sebelumnya Produksi tomat pada bulan sebelumnya
Koefisiensi Regresi Parsial 0,504 0,243 0,204
Peringkat 1 2 3
Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukan bahwa luas areal panen tomat pada bulan t memiliki nilai koefisien regresi tertinggi yaitu sebesar 0,504. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel luas areal panen pada bulan t merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Nilai koefisien regresi sebesar 0,504 satuan menunjukan bahwa pengaruh yang diberikan positif, dimana setiap penambahan 1 Ha tomat pada bulan tanam di Kabupaten Semarang akan menaikan penawaran tomat di Kabupaten Semarang sebesar 0,504 kw.
Pengujian Asumsi Klasik Untuk menguji ketepatan koefisien regresi yang dihasilkan dari model analisis maka dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heterokedastisitas. Berdasarkan nilai Matrik Pearson Correlation, dapat diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih besar dari 0,8. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka digunakan statistik d-Durbin Watson.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai d sebesar 1,746. Karena nilai d yang diperoleh terletak pada 1,65
Elastisitas Penawaran Dalam penelitian ini elatisitas yang dikaji yaitu elatisitas jangka pendek. Analisis penawaran tomat di Kabupaten Semarang mendapatkan tiga variabel yang berpengaruh terhadap penawaran tomat yaitu produksi tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t. Nilai elastisitas ketiga variabel yang signifikan dapat diketahui berdasarkan nilai dari koefisien regresi masing-masing variabel bebas pada persamaan regresi yang sudah terbentuk. Nilai elastisitas ketiga variabel yang signifikan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Elastisitas Penawaran Tomat Dalam Jangka Pendek Variabel Produksi tomat pada bulan sebelumnya Produksi kobis pada bulan sebelumnya Luas areal panen tomat pada bulan t
Koefisien Regresi 0,202 0,167 0,299
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa dalam jangka pendek penawaran tomat memiliki nilai elastisitas kurang dari satu yang berarti bahwa bersifat inelastis terhadap perubahan produksi tomat pada bulan sebelumnya, perubahan produksi kobis pada bulan sebelumnya, dan perubahan luas areal panen tomat pada bulan t. Hal ini berarti persentase perubahan jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya, persentase perubahan jumlah produksi kobis pada bulan sebelumnya dan persentase perubahan luas areal panen tomat pada bulan t lebih kecil dibandingkan perubahan penawaran tomat.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis penawaran tomat di Kabupaten Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut: Variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya, harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen tomat pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t, merupakan faktor-faktor yang secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten
Semarang. Sedangkan variabelvariabel yang secara individual berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang adalah produksi tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t. Luas areal panen tomat pada bulan t merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Elastisitas penawaran tomat di Kabupaten Semarang dalam jangka pendek terhadap perubahan produksi tomat bulan sebelumnya, produksi kobis bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t bersifat inelastis. Saran (1) Luas areal panen tomat merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Jadi untuk meningkatkan produksi tomat maka sebaiknya petani dapat memaksimalkan produktivitas lahan tomat mereka sekarang ini dengan melakukan upaya peningkatan kualitas penanaman tomat dengan cara budidaya tanaman yang lebih intensif melalui pemberian input tanaman yang berkualitas. Sehingga produksi tomat akan meningkat pada tingkat luasan lahan yang sama. (2) Perlu peningkatan penggunaan varietas tomat yang tahan hujan untuk meningkatkan produksi tomat pada saat curah hujan tinggi. Selain itu, penting bagi petani untuk dapat mengetahui karakteristik dari setiap varietas tomat tersebut agar dapat ditanam pada kondisi yang tepat
DAFTAR PUSTAKA Ghatak, S. dan Ingersent Kent 1984. Agriculture and Economic Development. Great Britain : Harvester Press. Gujaratti, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar (diterjemahkan oleh Sumarno Zain). Erlangga. Jakarta. Jordan, Ahmad. 2010. Aneka Buah dan Khasiatnya. Aulia Publishing. Sleman. Mardikanto, Totok. 2009. Membangun Pertanian Modern. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta. Nachrowi, N. D dan Usman, Hardius. 2005. Penggunaan Teknik Ekonometrika. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penulisan dengan SPSS. Gava Media. Yogyakarta.