perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI
Skripsi Diajukan Untuk melengakapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: Nurul Afifah Hardiyansyah F1106041
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI
Surakarta, 22 Desember 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing
(Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi.) commit NIP. to user 1967 0523 1994 031 002
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapu tugas-tugas dan memenuhi syarat-ayarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Surakarta, Januari 2011 Tim Penguji Skripsi 1. Drs. Mugi Raharjo, M.Si. NIP. 19491227 198203 1 002
Sebagai Ketua
2. Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si. NIP. 19670523 199403 1 002
Sebagai Pembimbing
3. Suryanto, S.E, M.Si. NIP. 19750122 200812 1 002
Sebagai Anggota
commit to user
iii
)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
(Kepada mereka dikatakan): “Salam” Sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang (QS Yaasiin: 58).
Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Allah SWT Yang Maha Penyayang 2. Keluargaku tercinta 3. Almamaterku UNS
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
K ATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur Alhamdulillah ditujukkan bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Tak lupa pula sholawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rosullah Muhammad SAW yang telah berjuang mambawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: ”ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang haris dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan tenaga, materi, informasi, waktu. Maupun dorongan yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Tiada yang dapat melukiskan kebahagian penulis selain rasa syukur yang mendalam. Karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Drs. BRM. Bambang Irawan. Msi, selaku pembimbing akademik dan pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS. 3. Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS. 4. Izza Mafruhah, SE, Msi selaku sekertaris jurusan yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis. 6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu di Dinas Pariwisata Kabupaten Pati yang telah banyak membantu dalam pencarian data sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 7. Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa selalu mendoakan, memberi dorongan dan bimbingan kepada ananda. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Kakak dan adikku tersayang (Taufiq dan Yusi) semoga kita selalu akrab dan saling memberi dukungan. 9. Mas Hari yang selalu memberi motivasi dan perhatian. Ayo lebih semangat...^_^.. 10. Teman-teman
baikku
jurusan
Ekonomi
Pembangunan
2006
sangat
menyenangkan bisa belajar bersama kalian..n_n.. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini. Penulis menyadari dengan sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu apabila ada kritik dan saran yang sifatnya membangun demi lebih sempurnanya skripsi ini, senantiasa dapat penulis terima. Semoga skripsi ini dapat menjadi karya kecil yang dapat berguna bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 23 Desember 2010
commit to user
vii
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .............................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xiii ABSTRAK ...................................................................................................... BAB I
BAB II
xiv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
8
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pariwisata 1. Definisi Pariwisata .............................................................
10
2. Wisatawan ..........................................................................
12
3. Jenis Pariwisata ..................................................................
12
4. Industri Pariwisata .............................................................
16
5. Kajian Ekonomi – Kepariwisataan a. Aspek Penawaran Pariwisata .......................................
18
b. Aspek Permintaan Pariwisata ......................................
27
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata .....................................................................
29
d. Motivasi Berwisata ......................................................
30
e. Faktor-faktor Pendorong commit to userdan Penarik ..........................
32
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Dampak Pengembangan Kepariwisataan
BAB III
a. Dampak Positif .............................................................
33
b. Dampak Negatif ...........................................................
34
c. Dampak terhadap Sosial-Budaya .................................
35
d. Dampak terhadap Lingkungan .....................................
36
B. Pertanyaan Penelitian ...............................................................
37
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .........................................................................
38
B. Lokasi Penelitian ......................................................................
38
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
38
D. Teknik Pengambilan Data ........................................................
40
E. Teknik Analisi Data 1. Analisis Model Interaktif ................................................... 2. Penilaian
Kelengkapan
dan
Ketersediaan
Komponen
Penawaran Pariwisata (4A) ................................................ BAB IV
41
43
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pati 1. Aspek Geografis .................................................................
45
2. Aspek Sosial ......................................................................
46
3. Aspek Ekonomi ..................................................................
47
B. Deskripsi Obyek-obyek Wisata di Kabupaten Pati
dilihat dari
Komponen 4A. 1. Attraction (Atraksi) ............................................................
49
2. Accessibility (Aksesbilitas) ................................................
63
3. Amenity (Amenitas) ...........................................................
67
4. Activities (Aktivitas) ..........................................................
74
C. Presentase Ketersediaan Komponen Penawaran di Obyek Wisata Kabupaten Pati 1. Atraksi ................................................................................
75
2. Aksesbilitas ........................................................................ commit to user 3. Amenitas ............................................................................
76
ix
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pada Tiap-tiap Obyek Wisata di Kabupaten Pati
BAB V
1. Atraksi ................................................................................
83
2. Aksesbilitas ........................................................................
84
3. Amenitas ............................................................................
85
4. Aktivitas .............................................................................
85
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 105 B. Saran ........................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115 LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Perkembangan Wisatawan Nasional (Wisnas) Tahun 2004-2008 ..........
3
1.2
Distribusi Presentase Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008 ...........................
4
1.3
Jumlah Wisatawan Obyek Wisata di Kabupaten Pati Tahun 2008..........
6
1.4
Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah Tahun 2004-2008 ....................................................................................
4.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Pati Tahun 2001 2008 (dalam orang) .................................................................................
4.2
48
Upacara-upacara Tradisional/ Atraksi-atraksi yang ada di Kabupaten Pati dan Obyek Wisata ...................................................................................
4.5
47
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008 (Jutaan Rupiah) .................
4.4
46
Banyaknya Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2008 ................................................................
4.3
6
59
Atraksi-atraksi/ Upacara Tradisional yang diadakan pada Obyek Wisata ..........................................................................................
62
4.6
Jarak Tempuh dari Pusat Kota Menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati 63
4.7
Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati ........................
65
4.8
Penunjuk Arah (sign road) menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati ...
66
4.9
Jenis Sarana Transportasi yang digunakan dari Pusat Kota sampai pada Obyek Wisata di Kabupaten Pati .................................................... commit to user
xi
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.10 Banyaknya Hotel di Kab. Pati Dirinci Menurut Klasifikasi Hotel, Kamar, Tempat Tidur, dan Alamat Hotel Tahun 2007 ...........................
68
4.11 Penyediaan Fasilitas Umum (Warung, Toko kelontong, dll) di Obyek Wisata Kabupaten Pati ............................................................................
69
4.12 Penyediaan Sarana Jaringan Telekomunikasi di Obyek wisata Kabupaten Pati ........................................................................................
70
4.13 Penyediaan Sarana Jaringan Listrik di Obyek Wisata Kabupaten Pati ...
71
4.14 Skor Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata Obyek Wisata Kab. Pati ......................................................................................
commit to user
xii
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
Halaman
3.1
Interaktif Model Of Analysis ...................................................................
4.1
Presentase Atraksi atau Upacara Tradisional di Obyek Wisata Kabupaten Pati ..........................................................................................................
4.2
42
75
Presentase Jarak Tempuh Dari Pusat Kota ke Obyek Wisata Kabupaten Pati ..........................................................................................................
76
4.3
Presentase Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati ..........
77
4.4
Presentase Penunjuk Arah (sign road) Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati ..........................................................................................................
4.5
78
Presentase Jenis Transportasi Yang digunakan Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati ........................................................................................
79
4.6
Presentase Fasilitas Umum di Obyek Wisata Kabupaten Pati ................
80
4.7
Presentase Jaringan Komunikasi di Kawasan Obyek Wisata Kabupaten Pati ..........................................................................................................
81
4.8
Presentase Jaringan Listrik (Penerangan) Obyek Wisata Kabupaten Pati
82
4.9
Prensentase Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata di Obyek Wisata Kabupaten Pati ...............................................................
87
4.10 Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata dan Jarak Tempuh Obyek Wisata Kabupaten Pati dari Pusat Kota ........................
89
4.11 Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata dan Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Kabupaten Pati Tahun 2008 ........................ commit to user
xiii
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI ANALISIS DESKRIPTIF KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI KABUPATEN PATI
Nurul Afifah Hardiyansyah F1106041 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah profil/ gambaran umum kepariwisataan di Kabupaten Pati dilihat dari komponen penawaran pariwisata. Analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Dari hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : penilaian kelengkapan komponen penawaran pariwisata dari 12 obyek wisata di Kabupaten Pati hanya 33% atau 4 obyek wisata yang mempunyai skor di atas 35, sedangkan 67% atau 8 obyek wisata yang lainnya mempunyai skor di bawah 35. Skor 39,96 merupakan nilai skor paling tinggi yang memiliki ketersediaan komponen penawaran yang paling lengkap dari atraksi, aksesbilitas (tersedia kondisi jalan yang cukup bagus, tersedia penunjuk jalan, dan sarana transportasi), amenitas (tersedia toko kelontong, warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi (BTS), serta tersedia penerangan pada obyek wisata dan jalan umum menuju obyek wisata) dan aktivitas, sedangkan skor 18,66 merupakan nilai yang paling rendah. Obyek wisata di Kabupaten Pati yang mempunyai skor tertinggi 39,96 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dan OW Religi Makam Syech Jangkung. Skor terendah yaitu 18,66 adalah OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu. Obyek wisata yang mempunyai skor di atas 35 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dan OW Religi Makam Syech Jangkung dengan skor 39,96, OW Religi Makam Syaikh Mutamakin dengan skor 37,96 dan OW Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo mempunyai yang skor sama dengan skor 37,96. Obyek wisata yang lainnya yang mempunyai skor di bawah 35 OW Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati dengan skor 34,64, OW Gunung Rowo Indah dengan skor 29,96, OW Religi Makam Sunan Prawoto dengan skor 26,64, OW Gua Pancur dengan skor 23,32, OW Pintu Gerbang Majapahit dengan skor 22,98, OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu mempunyai skor sama 18,66.
Kata kunci : Komponen Penawaran Pariwisata, Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, Aktivitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
A DESCRIPTIVE ANALYSIS ON THE COMPONENT OF TOURISM OFFERING IN PATI REGENCY
Nurul Afifah Hardiyansah F 1106041 The objective of research is to find out how the profile/general overview of tourism is in Pati Regency viewed from the component of tourism offering. The data analysis used for answering the problem of research was descriptive qualitative method. From the result of research it can be concluded that: the assessment of tourism offering component completeness on 12 destinations in Pati Regency shows that there are only 33% or 4 destinations with higher than 35 score, while other 97% or 8 destinations with less then less than 25 score. Score 39.96 is the highest one with the most completed offering components consisting of attraction, accessibility (sufficiently good condition of road is available, the road sign is available and so is the transportation vehicle), amenity (sundry stores, food stall, toilet, telecommunication network (BTS), as well as lighting in the tourist object and the public road toward the tourist object) and activity, while score 18.66 is the lowest one. The tourist objects in Pati Regency with the highest score of 39.96 include Sendang Tirta Marta Sani and Syech Jangkung Grave Religious Tourist Object. The ones with the lowest score of 18.66 include Wareh Cave, Jollong Coffee Garden, and Grinjingan Sewu Waterfall. The tourist objects with score higher than 35 include Sendang Tirta Marta Sani and Syech Jangkung Grave Religious Tourist Object with score of 39.96, Syaikh Mutamakin Grave Religious Tourist Object with score of 37.96 and Banyutowo Fish Harbor Beach with score of 37.96. Other tourist objects with less than 35 score include Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati with score of 34.64 Rowo Indah Mountain with score of 29.96, Sunan Prawoto Grave Religious Tourist Object with score of 26.64, Gua Pancur with score of 23.32, Majapahit Gate with score of 22.98, Wareh Cave Jollong Coffee Garden, and Grinjingan Sewu Waterfall Jollong Coffee Garden, and Grinjingan Sewu Waterfall with the equal score of 18.66.
Keywords: Component of Tourism Offering, Attraction, Accessibility, Amenity, activity.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pariwisata di Indonesia telah menjadi sektor strategis dalam sistem perekonomian
nasional
yang memberikan
kontribusi
besar terhadap
pendapatan negara. Sebagai sektor strategis nasional, pariwisata mempunyai efek pengganda yang ditimbulkan dari aktifitas pariwisata baik yang sifatnya langsung berupa penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata maupun dampak tidak langsung berupa berkembangnya kegiatan ekonomi pendukung pariwisata seperti penginapan, rumah makan, jasa penukaran uang dan lainlain. Kondisi ini dapat ditemui pada hampir semua daerah tujuan wisata yang telah berkembang. Manfaat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap sistem perekonomian daerah tujuan wisata. Di samping itu pariwisata sebagai suatu sistem juga telah berkembang menjadi suatu aktivitas industri yang mampu menggerakkan sektor-sektor ekonomi daerah. Sektor pariwisata nasional dikembangkan tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi mempunyai tujuan luas meliputi aspek sosial-budaya, politis dan hankamnas. Walaupun demikian tujuan ekonomis sangat menonjol karena aspek non-ekonomis pembangunan pariwisata sangat erat terkait dengan tujuan ekonominya. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata ataupun daya tarik wisata. Tindakan commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
mengelola dan memperkenalkan suatu obyek wisata diperlukan agar wisatawan maupun masyarakat mengetahui dan dapat menikmati obyek pariwisata tersebut, kegiatan itu meliputi pembenahan sarana dan prasarana obyek
pariwisata.
Baik
prasarana
maupun
sarana
kepariwisataan
sesungguhnya merupakan “tourism supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila kita hendak mengembangkan suatu industri wisata. Dalam kepariwisataan yang dimaksud “tourism supply” adalah meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan. Ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam “tourism supply” atau penawaran pariwisata yaitu semua bentuk daya tarik (Attraction), semua bentuk kemudahan untuk memperlancar perjalanan (Accessibility), semua bentuk fasilitas dan pelayanan (Amenity), dan aktivitas wisata (Activities) yang tersedia pada suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang dapat memuasakan kebutuhan dan keinginan wisatawan selama mereka berkunjung di DTW tersebut (PUSPARI UNS, 2006). Pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor ekonomi yang lain yaitu dalam proses perkembangannya juga mempunyai dampak atau pengaruh di bidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Mencegah perubahan menuju ke arah negatif diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga sedapat mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata. Hal ini perlu dilakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
untuk
mendukung
keberhasilan
pengembangan
daerah
wisata
yang
bersangkutan. Kemajuan
pariwisata
tergantung
dari
permintaannya,
dengan
perhitungan permintaan pariwisata akan membantu pariwisata untuk berkembang semakin baik. Pada Tabel 1.1 perkembangan wisatawan nasional dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang datang, lama wisatawan tinggal dan pengeluaran selama tinggal. Pengeluaran selama tinggal inilah yang memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada pedagang sekitar obyek dan pendapatan bagi daerah. Semakin lama tinggal pengunjung yang datang maka pengeluaran akan semakin banyak pula sehingga pendapatan pedagang sekitar obyek wisata dan pendapatan daerah juga akan semakin besar. Tabel 1.1.
Tahun
Perkembangan Wisatawan Nasional (Wisnas) Tahun 2004 – 2008
Wisatawan Nasional
Rata-rata Pengeluaran Per Orang (USD) Per Per Kunjungan Hari
2004 3.941.381 859,81 2005 4.106.225 683,78 2006 4.967.403 777,71 2007 5.158.441 839,64 2008 4.996.594 1.049,72 Sumber: BPS dan Kemenbudpar Indonesia.
77,88 83,90 100,87 88,79 96,69
Rata-rata Lama Tinggal (Hari)
Pengeluaran Devisa (Juta USD)
11,04 8,15 7,71 9,24 10,62
3.388,84 2.807,75 3.863,20 4.331,23 5.245,02
Penelitian ini menetapkan lokasi di obyek wisata Kabupaten Pati, hal ini dikarenakan obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati memiliki potensi yang cukup bagus, dan tercatat pada Badan Pusat Statistik (BPS) Pati ada 12 obyek wisata. Setiap obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati memiliki daya tarik yang berbeda-beda, hal ini disebabkan dari letak obyek commit to user wisata yang tersebar pada geografi yang luas. Obyek wisata di Kabupaten Pati
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
memiliki wisata alam dengan pemandangan alamnya yang indah dan udaranya yang masih sejuk serta nuansa kedesaan yang masih alami yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Selain wisata alam, terdapat peninggalan sejarah, dan juga beberapa makam keramat yang termasuk wisata religi (wisata ziarah). Ziarah dalam klasifikasi wisata yang dikemukakan Soekadijo (1996) dikelompokkan pada jenis wisata bermotifkan spiritual (spritual tourism). Meskipun obyek wisata di Kabupaten Pati memiliki potensi yang cukup bagus akan tetapi, dalam aspek pariwisata belum mempunyai kontribusi yang berarti terhadap pendapat daerah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini. Tabel 1.2
Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008. Lapangan Usaha
2005
2006
2007
2008
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan/ Konstruksi 6. Perdagangan, Restoran & Hotel 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Kabupaten Pati
34,20 0,76 20,02 1,09 6,28 19,38 4,10 6,63 7,54 100,00
33,62 0,79 20,24 1,13 644 19,32 4,10 6,74 7,61 100,00
33,30 0,80 20,35 1,17 6,51 19,28 4,07 6,91 7,62 100,00
33,33 0,80 19,87 1,19 6,65 19,10 4,07 7,33 7,66 100,00
Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka 2009
Distribusi persentase pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa untuk pertumbuhan sektor pariwisata yang dilihat dari sektor perdagangan, restoran dan hotel mengalami penurunan dengan nilai 19,28% untuk tahun 2007 turun menjadi 19,10% di tahun 2008. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Wisatawan yang datang ke obyek wisata di Kabupaten Pati kebanyakan adalah penduduk sekitar, namun ada juga yang berasal dari luar daerah. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) ) yang diperoleh tercantum pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung tahun 2008 pada seluruh obyek wisata di Kabupaten Pati adalah sebesar 895.127. Pada tahun 2008 obyek wisata yang mempunyai jumlah pengunjung terbanyak adalah obyek wisata Religi (wisata ziarah) yaitu Makam syaikh Mutamakin sebesar 472.421. Meskipun jumlah pengunjung yang datang pada OW religi ini relatif banyak akan tetapi, tidak dapat dijadikan kegiatan yang ditawarkan pada wisatawan/ pengunjung dikarenakan aktivitas ini sangat berkaitan dengan kepercayaan di wilayah tertentu. Pada obyek wisata lainnya seperti Pintu Gerbang Majapahit yang merupakan obyek wisata peninggalan sejarah yang memiliki jumlah pengunjung paling banyak sebesar 24.659, sedangkan untuk obyek wisata alam yang paling banyak pengunjungnya adalah obyek wisata alam Gunung Rowo Indah sebesar 9.332. Meskipun jumlah wisatawan yang datang pada obyek wisata di Kabupaten Pati relatif banyak dalam setahun, akan tetapi belum mengalami perkembangan yang berarti. Di bawah ini dapat dilihat jumlah pengunjung yang datang pada obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati pada tahun 2008.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Tabel 1.3.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah Wisatawan Obyek Wisata Kabupaten Pati Tahun 2008
Nama Obyek Wisata
Jumlah Pengunjung 2008
Sendang Tirta Marta Sani Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati Pintu gerbang Majapahit Gunung Rowo Indah OW Religi Makam Syech Jangkung OW Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin Kebun Kopi Jollong Gua Pancur Gua Wareh Air Terjun Grinjingan Sewu OW Religi Makam Sunan Prawoto Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo
925 5.251 24.659 9.332 365.512 472.421 305 2.052 2.410 625 11.225 410 895.127 Jumlah Sumber: Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009
Sebagai perbandingan berikut ini adalah jumlah wisatawan yang berkunjung ke beberapa obyek wisata di Jawa Tengah tahun 2004-2008. Tabel 1.4.
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah Tahun 2004 – 2008 Wisatawan Mancanegara 299.903 303.898 290.217 302.116 302.977
Wisatawan Nusantara 17.157.776 14.455.546 15.023.901 15.762.394 16.253.107
Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009
Wisatawan mancanegara dan nusantara sesungguhnya tidak terlalu penting dalam menumbuhkan perekonomian rakyat. Akan tetapi keduanya mampu memberi kontribusi penting dalam menciptakan peluang dan kesempatan berusaha bagi penduduk lokal, serta mendatangkan manfaat bagi pemerintah daerah setempat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Potensi yang dimiliki obyek wisata di Kabupaten Pati belum dikelola secara optimal sehingga keberadaan aset wisata belum mendapat respon positif wisatawan dalam bentuk kunjungan wisatanya. Salah satu tolok ukur perkembangan pariwisata adalah pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan karena dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang secara langsung akan diikuti oleh perkembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata, pembangunan wilayah yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan bagi wisatawan. Kurangnya publikasi terhadap adanya obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati dan adanya tekanan krisis ekonomi juga menurunkan daya beli dan kemampuan masyarakat melakukan perjalanan wisata. Di samping itu, daya dukung lainnya yang masih relatif terbatas serta adanya penjarahan oleh orang-orang yang tidak bertangung jawab juga mengakibatkan kurang berkembangnya minat wisata di Kabupaten Pati. Hal itu juga mengakibatkan pengunjung yang datang ke obyek wisata ini tidak terlalu banyak. Keadaan tersebut apabila tidak segera mendapat perhatian dalam pengelolaan dan pengembangannya maka dikhawatirkan potensi wisata ini akan cenderung memudar karena menurunnya jumlah wisatawan yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi dalam segi pengelolaannya seperti berkurangnya atraksi wisata dan fasilitas yang terbatas sehingga diperlukan usaha yang terarah untuk mengatasi segala kelemahan yang ada. Oleh sebab itu perlu dilakukan melalui usaha pemasaran yang efektif dan efisien dengan menyesuaikan antara faktor supply yang meliputi atraksi, aksesibilitas, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
amenitas, dan aktivitas (PUSPARI UNS, 2006) terhadap suatu tempat tujuan wisata untuk meningkatkan dan menggairahkan daya tarik wisata di Kabupaten Pati. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul
”ANALISIS
DESKRIPTIF
KOMPONEN
PENAWARAN
PARIWISATA DI KABUPATEN PATI”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah profil/ gambaran umum kepariwisataan di Kabupaten Pati dilihat dari komponen penawaran pariwisata?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan atraksi pada obyek wisata di Kabupaten Pati sebagai salah satu komponen penawaran pariwisata. 2. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan aksesbilitas pada obyek wisata di Kabupaten Pati sebagai salah satu komponen penawaran pariwisata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
3. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan amenitas pada obyek wisata di Kabupaten Pati sebagai salah satu komponen penawaran pariwisata. 4. Untuk menganalisis dan menilai kelengkapan/ ketersediaan aktivitas pengunjung pada obyek wisata di Kabupaten Pati.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi dalam membuat suatu kebijakan yang tepat dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan pariwisata, khususnya di Kabupaten Pati di masa mendatang. 2. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam menghadapi masalah serupa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori Geografi pariwisata adalah geografi yang berkaitan erat dengan pariwisata. Kegiatan pariwisata banyak melibatkan kegiatan, dimana semua kegiatan ini disebut industri pariwisata, termasuk di dalamnya perhotelan, atraksi, obyek wisata, hiburan, dan lain sebagainya. Segi geografi umum yang perlu diketahui wisatawan adalah iklim, adat istiadat, keindahan alam, budaya, dan perjalanan wisata. Dua segi tersebut di atas yaitu industri pariwisata dan segi geografi umum menjadi kajian geografi pariwisata (Suwantoro, 2004: 23).
1. Definisi Pariwisata Istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang komponenkomponennya terdiri dari: Ÿ
Pari
Ÿ
Wis (man) : berarti rumah, property, kampong, komunitas
Ÿ
Ata
: berarti penuh, lengkap, berkeliling
: berarti pergi terus-menerus, mengembara
Yang apabila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus-menerus (Pendit, 2002: 1). commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat komplek yang menyangkut manusia dan memilki berbagai aspek yaitu aspek sosiologi, psikologi, ekonomis, ekologis dan sebagainya dari aspek tersebut yang mendapatkan perhatian paling besar dan merupakan aspek yang penting adalah aspek ekonomi (Soekadijo, 2000: 25). Menurut Dr Salah Wahab (1975) dalam bukunya yang berjudul Tourism Management (Tourism International Press, London, 1975: 9) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan pengahasilkan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi juga dipandang sebagai industri (Pendit, 2002: 32-33). Pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar satu tempat ke tempat lain. Perjalanan ini dilakukan karena adanya daya tarik khusus dari tempat lain atau daerah wisata yang dikunjungi (Yoeti, 1996: 112). Dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan yang merujuk pada pergerakan (perjalanan) seseorang yang dilakukan sementara waktu dan diluar lingkungan kesehariannya dan juga hubungan dan gejala yang menyeluruh yang muncul dari adanya perjalanan dan tinggal sementara tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
2. Wisatawan Wisatawan
adalah
seseorang
yang
meninggalkan
tempat
kediamannya untuk sementara waktu dengan alasan apa pun tanpa memangku suatu jabatan atau pekerjaan di negara yang dikunjunginya (Wahab dalam Yoeti, 2008: 114) a. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan suatu kegiatan berpariwisata dengan tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam pada suatu daerah. Wiasatawan dibagi lagi menjadi: Ÿ
wisatawan asing, yakni wisatawan yang berasal dari luar negeri atau dari suatu negara ke negara lain.
Ÿ
wisatawan domestik, yakni wisatawan yang berasal dari satu daerah ke daerah lain yang masih dalam administrasi penduduk satu negara.
b. Pelancong adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu daerah/ negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.
3. Jenis Pariwisata Adapun jenis pariwisata adalah sebagai berikut (Yoeti, 1985. 111) : a. Menurut Letak Geografisnya Dimana Kegiatan Berkembang 1) Pariwisata Lokal (Local Tourism) Pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup relatif sempit dan terbatas tempat tertentu saja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
2) Pariwisata Regional (Regional Tourism) Kegiatan pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas dari pariwisata lokal tetapi lebih sempit dari pariwisata nasional. 3) Pariwisata Nasional (National Tourism) Jenis pariwisata ini dibagi menjadi 2 yaitu: Ÿ
Pariwisata nasional dalam arti sempit yaitu kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu negara dimana adalah orang yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri.
Ÿ
Pariwisata
nasional
dalam
arti
luas
yaitu
kegiatan
kepariwisataan yang berkembang di suatu negara selain kegiatan wisatawan domestik juga terhadap wisatawan asing. 4) Pariwisata Regional – Internasional (Regional – international Tourism). Kepariwisataan yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas pada negara tertentu seperti pariwisata ASEAN. 5) Pariwisata Internasional (International Tourism) Kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh negara. b. Menurut Pengaruhnya Terhadap Neraca Pembayaran 1) Pariwisata Aktif (In Bound Tourism) Pariwisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan asing ke susatu negara yang dikunjungi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2) Pariwisata Pasif (Out Bound Tourism) Pariwisata yang ditandai dengan gejala keluarnya wisatawan keluar negeri atau ke suatu negara asing yang dikunjungi. c. Menurut Alasan Atau Tujuan Dari Perjalanan Wisata 1) Pariwisata Bisnis (Bussiness Tourism) Jenis pariwisata dimana pengunjung datang untuk usaha dagang, dinas, seminar, simposium dan lain-lain. 2) Vacation Tourism Jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan berlibur, cuti dan lain-lain. 3) Widya Wisata (Education Tourism) Jenis pariwisata dimana pengunjung datang dengan tujuan untuk melakukan studi atau mempelajari pengetahuan. d. Menurut Waktu Berkunjung 1) Pariwisata Musiman (Seasional Tourism) Jenis pariwisata dimana kegiatannya berlangsung waktu tertentu. 2) Occational Tourism Pariwisata yang kegiatannya dihubungkan dengan acara tertentu. e. Menurut Obyeknya 1) Pariwisata Budaya (Cultural Tourism) Jenis pariwisata dimana motivasi untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan karena daya tarik seni budaya suatu tempat/ daerah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2) Pariwisata Kesehatan (Recupererational Tourism) Tujuan daripada orang-orang untuk melakukan perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan sesuatu penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lumpur. 3) Pariwisata Komersial(Comersial Tourism) Disebut sebagai pariwisata perdagangan, karena perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional/ Internasional dimana sering diadakan kegiatan Expo, Fair, dan lain-lain. 4) Pariwisata Olahraga (Sport Tourism) Jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk menyaksikan suatu prosesatau kegiatan olahraga. 5) Pariwisata Politik (Political Tourism) Jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan menyaksikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. 6) Pariwisata Agama (Religion Tourism) Jenis pariwisata dimana orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk menyaksikan atau menjalankan kegiatan keagamaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
4. Industri Pariwisata a. Pengertian Industri Pariwisata Industri pariwisata adalah industri yang berupa seluruh kegiatan pariwisata yang didalamnya terdapat industri perhotelan, industri rumah makan, industri kerajinan atau cendera mata, industri perjalanan dan sebagainya (Soekadijo, 2000: 29). Dengan kata lain industri pariwisata adalah kumpulan dari berbagai perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para wisatawan selama dalam perjalanan wisata dan mempekerjakan banyak orang dalam berbagai jenis pekerjaan. Industri pariwisata adalah perusahaan jasa (service industry) yang masing-masing bekerja sama menghasilkan produk (good and service) yang dibutuhkan wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukannya pada suatu daerah tujuan wisata (Yoeti, 2008: 67). Pengertian industri pariwisata merupakan batasan yang mewakili semua perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata, produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut serta pelayanan yang diberikan oleh para wisatawan diharapkan dapat memberikan kepuasaan terhadap para wisatawan yang sedang berkunjung. Dengan tujuan ini kan terlihat tahap-tahap dimana para wisatawan akan memerlukan layanan tertentu, pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh perusahaan semenjak para wisatawan meninggalkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
kediamannya atau rumahnya sampai di tempat tuujuan hingga kembali ke tempat asalnya atau rumahnya.
b. Produk Industri Pariwisata Pengertian produk dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi, dimana penekanan utamanya adalah bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia. Produk wisata merupakan hasil dari kegiatan produksi wisata. Sebagian besar kegiatan produksi wisata adalah kegiatan produksi jasa. Pada kegiatan produksi jasa, lazimnya proses produksi dan proes konsumsi berjalan secara simultan, serempak dalam waktu bersamaan. Wiasatawan berkonsumsi menikmati jam-jam wisata pada saat para produsen seperti biro perjalanan, sarana transportasi, hotel dan lainnya berproduksi (Adnanputra. 1990: 30). Produk industri pariwisata merupakan suatu sasaran produk yang terpadu yang terdiri dari obyek wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah (Yoeti, 1982: 149-151).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
5. Kajian Ekonomi - kepariwisataan Untuk dapat menghubungkan antara konsep ekonomi dan pariwisata terlebih dahulu akan dijelaskan konsep-konsep sebagai berikut: a. Aspek Penawaran Pariwisata Penawaran wisata merupakan produk yang diberikan kepada wisatawan untuk dapat dinikmati. Selanjutnya dijelaskan dalam PUSPARI (2006) menggunakan Konsep 4A yaitu: a. Attractions (Atraksi) Ÿ
Wisata alam
Ÿ
Wisata peninggalan sejarah, kesenian tradisional, upacara adat
Ÿ
Wisata minat khusus (spiritual, kerajinan, agro, ziarah, dll)
b. Accessibility (Aksesbilitas) Ÿ
Letak obyek wisata
Ÿ
Jarak tempuh dari pusat kota
Ÿ
Sarana jalan menuju obyek (kelas jalan)
Ÿ
Jenis transportasi yang digunakan
Ÿ
Tanda lalu lintas dan petunjuk arah menuju obyek (sign road)
c. Amenity (Amenitas) Ÿ
Akomodasi/ penginapan
Ÿ
Restoran/ Rumah makan/ warung makan
Ÿ
Menu makanan yang disajikan
Ÿ
Tourist Information Center
Ÿ
Jasa kominikasi (telpon, wartel) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Ÿ
Toko kelontong
Ÿ
Jasa angkutan (ojek, dokar, mobil, sepeda)
Ÿ
Toko cenderamata
Ÿ
Penerangan (listrik)
Ÿ
Air bersih
Ÿ
Pusat kesehatan/ poloklinik
Ÿ
Pos keamanan
Ÿ
Jasa pemandu (guide)
Ÿ
Promosi wisata
Ÿ
Papan interpretasi/ keterangan obyek
d. Activities (Aktivitas) Ÿ
Aktivitas wisatawan yang berkaitan degan obyek wisata alam, peninggalan sejarah/ budaya, dan minat khusus.
Ÿ
Aktivitas yang dilakukan penduduk setempat berkaitan dengan kegiatan wisata daerahnya.
Menurut Inskeep (1991:38), di berbagai macam literatur dimuat berbagai macam komponen wisata. Namun ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan merupakan komponen dasar dari wisata. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen wisata tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
a. Atraksi dan kegiatan-kegiatan wisata Kegiatan-kegiatan wisata yang dimaksud dapat berupa semua
hal
yang
berhubungan
dengan
lingkungan
alami,
kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata.
b. Akomodasi Akomodasi yang dimaksud adalah berbagai macam hotel dan berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata yang mereka lakukan.
c. Fasilitas dan pelayanan wisata Fasilitas tersebut misalnya: restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko kelontong, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi wisata, pelayanan pribadi (seperti salon kecantikan), fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
d. Fasilitas dan pelayanan transportasi Meliputi transportasi akses dari dan menuju kawasan wisata, transportasi internal yang menghubungkan atraksi utama kawasan wisata dan kawasan pembangunan, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara.
e. Infrastruktur lain Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran air kotor, telekomunikasi (seperti telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio).
f. Elemen kelembagaan Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan yang diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan, menyusun strategi marketing dan program promosi, menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum dan swasta, peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan wisata, menentukan kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta, mengendalikan program ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudayaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Menurut Yoeti (1996: 80 - 84) Supply dalam kepariwisataan dapat dibagi dalam: a. Benda-benda yang disediakan dan terdapat dalam alam (Natural Aminities). Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya yang penting ialah: 1) Iklim, misalnya cuaca cerah (clean air), banyak cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), kering (dry), panas (hot), hujan (wet), dan sebagainya. 2) Bentuk tanah dan pemandangan (Land configuration and Landscape). Tanah yang berbentuk datar (plains), lembah pegunungan (scenic mountain), danau (lake), sungai (river), pantai (beaches), air terjun (waterfall), gunung berapi (volcanos) dan pemandangan yang menarik (panoramic views). 3) Hutan belukar (The Sylvan Elements) misalnya: hutan yang luas (large forest), banyak pohon-pohon (trees). 4) Fauna dan Flora. Tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation), burungburung (birds), ikan (fish’s), binatang buas (wild life), cagar alam
(national
part),
daerah
perburuan
(hunting
and
photographic safari), dan sebagainya. 5) Health Center. Sumber air mineral (natural spring of mineral water), mandi lumpur (mud-baths), sumber air panas (hot spring), yang dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
menyembuhkan macam-macam penyakit dan menambah awet muda.
b. Hasil ciptaan Manusia (Man-Made Supply). Kelompok ini dapat dibagi empat bagian yang penting, misalnya: 1) Benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (Historal, Cultural and Religious), misalnya: Ÿ
Monumen-monumen bersejarah dan sisa-sisa perdaban masa lampau.
Ÿ
Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handicraft.
Ÿ
Acara-acara tradisionil, pameran, festival, upacara naik haji (pilgrimages), upacara perkawinan, khitanan, dan lain-lain.
Ÿ
Rumah-rumah beribadah, seperti masjid, gereja, kuil atau candi-candi mauoun pura-pura.
2) Prasarana (Infrastructure), terdiri dari: a) Prasarana Umum (General Infrastructure) seperti: sumber air tawar, pembangkit tenaga listrik, jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, lapangan udara, irigasi, telekomunikasi, dan lain-lain. b) Kebutuhan masyarakat banyak (Basic Needs of Civilized Life) seperti: rumah sakit, apotik, shopping center, bank, kantor pos, badan legislatif, polisi, pengadilan, pompa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
bensin,
kantor-kantor
yang
berhubungan
dengan
kepariwisataan (tourist information center, goverment tourist office, dan sebagainya).
3) Sarana kepariwisataan (Tourism Superstructures). Seperti kita ketahui, saran kepeariwisataan ini dapat dibagi atas tiga bagian yang penting, di mana satu dengan yang lainnya saling menunjang. Ketiga sarana yang dimaksudkan ialah: a) Sarana
Pokok
Kepariwisataan
(Main
Tourism
Superstructure). Yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah: ·
Travel Agent dan Tour Operator.
·
Tourist Transportation.
·
Accomodation.
·
Catering Trades.
·
Tourist Objects dan Tourist Attractions.
b) Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Superstructure). Yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah: ·
Fasilitas rekreasi dan olahraga, seperti: sky resort, horse riding, boting fasilities, hunting safari, hunting camera and photography, dan lain-lain.
c) Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism commit to user Superstructure), seperti:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
·
Night Club dan Steambath.
·
Casino dan Entertaiment.
·
Souvenir shops, dan lain-lain.
4) Tata cara hidup masyarakat (The people’s Way of Life). Tata cara hidup yang tradisionil dari suatu masyarakat ditawarkan kepada para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya, semuanya merupakan daya tarik bagi wisatawan ke daerah itu (ingat, kenapa orang daang ke desa Trunyam di pinggir danau Batur Bali). Hal semacam ini sudah dijadikan events yang dapat dijual oleh Tour Operator. Contoh yang terkenal di antaranya ialah: ·
Pembakaran mayat (Ngaben) di Bali.
·
Upacara pemakaman mayat di Tanah Toraja.
·
Upacara bertagak penghulu di Minangkabau.
·
Upacara Sekatenan di Yogyakarta.
·
Tea Ceremony di Jepang.
·
Upacara Waisak di Candi Mendut dan Borobudur, dan lainlain.
Menurut McIntosh (dalam Oka A. Yoeti, 2008: 173) Dalam bukunya Tourism: Principle, Practice and Philosophies, MacIntosh mengatakan bahwa Komponen Penawaran Pariwisata (Tourism Components Supply) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
a. Sumber Daya Alam (Natural Resources) Misalnya iklim, flora dan fauna, pantai, pemandangan, danau, sungai, air terjun, dsb.
b. Infrastruktur (Infrastructure) Misalnya jaringan air bersih, sistem pembuangan
sampah,
sistem pembuanagan limbah, jaringan listrik, jalan, area perkir, kereta api, telekomunikasi, dsb.
c. Transportasi (Transportation and transportation equipment) Misalnya maskapai Penerbangan, kapal penumpang, kerata api, bus, taksi, dan banyak jenis transportasi lainnya.
d. Superstruktur (Superstructure) Misalnya resort, hotel, motel, guest house, restoran, café, SPA, museum, gedung pertunjukkan, kawasan perbelanjaan, dsb
e. Keramahtamahan (Hospitality) Pada dasarnya ini adalah semua perlakuan yang memberi kesenangan, kenyamanan dan kepuasaan bagi wisatawan sewaktu mereka berkunjung, termasuk sikap menghormati, ramah-tamah, suka menolong, dan membantu memberi informasi bila diminta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Menurut Wahab (1976:109) penawaran pariwisata ditandai oleh 3 ciri khas utama : a. Merupakan penawaran jasa-jasa. Dengan demikian apa yang ditawarkan itu tidak mungkin ditimbun dan harus dimanfaatkan dimana produk itu berada. b. Yang ditawarkan itu sifatnya kaku (rigid) dalam arti bahwa dalam usaha pengadaannya untuk keperluan wisata, sulit sekali untuk mengubah sasaran penggunaannya diluar pariwisata. c. Karena pariwisata belum menjadi kebutuhan pokok manusia, maka penawaran pariwisata harus bersaing ketat dengan penawaran barang-barang dan jasa-jasa yang lain. Dalam hal ini hukum substitusi sangat kuat berlaku. Penawaran (supply) adalah kuantitas dari barang-barang ekonomi yang ditawarkan dengan semua harga yang mungkin dapat dicapai pada waktu tertentu. Lebih khusus lagi, supply dapat pula diartikan sebagai jumlah barang-barang ekonomis yang tersedia akan dijual dipasar.
b. Aspek Permintaan Pariwisata Permintaan (demand) dalam kepariwisataan terdiri dari bemacam-macam unsur yang satu dengan yang lainnya tidak hanya berbeda sifat dan bentuk, tetapi juga manfaat dan kegunaannya bagi wisatawan. Demand dalam kepariwisataan dapat berupa benda bebas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
(free-goods), diperoleh tanpa membelinya, namun menjadi daya tarik nbagi wisatawan sebagai obyek pariwisata, misalnya pemandangan alam yang indah, udara yang segar, cahaya matahari, laut, danau, sungai, dan sebagainya (Yoeti, 1996: 75). Pada saat melakukan perjalanan kegiatan wisata, para wisatawan akan membutuhkan sarana transportasi, infrastruktur yang baik, atraksi-atraksi, dan pelayanan yang memuaskan dari para guide yang memandu perjalanan mereka maupun dari obyek yang mereka kunjungi. Akhirnya timbul apa yang dinamakan penawaran pariwisata, dengan tujuan untuk memenuhi permintaan-permintaan dari pariwisata itu sendiri. Permintaan pariwisata dalam penelitian ini sendiri terdiri dari: a. Jumlah Wisatawan Jumlah wisatwan disini merupakan komponen yang sangat penting untuk mengetahui bagaimana keberadaan suatu daerah wisata dapat diketahui keberadaannya dan menarik bagi para wisatawan untuk berkunjung. b. Lama Tinggal (Lenght of Stay) Komponen ini dapat memberikan gambaran bagaimana karakteristik dari suatu daerah tujuan wisata, dimana apabila pengunjung
merasa
nyaman,
senang,
dan
terhibur
maka
pengunjung bisa berlama-lama betah berada dalam kawasan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
c. Pengeluaran selama Tinggal Pengeluaran dari wisatawan inilah yang nantinya dapat memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada para pedagang yang berada di dalam kawasan obyek wisata, dalam hal ini semakin banyak pengeluaran dari para pengunjung maka pendapatan yang nantinya akan diterima oleh para pedagang juga akan semakin banyak/ besar.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata Menurut Yoeti (1996) banyak faktor yang mempengaruhi orang-orang melakukan perjalanan pariwisata. Selain banyak motifmotif yang cukup menentukan, faktor-faktor dibawah ini sangat berperan penting, apakah seseorang akan melakukan perjalanan di antaranya adalah: Ÿ
Pendapatan (income).
Ÿ
Harga (price).
Ÿ
Kualitas (quality).
Ÿ
Hubungan Politik antara dua negara.
Ÿ
Hubungan Ekonomi antar Negara.
Ÿ
Hubungan Sosiol-budaya antara dua negara.
Ÿ
Perubahan Cuaca atau Iklim.
Ÿ
Faktor hari-hari libur.
Ÿ
Peraturan Pemerintah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Ÿ
Teknologi Pengangkutan
Ÿ
Adanya ”foreign exchange restriction” yang dilakukan oleh beberapa negara. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan
orang-orang untuk melakukan perjalanan pariwisata, seperti adanya bencana alam, peperangan, kepadatan penduduk, tingkat urbanisasi dan lain-lain. Semuanya itu perlu diperhatikan, sedikitnya harus ada penyesuaian sehingga permintaan (demand) yang ada tetap terpelihara.
d. Motivasi Berwisata Menurut MacIntosh (1972) dalam Oka A Yoeti (2008), mengatakan mengapa orang melakukan perjalanan wisata disebabkan oleh empat hal, yaitu: 1) Motivasi Fisik Orang-orang melakukan perjalanan wisata, tujuannya untuk mengembalikan keadaaan fisik yang sudah lelah karena bekerja terus, mereka perlu beristirahat dan bersantai, melakukan kegiatan olahraga, agar sekembali dari perjalanan wisata bergairah dan bersemangat waktu masuk kerja.
2) Motivasi Kultural Orang-orang tergerak hatinya untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan ingin melihat dan menyaksikan tingkat commit to userbangsa, baik kebudayaan di masa kemajuan kebudayaan suatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
lalu maupun apa yang sudah dicapainya sekarang, di samping itu ingin melihat dan menyaksikan adapt-istiadat, kebiasaan hidup (the way of life) suatu bangsa yang berbeda dengan apa yang dimilki Negara lain.
3) Motivasi Personal Orang-orang ingin melakukan perjalanan wisata karena adanya keinginan untuk mengunjungi sanak keluarga yang sudah lama tidak bertemu atau mencari kenalan atau teman yang sudah lama tidak bertemu.
4) Motivasi Status dan Prestise Ada orang-orang
tertentu
yang beranggapan
dengan
melakukan perjalanan wisata dapat meningkatkan status dan prestise keluarga, menunjukkan mereka memiliki kemampuan ketimbang orang lain.
Menurut Karyono (1997:48), ada beberapa faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata, yaitu : faktor-faktor bersifat irasional (dorongan bawah sadar), seperti adanya keterikatan emosional dan keinginan untuk berkunjung pada tempat-tempat yang dianggap berkaitan dengan urusan keagamaan (ke makam-makam para sunan/penyiar agama, rasul/nabi, tempat yang dikeramatkan menurut ajaran agama, sering dilakukan untuk kalangan pemeluk tertentu) dan commit to user(dorongan yang disadari), seperti faktor-faktor yang bersifat rasional
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
karena adanya fasilitas yang memadai, atraksi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Motivasi wisatawan untuk berkunjung di suatu tempat akan sangat dipengaruhi oleh persepsinya mengenai produk wisata yang ada, baik yang berkaitan dengan atraksi wisata maupun faktor pendukungnya. Persepsi wisatawan mengenai suatu produk wisata dapat dilihat keterpenuhan kebutuhan wisatawan selama melakukan perjalanan wisata.
e. Faktor-faktor Pendorong dan Penarik Faktor-faktor pendorong dan penarik untuk berwisata sangatlah penting untuk diketahui oleh siapapun yang berkecimpung dalam industri pariwisata (Pitana, 2005). Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, walaupun belum jelas mana daerah yang akan dituju. Berbagai faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan Wisata menurut Ryan (1991) dan Pitana (2005), adalah sebagai berikut: Ÿ
Escape
Ÿ
Relaxtion
Ÿ
Play
Ÿ
Strengthening family bond
Ÿ
Prestige
Ÿ
Social interaction
Ÿ
Romance
Ÿ
Educational opportunity commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Ÿ
Self-fulfilment
Ÿ
Wish-fulfilment
6. Dampak Pengembangan Kepariwisataan Selama ini kita selalu puas dengan perolehan devisa sektor pariwisata, karena bila kita lihat dari angka-angka yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) secara relatif meningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi secara tidak sadar kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi sebagai akibat pengembangan pariwisata sebagai suatu industri. a. Dampak Positif Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata memberikan dampak positif, karena sebagai suatu industri: 1. Dapat menciptakan kesempatan berusaha.dengan datangnya wisatawan,perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need), dan keinginan (want), dan harapan (expetation) wisatawan yang terdiri dari berbagai kebangsaan dan tingkah lakunya. 2. Dapat
meningkatkan
kesempatan
kerja
(employments).
Bayangkan saja, bila sebuah hotel dibangun dengan kamar sebanyak 400 kamar, paling sedikit diperlukan karyawan sebanyak 600 orang dengan ratio1:1,5. 3. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan pendapatan masyarakat, sebagai akibat multipier commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar. 4. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi daerah. Seperti kita ketahui tiap tempat wisatawan berbelanja selalu dikenakan pajak sebesar 10 persen sesuai Peraturan Pemerintah yang berlaku. 5. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDB). 6. Dapat mendoroang peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi lainnya. 7. Dapat
memperkuat
Pembayaran
neraca
Pariwisata
pembayaran.
mengalami
Bila
surplus,
Neraca dengan
sendirinyaakan memperkuat neraca pembayaran Indonesia, dan sebaliknya. (Yoeti, 2008).
b. Dampak Negatif Selama ini pariwisata hampir selalu dilihat dari sisi positifnya saja dan belum banyak kajian dari sisi non-moneter yang banyak menimbulkan kerusakan cagar budaya, kepribadian, kerusakan lingkungan, dan sumber-sumber hayati baik di laut, hutan yang akhirakhir ini mulai mengalami kehancuran secara perlahan-lahan. Dari sudut sosiologi belum banyak dilakukan penelitian tentang dampak negatif sebagai akibat pengembangan pariwisata secara tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
terkendali. Kita dapat melihat beberapa contoh kejadian sehari-hari dampak negatif itu anatara lain, yaitu: 1. Harga tanah menjadai mahal, pantai-pantai dikaveling, sehingga sering terjadi spekulasi harga yang pada akhirnya meningkatkan harga tanah di sekitarnya. 2. Di pusat-pusat konsentrasi kegiatan pariwisata harga-harga bahan makan menjadi mahal yang dapat meningkatkan inflasi tiap tahunnya. 3. Sumber-sumber hayati mejadi rusak, yang menyebabkan Indonesia kehilangan daya tariknya untuk jangka panjang. 4. Terjadi urbanisasi, pencari kerja mengalir dari desa ke kotakota beasar. 5. Ramainya lalu lintas wisatawan, ternyata ditumpangi oleh penyelundupan obat bius dan narkotika.
c. Dampak terhadap Sosial-Budaya Bilamana penduduk setempat menganggap bahwa wisatawan adalah “sumber rezeki” hubungan mereka menjadi komersial sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang bersifat curiousity atau sosial interest dibuat sedemikian rupa wisatawan harus membayar dengan harga yang pantas dan kalau wisatawan tidak mau mereka tidak memberi jalan, gerak langkah wisatawan dibatasi dan kalau perlu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
dihalangi. Dalam praktiknya sering kita lihat kejadian-kejadian sebagai berikut: 1. Sering terjadi komersialisasi seni-budaya. 2. Terjadinya pemalsuan benda-benda budaya, seperti lukisan atau keramik. 3. Terjadi demonstrasi effect, kepribadian anak-anak muda rusak. 4. Demi dollar wisatawan, upacara adat dijual kepada wisatawan dan banyak contoh lainnya.
d. Dampak terhadap Lingkungan Hidup Kepariwisataan bisa sangat membahayakan lingkungan hidup, misalnya: 1. Pembuangan sampah sembarangan selain menyebabkan bau tidak sedap, juga membuat tanaman di sekitarnya mati. 2. Pembuangan limbah hotel, restoran, dan rumah sakit yang merusak air sungai, danau dan laut. 3. Kerusakan terumbu karang sebagai akibat nelayan tidak lagi “memiliki” pantai untuk mncari ikan, karena pantai telah dikaveling untuk membangun hotel dan restoran. Akibatnya, para nelayan membom terumbu karang. Kemudian akibat yang lebih juah adalah tidak ada lagi daya tarik pantai. 4. Perambahan hutan dimana-mana akibatnya daya tarik wisata alam menjadi sirna. commit to user 5. perusakan sumber-sumber hayati yang tidak terkendali.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
B. Pertanyaan Penelitian Analisis komponen penawaran pariwsata dilakukan dengan melihat dua perkembangan utama, yaitu : 1. Bagaimanakah profil kelengkapan komponen penawaran pariwisata obyek wisata Kabupaten Pati dilihat dari masing-masing faktor 4A (Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas dan Aktivitas)? 2. Bagaimanakah profil obyek wisata Kabupaten Pati dilihat dari keseluruhan hasil penilaian kelengkapan komponen penawaran pariwisata (4A)?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap populasi atau daerah tertentu mengenai sifat-sifat, karakteristik atau faktor-faktor tertentu (Senggono, 1996 dalam Putra, 2004). Jenis penelitian ini diharapkan mampu menerangkan dan menggambarkan secara jelas tentang profil kepariwisataan di Kabupaten Pati yang dilihat dari segi komponen penawarannya sesuai dengan fakta-fakta yang ada.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini diarahkan pada peranan faktor penawaran dalam pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Pati.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus digunakan dalam mengadakan suatu penelitian agar mendapat data sesuai dengan apa yang diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
1. Studi Dokumentasi Dalam penelitian ini dokumentasinya adalah berupa catatan, datadata statistik pariwisata, dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek wisata dan gambaran umum di Kabupaten Pati jenis data seperti ini diperoleh dari kantor instansi pemerintah di Kabupaten Pati. b. Observasi Observasi atau yang disebut dengan pengamatan langsung di lapangan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek (lokasi penelitian) dengan menggunakan seluruh alat indera, kemudian dibuat dokumentasi baik berupa catatan maupun gambar/ foto. c. Wawancara Wawancara semi terstruktur atau wawancara
yang bersifat
percakapan. Penelitian ini tidak menggunakan kuesioner melainkan panduan wawancara yang fleksibel untuk membantu pewawancara fokus pada topik yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan informan yang dipilih secara purposif sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Informan adalah jajaran Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga. Pengumpulan data melalui wawancara akan di tulis oleh informan. Perekaman pada pengamatan lapangan akan menggunakan catatan lapangan peneliti (field note) dan kamera.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
D. Teknik Pengambilan Data Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, maka teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara selektif dengan menggunakan pertimbangan teoritis, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris, dan kebutuhan maupun tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel yang lebih tepat adalah purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana peneliti cenderung menggunakan atau memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan dapat mengetahui permasalahannya secara lengkap tanpa didasarkan pada strata maupun random, tetapi didasarkan pada tujuan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi semua obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati dan mengguunakan semua obyek wisata sebagai sampel dengan menggunakan analisis konsep 4A (Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, dan Aktivitas).
E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini data kuantitatif dianalisis secara tabulasi dan statistik deskriptif, sedangkan data kualitatif dianalisa secara deskriptif studi kasus yaitu dengan mendiskripsikan, kemudian memberikan penafsiranpenafsiran dengan interpretasi rasional yang memadai terhadap fakta-fakta yang diperoleh di lapangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
1. Analisis Model Interaktif Hasil data akan dianalisis dengan teknik analisis model interaktif, menurut Miles dan Hubermann (1992) dalam Oktiviyanti (2006), meliputi proses mengatur urutan data, mengorgnisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu: 1. Pengumpulan data. Yaitu pencarian data yang diperlukan,yang dilakukan terhadap berbagai jenis data dan berbagaia bentuk data yang ada pada lampangan penelitian serta pencatatan didata lapangan. 2. Reduksi data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan dan pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. 3. Sajian data atau display. Sajian
data
kemungkinan
adalah
kesimpulan
informasi
adanya
penarikan
kesimpulan
tersusun dan
memberi
pengambilan
trindakan. 4. Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagai satu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian berlangsung. Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
pada reduksi data dan sajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
Agar lebih jelas, teknik analisis data pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1. Interaktif Model of Analysis Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
Sumber: Miles and Hubermann (1992) dalam Oktiviyanti (2006).
Aktivitas yang dilakukan dengan proses itu diharapkan membuat komponen-komponen tersebut akan dapat benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya dapat disajikan secara deskriptif, yaitu dengan jalan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data-data yang diperoleh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
2. Penilaian Kelengkapan dan Ketersedian Komponen Penawaran Pariwisata (4A) Penentuan nilai kelengkapan komponen penawaran pariwisata yang terdapat pada setiap obyek wisata di Kabupaten Pati menggunakan teknik skoring, yaitu dengan memberikan nilai atau skor. Parameter penilaian merupakan faktor komponen penawaran pariwisata (4A). Dalam penelitian ini, parameter penilaian terdiri dari
Atraksi,
Aksesbilitas, Amenitas, dan Aktivitas. Nilai atau skor digunakan untuk membedakan kelengkapan dan kersediaan komponen penawaran yang terdapat pada masing-masing obyek wisata. Kriteria atau asumsi yang digunakan dalam penskoran masingmasing parameter adalah sebagai berikut: a. Atraksi Pada parameter ini diberi skor 10. Atraksi -atraksi yang terdapat pada obyek wisata Kabupaten Pati ini termasuk jenis Atraksi Budaya (Cultural Attractions) yang berupa upacara-upacara tradisional dan biasanya diadakan pada waktu-waktu tertentu. b. Aksesbilitas Pada parameter ini diberi skor 10, karena karena pada parameter ini terdapat 5 kriteria/ faktor penilaian makanya masingmasing faktor diberi skor 2. Pada aksesbilitas 5 faktor yang digunakan untuk menilai kelengkapan komponen penawaran yaitu Kondisi jalan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Penunjuk arah (sign road), sarana transportasi (Angkutan Desa, Angkutan Kota dan Ojek) c. Amenitas Pada parameter ini diberi skor 10, karena karena pada parameter ini terdapat 6 kriteria/ faktor penilaian makanya masingmasing faktor diberi skor 1,66. Pada amenitas ada 6 faktor yang digunakan untuk menilai kelengkapan komponen penawaran yaitu Toko kelontong, Warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi BTS (Antena Based Transceiver Station Seluler), penerangan obyek wisata dan penerangan jalan umum obyek wisata. d. Aktivitas Pada parameter ini diberi skor 10. Aktivitas yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan pengunjung yang datang ke obyek wisata, untuk obyek wisata di Kabupaten Pati kegiatan yang kebanyakan dilakukan seperti melihat pemandangan alam dan ziarah pada obyek wisata religi.
Berdasarkan parameter di atas menentukan nilai kelengkapan dan ketersediaan komponen penawaran pariwisata dengan menjumlahkan skor hasil pengamatan lapangan dari masing-masing parameter.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pati 1. Aspek Geografis Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah bagian timur, terletak diantara 1100, 500 – 1110, 150 Bujur Timur dan 60, 250 - 70, 000 Lintang Selatan. Ditinjau dari ketinggiannya Kabupaten Pati mempunyai ketinggian terendah 1 meter, tertinggi 380 meter dan rata-ratanya ± 17 meter. Batas wilayah Kabupaten Pati adalah: §
Sebelah Utara
: Kabupaten Jepara dan Laut Jawa.
§
Sebelah Selatan
: Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara.
§
Sebelah Barat
: Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora.
§
Sebelah Timur
: Kabupaten Rembang dan Laut Jawa.
Secara administrasi Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan, 401 Desa, 5 kelurahan, 1.106 dukuh serta 1.472 RW dan 7.524 RT. Dari segi penggunaan lahan, Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha, yang terdiri dari 58.448 Ha lahan sawah dan 91.920 Ha lahan bukan sawah.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
2. Aspek Sosial Jumlah Penduduk Kabupaten Pati berdasarkan registrasi akhir tahun 2008 sebesar 1.256.182 tercatat distribusi penduduk menurut jenis kelamin terdiri atas 620.175 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki atau sekitar 49,37% dari jumlah keseluruhan dan 636.007 jiwa perempuan, atau sekitar 50,63% dari keseluruhan jumlah penduduk dengan kepadatan penduduk sebesar 830 jiwa/ Km2. Jumlah penduduk yang berada pada usia produktif antara 15 th-65 th sekitar 33% dari total jumlah penduduk. Keadaaan Penduduk Kabupaten Pati menurut jenis kelamin seperti dalam tabel 4.1. Tabel 4.1.
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Pati Tahun 2001-2008 (dalam orang)
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah
Laki-Laki 581.960 585.265 596.598 600.700 604.927 613.628 615.780 620.175
Jumlah Penduduk Perempuan 598.776 602.337 612.116 617.567 620.496 629.579 632.101 636.007
4.819.033 4.948.979 Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009
di
Jumlah 1.180.736 1.187.602 1.208.714 1.218.167 1.225.423 1.243.207 1.247.881 1.256.182 9.767.912
Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Pati menurut lapangan usaha, merupakan daerah yang sebagian besar dengan mata pencaharian penduduk pada sektor industri berada pada kisaran 76,39% atau sebanyak 25.152 jiwa penduduk Kabupaten Pati yang bekerja pada sektor industri. Jumlah ini terbanyak dibandingkan dengan lainnya, jumlah penduduk commit to user berdasarkan mata pencaharian yang paling sedikit di Kabupaten Pati
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
adalah listrik, gas dan air yang berkisar 0,09% atau sebanyak 30 jiwa. Banyaknya penduduk yang bekerja di Kabupaten Pati menurut lapangan usaha yang lainnya dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2.
Banyaknya Penduduk yang bekerja menurut Lapangan Usaha di Kabuapten Pati tahun 2008
No.
Lapangan Usaha
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian Pertambangan& Penggalian Industri Listrik, Gas & Air Bangunan/ Konstruksi Perdagangan Pengangkutan&Komunikasi Keuangan Jasa Jumlah
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 1.162 506 529 576 7.333 17.819 26 4 688 25 1.039 550 423 1.412 264 609 462 13.221 20.206
Jumlah total 1.668 1.105 25.152 30 713 1.589 423 1.676 1.071 32.927
Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka tahun 2009
3. Aspek Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati setiap tahunnya mengalami peningkatan. Meskipun mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini lambat dari tahun 2005 sampai tahun 2008. Sektor pertanian memang cukup dominan dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Pati dibandingkan sektor pariwisata yang dilihat dari sektor perdagangan, restoran dan hotel. Lebih jelasnya mengenai pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tabel 4.3.
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Pati Tahun 2005-2008 (Jutaan Rupiah).
Lapangan Usaha
2005
1. Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat 1.3. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan/ Konstruksi 6. Perdagangan, Restoran & Hotel 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan&Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Kabupaten Pati
1.234.422.10 797.700.59 114.196.33 81.758.14 17.826.13 226.564.26 27.564.26 722.697.35 39.254.47 226.841.15 699.747.43 148.005.00 239.250.88 272.015.73 3.609.798.36
2006
2007
Sumber : BPS, Kabupaten Pati, dalam angka 2009
Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek pariwisata yang dilihat dari sektor perdagangan, restoran dan hotel belum menjadi kontribusi utama dalam PDRB. Peran aspek pariwisata dalam PDRB pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar Rp. 793.777.37,- dari tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 764.798.35,-. Meskipun pada sektor pariwisata mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan tersebut tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor industri yang dalam PDRB memiliki kontribusi yang yang lebih dominan.
commit to user
2008
1.267.468.63 1.320.549.01 1.385.205.36 834.549.36 866.424.71 903.980.92 119.228.75 126.838.37 140.243.52 85.848.48 91.085.61 94.348.00 18.947.26 19.985.24 21.154.53 208.894.77 216.215.09 225.478.39 29.885.97 31.708.05 33.297.82 763.160.40 806.904.44 826.046.02 42.667.44 46.438.22 49.701.24 242.979.17 258.114.38 276.209.84 128.568.00 764.798.35 793.777.37 154.445.61 161.249.07 169.319.70 254.113.56 274.089.08 304.737.72 282.031.73 302.210.86 318.180.47 3.770.330.52 3.966.062.17 4.156.475.53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
B. Deskripsi Obyek-obyek Wisata di Kabupaten dilihat dari komponen 4A 1. Attractions (Atraksi) Kabupaten Pati memiliki obyek wisata yang cukup banyak dan daya tarik yang cukup bagus. Akan tetapi, belum semuanya dikembangkan secara optimal dan cenderung terbengkalai karena beberapa kendala yang dihadapi. Obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut: a.
Wisata Alam 1) Gunung Rowo Indah Terletak di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong. Luas areal obyek ± 320 Ha dengan pemandangan alam yang indah berupa gunung dan lembah yang hijau penuh tanaman kopi, cengkih, buah-buahan dan tanaman pertanian lainnya. Jarak dari Kota Pati ± 16 Km, kondisi jalan menuju obyek wisata relatif baik. Menurut pengungkapan Sejarah Obyek Gunung Rowo yang sekarang, masih dipercaya oleh masyarakat setempat bahwa terjadinya rawa di atas gunung merupakan akibat dari kompetisi/ adu kesaktian antara Sunan Muria dengan Dampo Awang Senopati dari Negeri Cina yang terdampar di Pati. Biaya masuk obyek wisata Obyek Gunung Rowo relatif umum Rp. 1000,- per orang. Jumlah pengunjung yang datang ke obyek wisata ini untuk hari-hari biasa relatif sepi dan lumayan ramai pada saat hari libur misal hari minggu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam dan berkeliling waduk menggunakan perahu ataupun memanfaatkan akses jalan lingkar yang ada. Pengunjung juga dapat duduk santai menikmati pemandangan di taman rekreasi yang tempatnya terletak lebih tinggi dari danau, sehingga dapat melihat pemandangan Gunung Rowo Indah secara keseluruhan.
2) Kebun Kopi Jollong Obyek wisata Kebun Kopi Jollong terletak disisi timur Pegunungan Muria pada ketinggian 800 m dari permukaan laut, di Desa Jollong Kecamatan Gembong ± 20 Km dari Kota Pati. Di obyek wisata Kebun Kopi Jollong pengunjung dapat menikmati panorama alam yang indah dan berhawa sejuk. Di obyek wisata ini terdapat juga pabrik kopi dan perkebunan bekas peninggalan Belanda yang sampai sekarang masih aktif berproduksi. Terdapat air terjun yang yang nampak asri dan alam sekitarnya sangat indah dan alami, untuk menuju ke lokasi air terjun ini biasanya menggunakan jalan setapak dan terdapat juga sungai yang airnya selalu bersih dan segar. Obyek wisata ini juga biasanya sering digunakan untuk camping murid-murid SD, SMP maupun SMA. Terdapat juga kebun bunga yang dikembangkan oleh PTP dengan luas lahan ± 400 m2 terletak di lingkungan rumah dinas Administratur PTP XVIII Kebun Kopi Jollong. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
3) Gua Pancur Terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen, dari Kota Pati ± 20 Km dengan kondisi berasapal sampai obyek. Biasanya obyek wisata ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor. Gua Pancur memiliki panjang ± 736 m yang di dalam gua penuh dengan stalaktit dan stalaknit. Debit air dalam gua ini ± 40 l/ detik. Cerita singkat tentang obyek wisata Gua Pancur ini ada banyak versi sejarah tentang kebaradaan Gua Pancur namun menurut versi kepercayaan masyarakat sekitar obyek, dahulu merupakan air mancur dari pegunungan sesuai dengan nama Pancur, oleh Ki Ageng Jimbaran sebagai sesepuh atau cikal bakal desa Jimbaran air tersebut dikeruk agar airnya bisa mengalir untuk memandikan putranya. Terkadang putranya tersebut dimandikan dengan air hangat, sehingga sampai sekarang ada sumber di Gua Pancur yang mengalirkan air hangat. Sangat disayangkan sekarang obyek wisata Gua Pancur ini kurang pengelolaan. Sebelumnya obyek wisata ini dikelola oleh pihak swasta, akan tetapi hasil yang di dapat tidak sesuai dengan biaya yang di keluarkan untuk pengelolaan oleh sebab itu sekarang tidak dikelola oleh pihak swasta lagi. Hal ini juga disebabkan masyarakat sekitar yang kurang positif dalam menanggapi obyek wisata ini, adanya penjarahan oleh orang-orang yang tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
bertangung jawab ini juga mengakibatkan kurang berkembangnya minat wisata. Pengunjung yang datang ke obyek wisata ini juga jarang dan cenderung menurun, biasanya hanya orang-orang daerah sekitar yang datang ke obyek wisata ini. Pemerintah daerah juga belum mengelola kembali dan sekarang obyek wisata ini terkesan terbengkalai.
4) Gua Wareh Obyek wisata Gua Wareh terletak di Desa Kedumulyo Kecamatan Sukolilo, sejauh ± 24 Km dari Kota Pati. Luas areal obyek wisata Gua Wareh 4,5 Ha. Mempunyai lorong Gua ke kiri ± 100 m panjangnya, terdapat sungai bawah tanah ke arah kanan dan mulut Gua panjangnya ± 50 m tembus keluar gua. Pada hari lebaran setelah sholat Idhul Fitri banyak wisatawan berkunjung ke Obyek ini selain berekreasi ada yang percaya bila mandi atau cuci muka dengan air Gua wareh akan awet muda dan cepat dapat jodoh. Pengunjung yang datang ke obyek wisata ini juga kebanyakan penduduk sekitar, dikarenakan tempatnya yang sangat jauh, kondisi jalan yang kurang memadai serta jarang orang yang mengetahui obyek ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
5) Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo terletak di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhsekti, sejauh 36 Km dari Kota Pati. Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo ini memiliki pemandangan pantai
yang
indah.
Pengunjung
dapat
berpersiar
dengan
menggunakan perahu nelayan tradisional dan memancing ikan. Di Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo setiap tahun tepatnya bulan besar diadakan upacara sedekah laut yang dilaksankan oleh para petani nelayan sebagai wujud rasa syukur atas hasil tangkapan ikan yang telah diperoleh para nelayan, dan berdoa agar Tuhan YME selalu memberi keselamatan dan mendapat hasil tangkapan ikan yang lebih besar. Biasanya upacara ini didahului dengan aneka kesenian tradisional tani nelayan dan sebagai acara puncak ditandai dengan melarung sesaji ke tengah laut Banyutowo yang diiringi perahu-perahu nelayan.
6) Air Terjun Grinjingan Sewu Obyek wisata Air Terjun Grinjingan Sewu ini terletak di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal sejauh ± 27 Km dari Kota Pati. Terjunan air Grinjingan Sewu ini ± 25 meter ditengah kehijauan alam yang asri dan sejuk. Lokasi air terjun ini ± 600 meter dari permukaan laut. Obyek wisata memiliki pemandangan yang cukup bagus karena terletak di pedesaan, akan tetapi banyak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
yang tidak tahu mengenai obyek wisata ini karena lokasi yang jauh dari pusat kota. Pengunjung yang datang ke obyek wisata ini kebanyakan hanya penduduk lokal dan jarang sekali dari daerah lain.
b. Wisata Peninggalan Sejarah 1) OW Religi Makam Syech Jangkung Obyek wisata Religi Makam Syech Jangkung ini terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen sejauh ± 17 Km dari Kota Pati ke arah selatan melalui jalan raya menuju Kabupaten Purwodadi turun di Kayen, ke lokasi lewat jalan kampung yang sudah berasapal sampai desa Makam. Biasanya pengunjung yang datang ke obyek wisata ini menggunakan kendaraan pribadi. Sejarah singkat obyek wisata ini menurut cerita, Saridin (Syech Jangkung) dilahirkan di Desa Landoh Kiringan Tayu. Setelah dewasa beliau berkelana ke daerah-daerah Pulau Jawa bahkan sampai di Sumatera untuk menyebarkan Agama Islam. Waktu masih hidup beliau berwasiat apabila wafat agar di makamkan di Desa Landoh, Kayen. Di kompleks Makam Saridin ada beberapa Makam: ·
Makam bakul legen yaitu Prayoguna dan Bakirah.
·
Makam istri-istrinya yaitu RA Retno Jinoli dan RA Pandan Arum. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Makam ini ramai dikunjungi wisatawan, lebih-lebih setiap hari Jum’at Pahing, pengunjung yang datang ke Makam ini tidak hanya masyarakat Kabupaten Pati melainkan dari luar kota bahkan sampai luar Jawa. Obyek wisata religi ini merupakan salah obyek yang pengunjungnya paling banyak. Mereka yang datang ke OW Makam Syech Jangkung/ melakukan ziarah bila hendak melakukan sesuatu yang penting agar mendapat berkah dan keselamatan. Setiap tanggal 14-15 bulan Rajab biasanya di adakan upacara Khol, ada beberapa acara pada saat upacara Khol yaitu: ·
Upacara ganti Selambu (Kelambu).
·
Pengajian.
·
Pasar malam.
2) OW Religi Makam Syaikh KH. Akhmad Mutamakkin Obyek wisata Religi Makam Syaikh KH. Akhmad Mutamakkin ini terletak di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, yang dikenal sebagai kampung pesantren. Desa yang posisinya jauh dari keramaian kota yang jarak sekitar ± 18 Km dari Kota Pati ke utara. Kondisi jalan sudah beraspal, biasanya yang ke Makam ini menggunkan kendaraan pribadi. Hampir sama dengan Obyek wisata Religi Makam Syech Jangkung. Mereka yang datang ke Makam Syaikh KH. Akhmad Mutamakkin mempercayai apabila berdoa di Makam Syaikh KH. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Akhmad Mutamakkin/ melakukan ziarah bila hendak melakukan sesuatu yang penting agar mendapat berkah dan keselamatan. Setiap tanggal 10 Muharam Hari Ulang Tahun atau Hari Haul beliau diperingati dengan penuh khidmat.
3) OW Religi Makam Sunan Prawoto Obyek wisata Religi Makam Sunan Prawoto (Mbah Tabek Merto) terletak di Dukuh Domasan, Desa Prawoto Kecamatan Sukolilo. Makam ini diperkirakan telah ada sejak abad ke XVI pada masa awal penyebaran agama Islam di Indonesia. Ditinjau dari bentuk Makam, bentuk nisan dan letak pemakaman, maka Makam kuno ini dapat disejajarkan dengan usia Makam yang ada di Demak pada masa Kerajaan islam di Demak. Berdasarkan namanya, Tabek berasal dari bahasa Arab dari kata tabi’a yang berarti yang mengikuti atau pengikut. Maksud pengikut di sini adalah pengikut para penyebar agama islam pada masa itu, yaitu para wali atau wali songo. Kompleks pemakaman kuno saat ini banyak dikunjungi orang karena diyakini mempunyai hubungan dengan para wali.
4) Pintu Gerbang Majapahit Obyek wisata Pintu Gerbang Majapahit terletak di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo sejauh 4 Km dari Kota Pati. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebonyabrang sebagai persyaratan untuk diakui sebagai putra Sunan Muria, namun Kebonyabrang tidak kuat melanjutkan perjalanan. Akhirnya Sunan Muria memerintahkan agar perjalanan tidak usah dilanjutkan dan Kebonyabrang menunggu pintu tersebut sampai meninggal dunia.
5) Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati Obyek wisata Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati ini terletak di Desa Sarirejo, Kecamatan Pati. Kata “Petilasan” dalam bahasa Jawa berasal dari kata “Tilas” berarti bekas. Oleh karena itu obyek wisata ini dianggap sebagai bekas Kadipaten Kabupaten Pati. Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama “Kadipaten Pesantenan dengan gelar” Adipati Jayakusuma di Pesantenan. Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu “Raden Tambra”. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar “Adipati Tambranegara”. Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh
dengan
kerukunan,
kedamaian,
ketenangan
dan
kesejahteraannya semakin meningkat. Di kompleks bangunan obyek wisata “Petilasan” tersebut terdapat (pintu gerbang) bagian depan, bagian tengah (pendopo) yang biasanya digunakan untuk pertemuan–pertemuan.
6) Sendang Tirta Marta Sani Terletak di Desa Tamansari, Kecamatan Tlogowungu. Jarak dari Kota Pati ± 4 Km, dengan kondisi beraspal. Sendang Sani adalah Sumber air berasal dari sendang, yang konon menurut cerita sumber air tersebut merupakan tempat untuk mengambil air wudlu Sunan Kalijogo. Akan tetapi suatu ketika saat Sunan Kalijogo akan mengambil air wudlu, air tersebut telah dipakai terlebih dahulu atau disisani (bahasa Jawa) dari salah seorang pengawalnya. Kemudian pengawal tersebut disabda menjadi seekor bulus oleh Sunan Kalijogo. Sendang Tirta Marta Sani yang lebih sering disebut Sendang sani ini merupakan obyek wisata budaya yang sekarang sudah dikembangkan oleh pemerintah daerah menjadi obyek wisata keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Di Kabupaten Pati juga ada upacara-upacara tradisional biasanya diadakan setiap 1 tahun sekali, dan biasanya ada yang diadakan di beberapa obyek wisata. Upacara-upacara tradisional yang terdapat di Kabupaten Pati lokasi dan waktu pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4.
No. 1
Upacara-upacara Tradisional/ Atraksi-atraksi yang ada di Kabupaten Pati dan Obyek Wisata.
Nama Upacara Tradisional/ Atraksi Hari jadi Kabupaten Pati: Ÿ Prosesi boyongan/ kepindahan Kadipaten Pesantenan).
Lokasi di adakan Upacara Tradisional/ Atraksi
Waktu diadakan Upacara Tradisional/ Atraksi
Ÿ Dari Petilasan Kadipaten Pasentenan Pati, Desa Kemiri ke Desa Kaborongan Kabupaten Pati.
Ÿ 6 Agustus pukul 08:00 WIB (dilaksanakan 3 tahun sekali).
Ÿ Di Petilasan Kadipaten Pasentenan Pati, Desa Sarirejo (Kemiri).
Ÿ 6 Agustus 21:00 WIB.
Ÿ Hiburan wayang kulit.
Ÿ Di Alon–alon Pati.
2
Meron
Ÿ Diadakan di Kecamatan Sukolilo 27 Km dari Kota Pati ke arah selatan.
Ÿ 6 Agustus pukul 20:00 WIB. Ÿ Diadakan tiap tanggal 12 Maulud.
3
Prosesi Sendang Sani
Ÿ Diadakan di obyek wisata Sendang Tirta Marta Sani.
Ÿ Diadakan tiap tanggal 12 Maulud.
4
Sedekah Laut
Ÿ Diadakan di obyek wisata Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo.
5
Khoul Syech Jangkung
6
Khoul Syaikh K.H. Ahmad Muttamakin
Ÿ Diadakan di obyek wisata religi Makam Syech Jangkung. Ÿ Diadakan di obyek wisata religi Makam Syaikh K.H. Ahmad Muttamakin
Ÿ Diadakan tiap tanggal/ hari antara Hari Raya Idul Fitri dengan Ketupat. Ÿ Diadakan tiap tanggal 15 Rojab.
Ÿ
Tasukuran dan hiburan berupa pentas Ketoprak.
commit to user
pukul
Ÿ Diadakan pada tanggal 10 Muharram (1 tahun sekali).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Keterangan Upacara-upacara Tradisional di Kabupaten Pati: 1. Hari Jadi Kabupaten Pati Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pati, dimeriahkan dengan prosesi boyongan atau kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan yang sekarang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Pati dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus.
2. Meron Meron adalah upacara tradisional untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di Kecamatan Sukolilo 27 Km dari Kota Pati ke arah selatan, upacara ini ditandai dengan arak-arakan (prosesi) nasi tumpeng tradisional setempat. Setelah upacara selamatan selesai, nasi meron kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung.
3. Prosesi Sendang Sani Prosesi Sendang Sani ini juga merupakan upacara tradisional yang hampir sama dengan Meron tujuannya juga untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di obyek wisata Sendang Tirta Marta Sani, upacara ditandai dengan arak-arakan membawa sesaji dari Balai Desa Tamansari menuju Sendang Sani, dilanjutkan dengan upacara Ritual dan ziarah ke commit to user Makam Adipati Pragolo.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
4. Sedekah Laut Salah satu acara yang dilakukan oleh masyarakat Pati khususnya para petani nelayan di daerah pantai Juana dan Desa Banyutowo untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan YME atas limpahan nikmat dan karunianya atas hasil tangkapan ikan yang telah diperoleh. Ritual upacara Sedekah Laut itu diawali dengan upacara kecil yang disebut seleh sesaji, yaitu meletakkan sesaji ke dalam tempat khusus yang disebut Jhodang sesajeng kemudian dilarung. Jhodang sajen berbentuk Perahu Naga Mina. Diadakan tiap tanggal/hari antara Hari Raya Idul Fitri dengan Ketupat.
5. Khoul Syech Jangkung Memperingati Khoul “Syech Jangkung” Landoh Kayen di obyek wisata religius Syech Jangkung. Upacara ditandai dengan buka Slambu dan Lelang Slambu Makam Syech Jangkung. Kegiatan tersebut dimulai 7 hari, sebelumnya diadakan tahlil umum dari berbagai daerah.
6. Khoul Syaikh K.H. Ahmad Muttamakin Upacara ini prosesinya hampir sama dengan upacara khoul Syech Jangkung, yaitu ditandai dengan buka Slambu dan Lelang Slambu Makam Syaikh K.H. Ahmad Muttamakin kepada para pengunjung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Upacara-upacara tradisional yang ada di Kabupaten Pati dan terutama yang diadakan pada obyek wisata akan menambah daya tarik obyek wisata. Meskipun tidak semua obyek wisata di Kabupaten Pati diadakan atraksi-atraksi. Beberapa obyek wisata yang biasanya diadakan atraksi/ upacara tradisional dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5.
No.
Atraksi–atraksi/ Upacara Tradisional diadakan pada ObyekWisata
Obyek Wisata
1 Sendang Tirta Marta Sani 2 Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati 3 Pintu gerbang Majapahit 4 Gunung Rowo Indah 5 OW Religi Makam Syech Jangkung 6 OW Religi Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin 7 Kebun Kopi Jollong 8 Gua Pancur 9 Gua Wareh 10 Air Terjun Grinjingan Sewu 11 OW Religi Makam Sunan Prawoto 12 Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Sumber : Hasil Pengolahan Data.
yang
Atraksi Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada
c. Kerajinan dan Kesenian Rakyat Di Kabupaten Pati juga terdapat kerajinan rumah tangga seperti kerajinan kuningan, batik tulis khas Pati yang terdapat di daerah Juwana dan kerajinan tempurung yang terdapat di daerah Dukuh Sekti. Selain itu di Kabupaten Pati ternyata juga masih terdapat beberapa kesenian rakyat, kesenian tersebut antara lain Tari Topeng, Tari Tayub, commit to user Tari Cokekan dan Mandeling. Akan tetapi, kesenian ini hanya dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
ditemukan pada waktu-waktu/ acara tertentu atau saat ada permintaan dari orang yang ingin melihat pertunjukkan kesenian tersebut, akan tetapi masyarakat masih melestarikan berbagai kesenian tersebut.
2. Accessibility (Aksesbilitas) a. Jarak yang ditempuh dari pusat kota Jarak yang ditempuh dari pusat kota menuju obyek wisata di Kabupaten Pati relatif bebeda-beda tiap tempat. Ada beberapa obyek wisata yang jarak tempuhnya cukup jauh dari pusat kota sehingga memakan waktu yang cukup lama pula, akan tetapi ada juga yang jarak tempuhnya dekat dengan pusat kota sehingga tidak memakan waktu yang lama. Jarak tempuh dari pusat menuju obyek wisata dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6.
No.
Jarak Tempuh dari Pusat Kota Menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati
Obyek Wisata
Sendang Tirta Marta Sani Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati Pintu gerbang Majapahit Gunung Rowo Indah OW Religi Makam Syech Jangkung OW Religi Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin Kebun Kopi Jollong Gua Pancur Gua Wareh Air Terjun Grinjingan Sewu OW Religi Makam Sunan Prawoto Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Sumber : Hasil pengolahan Data.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
commit to user
Jarak Tempuh dari Pusat Kota ke Obyek D ± 4 Km D ± 4 Km D ± 4 Km J ± 16 Km J ± 17 Km J ± 18 Km J ± 20 Km J ± 20 Km J ± 24 Km J ± 27 Km J ± 30 Km J ± 36 Km
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Keterangan : Ÿ
D
: Dekat
(1 - 5 Km)
Ÿ
J
: Jauh
( ± 16 Km)
b. Sarana jalan menuju obyek wisata Kondisi jalan di Kabupaten Pati yang sudah diaspal 933,465 Km, jalan kerikil 7,700 Km. Jalan yang menuju obyek wisata di Kabupaten Pati relatif bebeda-beda tiap tempat. Kondisi jalan besar atau jalan raya yang dari pusat kota untuk menuju daerah wisata yang dari pusat kota kebanyakan memang sudah banyak yang diaspal dan cukup bagus, akan tetapi untuk jalan yang sekitar dan menuju obyek wisata tersebut masih ada beberapa yang kondisi jalannya kurang baik. Pada beberapa obyek wisata kondisi jalan yang ada disekitar kawasan obyek wisata ada yang sudah cukup baik, jalan lebar dan beraspal, sehingga dapat dilalui kendaraan ringan. Ada juga beberapa obyek wisata yang kondisi jalannya masih jelek, jalan setapak, berbatu dan berada jauh dari jalan raya. Sarana jalan ini juga merupakan aksesbilitas yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengunjung selama menuju obyek wisata. Kondisi jalan menuju obyek wisata dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Tabel 4.7.
Kondisi Jalan menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati.
No.
Obyek Wisata
Sendang Tirta Marta Sani Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati Pintu gerbang Majapahit Gunung Rowo Indah OW Religi Makam Syech Jangkung OW Religi Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin Kebun Kopi Jollong Gua Pancur Gua Wareh Air Terjun Grinjingan Sewu OW Religi Makam Sunan Prawoto Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Sumber : Hasil Pengolahan Data.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jalan ke Obyek CB CB CB CB CB CB TB CB TB TB CB CB
Keterangan : Ÿ
CB : Cukup Baik (Jalan cukup lebar, beraspal, agak bergelombang dan ada sedikit beberapa ruas jalan yang rusak dari jalan raya sampai pada obyek wisata).
Ÿ
TB : Tidak Baik (Jalan cukup lebar, berasapal, agak bergelombang, dan hampir sebagian jalan menuju obyek rusak cukup parah, sempit, dan sebagian masih berbatu).
c. Penunjuk arah menuju (sign road) obyek wisata Penunjuk arah menuju obyek wisata di Kabupaten Pati sudah cukup memadai. Meskipun tidak semua obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati terdapat penunjuk arahnya, ada juga beberapa obyek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
wisata yang belum penunjuk arahnya. Apabila tidak terdapat penunjuk arah maka untuk menuju obyek wisata biasanya hanya dengan penunjuk arah nama daerah obyek wisata tersebut. Penunjuk arah ini sangat penting karena memberikan kemudahan bagi pengunjung yang akan datang obyek wisata tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai penunjuk arah ke obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8.
No.
Penunjuk Arah (sign road) menuju Obyek Wisata di Kabupaten Pati
Obyek Wisata
Sendang Tirta Marta Sani Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati Pintu gerbang Majapahit Gunung Rowo Indah OW Religi Makam Syech Jangkung OW Religi Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin Kebun Kopi Jollong Gua Pancur Gua Wareh Air Terjun Grinjingan Sewu OW Religi Makam Sunan Prawoto Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Sumber : Hasil Pengolahan Data.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penunjuk Arah (sign road) Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada
d. Jenis Transportasi yang digunakan Secara umum sarana transportasi di Kabupaten pati sudah cukup baik. Dari pusat kota ada beberapa sarana transportasi yang melayani ke daerah obyek wisata. Obyek wisata di Kabupaten Pati memiliki lokasi yang relatife jauh dari rute transportasi umum misalnya bus dalam kota. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Ada beberapa jenis sarana transportasi yang biasanya dapat digunakan menuju obyek wisata meskipun sarana transportasi tersebut tidak mempunyai rute sampai pada obyek wisata akan tetapi sarana transportasi tersebut bisa diminta untuk mengantar sampai pada obyek wisata. Jenis sarana transportasi yang dapat digunakan sampai pada obyek wisata dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9.
Jenis Sarana Transportasi yang digunakan dari Pusat Kota sampai pada Obyek Wisata di Kabupaten Pati. Jenis Sarana Transportasi
No.
Obyek Wisata
1 Sendang Tirta Marta Sani 2 Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati 3 Pintu gerbang Majapahit 4 Gunung Rowo Indah 5 OW Religi Makam Syech Jangkung 6 OW Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin 7 Kebun Kopi Jollong 8 Gua Pancur 9 Gua Wareh 10 Air Terjun Grinjingan Sewu 11 OW Religi Makam Sunan Prawoto 12 Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Sumber : Hasil Pengolahan Data.
3.
Angkutan Kota Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Angkutan Desa Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Ojek
Delman
Becak
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada
Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada
Amenity (Amenitas) Berdasarkan pengumpulan data yang diperoleh, di Kabupaten Pati memiliki sarana penunjang yang cukup baik antara lain : a. Akomodasi/ Penginapan Memang belum ada sarana akomodasi/ penginapan khusus yang terdapat di setiap obyek wisata Kabupaten Pati. Untuk sarana akomodasi/ penginapan tersebut kebanyakan berada di pusat kota dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
sekitarnya. Meskipun ada beberapa obyek wisata yang dekat dengan penginapan, akan tetapi kebanyakan obyek wisata tidak dekat dengan penginapan. Berdasarkan data yang didapat jumlah hotel yang ada di Kabupaten Pati pada tahun 2007 tercatat sebanyak 26 hotel dengan total kapasitas kamarnya adalah 692 kamar. Sebaran jumlah hotel selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10.
No.
Banyaknya Hotel di Kab. Pati Dirinci Menurut Klasifikasi Hotel, Kamar, Tempat Tidur dan AlamatHotel Tahun 2007.
Nama Hotel
1 Merdeka 2 Kurnia 3 Mahkota 4 Pati Hotel 5 Graha Wissata 6 Rama 7 Graha Dewata 8 Tayu Asri 9 Mini Baru 10 Mini 11 Luwang Indah 12 Bahagia 13 Ana 14 Tayu Indah 15 Djoyo 16 Gunawijaya 17 Jaya Agung 18 Mulia 19 Hang Tuah 20 Srikandi 21 Sartika 22 Kartiko 23 Hotel Kencana 24 Gitrary Perdana 25 Dua Putri 26 Wisma Kemuning Sumber: BPS Kabupaten Pati
Klasifikasi
Kamar
Tempat Tidur
Bintang Satu Bintang Satu Melati Tiga Melati Tiga Melati Tiga Melati Tiga Melati Dua Melati Dua Melati Dua Melati Satu Melati Dua Melati Satu Melati Satu Melati Satu Melati Satu Melati Satu Melati Dua Melati Satu Melati Satu Melati Satu Melati Dua Melati Satu Melati Satu Melati Tiga Lainnya Lainnya
44 37 40 60 37 40 16 32 52 37 27 19 17 15 8 20 30 13 10 16 47 18 20 19 9 9
88 69 72 120 74 77 32 44 124 84 58 28 34 22 16 20 60 23 10 32 94 18 20 36 18 21
commit to user
Alamat Jl. Diponegoro 69 Jl. Tondonegoro 12 Jl. Penjawi 22 Jl. P. Sudirman 60 Jl. Pati-Kudus Km 3.5 Jl. Supriyadi 100 Jl. Juwana-Pati Jl. Yuwono 96 Tayu Jl. Penjawi 68 Jl. Dr. Sutanto 16 Jl. Tayu – Dukuhsekti Jl. R.A. Kartini 8 Jl. P. Sudirman 36 Pati Jl. P. Sudirman 87 Tayu Ds. Doropayung Jl. P.Diponegoro 40 Pati Jl. Sunan Muria 366 Jl. Kol. Sunandar 17 Pati Jl. Hang Tuah 130 Juwana Jl. Kyai Pupus 35 Pati Jl. Kol. Sunandar 117 Pati Jl. Juana – Rembang Km 10 Jl. P. Sudirman No.112 Jl. Syeh Jangkung 139 Pati Jl. Pati – Juana Km.6 Jl. Tondo Negoro 11 Pati
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
b. Rumah makan, Warung makan, dan Toko kelontong Penyediaan fasilitas umum lainnya seperti warung makan, toko kelontong, MCK dan lainnya di kawasan obyek sebagian sudah tersedia dan yang biasanya berjualan adalah penduduk sekitar obyek wisata. Akan tetapi tidak semua obyek wisata terdapat sarana tersebut, hanya beberapa obyek yang masih sering dikunjungi saja yang tersedia fasilitas tersebut. Dalam penyedian fasilitas yang baik pada suatu juga akan mempengaruhi minat pengunjung yang datang, semakin baik penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut maka jumlah pengunjung juga akan meningkat. Penyediaan fasilitas umum di obyek wisata Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11.
Penyediaan Fasilitas Umum (Warung, Toko Kelontong, dll) di Obyek Wisata Kabupaten Pati. Jenis Umum
No.
Obyek Wisata
1 Sendang Tirta Marta Sani 2 Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati 3 Pintu gerbang Majapahit 4 Gunung Rowo Indah 5 OW Religi Makam Syech Jangkung 6 OW Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin 7 Kebun Kopi Jollong 8 Gua Pancur 9 Gua Wareh 10 Air Terjun Grinjingan Sewu 11 OW Religi Makam Sunan Prawoto 12 Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Toko Kelontong
Warung Makan
Rumah Makan
MCK
Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada
Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada
Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada
Ada Ada Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
c. Telekomunikasi Di Kabupaten Pati untuk jaringan telekomunikasi belum menjangkau hingga daerah-daerah pedesaan. Sehingga tidak semua daerah di Kabupaten Pati terdapat wartel. Apalagi sekarang sudah banyak masyarakat yang memiliki telepon seluler, sehingga sudah jarang masyarakat yang menggunakan sarana komunikasi (wartel). Biasanya wartel ditemukan di daerah perkotaan yang dekat dengan pusat kota. Di daerah kawasan obyek wisata dan daerah sekitar obyek memang tidak tersedia sarana telekomunikasi seperti wartel, akan tetapi untuk jaringan telepon seluler untuk beberapa perusahaan tertentu atau biasa disebut dengan Antena Based Transceiver Station Seluler (BTS) sudah bisa menjangkau seluruh kawasan obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati. Tabel 4.12.
No.
Penyediaan Sarana Jaringan Telekomunikasi di Obyek Wisata Kabupaten Pati. Obyek Wisata
1 Sendang Tirta Marta Sani 2 Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati 3 Pintu gerbang Majapahit 4 Gunung Rowo Indah 5 OW Religi Makam Syech Jangkung 6 OW Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin 7 Kebun Kopi Jollong 8 Gua Pancur 9 Gua Wareh 10 Air Terjun Grinjingan Sewu 11 OW Religi Makam Sunan Prawoto 12 Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Sumber : Hasil Pengolahancommit Data. to user
Jaringan Komunikasi BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS BTS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Keterangan : Ÿ
BTS
: Antena Based Transceiver Station Seluler (Jaringan Telefon Seluler).
d. Jaringan listrik Ketersediaan listrik di Kabupaten Pati dan kawasan obyek wisata tidak menjadi masalah lagi karena PLN telah memiliki jaringan di seluruh Kecamatan. Meskipun sudah seluruh Kecamatan di Kabupaten Pati dan seluruh obyek wisata sudah terdapat jaringan listrik. Akan tetapi untuk sarana penerangan pada obyek wisata dan penerangan jalan menuju obyek wisata masih ada beberapa obyek wisata yang belum terdapat sarana penerangan tersebut. Meskipun pengunjung datang pada siang hari, akan tetapi penerangan merupakan salah satu sarana yang penting dalam suatu obyek wisata. Tabel 4.13.
Penyediaan Sarana Jaringan Listrik di Obyek Wisata Kabupaten Pati. Jaringan Listrik
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Obyek Wisata Sendang Tirta Marta Sani Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati Pintu gerbang Majapahit Gunung Rowo Indah OW Religi Makam Syech Jangkung OW Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin Kebun Kopi Jollong Gua Pancur Gua Wareh Air Terjun Grinjingan Sewu OW Religi Makam Sunan Prawoto Pantai Pelabuhancommit Ikan Banyutowo to user
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Penerangan di Obyek Wisata
Penerangan Jalan Umum (PJU)
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada
Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
e. Sumber air Sumber air di Kabupaten Pati terdapat PDAM yang memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Pati. Kebutuhan air bersih tidak semua daerah di Kabupaten Pati menggunakan PDAM. Sebagian besar masyrakat di Kabupaten Pati terutama di daerah-daerah mendapatkan kebutuhan air bersih dari sumber mata air pegunungan maupun sumber mata air tanah. Begitu juga dengan kawasan obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Pati untuk sumber airnya juga dari mata air pegunungan maupun sumber mata air tanah.
f. Sarana kesehatan Tidak ada poliklinik khusus yang didirikan di kawasan obyek wisata, tetapi di setiap Kecamatan juga telah tersedia sarana kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung bila saat berkunjung terjadi sesuatu dengan kesehatannya. seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Puskesmas keliling dan Poliklinik Desa. Meskipun masih sangat jarang ditemukan Apotik/ Toko Obat di setiap Kecamatan akan tetapi berbagai sarana kesehatan tersebut telah menyediakan berbagai obat yang sering dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
g. Pusat Informasi Wisatawan atau Tourist Information Center (TIC) Pusat Informasi Wisatawan atau Tourist Information Center commit to userbelum tersedia. Sebenarnya untuk (TIC) di Kabupaten Pati ini masih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
promosi mengenai obyek wisata di Kabupaten Pati masih sangat minim, biasanya promosi obyek wisata ini melalui brosur, website situs resmi pemerintah Pati (www.patikab.go.id), dan melalui program Duta Wisata. Oleh sebab itu amenitas ini juga masih perlu ditingkatkan lagi untuk promosi dan pemasaran pariwisata di Kabupaten Pati.
h. Souvenir dan Toko Cenderamata Di obyek wisata Kabupaten Pati memang tidak terdapat toko souvenir maupun cenderamata, tetapi di kawasan kota Pati terdapat beberapa pusat oleh-oleh seperti makanan khas Pati. Tidak ada toko cenderamata khusus di pusat kotanya, tetapi di daerah Juwana Kabupaten Pati terdapat beberapa pusat kerajinan tangan seperti kerajinan kuningan dan batik khas Pati.
i. Keamanan Masalah keamanan masih minim untuk kawasan obyek wisata di Kabupaten Pati, karena tidak semua kawasan obyek wisata dekat dengan POLSEK. Keamanan juga merupakan salah faktor pendukung yang penting dalam parawisata, karena bila keamanan pada obyek wisata terjaga dengan baik maka pengunjung pun akan merasa tenang dan nyaman saat berada di obyek wisata. Oleh sebab itu amenitas keamanan masih perlu ditingkatkan lagi. 4. Activities (Aktivitas)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Di obyek wisata Kabupaten Pati ini sendiri pada dasarnya belum terlalu banyak aktivitas yang dapat ditawarkan kepada pengunjung yang datang, dikarenakan sebagian besar kondisi obyek-obyek wisatanya belum terkelola dengan baik. Aktivitas wisata yang saat ini dapat ditawarkan oleh obyek–obyek wisata di Kabupaten Pati adalah menikmati pemandangan alam khususnya di obyek–obyek wisata alam, seperti Gunung Rowo Indah dan lain-lain. Sedangkan untuk obyek wisata lainnya seperti obyek wisata religi biasanya pengunjung melakukan ziarah ke obyek wisata religi seperti Makam Syech Jangkung dan lainnya. Akan tetapi,
aktivitas
tersebut tidak dapat dijadikan kegiatan yang ditawarkan pada wisatawan/ pengunjung. Hal ini dikarenakan aktivitas ini sangat berkaitan dengan kepercayaan di wilayah tertentu.
C. Persentase Ketersediaan Komponen Penawaran di Obyek Wisata Kabupaten Pati. Apabila dilihat dari hasil pengamatan mengenai komponen penawaran pariwisata 4A (Atraksi, Aksesbilitas, Amenitas, dan Aktivitas) pada obyek wisata di Kabupaten Pati menunjukkan ketersediaan cukup baik. Dari hasil pengamatan tersebut dibuat Persentase yang menunjukkan seberapa besar ketersediaan faktor komponen penawaran pada masing-masing obyek wisata Kabupaten Pati. Seberapa besar ketersediaan daya dukung komponen penawaran di atas pada obyek wisata Kabupaten Pati dapat dilihat melalui gambar-gambar di bawah ini : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
1. Atraksi Atraksi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam suatu obyek wisata. Apabila pada suatu obyek wisata terdapat maka akan menambah daya tarik dan keunikan tersendiri bagi obyek wisata tersebut sehingga meningkatkan minat pengunjung untuk datang ke obyek wisata tersebut. Pengunjung juga akan merasa lebih puas dan senang dengan adanya atraksi pada suatu obyek wisata. Gambar 4.1 Persentase Atraksi atau Upacara Tradisional di Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE ATRAKSI ATAU UPACARA TRADISIONAL DI OBYEK WISATA KAB. PATI
Ada 42% Tdk Ada 58%
Ada
Tdk Ada
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa obyek wisata di Kabupaten Pati yang terdapat/ ada atraksi adalah sebesar 42% atau ada 5 obyek wisata. Sedangkan untuk obyek wisata yang tidak terdapat/ mengadakan atraksi sebesar 58% atau ada 7 obyek wisata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
2.
Aksesbilitas a. Jarak tempuh obyek wisata dari pusat kota Jarak tempuh merupakan salah satu aksesbilitas yang memudahkan pengunjung menuju obyek wisata. Di Kabupaten Pati setiap obyek wisata mempunyai jarak tempuh relatif berbeda dikarenakan kondisi geografinya. Gambar 4.2 Persentase Jarak Tempuh Dari Pusat Kota ke Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE JARAK TEMPUH DARI PUSAT KOTA KE OBYEK WISATA KABUPATEN PATI
Dekat 25%
Jauh 75%
Dekat
Jauh
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Jarak tempuh obyek wisata dari pusat kota sebagian besar memiliki jarak tempuh jauh. Berdasarkan gambar di atas sebesar 75% atau 9 dari jumlah keseluruhan obyek wisata memiliki jarak tempuh jauh (dengan ketentuan jauh ±to 16 Km), dan 25% atau 3 dari jumlah commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
keseluruhan obyek wisata memiliki jarak tempuh dekat (dengan ketentuan dekat 1-5 Km) dari pusat kota.
b. Sarana/ kondisi jalan menuju obyek wisata Sarana jalan untuk menuju obyek wisata juga merupakan salah satu faktor aksesbilitas yang memberikan memudahkan pengunjung. Semakin baik kondisi/ sarana jalan menuju obyek wisata maka memudahkan pengunjung yang akan datang ke obyek wisata, akan tetapi jika kondisi jalan tidak baik maka membuat pengunjung tidak tertarik untuk datang ke obyek wisata. Gambar 4.3 Persentase Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE KONDISI JALAN MENUJU OBYEK WISATA KAB. PATI
Tdk Baik 25%
Ckp Baik 75%
Ckp Baik
Tdk Baik
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Kondisi jalan menuju obyek wisata sebagian besar sudah cukup baik (sesuai dengan kriteria yang dijelaskan pada keterangan tabel 4.7) yaitu sebesar 75% dari jumlah keseluruhan obyek wisata, dan 25% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
kondisi jalan tidak baik (sesuai dengan kriteria yang dijelaskan pada keterangan tabel 4.7).
c. Penunjuk arah menuju obyek wisata (sign road) Dengan
adanya
penunjuk
arah
ini
maka
akan
lebih
memudahkan pengunjung yang akan datang ke obyek wisata. Pada obyek wisata di Kabupaten Pati untuk sarana ini sudah cukup memadai, akan tetapi masih perlu ditambahkan lagi penunjuk arah pada obyek-obyek wisata yang belum terdapat penunjuk arahnya. Gambar 4.4 Persentase Penunjuk Arah (Sign Road) Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE PENUNJUK ARAH (SIGN ROAD) MENUJU OBYEK WISATA KAB. PATI
Ada 42% Tdk ada 58%
Ada
Tdk ada
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Berdasarkan Persentase penunjuk jalan di atas obyek wisata yang terdapat atau ada penunjuk arahnya sebesar 42% atau 5 obyek commit user7 obyek wisata tidak terdapat atau wisata, sedangkan sebesar 58%toatau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
tiadak ada penunjuk arahnya. Dalam penyediaan sarana penunjuk arah menuju obyek wisata di Kabupaten Pati ini masih minim, oleh karena itu perlu diperbaiki lagi sehingga akan memudahkan pengunjung yang akan datang ke obyek wisata.
d. Jenis sarana transportasi yang dapat digunakan ke obyek wisata Di Kabupaten Pati terdapat banyak jenis sarana transportasi, akan tetapi tidak semua sarana transportasi menyediakan sarana menuju obyek wisata di Kabupaten Pati. Gambar 4.5 Persentase Jenis Transportasi Yang digunakan Menuju Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE JENIS TRANSPORTASI YANG DIGUNAKAN MENUJU OBYEK WISATA KAB. PATI
Be cak 7%
De lman 7%
AngKot 28%
Oje k 29% AngDes 29%
AngKot
AngDes
Ojek
Becak
Delman
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Di atas adalah beberapa jenis sarana transportasi yang dapat digunakan untuk mengunjungi obyek wisata sampai pada tempatnya. committransportasi to user Sebagian besar jenis sarana yang dapat digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
mengunjungi obyek wisata di Kabupaten Pati adalah AngDes (Angkutan Desa), dan AngKot (Angkutan Kota) yaitu masing-masing sebesar 29%, ojek motor sebesar 28% sedangkan untuk jenis sarana transportasi delman dan becak hanya sebesar 7%.
3. Amenitas a. Penyediaan Fasilitas Umum (Warung, Toko Kelontong, dll). Fasilitas ini merupakan salah satu sarana penting yang memberikan kemudahan bagi para pengunjung yang datang pada suatu daerah tujuan obyek wisata apabila mereka memerlukan segala sesuatunya yang dibutuhkan oleh pengunjung. Gambar 4.6 Persentase Fasilitas Umum di Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE FASILITAS UMUM (Toko Kelontong, Wrg.makan, Rm.Makan dan MCK) DI OBYEK WISATA KAB. PATI
Toko. Kelontong 26%
MCK 37%
Rm.Makan 5%
Toko.Kelontong
Wrg.Makan 32%
Wrg.Makan
Rm.Makan
MCK
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Pada gambar di atas dapat dilihat untuk penyediaan fasilitas umum di setiap obyek wisata fasilitas yang tersedia adalah warung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
makan sebesar 32%, toko kelontong sebesar 26%, MCK sebesar 37% sedangkan untuk rumah makan hanya sebesar 5%.
b. Penyediaan Sarana Jaringan Telekomunikasi di Obyek Wisata Kabupaten Pati. Dalam penyediaan sarana jaringan telekomunikasi di obyek wisata Kabupaten Pati tidak tersedia wartel. Akan tetapi di obyek wisata Kabupaten Pati terdapat jaringan telekomunikasi seluler atau biasa di sebut Antena Based Transceiver Station Seluler (BTS) untuk beberapa perusahaan tertentu bisa menjangkau kawasan obyek wisata ini. Gambar 4.7 Persentase Jaringan Komunikasi di Kawasan Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE JARINGAN KOMUNIKASI DI KAWASAN OBYEK WISATA KAB. PATI
BTS, 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Sarana telekomunikasi seperti wartel memang sangat minim commitdito user dan kebanyakan tersedia pusat kota, akan tetapi sekarang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
penyediaan wartel pun sangat jarang karena kebanyakan masyarakat lebih cenderung memakai HandPhone (HP) karena praktis dan dapat dibawa kemana-mana.
c. Penyediaan Sarana Jaringan Listrik di Obyek Wisata Kabupaten Pati. Penyediaan sarana
jaringan listrik sudah menjangkau pada
seluruh daerah-daerah di Kabupaten Pati termasuk pada setiap obyek wisata di Kabupaten Pati. Akan tetapi untuk penyediaan sarana penerangan obyek wisata dan penerangan jalan umum tidak setiap obyek wisata terdapat fasilitas tersebut. Gambar 4.8 Persentase Jaringan Listrik Obyek Wisata Kabupaten Pati PERSENTASE JARINGAN LISTRIK (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum) KAB. PATI
Penerangan Jalan Umum 50%
Penerangan Obyek Wisata
Penerangan Obyek Wisata 50%
Penerangan Jalan Umum
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Dapat dilihat untuk penerangan obyek wisata dan penerangan jalan umum untuk setiap obyek wisata masing-masing sebesar 50%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Fasilitas penerangan obyek wisata dan penerangan jalan umum menuju obyek wisata ini termasuk sudah cukup memadai. Penerangan ini memang merupakan sarana penunjang yang penting dalam komponen penawaran pariwisata, meskipun tidak ada pengunjung yang datang ke obyek wisata pada malam hari.
D. Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata Pada Masingmasing Obyek Wisata di Kabupaten Pati Penilaian kelengakapan komponen penawaran dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing parameter. Besarnya skor ditentukan untuk membedakan faktor/ kriteria yang digunakan dalam penilaian dari satu parameter. Berikut hasil pengamatan lapangan pada masing-masing parameter serta kriteria dan asumsi yang digunakan dalam penskoran masing-masing parameter adalah sebagai berikut:
1. Atraksi Atraksi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kedatangan wisatawan pada suatu obyek wisata. Pada parameter atraksi ini diberi skor 10 apabila pada obyek wisata di Kabupaten Pati terdapat atraksi, karena atraksi merupakan salah satu komponen penawaran pariwisata yang dapat ditawarkan kepada pengunjung apabila datang ke suatu obyek wisata, sehingga obyek wisata tersebut memiliki keunikan tersendiri yang dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
dinikmati oleh pengunjung dan tidak ditemukan pada obyek wisata di tempat lain serta memberikan nilai tambah tersendiri pada obyek wisata tersebut. Atraksi -atraksi yang terdapat pada obyek wisata Kabupaten Pati ini termasuk jenis Atraksi Budaya (Cultural Attractions) yang berupa upacara-upacara tradisional dan biasanya diadakan pada waktu-waktu tertentu.
2. Aksesbilitas Aksebilitas merupakan komponen yang sangat penting dalam pariwisata. Aksesbilitas juga merupakan daya jangkau dan kemudahan yang diberikan kepada wisatawan selama melakukan perjalanan menuju suatu daerah obyek wisata. Dengan tersediaannya sarana aksesbilitas yang baik maka akan memberikan kenyamanan dan kepuasaan tersendiri bagi para wisatawan yang datang pada suatu daerah obyek wisata. Parameter aksesbilitas ini juga diberi skor 10, karena pada parameter ini terdapat lima kriteria/ faktor penilaian maka masing-masing faktor mempunyai skor 2. Faktor-faktor penilaian yang digunakan pada parameter ini, yaitu: kondisi jalan, penunjuk arah (sign road), angkutan kota, angkutan desa, dan ojek motor. Kondisi jalan dibagi menjadi dua yaitu Cukup Baik (jalan cukup lebar, beraspal, agak bergelombang dan sedikit beberapa ruas jalan yang rusak) dan Tidak Baik (hampir sebagian jalan menuju obyek wisata rusak cukup parah, sempit, dan sebagian masih berbatu).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
3. Amenitas Amenitas/ sarana dan prasarana merupakan faktor yang diperlukan dalam kegiatan wisata karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan wisatawan. Tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dapat memberikan kepuasaan dan memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya selama mengunjungi obyek wisata apabila mereka memerlukan segala sesuatunya yang dibutuhkan oleh pengunjung. Pada parameter amenitas ini diberi skor 10, karena pada parameter ini terdapat enam kriteria/ faktor penilaian makanya masing-masing faktor mempunyai skor 1,66. Faktor-faktor penilaian yang digunakan pada parameter ini, yaitu: warung makan, toko kelontong, MCK, jaringan komunikasi Antena Based Transceiver Station Seluler (BTS), penerangan pada obyek wisata dan penerangan jalan umum menuju obyek wisata.
4. Aktivitas Aktivitas merupakan salah satu daya dukung komponen penawaran yang menunjukkan kelengkapan dan ketersediaan secara baik. Pada parameter ini aktivitas memiliki skor 10. Aktivitas wisata yang saat ini dapat ditawarkan oleh obyek–obyek wisata di Kabupaten Pati sebagian besar adalah menikmati pemandangan alam khususnya di obyek–obyek wisata alam, seperti Gunung Rowo Indah, Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo, Kebun Kopi Jollong, dll. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
Pada obyek wisata lainnya seperti obyek wisata religi biasanya pengunjung melakukan ziarah ke obyek wisata religi seperti Makam Syech Jangkung dan lainnya namun demikian aktivitas tersebut tidak dapat dijadikan kegiatan yang ditawarkan pada wisatawan/ pengunjung. Hal ini dikarenakan aktivitas ini sangat berkaitan dengan kepercayaan di wilayah tertentu.
Berikut ini adalah hasil dari penilaian kelengkapan komponen penawaran pariwisata di obyek wisata Kabupaten Pati : Tabel 4. 15.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Skor Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata di Obyek Wisata Kabupaten Pati Obyek Wisata
Sendang Tirta Marta Sani OW Religi Makam Syech Jangkung Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo OW Makam Syech KH.Ahmad Mutamakin Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati Gunung Rowo Indah OW Religi Makam Sunan Prawoto Gua Pancur Pintu gerbang Majapahit Gua Wareh Kebun Kopi Jollong Air Terjun Grinjingan Sewu
Skor 39,96 39,96 37,96 37,96 34,64 29,96 26,64 23,32 22,98 18,66 18,66 18,66
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil penelitian dan perhitungan penilaian kelengkapan komponen penawaran pariwisata obyek wisata di Kabupaten Pati menunjukkan bahwa nilai skor 39,96 ini merupakan skor paling tinggi dan skor 18,66 merupakan skor yang paling rendah. Skor paling tinggi 39,96 memiliki ketersediaan komponen penawaran pariwisata yang paling lengkap commitaksesbilitas to user pada obyek wisata dari atraksi, (tersedia kondisi jalan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
cukup bagus, penunjuk jalan, dan sarana transportasi), amenitas (tersedia toko kelontong, warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi (BTS), penerangan pada obyek wisata dan jalan umum menuju obyek wisata) dan aktivitas. Skor terendah 18,66 dalam penyediaan komponen penawaran pariwisata masih banyak yang belum lengkap pada obyek wisata. Obyek wisata di Kabupaten Pati yang mempunyai skor tertinggi 39,96 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dan OW Religi Makam Syech Jangkung. Skor terendah yaitu 18,66 adalah OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu. Gambar 4.9 Persentase Skor Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata di Obyek wisata Kabupaten Pati
PERSENTASE SKOR KELENGKAPAN KOMPONEN PENAWARAN PARIWISATA DI OBYEK WISATA KAB. PATI Obyek Wisata Skor ≥ 35 33% Obyek Wisata Skor ≤ 35 67% Obyek Wisata Skor ≤ 35
Obyek Wisata Skor ≥ 35
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Pada hasil presentase penilaian kelengkapan komponen penawaran pariwisata di obyek wisata Kabupaten Pati menunjukkan bahwa hanya 33% atau 4 obyek wisata yang mempunyai skor di atas 35 yaitu adalah OW Sendang Tirta Marta Sani, OW Religi Makam Syech Jangkung, OW Religi Makam Syaikh Mutamakin, dan OW Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo, obyek-obyek wisata ini dalam penyediaan komponen penawaran pariwisata sudah lengkap. Sebesar 67% atau 8 obyek wisata lainnya mempunyai skor di bawah 35 yaitu OW Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati, OW Gunung Rowo Indah, OW Gua Pancur, OW Religi Makam Sunan Prawoto, OW Pintu Gerbang Majapahit, OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu, pada obyek-obyek wisata ini untuk penyediaan komponen penawaran pariwisata masih banyak yang kurang/ belum lengkap.
commit to user
Gambar 4.10 Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata dan Jarak Tempuh dari Pusat Kota Obyek Wisata Kabupaten Pati 45 40
39.96
39.96
35
34.64
30
29.96
25
SKOR
37.96
37.96
26.64
23.32
22.98
20
18.66
18.66
18.66
15 10 5 0 4
4
Sendang Petilasan Tirta Marta Kadipaten Sani Pesantenan Pati
4
16
17
18
20
20
24
Pintu Gunung OW Religi Makam Kebun Kopi Gua Pancur Gua Wareh Gerbang Rowo Indah Makam Syaikh KH. Jollong Majapahit Syech Ahmad Jangkung Mutamakin
27 Air Terjun Grinjingan Sewu
30
36
OW Religi Pantai Makam Pelabuhan Sunan Ikan Prowoto Banyutowo
OBYEK WISATA DAN JARAK TEMPUH
89
89
90
Gambar 4.11 Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata dan Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Kabupaten Pati Tahun 2008 45 40 35
39.96
39.96 37.96
37.96 34.64
30
29.96 26.64
SKOR
25
23.32
22.98
20
18.66
18.66
18.66
15 10 5 0 472421
365512
24659
Makam Syaikh KH Ahmad Mutamakin
OW Religi Makam Syeh Jangkung
Pintu Gerbang Majapahit
11225
9125
5251
2410
2052
925
OW Religi Gunung Petilasan Gua Wareh Gua Pancur Sendang Makam Rowo Indah Kadipaten Tirta Marta Sunan Pesantenan Sani Prawoto Pati
625 Air Terjun Grinjingan Sewu
410
305
Pantai Kebun Kopi Pelabuhan Jollong Ikan Banyutowo
JUMLAH PENGUNJUNG TAHUN 2008 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Hasil dari penilaian ini juga dapat dilihat pada gambar 4.10 dan gambar 4.11. Penilaian Kelengkapan Komponen Penawaran Pariwisata Obyek Wisata di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut :
1. Obyek wisata Sendang Tirta Marta Sani Obyek wisata ini merupakan salah satu yang memiliki skor/ nilai tertinggi sebesar 39,96, dengan jarak tempuh ± 4 Km dari pusat kota dan jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 925. Nilai kelengkapan Atraksi adalah 10, pada obyek wisata ini terdapat atraksi/ upacara tradisional yaitu Prosesi Sendang Sani yang biasanya diadakan setiap 1 tahun sekali. Aksesbilitas pada obyek ini diberi skor 10 dimana obyek wisata ini memliki kondisi jalan yang cukup baik, terdapat penunjuk arah (sign road), dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Sedangkan nilai Amenitas pada obyek ini adalah 9,96 dengan tersedianya sarana umum seperti : toko kelontong, warung makan, MCK, terdapat jaringan telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum), dan nilai Aktivitas 10 dengan kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung adalah sarana rekreasi anak-anak dan remaja (kolam renang, flying folks dan pemancingan) . Obyek wisata ini merupakan obyek wisata yang memiliki faktor komponen penawaran yang lengkap dari atraksi, aksesbilitas, amenitas dan aktivitas. Pada obyek wisata Sendang Sani ini juga menyediakan fasilitas commit to user bermain seperti flying folks, kolam renang anak-anak dan dewasa, kolam
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
pemancingan serta tempat makan dengan menu makanan dan minuman yang cukup lengkap. Meskipun pada obyek wisata ini memilki fasilitas yang lengkap, akan tetapi untuk penyewaan fasilitas-fasilitas tersebut relatif mahal seperti biaya masuk kolam renang, serta harga makanan yang terdapat pada obyek wisata ini juga relatif mahal. Oleh karena itu jumlah pengunjung yang datang pada obyek wisata Sendang Tirta Marta Sani ini masih belum banyak.
2. Obyek wisata Petilasan Pesantenan Kadipaten Pati Pada obyek wisata ini mempunyai skor/ nilai sebesar 34,64 dengan jarak tempuh ± 4 Km dari pusat kota dan jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 5251. Nilai kelengkapan Atraksi adalah 10, pada obyek wisata ini juga terdapat atraksi/ upacara tradisional yaitu Hari Jadi Kabupaten Pati yang biasanya diadakan setiap 1 tahun sekali. Aksesbilitas pada obyek ini tidak terdapat penunjuk arah (sign road) maka askesbilitas pada obyek ini mempunyai nilai 8 dimana obyek ini memiliki kondisi jalan yang cukup baik, dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Beberapa faktor yang tidak tersedia seperti toko kelontong dan warung makan maka nilai Amenitas pada obyek ini adalah 6,64 dengan tersedianya sarana umum seperti : MCK, jaringan telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum), dan nilai Aktivitas 10. Pada obyek wisata ini mempunyai nilai kelengkapan dan ketersediaan komponen penawaran yang cukup lengkap dan jarak tempuhnya juga dekat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
dari pusat kota, faktor komponen penawaran pariwisata pada obyek wisata ini yang masih belum lengkap seperti tidak tersedianya penunjuk jalan (sign road), juga tidak tersedianya toko kelontong dan warung. Aktivitas yang dilakukan pengunjung di obyek wisata tidak banyak, biasanya pengunjung yang datang hanya untuk melihat obyek wisata ini yang dulunya merupakan Kadipaten Pesantenan Pati. Meskipun tidak terlalu banyak daya tarik pada obyek wisata ini, tetapi jumlah pengunjung yang datang relatif banyak. Pengunjung yang datang ke obyek wisata ini juga tidak dikenakan biaya masuk dan yang menambah daya tarik pada obyek wisata ini terdapat atraksi yang diadakan setiap satu tahun sekali, sehingga menambah jumlah pengunjung yang datang
3. Obyek wisata Pintu Gerbang Majapahit Pada obyek wisata ini mempunyai skor/ nilai sebesar 22,98 dengan jarak tempuh ± 4 Km dari pusat kota dan jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 24.659. Nilai kelengkapan Atraksi adalah 0, pada obyek wisata ini tidak terdapat atraksi/ upacara tradisional. Aksesbilitas pada obyek ini juga tidak terdapat penunjuk arah (sign road) maka askesbilitas pada obyek ini mempunyai nilai 8 dengan kondisi jalan yang cukup baik, dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Pada obyek wisata ini ada beberapa faktor komponen penawaran yang tidak tersedia seperti toko kelontong, warung makan dan MCK maka nilai Amenitas pada obyek ini adalah 4,98 dengan tersedianya sarana jaringan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum), dan nilai Aktivitas 10, kegiatan yang dilakukan pengunjung hanya melihat obyek wisata ini yang merupakan benda peningglan sejarah berupa sebuah pintu. Pada obyek wisata ini mempunyai nilai kelengkapan komponen penawaran pariwisata yang tidak terlalu tinggi, karena tidak tersedianya faktor komponen penawaran seperti atraksi, penunjuk arah, toko kelontong, warung makan dan MCK. Jumlah pengunjung yang datang ke obyek wisata ini relatif mungkin dikarenakan obyek wisata ini merupakan peninggalan sejarah dan letaknya yang dekat dengan pusat kota, serta memiliki kondisi jalan yang cukup bagus karena itu mempunyai jumlah pengunjung yang relatif banyak.
4. Obyek wisata Gunung Rowo Indah Pada obyek wisata ini mempunyai skor/ nilai sebesar 29,96 dengan jarak tempuh ± 16 Km dari pusat kota dan jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 9.322. Nilai kelengkapan Atraksi adalah 0, karena pada obyek wisata ini tidak terdapat atraksi/ upacara tradisional. Aksesbilitas pada obyek ini mempunyai nilai 10 dengan terdapatnya penunjuk arah (sign road), kondisi jalan yang cukup baik, dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Pada obyek wisata ini mempunyai nilai Amenitas sebesar 9,96 dengan tersedianya sarana seperti toko kelontong, warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
Umum), dan nilai Aktivitas 10, kegiatan yang dilakukan pengunjung adalah menikmati pemandangan alam yang tedapat pada obyek wisata Gunung Rowo Indah ini, berkeliling waduk menggunakan perahu ataupun memanfaatkan akses jalan lingkar yang ada juga dapat duduk santai di taman rekreasi yang tempatnya terletak lebih tinggi dari danau, sehingga dapat melihat pemandangan Gunung Rowo Indah secara keseluruhan. Obyek wisata ini termasuk obyek wisata yang mempunyai komponen penawaran lengkap dari faktor aksesebilitas, amenitas dan aktivitas, akan tetapi pada obyek wisata ini tidak terdapat atraksi yang merupakan komponen penting dalam pariwisata. Terdapatnya atraksi akan menambah daya tarik obyek wisata tersebut, dapat memberikan kepuasaan tersendiri bagi pengunjung yang datang serta dapat meningkatkan minat pengunjung untuk datang ke obyek wisata ini.
5. Obyek wisata Religi Makam Syech Jangkung Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata juga mempunyai skor/ nilai tertinggi sebesar 39,96 dengan jarak tempuh ± 17 Km dari pusat kota dan jumlah pengunjung yang tinggi pada tahun 2008 sebesar 365.512. Nilai kelengkapan Atraksi adalah 10, pada obyek wisata ini terdapat atraksi/ upacara tradisional (Khoul Syech Jangkung) yang biasanya diadakan setiap 1 tahun sekali. Aksesbilitas pada obyek ini diberi skor 10 dimana obyek wisata ini memliki kondisi jalan yang cukup baik, terdapat penunjuk arah (sign road), dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Sedangkan nilai Amenitas pada obyek ini adalah 9,96 dengan tersedianya sarana umum seperti : toko kelontong, warung makan, MCK, terdapat jaringan telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum), dan nilai Aktivitas 10 dengan kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung adalah ziarah/ berdoa yang dipercaya oleh masyarakat
akan
mendapat berkah dan keselamatan. Obyek wisata ini juga memiliki nilai kelengkapan komponen penawaran pariwisata yang tinggi, dimana semua faktor komponen penawaran pada obyek wisata ini tersedia dengan baik dari adanya atraksi, faktor aksesbilitas dan amenitas yang lengkap serta adanya aktivitas pada obyek wisata ini. Pada obyek wisata religi ini juga mempunyai jumlah pengunjung yang tinggi. Obyek wisata ini adalah obyek wisata religi yang termasuk jenis wisata bermotifkan spiritual (spiritual tourism) dimana pengunjung yang datang pada obyek wisata ini adalah untuk berziarah. Meskipun obyek wisata ini tidak dapat ditawarkan pada pengunjung karena sangat berkaitan dengan kepercayaan pada wilayah tertentu. Akan tetapi hal tersebut merupakan bentuk kehidupan masyarakat tradisional/ kebiasaan-kebiasaan yang mentradisi yang tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya baru dalam waktu singkat.
6. Obyek wisata Religi Makam Syaikh Mutamakin Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai skor/ nilai tertinggi sebesar 37,96 dengan jarak tempuh ± 18 Km commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
dari pusat kota dan memiliki jumlah pengunjung yang paling tinggi pada tahun 2008 sebesar 472.421. Nilai kelengkapan Atraksi pada obyek wisata ini adalah 10, karena pada obyek wisata ini terdapat atraksi/ upacara tradisional (Khoul Syaikh Ahmad K. H Mutamakin) yang biasanya diadakan setiap 1 tahun sekali. Karena aksesbilitas pada obyek wisata ini tidak terdapat penunjuk arah (sign road), maka pada obyek ini mempunyai nilai 8, dengan kondisi jalan yang cukup baik, dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Sedangkan nilai Amenitas pada obyek ini adalah 9,96 dengan tersedianya sarana umum seperti : toko kelontong, warung makan, MCK, terdapat jaringan telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum), dan nilai Aktivitas 10 dengan kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung adalah ziarah/ berdoa yang dipercaya oleh masyarakat akan mendapat berkah dan keselamatan. Apabila dilihat dari kelengkapan komponen penawaran pariwisata, obyek wisata ini juga tersedia dengan baik hampir sama pada obyek wisata religi Syech Jangkung. Tetapi obyek wisata ini pada faktor aksesbilitasnya tidak lengkap yaitu dengan tidak adanya penunjuk arah (sign road) menuju obyek wisata. Untuk kelengkapan faktor lainnya seperti atraksi, amenitas dan aktivitas sudah lengkap. Meskipun pada obyek wisata ini tidak terdapat penunjuk arah (sign road) akan tetapi obyek wisata religi ini memiliki jumlah pengunjung yang paling tinggi. Sama halnya dengan obyek wisata Syech Jangkung meskipun ini tidak dapat ditawarkan pada pengunjung karena sangat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
berkaitan dengan kepercayaan pada wilayah tertentu. Akan tetapi berziarah merupakan bentuk kehidupan masyarakat tradisional/ kebiasaan-kebiasaan yang mentradisi.
7. Obyek wisata Kebun Kopi Jollong Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai skor/ nilai sebesar 18,66 dengan jarak tempuh ± 20 Km dari pusat kota dan memiliki jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 305. Nilai kelengkapan Atraksi pada obyek wisata ini adalah 0, karena pada obyek wisata ini tidak terdapat atraksi. Aksesbilitas pada obyek wisata ini tidak tersedia penunjuk arah (sign road), dan kondisi jalan menuju obyek wisata tidak baik maka pada obyek ini mempunyai nilai 7, dengan tersediannya sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Pada obyek wisata ini juga tidak tersedia sarana umum lainnya seperti toko kelontong, warung makan, MCK, dan tidak tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum) maka untuk nilai Amenitas pada obyek ini hanya 1,66 karena pada obyek wisata ini hanya tersedia jaringan telekomunikasi (BTS), dan nilai Aktivitas adalah 10 dengan kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung adalah menikmati panorama alam yang indah dan berhawa sejuk. Pada obyek wisata ini memiliki kelengkapan komponen dan jumlah pengunjung yang rendah. Jumlah Kelengkapan dan ketersediaan komponen penawaran obyek wisata ini dari faktor aksesbilitasnya hanya tersedia sarana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
transportasi, dan amenitasnya hanya tersedia jaringan telekomunikasi (BTS). Oleh sebab itu jumlah pengunjung yang datang pada obyek wisata ini juga rendah selain karena faktor komponen penawaran yang minim, dengan kondisi jalan yang tidak baik dan letak obyek wisata yang jauh dari pusat kota sehingga banyak masyarakat yang tidak tahu obyek wisata ini yang menyebabkan jumlah pengunjungnya sedikit.
8. Obyek wisata Gua Pancur Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai skor/ nilai sebesar 23,32 dengan jarak tempuh ± 20 Km dari pusat kota dan memiliki jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 2052. Aksesbilitas pada obyek ini mempunyai skor 10 dimana obyek wisata ini memliki kondisi jalan yang cukup baik, terdapat penunjuk arah (sign road), dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Pada obyek wisata ini tidak tersedia toko kelontong, MCK, dan tidak tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum) maka untuk nilai Amenitas pada obyek ini adalah 3,32 karena pada obyek wisata ini hanya tersedianya warung makan dan jaringan telekomunikasi (BTS), dan untuk nilai Aktivitas adalah 10 dengan kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung adalah menikmati pemandangan alam. Obyek wisata ini pada kelengkapan komponen penawarannya dari faktor aksesbilitas sudah lengkap seperti sudah tersedia kondisi jalannya juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
cukup baik, serta tersedia sarana transportasi meskipun jaraknya termasuk jauh dari pusat kota. Amenitas yang tidak tedapat pada obyek wisata ini seperti toko kelontong dan MCK. Masyarakat sekitar obyek wisata ini masih ada yang kurang bertanggung jawab dan peduli dengan adanya obyek wisata sehingga sarana yang tersedia pada obyek wisata ini sering dirusak atau dicuri. Hal tersebut sangat mempengaruhi minat pengunjung yang datang ke obyek wisata ini.
9. Obyek wisata Gua Wareh Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai skor/ nilai sebesar 18,66 dengan jarak tempuh ± 24 Km dari pusat kota dan memiliki jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 2410. Nilai kelengkapan Atraksi pada obyek wisata ini adalah 0, karena pada obyek wisata ini tidak terdapat atraksi. Aksesbilitas pada obyek wisata ini kondisi jalan menuju obyek wisata tidak baik serta tidak terdapat penunjuk arah (sign road), maka pada obyek ini mempunyai nilai 7 dengan tersediannya sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Pada obyek wisata ini tidak tersedia sarana umum lainnya seperti toko kelontong, warung makan, MCK, dan juga tidak tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum) maka untuk nilai Amenitas pada obyek ini hanya 1,66 karena pada obyek wisata ini hanya tersedia jaringan telekomunikasi (BTS), dan nilai Aktivitas adalah 10 dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung adalah menikmati pemandangan alam. Pada obyek wisata ini untuk kelengkapan komponen penawaran juga mempunyai nilai paling rendah. Dari faktor aksesbilitasnya pada obyek wisata ini hanya tersedia sarana transportasi, dan untuk faktor amenitasnya juga hanya tersedia jaringan telekomunikasi (BTS). Meskipun pada obyek wisata ini kelengkapan komponen penawarannya mempunyai nilai paling rendah, akan tetapi pengunjung pada obyek wisata ini relatif banyak sebesar 2410 pada tahun 2008. Mungkin karena dipercaya apabila mandi atau cuci muka dengan air Gua wareh akan awet muda dan cepat dapat jodoh, oleh sebab itu banyak pengunjung datang ke obyek wisata ini. Sebenarnya hal tersebut bukanlah sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pengunjung karena sama dengan halnya ziarah yang sangat berkaitan dengan kepercayaan pada wilayah tertentu. kebanyakan pengunjung yang datang ke obyek wisata ini adalah masyarakat sekitar Kabupaten Pati.
10. Obyek wisata Air Terjun Grinjingan Sewu Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai skor/ nilai yang sama dengan obyek wisata Gua Wareh yaitu sebesar 18,66 dengan jarak tempuh ± 27 Km dari pusat kota dan memiliki jumlah pengunjung pada tahun 2008 sebesar 625. Nilai kelengkapan Atraksi pada obyek wisata ini adalah 0, karena pada obyek wisata ini tidak terdapat atraksi. Aksesbilitas pada obyek wisata ini kondisi jalan menuju obyek wisata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
yang tidak baik serta tidak terdapat penunjuk arah (sign road), maka pada obyek ini mempunyai nilai 7 dengan tersedianya sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Pada obyek wisata ini tidak tersedia sarana umum lainnya seperti toko kelontong, warung makan, MCK, dan juga tidak tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum) maka untuk nilai Amenitas pada obyek ini hanya 1,66 karena pada obyek wisata ini hanya tersedia jaringan telekomunikasi (BTS), dan nilai Aktivitas adalah 10 dengan kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung adalah menikmati pemandangan alam berupa air terjun yang indah. Obyek wisata ini juga memiliki kelengakapan komponen penawaran dan jumlah pengunjung yang yang rendah. Pada obyek wisata ini untuk faktor aksesbilitasnya sarana yang tersedia hanya sarana trasnportasi dan amenitasnya hanya tersedia jaringan telekomunikasi (BTS), kondisi jalan yang tidak baik, jarak tempuh yang jauh dari pusat kota serta tidak tersedianya sarana lainnya seperti toko kelontong, warung makan, MCK dan karena tidak banyak yang tahu tentang obyek wisata ini yang membuat jumlah pengunjung yang datang pada obyek wisata ini relatif sedikit.
11. Obyek wisata Religi Sunan Prawoto Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai skor/ nilai sebesar 26,64 dengan jarak tempuh ± 30 Km dari pusat kota dan jumlah pengunjung yang tinggi pada tahun 2008 sebesar 11.225. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Nilai kelengkapan Atraksi adalah 0, karena pada obyek wisata ini tidak terdapat atraksi/ upacara tradisional. Aksesbilitas pada obyek ini diberi skor 10 dimana obyek wisata ini memliki kondisi jalan yang cukup baik, terdapat penunjuk arah (sign road), dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Pada obyek wisata untuk amenitasnya tidak terdapat toko kelontong dan warung makan, maka nilai untuk Amenitas pada obyek ini adalah 6,64 akan tetapi pada obyek wisata
ini
tersedia
sarana
umum
lainnya
seperti
MCK,
jaringan
telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum), dan untuk nilai Aktivitas adalah 10 dengan kegiatan yang dilakukan pengunjung adalah ziarah/ berdoa yang dipercaya oleh masyarakat akan mendapat berkah dan keselamatan. Pada obyek wisata ini ketersediaan komponen penawarannya sudah cukup lengkap dengan tersedianya sarana aksesbilitas yang sudah lengkap, sarana amenitas juga sudah lengkap hanya pada amenitas untuk obyek wisata ini tidak tersedia toko kelontong, dan warung makan. Sama halnya dengan obyek wisata religi lainnya meskipun ini tidak dapat ditawarkan pada pengunjung karena sangat berkaitan dengan kepercayaan pada wilayah tertentu. Akan tetapi berziarah merupakan bentuk kehidupan masyarakat tradisional/ kebiasaan-kebiasaan yang mentradisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
12. Obyek wisata Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo Pada obyek wisata ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai skor/ nilai sebesar 37,96 dengan jarak tempuh ± 36 Km dari pusat kota dan jumlah pengunjung yang tinggi pada tahun 2008 sebesar 410. Nilai kelengkapan Atraksi adalah 10, karena pada obyek wisata ini terdapat atraksi/ upacara tradisional (sedekah laut) yang diadakan setiap 1 tahun sekali. Pada obyek wisata ini tidak tersedia penunjuk arah (sign road) maka aksesbilitas pada obyek ini mempunyai nilai 8 dengan kondisi jalan yang cukup baik dan terdapat sarana transportasi (AngKot, AngDes dan Ojek) yang dapat digunakan menuju obyek wisata ini. Sedangkan nilai Amenitas pada obyek ini adalah 9,96 dengan tersedianya sarana umum seperti toko kelontong, warung makan, MCK, terdapat jaringan telekomunikasi (BTS), dan tersedianya jaringan listrik (Penerangan Obyek Wisata dan Penerangan Jalan Umum), dan nilai Aktivitas adalah 10 dengan kegiatan yang dapat dilakukan Pengunjung dapat berpersiar dengan menggunakan perahu nelayan tradisional dan memancing ikan. Pada obyek wisata ini juga memiliki komponen penawaran yang lengkap, hanya pada sarana aksesbilitasnya tidak tersedia penunjuk arah (sign road). Sedangkan untuk sarana lainnya seperti atraksi dan amenitas pada obyek wisata ini sudah lengkap. Meskipun komponen penawaran yang terdapat pada obyek wisata ini cukup lengkap, akan tetapi lokasi obyek wisata ini jauh dari pusat kota sehingga jumlah pengunjung pada tahun 2008 masih relatif sedikit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil uraian penulis pada bab-bab sebelumnya, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perhitungan penilaian kelengkapan komponen penawaran obyek wisata di Kabupaten Pati menunjukkan bahwa pada obyek wisata di Kabupaten Pati hanya 33% atau 4 obyek wisata yang mempunyai skor di atas 35, sedangkan 67% atau 8 obyek wisata yang lainnya mempunyai skor di bawah 35. Skor 39,96 merupakan nilai skor paling tinggi yang memiliki ketersediaan komponen penawaran yang paling lengkap dari atraksi, aksesbilitas (tersedia kondisi jalan yang cukup bagus, tersedia penunjuk jalan, dan sarana transportasi), amenitas (tersedia toko kelontong, warung makan, MCK, jaringan telekomunikasi (BTS), serta tersedia penerangan pada obyek wisata dan jalan umum menuju obyek wisata) dan aktivitas, sedangkan skor 18,66 merupakan nilai yang paling rendah. Obyek wisata di Kabupaten Pati yang mempunyai skor tertinggi 39,96 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dan OW Religi Makam Syech Jangkung. Skor terendah yaitu 18,66 adalah OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu. Pada obyek wisata di Kabupaten Pati yang mempunyai skor di atas 35 adalah OW Sendang Tirta Marta Sani dengan skor 39,96 (penyediaan komponen penawaran pariwisata lengkap), OW Religi Makam Syech commit to user
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Jangkung dengan skor 39,96 (penyediaan komponen penawaran pariwisata lengkap), OW Religi Makam Syaikh Mutamakin dengan skor 37,96 (tidak tersedia penunjuk arah) dan OW Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo mempunyai yang skor sama dengan skor 37,96 (tidak tersedia penunjuk arah). Obyek wisata yang lainnya yang mempunyai skor di bawah 35 adalah OW Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati dengan skor 34,64 (tidak tersedia penunjuk arah, toko kelontong dan warung makan), OW Gunung Rowo Indah dengan skor 29,96 (tidak tersedia atraksi), OW Religi Makam Sunan Prawoto dengan skor 26,64 (tidak tersedia atraksi, toko kelontong dan warung makan), OW Gua Pancur dengan skor 23,32 (tidak tersedia atraksi, toko kelontong, MCK, penerangan pada obyek wisata dan PJU), OW Pintu Gerbang Majapahit dengan skor 22,98 (tidak tersedia atraksi, penunjuk arah, toko kelontong, warung makan dan MCK), OW Gua Wareh, OW Kebun Kopi Jollong dan OW Air Terjun Grinjingan Sewu mempunyai skor sama 18,66 (tidak tersedia atraksi, penunjuk arah, toko kelontong, warung makan, MCK, penerangan pada obyek wisata dan PJU) serta kondisi jalan tidak baik. Pada obyek wisata ini kelengkapan komponen penawaran masih kurang. Dari hasil penelitian dari masing-masing komponen pariwisata pada obyek wisata di Kabupaten Pati yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Atraksi Pada obyek wisata Kabupaten Pati dalam kelengkapan dan user baik. Dapat dilihat pada gambar ketersediaan faktor atraksicommit sudah to cukup
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
4.1 bahwa presentase ketersediaan atraksi pada obyek wisata Kabupaten Pati sebesar 42% dalam artian hampir sebagian dari seluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati sudah tersedia atraksi yang dapat ditawarkan pada pengunjung yang datang. Beberapa obyek wisata yang terdapat atraksi adalah obyek wisata Sendang Tirta Marta Sani, obyek wisata Petilasan Kadipaten Pesantenan Pati, obyek wisata Religi Makam Syech Jangkung, obyek wisata Religi Makam Syaikh Mutamakin dan obyek wisata Pantai Pelabuhan Ikan Banyutowo. Obyek wisata yang terdapat atraksi merupakan obyek wisata yang mempunyai nilai kelengkapan komponen penawaran yang tinggi.
2. Aksesbilitas Kelengkapan dan ketersediaan sarana aksesbilitas pada obyek wisata Kabupaten Pati juga sudah cukup bagus. Jarak tempuh 75% obyek wisata jauh dari pusat kota, kondisi jalan 75% menuju obyek wisata sudah cukup baik, dan 42% atau 5 dari 12 obyek wisata sudah terdapat penunjuk arahnya. Tersedia sarana transportasi untuk menuju keseluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati.
3. Amenitas Sarana amenitas pada obyek wisata Kabupaten Pati juga sudah cukup bagus. Untuk sarana penginapan/ akomodasi masih belum tersedia pada semua obyek wisata di Kabupaten Pati, hanya tersedia pada pusat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
kota. 26,32% atau 5 obyek wisata di Kabupaten Pati sudah tersedia toko kelontong, 31,58% atau 6 obyek wisata tersedia warung makan, 36,84% atau 7 obyek wisata sudah tersedia MCK, 50% atau sebagian dari obyek wisata sudah tersedia sarana penerangan obyek wisata dan penerangan jalan umum. Seluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati juga sudah terdapat jaringan telekomunikasi seluler atau biasa disebut Antena Based Transceiver Station Seluler (BTS).
4. Aktivitas Pada obyek wisata di Kabupaten Pati untuk komponen penawaran aktivitas semua tersedia dengan aktivitas yang berbeda-beda pada setiap obyek wisata. Sebagian besar aktivitas yang ada di obyek wisata Kabupaten Pati ini adalah menikmati pemandangan alam dan ziarah untuk obyek wisata religi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
B. Saran 1. Berdasarkan kesimpulan yang terdapat dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam tentang deskripsi komponen penawaran pariwisata. Hal ini mengingat cukup tingginya manfaat yang tercipta dari konsep komponen penawaran pariwisata yang terdeteksi dari penelitian ini. 2. Perlu adanya langkah-langkah yang konkrit baik dari pemerintah maupun pengelola untuk mengembangkan dan mengelola obyek wisata yang ada di Kabupaten Pati secara optimal. 3. Pada obyek wisata yang mempunyai skor di bawah 35 kelengkapan komponen penawaran pariwisatanya masih kurang. Terdapat 8 obyek wisata dari 12 obyek wisata yang skornya di bawah 35, sehingga diperlukan peningkatan dan penambahan komponen-komponen penawaran pariwisata pada obyek-obyek wisata yang mempunyai kelengkapan komponen penawaran pariwisata yang masih kurang. 4. Perlu menambahkan atraksi-atraksi menarik lainnya yang diadakan secara rutin khususnya pada obyek wisata yang belum tersedia atraksi agar mempunyai ciri khas/ daya tarik tersendiri. 5. Perlu diadakan perbaikan jalan menuju obyek wisata khususnya jalan yang kondisinya masih tidak baik, memberikan penunjuk arah (sign road) pada obyek wisata yang belum tersedia sehingga dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pengunjung yang datang ke obyek wisata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
6. Serta untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pengunjung perlu menambah atau menyediakan fasilitas-fasilitas umum seperti warung makan, toko kelontong, dan MCK khususnya pada obyek wisata yang belum tersedia. Sehingga dapat meningkatkan minat pengunjung untuk datang ke obyek wisata di Kabupaten Pati. 7. Mempertahankan kerjasama dengan masyarakat agar keamanan dan kelestarian obyek wisata Kabupaten Pati tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 8. Serta perlu adanya jaringan promosi dan informasi yang lebih luas untuk meningkatkan permintaan pasar dan jumlah pengunjung di obyek wisata Kabupaten Pati.
commit to user