ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. SURABAYA Eko Purwanto Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
[email protected]
ABSTRAK Suatu keharusan bagi perusahaan mencantumkan laporan arus kas dalam laporan keuangan tahunan, membuat penggunaan informasi laporan arus kas sebagai alat analisis kinerja perusahaan semakin penting. Salah satu analisis kinerja keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas, komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menilai tingkat likuiditas keuangan perusahaan dan mengungkapkan peranan informasi arus kas dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya. Tempat penelitian adalah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan. Prosedur pengumpulan data adalah teknik studi pustaka yang merupakan metode pengumpulan data dari berbagai sumber informasi dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisis laporan
arus kas dan analisis laporan keuangan agar memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hal tersebut. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif. Dari hasil penelitian dalam skripsi ini, penulis menyimpulkan bahwa tingkat likuiditas keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya dilihat dari analisis rasio likuiditas arus kas untuk tahun 2011 meningkat bila dibandingkan pada tahun 2009 dan 2010. PENDAHULUAN Laporan arus kas bermanfaat bagi pihak internal perusahaan misalnya pemilik perusahaan, pihak manajemen, serta bermanfaat bagi pihak eksternal perusahaan baik itu kreditur, investor, maupun pemerintah dan masyarakat. Bagi pihak internal perusahaan dengan menganalisis laporan arus kas, pihak manajemen dapat mengetahui apakah keputusan yang telah diambil berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam hal memperoleh serta menggunakan kas tersebut dalam suatu periode tertentu. Sedangkan bagi pihak eksternal perusahaan dengan melihat laporan arus kas dapat membantu dalam
menilai berbagai aspek dalam posisi keuangan perusahaan. Merupakan suatu keharusan bagi perusahaan untuk mencantumkan laporan arus kas dalam penyajian laporan keuangan tahunan, membuat pengguna informasi laporan arus kas sebagai alat analisis kinerja perusahaan semakin penting. Salah satu analisis kinerja keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas, komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan mengalami kemajuan atau tidak, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan periodeperiode sebelumnya. PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk. Surabaya merupakan perusahaan yang memiliki ruang lingkup kegiatan meliputi industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain. Pengamatan kinerja keuangan melalui laporan laba rugi belum dapat mewakili efektivitas kinerja keuangan pada perusahaan. Karena pengamatan hanya terfokus pada laporan laba rugi, perusahaan tidak mengetahui bagaimana perputaran kas dalam perusahaan serta pengaruhnya terhadap segala aktivitas perusahaan. Begitu pentingnya perputaran kas pada perusahaan yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan perusahaan serta agar kas yang tersedia aktif dalam perputaran kegiatan perusahaan maka perlu
dilakukan pengamatan laporan arus kas dalam menilai efektivitas kinerja keuangan perusahaan. Dengan pemikiran tersebut dan melihat betapa pentingnya laporan arus kas dalam menilai kinerja keuangan maka penulis ingin meneliti tentang efektivitas kinerja keuangan yang dilakukan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya dengan menggunakan rasio laporan arus kas. TINJAUAN PUSTAKA 1.
Pengertian Kas Kas didefenisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Untuk lebih jelasnya berikut diuraikan beberapa defenisi kas dan setara kas. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 1.7) dijelaskan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika aset tersebut: 1. Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau 2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasikan dalam jangka 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca; atau 3. Berupa kas atau setara kas yang penggunaanya tidak dibatasi. Menurut Stice dan Skousen (2005 : 495) mendefenisikan kas adalah “Aktiva lancar yang paling likuid dan terdiri dari bagian yang bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi”.
Dari defenisi diatas dapat diketahui yang termasuk kas adalah aktiva lancar paling likuid berupa uang yang tersimpan pada perusahaan atau luar perusahaan misalnya bank, yang akan digunakan sebagai alat pembayaran oleh perusahaan. Selain istilah kas, kita juga mengenal istilah setara kas (cash equivalent) dalam Standar Akuntansi Keuangan No.2 (revisi 2009 : 07) dinyatakan :“Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehannya.” 2.
Pengertian Laporan Arus Kas Defenisi laporan arus kas menurut Kasmir (2012 : 59), “Laporan arus kas (Cash Flow Statement) merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk (pendatatan) dan arus kas keluar (biaya-biaya).” Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2009 : 111) : “Laporan arus kas merupakan suatu laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode tertentu.”
3.
Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas 1. Tujuan Laporan Arus Kas Tujuan analisis laporan arus kas menurut K. R Subramanyam dan John J. Wild (2010 : 92), “Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk satu periode. Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas dengan memisahkan arus kas menjadi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.” Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2009) tujuan laporan arus kas adalah: a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas bagi investor dan kreditur, b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan antara laba bersih (net income) dengan penerimaan serta pengeluaran kas yang terkait dengan pendapatan tersebut, c. Membantu menentukan pengaruh transaksi kas dan non kas dari aktivitas pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas. 2. Kegunaan Laporan Arus Kas Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 (revisi 2009 : 04), kegunaan laporan arus kas yaitu : “Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.” 4.
Format Laporan Arus Kas 1. Klasifikasi Laporan Arus Kas Penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode diklasifikasikan dalam tiga aktivitas yaitu : a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dikelompokkan dalam aktivitas operasi. b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aktivitas investasi merupakan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pandapatan dan arus kas dimasa depan. c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini harus diungkapkan terpisah, kerena pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penanam modal di perusahaan tersebut. Kegiatan pendanaan melibatkan upaya-upaya untuk memperoleh dana selaku peminjam atau penerbit sekuritas dan membayar kembali pinjaman atau sekuritas kepemilikan tersebut. 5.
Analisis Arus Kas Dalam Menilai Efektivitas Kinerja Keuangan Analisis Laporan arus kas merupakan analisis finansial yang sangat penting bagi seorang manajer keuangan suatu perusahaan disamping alat-alat finansial lainnya. Dengan melakukan analisis laporan arus kas, manajer keuangan dapat melaksanakan salah satu fungsinya yaitu fungsi perencanaan. Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 91) dalam Difi Handoko (2010), alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk
menilai likuiditas kinerja keuangan perusahaan antara lain: 1) Rasio Arus Kas Operasi (AKO) Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar. Jumlah Arus Kas Operasi AKO = Kewajiban Lancar 2) Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar. Arus Kas Operasi + Dividen Kas
CKHL = Hutang Lancar
3) Rasio Pengeluaran Modal (PM) Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran modal. Arus Kas Operasi PM = Pengeluaran Modal Rasio Total Hutang (TH) Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini
diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan. Arus Kas Operasi Total Hutang = Total Hutang PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dalam pembahasan hasil penelitian ini akan dibahas mengenai bagaimana efektivitas kinerja keuangan yang dilakukan oleh PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya dengan menggunakan Analisis Rasio Laporan Arus Kas, yang dilakukan terhadap laporan keuangan tahun 2009 - 2011. Aspekaspek tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis rasio laporan arus kas sebagai berikut: 1.
Rasio Arus Kas Operasi (AKO) Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar. Jumlah Arus Kas Operasi AKO = Kewajiban Lancar
4)
4.305.596.000.000 1. AKO 2009 = 6.747.030.000.000
= 0,72 = 0,64 11.088.270.000.000 7.059.975.000.000
3. AKO 2011 =
2. AKO 2010 =
8.489.897.000.000 9.778.942.000.000 = 1,31
Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya (dalam Rp) Tahun
Jumlah Arus Kas Operasi
Kewajiban Lancar
Perputaran
2009
4.305.596.000.000
6.747.030.000.000
0,64
2010 7.059.975.000.000 9.778.942.000.000 0,72 2011 11.088.270.000.000 8.489.897.000.000 1,31 Sumber: “http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/investor_information/disclosures _and_reports/pages/financial_reports.aspx,” Download Tanggal 26 Februari 2013.
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio arus kas operasi untuk tahun 2009 adalah 0,64 yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan 64 rupiah arus kas operasi. Untuk tahun 2010, nilai rasio arus kas operasi adalah 0,72 yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan 72 rupiah arus kas operasi. Sedangkan untuk tahun 2011, nilai rasio arus kas operasi adalah 1,31 yang berarti untuk setiap seratus rupiah kewajiban lancar dijamin dengan 131 rupiah arus kas operasi perusahaan. Hal ini berarti terjadi peningkatan kemampuan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya dalam menutupi kewajiban lancarnya dengan mengandalkan jumlah arus kas operasi. Rasio tersebut menunjukkan bahwa rasio arus kas operasi pada tahun 2009 dan
2010 berada dibawah 1 (satu) yang berarti terdapat kemungkinan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Akan tetapi pada tahun 2011 rasio arus kas operasi berada diatas 1 (satu) yang berarti PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya mampu membayar kewajiban lancar tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. 2.
Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar.
Arus Kas Operasi + Dividen Kas
CKHL = Hutang Lancar
4.305.596.000.000 + 0 1. CKHL 2009 = 6.747.030.000.000 = 0,64
7.059.975.000.000 + 0 2.CKHL 2010 = 9.778.942.000.000 = 0,72
11.088.270.000.000 + 0 3. CKHL 2011 = 8.489.897.000.000 = 1,31
Tabel IV.2 Hasil Perhitungan Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya (dalam Rp) Tahun Arus Kas Operasi Dividen Kas Hutang Lancar Perputaran 2009 4.305.596.000.000 0 6.747.030.000.000 0,64 2010 7.059.975.000.000 0 9.778.942.000.000 0,72 2011 11.088.270.000.000 0 8.489.897.000.000 1,31 Sumber: “http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/investor_information/disclosures _and_reports/pages/financial_reports.aspx,” Download Tanggal 26 Februari 2013.
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio cakupan kas terhadap hutang lancar untuk tahun 2009 adalah sebesar 0,64 yang berarti kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan dividen kas untuk membayar kewajiban lancar adalah sebanyak 0,64 kali. Nilai rasio cakupan kas terhadap hutang lancar untuk tahun 2010 adalah sebesar 0,72 yang berarti kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan dividen kas untuk membayar kewajiban lancar adalah sebanyak 0,72 kali. Sedangkan nilai rasio cakupan kas terhadap hutang lancar untuk tahun 2011 adalah sebesar 1,31 yang
berarti kemampuan arus kas operasi dengan ditambah penerimaan dividen kas untuk membayar kewajiban lancar adalah sebanyak 1,31 kali. Untuk tahun 2009 dan 2010, cakupan kas terhadap hutang lancar dibawah 1 (satu) yang berarti arus kas operasi dengan ditambah dividen kas belum mampu membayar kewajiban lancar. Sedangkan tahun 2011 cakupan kas terhadap hutang lancar diatas 1 (satu) yang berarti arus kas operasi ditambah dividen kas mampu membayar kewajiban lancar sebesar 1,31 kali. Nilai Rasio yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas operasi ditambah penerimaan dividen kas
dalam menutupi kewajiban lancar. Hal ini juga menunjukkan bahwa jumlah arus kas operasi telah mengalami peningkatan kemampuan jumlah arus kas operasi tanpa didukung oleh penerimaan dividen kas dalam menutupi kewajiban lancarnya. Rasio Pengeluaran Modal (PM) Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran modal. Arus Kas Operasi PM = Pengeluaran Modal
4.305.596.000.000 1. PM 2009 = 575.183.000.000 = 7,49 7.059.975.000.000 2. PM 2010 = 397.286.000.000
3.
= 17,77 11.088.270.000.000 3. PM 2011 = 443.946.000.000 = 24,98
Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Rasio Pengeluaran Modal PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya (dalam Rp) Tahun Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal Perputaran 2009 4.305.596.000.000 575.183.000.000 7,49 2010 7.059.975.000.000 397.286.000.000 17,77 2011 11.088.270.000.000 443.946.000.000 24,98 Sumber: “http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/investor_information/disclosures _and_reports/pages/financial_reports.aspx,” Download Tanggal 26 Februari 2013.
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio pengeluaran modal untuk tahun 2009 adalah sebesar 7,49 yang berarti kemampuan jumlah arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modal (aktiva tetap) adalah sebanyak 7,49 kali. Nilai rasio pengeluaran modal untuk tahun 2010 adalah sebesar 17,77 yang berarti kemampuan
jumlah arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modalnya (aktiva tetap) adalah sebanyak 17,77 kali. Sedangkan nilai rasio pengeluaran modal untuk tahun 2011 adalah sebesar 24,98 yang berarti kemampuan jumlah arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modalnya (aktiva tetap) adalah sebanyak 24,98 kali. Nilai rasio yang
rendah menunjukkan kemampuan yang rendah sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modalnya. Jika kita bandingkan nilai rasio pengeluaran modal antara tahun 2009, 2010 dan 2011 terlihat bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan jumlah arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modalnya. Peningkatan dari rasio ini sangat signifikan, nilai rasio pengeluaran modal pada tahun 2009, 2010 dan 2011 berada jauh diatas 1 hal ini menunjukkan bahwa PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya sangat mampu menjamin pengeluaran modalnya dengan arus kas operasi sehingga perlu ditingkatkan investasi aktiva tetap untuk masa yang akan datang. Rasio Total Hutang (TH) Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini
diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan. Arus Kas Operasi Total Hutang = Total Hutang 4.305.596.000.000 1. TH 2009 = 7.250.522.000.000 = 0,59 7.059.975.000.000 2. TH 2010 = 10.309.671.000.000
4.
= 0,68 11.088.270.000.000 3. TH 2011 = 9.174.554.000.000 = 1,21
Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Rasio Total Hutang PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya (dalam Rp) Tahun Arus Kas Operasi Total Hutang % 2009 4.305.596.000.000 7.250.522.000.000 59 2010 7.059.975.000.000 10.309.671.000.000 68 2011 11.088.270.000.000 9.174.554.000.000 121 Sumber: “http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/investor_information/disclosures _and_reports/pages/financial_reports.aspx,” Download Tanggal 26 Februari 2013.
Dari hasil perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio total hutang
untuk tahun 2009 adalah sebesar 0,59 atau 59% yang berarti untuk setiap
seratus total hutang dijamin dengan 59 rupiah arus kas operasi. Nilai rasio total hutang untuk tahun 2010 adalah sebesar 0,68 atau 68% yang berarti untuk setiap seratus total hutang dijamin dengan 68 rupiah arus kas operasi. Sedangkan nilai rasio total hutang untuk tahun 2011 adalah sebesar 1,21 atau 121% yang berarti untuk setiap seratus total hutang dijamin dengan 121 rupiah arus kas operasi. Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari jumlah arus kas operasi dalam menutupi total hutang. Nilai rasio yang rendah (dibawah satu) untuk tahun 2009 dan 2010 bila dibandingkan dengan nilai rasio yang tinggi (diatas satu) untuk tahun 2011 menunjukkan bahwa PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya untuk tahun 2009 dan 2010 memiliki kemampuan yang kurang baik dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal perusahaan. Sedangkan untuk tahun 2011 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya memiliki kemampuan yang baik dalam membayar semua kewajibannya. PENUTUP Analisis laporan arus kas terhadap tingkat likuiditas perusahaan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya selama kurun waktu tiga tahun, yaitu dari tahun 2009-2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan analisis laporan arus kas perusahaan dapat diketahui bahwa arus kas PT. Hanjaya mandala Sampoerna Tbk. Surabaya
2.
3.
selama kurun waktu 2009 sampai dengan tahun 2011 mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dimana kas bersih yang diterima dari aktivitas operasi perusahaan yang mampu mengimbangi pembayaran kewajiban jangka pendek dan juga keadaan arus kas operasi bisa diimbangi oleh kegiatan yang berasal dari arus kas investasi dan pendanaan. Dari perhitungan rasio arus kas operasi, telah menunjukkan bahwa nilainya berada dibawah satu untuk tahun 2009 dan 2010. Hal ini berarti terdapat kemungkinan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. Sedangkan untuk tahun 2011 nilainya diatas satu, yang berarti telah ada upaya yang dilakukan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya dalam arus kas dari aktivitas operasinya. Tingkat likuiditas yang dimililiki PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya bisa dikatakan dalam keadaaan likuid. Hal ini didukung oleh adanya peningkatan penjualan produk yang mengakibatkan bertambahnya kas pada arus kas operasi. Sehingga perusahaan mampu untuk memenuhi segala kewajiban lancarnya. DAFTAR PUSTAKA
Dewanto, Rofinol, 2008. Analisis Informasi Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Perkebunan
Nusantara (PTPN III) Medan, Penerbit http://repository.usu.ac.id/han dle/123456789/28525 Handoko, Difi, 2011. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Efektivitas Kinerja Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Penerbit http://repository.usu.ac.id/han dle/123456789/20424 Jusup, Al Haryono, 2011. DasarDasar Akuntansi, Edisi Tujuh, Jilid Dua, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta. Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Surabaya, 2013. Laporan Finansial : “http://www.sampoerna.com/ id_id/about_us/investor_infor mation/disclosures_and_repor ts/pages/financial_reports.asp x,” Download Tanggal 26 Februari 2013. Soemarso, S.R, 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima (revisi), Buku Dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Stice, Earl K., James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2005. Akuntansi Intermediate, Edisi Kelima Belas, Buku 2, Terjemahan Safrida R. Parulian dan Ahmad Maulana, Salemba Empat, Jakarta.
Subramanyam, K. R, John 2010. Analisis Keuangan, Edisi Buku Dua, Penerbit Empat, Jakarta.
J. Wild, Laporan Sepuluh, Salemba
Wibowo, Abubakar Arif, 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2, Edisi Tiga, Cetakan Kedelapan, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta. http://iaiglobal.or.id/prinsip_akuntan si/open.php?id=71&pa=2 http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/ 2011/04/ED-PSAK-1.pdf http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/ 2011/04/PSAK-2-LaporanArus-Kas1.pdf http://www.majalahpendidikan.com/ 2011/11/pengertian-analisislaporan-keuangan.html